175 Tri Wahyuni Desak Nyoman Sri Werastuti PROSEDUR PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MIKRO BERMASALAH PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI KCP BULELENG Komang Tri Wahyuni Jurusan Akuntansi Program Diploma III, FEB Undiksha Desak Nyoman Sri werastuti Jurusan Akuntansi Program Diploma III, FEB Undiksha e-mail:
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana prosedur penyelesaian pembiayaan bermasalah pada produk pembiayaan mikro pada PT. Bank Syariah Mandiri KCP Buleleng. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi, wawancara dan dokumentasi.Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menyatakan bahwa prosedur penyelesaian pembiayaan bermasalah yang digunakan telah memadai, demikian pula dengan analisis permohonan pembiayaan yang cukup selektif dilakukan dalam upaya menghindari adanya kredit bermasalah. Prosedur penagihan yang digunakan cukup baik karena terlebih dahulu dilakukan pendekatan-pendekatan kepada nasabah. Penyelesaian kredit bermasalah pada PT. Bank Syariah Mandiri KCP Buleleng dapat dilakukan dengan restrukturisasi pembiayaan, novasi, kompensasi, likuidasi, dan subrogasi, serta penyelesaian pembiayaan pada Pengadilan. Kata kunci :Prosedur, Pembiayaan Mikro, Pembiayaan Bermasalah, Bank Syariah.
abstract This study aims to determine how the settlement procedures of financing problems in micro-finance products in PT Bank Syariah Mandiri KCP Buleleng . Data collection method used is the method of observation , interviews and documentation. Analysis data used is descriptive qualitative analysis . The results stated that the settlement procedures for financing problem used is adequate , as well as analysis of the financing request is quite selective in an attempt to avoid the presence of non-performing loans . Billing procedures used quite well as to prior approaches to customers. Resolution of problem loans at PT . Bank Syariah Mandiri KCP Buleleng can be done by restructuring the financing , novation , compensation , liquidation , and subrogation , as well as the completion of financing on the court .
Keywords : Procedures , Micro Financing , Financing Troubled , Bank Syariah
VOKASI Jurnal Riset Akuntansi Vol. 2 No.2, Oktober 2013, ISSN 2337 – 537X
176 Tri Wahyuni Desak Nyoman Sri werastuti
dapat dijadikan pilihan yaitu Bank
Pendahuluan Kebutuhan
masyarakat
Syariah Mandiri.
belakangan ini semakin meningkat.
PT Bank Syariah Mandiri
Tidak saja dari segi pangan, tapi juga
(BSM) hadir, tampil dan tumbuh
sandang
sebagai
dan
papannya.
Banyak
bank
yang
mampu
usaha-usaha kecil dan menengah
memadukan idealisme usaha dengan
tumbuh untuk memenuhi kebutuhan
nilai-nilai rohani yang melandasi
masyarakat
Munculnya
kegiatan operasionalnya. PT Bank
usaha-usaha tersebut tentunya akan
Syariah Mandiri seperti halnya bank
memerlukan modal didalam kegiatan
syariah lainnya menggunakan sistem
operasionalnya. Untuk mendapatk
bagi
modal-modal
nasabahnya,
tersebut.
tersebut,
para
hasil
didalam
melayani
termasuk
dalam
pengusaha akan mencari lembaga-
melayani kegiatan pembiayaan. PT
lembaga keuangan atau lembaga
Bank Syariah Mandiri KCP Buleleng
pembiayaan.
Perkembangan
yang beralamat di Jalan Erlangga
perekonomian belakangan ini akan
Nomor 14 Singaraja merupakan anak
membuat persaingan bagi lembaga-
cabang
lembaga
Mandiri. PT Bank Syariah Mandiri
pembiayaan
dalam
berbagai
produk-
menawarkan
yang
dari
baru
produk yang dimilikinya. Tentunya
November
para
menawarkan
calon
kebingungan
nasabah dalam
akan memilih
lembaga pembiayaan yang sesuai dengan bidang usahanya. Kehadiran
PT.
berdiri 2009
Bank
Syariah
pada ini
bulan
mencoba
berbagai
produk
perbankan baik pembiayaan maupun pendanaan. Banyaknya
bank syariah yang belakangan ini
pembiayaan
mulai
berkembang
mengharuskan konsumen untuk lebih
memberikan pilihan baru bagi calon
selektif dalam memilih produk yang
nasabah dalam memilih lembaga
ditawarkan.
pembiayaan. Salah satu bank yang
merupakan salah satu produk dari
tumbuh
dan
yang
produk-produk ditawarkan
Pembiayaan
mikro
BSM yang dapat dijadikan pilihan
VOKASI Jurnal Riset Akuntansi Vol. 2 No.2, Oktober 2013, ISSN 2337 – 537X
177 Tri Wahyuni Desak Nyoman Sri werastuti
bagi calon nasabah. Pembiayaan
diperkirakan maupun yang tidak
mikro
dapat diperkirakan yang tentunya
adalah
Pembiayaan
yang
diberikan kepada perorangan atau
akan
badan usaha yang akan atau sudah
pendapatan
memiliki usaha yang berjalan 2
kerugian bagi bank tersebut. Risiko-
tahun.Pembiayaan
dibank
risiko tersebut tidak dapat dihindari,
sistem
akan
syariah
mikro
menggunakan
berdampak bank
negatif dan
bagi
membuat
tetapi
dapat
dikelola
dan
murabahah.Definisi
dikendalikan.
Oleh
karena
itu,
murabahah merupakan akad yang
sebagaimana
digunakan atau perjanjian jual beli
pada umumnya, bank syariah juga
antara bank dengan nasabah. Produk
memerlukan serangkaian prosedur
dari BSM ini merupakan pembiayaan
yang
penyertaan modal usaha kecil yang
mengidentifikasi,
khusus membiayai modal kerja mulai
memantau dan mengendalikan risiko
dari Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah)
yang timbul.
pembiayaan
sampai dengan Rp. 100.000.000,-
lembaga
dapat
perbankan
digunakan
untuk
mengukur,
Berdasarkan uraian pada latar
(seratus juta rupiah). Dimana dana
belakang
dari bank merupakan bagian dari
dirumuskan masalah penelitian yaitu
modal
bagaimana
usaha
nasabah
dan
diatas,
prosedur
maka
dapat
penyelesaian
keuntungan dibagi sesuai dengan
pembiayaan mikro bermasalah pada
nisbah yang disepakati. Akan tetapi
PT. Bank Syariah Mandiri KCP
walaupun sudah disepakatinya suatu
Buleleng?
akad, pembiayaan bermasalah tidak dapat dihindari. Bank akan selalu
Metode Penelitian
berhadapan dengan berbagai jenis
Penelitian ini bertujuan untuk
resiko dengan kompleksitas yang
mengetahui
beragam dan melekat pada kegiatan
menyelesaiakan kredit bermasalah
usahanya. Resiko dalam konteks
yang
perbankan merupakan suatu kejadian
mikro.Pada penelitian ini, data yang
potensial,
diperlukan adalah data kualitatif,
baik
yang
dapat
terjadi
prosedur
pada
dalam
pembiayaan
VOKASI Jurnal Riset Akuntansi Vol. 2 No.2, Oktober 2013, ISSN 2337 – 537X
178 Tri Wahyuni Desak Nyoman Sri werastuti
yaitu berupa gambaran mengenai
teknik analisis deskriptif kualitatif
perusahaan
yaitu cara menganalisis data dengan
mengenai
serta topik
uraian yang
lain
dibahas.
menguraikan,
menyusun,
dan
Sumberr data dari penelitian ini
mendeskriptifkan
adalah sumber data primer dan
penyelesaian kredit bermasalah agar
sekunder.Data
dapat
primer
merupakan
ditarik
prosedur
kesimpulan
yang
data yang bersumber langsung dari
nantinya dapat memberikan manfaat
obyek penelitian, yang dalam hal ini
bagi para pembaca.
diperoleh
melalui
wawancara.Sedangkan data sekunder
Hasil Dan Pembahasan
adalah Data Sekunder merupakan
Pembiayaan yang diberikan
data yang diperoleh secara tidak
Bank selalu memiliki potensi resiko
langsung
kegagalan
dari
obyek
penelitian,
pembayaran
yang
berupa data dari dokumen yang
menyebabkan
dimiliki PT Bank Syariah Mandiri
bermasalah.Untuk mengurangi resiko
KCP Buleleng.
yang timbul dari pemberian kredit
Pengumpulan penelitian
ini
data
dilakukan
dalam melalui
pembiayaan
atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah,
maka
diperlukan
wawancara langsung dengan para
penanganan
secara
karyawan PT. Bank Syariah Mandiri
terhadap kredit bermasalah. Upaya
KCP Buleleng, terutama karyawan
dari
pada bagian mikro.Selain wawancara
menyelesaiakan
pengumpulan data juga dilakukan
bermasalah prinsipnya hampir sama
dengan teknik dokumentasi, dimana
dengan
dalam memperoleh data dilakukan
perbankan
dengan mengumpulkan data yang
tersebut
sudah ada dan terkait dengan obyek
Pembiayaan,
yang sudah diteliti.
(menjual agunan), dan penyelesaian
perbankan
maksimal
syariah
untuk
pembiayaan
yang
dilakukan
konvensional. seperti
oleh Upaya
Restrukturisasi
Jaminan
Eksekusi
Teknik analisis data yang
melalui pengadilan. Salah satu upaya
digunakan dalam penelitan ini adalah
yang dianggap sebagai metode yang
VOKASI Jurnal Riset Akuntansi Vol. 2 No.2, Oktober 2013, ISSN 2337 – 537X
179 Tri Wahyuni Desak Nyoman Sri werastuti
paling
efektif
pembiayaan
untuk
mengatasi
bermasalah
adalah
disepakati.Selain
itu
penagihan
pembiayaan juga bertujuan untuk
penjualan barang agunan, dimana
menghindarkan
uang yang diperoleh dari hasil
kemungkinan
penjualan barang agunan tersebut
dihadapi akibat tertundanyaatau tidak
digunakan untuk membayar kembali
terbayarnya
pembiayaan.
kepada Bank.
Pembinaan bermasalah
adalah
dilakukan
oleh
pembiayaan upaya
Bank
dari
kerugian
yang
kewajiban
Persyaratan
nasabah
minimal
yang
yang
harus dipenuhi untuk berhasilnya
dalam
pelaksanaan penagihan adalah bahwa
pengelolaan pembiayaan bermasalah
nasabah masih memiliki itikad baik,
agar dapat diperoleh hasil yang
usahanya masih berjalan sehingga
optimal sesuai dengan tujuan dari
mampu memberiakan penghasilan,
pemberian
tersebut,
masih memilki pesediaan berupa
termasuk upaya-upaya penagihan.
bahan baku, barang setengah jadi dan
Penagihan
atau barang dagangan, serta masih
Bank
pembiayaan
pembiayaan
adalah
kegiatan yang dilakukan Bank untuk
memiliki
memperoleh sejumlah dana tertentu
ketiga. Data-data yang diperlukan
dari nasaah sebagai pembayaran
dalam
kewajiban pokok dan margin (bagi
alamat terakhir nasabah, informasi
hasil) atau kewajiban lainnya yang
tentang nasabah, posisi pembiayaan
telah jatuh tempo. Adapun tujuan
nasabah, dan agunan pembiayaan.
dari
dilakukannya
pembiayaan
ini
menjaga
dan
penagihan
penagihan
Penagihan
adalah
biasanya
dengan
memelihara
nasabah
untuk
kedisiplinan dan tertib pelaksanaan
masalah
pembayaran
menghubungi nasabah harus diawali
kewajiban
dengan
jadwal
untuk
rangka
pihak
dilakukan
sesuai
adalah
tagihan-tagihan
nasabah waktu
dengan
menghubungi membicarakan
pembiayaan.Dalam
pendekatan-pendekatan
pembayaran yang telah ditetapkan
secara persuasif dengan harapan
dalam akad pembiayaan yang telah
nasabah
bersedia
melakukan
VOKASI Jurnal Riset Akuntansi Vol. 2 No.2, Oktober 2013, ISSN 2337 – 537X
180 Tri Wahyuni Desak Nyoman Sri werastuti
pelunasan yang diharapkan Bank.
ketersediaan dana nasabah. Apabila
Disamping
dilakukan
ternyata nasabah belum melakukan
disampaikan
penyetoran, maka nasabah tersebut
melalui
itu
surat
langsung
perlu yang
kepada
nasabah
serta
wajib dihubungi kembali melalui
melakukan pemeriksaan setempat(on
telepon/SMS
the
pemayaran.
spot)sebagai
upaya
untuk
(3)
melunasi
pembayaran angsuran) BOM/Micro
kepada Bank.
Officer
Adapun tatacara penagihan
(tanggal
melakukan
menggugah nurani nasabah agar mau kewajiban-kewajibannya
H=0
untuk
jatuh
melakukan
terhadap
nasabah
tempo
pengecekan yang
belum
yaitu: (1) Mulai H-7 (7 hari sebelum
membayar. Apabila terdapat nasabah
tanggal
yang belum membayar wajib segera
jatuh
nasabah)
tempo
APM
kewajiban
mengingatkan
dilakukan
nasabah kolektibilitas lancar dan
telepon/SMS
pembiayaan
membayar.
dalam
restrukturisasi
penagihan
melalui
sehingga
nasabah
melalui telepon atau SMS. Materi
(4) H+1 s.d H+5 (1 s.d 5 hari setelah
penting
tanggal jatuh tempo) APM dan
yang perlu disampaikan
kepada nasabah antara lain: (a)
kepala
Menginformasikan bahwa kewajiban
seluruh nasabah yang menunggak
nasabah
kewajiban (tanpa batas outstanding
akan
Meminta
jatuh
tempo.
nasabah
(b)
untuk
unit
kerja
pembiayaan)
untuk
menghubungi
melakukan
menyediakan dana angsuran sebelum
penyetoran dana. Materi penting
tanggal jatuh tempo paling lambat 1
yang
hari sebelum tanggal jatuh tempo. (c)
nasabah, antara lain: (a) Menegaskan
Menanyakan perkembangan usaha
kembali bahwa kewajibannya telah
nasabah untuk deteksi dini bila ada
jatuh
kendala usaha.
penyebab
(2) H-1 (1 hari sebelum tanggal jatuh
membayar kewajiban tepat waktu.
tempo kewajiban nasabah) APM
(c) Meminta kepada nasabah untuk
melakukan
monitoring
perlu
disampaikan
tempo.
(b)
nasabah
kepada
Menanyakan tidak
bisa
atas
VOKASI Jurnal Riset Akuntansi Vol. 2 No.2, Oktober 2013, ISSN 2337 – 537X
181 Tri Wahyuni Desak Nyoman Sri werastuti
segera melunasi kewajiban yang
(7) Mulai H+7 APMdan Kepala Unit
menunggak.
Kerja membuat Surat Peringatan
(5) H+6 s.d H+10 (6 s.d 10 hari
kepada
nasabah
setelah
sebagai
berikut:
tanggal
jatuh
BOM/Micro
Officer
memonitor
janji
melakukan
tempo)
wajib
terus
nasabah
dan
penagihan
hingga
membuat
dengan (a)
Surat
Menunggak
detail
Pada
H+7
Pemberitahuan
Kewajiban
dan
disampaikan kepada nasabah. (b)
nasabah melakukan pembayaran.
Apabila hingga H+15 belum lunas,
(6) H+11 s.d H+15 (6 s.d 10 hari
pada
setelah
tempo
Peringatan I dan disampaikan kepada
APMdan
nasabah. (c) Apabila hingga H+30
Kepala Unit Kerja terus melakukan
belum lunas, pada H+30 membuat
penagihan serta mencari cara utuk
Surat Peringatan II dan disampaikan
menyelamatkan pembiayaan nasabah
kepada nasabah. (d) Apabila hingga
misalnya menjual sebagian asset
H+59 belum lunas, pada H+15
nasabah
membuat
anggal
pembayaran
jatuh
angsuran)
secara
menurunkan
sukarela
membuat
Surat
Surat
Peringatan
kewajiban
III/terakhir dan disampaikan kepada
melakukan
nasabah. Apabila hingga batas waktu
restrukturisasi pembiayaan dengan
pelunasan yang ditetapkan dalam
mengacu ketentuan yang berlaku
Surat Peringatan III/terakhir, nasabah
dengan
belum melunasi kewajibannya, Bank
nasabah
sebagian
untuk
H+15
dan/atau
penjelasan:
(a)
Apabila
kolektibilitas pembiayaan nasabah
mengambil
turun
diperjanjikan
menjadi
Dalam
Perhatian
langkah sesuai
yang
dalam
Khusus. (b) Apabila usaha nasabah
pembiayaan
masih
likuiditas agunan dengan mengacu
memiliki
diproyeksikan memiliki
prospek nasabah
dan masih
yakni
akad melakukan
kepada ketentuan yang berlaku.
kemampuan
membayar
(8) APM membuat catatan mengenai
dilakukan
upaya
hasil pembicaraan dengan nasabah
setelah penyelamatan
khususnya alasan/penyebab
terkait
dengan nasabah
VOKASI Jurnal Riset Akuntansi Vol. 2 No.2, Oktober 2013, ISSN 2337 – 537X
182 Tri Wahyuni Desak Nyoman Sri werastuti
terlambat/menunggak
membayar
Bank
melakukan
upaya-upaya
kewajiban serta mencatat rencana
penanganan untuk kredit bermasalah
tanggal
tersebut.
penyelesaian
kewajiban
sesuai janji yang ditetapkan nasabah.
Pada PT. BSM KCP Buleleng
Hal tersebut dimaksudkan sebagai
khususnya bagian Warung Mikro
alat monitoring pembayaran nasabah
selalu berusaha menghindari adanya
dan
kredit bermasalah. Untuk itu APM
dalam
rangka
langkah-langkah
menetapkan penyelamatan
pembiayaan nasabah. Didalam
selalu
melakukan
pendekatan
pemberian
kredit
pembiayaan
pendekatan-
kepada mikro.
nasabah APM
akan
tentunya ada saja nasabah-nasabah
mengingatkan nasabah melalui SMS
yang melakukan tindak kecurangan
mulai H-7. Apabila setelah dicek
tidak mau membayar kewajibannya
nasabah tersebut sampai dengan H+6
kepada Bank, atau kondisi nasabah
hari belum melakukan pembayaran
yang tidak memungkinan melakukan
maka APM akan melaporkan kepada
pembayaran
usahanya
KWM (Kepala Warung Mikro) dan
menurun. Hal-hal yang seperti itu
kemudian KWM menginstruksikan
akan menyebabkan terjadinya kredit
kepada
bermasalah
Kredit
melakukan kunjungan ke tempat
bermasalah ini perlu diwaspadai
nasabah tersebut bersama dengan
sedini
KWM. Dalam kunjunangan tersebut
karena
atau
macet.
mungkin
penyebabnya,
penyebab-
sehingga
didalam
akan
PMM
dan
AAM
membicarakan
agar
mengenai
menerima nasabah pembiayaan perlu
penyebab nasabah tersebut tidak
dianalisis
secara
melakukan
mengenai
nasabah
menerima
pembiayaan
mendalam yang
akan
tersebut.
pembayaran.
PMM
membuat catatan mengenai hasil pembicaraan
dengan rencana
nasabah
Akan tetapi kredit bermasalah masih
mengenai
memiliki peluang yang besar terjadi
penyelesaian kewajiban sesuai janji
walaupun telah dilakukan analisis
yang
diawal pengajuan kredit. Untuk itu
tersebut dimaksudkan sebagai alat
ditetapkan
tanggal
nasabah.
Hal
VOKASI Jurnal Riset Akuntansi Vol. 2 No.2, Oktober 2013, ISSN 2337 – 537X
183 Tri Wahyuni Desak Nyoman Sri werastuti
monitoring pembayaran nasabah dan
memperkirakan kemungkinan bahwa
dalam rangka menetapkan langkah-
penerima
pembiayaan
langkah penyelamatan pembiayaan
memenuhi
kewajibannya.
nasabah.
Capacity,
Pada
H+7
BSM
akan
subyektif
mengeluarkan surat teguran atau
penerima
surat
melakukan
pemberitahuan
Menunggak
yaitu
dapat (2)
penilaian
tentang
secara
kemampuan
pembiayaan
untuk
pembayaran.
Kewajiban. BSM terus memonitor
Kemampuan diukur dengan catatan
nasabah tersebut serta janji-janjinya
prestasi penerima pembiayaan di
dan
masa lalu yang didukung dengan
melakukan
penagihan
agar
nasabah tersebut mau membayar. Apabila nasabah
belum
hingga juga
H+15
melakukan
pengamatan di lapangan atas sarana usahanya seperti toko, karyawan, alat-alat,
pabrik
serta
metode
pembayaran, maka akan dibuat Surat
kegiatan. (3) Capital, yaitu penilaian
Peringatan I dan diberikan kepada
terhadap kemampuan modal yang
nasabah tersebut. Surat peringatan II
dimiliki
akan
nasabah
pembiayaan yang diukur dengan
menunggak hingga H+30, dan Surat
posisi perusahaan secara keseluruhan
Peringatan III/terakhir akan diberian
yang ditujukan oleh rasio finansial
kepada nasabah jika nasabah masih
dan
belum
modalnya.
diberikan
apabila
melakukan
pembayaran
hingga H+59.
oleh
penekanan
jaminan
calon
pada
penerima
komposisi
(4)
Collateral,
yaitu
yang
dimiliki
calon
Dalam melakukan penilaian
penerima pembiayaan. Penilaian ini
permohonan pembiayaan BSM selalu
bertujuan untuk lebih meyakinkan
berpedoman pada prinsip penilaian
bahwa jika suatu resiko kegagalan
5C. Prinsip penilaian
pembayaran tercapai terjadi, maka
adalah
:
(1)
5C tersebut
Character,
yaitu
jaminan
dapat
sebagai
penilaian terhadap karakter atau
pengganti
kepribadian
penerima
Condition yaitu dimana Bank syariah
pembiayaan dengan tujuan untuk
harus melihat kondisi ekonomi yang
calon
dari
dipakai
kewajiban.
(5)
VOKASI Jurnal Riset Akuntansi Vol. 2 No.2, Oktober 2013, ISSN 2337 – 537X
184 Tri Wahyuni Desak Nyoman Sri werastuti
terjadi di masyarakat secara spesifik
dalam rangka membantu nasabah
melihat adanya keterkaitan dengan
agar
jenis usaha yang dilakukan oleh
kewajibannya, antara lain melalui:
calon penerima pembiayaan. Hal
(1)
tersebut karena kondisi eksternal
(rescheduling),
berperan
jadwal
besar
dalam
proses
dapat
menyelesaikan
Penjadwalan
kembali
yaitu
perubahan
pembayaran
kewajiban
berjalannya usaha calon penerima
nasabah atau jangka waktunya. (2)
pembiayaan.
Persyaratan
Pembiayaan masih
memiliki
bermasalah
(reconditioning),
yaitu
perubahan
terjadi
sebagian atau seluruh persyaratan
meskipun telah dilakukan penilaian
pembiayaan tanpa menambah sisi
5C tersebut pada calon penerima
pokokk kewajiban nasabah yang
pembiayaan.
harus
pembiayaan
peluang
kembali
Penyelamatan bermasalah
dibayarkan
antara
upaya yang dilakukan oleh BSM
jadwal
terhadap
jumlah angsuran, perubahan jangka
bermasalah
pembayaran,
yang masih mempunyai prospek
waktu,
usaha,
pemberian
kinerja,
kemampuan
meliputi
Bank,
adalah
pembiayaan
lain
kepada
perubahan
perubahan perubahan
nisbah,
potongan.
dan
dan (3)
membayar serta itikad baik, dengan
Penataan kembali
tujuan meminimalkan kemungkinan
yaitu
timbulnya kerugian bagi Bank dan
pembiayaan antara lain meliputi
menyelamatkan kembali pembiayaan
penambahan
yang telah diberikan. Karena itu
pembiayaan bank dan konversi akad
pengelolaan
dan
pembiayaan.
pembiayaan
bermasalah
dilakukan
melalui
penanganan dapat tindakan
perubahan
pembiayaan.
ketentuan
adalah upaya yang dilakukan Bank
fasiliasi
pembiayaan
dapat dilakukan kepada nasabah pembiayaan
pembiayaan
persyaratan
dana
Restrukturisasi
penyelamatan berupa restrukturisasi
Restrukturisasi
(restructuring),
dengan sebagai
ketentuanberikut:
(1)
Restrukturisasi pembiayaan hanya dapat
dilakukan
atas
dasar
VOKASI Jurnal Riset Akuntansi Vol. 2 No.2, Oktober 2013, ISSN 2337 – 537X
185 Tri Wahyuni Desak Nyoman Sri werastuti
permohonan nasabah.
secara (2)
tertulis
dari
Restrukturisasi
digolongkan macet sampai dengan pembiayaan
lunas.
(c)
Jumlah
pembiayaan dapat dilakukan untuk
maksimal pelaksanaan restrukturisasi
pembiayaan dengan kualitas lancar,
bagi pembiayaan dengan kualitas
dalam
kurang lancar, diragukan dan macet,
perhatian
khusus,
kurang
lancar, diragukan dan macet. (3)
akan ditentukan kemudian.
Restrukturisasi pembiayaan hanya dapat
dilakukan
dengan
untuk
kriteria:
(a)
nasabah
Mengalami
Kualitas pembiayaan setelah restrukturisasi diharapkan menjadi lancar
apabila
tidak
terdapat
penurunan kemampuan membayar.
tunggakan selama 3 (tiga) kali
(b) Memiliki prospek usaha yang
periode pembayaran angsuran pokok
baik sehingga mampu memenuhi
dan
kewajiban setelah restrukturisasi. (4)
berturut-turut
Restrukturisasi pembiayaan wajib
perjanjian
didukung dengan analisis dan bukti-
pembiayaan.
bukti
yang
memadai
serta
margin/bagi
hasil
sesuai
secara dengan
restrukturisasi
Terhadap
nasabah-nasabah
didokumentasikan dengan baik. (5)
pembiayaan
Frekuensi
(a)
pengelolaannya dinilai tidak dapat
Restrukturisasi pembiayaan dengan
dilakukan melalui salah satu bentuk
kualitas
lancar,
penyelamatan diatas, maka harus
khusus
dapat
restrukturisasi:
dalam
perhatian
dilakukan
bermasalah
yang
paling
segera dilakukan langkah-langkah
banyak satu kali, maka pembiayaan
penyelesaian yang berupa tindakan-
akan
tinggi
tindakan sesuai dengan ketentuan
kurang lancar. (b) Restrukturisasi
yang berlaku agar dalam jangka
pembiayaan dengan kualitas kurang
waktu
lancar, diragukan, dan macet dapat
bermasalah
dilakukan
diselesaikan.
digolongkan
paling
paling
banyak
sesuai
tertentu
pembiayaan
tersebut
dapat
Penyelesaian
ketentuan internal Bank. Apabila
pembiayaan bermasalah dimaksud
restrukturisasi dilakukan lebih dari
dapat ditempuh melalui cara:
jumlah maksimal tersebut maka akan
1. Novasi
VOKASI Jurnal Riset Akuntansi Vol. 2 No.2, Oktober 2013, ISSN 2337 – 537X
186 Tri Wahyuni Desak Nyoman Sri werastuti
Novasi adalah suatu akad yang
perjanjian,
menyebabkan
suatu
terjadi hanya dengan anggapan saja.
yang
Sebaiknya akad novasi harus dibuat
bersamaan timbul perikatan lainnya
secara notarill dan ditandatangani
sebagai pengganti perikatan semula.
oleh nasabah lama, novator dan
Ada tiga konsep novasi, yaitu: (1)
Bank. (2) Novator harus memenuhi
Novasi
criteria
perikatan
hapusnya
yang pada
Obyektif,
saat
(2)
Novasi
5C
sehingga
dengan
tidak
dapat
aspek-aspek
Subyektif Pasif, (3) Novasi Subyektif
pembiayaan lainnya, sama halnya
Aktif.
seperti nasabah baru serta harus Adapun syarat-syarat untuk
memenuhi seluruh legalitas usaha
melakukan novasi yaitu didalam
untuk dapat menjalankan altivitas
melakukan novasi harus melibatkan
usahanya.
tiga pihak, yaitu Bank, nasabah lama,
merupakan group dari nasabah lama
dan nasabah baru (yang mengambil
dimana
alih
melakukan setoran pertama minimal
hutang-novator).
diadakannya
novasi
Dengan
pembiayaan,
10%
(3)
Novator
novator
dari
total
bukan
diharuskan
outstanding
maka akad pembiayaan lama yang
pembiayaan yang akan diambil alih.
dibuat antara Bank dengan nasabah
(4)
lama
turutannya
minimal 10% dari novator tersebut
(accesoir) menjadi tidak berlaku lagi,
dikecualikan jika novasi dilakukan
sehingga
dilakukannya
atas inisiatif Bank. (5) Setelah
novasi Bank dengan novator harus
diadakan novasi, nilai agunan harus
membuat akad-akad baru, baik akad
tetap mengcover seluruh outstanding
pembiayaan maupun akad turutannya
pembiayaan yang diambil alih sesuai
(accesoir).
dengan ketentuan yang berlaku. (6)
serta
akad
dengan
Selain syarat-syarat diatas, hal-hal
yang
harus
diperhatikan
dalam melakukan novasi
Ketentuan
setoran
pertama
Bank harus meneliti legalitas usaha novator seperti
pengesahan akta
adalah
pendirian dan perubahannya oleh
sebagai berikut: (1) Novasi harus
yang berwenang, ijin usaha, dan
dinyatakan secara tegas dalam suatu
sebagainya karena usaha novator
VOKASI Jurnal Riset Akuntansi Vol. 2 No.2, Oktober 2013, ISSN 2337 – 537X
187 Tri Wahyuni Desak Nyoman Sri werastuti
akan menjadi pembiayaan.
sumber pelunasan (7)
akad
dapat dikompensasikan hutang uang
novasi ditandatangani, Bank harus
dengan uang atau hutang barang
meneliti bahwa syarat-syarat novasi
dengan barang sejenis yang habis
antara nasabah lama dengan novator
dipakai. Sedangkan yang dimaksud
harus sudah dipenuhi oleh kedua
dengan kompensasi disini adalah
belah pihak. (8) Untuk badan usaha
kompensasi
baik berbadan hukum maupun bukan
nasabah dengan barang agunan yang
akta novasi harus ditandatangani
dikuasai Bank, yang dimungkinkan
oleh
terjadi apabila Bank terlebih dahulu
pihak
sebagaimana
Sebelum
pernyataan dari para pihak. Yang
yang
berwenang
ditandatangani
antara
kewajiban
oleh
membeli barang agunan tersebut
pihak yang berwenang.
(9) Akad
sehingga dengan adanya jual beli
pembiayaan
akad-akad
tersebut
dan
Bank
mempunyai
turutannya harus diperbaharaui dan
kewajiban/hutang membayar kepada
ditandaangani oleh investor. (10)
nasabah. Hutang Bank yang timbul
Dalam
dimana
karena Bank membeli barang agunan
diberlakukannya ketentuan-ketenuan
kemudian dikompensasikan dengan
khusus untuk bidang usaha tertentu
hutang nasabah, sehingga memenuhi
juga
sahnya
syarat hukum kompensasi tersebut
novasi. (11) Kondisi makro ekonomi
diatas. Sehingga kompensasi disini
masih mendukung pengembangan
dapat diartikan sebagai pembelian
usaha kelak dikemudian hari.
barang agunan oleh Bank yang
2. Kompensasi
pembayarannya
Kompensasi adalah salah satu cara
dengan kewajiban/hutang nasabah.
hapusnya perikatan yang disebabkan
Kompensasi dapat berupa tindakan-
oleh
tindakan sebagai berikut: (1) Yang
hal-hal
tertentu,
merupakan
keadaan
orang/pihak
syarat
dimana
2
(dua)
masing-masing
dikompensasikan
diperhitungkan
dengan
merupakan debitur satu terhadap
pembiayaan adalah barang agunan
yang lain, dan terjadinya kompensasi
dan/atau aktiva tetap lainnya yang
demi hukum tanpa perlu adanya
mempunyai nilai seimbang dengan
VOKASI Jurnal Riset Akuntansi Vol. 2 No.2, Oktober 2013, ISSN 2337 – 537X
188 Tri Wahyuni Desak Nyoman Sri werastuti
kewajiban nasabah kepada Bank. (2)
Penjualan agunan. Penjualan agunan
Bank menerima barang agunan dan
dapat dilakukan melalui dua cara,
yang akan dikompensasikan dengan
yaitu: (a) Penjualan agunan secara
pembiayaan dan Bank memberikan
dibawah tangan, atau (b) Penjualan
tambahan
kepada
agunan secara lelang. (2) Penebusan
nasabah apabila nilai barang agunan
agunan. Penebusan agunan yaitu
yang
pencairan atau penarikan agunan
pembayaran
dikompensasikan
melebihi
kewajiban nasabah kepada Bank. (3)
pembiayaan
Bank menerima barang agunan yang
nasabah/pemilik agunan/ahli waris
akan
pemilik agunan (bukan nasabah)
dikompensasikan
dan
dari
Bank
menghapuskan sebagian kewajiban
dalam
nasabah kepada Bank karena nilai
pembiayaan
agunan yang akan dikompensasikan
sejumlah
tidak seimbang dengan kewajiban
ditetapkan oleh Bank.
nasabah kepada Bank serta tidak
rangka
penyelesaian
dengan uang
oleh
menyetorkan
yang
besarnya
Penyelamatan/penyelesaian
adanya kekayaan lainnya lagi atau
pembiayaan dengan cara likuidasi
kewajiban tersebut direscheduling.
agunan dapat dilakukan dilakukan
(3)Likuidasi
terhadap nasabah yang berdasarkan
Likuidasi adalah penjualan
penilaian
secara
kuantitatif
agunan yang hasilnya digunakan
merupakan alternatif yang terbaik.
untuk melunasi kewajiban nasabah
Agunan
kepada Bank, baik dilakukan oleh
langkah
nasabah yang bersangkutan atau oleh
memenuhi kriteria sebagai berikut:
pemilik
dengan
(1) Dalam rangka penyelamatan
dibawah
pembiayaan: (a) Pembiayaan telah
pengawasan Bank. Likuidasi agunan
masuk dalam kategori non lancar. (b)
dapat
Usaha
barang
persetujuan
agunan dan
dilakukan
melalui
dua
yang likuidasi
nasabah
akan
dilakukan
minimal
masih
ada
telah
dan
tindakan, yakni penjualan agunan
memiliki prospek untuk membaik,
dan
dan berkembang. (c) Tidak dalam
penebusan
penjelasan
agunan,
sebagai
dengan
berikut:
(1)
proses sengketa dengan pihak lain.
VOKASI Jurnal Riset Akuntansi Vol. 2 No.2, Oktober 2013, ISSN 2337 – 537X
189 Tri Wahyuni Desak Nyoman Sri werastuti
(2)
Dalam
rangka
pembiayaan:
(a)
penyelesaian
Usaha
sebagian
dari
hak-hak
kreditur.
nasabah
Apabila subrogasi dilakukan secara
macet atau sudah tidak ada dan tidak
murni dan menyeluruh maka jumlah
mempunyai kemampuan membayar.
kewajiban debitur tidak terpengaruh
(b) Telah dilakukan berbagai upaya
oleh
penagihan dan penyelamatan namun
krediturnya telah berganti.
tidak berhasil. (c) Tidak dalam
subrogasi,
hanya
saja
Bentuk subrogasi ada dua
proses sengketa dengan pihak lain.
yaitu: (1) Seluruh kewajiban nasabah
(2) Subrogasi
dilunasi
Subrogasi adalah hak kreditur
oleh
kemudian
pihak
Bank
ketiga
dan
menyerahkan
(Bank) kepada pihak ketiga karena
seluruh barang agunan yang ada
adanya
kewaiban-
kepada pihak ketiga. (2) Sebagian
(pelunasan)
hutang nasabah diambil alih oleh
pembayaran
kewajiban
nasabah
kepada kreditur oleh pihak ketiga
Bank lain. Praktek subrogasi yang sering
tersebut. Dengan adanya subrogasi, perikatan
hutang
piutang
antara
dilaksanakan
oleh
kalangan
kreditur dengan debitur tidak hapus,
perbankan adalah pelunasan seluruh
demikian pula semua janji-janji yang
pembiayaan
melekat pada perikatan lama tetap
memperoleh pembiayaan dari Bank
berlaku
dan
lain. Namun jika subrogasi murni
kreditur
baru
berpindah yang
kepada
melakukan
akan
karena
dilaksanakan
nasabah
dan
seluruh
Apabila
kewajiban nasabah akan dibayar
perikatan lama dijamin dengan hak
lunas, maka kondisi nasabah dapat
tanggungan, gadai, fidusia, maka
dikesampingkan.
Apabila
hak-hak tagihan kreditur pihak ketiga
pembayaran
disertai
juga mengandung pengikatan barang
dengan
agunan seperti itu. Jika pembayaran
pembayaran
yang dilakukan pihak ketiga tersebut
dilakukan perhitungan hasilnya dapat
hanya sebagian, maka pihak ketiga
memberikan
pembayaran
tersebut.
kewajiban
permohonan
keringanan
margin,
keuntungan
setelah
yang
tersebut juga hanya mensubrogasi
VOKASI Jurnal Riset Akuntansi Vol. 2 No.2, Oktober 2013, ISSN 2337 – 537X
190 Tri Wahyuni Desak Nyoman Sri werastuti
terbaik
maka
subrogasi
dapat
dilaksanakan.
(3) Penyelesaian
Pembiayaan
Bermasaah Melalui Pengadilan
Adapun
pelaksanaan
Penyelesaian
pembiayaan
subrogasi adalah sebagai berikut: (1)
bermasalah
Subrogasi dapat terjadi apabila ada
merupakan cara yang ditempuh oleh
pembayaran oleh pihak ketiga atas
Bank terhadap nasabah-nasabah yang
seluruh kewajiban nasabah dengan
sudah tidak mempunyai prospek dan
diperjanjikan adanya subrogasi. (2)
tidak mempunyai itikad baik untuk
Adanya subrogasi tersebut harus atas
menyelesaikan
persetujuan nasabah. (3) Bersamaan
Penyelesaian pembiayaan ini dapat
dengan pelunasan kewajiban nasabah
dilakukan dengan cara penyelesaian
dibuatkan akad subrogasi secara
melalui
notariil. (4) Setelah akad subrogasi
Penyelesaian
dibuat maka akad pembiayaan dan
merupakan
akad pengikatan jaminan diserahkan
ditempuh oleh Bank apabila segala
kepada pihak ketiga tersebut. (5)
upaya-upaya lain yang dilakukan
Dengan adanya subrogasi tersebut
sebelumnya tidak berhasil.
melalui
pengadilan
kewajibannya.
Pengadilan
Negeri.
pembiayan
ini
terakhir
yang
cara
maka kewajiban nasabah terhadap Bank dapat dinyatakan lunas. (6) Dalam
hal
hanya
sebagian
nasabah
yang
berkedudukan
disubrogasikan dari
maka
kewajiban
Bank sebagai
sehingga
akad
barang
agunan
KESIMPULAN
masih kreditur
Berdasarkan
dari
hasil
penelitian dan penyajian yang telah diuraikan
diatas,
dapat
diambil
kesimpulan bahwa dalam upaya
pembiayaan
dan
serta
akad
bermasalah pada pembiayaan mikro,
pengikatannya tidak perlu diserahkan
PT. Bank Syariah Mandiri KCP
kepada pihak lain tersebut. Bank
Buleleng sudah baik, yaitu dapat
masih
dilihat
tetap
agunan tersebut.
menguasai
barang
menghindari
dari
pengajuan
terjadinya
awal
kredit
permohonan
pembiayaan
telah
dilakukan analisis secara menyeluruh
VOKASI Jurnal Riset Akuntansi Vol. 2 No.2, Oktober 2013, ISSN 2337 – 537X
191 Tri Wahyuni Desak Nyoman Sri werastuti
yang pelaksanaannya berpedoman
DAFTAR PUSTAKA
pada prinsip 5C. Calon nasabah yang
Antonio. 2001. Bank Syariah dari
pembiayaannya
Teori ke Praktik. Jakarta : Gema
disetujui
pembiayaannya
merupakan
calon
nasabah yang benar-benar layak untuk
diberi
pembiayaan.
Cipta, Hamzah. Imaniyati, Sri. 2002. Hukum
Ekonomi
tetapi tidak adanya denda bagi
Ekonomi
Islam.
nasabah yang terlambat melakukan
Mandar Maju.
pembayaran,
atau
Akan
Insani.
pembayaran
Dan
Bandung:
Faturrahman Djamil. Penyelesaian
dilakukan sudah lewat tanggal jatuh
Pembiayaan Bermasalah
tempo angsuran membuat nasabah
pada Bank Syariah. Jakarta :
memiliki kebiasaan untuk terlambat
Sinar Grafika.
membayar
sehingga
peluang
GM, Verryn Stuart, dkk. 1993.
terjadinya kredit bermasalah masih
Kelembagaan
ada.
Lainnya. Berdasarkan simpulan diatas,
Keuangan
Jakarta
:
PT.
Gramedia Pustaka Umum.
maka dapat diformulasikan saran
Hasibuan. 2008. Dasar-dasar
sebagai
upaya
Perbankan. Jakarta; Bumi Aksara
buruk
Ismail. 2010. Manajemen
berikut:
menghindari nasabah
Dalam
kebiasaan
terlambat
melakukan
Perbankan. Jakarta : Kencana
pembayaran yang dikarenakan tidak
Prenada Media Group
adanya
nasabah,
Karim, Adiwarman. 2004. Bank
perlu
Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo
denda
perusahaan
bagi
hendaknya
mempertimbangkan lagi mengenai
Persada
adanya
Kasmir.
denda
tersebut.
Karena
2004.Dasar-Dasar
dengan adanya denda nasabah akan
Perbankan. Cetakan Pertama.
berusaha
Jakarta : Grafindo Persada.
tepat
melakukan pada
pembayaran
waktunya
menghindari denda.
untuk
Kasmir. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan
Lainnya.
Edisi
VOKASI Jurnal Riset Akuntansi Vol. 2 No.2, Oktober 2013, ISSN 2337 – 537X
192 Tri Wahyuni Desak Nyoman Sri werastuti
Revisi, Jakarta : Rajawali Pers
……….. 2012 Standar Prosedur Operasional Babk. PT. Bank
Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi.
Syariah Mandiri
Edisi IIIJakarta : Salemba Empat. Lubis,
Suhardi,
2000.
Hukum
Ekonomi Islam. Jakarta: Salemba Empat. Sudarsono. 2004. Bank dan Lembaga Keuangan
Syari’ah.
Yogyakarta : EKONISIA. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 8/8/DPbS.
Perihal
Perubahan-Perubahan Kegiatan Usaha Bank Umum Konvensional Menjai Bank Umum Yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip
Syariah
Pembukaan
dan
Kantor
Bank
Yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah oleh Bank Umum Konvensional. Yusuf, Ayus Ahmad dan Abdul Aziz.
2009.
operasional
Manajemen
Bank
Syariah.
Cirebon : STAIN Press. -----------
2006
Surat
Edaran
Operasi Priority Banking. PT Bank Syariah Mandiri
VOKASI Jurnal Riset Akuntansi Vol. 2 No.2, Oktober 2013, ISSN 2337 – 537X