ANALISIS HUBUNGAN ANTARA STATUS PEKERJAAN ISTRI DENGAN PERANAN SUAMI ISTRI DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMBELI RUMAH DAN BARANG RUMAH TANGGA DI PERUMAHAN SAWOJAJAR KOTA MALANG
Oleh : Afi Rachmat S*) ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara status pekerjaan istri dengan peranan suami istri dalam pengambilan keputusan membeli rumah dan barang rumah tangga dalam hal ini terdiri dari mebel, barang elektronik serta alat-alat rumah tangga di perumahan Sawojajar. Sampel yang digunakan sebanyak 91 KK. Berdasarkan hasil pengujian dengan uji chi square menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara status pekerjaan istri dengan peranan suami istri dalam pengambilan keputusan membeli rumah, barang elektronik dan mebel (p<0.05), menurut persepsi suami dan istri. Sedangkan hubungan antara status pekerjaan istri dengan peranan suami istri dalam pengambilan keputusan membeli peralatan rumah tangga, ternyata hanya menurut persepsi istri saja yang menunjukkan adanya hubungan yang signifikan (bermakna), sedangkan menurut suami tidak menunjukkan adanya hubungan yang signifikan (bermakna). Kata kunci : status pekerjaan istri, peranan suami istri, pengambilan keputusan PENDAHULUAN LATAR BELAKANG MASALAH Salah satu faktor sosio – ekonomi yang mempunyai pengaruh kuat pada pilihan konsumen adalah status bekerja anggota keluarga. Perubahan status bekerja secara langsung mempengaruhi daya beli, termasuk dalam hal ini adalah adanya kenaikan jumlah pekerja wanita. Pada sisi ekonomi rumah tangga suami istri yang bekerja mempunyai daya beli dan pengeluaran yang lebih besar, sedangkan pada sisi sosial perubahan peran keluarga merupakan akibat meningkatnya proporsi wanita pekerja. Semakin banyak istri yang bekerja menjadikan istri lebih mandiri. Kemandirian ini akan banyak mempengaruhi pola komunikasi dan sikap dalam pengambilan keputusan rumah tangga. Hal ini sangat berbeda dengan pola tradisional dimana hanya suami yang bekerja dan semua keputusan atas sesuatu di tentukan oleh suami atau menjadi dominasi suami. Dengan adanya fenomena seperti ini, akan berpengaruh dan merubah perilaku pembelian keluarga termasuk dalam hal wewenang, peranan serta penilaian alternatif yang dilakukan oleh suami istri. Suami istri dalam pemilihan barang rumah tangga tidak hanya mempertimbangkan kualitas dan merknya saja, tetapi juga jenis dan harganya. Produk barang rumah tangga yang sudah lama beredar di pasar dan diminta oleh konsumen belum tentu akan terus langgeng dan menguasai pasar. Penelitian ini membatasi pada jenis produk barang rumah tangga yang ditawarkan, antara lain terdiri dari beberapa macam yaitu mebel, barang elektronik dan alat – alat rumah tangga. Semua jenis barang rumah tangga ini menawarkan keistimewaan dan keunggulannya agar dapat mempengaruhi konsumen untuk membeli barang-barang tersebut. Keputusan pembelian rumah dan barang rumah tangga terdiri dari berbagai unsur atau bagian dari suatu keputusan (sub decisions). Sub keputusan tersebut mempunyai arti
112
Afi Rahmat Slamet
penting yang berbeda bagi suami atau istri, sehingga memungkinkan suami atau istri mempunyai pengaruh yang berbeda. Sejumlah penelitian telah menemukan hubungan antara peranan struktur keluarga dan kesepakatan suami istri dalam membuat keputusan, sedangkan faktor – faktor penentu yang mempengaruhi keputusan rumah tangga antara lain, usia kepala rumah tangga/keluarga, status perkawinan, kehadiran anak dan status pekerjaan istri. (Engel et al ; 1995 ; Hawkins et al ; 1992). RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan, maka masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut. Apakah terdapat hubungan antara status pekerjaan istri dengan peranan suami istri dalam pengambilan keputusan membeli rumah dan barang rumah tangga yang terdiri dari mebel, barang elektronik dan alat-alat rumah tangga di perumahan Sawojajar Kota Malang TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan rumusan masalah tersebut diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status pekerjaan istri dengan peranan suami istri dalam pengambilan keputusan membeli rumah dan barang rumah tangga yang terdiri dari mebel, barang elektronik serta alat-alat rumah tangga di perumahan Sawojajar Kota Malang. KONTRIBUSI PENELITIAN Hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Dapat dijadikan sebagai dasar acuan pengambilan keputusan dalam menentukan kebijaksanaan dan menetapkan strategi pemasaran yang tepat agar rumah dan barang rumah tangga yang terdiri dari mebel, barang elektronik dan alat – alat rumah tangga bisa dikenali dan diminati konsumen. 2. Sebagai referensi bagi rumah tangga terutama jika istri yang bekerja untuk membuat keputusan pembelian rumah dan barang-barang rumah tangga KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS PENELITIAN TERDAHULU Su’ud (1999) melakukan penelitian tentang : “Hubungan antara status Pekerjaan istri dengan peranan suami istri dalam pengambilan keputusan membeli rumah di Kabupaten Sleman”.Dengan kesimpulan bahwa status pekerjaan istri sangat berpengaruh dengan keputusan tentang harga rumah. Hal ini dapat dilihat pada saat harga rumah menjadi keputusan sinkratis apabila istri bekerja, sedangkan suami akan menjadi dominan apabila istri tidak bekerja. Rohmah (2004) dengan judul ”Perilaku suami istri dalam pengambilan keputusan membeli barang rumah tangga di kelurahan Dinoyo Malang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pengambilan keputusan membeli barang rumah tangga yang terdiri dari rumah, mebel, barang elektronik, serta alat-alat rumah tangga perilaku peranan suami istri ternyata tidak terdapat perbedaan akan tetapi suami istri cenderung sinkratis. Hal ini di dukung data deskriptif yang menyatakan bahwa untuk produk rumah, mebel, barang elektronik serta alatalat rumah tangga suami dan istri yang banyak menentukan. TINJAUAN TEORI
Afi Rahmat Slamet
113
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Menurut Keegan et .al (1995) dalam Su’ud (1999) , teori dasar tentang bagaimana mengidentifikasi pelanggan, faktor – faktor yang mempengaruhi dalam memilih dan bagaimana mereka mengambil keputusan pembelian tercakup dalam “model kotak hitam”, yang memaparkan mengenai bagaimana kebutuhan, pikiran dan keyakinan berinteraksi dengan lingkungan yang menghasilkan perilaku akhir seseorang. Dalam Model ini faktor – faktor Eksternal dan lingkungan mempengaruhi pribadi yang kemudian berproses dengan faktor personal dalam kehidupannya dan akhirnya diaplikasikan dalam proses pengambilan keputusan. Schiffman dan Kanuk (1994) membagi peranan pembelian dalam keluarga menjadi delapan : (1) Influencer : Anggota keluarga yang memberikan informasi kepada anggota keluarga yang lain tentang suatu produk atau jasa. (2) Gatekeeppers : Anggota keluarga yang mempunyai kekuasaan informasi tentang suatu produk atau jasa sampai pada keluarga. (3) Deciders : Anggota keluarga yang mempunyai kekuasaan untuk menentukan Secara sepihak atau bersama apakah berbelanja, membeli, memakai, mengkonsumsi / menentukan produk / jasa khusus yang menjadi pilihan. (4) Buyers : Anggota keluarga yang melakukan pembelian informasi kepada anggota keluarga yang lain tentang suatu produk atau jasa. (5) Prepares : Angota keluarga yang merubah produk menjadi bentuk yang sesuai dengan kebutuhan anggota keluarga yang lain : (6) User : Anggota keluarga yang memakai atau mengkonsumsi produk atau jasa tertentu. (7) Maintainners : Anggota keluarga yang melayani atau menyempurnakan produk sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kepuasaan secara terus menerus. (8) Disposers : Anggota keluarga yang mempunyai inisiatif memakai atau menghentikan pemakaian suatu produk atau jasa tertentu. Pengertian Pengambilan Keputusan Keluarga Peter dan Olson (1999 : III) dalam Su’ud (1999) mendefinisikan “Pengambilan keputusan keluarga (Family Decition Making) adalah merupakan bagaimana anggota keluarga berinteraksi dan saling mempengaruhi satu sama lain ketika membuat pilihan pembelian”. Orang yang berbeda dalam suatu keluarga dapat memainkan peran social yang berbeda dan juga menampakkan perilaku yang berbeda pada saat mengambil keputusan dan mengkonsumsi barang dan jasa. Keputusan adalah salah satu kegiatan yang dilaksanakan setiap orang, dalam setiap waktu dan segala tempat. Keputusan yang sering dilakukan adalah keputusan yang menyangkut kegiatan individu. Keputusan juga di definisikan sebagai suatu pengakhiran atau pemutusan dari proses pemikiran tentang suatu masalah, untuk menjawab suatu pertanyaan apa yang harus diperbuat dan untuk menjatuhkan pilihan pada salah satu alternatif tertentu. Dalam proses pengambilan keputusan menurut Kotler (1995:228) terdapat lima tahap yang dilalui konsumen yaitu :
114
Afi Rahmat Slamet
a. b. c. d. e.
Pengenalan Kebutuhan Pencarian Informasi Evaluasi Alternatif Keputusan Pembelian Perilaku Setelah Pembelian Pengenalan
Pencarian
Evaluasi
Keputusan
Kebutuhan
Informasi
Alternatif
Pembelian
Sumber : (Kotler, 1995 : 228) Gambar 1 Proses Keputusan Pembelian Konsumen
Perilaku Setelah Pembelian
Peran Suami Istri Dalam Pengambilan Keputusan Filiatroult dan Ritchie (1980) dalam Su’ud (1999) membagi spesialisasi peran yang dilakukan oleh suami istri dalam pengambilan keputusan membeli produk atau jasa tertentu menjadi empat kategori yaitu : (1) Keputusan istri dominan : istri mengambil peran dominan dalam pengambilan keputusan membeli produk atau jasa tertentu, contoh : mebel dan alat-alat rumah tangga. (2) Keputusan suami dominan : suami mengambil peran dominan dalam pengambilan keputusan membeli produk atau jasa tertentu contoh : mobil, asuransi jiwa (3) Keputusan autonomic : masing – masing suami atau istri mengambil peran sendiri dalam pengambilan keputusan membeli produk atau jasa tertentu secara mandiri, contoh : dasi bagi pria dan kosmetik bagi wanita. (4) Keputusan sinkratis : masing – masing suami atau istri mengambil peran dominan dalam pengambilan keputusan membeli produk atau jasa tertentu secara bersama – sama (joint decision) contoh : rumah, pendidikan anak, mengisi masa liburan, nonton film. Hipotesis Berdasarkan hasil penelitian terdahulu dan teori diatas, maka dapat dirumuskan suatu hipotesis sebagai berikut : Terdapat hubungan antara status pekerjaan istri dengan peranan suami istri dalam pengambilan keputusan membeli rumah dan barang rumah tangga yang terdiri dari mebel, barang elektronik dan alat-alat rumah tangga di perumahan Sawojajar Kota Malang METODOLOGI PENELITIAN Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2002:72) Populasi dalam penelitian ini adalah pasangan suami istri sejumlah 1.025 yang berdomisili di wilayah perumahan Sawojajar Kota Malang Menurut Slovin dalam Umar (1998:74) ukuran sampel dari suatu populasi dapat ditentukan dengan menggunakan rumus dengan asumsi bahwa populasi berdistribusi normal.
Afi Rahmat Slamet
115
Ukuran populasi sebanyak 1.025 pasangan suami istri di wilayah perumahan sawojajar Malang, dan ukuran sampel berdasarkan batas-batas kesalahan yang digunakan dalam rumus tersebut antara lain terdiri dari ±10%, ±15%, ±20%, ±25% (menurut Arikunto). Sedangkan dalam penelitian ini diambil dengan ukuran ± 10% dari besar populasi. Adapun perhitungan sampel sebagai berikut : n
=
n
=
n
=
1.025 1 1.025 (0,1) 2 1.025 1 10,25 1.025 = 91,11 (dibulatkan 91) 11,25
Jadi jumlah sampel sebanyak 91 KK. Sedangkan jumlah responden sebanyak 182, sebab masing-masing suami dan istri mendapatkan kuisioner. Variabel Penelitian Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Status pekerjaan istri yang dibagi menjadi dua yaitu : (1) Istri yang bekerja (2) Istri yang tidak bekerja/ibu rumah tangga 2. Peranan suami istri dalam pengambilan keputusan Pengambilan keputusan pembelian rumah menjadi keputusan suami istri (sinkratis) dan pengambilan keputusan membeli barang rumah tangga, dalam hal ini terdiri dari : a. Mebel (seperti : Almari, Meja, Kursi) => suami istri (bersama) berperan dalam pengambilan keputusan membeli mebel b. Barang elektronik (seperti : Televisi, Lemari es, VCD, Radio) => suami istri (bersama) berperan dalam pengambilan keputusan membeli barang elektronik c. Alat-alat rumah tangga yang meliputi : 1. Peralatan masak (seperti : Kompor, Panci, Rice Cooker) dan Peralatan makan (seperti : Piring, sendok, garpu) => istri cenderung lebih berperan dalam pengambilan keputusan membeli alat-alat rumah tangga. Definisi Operasional Variabel Variabel peneitian dapat dioperasionalkan sebagai berikut : Status Pekerjaan Istri (SPI) Adalah mengenai pekerjaan istri dikelompokkan menjadi dua yaitu : a. Istri yang bekerja (IB) Yaitu keluarga yang mempunyai istri bekerja, keterlibatan istri lebih besar dibanding keluarga yang mempunyai istri yang tidak bekerja. Hal ini menggambarkan tingkat keterlibatan istri yang bekerja dalam pengambilan keputusan makin tinggi, sehingga peranan pengambilan keputusan mengenai pembelian rumah dan barang rumah tangga ditentukan oleh suami – istri secara bersama (sinkratik)
116
Afi Rahmat Slamet
b. Istri yang tidak bekerja / ibu rumah tangga (ITB) Yaitu keluarga yang mempunyai istri tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga, peranan suami paling dominan dalam pengambilan keputusan mengenai pembelian rumah dan barang rumah tangga. c. Peranan suami istri dalam pengambilan keputusan Peranan dalam kaitan ini didefinisikan sebagai posisi yang dilakukan suami – istri, baik secara sendiri maupun secara bersama (sinkratik) dalam proses pengambilan keputusan pembelian rumah dan barang rumah tangga. Pengambilan keputusan pembelian rumah menjadi keputusan suami – istri dimana masing-masing suami atau istri mengambil peran dominan dalam pengambilan keputusan membeli produk tertentu secara bersama-sama. Pengambilan keputusan membeli barang rumah tangga dalam hal ini terdiri dari : a. Mebel (seperti : Almari, Meja , Kursi) menjadi keputusan istri b. Barang elektronik (seperti : televisi, lemari es, VCD, Radio) menjadi keputusan istri Alat-alat rumah tangga yang meliputi : 1. Peralatan masak (seperti : kompor, panci, rice cooker) menjadi keputusan istri 2. Peralatan makan (seperti : piring, sendok, garpu) menjadi keputusan istri Model Penelitian
Peranan Suami Istri Wewenang Suami Istri
Usia Kepala Rumah Tangga/ Keluarga Status Perkawinan
Keputusan Pembelian
Kehadiran Anak Status Pekerjaan Istri
Gambar 1 Model Penelitian Sumber dan Metode Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan data primer yaitu diperoleh secara langsung dari sumber asli, dengan penyebaran kuesioner yang diberikan pada pasangan suami istri di perumahan Sawojajar Kota Malang . Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : a. Interview Teknik pengumpulan data dengan bertanya langsung kepada suami istri yang ada di wilayah perumahan Sawojajar Kota Malang untuk mendapatkan informasi dan melakukan pencatatan secara sistematis mengenai hal yang penting dalam pengambilan keputusan dan yang berhubungan dengan penelitian.
Afi Rahmat Slamet
117
b. Kuesioner Teknik pengumpulan data konsumen mengenai karakteristik dan sikap serta jawaban konsumen terhadap pembelian rumah dan barang rumah tangga yang mana dalam penelitian ini meliputi mebel, barang elektronik serta alat-alat rumah tangga melalui daftar pertanyaan. Pengujian Instrumen Penelitian Untuk menunjukkan sejauh mana suatu instrumen dapat dipercaya perlu pengujian terhadap item-item yang digunakan, maka dilakukan uji validitas dan reliabilitas dari masingmasing variabel. Uji Validitas Uji validitas adalah untuk mengetahui tingkat kesalahan dari item-item yang digunakan untuk menghitung variabel (Arikunto, 1998:162). Cara menguji validitas suatu item dapat diketahui dengan membandingkan indeks korelasi produk moment (R hitung) dengan nilai kritisnya. Adapun R hitung dapat diperoleh dengan rumus
n xy - (x ) (y)
Rxy =
(nx 2 - (x 2 ) (ny 2 - (y 2 )
Dimana : Rxy = Korelasi produk moment x = Item y = Total item n = Jumlah sampel Setelah nilai R diperoleh maka selanjutnya membandingkan antara hasil nilai R yang terdapat dalam tabel nilai kritis. Jika R hitung lebih besar dari nilai R kritis, maka item tersebut dikatakan valid. Uji Reliabilitas Suatu instrumen dalam penelitian dikatakan reliabel bila dapat dipakai dalam waktu yang berbeda tetapi senantiasa menunjukkan hasil yang sama. Reliabilitas menunjukkan sejauhmana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukurannya diulang dua kali atau lebih. Pengukuran reliabilitas instrumen dilakukan dengan menguji skor antara item dengan menggunakan rumus : Rtotal = Dimana : R total = r.t.t =
2 (r . t . t) r.t.t 1
Angka reliabilitas keseluruhan item Angka korelasi belahan ganjil dan genap
Dengan menggunakan korelasi produk moment pada tingkat signifikansi 0,05 maka apabila angka korelasi yang diperoleh lebih besar dari nilai kritis berarti item tersebut dikatakan reliabel. Metode Analisis Data Pengujian Hipotesis Uji kai kuadrat digunakan untuk menguji hipotesis komparatif sampel bila datanya berbentuk nominal dan sampelnya besar. Adapun cara menguji kai kuadrat suatu item dapat 118
Afi Rahmat Slamet
diketahui dengan menggunakan rumus atau dapat menggunakan tabel (Sugiyono, 1999:243). Langkah-langkah uji kai kuadrat adalah sebagai berikut : a. Merumuskan hipotesis Ho : = 0, artinya bahwa tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara variabel-variabel yang ada. H1 : 0, artinya bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara variabelvariabel yang ada. b. Menentukan tingkat signifikansi Tingkat signifikansi yang diharapkan adalah = 5% atau pada interval keyakinan 95% dengan free of freedom (k – 1) dan (r – 1) dimana k adalah banyaknya observasi dan r adalah banyaknya variabel. c Menghitung nilai X2 Adapun X2 dapat diperoleh dengan rumus :
X 2
fo - fh
2
fh
Dimana :
fo = banyaknya kasus fh = banyaknya kasus yang diharapkan Kriteria pengujian Jika Ho diterima bila : harga kai kuadrat hitung lebih kecil dari tabel Jika Ho ditolak bila : harga kai kuadrat lebih besar atau sama dengan harga tabel. c. Menentukan koefisien kontingensi Untuk menghitung hubungan antar variabel bila datanya berbentuk nominal yang mempunyai kaitan dengan kai kuadrat yaitu dalam menguji hipotesis komparatif K sampel independen. Adapun koefisien C dapat diperoleh dengan rumus :
X2 C N X2 Dimana : X2 = Besarnya nilai kai kuadrat N = Jumlah anggota sampel Apabila x2 dilanjutkanke koefisien Cramer maka merupakan uji hubungan (r) karena Cramer menunjukkan tingkat hubungan.r dapat diuji dengan menggunakan rumus : tHr = r
n-2 1- r 2
dimana : r = Koefisien korelasi n = Jumlah sampel dalam penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Responden Analisis deskriptif ini dimaksudkan untuk menggambarkan distribusi dari karakteristik responden. Berdasarkan hasil penyebaran kuisioner dari keluarga atau pasangan suami istri yang menjadi responden dalam penelitian ini, diperoleh informasi dan dapat direkapitulasi mengenai karakteristik responden seperti disajikan pada tabel 4. 1 berikut.
Afi Rahmat Slamet
119
Tabel 1 FREKUENSI DISTRIBUSI KARAKTERISTIK SUAMI-ISTRI Karakteristik
Umur responden 20-29 thn 7 30-39 thn 36 40-49 thn 39 ≥ 50 thn 9 Jumlah 91 Pendidikan responden SLTA 37 AKADEMI 29 Sarjana 25 Jumlah 91
Suami %
Istri
Total %
%
7.7% 39.6% 42.9% 9.9% 100.0%
16 47 25 3 91
17.6% 51.6% 27.5% 3.3% 100.0%
23 83 64 12 182
25.3% 91.2% 70.3% 13.2% 100.0%
40.7% 31.9% 27.5% 100.0%
43 26 22 91
47.3% 28.6% 24.2% 100.0%
80 55 47 182
87.9% 60.4% 51.6% 100.0%
Berdasarkan tabel 1 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar para suami berusia antara 40-49 tahun yaitu sebanyak 39 orang (42.9%), para istri mayoritas berusia antara 30-39 tahun (51.6%). Sedangkan usia pasangan suami-istri lainnya sangat bervariasi. Kemudian berdasarkan tingkat pendidikan pasangan suami-istri dapat diketahui bahwa sebagian besar para suami merupakan lulusan SLTA dan yang sederajat yaitu sebanyak 37 orang (40.7%), dan para istri mayoritas juga merupakan lulusan SLTA dan yang sederajat (47.3%). Karakteristik responden berdasarkan jenis pekerjaan suami istri, jumlah pendapatan keluarga, lama pernikahan dan jumlah anak dapat disajikan dalam tabel 4. 2 sebagai berikut. Tabel 2 DISTRIBUSI FREKUENSI KARAKTERISTIK RESPONDEN Frekuensi (orang) Persentase (%) Jenis Pekerjaan Suami PNS/BUMN/ABRI Swasta Status Pekerjaan Istri Bekerja IRT Jumlah Pendapatan Keluarga <600 rb >600 rb-700 rb >700 rb-800 rb >800 rb-900 rb >900 rb-1 juta > 1 juta Lama Pernikahan < 10 thn ≥10 thn Jumlah Anak 1
120
Afi Rahmat Slamet
26 65
28.6% 71.4%
40 51
44.0% 56.0%
5 2 12 19 22 31
5.5% 2.2% 13.2% 20.9% 24.2% 34.1%
40 51
44.0% 56.0%
4
4.4%
2 3 4 5 6 7
11 50 16 6 2 2
12.1% 54.9% 17.6% 6.6% 2.2% 2.2%
Berdasarkan tabel 2 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar para suami bekerja sebagai karyawan swasta yaitu sebanyak 65 orang (71.4%), dan 28.6% bekerja sebagai PNS/BUMN/ABRI. Sedangkan status pekerjaan para istri sebagian besar bekerja sebagai ibu rumah tangga (56%), dan 44% mempunyai pekerjaan di luar rumah. Jumlah pendapatan keluarga dalam setiap bulan dapat diketahui bahwa sebagian besar pasangan suami-istri tersebut mempunyai pendapatan sebesar di atas 1 juta yaitu sebanyak 31 (34.1%), 24.2% pendapatannya antara 900 ribu sampai dengan 1 juta, sedangkan pendapatan pasangan suami-istri lainnya sangat bervariasi. Berdasarkan lama pernikahan dapat diketahui bahwa mayoritas mereka telah menikah lebih dari 10 tahun (56%) dan 44% telah menikah kurang dari 10 tahun. Adapun jumlah anak mereka juga bervariasi, namun mayoritas pasangan suami-istri tersebut mempunyai 3 orang anak (54.9%), 17.6% mempunyai 4 orang anak, sedangkan pasangan lainnya mempunyai jumlah anak yang cukup bervariasi. Pengujian Instrumen (Uji Validitas dan Realibilitas) Pengujian instrumen penelitian baik dari segi validitasnya maupun reliabilitasnya terhadap 91 responden diperoleh hasil sebagaimana dalam tabel 3 sebagai berikut. Tabel 3 Uji Validitas dan Reliabilitas Item Instrumen Validitas Koefisien Variabel Item Keputusan alpha Korelasi (R) Signifikansi P.1 0.449 0.000 Valid Menurut P.2 0.807 0.000 Valid 0.8221 persepsi (Reliabel) P.3 0.814 0.000 Valid suami P.4 0.507 0.000 Valid P.1 0.478 0.000 Valid P.2 0.762 0.000 Valid Menurut 0.7034 persepsi istri P.3 (Reliabel) 0.735 0.000 Valid P.4 0.424 0.000 Valid Sumber data : Data Primer yang diolah Keterangan : Jumlah data (observasi) = 91 r tabel = r ( n-2, alpha) = r (89, 0.05) = 0.2050 (interpolasi) Berdasarkan data dari Tabel 3 menunjukkan semua item pertanyaan mempunyai nilai Rhitung lebih besar dari Rtabel (0.2050) dengan nilai signifikansi yang lebih kecil dari alpha 0.05, sehingga tidak ada item instrumen yang harus dikeluarkan dari pengujian. Sedangkan untuk reliabilitas menunjukkan bahwa hasil perhitungan standardized item alpha (SIA) lebih besar dari nilai reliabilitas yang diperbolehkan menurut Arikunto (1993), yaitu 0.6. Dengan demikian, maka butir-butir item di atas yang digunakan sebagai pengukur variabel yang akan diuji adalah
Afi Rahmat Slamet
121
valid dan reliabel. Dengan kata lain, berapa kalipun pertanyaan pada kuisioner ditanyakan kepada responden yang berbeda, maka hasilnya tidak akan terlalu jauh berbeda. PEMBAHASAN Keputusan Membeli Rumah Untuk mengetahui hubungan antara status pekerjaan istri dengan peranan suami istri dalam pengambilan keputusan membeli rumah tersebut, maka perlu dibentuk tabulasi silang (crosstabs) yang dapat menggambarkan penyebaran data secara lebih terinci, sebagaimana disajikan pada Tabel 4 berikut. Tabel 4 TABULASI SILANG HUBUNGAN ANTARA STATUS PEKERJAAN ISTRI DENGAN PERANAN SUAMI ISTRI DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMBELI RUMAH Jenis pengambilan keputusan
Respon den Suami
Membeli rumah Istri
Pengambil Keputusan Suami Istri Suami- istri Suami Istri Suami- istri
Status Pekerjaan Istri Bekerja IRT % % 0 0% 10 19.6% 0 0% 0 0% 40 100% 41 80.4% 3 7.5% 13 25.5% 2 5% 0 0% 35 87.5% 38 74.5%
2
p
8.811
0.003
7.148
0.028
Sumber: Data primer diolah Pada hasil tabel 4 silang (crosstabs) di atas menunjukkan bahwa pasangan suami istri dalam mengambil keputusan untuk urusan pembelian rumah mayoritas cenderung dilakukan secara bersama-sama (sinkratis), meskipun istrinya bekerja maupun hanya sebagai ibu rumah tangga saja. Hal ini dapat dibuktikan dari tabel di atas yang menunjukkan bahwa menurut pengakuan suami, jika istri bekerja, maka yang mengambil keputusan untuk urusan pembelian rumah adalah secara bersama-sama (sinkratis), namun jika istri tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga saja, maka 19.6% keputusan pembelian rumah ada ditangan suami, dan 80.4% dilakukan secara bersama-sama (sinkratis). Sedangkan menurut pengakuan istri, jika istri bekerja, maka 7.5% keputusan pembelian rumah ada ditangan suami, 5% keputusan pembelian rumah ada ditangan istri, dan 87.5% diputuskan secara bersama-sama (sinkratis), namun jika istri tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga saja, maka 25.5% keputusan pembelian rumah ada ditangan suami, dan 74.5% dilakukan secara bersama-sama (sinkratis). Adapun keterkaitan antara hubungan antara status pekerjaan istri dengan peranan suami istri dalam pengambilan keputusan membeli rumah tersebut, dapat digambarkan dalam bentuk histogram sebagai berikut:
122
Afi Rahmat Slamet
Menurut Suam i
Menurut Isteri 100%
100%
100%
Persentase (%)
Persentase (%)
120%
80.40%
80% 60% 40% 20%
19.60% 0% 0%
Suami Isteri Suami- isteri
74.50%
80% 60% 40% 20%
0%
0%
87.50%
25.50% 7.50%5%
0%
0% Bekerja
IRT
Suami Isteri Suami- isteri
Status pekerjaan isteri
Bekerja
IRT
Status pekerjaan isteri
Gambar 2 Pengambilan keputusan membeli rumah Berdasarkan Gambar 2 di atas menunjukkan bahwa keputusan untuk urusan pembelian rumah mayoritas cenderung dilakukan secara bersama-sama (suami dan istri) dengan persentase yang terbesar. Selanjutnya, untuk menguji adanya hubungan antara status pekerjaan istri dengan peranan suami istri dalam pengambilan keputusan membeli rumah, maka digunakan uji chisquare (2) sebagai test independency. Berdasarkan hasil pengujian untuk pendapat suami menunjukkan nilai chi-square hitung sebesar 8.811 dengan nilai signifikansi (p) sebesar 0.003 yang lebih kecil dari alpha 0.05 (p<0.05) dan menurut pendapat istri menunjukkan nilai chisquare hitung sebesar 7.148 dengan nilai signifikansi (p) sebesar 0.028 (p<0.05), sehingga H0 ditolak dan menerima H1. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa menurut pendapat suami dan istri ada hubungan yang signifikan (bermakna) antara status pekerjaan istri dengan peranan suami istri dalam pengambilan keputusan membeli rumah. Keputusan Membeli Mebel Untuk mengetahui hubungan antara status pekerjaan istri dengan peranan suami istri dalam pengambilan keputusan membeli mebel tersebut, maka perlu dibentuk tabulasi silang (crosstabs) yang dapat menggambarkan penyebaran data secara lebih terinci, sebagaimana disajikan pada Tabel 5 berikut. Tabel 5 TABULASI SILANG HUBUNGAN ANTARA STATUS PEKERJAAN ISTRI DENGAN PERANAN SUAMI ISTRI DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMBELI MEBEL Jenis pengambilan keputusan
Respon Pengambil den Keputusan
Suami Istri Suami Suamiistri Membeli mebel Suami Istri Istri Suamiistri Sumber: Data primer yang diolah
Status Pekerjaan Istri Bekerja IRT % % 2 5% 24 47.1% 12 30% 7 13.7% 26
65%
20
39.2%
3 15
7.5% 37.5%
24 8
47.1% 15.7%
22
55%
19
37.3%
2
p
19.672
0.000
17.611
0.000
Afi Rahmat Slamet
123
Berdasarkan tabel silang (crosstabs) 5 di atas menunjukkan bahwa pasangan suami istri dalam mengambil keputusan untuk urusan pembelian mebel mayoritas cenderung dilakukan secara bersama-sama (sinkratis), tetapi jika istrinya berstatus sebagai ibu rumah tangga maka keputusan lebih dominan berada di tangan suami. Hal ini dapat dibuktikan dari tabel 4.5. di atas yang menunjukkan bahwa menurut pengakuan suami, jika istri bekerja, maka 5% keputusan pembelian mebel ada ditangan suami, 30% berada di tangan istri dan 65% dilakukan secara bersama-sama (sinkratis). Namun jika istri tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga saja, maka 47.1% keputusan pembelian mebel ada ditangan suami, 13.7% berada di tangan istri dan 39.2% dilakukan secara bersama-sama. Sedangkan menurut pengakuan istri, jika istri bekerja, maka 7.5% keputusan pembelian mebel ada ditangan suami, 37.5% keputusan pembelian mebel ada ditangan istri, dan 55% diputuskan secara bersamasama (sinkratis), namun jika istri tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga saja, maka 47.1% keputusan pembelian mebel ada ditangan suami, 15.7% keputusan pembelian mebel ada ditangan istri, dan 37.3% dilakukan secara bersama-sama (sinkratis). Adapun keterkaitan antara hubungan antara status pekerjaan istri dengan peranan suami istri dalam pengambilan keputusan membeli mebel tersebut, dapat digambarkan dalam bentuk histogram sebagai berikut: Menurut Suami 60% 47.10%
50%
39.20%
40%
30%
30% 13.70%
20% 10%
55%
60%
5%
0%
Persentase (%)
Persentase (%)
Menurut Isteri
65%
70%
47.10%
50% 37.50%
40%
37.30%
30% 15.70%
20% 10%
7.50%
0%
Suami Isteri Suami- isteri
Bekerja
IRT
Status pekerjaan isteri
Suami Isteri Suami- isteri
Bekerja
IRT
Status pekerjaan isteri
Gambar 3 Pengambilan keputusan membeli mebel Berdasarkan Gambar 3 di atas menunjukkan bahwa keputusan untuk urusan pembelian mebel mayoritas cenderung dilakukan secara bersama-sama (suami dan istri) sebagai salah satu wujud kepedulian bersama dalam melengkapi kebutuhan mebel dalam rumah tangga mereka. Kendati demikian, jika istri berstatus sebagai ibu rumah tangga, maka pengambil keputusan dalam pembelian mebel lebih dominan ditentukan oleh suami. Selanjutnya, berdasarkan hasil pengujian untuk pendapat suami menunjukkan nilai chi-square hitung sebesar 19.672 dengan nilai signifikansi (p) sebesar 0.000 yang lebih kecil dari alpha 0.05 (p<0.05) dan menurut pendapat istri menunjukkan nilai chi-square hitung sebesar 17.611 dengan nilai signifikansi (p) sebesar 0.000 (p<0.05), sehingga H0 ditolak dan menerima H1. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa menurut pendapat suami dan istri ada hubungan yang signifikan (bermakna) antara status pekerjaan istri dengan peranan suami istri dalam pengambilan keputusan membeli mebel . Keputusan Membeli Barang Elektronik Untuk mengetahui hubungan antara status pekerjaan istri dengan peranan suami istri dalam pengambilan keputusan membeli barang elektronik tersebut, maka perlu dibentuk
124
Afi Rahmat Slamet
tabulasi silang (crosstabs) yang dapat menggambarkan penyebaran data secara lebih terinci, sebagaimana disajikan pada Tabel 6 berikut. Tabel 6 TABULASI SILANG HUBUNGAN ANTARA STATUS PEKERJAAN ISTRI DENGAN PERANAN SUAMI ISTRI DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMBELI BARANG ELEKTRONIK Jenis pengambilan keputusan
Respon Pengambil den Keputusan
Status Pekerjaan Istri Bekerja IRT % % 1 2.5% 29 58.9% 6 15% 1 2%
2
p
Suami Istri Suami 31.502 0.000 Suami33 82.5% 21 41.2% Membeli istri barang Suami 3 7.5% 29 58.9% elektronik Istri 8 20% 2 3.9% Istri 25.420 0.000 Suami29 72.5% 20 39.2% istri Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel silang (crosstabs) 6 di atas menunjukkan bahwa pasangan suami istri dalam mengambil keputusan untuk urusan pembelian barang elektronik mayoritas cenderung dilakukan secara bersama-sama (sinkratis), tetapi jika istrinya berstatus sebagai ibu rumah tangga maka keputusan lebih dominan berada di tangan suami. Hal ini dapat dibuktikan dari tabel 4.6. di atas yang menunjukkan bahwa menurut pengakuan suami, jika istri bekerja, maka 2.5% keputusan pembelian barang elektronik ada ditangan suami, 15% berada di tangan istri dan 82.5% dilakukan secara bersama-sama (sinkratis). Namun jika istri tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga saja, maka 58.9% keputusan pembelian barang elektronik ada ditangan suami, 2% berada di tangan istri dan 41.2% dilakukan secara bersama-sama (sinkratis). Sedangkan menurut pengakuan istri, jika istri bekerja, maka 7.5% keputusan pembelian barang elektronik ada ditangan suami, 20% keputusan pembelian barang elektronik ada ditangan istri, dan 72.5% diputuskan secara bersama-sama (sinkratis). Namun jika istri tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga saja, maka 58.9% keputusan pembelian barang elektronik ada ditangan suami, 3.9% keputusan pembelian barang elektronik ada ditangan istri, dan 39.2% dilakukan secara bersama-sama (sinkratis). Adapun keterkaitan antara hubungan antara status pekerjaan istri dengan peranan suami istri dalam pengambilan keputusan membeli barang elektronik tersebut, dapat digambarkan dalam bentuk histogram sebagai berikut:
Afi Rahmat Slamet
125
Menurut Isteri
82.50%
80% 70% Persentase (%)
Persentase (%)
Menurut Suami 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
58.90% 41.20% 15% 2.50%
Suami Isteri Suami- isteri
2%
Bekerja
IRT
72.50% 58.90%
60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
39.20% 20% 7.50%
Suami Isteri Suami- isteri
Status pekerjaan isteri
3.90%
Bekerja
IRT
Status pekerjaan isteri
Gambar 4 Pengambilan keputusan membeli barang elektronik Berdasarkan Gambar 4 di atas menunjukkan bahwa keputusan untuk urusan pembelian barang elektronik mayoritas cenderung dilakukan secara bersama-sama (suami dan istri) sebagai salah satu wujud kepedulian bersama dalam melengkapi kebutuhan barang elektronik dalam rumah tangga mereka. Tetapi apabila istri tidak bekerja, maka pengambilan keputusan lebih dominan dipegang oleh suami. Selanjutnya, berdasarkan hasil pengujian untuk pendapat suami menunjukkan nilai chi-square hitung sebesar 31.502 dengan nilai signifikansi (p) sebesar 0.000 yang lebih kecil dari alpha 0.05 (p<0.05) dan menurut pendapat istri menunjukkan nilai chi-square hitung sebesar 25.420 dengan nilai signifikansi (p) sebesar 0.000 (p<0.05), sehingga H0 ditolak dan menerima H1. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa menurut pendapat suami dan istri ada hubungan yang signifikan (bermakna) antara status pekerjaan istri dengan peranan suami istri dalam pengambilan keputusan membeli barang elektronik dalam rumah tangga. Keputusan Membeli Peralatan Rumah Tangga Untuk mengetahui hubungan antara status pekerjaan istri dengan peranan suami istri dalam pengambilan keputusan membeli peralatan rumah tangga tersebut, maka perlu dibentuk tabulasi silang (crosstabs) yang dapat menggambarkan penyebaran data secara lebih terinci, sebagaimana disajikan pada Tabel 7 berikut. Tabel 7 TABULASI SILANG HUBUNGAN ANTARA STATUS PEKERJAAN ISTRI DENGAN PERANAN SUAMI ISTRI DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMBELI PERALATAN RUMAH TANGGA Jenis pengambilan keputusan
Membeli peralatan rumah tangga
126
Respon Pengambil den Keputusan
Suami
Istri
Afi Rahmat Slamet
Suami Istri Suamiistri Suami Istri Suamiistri
Status Pekerjaan Istri Bekerja IRT % % 0 0% 0 0% 40 100% 49 96.1% 0
0%
2
3.9%
2 38
5% 95%
0 45
0% 88.2%
0
0%
6
11.8%
2
p
1.604
0.205
7.368
0.025
Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel silang (crosstabs) 7 di atas menunjukkan bahwa pasangan suami istri dalam mengambil keputusan untuk urusan pembelian peralatan rumah tangga mayoritas cenderung dilakukan oleh istri. Hal ini dapat dibuktikan dari tabel di atas yang menunjukkan bahwa menurut pengakuan suami, jika istri bekerja, maka 100% berada di tangan istri, baik pada jika istri bekerja maupun hanya berstatus sebagai ibu rumah tangga saja. Namun jika istri tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga saja, maka 96.1% berada di tangan istri dan 3.9% dilakukan secara bersama-sama (sinkratis). Sedangkan menurut pengakuan istri, jika istri bekerja, maka 5% keputusan pembelian peralatan rumah tangga ada ditangan suami, 95% keputusan pembelian peralatan rumah tangga ada ditangan istri. Namun jika istri tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga saja, maka 88.2% keputusan pembelian peralatan rumah tangga ada ditangan istri, dan 11.8% dilakukan secara bersama-sama. Adapun keterkaitan antara hubungan antara status pekerjaan istri dengan peranan suami istri dalam pengambilan keputusan membeli peralatan rumah tangga tersebut, dapat digambarkan dalam bentuk histogram sebagai berikut: Menurut Suami
Menurut Isteri
100%
80% 60% 40% 0%
0%
3.90%
0%
0% Suami Isteri Suami- isteri
88.20%
96.10%
100%
20%
95%
100% Persentase (%)
Persentase (%)
120%
80% 60% 40% 20%
5%
11.80% 0%
0%
0% Bekerja
IRT
Status pekerjaan isteri
Suami Isteri Suami- isteri
Bekerja
IRT
Status pekerjaan isteri
Gambar 4. Pengambilan keputusan membeli peralatan rumah tangga Berdasarkan Gambar 4 di atas menunjukkan bahwa keputusan untuk urusan pembelian peralatan rumah tangga mayoritas cenderung dilakukan oleh istri, sebagai orang yang paling mengetahui dan memahami kebutuhan peralatan dalam rumah tangga dibandingkan dengan suami. Selanjutnya, berdasarkan hasil pengujian untuk pendapat suami menunjukkan nilai chi-square hitung sebesar 1.604 dengan nilai signifikansi (p) sebesar 0.205 yang lebih besar dari alpha 0.05 (p>0.05) sehingga H0 diterima. Sedangkan menurut pendapat istri menunjukkan nilai chi-square hitung sebesar 7.368 dengan nilai signifikansi (p) sebesar 0.025 (p<0.05), sehingga H0 ditolak dan menerima H1. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa menurut pendapat suami menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan (bermakna) antara status pekerjaan istri dengan peranan suami istri dalam pengambilan keputusan membeli peralatan rumah tangga. Namun menurut pendapat istri menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan (bermakna) antara status pekerjaan istri dengan peranan suami istri dalam pengambilan keputusan membeli peralatan rumah tangga. Sedangkan menurut persepsi suami menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan (bermakna, p>0.05)) antara status pekerjaan istri dengan peranan suami istri dalam pengambilan keputusan untuk membeli peralatan rumah tangga. Apabila X2 dilanjutkan ke koefisien Cramer maka merupakan uji hubungan (r)
Afi Rahmat Slamet
127
Tabel 8 HASIL PERHITUNGAN KOEFISIEN CRAMER Variabel a. Peranan suami 1. Pembelian rumah 2. Pembelian mebel 3. Pembelian barang elektronik 4. Pembelian peralatan rumah tangga Peranan istri 1. Pembelian rumah 2. Pembelian mebel 3. Pembelian barang elektronik 4. Pembelian peralatan rumah tangga Sumber : data primer diolah
Koefisien Cramer 0,311 0,465 0,588 0,133
b.
0,280 0,440 0,529 0,285
Berdasarkan tabel 8 dapat dilihat bahwa dari hasil perhitungan koefisien Cramer (yang merupakan uji hubungan) peranan suami istri dalam pembelian rumah, mebel, barang elektronik, serta alat-alat rumah tangga mempunyai hubungan yang sangat signifikan kecuali pada peranan suami istri dalam pengambilan keputusan membeli peralatan rumah tangga, ternyata hanya menurut persepsi istri saja yang menunjukkan adanya hubungan yang signifikan, sedangkan menurut suami tidak menunjukkan adanya hubungan yang signifikan pada tingkat = 5% dengan koefisien Cramer sebesar 0,133. Dengan demikian pengambilan keputusan untuk membeli rumah, mebel, barang elektronik masing-masing cenderung sinkratis, sedangkan untuk pembelian peralatan rumah tangga secara deskriptif lebih cenderung ditentukan oleh istri, baik istri yang bekerja maupun sebagai ibu rumah tangga. SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut: Pada hasil pengujian dengan uji chi square menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara status pekerjaan istri dengan peranan suami istri dalam pengambilan keputusan membeli rumah, barang elektronik dan mebel (p<0.05), menurut persepsi suami dan istri. Sedangkan hubungan antara status pekerjaan istri dengan peranan suami istri dalam pengambilan keputusan membeli peralatan rumah tangga, ternyata hanya menurut persepsi istri saja yang menunjukkan adanya hubungan yang signifikan (bermakna), sedangkan menurut suami tidak menunjukkan adanya hubungan yang signifikan (bermakna). SARAN Berdasarkan simpulan dan pembahasan hasil penelitian, dikemukakan saran-saran sebagai berikut: Dengan mengetahui hasil temuan baru dari penelitian ini yang menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara status pekerjaan istri dengan peranan suami istri dalam pengambilan keputusan membeli rumah dan barang rumah tangga, maka hal ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi bagi pasangan suami istri agar mereka bisa dengan lebih
128
Afi Rahmat Slamet
bijaksana dalam menempatkan diri sesuai dengan kodratnya masing-masing. Selain itu, pasangan suami istri tersebut juga diharapkan agar dapat bekerja sama dalam mengambil keputusan apapun untuk kebaikan bersama, sehingga tidak ada diskriminasi gender dalam rumah tangganya dalam urusan pengambilan keputusan. Oleh karena itu, perlu dibina dan dijaga hubungan komunikasi yang baik diantara pasangan suami istri tersebut, sehingga akan terbina kerjasama antara suami istri untuk menciptakan rumah tangga yang harmonis dan bahagia sesuai harapan mereka. DAFTAR PUSTAKA Drs. Muh. Su’ud. 1999. Jurnal Ekonomi, Fakultas Ekonomi, No. 17 Mei-September, Yogyakarta: STIE Widya Wiwaha. Handoko, Hani; Swastha, Basu, 1997. Manajemen Pemasaran : Analisa Perilaku Konsumen, Edisi Pertama, Yogyakarta : BPFE Yogyakarta. Kotler, Philip, 2001. Manajemen Pemasaran di Indonesia, Alih Bahasa, AB. Susanto, Jilid II, Edisi Pertama Jakarta: Salemba Empat. Kotler, Philip, 1997, Manajemen Pemasaran: Analisis Perencanaan Implementasi dan Kontrol, Terjemahan Hendra Teguh: Ronny A. Rusli, Jilid II Edisi Kesembilan, Jakarta: Prenhallindo. Kotler, Philip, 1999. Manajemen Pemasaran di Indonesia: Analisis Perencanaan Implementasi dan Pengendalian, Alih Bahasa, AB. Susanto, Buku I Edisi Pertama Indonesia : Salemba Empat. Rohmah, Lailatul, 2004, Perilaku Suami Istri dalam Pengambilan Keputusan Membeli Barang Rumah Tangga di Kelurahan Dinoyo Malang, Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang. Tjiptono, Fandy, 1995. Strategi Pemasaran, Edisi Pertama Yogyakarta : Andi Offset Yogyakarta. Nazir, Moh, 1988. Metode Penelitian, Cetakan ke 3, Jakarta : Ghalia Indonesia. Sugiarto, dkk, 2001. Teknik Sampling, Cetakan Pertama, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Umar, Husein, 1998. Riset Akuntansi, Cetakan Pertama, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Al Gifari, 2003. Statistika Induktif, Edisi II, Yogyakarta : UPP AMP YKPN.
*) Afi Rachmat S. adalah dosen tetap Prodi Manajemen FE Unisma
Afi Rahmat Slamet
129