PROSEDUR PENANGANAN KREDIT USAHA MIKRO BERMASALAH DI PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk KCP MMU SOLO MOJOSONGO Oleh : Maya Renita (NPM: 201015044), Sarsiti ABSTRACT This study was conducted in Bank Mandiri (Persero) Tbk KCP Solo Mojosongo MMU. The population was employees of Bank Mandiri (Persero) Tbk KCP MMU Solo Mojosongo who has authority in handling problematic KUM and nasaban Bank Mandiri (Persero) Tbk KCP MMU Solo Mojosongo that uses KUM and have credit problems. Data collection techniques using research literature (liberary Research) and field research (Field Research) include: observation, interviews, and instrument (questionnaire). Analysis using an interactive model of data analysis techniques (interactive model analysis). This model requires three components: data reduction, data presentation, and withdrawal kesimpulan.Berdasarkan the research and discussion, it can be concluded as follows: 1) Classification of collectability of KUM problematic in PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk KCP Solo Mojosongo MMU there are three criteria that is substandard, doubtful and loss. KUM classification problems performed by the debtor after the match conditions specified kriteriayang. These three criteria are distinguished by installment payments made by the debtor, whether good or installment payment is delinquent or never paid. 2) KUM problematic reached 2.77% indicates the percentage of 0.14% substandard, doubtful and loss 0.48% 2:15% and KUM are not problematic or smooth reaches 97.23%. 3) Procedures KUM handling problems at PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk KCP Solo Mojosongo MMU include: (a) approach to handling troubled KUM; (b) the determination of treatment strategies KUM problematic; (c) non-performing loans rescue plan is to do a follow-up to perform the 3R rescedulling, reconditioning, restructuring, and a guarantee that the goods sold; (d) Perform the completion KUM problem by peaceful means and through legal channels. 3) Procedure to run Bank Mandiri (Micro) Tbk KCP MMU Solo Mojosongo in solving problems is in excellent KUM percentage of 92.28% with a bank employee (Micro) Tbk KCP MMU Solo Mojosongo perform all procedures for handling troubled KUM predetermined and 7 , 72% answered do not do any of these procedures. Keyword: KUM problematic handling procedures, Bank Mandiri (Persero) Tbk KCP Solo Mojosongo MMU.
PENDAHULUAN PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk KCP MMU Solo Mojosongo mempunyai dua jenis KUM. Kredit Usaha Mikro (KUM) khusus diberikan kepada Usaha Mikro dengan maksimum limit kredit sebesar Rp 100 juta. Khusus untuk fasilitas top up diperkenankan sampai dengan limit Rp 200 juta. KSM (Kredit Serbaguna Mikro) untuk pembiayaan berbagai macam keperluan (serbaguna), selama tidak melanggar kesusilaan, ketertiban umum dan bertentangan dengan hukum dengan maksimum limit kredit sebesar Rp.50 Juta. 1
Sebelum fasilitas KUM diberikan maka pihak PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk KCP MMU Solo Mojosongo harus merasa yakin bahwa KUM yang diberikan benarbenar akan kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil penilaian kredit sebelum KUM disalurkan. Biasanya kriteria penilaian yang umum dan harus dilakukan oleh PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk KCP MMU Solo Mojosongo untuk mendapatkan nasabah yang benarbenar layak untuk diberikan KUM adalah melakukan analisis 5C dan 7P, yaitu tingkat keyakinan bank debitur atas kemampuan untuk membayar (willingness to pay) dengan kemampuan untuk membayar (ability to pay) untuk mengukur kepercayaan dengan 5C (Character, Capacity, Capital, Collateral, ConditionI) dan 4P (Personality, Purpose, Prospect, Payment). (Sutarno, 2001:63). Di PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk KCP MMU Solo Mojosongo melakukan penanganan terhadap nasabah yang menunggak dalam pembayaran angsuran, bunga maupun denda lebih dari tiga bulan. Tetapi prosedur yang dijalankan oleh pihak PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk KCP MMU Solo Mojosongo belum optimal dikarenakan salah satu prosedur belum dijalankan oleh pihak PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk KCP MMU Solo Mojosongo dan tidak sesuai dengan teori yang ada. Berdasarkan latar belakang tersebut maka dalam penulisan skripsi ini penulis tertarik untuk mengambil judul “PROSEDUR PENANGANAN KREDIT USAHA MIKRO BERMASALAH DI PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk KCP MMU SOLO MOJOSONGO“.
PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah yang akan penulis rumuskan yaitu: ”Bagaimana prosedur dalam penanganan KUM Bermasalah di PT. Bank Mandiri (Persero) KCP MMU Solo Mojosongo ?” 2
LANDASAN TEORI 1. Bank Jika dilihat dari sejarah dan terminologi bank, maka kata bank berasal dari bahasa Italy banca yang berarti bence, yaitu suatu bangku tempat duduk. Sebab pada jaman pertengahan, pihak bankir Italy yang memberikan pinjaman dan melakukan usahanya tersebut dengan duduk di bangku-bangku di halaman pasar (Abdurrachman, 1997: 80). Bank adalah suatu jenis pranata finansial yang melaksanakan jasa-jasa keuangan yang cukup beraneka ragam seperti pinjaman, memberi pinjaman, mengedarkan mata uang, mengadakan pengawasan terhadap mata uang, bertindak sebagai tempat penyimpaian untuk benda-benda berharga, membiayai usaha-usaha perusahaan. (Abdurrachman, 1997:80).
Dari beberapa uraian tentang definisi bank tersebut maka bank dapat disimpulkan bahwa bank adalah suatu badan yang mendasarkan pada penghimpunan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan penyaluran kepada masyarakat dalam bentuk kredit dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. 2. Kredit Kredit berasal dari bahasa Yunani credere yang berarti kepercayaan ctrust atau faith. Karena itu dasar dari kredit adalah kepercayaan. Dalam undang-undang diatur pula tentang pengertian kredit sebagai berikut: Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang didapat dipersamakan dengan itu berdasarkan kesepakatan atau persetujuan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang ditentukan. (Mulyono, 2004: 41).
Pinjaman yang diberikan (kredit) ialah penyediaan uang atau tagihan-tagihan yang dapat disamakan dengan itu berdasarkan persetujuan pinjam-meminjam antara bank dengan lain pihak dalam hal, pihak peminjam berkewajiban melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang telah ditetapkan. (Suyatno 1987:45).
3
Berdasarkan pengertian kredit di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kredit adalah suatu pemberian pinjaman uang (barang atau jasa) kepada pihak lain dengan pembayaran pengembalian secara mengangsur setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah imbalan (bunga) yang telah ditetapkan. 3. Kredit Usaha Mikro (KUM) Kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah adalah kredit yang diberikan/disalurkan untuk usaha produktif dengan kategori usaha mikro, usaha kecil dan usaha menengah dengan sektor usaha baik di bidang Industri, perdagangan dan jasa. Informasi yang saya peroleh dari Galeri Info Bank Indonesia mengenai definisi Usaha Mikro adalah usaha produktif milik keluarga atau perorangan WNI, secara individu atau tergabung dalam koperasi dan memilki hasil penjualan secara individu paling banyak Rp. 100 juta per tahun. 4. Kredit Bermasalah Kredit bermasalah adalah semua kredit yang memiliki risiko tinggi karena debitur telah gagal/menghadapi masalah dalam memenuhi kewajiban yang telah ditentukan. KUM bermasalah adalah kredit non performing loan dengan kolektibilitas kurang lancar, diragukan dan macet. Kemacetan kredit pada umumnya disebabkan oleh kesulitan– kesulitan keuangan, baik yang disebabkan oleh faktor intern (manajemen) maupun faktor ekstern. (Mulyadi 1999:104).. 5. Prosedur Penanganan Kredit Bermasalah a. Melakukan Pendekatan Terhadap Kredit Bermasalah 1) Pendekatan Secara Tertulis, dengan cara pemberian Surat Tagih dalam bentuk Laporan Kunjungan Nasabah (LKN), pemberian Surat Peringatan. 2) Pendekatan Secara Lisan, apabila setelah diberi Surat Peringatan III, tetapi debitur belum melunasi kewajibannya maka pihak bank melakukan kunjungan untuk 4
menilai usaha debitur. Pihak bank melakukan pembinaan kepadadebitur yang mempunyai kategori prospek baik dan itikad baik, prospek tidak baik dan itikad baik, dan prospek tidak baik dan itikad tidak baik supaya menjadi kooperatif dan mau segera melunasi kewajibannya. b. Melakukan Penetapan Strategi Pengelolaan Kredit Bermasalah Setiap
rencana
tindakan
penanganan
kredit
bermasalah
harus
terdokumentasikan secara tertulis untuk setiap debitur. Identifikasi masalah dan analisa strategi diperlukan dalam menentukan langkah yang tepat untuk mengetahui apakah kredit akan diselesaikan dengan strategi penerusan hubungan (apabila kondisi debitur masih dapat diperbaiki) atau strategi pemutusan hubungan (apabila kondisi debitur tidak dapat diharapkan lagi) termasuk koordinasi dengan instansi terkait. Identifikasi tersebut meliputi: dokumentasi, hubungan dengan debitur. Dan informasi dan investigasi. c. Melakukan Penyelamatan Kredit Bermasalah Dalam hal kredit macet pihak bank perlu melakukan penyelamatan sehingga tidak akan menimbulkan kerugian. Penyelamatan yang dilakukan apakah dengan memberikan keringanan berupa jangka waktu atau angsuran terutama bagi kredit terkena musibah atau melakukan penyitaan bagi kredit yang sengaja lalai untuk membayar. Terhadap kredit yang mengalami kemacetan sebaiknya dilakukan penyelamatan sehingga bank tidak mengalami kerugian. (Kasmir,2003:129). Penyelamatan terhadap kredit macet dilakukan dengan cara: 1) Kredit diperpanjang/penjadwalan kembali (Rescheduling); 2) Persyaratan Kembali Kredit (Reconditioning); 3) Penataan Kembali (Restructuring); 4) Kombinasi; dan 5) Penyitaan Jaminan
5
d. Melakukan Penyelesaian Kredit Bermasalah dilakukan melalui 2 (dua) cara yaitu : cara damai dan melalui saluran hukum.
METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang penulis gunakan dalam hal ini bersifat kualitatif, dimana metode yang digunakan adalah deskriptif analistis yang didukung oleh data-data objektif untuk mempertajam analisis. Dengan alasan metode ini dapat digunakan untuk menilai sejauh manakah PT. Bank Mandiri KCP MMU Solo Mojosongo dalam melaksanakan penanganan KUM bermasalah. 2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk KCP MMU Solo Mojosongo yang beralamatkan di Jl. Brigjen Katamso No. 628 Jebres Surakarta 57127 Telp.
0271-630660.
E-mail:
mmu.solo_mojosongo
@bankmandiri.co.id.
Waktu
penelitian dilaksanakan dari bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober 2013 1. Populasi, Sampel dan Sampling Populasi penelitian ini adalah karyawan PT. Bank Mandiri KCP MMU Solo Mojosongo yang memiliki kewenangan dalam penanganan KUM bermasalah dan nasaban PT. Bank Mandiri KCP MMU Solo Mojosongo yang menggunakan KUM dan memiliki masalah dalam kredit. 2. Variabel Penelitian Variabel penelitian ini adalah prosedur penanganan KUM bermasalah pada PT. Bank Mandiri KCP MMU Solo Mojosongo yaitu:
6
a. Melakukan pendekatan terhadap KUM bermasalah yaitu dengan pendekatan secara tertulis, pendekatan secara lisan dan pendekatan mengenai persepsi yang dilakukan pejabat kredit bank untuk menyelamatkan KUM bermasalah. b. Melakukan penetapan strategi pengelolaan KUM bermasalah yaitu dengan melakukan dokumentasi, hubungan dengan debitur dan informasi/ investigasi. c. Melakukan penyelamatan KUM bermasalah yaitu dengan melakukan rencana tindak lanjut/melakukan 3R yaitu rescedulling, reconditioning, restructuring, dan barang jaminan yang dijual. d. Melakukan penyelesaian KUM bermasalah yaitu dengan cara damai atau melalui saluran hukum. 3. Data dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh secara langsung oleh peneliti dari dokumentasi dan hasil wawancara dari karyawan dan nasabah PT. Bank Mandiri KCP MMU Solo Mojosongo. 4. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini penulis melakukan teknik pengumpulan data sebagai berikut: a. Penelitian Kepustakaan (Liberary Research), proses pengumpulan data dilakukan dengan mengkaji buku-buku dan sumber-sumber lain berupa bahan laporan yang ada hubungannya dengan pokok bahasan. b. Penelitian Lapangan (Field Research), penulis secara langsung terjun ke lapangan untuk mengumpulkan data dan informasi dalam meneliti objek dari permasalahan, sebagai data primer (utama).
7
5. Metode Analisis Data Penelitian ini digunakan jenis analisis model interaktif analisis. Dalam penelitian terhadap tiga komponen yang harus diperhatikan yaitu: reduksi data, sajian data, dan kesimpulan atau verifikasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian a. Data Kolektibilitas Pinjaman PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk KCP MMU Solo Mojosongo PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk KCP MMU Solo Mojosongo terdiri dari lima kolektibilitas tetapi yang tergolong kolektibilitas KUM bermasalah hanya ada tiga yaitu kurang lancar, diragukan dan macet. TABEL 4.1. DATA KOLEKTIBILITAS PINJAMAN DAN OUTSTANDING KUM PT. BANK MANDIRI (MIKRO) Tbk KCP MMU SOLO MOJOSONGO PER 30 JULI 2013
No.
Kolektibilitas
1
Lancar
2
DPK
3
Kurang Lancar
4
Diragukan
5
Macet
Rp.
Jumlah
Persentase
6.394.460.146,00
454
88,74 %
543.120.077,00
83
8,49 %
9.371.868,00
2
0,14 %
30.846.887,00
5
0,48 %
137.918.966,00
7
2,15 %
Sumber Data: PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk KCP MMU Mojosongo. b. Deskripsi Data Penanganan atas KUM bermasalah dapat dilakukan secara sistematis dengan menindaklanjuti “peringatan dini”, yang diperoleh dari pengamatan secara langsung 8
terhadap debitur/usaha debitur. Kejadian-kejadian atau gejala-gejala yang diperoleh secara langsung dari debitur/usaha debitur patut diidentifikasi dan diwaspadai dengan menentukan langkah yang tepat yang segera harus diambil untuk melakukan perbaikan sebelum KUM menjadi bermasalah dan berkembang semakin memburuk.
No. 1
TABEL 4.2. PERSENTASE ITEM SOAL PENDEKATAN KUM BERMASALAH Jumlah Keterangan Responden Petugas kredit memberikan surat
Nn / 5 x 100%
5
100%
5
100%
5
100%
5
100%
20
100%
tagih dalam bentuk LKN (Laporan Kunjungan Nasabah) 2
Petugas kredit memberikan surat peringatan 1-3
3
Petugas kredit melakukan pendekatan secara lisan dengan berkunjung ketempat usaha debitur
4
Petugas kredit menciptakan persepsi dan pandangan yang sama Jumlah
Sumber: Data Primer yang diolah (lampiran 2). Petugas kredit yang melakukan rencana tindak lanjut dengan persentase 80,0%, petugas kredit melakukan perpanjangan/penjadwalan
(Reschedualling) dengan
persentase 80,0%, petugas kredit yang melakukan persyaratan kembali kredit (Reconditioning) dengan persentase 100%, petugas kredit yang melakukan penataan kembali (Restructuring) dengan persentase 100% dan apabila ketiga cara tersebut tidak
berhasil
maka
pejabat
kredit
hasil persentase 80,0%.
9
melakukan
penjualan
agunan
dengan
PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk KCP MMU Solo Mojosongo melakukan upaya penyelamatan KUM bermasalah dengan pertimbangan sebagai berikut : 1)
Dengan penyelamatan KUM, kondisi PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk KCP MMU Solo Mojosongo menjadi lebih baik
2)
Adanya itikad baik dari debitur.
3)
Penilaian usaha debitur menunjukkan prospek usaha yang baik.
4)
Penilaian harga/nilai barang jaminan (agunan) dapat menutup KUM. Jika masih belum bisa untuk menutup KUM maka debitur harus menambah agunan.
2. Pembahasan a. Penyelesaian KUM Bermasalah 1) Pendekatan Secara Tertulis a) Pemberian Surat Tagih dalam bentuk Laporan Kunjungan Nasabah (LKN). Laporan Kunjungan Nasabah ini diberikan oleh pihak bank kepada debitur yang menunggak selama 90 hari atau 3 bulan dan belum melunasi kewajibannya. b) Pemberian Surat Peringatan. Apabila setelah diberi Surat Tagih yaitu Laporan Kunjungan Nasabah, debitur masih juga belum melunasi kewajibannya, maka pihak bank akan memberikan suatu peringatan. Peringatan kepada debitur terdiri dari Surat Peringatan I, II dan III yang masing–masing berlaku selama 1 bulan. 2) Pendekatan Secara Lisan a) Pihak bank dalam melaksanakan pendekatan ini dengan cara berkunjung ke tempat usaha. b) Debitur serta memberi peringatan kepada debitur untuk segera melunasi kewajibannya sebelum diberikan surat tagihan.
10
c) Apabila setelah diberi Surat Peringatan III, tetapi debitur belum melunasi kewajibannya maka pihak bank melakukan kunjungan untuk menilai usaha debitur. d) Pihak bank melakukan pembinaan kepada debitur yang mempunyai kategori prospek baik dan itikad baik, prospek tidak baik dan itikad baik, dan prospek tidak baik dan itikad tidak baik supaya menjadi kooperatif dan mau segera melunasi kewajibannya. 3) Pendekatan mengenai persepsi yang dilakukan pejabat kredit bank untuk menyelamatkan KUM bermasalah. Dalam upaya menciptakan persersi dan pandangan yang sama dalam menentukan langkah penyelesaian KUM bermasalah secara tepat, cepat dan konsisten dari seluruh pejabat yang terkait dengan pengelolaan KUM, baik pejabat di tingkat Kanca PT. Bank Mandiri maupun PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk KCP MMU Solo Mojosongo. b. Penetapan Strategi Penanganan KUM Bermasalah Identifikasi masalah dan analisa strategi dibuat oleh pejabat kredit lini untuk menentukan langkah tepat guna mengetahui apakah KUM bermasalah akan direstrukturisasi, penyelesaian kredit atau melalui penyerahan pada instansi terkait. Langkah/upaya restrukturisasi KUM dapat dipertimbangkan terutama bila kondisi debitur masih dapat diperbaiki. Sebelum menentukan strategi dalam rangka restrukturisasi atau penyelesaian KUM, terlebih dahulu harus melalui proses dan evaluasi yang menyangkut aspek berikut:: dokumentasi, hubungan dengan debitur, informasi dan investigasi.
11
c. Rencana Tindak Lanjut Apabila ditemukan tanda–tanda pengenalan dini terhadap KUM bermasalah, Pejabat Kredit Lini wajib membuat rencana tindak lanjut untuk mencegah risiko kredit yang semakin memburuk. Rencana tindak lanjut merupakan upaya awal dalam penyelamatan KUM bermasalah yaitu dengan cara pembinaan dan pengawasan atau monitoring. d. Penyelamatan KUM bermasalah Penyelamatan
kredit
bermasalah
pada
umumnya
dilakukan
dengan
menggunakan 3R yaitu rescedualling, reconditioning dan restructuring. Tetapi pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk KCP MMU Solo Mojosongo, upayapenyelamatan KUM bermasalah ditambah dengan penjualan barang jaminan. Cara penyelamatan KUM yang dilakukan oleh BRI Unit Baki adalah sebagai berikut: 1) KUM diperpanjang/penjadwalan kembali (Reschedualing) 2) Persyaratan Kembali KUM (Reconditioning) 3) Penataan Kembali (Restructuring) 4) Barang Jaminan Yang Dijual e. Penyelesaian KUM bermasalah Penyelesaian KUM bermasalah adalah upaya penyelesaian KUM yang dilakukan oleh PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk KCP MMU Solo Mojosongo terhadap debitur yang usahanya sudah tidak mempunyai prospek lagi atau debitur tidak mempunyai itikad baik sehingga kreditnya tidak dapat direstructurisasi. Penyelesaian KUM bermasalah pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk KCP MMU Solo Mojosongo dilakukan melalui 2 (dua) cara yaitu cara damai dan melalui saluran hukum. 1) Penyelesaian Secara Damai
12
Penyelesaian KUM bermasalah secara damai dilakukan terhadap debitur yang masih mempunyai itikad baik (kooperatif) untuk menyelesaikan kewajibannya. 2) Penyelesaian Melalui Saluran Hukum Apabila upaya restrukturisasi/penyelesaian secara damai sudah diupayakan secara maksimal dan belum memberikan hasil atau debitur tidak menunjukkan itikad baiknya (on will) dalam menyelesaikan KUMnya, maka penyelesaiannya dapat ditempuh melalui saluran hukum (PUPN). Penyelesaian melalui saluran hukum harus didasarkan kepada keyakinan bahwa posisi PT. Bank Mandiri dari segi yuridis kuat dan beban biaya beracara yang ringan.
KESIMPULAN 1. Penggolongan kolektibilitas KUM bermasalah di PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk KCP MMU Solo Mojosongo ada tiga kriteria yaitu kurang lancar, diragukan dan macet. Penggolongan KUM bermasalah dilakukan setelah mencocokkan kondisi debitur dengan kriteriayang ditetapkan. Ketiga kriteria tersebut dibedakan berdasarkan pembayaran angsuran yang dilakukan oleh debitur, apakah pembayaran angsuran tersebut baik atau menunggak atau bahkan tidak pernah dibayar 2. KUM bermasalah mencapai 2,77% menunjukkan persentase kurang lancar 0,14%, diragukan 0,48% dan macet 2.15% dan KUM yang tidak bermasalah atau lancar mencapai 97,23%. 3. Prosedur penanganan KUM bermasalah pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk KCP MMU Solo Mojosongo meliputi: a. Melakukan pendekatan penanganan KUM bermasalah. b. Melakukan penetapan strategi penanganan KUM bermasalah.
13
c. Melakukan penyelamatan kredit bermasalah yaitu dengan melakukan rencana tindak lanjut dengan melakukan 3R yaitu rescedulling, reconditioning, restructuring, dan barang jaminan yang dijual. d. Melakukan penyelesaian KUM bermasalah yaitu dengan cara damai dan melalui saluran hukum. Keempat prosedur yang dijalankan Bank Mandiri (Mikro) Tbk KCP MMU Solo Mojosongo dalam menyelesaikan KUM bermasalah tergolong sangat baik dengan persentase 92,28% pegawai melakukan semua prosedur penanganan KUM bermasalah yang telah ditetapkan dan 7,72% menjawab tidak melakukan salah satu prosedur tersebut.
SARAN 1. Sikap kehati-hatian dalam memberikan kredit kepada nasabah sebaiknya dapat dijadikan pedoman bagi pegawai pelayanan kredit dalam mengambil keputusan layak atau tidaknya nasabah mendapatkan kredit KUM dari Bank Mandiri (Mikro) Tbk KCP MMU Solo Mojosongo sehingga tidak menimbulkan kemacetan dalam pelunasan. 2. Prosedur penanganan KUM bermasalah hendaknya memikirkan sisi kemanusiaan apa yang menjadi faktor penyebab sehingga kredit mengalami permasalahan bagi nasabah, petugas penyelesaian kredit bermasalah dapat memberi kesempatan debitur untuk mengatasi penyebab tersebut, sehingga nasabah dapat melunasi pembayaran angsuran. 3. Bank Mandiri (Mikro) Tbk KCP MMU Solo Mojosongo tetap mempertahankan atau bahkan meningkatkan kualitas kredit yang disalurkan kepada nasabah tidak hanya KUM saja, tetapi dapat memproduksi fasilitas kredit lain yang lebih lunak yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang memiliki usaha kecil dan menengah.
14
4. Penggunaan prinsip 5C = Character, Capacity, Capital, Collateral, dan Conditioni dapat diterapkan dalam penanganan kredit bermasalah di Bank Mandiri (Mikro) Tbk KCP MMU Solo Mojosongo.
REFERENSI Abdurrachman. 1997. Ensiklopedi Ekonomi Keuangan Perdagangan Inggris-Indonesia. Jakarta: Pradnya Paramita. Kasmir. 2003. Kredit Perbankan. Jakarta: Rineka Cipta. Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 32/35/KEP/DIR/tanggal 12 Mei 1999 tentang Bank Umum. Moleong Lexy J. 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Mulyadi. 1999. Penanganan Kredit Bermasalah. Yogyakarta: Andi Offset. Mulyono, Teguh Pudjo. 1993. Manajemen Perkreditan. Yogyakarta: Andi Offset. Pierson. 1990. Analisis Pemasaran. Jakarta: Rineka Cipta. Santoso. 1997. Perbankan di Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sinungan, Mucdharsyah. 2000. Dasar-dasar dan Teknik Manajemen Kredit. Jakarta: Rineka Cipta. Sutarno. 2001. Aspek-aspek Hukum Perkreditan. Yogyakarta: Andi Offset. Sutopo, HB. 2002. Penelitian Kualitatif. Surakarta: Sebelas Maret University Press. Suyatno. 1997. Perkembangan Perbankan di Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Undang-Undang RI No. 10 Tahun 1998 tentang Pokok-pokok Perbankan. Undang-Undang RI No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia.
15