“KEGURU: Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar” ISSN 2579-9916 (Online) ISSN 2579-9886 (Cetak)
Hal. 14-27
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Kemampuan Melambungkan, Melempar, Menangkap, Memukul Bola Dan Berlari Pada Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan Untuk Siswa Kelas 5 Sdn Patengteng 1 Modung Kabupaten Bangkalan Suwaji Dinas Pendidikan Bangkalan E-mail:
[email protected]
Abstract Initial survey in Grade 5 SDN Patengteng 1 Bangkalan District conducted in the academic year 2015/2016 shows that many students still have difficulties in understanding the subjects of Physical Education Sport and Health, so the formulation of problems in this PTK is Do effort to implement cooperative learning type jigsaw Can improve student learning outcomes in the subjects of Physical Education Sport and Health in Class 5 SDN Patengteng 1 Modung Kabupaten Bangkalan? This research was conducted in Class 5 SDN Patengteng 1 Modung Kabupaten Bangkalan, the number of Grade 5 students as many as 24 students, the condition of this student specificity allows the level of ability and absorption of the students vary greatly. The researcher was a Physical Education Teacher of Sport and Health at SDN Patengteng 1 Modung Kabupaten Bangkalan, the findings of the research were the results of the action research conducted found the answer that the average score that does not use Jigsaw Type Cooperative Learning reaches 67.3. Classical mastery in cycle I using Jigsaw Type Co-operative Learning reaches 70%. Students who did not complete in cycle I as many as 8 children followed by cycle II is known the average value in cycle II as much as 74, in the third cycle rose to 79. Presentation of classical completeness rose from 80% to 100%. This proves that there is a significant improvement in learning outcomes in the use of Jigsaw Type Co-operative Learning. Keywords: Cooperative, Jigsaw, Sport, Elementary School.
Abstrak Survei awal di Kelas 5 SDN Patengteng 1 Kabupaten Bangkalan yang dilakukan pada tahun pelajaran 2015 / 2016 menunjukkan bahwa siswa masih banyak yang mengalami kesulitan dalam memahami mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, sehingga rumusan masalah dalam PTK ini adalah Apakah upaya melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan di Kelas 5 SDN Patengteng 1 Modung Kabupaten Bangkalan ? Penelitian ini dilakukan di Kelas 5 SDN Patengteng 1 Modung Kabupaten Bangkalan, jumlah siswa Kelas 5 sebanyak
14 |K E G U R U
“KEGURU: Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar” ISSN 2579-9916 (Online) ISSN 2579-9886 (Cetak)
Hal. 14-27
24 siswa, kondisi kekhususan siswa ini memungkinkan tingkat kemampuan dan daya serap siswa tersebut sangat bervariasi. Peneliti adalah Guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan di SDN Patengteng 1 Modung Kabupaten Bangkalan, hasil temuan penelitian adalah Hasil penelitian tindakan yang dilakukan ditemukan jawaban bahwa nilai rata-rata yang tidak menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw mencapai 67,3. Ketuntasan klasikal pada siklus I yang menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw mencapai 70 %. Siswa yang tidak tuntas pada siklus I sebanyak 8 anak diikuti tindakan siklus II diketahui nilai rata-rata pada siklus II sebanyak 74, pada siklus III naik menjadi 79. Presentasi ketuntasan klasikal naik dari 80 % menjadi 100 %. Hal ini membuktikan bahwa adanya sebuah peningkatan hasil belajar yang signifikan dalam penggunaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw. Kata Kunci: Koperatif, Jigsaw, Olahraga, Sekolah Dasar. I.
Pendahuluan Dalam proses belajar, anak belajar dari pengalaman sendiri, mengkonstruksi pengetahuan kemudian memberi makna pada pengetahuan itu. Melalui proses belajar yang mengalami sendiri, menemukan sendiri, secara berkelompok seperti bermain, maka anak menjadi senang, sehingga tumbuhlah minat untuk belajar, khususnya belajar Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan diperlukan berbagai keterampilan, diantaranya keterampilan mengajar. Keterampilan mengajar yang sangat berperan dan menentukan kualitas pembelajaran, yaitu keterampilan bertanya, memberi penguatan, mengadakan variasi, menjelaskan, membuka dan menutup pelajaran, membimbing diskusi kelompok kecil, mengelola kelas, serta mengajar kelompok kecil dan perorangan. Dari uraian diatas juga terjadi di dalam Kelas 5 SDN Patengteng 1 Modung Kabupaten Bangkalan , karena informasi tersebut yang kami dapat dari laporan para guru yang mengajar dikelas tersebut maka peneliti melakukan survei awal di Kelas 5 SDN Patengteng 1 Kabupaten Bangkalan yang dilakukan pada tahun pelajaran 2015 / 2016 menunjukkan bahwa siswa masih banyak yang mengalami kesulitan dalam memahami mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Berbagai hasil dari pengamatan sementara yang telah dilakukan pada siswa kelas Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan ketika diberikan soal-soal yang berkaitan dengan materi Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan kebanyakan nilai rata-ratanya yang diperoleh siswa tidak tuntas belajar. Hal itu menunjukkan masih kurang optimalnya dalam penguasaan materi Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Salah satu yang perlu diupayakan dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan yang digunakan untuk membantu para guru dalam memberikan materi pembelajaran kepada siswa Kelas 5 SDN Patengteng 1 Modung Kabupaten Bangkalan adalah dengan menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw. Dengan metode ini diharapkan hasil belajar siswa lebih aktif, kreatif dan timbul rasa senang sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas 5 pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan di SDN Patengteng 1 Modung Kabupaten Bangkalan. 15 |K E G U R U
“KEGURU: Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar” ISSN 2579-9916 (Online) ISSN 2579-9886 (Cetak)
Hal. 14-27
Berdasarkan permasalahan selama ini yang dihadapi oleh siswa Kelas 5 SDN Patengteng 1 Modung Kabupaten Bangkalan adalah rendahnya penguasaan materi Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Maka pertanyaan penelitian yang dapat diungkap adalah : 1. Apakah upaya melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan di Kelas 5 SDN Patengteng 1 Modung Kabupaten Bangkalan ? 2. Sejauhmanakah kemampuan penguasaan materi siswa pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan di Kelas 5 SDN Patengteng 1 Modung Kabupaten Bangkalan melalui pembelajaran kooperatif tipe jigsaw? Tujuan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah: 1. Meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan di Kelas 5 SDN Patengteng 1 Modung Kabupaten Bangkalan melalui pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. 2. Meningkatkan kemampuan penguasaan materi siswa pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan di Kelas 5 SDN Patengteng 1 Modung Kabupaten Bangkalan melalui pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Penelitian ini bermanfaat bagi siswa, guru dan sekolah sebagai berikut : a. Manfaat bagi siswa : 1. Memberikan sajian pembelajaran yang menarik dan memperhatikan modalitas belajar siswa. 2. Dapat meningkatkan hasil belajar siswa melalui pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. 3. Dapat menumbuhkan semangat yang tinggi untuk belajar khususnya dikalangan siswa (peserta didik) b. Manfaat bagi guru : 1. Menentukan alternatif model pembelajaran yang mampu meningkatkanmotivasi belajar dan hasil belajar siswa. 2. Mengatasi problema pembelajaran yang selama ini banyak dikeluhkan terutamaberkaitan denganketidak berhasilan pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan c. Manfaat bagi sekolah : 1. Memberikan masukan bagi sekolah untuk meningkatkan kualitas dan hasil belajar siswa. 2. Sebagai sarana pemberdayaan untuk meningkatkan kerjasama dan kreativitas guru. Sedangkan ruang lingkup penelitian ini adalah Kelas 5 SDN Patengteng 1 Modung Kabupaten Bangkalan dengan jumlah siswa yaitu 24 anak pada tahun pelajaran 2015/2016. II. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kelas 5 SDN Patengteng 1 Modung Kabupaten Bangkalan, jumlah siswa Kelas 5 sebanyak 24 siswa, kondisi kekhususan siswa ini memungkinkan tingkat kemampuan dan daya serap siswa tersebut sangat bervariasi. 16 |K E G U R U
“KEGURU: Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar” ISSN 2579-9916 (Online) ISSN 2579-9886 (Cetak)
Hal. 14-27
Peneliti adalah Guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan di SDN Patengteng 1 Modung Kabupaten Bangkalan. Observasi penelitian ini dilakukan secara langsung pada saat pada Kompetensi Dasar : Mempraktekkan gerak dasar dalam permainan bola kecil sederhana dengan peraturan yang dimodifikasi, serta nilai kerjasama tim, sportifitas dan kejujuran. Penelitian ini dilakukan selama DUA bulan, yaitu mulai bulan September 2015 sampai dengan Desember 2015, melalui tiga siklus. Pada setiap siklus menggunakan langkah kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi kegiatan. Dari beberapa kegiatan pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan di Kelas 5 SDN Patengteng 1 Modung Kabupaten Bangkalan ini telah tampak pada tabel di bawah ini : Tabel 2.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian Program Penyusunan Proposal Persiapan Penelitian, Pelaksanaan Penelitian, Siklus I, dan Siklus II Siklus III, Analisa Data, dan Penyimpulan Data Laporan
Bulan
Minggu
September Oktober Oktober Desember
3 dan 4 1, 2, 3, dan 4 1
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (class action research) dengan tiga siklus. Pelaksanaan tiap-tiap siklus melalui tahapan sebagai berikut : Planning, Acting, Observasi, Refleksi. Alur pelaksanaan PTK dapat dijelaskan pada gambar berikut : Permasalahan
Plainning 1
Acting
Siklus I Terselesaikan
Refleksi
Observasi
Plainning 2
Acting
Siklus II Terselesaikan
Refleksi
Observasi
Plainning 3
Acting
Siklus III Refleksi
Observasi
Gambar 1 Alur Penelitian Tindakan Kelas
17 |K E G U R U
“KEGURU: Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar” ISSN 2579-9916 (Online) ISSN 2579-9886 (Cetak)
Hal. 14-27
Dari keterangan gambar di atas diterangkan sebagai berikut: A. Siklus I 1. Perencanaan a. Identifikasi masalah dan penetapan alternative pemecahan masalah. b. Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses belajar c. Menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar. d. Menentukan skenario pembelajaran e. Mempersiapkan sumber, bahan, dan alat bantu yang dibutuhkan. f. Mengembangkan format evaluasi. g. Mengembangkan format observasi pembelajaran. 2. Tindakan a. Menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario pembelajaran. b. Siswa membaca materi yang terdapat pada buku sumber. c. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi yang dipelajari. d. Siswa membahas materi pokok yang sudah dipersiapkan oleh guru. 3. Pengamatan a. Melakukan observasi dengan memakai format observasi yang sudah disiapkan yaitu dengan catatan anekdot untuk mengumpulkan data. b. Menilai hasil tindakan dengan menggunakan format pembahasan materi. 4. Refleksi a. Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan meliputi evaluasi mutu, jumlah dan waktu dari setiap macam tindakan. b. Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evalusi tentang scenario pembelajaran. c. Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi, untuk digunakan pada siklus berikutnya. B. Siklus II 1. Perencanaan a. Identifikasi masalah yang muncul pada siklus I dan belum teratasi dan penetapan alternative pemecahan masalah. b. Menentukan indikator pencapaian hasil belajar. c. Pengembangan program tindakan II. 2. Tindakan Pelaksanaan program tindakan II yang mengacu pada identifikasi masalah yang muncul pada siklus I, sesuai dengan alternative pemecahan masalah yang sudah ditentukan, antara lain melalui: a. Guru melakukan appersepsi. b. Siswa yang diperkenalkan dengan materi yang akan dibahas dan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran. c. Siswa mendiskusikan materi yang diberikan oleh guru. d. Siswa bertanya tentang pada guru tentang bentuk belajar kelompok. e. Siswa menceritakan materi Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan pada kelompoknya masing-masing. f. Siswa memahami materi dan hasilnya untuk ditanyakan pada guru. 18 |K E G U R U
“KEGURU: Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar” ISSN 2579-9916 (Online) ISSN 2579-9886 (Cetak)
Hal. 14-27
3. Pengamatan (Observasi) a. Melakukan observasi sesuai dengan format yang sudah disiapkan dan mencatat semua hal-hal yang diperlukan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. b. Menilai hasil tindakan sesuai dengan format yang sudah dikembangkan. 4. Refleksi a. Melakukan evaluasi terhadap tindakan pada siklus II. b. Membahas hasil evaluasi tentang scenario pembelajaran pada siklus II. c. Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai dengan hasil evaluasi untuk digunakan pada siklus III. d. Evaluasi tindakan II. C. Siklus III 1. Perencanaan a. Identifikasi masalah yang muncul pada siklus II yang belum teratasi dan penetapan alternative pemecahan masalah. b. Menentukan indikator pencapaian hasil belajar. c. Pengembangan program tindakan III. 2. Tindakan Pelaksanaan program tindakan III yang mengacu pada identifikasi masalah yang muncul pada siklus II, sesuai dengan alternative pemecahan masalah yang sudah ditentukan, antara lain melalui: a. Guru melakukan appersepsi. b. Siswa yang diperkenalkan dengan materi yang akan dibahas dan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran. c. Siswa menceritakan materi Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan yang barkaitan dengan tugas dan fungsi pemerintah. d. Siswa melakukan kerja kelompok sesuai dengan materi. 3. Pengamatan (Observasi) a. Melakukan observasi sesuai dengan format yang sudah disiapkan dan mencatat semua hal-hal yang diperlukan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. b. Menilai hasil tindakan sesuai dengan format yang sudah dikembangkan. 4. Refleksi a. Melakukan evaluasi terhadap tindakan pada siklus III berdasarkan data yang terkumpul. b. Membahas hasil evaluasi tentang scenario pembelajaran pada siklus III. c. Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai dengan hasil evaluasi untuk digunakan pada siklus III 5. Evaluasi tindakan III Dalam penelitian ini digunakan tes setelah mendapat perlakuan (postest) untuk mengetahui sejauh mana tingkat ketuntasan belajar siswa terhadap materi yang telah diberikan dan diajarkan oleh gurunya. Teknik analisa data merupakan unsur yang sangat penting dalam setiap kali melakukan penelitian. Semua data yang telah terkumpul tidak akan berarti kalau tidak diadakan penganalisaan. Hasil dari penganalisaan akan memberikan gambaran, arah serta tujuan dan maksud penelitian 19 |K E G U R U
“KEGURU: Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar” ISSN 2579-9916 (Online) ISSN 2579-9886 (Cetak)
Hal. 14-27
Penelitian ini menggunakan analisa statistik sederhana, yaitu dengan analisa diskriptif. Analisa diskriptif adalah model analisa dengan cara membandingkan rata-rata persentasenya, kemudian kenaikan rata-rata pada setiap siklus. Disini yang dianalisa yaitu tentang hasil ulangan pada tiap siklus. Dari hasil ulangan tersebut, dapat ditafsirkan tentang ketuntasan belajar siswa. Dalam penelitian ini untuk ketuntasan belajar siswa individu maupun klasiklal digunakan pedoman ketuntasan siswa, sebagai berikut : a. Ketuntasan Perorangan. Seorang siswa dikatakan berhasil (mencapai ketuntasan) belajar bila telah mencapai taraf penguasaan minimal 70 % atau dengan nilai 70. b. Ketuntasan Klasikal Suatu kelas dikatakan telah berhasil (mencapai ketuntasan belajar) jika paling sedikit 85 % data jumlah siswa dalam kelas tersebut telah mencapai ketuntasan perorangan. III. Hasil Dan Pembahasan Berdasarkan hasil kemampuan belajar yang dicapai siswa dalam penelitian ini didasarkan dari penggunaan metode pembelajaran yang dipakai di dalam proses belajar mengajar. Penggunaan metode pembelajaran tersebut terbagi dalam dua jenis yaitu, (1) Sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan (2) Sesudah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, di mana untuk dapat mencapai dan menjawab tujuan dalam penelitian ini, maka sampel yang diteliti adalah Kelas 5 SDN Patengteng 1 Modung Kabupaten Bangkalan yang berjumlah 24 siswa. Dari hasil tes inilah yang akan digunakan sebagai penguat data tersebut kita dapat mengetahui nilai penguasaan materi siswa pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, sehingga data yang disajikan adalah nilai rata-rata dari hasil tes. Dan teknik ini digunakan dengan alasan untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel mengenai variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini. Secara rinci jawaban siswa terhadap pertanyaan mengenai hasil tes akan dipaparkan dalam bentuk dalam tabel sebagai berikut : Tabel 3.1 Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Sebelum Menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw di Kelas 5 SDN Patengteng 1 Modung Kabupaten Bangkalan Nilai No Nama Siswa Ulangan 1 Ulangan 2 Rata-rata 1 Achmad M Syaifullah 55 61 58 2 Achmadi Shofil Fajar 62 67 64.5 3 Ahmad Ismawan 71 75 73 4 Alif Putra Paring Gusti 62 68 65 5 Anastasya Mahendra Putri 72 76 74 6 Aricha Koirunisa 69 77 73 7 Ayu Adelia Miartama 55 63 59 8 Cahyo Agum Wicaksono 68 74 71 9 Dewi Anisah Putri S 67 75 71 10 Elsa Khusnul Khotimah 60 69 64.5 20 |K E G U R U
“KEGURU: Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar” ISSN 2579-9916 (Online) ISSN 2579-9886 (Cetak)
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Farah Zakiyah Alyda A Ferdiyansyah Wahyu Firna Firdaus Gading Kusuma Angraeni Harlambang Wahyu Husnik Maulidya Kevin Arloya Warhdana Litasya Maziyatul Athiyah M. Afifuzaki Yoga Alif M. Naufal Adinata Melati Pengestu Ayu P Moch. Biondi Panji K Moh. Hazmi Auzan Moh. Iqbal Millyniawan P
Rata-rata
Hal. 14-27
55 62 71 62 72 69 55 68 67 60 55 62 71 62
61 67 75 68 76 77 63 74 75 69 61 67 75 68
58 64.5 73 65 74 73 59 71 71 64.5 58 64.5 73 65
64,1
70,5
67,3
Sumber: Lampiran Berdasarkan data tabel tersebut di atas, maka diketahui bahwa rata-rata hasil belajar siswa yang menerima pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di kelas nilai rata-rata ulangan harian siswa adalah 67,3. Bagian ini akan menyajikan data siswa terhadap variabel-variabel yang diteliti yaitu variabel penggunaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan dengan siswa sebelum menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw oleh siswa dan variabel hasil belajar Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, maka data penelitian yang dikumpulkan dengan menggunakan instrumen penelitian, serta sumber data dokumentasi yang digunakan untuk mengetahui nilai hasil belajar siswa. Sedangkan dalam penelitian ini untuk mengetahui hasil belajar siswa pada materi Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan pada kompetensi dasar Mempraktekkan gerak dasar dalam permainan bola kecil sederhana dengan peraturan yang dimodifikasi, serta nilai kerjasama tim, sportifitas dan kejujuran. melalui pembelajaran berdasarkan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dengan mengadakan test. Berdasarkan keterangan di atas terhadap instrumen yang diajukan mengenai keberadaan siswa dalam penggunaan putaran siklus, maka pada tabelberikut akan dikemukakan hasil nilai mengenai hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan dalam penggunakan siklus adalah sebagai berikut: Tabel 3.2 Perbandingan Nilai dan Persentase Ketuntasan Belajar Siklus I-III Pembelajaran dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Kelas 5 Semester I Tahun Pelajaran 2015/2016 Putaran I Putaran II Putaran III Nama Nilai Tuntas Nilai Tuntas Nilai Tuntas Achmad Maulana S 75 T 80 T 80 T Achmadi Shofil F 70 T 85 T 80 T Ahmad Ismawan 55 TT 70 T 80 T 21 |K E G U R U
“KEGURU: Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar” ISSN 2579-9916 (Online) ISSN 2579-9886 (Cetak)
Hal. 14-27
Alif Putra Paring G 70 T 75 T 80 T Anastasya Mahendra 55 TT 65 TT 75 T Aricha Koirunisa 70 T 80 T 80 T Ayu Adelia M 70 T 75 T 80 T Cahyo Agum W 70 T 75 T 80 T Dewi Anisah Putri S 70 T 75 T 80 T Elsa Khusnul K 55 TT 60 TT 75 T Farah Zakiyah A A 75 T 80 T 80 T Ferdiyansyah W 70 T 85 T 80 T Firna Firdaus 55 TT 70 T 80 T Gading Kusuma A 70 T 75 T 80 T Harlambang Wahyu 55 TT 65 TT 75 T Husnik Maulidya 70 T 80 T 80 T Kevin Arloya W 70 T 75 T 80 T Litasya Maziyatul A 70 T 75 T 80 T M. Afifuzaki Yoga 70 T 75 T 80 T M. Naufal Adinata 55 TT 60 TT 75 T Melati Pengestu 75 T 80 T 80 T Ayu Moch. Biondi Panji 70 T 85 T 80 T Moh. Hazmi Auzan 55 TT 70 T 80 T Moh. Iqbal 70 T 75 T 80 T Millyniawan Rata-rata 66 74 79 Ketuntasan Belajar 70% 80 % 100% Keterangan : N : Nilai T : Tuntas Ktn : Ketuntasan TT : Tidak Tuntas Selanjutnya akan dikemukakan hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran di kelas dengan menggunakan putaran siklus adalah sebagai berikut: A. Siklus I Diketahui hasil perhitungan bahwa nilai rata-rata siswa pada siklus I adalah sebesar = 66. Selanjutnya akan dikemukakan ketuntasan belajar siswa yang menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada siklus I adalah sebesar 70 % 1. Perencanaan Pelaksanaan dalam perencanaan Penelitian Tindakan Kelas pada siklus I ini dilakukan pada materi Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan pada kompetensi dasar Mempraktekkan gerak dasar dalam permainan bola kecil sederhana dengan peraturan yang dimodifikasi, serta nilai kerjasama tim, sportifitas dan kejujuran. Perangkat pembelajaran yang disiapkan meliputi: Rencana Pembelajaran, Menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw,Soal dan Evaluasi. Dengan perangkat pembelajaran tersebut maka kegiatan pendahuluan dapat dikerucutkan sebagai berikut : Apersepsi, Memberikan motivasi dan pre test pada siswa. Dan kegiatan inti yang telah direncanakan antara lain : 22 |K E G U R U
“KEGURU: Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar” ISSN 2579-9916 (Online) ISSN 2579-9886 (Cetak)
Hal. 14-27
a. Menjelaskan materi Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan pada kompetensi dasar Mempraktekkan gerak dasar dalam permainan bola kecil secara umum, b. Melakukan pengelolaan kelas sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan Pembelajaran Jigsaw agar kegiatan bisa lancar c. Melaksanakan kegiatan Pembelajaran Jigsaw d. Mengadakan evaluasi sebelum kegiatan pembelajaran ditutup pada siklus I ini diadakan tes soal. Kegiatan yang dilakukan guru pada saat pembelajaran antara lain : 1) Menyampaikan bahan materi Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan pada kompetensi dasar Mempraktekkan gerak dasar dalam permainan bola kecil sederhana, secara umum, melalui kelompok siswa yang mempelajari materi tersebut. Sedangkan siswa untuk lebih mendalami materi maka ada buku penunjang diantaranya LKS dan buku-buku lain yang relevan. Selanjutnya guru mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok yang masing-masing kelompok terdiri 5 siswa menjadi 6 kelompok yang telah ditetapkan guru dalam pertemuan sebelumnya. 2) Siswa melaksanakan kegiatan belajar kelompok di ruang kelas. Kemudian setiap kelompok yang ditunjuk untuk menyelesaikan tugas belajar sesuai dengan skenario pembelajaran. Sedangkan transisi belajar kelompok berlangsung agak lama, mengingat ini masih pertama kalinya bagi siswa di organisasikan dalam kelompok yang heterogen, guru membagikan tugas dan menyuruh siswa untuk mengerjakan tugas secara kelompok untuk memahami materi secara mendalam. Sementara para siswa bekerja sama dengan kelompoknya untuk menyelesaikan tugas yang berkaitan dengan tugas dan fungsi pemerintahan pusat dan daerah, guru mengamati kegiatan kelompok secara bergantian dengan berkeliling sambil mengingatkan dan memberikan bimbingan supaya dalam berdiskusi menggunakan keterampilan kelompok yang telah ditentukan meskipun demikian masih banyak siswa yang masih banyak belum selesai. Setelah 25 menit, guru mengecek pemahaman siswa dengan cara meminta wakil siswa dalam kelompok yang ditunjukkan secara acak untuk melaporkan hasil kerja mereka dan didiskusikan antar kelompok. 3) Kegiatan Pembelajaran Jigsaw diarahkan untuk melatih siswa memecahkan masalahmasalah yang dihadapi. Dengan harapan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Guru membimbing siswa melakukan Pembelajaran Jigsaw, memberikan bantuan bila diperlukan, dan mengawasi kegiatan siswa. Setelah diadakan kuis guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memperoleh skor atau nilai tertinggi. Kemudian ditutup dengan membimbing memberikan kesimpulan dan memberi tugas rumah untuk minggu depan. 2.
Pengamatan Dengan memperhatikan hasil observasi yang telah dilakukan maka terlihat adanya sebuah tuntas belajarnya. Nilai tes awal yang tidak menggunakan Pembelajaran Jigsaw rata-rata yang dicapai pada siklus I mencapai 66. Ketuntasan klasikal pada siklus I yang menggunakan Pembelajaran Jigsaw” meningkat menjadi 70 %. 23 |K E G U R U
“KEGURU: Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar” ISSN 2579-9916 (Online) ISSN 2579-9886 (Cetak)
Hal. 14-27
3.
Refleksi Sesuai hasil pengamatan pada siklus I yang telah dilakukan dan evaluasi/ refleksi dengan ditemukan hambatan pada siklus I kebanyakan siswa ada yang belum optimal dalam memahami belajar kelompok dalam kelas yang dilakukan oleh guru sedangkan ada juga siswa yang sudah memahami dari arti pembelajaran yang menggunakan Pembelajaran Jigsaw, maka siswa yang sudah paham dengan pembelajaran yang menggunakan Pembelajaran Jigsaw masih dioptimalkan bagi yang sudah paham dan pada siklus I guru terlalu banyak menjelaskan materi yang akan dilakukan dalam kelas sehingga dianggap menyita waktu proses belajar mengajar maka pada siklus berikutnya penjelasan guru perlu dikurangi. B. Siklus II Diketahui hasil perhitungan bahwa nilai rata-rata siswa pada siklus II adalah sebesar = 74. Selanjutnya akan dikemukakan ketuntasan belajar siswa yang menggunakan Pembelajaran Jigsaw pada siklus II adalah sebesar 80 % 1. Perencanaan Sedangkan pada siklus II materi yang dibahas adalah materi Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan yang juga berkaitan dengan Mempraktekkan gerak dasar dalam permainan bola kecil sederhana dengan peraturan yang dimodifikasi, serta nilai kerjasama tim, sportifitas dan kejujuran., sedangkan rencana pembelajaran tidak jauh beda dengan siklus I tetapi pada siklus II ini penjelasan guru dikurangi agar tidak terlalu banyak menyita waktu. Berdasarkan refleksi pada siklus I maka siswa yang masih belum paham dari sistem pembelajaran dengan menggunakan Pembelajaran Jigsaw diberi pemahaman agar nantinya siswa biar mudah untuk mencernanya. 2. Pelaksanaan Dalam pelaksanaan ini salah satunya adalah tindakan guru yaitu pada siklus II ini sesuai dengan yang direncanakan pada pengalaman pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus I tetapi pelaksanaannya sama dengan siklus I, sehingga tidak banyak memakan waktu. Sebelum kegiatan pembelajaran selesai diadakan kuis (tes) dan pemberian penghargaan kepada siswa yang memperoleh nilai terbaik. 3. Pengamatan Sesuai observasi pada siklus II ini telah ditemukan adanya kenaikan jumlah siswa yang tuntas belajarnya. Pada siklus I ketuntasan belajar secara klasikal 70 %, siklus II naik menjadi 80 % dan nilai rata-rata siklus I sebesar 66, siklus II menjadi 74. Hal ini membuktikan adanya sebuah peningkatan hasil belajar dalam menggunakan Pembelajaran Jigsaw. 4. Refleksi Pada siklus II ini dilakukan sebuah refleksi lagi apakah ada sebuah permasalahan atau tidak. Tetapi pada siklus II ini telah ditemukan permasalahan diantaranya kemampuan siswa untuk menjelaskan dengan teman masih terdapat kendala dalam hal komunikasi, sehingga kreativitas guru untuk memberikan arahan dalam cara bekerja sama dalam kelompok dan menyampaikan pendapat kepada siswa masih di perlukan, serta masih mendominasinya pembicaraan siswa yang pandai, sehingga perlu dibagi. Dan berikutnya masih ada siswa yang belum tuntas belajarnya. Bimbingan kepada siswa yang belum tuntas pada saat KBM perlu dioptimalkan agar siswa ini bisa tuntas dalam belajarnya. 24 |K E G U R U
“KEGURU: Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar” ISSN 2579-9916 (Online) ISSN 2579-9886 (Cetak)
Hal. 14-27
C. Siklus III Selanjutnya akan dikemukakan ketuntasan belajar siswa yang menggunakan Pembelajaran Jigsaw pada siklus III keseluruhan siswa tuntas belajarnya sehingga dapat disimpulkan bahwa ketuntasan belajar siswa adalah 100 % tuntas 1. Perencanaan Selanjutnya pada siklus III ini materi yang diajarkan adalah juga tidak jauh beda dengan Mempraktekkan gerak dasar dalam permainan bola kecil sederhana dengan peraturan yang dimodifikasi, serta nilai kerjasama tim, sportifitas dan kejujuran., bahan pengamatan, evaluasi dan juga tes masih berjalan. Sedangkan rencana pembelajaran secara garis besar masih sama dengan siklus I dan II. Namun berdasarkan refleksi siklus II terdapat 5 siswa yang belum tuntas, pada siklus III ini siswa tersebut diberikan bimbingan yang lebih baik secara khusus. 2. Pengamatan Dari hasil observasi pada siklus III menunjukkan ada peningkatan. Nilai rata-rata pada siklus II sebanyak 74, pada siklus III naik menjadi 79. Presentasi ketuntasan klasikal naik dari 80 % menjadi 100 %. Hal ini membuktikan bahwa adanya sebuah peningkatan hasil belajar yang signifikan dalam penggunaan Pembelajaran Jigsaw. 3. Refleksi Dan pada siklus III ini menunjukkan adanya peningkatan dari berbagai hal. Tetapi berdasarkan refleksi siklus III ini masih ditemukan permasalahan yaitu : masalah penyediaan alat bantu untuk mengajar sangat diperlukan oleh siswa dan guru, Oleh karena itu alat bantu untuk mengajardan belajar murid sangat diperlukan oleh agar supaya belajarnya bisa berjalan dengan apa yang diinginkan oleh siswa dan guru. Dan pada saat proses belajar mengajar kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung. Untuk ketercapaian tujuan, maka perlu adanya sarana dan prasarana pendukung agar kegiatan pembelajaran dapat berlangsung lebih optimal. Berdasarkan hasil kemampuan belajar siswa yang dicapai dalam penelitian ini didasarkan dari penggunaan Pembelajaran Jigsaw yang dipakai di dalam proses belajar mengajar melalui putaran siklus ke siklus berikutnya. maka sampel yang diteliti masih sama yaitu Kelas 5 SDN Patengteng 1 Modung Kabupaten Bangkalan yang berjumlah 24 siswa kemudian peneliti melakukan tes kemampuan siswa. Dari hasil tes inilah yang akan digunakan sebagai tambahan data penguat dari nilai penguasaan materi siswa pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, sehingga data yang disajikan adalah nilai rata-rata dari hasil tes. Dan teknik ini digunakan dengan alasan untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel mengenai variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini. Berdasarkan data tabel tersebut di atas, maka diketahui bahwa rata-rata hasil belajar siswa yang menerima pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan sesudah menggunakan model Pembelajaran Jigsaw di kelas nilai rata-rata ulangan harian siswa adalah 76,75. Selain itu diketahui bahwa dari hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu “Terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan di Kelas 5 SDN Patengteng 1 Modung Kabupaten Bangkalan melalui penerapan Pembelajaran Jigsaw”. Ternyata sesuai dan konsisten sehingga penelitian ini mencapai tujuannya. 25 |K E G U R U
“KEGURU: Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar” ISSN 2579-9916 (Online) ISSN 2579-9886 (Cetak)
Hal. 14-27
Sesuai dengan temuan data dari jawaban siswa terhadap tes ulangan harian yang diberikan oleh guru (penulis) pada siswa dalam hal untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan di Kelas 5 SDN Patengteng 1 Modung Kabupaten Bangkalan melalui Pembelajaran Jigsaw, maka selanjutnya dapat dikemukakan bersama bahwa mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan ketika proses belajar mengajar di kelas ketika siswa sesudah memakai Pembelajaran Jigsaw dengan siswa sebelum memakai Pembelajaran Jigsaw ternyata ada sebuah peningkatan yang cukup signifikan di Kelas 5 SDN Patengteng 1 Modung Kabupaten Bangkalan. Dengan demikian proses pembelajaran, yang merupakan suatu kegiatan pentransferan makna dari seorang guru terhadap siswa, yang mana proses belajar itu diharapkan senantiasa membawa perubahan tingkah laku dalam penampilan, melalui serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Belajar itu akan membawa perubahan yang meningkat, kalau subyek belajar mengalami atau melakukannya. Dengan pembelajaran yang telah dilakukan dengan menggunakan Pembelajaran Jigsaw ini mampu meningkatkan aktifitas siswa dalam pembelajaran, dengan demikian dalam KBM tidak berpusat pada guru lagi. Hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru menunjukan pada pembahasan siklus pertama dengan judul Mempraktekkan gerak dasar dalam permainan bola kecil sederhana dengan peraturan yang dimodifikasi, serta nilai kerjasama tim, sportifitas dan kejujuran, terlihat para siswa sangat antusias dalam mengajukan pertanyaan. Melalui model pembelajaran Pembelajaran Jigsaw terlihat hubungan siswa dengan guru sangat signifikan karena guru tidak dianggap sosok yang menakutkan tetapi sebagai fasilitator dan mitra untuk berbagi pengalaman sesuai dengan konsep pembelajaran. Dengan model pembelajaran Pembelajaran Jigsaw guru hanya mengarahkan strategi yang efektif dan efisien yaitu belajar bagaimana cara belajar. Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di atas prosentasi ketercapaian pada siklus pertama mengalami peningkatan yang signifikan pada siklus pertama, kedua dan tiga, maka dapat disimpulkan bahwa temuan pada penelitian menjawab semua dari hasil siklus ke siklus dalam menggunakan model pembelajaran Pembelajaran Jigsaw. IV. Kesimpulan Berdasarkan penelitian tindakan yang dilakukan, di SD Negeri I Patengteng 1 Bangkalan dalam kegiatan penelitian dari proses awal sampai akhir, ada beberapa temuan dalam penelitian tindakan kelas ini antara lain: 1. Hasil penelitian tindakan yang dilakukan ditemukan jawaban bahwa nilai rata-rata yang tidak menggunakan Pembelajaran Jigsaw mencapai 67,3. Ketuntasan klasikal pada siklus I yang menggunakan Pembelajaran Jigsaw mencapai 70 %. Siswa yang tidak tuntas pada siklus I sebanyak 8 anak diikuti tindakan siklus II diketahui nilai ratarata pada siklus II sebanyak 74, pada siklus III naik menjadi 79. Presentasi ketuntasan klasikal naik dari 80 % menjadi 100 %. Hal ini membuktikan bahwa adanya sebuah peningkatan hasil belajar yang signifikan dalam penggunaan Pembelajaran Jigsaw. 2. Dengan menggunakan metode Pembelajaran Jigsaw guru dapat memperhatikan pentingnya pengelolaan kelas. Karena dapat melancarkan proses belajar mengajar di dalam kelas, sebab pembelajaran dengan menggunakan metode Pembelajaran Jigsaw 26 |K E G U R U
“KEGURU: Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar” ISSN 2579-9916 (Online) ISSN 2579-9886 (Cetak)
Hal. 14-27
yang baik dalam kelas akan mempermudah kelancaran belajar mengajar yang baik, maka proses pembelajaran yang terganggu dan hasilnya kurang memuaskan. Saran yang perlu diperhatikan sehubungan dengan pengggunaan metode Pembelajaran Jigsawsebagai salah satu upaya dalam meningkatkan hasil belajar Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan yang diselenggarakan di Kelas 5 SDN Patengteng 1 Bangkalan Kabupaten Bangkalan adalah sebagai berikut: 1. Seorang guru hendaknya trampil, aktif, kreatif dan dapat menguasai berbagai metode pembelajaran agar siswa lebih mudah memahami materi pembelajaran dan siswa yang mengikuti proses belajar di dalam kelas tidak bosan dengan adanya berbagai metode. 2. Hendaknya guru selalu memotivasi siswa untuk selalu belajar di rumah materi yang akandibahaspada pertemuan berikutnya supaya dalam pembelajaran siswa mempunyai gambaran materi 3. Perlunya kolaborasi dengan guru yang lain di dalam meningkatkan kualitas pembelajaran guna meningkatkan kualitas dan prestasi belajar yang dapat dilakukan dengan melakukan Penelitian Tindakan Kelas, yang lain dan lebih komprehensif
Daftar Pustaka Djamarah, Syaiful Bahri, dkk.2004. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Hamalik, Oemar. 1989. Teknik Pengukuran dan Evaluasi Pendidikan. Bandung: Mandar Maju Margono, S. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta Nurkancana, W dan PPN. Sunartana. 2006 Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya: Usaha Nasional
27 |K E G U R U