UPAYA MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TENTANG AKHLAK MELALUI METODE BERCERITA PADA SISWA KELOMPOK A TK KUSUMA BANGSA AMBARAWA KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2013 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata ( S1) dalam Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Agama Islam
Oleh : Nama
: Santi Istikomah
NIM
: 11411037
PROGRAM STUDI PAI EKSTENSI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN ) SALATIGA 2013
UPAYA MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TENTANG AKHLAK MELALUI METODE BERCERITA PADA SISWA KELOMPOK A TK KUSUMA BANGSA AMBARAWA KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2013 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata ( S1) dalam Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Agama Islam
Oleh : Nama
: Santi Istikomah
NIM
: 11411037
PROGRAM STUDI PAI EKSTENSI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN ) SALATIGA 2013
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN ) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax. 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudari Nama
:
Santi Istikomah
NIM
:
11411037
Jurusan
:
Tarbiyah
Program Studi
:
Pendidikan Agama Islam
Judul Skripsi
:
Upaya Mengajarkan Pendidikan Agama Islam tentang Akhlak Melalui Metode Bercerita pada Siswa Kelompok A TK Kusuma Bangsa Ambarawa Kabupaten Semarang Tahun 2013
Telah kami setujui untuk di munaqosahkan.
Salatiga, 26 Desember 2013 Pembimbing
Drs. Alfred L., M.SI
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Bismillahirrahmanirrahim Yang bertanda tangan dibawah ini, saya : Nama
:
SANTI ISTIKOMAH
NIM
:
11411037
Jurusan
:
Pendidikan Agama Islam STAIN SALATIGA
Menyatakan
bahwa
MENINGKATKAN
karya HASIL
tulis
ilmiah
PTK
PEMBELAJARAN
dengan
judul
UPAYA
PENDIDIKAN
AGAMA
ISLAM TENTANG AKHLAK MELALUI METODE BERCERITA PADA SISWA KELOMPOK A TK KUSUMA BANGSA AMBARAWA KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2013 adalah hasil karya penulis sendiri. Adapun kutipan pendapat dari sumber lain adalah sebagai referensi guna mendukung karya tulis ini. Apabila dikemudian hari ada pihak-pihak yang merasa dirugikan atau terbukti terdapat pengambilan pendapat dengan tidak benar, maka penulis siap merevisi ulang karya tulis ini.
Salatiga, 26 Desember 2013 Penulis
Santi Istikomah
MOTTO
Perbuatan adalah cerminan isi hati. Jika hati dipenuhi kebaikan, maka sikap dan tindakan akan baik, begitupun sebaliknya.
PERSEMBAHAN
Hasil karya sederhana ini penulis persembahkan untuk :
Ayah dan ibuku tersayang.
Suami dan anakku tercinta sebagai pelita hidup dan semangat dalam menuntut ilmu.
Adik-adikku yang kusayangi.
Teman-teman guru di TK Kusuma Bangsa Ambarawa.
ABSTRAK Santi Istikomah ( NIM. 11411037 ). UPAYA MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TENTANG AKHLAK MELALUI METODE BERCERITA PADA SISWA KELOMPOK A TK KUSUMA BANGSA AMBARAWA KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2013. Skripsi Program Studi Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Drs. Alfred L., M.SI Kata Kunci : Upaya Meningkatkan hasil pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Akhlak, Metode Bercerita. Permasalahan yang diangkat dalam tulisan ini adalah 1) Apakah dengan menggunakan metode bercerita dapat meningkatkan minat belajar pendidikan Agama Islam tentang Akhlak pada siswa kelompok A TK Kusuma Bangsa Ambarawa? 2) Apakah dengan menggunakan metode bercerita dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran pendidikan agam Islam tentang akhlak pada siswa kelompok A TK Kusuma Bangsa Ambarawa? 3) Apakah dengan menggunakan metode bercerita dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran pendidikan Agama Islam tentang membedakan akhlak yang baik dan yang buruk pada siswa kelompok A TK Kusuma Bangsa Ambarawa? Dalam penelitian ini penulis menggunakan Penelitian Tindakan Kelas yaitu penelitian terhadap kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di dalam sebuah kelas. Penelitian ini dilakukan melalui 2 siklus dengan setiap siklus tahapannya adalah perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi pada proses belajar mengajar dan dokumentasi dari hasil tindakan yang dilakukan. Hasil penelitian ini menunjukkan peningkatan minat belajar siswa dalam pembelajaran pendidkan agama Islam tentang akhlak melalui metode bercerita, hal ini dapat dilihat dari hasil obsevasi minat belajar siswa pada siklus I 63 % meningkat menjadi 94 % pada siklus II. Hasil penelitian terhadap keaktifan siswa da;lam pembelajan juga sudah menunjukkan peningkatan dari 57 % siswa yang memiliki keaktifan baik pada siklus I menjadi 89 % pada siklus II. Begitu juga penelitian terhadap hasil belajar siswa meningkat da 47 % siswa yang memiliki hasil belajar baik pada siklus I, menjadi 74 % pada siklus II Menurut analisa di atas maka hasil dari skripsi ini adalah dengan menggunakan metode bercerita sudah dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran pendidikan agama Islam tentang akhlak pada siswa kelompok A TK Kusuma Bangsa Ambarawa dan sudah dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membedakan akhlak atau perbuatan yang baik dan yang buruk.
KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang atas limpahan rahmad, taufiq dan hidayahNya penulis dapat menyelesaikan laporan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) dengan judul Upaya Meningkatkan hasil pembelajaran Pendidikan Agama Islam tentang Akhlak Melalui Metode Bercerita pada Siswa Kelompok A TK Kusuma Bangsa Ambarawa Kabupaten Semarang Tahun 2013 sebagai tugas akhir dalam menempuh gelar Sarjana Strata I pada program studi Pendidikan Agama Islam di STAIN Salatiga. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung selesainya penulisan laporan penelitian ini, yaitu kepada : 1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga. 2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Ketua Jurusan Tarbiyah. 3. Bapak Drs. Joko Sutopo selaku Ketua Program Studi PAI Ekstensi. 4. Bapak Drs. Alfred L. M.SI selaku Dosen Pembimbing. 5. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini. Dengan iringan doa yang tulus penulis berharap semoga segala bantuannya dan jerih payahnya mendapatkan balasan yang berlipat dari Allah SWT. Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan memberi sumbangan positif bagi pengembangan dunia pendidikan pada umumnya. Salatiga, 26 Desember 2013 Penulis Santi Istikomah NIM : 11411037
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................
i
NOTA PEMBIMBING ....................................................................................
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .......................................................
v
MOTTO ...........................................................................................................
vi
PERSEMBAHAN ............................................................................................
vii
ABSTRAK .......................................................................................................
viii
KATA PENGANTAR .....................................................................................
ix
DAFTAR ISI ....................................................................................................
x
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...........................................................
1
B. Rumusan Masalah ....................................................................
5
C. Tujuan Penelitian .....................................................................
6
D. Hipotesis Tindakan ..................................................................
6
E. Manfaat Penelitian ...................................................................
7
F. Definisi Operasional ................................................................
8
G. Metode Penelitian ....................................................................
10
H. Sistematika Penulisan Skripsi ..................................................
16
BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Upaya Meningkatkan Hasil Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Taman Kanak-Kanak .......................................................... 1. Pengertian
Upaya
Meningkatkan
hasil
18
Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam ...................................................
18
2. Pendidikan Agama Islam di Taman Kanak-Kanak ............
19
3. Pendidikan Akhlak .............................................................
23
B. Metode Bercerita ......................................................................
26
1. Metode ...............................................................................
27
2. Cerita ..................................................................................
27
3. Metode Bercerita ................................................................
28
C. Upaya Meningkatkan Hasil Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Tentang Akhlak Melalui Metode Bercerita pada Siswa Kelompok A TK Kusuma Bangsa Ambarawa Tahun 2013..... BAB III
33
PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................
38
1. Letak Geografis ..................................................................
38
2. Keadaan Guru dan Murid...................................................
38
3. Struktur Organisasi TK Kusuma Bangsa ...........................
40
B. Subyek Penelitian dan Karakteristik Obyek Penelitian ...........
41
C. Pelaksanaan Penelitian .............................................................
42
1. Deskripsi Kegiatan Pra Siklus .........................................
42
2. Deskripsi Siklus I ...............................................................
44
3. Deskripsi Siklus II.............................................................. BAB IV
BAB V
48
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ........................................................................
53
1. Hasil Penelitian pada Pra Siklus .......................................
53
2. Hasil Penelitian Tindakan Siklus I .....................................
62
3. Hasil Penelitian Tindakan Siklus II ...................................
71
B. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................
80
PENUTUP A. Kesimpulan ..............................................................................
83
B. Saran ........................................................................................
84
C. Penutup ...................................................................................
86
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pada pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiridan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Tujuan tersebut selaras dengan tujuan pembangunan nasional, bahkan juga dengan ajaran agama Islam. Sehubungan dengan itu pula pasal 36 dan 37 Undang-Undang tersebut mengamanatkan agar kurikulum disusun antara lain dengan memperhatikan peningkatan iman, taqwa dan akhlak mulia serta wajib berisi pendidikan agama, terutama untuk pendidikan dasar dan menengah (pedoman penyelenggaraan Forum Komunikasi Guru PAI TK, 2012). Agama memiliki peran yang amat penting bagi kehidupan manusia. Pendidikan agama diharapkan dapat menjadi pemandu dalam upaya untuk mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari bahwa peran agama amat penting bagi kehidupan umat manusia, maka internalisasi nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah
kenyataan, yang ditempuh melalui wadah pendidikan baik melalui lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Pendidikan agama Islam dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia serta peningkatan potensi spiritual. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama. Peningkatan potensi spiritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai pendidikan keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual ataupun kemasyarakatan. Peningkatan potensi spiritual tersebut, pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang nyatanya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Allah SWT. Pendidikan agama Islam harus diajarkan kepada anak sedini mungkin agar mereka bisa menjadi anak yang berkepribadian muslim, berakhlak terpuji serta berbudi luhur sesuai dengan ajaran agama Islam. Oleh karena itu pembelajaran pendidikan agama Islam harus dilaksanakan dalam proses belajar mengajar di Taman Kanak-kanak (TK) karena pada masa ini situasi anak peka untuk menerima rangsang dari luar yang sesuai tahapan perkembangannya maka kemampuan anak akan berkembang optimal, sehingga rangsangan akan keagamaan yang diberikan pada masa ini dengan tidak mengacuhkan tingkat perkembangannya akan sangat bermanfaat bagi kedewasaan anak akan agama. Taman Kanak-kanak (TK) adalah pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang memiliki peran yang sangat
penting dalam memberikan rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan pengembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Upaya mengajarkan nilainilai pendidikan agama Islam bagi siswa di TK dapat dilakukan dengan menerapkan pembiasaan perilaku akhlak mulia kepada siswa sebagai fondasi bagi perilaku dalam kehidupan sehari-hari. TK Kusuma Bangsa Ambarawa terletak di lingkungan perkotaan yang kehidupan beragamanya kurang begitu kental, jadi anak-anak yang masuk di TK Kusuma Bangsa masih kurang mendapatkan pendidikan agama Islam salah satunya tentang akhlak. Siswa kelompok A di TK Kusuma Bangsa ini masih belum bisa membedakan akhlak yang baik dan akhlak yang buruk. Dalam kenyataannya, proses kegiatan belajar mengajar di TK tidak selalu berjalan dengan lancar, kadang menyenangkan dan menarik bagi siswa kadang membosankan bagi siswa. Dengan tidak adanya motivasi yang dimiliki oleh peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran didalam kelas siswa akan menjadi malas sehingga akan menghambat pencapaian tujuan dari pembelajaran yang diinginkan. Di TK Kusuma Bangsa Ambarawa juga mengalami hal tersebut dalam mengajarkan Pendidikan Agama Islam, metode dan media yang digunakan oleh guru kurang menarik bagi siswa. Tantangan dalam pendidikan agama Islam yang perlu dicarikan jalan alternatif keluarnya adalah persoalan metode. Mengingat dalam proses pendidikan agama Islam, metode memiliki kedudukan yang sangat signifikan untuk mencapai tujuan pendidikan agama Islam. Bahkan metode sebagai seni
dalam mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa dianggap lebih signifikan dibanding dengan materi itu sendiri. Ini adalah sebuah realita bahwa cara penyampaian yang komunikatif lebih disenangi oleh siswa, walaupun sebenarnya materi yang disampaikan sesungguhnya tidak terlalu menarik. Sebaliknya materi yang cukup menarik, karena disampaikan dengan cara yang kurang menarik maka materi itu kurang dapat dicerna oleh siswa. Oleh karena itu penerapan metode yang tepat sangat mempengaruhi keberhasilan dalam proses belajar mengajar (Ichwan Mohammad Nor, 2008: 2) Berdasarkan uraian di atas, dalam mengajarkan Pendidikan Agama Islam diperlukan metode yang tepat. Metode yang menyenangkan dan menggembirakan akan membuat siswa bersemangat dalam kegiatan pembelajaran sehingga memudahkan siswa untuk memahami nilai-nilai pendidikan agama Islam yang diajarkan. Maka penggunaan metode bercerita perlu diterapkan mengingat hasil pembelajaran pendidikan agama Islam tentang akhlak belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Untuk itu, penelitian ini dirancang untuk mengkaji Upaya Meningkatkan Hasil Pembelajaran Pendidikan Agama Islam tentang Akhlak Melalui Metode Bercerita Pada Siswa kelompok A TK Kusuma Bangsa Ambarawa kab. semarang Tahun 2013,.yang merupakan suatu Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas [PTK] adalah tindakan yang dilakukan didasarkan atas upaya meningkatkan hasil, yaitu lebih baik dari sebelumnya. Ide yang dicobakan dalam penelitian tindakan kelas harus cemerlang dan guru
sangat yakin bahwa hasilnya akan lebih baik dari biasanya. Manurut pengertian pengajaran, kelas bukan wujud ruangan, tetapi sekelompok peserta didik yang sedang belajar. Dengan demikian penelitian tindakan kelas dapat dilakukan tidak hanya di ruangan kelas tetapi di mana saja tempatnya, yang penting ada sekelompok anak yang sedang belajar. Atas dasar pemikiran di atas dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa di TK Kusuma Bangsa dalam pembelajaran pendidikan agama Islam tentang akhlak ini, penggunaan metode bercerita perlu diterapkan agar siswa bisa lebih tertarik dengan apa yang disampaikan oleh guru dan diharapkan dengan penggunaan metode ini dapat menggali daya tangkap, daya fikir, daya konsentrasi dan fantasi anak.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah diuraikan di atas maka rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah melalui metode bercerita dapat meningkatkan minat belajar siswa kelompok A TK Kusuma Bangsa Ambarawa dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam tentang Akhlak? 2. Apakah melalui metode bercerita dapat meningkatkan keaktifan siswa kelompok A TK Kusuma Bangsa Ambarawa dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam tentang akhlak?
3. Apakah melalui metode bercerita dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelompok A TK Kusuma Bangsa Ambarawa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam tentang akhlak?
C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah tersebut di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil pembelajaran Pendidikan Agama Islam tentang akhlak pada siswa kelompok A TK Kusuma Bangsa Ambarawa setelah menggunakan metode bercerita.
D. Hipotesis Tindakan Hipotesis tindakan yang diajukan dalam penelitian ini adalah : 1. Melalui metode bercerita dapat meningkatkan minat belajar siswa kelompok A TK Kusuma Bangsa Ambarawa dalam pembelajaran pendidikan agama Islam tentang akhlak. 2. Melalui metode bercerita dapat meningkatkan keaktifan siswa kelompok A TK Kusuma Bangsa Ambarawa dalam proses pembelajaran pendidikan agama Islam tentang akhlak. 3. Melalui metode bercerita dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelompok A TK Kusuma Bangsa Ambarawa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam tentang akhlak.
E. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian tindakan kelas yang penulis lakukan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis dan pihak-pihak yang terkait. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Secara Teoritis Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dan informasi secara teori penggunaan metode bercerita untuk meningkatkan hasil pembelajaran pendidikan agama Islam bagi siswa TK. Hasil penelitian ini juga dapat menambah khasanah ilmu pendidikan, khususnya pendidikan agama Islam. 2. Secara Praktis a. Bagi Siswa Diharapkan dapat memberikan suasana belajar yang menyenangkan sehingga dapat memahami tentang pendidikan agama Islam yang diajarkan. b. Bagi Guru Sebagai bahan pertimbangan dan masukan untuk mengajarkan pendidikan agama Islam tentang akhlak melalui penggunaan metode bercerita sehingga pembelajaran menjadi efektif dan menyenangkan. c. Bagi Sekolah Sebagai bahan masukan dan informasi dalam mengembangkan akhlak siswanya melalui pengajaran pendidikan agama Islam dengan metode bercerita. d. Bagi Penulis
Sebagai upaya meningkatkan profesionalisme dalam memperbaiki kwalitas pembelajaran pendidikan agama Islam di kelas secara berkelanjutan.
F. Definisi Operasional 1. Peningkatan Peningkatan berasal dari kata tingkat yang artinya jenjang atau bakat. Tingkat dapat dimaknai pula kelas atau posisi, karena imbuhan pe-an maknanya berubah menjadi menuju tingkatan atau kelas selanjutnya. (KBBI, 1999: 103) 2. Hasil belajar Hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar mengajar dan biasanya ditunjukkan dengan hasil nilai tes yang diberikan guru setiap selesai memberikan materi pelajaran pada suatu pokok bahasan. (Nasution, 2006: 36)
3. Pendidikan Agama Islam Pendidikan agama Islam adalah merupakan usaha sadar dalam membimbing, memelihara baik secara jasmani dan sosial rohani pada tingkat kehidupan individu dan sosial, untuk mengembangkan fitrah manusia berdasarkan hukum-hukum Islam menuju terbentuknya manusia ideal (insan kamil) yang berkepribadian muslimdan berakhlak
terpuji serta taat pada agama Islam, sehingga dapat tercapai kehidupan bahagia dan sejahtera lahir dan batin di dunia dan akherat (Ichwan Mohammad Nor, 2008: 36-37). 4. Pendidikan Akhlak Pendidikan Akhlak adalah pendidikan mengenai dasar-dasar moral dan keutamaan perangai, tabiat yang harus dimiliki dan dijadikan kebiasaan oleh anak. (Ichwan Mohammad Nor, 2008: 41) 5. Metode Bercerita Metode bercerita merupakan salah satu pemberian pengalaman belajar bagi anak dengan membawakan cerita kepada anak secara lisan, yang tujuannya untuk memberikan informasi atau menanamkan nilainilai sosial, moral, dan keagamaan (Moeslichatun, 1999: 157 & 171). Jadi tegasnya dalam penelitian ini akan membahas bagaimana cara yang digunakan guru TK Kusuma Bangsa Ambarawa dalam meningkatkan hasil pembelajaran pendidikan agama Islam terutama tentang akhlak melalui metode bercerita. G. Metode Penelitian 1. Rancangan penelitian Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, yaitu suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama (Suharsimi Arikunto, 2006:3).
Penerapan model PTK dalam penelitian ini dipilih dengan alasan sebagai berikut : a. Dengan melakukan PTK guru dapat melihat sendiri praktik pembelajaran atau bersama guru lain ia dapat melakukan penelitian terhadap siswa dilihat dari segi aspek interaksinya dalam proses pembelajaran. b. Dengan melakukan PTK guru dapat memperbaiki praktik-praktik pembelajaran sehingga menjadi lebih efektif. c. Dengan melakukan PTK akan dapat meningkatkan proses dan produk pembelajaran
dengan tidak membebani pekerjaan guru
dalam kesehariannya. d. PTK dapat menjembatani kesenjangan antara teori dan praktik pendidikan.
2. Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di TK Kusuma Bangsa Ambarawa. Subyek penelitiannya adalah siswa kelompok A dan guru kelas pada sekolah tersebut tahun 2013. Penelitian merupakan penelitian populasi artinya semua siswa kelompok A sebanyak 19 anak dan 1 guru yang menjadi subyek penelitian. 3. Siklus Penelitian
Dalam
penelitian
tindakan
kelas
ini
dipilih
model
yang
dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart yang terdiri dari empat langkah (dan pengulangannya), yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan (observasi), dan refleksi. Model dari Kemmis dan Mc Taggart disajikan dalam bagan sebagai berikut (Suharsimi Arikunto, 2007: 74): Pra Siklus
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 4 tahap. Secara rinci prosedur penelitian tindakan ini sebagai berikut : a. Perencanaan Dalam perencanaan secara rinci hal-hal yang dilakukan sebelum
pelaksanaan
tindakan
pembelajaran yaitu : 1) Skenario Pembelajaran
adalah
penyiapan
perangkat
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam tentang akhlak ini akan dilakukan dalam 2 siklus tetapi apabila permasalahan belum terselesaikan akan dilanjutkan ke siklus berikutnya. Pada siklus I dan II akan dilaksanakan 2 kali pertemuan. Dalam setiap pertemuan guru membuat Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang berisi tentang materi pembelajaran yang akan diajarkankan dalam 1 kali pertemuan. 2) Materi Pembelajaran Materi yang akan disampaikan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam tentang akhlak ini adalah tentang kemampuan anak dalam membedakan perbuatan yang baik dan yang buruk. 3) Bahan atau Alat pembelajaran Bahan atau alat yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah buku-buku cerita bergambar dan boneka jari agar bisa menarik perhatian anak. 4) Instrumen Observasi
b. Pelaksanaan tindakan Tahap pelaksanaan tindakan merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan yaitu mengenai tindakan kelas. Pada tahap ini guru melakukan penugasan awal terhadap siswa yang hasilnya akan dibandingkan dengan penugasan akhir yang dilaksanakan pada siklus II. Tindak lanjut pembelajaran siklus I adalah mengidentifikasi
kekuatan dan kelemahan proses hasil pembelajaran yang akan dijadikan tolak ukur untuk merencanakan pembelajaran siklus ke II. Pelaksanaan tindakan pada setiap pertemuan yang sudah tercantum dalam RKH adalah sebagai berikut : I.
II.
Kegiatan Awal atau Pembukaan. 1)
Berdoa sebelum kegiatan.
2)
Guru memberi salam.
3)
Persensi siswa.
4)
Apersepsi.
Kegiatan Inti. Penyampaian materi pembelajaran yang sudah ditulis dalam Rencana Kegiatan Harian (RKH).
III.
Kegiatan Akhir atau Penutup. 1) Evaluasi kegiatan yang sudah dilakukan. 2) Berdoa pulang. 3) Guru memberi salam penutup.
c. Observasi atau pengamatan Observasi hasil tindakan dilakukan selama pelaksanaan tindakan dengan
mengikuti
tehnik pembelajaran
yang sudah
direncanakan. Peneliti mempersiapkan instrumen observasi. Instrumen observasi menggunakan pedoman observasi yang berisikan indikator yang sudah direncanakan berdasarkan fokus penelitian. Pengamatan terfokus pada kegiatan siswa dan kegiatan guru yaitu mencatat apa
yang dilihat, didengar dan diamati selama proses pembelajaran yang berlangsung di sekolah. d. Refleksi Refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil tindakan seberapa jauh tingkat kemampuan siswa dalam membedakan perbuatan yang baik dan yang buruk sebelum dan setelah dilakukan tindakan. Adapun bahan yang direfleksikan adalah hasil catatan observasi atau pengamatan selama pelaksanaan tindakan. Berdasarkan hasil refleksi ini akan dapat diketahui kelemahan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sehingga dapat digunakan untuk menentukan tindakan kelas pada siklus berikutnya. 4. Instrumen Penelitian Sedangkan instrumen yang digunakan peneliti untuk menilai keberhasilan peserta didik adalah :
a. Dokumentasi yang berupa : 1) Rencana Kegiatan Harian (RKH) yaitu rancangan kegiatan untuk satu hari yang merupakan penjabaran dari Rencana Kegiatan Mingguan (RKM) yang merupakan rancangan kegiatan selama satu minggu. 2) Buku Absen yaitu buku yang berisi nama-nama siswa dalam 1 kelas yang mencatat kehadiran siswa.
3) Catatan Anekdot yaitu catatan tentang sikap dan perilaku siswa yang terjadi secara khusus atau peristiwa yang terjadi secara tibatiba. b. Lembar observasi yaitu lembar pengamatan yang digunakan untuk mengamati guru dan siswa selama proses pembelajaran. Observasi terhadap guru dilakukan untuk mengetahui kemampuan guru mengelola kelas dan melakukan proses pembelajaran. sedangkan lembar observasi untuk siswa digunakan untuk mencatat aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran. c. Penugasan Penugasan merupakan cara penilaian berupa pemberian tugas yang harus dikerjakan peserta didik dalam waktu tertentu baik secara perorangan maupun kelompok. 5. Tehnik pengumpulan data Data diperoleh langsung dari lokasi penelitian, khususnya pada proses penelitian tindakan kelas, data diambil dengan menggunakan dokumentasi dan observasi dengan tehnik mencatat dan merekap seluruh aktifitas selama proses belajar mengajar berlangsung, pada setiap siklus. Di samping itu data juga diambil melalui penugasan yang diberikan kepada siswa. 6. Analisis data Analisa data dari penelitian ini menggunakan tehnik analisa deskriptif
untuk
menggambarkan
keadaan
pencapaian
indikator
keberhasilan tiap siklus dan untuk menggambarkan keberhasilan pembelajaran dengan metode bercerita dalam pendidikan agama Islam. Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu pengamatan yang sudah dicatat dalam instrumen observasi, dokumentasi, foto dan sebagainya. Analisis dilakukan untuk membuktikan pernyataan-pernyataan yang dikemukakan dalam hipotesis tindakan.
H. Sistematika Penulisan Dalam penulisan skripsi hasil penelitian tindakan kelas ini penulis menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I
PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah B. Rumusan masalah C. Tujuan penelitian D. Hipotesis tindakan E. Manfaat penelitian F. Definisi operasional G. Metodologi penelitian H. sistematika penulisan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian upaya meningkatkan hasil pembelajaran pendidikan Agama Islam
B. Pengertian metode bercerita C. Upaya meningkatkan hasil pembelajaran Pendidikan Agama Islam tentang akhlak melalui metode bercerita pada siswa kelompok A TK Kusuma Bangsa Ambarawa kab. Semarang tahun 2013. BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran umum lokasi penelitian B. Subyek penelitian C. Deskripsi pelaksanaan penelitian
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian pelaksanaan siklus B. Pembahasan hasil penelitian BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran
Daftar Pustaka Daftar Riwayat Hidup Lampiran
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Upaya Meningkatkan Hasil Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Taman Kanak-kanak 1. Pengertian Upaya Meningkatkan hasil pembelajaran Pendidikan Agama Islam Dalam kamus besar bahasa Indonesia pengertian Upaya adalah usaha, ikhtiar (untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari
jalan
keluar,
dan
sebagainya).
Sedangkan
pengertian
Meningkatkan adalah menaikkan (derajat, taraf, dsb). (DepDikNas, 2011: 1534) Hasil pembelajaran adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar mengajar dan biasanya ditunjukkan dengan hasil nilai tes yang diberikan guru setiap
selesai memberikan materi pelajaran pada suatu pokok
bahasan. (Nasution, 2006: 36) Pengertian pendidikan Agama Islam menurut Dr. Zakiah Daradjat dkk adalah suatu usaha yang secara sadar dilakukan guru untuk mempengaruhi siswa dalam rangka pembentukan manusia beragama islam. (Daradjat Zakiah, 2004:172)
Menurut Prof. Dr. A. Qodri A. Azizy M.A. Pendidikan Agama Islam adalah merupakan upaya, proses, usaha untuk mendidik murid disamping untuk memahami atau mengetahui juga sekaligus menghayati dan mengamalkan nilai-nilai ajaran Islam. (A. Azizy A.Qodri, 2003: 19)
Menurut Mohammad Nor Ichwan Pendidikan Agama Islam adalah merupakan usaha sadar untuk membimbing, memelihara baik secara jasmani dan rohani pada tingkat kehidupan individu dan sosial, untuk mengembangkan fitrah manusia berdasarkan hukum-hukum Islam menuju terbentuknya manusia ideal (insan kamil) yang berkepribadian muslim dan berakhlak terpuji serta taat pada agama Islam sehingga dapat tercapai kehidupan bahagia dan sejahtera lahir dan batin di dunia dan akhirat. (Ichwan Mohammad Nor, 2008: 36-37)
Dari beberapa pengertian di atas jadi dapat disimpulkan bahwa upaya meningkatkan hasil pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah suatu kegiatan sebagai suatu usaha yang dilakukan oleh pendidik dalam menaikkan hasil belajar anak didiknya dalam rangka membentuk manusia yang ideal yang berkepribadian muslim dan berakhlak terpuji serta taat beragama. Dalam definisi ini terlihat jelas bahwa pendidikan Islam itu membimbing anak didik dalam perkembangan dirinya baik jasmani maupun rohani menuju terbentuknya kepribadian yang utama pada anak didik nantinya yang didasarkan pada hukum-hukum Islam.
2. Pendidikan Agama Islam Di Taman Kanak-Kanak Pendidikan agama Islam merupakan bagian dari sistem pendidikan Nasional dimana pembelajaran agama Islam dalam konteks kebijakan pendidikan Nasional identik dengan pendidikan Agama Islam yang di selenggarakan pada lembaga pendidikan formal di semua jenjang pendidikan mulai pendidikan anak usia dini, dasar, menengah, dan pendidikan tinggi.
Taman Kanak-kanak (TK) adalah salah satu bentuk pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia 4 tahun sampai 6 tahun. (kurikulum Taman Kanak-kanak, 2010: 3) Pendidikan di TK memberikan peran yang sangat penting dalam memberikan rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Anak pada usia 4-6 tahun merupakan masa peka yang penting bagi anak untuk mendapatkan pendidikan. Pengalaman yang diperoleh anak dari lingkungan, termasuk stimulasi yang diberikan oleh orang dewasa akan mempengaruhi kehidupan anak dimasa yang akan datang. Oleh karena itu diperlukan upaya yang mampu memfasilitasi anak dalam masa tumbuh kembangnya berupa kegiatan pendidikan dan pembelajaran sesuai dengan usia, kebutuhan dan minat anak. Dalam pembelajaran di TK mulai diajarkan nilai-nilai pendidikan agama Islam sebagai pondasi dalam berperilaku sehari-hari. Pendidikan agama Islam di TK juga dimaksudkan untuk membentuk anak menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia serta peningkatan potensi spiritual. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama. Peningkatan potensi spiritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan
penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual atau kolektif kemasyarakatan. Guru adalah merupakan salah satu faktor penting dalam pendidikan, terutama dalam proses pembelajaran. Guru sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan kepribadian anak didik. Agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan sempurna serta menguasai ilmu yang akan disampaikan kepada anak didik guru hendaknya memiliki keahlian khusus di bidang nya begitu pula dengan guru PAI di TK. Dalam pelaksanaanya guru seharusnya memenuhi syarat-syarat tertentu yang diperlukan dalam bidang keagamaan. Menurut Dr. Zakiah Daradjat dan kawan-kawan guru harus memenuhi beberapa persyaratan seperti di bawah ini: ( Daradjat Zakiah, 2006: 41) 1. Taqwa kepada Allah SWT Sesuai dengan tujuan Pendidikan agama Islam yaitu mewujudkan manusia yang bertaqwa kepada Allah SWT maka guru sebagai pendidik haruslah seorang yang bertaqwa kepada Allah SWT juga karena guru adalah teladan dan contoh bagi murid-muridnya agar mereka bisa menjadi penerus bangsa yang bertaqwa dan berakhlak mulia. 2. Berilmu Guru harus memiliki ijazah yang sesuai dengan ilmu pengetahuan di bidang yang diajarkan supaya ia diperbolehkan untuk mengajar.
3. Sehat jasmani Kesehatan jasmani sering dijadikan sebagai salah satu syarat bagi seseorang yang melamar untuk menjadi guru. Karena kesehatan badan sangat mempengaruhi semangat kerja guru yang bisa berdampak pada anak didiknya. 4. Berkelakuan baik Budi pekerti guru sangat penting dalam pendidikan kepribadian murid. Guru harus bisa menjadi suri teladan yang baik, karena anak-anak bersifat sika meniru sesuatu yang dilihatnya. Di antara tujuan pendidikan adalah membentuk akhlak baik pada anak didik dan ini bisa tercapai bila guru itu berakhlak baik pula. Yang dimaksud akhlak baik dalam Pendidikan Agama islam adalah akhlak yang sesuai dengan ajaran Islam seperti yang dicontohkan oleh nabi Muhammad SAW. Selain syarat tersebut diatas ada 3 persyaratan pokok seseorang itu menjadi tenaga profesional di bidang keguruan yaitu: (Daulay Haidar putra, 2004: 76) 1. Memiliki ilmu pengetahuan di bidang yang diajarkannya sesuai dengan kualifikasi di mana dia mengajar. 2. Memiliki ketrampilan dan pengetahuan di bidang keguruan. 3. Memiliki moral akademik maksudnya yaitu guru sebagai seorang pendidik harus memiliki akhlak yang baik yang bisa menjadi panutan bagi anak didiknya.
Demikian pula bagi guru Pendidikan Agama Islam di TK harusnya juga bisa memenuhi beberapa persyaratan di atas agar tujuan dari pembelajaran pendidikan Agama Islam itu bisa tercapai. Berdasarkan PP Nomor 7 Tahun 2010 tentang pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan, program pembelajaran TK, RA, dan bentuk lain yang sederajat dilaksanakan dalam konteks bermain yang dapat dikelompokkan menjadi: ( kemendiknas: 2010) 1. Bermain dalam rangka pembelajaran agama dan akhlak mulia. 2. Bermain dalam rangka pembelajaran kepribadian dan sosial. 3. Bermain dalam rangka pembelajaran orientasi dan pengenalan pengetahuan dan teknologi. 4. Bermain dalam rangka pembelajaran estetika. 5. Bermain dalam rangka pembelajaran jasmani atau olahraga.
3. Pendidikan Akhlak Program pembelajaran agama dan akhlak mulia pada TK atau bentuk lain yang sederajat dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual melalui contoh pengamalan dari pendidik agar menjadi kebiasaan sehari-hari, baik di dalam maupun di luar sekolah sehingga menjadi bagian dari budaya sekolah. Pendidikan akhlak amat penting untuk melahirkan masyarakat yang adil, aman dan makmur. Dengan mengajarkan pendidikan akhlak anak dapat mengetahui mana perbuatan yang baik dan mana perbuatan yang tidak baik.
Menurut Mohammad Nor Ichwan Pendidikan akhlak adalah pendidikan mengenai dasar-dasar moral dan keutamaan perangai, tabiat yang harus dimiliki dan dijadikan kebiasaan oleh anak. (Ichwan Mohammad Nor, 2008: 41) Menurut Ali Abdul halim Mahmud yang dimaksud dengan akhlak adalah sebuah sistem yang lengkap yang terdiri dari karakteristikkarakteristik akal atau tingkah laku yang membuat orang jadi istimewa. (Mahmud Ali Abdul Halim, 2004: 26-27)
Menurut Dr. H. Yunahar Ilyas, Lc.M.A. akhlak atau khuluq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia, sehingga dia akan muncul secara spontan bilamana diperlukan, tanpa memerlukan pemikiran atau pertimbangan lebih dulu serta tidak memerlukan dorongan dari luar. (Ilyas Yunahar, 1999: 2)
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan akhlak adalah pendidikan mengenai sifat-sifat yang tertanam dalam diri manusia serta dasar-dasar moral yang terdiri dari karakteristik akal atau tingkah laku yang yang harus dimiliki dan harus dijadikan kebiasaan oleh anak. Dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di TK berorientasi kepada pembentukan moral dan akhlaqul karimah yang diberikan dalam bentuk pengalaman dan latihan-latihan. Pendidik harus berupaya semaksimal mungkin memberikan pelayanan pendidikan dan pengajaran tentang akhlak yang mulia, budi pekerti yang baik, serta berlaku hormat dan sopan santun kepada orang lain.
Kaidah atau manfaat mengajarkan akhlak di sekolah adalah seperti di bawah ini: (Yunus Mahmud, 1983: 33-37) 1. Dengan menceritakan orang-orang yang berakhlak mulia berpengaruh pada anak untuk ditiru dan di contoh. 2. Anak didik dapat mengamalkan dan membiasakan berbudi pekerti yang baik. 3. Dengan memberi contoh yang baik bisa dijadikan teladan bagi anak. 4. Dapat menjaga pergaulan anak supaya bisa memilih teman yang baik akhlaknya. 5. Pendidikan akhlak dapat dimasukkan dalam mata pelajaran lain. 6. Dengan mempelajari ilmu akhlak anak dapat mengetahui mana yang baik dan mana yang tidak baik. Bahan pelajaran Pendidikan Agama Islam tentang akhlak yang di ajarkan di TK kelompok A semester I adalah sebagai berikut: (Kemenag Provinsi Jawa tengah, 2012) 1. Berbuat baik pada orang lain, orang tua, guru dan teman. 2. Menunjukkan perilaku baik. 3. Membiasakan diri berperilaku baik. 4. Mengucapkan salam dan membalas salam. 5. Membedakan perbuatan yang baik dan yang buruk. 6. Membedakan persoalan benar dan salah. 7. Membiasakan diri berperilaku jujur. 8. Menyayangi sesama manusia.
9. Memelihara dan menyayangi makhluk ciptaan Allah. 10. Membiasakan membaca doa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan. 11. Membiasakan bersikap ramah terhadap orang lain. 12. Membiasakan diri mengucapkan salam. 13. Membiasakan bersedia membantu dan bekerja sama dengan orang lain. 14. Membiasakan menjaga dan merawat barang milik sendiri. 15. Membiasakan
mengembalikan
dan
merapikan
mainan
setelah
digunakan. 16. Membiasakan berani mengungkapkan pendapat. 17. Membiasakan berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran. 18. Membiasakan berdoa sebelum dan sesudah makan.
B. Metode Bercerita Pemilihan metode pembelajaran yang tepat sangat menentukan sebuah pembelajaran. Metode dipilih dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Metode yang dipilih oleh pendidik tidak boleh bertentangan dengan tujuan pembelajaran. Metode harus mendukung kemana kegiatan interaksi edukatif berproses guna mencapai tujuan. Tujuan pokok pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan anak secara individu agar bisa menyelesaikan segala permasalahan yang dihadapinya. Metode pembelajaran yang biasa diterapkan di taman kanak-kanak [TK] ada beberapa macam salah satunya adalah metode bercerita.
1. Metode Dalam kamus besar Bahasa Indonesia metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan guna mencapai apa yang telah ditentukan. (Departeman Pendidikan nasional, 2011: 910) Sedangkan dari segi terminologis (istilah) metode dapat dimaknai sebagai jalan yang ditempuh seseorang supaya sampai pada tujuan tertentu baik dalam lingkungan atau perniagaan maupun dalam kaitan ilmu pengetahuan dan lainnya. (Ichwan Mohammad Nor, 2008: 8) Dengan kata lain metode bisa diartikan sebagai suatu cara atau jalan yang ditempuh untuk menyajikan suatu hal sehingga akan tercapai suatu tujuan tertentu. 2. Cerita Cerita merupakan suatu bentuk karya sastra yang memiliki keindahan dan kenikmatan tersendiri dan akan memberikan pengaruh baik bagi anak-anak maupun orang dewasa karena dapat mengasah akal dan rasa. Selain itu menurut Abdul Aziz Abdul Majid, cerita adalah salah satu bentuk sastra yang bisa dibaca atau hanya didengar oleh orang yang tidak bisa membaca. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia cerita adalah karangan yang menuturkan perbuatan, pengalaman atau penderitaan orang, kejadian dan sebagainya (baik yang sungguh-sungguh terjadi maupun hanya rekaan belaka). (Departeman pendidikan Nasional, 2011: 263)
3. Metode Bercerita Pada kurikulum 1994 bercerita dinyatakan sebagai salah satu metode yang dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar. Metode bercerita didefinisikan sebagai cara memberikan penerangan atau bertutur dan menyampaikan cerita secara lisan. Bentuk metode cerita sangat cocok untuk mengajarkan moral kepada anak.(Musfiroh Tadkiroatun, 2008: 2728)
Menurut Dra. Moeslichatun R. MPd. Metode bercerita adalah merupakan salah satu pemberian pengalaman belajar bagi anak TK dengan membawakan cerita kepada anak secara lisan (Moeslichatun, 1999: 157). Sedangkan bercerita menurut kurikulum berbasis kompetensi memenuhi kriteria ciri-ciri pembelajaran yakni memberikan pengalaman psikologis dan linguistik pada siswa, sesuai minat anak, sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak, menyenangkan, karena dilihat dari minat dan kebutuhan siswa, hasil belajar (melalui cerita) bertahan lebih lama karena lebih berkesan dan bermakna, mengembangkan ketrampilan berfikir siswa dengan permasalahan yang dihadapi dan menumbuhkan kepekaan sosial, toleransi, komunikasi, dan mengerti terhadap pendapat atau perasaan orang lain. Menurut beberapa pengertian di atas metode bercerita yaitu suatu cara memberikan pengalaman belajar yang bermacam-macam pada siswa serta memberikan pengalaman psikologis dan linguistik pada siswa secara lisan untuk mengajarkan atau menyampaikan pesan-pesan moral bagi siswa.
Bercerita merupakan aktifitas penting dan tak terpisahkan dalam program pendidikan untuk anak usia dini. Cerita bagi anak memiliki manfaat yang sama pentingnya dengan aktivitas dan program itu sendiri. Ditinjau dari berbagai aspek manfaat cerita bagi anak yaitu: (Musfiroh Tadkiroatun, 2008: 81) 1. Membantu pembentukan watak kepribadian dan moral anak. 2. Menyalurkan kebutuhan imajinasi dan fantasi anak. 3. Memacu kemampuan verbal atau berbahasa anak. 4. Merangsang minat menulis anak. 5. Merangsang minat membaca bagi anak. 6. Membuka cakrawala pengetahuan anak atau menambah pengetahuan anak. Metode bercerita menjadi salah satu pilihan bagi
guru dalam
menyampaikan materi pendidikan agama Islam pada siswa. Hal itu didasari pada keyakinan bahwa pendidikan agama Islam adalah merupakan program pendidikan untuk menciptakan manusia yang ideal (insan kamil) yang berkepribadian muslim dan berakhlak terpuji serta taat pada agama Islam sehingga dapat tercapai kebahagiaan dan kesejahteraan lahir dan batin di dunia dan akherat. Pengaruh cerita, membaca cerita, dan bercerita yang begitu besar menjadi salah satu alasan bagaimana metode bercerita perlu dilaksanakan dan dikembangkan. Bercerita mempunyai makna yang sangat penting bagi
perkembangan
anak
TK
karena
melalui
bercerita
kita
dapat:
(Moeslichatun, 1999: 26-27) 1. Mengkomunikasikan nilai-nilai budaya bangsa. 2. Mengkomunikasikan nilai-nilai sosial kemasyarakatan. 3. Mengkomunikasikan nilai-nilai keagamaan. 4. Membantu mengembangkan fantasi anak. 5. Membantu mengembangkan dimensi kognitif atau pemikiran anak. 6. Membantu mengembangkan dimensi bahasa anak. Sesuai dengan manfaat dan pengaruh penggunaan metode bercerita bagi anak TK yang telah dikemukakan, kegiatan bercerita merupakan salah satu cara yang ditempuh guru untuk memberikan pengalaman belajar agar anak memperoleh penguasaan isi cerita yang disampaikan lebih baik. Melalui bercerita anak dapat menyerap pesan-pesan yang dituturkan oleh guru. Dalam kegiatan bercerita anak dibimbing mengembangkan kemampuan untuk mendengarkan cerita guru yang bertujuan untuk: (Moeslichatoen, 1999: 170) 1. Memberikan informasi atau menanamkan nilai-nilai sosial, moral, dan keagamaan pada anak. 2. Memberikan informasi tentang lingkungan fisik dan lingkungan sosial yang ada di sekitar anak. Bagaimana guru memilih cerita yang baik, yang cocok dengan kehidupan anak, sehingga dapat menarik perhatian anak secara utuh. Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk pemilihan cerita yang baik yaitu: (Moeslichatoen, 1999: 166) 1. Cerita harus menarik dan memikat perhatian guru itu sendiri. 2. Cerita itu harus sesuai dengan kepribadian anak, dan kehidupan anak. 3. Cerita itu harus sesuai dengan tingkat usia dan kemampuan mencerna isi cerita anak usia TK. Selain memiliki manfaat, pengaruh, dan tujuan metode bercerita juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan metode bercerita diantaranya yaitu: (Djamarah Syaiful Bahri, 2005: 243) 1. Guru mudah menguasai dan mengatur kelas. 2. Guru dapat meningkatkan konsentrasi anak didik dalam waktu yang lama. 3. Guru mudah untuk membuat persiapan. 4. Guru mudah melaksanakannya. 5. Dapat diikuti oleh anak didik dalam jumlah yang banyak. Sedangkan kekurangan atau kelemahan metode bercerita adalah: 1. Anak didik terkadang terbuai dengan jalannya cerita sehingga tidak bisa mengambil hikmahnya, apalagi jika tidak disimpulkan di akhir cerita. 2. Hanya guru yang bisa bermain kata-kata atau kalimat. 3. Dapat menyebabkan anak didik menjadi pasif. 4. Anak didik lebih cenderung hafal isi cerita dari pada intisari cerita yang diajarkan.
Tetapi beberapa kelemahan atau kekurangan di atas dapat di atasi apabila guru pandai dalam membawakan cerita bagi anak, mengelola kelas, dan selalu melibatkan anak dalam setiap kegiatan bercerita. Dalam memberikan cerita bagi anak guru terlebih dahulu harus mengetahui langkah-langkah yang harus dilalui dalam bercerita yang sesuai dengan tema dan tujuan yang akan disampaikan pada anak. Langkah-langkah dalam bercerita adalah sebagai berikut: (Moeslichatoen, 1999: 179) 1. Guru mempersiapkan alat peraga yang akan digunakan. 2. Guru mengkomunikasikan tujuan dan tema cerita yang akan disampaikan. 3. Guru mengatur posisi tempat duduk anak. 4. Guru merangsang anak agar mau mendengarkan dan memperhatikan cerita. 5. Guru mulai bercerita dengan terlebih dahulu menyebutkan judul cerita. 6. Guru menggali pengalaman-pengalaman anak yang berkaitan dengan cerita. 7. Guru melibatkan anak dalam bercerita. 8. Setelah selesai bercerita guru menyampaikan pesan moral yang ada dalam isi cerita. 9. Guru memberikan tugas pada anak untuk menceritakan kembali isi cerita tersebut.
10. Guru memberikan pujian bagi anak yang yang sudah bisa dan memberikan motivasi bagi anak yang belum bisa. Berdasarkan uraian di atas metode bercerita sangat efektif diterapkan di lembaga pendidikan TK, mengingat anak usia TK merupakan masa peka dimana anak mulai sensitif untuk menerima berbagai upaya pengembangan seluruh potensi anak. Masa ini merupakan masa
untuk
meletakkan
dasar
pertama
dalam
mengembangkan
kemampuan fisik, kognitif, bahasa, sosial emosional, disiplin, moral, dan nilai-nilai agama. Dengan menggunakan metode bercerita guru bisa menyampaikan materi pembelajaran pendidikan agama Islam, kemandirian maupun akhlak perilaku terpuji dengan suasana yang menyenangkan dan menarik bagi anak. Dengan suasana yang menyenangkan materi pendidikan agama Islam yang diajarkan akan mudah diterima.
C. Upaya Meningkatkan Hasil Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Tentang Akhlak Melalui Metode Bercerita Pada Siswa Kelompok A TK Kusuma Bangsa Ambarawa Tahun 2013 Pendidikan agama Islam di TK dimaksudkan untuk membentuk anak didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia. Dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam guru perlu memberikan dorongan kepada anak didik untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT sehingga tercipta manusia yang berakhlak
mulia yang sesuai dengan ajaran agama Islam. Dalam hal ini guru berperan sebagai fasilitator dan bertanggung jawab untuk menciptakan situasi yang dapat menumbuhkan motivasi dan tanggung jawab anak didik untuk belajar. Selain itu guru dalam mengelola kegiatan belajar mengajar harus mampu mengembangkan pola interaksi antara berbagai aspek yang terlibat dalam kegiatan belajar mengajar. Keberhasilan guru dalam mengajar dapat diukur dan ditentukan oleh sejauh mana kegiatan belajar mengajar tersebut dapat menjadi alat perubah tingkah laku anak didik ke arah yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Guru TK dituntut untuk mampu melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang sesuai dengan
karakteristik perkembangan dan kebutuhan
peserta didik TK, keadaan lingkungan sekitar, ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan serta kondisi TK. Selain itu dalam mengajarkan pendidikan agama Islam guru juga harus bisa menarik perhatian dan menyenangkan anak didik agar mereka termotivasi mengikuti kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian anak didik diharapkan dapat menyerap nilai-nilai ajaran Islam kedalam jiwanya dan menerapkannya dalam kehidupan seharihari sesuai dengan taraf perkembangan usia anak didik. Oleh karena itu dalam upaya meningkatkan hasil pembelajaran pendidikan agama Islam tentang akhlak pada kelompok A di TK Kusuma Bangsa
Ambarawa
guru
menggunakan
metode
menggunakan metode bercerita diharapkan guru
bercerita.
Dengan
dapat mengajarkan
pendidikan akhlak yang baik dalam rangka meletakkan dasar-dasar akhlakul
karimah agar anak didik menjadi warga negara yang baik dan berakhlak terpuji. Upaya peneliti dalam meningkatkan hasil pembelajaran Pendidikan Agama Islam tentang akhlak dengan metode bercerita ini adalah dengan menggunakan alat peraga buku cerita bergambar dan boneka jari. Sedangkan untuk perencanaan dalam kegiatan belajar mengajar adalah sebagai berikut: 1. Membuat rencana pembelajaran yang di TK disebut dengan Rencana Kegiatan Harian (RKH). Di dalam RKH tertulis semua kegiatan pembelajaran yang akan dilakukua selama 1 hari. 2. Menyiapkan materi dan alat peraga yang akan digunakan, dalam hal ini peneliti akan menggunakan buku cerita bergambar dan boneka tangan untuk mempermudah peneliti dalam bercerita. 3. Peneliti akan melibatkan siswa di dalam jalannya cerita yang disampaikan supaya siswa bisa dengan mudah memahami isi cerita. 4. Membuat lembar observasi untuk mengamati aktifitas guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. 5. Mempersiapkan lembar evaluasi yang akan dikerjakan oleh siswa untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa. Untuk format lembar observasi guru adalah sebagai berikut: (IPKG Dinas Pendidikan kab. Semarang)
FORMAT LEMBAR OBSERVASI GURU
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
Aspek Pengamatan Memberi salam dan memeriksa kesiapan siswa Melakukan apersepsi sesuai materi Menarik perhatian siswa Penguasaan bahan pembelajaran Menyampaikan materi secara jelas Melaksanakan pembelajaran sesuai tujuan Melaksanakan pembelajaran secara runtut Menguasai kelas Melaksanakan pembelajaran sesuai alokasi waktu yang direncanakan Menggunakan media secara efektif dan efisien Mendorong siswa untuk mengemukakan ide / pendapat Menanggapi pertanyaan dan respon siswa Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar Membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar Melakukan variasi mengajar ( suara, gaya, dll ) Melakukan penilaian sesuai tujuan Membuat kesimpulan Melibatkan siswa alam penggunaan media Memantau kemajuan siswa selama proses pembelajaran Melaksanakan tindak lanjut Mempersiapkan alat peraga Mengkomunikasikan tujuan dan tema cerita dengan siswa Mengatur posisi tempat duduk siswa Merangsang siswa agar mau mendengarkan dan memperhatikan cerita Memulai kegiatan bercerita Menggali pengalaman siswa yang berkaitan dengan cerita Melibatkan siswa dalam bercerita Menyampaikan pesan moral dalam isi cerita Memberikan tugas pada siswa Memberikan tanggapan bagi siswa Jumlah Skor
Skor
Ket
Kriteria : 1 : Tidak Baik 2 : Kurang Baik 3 : Baik 4 : Amat Baik
Kategori : 1. 81% – 100% 2. 61% – 80% 3. 41% – 60% 4. < 40%
( Amat Baik ) ( Baik ) ( Kurang Baik) ( Tidak Baik )
Sedangkan untuk format lembar observasi siswa adalah sebagai berikut: (Petunjuk Teknis Pengisian Instrumen Akreditasi TK)
FORMAT LEMBAR OBSERVASI SISWA No
Aspek Pengamatan
1.
Menyimak pembelajaran dengan seksama
2.
Tidak bermain sendiri
3.
Tidak berbincang dengan teman
4.
Menunjukkan antusias dan senang dalam pembelajaran
5
Ikut serta berpartisipasi aktif dalam pembelajaran
6
Berinteraksi dengan guru selama pembelajaran
7
Melaksanakan perintah dengan antusias
8
Menjawab pertanyaan guru dengan benar
9
Memahami cerita yang dibacakan
10
Mengenal perbendaharaan kata
11
Menceritakan kembali cerita yang didengar
12
Dapat membedakan perilaku yang baik dan yang buruk
13
Dapat mengerjakan tugas dengan benar
14
Mengungkapkan perasaan dengan kata sifat
15
Tidak mengganggu teman Jumlah Skor
Kriteria pemberian skor : = B = 3 = 71 % - 100 %
( Amat Baik )
= C = 2
= 41 % - 70 %
( Baik )
= K = 1
= 0 % - 40 %
( Tidak Baik )
Skor
Ket
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 1. Letak Geografis Penelitian ini dilaksanakan di TK Kusuma Bangsa Ambarawa yang beralamat di Ambarawa yaitu di jalan Jendral Sudirman Timur 6A Kelurahan Kupang Kecamatan Ambarawa. TK Kusuma Bangsa berada di pinggir jalan utama Semarang- Magelang tepatnya di depan Puskesmas Ambarawa. TK Kusuma Bangsa merupakan TK milik yayasan Kusuma Bangsa. TK ini termasuk TK baru karena TK ini baru berjalan 6 tahun tepatnya didirikan pada tahun 2007 jadi murid di TK Kusuma bangsa ini masih sedikit.
2. Keadaan Guru dan Murid a.
Keadaan Guru Berdasarkan data yang diperoleh, keadaan guru di TK Kusuma bangsa Ambarawa adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Keadaan Guru TK Kusuma Bangsa Ambarawa N
L/
Nama
o 1
P
Dra.HjSitiFatimah
2
SantiIstikomah
P
P
Tempat, Tanggal
Jabatan
Ijazah
Status
S1
GTY
D II
GTY
SMA
GTY
Lahir Kab. Boyolali, Kepala 12 - 5 - 1963
Sekolah
Jakarta,
Guru
30 - 3 - 1983 3
Octa Prastica
b.
P
Kab. Boyolali Guru 31 - 10 - 1994
Keadaan Murid Keadaan siswa di TK Kusuma Bangsa Ambarawa pada tahun pelajaran 2013/2014, ditinjau dari jenis kelamin adalah sebagai berikut: Tabel 3.2 Keadaan Siswa TK Kusuma Bangsa Ambarawa Tahun Pelajaran 2013 / 2014
Jenis Kelamin No
Kelompok
Jumlah L
P
1
Kelompok A
5
14
19
2
Kelompok B
8
7
15
3. Struktur Organisasi TK kusuma Bangsa Ambarawa Dalam melaksanakan tugas belajar mengajar di TK Kusuma Bangsa Ambarawa terdapat struktur organisasi yang berfungsi untuk mengelola sekolah sehingga tujuan yang ingin dicapai dapat terwujud. Struktur organisasi di TK Kusuma Bangsa Ambarawa adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4 Struktur Organisasi TK Kusuma Bangsa Ambarawa
Penyelenggara L.P Kusuma Bangsa
Pengurus Ketua Drs. H. Makhasin
Komite
Kepala TK Kusuma Bangsa Dra. Hj. Siti Fatimah
Bendahara Santi Istikomah
Administrasi Deasy Anggreni
Dewan Guru 1. Dra. Hj. Siti Fatimah 2. Santi Istikomah 3. Octa Prastica
B. SUBYEK
PENELITIAN
DAN
KARAKTERISTIK
OBYEK
PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelompok A TK Kusuma Bangsa Ambarawa tahun pelajaran 2013/2014, dengan jumlah siswa 19 anak yang terdiri dari 5 siswa putra dan 14 siswa putri yang semuanya beragama Islam. Dengan mata pelajaran yang dijadikan obyek penelitian adalah Pendidikan Agama Islam tentang akhlak. Dalam penelitian ini peneliti juga bekerja sama dengan rekan sejawat yang bertindak sebagai guru dalam proses belajar mengajar yang diamati. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan oktober tahun 2013. adapun keadaan subyek penelitian adalah sebagai berikut: Tabel 3.3 Nama Subyek Penelitian
No
Nama
L/P
Tempat, Tanggal Lahir
1
Syafa Dwi Putri Mas Aji
P
Kab.Smg, 3 – 9 – 2009
2
Catur Rafika Sani
P
Kab.Smg, 11 – 8 – 2008
3
Raissa Kaila Augustine
P
Kab.Smg, 13 – 8 – 2008
4
Nafla Nadhifa Khaizura
P
Kab.Smg, 4 – 9 – 2009
5
Ivander Husn Trya
L
Kab.Smg, 11 – 10 – 2009
6
Erdina Putri Isnaka
P
Kab.Smg, 15 – 12 – 2009
7
Abmulina Febriani
P
Kab.Smg, 11 – 02 – 2009
8
Meisifa Khairunisa
P
Kab.Smg, 01 – 05 – 2009
9
Chynthia Kusumasari
P
Kab.Smg, 06 – 09 – 2009
10
Yonash Bintang Pratama
L
Kab.Smg, 11 – 06 – 2009
11
Luthfi Trihapsari
P
Kab.Smg, 26 – 02 – 2009
12
Revaldo Teofan Manullang
L
Medan, 19 – 8 – 2009
13
Rizky Farida Azzahra
P
Kab.Smg, 4 – 7 – 2009
14
Lyla Nur Amiati
P
Kab.Smg, 3 – 7 – 2009
15
Muhammad Fathir Kaffah
L
Kab.Smg, 29 – 4 – 2009
16
Amara Putri Rahma Tiransyah
P
Kab.Smg, 14 – 9 – 2009
17
Afidha Setia Lail Syafitri
P
Kab.Smg, 24 – 10 – 2009
18
Anisa Fitri Septiani
P
Purbalingga, 22-9-2009
19
Gading Terry Sulaksana
L
Kab.Smg, 24 – 3 – 2009
C. PELAKSANAAN PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Pada siklus I dan II masingmasing dilaksanakan 2 kali pertemuan. Setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai, seperti apa yang digambarkan dalam faktor yang diteliti. Kekurangan pada siklus I akan diperbaiki pada siklus ke II Untuk melihat prestasi belajar siswa sebelum penelitian dilakukan dilakukan kegiatan pra siklus yaitu dengan memberikan pre test atau penugasan kepada siswa, kemudian test pada siklus I maupun II. Untuk mengetahui minat, keaktifan dan kemampuan siswa dalam pembelajaran digunakan lembar observasi. Adapun prosedur dalam penelitian ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. 1.
Deskripsi kegiatan Pra siklus Kegiatan pra siklus merupakan kegiatan pembelajaran pendidikan Agama Islam tentang akhlak sebelum dilakukannya tindakan pada siklus I. Pada kegiatan pra siklus ini peneliti memberikan penugasan pada siswa
untuk membedakan perbuatan baik dan buruk dengan memberi tanda silang (x) pada perilaku yang buruk dan memberi tanda centang (v) pada perilaku yang baik. Kegiatan pada pra siklus ini dilaksanakan pada tanggal 19 oktober 2013 di TK Kusuma Bangsa Ambarawa dengan jumlah siswa yang mengikuti 19 anak. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah memberikan penugasan pada siswa untuk membedakan perbuatan yang baik dan perbuatan yang buruk, dengan memberi tanda centang (V) pada perbuatan yang baik dan memberi tanda silang (X) pada perbuatan yang buruk. Kegiatannya meliputi : a) Kegiatan Awal 1)
Guru mengucapkan salam
2)
Persensi siswa
3)
Apersepsi
b) Kegiatan Inti 1)
Guru menjelaskan tugas yang diberikan pada siswa.
2)
Siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
c) Kegiatan Akhir Penilaian dengan meminta siswa maju membawa tugas yang sudah dikerjakan.
2.
Deskripsi Siklus I Siklus I merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran pendidikan agama Islam tentang akhlak dengan menggunakan metode bercerita. Kegiatannya meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. a)
Perencanaan Dalam
kegiatan
perencanaan
guru
membuat
rencana
pembelajaran dengan menerapkan metode bercerita. Kegiatan yang dilaksanakan peneliti meliputi: 1) Membuat rencana pembelajaran yang di TK lebih dikenal dengan Rencana Kegiatan Harian (RKH). 2) Menyiapkan materi, dalam hal ini peneliti menyiapkan materi cerita sederhana untuk menjelaskan perbuatan yang baik dan yang buruk. 3) Menyiapkan alat bantu pembelajaran yaitu buku cerita bergambar. 4) Membuat lembar observasi untuk mengamati aktifitas guru dan siswa selama proses belajar mengajar. 5) Membuat lembar penugasan untuk anak. b) Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan pada siklus I ini dilaksanakan pada tanggal 21 Oktober dan 23 Oktober 2013 di TK Kusuma Bangsa Ambarawa dengan jumlah siswa 19 anak. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan.
Pengamatan atau observasi dilakukan bersamaan dengan proses kegiatan belajar mengajar. 1) Pelaksanaan tindakan pada pertemuan yang pertama pada tanggal 21 Oktober 2013 dilaksanakan di dalam kelas. Kegiatan meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Pelaksanaan kegiatan itu digambarkan sebagai berikut: a.
b.
Kegiatan Awal 1)
Guru mengucapkan salam
2)
Persensi siswa
3)
Apersepsi
Kegiatan Inti 1)
Guru bercerita dengan menggunakan gambar
2)
Guru menjelaskan perbuatan-perbuatan yang ada pada gambar.
c.
Kegiatan Akhir Penilaian Secara bergiliran siswa maju menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
2) Pelaksanaan tindakan pada pertemuan yang kedua yang dilaksanakan pada tanggal 23 Oktober 2013, dilaksanakan di dalam kelas dengan kegiatan meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan akhir. a. Kegiatan Awal
1)
Guru mengucapkan salam
2)
Persensi
3)
Apersepsi
b. Kegiatan Inti 1)
Guru memberikan penugasan kepada siswa.
2)
Siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
c. Kegiatan Akhir Penilaian dengan meminta siswa maju membawa tugas yang diberikan oleh guru. c) Observasi Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengetahui kemajuan yang dicapai selama dan setelah proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Observasi bertujuan untuk memperoleh
data
kemampuan
pembelajaran
pendidikan
agama
guru Islam
dalam
mengelola
tentang
akhlak
proses dengan
menggunakan metode bercerita. Observasi juga digunakan untuk mengetahui sejauh mana minat siswa dan keaktifan siswa selama mengikuti pembelajaran pendidikan agama Islam tentang akhlak dengan metode bercerita. Pada siklus II dijumpai hal-hal sebagai berikut: 1) Pada pertemuan pertama siswa yang duduk dibelakang kurang memperhatikan guru dan berbicara sendiri.
2) Suara guru dalam bercerita kurang keras sehingga anak yang dibelakang kurang memperhatikan. 3) Kemampuan anak dalam membedakan perbuatan yang baik dan yang buruk masih kurang. 4) Alat peraga yang digunakan oleh guru kurang menarik perhatian siswa. d) Refleksi Refleksi dilakukan terhadap hasil belajar siswa setelah dilakukan evaluasi dari pelaksanaan siklus I. Dari hasil evaluasi dapat diketahui kelemahan atau kekurangan yang mungkin dapat disempurnakan dalam siklus II. Langkah ini ditempuh dalam rangka membuat perubahan positif terhadap akhlak siswa, keaktifan siswa dalam pembelajaran, serta peningkatan minat siswa terhadap proses pembelajaran. Di dalam kegiatan pembelajaran pada siklus I terdapat beberapa hal yang harus diperbaiki, yang dipergunakan sebagai acuan untuk merencakan siklus II. Hal-hal yang perlu diperbaiki adalah: 1) Guru perlu pembenahan dalam pengelolaan kelas sehingga anak yang duduk di belakang bisa memperhatikan guru. 2) Guru harus meningkatkan kreatifitas dalam bercerita terutama perubahan intonasi dalam bercerita agar menyenangkan dalam pembelajaran. 3) Guru harus menggunakan alat peraga yang bisa lebih menarik perhatian siswa.
3.
Deskripsi Siklus II Siklus II merupakan siklus pemantapan, artinya apa yang sudah diperoleh pada siklus I dilaksanakan lagi pada siklus II ditambah dengan perbaikan kekurangan-kekurangan pada siklus II. Pelaksanaan belajar mengajar siklus II dilaksanakan dengan dua kali pertemuan atau dua kali tatap muka. Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 29 Oktober 2013, sedangkan pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 31 oktober di kelas
A
TK
Kusuma
Bangsa
Ambarawa.
Pembelajaran
tetap
dilaksanakan di dalam kelas tetapi posisi duduknya yang dirubah. Jumlah siswa yang mengikuti pembelajaran pada pertemuan 1 dan 2 pada siklus II ini sejumlah 19 anak. a) Perencanaan Kegiatan yang dilaksanakan dalam perencanaan adalah: 1) Menyusun rencana kegiatan harian (RKH) untuk pertemuan siklus II. 2) Membuat atau menyiapkan materi dalam hal ini peneliti menyiapkan cerita untuk menjelaskan perbuatan-perbuatan yang baik dan yang buruk. 3) Menyiapkan alat bantu pembelajaran dalam hal ini peneliti menyiapkan boneka jari yaitu boneka yang digerakkan dengan menggunakan jari agar dapat menarik perhatian siswa.
4) Mengubah penataan kelas yaitu dengan mengubah posisi duduk dengan duduk di kursi agar guru bisa lebih leluasa untuk berinteraksi dengan siswa. 5) Membuat lembar penugasan bagi siswa untuk mengetahui perubahan kemampuan siswa dalam membedakan perbuatan yang baik dan yang buruk. 6) Membuat lembar observasi untuk mengetahui bagaimana kondisi belajar mengajar. b) Pelaksanaan 1) Pelaksanaan tindakan pada pertemuan pertama. Pertemuan pertama pada siklus II dilaksanakn pada tanggal 29 Oktober 2013. Berdasarkan perencanaan atau skenario yang telah dibuat pada rencana kegiatan harian (RKH) prosedur pelaksanaan tindakan meliputi kegiatan sebagai berikut: a.
Kegiatan Awal 1)
Berdoa, guru mengucapkan salam, lalu mengajak siswa untuk berolah raga.
2)
Guru melakukan presensi siswa .
3)
Guru melakukan apersepsi.
b. Kegiatan Inti 1)
Siswa diajak untuk duduk di kursi.
2)
Guru bercerita dengan boneka jari.
3)
Guru mengajak siswa untuk terlibat dalam cerita.
4)
Guru bertanya pada siswa tentang perbuatan-perbuatan yang baik dan yang buruk pada cerita yang sudah diceritakan.
c. Kegiatan Akhir 1)
Guru melakukan evaluasi dengan meminta siswa maju satu per satu untuk menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan cerita.
2)
Berdoa mau pulang, lalu guru memberi salam penutup.
2) Pelaksanaan tindakan pada pertemuan kedua. Pertemuan kedua pada siklus II dilaksanakan pada tanggal 31 Oktober 2013. Dengan memperhatikan skenario yang telah dibuat pada rencana kegiatan harian (RKH) prosedur pelaksanaan tindakan meliputi kegiatan sebagai berikut : a. Kegiatan Awal 1) Berdoa, guru mengucapkan salam, lalu mengajak siswa bernyanyi dan bertepuk. 2) Guru melakukan presensi siswa. 3) Guru melakukan apersepsi. b. Kegiatan Inti 1) Melakukan penataan kelas yaitu siswa duduk di kursi. 2)
Guru
melaksanakan
pembelajaran
dengan
menggunakan boneka jari. 3) Guru memberikan penugasan kepada siswa.
bercerita
c. Kegiatan Akhir Melakukan evaluasi dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan pada siswa. c) Observasi Seperti halnya pada siklus I, pada siklus II ini juga dilaksanakan observasi selama proses belajar mengajar yang terjadi di siklus II. Obsevasi dilakukan baik pertemuan satu maupun pertemuan kedua pada siklus II. Dalam kegiatan observasi dikumpulkan data-data sebagai berikut : 1. Hasil observasi terhadap guru dalam memberikan pembelajaran pendidikan agama Islam pada siklus III. 2. Hasil observasi dalam hal keaktifan, minat, dan kemampuan dalam pembelajaran pendidikan agama Islam melalui metode bercerita. 3.
Hasil evaluasi untuk mengetehui kemampuan siswa.
4. Dokumen berupa RKH, alat evaluasi, daftar nilai, lembar observasi serta foto dan catatan pelaksanaan proses pembelajaran. d) Refleksi Hasil yang didapatkan dalam tahap obsevasi dikumpulkan serta dianalisis dalam tahap ini. Dari hasil observasi peneliti dapat merefleksikan diri dengan melihat data observasi, baik observasi terhadap guru melalui lembar observasi guru, maupu observasi siswa
melalui lembar observasi siswa. Di samping itu juga hasil dari penugasan yang diberikan kepada siswa. Hasil analisis data yang dilaksanakan dalam tahap ini akan dipergunakan sebagai acuan untuk menarik suatu kesimpulan apakah metode bercerita dapat: 1. Meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran pendidikan agama Islam tentang akhlak pada kelompok A TK Kusuma Bangsa Ambarawa. 2. Meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran pendidikan agama Islam tentang akhlak pada siswa kelompok A TK Kusuma Bangsa Ambarawa. 3. Meningkatkan kemampuan siswa dalam membedakan perbuatan yang baik dan yang buruk pada siswa kelompok A TK Kusuma Bangsa Ambarawa.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) dalam upaya meningkatkan hasil pembelajaran Pendidikan Agama Islam tentang Akhlak melalui metode bercerita pada siswa kelompok A TK Kusuma Bangsa Ambarawa Tahun 2013, proses pembelajarannya dilaksanakan sebanyak 2 siklus yaitu siklus I
dan siklus II. Pada siklus pra siklus dilaksanakan satu
kali pertemuan untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum dilaksanakannya Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) atau belum menggunakan metode cerita. Pada siklus I diadakan dalam 2 kali pertemuan. Demikian juga pada siklus II diadakan 2 kali pertemuan. Setelah terkumpul melalui lembar observasi dan hasil penugasan pada pra siklus , siklus I dan siklus II data tersebut dianalisis. Adapun hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut : 1. Hasil Penelitian pada Pra Siklus Sebelum dilakukan tindakan kelas, terlebih dahulu peneliti mengamati guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam tentang Akhlak. Guru memberikan penugasan pada siswa untuk membedakan perbuatan yang benar dan yang salah.
Hasil pengamatan ( observasi ) terhadap guru dan siswa dapat dilihat pada tabel 4.1 dan 4.2, sedangkan hasil nilai penugasan untuk siswa dapat dilihat pada tabel 4.3 Tabel 4.1 Hasil Observasi terhadap Guru Pada Pra Siklus
No
Aspek Pengamatan
Skor
1.
Memberi salam dan memeriksa kesiapan siswa
4
2.
Melakukan apersepsi sesuai materi
3
3.
Menarik perhatian siswa
1
4.
Penguasaan bahan pembelajaran
2
5.
Menyampaikan materi secara jelas
2
6.
Melaksanakan pembelajaran sesuai tujuan
1
7.
Melaksanakan pembelajaran secara runtut
4
8.
Menguasai kelas Melaksanakan pembelajaran sesuai alokasi waktu yang 9. direncanakan 10. Menggunakan media secara efektif dan efisien
2
11. Mendorong siswa untuk mengemukakan ide / pendapat
2
12. Menanggapi pertanyaan dan respon siswa
3
13. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar
2
14. Membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar
3
15. Melakukan variasi mengajar ( suara, gaya, dll )
1
16. Melakukan penilaian sesuai tujuan
3
17. Membuat kesimpulan
2
18. Melibatkan siswa alam penggunaan media
1
19. Memantau kemajuan siswa selama proses pembelajaran
2
20. Melaksanakan tindak lanjut
2
21. Mempersiapkan alat peraga
3
22. Mengkomunikasikan tujuan dan tema cerita dengan siswa
1
23. Mengatur posisi tempat duduk siswa
3
3 2
Merangsang siswa agar mau mendengarkan dan memperhatikan cerita 25. Memulai kegiatan bercerita 24.
2 3
26. Menggali pengalaman siswa yang berkaitan dengan cerita
2
27. Melibatkan siswa dalam bercerita
1
28. Menyampaikan pesan moral dalam isi cerita
3
29. Memberikan tugas pada siswa
4
30. Memberikan tanggapan bagi siswa
2
Jumlah Skor
69
Kriteria :
Kategori :
1. = Tidak Baik
1. 80 % - 100 % ( Amat Baik )
2. = Kurang Baik
2. 61 % - 80 % ( Baik )
3. = Baik
3. 41 % - 60 % ( Kurang Baik )
4. = Amat Baik
4. < 40 % ( Tidak Baik )
Berdasarkan tabel 4.1 tentang hasil observasi terhadap guru dalam pra siklus dapat diketahui : 1) Skor penilaian terhadap guru pada pra siklus adalah 69 dengan skor tertinggi adalah 120. 2) Tingkat kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran pada pra siklus bila diprosentasekan adalah 57 % dengan prosentase tertinggi 100 %. 3) Berdasarkan prosentase di atas maka kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran pada pra siklus masih dikategorikan kurang baik karena guru belum menggunakan alat peraga. Hal ini bisa dilihat pada tabel 4.1 point 10 dan 21 yang skornya 1 dan 1. Dan dalam
menyampaikan materi pembelajaran guru belum maksimal, hal ini bisa dilihat dalam tabel 4.1 point 4, 5, dan 2 yang hasilnya 2, 2, dan 1.
Berdasarkan tabel minat belajar siswa di atas
dapat diketahui
bahwa tingkat minat siswa dalam pembelajaran masih rendah dengan bukti dari 19 siswa hanya 3 siswa yang mempunyai minat baik yaitu yang prosentasenya antara 71 %-100 %, yang minat belajarnya cukup 11 siswa yang prosentasenya berada di antara 41 %-70 %, dan yang minat belajarnya kurang ada 5 siswa yaitu yang prosentasenya antara 0 %-40 %. Jadi siswa yang memiliki minat belajar baik hanya 16 %. Untuk keaktifan siswa dalam pembelajaran dari tabel dapat dilihat bahwa siswa yang mempunyai keaktifan baik ada 3 anak, yang mempunyai keaktifan cukup ada 9 anak, dan yang mempunyai keaktifan kurang ada 7 anak. Jadi siswa yang memiliki keaktifan baik hanya 16 %.
Tabel 4.3 Hasil Penilaian Tugas Siswa Pada Pembelajaran Pra Siklus Dalam Membedakan Perbuatan Baik dan Buruk
NO
NAMA SISWA (RESPONDEN)
NILAI
SKOR
1
SYAFA DWI PUTRI MAS AJI
2
2
CATUR RAFIKA SANI
2
3
RAISSA KAILA AUGUSTINE
2
4
NAFLA NADHIFA KHAIZURA
2
5
IVANDER HUSN TRYA
3
6
ERDINA PUTRI ISNAKA
3
7
ABMULINA FEBRIANI
1
8
MEISIFA KHAIRUNISA
3
9
CYNTHIA KUSUMA SARI
1
10
YONASH BINTANG PRATAMA
1
11
LUTFHI TRIHAPSARI
2
12
REVALDO TEOFAN MANULLANG
1
13
RIZKY FARIDA AZZAHRA
1
14
LYLA NUR AMIATI
1
15
MUHAMMAD FATHIR KAFFAH
2
16
AMARA PUTRI RAHMA TIRANSYAH
1
17
AFIDHA SETIA LAIL SYAFITRI
3
18
ANISA FITRI SEPTIANI
1
19
GADING TERRY SALAKSANA
1
Kriteria Pemberian Skor
Kategori
= K = 1
80 % - 100 % ( Amat Baik )
= C = 2
61 % - 80 % ( Baik )
= B = 3
41 % - 60 % ( Kurang Baik ) < 40 % ( Tidak Baik )
Dari hasil penilaian tugas siswa di atas dalam membedakan perbuatan yang baik dan yang buruk dapat dilihat bahwa dari 19 siswa hanya 4 siswa yang mempunyai nilai baik ( atau hanya ± 21 % saja, yang mempunyai nilai cukup () hanya 6 anak atau ± 32 % saja, sedangkan yang mempunyai nilai kurang ( ) sebanyak 9 anak atau ± 47 % nya.
Jadi berdasarkan hasil penilaian dapat disimpulkan bahwa siswa masih banyak yang mendapat nilai kurang ( K ) dalam mengerjakan tugas membedakan perbuatan yang baik dan perbuatan yang buruk karena guru belum menggunakan metode yang tepat dan menarik bagi siswa.
2. Hasil Penelitian Tindakan Siklus I a. Hasil Observasi terhadap Guru Setelah pembelajaran pada siklus I selesai diperoleh hasil pengamatan
terhadap
kemampuan
guru
dalam
mengelola
pembelajaran. Tabel 4.4 Hasil Pengamatan terhadap Guru Pada Siklus I
No
Aspek Pengamatan
Skor Penilaian
1.
Memberi salam dan memeriksa kesiapan siswa
4
2.
Melakukan apersepsi sesuai materi
3
3.
Menarik perhatian siswa
2
4.
Penguasaan bahan pembelajaran
3
5.
Menyampaikan materi secara jelas
3
6.
Melaksanakan pembelajaran sesuai tujuan
3
7.
Melaksanakan pembelajaran secara runtut
4
8.
Menguasai kelas Melaksanakan pembelajaran sesuai alokasi waktu 9. yang direncanakan 10. Menggunakan media secara efektif dan efisien Mendorong siswa untuk mengemukakan ide / 11. pendapat 12. Menanggapi pertanyaan dan respon siswa
2 2 4 3 4
Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar 14. Membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar 13.
2 3
15. Melakukan variasi mengajar ( suara, gaya, dll )
3
16. Melakukan penilaian sesuai tujuan
3
17. Membuat kesimpulan
4
18. Melibatkan siswa alam penggunaan media Memantau kemajuan siswa selama proses 19. pembelajaran 20. Melaksanakan tindak lanjut
2
21. Mempersiapkan alat peraga Mengkomunikasikan tujuan dan tema cerita 22. dengan siswa 23. Mengatur posisi tempat duduk siswa Merangsang siswa agar mau mendengarkan dan 24. memperhatikan cerita 25. Memulai kegiatan bercerita Menggali pengalaman siswa yang berkaitan 26. dengan cerita 27. Melibatkan siswa dalam bercerita
4
28. Menyampaikan pesan moral dalam isi cerita
4
29. Memberikan tugas pada siswa
4
30. Memberikan tanggapan bagi siswa
4
Jumlah Skor
2 2
3 3 2 3 3 2
90
Kriteria :
Kategori :
1. = Tidak Baik
1. 80 % - 100 % ( Amat Baik )
2. = Kurang Baik
2. 61 % - 80 % ( Baik )
3. = Baik
3. 41 % - 60 % ( Kurang Baik )
4. = Amat Baik
4. < 40 % ( Tidak Baik )
Berdasarkan tabel 4.4 tentang hasil observasi terhadap guru dalam siklus II dapat diketahui :
1) Skor penilaian terhadap guru pada siklus I adalah 90 dengan skor tertinggi adalah 120. 2) Tingkat kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran pada siklus I bila diprosentasekan adalah 75 % karena prosentase tertinggi adalah 100 %. 3) Berdasarkan prosentase di atas maka kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran pada siklus I dapat dikategorikan baik karena prosentase pada kategori baik adalah 61 % - 80 %.
b. Hasil Observasi dan Penilaian terhadap Siswa Hasil observasi dan penilaian terhadap siswa dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam tentang Akhlak melalui metode bercerita dengan buku cerita bergambar pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4.5 dan 4.6
Berdasarkan tabel di atas tentang hasil observasi minat belajar siswa siswa pada siklus II dapat diketahui : 1. Jumlah siswa yang memiliki minat belajar baik ( B )ada 12 anak dengan prosentase antara 71 %-100 %. 2. Jumlah siswa yang memiliki minat belajar cukup ( C ) dengan prosentase antara 41 %-70 % ada 7 anak. 3. Jumlah siswa yang memiliki minat belajar kurang ( K ) dengan prosentase antara 0 %-40 % sudah tidak ada.
Dari analisa analisa di atas minat belajar siswa dalam proses pembelajaran dengan metode bercerita sudah meningkat dimana sebelum pelaksanaan tindakan ( prasiklus ) siswa yang memiliki minat belajar baik 3 anak , dalam siklus I ini menjadi 12 anak. Jadi siswa yang memiliki minat belajar baik meningkat dari 16 % menjadi 63 %.
Dari tabel keaktifan siswa pada siklus I dapat dianalisa: 1. Jumlah siswa yang memiliki keaktifan baik ( B ) ada 11 anak. 2. Jumlah siswa yang memiliki keaktifan cukup ( C ) ada 8 anak. 3. Jumlah siswa yang memiliki keaktifan kurang sudah tidak ada. Dari data diatas keaktifan siswa dalam pembelajaran sudah meningkat dari 16 % pada pra siklus menjadi 57 %.
Tabel 4.6 Hasil Penilaian Tugas Siswa Pada Pembelajaran Siklus I Dalam Membedakan Perbuatan Baik dan Perbuatan Buruk
NO
NAMA SISWA (RESPONDEN)
NILAI
SKOR
1
SYAFA DWI PUTRI MAS AJI
3
2
CATUR RAFIKA SANI
2
3
RAISSA KAILA AUGUSTINE
3
4
NAFLA NADHIFA KHAIZURA
3
5
IVANDER HUSN TRYA
3
6
ERDINA PUTRI ISNAKA
3
7
ABMULINA FEBRIANI
1
8
MEISIFA KHAIRUNISA
3
9
CYNTHIA KUSUMA SARI
2
10
YONASH BINTANG PRATAMA
1
11
LUTFHI TRIHAPSARI
3
12
REVALDO TEOFAN MANULLANG
2
13
RIZKY FARIDA AZZAHRA
1
14
LYLA NUR AMIATI
2
15
MUHAMMAD FATHIR KAFFAH
2
16
AMARA PUTRI RAHMA TIRANSYAH
3
17
AFIDHA SETIA LAIL SYAFITRI
3
18
ANISA FITRI SEPTIANI
2
19
GADING TERRY SALAKSANA
1
Kriteria Pemberian Skor
Kategori
= K = 1
80 % - 100 % ( Amat Baik )
= C = 2
61 % - 80 % ( Baik )
= B = 3
41 % - 60 % ( Kurang Baik ) < 40 % ( Tidak Baik )
Berdasarkan pada tabel di atas maka dapat dilihat bahwa : 1) Jumlah siswa yang mempunyai nilai baik ( dalam membedakan perbuatan yang baik dan yang buruk adalah 9 anak atau ± 47,5 %. 2) Jumlah siswa yang memiliki nilai cukup () adalah 6 anak atau ± 31,5 %. 3) Jumlah siswa dengan nilai kurang ( ) adalah 4 anak atau ± 21 %.
Dari data di atas menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam membedakan perbuatan yang baik dan yang buruk dengan menggunakan metode bercerita baru mencapai 47 %. Hal ini berarti kemampuan siswa masih dikategorikan kurang baik.
3. Hasil Penelitian Tindakan Siklus II a. Hasil Observasi terhadap Guru Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I maka dilakukan perbaikan pada siklus II. Setelah pembelajaran pada siklus II, maka diperoleh hasil observasi terhadap guru sebagai berikut :
Tabel 4.7 Hasil Observasi terhadap Guru Pada Siklus II
No
Aspek Pengamatan
Skor
1.
Memberi salam dan memeriksa kesiapan siswa
4
2.
Melakukan apersepsi sesuai materi
4
3.
Menarik perhatian siswa
3
4.
Penguasaan bahan pembelajaran
4
5.
Menyampaikan materi secara jelas
4
6.
Melaksanakan pembelajaran sesuai tujuan
4
7.
Melaksanakan pembelajaran secara runtut
4
8.
Menguasai kelas Melaksanakan pembelajaran sesuai alokasi waktu yang 9. direncanakan 10. Menggunakan media secara efektif dan efisien
3
11. Mendorong siswa untuk mengemukakan ide / pendapat
3
12. Menanggapi pertanyaan dan respon siswa Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam 13. belajar 14. Membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar
3
15. Melakukan variasi mengajar ( suara, gaya, dll )
3
16. Melakukan penilaian sesuai tujuan
4
17. Membuat kesimpulan
4
18. Melibatkan siswa alam penggunaan media
3
19. Memantau kemajuan siswa selama proses pembelajaran
3
20. Melaksanakan tindak lanjut
3
21. Mempersiapkan alat peraga
4
22. Mengkomunikasikan tujuan dan tema cerita dengan siswa
4
23. Mengatur posisi tempat duduk siswa Merangsang siswa agar mau mendengarkan dan 24. memperhatikan cerita 25. Memulai kegiatan bercerita Menggali pengalaman siswa yang berkaitan dengan 26. cerita
4
4 3
4 4
3 3 3
27. Melibatkan siswa dalam bercerita
3
28. Menyampaikan pesan moral dalam isi cerita
4
29. Memberikan tugas pada siswa
4
30. Memberikan tanggapan bagi siswa
4
Jumlah Skor
107
Kriteria :
Kategori :
1. = Tidak Baik
1. 80 % - 100 % ( Amat Baik )
2. = Kurang Baik
2. 61 % - 80 % ( Baik )
3. = Baik
3. 41 % - 60 % ( Kurang Baik )
4. = Amat Baik
4. < 40 % ( Tidak Baik )
Berdasarkan tabel di atas hasil observasi terhadap guru dalam siklus II dapat diketahui bahwa : 1) Skor penilaian observasi terhadap guru yaitu 107. 2) Tingkat kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran jika diprosentasekan adalah ± 89 %. 3) Berdasarkan prosentase di atas maka dapat dijelaskan bahwa kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran adalah amat baik karena berada di antara prosentase 80 % - 100 %.
b. Hasil Observasi dan Penilaian terhadap Siswa Hasil observasi dan penilaian terhadap siswa dalam proses pembelajaran pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.8 dan 4.9.
Berdasarkan tabel minat belajar siswa pada siklus II dapat diketahui: 1. Jumlah siswa yang memiliki minat belajar baik ( B ) sudah mencapai 18 anak. 2. Jumlah siswa yang memiliki minat belajar cukup ( C ) hanya ada 1 anak.
Dari hasil analisa di atas, jumlah siswa yang memiliki minat belajar baik ( B ) meningkat dari 12 siswa pada siklus I menjadi 18 siswa atau sudah mencapai 94 % dari sebelumya 63 %. Jadi penggunaan metode dan alat peraga yang digunakan guru dalam proses pembelajaran pada siklus I ini sudah berhasil menarik perhatian siswa.
Berdasarkan tabel keaktifan siswa pada siklus II dapat diketahui bahwa: 1. Siswa yang memiliki keaktifan baik ( B ) mencapai 17 anak. 2. Siswa yang memiliki keaktifan cukup ( C ) ada 2 anak. Dari hasil analisa di atas, jumlah siswa yang memiliki keaktifan baik ( B ) juga meningkat dari 11 anak pada siklus I menjadi 17 anak pada siklus II. Hal ini berarti bahwa siswa yang memiliki keaktifan baik pada siklus II ini 89 %.
Tabel 4.9 Hasil Penilaian Tugas Siswa Pada Pembelajaran Siklus II Dalam Membedakan Perbuatan yang Baik dan Perbuatan yang Buruk
NO
NAMA SISWA (RESPONDEN)
NILAI
SKOR
1
SYAFA DWI PUTRI MAS AJI
3
2
CATUR RAFIKA SANI
3
3
RAISSA KAILA AUGUSTINE
3
4
NAFLA NADHIFA KHAIZURA
3
5
IVANDER HUSN TRYA
3
6
ERDINA PUTRI ISNAKA
3
7
ABMULINA FEBRIANI
2
8
MEISIFA KHAIRUNISA
3
9
CYNTHIA KUSUMA SARI
3
10
YONASH BINTANG PRATAMA
1
11
LUTFHI TRIHAPSARI
3
12
REVALDO TEOFAN MANULLANG
2
13
RIZKY FARIDA AZZAHRA
2
14
LYLA NUR AMIATI
3
15
MUHAMMAD FATHIR KAFFAH
3
16
AMARA PUTRI RAHMA TIRANSYAH
3
17
AFIDHA SETIA LAIL SYAFITRI
3
18
ANISA FITRI SEPTIANI
3
19
GADING TERRY SALAKSANA
2
Kriteria Pemberian Skor
Kategori
= K = 1
80 % - 100 % ( Amat Baik )
= C = 2
61 % - 80 % ( Baik )
= B = 3
41 % - 60 % ( Kurang Baik ) < 40 % ( Tidak Baik )
Berdasarkan nilai tugas yang terdapat pada tabel di atas dapat dianalisis bahwa kemampuan siswa dalam membedakan perbuatan yang baik dan perbuatan yang buruk menggunakan metode bercerita dengan boneka jari yang dilaksanakan pada siklus II adalah sebagai berikut : 1). Jumlah siswa yang mempunyai nilai baik ( adalah 14 anak atau ± 74 %. 2). Jumlah siswa yang mempunyai nilai cukup () adalah 4 anak atau ± 21 %. 3). Jumlah siswa yang mempunyai nilai kurang ( ) adalah 1 anak atau ± 5 %.
Dari data di atas menunjukkan bahwa tingkat kemampuan siswa dalam membedakan perbuatan yang baik dan yang buruk dengan menggunakan metode bercerita menggunakan boneka jari dalam siklus II ini sudah dikategorikan baik.
B. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Pembelajaran Pendidikan Agama Islam tentang Akhlak dengan menggunakan metode bercerita dapat meningkatkan antusiasme dan kekreatifan siswa sehingga dalam proses pembelajaran pendidikan Agama Islam di sekolahan tercipta suasana yang menyenangkan, dan siswa juga tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran. Hal ini berpengaruh terhadap meningkatnya hasil belajar yang diperoleh oleh siswa. Penggunaan metode bercerita dalam pembelajaran pendidikan Agama Islam tentang akhlak, yang dilaksanakan melalui bentuk pembelajaran tindakan kelas tersebut ternyata mendapatkan hasil yang sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari pengamatan terhadap guru dan siswa yang dilakukan oleh peneliti dalam tiga kali siklus penelitian. Sedangkan untuk melihat peningkatan prestasi belajar siswa bisa dilihat dari hasil penugasan yang diberikan kepada siswa. Berdasarkan hasil observasi terhadap guru dan siswa pada siklus I dapat disimpulkan bahwa masih ada kekurangan dalam pembelajaran pendidikan Agama Islam tentang akhlak melalui metode bercerita. Berdasarkan kekurangan dan kelemahan pada siklus I maka akan dilakukan perbaikan pada siklus II. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari siklus I maka dilakukan beberapa perbaikan antara lain : 1) Guru menggunakan media atau alat peraga yang lebih menarik yaitu dengan boneka jari agar siswa lebih tertarik untuk mendengarkan cerita dari guru.
2) Guru lebih matang dalam mempersiapkan materi cerita terutama dalam variasi mengajar. 3) Agar guru bisa berinteraksi dengan semua siswa maka pada siklus II siswa disuruh untuk duduk di kursi dan guru bercerita dengan berdiri sehingga guru bisa maksimal dalam membawakan cerita.
Setelah dilakukan perbaikan pada siklus II terjadi peningkatan hasil belajar siswa dalam hal membedakan perbuatan yang benar dan perbuatan yang salah yaitu dibuktikan dengan meningkatnya hasil nilai penugasan bagi siswa pada siklus I 47 % meningkat pada siklus II menjadi 74 %. Peningkatan kondisi tersebut dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :
Tabel 4.10 Perbandingan Hasil Penelitian
Nilai Prosentase pada Siklus No
Aspek Penilaian
Pra Siklus I
Siklus II
Siklus 1.
Minat belajar siswa
16 %
63 %
94 %
2.
Keaktifan siswa
16 %
57 %
89 %
3.
Hasil belajar siswa
21 %
47 %
74 %
4.
Kemampuan mengajar guru
57 %
75 %
89 %
Hal di atas menunjukkan bahwa perbaikan yang dilakukan semakin meningkatkan hasil yang diharapkan yaitu siswa dapat membedakan akhlak yang baik dan akhlak yang buruk. Dari data di atas merukan bukti dari data-data merupakan bukti dari pernyataan hipotesis yang menyatakan bahwa melalui metode bercerita dapat meningkatkan
hasil
pembelajaran
pendidikan
agama
Islam
dalam
membedakan akhlak yang baik dan akhlak yang buruk bagi siswa kelompok A TK Kusuma Bangsa Ambarawa. Sehingga bisa dikatakan metode yang dipakai dalam penelitian ini sesuai untuk menerapkan pembelajaran pendidikan Agama Islam di kelompok A TK Kusuma Bangsa Ambarawa.
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian yang berjudul upaya meningkatkan hasil pembelajaran Pendidikan Agama Islam tentang akhlak melalui metode bercerita pada siswa kelompok A TK Kusuma Bangsa Ambarawa adalah: 1.
Melalui metode bercerita dapat meningkatkan minat belajar siswa kelompok A TK Kusuma Bangsa Ambarawa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam tentang akhlak. Kesimpulan ini didukung dengan bukti bahwa selama proses pembelajaran banyak siswa yang menyimak pembelajaran dengan seksama, tidak bermain sendiri, tidak berbincang dengan teman, menunjukkan antusias dan senang selama pembelajaran.hal ini dibuktikan dengan data pada siklus I tingkat minat belajar siswa 63%, pada siklus II meningkat menjadi 94%.
2. Melalui metode bercerita dapat meningkatkan keaktifan siswa kelompok A TK Kusuma Bangsa Ambarawa dalam proses pembelajaran pendidikan agama Islam tentang akhlak. Kesimpulan ini didukung dengan bukti bahwa selama proses penbelajaran siswa berpartisipasi aktif, menjawab pertanyaan guru dengan lancar, berinteraksi dengan guru, serta melaksanakan perintah guru dengan antusias, hal ini didukung dengan data
selama siklus I berlangsung tingkat keaktifan siswa 57% dan pada siklus II menjadi 89%. 3.
Melalui metode bercerita mampu meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran tentang akhlak yaitu membedakan perbuatan yang baik dan perbuatan yang buruk. Kesimpulan ini didukung dengan bukti bahwa siswa bisa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru yaitu memberi tanda centang (V) pada perbuatan yang baik dan memberi tanda silang (X) pada perbuatan yang buruk. Hal ini didukung dengan data pada pra siklus kemampuan siswa yang memiliki nilai B hanya 21%, pada siklus I meningkat menjadi 47% dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 74%. Terjadi peningkatan secara signifikan dari sebelum dilaksanakan tindakan kelas pada pra siklus dan siklus I.
B. SARAN 1. Untuk guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran hendaknya: a.
Langkah utama yang harus dilakukan dalam proses pembelajaran adalah mempersiapkan rencana pembelajaran yang matang baik menyangkut materi maupun alat peraga yang hendak digunakan dalam pembelajaran.
b.
Dalam
melaksanakan
pembelajaran
seorang
guru
hendaknya
memperhatikan metode yang dipakai agar siswa tertarik dan berperan aktif dalam pembelajaran.
c.
Dalam memilih media pembelajaran untuk menjelaskan materi hendaknya dipilih media yang mampu meningkatakan minat dan keaktifan siswa sehingga mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
d.
Guru terutama guru TK harus senantiasa kreatif dalam rangka meningkatkan kinerja sebagai guru, kreatif dalam membuat perangkat pembelajaran maupun kreatif dalam menyampaikan pembelajaran.
2. Untuk Siswa a.
Siswa TK hendaknya diberikan pembelajaran pendidikan Agama Islam sejak dini, dengan penggunaan metode pembelajaran yang menyenangkan, tidak membosankan, menarik minat anak, dan dapat meningkatkan keaktifan anak, agar di kemudian hari anak tumbuh menjadi generasi yang bertaqwa kepada Allah SWT.
b.
Siswa TK hendaknya diberi motivasi dan diberi penghargaan dalam setiap aktifitasnya, hal ini akan mendorong siswa untuk semangat dalam belajar dan berprestasi di sekolah.
3. Untuk Sekolah Pihak sekolah hendaknya selalu memberikan dorongan dan dukungan terhadap guru agar tujuan pembelajaran bisa tercapai antara lain: a.
Penciptaan suasana sekolah yang kondusif untuk memperlancar proses pembelajaran.
b.
Penyediaan sarana dan prasarana mengajar atau fasilitas yang digunakan dalam proses pembelajaran.
c.
Pemberian bimbingan dan pelatihan terhadap guru untuk meningkatkan kreatifitas dan profesionalisme guru dalam mengajar.
C. PENUTUP Alhamdulillahirobbil’alamin. Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kekuatan, kelancaran, dan kemudahan dalam penulisan skripsi ini. Tidak lupa ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis, rekan-rekan guru dan pembaca pada umumnya. Walaupun penulis telah berusaha keras untuk menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya, dengan menyita banyak waktu, pikiran, tenaga dan materi, penulis menyadari bahwa di sini masih banyak kesalahan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca untuk kesempurnaan skripsi ini.
DAFTAR PUSTAKA
A. Azizy, A. Qodri. 2003. Pendidikan ( Agama ) untuk Membangun Etika Sosial. Aneka Ilmu, Semarang. Abdul Majid, Abdul Aziz. 2001. Mendidik dengan Cerita. Remaja Rosda Karya, Bandung. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta, Jakarta. Arikunto, Suharsimi. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara, Jakarta. Daradjat, Zakiah dkk. 2004. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Bumi Aksara, Jakarta. Daradjat, Zakiah dkk. 2006. Ilmu Pendidikan Islam. Bumi Aksara, Jakarta. Departemen Agama RI. 2003. Kompetensi Dasar RA. Departemen Pendidikan Nasional. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia. PT. Gramedia, Jakarta. Djamarah, Syaiful Bahri. 2005. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. PT. Asdi Mahasatya, Jakarta. Ilyas, Yunahar. 1999. Kuliah Akhlak. Pustaka Belajar Offcet, LPPI UMY. Kementerian Agama Kantor Wilayah Propinsi Jawa Tengah. 2012. Bahan Pelajaran PAI RA/BA/TK. Kementerian Agama RI. 2012. Pedoman Penyelenggaraan Forum Komunikasi Guru ( FKG ) Taman Kanak-Kanak ( TK ).
KEMENAG RI. 2012. Pedoman Penyelenggaraan Forum Komunikasi Guru ( FKG ) PAI Taman Kanak-Kanak. Kementerian Pendidikan Nasional. 2010. Kurikulum Taman Kanak-Kanak. Mahmud, Ali Abdul Halim. 2004. Akhlak Mulia, Gema Insani, Jakarta. Moeslichatun. 1999. Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Rineka Cipta, Jakarta. Musfiroh, Tadkiroatun. 2008. Memilih, Menyusun, dan Menyajikan Cerita untuk Anak Usia Dini. Tiara Wacana, Yogyakarta. Nor Ichwan, Mohammad. 2008. Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis P.A.I.K.E.M. Rasail, Semarang. Tafsir, Ahmad. 1995. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Remaja Rosda Karya, Bandung. Yunus, Mahmud. 1983. Metodik Khusus Pendidikan Agama. PT. Hida Karya Agung, Jakarta.
RENCANA KEGIATAN HARIAN KELOMPOK : Tema : Alat Komunikasi Sub Tema : HP
Indikator Berdoa sebelum melakukan kegiatan (NA.11) Melompat dengan 2 kaki / 1kaki dengan seimbang (FM.6) Melakukan 2-3 perintah secara bersama (B.5)
Meniru huruf (B.41) Membuat berbagai macam coretan (B.36) MEmbilang
Kegiatan Pembelajaran I.
Kegiatan Awal Berbaris, doa, salam Pijakan Sebelum Main PT Engklek dengan satu kaki. PT Engklek dengan satu kaki, ke depan sambil menyentuh hp BCC Tentang macam-macam alat komunikasi.
II. Kegiatan Inti Pijakan Saat Main PT Meniru huruf handphone PT Menggambar HP PT Memasukkan gambar-gambar HP
Ali (Sentra Persiapan) Kelompok :A Hari/Tgl : Kamis, 22 April 2012 Waktu : 09.30 – 11.30 WIB Alat / Sumber Pembelajaran
Penilaian Perkembangan Anak Hasil Alat
Pend. Nasionalesme Karekter Bangsa dan Kewirausahaan
Peraga langsung
Observasi
Religius
Peraga langsung Anak langsung
Unjuk kerja
Disiplin
Unjuk kerja
Disiplin
Observasi
LKS, pensil Buku gambar, pensil Gambar HP, gelas aqua
Penugasan Penugasan
Mandiri Mandiri
Penugasan
Mandiri
banyak benda dari 1 – 10 (K.27)
ke dalam wadah sesuai dengan angka III. Istirahat Bermain
Indikator
Mampu mengerjakan tugas sendiri (Sosem.19) Berdoa setelah melakukan kegiatan (NA.12)
Alat permainan luar
Kegiatan Pembelajaran
Alat / Sumber Pembelajaran
IV. Kegiatan Awal Mengerjakan tugas dengan mandiri
Kegiatan hari ini
Pijakan Sebelum Main Beres-beres Recalling Doa Pulang
Observasi
Peduli lingkungan
Penilaian Perkembangan Anak Hasil Alat
Pend. Nasionalesme Karekter Bangsa dan Kewirausahaan
Observasi
Tanggung jawab
Observasi
Religius
Bawen, 22 Maret 2012 Mengetahui, Kepala TKIT Permata Bunda Bawen
Supervisor II
Mahasiswa
SRI LAYLA FUIZIANA, A.Ma
Hj. SITI NGAFIYAH, S.Pd.MM
NGATIYAH NIM. 822099136
RKM
SENTRA BAHAN ALAM & CAIR Na.28
Mau Mengalah (NK.D9)
FM.10
Berlari di tempat (NK.E4)
Kog.10
Mencoba dan menceritakan apa yang terjadi jika telepon dijatuhkan (NK. E4)
Bhs.22
Menyebutkan nama benda yang diperlihatkan
Sos Em.6 Bersedia bermain dengan teman (NK.D9)
SENTRA SENI DAN KREATIFITAS
KELOMPOK : A TEMA : ALAT KOMUNIKASI MINGGU : 11
Sub Tema : Macam-Macam Alat Komunikasi a. HP d. Koran b. Radio e. Majalah c. Televisi f. Surat
SENTRA PERSIAPAN Na.11
Doa sebelum (NK.A 17)
Na.12
Doa selesai belajar (NK.A 17)
FM.6
Melompat dengan dua kaki
Kog.27
Membilang gambar alat komunikasi
Bhs.5
Melakukan 2 – 3 Perintah secara bersama (NK.E 12)
Bhs.36
Membuat berbagai macam coretan
Bhs.41
Meniru huruf (NK.E 4)
Menyanyi lagu agama “Malaikat 10” (NK.A 15)
Fm.20
Berjalan maju menuju telepon (NK.E 12)
Kog.20
Mengurutkan telepon dan (NK.E 4)
Kog.27
Membilang banyak gambar telepon 1 – 10 (NK.E 4)
Bhs.13
BCC tentang macammacam alat komunikasi yang bisa didengar
pola televise
Sos.Em.25 Menjaga Kebersihan diri (Nk.E 3)
belajar
Sos Em.19 Mampu mengerjakan tugas sendiri (NK.E12)
Na.7
SENTRA BALOK
SENTRA SENI DAN KREATIFITAS
NA.32
Membiasakan diri mengucap salam (NK.A 11)
NA.18
Tidak menggangu teman (NK.B 9)
FM.44
Mencipta bentuk telepon dari balok
FM.10
Berlari di tempat (NK.E 4)
KOg. 37
Membaca gambar yang ada kata telepon (NK.E 4)
Bhs. 12
Mengulang kembali kalimat yang sederhana.
Kog. 17 Bhs. 39
Mengelompokkan yang sejenis
balok
Menjiplak balok (NK.E 4)
Sos Em.8 Bekerja menyelesaikan (NK.D 9)
sama tugas
Sos Em.17 Mengikuti aturan mainan (NK. A 8)
per-
Hasil Observasi terhadap Minat Belajar Siswa Sebelum Pelaksanaan Tindakan ( Pra Siklus )
2
Tidak bermain sendiri
3 4 5 6 7 8 9 10
Tidak berbincang dengan teman Menunjukkan antusias dan senang dalam pembelajaran Memahami cerita yang dibacakan Mengenal perbendaharaan kata Dapat membedakan perilaku yang baik dan yang buruk Dapat mengerjakan tugas dengan benar Mengungkapkan perasaan dengan kata sifat Tidak mengganggu teman
GADING
BINTANG
ANISA
CYNTIA
AFIDHA
MESIFA
PUTRI
LINA
LYLA
ERDINA
RIZKY
IVAN
VALDO
NAFLA
Menyimak pembelajaran dengan seksama
LUTFFI
RAFIKA
1
ASPEK PENGAMATAN
RAISSA
SYAFA
N O
FATHIR
NAMA SISWA (RESPONDEN)
Jumlah Skor Prosentase
12
16
16
14
14
23
11
23
14
11
19
11
10
15
14
16
24
15
13
40% 53% 53% 47% 47% 77% 36% 77% 47% 36% 63% 36% 33% 50% 47% 53% 80% 50% 43%
Hasil Observasi terhadap Keaktifan Siswa Sebelum Pelaksanaan Tindakan ( Pra Siklus )
Prosentase Kriteria Pemberian Skor = B = 3
= 71 % - 100 %
= C = 2
= 41 % - 70 %
= K = 1
= 0 % - 40 %
FATHIR
PUTRI
13
9
5
12
6
5
8
8
11
7
6
9
6
5
10
7
LINA
IVAN
9
6
8
GADING
LYLA
ANISA
RIZKY
AFIDHA
VALDO
ERDINA
LUTFFI
Jumlah Skor
BINTANG
5
CYNTIA
4
NAFLA
3
RAISSA
2
Ikut serta berpartisipasi aktif dalam pembelajaran Berinteraksi dengan guru selama pembelajaran Melaksanakan perintah dengan antusias Menjawab pertanyaan guru dengan benar Menceritakan kembali cerita yang didengar
RAFIKA
1
ASPEK PENGAMATAN
SYAFA
N O
MESIFA
NAMA SISWA (RESPONDEN)
60% 40% 33% 67% 47% 86% 60% 60% 40% 33% 80% 53% 40% 33% 53% 53% 73% 47% 40%
Hasil Observasi terhadap Minat Belajar Siswa Pada Siklus I
2
Tidak bermain sendiri
3 4 5 6 7 8
Tidak berbincang dengan teman Menunjukkan antusias dan senang dalam pembelajaran Memahami cerita yang dibacakan Mengenal perbendaharaan kata Dapat membedakan perilaku yang baik dan yang buruk Dapat mengerjakan tugas dengan benar
GADING
FATHIR
ANISA
CYNTIA
AFIDHA
MESIFA
PUTRI
LINA
LYLA
ERDINA
RIZKY
IVAN
VALDO
NAFLA
LUTFFI
RAFIKA
1
Menyimak pembelajaran dengan seksama
BINTANG
ASPEK PENGAMATAN
RAISSA
N O
SYAFA
NAMA SISWA (RESPONDEN)
9 10
Mengungkapkan perasaan dengan kata sifat Tidak mengganggu teman Jumlah Skor Prosentase
25
24
18
27
16
83%
80%
60%
90%
21
21
70% 70%
30
25
29
20
16
24
27
28
30
26
22
96%
66%
53%
80%
86%
73%
15
53% 100% 83% 50%
90% 93% 100%
Hasil Observasi terhadap Keaktifan Siswa Pada Siklus I
Kriteria Pemberian Skor
PUTRI
9
15
9
13
7
15
11
8
8
14
73%
53%
53%
11
8
9
12
60%
80%
73% 53%
IVAN
60% 100% 60%
86%
11
73% 47% 100%
GADING
FATHIR
ANISA
LYLA
AFIDHA
RIZKY
LINA
ERDINA
VALDO
Prosentase
LUTFFI
Jumlah Skor
BINTANG
5
CYNTIA
4
NAFLA
3
RAISSA
2
Ikut serta berpartisipasi aktif dalam pembelajaran Berinteraksi dengan guru selama pembelajaran Melaksanakan perintah dengan antusias Menjawab pertanyaan guru dengan benar Menceritakan kembali cerita yang didengar
RAFIKA
1
ASPEK PENGAMATAN
SYAFA
N O
MESIFA
NAMA SISWA (RESPONDEN)
12
13
12
10
80%
67%
93% 80% 86%
= B = 3
= 71 % - 100 %
= C = 2
= 41 % - 70 %
= K = 1
= 0 % - 40 %
Hasil Observasi terhadap Minat Belajar Siswa Pada Siklus II
NAMA SISWA (RESPONDEN) NAFLA
IVAN
ERDINA
LINA
MESIFA
CYNTIA
BINTANG
LYLA
FATHIR
PUTRI
AFIDHA
ANISA
GADING
2
Tidak bermain sendiri
3
Tidak berbincang dengan teman
4
Menunjukkan antusias dan senang dalam pembelajaran
5
Memahami cerita yang dibacakan
6
Mengenal perbendaharaan kata
7 8 9 10
Dapat membedakan perilaku yang baik dan yang buruk Dapat mengerjakan tugas dengan benar Mengungkapkan perasaan dengan kata sifat Tidak mengganggu teman
RIZKY
RAISSA
Menyimak pembelajaran dengan seksama
VALDO
RAFIKA
1
ASPEK PENGAMATAN
LUTFFI
SYAFA
N O
Jumlah Skor Prosentase
30
30
30
30
29
30
25
30
29
100% 100% 100% 100% 96% 100% 83% 100% 96%
21
30
26
23
28
30
30
30
30
27
70% 100% 86%
76%
93% 100% 100% 100% 100% 90%
Hasil Observasi terhadap Keaktifan Siswa Pada Siklus II
Kriteria Pemberian Skor = B = 3
= 71 % - 100 %
= C = 2
= 41 % - 70 %
= K = 1
= 0 % - 40 %
15
11
13
100% 73%
GADING
15
14
14
13
14
13
9
15
13
11
93% 100% 86% 100% 93%
93%
86%
93% 100% 100% 86%
73%
14
15
9
15
60% 100% 93.% 86%
LYLA
RIZKY
ANISA
AFIDHA
PUTRI
FATHIR
BINTANG
VALDO
CYNTIA
LUTFFI
Prosentase
MESIFA
Jumlah Skor
LINA
5
ERDINA
4
IVAN
3
NAFLA
2
Ikut serta berpartisipasi aktif dalam pembelajaran Berinteraksi dengan guru selama pembelajaran Melaksanakan perintah dengan antusias Menjawab pertanyaan guru dengan benar Menceritakan kembali cerita yang didengar
RAISSA
1
ASPEK PENGAMATAN
RAFIKA
N O
SYAFA
NAMA SISWA (RESPONDEN)
60%
14
15
SURAT KETERANGAN Nomor : 55/LPKB/XI/2013
Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama
: Dra. Hj. SITI FATIMAH
Jabatan
: Kepala Sekolah
Unit Kerja
: TK Kusuma Bangsa Ambarawa
Menerangkan dengan sesungguhnya bahwa : Nama
: SANTI ISTIKOMAH
Tempat/Tanggal Lahir
: Jakarta, 30 Maret 1983
NIM
: 11411037
Jurusan Pendidikan
: Pendidikan Agama Islam
Alamat
: Kupang Pringapusan RT. 03 RW. I Kupang, Ambarawa, Kabupaten Semarang
Sungguh-sungguh telah melakukan penelitian tindakan kelas di TK Kusuma Bangsa Ambarawa Kabupaten Semarang. Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Ambarawa, 1 November 2013 Kepala Sekolah
Dra. Hj. Siti Fatimah
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Biodata Peneliti : Nama
: SANTI ISTIKOMAH
Tempat / Tanggal Lahir
: Jakarta, 30 Maret 1983
Alamat
: Kupang Pringapusan RT. 03 RW. I Kupang Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang
Pendidikan Formal
:
1. SD Negeri Soka II
Lulus Tahun 1995
2. SLTP Negeri II Muntilan Lulus Tahun 1998 3. SMU Negeri I Ngluwar
Lulus Tahun 2001
4. Diploma II PGTKI UMM Magelang
Lulus Tahun 2004
5. STAIN Salatiga Semester IV
Ambarawa, 26 Desember 2013
SANTI ISTIKOMAH