NUGROHO ~ Jurnal Ilmiah Pendidikan ISSN : 2354-5968
(Hal : 46 – 52)
REFORMULASI SISTEM PENDIDIKAN PESANTREN DALAM UPAYA MENGANTISIPASI TUNTUTAN PERKEMBANGAN ZAMAN PADA PONDOK PESANTREN “SUBULUL HUDA” KEMBANGSAWIT KEBONSARI MADIUN
HARTONO STKIP DR. NUGROHO Magetan hartono.ilmi@gmail.com Abstrak Pondok pesantren sebagai pusat studi keislaman sejak awal sudah mampu berperan aktif dalam mendidik, membimbing, dan mengarahkan masyarakat pada kehidupan yang bahagia lahir maupun batin. Perkembangan zaman terus melaju yang ditandai dengan kemajuan dibidang ilmu kemajuan dan teknologi. Dalam rangka mengantisipasi perkembangan itu agar pondok pesantren tetap eksis keberadaannya dan mampu melihat kembali terutama mengenai system pendidikannya. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah bentuk-bentuk reformulasi, problematika yang dihadapi, serta factor pendorong dan penghambat Pondok Pesantren Subulul Huda Kembangsawit tahun 2011/2012. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bentuk reformulasi, problematika yang dihadapi, dan untuk mengetahui factor pendorong dan penghambat pada Pondok Pesantren Subulul Huda Kembangsawit. Metode yang dipakai dalam penelitian ini yaitu deduktif dan komperatif, populasi penelitian 151 siswa, 1 kepala pondok, 14 ustadz dan ustadzah. Sedangkan santri berjumlah 151 diambil 20% adalah 30 siswa sebagai sampel, metode pengumpulan data adalah observasi, interview, angket dan dokumentasi. Sedangkan analisis data kuantitatif, statistic dengan rumus F P = -----N
X 100% dan reflektif thinking
Dari hasil studi ini diperoleh kesimpulan sebagai berikut: bahwa di Pondok Pesantren Subulul Huda Kembangsawit Kebonsari Madiun telah dilakukan reformulasi system pendidikannya yang berupa system pendidikan salafiyah, system pendidikan klasik yang berkurikulum pemerintah dan pendidikan keterampilan. Selain itu didalam mengembangkan pendidikannya masih mengalami beberapa problema yang meliputi masalah pendidikan, fasilitas pendidikan dan tenaga pendidik keterampilan khusus di pesantren. Kata Kunci : Sistem pendidikan Pesantren, Tuntutan perkembangan Zaman
Volume 01, Nomor 01, November 2013
46
NUGROHO ~ Jurnal Ilmiah Pendidikan ISSN : 2354-5968 PENDAHULUAN Pesantren sebagai salah satu bentuk pendidikan tertua di Indonesia sejak ratusan tahun (200 – 400 tahun) yang lalu telah menjadi bagian mendalam dalam system kehidupan sebagian besar umat islam di Indonesia. Dalam perkembangannya, berbagai pesantren memiliki keunikan-keunikan tersendiri sehingga sangat sulit membuat satu rumusan yang dapat mempresentasikan seluruh pesantren yang ada. Untuk itu, pesantren telah menjadi pusat kegiatan pendidikan yang telah berhasil menanamkan semangat kewiraswastaan, semangat berdikari yang tidak menggantungkan diri kepada orang lain. Pondok pesantren merupakan pusat studi keislaman yang telah berakar dan tumbuh serta berkembang di masyarakat sebagai bagian integral dari system pendidikan yang ada di Indonesia. Pesantren dalam perjalanannya telah dapat melahirkan tokoh-tokoh yang mampu mengcounter perilaku masyarakat yang tidak sesuai dengan tata nilai agama islam. Sehingga tidak mengherankan apabila dalam masa penjajahan Belanda dan Jepang, sering terjadi perjuangan dalam melawan penjajah yang dipimpin oleh kalangan pesantren. Demikian pula dalam sejarah perjuangan tersebut kemerdekaan kalangan pesantren selalu ikut mengambil bagian melawan kaum penjajah. Selain dari pada itu, eksistensi pesantren tidak dapat dipisahkan dengan realitas kehidupan yang dinamis dan selalu tumbuh dan berkembang seirama dengan perkembangan zaman yang diwarnai dengan kemajuan sains dan teknologi terkait eksistensinya sebagai lembaga pendidikan yang sah, dan bersejarah serta penunjuk arah bagi semua aktifitasnya. Secara teoritis disini bisa dikemukakan bahwa kebutuhan yang sangat mendesak untuk dapat segera mendapat perhatian adalah system pendidikan yang selama ini masih dipertahankan. Maka dengan demikian pendidikan pesantren perlu diadakan reformasi. Dengan demikian para lulusan pesantren akan mampu berperan dalam menghadapi kenyataan hidup yang semakin menuntut profesionalitas dan bahkan lebih dari itu akan lebih dapat mengantisipasi tuntutan perkembangan zaman berdasarkan disiplin keilmuan. Keberhasilan pesantren dalam mereformulasikan system pendidikannya akan member warna tersendiri
(Hal : 46 – 52) dalam dunia pendidikan saat ini, dengan demikian misi pesantren akan lebih relefan dengan perkembangan zaman. Dengan keberhasilan pesantren menampilkan diri sebagaimana diatas, maka pesantren sebagai pusat keislaman akan menjadi alternatif dalam dunia pendidikan yang akan datang. Namun, jika pesantren tidak dapat memenuhi hal tersebut maka dia akan tersisih kepinggir dari percaturan alam modern. Berdasarkan uraian tersebut peneliti dapat merumuskan masalah sebagai berikut; (1) Adakah bentuk-bentuk reformulasi system pendidikan di Pondok Pesantren Subulul Huda kembangsawit kebonsari Madiun. (2). Adakah Problematika yang dihadapi pondok Pesantren subulul Huda Kembangsawit kebonsari Madiun. (3). Adakah factor-faktor pendorong dan penghambat dalam reformulasi system pendidikan pesantren di pondok Pesantren Subulul Huda kembangsawit kebonsari madiun. Sesuai dengan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah: (1). Untuk mengetahui bentuk-bentuk reformulasi system pendidika di Pondok pesantren Subulul huda Kembangsawit kebonsari Madiun, (2). Untuk mengetahui factor pendukung dan penghambat dalam reformulasi system pendidika di Pondok pesantren Subulul huda Kembangsawit kebonsari Madiun, (3). Untuk mengetahui problematika yang dihadapi oleh Pondok pesantren Subulul huda Kembangsawit kebonsari Madiun. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : (1). Ikut menyumbang literature ilmiah kepada warga pondok pesantren khususnya dan umumnya kepada masyarakat. (2). Ikut menyumbangkan fikiran dalam memecahkan masalah pendidikan yang dihadapi oleh Pondok pesantren Subulul huda kembangsawit kebonsari Madiun, (3). Bagi penulis sendiri akan mendapatkan informasi dan tambahan pengetahuan serta pengalaman yang nantinya dapat diterapkan ditempat yang laim apabila ada kesamaan kasus. PENDIDIKAN PESANTREN 1. Pengertian Pendidikan pesantren Pesantren adalah lembaga keagamaan yang memberikan pendidikan dan pengajaran serta mengembangkan dan menyebarkan ajaran agama islam. Pondok pesantren adalah gabungan dari kata pondok dan pesantren. Istilah pondok berasal dari kata tunduk, dari bahasa arab yang berarti rumah penginapan atau hotel.
Volume 01, Nomor 01, November 2013
47
NUGROHO ~ Jurnal Ilmiah Pendidikan ISSN : 2354-5968 Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan mempunyai cirri-ciri umum dan husus. Cirri umum ditandai dengan adanya: (1). Kyai sebagai central figure, (2). Asrama (kampus atau pondok) sebagai tempat tinggal santri dimana masjid sebagai pusarnya. (3). Adanya pendidikan dan pengajaran agama melalui system pengajian (weton, sorogan, dan bandongan). Sedangan cirri umumnya adalah : (1). Kyai yang mengajar dan mendidik, (2). Santri yang belajar dari Kyai, (3). Masjid sebagai tempat untuk menyelenggarakan pendidikan, sholat berjamaah dan sebagainya, (4). Pondok sebagai tempat tinggal para santri. 2. Tujuan Pendidikan Di Pondok Pesantren Tujuan pendidikan di pondok pesantren pada dasarnya untuk pengembangan dakwah islamiyah, dan mendidik para santrinya untuk taat beragama. Berdasarkan hasil keputusan musyawarah atau lokakarya intensifikasi pengembangan pondok pesantren dirjen Bimbingan Kelembagaan Agama islam RI adalah sebagai berikut: a. Tujuan umum Membina warga negara agar berkepribadian muslim sesuai dengan ajaran islam dan menanamkan rasa keagamaan tersebut pada semua segi kehidupan serta menjadikannya sebagai seorang yang berguna bagi agama, masyarakat, dan bangsa. b. Tujuan khusus - Mendidik siswa atau santri anggota masyarakat untuk menjadi seorang muslim yang bertaqwa kepada Allah swt, berakhlak muslim, memiliki kecerdasan, keterampilan, sehat lahir batin,sebagai warga negara yang berpancasila. - Mendidik siswa atau santriuntuk menjadikan manusia muslim sebagaikader-kader ulamak dan mubaligh berjiwa ikhlas, tangguh, dan wiraswasta, dan mengamalkan syariat islam secara utuh dan dinamis. - Mendidik siswa atau santri untuk memperoleh kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan agar dapat menumbuhkan manusiamanusia pembangun dirinya dan bertanggung jawab terhadap pembangunan bangsa dan negara. 3. Problematika Pendidikan Islam Pesantren Pada saat ini umat islam masih ketinggalan jauh dengan orang non
(Hal : 46 – 52)
4.
muslim atau (barat), baik dalam ilmu pengetahuan maupun teknologi. Dan pada umumnya negara islam masih berada diposisi sebagai negara miskin, dan juga sarpras pendidikan yang dimiliki orang islam sangat ketinggalan jauh dengan non muslim. Disisi lain pada zaman iptek sekarang ini umat islam dihadapkan pada permasalahan, bagaimana model ataupun cara kita menjaga konsistensi ajaran islam kepada generasi kita. Oleh karena itu akibat kemajuan zaman sekarang ini lebih komplek permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh pendidikan islam. Sejalan dengan kenyataan tersebut prospek islam dalam menghadapi tantangan zaman ada tiga aspek yaitu : (1). Tantangan social ekonomi, (2). Tantangan sains dan teknologi, (3). Tantangan etis religious. Faktor Pendorong Adanya Reformulasi Dalam konteks makro, hamper semua semua system pendidikan yang ada didunia ini, selalu kalah berpacu dengan perubahan social. Konservatisme pendidikan makin dirasakan sebagai hambatan karena komoditi yang dihasilkan dunia pendidikan selalu kalah berpacu dengan tuntutan perkembangan masyarakat yang dahsyat. Kemelut atau konflik yang dihadapi oleh system pendidikan islam jauh lebih besar jika dibandingkan dengan dilemma yang melanda pendidikan yang tidak dimasukkan di dimensi keagamaan.Olehkarena itu dalam pendidikan terdapat multi paradigm atau dengan kata lain beban yang diemban oleh pendidikan islam mencakup aspek yang sangat komplek, diantaranya: (1). Dimensi intelektual, (2). Dimensi cultural, (3). Dimensi nilai-nilai tradisional, (4). Dimensi keterampilan fisik/jasmani, (5). Dimensi pembinaan kepribadian manusia sendiri. Dan agar seluruh dimensi-dimensi pendidikan tersebut diatas tercapai, maka sangat diperlukan adanya pendidikan yang menyeluruh di pondok pesantren, dengan jalam memformulasikan system pendidikan yang ada. METODE PENELITIAN
Volume 01, Nomor 01, November 2013
48
NUGROHO ~ Jurnal Ilmiah Pendidikan ISSN : 2354-5968 Strategi penelitian yang di gunakan diantaranya adalah (1) Metode Induktif,yaitu suatu proses berfikir berangkat dari fakta-fakta yang husus, peristiwa yang kongkrit kemudian dari fakta atau peristiwa itu ditarik generalisasi yang bersifat umum, (2) Metode Diduktif adalah berangkat dari suatu pengetahuan yang sifatnya umum dan bertitik tolak pada pengetahuan umu, kita hendak menilai satu kejadian husus. Berdasarkan metode ini penulis pergunakan untuk membahas pernyataan yang bersifat umum yang ada kaitannya dengan pokok bahasan kemudian dari pernyataan tersebut ditarik satu kesimpulan yang bersifat husus untuk gambaran yang jelas,(Metode Komparasi) Dengan metode ini penulis pergunakan untuk membandingkan sebagai pendapat tentang suatu masalah, serta untuk membandingkan fenomana atau obyek yang berbeda. Selanjutnya untuk dapat di jadikan landasan berpijak dalam pemecahan permasalahan seperti yang telah di sebukan di atas. PENGUMPULAN DATA (a) Metode Obseevasi yaitu metode penelitian yang dilakukan dengan mengadakan pengindraan kepada obyeknya dengan sengaja dan dengan mengadakan pencatatanpencatatan. Sedang pelaksanaan dari metode observasi ini dapat dilakukan melalui tiga cara (1) Dengan pengamatan langsung yaitu pengamatan yang dilakukan tanpa perantara terhadap obyek yang diteliti.(2) Pengamatan yang tidak langsung yaitu pengamatan yang dilakukan terhadap suatu obyek melalui perantaraan suatu alat atau cara, baik dilakukan dalam situasi sebenarnya maupun tiruan(3) Pertisipan yaitu pengamatan yang dilakukan dengan cara ikut serta ambil bagian atau melibatkan diri dalam situasi obyek yang diteliti. (b) Metode Interview Yaitu metode penyelidikan yang dilakukan dengan jalan Tanya jawav dengan obyeknya, secara
(Hal : 46 – 52) face to face dengan mengadakan pencatatan.Dalam interview ini ada tiga hal yang dapat dilakukan yaiyu (1) Pertanyaan berstruktur yaitu jawaban yang disampaikan olek responden harus sesuai dengan pertanyaan yang disampaikan,(2) Pertanyaan yang tidak berstruktur yaitu jawaban yang disampaikan oleh responden adalah di berkan kebevasan.(3) Pertanyaan vampuran yaitu campuran antara pertanyaan berstruktur dengan pertanyaan tak berstruktur. (c) Metode Dokumentasi Yaitu pengumpulan data verbal yang berbetuk tulisan, sepert yang terdapat dalam surat-surat, catatan harian, kenangan, laporan dal lain sebagainya. Sedang perolehan datanya adalah berdasarkan (1) Latar belakang berdirinya Pondok Pesantren (2) Data mengenai jumlah santri dan latar belakang berdirinya (3) Sistim pendidikan dan perkembangan pondok pesantren. Sedangkan pembuktiannta peneliti menyelidiki bukti-bukti tertulis, sperti buku-buku, sertifikat, majalah, dokumen-dokumen dan lain sebagainya. (d) Metode Angket Yaitu yang juga disebut mail surcey atau cara surat menyurat karena hubungan dengan responden, dilakukan melalui daftar pertanyaan yang dikirimkan kepada responden. Bentunya adalah pertanyaan berstruktur, pertanyaan tak berstrukturdan pertanyaan campuran ANALISIS DATA Setelah data terkumpul, selanjutnya adalah mengklasifikasi data. Walaupun pertanyaannya bersifat kualitatif deskriptif, tetapi data yang diperoleh terdiri dari dua jenis, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data yang bersifat kualitatif akan digambarkan berdasarkan logika dan berdasarkan hasil pengamatan, interview,
Volume 01, Nomor 01, November 2013
49
NUGROHO ~ Jurnal Ilmiah Pendidikan ISSN : 2354-5968 sedangkan data kuantitatif yang berupa data angka diperhitungkan berdasarkan prosentase sebagaimana rumus yang telah peneliti paparkan diatas. F P= X 100% N Keterangan: P = prosentase F = frekuensijawaban N = jumlah responden Untuk mengetahui harga nilai prosentase tersebut, maka ditentukan dengan pedoman skala prosentase sebagai berikut: 1. 100% = seluruhnya 2. 90 – 100% =hamper seluruhnya 3. 60 – 90% = sebagian besar 4. 51 – 59% =lebihdari setengahnya 5. 50% = setengahnya 6. 40 – 49% =hamper setengahnya 7. 10 – 39% = sebagian kecil 8. 1 – 9% = sedikit sekali a. 0% = tidak ada sama sekali HASIL PEMBAHASAN Pondok pesantrenmanapun yang berada di Indonesia terutama pesantren tradisional berdiri melalui beberapa tahapan sehingga menjadi sebuah lembaga pendidikan yang kokoh dengan beberapa komponen pelengkapnya yang memungkinkan disebut sebagai pesantren, termasuk salah satunya pondok pesantren Subulul huda Kembangsawit. Dalamperjalanan sejarahnya pesantren Subulul Huda mengalami beberapaperubahanbaiktujuan, kurikulum,system pendidikan, jumlah santri maupun organisasi maupun sarana dan prasarana. Sejak awal berdirinya, disamping menggunakan metode weton dan sorogan sebagai cirri khas pesantren, pesantren Subulul Huda juga menggunakan system madrasah yang terdiri atas Madrasah Ibtidaiyah salafiyah 6 tahun, Madrasah Tsanawiyah salafiyah 3 tahun, dan setelah proses perjalanan kedua madrasah ini sudah cukup lancar
(Hal : 46 – 52) akhirnya dibentuklah madrasah aliyah salafiyah 3 tahun. Adapun unit pendidikan yang berada di lingkungan pondok pesantren Subulul Huda adalah pendidikan jalur sekolah ( TKA, MI Islamiyah, dan SMPIT), pendidikan jalur luar sekolah (pengajian dengan system jenjang sekolah, sorogan, bandongan, dan diskusi), dan pendidikan ekstrakurikuler ( kursuskursus: seni baca Al-quran, khitobah, menjahit, dan percetakan) disamping kegiatan olah raga dan pramuka. Dalam stuktur kepengurusan pondok pesantren, kedudukan tertinggi ada ditangan pengasuh, kemudian dibawahnya ada dewan, dibawahnya lagia ada ketua umum yang membawahi santri putra dan putrid. Masing-masing ketua dibantu oleh sekretaris, bendahara dan para seksi yang diharapkan bisa membawa dinamikan santri. Adapun sarana dan fasilitas pondok Pesantren Subulul Huda diantaranya adalah sebuah masjid dengan serambi yang sangat luas, dua buah bangunan asrama putra dan putrid yang dilengkapi dapur, WC, dan lampu PLN, koperasi dan 1 kantor, serta tiga buah bangunan gedung madrasah. Terdapat beberapa kegiatan atau latihan yang pernah diikuti PPSH Kembangsawit, antara lain: 1. Diklat penjahitan di Jakarta 2. Diklat perajutan di Jakarta 3. Diklat pembinaan pondok pesantren di Cibubur 4. Munas koperasi di Jakarta 5. Diklat perpustakaan di Jombang 6. Penataran ustadz di Malang, Jombang, dan Jakarta 7. Pertanian di malang 8. Percetakan di Magetan 9. Pramuka di Kediri 10. Kesenian di Surabaya 11. Administrasi pondok pesantren di Jakarta Berdasarkan hasil penyajian data baik melalui table maupun wawancara, dan dari seluruh populasi hasil penelitian kami dapat dinyatakan: 1. Bentuk reformulasi system pendidikan di pondok pesantren Subulul Huda Kembangsawit kebonsari Madiun tahun
Volume 01, Nomor 01, November 2013
50
NUGROHO ~ Jurnal Ilmiah Pendidikan ISSN : 2354-5968
2.
3.
2011/2012, dapat diketahui bahwa nilai kategori A = 15 santri adalah 50%, kategori B = 8 santri adalah 26,6%, dan kategori C = 7 santri adalah 23,3%. Jadi dapat diketahui bahwa bentuk reformulasi system pendidikan di PPSH Kembangsawit Kebonsari kabupaten Madiun sudah baik. Problematika yang dihadapi Pondok Pesantren Subulul Huda Kembangsawit Kebonsari Kabupaten Madiun tahun 2011/2012, dapat diketahui bahwa nilai kategori A = 18 santri adalah 60%, nilai kategori B = 9 santri adalah 30%, dan kategori C = 3 santri adalah 10%, jadi dapat diketahui bahwa ada banyak problematika yang dihadapi dan cara untuk mengatasi pada reformasi system pendidikan di PPSH Kembangsawit. Factor pendorong dan penghambat di Pondok Pesantren Subulul Huda Kembangsawit Kebonsari Kabupaten Madiun Tahun 2011/2012, dapat diketahui bahwa nilai kategori A = 13 santri adalah 43,3%, nilai kategoti B = 10 santri adalah 33,3%, nilai kategori C = 7 santri adalah 23,3%. Jadi dapat diketahui bahwa ada banyak hambatan yang dihadapi dan ada cara untuk mengatasi pada reformulasi system pendidikan pesantren di PPSH Kembangsawit.
SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan peneliti dapat menyimpulkan bahwa reformulasi system pendidikan di PondokPesantrenSubululHudakemba ngsawitkebonsari Kabupaten Madiun sudah cukup baik, dimana pendidikan salafiyah (pengajian kitab dan madrasah diniyah), dipadukan dengan system pendidikan yang diadopsi dari kurikulum pemerintah, serta pendidikan keterampilan. Hal demikian dilakukan dalam rangka mengantisipasi tantangan kemajuan zaman. Hal ini tidak lepas dari
(Hal : 46 – 52) berbagai factor pendukung diantaranya adanya kemauan yang keras dari pengasuh pondok, disamping dari pemerintah dan masyarakat. Sedangkan factor penghambatnya adalah belum serasinya kegiatan pengajian siswa sekolah dengan siswa yang tinggal di pesantren. SARAN Adapun saran yang mungkin dapat dijadikan sebagai pertimbangan bagi aktifitas pondok pesantren Subulul Huda Kembangsawit kebonsari Kabupaten Madiun diantaranya: 1. Kepada Pengasuh dan Pengurus Yayasan Peneliti mengharapkan agar fasilitas pendidikan segera dipenuhi terutama alat-alat peraga dan pengadaan buku perpustakaan, mengingat perpustakaan merupakan jantung dari suatu lembaga pendidikan. 2. Kepada Pengurus Pesantren Peneliti mengharapkan untuk mengingatkan kualitas santri perlu dikembangkan bahasa asing sebagai bahasa komunikasi dalam pesantren terutama bahasa arab, demikian juga untuk meningkatkan pendidikan keterampilan hendaknya diusahakan tenaga pendidik yang ahli, sehingga pelaksanaannya bisa efektif 3. Kepada Santri Peneliti berharap hendaknya peralatan keterampilan yang telah ada dimanfaatkan sedemikian rupa untuk kebutuhan belajar, sehingga nntinya setelah lulus dari pesantren dapat memiliki bekal keterampilan DAFTAR PUSTAKA Al-Qur’andanterjemahan Departemen Agama RI. Yayasan penyelenggara Abdurrahman Shaleh, Pedoman Pembinaan Pondok Pesantren,Proyek Pembinaan dan Bantuan Kepala Pondok Pesantren. Dirjen Lembaga Islam Depag RI.Jakarta. 1082 Agus Sujono, Psikolag Perkembangan. Jakarta.1984
Volume 01, Nomor 01, November 2013
51
NUGROHO ~ Jurnal Ilmiah Pendidikan ISSN : 2354-5968 Ahmad Mutohar, AR Ideologo Pendidikan Pesantren. Pustaka Rizqi Putra. Semarang. 2007 A.Syafi’I Ma’arif. Pendidikan Islam di Indonesia Antara Cipta dan Fakta. Tiara Wacana Al Abrasy, Al Tarbiyah Al Islamiyah. Bulan Bintang . Jakarta. 1987 Aminuddin Rasyi. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia. Depag RI. Jakarta. 1996 Anas Sudiono. Pengantar Statistik Pendidikan t.p Cece Wijaya. Upaya Pembaharuan dalam Pendidikan dan Pengajaran. Bandung. 1998 Penafsiran/Penterjemah Al-qur’an. 1980 Hadari Nawawi. Administrasi Pendidikan. Jakarta. 1987 Hasan Lunggulung, Manusia dan Penididkan. Pustaka Jakarta. 1986 Hiltik Nurcholis, Modernisasi Pesantren. Ciputat Perss Jalaludin Rahmad, Islam Aktual. Mizan. Bandung. 1991 Jujun Surya Sumantri, filsafat Umum. Jakarta. 1985 Karel A. Stebrink, Pesantren Madrasah dan Sekolah LP3ES. Jakarta : 1986 Kasiram, Kapita Selekta Pendidikan. t.p Koentjoroningrat, Metodologi Penelitian Masyarakat. LP3ES. Jakarta : 1985 Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia. Jakarta : 1973 Manfred Ziemek, Pesantren Islamic Building in Social Wondell. Jakarta:1973 Purwandarmita WJS, Kamus Umum Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta:1986 Ridwan Nasir, Mencari Tipologi Pondok Pesnatren di Tengan Arus Perubahan. Pustaka Pelajar 2005 Suharsimi Arikonto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Bina Aksara. Jakarta:1989 Sutrisno Hadi, Metodhologi Research. Yogyakarta: 1984 Team Penyusun BKP3, Peran Pondok Pesantren dalam Pembangunan. Jakarta:1974 Undang-undangan RI No.2 tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Surabaya:1984 Zamakasyari Dhofier, Tradisi Pesantren. LP3ES. Jakarta:1985
(Hal : 46 – 52) Zuhairini, Metode Pendidikan Agama, Usaha Surabaya:1983
Khusus Nasional.
Volume 01, Nomor 01, November 2013
52