KONTRIBUSI SARANA PRASARANA, LAYANAN ADMINISTRATIF, KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP KEPUASAN BELAJAR (STUDI TENTANG PERSEPSI SISWA SMA NEGERI 1 SUKAWATI) Oleh: Desak Nyoman Puspayani ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) besaran kontribusi sarana prasarana terhadap kepuasan belajar siswa di SMA N 1 Sukawati, (2) besaran kontribusi layanan administratif terhadap kepuasan belajar siswa di SMA N 1 Sukawati, (3) besaran kontribusi kompetensi profesional guru terhadap kepuasan belajar siswa di SMA N 1 Sukawati, dan (4) besaran kontribusi antara sarana prasarana, layanan administratif, kompetensi profesional guru secara bersamasama terhadap kepuasan belajar siswa di SMA N 1 Sukawati. Penelitian ini menggunakan rancangan ex-post facto dengan teknik korelasional. Populasi penelitian ini berjumlah 837 siswa. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik stratified random sampling dengan ukuran sampel sebanyak 250 siswa. Hasil analisis data menunjukkan bahwa: (1) terdapat kontribusi sarana prasarana terhadap kepuasan belajar siswa pada SMA N 1 Sukawati dengan kontribusi sebesar 32,0%, (2) terdapat kontribusi layanan administratif terhadap kepuasan belajar siswa pada SMA N 1 Sukawati dengan kontribusi sebesar 29,6%, (3) terdapat kontribusi kompetensi profesional guru terhadap kepuasan belajar siswa pada SMA N 1 Sukawati dengan kontribusi sebesar 39,4%, dan (4) terdapat kontribusi sarana prasarana, layanan administratif, dan kompetensi profesional guru terhadap kepuasan belajar siswa pada SMA N 1 Sukawati dengan kontribusi sebesar 50,2%. Berdasarkan temuan hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa terdapat kontribusi sarana prasarana, layanan administratif, dan kompetensi profesional guru terhadap kepuasan belajar siswa pada SMA N 1 Sukawati. Kata-kata kunci: sarana prasarana, layanan administratif, kompetensi profesional guru, dan kepuasan belajar
1
INFRASTRUCTURE CONTRIBUTIONS, ADMINISTRATIVE SERVICES, PROFESSIONAL COMPETENCE OF TEACHERS SATISFACTION STUDY (STUDY OF STUDENT PERCEPTIONS OF SMA N 1 SUKAWATI) By: Desak Nyoman Puspayani ABSTRACT This study aims to determine: (1) the amount of contribution of infrastructure to the satisfaction of student learning in SMA N 1 Sukawati, (2) the amount contributed administrative services to the satisfaction of students in SMA N 1 Sukawati, (3) the amount of contributions the professional competence of teachers to the satisfaction of learning students in SMA N 1 Sukawati, and (4) the amount of contributions between the facilities, administrative services, professional competence of teachers together to the satisfaction of students studying in SMA N 1 Sukawati. This study uses ex-post facto design with correlational techniques. The study population consists of 837 students. Sampling in this study using stratified random sampling technique with a sample of 250 students. The results of data analysis indicate that: (1) there is a contribution of infrastructure to the satisfaction of student learning in SMA N 1 Sukawati with a contribution of 32.0%, (2) there is a contribution of administrative services to the satisfaction of students studying in SMA N 1 Sukawati with contributions by 29 , 6%, (3) there is a contribution of professional competence of teachers to students 'satisfaction in SMA N 1 Sukawati with a contribution of 39.4%, and (4) there is a contribution of infrastructure, administrative services, and professional competence of teachers to students' satisfaction in SMA N 1 Sukawati with a contribution of 50.2%. Based on the findings of this study it can be concluded that there is a contribution of infrastructure, administrative services, and professional competence of teachers to students' satisfaction in SMA N 1 Sukawati. Key words: facilities, administrative services, professional competence of teachers, and learning satisfaction. kegiatan pendidikan dalam rangka
I. PENDAHULUAN Dalam Pembukaan UndangUndang
Dasar
1945
mencerdaskan masyarakat perlu di-
dinyatakan
kenali sehingga diperlukan peng-
bahwa tujuan membentuk Negara
kajian usaha pendidikan sebagai
Kesatuan Republik Indonesia adalah
suatu sistem, yang arahnya untuk
untuk
kehidupan
mengembangkan potensi individu
bangsa. Bangsa yang cerdas adalah
agar mampu berdiri sendiri, dengan
bangsa yang survive dalam meng-
jalan diberi berbagai kemampuan
hadapi berbagai kesulitan. Untuk itu,
dalam
berbagai elemen yang terlibat dalam
prinsip, kreativitas, tanggung jawab
mencerdaskan
2
mengembangkan
konsep,
dan
keterampilan,
dalamnya
termasuk
substansi
di
ilmu pengetahuan teknologi, serta
pendidikan,
kebutuhan
masyarakat
termasuk
pendidik, kurikulum, kepala sekolah,
kebutuhan terhadap sumber daya
sarana
manusia
prasarana,
siswa
dan
lingkungan pendidikan.
berkualitas
dan
memiliki kapabilitas untuk mampu
Tujuan pendidikan pada setiap jenjang
yang
pendidikan
bersaing baik di forum regional,
adalah
maupun internasional. Schein (dalam
memberikan bekal kepada siswa
Pidarta, 1972:265) mengemukakan
untuk mengembangkan kehidupan-
beberapa indikator profesionalisme
nya
anggota
guru sebagai berikut: (1) bekerja
masyarakat maupun warga negara
sepenuhnya dalam jam-jam kerja
dan anggota umat manusia serta
(full time), (2) pilihan pekerjaan itu
menyiapkan siswa untuk mengikuti
didasarkan kepada motivasi yang
pendidikan lanjutan. Dalam hal ini
kuat,
keluarga diharapkan mampu berada
pengetahuan, ilmu, dan keterampilan
di tengah-tengah masyarakat dan
khusus
berperan
pendidikan dan pelatihan yang lama,
sebagai
pribadi,
sesuai
dengan
tingkat
(3)
memiliki
yang
diperoleh
(4)
bersaing melanjutkan ke jenjang
dalam menyelesaikan pekerjaan, atau
pendidikan lebih tinggi bagi setiap
menangani
orang yang memiliki potensi. Untuk
berorientasi kepada pelayanan bukan
itu, secara empirik normatif derajat
untuk
kemampuan
tersebut
pelayanan itu didasarkan kepada
dikenal dengan istilah mutu, yang
objektif klien, (7) memiliki otonomi
bisa berupa mutu akademik dan mutu
untuk
non akademik.
menyelesaikan persoalan klien, (8)
Jabatan guru sebagai pendidik merupakan
jabatan
untuk
profesionalisme
dituntut
itu
agar
terus
keputusan
lewat
kedewasaannya di samping mampu
keluarga
membuat
seperangkat
klien,
(5)
kepentingan
sendiri
pekerjaan
pribadi,
bertindak
(6)
dalam
menjadi anggota organisasi profesi,
profesional,
sesudah memenuhi persyaratan atau
guru
kriteria
tertentu,
(9)
memiliki
berkembang
kekuatan dan status yang tinggi
sesuai dengan perkembangan jaman,
sebagai expert dalam spesialisasinya,
3
dan (10) keahlian itu tidak boleh
kan
diadvertensikan untuk mencari klien.
pengajaran, (7) mampu melaksana-
Kompetensi
dan
melaksanakan
program
profesional
kan evaluasi belajar, dan (8) mampu
mengisyaratkan bahwa guru harus
menumbuhkan kepribadian peserta
memiliki pengetahuan yang luas dan
didik.
mendalam tentang bidang studi yang
Lebih khusus lagi, kompetensi
diajarkan. Di samping itu, seorang
profesional guru dapat dijabarkan
guru
menjadi:
hendaknya
menguasai
(1)
menguasai
bahan,
metodologi pengajaran dalam arti
meliputi (a) menguasai bahan bidang
memiliki pengetahuan konsep dan
studi dan kurikulum sekolah dan (b)
teoritis, mampu memilih metode
menguasai
yang
mampu
aplikasi bidang studi, (2) mengelola
proses
program belajar mengajar, meliputi:
belajar mengajar. Tabrani Rusyan
(a) merumuskan tujuan instruksional,
dan
(1992:18-20)
(b) mengenal dan dapat menggu-
mengemukakan bahwa kompetensi
nakan metode mengajar, (c) memilih
profesional mencakup: (1) mengerti
dan menyusun prosedur instruksional
dan dapat
landasan
yang tepat, dan (d) melaksanakan
filosofis,
program
tepat,
serta
menggunakannya
dalam
Hamijaya
menerapkan
kependidikan psikologis
baik
dan
sebagainya,
(2)
mengelola
bahan
pendalaman/
belajar
mengajar,
(3)
kelas
meliputi:
(a)
mengerti dan dapat menerapkan teori
mengatur tata ruang kelas untuk
belajar
sesuai
dengan
tingkat
mengajar, dan (b) menciptakan iklim
perilaku
peserta
belajar mengajar sesuai dan serasi,
didik, (3) mampu menangani mata
(4) menggunakan media meliputi: (a)
pelajaran atau bidang studi yang
mengenal,
ditugaskan kepadanya, (4) mengerti
menggunakan media, (b) membuat
dan
alat-alat
perkembangan
dapat
menerapkan
metode
memilih,
bantu
pelajaran
dan
yang
mengajar yang sesuai, (5) mampu
sederhana, (c) menggunakan dan
menggunakan berbagai alat pelajaran
mengelola
dan media serta fasilitas belajar
rangka proses belajar mengajar, (d)
lainnya, (6) mampu mengorganisasi-
mengembangkan laboratorium, (e)
4
laboratorium
dalam
menggunakan perpustakaan dalam
menerapkan
proses belajar mengajar, dan (f)
bidang pendidikan, (17) menilai dan
menggunakan lingkungan, sekolah
menguji proses pendidikan, (18)
latihan dan microteaching dalam
mengusai, melaksanakan dan menilai
program
menguasai
ilmu yang menyangkut bidang studi,
landasan-landasan kependidikan, (6)
(19) melaksanakan kurikulum yang
mengelola
berlaku,
PPL,
(5)
interaksi
belajar
berbagai
(20)
keahlian
membina
dan
mengajar, (7) menilai prestasi peserta
mengembangkan kurikulum sekolah
didik untuk kepentingan pendidikan
sesuai dengan perkembangan ilmu
dan pengajaran, (8) mengenal fungsi
pengetahuan, teknologi dan kema-
layanan
juan zaman, dan (21) memahami dan
dan
bimbingan,
yaitu:
mengenal fungsi program dan
bimbingan di
mengenal
dan
layanan
sekolah,
melaksanakan
(9)
konsep
mengajar
individual.
menyelenggarakan
Secara
umum
masyarakat
administrasi sekolah, meliputi: (a)
mengharapkan anaknya yang duduk
mengenal penyelenggaraan adminis-
di
trasi sekolah dan (b) menyeleng-
pengetahuan,
garakan administrasi sekolah, (10)
sikap yang mampu membekali anak-
memahami
prinsip-prinsip
dan
anaknya dalam hidup dan kehidupan,
menafsirkan
hasil-hasil
penelitian
lebih-lebih dalam kehidupan yang
bangku
sekolah
memperoleh
keterampilan,
dan
pendidikan guna kepentingan peng-
penuh persaingan global.
ajaran, (11) memiliki sifat-sifat yang
mewujudkan hal tersebut maka perlu
mendorong
adanya
kemajuan
pendidikan
sarana
prasarana
yang
dan memahami peserta didik, (12)
mendukung
menampilkan
dan
pemanfaatan sarana prasarana secara
kepemimpinan dalam proses belajar
optimal, adanya layanan administrasi
mengajar,
meneliti
yang memuasakan, kompetensi guru
masalah-masalah pendidikan, (14)
memadai sehingga minat siswa untuk
mengembangkan teori dan konsep
belajar meningkat, adanya kepuasan
dasar kependidikan, (15) menerap-
belajar siswa yang pada akhirnya
kan
dapat meningkatkan prestasi belajar
(13)
program
keteladanan
mampu
pendidikan,
(16)
5
proses
Untuk
pembelajaran,
baik
akademik
non
yang dipakai dalam sekolah-sekolah
akademik. Harapan-harapan tersebut
kita. Sudah tentu paradigma tersebut
belum bisa dipenuhi secara optimal
mempunyai relevansi dengan strategi
oleh lembaga pendidikan. Hal ini
belajar
tampak
dapat dikatakan bahwa setiap guru
dari
maupun
banyaknya
masyarakat
keluhan
terhadap
mutu
mengajar.
memiliki
Secara
tiga
umum
peran
dalam
pendidikan yang terus mengemuka
pembelajaran, yaitu peran sebagai
seiring
komunikator,
dengan
mendunia,
persaingan
sehingga
yang
kerap
kali
motivator,
dan
fasilitator (Depdikbud, 1999:13).
masyarakat menyoroti kemampuan
Sebagai komunikator dalam
tenaga pendidik dan kependidikan
pembelajaran,
yang belum mampu menghasilkan
pengetahuan,
peserta didik yang dapat bersaing di
keterampilan
era global. Masyarakat memandang
membuat mereka mampu menyerap,
bahwa sekolah merupakan salah satu
menilai, dan mengembangkan secara
tempat
mandiri ilmu yang dipelajarinya.
yang
mengembangkan
strategis
untuk
potensi
sumber
Sebagai
daya manusia.
sekarang
mengalihkan
sikap, kepada
dan
siswa
motivator,
dan
guru
menimbulkan minat dan semangat
Nurhalim mengatakan
guru
Shalib bahwa
sangat
(2003:74)
pada siswa untuk terus menerus
pendidikan
bersifat
mempelajari
dan
mendalami
reaktif,
ilmunya. Guru terus berupaya untuk
karena pembelajaran lebih dominan
merangsang siswanya agar mau dan
untuk
keterampilan
senang belajar. Sebagai fasilitator,
yang segera dan peningkatan kognitif
guru berupaya untuk mempermudah
yang dipaksakan, apapun namanya
dan
seperti
Nilai
pembelajaran bagi siswanya. Guru
Ebtanas Murni (NEM) dan lain-lain,
yang mampu menjadi komunikator,
tetapi
mengembangkan
motivator dan fasilitator yang baik
kreativitas. Ilmu pengetahuan dan
dalam pembelajaran, secara tidak
teknologi yang berkembang tidak
langsung
dapat dikejar dengan cara-cara lama
perasaan tersendiri pada siswa yaitu
memperoleh
mangejar
kurang
ranking,
6
memperlancar
akan
proses
menimbulkan
kepuasan dalam belajar. Setiap siswa
siswa,
menghendaki
maksimal
kepuasan
maksimal
belum
dijalankan
standar
secara
operasional
dari setiap layanan yang terdapat di
presedur yang ada, kompetensi guru
lingkungan
belum memadai dalam penggunaan
sekolah.
Tentunya
dengan kepuasan maksimal yang
media
didapat
dapat
pemanfaatan sarana dan prasarana
bagi
yang ada, rendahnya jiwa sosial dan
yang bersangkutan. Menurut Kotler
rasa solidaritas antar warga sekolah
(1999:52), kepuasan adalah tingkat
merupakan gambaran bentuk-bentuk
perasaan
pelayanan
yang
membandingkan kinerja (atau hasil)
sehingga
siswa
yang dirasakan dibandingkan dengan
mendapatkan
harapannya.
kepuasan
Siswa sebagai pelanggan sekolah
merupakan fungsi dari perbedaan
juga mengharapkan dapat menikmati
antara kinerja yang dirasakan dengan
fasilitas
harapan. Begitu juga dengan siswa
sehingga
yang
peningkatan ilmu pengetahuan dan
siswa
meningkatkan
akan
kesejahteraan
seseorang
setelah
Tingkat
merupakan pelanggan dari
sekolah, akan merasa puas apabila harapanya
dipenuhi
dan
atau
memaksimalkan
kurang tidak
pelayanan
sekolah
bisa tersebut.
yang
dapat
optimal
tersedia
menunjang
teknologi.
senang
Sudah seyogyanya setiap guru
apabila harapanya dilebihi. Kepuasan
ataupun
karyawan
siswa tersebut akan tercermin dari
bahwa
siswa
loyalitasnya kepada sekolah dan
mendapatkan kesejahteraan. Siswa
tentunya akan menghasilkan output
sebagai pelanggan sekolah sangat
yang baik pula.
mengharapkan
Fakta membuktikan bahwa ada sebagian
siswa
secara
mengetahui
layak
layanan
maksimal
dan
untuk
sekolah optimal
yang
belum
sehingga yang bersangkutan merasa
kepuasan
dalam
puas dan terpenuhinya kebutuhan
belajar. Hal ini disebabkan oleh
dalam lingkungan sekolah. Padatnya
sarana prasarana belum sepenuhnya
agenda yang dimiliki guru tidak
tersedia secara maksimal, pelayanan
seharusnya mengesampingkan tugas
administrasi
utamanya yaitu mengajar, karena
mendapatkan
sering
mempersulit
7
tugas dan tanggungjawab utama guru
pelanggannya
kepada siswa adalah memberikan
internal maupun pelanggan eksternal.
pelajaran.
Sudah
barang
tentu
baik
Perubahan
pelanggan
perilaku
yang
manajemen waktu yang baik sangat
merupakan indikator kualitas guru
dibutuhkan untuk mewujudkan hal
dilakukan dengan berbagai cara yaitu
tersebut.
Begitu
juga
dengan
studi lanjut, penataran, pelatihan, dan
karyawan
tata
usaha
dapat
sebagainya. Perubahan perilaku guru
memperlihatkan
ini dapat mempengaruhi siswa di
sikap dan tindakan yang sopan
dalam proses belajar mengajar. Guru
sehingga siswa merasa nyaman dan
merupakan
dihargai.
operasional dalam proses belajar
memberikan
Untuk
dan
mewujudkan
tersebut
diperlukan
kualitas
layanan
administratif
mengajar, Sehubungan dengan hal
peningkatan
tersebut maka diperlukan sarana
baik
dan
prasarana, guru yang profesional
serta
sehingga dapat mewujudkan tujuan
tersedianya sarana prasarana yang memadai
pula.
menentukan
teknis
hal
akademik
yang
pelaksana
Guru
keberhasilan
yang sudah ditentukan.
sangat
Sedangkan
kualitas
layanan
dalam
akademik dan administratif adalah
mewujudkan visi dan misi sekolah
mengacu pada kepada jasa layanan
yang telah dirumuskan. Hal ini
yang diberikan oleh lembaga, dalam
merupakan suatu kenyataan karena
hal ini SMA Negeri 1 Sukawati.
guru merupakan pelaksana teknis
Menurut
operasional
Nurdian Susilowati 2008), ada lima
lembaga
pendidikan
Parasuraman
menengah yang melaksanakan tugas
kriteria
mengajar siswa, tentunya dibantu
pelayanan yaitu; keandalan, keres-
oleh tenaga administrasi umum dan
ponsifan/ketanggapan,
tenaga
empati,
akademik.
Peningkatan
penentu
(dalam
dan
kualitas
jasa
keyakinan,
berwujud.
Kelima
kualitas guru dan kualitas layanan
kriteria tersebut akan mempengaruhi
administratif
suatu
tanggapan pelanggan berupa harapan
kebutuhan yang tidak bisa dihindari,
dan kenyataan, yang pada akhirnya
dalam
bermuara pada kepuasan pelanggan.
merupakan
melayani
masyarakat/
8
Pelanggan sekolah dalam hal ini
pada gilirannya akan menghasilkan
adalah
lulusan yang bermutu pula.
siswa
ialah pihak
yang
dipengaruhi oleh produk sekolah dan
Berdasarkan latar belakang
proses-proses yang terjadi di dalam
masalah di atas, dapat dirumuskan
produksi
produk
masalah
penelitian
tersebut. Apabila kualitas layanan
berikut:
(1)
akademik dan administratif yang
kontribusi sarana prasarana terhadap
diperoleh siswa adalah baik, maka
kepuasan belajar siswa di SMA N 1
siswa akan merasa puas sehingga
Sukawati?,
(2)
siswa akan menjadi pribadi yang
kontribusi
layanan
loyal kepada sekolah.
terhadap kepuasan belajar siswa di
dan
penyajian
Sekolah
sebagai
bentuk
ini
Seberapa
Seberapa
sebagai besar
besar
administratif
SMA N 1 Sukawati?, (3) Seberapa
organisasi diartikan sebagai wadah
besar
dari kumpulan manusia yang bekerja
profesional guru terhadap kepuasan
sama untuk mencapai tujuan tertentu
belajar siswa di SMA N 1 Sukawati?,
yakni tujuan pendidikan, dengan
dan (4) Seberapa besar kontribusi
memanfaatkan manusia itu sendiri
sarana
sebagai sumber daya,
di samping
administratif, kompetensi profesional
yang ada di luar dirinya, seperti
guru secara bersama-sama terhadap
uang, material, dan waktu. Agar
kepuasan belajar siswa di SMA N 1
kerjasama itu berjalan dengan baik,
Sukawati?.
maka
perlu
ada
kontribusi
prasarana,
kompetensi
layanan
aturan-aturan.
Penelitian ini bertujuan untuk
Keberhasilan program pendidikan
mengetahui dan menganalisis: (1)
melalui
mengajar
besaran kontribusi sarana prasarana
sangat dipengaruhi oleh beberapa
terhadap kepuasan belajar siswa di
faktor,
SMA N 1 Sukawati, (2) besaran
proses
yaitu
belajar
siswa,
kurikulum,
tenaga kependidikan, dana, prasarana
kontribusi
dan sarana, dan faktor lingkungan
terhadap kepuasan belajar siswa di
lainnya.
tersebut
SMA N 1 Sukawati, (3) besaran
bermutu, dan proses belajar bermutu
kontribusi kompetensi profesional
Apabila
faktor
layanan
administratif
guru terhadap kepuasan belajar siswa
9
di SMA N 1 Sukawati, dan (4)
proses
besaran kontribusi antara sarana
diharapkan dapat digunakan sebagai
prasarana,
acuan untuk meningkatkan kualitas
layanan
administratif,
pembelajaran,
kemampuan
bersama-sama
akademik maupun non akademik.
kepuasan
baik
(d)
kompetensi profesional guru secara terhadap
guru
dan
secara
belajar siswa di SMA N 1 Sukawati. Adapun manfaat yang ingin
II. METODE PENELITIAN
dicapai dalam penelitian ini sebagai
Penelitian
ini
berikut: (1) manfaat teoretis, yaitu:
penelitian
(a)
teknik korelasional, karena tidak
diharapkan
dapat
memberi
ex-post
facto
tergolong
sumbangan terhadap pengembangan
melakukan
bidang ilmu pendidikan, khususnya
gejala yang diteliti dan gejalanya
administrasi
(b)
secara wajar sudah ada di lapangan.
diharap-kan dapat dijadikan referensi
Seperti yang dikatakan oleh Frankel
bagi peneliti lain dengan meneliti
dan Walen (1993: 286) “correla-
variabel-variabel lain yang relevan.
tional research attems to investigate
Sedangkan manfaat praktis penelitian
possible relationship among varia-
ini adalah: (a) sebagai sumbangan
bles without trying to influence those
pemikiran kepada pihak sekolah
variables“ yang dicari hubungannya
sebagai penyedia layanan publik
adalah hubungan antara variabel
dalam
mutu
terikat (dependent variable) yaitu
pelayanan kepada masyarakat, (b)
kepuasan belajar siswa (Y), dengan
dapat dijadikan sebagai refleksi diri
variabel bebas (independent varia-
untuk meningkatkan aktifitas proses
ble) meliputi ketersediaan sarana
belajar
prasarana (X1), variabel layanan
pendidikan
upaya
dan
peningkatan
mengajar,
selanjutnya
manipulasi
dengan
terhadap
diadakan perbaikan-perbaikan dan
administratif
peningkatan dalam rangka mencapai
kompetensi profesional guru (X3).
prestasi belajar yang memuaskan, (c) Siswa
mendapat
administrasi, prasarana
yang
(X2), dan variabel
Penelitian ex post facto dalam
pelayanan
pelaksanaannya tidak ada perlakuan
sarana
terhadap variabel, karena kondisi
dalam
variabel yang diteliti sudah tampak
dukungan memadai
10
atau sudah berlangsung. Oleh karena
5% maka jumlah anggota sampelnya
itu data yang tampak berkaitan
adalah 250 siswa. Oleh karena
dengan variabel tersebut berupa apa
populasi berstrata maka sampelnya
yang
juga berstrata. Stratanya menurut
dialami,
dilakukan
respoden.
pendekatannya tergolong
dirasakan,
dan
Berdasarkan
penelitian
penelitian
ini
kuantitatif
tingkat
pendidikan.
demikian
masing-masing
untuk
tingkat
Dengan sampel
pendidikan
karena dalam penelitian ini ditandai
proporsional
dengan
populasinya. Jadi jumlah anggota
adanya
analisis
statistik
sesuai
harus
dengan teknik deskriptif korelasi.
sampel
Rancangan penelitian ini terdiri dari
sebanyak
tiga variabel bebas atau prediktor,
sebanyak 65 orang dan siswa kelas
dan
XII sebanyak 75 orang, sehingga
satu
variabel
terikat
atau
kriterium.
sampel
Populasi subyek penelitian ini mencakup
untuk
dengan
seluruh
siswa
siswa
kelas
110 orang,
dalam
X
kelas XI
penelitian
ini
berjumlah 250 orang.
yang
Untuk
memperoleh
menggunakan jasa pendidikan di
mengenai
SMA N 1 Sukawati pada tahun
dalam penelitian ini dipergunakan
ajaran 2011-2012. Adapun jumlah
kuesioner. Metode kuesioner diguna-
populasi adalah 837 siswa. Teknik
kan untuk memproleh data tentang
pengambilan sampel dilakukan de-
kontribusi sarana prasarana, layanan
ngan menggunakan metode acak
administratif, kompetensi profesional
bertingkat atau stratified random
guru,
sampling.
adalah
Kuesioner, yaitu daftar pertanyaan
karakteristik kelompok populasi di
yang harus dijawab oleh responden.
SMA N 1 Sukawati cukup beragam.
Kuesioner ini bersifat langsung, yaitu
Ada populasi tingkat I (kelas X),
dikirim dan dijawab langsung oleh
tingkat II (kelas XI), dan tingkat III
responden.
Alasannya
(kelas XII). Dengan populasi 837
variabel
kepuasan
Untuk
yang
data
belajar
menyusun
diteliti
siswa.
instrumen
siswa berdasarkan "tabel Isaac dan
penelitian, terlebih dahulu disusun
Michael", untuk tingkat kesalahan
kisi-kisi
11
instrumen
dari
setiap
variabel.
Penyajian
kisi-kisi
dilakukan sedemikian rupa
Metode analisis
agar
digunakan
data
yang
terdiri
atas
kegiatan
data
dan
analisis
memberikan informasi yang cukup
pengolahan
mengenai butir-butir yang diberikan
statistik.
setelah dilakukan uji validitas dan
meliputi: (1) menyunting data secara
hitung reliabilitas butir, dan untuk
manual,
memberikan gambaran seberapa jauh
karena kemungkinan ada data yang
instrumen final masih mencerminkan
tidak jelas atau kesalahan dalam
indikator-indikator
variabel.
pengisian instrumen sehingga tidak
Instrumen penelitian merupakan alat
memenuhi syarat untuk dianalisis.
bantu peneliti dalam pengumpulan
(2)
data.
mengolah data dalam bentuk yang
Mutu
dari
instrumen
akan
menentukan juga mutu dari data
Kegiatan
analisis
penyuntingan
mentabulasi
data
dilakukan
data,
dan
(3)
sesuai dengan kebutuhan.
yang dikumpulkan.
Statistik yang digunakan dalam
Penentuan indikator-indikator
analisis data dalam penelitian ini
variabel tersebut didasarkan pada
adalah teknik
peraturan perundangan yang berlaku
regresi ganda, korelasi ganda, dan
khususnya terkait dengan standar
korelasi parsial. Persyaratan yang
minimal
berkaitan dengan teknik analisis
masing-masing
varibel
regresi
sederhana,
tersebut. variabel sarana-prasarana
tersebut
menggunakan Permendiknas No 24
analitis.
Tahun 2007, tentang Standar Sarana
analisisnya adalah: (1) uji normalitas
dan
SD/MI,
sebaran data, (2) uji linieritas garis
SMP/Mts, dan SMA/MA, variabel
regresi, (3) uji multikolinieritas, (4)
layanan
teori
uji hesteroskedastisitas, dan (5) uji
yang
autokorelasi.
Prasarana
menggunakan
Parasuraman mengacu
untuk
dan
lima
Kotler unsur,
harus dibuktikan secara Adapun
uji
prasyarat
variabel
Berdasarkan tujuan penelitian
kompetensi profesional guru yang
yang telah dirumuskan di atas, data
mengacu pada teorinya Arikunto
yang
dan Winardi (dalam Arya Putra
penelitian
2009).
teknik-teknik regresi. Adapun teknik
12
telah ini
terkumpul
dalam
dianalisis
dengan
regresi yang digunakan adalah teknik
(0,001 < 0,05), maka hipotesis nihil
regresi sederhana dan regresi ganda.
yang
berbunyi
kontribusi
layanan
terdapat
administratif
terhadap kepuasan belajar siswa pada
III. HASIL PENELITIAN DAN
SMAN 1 Sukawati, ditolak. Dengan
PEMBAHASAN Berdasarkan
tidak
hasil
analisis
demikian, dapat ditarik kesimpulan
korelasi parsial didapat nilai korelasi
bahwa terdapat kontribusi layanan
(r1y-23) sebesar 0,290 dan signifikansi
administratif
sebesar
belajar
0,000.
Dengan
menggunakan taraf signifikansi 0,05
berbunyi
tidak
siswa
kepuasan
pada
SMAN
1
Sukawati.
(0,000 < 0,05), maka hipotesis nihil yang
terhadap
Besaran
terdapat
administratif
kontribusi terhadap
kepuasan
kontribusi sarana prasarana terhadap
belajar
kepuasan belajar siswa pada SMAN
Sukawati sebesar 29,6%. Ini berarti
1
Dengan
kepuasan belajar siswa pada SMAN
demikian, dapat ditarik kesimpulan
1 Sukawati bisa dijelaskan oleh
bahwa terdapat kontribusi sarana
layanan administratif sebesar 29,6%.
Sukawati,
ditolak.
prasarana terhadap kepuasan belajar
siswa
layanan
pada
Berdasarkan
SMAN
hasil
1
analisis
siswa pada SMAN 1 Sukawati.
korelasi parsial didapat nilai (r3y-12)
Besaran kontribusi sarana prasarana
sebesar
terhadap kepuasan belajar siswa pada
sebesar
SMAN 1 Sukawati sebesar 32,0%.
menggunakan taraf signifikansi 0,05
Ini berarti kepuasan belajar siswa
(0,000 < 0,05), maka hipotesis nihil
pada
yang
SMAN
1
Sukawati
bisa
0,405
dan
signifikansi
0,000.
berbunyi
Dengan
tidak
terdapat
dijelaskan oleh sarana prasarana
kontribusi kompetensi profesional
sebesar 32,0%.
guru terhadap kepuasan belajar siswa
Berdasarkan
hasil
analisis
pada SMAN 1 Sukawati, ditolak.
korelasi parsial didapat nilai (r2y-13)
Dengan
sebesar
kesimpulan
sebesar
0,218 0,001.
dan
signifikansi
demikian,
dapat
bahwa
ditarik terdapat
Dengan
kontribusi kompetensi profesional
menggunakan taraf signifikansi 0,05
guru terhadap kepuasan belajar siswa
13
pada SMAN 1 Sukawati. Besaran
kepuasan belajar siswa pada SMAN
kontribusi kompetensi profesional
1 Sukawati bisa dijelaskan oleh
guru terhadap kepuasan belajar siswa
sarana
pada SMAN 1 Sukawati sebesar
administratif,
39,4%. Ini berarti kepuasan belajar
profesional guru sebesar 50,2%.
siswa pada SMAN 1 Sukawati bisa
prasarana, dan
layanan kompetensi
Sarana belajar adalah peralatan
dijelaskan oleh kompetensi profe-
belajar
sional guru sebesar 39,4%.
proses belajar agar pencapaian tujuan
Berdasarkan
hasil
analisis
yang
dibutuhkan
dalam
belajar dapat berjalan dengan lancar,
korelasi ganda didapat nilai (R)
teratur,
sebesar
(Roestiyah, 2004: 166). Pemanfaatan
0,709
sebesar
dan
signifikansi
0,000.
Dengan
sarana
efektif
belajar
dan
yang
efisien
baik
akan
menggunakan taraf signifikansi 0,05
memudahkan anak dalam melakukan
(0,000 < 0,05), maka hipotesis nihil
aktivitas belajar sehingga anak lebih
yang
terdapat
semangat dalam belajar. Sebaliknya,
kontribusi sarana prasarana, layanan
dengan kurangnya sarana belajar
administratif,
kompetensi
akan mengakibatkan anak kurang
profesional guru terhadap kepuasan
bersemangat dan kurang bergairah
belajar
dalam belajar. Hal ini tentu saja akan
berbunyi
tidak
dan
siswa
pada
SMAN
1
Sukawati, ditolak. Dengan demikian, dapat
ditarik
mempengaruhi prestasi belajar anak.
kesimpulan bahwa
Layanan
administratif
yang
terdapat kontribusi sarana prasarana,
baik perlu didukung oleh tenaga
layanan
administratif yang kompeten dalam
administratif,
dan
profesional
guru
kompetensi
bidangnya.
Pengembangan
terhadap kepuasan belajar siswa pada
peningkatan
SMAN
administrasi perlu dilakukan secara
1
Sukawati.
Besaran
kompetensi
dan
kontribusi sarana prasarana, layanan
terus-menerus
administratif,
studi lanjut, workshop, dan lain-lain.
dan
kompetensi
melalui
tenaga
profesional guru terhadap kepuasan
Pengembangan
belajar
1
kompetensi tersebut harus berorien-
Sukawati sebesar 50,2%. Ini berarti
tasi pada mutu dalam bentuk layanan
siswa
pada
SMAN
14
dan
pelatihan,
peningkatan
prima sehingga dapat memperlancar
Semakin baik sarana prasarana,
proses pembelajaran dan mencapai
layanan administratif, dan kompe-
tujuan sekolah yang telah ditetapkan.
tensi profesional guru maka semakin
Kompetensi
administrasi
baik pula kepuasan belajar siswa.
harus berorientasi pada mutu dalam
Ketersediaan sarana prasarana yang
bentuk layanan prima. Substansi dari
memadai dalam menunjang proses
layanan prima adalah layanan yang
pembelajaran akan membuat siswa
bermutu
semakin puas dengan lingkungan
tenaga
dan
berorientasi
pada
pelanggan (stakeholders). Layanan
belajarnya.
prima tersebut mengacu pada: 1)
buruk sarana prasarana sekolah maka
rancangan (design), 2) kesesuaian
semakin jauh dari meningkatnya
(confor-mance),
kepuasan belajar
3)
ketersediaan
Sebaliknya,
siswa.
semakin
Dengan
(availa-bility), 4) keamanan (safety),
demikian, dalam usaha peningkatan
5) kegunaan praktis (field use).
kepuasan
belajar
siswa,
prasarana
bukan
lagi
Dalam lembaga pendidikan,
sarana menjadi
guru merupakan salah satu faktor
pelengkap bagi keberadaan sekolah,
penting
akan tetapi bagian penting dan utama
yang
menentukan
keberhasilan anak didik. Kepuasan belajar
siswa
oleh
Kepuasan belajar siswa juga
proses
dipengaruhi oleh layanan adminis-
pembelajaran berlangsung. Proses
tratif. Dalam upaya meningkatkan
pembelajaran akan berjalan dengan
layanan kepada siswa, maka layanan
baik apabila didukung oleh guru
administratif yang diberikan kepada
yang
kemampuan
siswa harus betul-betul efektif dan
guru
yang
efisien. Kepuasan siswa terhadap
berkompetensi profesional merupa-
proses pelayanan yang efektif dan
kan faktor utama dalam tercapainya
efisien tidak terlepas dari komitmen
pelaksanaan pendidikan. Salah satu
seluruh
indikasi profesionalisme guru ditun-
memberikan
jukkan dengan adanya perencanaan
kepada para siswa.
bagaimana
dipengaruhi
dalam proses pembelajaran.
kualitas
mempunyai
profesional,
karena
pembelajaran yang berkwalitas.
15
staf
sekolah pelayanan
untuk terbaik
Kompetensi profesional guru dalam
mengelola
proses
Terdapat kontribusi sarana prasarana,
belajar
layanan
administratif,
dan
profesional
guru
mengajar juga sangat mempengaruhi
kompetensi
tingkat kepuasan belajar siswa. Guru
terhadap kepuasan belajar siswa pada
yang memiliki kompetensi mengajar
SMA
yang baik memiliki peran besar
kontribusi sebesar 50,2%.
dalam proses pembelajaran. Selain itu,
kemampuan
1
Sukawati
Berdasarkan
dengan
kesimpulan
di
dalam
atas, perlu diperhatikan beberapa
berinteraksi
saran sebagai berikut: (1) para guru
dengan baik dalam mengajar tentu
khususnya guru-guru SMA N 1
saja
Sukawati,
berkomunikasi
guru
N
dan
akan
membuat
suasana
disarankan
agar
tetap
pembelajaran di kelas akan berjalan
konsisten dengan profesionalisme-
dengan baik pula sehingga siswa
nya, dapat memupuk rasa cinta
merasa puas dalam belajar.
kepada tugas dan kewajiban serta bertindak
inovatif dalam rangka
mengembangkan tugas-tugas keguru-
IV. PENUTUP Berdasarkan
analisis
an di masa kini dan yang akan
dapat disimpulkan sebagai berikut:
datang. Walaupun pemanfaatan sara-
(1)
na tergolong baik, guru diharapkan
terdapat
hasil
kontribusi
sarana
prasarana terhadap kepuasan belajar
melakukan
siswa pada SMA N 1 Sukawati
melalui pemanfaatan sarana yang
dengan kontribusi sebesar 32,0%, (2)
lebih
terdapat
pembelajaran
kontribusi
administratif
layanan
terhadap
inovasi
inovatif,
pembelajaran
karena
lebih
sarana
menstimulasi
kepuasan
siswa dalam meningkatkan motivasi
belajar siswa pada SMA N 1
belajar. Selain itu, guru agar selalu
Sukawati dengan kontribusi sebesar
meningkatkan
29,6%,
Kompetensi yang dimaksud
(3)
Terdapat
kompetensi
kontribusi
adalah
guru
(a) kompetensi pedagogik, yaitu
terhadap kepuasan belajar siswa pada
kemampuan guru dalam mengelola
SMA
pembelajaran peserta didik misalnya
N
profesional
kompetensinya.
1
Sukawati
dengan
kontribusi sebesar 39,4%, dan (4)
dengan
16
cara
sering
mengikuti
MGMP, seminar, atau lokakarya
acuan bagi pegawai dan guru untuk
khususnya tentang cara mengelola
terus berupaya memenuhi harapan
pembelajaran
siswa
kompetensi kemampuan mantap,
di
sekolah,
kepribadian
berwibawa
berupa
kepribadian
berakhlak
sebagai
pelanggan
jasa
pendidikan. Siswa sebagai pelanggan
yang
sekolah
arif,
layanan sekolah secara maksimal dan
menunjukkan
optimal sehingga yang bersangkutan
mulia,
serta
(b)
sangat
keteladanan kepada peserta didik, (c)
merasa
kompetensi sosial, yaitu kemampuan
kebutuhan
guru
dan
sekolah, (3) kepala sekolah disaran-
berinteraksi secara efektif dan efisien
kan agar terus mengupayakan sarana
dengan peserta didik, sesama guru,
prasarana di sekolah. Upaya-upaya
orang
yang dapat dilakukan adalah: (a)
untuk
berkomunikasi
tua/wali
masyarakat,
siswa,
dan
terpenuhinya
dalam
lingkungan
kompetensi
menambah
kemampuan
diperlukan untuk menyelenggarakan
penguasaan materi pelajaran secara
pembelajaran yang dapat dipindah-
luas dan mendalam dengan cara
pindah, (b) menambah fasilitas dasar
meningkatkan
aka-
yang diperlukan untuk menjalankan
dan
fungsi
profesional
demik,
dan (d)
dan
puas
mengha-rapkan
yaitu
kemampuan
membaca
buku,
perlengkapan
satuan
yang
pendidikan,
mengikuti perkembangan teknologi
menambah
dan informatika, (2) kepala sekolah
yang digunakan untuk membantu
hendaknya
agar
komunikasi dalam pembelajaran, (d)
membangun sistem layanan yang
menambah fasilitas informasi dan
baik kepada
memberikan
komunikasi secara gratis, seperti
kemudahan untuk memperoleh akses
pemberian layanan internet gratis di
informasi tentang segala hal yang
lingkungan sekolah, (e) menyiapkan
terkait dengan sekolah, dan staf
buku
layanan
diharapkan
pegangan peserta didik dan guru
dapat lebih ramah dalam melayani
untuk setiap mata pelajaran, (f)
siswa.
melengkapi buku teks pelajaran di
disarankan
siswa,
administra-tif
Oleh
karena
itu,
hasil
penelitian ini hendaknya menjadi
pelajaran
perpustakaan
17
peralatan
(c)
pendidikan
yang
untuk
menjadi
memperkaya
pengetahuan peserta didik dan guru,
hasil yang lebih baik. Oleh karena
dan (g) melengkapi perlengkapan
itu, untuk menambah
sekolah. Selain itu, Kepala sekolah
makna dari penelitian ini, disarankan
selaku
dapat
kepada peneliti berikutnya bila ingin
dalam
melakukan
pimpinan
harus
menjalankan
tugasnya
menjalankan
kepemimpinan-nya,
memberikan
layanan,
penelitian
kejelasan
dengan
variabel-variabel yang sama agar
memenuhi
menggunakan
indikator-indikator
kebutuhan sarana prasarana yaitu
dan lokasi yang berbeda sehingga
fasilitas pembelajaran dan menga-
dapat memperkaya khasanah keil-
dakan tunjangan keselamatan siswa
muan yang relevan dan mendukung
untuk meningkatkan kepuasan siswa
teori-teori yang ada menjadi semakin
di sekolah yang pada akhirnya untuk
kuat. Dengan demikian, penelitian
meningkatkan
belajar
selanjutnya semakin baik hasilnya
siswa, (4) kepala Dinas Pendidikan
serta berguna untuk meningkatkan
Pemuda
kualitas pendidikan.
kepuasan
dan
Olahraga
sebagai
penentu kebijakan, disarankan hasil penelitian
ini
hendaknya
dapat
DAFTAR PUSTAKA
dijadikan acuan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan
memberikan
Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Yogyakarta: Penerbit Rineka Cipta
dengan
kesempatan
seluas-
luasnya bagi guru untuk mengikuti pelatihan Teknologi Informasi
yang
berbasis
Komunikasi (ICT),
dan
(5)
Candiasa, I. M. 2010. Pengujian Insrumen Penelitian Disertai Aplikasi ITEMAN dan BIGSTEPS. Singaraja: Unit Penerbitan Ganesha.
Ilmu dan Bagi
peneliti lain, hasil penelitian ini
Dantes, N. 1996. Orientasi tentang Profesi Guru dan Pengembangannya. Singaraja: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
masih sangat sederhana, sehingga masih banyak aspek yang belum terungkap, oleh sebab itu kepada peneliti lainnya yang berminat untuk
Hamalik, O. 2001. Teknik Pengukuran dan Evaluasi Pendidikan. Bandung: Mundar Maju
lebih mendalami persoalan-persoalan yang terkait sehingga memperoleh
18
Irawan, H. D. 2003. Indonesian Customer Satisfaction Membedah Kepuasan Pelanggan Merek Pemenang ICSA. Jakarta: PT. Elexmedia Komputindo.
Murwanti, S dan Nursiman. 2004. Pengaruh Kepuasan Jasa terhadap Kepuasan Mahasiswa Perguruan Tinggi di Surakarta (Studi pada Perguruan Tinggi UNS dan UMS). Jurnal. Empirika, BPPE FE UMS, Surakarta.
Ismail, R.S. Pengaruh Pelayanan Sekolah terhadap Kepuasan Belajar Siswa SMK Al-Wathan Ambon. Jurnal Universitas Kristen Indonesia Maluku, Volume IV, Nomor 2, Oktober 2010.
Nasution, M. N. 2005. Manajemen Mutu Terpadu. Edisi Kedua. Bogor: Ghalia Indonesia. Netra, I.B. 1976. Metodologi Penelitian. Singaraja: Biro Penelitian dan Penerbitan Universitas Udayana.
Keputusan Mentri Pendayagunaan Aparatur Negara No: kep/25/M.pan/2/2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah,2004. Jakarta: Menpan.
Peraturan Pemerintah No: 19 Tahun 2005. Standar Nasional Pendidikan. 2005. Jakarta: Depdiknas. Permendiknas No: 13 Tahun 2007. Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, 2007. Jakarta: Depdiknas.
Kotler, P. 2000. Marketing Management (Edisi Indonesia oleh Hendra Teguh, Ronny dan Benjamin Molan). Jakarta: PT. Indeks.
Permendiknas No: 24 Tahun 2007. Standar Sarana dan Prasarana untuk SD/MI, SMP/Mts dan SMA/MA. Jakarta: Mendinas.
Koyan, I. W. 2007. Statistik Terapan. Singaraja: Undiksa.
PPS
Kuncoro, M. 2004. Metode Kuantitatif: Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan YKPN.
Undiksha. 2011. Pedoman Penulisan Tesis. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha
Putra, A. I. K. 2009. Hubungan antara Kompetensi Profesional Guru, Pemanfaatan Media Pembelajaran, dan Motivasi Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar Sosiologi Siswa Kelas X SMAN 1 Denpasar Bali. Tesis. (tidak diterbitkan). Singaraja: Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha.
Lamb, C., Hair J., & McDaniel. 2000. Marketing (Edisi Indonesia oleh David Octavia). Jakarta: Salemba Empat. Mulyasa, E. 2005. Mejadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
19
Rehutami, R.H. 2011. Pengaruh Kompetensi Guru dan Fasilitas Belajar terhadap Kepuasan Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Rembang pada Mata Pelajaran Ekonomi Tahun Ajaran 2010/2011 dengan Mutu Proses Pembelajaran Sebagai Variabel Intervening. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Pemerintah, Menpan.
2004.
Jakarta:
Tampubolon, D.P. 1995. Manajemen Mutu Total di Perguruan Tinggi. Jakarta: Proyek HEDS Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Tarsisius, S. 2009. Studi Korelasi Kompetensi Kepemimpinan Kepala Sekolah, Kompetensi Guru, dan Sarana Prasarana Sekolah dengan Kepuasan Belajar Siswa pada SMAK St. Yoseph Denpasar. Tesis. (tidak diterbitkan). Singaraja: Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha.
Riduwan. 2003. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta Riduwan. 2006. Belajar Mudah Penelitian Guru-Karyawan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.
Tjiptono, F. 2008. Service Management. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Rusyan. 1992. Profesionalisme Tenaga Kependidikan. Jakarta: Nine Karya Jaya.
Tri Ani, C. 2004. Psikologi Belajar. Semarang: UPT Unnes Press.
Sagala, S. 2009. Kemampuan Profesional Guru Dan Tenaga Kependidika . Bandung: Alfabeta.
Undang-undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. 2005. Jakarta: Depdiknas.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2003. Jakarta: Depdiknas.
Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara, Cetakan Kelima. Surat Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara. No.: Kep/25/M.Pan/2/2004/ tentang Pedoman Umum Penyusun Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi
20