99
Desak Nyoman Sri Werastuti
PENGARUH AUDITOR CLIENT TENURE, DEBT DEFAULT, REPUTASI AUDITOR, UKURAN KLIEN DAN KONDISI KEUANGAN TERHADAP KUALITAS AUDIT MELALUI OPINI AUDIT GOING CONCERN Oleh Desak Nyoman Sri Werastuti Jurusan Akuntansi Program Diploma III, FEB Undiksha
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh auditor client tenure, debt default, reputasi auditor, ukuran klien dan kondisi keuangan terhadap kualitas audit melalui opini going concern. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada periode tahun 2008-2011. Model yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah menggunakan Ordinal Logistic Regression (PLUM). Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, terbukti bahwa auditor client tenure, ukuran klien, reputasi auditor dan kondisi keuangan tidak berhubungan dengan opini audit going concern, sedangkan debt default berhubungan dengan opini audit going concern. Peneliti memberikan beberapa saran atas keterbatasan yang ditemui selama penelitian dilakukan, yaitu sebagai berikut : (1) Pada penelitian selanjutnya, bisa menambah tahun pengamatan penelitian dan memasukkan variabel lain seperti : strategic action perusahaan, keberadaan komisaris independen dan kepemilikan perusahaan (2) Penelitian selanjutnya dapat meneliti sampel perusahaan dari dua jenis industri atau lebih, sehingga hasil temuan yang didapat bisa mengeneralisir seluruh perusahaan go public di BEI. (3) Menggunakan model kondisi keuangan lainnya, seperti The Zmijeski Model (1984) atau The Springate Model (1978). Kata Kunci : auditor client tenure, debt default, reputasi auditor, ukuran klien, kondisi keuangan dan opini audit going concern. ABSTRACT This study aims at analyzing the impact of client tenure auditor, debt default, auditor reputation, client size and financial condition towards auditing quality through auditing going concern opinion. The population of this study was all of the manufacturing companies registered in BEI during the period of 2008 – 2011. The model used to test the hypothesis of the study was Ordinal Logistic Regression (PLUM). Based on the result of the hypothewsis testing, it is proved that client tenure auditor, client size, auditor reputation, and financial condition were not related to auditing going concern opinion. The following are some suggestions with regard to shortcomings during the study: (1) For future researches, it is of necessity to add the year of observation other variables like strategic action of the companies, VOKASI Jurnal Riset Akuntansi Vol. 2 No.1, April 2013, ISSN 2337 – 537X
100
Desak Nyoman Sri Werastuti
the existence of independent comissory, and company ownership, (2) Future researches can also study the samples of company from two industrie or more, so that the finding of the study generalize all companies that go publis in BEI, (3) Other studies can also make use of other financial condition models, such as: The Zmijeski Model (1984) or Springate Model (1978). Key Words: client tenure auditor, debt default, auditor reputation, client size, financial condition, dan opini audit going concern auditing opinion. pada
Pendahuluan Munculnya kasus perusahaan
September
melanda
2008,
Lehman
kali
ini
Brothers
yang
yang bangkrut dalam bisnis sering
merupakan bank investasi terbesar di
dikaitkan dengan kegagalan auditor.
Amerika.
Masalah Enron di Amerika Serikat
mengungkapkan bahwa bank investasi
membuat
yang didirikan oleh tiga bersaudara
banyak
pihak
terkejut,
Arvian
apalagi hal tersebut melibatkan salah
Lehman
satu Kantor Akuntan Publik (KAP)
rekayasa
internasional yakni Arthur Andersen
menyembunyikan
(AA). Banyak pihak menempatkan
pada
auditor sebagai pihak yang paling
menyeret salah satu KAP (Big-Four)
bertanggung jawab terhadap masalah
Ernst
ini. Independensi auditor merupakan
menangani Lehman Brothers. Ernst &
salah satu faktor yang diduga memicu
Young
masalah ini (Efraim,2010). Perikatan
mengeluarkan
audit yang dilakukan AA sudah
pengecualian bagi Lehman sebelum
hampir 20 tahun, seharusnya AA
terjadinya
kebangkrutan,
yang
banyak
seharusnya
memberikan
early
kliennya.
mengetahui
mengenai
Kondisi
tersebut
itu
(2010),
terbukti keuangan
pinjaman.
&
Young
untuk
ketergantungan Kasus
yang
dinyatakan
warning
melakukan
opini
dalam
tersebut
saat
lalai wajar
opini
itu
dengan tanpa
yang
menimbulkan tanda tanya dan diduga
diberikannya tersebut agar pihak-
bahwa tugas audit yang terlalu lama
pihak
dilakukan seorang auditor maupun
laporan keuangan yang telah diaudit
KAP menyebabkan keterikatan secara
tidak salah berinvestasi.
emosional
dan
yang
berkepentingan
pada
menurunkan
Kasus Enron yang melibatkan
independensinya. Hal serupa terjadi
KAP Arthur Andersen berdampak VOKASI Jurnal Riset Akuntansi Vol. 2 No.1, April 2013, ISSN 2337 – 537X
101
Desak Nyoman Sri Werastuti
sangat besar, baik di Amerika maupun
meningkatkan kinerja dan kualitas AP
di Indonesia. Dampak atas kasus
dan KAP. Usaha peningkatan kualitas
tersebut diantaranya adalah terjadinya
audit
pembaharuan tatanan kondisi maupun
mensyaratkan pendidikan minimum
regulasi praktik bisnis di Amerika
pertahun, membatasi masa perikatan
Serikat
diterbitkannya
(tenur) auditor dengan kliennya, serta
Sarbanes Oxley Act (SOX) pada
membentuk komite audit (Baridwan
bulan
dan Hariani, 2010).
seperti
Juli
perubahan
2002
yang
terhadap
membuat
praktik
audit
ini
dilakukan
Auditor
harus
dengan
bertanggung
seperti pelarangan memberikan jasa
jawab untuk mengeluarkan opini audit
non audit kepada perusahaan yang
going concern yang konsisten dengan
diaudit. Jika dikaitkan dengan kondisi
kondisi yang sebenarnya. Kualitas
di Indonesia, diberlakukannya SOX
audit yang baik akan menghasilkan
memberi dampak kepada peraturan
informasi yang sangat berguna bagi
pengauditan di Indonesia. Salah satu
para pemakai laporan keuangan dalam
peraturan yang diberlakukan oleh
hal pengambilan keputusan. Penelitian
pemerintah
sebagai
Mutchler et. al. (1997) dalam Santoso
tanggapan SOX adalah Keputusan
dan Wedari (2007) menemukan bukti
Menteri
univariat bahwa auditor big 6 lebih
Indonesia
Keuangan
423/KMK.06/
2002
Nomor Jasa
cenderung menerbitkan opini audit
Akuntan Publik. Peraturan tersebut
going concern pada perusahaan yang
sampai
mengalami
dengan
tentang
saat
ini
sudah
financial
distress
beberapa kali mengalami perubahan.
dibandingkan auditor non big 6.
Keputusan
tersebut
dibuat
Auditor
pemerintah
sebagai
upaya
oleh
skala
besar
dapat
untuk
menyediakan kualitas audit yang lebih
menghindari terjadinya kasus-kasus
baik dibandingkan auditor skala kecil,
manipulasi laporan keuangan atau
termasuk
skandal-skandal
keuangan
masalah going concern. Semakin
yang
dapat
mungkin
lainnya
melibatkan
auditor dengan cara memberlakukan aturan-aturan
yang
besar
dalam
skala
mengungkapkan
auditor
maka
akan
semakin besar kemungkinan auditor
dapat VOKASI Jurnal Riset Akuntansi Vol. 2 No.1, April 2013, ISSN 2337 – 537X
102
Desak Nyoman Sri Werastuti
untuk menerbitkan opini audit going
apa
concern.
prosedur audit yang kurang tegas, dan
Audit
tenure
merupakan
yang
dilakukan,
melakukan
terlalu tergantung pada pernyataan
jangka waktu perikatan yang terjalin
manajemen
antara Kantor Akuntan Publik (KAP)
1992).Penelitian yang dilakukan di
dengan auditee yang sama. Penelitian
Indonesia
yang dilakukan oleh Ghosh dan Moon
menemukan
(2003) menghasilkan temuan bahwa
berpengaruh positif pada penerimaan
kualitas
dengan
opini audit going concern. Junaidi dan
tenure.
Hartono (2010) juga mengungkapkan
audit
semakin
meningkat
lamanya
audit
(Deis
oleh
dan
Giroux,
Januarti
bahwa
(2009)
audit
tenure
Temuan ini menarik karena ternyata
bahwa
mendukung
yang
signifikan terhadap opini audit going
pertimbangan
concern. Junaidi dan Hartono (2010)
auditor akan lebih baik seiring dengan
menyatakan bahwa semakin lama
masa kerja yang lebih lama karena
hubungan auditor dengan klien, maka
asimetri informasi antara auditor dan
semakin
klien berkurang. Terkait dengan lama
perusahaan untuk mendapatkan opini
waktu masa kerja ini, kegagalan audit
audit going concern.
tampak lebih banyak terjadi pada
Dalam
pendapat
menyatakan
bahwa
audit
tenure
kecil
berpengaruh
kemungkinan
Pernyataan
Standar
masa kerja yang pendek dan terlalu
Auditing No.30 (SPAP, IAI 2001 :
lama
341), indikator going concern yang
(Wooten,
2003).
Namun,
semakin lama masa kerja ini dapat
banyak
membuat
memberikan keputusan audit adalah
auditor
nyaman dengan
menjadi
terlalu
klien dan
tidak
digunakan
kegagalan
auditor
dalam
dalam
memenuhi
menyesuaikan prosedur audit agar
kewajiban utangnya (default). Debt
mencerminkan perubahan bisnis dan
default
risiko yang terkait. Auditor menjadi
kegagalan
kurang skeptis dan kurang waspada
dalam membayar utang pokok dan
dalam mendapatkan bukti. Hubungan
atau bunganya pada waktu jatuh
yang lama ini mempunyai potensi
tempo (Chen dan Church, 1992 dalam
untuk menjadikan auditor puas pada
Praptitorini,
didefinisikan debitor
2007).
sebagai
(perusahaaan)
Penelitian
VOKASI Jurnal Riset Akuntansi Vol. 2 No.1, April 2013, ISSN 2337 – 537X
103
Desak Nyoman Sri Werastuti
Praptitorini
dan
Januarti
(2007)
prediksi kebangkrutan sebagai alat
mendapatkan bukti empiris bahwa
bantu
debt default berpengaruh signifikan
kemampuan
terhadap opini audit going concern.
mempertahankan
Mutchler et. al 1985 dalam Santosa
hidupnya. Penelitian sebelumnya oleh
dan Wedari (2007) menyatakan bahwa
Fanny
auditor lebih sering mengeluarkan
mengemukakan bahwa penggunaan
opini
model
audit
going
perusahaan
kecil,
concern karena
pada auditor
mempercayai bahwa perusahaan besar dapat
menyelesaikan
dan
untuk
perusahaan kelangsungan
Saputra
prediksi
berpengaruh
memutuskan
(2005),
kebangkrutan
terhadap
penerimaan
audit opini going concern.
–
Penulis beranggapan bahwa
kesulitan keuangan yang dihadapinya
penelitian mengenai opini audit going
dari perusahaan kecil. Mutchler, et. al
concern di Indonesia masih menjadi
(1997) melakukan penelitian tentang
objek penelitian yang penting dan
faktor-faktor
menarik dilakukan karena mengingat
terhadap
kesulitan
auditor
yang
berpengaruh
laporan
audit
pada
bahwa opini audit going concern
yang
gulung
tikar.
suatu badan usaha merupakan salah
Hasilnya memberikan bukti empiris
satu hal yang mendasari para investor
bahwa ada hubungan negatif antara
dalam
ukuran
dengan
investasi dan juga para kreditor dalam
penerimaan opini audit going concern.
meminjamkan dananya dengan tujuan
perusahaan
perusahaan
Kesangsian kelangsungan merupakan
pengambilan
keputusan
terhadap
untuk memperoleh laba dari aktivitas
hidup
perusahaan
entitas tersebut. Selain itu, opini audit
indikasi
terjadinya
going concern sering dihubungkan
kebangkrutan. Altman dan McGough
dengan
(1974) dalam Fanny dan Saputra
perusahaan
(2005) menemukan bahwa tingkat
mempertahankan kelangsungan hidup
prediksi
usahanya.
kebangkrutan
dengan
kemampuan untuk
manajemen lebih
menggunakan suatu model prediksi
Penelitian ini diharapkan dapat
mencapai tingkat keakuratan 82% dan
memberikan kontribusi untuk literatur
menyarankan
mengenai hubungan auditor client
penggunaan
model
VOKASI Jurnal Riset Akuntansi Vol. 2 No.1, April 2013, ISSN 2337 – 537X
104
Desak Nyoman Sri Werastuti
tenure, debt default, reputasi auditor,
H5 : Kondisi keuangan berhubungan
ukuran klien dan kondisi keuangan
dengan opini audit going concern
terhadap opini audit going concern.
Metode Penelitian
Hal ini disebabkan masih belum jelas
Populasi yang akan digunakan
apakah kebijakan rotasi audit efektif
dalam penelitian ini adalah seluruh
diterapkan di Indonesia. Walaupun
perusahaan manufaktur yang terdaftar
tingkat independensi auditor relatif
di BEI pada periode tahun 2008-2011.
lebih tinggi di awal masa penugasan,
Sampel penelitian akan dipilih dengan
namum tingkat familiaritas terhadap
pendekatan
kasus dan klien yang dihadapi lebih
dengan kriteria sebagai berikut :
rendah,
1. Perusahaan
sehingga
dapat
purposive
sampling
manufaktur
yang
mengakibatkan kegagalan audit pada
listing di BEI dari tahun 2008
masa awal perikatan. Selain itu, audit
sampai 2011 dan menerbitkan
berulang-ulang akan meningkatkan
laporan keuangan lengkap dari
pengetahuan tentang industri klien
tahun 2008 sampai 2011.
yang
diperoleh
sehingga
dapat
2. Terdapat
laporan
auditor
meningkatkan kualitas audit. Selain
independen atas laporan keuangan
itu, penelitian ini dilakukan karena
perusahaan.
masih terdapat hasil penelitian yang
3. Terdapat catatan atas Laporan
berbeda-beda.
Tahunan
Dari uraian di atas, diperoleh hipotesis
perusahaan.
sebagai berikut : H1
:
Auditor
(Annual
Report)
4. Perusahaan tersebut melaporkan client
tenure
berhubungan dengan opini audit going
laporan keuangan dalam mata uang rupiah.
concern
Penelitian ini menggunakan
H2 : Debt default berhubungan dengan
data skunder berupa laporan keuangan
opini audit going concern
dari perusahaan sektor manufaktur
H3 : Reputasi auditor berhubungan
yang listing di BEI tahun 2008-2011,
dengan opini audit going concern
laporan
H4
laporan keuangan perusahaan, jurnal-
: Ukuran klien berhubungan
dengan opini audit going concern
jurnal
auditor
penelitian,
independen
serta
atas
data-data
VOKASI Jurnal Riset Akuntansi Vol. 2 No.1, April 2013, ISSN 2337 – 537X
105
Desak Nyoman Sri Werastuti
pustaka
yang
lain
yang
dapat
menunjang terlaksananya penelitian ini. Data laporan keuangan diperoleh dari website BEI (www.idx.co.id). Model yang digunakan untuk menguji
hipotesis
menggunakan
Ordinal
adalah Logistic
Regression (PLUM). Teknik analisis ini
tidak
memerlukan
lagi
uji
normalitas, heteroscedasity, dan uji asumsi klasik pada variabel bebasnya (Sulistyo, 2010:49). Pengujian ini dilakukan pada tingkat signifikansi (α) 5%. Tahapan pengujian Ordinal Logistic Regression (PLUM) adalah sebagai berikut: 1) Case processing summary
GC
= opini audit berkaitan dengan going concern (variabel dummy, 1 jika opini audit berkaitan dengan going concern, 0 jika opini non going concern) TENURE = masa perikatan, jumlah tahun KAP yang sama mengaudit auditee yang sama. DEFAULT = debt default (variable dummy, 1 jika perusahaan dalam keadaan default dan 0 jika tidak) BIGFOUR = variable dummy, 1 jika auditor Big Four, selain itu 0. SIZE = natural log dari total asset klien. ALT = kondisi keuangan menggunakan model Altman, yang terkenal dengan istilah Z score Variabel
2) Menilai Model Fit
dependen
dalam
3) Pseudo R-Square
penelitian ini adalah opini audit going
4) Uji Parallel Lines
concern.
5) Uji Hipotesis
berkenaan
Adapun
model
persamaan
dapat
Keberadaan
opini
audit
dengan going concern
ditemukan
pada
laporan
ordinary logistic regression
independen dalam laporan keuangan
(PLUM)
perusahaan. Variabel ini merupakan
adalah
sebagai
variabel dummy yang akan bernilai 1
berikut : = α1
bila perusahaan menerima opini audit
+ β1 TENURE + β2 DEFAULT + β3 BIGFOUR + β4 SIZE + β5 ALT Keterangan :
going concern dan bernilai 0 bila
Logit (p0) = log
menerima opini tidak menerima opini audit going concern.
VOKASI Jurnal Riset Akuntansi Vol. 2 No.1, April 2013, ISSN 2337 – 537X
106
Desak Nyoman Sri Werastuti
Variabel independen dalam penelitian
ditemukan pada catatan atas laporan
ini adalah
keuangan perusahaan. Debt default
1. Auditor client tenure
diukur
Variabel auditor client tenure dalam
digunakan (1 = status debt default, 0 =
penelitian ini menggunakan skala
tidak
interval sesuai dengan lama hubungan
menunjukkan
KAP dengan perusahaan. Auditor
dalam keadaan default atau tidak
client
sebelum pengeluaran opini audit.
tenure
diukur
dengan
menggunakan
debt
dummy
default) apakah
untuk
perusahaan
menghitung jumlah tahun dimana
3. Reputasi Auditor
KAP yang sama telah melakukan
Dalam penelitian ini ukuran KAP
perikatan
auditee.
diukur dengan menggunakan variabel
Tahun pertama perikatan dimulai
dummy. Nilai 1 untuk KAP yang
dengan angka 1 dan ditambah dengan
tergabung dalam the big four dan nilai
satu untuk tahun-tahun berikutnya.
0 untuk KAP yang bukan the big four.
Informasi ini dapat dilihat pada
Keterangan untuk variable ini dapat
laporan auditor independen selama
ditemukan
beberapa tahun untuk memastikan
perusahaan. Pada tahun 2009, empat
lamanya KAP mengaudit perusahaan
KAP
tersebut.
berafiliasi dengan The Big Four
2. Debt Default
Auditors yaitu:
Apabila
audit
terhadap
perusahaan
gagal
dalam
(1)
pada
besar
KAP
di
laporan
Indonesia
Purwantono,
audit
yang
Sarwoko,
memenuhi kewajiban hutang dan atau
Sandjaja berafiliasi dengan Ernst &
bunga,
Young,
seperti
kesulitan
dalam
mentaati persetujuan hutang, fakta-
(2) KAP Osman Bing Satrio dan
fakta pembayaran yang lalai atau
Rekan berafiliasi dengan Deloitte
melanggar perjanjian maka kreditor
Touche Tohmatsu,
akan memberikan status default (Chen
(3) KAP Siddharta dan Widjaja
dan Church, 1992 dalam Januarti,
berafiliasi
2009). Informasi apakah perusahaan
Marwick Goerdeler (KPMG),
dengan
Klynveld
Peat
gagal membayar hutangnya pada saat jatuh
tempo
atau
tidak
dapat VOKASI Jurnal Riset Akuntansi Vol. 2 No.1, April 2013, ISSN 2337 – 537X
107
Desak Nyoman Sri Werastuti
(4) KAP Tanudireja Wibisana &
antar variabel bebas. Multikolinearitas
Rekan
dapat dilihat dengan menganalisis
berafiliasi
dengan
Pricewaterhouse Coopers.
matrik
4. Ukuran Klien
independen. Berdasarkan Tabel 2
Ukuran perusahaan pada penelitian ini
dilihat bahwa koefisien korelasi antar
menggunakan natural log total asset.
variabel bebas kurang dari 0,90. Ini
Karena total asset perusahaan bernilai
berarti
milyaran
multikolinearitas
rupiah
maka
disederhanakan
hal
ini
dengan
mentransformasikan
ke
korelasi
variabel-variabel
bahwa
tidak antar
ada variabel
independen.
dalam
Hipotesis
penelitian
ini
logaritma natural.
menguji pengaruh auditor. Pengujian
5. Kondisi Keuangan
hipotesis
Kondisi keuangan diukur dengan
menggunakan
menggunakan
regression (PLUM). Hasil pengujian
model
prediksi
dilakukan ordinary
logistic
kebangkrutan revised Altman, yang
dengan
terkenal dengan istilah Z score : Z =
logistic regression (PLUM) disajikan
0.717Z1 + 0.874Z2 + 3.10Z3 +
dalam Tabel 3.
0.420Z4 + 0.998Z5
menggunakan
dengan
Berdasarkan Tabel 3 dapat dirumuskan
penelitian
ini
persamaan
ordinary
logistic regression (PLUM) sebagai
Hasil Dan Pembahasan Statistik
ordinary
deskriptif
pada
ditujukan
untuk
memberikan gambaran kondisi data yang digunakan untuk setiap variabel. Nilai yang diamati dalam analisis ini
berikut: Logit (p0) = 0,312 – 2,9E013TENURE + 24,257DEFAULT + 2,558BIG FOUR 2,016SIZE + 2,97E014ALT + ɛ
adalah nilai minimum, maksimum, rata-rata, dan deviasi standar. (lihat Tabel 1) Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi VOKASI Jurnal Riset Akuntansi Vol. 2 No.1, April 2013, ISSN 2337 – 537X
108
Desak Nyoman Sri Werastuti
Tabel 1. Statistik Deskriptif Variabel Independen KET TENURE DEFAULT BIG FOUR SIZE ALT
Maksimum 6.00 1.00 1.00 14.7856964 8.9657
Minimum 1.00 0.00 0.00 9.6795607 -4.07089
Rerata 3.4897 0.3976 0.3687 11.7564580 2.86568
Deviasi Standar 0.80567 0.49755 0.49568 7.679008 1.94567
Tabel 2. Koefisien Korelasi antar Variabel bebas Tenure Default Big Four Size Alt
Tenure 1,000 0,281 0,213 -0,018 0,260
Default 0,281 1,000 0,210 0,063 -0,012
Big Four 0,431 0,410 1,000 0,035 -0,132
Size -0,118 0,363 0,235 1,000 -0,102
Alt 0,460 -0,112 -0,232 -0,102 1,000
Tabel 3. Hasil Uji Hipotesis
Threshold [OPINI = 0] [OPINI = 1] TENURE DEFAULT BIG FOUR SIZE ALT
estimate β 0,312 3,667 -2,9E-013 24,257 2,558 -2,016 2,97E-014
Sig 0,898 0,132 0,323 (Tidak signifikan) 0,001 (Signifikan) 0,473 (Tidak signifikan) 0,481 (Tidak signifikan) 0,465 (Tidak signifikan)
Berdasarkan Tabel 4 dapat
ukuran klien dan kondisi keuangan
dilihat bahwa jumlah sampel sebanyak
dimasukkan ke dalam model, maka
144 observasi dengan perincian opini
nilai 2 log likehood turun menjadi
audit going concern sebanyak 65
58,620 dan penurunan ini signifikan
observasi dan opini audit non going
pada 0,000 yang berarti model dengan
concern
observasi.
variabel tenure, debt default, reputasi
Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat
auditor, ukuran klien dan kondisi
bahwa model hanya dengan intercept
keuangan lebih baik dibandingkan
saja menghasilkan nilai 2 log likehood
hanya model dengan intercept saja.
124,072,
Jadi dapat disimpulkan bahwa model
sebanyak
sedangkan
55
jika
variabel
tenure, debt default, reputasi auditor,
fit. VOKASI Jurnal Riset Akuntansi Vol. 2 No.1, April 2013, ISSN 2337 – 537X
109
Desak Nyoman Sri Werastuti
Tabel 4. Case Processing Summary N 65 89 144 0 144
Opini Audit Going Concern Non Going Concern Valid Missing Total
Marginal Persentage 45 % 55 % 100% 0% 100,0%
Tabel 5. Model Fitting Information Model Intercept Only Final
-2 Log Likelihood 124,072 58,620
Sig. 0,000
Tabel 6. Pseudo R-Square Cox and Snel Nagelkerke McFadden
0,375 0,487 0,275
Tabel 7. Uji Parallel Lines Model Null Hypothesis General
-2 Log Likelihood 48,130 45,329a
Chi-Square
df
Sig.
5,740b
5
0,622
VOKASI Jurnal Riset Akuntansi Vol. 2 No.1, April 2013, ISSN 2337 – 537X
110
Desak Nyoman Sri Werastuti
Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat
Penelitian
ini
mendukung
nilai Pseudo R-Square sebesar 0,275 atau
Wibowo
27,5% artinya sebanyak 27,5% variasi opini
menemukan bahwa masa penugasan tidak
audit dapat dijelaskan oleh variasi tenure,
berpengaruh terhadap kualitas audit dan
debt default, reputasi auditor, ukuran klien
Widyantari (2011) dan Kumala Sari (2012)
dan kondisi keuangan dan sisanya sebesar
yang menyatakan bahwa audit tenure tidak
72,5% dijelaskan
berpengaruh terhadap penerimaan opini
oleh variabel lain yang
dan
Rossieta
penelitian
(2009)
yang
audit going concern. Penelitian ini juga
tidak ada dalam model. Uji Parallel lines untuk menilai
konsisten dengan temuan Knechel dan
apakah asumsi bahwa semua kategori
Vanstraelen
memiliki parameter yang sama atau tidak.
bahwa independensi auditor tidak berkurang
Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat bahwa
dari waktu ke waktu dan tidak menjadi lebih
nilai signifikansi di atas 0,05 yaitu sebesar
baik dalam memprediksi kebangkrutan.
Pengaruh
auditor
yang
menunjukkan
Alasan yang dapat dijelaskan adalah
0,622 yang berarti model cocok. 1.
(2007)
client
tenure
hasil
penelitian
ini
memberikan
bukti
empiris bahwa independensi auditor tidak
terhadap opini audit going concern. hipotesis
terganggu dengan lamanya perikatan yang
menunjukkan bahwa auditor client tenure
terjadi antara auditor dengan kliennya.
tidak berpengaruh terhadap opini audit
Auditor akan tetap mengeluarkan opini audit
going concern. Hasil penelitian ini tidak
going concern kepada perusahaan yang
mendukung hasil penelitian Efraim (2010)
diragukan
yang menyatakan bahwa semakin lama
mempertahankan kelangsungan hidup usaha
bertugas, KAP akan memiliki pengetahuan
tanpa mempedulikan kehilangan fee audit
dan pengalaman untuk merancang prosedur
yang akan diterima di masa mendatang
audit yang efektif. Hasil penelitian ini juga
karena kehilangan klien tersebut. Auditor
tidak mendukung penelitian Myers et al
akan tetap mempertahankan kualitas audit
(2003) dan Manry et al (2008) yang
yang dimilikinya, yaitu mempertahankan
menemukan
bahwa
kualitas
audit
independensinya dengan tetap melaporkan
berpengaruh
positif
terhadap
tenur.
Hasil
pengujian
apabila
kemampuannya
terdapat
informasi
untuk
yang
VOKASI Jurnal Riset Akuntansi Vol. 2 No.1, April 2013, ISSN 2337 – 537X
111
Desak Nyoman Sri Werastuti
menyesatkan dari klien. Selain itu, menurut
bahwa
Kep-20/PM/2002 Peraturan Nomor VIII.A.2
menimbulkan
ketidakpastian
juga
kelangsungan
hidup
menjelaskan
tentang
independensi
salah
satu
faktor
yang
(going
mengenai concern)
akuntan yang memberikan jasa audit di
perusahaan
pasar
yang
perusahaan untuk melunasi kewajibannya
memberikan jasa audit di pasar modal akan
pada saat jatuh tempo (debt default). Hal ini
berusaha untuk mematuhi peraturan yang
konsisten dengan penelitian yang dilakukan
telah ditetapkan oleh Bapepam tersebut.
oleh Chen dan Crunch (1992), Muchler et
2. Pengaruh debt default terhadap opini
al., (1997), Carcello et al., (1992) dan
audit going concern
Praptitorini dan Januarti (2007). Dimana
modal,
sehingga
akuntan
adalah
dapat
ketidakmampuan
hipotesis
dalam penelitian Praptitorini dan Januarti
default
(2007) mengatakan bahwa status debt
berpengaruh terhadap penerimaan opini
default berpengaruh terhadap penerimaan
audit going concern. Arah koefisien yang
opini audit going concern.
positif menunjukkan bahwa perusahaan
3. Pengaruh reputasi auditor terhadap
yang
opini audit going concern
Hasil menunjukkan
memiliki
dimungkinkan
pengujian bahwa
debt
debt
default,
menerima
opini
semakin
Hasil
audit
pengujian
hipotesis
berkaitan dengan going concern. Hal ini
menunjukkan bahwa reputasi auditor tidak
menunjukkan bahwa debt default digunakan
berpengaruh pada opini audit going concern.
oleh auditor dalam mengambil keputusan
Hasil
untuk mengeluarkan opini audit berkaitan
Muchler et al., (1997) yang menemukan
dengan going concern sesuai dengan yang
bukti univariate bahwa auditor berskala
tercantum dalam PSA 30 seksi 341 bahwa
besar (Big 6) lebih cenderung untuk
informasi yang secara signifikan berlawanan
mengeluarkan opini audit going concern
dengan asumsi kelangsungan hidup entitas
pada perusahaan yang mengalami kesulitan
adalah
dalam
keuangan dibandingkan auditor berskala
memenuhi kewajibannya pada saat jatuh
kecil (non-Big 6). Ketika Kantor Akuntan
tempo. Hasil ini mendukung teori Arrens
Publik mengklaim dirinya sebagai KAP
dan
bereputasi baik seperti big four firms, maka
ketidakmampuan
Loebbecke
entitas
(2006:53)
mengatakan
ini
tidak
mendukung
penelitian
VOKASI Jurnal Riset Akuntansi Vol. 2 No.1, April 2013, ISSN 2337 – 537X
112
Desak Nyoman Sri Werastuti
mereka berusaha keras untuk menjaga nama
Barnes dan Huan (1993) menyatakan bahwa
baik dan menghindari tindakan-tindakan
ketika sebuah KAP sudah memiliki reputasi
yang mengganggu nama baik KAP tersebut
yang
(Fanny
mempertahankan
dan
Saputra,
2005).
Namun
baik
maka
ia
akan
berusaha
reputasinya
itu
dan
demikian, hasil penelitian ini mendukung
menghindarkan diri dari hal-hal yang bisa
penelitian yang dilakukan oleh Setyarno
merusak
dkk. (2006) serta Praptitorini dan Januarti
mereka
(2007) menunjukkan bahwa kualitas audit
terhadap pekerjaannya. Selain itu, KAP dan
tidak
pada
akuntan yang akan melakukan kegiatan di
penerimaan opini audit going concern. yang
bidang Pasar Modal wajib terlebih dahulu
membuktikan bahwa ukuran KAP tidak
terdaftar
berpengaruh terhadap penerimaan opini
persyaratan sebagaimana diatur dalam Kep-
audit going concern. Hasil penelitian ini
34/PM/2003 Peraturan Nomor VIII.A.1.
memberikan bukti empiris bahwa kualitas
Oleh karena itu, apabila memang perusahaan
audit tidak dapat dijadikan sebagai faktor
tersebut diragukan kelangsungan hidupnya
yang dapat memengaruhi opini audit going
maka opini yang akan diterimanya adalah
concern. Hal ini berarti bahwa KAP yang
opini
berafiliasi dengan KAP Big 4 ataupun yang
memandang apakah auditornya terafiliasi
tidak berafiliasi dengan KAP Big 4 sama-
dengan Big 4 atau tidak.
sama memberikan kualitas audit yang baik
4. Pengaruh ukuran klien terhadap opini
dan
audit going concern
berpengaruh
bersikap
signifikan
independen
dalam
reputasinya akan
di
selalu
audit
going
sehingga
bersikap
Bapepam
Penelitian
mengeluarkan opini audit going concern.
tersebut
dan
memenuhi
concern,
ini
objektif
tanpa
menggunakan
Mereka tidak takut dalam mengungkapkan
logaritma total aktiva sebagai proksi dari
keadaan klien yang sesungguhnya terkait
ukuran perusahaan. Penggunaan logaritma
dengan kelangsungan hidupnya, sehingga
total aktiva dipandang dapat mewakili
baik KAP Big Four maupun KAP non Big
ukuran
Four akan bersikap objektif terhadap opini
menggambarkan kemampuan perusahaan
yang akan diberikannya. Hal yang sama juga
baik
dinyatakan oleh Barnes dan Huan (1993),
kewajibannya
perusahaan
kemampuan
karena
dapat
untuk
menyelesaikan
maupun
kemampuan
VOKASI Jurnal Riset Akuntansi Vol. 2 No.1, April 2013, ISSN 2337 – 537X
113
Desak Nyoman Sri Werastuti
Kondisi
perusahaan untuk menghasilkan laba dengan aktiva
yang
dimiliki.
Hasil
menunjukkan
bahwa
total
berhubungan
secara
signifikan
penelitian
asset
tidak dengan
dengan
revised
keuangan
yang
diukur
altman
models.
Hasil
pengujian hipotesis menunjukkan bahwa kondisi
keuangan
tidak
berpengaruh
terhadap penerimaan opini audit going
pemberian opini audit going concern. Hasil penelitian ini konsisten dengan
concern. Hasil ini tidak mendukung temuan
penelitian yang dilakukan oleh Shafie et al.
Setyarno dan Januarti (2006) dan Fanny dan
(2009) yang tidak menemukan bukti bahwa
Saputra (2005) yang menyatakan bahwa
ukuran klien digunakan oleh auditor sebagai
auditor hampir tidak pernah mengeluarkan
salah satu pertimbangan untuk memberikan
opini audit going concern pada perusahaan
opini audit going concern. Hasil penelitian
yang tidak mengalami kesulitan keuangan.
ini menolak pernyataan Setyowati (2009)
Tetapi hasil ini mendukung temuan Santosa
bahwa perusahaan besar yang mengalami
dan
financial
mudah
Januarti dan Faisal (2006) dan Hikmah
mengatasi kesulitannya karena memiliki
Rizky (2011) yang menyatakan bahwa
kemampuan yang lebih besar dibandingkan
kondisi
perusahaan kecil. Hal ini terjadi karena
terhadap penerimaan opini audit going
pertumbuhan asset perusahaan tidak diikuti
concern. Tidak berpengaruhnya variabel
dengan
untuk
kondisi keuangan terhadap penerimaan opini
meningkatkan saldo labanya. Meskipun
audit going concern disebabkan auditor
memiliki total asset yang besar, perusahaan
cenderung memberikan opini audit berkaitan
yang memiliki financial distrees mengalami
dengan going concern pada perusahaan yang
rugi operasi. Klien akan mengalami masalah
mengalami kerugian operasi yang berulang
going
terus-menerus
kali terjadi seperti yang tercantum dalam
mengalami saldo laba yang negatif setiap
PSA no. 30 seksi 341 paragraf 6. Auditor
tahunnya.
juga cenderung memberikan opini audit
5. Pengaruh kondisi keuangan terhadap
berkaitan dengan going concern apabila
opini audit going concern.
kerugian
distress
akan
kemampuan
concern
jika
lebih
klien
Wedari
(2007),
keuangan
peningkatan
yang serta
Setyarno
tidak
dialami melihat
(2006),
berpengaruh
mengalami seberapa
VOKASI Jurnal Riset Akuntansi Vol. 2 No.1, April 2013, ISSN 2337 – 537X
114
Desak Nyoman Sri Werastuti
signifikan kerugian operasi tersebut bagi
perusahaan dari dua jenis industri atau lebih,
perusahaan sehingga menimbulkan keraguan
sehingga hasil temuan yang didapat bisa
yang substansial atas kelangsungan hidup
mengeneralisir seluruh perusahaan go public
perusahaan.
di BEI. (3) Menggunakan model kondisi keuangan lainnya, seperti
The Zmijeski
Model (1984) atau The Springate Model
Penutup Berdasarkan
hasil
pengujian
(1978).
hipotesis, terbukti bahwa auditor client tenure, ukuran klien, reputasi auditor dan kondisi keuangan tidak berhubungan dengan opini audit going concern, sedangkan debt default berhubungan dengan opini audit
Daftar Rujukan Arens, Alvin A. James K. Loebbecke. 1994. Auditing An Integrated Approach. Business Research, Vol. 2, No. 2. New Jersey. Prentice Hall.
going concern. Peneliti memberikan beberapa saran atas keterbatasan yang ditemui selama penelitian dilakukan, yaitu sebagai berikut : (1)
Pada
penelitian
selanjutnya,
Baridwan, Zaki dan Hariani, Arie Rahayu. 2010. Insentif untuk manipulasi laba sebagai syarat keefektifan audit yang berkualitas dalam mengurangi manipulasi laba. www.ssrn.com
bisa
menambah tahun pengamatan penelitian dan memasukkan variabel lain seperti : strategic action perusahaan, keberadaan komisaris independen dan kepemilikan perusahaan (yang dapat dipisahkan antara kepemilikan asing dan kepemilikan dalam negeri untuk dapat mengetahui apakah terdapat perbedaan
Carcello, Joseph V and T. L. Neal. 2000. Audit Committee Composition and Auditor Reporting. The Accounting Review. October. pp. 455 – 467. Chen, Kevin C. W., and Bryan K. Church. 1992. Default on Debt Obligations and the Issuance of Opini GoingConcern Opinions. Auditing: A Journal of Practice & Theory. Vol. 11, No. 2: 30-49.
antara jenis kepemilikan tersebut, karena biasanya dengan adanya kepemilikan asing akan lebih ketat pengawasannya,sehingga kinerja perusahaan akan lebih baik). (2)
DeAngelo, Linda Elizabeth. 1981. Auditor Size and Audit Quality. Journal of Accounting and Economics. Vol. 3: 183-199.
Penelitian selanjutnya dapat meneliti sampel VOKASI Jurnal Riset Akuntansi Vol. 2 No.1, April 2013, ISSN 2337 – 537X
Desak Nyoman Sri Werastuti
Departemen Keuangan RI. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 43/KMK.017/1997, Tentang Jasa Akuntan Publik. Fanny, Margaretta dan Sylvia Saputra. 2005. Opini Audit Going Concern: Kajian Berdasarkan Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, dan Reputasi Kantor Akuntan Publik (Studi pada Emiten Bursa Efek Jakarta). Makalah Disampaikan dalam Simposium Nasional Akuntansi VIII. Solo: 1516 September. Ghosh, Aloke. Moon, Doocheol. 2005. Auditor Tenur and Perceiptions of Audit Quality. Accounting Review, April 2005. Januarti, Indira. 2009. Analisis Pengaruh Faktor Perusahaan, Kualitas Auditor, Kepemilikan Perusahaan terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern (Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Simposium Nasional Akuntansi 12, Palembang Knechel, W. Robert. 2000. Behavioral Research in Auditing and its Impact on Audit Education. The Accounting Review. November. pp. 695 – 712. Kementerian Keuangan RI. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 423/KMK.06/2002. Tentang Jasa Akuntan Publik.
115 Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor: KEP-20/PM/2002 Peraturan Nomor VIII.A.2 Tentang Independensi Akuntan yang Memberikan Jasa Audit di Pasar Modal. Available at: www.bapepam.go.id. Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor: KEP-34/PM/2003 Peraturan Nomor VIII.A.1 Tentang Pendaftaran Akuntan yang Melakukan Kegiatan di Pasar Modal. Available at: www.bapepam.go.id. Manry, D. L., T.J. Mock, and J.L. Turner. 2008. Does Increased Audit Partner Tenure Reduce Audit Quality? Journal of Accounting, Auditing & Finance: 553-572. Mutchler, Jane F., William Hopwood, James M. McKeown. 1997. The Influence of Contrary Information and Mitigating Factors on Audit Opinion Decisions on Bankrupt Companies. Journal of Accounting Research, Vol. 35 No. 2 (Autumn): 295-310. Myers, James N., Myers, Linda A., and Omer, Thomas C. 2003. Exploring the Term of the Auditor-Client Relationship and the Quality of Earnings: A Case for mandatory Auditor Rotation?. The Accounting Review 78(3): 779–799. Praptitorini, Mirna Dyah dan Indira Januarti. 2007. Analisis Pengaruh Kualitas Audit, Debt Default, dan Opinion Shopping terhadap Penerimaan Opini Going Concern. Disampaikan VOKASI Jurnal Riset Akuntansi Vol. 2 No.1, April 2013, ISSN 2337 – 537X
116
Desak Nyoman Sri Werastuti
pada Simposium Nasional Akuntansi (SNA) X Makassar. Santosa, Arga Fajar dan Linda Kusumaning W. 2007. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kecenderungan Penerimaan Opini Audit Going Concern. JAAI. Vol. 11, No. 2 Setyarno, Eko, Indira Januarti dan Faisal. 2007. Pengaruh Kualitas Audit, Kondisi Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan terhadap Opini Audit Going Concern. Jurnal Akuntansi dan Bisnis, Vol. 7, No. 2: 129-140.
Nonkeuangan pada Penerimaan Opini Audit Going Concern Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. (tesis). Denpasar: Universitas Udayana. Wooten. 2003. Research About Audit Quality. The CPA Journal (January) 73, 1. Yeni
Januarsi. 2009. Peran Auditor Spesialis Industri Dalam Mengurangi Managemen Laba Akrual dan Managemen Laba Real Pada Perioda Sebelum Dan Setelah Keputusan Menteri Keuangan No.423/KMK.06/2002. Simposium Nasional Akuntansi 12.
Setyowati, Widhy. 2009. Strategi Manajemen sebagai Faktor Mitigasi Terhadap Penerimaan Opini Going Concern Studi Empirik pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. Disertasi. Universitas Diponegoro, Semarang. Shafie, et al. 2009. Audit Firm Tenure and Auditor Reporting Quality: Evidence in Malaysia. International Wibowo, Arie dan Rossieta, Hilda. 2009. Faktor-Faktor Determinasi Kualitas Audit–Suatu Studi Dengan Pendekatan Earnings Surprise Benchmark. Simposium Nasional Akuntansi 12. Surbakti. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern. Skripsi. Universitas Dipenogoro. Semarang. Windyantari, A.A. Ayu Putri. 2010. Pengaruh Faktor Keuangan dan VOKASI Jurnal Riset Akuntansi Vol. 2 No.1, April 2013, ISSN 2337 – 537X