O l e h : WALIKOTA BITUNG MAXIMILIAAN JONAS LOMBAN
1
OUT LINE MATERI 1
PROFIL DAN KONDISI UMUM KOTA BITUNG
2
VISI MISI KOTA BITUNG 2016‐2021
3
ISU KEBEBASAN BERAGAMA DAN BERKEYAKINAN DI KOTA BITUNG BERKEYAKINAN DI KOTA BITUNG
2
LETAK KOTA BITUNG
Posisi geografis : 1°23'23" ‐ 1°35'39" LU dan 125°1'43" ‐ 126°18'13" BT Total panjang garis pantai 143,2 Km, di dataran utama 46,3 Km, di pulau‐pulau 96,9 Km Km Luas wilayah perairan 5.439,81 Km2. Luas wilayah laut 714 km2 dengan garis panjang pantai ± 134,9 km
Kec. Ranowulu Kec. Ranowulu ‐ Luas 16.733 ha ‐Terdiri T di i dari d i 11 11 Kelurahan 11 Kelurahan K l h Kec. Aertembaga Kec. Aertembaga ‐ Luas 3.309,3 ha 3 309 3 ha ‐Terdiri dari 10 10 Kelurahan Kelurahan Kec. Lembeh Kec. Lembeh Utara ‐ Luas 2.766 ha 2.766 ha ‐Terdiri dari 10 10 Kelurahan Kelurahan Kec. Lembeh Kec. Lembeh Selatan ‐ Luas 2.553 ha 2 553 ha ‐Terdiri dari 7 7 Kelurahan Kelurahan
Kec. Maesa Kec. Maesa ‐ Luas 969,7 ha ‐Terdiri dari 8 8 Kelurahan Kelurahan Kec. Matuari Kec. Matuari ‐ Luas 3.506 ha ‐Terdiri dari 8 8 Kelurahan Kelurahan
Kec. Girian Kec. Girian ‐ Luas 516,55 ha ‐Terdiri dari 7 7 Kelurahan Kelurahan
Kec. Madidir Kec. Madidir ‐ Luas 2.083 ha ‐Terdiri dari 8 8 Kelurahan Kelurahan
Lokasi Pelabuhan dan Industri
PEMBAGIAN KAWASAN
Lokasi Wisata Bahari
Pertanian dan Perkebunan
Hutan Lindung dan Wisata
Ruang Ruang Terbuka Hijau di Kota Terbuka Hijau di Kota Bitung
Dari luas wilayah sebesar 31.350,35 ha sebagian adalah b i d l h kawasan lindung sebesar 13 378 ha (42 67%) sebesar 13.378 ha (42,67%) yang terdiri dari hutan lindung, cagar alam, taman wisata alam dan hutan wisata. SSelebihnya yaitu 17.972 ha l bih it 17 972 h (57,33%) diperuntukkan untuk kawasan budidaya. untuk kawasan budidaya
Lokasi Pelabuhan Peti Kemas
KONDISI MAKRO KOTA BITUNG KONDISI MAKRO KOTA BITUNG
INDIKATOR
2014
JUMLAH PENDUDUK
240,375 jiwa
246.767 jiwa
PERTUMBUHAN EKONOMI
6,48%
6,00% *
PDRB (ADHB)
10,3 TRILYUN
9,02 TRILYUN *
PENANGGURAN
13,18% 3 8%
15**
KET: * ANGKA PERKIRAAN
2015
“Bitung Bitung yang Maju, Maju Berdaya Saing, Saing Berbudaya, dan Sejahtera menjadi Titik Simpul dan Pintu Gerbang Indonesia di K Kawasan A i Pasifik” Asia P ifik” Mewujudkan masyarakat Kota Bitung yang religius, aman, damai,, berbudaya y dan sejahtera. j Meningkatkan sumberdaya manusia dan pelayanan publik yang berkualtias. Mengembangkan dan mengoptimalkan ekonomi kerakyatan dan sumber daya pariwisata yang memiliki daya saing Membangun dan menciptakan iklim investasi yang bertumpu pada agroindustri agrobisnis, agroindustri, agrobisnis Industri Rumah Tangga yang ramah lingkungan.
Meningkatkan pembangunan infrastruktur, aksesibilitas dan mobilitas ekonomi daerah.
. Mewujudkan Bitung sebagai Pintu gerbang Indonesia di kawasan Asia Pasifik dengan kota yang bercirikan kota industri dan bahari.
1. KERUKUNAN KEHIDUPAN UMAT BERAGAMA
2. KEBIJAKAN DAN STRATEGI
3. IMPLEMENTASI DAN KONDISI AKHIR
KERUKUNAN KEHIDUPAN BERAGAMA DI KOTA IB TUNG AGAMA YANG ADA DI KOTA BITUNG:
KRISTEN PROTESAN
ISLAM
KATHOLIK
HINDU
BUDHA
KONFUCHU
Tempat Ibadah dan Obyek Wisata religi PATUNG TUHAN YESUS
GEREJA SENTRUM
GEREJA STELLA MARIS
MESJID AN’NUR MESJID AN NUR
KLENTENG SENG BO KIONG KLENTENG SENG BO KIONG
KERUKUNAN KEHIDUPAN UMAT BERAGAMA
TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA YANG SANGAT TINGGI. STUDI KASUS: STUDI KASUS: 1. DALAM PEMBANGUNAN RUMAH IBADAH (MESJID) AER UJANG DI KEL. GIRIAN PERMAI, NAMUN DAPAT DISELESAIKAN DENGAN MUSYAWARAH YANG MELIBATKAN TOKOH‐TOKOH AGAMA, TOKOH MASYARAKAT, FKUB DAN FORKOMPIMDA. FORKOMPIMDA 2. PEMINDAHAN DUA RUMAH IBADAH DI LOKASI KEK. DISELESAIKAN DENGAN CARA MUSYAWARAH MUFAKAT. DISELESAIKAN DENGAN CARA MUSYAWARAH MUFAKAT.
KEBIJAKAN DAN STRATEGI SEUAI DENGAN MISI PERTAMA :
“Mewujudkan masyarakat Kota Bitung yang religius, aman, damai, berbudaya y dan sejahtera” j trategi yang dilakaukan adalah: S eningkatan koordinasi pemerintah daerah dengan tokoh-tokoh P agama dan pemangku kepentingan. kepentingan
Program Daerah: eningkatan P
Kualitas
kehidupan, budi pekerti, dalam mewujudkan
kesejahteraan masyarakat kota
IMPLEMENTASI DAN KONDISI AKHIR
PABILA ADA PERBEDAN PANDANGAN DAN PENDAPAT ANTAR UMAT BERAGAMA SELALU DISELESAIKAN DENGAN CARA MUSYAWRAH DAN KEKELUARGAAN DENGAN SEMBOYAN “T“R ORANG SAMUA BASUDAR R”A” (KITA SEMUA BERSAUDARA) DALAM PELAKSANAN R HA I RA RYA UMAT R BE AGAMA MASING-MASING PEMELUK AGAMA SALING MENGHORMATI, DENGAN MELAKUKAN PENGAMANAN DISETIAP KEGIATAN IBADAH