MADRASAH RAMADHAN Senin, 13 Juli 2015 10:39
Oleh:
Duski Samad
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Imam Bonjol
Seiring tenggelamnya mata hari Ramadhan 1436H/2015 saat itu pulalah berakhirnya masa belajar di Madrasah Ramadhan yang sudah berlangsung sebulan penuh. Tamsilan Ramadhan sebagai madrasah atau sekolah adalah sesuatu yang pas dan patut dijadikan renungan oleh setiap umat Islam yang telah menduduki bangku pelajaran di Madrasah Ramadhan itu. Penyajian bahan ajar oleh guru (ustad, mubaligh dan ulama) yang professional dengan mengacu kepada kurikulum taqwa diharapkan telah meneguhkan jagad keilmuan (kognitif), sikap ( afektif ) dan keterampilan hidup ( psikomotor ) anak didik (umat) tamatan Madrasah Ramadhan.
Madrasah Ramadhan telah membawa kegairahan, kegembiraan dan pengalaman sipritualitas yang mendalam bagi peserta didik, guru, tenaga kependidikan dan semua stakeholder yang terkait. Madrasah Ramadhan juga telah membuka wawasan baru bagi persiapan kehidupan masa datang yang tidak mudah untuk diterka dan sering berhadapan dengan jurang berbahaya yang akan mencelakan. Madrasah Ramadhan juga telah membawa keuntungan besar bagi setiap umat. Madrasah Ramadhan telah menggerakan ekonomi, meningkatkan mobilitas social dan menimbulkan haru biru kehidupan yang ditandai dengan tradisi mudik. Tradisi mudik dengan sedemikian rupa membawa effek ekonomi, social, agama, budaya dan peradaban yang tidak mudah untuk dikalkulasikan.
PRIBADI BERKARAKTER TAQWA
Taqwa adalah karakter, sikap, prilaku dan kebiasaan. Taqwa adalah hasil, bukan proses. Proses menuju taqwa, di antaranya adalah dengan menjalankan Ramadhan berdasarkan
1/5
MADRASAH RAMADHAN Senin, 13 Juli 2015 10:39
manajemen Rasul Saw. Taqwa adalah buah dari keimanan yang mendalam yang melahirkan ketaatan, ibadah, harapan dan ketakutan mutlak kepada sang Pencipta, yakni Allah Ta’ala saat menjalankan kehidupan di dunia yang fana ini. Sebab itu, taqwa harus dapat dilihat pengaruh dan ciri-cirinya dalam kehidupan. Taqwa harus menjadi tema terpenting setelah iman. Karena iman yang tidak melahirkan taqwa tidak akan bermanfaat banyak dalam kehidupan dunia dan tidak pula di akhirat kelak.
Saking pentingnya, dalam Al-Qur’an tedapat sekitar 158 ayat yang membahas taqwa dan juga puluhan hadits Rasul Saw. Di antara cakupan makna taqwa adalah takut, beribadah, meninggalkan maksiat, mengesakan dan ikhlas kepada Allah. Yang paling dasar dari taqwa itu adalah tertatanya manajemen syahwat dan manajemen ibadah yang dipesan Ramadhan. Manajemen syahwat yang diajarkan Rasul selama Ramadhan meliputi, menahan syahwat telinga mendengar yang haram, syahwat dicegah untuk melihat yang haram, syahwat perut dikendalikan jagan memakan yang subhat dan haram. Menahan syahwat kemaluan dari menyintuh dan menyalurkan dari yang halam tidak waktunya dan haram sepanjang waktu. Menahan syahwat kesombongan dan kecongkan, ketenaran dan ketenaran dengan cara tidak benar. Menahan syahwat kecintaan pada dunia kehidupan yang dapat melalaikan dari zikrullah dan perintah agama lainnya.
Karakter taqwa dalam bentuk manajemen ibadah yang sudah berlangsung selama Ramadhan seperti motovasi yang kuat untuk taat dalam ibadah. Merasakan lezatnya taqarrub kepada Allah menjalankan ibadah dengan ikhlas dan bersemangat untuk membantu sesama. Itu semua adalah hasil yang hendak dicapai oleh Madrasah Ramadhan. Pencapaian karakter taqwa yang menjadi tujuan akhir dari Madrasah Ramadhan tentu sulit ditemukan wujudnya, kecuali dapat dimengerti dari sikap dan kepribadian alumni Madrasah Ramadhan itu sendiri.
WAKTU BAGI KEMAJUAN
Kesan Madrasah Ramadhan yang begitu kuat adalah pengunaan waktu. Waktu berbuka, sahur, shalat jamaah ke masjid, waktu mendengar ceramah ustad, waktu tidur, waktu kerja, waktu ke pasar dan waktu-waktu lainnya begitu diperhitungkan dan dilakukan dengan tepat waktu (on time ). Berbuka puasa dianjurkan Nabi tepat waktunya, begitu juga sahur dihimbau untuk lebih terakhir waktunya, pengurus Masjid/Mushalla begitu menjaga waktu shalat dan pengajian ustad harus semua tepat dan sesuai waktunya. Artinya waktu begitu diperhatikan oleh siswa Madrasah Ramadhan.
2/5
MADRASAH RAMADHAN Senin, 13 Juli 2015 10:39
Pembiasaan tepat waktu, menghargai waktu, disiplin dan ketat dalam mengunakan waktu di sekolah Ramadhan tentu ditunggu realisasinya dalam kehidupan nyata. Perintah agama tentang menghargai waktu jelas dan tegas. Allah SWT bersumpah dengan waktu, hanya orang tertentu saja yang memperoleh keberuntungan dengan waktu. Lazimnya banyak orang merugi dan menjadi korban waktu. Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (QS. Al-ashr/103:1-3).
Penjelasan tentang penting, bernilai dan berharganya waktu diingatkan al-Qur’an memulai perintah. Dalam surat al-Fajr Allah bersumpah dengan waktu dan perubahan yang harus diisi oleh manusia sang penguna waktu. Demi fajar, Dan malam yang sepuluh [Malam yang sepuluh itu ialah malam sepuluh terakhir dari bulan Ramadhan. dan ada pula yang mengatakan sepuluh yang pertama dari bulan Muharram Termasuk di dalamnya hari Asyura. ada pula yang mengatakan bahwa malam sepuluh itu ialah sepuluh malam pertama bulan Zulhijjah. ], Dan yang genap dan yang ganjil, Dan malam bila berlalu. Pada yang demikian itu terdapat sumpah (yang dapat diterima) oleh orang-orang yang berakal. (QS. Al-Fajr/89:1-5)
Madrasah Ramadhan telah mendidik umat untuk tepat waktu, menghargai waktu dan menjadikan waktu sebagai tolok ukur prestasi. Bangsa-bangsa maju di dunia satu diantara budaya hidupnya adalah disiplin pada waktu. Bangsa terkebelakang akan terus tertinggal apabila budaya terlambat, menyia-nyiakan waktu, boros waktu, tidak menghormati waktu. Tepat waktu, memaksimalkan waktu dan menjadikan waktu sebagai ukuran keberadaban orang atau institusi adalah cara tepat untuk menjadikan umat ini berkeadaban.
PEMBIASAAN MEMBACA AL-QUR’AN
Mata ajar Madrasah Ramadhan yang cukup banyak jam pembelajarannya adalah membaca al-Qur’an. Membaca al-Qur’an di Madrasah Ramadhan diyakini dapat membentuk kepribadian qur’ani. Manfaat langsung dari membaca al-Qur’an banyak sekali. Di antara manfaat mempelajari, membaca dan mengamalkan Al Quran, adalah dari tiap ayat Al Quran yang dibaca mengandung 10 kebaikan di dalamnya.
Al Quran sebagai pedoman hidup manusia untuk menuntun kepada jalan kebaikan, kebenaran dan keselamatan. Al Quran sebagai penyejuk hati bagi siapa saja yang membacanya. Al Quran
3/5
MADRASAH RAMADHAN Senin, 13 Juli 2015 10:39
mampu memotivasi diri dan pemberi semangat. Al Quran sebagai sebuah peringatan besar dan teguran akan sifat dan perilaku manusia. Al Quran sebagai pelebur segala emosi dan amarah yang mampu mendamaikan dan memberi ketenangan yang tidak dapat dilukiskan atau digambarkan seperti halnya yang terjadi pada Sayyid Quthb Rahimakumullah. Al Quran sebagai sarana komunikasi diri dengan Allah SWT. Al Quran sebagai pengingat akan kebesaran Allah SWT.
Dalam sebuah janjiNya, Allah SWT berjanji akan memberikan segala kebutuhan dan mencukupi segala kehidupan manusia di dunia dan di akhirat serta mengangkat derajat manusia meski di dunia hidup penuh dengan segala kekurangan. Al Quran akan menjadi pelindung diri bagi siapa saja yang membacanya dari tiap ayat yang dibacanya.Al Quran bagi siapa saja yang memahami dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari akan semakin bertambah ilmunya. Siapa saja yang mempelajari dan memahami Al Quran bagaikan menyelami luasnya samudera kehidupan dan menikmati anugerah kehidupan yang dirasakannya serta mengambil segala hikmah dan manfaat dari Al Quran.
Seseorang yang rajin membaca Al Quran memiliki jiwa yang sejuk, penuh dengan kesabaran, hati yang jernih, jiwa dan pikiran yang lapang, dan wajah yang bercahaya. Menjadikan seorang yang kreatif, penuh motivasi dan inovatif. Membuat manusia semakin dekat dengan Sang Maha Pencipta Dunia dengan segala isinya. Membuat seseorang menjadi bersyukur dengan segala nikmatNya. Terhindar dari segala kecemasan, kekhawatiran, rasa pesimis, kesedihan, selalu penuh dengan harapan dan kegembiraan. Selalu mendapat jalan kemudahan, kebaikan dan petunjuk serta mengingatkan diri dari hal-hal yang dilarangNya. Bagi seseorang yang membaca dan mengamalkannya, merasakan senantiasa dalam setiap langkahnya selalu dilindungi oleh Allah SWT.
Sebagai pelebur dosa, yang mengingatkan manusia akan dosa-dosa dan mencegah dirinya kembali dalam dosa. Memperkuat keimanan, ketaqwaan dan penjagaan diri. Memudahkan segala rizki. Sebagai pintu keberkahan bagi siapa saja yang membacanya. Dijadikan sebagai manusia yang terbaik. Dari `Utsman bin `Affan, dari Nabi bersabda : “Sebaik-baik kalian yaitu orang yang mempelajari Al Qur`an dan mengajarkannya. ” H.R. Bukhari. Akan dikumpulkan bersama para Malaikat Allah. Dari `Aisyah Radhiyallahu `Anha berkata, Rasulullah bersabda : “Orang yang membaca Al Qur`an dan ia mahir dalam membacanya maka ia akan dikumpulkan bersama para Malaikat yang mulia lagi berbakti. Sedangkan orang yang membaca Al Qur`an dan ia masih terbata-bata dan merasa berat (belum fasih) dalam membacanya, maka ia akan mendapat dua ganjaran.” Muttafaqun `Alaihi (Keuntungan dan kebaikan).
4/5
MADRASAH RAMADHAN Senin, 13 Juli 2015 10:39
Sebagai syafa`at dan penyelamat di Hari Kiamat. Dari Abu Umamah Al Bahili t berkata, saya telah mendengar Rasulullah bersabda : “Bacalah Al Qur`an !, maka sesungguhnya ia akan datang pada Hari Kiamat sebagai syafaat bagi ahlinya (yaitu orang yang membaca, mempelajari dan mengamalkannya ).” H.R. Muslim. Mendapatkan segala kenikmatan yang tiada batasnya. Dari Ibnu `Umar, dari Nabi bersabda : “ Tidak boleh seorang menginginkan apa yang dimiliki orang lain kecuali dalam dua hal; (Pertama) seorang yang diberi oleh Allah kepandaian tentang Al Qur`an maka dia mengimplementasikan (melaksanakan)nya sepanjang hari dan malam. Dan seorang yang diberi oleh Allah kekayaan harta maka dia infaqkan sepanjang hari dan malam. ” Muttafaqun `Alaihi. Sebagai ladang pahala. Dari Abdullah bin Mas`ud t berkata, Rasulullah : “Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah (Al Qur`an) maka baginya satu kebaikan. Dan satu kebaikan akan dilipat gandakan dengan sepuluh kali lipat. Saya tidak mengatakan “Alif lam mim” itu satu huruf, tetapi “Alif” itu satu huruf, “Lam” itu satu huruf dan “Mim” itu satu huruf .” H.R. At Tirmidzi dan berkata : “Hadits hasan shahih”.
Tumbuhnya karakter taqwa, hadirnya pribadi yang memberikan penghargaan terhadap waktu, terbiasanya seseorang membaca dan mempelajari al- qur’an adalah indicator utama berhasilnya Madrasah Ramadhan dalam pembinaan umat. Rapor kuantitatif dan kualitatif alumni Madrasah Ramadhan dapat dibaca setelah kehidupan nyata kembali bergulir. Saatnya pasca Ramadhan dapat dilihat siapa yang mendapat nilai cukup, baik, baik sekali dan tentu ada yang memperoleh yudicium cum laude. Semoga kita semua menjadi peraih piala taqwa dan mendapatkan Rapor Madrasah Ramadhan yang mengembirakan. Amin. Ds.12072015. (ed.En.)
5/5