NUGROHO - Jurnal Ilmiah Pendidikan ISSN : 2354-5968
(Hal : 32-40 )
MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI KEGIATAN LATIHAN KEWIRAUSAHAAN PADA KELOMPOK B RA ISLAMIYAH JATI SARI KECAMATAN GEGER KABUPATEN MADIUN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 NUNING FARIDA Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini STKIP Doktor Nugroho Magetan
[email protected]
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah metode latihan kewirausahaan dapat meningkatkan kreativitas peserta didik di RA Islamiyah Jati Sari. Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelompok B RA ISLAMIYAH JATI SARI Kecamatan Geger Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan jumlah peserta didik 15 anak. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Dari Penerapan metode latihan kegiatan kewirausahaan yang dilakukan selama dua siklus dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpukan bahwa metode ini berhasil. Prosentase ketuntasan peserta didik pada pra siklus peserta didik yang berkembang sangat baik 0%. Pada siklus I peserta didik berkembang sangat baik 20%. Pada siklus II peserta didik berkembang sangat baik 80%. Berdasarkan uraian tersebut pencapaian ketuntasan belajar pada siklus II yang menunjukan jumlah peserta didik yang berkembang sangat baik menunjukan prosentase 80% k.Sehingga dapat disimpulkan metode latihan kewirausahaan dapat meningkatkan kreativitas anak pada kelompok B RA ISLAMIYAH Jatisari tahun pelajaran 2014/2015. Kata Kunci: Kreativitas, Latihan, Kewirausahaan
ABSTRACT The purpose of this study was to determine whether entrepreneurial training methods can enhance the creativity of the students at RA Islamiyah Jati Sari. Subjects in this study were students in group B RA ISLAMIYAH TEAK SARI Geger District of Madiun district in academic year 2014/2015, the number of students 15 children. Completeness percentage of students at the beginning of the cycle or pre-cycle students are developing very good 0 %. In the first cycle students develop very good 20 %. In the second cycle ISWA is developing very well 80 %. The achievement of mastery learning on the second cycle which shows the number of students is growing very well shows the percentage of 80 %. Based on the above it can be concluded entrepreneurship training methods can enhance children's creativity in group B RA ISLAMIYAH Jatisari the school year 2014/2015. Keywords: Creativity, Training, Entrepreneurship PENDAHULUAN Pendidikan anak usia dini merupakan
bagian yang penting untuk menyiapkan sumber daya manusia di masa datang. Menurut Muhammad (2012: 9) Anak usia dini adalah anak yang berkisar
antara usia 0 – 6 tahun yang memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang luar biasa sehingga memunculkan berbagai keunikan pada dirinya. Pada tahap inilah, masa yang tepat untuk menanamkan nilai – nilai kebaikan yang
32
NUGROHO - Jurnal Ilmiah Pendidikan ISSN : 2354-5968
nantinya diharapkan dapat membentuk kepribadiannya.Pendidikan yang tepat pada anak usia dini akan menjadi landasan bagi anak untuk memasuki pendidikan selanjutnya. Hal ini dikarenakan masa perkembangan anak dalam usia 0-6 tahun merupakan masa kritis atau masa untuk menentukan pembentukan karakter dan kepribadian seseorang. Termasuk juga pengembangan intelegensi hampir seluruhnya terjadi pada usia 0-6 tahun. Anak-anak pada usia di bawah lima tahun memiliki intelegensi laten (potential intelegence) yang luar biasa. Anak-anak memiliki rasa ingin tahu yang besar dan kemampuan untuk menyerap informasi sangat tinggi. Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Menurut Aden (2011: 57) pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan
(Hal : 32-40 )
lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal dan informal. Dalam masa ini, maka orang tua dan guru wajib memulai untuk menggali kreativitas anak. Menurut Utami (2009: 25) kreativitas merupakan kemampuan umum untuk menciptakan sesuatu yang baru, sebagai kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, sebagai kemampuan untuk memberi gagasan – gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat hubungan – hubungan baru antara unsur – unsur yang sudah ada sebelumnya. Kreativitas mulai dengan kemampuan individu untuk menciptakan sesuatu yang baru. Individu yang kreatif memiliki sifat yang mandiri, tidak terikat pada nilai-nilai dan norma-norma umum yang berlaku dalam bidang keahlianya. Dengan kata lain, kreativitas merupakan sifat pribadi seorang individu (dan bukan merupakan sifat sosial) yang dihayati oleh masyarakat yang tercermin dari kemampuanya untuk menciptakan sesuatu yang baru. Dalam pendidikan anak usia dini yang lebih penting adalah bagaimana lingkungan anak baik keluarga, sekolah ataupun masyarakat mampu memberikan stimulasi yang baik pada anak ,sehingga anak bisa bermain sambil belajar yang ideal. Pemberian stimulasi atau pendidikan yang tepat pada anak akan membantu anak untuk mengembangkan kreativitas yang di miliki. Terlebih lagi seiring dengan kemajuan dan perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat menuntut setiap individu untuk memiliki kreativitas yang tinggi sebagai bekal menghadapi semua
33
NUGROHO - Jurnal Ilmiah Pendidikan ISSN : 2354-5968
persoalan di masa mendatang. Mengingat bahwa kreativitas merupakan bakat yang secara potensial di miliki oleh setiap orang , yang dapat ditemukan ( diidentifikasi) dan di pupuk melalui pendidikan yang tepat , maka sekolah terutama harus bisa memberikan pelayanan pendidikan melalui programprogram kegiatan yang bisa menggali munculnya kreativitas anak. Salah satu contoh kegiatan yang bisa di kembangkan adalah latihan kegiatan kewirausahaan. Menurut Suyana (2005: 13) kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (create new and different) melalui berfikir kreatif dan inovatif. Semua orang wirausaha yang sukses (baik dalam pekerjaan dan bisnis) selalu memiliki cara berfikir positif. Cara berpikir ini banyak membantu untuk lebih jeli dalam melihat dan meraih peluang usaha didalam semua kesempatan. Selain memiliki pemikiran yang positif wirausaha juga harus memiliki ambisi atau kemauan yang kuat untuk sukses dalam menjalani sebuah usaha. Ambisi ini yang akan menjadi energi yang mampu membakar semangat seseorang untuk berusaha untuk menjadi yang terbaik dalam mencapai tujuan yang telah mereka tetapkan. Ambisi juga dilengkapi dengan kemampuan untuk bekerjasama dalam sebuah tim, karena semakin besar usaha, semakin perlunya dukungan dari orang lain. Menumbuhkan jiwa kewirausahaan pada diri anak adalah
(Hal : 32-40 )
salah satu cara untuk dapat mengajarkan anak menjadi pribadi yang tangguh, kreatif, mandiri dan mempunyai kecerdasan finansial. Jiwa kewirausahaan bisa ditanamkan pada anak sejak usia dini. Makna Kewirausahaan tidak sekedar kemampuan membuka usaha sendiri. Namun lebih dari itu, kewirausahaan merupakan sebagai momentum untuk mengubah mentalitas, pola pikir dan perubahan sosial budaya ke hal yang lebih matang dan baik. Berdasarkan pengamatan kami peserta didik di RA Islamiyah Jati Sari masih kurang memiliki kreativitas. RA Islamiyah Jati Sari adalah salah satu lembaga pendidikan anak usia dini yang ada di kecamatan Geger Kabupaten Madiun. Kurangnya tingkat kreativitas yang ada di RA Islamiyah Jati Sari ini di tunjukkan dari banyaknya peserta didik yang kurang memiliki kepercayaan diri, kurang mandiri, dan takut mengambil resiko. Melihat kondisi peserta didik di RA Islamiyah Jati sari kecamatan geger kabupaten madiun tersebut maka langkah yang diambil peneliti agar kreativitas anak dapat meningkat dengan baik adalah dengan menggunakan metode latihan kewirausahaan. Oleh karena itu peneliti mengambil judul ”Meningkatkan Kreativitas Anak melalui Metode Latihan Kewirausahaan pada Peserta didik Kelompok B RA Islamiyah Jati Sari Kecamatan Geger Kabupaten Madiun”. Masalah dalam penelitian ini adalah apakah metode latihan kewirausahaan dapat meningkatkan kreativitas anak kelompok B RA Islamiyah Jati Sari? Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
34
NUGROHO - Jurnal Ilmiah Pendidikan ISSN : 2354-5968
apakah metode latihan kewirausahaan dapat meningkatkan kreativitas anak didik kususnya di RA Islamiyah Jati Sari. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah terutama untuk pihak sekolah agar bisa meningkatkan variasi metode belajar dalam menggali kreativitas anak. Di samping itu, di harapkan pula dengan penelitian ini peneliti dapat menambah ilmu pengetahuan tentang peningkatan kreativitas. Peningkatan kreativitas anak usia dini memang harus di awali dari sebuah pendidikan. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di RA Islamiyah Jati Sari Kecamatan Geger Kabupaten Madiun kelompok B tahun akademik 2014/2015, pelaksanakan penelitian mulai bulan februari 2015 sampai bulan mei 2015. Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelompok B RA ISLAMIYAH JATI SARI Kecamatan GEGER Kabupaten MADIUN Tahun Pelajaran 2014/2015, dengan jumlah peserta didik 15 anak yang terdiri dari 8 peserta didik perempuan dan 7 peserta didik laki-laki. Penelitian ini termasuk jenis penelitian tindakan kelas. Kemmis dan Taggart (dalam Suharsimi Arikunto, 2010: 130-131) menjelaskan bahwa, penelitian tindakan kelas berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklusnya meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum
(Hal : 32-40 )
masuk pada siklus 1 dilakukan refleksi dari pra siklus untuk mencari permasalahan yang menjadi penghambat tercapainya tujuan pembelajaran. Sumber Data Data penelitian yang dikumpulkan berupa informasi tentang kreativitas anak yang dibentuk melalui kegiatan latihan kewirausahaan, data penelitian itu dikumpulkan dari observasi dengan menggunakan lembar observasi, wawancara dengan kepala sekolah dan guru serta dokumentasi. Berikut kami tampilkan lembar observasi Tabel 1. lembar observasi Kriteria Penilaian No
1
2
3
4
Indikator
Ket
Ketrampilan berkomunikasi dengan teman Kemampuan untuk kerja sama dengan teman Kreatif dalam menentukan produk yang dijual Kemampuan untuk menjual produk
Keterangan;
Simbol : Artinya anak berkembang sangat baik atau optimal (BSB) Simbol : Artinya anak berkembang sesuai harapan (BSH) Simbol : Artinya anak mulai berkembang (MB) Simbol : Artinya anak belum berkembang (BB)
35
NUGROHO - Jurnal Ilmiah Pendidikan ISSN : 2354-5968
Penelitian ini dikatakan berhasil jika jumlah peserta didik yang berkembang sangat baik dan berkembang sesuai harapan sebesar 75% dari total peserta didik yang ada di dalam kelas. Berikut kami tampilkan prosedur perhitungan dan Indikator dan penilaian: Ν = Σ peserta didik BSB dan BSH x 100
Σ Peserta didik
Teknik Analisis Data Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 282) dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ada dua jenis data yang dapat dikumpulkan peneliti yaitu : a. Data Kuantitatif (nilai hasil belajar peserta didik) dapat dianalisis secara deskriptif, peneliti menggunakan analisis statistik deskriptif, contoh mencari nilai rata-rata. b. Data Kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang ekspresi peserta didik tentang tingkat pemahaman terhadap suatu mata pelajaran, perhatian, antusias, kepercayaan diri, motifasi belajar, dll dapat dianalisis secara kualitatif. Analisis data dalam penelitian ini
menggunakan tehnik analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif yaitu penelitian ini tidak terfokus pada angka tapi pada gambaran kejadian yang berlangsung di lapangan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pra Siklus Sebelum melakukan penelitian, peneliti mengambil sampel kondisi awal peserta didik TK B RA ISLAMIYAH JATI SARI Kecamatan GEGER Kabupaten MADIUN Tahun Pelajaran 2014/2015,
(Hal : 32-40 )
Kondisi awal (Pra Siklus) adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan sebelum penelitian ini dilakukan. Kegiatan pembelajaran tersebut dilakukan dengan perencanaan dan pelaksanan seperti biasanya sebelum peneliti masuk. Hal ini dilakukan untuk memberikan gambaran hasil pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan sebelum pembelajaran. Hasil pengamatan pada Pra siklus dijadikan sebagai pembanding dari hasil pembelajaran pada siklus I dan siklus II. Tabel 2. Hasil Observasi Pra Siklus Be
Berke
lum
Mulai
mbang
Ber
Berkem
Sesuai
Ta
kem
bang
Hara
hap
bang
(MB)
pan
(BB)
Berke mbang Sangat Baik
(BSH)
(BSB)
F %
F %
F
%
F
%
8 53,3
4 26,7
3
20
0
0
Pra Sik lus
Dari hasil pengamatan diperoleh data peserta didik belum berkembang berjumlah 8 anak dengan prosentase 53,3%, peserta didik yang mulai berkembang berjumlah 4 anak dengan prosentase 26,7%, dan peserta didik yang berkembang sesuai harapan berjumlah 3 anak dengan prosentasi 20%, sedangkan peserta didik berkembang sangat baik belum ada sama sekali.
36
NUGROHO - Jurnal Ilmiah Pendidikan ISSN : 2354-5968
(Hal : 32-40 )
Hasil Penelitian Siklus I Langkah-langkah yang dilakukan pada siklus I adalah: a. Tahap Perencanaan 1) Guru atau Pengajar bekerjasama dengan peneliti membuat RKH menetapkan urutan materi pembelajaran dan cakupannya. 2) Menetapkan bahwa dalam kegiatan pembelajaran ini menggunakan metode latihan kegiatan berwirausaha. 3) Membuat lembar observasi untuk mengamati aktifitas anak didik, dan kegiatan pembelajaran. 4) Menggunakan halaman sekolah sebagai tempat belajar. b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Pada tahap ini, peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan yang telah direncanakan. Peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan metode latihan kewirausahaan c. Tahap Pengamatan/Observasi Hasil pengamatan kegiatan pembelajaran terhadap peserta didik yang diminta untuk menentukan produk yang dijual, menawarkan barang atau produk, maupun menghitung produk yang terjual dengan metode latihan berwirausaha yang telah diperintahkan peneliti pada siklus I memperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 3. Hasil Observasi Siklus I
Tahap
Siklus I
Belum Berkem bang (BB)
Mulai Berkem bang (MB)
Berke mbang Sesuai Harapa n (BSH)
Berke mbang Sangat Baik (BSB)
F %
F
%
F
%
F
%
3 20
2
13. 3
7
46. 7
3
2 0
Dari hasil observasi pada siklus I dapat diketahui peningkatan kemampuan anak dari jumlah anak yang belum berkembang pada kondisi awal/pra siklusl ada 8 anak, pada siklus I jumlah anak yang belum berkembang hanya tinggal 3 anak dengan prosentase (20%), jumlah anak yang mulai berkembang pada kondisi awal/pra siklus ada 4 anak pada siklus I menjadi 2 anak dengan prosentase (13.3%) jumlah anak yang berkembang sesuai harapan pada kondisi awal/pra siklus ada 3 anak sedangkan pada siklus I menjadi 7 anak dengan prosentase (46.7%) dan jumlah anak yang berkembang sangat baik/ optimal pada kondisi awal/pra siklus yang mulanya tidak ada meningkat menjadi 3 anak dengan prosentase (20%) pada siklus I. d. Tahap Refleksi Setelah dilakukan pengamatan pada siklus I, peneliti mendapatkan hasil observasi seperti yang tertera diatas, kondisi anak berubah setelah dilakukan penelitian pada siklus I, namun hasil yang diperoleh belum mencapai ketuntasan seperti yang diharapkan pada indikator keberhasilan dalam penelitian ini. Untuk itu kekurangan yang terjadi pada siklus I akan dilanjutkan pada siklus II, dengan perbaikan-perbaikan di dalamnya. Berikut perbaikan yang dilakukan peneliti pada siklus II Hasil penelitian siklus II a. Tahap Perencanaan Sebelum melakukan pembelajaran peneliti melakukan diskusi dengan guru kelas tentang permasalahan baru yang timbul pada siklus I, hasil refleksi pada siklus I dijadikan dasar menyusun rencana perbaikan pembelajaran di RKH pada siklus II. b. Tahap Pelaksaan Tindakan Pada tahap ini, peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan yang telah direncanakan. Peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan metode yang sama pada siklus I, bedanya pada siklus
37
NUGROHO - Jurnal Ilmiah Pendidikan ISSN : 2354-5968
(Hal : 32-40 )
I anak mengerjakan tugas secara individu, sedangkan pada siklus II anak mengerjakan tugas secara berkelompok. c. Tahap Pengamatan atau Observasi Hasil pengamatan dari siklus II tentang kreativitas anak pada saat pembelajaran dengan menggunakan metode latihan berwirausaha dapat dilihat perubahan yang terjadi pada anak saat siklus I dan pada siklus II. Pengamatan berdasarkan kemampuan anak secara individu pada siklus I dan kemampuan anak secara berkelompok pada siklus II, maka diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4. Hasil Observasi Siklus II
Tahap
Siklus II
untuk dapat mengetahui kemampuan anak didik dalam pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus II. Hasil tersebut digunakan untuk menentukan tindakan pada siklus berikutnya apakah perlu melakukan siklus III atau cukup berhenti pada siklus II saja. Setelah dilakukan pengamatan pada siklus I dan siklus II, terjadi peningkatan jumlah anak yang mampu mencapai ketuntasan dalam mencapai indikatorindikator penilaian. Peningkatan kemampuan pada anak didik ini membuktikan bahwa peneliti berhasil melakukan penelitian pada anak didik.
Belum Berkem bang (BB)
Mulai Berkem bang (MB)
Berkem bang Sesuai Harapa n (BSH)
Berkem bang Sangat Baik (BSB)
F
%
F
%
F
%
F
0
0
1
6.7
2
13.
1
3
2
Dari hasil observasi pada siklus II dapat diketahui bahwa jumlah anak yang belum berkembang sudah tidak ada sama sekali, sedangkan jumlah anak yang mulai berkembang ada 1 anak dengan prosentase (6.7%), jumlah anak yang dapat berkembang sesuai harapan ada 2 anak dengan prosentase (13.3%) dan jumlah anak yang berkembag sangat baik/optimal meningkat dari 3 anak di siklus I menjadi 12 anak dengan prosentase (80%) pada siklus II. d.
yang telah dilaksanakan. Pada tahap ini, tim peneliti dan guru berusaha
Tahap Refleksi
Setelah data observasi dianalisis, peneliti bersama pengajar melakukan refleksi data terhadap kegiatan pembelajaran
%
80
Pembahasan Upaya peningkatan kreativitas melalui metode latihan kewirausahaan pada RA ISLAMIYAH sudah sesuai dengan harapan peneliti maupun guru kelas. Prosentase kemampuan anak dalam mengikuti kegiatan dari mulai studi awal sampai pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus I dan siklus II dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 5. Hasil Refleksi Pra Siklus, Siklus I, Siklus II
Ta hap
Pra Si klus Si klus I Si klus II
Belum Ber kemba ng (BB)
Mulai Berkem bang (MB)
Berkem bang Sesuai Harapan (BSH)
Berkem bang Sangat Baik (BSB)
F
%
F
%
F
%
F
%
8
5 3, 3
4
26 ,7
3
20
0
0
3
2 0
2
13 .3
7
46. 7
3
2 0
0
0
1
6. 7
2
13. 3
1 2
8 0
38
NUGROHO - Jurnal Ilmiah Pendidikan ISSN : 2354-5968
Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa tingkat kemampuan anak dalam meningkatkan kreativitasnya mengalami peningkatan yang sangat siknifikan. Dari kondisi awal/pra siklus jumlah anak yang berkembang sangat baik/optimal. Anak yang berkembang sangat baik/optimal dari siklus I berjumlah 3 anak dengan prosentase (20 %), meningkat pada siklus II menjadi 12 anak dengan prosentase (80 %). Dapat kita lihat pula pada siklus II Jumlah anak yang berkembang sangat baik/optimal memenuhi krteria ketuntasan dalam belajar, prosentase keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode latihan berwirausaha. Prosentasenya adalah sebagai berikut: anak yang berkembang sangat baik/optimal berjumlah 12 anak dengan prosentase (80 %). Berikut kami sajikan gambar diagram frekuensi dan prosentase:
Pra siklus
siklus I siklus II 8
12 7
4
3
3
2 0
BB
MB
3
2
1
0 BSH
BSB
Gambar 1. Frekuensi Refleksi Pra Siklus, Siklus I, Siklus II
(Hal : 32-40 )
Pra siklus
siklus I 80%
siklus II 53.3%
46.7%
26.7% 20% 20% 20% 13.3% 13.3% 6.7% 0% 0% BB
MB
BSH
BSB
Gambar 2. Prosentase Refleksi Pra Siklus, Siklus I, Siklus II
PENUTUP Simpulan Penerapan metode latihan kewirausahaan untuk meningkatkan kreativitas peserta didik pada kelompok B RA ISLAMIYAH Jatisari, dengan hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpukan bahwa metode ini berhasil. Prosentasi ketuntasan peserta didik pada siklus awal atau pra siklus peserta didik yang berkembang sangat baik 0% sama dengan 0. Pada siklus I peserta didik berkembang sangat baik 20% sama dengan 3 anak. Pada siklus II peserta didik berkembang sangat baik 80% sama dengan 12 anak. Berdasarkan uraian di atas Pencapaian ketuntasan belajar pada siklus II yang menunjukan jumlah peserta didik yang berkembang sangat baik menunjukan prosentase 80% sama dengan 12 peserta didik. Sehingga dapat disimpulkan metode kegiatan latihan Kerwirausahaan dapat meningkatkan kreativitas anak pada
39
NUGROHO - Jurnal Ilmiah Pendidikan ISSN : 2354-5968
kelompok B RA ISLAMIYAH Jatisari tahun pelajaran 2014/2015. Saran 1. Untuk memaksimalkan peningkatan kreativitas peserta didik sebaiknya sekolah membuat jadwal rutin untuk latihan kegiatan kewirausahaan setiap seminggu sekali
(Hal : 32-40 )
Suyana 2005. Kewirausahaan: Pedoman Praktis, Kiat dan Proses menuju Sukses. Jakarta: Salemba Empat Suharsimi.A. 2010. Prosedur Penelitian - Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
2. Guru diharapkan bisa berinovasi dalam memberikan materi pembelajaran tentang latihan kegiatan kewirausahaan terhadap peserta didik. 3. Saat kegiatan latihan kewirausahaan berlangsung guru selalu memantau dan mendampingi peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA Aden.R. 2011. Serba – Serbi Pendidikan Anak. Yogyakarta: SIKLUS Andhika,I.2012. Pengembangan Kreativitas Anak untuk Menanamkan Nilai Kewirausahaan untuk Peningkatan berfikir Kreatif pada RA. Radhatul Islam Surabaya. No. 1 Volume 2 Muhammad.F. 2012. Desain Pembelajaran PAUD. Yogyakarta: AR-RUZZ Media Utami.M. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta Margaretha. 2006. Kewirausahaan(Enterpreneurship): Pendekatan Magemen dan praktik.Yogyakarta: Graha Ilmu
40