Tumbuh
NOBU BANK LAPORAN TAHUNAN 2011
Pertumbuhan menjadi kata kunci bagi perusahaan manapun di dunia ini tak terkecuali bagi Nobu Bank. Di tahun 2011, Nobu Bank memaknai ‘pertumbuhan’ secara lebih mendalam karena di tahun tersebut pertumbuhan yang dialami Nobu Bank betul-betul bagaikan daun pertama yang tumbuh dari sebutir biji yang ditanam. Nobu Bank menjadikan tahun 2011 sebagai awal pembangunan fondasi yang kokoh guna secara bertahap mewujudkan pertumbuhan yang diharapkan. Meskipun fondasi yang disiapkan memiliki dimensi yang luas, namun kami tidak ingin terjebak di dalamnya dan melupakan pentingnya ‘pertumbuhan’. Selain pertumbuhan aspek keuangan yang nampak pada Laporan Keuangan kami, pertumbuhan juga kami wujudkan dalam pengembangan jaringan distribusi, dan pertumbuhan kualitas sumber daya manusia melalui proses transformasi pengetahuan dan ketrampilan yang menyeluruh. Semoga pertumbuhan di tahun 2011 dapat menjadi awal yang baik bagi kami untuk tumbuh lebih baik lagi di tahun berikutnya melalui kemampuan kami memenuhi kebutuhan nasabah akan produk dan jasa layanan yang berkualitas. Salam Nobu Bank.
Daftar isi Laporan Tahunan PT Bank Nationalnobu Tahun 2011 A. Pendahuluan 1. Profil Singkat ………………………………………………………………………………………… 2. Sekilas Logo Nobu Bank ………………………………………………………………………… 3. Visi dan Misi .....................................….....……………………………………………… 4. Penghargaan ………………………………………………………………………………………… 5. Data Keuangan Penting ………………………………………………………………………… 6. Struktur Kepemilikan …………………………………………………………………………….. 7. Laporan Dewan Komisaris ……………………………………………………………………… 8. Laporan Direksi …............……………………………………………………………….……… 9. Rencana & Strategi ke Depan .……………………………………………………….……… 10. Susunan Pengurus Bank .……………………………………………………………….………
Halaman 2 3 4 5 6 7 8 10 12 13
B. Laporan Bisnis dan Operasi 1. Aktivitas Penghimpunan Dana ……………………………………………………….……… 2. Aktivitas Penyaluran Dana ……………………………………………………………..……… 3. Pengembangan Produk ………………………………………………………………….……… 4. Jaringan Distribusi ………………………………………………………………………….………
14 15 17 18
C. Pendukung Bisnis 1. Operasional dan Teknologi Informasi …………………..………………………..……… 2. Sumber Daya Manusia dan Manajemen Pembelajaran ………………….……… 3. Manajemen Risiko ………………………………………………............................……….
19 20 21
D. Tata Kelola 1. Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris dan Direksi …………….………. 2. Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite-komite …………………….……… 3. Fungsi Kepatuhan ..………………………………………………………………………….……… 4. Fungsi Audit Internal ………………………………….....……………………………………… 5. Fungsi Audit Eksternal ……………………………………………………………………………
22 24 26 27 28
E. Data Perusahaan 1. Sekilas PT Kharisma Buana Nusantra ……………………………………………..……… 2. Struktur Organisasi ………………………………………………………………………..……… 3. Profil Dewan Komisaris ………………………………………………………………….……… 4. Profil Dewan Direksi ……………………………………………………………………………… 5. Profil Komite-Komite ……………………………………………...........................……… 6. Produk ………………………………………………………………………………………….……… 7. Jaringan Kantor ……………………………………………………………………………..……… 8. Penampilan Kantor ………………………………………………………………………..………
30 31 32 33 34 35 36 37
Laporan Kuangan 2011
Nobu Bank | 2011
1
Profil Singkat PT Bank Nationalnobu (“Nobu Bank”) didirikan di Jakarta pada tanggal 13 Februari 1990 berdasarkan Akta Notaris No.86 dari Notaris Drs.Entjoen Mansoer Wiriaatmadja, SH, notaris di Jakarta. Anggaran Dasar Bank telah diubah melalui notaris yang sama dengan Akta No.129 tanggal 10 April 1990 dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.C2-2610.HT.01.01.TH.90 tanggal 7 Mei 1990 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.80 Tambahan No.3865 tanggal 5 Oktober 1990. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 949/KMK.013/1990 tanggal 16 Agustus 1990, Bank memulai kegiatan operasionalnya sebagai bank umum. Anggaran Dasar telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dinyatakan dengan Akta Notaris No. 2 tertanggal 5 Desember 2011, dibuat dihadapan Unita Christina Winata, S.H., Notaris di Jakarta. Adapun perubahan Anggaran Dasar tersebut adalah mengenai penambahan modal disetor menjadi 140.000.000 (seratus empat puluh juta) lembar saham atau senilai Rp. 140.000.000.000 (seratus empat puluh miliar Rupiah). Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-AH.01.10-40348.Tahun 2011, tanggal 12 Desember 2011. Kantor Pusat Nobu Bank berlokasi di Plaza Semanggi Kawasan Bisnis Granadha Lt. UG, Jalan Jenderal Sudirman Kav 50 Jakarta Selatan 12930. Bank mempunyai 1 (satu) kantor pusat non operasional dan 13 (tiga belas) Kantor Cabang dan Kantor Kas.
Nobu Bank | 2011
2
Sekilas Logo Nobu Bank
‘Nobu’ memiliki arti kepercayaan dan integritas. Nama ini diambil sebagai landasan utama yang kokoh yang menjiwai setiap langkah yang diambil oleh perusahaan. Logo Singa merepresentasikan kekuatan dan kebulatan tekad. Logo ini adalah pengejawantahan dari visi, misi dan harapan perusahaan untuk mampu menjadi perusahaan yang tangguh di masa datang dan menjadi leader dalam inovasi produk dan layanan jasa perbankan. Warna utama merah melambangkan semangat yang tinggi untuk mencapai tujuan. Semangat ini didasari oleh cita-cita dan keinginan untuk selalu menjadi yang terbaik.
Nobu Bank | 2011
3
Visi & Misi Bank telah menyusun Visi dan Misi perusahaan yang menjadi tujuan jangka panjang dan jangka menengah yang mendasari penyusunan strategi perusahaan. Sebagai pilar utama berdirinya perusahaan, maka visi dan misi ini didukung dengan nilai-nilai perusahaan yang manjadi nafas dari setiap kebijakan dan program kerja yang telah disusun perusahaan. Selain itu, perusahaan juga mengembangkan budaya perusahaan yang baik yang menjadi identitas perilaku dan karakter dari setiap karyawan perusahaan.
Visi Menjadi bank dengan standar global yang dapat memberikan kontribusi positif pada perekonomian dan perbankan Indonesia serta menjunjung tinggi kepercayaan dan kepuasan nasabah.
Misi 1. Menjalankan fungsinya sebagai Bank dalam menghimpun dan menyalurkan dana dengan memprioritaskan pelayanan kepada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dalam menunjang pembangunan ekonomi nasional dan membantu meningkatkan daya saing dan kompetensi dunia UKM dalam era globalisasi. 2. Memberikan pelayanan prima kepada nasabah serta didukung tenaga kerja profesional dengan melakukan praktek tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance).
Nilai-nilai Perusahaan
Kepercayaan Integritas Kemitraan
Nobu Bank | 2011
4
Penghargaan Di bulan Juli tahun 2011, PT Bank Nationalnobu memperoleh Penghargaan Infobank Awards sebagai Bank berpredikat “SANGAT BAGUS” atas kinerja keuangan tahun 2010.
Penghargaan diterima sebagai sebuah bentuk pengakuan pihak lain atas kinerja, sedangkan penghargaan utama yang ingin diraih sesungguhnya adalah kepercayaan dari nasabah yang ingin dijaga melalui kualitas produk dan layanan yang diberikan. Menerima penghargaan bukanlah tanda kepuasan dengan apa yang telah dilakukan, namun bagi Nobu Bank, saat menerima penghargaan adalah saat yang mengingatkan untuk berusaha lebih keras lagi untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja di masa datang.
Nobu Bank | 2011
5
Data Keuangan Penting Neraca
Dec 2011
Dec 2010
Total Aset
333.832
132.839
Penempatan pada Bank Indonesia
123.765
90.159
39.553
24.432
Kredit yang Diberikan
162.769
15.137
Dana Masyarakat
200.137
14.404
65.491
4.627
9.718
1.321
Deposito
124.928
8.457
Ekuitas-Bersih
129.955
118.040
12.811
6.163
(11.641)
(4.007)
Laba (Rugi) Operasional
1.170
2.156
Pendapatan (Beban) Non Operasional-Bersih
1.441
(1)
Laba (Rugi) Tahun Berjalan Sebelum Pajak
2.611
2.155
Beban Pajak Penghasilan
(696)
(321)
Laba Bersih
1.915
1.834
87,34%
489,58%
Aset Produktif Bermasalah
0,00%
0,60%
Kredit Bermasalah
0,00%
0,00%
Kredit Bermasalah-Bersih
0,00%
0,00%
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai atas Aset Keuangan terhadap Aset Produktif
0,48%
0,12%
Tingkat Pengembalian Aset (ROA)
1,16%
2,00%
Tingkat Pengembalian Ekuitas (ROE)
1,60%
1,95%
Margin Bunga Bersih (NIM)
5,44%
5,89%
94,39%
68,62%
81,33%
105,08%
Persentase Pelanggaran BMPK
0,00%
0,00%
Persentase Pelampauan BMPK
0,00%
0,00%
Giro Wajib Minimum Rupiah
9,55%
11,25%
116
37
13
4
8
0
Surat Berharga
Giro Tabungan
Laporan Laba Rugi Pendapatan Bunga Bersih Pendapatan (Beban) Operasional Selain Bunga Bersih
Rasio Keuangan I. Permodalan Rasio Kecukupan Modal (CAR) II. Aset Produktif
III. Rentabilitas III. Rentability
Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) IV. Likuiditas IV. Liquidity Kredit yang Diberikan thd Dana Masyarakat (LDR) V. Kepatuhan
LAIN-LAIN Jumlah Karyawan Jumlah Jaringan Kantor Jumlah Jaringan ATM
Nobu Bank | 2011
6
Struktur Kepemilikan Pada tanggal 5 Desember 2011, para pemegang saham Bank melakukan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dinyatakan dengan Akta Notaris No. 02 dari Notaris Unita Christina Winata, SH. Adapun hasil keputusan sebagai berikut : 1. Meningkatkan modal ditempatkan dan disetor dengan mengeluarkan sebagian saham Perseroan yang masih ada dalam simpanan yakni sejumlah 10.000.000 (sepuluh juta) lembar saham masingmasing bernilai Rp.1000 (seribu Rupiah), dan karenanya mengubah ketentuan Pasal 4 ayat (2) anggaran dasar Perseroan. 2. Dari saham-saham yang dikeluarkan tersebut di atas sejumlah 10.000.000 (sepuluh juta) lembar saham seluruhnya telah diambil bagian dan disetor oleh PT Kharisma Buana Nusantara tersebut, sedangkan pemegang saham lainnya yaitu Tuan Nio Yantony telah menyatakan tidak berminat untuk ikut serta mengambil bagian atas saham-saham yang dikeluarkan tersebut serta telah melepaskan hak-hak yang dipunyainya (pre emptive right) berkaitan dengan pengeluaran saham termaksud. Perubahan anggaran dasar tersebut telah diterima dan dicatatkan dalam Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar Perseroan, tertanggal 12 Desember 2011, Nomor: AHU-AH.01.10-40348. PEMEGANG SAHAM PT Kharisma Buana Nusantara Nio Yantony Jumlah ULTIMATE SHAREHOLDERS
JUMLAH SAHAM ( LEMBAR ) 100,000,000 40,000,000 140,000,000
PT Kharisma Buana Nusantara yaitu Mochtar Riady
PERSENTASE KEPEMILIKAN 71.43% 28.57% 100.00%
JUMLAH ( RUPIAH ) 100,000,000,000 40,000,000,000 140,000,000,000 KEPEMILIKAN 99.99%
Nobu Bank | 2011
7
Laporan Dewan Komisaris Salam sejahtera bagi kita semua. Apabila kita melihat beberapa indikator makroekonomi Indonesia di tahun 2011, kita patut bergembira dengan perkembangan yang terjadi di dalam negeri. Angka inflasi tahun 2011 dapat dikatakan sebagai angka yang terpenting di tahun tersebut karena berhasil mencatatkan penurunan bertahap dari 7,02% YoY di Bulan Januari hingga menjadi 3,79%YoY di penghujung tahun. Angka inflasi yang terkendali tersebut membuat Bank Indonesia melakukan pemotongan suku bunga acuan BI (BI Rate) menjadi 6,5% di bulan September dan secara drastis menjadi 6% di bulan November 2011. Sementara nilai tukar Rupiah di tahun 2011 kemarin sempat menguat ke level Rp. 8.483,- per USD dengan rata-rata di level Rp. 8.735 per USD (Bank Indonesia) mengindikasikan kestabilan nilai tukar yang kondusif untuk aktivitas ekspor-impor. Angka yang membanggakan juga dicetak oleh pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia di tahun 2011 yang mencapai angka 6,5% (BPS) yang merupakan angka pertumbuhan ekonomi tertinggi di kawasan ASEAN. Indikator-indikator makroekonomi yang semakin membaik inilah yang telah mengantarkan Indonesia masuk ke dalam kategori ”Investment Grade” (BBB-, Fitch Ratings) yang mengindikasikan kestabilan outlook investasi di Indonesia. Di tahun 2011 secara umum kinerja Bank menunjukkan kemajuan yang cukup berarti. Meskipun disadari bahwa beberapa rencana yang tertuang dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) Tahun 2011 belum sepenuhnya tercapai, namun beberapa peningkatan yang diraih saat ini telah menunjukkan komitmen Manajemen Bank yang tinggi yang secara konsisten mengawal proses ekspansi usaha Bank dengan berpedoman pada koridor kehati-hatian yang memadai baik dari sisi keuangan maupun dari sisi operasional. Pencapaian kinerja keuangan dan non-keuangan yang telah dicapai Bank di tahun 2011 menunjukkan bahwa pada tahap awal proses ekspansi usaha Bank ini, manajemen Bank memberi perhatian yang mendalam pada proses bisnis yang akuntabel dan tidak hanya fokus pada pencapaian target hasil semata. Hal ini sejalan dengan concern Dewan Komisaris yang berpendapat bahwa dalam fase saat ini, penting bagi Bank untuk membangun fondasi yang kuat pada aspek tata kelola perusahaan yang baik yang seiring dengan proses pengembangan bisnis dalam hal ini pembangunan jaringan cabang, produk dan layanan yang saat ini menjadi fokus Bank. Melalui rapat Dewan Komisaris yang telah terselenggara selama tahun 2011, tugas pengawasan Dewan Komisaris dijalankan secara aktif guna membangun sinergi dengan Direksi melalui rekomendasi yang dihasilkan. Rapat-rapat Komite Good Corporate Governance (GCG) seperti Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, dan Komite Remunerasi dan Nominasi terselenggara sebagai wujud komitmen pada penyelenggaraan tata kelola perusahaan yang baik yang telah menjadi Misi Bank. Rekomendasi-rekomendasi yang dihasilkan oleh komite-komite merupakan kontribusi aktif komite yang penting bagi Bank dalam mencari solusi-solusi permasalahan yang diahapi oleh Bank dalam proses pengembangan bisnis yang sedang berjalan hingga saat ini. Di tahun 2012 yang penuh tantangan ini, Dewan Komisaris melihat bahwa meski peluang bisnis terbuka lebar bagi Bank untuk melanjutkan tahapan ekspansi usahanya, namun kami juga melihat potensi Nobu Bank | 2011
8
inflasi yang mungkin berdampak pada kondisi makroekonomi Indonesia. Tekanan harga minyak yang mungkin akan memaksa pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) sebagai langkah mengurangi beban APBN serta kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) di tahun 2012, akan berdampak pada inflasi tahunan kebijakan suku bunga bank Indonesia yang pada gilirannya akan berpengaruh pada aktivitas ekonomi secara umum. Untuk itu kami melihat pentingnya kajian risiko atas dampak inflasi ini pada strategi bisnis Bank terutama karena Bank saat ini sedang membangun basis nasabah melalui pembangunan jaringan cabang yang luas serta pengembangan produk dan layanan yang komprehensif. Atas kinerja selama tahun 2011 ini maka Dewan Komisaris menyampaikan penghargaan dan terimakasih kepada jajaran Direksi dan karyawan Bank yang telah menunjukkan dedikasi dan ketangguhan dalam memenuhi target-target bisnis yang telah ditetapkan. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada Bank Indonesia yang selama ini telah memberikan dukungan dalam bentuk arahan dan bimbingan dan kami mengharapkan bahwa kerjasama tersebut tetap berlanjut pada masa yang akan datang. Kepada pemegang saham kami berharap bahwa kinerja Bank selama tahun 2011 dapat memenuhi ekspektasi anda. Terimakasih dan penghargaan dengan rendah hati kami ingin juga sampaikan kepada seluruh nasabah atas kepercayaan dan dukungan yang selama ini telah diberikan. Semoga kehadiran Nobu Bank dapat berkontribusi positif pada terbangunnya daya saing perekonomian nasional yang kokoh dan berkelanjutan.
Jakarta, 29 Mei 2012
Adrianus Mooy Komisaris Utama
Nobu Bank | 2011
9
Laporan Direksi Salam sejahtera bagi kita semua. Setelah ”fondasi yang kokoh” menjadi kata kunci kami di tahun 2010, maka ”pertumbuhan” menjadi kata kunci yang mendasari setiap langkah kami di tahun 2011 yang lalu. Pertumbuhan tidak hanya menjadi sebuah ’harapan’ bagi Nobu Bank, namun adalah sebuah target yang telah kami canangkan di awal tahun yang merupakan bagian dari target jangka menengah dan jangka panjang yang ingin kami raih. Tahun 2011 telah menjadi tahun pembelajaran bagi kami terutama pada bagaimana akselerasi pertumbuhan jaringan distribusi dan pengembangan produk dapat kami lakukan dengan mengacu pada target bisnis yang kami tetapkan, namun tetap pada koridor proses yang sesuai dengan prinsip-prinsip pengendalian risiko dan tata kelola perusahaan yang baik. Di tahun 2011 Bank berhasil membukukan pertumbuhan asset sebesar 151,3% dibandingkan tahun sebelumnya dan menghasilkan laba bersih sebesar Rp. 1.914,- juta atau meningkat sebesar 4,4%% dibandingkan periode yang sama di tahun 2010. Rasio Return on Equity (ROE) tercatat sebear 1,60% dan Return on Asset sebesar 1,16%. Net Interest Margin berhasil terjaga di level 5,44% dan Non Performing Loan (NPL) Netto berhasil dipertahankan di angka 0%. Perbandingan Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) hingga akhir tahun 2011 memang masih tercatat di angka 94, 39% yang dikarenakan Bank berada pada fase ekspansi usaha dimana pendapatan operasional belum ter-gernerate dengan kecepatan yang seimbang dengan biaya operasional. Dari sisi bisnis, penyaluran dana yang dilakukan selama tahun 2011 mencapai Rp. 162.769,- juta dan Dana Pihak Ketiga yang berhasil dihimpun adalah sebesar Rp. 200.137,- juta yang menjadikan posisi Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank berada pada posisi 81,33%. Tingkat Inflasi yang terkendali dengan baik di tahun 2011 yang menghasilkan keputusan pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) yang diikuti oleh terpangkasnya suku bunga penjaminan LPS, berpengaruh pada strategi harga yang ditetapkan Bank. Bank melakukan beberapa penyesuaian suku bunga degan memperhatikan competitiveness produk yang dimiliki dan kebutuhan untuk menjaga tingkat Net Interest Margin (NIM). Dari sisi produk dan layanan, Bank berada dalam proses pemenuhan basic standard dari sebuah produk (khususnya produk simpanan) termasuk membangun kerjasama dengan pengelola jaringan ATM Bersama yang kemudian akan dilanjutkan dengan pemenuhan layanan berbasis mobile dan internet. Hal ini dilakukan dalam rangka membangun basis nasabah yang kuat melalui keunggulan kompetitif dalam hal teknologi informasi yang ingin dibangun oleh Bank. Dari sisi pembangunan jaringan, Bank telah mengembangkan jumlah kantor dari 4 kantor menjadi 13 kantor dan memasang 8 mesin Anjungan Tunai mandiri (ATM) serta membuka 1 layanan pembayaran (payment point). Seluruh kantor telah ditunjang oleh teknologi tinggi untuk memberikan pelayanan prima kepada para nasabah.
Nobu Bank | 2011
10
Direksi menyadari arti penting tata kelola perusahaan yang baik pada setiap proses yang dilakukan dalam langkah mencapai pertumbuhan yang diharapkan. Untuk itu, mekanisme rapat Direksi yang terselenggara secara reguler untuk menghasilkan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan operasional Bank dilakukan agar mekanisme pengambilan keputusan, review dan evaluasi atas implementasi kebijakan dapat berlangsung secara berkelanjutan tanpa menghambat proses akselerasi pengembangan bisnis. Di tahun 2012 Direksi akan melanjutkan program kerja yang telah disusun khususnya dalam pengembangan jaringan kantor, pengembangan produk dan layanan electronic channel, mendorong pertumbuhan jumlah nasabah, pertumbuhan DPK dan penyaluran kredit. Ancaman inflasi yang membayangi perekonomian sebagai imbas dari kenaikan harga BBM dan TDL akan menjadi tantangan bagi kami di tahun 2012, namun kami yakin akan dapat melewati tantangan ini dengan kerja keras dan strategi yang telah disiapkan. Kami, Direksi dan Karyawan Nobu Bank mengucapkan terimakasih kepada Dewan Komisaris dan Komite-komite yang telah melakukan tugas pengawasan selama tahun 2011. Kami juga berterimakasih atas bimbingan Bank Indonesia yang selama ini menjadi mitra kami untuk bersama-sama mewujudkan industri perbankan yang sehat. Kami juga menyampaikan pengharagaan kepada seluruh nasabah yang telah mempercayakan kegiatan perbankannya melalui Nobu Bank. Semoga produk dan layanan yang telah kami berikan secara bertahap mampu memenuhi kebutuhan masyarakat luas.
Jakarta, 29 Mei 2012
Telijani Tjandra Direktur Utama
Nobu Bank | 2011
11
Rencana & Strategi ke Depan Rencana dan strategi Bank ke depan akan berfokus pada : Strategi Keuangan Pencapaian kinerja keuangan seperti pertumbuhan asset, penghimpunan DPK, penyaluran kredit, serta target-target keuangan lainnya yang meningkatkan shareholders’ value tentunya menjadi hasil yang ingin dicapai dari setiap strategi yang diimplementasikan. Selain perimbangan penghimpunan dan penyaluran dana, maka strategi pengelolaan portofolio Treasury diperlukan sebagai penyeimbang yang turut menjaga tingkat Net Interest Margin (NIM) yang diinginkan. Pertumbuhan Nasabah Pertumbuhan jumlah nasabah akan menjadi concern utama manajemen di tahun mendatang yang akan diwujudkan melalui strategi pengembangan jaringan, produk, program promosi dan pemenuhan layanan perbankan yang berkualitas termasuk melalui electronic channel. Seluruh strategi yang dilakukan pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan value yang dapat diterima dan dirasakan oleh nasabah ketika bertransaksi di Nobu Bank. Dengan meningkatnya value yang diterima nasabah tersebut, maka akan secara langsung berdampak pada pertumbuhan nasabah yang diharapkan dengan tetap memperhatikan aspek Know Your Customer (KYC). Peningkatan Kualitas Operasi Internal Keterlibatan teknologi informasi yang handal, adanya standard operating procedures (SOP) yang jelas, mekanisme kontrol yang memadai, serta integritas individu menjadi penopang kelancaran kinerja operasional yang menjadi jantung aktivitas perbankan. Untuk itu Bank memberi perhatian besar pada aspek ini karena akan berpengaruh langsung pada kualitas layanan kepada nasabah. Melalui pemenuhan elemen-elemen tersebut serta didukung oleh aktivitas internal audit yang handal, maka kami yakin akan tercapai kualitas pelaksanaan operasional yang akuntabel yang mengurangi potensi adanya kesalahan prosedur maupun kesalahan manusia (human error). Pertumbuhan dan Pembelajaran Setiap perusahaan menginginkan pertumbuhan dan itupun yang menjadi harapan Bank. Pertumbuhan yang diharapkan adalah pertumbuhan yang komprehensif, bukan pada kinerja keuangan semata. Pertumbuhan kualitas sumber daya manusia yang tercermin dari adanya transformasi nilai-nilai, pengetahuan dan ketrampilan melalui proses pembelajaran yang dilakukan secara bekelanjutan adalah pertumbuhan yang sesungguhnya menjadi tujuan Bank. Keempat strategi diatas dilaksanakan dengan memperhatikan : Aspek kehati-hatian (prudence). Pengendalian dan mitigasi risiko. Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance). Keempat aspek tersebut di atas selalu menjadi guidance bagi Bank untuk membangun strategi yang menyeluruh berdasarkan analisis internal dan eksternal yang dilakukan. Implementasi strategi di tingkat area fungsional (divisi) adalah hasil ‘penterjemahan’-nya ke dalam program kerja yang terukur dan termonitor secara reguler. Nobu Bank | 2011
12
Susunan Pengurus Bank Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 60 tanggal 28 April 2011 dibuat dihadapan Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., Notaris di Jakarta dan Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia yang dikeluarkan setelah Akta ini, maka susunan anggota Direksi dan Dewan Komisaris per tanggal 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris Utama Komisaris Komisaris
: Prof. Dr. Adrianus Mooy : Sodikin Arsyad : Hadiah Herawati, SH, LLM
Direktur Utama Direktur Direktur
: Telijani Tjandra : Efen Lingga Utama : Januar Angkawidjaja
Direksi
Nobu Bank | 2011
13
Aktivitas Penghimpunan Dana A. Pemasaran Produk Simpanan Pembangunan jaringan distribusi berupa jaringan kantor, ATM, dan payment point dilakukan untuk menjadi titik-titik pemasaran, khususnya produk simpanan, untuk menjangkau calon nasabah di daerahdaerah potensial. Kami juga meyakini bahwa pembangunan jaringan distribusi di berbagai lokasi juga memiliki dampak pada keyakinan calon nasabah, dengan keberadaan jaringan yang luas maka akan memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi nasabah untuk melakukan transaksi. Tenaga pemasaran produk simpanan bertugas di setiap kantor untuk memberikan informasi mengenai Bank dan produk yang ditawarkan. Bank menaruh perhatian besar pada skill dan knowledge dari tenaga pemasar yang menjadi ujung tombak pemasaran produk bank. Melalui pelatihan pemasaran, pelatihan pengetahuan produk dan coaching yang dilakukan oleh setiap kepala kantor maka diharapkan tenaga pemasar Bank dapat meningkatkan kemampuannya secara bertahap.
B. Realisasi Penghimpunan Dana dan Komposisi Selama tahun 2011, penghimpunan dana yang dilakukan berhasil mencapai total 200,137 miliar atau tumbuh 1.289,45% dari tahun sebelumnya. Simpanan
2011 (Juta Rupiah)
2010 (Juta Rupiah)
65,491
4,627
1315,40%
9,718
1,320
636,21%
124,928
8,457
1377,21%
200,137
14,404
1289,45%
Giro Tabungan Deposito Total DPK
Komposisi 2011
Pertumbuhan
Komposisi 2010
32,72%
32,12%
Giro
Giro
62,42%
4,86%
Tabungan Deposito
58,71%
9,16%
Tabungan Deposito
Pencapaian komposisi Currrent Account Saving Account (CASA) Nobu Bank saat ini memperlihatkan komposisi yang cukup ideal yaitu berkisar 40%. Komposisi Dana Pihak Ketiga ini dapat dijaga secara berkelanjutan dengan kualitas yang terus meningkat.
Nobu Bank | 2011
14
Aktivitas Penyaluran Dana A. Pemasaran Strategy Bank adalah memilih pasar “retail komersial” untuk menyalurkan dana Bank. Pasar ini terdiri dari usaha kecil dan menengah yang berkecimpung dalam berbagai jenis usaha mayoritas di bidang perdagangan maupun industri manufaktur yang mendukung sektor riil. Dengan demikian penyaluran dana ke segmen ini akan berpeluang menghasilkan diversifikasi portofolio kredit sehingga risiko kreditnya dapat dimitigasi untuk mendukung binis Bank. Sejalan dengan itu, Bank selama tahun 2011 telah menyalurkan dana dengan fokus pemberian pinjaman komersial kepada Segmen UKM ( Usaha Kecil Menengah) untuk tujuan pembiayaan modal kerja maupun investasi usaha dan sebagian kecil pemberian pinjaman konsumer dengan tujuan kepemilikan rumah dan kenderaan mobil oleh nasabah individu.
B. Jaringan Distribusi Pengembangan basis nasabah yang solid merupakan target unit bisnis dalam memasarkan produk pinjaman maupun membangun portofolio pinjaman Bank dengan menggunakan seluruh jaringan distribusi yang dimiliki Bank , antara lain : Jaringan kantor cabang yang lokasinya pada umumnya adalah komersial area yang berfungsi sebagai sales dan service outlet termasuk cross selling oleh bagian non kredit. Membangun sinergi antar nasabah dengan menyediakan jasa layanan perbankan pada lingkup bisnis yang dimiliki nasabah, seperti dari manufaktur dengan supplier dan dengan wholeseller. Seluruh jaringan kantor cabang dan jajaran kantornya sudah ditunjang dengan pengembangan IT termasuk fasilitas On Line, centralized operation process sehingga dapat mendukung pelayanan yang prima kepada nasabah dengan cost yang efisien.
C. Proses Kredit dan Komite Kredit Setiap unit baik Unit Bisnis maupun Unit Kredit yang melaksanakan proses kredit dari tahap pendekatan awal sampai keputusan kredit wajib memperhatikan prinsip kehati-hatian, menerapkan prinsip empat mata, melaksanakan ketentuan Risk Management dan Kebijakan Perkreditan & Prosedur Bank. Setiap proposal kredit yang diajukan oleh Unit Bisnis wajib dievaluasi secara independen oleh Credit Review di Kantor Pusat sebelum diajukan ke Komite Kredit untuk mendapatkan keputusan kredit. Komite Kredit adalah komite di bawah Direksi yang bertugas membuat keputusan kredit atas proposal kredit yang diajukan dengan memperhatikan pendapat dari Unit Bisnis dan rekomendasi dari Unit Kredit. Komite Kredit dalam membuat keputusan selalu memperhatikan prinsip kehati-hatian (prudence) dan kebijakan perkreditan Bank.
Nobu Bank | 2011
15
D. Realisasi Penyaluran Dana Selama tahun 2011, pencapaian penyaluran kredit yang telah dilakukan adalah : Jenis Kredit
2011 (Juta Rupiah)
2010 (Juta Rupiah)
Pertumbuhan
Kredit Modal Kerja
75,035
906
8182,0%
Kredit Investasi
72,010
14,231
406%
Kredit Konsumsi
15,724
-
-
162,769
15,137
975,3%
Total Kredit
2011
2010 5,99%
9,66% 46,10% 44,24%
Kredit Modal Kerja Kredit Investasi
Kredit Modal Kerja
94,01%
Kredit Investasi
Kredit Konsumsi
E. Pengelolaan Dana Pengelolaan dana dilakukan oleh Treasury untuk mengamankan dan memastikan likuiditas Nobu Bank sehari-hari senantiasa berada pada tingkat yang memadai. Seluruh kegiatan pengelolaan dana dan pengendalian risiko suku bunga dilakukan dengan memperhatikan prinsip kehati-hatian melalui pemanfaatan peran Asset and Liability Committee (ALCO) dalam mengidentifikasi dan memitigasi risiko tersebut.
Nobu Bank | 2011
16
Pengembangan Produk Produk adalah jembatan yang menghubungkan Bank dengan nasabah sehingga nasabah memperoleh keuntungan dan kenyamanan dalam melakukan aktivitas keuangannya sehingga melalui produk maka peran Bank menjadi esensial dalam membangun sinergi antara pemilik dana dan nasabah yang membutuhkan dana. Produk simpanan dan pinjaman adalah dua produk utama yang dipasarkan Bank. Pengembangan produk pinjaman menjadi tanggung jawab Divisi Kredit, sedangkan untuk pengembangan produk simpanan menjadi tanggung jawab Divisi Pengembangan Produk (Product Development). Divisi Pengembangan Produk menempatan pemenuhan fitur-fitur standar produk Nobu Bank sebagai program kerja utamanya. Proses pemenuhan fitur-fitur standar pada fasilitas Bank melibatkan kerjasama dengan berbagai pihak antara lain penyedia jasa tekonologi informasi yang bekerjasama dengan Bank, Divisi Operation dan Divisi Legal untuk menyusun segala hal yang berkaitan dengan produk dan layanan yang akan diberikan oleh Bank kepada nasabah. Perijinan, prosedur standar, kesiapan sumber daya manusia, komunikasi dan sosialisasi menjadi kerja tim yang sinergis yang dimpimpin oleh Divisi Pengembangan Produk. Melalui kerja keras dan koordinasi dengan divisi-divisi terkait, maka Divisi Pengembangan Produk dapat menyelesaikan beberapa tahapan penting rencana pengembangan produk ke depan. Kartu ATM yang menjadi alat transaksi bagi nasabah tabungan telah dapat diperoleh ijinnya di penghujung tahun 2011 seiring dengan langkah penempatan beberapa mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) di beberapa lokasi kantor Bank. Beberapa program pemasaran produk simpanan juga telah dipersiapkan oleh Divisi Pengembangan Produk yang akan diluncurkannya beberapa produk dan layanan baru seperti Virtual Account dan layanan e-channel seperti internet banking dan mobile banking.
Nobu Bank | 2011
17
Jaringan Distribusi A. Jaringan Kantor Sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa perbankan, maka pelayanan yang berkualitas kepada nasabah menjadi kata kunci yang mendasari setiap langkah kerja yang diambil Nobu Bank. Dalam rangka mewujudkan pelayanan yang berkualitas tersebut, salah satu elemen penting adalah bagaimana Nobu Bank dapat semakin dekat kepada nasabah sehingga mampu menghadirkan kemudahan dan kenyamanan yang diharapkan oleh nasabah. Untuk itu Nobu Bank secara bertahap membangun jaringan kantor di berbagai lokasi strategis di Jabodetabek dan sekitarnya. Sebanyak 13 (tiga belas) jaringan kantor yang telah beroperasi di Jabodetabek dan Bandung yang menunjukkan komitmen Nobu Bank untuk memenuhi kebutuhan nasabah dalam melakukan transaksi perbankan. Dukungan teknologi informasi yang memadai menjadi elemen penting pada pembangunan jaringan kantor yang akan memungkinkan nasabah untuk melakukan transaksi secara online dan real time. Pembangunan jaringan kantor akan terus berlanjut di berbagai daerah di Indonesia di tahun-tahun mendatang guna meningkatkan kemampuan Nobu Bank dalam menghadirkan layanan yang berkualitas prima kepada seluruh nasabah. B. Electronic Channel Tahun 2011 adalah tahun awal pengembangan electronic channel yang dimulai dari fasilitas Nobu Card (ATM) yang telah berhasil terkoneksi dengan jaringan ATM Bersama sehingga memudahkan nasabah untuk melakukan transaksi baik di ATM Nobu Bank maupun di seluruh ATM yang tergabung dalam jaringan ATM Bersama. Pengembangan electronic channel akan dilanjutkan sebagai langkah untuk melengkapi layanan yang dapat diberikan kepada nasabah selain variasi produk yang juga sedang dikembangkan. Mobile banking dan internet banking adalah layanan yang hendak diluncurkan guna melengkapi fitur produk yang dimiliki. Electronic channel adalah channel distribusi yang penting bagi Bank guna mengakselerasi pertumbuhan nasabah seiring meningkatnya jumlah pengguna telepon genggam dan pengguna internet di Indonesia yang menginginkan kemudahan dan kenyamanan dalam transaksi perbankan yang dilakukan.
Nobu Bank | 2011
18
Operasional & Teknologi Informasi Tanggung jawab bidang Operasional dan Teknologi Informasi adalah untuk membangun dan menyediakan sebuah sistem operasional perbankan yang komprehensif guna memenuhi kebutuhan pengembangan bisnis Bank, memastikan proses operasional Bank berjalan secara efektif serta memastikan kesesuaian sekaligus pemenuhan aspek-aspek yang berkaitan dengan ketentuan Bank Indonesia mengenai standar sistem operasional perbankan. Menyadari betapa besar lingkup kerja, tingkat urgensi dari setiap aspek dalam sistem, dan potensi risiko yang mungkin timbul dari setiap aspek, maka Divisi Operasional dan Teknologi Informasi menyusun program kerja secara hati-hati dan teliti melalui tahapan-tahapan yang terstruktur. Implementasi Bank Vision sebagai core banking dari sistem operasional Bank telah melalui berbagai tahapan uji sebelum tahun 2011 guna memastikan bahwa sistem tersebut dapat berfungsi dengan baik melalui jaringan yang telah dibangun. Menyangkut sistem setelmen pengiriman uang melalui sistem Bank Indonesia Real time Gross Settlement (BI-RTGS) dan juga penyelesaian transaksi surat berharga melalui Bank Indonesia Scriptless Securities Settlement System (BI-SSSS), maka Bank di tahun 2011 mempersiapkan pengembangan ke arah Generasi II sejalan dengan rencana pengimplementasiannya oleh Bank Indonesia di tahun 2012. Guna mengantisipasi adanya risiko interkoneksi antara kantor pusat dan kantor-kantor operasional, serta sejalan dengan persyaratan Bank Indonesia, maka Bank telah membangun back up line guna mendampingi primary line yang telah ada. Uji coba dilakukan secara bertahap untuk memastikan bahwa back up line tersebut berfungsi dengan baik apabila primary line mengalami gangguan. Selain itu Disaster Recovery Centre (DRC) juga dibangun untuk memastikan sistem Teknologi Bank tetap dapat mendukung jika terjadi kendala pada Data Centre, hal ini sesuai dengan arahan Bank Indonesia yang dituangkan dalam Peraturan Bank Indonesia - Manajemen Risiko Teknologi Informasi (PBI-MRTI). Disaster Recovery Centre ini secara berkala dilakukan uji coba untuk memastikan kehandalannya. Dengan tujuan meningkatkan koordinasi dan akuntabilitas dari setiap langkah yang dilakukan berkaitan dengan implementasi teknologi informasi, maka Bank membentuk Komite Pengarah Teknologi Informasi yang beranggotakan Direksi dan beberapa kepala divisi. Komite ini dibentuk sebagai bentuk komunikasi, diskusi dan memberikan rekomendasi untuk pengambilan keputusan atas langkah dan kebijakan yang penting sekaligus memonitor setiap tahapan proses yang dilakukan agar pemilihan, uji coba, implementasi dan mitigasi risiko secara komprehensif dapat dipersiapkan dan dilaksanakan sesuai prosedur. Dengan arahan dari Komite Pengarah Teknologi Informasi ini diharapkan Pengembangan Bisnis yang berorientasi pada perluasan jaringan pelayanan baik secara Elektronik (E-Channel) maupun secara Fisik (Opening New Office) berikut pengembangan Produk dan Layanan Unggulan dapat dicapai secara efektif. Teknologi tepat guna dan Operasional Bank yang efektif akan menjadi kunci keberhasilan persaingan dalam Industri Perbankan. Bank dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien sejalan dengan semakin mengecilnya Net Interest Margin.
Nobu Bank | 2011
19
Sumber Daya Manusia dan Manajemen Pembelajaran Pengembangan Sumber Daya Manusia (human capital) mempunyai nilai yang sangat penting dalam membangun pertumbuhan perusahaan yang berkualitas dan berkelanjutan. Upaya untuk membentuk Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan kompetensi yang tinggi dilakukan sejak tahapan proses rekrutmen, in house training, on the job training, hingga penempatan, termasuk promosi dan rotasi bila diperlukan. Secara garis besar, selama tahun 2011, perusahaan menyusun prinsip-prinsip yang menjadi pegangan dalam pengembangan sumber daya manusia antara lain : 1. Berpedoman pada visi misi untuk menjadi bank dengan standar global yang diterjemahkan dalam penyusunan standar dan kriteria dalam kualitas penampilan, kemampuan dan ketrampilan serta perilaku sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan. 2. Melakukan perbaikan secara berkesinambungan di dalam proses rekrutmen guna memperoleh sumber daya manusia yang berkualitas, yang memiliki latar belakang yang baik dan memiliki potensi untuk tumbuh dan berkembang bersama perusahaan. 3. Melakukan kegiatan pendidikan dan pelatihan yang terstruktur dan memadai untuk dapat meningkatkan kemampuan sumber daya manusia secara bertahap dan terus menerus yang sesuai dengan bidang kerjanya masing-masing. 4. Melakukan evaluasi kinerja secara menyeluruh dan berkala guna meningkatkan produktivitas dalam bekerja dan sekaligus memberi kesempatan bagi karyawan untuk menapaki jenjang karir sesuai dengan prestasi kinerjanya. Data sumber daya manusia perusahaan pada akhir tahun 2011 adalah sebagai berikut : Keterangan
2011 Jumlah
2010 %
Jumlah
%
Jenjang Jabatan Direksi
3
2,59
3
8,11
Manager
35
30,17
6
16,22
Supervisor
22
18,97
4
10,81
Pelaksana
56
48,28
24
64,86
116
100,00
37
100,00
Sarjana (S1 & S2)
93
80,17
11
29,73
Akademi (D3)
17
14,66
5
13,51
6
5,17
21
56,76
116
100,00
37
100,00
s/d 30 tahun
66
56,90
4
10,81
31 s/d 45 tahun
35
30,17
25
67,57
46 s/d 55 tahun
14
12,07
8
21,62
1
0,86
0
0,00
116
100,00
37
100,00
Total Jenjang Pendidikan
SLTA Total Jenjang Umur
> 55 tahun Total
Nobu Bank | 2011
20
Manajemen Risiko Dalam rangka Penerapan Manajemen Risiko dan Sistim Pengendalian Intern, Bank menitikberatkan pada langkah-langkah yang diperlukan untuk mengantisipasi sedini mungkin terhadap kemungkinan terjadinya risiko yang dapat mempengaruhi kinerja Bank. Langkah-langkah tersebut disusun dan dilaksanakan kaidahkaidah manajemen risiko dan pengendalian intern yang merupakan bagian dari prinsip-prinsip tata kelola perusahaan. Beberapa langkah tersebut antara lain : Dewan Komisaris telah melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai berikut. : Menyetujui dan mengevaluasi kebijakan manajemen risiko. Mengevaluasi tanggung jawab Direksi atas pelaksanaan kebijakan manajemen risiko. Mengevaluasi dan memutuskan permohonan Direksi yang terkait dengan transaksi yang memerlukan persetujuan Dewan Komisaris. Direksi melaksanakan penerapan manajemen risiko sebagai berikut : Memastikan kecukupan implementasi Sistem Informasi Manajemen dan ketepatan kebijakan, prosedur dan penetapan limit telah memadai sesuai dengan skala dan kompleksitas usaha Bank. Mengoptimalkan pengkajian ulang terhadap metodologi penilaian risiko secara optimal, sesuai dengan kompleksitas usaha Bank. Menyediakan sumber daya secara memadai untuk menyelesaikan tugas pengelolaan risiko yang sesuai. Meningkatkan mutu keterampilan sumber daya manusia pengelola risiko agar lebih optimal. Sistim Pengendalian Intern Bank dilaksanakan sebagai berikut : Telah diterapkan kebijakan, prosedur dan penetapan limit risiko. Untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan risiko telah dilaksanakan metode sederhana yang disesuaikan dengan kompleksitas transaksi Bank termasuk sistem informasi manajemen risiko yang mencukupi. Menerapkan sistem pengendalian intern secara melekat pada setiap unit kerja serta tingkat organisasi.
Nobu Bank | 2011
21
Tata Kelola Dalam rangka mewujudkan pertumbuhan perusahaan yang berkelanjutan (sustainable growth), maka Bank tidak hanya fokus pada aspek pengembangan bisnis semata, namun juga bagaimana membangun tata kelola perusahaan yang akuntabel yang diyakini akan menjadi fondasi yang esensial bagi perusahaan. Aspek tata kelola perusahaan selama ini pun telah terbukti menjadi faktor penting pada berbagai perusahaan berskala nasional maupun internasional. Untuk itu dari waktu ke waktu Bank berusaha meningkatkan kualitas tata kelola yang turut menentukan tingkat kesehatan Bank yang sangat berpengaruh pada pembangunan reputasi perusahaan. Berikut ini adalah aspek-aspek cakupan dalam pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) yang telah dilaksanakan Bank. A. Pelaksanaan Tugas & Tanggung Jawab Dewan Komisaris & Direksi 1. Jumlah, Komposisi, Kriteria dan Independensi Dewan Komisaris Sampai dengan akhir Desember 2011, Bank telah memiliki 3 (tiga) orang Komisaris Independen yaitu Komisaris Utama dan 2 orang Komisaris. Pengangkatan Komisaris Utama telah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia, sesuai dengan Keputusan dari Bank Indonesia tanggal 6 Maret 2011. Pengangkatan anggota Dewan Komisaris Sodikin Arsjad juga telah memenuhi persyaratan karena telah lulus Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) sesuai persetujuan Bank Indonesia tanggal 09 Oktober 1997. Adapun pengangkatan Komisaris Hadiah Herawatie telah disetujui Bank Indonesia pada tanggal 5 Agustus 2011. Masing-masing Anggota Dewan Komisaris memiliki integritas, kompetensi dan reputasi yang baik. Anggota Dewan Komisaris juga tidak saling memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua dengan anggota Direksi maupun Komisaris lainnya. Selain itu, Anggota Komisaris tidak merangkap jabatan sebagai Komisaris, Direksi atau Pejabat Eksekutif pada Bank lain. Anggota Dewan Komisaris seluruhnya berdomisili di Indonesia dan 100% berasal dari pihak independen terhadap Pemegang Saham Pengendali. Adapun rincian Dewan Komisaris Bank adalah sebagai berikut: Komisaris Utama Komisaris Komisaris
: Adrianus Mooy (Independen) : Sodikin Arsjad (Independen) : Hadiah Herawatie (Independen)
Direksi Sampai dengan akhir Desember 2011, Bank memiliki 3 (tiga) orang Direktur. Anggota Direksi orang yang seluruhnya berdomisili di Indonesia serta berasal dari pihak yang independen terhadap Pemegang Saham Pengendali. Adapun rincian Anggota Direksi adalah sebagai berikut : Direktur Utama Direktur Direktur
: Telijani Tjandra : Efen Linggautama : Januar Angkawidjaja
Seluruh anggota Direksi baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama tidak memiliki (nihil) saham pada Bank dan atau pada suatu perusahaan lain. Nobu Bank | 2011
22
Pengangkatan Anggota Direksi telah memenuhi persyaratan karena telah lulus Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) dari Bank Indonesia. Seluruh Anggota Direksi tidak saling memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua dengan sesama anggota Direksi maupun dengan anggota Dewan Komisaris. Seluruh anggota Direksi tidak merangkap jabatan sebagai Komisaris, Direksi atau Pejabat Eksekutif pada Bank lain. 2. Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris Sesuai dengan kompetensi dan reputasi anggota Dewan Komisaris, maka perannya dalam hal pengawasan terhadap kinerja Direksi sangat penting untuk memastikan bahwa kebijakan yang diambil Direksi telah berada pada koridor ketentuan dan regulasi perbankan yang berlaku. Maka berkaitan dengan tugas dan tanggung ajwabnya dalam pelaksanaan Good Corporate Governance (untuk selanjutnya disebut GCG) tersebut, Dewan Komisaris :
Telah melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara independen. Telah memastikan terselenggaranya pelaksanaan GCG pada sebagian kegiatan usaha atau tingkat organisasi sesuai dengan skala, volume serta kompleksitas usaha Bank. Telah melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab serta memberikan nasihat kepada Direksi, termasuk mengarahkan, memantau serta mengevaluasi kebijakan strategis Bank. Telah memastikan bahwa Direksi telah menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari satuan kerja audit intern Bank, auditor eksternal, hasil pengawasan Bank Indonesia dan atau hasil pengawasan otoritas lainnya. Telah menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya secara optimal. Tidak terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan operasional Bank, kecuali dalam hal penyediaan dana kepada pihak terkait, dan hal-hal lain yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar Bank dan atau peraturan perundangan yang berlaku dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan. Bahwa sampai dengan akhir Desember 2011, tidak menemukan pelanggaran atas peraturan perundang-undangan di bidang keuangan dan perbankan, dan keadaan atau perkiraan keadaan yang dapat membahayakan kelangsungan usaha Bank. Telah menyusun dan menetapkan pedoman dan tata tertib kerja yang mencantumkan pengaturan etika kerja, waktu kerja, dan rapat.
Direksi Sebagai penentu kebijakan operasional perusahaan, maka Direksi memegang peranan krusial dalam pengembangan usaha Bank dan bertanggung jawab pada monitoring pelaksanaan tata kelola dalam setiap aspek dalam perusahaan. Untuk itu dalam pelaksanaan Good Corporate Governance, maka Direksi : Telah melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara independen. Telah bertanggung jawab atas pelaksanaan kepengurusan Bank. Nobu Bank | 2011
23
Telah mengelola Bank sesuai kewenangan dan tanggung jawabnya sebagaimana diatur di dalam Anggaran Dasar serta peraturan perundang-undangan yang berlaku. Telah melaksanakan prinsip-prinsip GCG dalam setiap kegiatan usaha Bank pada sebagian tingkat organisasi, sesuai dengan volume, skala dan kompleksitas usaha Bank. Telah menyediakan data dan informasi secara cukup lengkap, akurat, kini dan tepat waktu kepada Komisaris. Secara responsif telah menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari SKAI, auditor eksternal, dan hasil pengawasan Bank Indonesia dan atau hasil pengawasan otoritas lain. Telah mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas kepada pemegang saham melalui RUPS. Telah mengungkapkan kebijakan-kebijakan Bank yang bersifat strategis di bidang kepegawaian kepada pegawai dengan media yang mudah diakses pegawai. Telah membentuk Satuan Kerja Aufit Internal (SKAI), Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR) dan Satuan Kerja Kepatuhan. Tidak menggunakan penasehat perorangan dan atau jasa profesional sebagai konsultan kecuali untuk proyek yang bersifat khusus. Telah memiliki pedoman dan tata tertib kerja yang telah mencantumkan pengaturan etika kerja, waktu kerja, dan pengaturan rapat.
3. Frekuensi Rapat Dewan Komisaris Rapat Dewan Komisaris telah dilaksanakan baik secara formal maupun informal. Dalam setiap rapat tersebut apabila dirasa perlu, Dewan Komisaris merumuskan rekomendasi yang akan disampaikan kepada Direksi mengenai suatu permasalahan yang sedang dihadapi. Sesuai dengan ketentuan tentang pelaksanaan GCG maka Dewan Komisaris telah memenuhi frekuensi pertemuan selama tahun 2011. 4. Rekomendasi Dewan Komisaris Rekomendasi-rekomendasi Dewan Komisaris yang dihasilkan dalam rapat-rapat telah diimplementasikan dan dilaksanakan oleh Direksi semaksimal mungkin sesuai dengan materi rekomendasi. B. Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite-Komite Dalam melaksanakan tugasnya, Dewan Komisaris dibantu oleh beberapa komite yang dibentuk untuk membahas berbagai hal yang lebih spesifik untuk kemudian memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris. 1. Struktur, keanggotaan, keahlian dan independensi anggota Komite Sesuai dengan ketentuan Pelaksanaan GCG, Bank telah membentuk 3 (tiga) Komite, yang terdiri dari Komite Audit, Komite Pemantau Risiko dan Komite Remunerasi dan Nominasi.
Komite Audit Dewan Komisaris telah melakukan pembentukan dan pengangkatan Komite Audit yang angotanya adalah sebagai berikut:
Nobu Bank | 2011
24
Ketua Anggota Anggota Anggota
Komite Pemantau Risiko Dewan Komisaris telah melakukan pembentukan dan pengangkatan Komite Pemantau Risiko yang anggotanya adalah sebagai berikut: Ketua Anggota Anggota Anggota
: Adrianus Mooy : Sukarwan : I Nyoman Tjager : Markus Permadi
: Adrianus Mooy : E Y Ruru : I Nyoman Tjager : Markus Permadi
Komite Remunerasi dan Nominasi Dewan Komisaris telah melakukan pembentukan dan pengangkatan Komite Remunerasi dan Nominasi yang anggotanya adalah sebagai berikut : Ketua Anggota Anggota Anggota
: Hadiah Herawatie : Adrianus Mooy : Markus Permadi : Chandra Kusdianto
2. Tugas dan tanggung jawab Komite Sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Bank Indonesia mengenai Pelaksanaan GCG, maka Komite-komite yang telah terbentuk mengemban tugas dan tanggung jawab yang penting khususnya pada setiap aspek pokok yang menjadi perhatian Komite yang bersangkutan. Tugas dan tanggung jawab setiap komite tersebut adalah sebagai berikut:
Komite Audit o Melakukan pemantauan dan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan Audit serta pemantauan atas tindak lanjut hasil audit dalam rangka menilai kecukupan pengendalian intern termasuk kecukupan proses pelaporan keuangan. o Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap : - Pelaksanaan tugas SKAI. - Kesesuaian pelaksanaan audit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) dengan standar yang berlaku. - Kesesuaian laporan keuangan dengan standar akuntansi yang berlaku. - Pelaksanaan tindaklanjut oleh Direksi atas hasil pengawasan Bank Indonesia guna memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris. o Memberikan rekomendasi mengenai penunjukkan Akuntan Publik dan KAP kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada RUPS
Komite Pemantau Risiko o Mengevaluasi kesesuaian antara kebijakan manajemen risiko dengan pelaksanaan kebijakan tersebut. o Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko Nobu Bank | 2011
25
o
Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris tentang evaluasi dan pemantauan manajemen risiko.
Komite Remunerasi dan Nominasi o Terkait dengan kebijakan remunerasi - Melakukan evaluasi terhadap kebijakan remunerasi. - Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai kebijakan remunerasi bagi Dewan Komisaris dan Direksi (disampaikan pada RUPS) serta kebijakan remunerasi bagi Pejabat Eksekutif dan Pegawai (disampaikan kepada Direksi). o Terkait dengan kebijakan nominasi - Menyusun dan memberikan rekomendasi mengenai sistem serta prosedur pemilihan dan/atau penggantian anggota Dewan Komisaris dan Direksi kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada RUPS. - Memberikan rekomendasi mengenai calon anggota Dewan Komisaris dan/atau Direksi kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan pada RUPS. - Memberikan rekomendasi mengenai pihak independen yang akan menjadi anggota Komite GCG.
3. Frekuensi Rapat Komite Jumlah pelaksanaan rapat Komite-Komite GCG telah diselenggarakan minimal sama dengan rapat Dewan Komisaris yaitu empat kali setahun. C. Fungsi Kepatuhan Dalam rangka memenuhi aspek kepatuhan yang menjadi bagian tak terpisahkan dari aspek tata kelola, maka Direktur Kepatuhan telah melakukan hal-hal sebagai berikut : 1. Memastikan kepatuhan Bank terhadap ketentuan Bank Indonesia dan peraturan perundangundangan yang berlaku, melalui : menetapkan langkah yang diperlukan dengan memperhatikan prinsip kehati-hatian; memantau dan menjaga agar kegiatan usaha Bank tidak menyimpang dari ketentuan; memantau dan menjaga kepatuhan Bank terhadap seluruh perjanjian dan komitmen yang dibuat oleh Bank kepada Bank Indonesia dan lembaga otoritas yang berwenang. 2. Mencegah Direksi agar tidak menempuh kebijakan atau menetapkan keputusan yang menyimpang dari ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 3. Direktur kepatuhan telah secara berkala melaporkan pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya kepada Direktur Utama dengan tembusan kepada Dewan Komisaris. 4. Penunjukan Direktur Kepatuhan telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Salah satu aspek yang juga telah dipenuhi oleh Bank pada awal tahun 2011 ini adalah dibentuknya Satuan Kerja Kepatuhan yang independen atau terpisah dari unit kerja operasional lainnya. Satuan Kerja Kepatuhan dipimpin oleh seorang Head of Compliance. Dalam kaitannya dengan penerapan fungsi kepatuhan, Bank telah menjalankan aktivitas sebagai berikut : 1. Menyediakan sumber daya yang memadai untuk menyelesaikan tugas secara efektif. 2. Menyampaikan laporan pokok pelaksanaan tugas Direktur Kepatuhan dan laporan khusus kepada Bank Indonesia dan pihak terkait. 3. Melaksanakan training Pelaksanaan Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme kepada seluruh pegawai Bank Nobu Bank | 2011
26
4. Memantau pelaksanaan proses pengkinian data nasabah. 5. Mengembangkan sistem informasi untuk mendukung pelaksanaan program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme. 6. Membuat kebijakan dan Pedoman Kepatuhan. D. Fungsi Audit Internal Direksi Bank telah mengupayakan terciptanya struktur pengendalian intern yang memadai, dan menjamin terselenggaranya fungsi audit internal Bank dalam setiap tingkatan manajemen. Selain itu, Direksi juga telah melakukan tindak lanjut atas setiap temuan audit internal Bank sesuai dengan kebijakan dan arahan Dewan Komisaris. Sebagai langkah monitoring, Direksi Bank juga memastikan tersedianya laporan kegiatan pelaksanaan fungsi audit internal Bank secara berkala. Dalam kaitannya dengan fungsi Audit Internal, Bank telah melaksanakan hal-hal sbb. : 1. Memiliki Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank (SPFAIB), serta : Menyusun Piagam Audit Intern (Internal Audit Charter); Membentuk Satuan Kerja Audit Intern (SKAI); Menyusun panduan audit intern. 2. Kelembagaan SKAI independen terhadap satuan kerja operasional. 3. Melakukan kaji ulang secara berkala atas efektifitas pelaksanaan kerja SKAI dan kepatuhannya terhadap SPFAIB oleh pihak eksternal setiap tiga tahun. 4. Menyediakan sumber daya yang memadai. Salah satu aspek yang juga telah dipenuhi oleh Bank pada awal tahun 2011 ini adalah dibentuknya Satuan Kerja Audit Intern yang independen atau terpisah dari unit kerja operasional lainnya. Satuan Kerja Audit Intern dipimpin oleh seorang Kepala SKAI Pelaksanaan Fungsi Audit Internal Bank berpedoman pada Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank (SPFAIB). Pada tahun 2011, Divisi Audit Internal telah melakukan revisi atas Internal Audit Charter guna menyesuaikan dengan perkembangan, kebutuhan dan kompleksitas usaha Bank. Rencana kerja tahunan Satuan Kerja audit Internal (SKAI) disusun berdasarkan prioritas dan tingkat risiko masing-masing unit kerja Auditee. Rencana kerja tahun 2011 telah disetujui oleh Direktur Utama dan pencapaiannya telah sesuai rencana serta telah dilaporkan pula kepada Komite Audit. SKAI memiliki peran penting dalam pengembangan produk dan sistem baru, baik dari sisi keikutsertaan dalam User Acceptance Test (UAT) maupun dalam melakukan review terhadap kebijakan dan Prosedur Operasi Standarnya. Secara independen SKAI mengevaluasi keefektifan dari pelaksanaan manajemen risiko, sistem pengendalian internal, kepatuhan terhadap peraturan dan proses tata kelola perusahaan, baik di kantor cabang maupun di unit kerja Kantor Pusat. Selama tahun 2011 SKAI telah melakukan pemeriksaan pada 4 unit kerja di Kantor Pusat dan 28 kali audit di kantor cabang dan kantor kas. Laporan hasil pemeriksaan tersebut telah disampaikan kepada Direktur Utama dan Komisaris melalui Komite Audit serta kepada Direktur Kepatuhan. Sebagai kelanjutan dari setiap pemeriksaan dan pelaporan audit, maka SKAI juga melakukan pemantauan atas tindak lanjut dari setiap hasil audit internal maupun temuan hasil pemeriksaan Bank Indonesia guna memastikan bahwa hasil temuan audit baik internal maupun eksternal telah betul-betul Nobu Bank | 2011
27
ditindaklanjuti dan dipenuhi sehingga terjadi peningkatan kualitas pada setiap unit yang selama ini menjadi perhatian Direksi dan Komite Audit. Evaluasi atas kinerja Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) dilakukan setiap 3 tahun sekali oleh Pihak Independen dan untuk tahun 2011 telah dilakukan pada akhir Juni oleh Kantor Akuntan Publik Dedy Zeinirwan Santosa. Kegiatan Komite Audit Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum, maka susunan anggota Komite Audit Bank telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Berdasarkan Surat Keputusan Pengangkatan Komite Audit No. 197/DIR/NNB/III/2011 tanggal 29 Maret 2011, susunan Komite Audit adalah sebagai berikut: Jabatan Ketua Anggota Anggota Anggota
Nama
Status
Keahlian
Adrianus Mooy Sukarwan I Nyoman Tjager Markus Permadi
Komisaris Independen Anggota Independen Anggota Independen Komisaris Non Independen
Keuangan & Perbankan Keuangan & Perbankan Hukum & Perbankan Keuangan & Perbankan
Dalam melaksanakan tugasnya, Komite Audit menggunakan Pedoman dan Tata Tertib Kerja Komite Audit yang telah ditetapkan. Pokok-pokok Persoalan yang ditangani pada tahun 2011 adalah : 1. Menyetujui dan mengesahkan revisi Internal Audit Charter pada tanggal 28 April 2011. 2. Melakukan penelaahan dan persetujuan terhadap Rencana kerja Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) tahun 2011. 3. Melakukan penelaahan dan evaluasi atas penilaian Eksternal Auditor terhadap keefektifan SKAI. 4. Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas SKAI, termasuk menelaah independensi dan kecukupan jumlah auditor. 5. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan tindak lanjut yang dilakukan Direksi atas hasil temuan SKAI, Akuntan Publik dan hasil pengawasan Bank Indonesia. 6. Melakukan penelaahan atas ketaatan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan dan peraturan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan. 7. Memberikan rekomendasi mengenai penunjukkan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham. 8. Ketua Komite Audit bersama Direktur Utama menandatangani Laporan Pelaksanaan dan Pokokpokok hasil Audit Internal untuk disampaikan kepada Bank Indonesia. E. Fungsi Audit Eksternal Penerapan fungsi Audit Eksternal telah berjalan sebagaimana mestinya yang dapat dilihat dari hal-hal sbb. : a. Bank selalu menunjuk Akuntan Publik dan KAP yang terdaftar di Bank Indonesia. b. Penunjukan Akuntan Publik dan KAP yang sama oleh Bank tidak lebih dari 5 (lima) tahun buku berturut-turut. Selama lima tahun terakhir, KAP yang ditunjuk untuk mengaudit Bank adalah : Junarto, Tjahjadi BAP (periode tahun 2004, 2005 dan 2006). Kanto Tony Frans & Darmawan (periode tahun 2007). Tjahjadi, Pradhono & Teramiharja (periode tahun 2008 dan 2009). Nobu Bank | 2011
28
Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto (AAJ Associates) (periode tahun 2010 dan 2011). c. Penunjukan Akuntan Publik dan KAP telah memperoleh persetujuan berdasarkan rekomendasi dari Komite Audit. d. Penugasan audit kepada Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik telah memenuhi aspek-aspek : Kapasitas Kantor Akuntan Publik yang ditunjuk Legalitas perjanjian kerja Ruang lingkup audit Standar profesional akuntan publik, dan Komunikasi Bank Indonesia dengan Kantor Akuntan Publik yang ditunjuk. Akuntan Publik yang ditunjuk, telah : 1. Menyampaikan hasil audit dan management letter kepada bank tepat waktu. 2. Mampu bekerja secara independen, memenuhi standar profesional akuntan publik dan perjanjian kerja serta ruang lingkup audit yang ditetapkan.
Nobu Bank | 2011
29
Sekilas PT Kharisma Buana Nusantara PT Kharisma Buana Nusantara (Perusahaan) berkedudukan di Jakarta, didirikan berdasarkan Akta No. 2 tanggal 4 Januari 2005 dari Robert Purba, SH, Notaris di Jakarta. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C04382.HT.01.01.TH.2005 tanggal 21 Pebruari 2005. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta Notaris No. 17 tanggal 22 Oktober 2009 dari Unita Christina Winata, SH, Notaris di Jakarta mengenai peningkatan modal dasar Perusahaan dari Rp 100.000.000 menjadi Rp 100.000.000.000, peningkatan modal ditempatkan dan disetor dari Rp 100.000.000 menjadi Rp 60.000.000.000, dan penggantian susunan pengurus. Perubahan tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. AHU-60499.AH.01.02.Tahun 2009 tanggal 11 Desember 2009. Sesuai dengan Pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, maksud dan tujuan Perusahaan adalah berusaha dalam bidang perdagangan, pembangunan, perindustrian, pertambangan, percetakan, pertanian, pengangkutan darat, jasa dan perbengkelan. Perusahaan berkedudukan dan berkantor pusat di Gedung Citra Graha Lantai 10, Jalan Jenderal Gatot Subroto Kavling 35-36, Jakarta Selatan. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan Berdasarkan Akta No. 17 tanggal 22 Oktober 2009 dari Notaris Unita Christina Winata, SH, susunan pengurus Perusahaan per 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris
: Mochtar Riady
Direksi Direktur
: Nio Yantony
Pada tanggal 31 Desember 2011, Perusahaan dan Perusahaan Anak memiliki 166 karyawan tetap dan pada tanggal 31 Desember 2010, Perusahaan dan Perusahaan Anak memiliki 37 karyawan tetap. PT Bank Nationalnobu Perusahaan mengakuisisi 60.000 saham PT Bank Nationalnobu (“Perusahaan Anak”) dari PT Gunawan Sejahtera dengan harga per lembar saham adalah Rp 1.000.000. Jumlah nilai pembelian saham tersebut sebesar Rp 60.484.200.000 setara dengan 60% dari jumlah saham Perusahaan Anak yang diterbitkan. Perusahaan Anak didirikan pada tanggal 13 Pebruari 1990 di Jakarta dan bergerak dalam bidang industri perbankan. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan RI No. 949/KMK.013/1990 tanggal 16 Agustus 1990, Perusahaan Anak memulai kegiatan operasionalnya sebagai bank umum. Berdasarkan Akta RUPS Luar Biasa No. 30 tanggal 13 Oktober 2010 dari Notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, SH, Perusahaan setuju untuk menambah setoran modal di Perusahaan Anak secara tunai sebesar Rp 30.000.000.000. Atas penambahan setoran modal tersebut, Perusahaan memiliki secara langsung sebanyak 90.000.000 saham Perusahaan Anak atau setara dengan 69,231% (Terdapat perubahan nilai nominal saham dari Rp. 1.000.000,menjadi Rp. 1.000,-).
Nobu Bank | 2011
30
Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Bank Per 31 Desember 2011
Nobu Bank | 2011
31
Profil Dewan Komisaris Prof. Dr. Adrianus Mooy, Komisaris Utama Warga Negara Indonesia, lahir pada tahun 1936 di Pulau Rote, Indonesia dan menjabat Gubernur Bank Indonesia tahun 1988-1993. Memulai karir profesional pada tahun 1958 di Fakultas Ekonomi, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, Indonesia, sebagai Asisten Pengajar sebelum melanjutkan studi pascasarjananya di University of Wisconsin, Amerika Serikat dan mendapatkan gelar PhD pada tahun 1966. Menjabat Wakil Sekretaris Jenderal ESCAP PBB pada 1995-2000, Chief Consultant SEACEN Center, KL 2000-2001, Senior Advisor Foreign Aid Management UNSFIR 2004-2005 dan Institutional Advisor Bank ADB 2006-2007. Saat ini menjabat sebagai Mentor Senior di Fakultas Bisnis UPH Jakarta dan Profesor Kepala di ABFI Institute. Menjadi Komisaris Utama perseroan sejak tahun 2010.
Sodikin Arsjad, Komisaris Warga Negara Indonesia, dilahirkan di Cirebon pada tahun 1934. Lulusan Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Indonesia, dan telah mengikuti berbagai seminar management dan investasi saham. Memulai karir dari Staff Keuangan Kementerian Pertahanan dari tahun 1951 – 1954. Pada tahun 1954 – 1956, sebagai staff di Direktorat Pembendaharaan Kementerian Keuangan. Menjadi guru di SMA Negeri I dari tahun 1956 – 1964 dan diangkat menjadi Staff Direktur di Badan Pimpinan Umum (BPU) Perusahaan Bangun Negara sejak Tahun 1964. Bergabung dengan PT Departemen Store Sarinah sebagai Koodinator Keuangan pada tahun 1965 – 1966. Mulai tahun 1978 sampai sekarang menjabat sebagai pimpinan di Partner KAP Arsjad & CO. dan sejak Tahun 1997 hingga sekarang menjadi Komisaris perseroan.
Hadiah Herawati, SH, LLM, Komisaris Warga Negara Indonesia, lulusan Universitas Indonesia dan memperoleh gelar LLM dari The London School of Economics and Political Science, University of London dengan spesialisasi Hukum Komersial dan Korporat. Dari tahun 1982 hingga 1986, menjabat visiting lecture di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Sejak 1998 hingga 2000 menjabat Kepala Departemen Hukum di Kantor Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara dan sejak 2000 menjadi anggota Tim ahli dari Sekretariat Komite Kebijakan Sektor Keuangan (KKSK) dan Ketua Tim Bantuan Hukum (TPBH), yang menyarankan pemerintah untuk pemulihan dana negara dalam Penyelesaian Kewajiban Pemegang Saham (PKPS). Pada 2001 menjabat Asisten Deputi Bidang Pengembangan Kerjasama Lembaga Internasional, Deputi V Kerjasama Pembangunan Ekonomi Internasional - Menteri Koordinator Perekonomian. Menjabat Komisaris PT Bank Lippo Tbk tahun 2002-2003 dan PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero). Menjadi Komisaris perseroan sejak tahun 2011.
Nobu Bank | 2011
32
Profil Direksi Telijani Tjandra, Direktur Utama Warga Negara Indonesia, lahir pada tahun 1960 dan menyelesaikan pendidikan formal pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti pada tahun 1985. Karier di dunia perbankan dimulai ketika bekerja sebagai Internal Auditor di BCA group hingga tahun 1990 dan kemudian pada tahun yang sama bergabung dengan Bank Nationalnobu (dahulu Bank Alfindo) dengan jabatan Assistant Vice President di bidang audit. Pada tahun 1993, diangkat sebagai Direktur Operasional dan terakhir dipercaya sebagai Direktur Utama sejak tahun 2003 hingga sekarang.
Efen Lingga Utama, Direktur Warga Negara Indonesia, dilahirkan di Pangkal Pinang pada tahun 1965, dan menyelesaikan pendidikan formal terakhir di Fakultas Ekonomi (S1) Universitas Jayabaya Jakarta. Awal karier dijalani di perusahaan Astra Auto 2000 pada tahun 1980-1990 sebagai Sales Representative. Menapaki karir di dunia perbankan pada tahun 1990-1993 di Bank Surya sebagai Assistant Manager, kemudian di Bank Artha Graha pada tahun 1993-1997, dengan jabatan terakhir sebagai Deputy Manager. Dilanjutkan bergabung dengan Bank Harda pada tahun 1997-2003 sebagai Branch Manager, dan kemudian ditunjuk sebagai Direktur sejak tahun 2003 hingga sekarang.
Januar Angkawidjaja, Direktur Warga Negara Indonesia, lahir di Jakarta pada tahun 1968, memperoleh Bachelor of Science in Economics dari University of Kansas, AS. Memulai karir perbankan di Lippobank Los Angeles sejak Tahun 1991 dan kemudian melanjutkan karirnya di Lippobank Jakarta di Tahun 1993. Menduduki berbagai jabatan mulai dari Relationship Manager – Corporate Finance Group, Credit Restructuring Division Head, BPPN Service Group Head, Risk Management Group Head, Commercial Banking Group Head, Restructuring & Settlement Group Head dan yang terakhir menjabat sebagai Head of Risk Management and Compliance Lippobank. Ditunjuk sebagai Direktur sejak Oktober 2010.
Nobu Bank | 2011
33
Profil Anggota-anggota Komite Markus Permadi Warga Negara Indonesia, lahir di Solo, 1946, memperoleh gelar sarjana teknik dan ekonomi dari Universitas Indonesia. Memulai karirnya di Citibank NA pada tahun 1971 sebagai Vice President, dan melanjutkan karirnya di industri perbankan di Bank Central Asia sebagai Direktur di tahun 1983 hingga 1990. Menjabat Presiden Direktur Bank Lippo sejak tahun 1990 hingga 1998. Tahun 1998 hingga 2000 menjabat Asisten / Deputi Menteri untuk Badan Usaha Milik Negara di Jasa Keuangan, Fasilitas Umum dan Industri Sumber. Pernah menjabat Komisaris PT Bank Mandiri, PT Citra Marga Nusaphala Persada, PT Ciptadana, PT First Media dan sejak 2009 menjabat Komisaris PT Star Pacific Tbk. Menjadi Anggota Komite sejak tahun 2011. Sukarwan Warga Negara Indonesia, lahir di Yogyakarta pada tahun 1947. Memperoleh gelar master bidang manajemen bisnis dari Asian Institute of Management, Manila, Filipina. Mengawali karirnya di Bank Indonesia sebagai Staf Bagian Moneter di tahun 1977 hingga menjabat sebagai Direktur Direktorat Perijinan dan Informasi Perbankan Bank Indonesia di tahun 1999 sebelum akhirnya menjadi Staf Ahli Dewan Gubernur di tahun 2000 hingga pensiun di tahun 2003. Anggota penulis Sejarah Bank Indonesia, Anggota Tim Kerja Pewawancara Fit and Proper Test New Entry Bank Indonesia tahun 2003-2008 dan menjabat Komisaris Bank ICBC Indonesia sejak 2008. Menjadi Anggota Komite sejak tahun 2008. I Nyoman Tjager Warga Negara Indonesia, lahir di Tabanan Bali pada tahun 1950. Memperoleh gelar Sarjana Hukum dari Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada, Yogyakarta; Master di bidang Ekonomi dari Fordham University, New York, AS; Doktor dari Program Doktor Hukum, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, Indonesia. Berkarir di Biro Hukum Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam), 1978-1997, dengan jabatan terakhir sebagai Kepala Biro Perundang-undangan dan Bantuan Hukum. Menjabat Komisaris di beberapa Perusahaan (PT Jakarta Lloyd, PT KSEI, Pupuk Kaltim, PT Bhakti Capital Investment, PT Bank Lippo.Tbk, PT Ancora Indonesia Resources, PT Wahana Ottomitra Multiartha, PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk). Tahun 1999-2005 menduduki di berbagai posisi penting di Kantor Menteri Negara PM-BUMN, terakhir sebagai staff ahli Menteri Negara BUMN bidang KUK-Kementrian BUMN. Ketua Komite Audit PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk dan menjabat Komisaris Utama Bursa Efek Indonesia sejak Agustus 2008. Menjadi Anggota Komite sejak tahun 2011. E. Y. Ruru Warga Negara Indonesia, lahir di Kediri pada tahun 1950. Memperoleh gelar LLM dari University of California Berkeley, USA. Berkarir sebagai pengajar di Universitas Indonesia sejak 1981 hingga saat ini. Menjabat Staf Khusus Menteri BUMN Kabinet Indonesia Bersatu II ( 2009 – 2014). Sebelumnya di tahun 2005 hingga 2007 menjabat Staf Khusus Menteri Komunikasi dan Teknologi Informasi. Tahun 2007- 2009 menjabat Staf Khusus Menteri BUMN Kabinet Indonesia Bersatu I. Menjadi Anggota Komite sejak tahun 2011.
Nobu Bank | 2011
34
Produk-produk A. Simpanan
1. Nobu Savings Merupakan produk simpanan yang sesuai bagi nasabah yang mengutamakan likuiditas melalui transaksi perbankan. Nobu Savings memiliki tingkat suku bunga yang kompetitif dengan layanan kemudahan bertransaksi di seluruh cabang dan ATM Nobu Bank serta jaringan ATM Bersama. 2. Nobu Giro Merupakan produk simpanan yang sesuai bagi nasabah individu dan institusi untuk keperluan pembayaran dengan pihak lain. 3. Nobu Deposits Merupakan produk simpanan yang sesuai bagi nasabah yang mengutamakan imbal hasil melalui simpanan yang berjangka waktu. B. Pinjaman Jenis Kredit yang kami sediakan untuk pengembangan usaha dan kebutuhan konsumsi Anda : Kredit Modal Kerja : o Pinjaman Rekening Koran (PRK). o Pinjaman Tetap untuk kebutuhan modal kerja permanen. o Pinjaman Tetap yang penarikannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
Kredit Investasi : Pinjaman Tetap Angsuran (PTA) untuk tujuan investasi.
Kredit Konsumsi : o Kredit Pemilikan Rumah (KPR), untuk pembelian rumah, ruko/rukan, apartemen. o Kredit Pemilikan Mobil (KPM).
Bank Garansi : o Tender/Bid Bond. o Performance Bond. o Advance Payment Bond. o Payment Bond. o Custom Bond.
Nobu Bank | 2011
35
Jaringan Kantor Plaza Semanggi Kawasan Bisnis Granadha The Plaza Semanggi Lt. UG Jl. Jend. Sudirman Kav. 50 Jakarta 12930 Phone. 021-25535128 Fax. 021-25535130
Menara Matahari Gedung Menara Matahari lt. Dasar Jl. Boulevard Palem Raya No. 7 Lippo Karawaci 15811 Phone : 021-5469328 Fax : 021-5469329
Jatinegara Jl. Jatinegara Barat No.181 Jakarta Timur 13310 Phone : 021-29360084 Fax : 021-8190424
Mangga Dua Pasar Pagi Mangga Dua Blok C No. 25 B-C Jl. Arteri Mangga Dua Jakarta Barat 14430 Phone : 021-6013982 Fax : 021-6252267
Cinere Jl.Cinere Raya No.15 Depok Jawa Barat 16514 Phone : 021-7535766 Fax : 021-7535835
Gajah Mada Gajah Mada Tower Lt. GF Jl. Gajah Mada No.19-26, Petojo Utara Gambir Jakarta Pusat 10130 Phone : 021-6343856 Fax : 021-6345835
Pejaten Village Pejaten Village Mall Lt. GF Jl. Warung Jati Barat No.39 Jakarta Selatan 12510 Phone : 021-78833801 Fax : 021-78838274
MRCCC Jl. Garnisun Kavling 2-3 Karet Semanggi Jakarta 12930 Phone : 021-57974066 Fax : 021-57952044
Kelapa Gading Jl. Boulevard Barat Blok Lc 7 No.54 Kelapa Gading Jakarta Utara 14240 Phone : 021-45878965 Fax : 021-45878652
RS Siloam Kebon Jeruk Jl. Raya Pejuangan Kav 8 Kebon Jeruk Jakarta 11530 Phone : 021-536653016 Fax : 021-53663019
PX Puri PX Pavilion Lt GF (Lobby Floor) Jl. Puri Boulevard Blok U1 CBD Puri Indah Jakarta Barat 11610 Phone : 021-58300650 Fax : 021-58300560
WTC Serpong Jl. Raya Serpong WTC Matahari Serpong No.5833 Tangerang 15326 Phone : 021-53158624 Fax : 021-53158539
Bandung Mall Istana Plaza Lt. GF Unit A5 Jl. Pasirkaliki No. 121-123 Bandung 40173 Phone : 022-6074580 Fax : 022-6003317 Beberapa kantor Nobu Bank yang segera dibuka antara lain : Kemang Village Jl. Pangeran Antasari No. 36 Jakarta Selatan 12150 Phone : 021-7203359 Fax : 021-7203349
Siloam Lippo Cikarang RS. Siloam Lippo Cikarang Jl. M.H. Thamrin Kav.105 Lippo Cikarang, Bekasi 17550 Phone : 021 – 89902715 Fax : 021 – 89902717
Medan- Palladium Mall Grand Palladium Jl. Kapt. Maulana Lubis No. 8 Unit GE2 No. 7 & 8 Medan Sumatera Utara Phone : 061-4520045 Fax : 061-4520053
Metropolis Town Square Jl. Hartono Raya Modern Kelapa Indah Tangerang 15117 Phone : 021–55781552 Fax : 021–55781554
Mall Depok Town Square Jl. Margonda Raya No. 1 Depok 16424 Phone : 021-78870133 Fax : 021-78870135
Tamini Square Mall Tamini Square Jl. Taman Mini Raya, Garuda, Pinang Ranti, Jakarta Timur 13560 Phone : 021- 87787792 Fax : 022-87787890
Bekasi Grand Mall Grand Mall Bekasi Jl. Jend. Sudirman Medan Satria Bekasi 17143 Phone : 021-8852664 Fax : 021-8892931
Tangerang – Cyber Park Lippo Cyber Park 2121 Boulevard Gajah Mada 01-01 Lippo Village Tangerang 15811 Phone : 021-5513488 Fax : 021-5513323 Nobu Bank | 2011
36
Penampilan Kantor Berikut ini adalah penampilan beberapa kantor Nobu Bank :
Nobu Center, Plaza Semanggi
Bandung Istana Plaza
Gajah Mada Plaza
Kemang Village
Menara Matahari
Jatinegara
Siloam Sudirman/MRCCC
St. Moritz Puri Indah
Pejaten Village
Kelapa Gading
Mangga Dua
WTC Serpong
Nobu Bank | 2011
37
PT BANK NATIONALNOBU STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION As of December 31, 2011 and 2010 (in Full Rupiah)
PT BANK NATIONALNOBU LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh) ASET
Catatan/ Notes
2011 Rp
2010 Rp
ASSETS
Kas
3.c, 3.d, 3.h, 5
1,553,616,325
628,843,575
Cash
Giro pada Bank Indonesia
3.c, 3.d, 3.i, 6
16,946,675,242
1,813,033,623
Current Account with Bank Indonesia
576,812,777
Current Accounts with Other Bank (Net of allowance for impairment losses of Rp 26,556,189 and Rp 5,826,392 as of December 31, 2011 and 2010, respectively)
88,345,771,795
Placements with Bank Indonesia (Net of allowance for impairment losses of Nil as of December 31, 2011 and 2010)
24,431,758,573
Marketable Securities (Net of allowance for impairment losses of Nil as of December 31, 2011 and 2010)
14,986,120,830
Loans Third Parties (Net of allowance for impairment losses of Rp 1,455,368,629 and Rp 151,374,958 as of December 31, 2011 and 2010, respectively)
Giro pada Bank Lain (Setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai masing-masing sebesar Rp 26.556.189 dan Rp 5.826.392 per 31 Desember 2011 dan 2010) Penempatan pada Bank Indonesia (Setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai masing-masing sebesar Nihil per 31 Desember 2011 dan 2010) Efek-efek (Setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai masing-masing sebesar Nihil per 31 Desember 2011 dan 2010) Kredit yang Diberikan Pihak Ketiga (Setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai masing-masing sebesar Rp 1.455.368.629 dan Rp 151.374.958 per 31 Desember 2011 dan 2010)
3.c, 3.d, 3.i, 7
3.c, 3.d, 3.j, 8
3.c, 3.d, 3.k, 9
3.c, 3.d, 3.l, 10
1,538,479,197
106,817,905,211
39,552,679,901
161,313,629,672
Aset Tetap (Setelah dikurangi akumulasi penyusutan masing-masing sebesar Rp 2.224.993.350 dan Rp 2.604.181.960 per 31 Desember 2011 dan 2010)
3.m, 11
1,135,453,543
612,961,321
Fixed Assets (Net of accumulated depreciation of Rp 2,224,993,350 and Rp 2,604,181,960 as of December 31, 2011 and 2010, respectively)
Aset Pajak Tangguhan
3.w, 15.c
345,626,588
204,060,369
Deferred Tax Assets
4,627,506,212
1,239,485,968
Prepaid Expenses and Other Assets (Net of allowance for impairment losses of Nil and Rp 387,325,000 as of December 31, 2011 and 2010, respectively)
333,831,571,891
132,838,848,831
TOTAL ASSETS
Biaya Dibayar Dimuka dan Aset Lain-lain (Setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai masing-masing sebesar sebesar Nihil dan Rp 387.325.000 per 31 Desember 2011 dan 2010)
2.a, 3.n, 3.o, 12
JUMLAH ASET
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
d3/April 18, 2012
The accompanying notes form integral part of these financial statements financial statements
1
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION (Continued) As of December 31, 2011 and 2010 (in Full Rupiah)
PT BANK NATIONALNOBU LAPORAN POSISI KEUANGAN (Lanjutan) Per 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh) LIABILITAS DAN EKUITAS
Catatan/ Notes
Liabilitas Liabilitas Segera
3.p, 13
Simpanan Nasabah Pihak-pihak Berelasi Pihak Ketiga Utang Pajak Estimasi Kerugian Komitmen dan Kontinjensi Beban yang Masih Harus Dibayar dan Liabilitas Lain-lain Jumlah Liabilitas Ekuitas Modal Saham Nilai nominal Rp 1.000 per saham per 31 Desember 2011 dan 2010 Modal Dasar - 520.000.000 saham per 31 Desember 2011 dan 2010 Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 140.000.000 saham per 31 Desember 2011 dan dan 130.000.000 saham per 31 Desember 2010
2011 Rp
LIABILITIES AND EQUITY
--
60,466,618
Liabilities Current Liabilities
44,896,343,442 155,240,494,004
2,960,172,788 11,444,240,381
Deposits from Customers Related Parties Third Parties
828,994,632
65,811,356
Taxes Payable
2.a, 3.g, 26
--
7,937,077
Estimated Losses on Commitments and Contingencies
3.x, 16, 24
2,910,940,322 203,876,772,400
260,244,033 14,798,872,253
Accruals and Other Liabilities Total Liabilities
140,000,000,000
130,000,000,000
Equity Share Capital Par Value Rp 1,000 per share on December 31, 2011 and 2010 Authorized - 520,000,000 shares on December 31, 2011 and 2010 Issued and Fully Paid 140,000,000 shares on December 31, 2011 and and 130,000,000 shares on December 31, 2010
(10,045,200,509) 129,954,799,491
(11,960,023,422) 118,039,976,578
333,831,571,891
132,838,848,831
3.c, 3.q, 14 3.y, 25 3.w, 15.a
17
Saldo Rugi Jumlah Ekuitas JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
d3/April 18, 2012
2010 Rp
Accumulated Losses Total Equity TOTAL LIABILITIES AND EQUITY
The accompanying notes form integral part of these financial statements financial statements
2
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh) Catatan/ Notes PENDAPATAN (BEBAN) BUNGA Pendapatan Bunga Beban Bunga Pendapatan Bunga - Bersih PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA Provisi dan Komisi Selain dari Pemberian Kredit Keuntungan Penjualan dari Instrumen Keuangan Lain-lain Jumlah Pendapatan Operasional Lainnya PEMBENTUKAN CADANGAN KERUGIAN PENURUNAN NILAI ATAS ASET KEUANGAN PEMULIHAN CADANGAN KERUGIAN PENURUNAN NILAI ATAS ASET LAINNYA BEBAN OPERASIONAL LAINNYA Tenaga Kerja Umum dan Administrasi Jumlah Beban Operasional Lainnya
3.r, 18 3.r, 19, 25
17,725,002,283 (4,914,023,670) 12,810,978,613
6,809,839,022 (646,792,295) 6,163,046,727
INTEREST INCOME (EXPENSES) Interest Income Interest Expense Interest Income - Net
219,284,519
41,316,315
3.t
2,243,979,952 271,540,308 2,734,804,779
-17,252,937 58,569,252
(176,826,124)
ALLOWANCE FOR IMPAIRMENT LOSSES ON FINANCIAL ASSETS
395,325,827
30,255,447
RECOVERY OF IMPAIRMENT LOSSES ON OTHER ASSETS
(9,233,577,811) (4,301,871,665) (13,535,449,476)
(2,294,086,437) (1,624,691,907) (3,918,778,344)
OTHER OPERATING EXPENSES Personnel General and Administrative Total Other Operating Expenses
1,170,872,525
2,156,266,958
OPERATING INCOME
1,440,775,379
(1,431,900)
NON OPERATING INCOME (EXPENSES) - NET
2,611,647,904
2,154,835,058
20.a
20.b
3.u, 22 3.v, 21
23
3.w, 15.b 3.w, 15.c
LABA TAHUN BERJALAN
(1,234,787,218)
JUMLAH LABA RUGI KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN SETELAH PAJAK
INCOME BEFORE INCOME TAX INCOME TAX BENEFIT (EXPENSE) Current Deferred
(838,391,210) 141,566,219 (696,824,991)
(384,701,625) 63,988,216 (320,713,409)
1,914,822,913
1,834,121,649
NET INCOME
--
--
OTHER COMPREHENSIVE INCOME
1,914,822,913
1,834,121,649
TOTAL COMPREHENSIVE INCOME FOR THE YEAR AFTER TAX
PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
d3/April 18, 2012
2010 Rp
3.s
LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN Kini Tangguhan
2011 Rp
OTHER OPERATING INCOME Fees and Commisions other than Loans Gain from Sale of Financial Instrument Others Total Other Operating Income
LABA OPERASIONAL PENDAPATAN (BEBAN) NON OPERASIONAL - BERSIH
PT BANK NATIONALNOBU STATEMENTS OF COMPREHENSIVE INCOME For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (in Full Rupiah)
The accompanying notes form integral part of these financial statements financial statements
3
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
PT BANK NATIONALNOBU LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
Catatan/ Notes
SALDO PER 31 DESEMBER 2009 Modal Disetor Jumlah Laba Komprehensif Tahun Berjalan Setelah Pajak
17
SALDO PER 31 DESEMBER 2010 Modal Disetor Jumlah Laba Komprehensif Tahun Berjalan Setelah Pajak SALDO PER 31 DESEMBER 2011
17
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh/ Issued and Fully Paid Capital Rp
Saldo Rugi/ (Deficit) Retained Earning
Jumlah Ekuitas/ Total Equity
Rp
Rp
100,000,000,000
(13,794,145,071)
86,205,854,929
BALANCE AS OF DECEMBER 31, 2009
30,000,000,000 --
-1,834,121,649
30,000,000,000 1,834,121,649
Paid in Capital Total Comprehensive Income for the Year After Tax
130,000,000,000
(11,960,023,422)
118,039,976,578
BALANCE AS OF DECEMBER 31, 2010
10,000,000,000 --
-1,914,822,913
10,000,000,000 1,914,822,913
Paid in Capital Total Comprehensive Income for the Year After Tax
140,000,000,000
(10,045,200,509)
129,954,799,491
BALANCE AS OF DECEMBER 31, 2011
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
d3/April 18, 2012
The accompanying notes form integral part of these financial statements
4
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU LAPORAN ARUS KAS Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh) Catatan/ Notes ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan Bunga, Provisi dan Komisi Pembayaran Bunga Provisi dan Komisi selain kredit Pembayaran Kepada Karyawan Penerimaan (Pengeluaran) Lainnya Penerimaan Pajak Penghasilan Pembayaran Pajak Penghasilan Arus Kas Sebelum Perubahan dalam Aset dan Liabilitas Operasi
2011 Rp
18 19
Perubahan Aset dan Kewajiban yang Digunakan untuk Operasi: Efek-efek Kredit yang Diberikan Aset Lain-lain Liabilitas Segera Simpanan Nasabah Utang Pajak Liabilitas Lain-lain Kas Bersih yang Digunakan untuk Aktivitas Operasi
PT BANK NATIONALNOBU STATEMENTS OF CASH FLOWS For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
2010 Rp
16,923,041,729 (4,376,490,302) 219,284,519 (8,338,888,587) (2,433,778,365) 625,258,780 (838,391,210)
6,809,839,022 (646,792,295) 41,316,315 (2,186,494,585) (1,654,159,157) -(384,701,625)
1,780,036,564
1,979,007,675
CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES Proceeds from Interest, Fees and Commissions Interest Payment Fees and Commissions Other than Loan Payment to Employees Other Revenue (Expenses) Income Tax Received Income Tax Payment Cash Flow Before Changes in Operating Assets and Liabilities Changes in Assets and Liabilities Used for Operating: Marketable Securities Loans Other Assets Current Liabilities Customer Deposits Taxes Payable Other Liabilities Net Cash Flows Used in Operating Activities
(39,552,679,901) (147,541,502,513) (2,026,010,091) (60,466,618) 185,732,424,277 763,183,276 59,634,299
-(13,762,706,237) (106,076,951) 8,260,071 10,848,789,991 (676,267,361) 114,462,338
(845,380,707)
(1,594,530,474)
362,600,000 2,243,979,952 (700,743,613)
--(7,025,000)
1,905,836,339
(7,025,000)
10,000,000,000
30,000,000,000
10,000,000,000
30,000,000,000
CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES Increase in Paid in Capital Net Cash Flows Provided by Financing Activities
KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS
11,060,455,632
28,398,444,526
NET INCREASE IN CASH AND CASH EQUIVALENTS
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN
115,796,220,343
87,397,775,817
CASH AND CASH EQUIVALENTS AT THE BEGINNING OF THE YEAR
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN
126,856,675,975
115,796,220,343
CASH AND CASH EQUIVALENTS AT THE END OF THE YEAR
1,553,616,325 16,946,675,242 1,538,479,197
628,843,575 1,813,033,623 576,812,777
106,817,905,211
88,345,771,795
-126,856,675,975
24,431,758,573 115,796,220,343
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Hasil Penjualan Aset Tetap Hasil Penjualan Efek-efek Perolehan Aset Tetap Kas Bersih yang Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Investasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Tambahan Modal Disetor Kas Bersih yang Diperoleh dari Aktivitas Pendanaan
11 11
17
Kas dan Setara Kas terdiri dari: Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan pada Bank Indonesia - jangka waktu jatuh tempo 3 (tiga) bulan atau kurang sejak tanggal perolehan Sertifikat Bank Indonesia - jangka waktu jatuh tempo 3 (tiga) bulan atau kurang sejak tanggal perolehan Jumlah
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
d3/April 18, 2012
CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES Proceeds from Sale of Fixed Assets Proceeds from Sale of Marketable Securities Acquisition of Fixed Assets Net Cash Flows Provided by (Used in) Investing Activities
Cash and Cash Equivalents consist of : Cash Current Accounts with Bank Indonesia Current Accounts with Other Banks Placement with Bank Indonesia mature within 3 (three) months since acquisition date Certificates of Bank Indonesia mature within 3 (three) months since acquisition date Total
The accompanying notes form integral part of these financial statements
5
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU LAPORAN ARUS KAS (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh) Catatan/ Notes INFORMASI TAMBAHAN Aktivitas yang Tidak Mempengaruhi Arus Kas: Akrual Pendapatan Bunga yang Masih Harus Diterima
2011 Rp
2010 Rp SUPPLEMENTAL INFORMATION Activities Not Affecting Cash Flows:
833,161,285
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
d3/April 18, 2012
PT BANK NATIONALNOBU STATEMENTS OF CASH FLOWS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
31,200,731
Accrued Interest Expense
The accompanying notes form integral part of these financial statements
6
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
1. Umum
1. General
1.a. Pendirian Bank PT Bank Nationalnobu (dahulu PT Bank Alfindo) (“Bank”) didirikan di Jakarta pada tanggal 13 Pebruari 1990 berdasarkan Akta Notaris No. 86 dari Notaris Drs. Entjoen Mansoer Wiriatmadja, SH, notaris di Jakarta. Anggaran Dasar Bank telah diubah melalui notaris yang sama dengan akta No. 129 tanggal 10 April 1990 dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. C2-2610.HT.01.01.TH.90 tanggal 7 Mei 1990 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 80 Tambahan No. 3865 tanggal 5 Oktober 1990.
1.a. Establishment of the Bank PT Bank Nationalnobu (formerly PT Bank Alfindo) (“the Bank”) was established in Jakarta on February 13, 1990 based on the Notarial Deed No. 86 from Drs. Entjoen Mansoer Wiriatmadja, SH, a Notary in Jakarta. The Bank’s Articles of Association was amended through the same notary by notarial deed No. 129 dated April 10, 1990 and was approved by Minister of Justice of Republic of Indonesia in his Decree No. C2-2610.HT.01.01.TH.90 dated May 7, 1990 and was published in the State Gazette of Republic of Indonesia No. 80 Supplement No. 3865 dated October 5, 1990.
Anggaran Dasar telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dinyatakan dengan Akta Notaris No. 2 tanggal 5 Desember 2011 dari Notaris Unita Christina Winata, SH, notaris di Jakarta. Perubahan Anggaran Dasar tersebut mengenai penambahan modal disetor Bank dari 130.000.000 saham atau senilai Rp 130.000.000.000 menjadi 140.000.000 saham atau senilai Rp 140.000.000.000.
The Bank’s Articles of Association was amended several times, most recently by Notarial Deed No. 2 dated December 5, 2011 from Unita Christina Winata, SH, a Notary in Jakarta. These amendment part aims to the change in paid in capital of the Bank from 130,000,000 shares or Rp 130,000,000,000 to 140,000,000 shares or Rp 140,000,000,000.
Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-AH.01.10-40348.Tahun 2011, tanggal 12 Desember 2011.
The amendment of the Articles of Association was approved by the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia No. AHU-AH.01.10-40348.Tahun 2011 dated December 12, 2011.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 949/KMK.013/1990 tanggal 16 Agustus 1990, Bank memulai kegiatan operasionalnya sebagai bank umum.
Based on the Decree of the Minister of Finance of the Republic of Indonesia No. 949/KMK.013/1990 dated August 16, 1990, the Bank started operation as a commercial bank.
Kantor Pusat Bank berlokasi di The Plaza Semanggi Kawasan Bisnis Granadha Lt. UG, Jalan Jendral Sudirman Kav 50 - Jakarta Selatan 12930. Bank mempunyai kantor pusat non operasional, kantor cabang, kantor kas dan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) di Indonesia dengan rincian sebagai berikut:
The Bank’s head office is located at The Plaza Semanggi Granadha Business District, UG Floor, Jalan Jendral Sudirman Kav 50 - South Jakarta 12930. The Bank has non operational head office, branch offices, cash offices and ATMs in Indonesia, as follow:
Kantor Pusat Non Operasional Kantor Cabang Kantor Kas ATM
2011
2010
1 7 6 2
1 4 ---
1.b. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 60 tanggal 28 April 2011 dari Notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, SH, susunan Dewan Komisaris dan Direksi pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut:
Draft3/April 18, 2012
Non Operational Head Office Branch Offices Cash Offices ATMs
1.b. Board of Commissioners, Directors and Employee Based on the Deed of Minute of Extraordinary General Meeting of Shareholders No. 60 dated April 28, 2011, as covered by notarial deed of Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, SH, the structure of the Bank’s Board of Commissioners and Directors as of December 31, 2011 are as follows: 7
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
Dewan Komisaris Komisaris Utama Komisaris Komisaris Direksi Direktur Utama Direktur Direktur
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Board of Commissioners President Commissioner Commissioners Commissioners
Prof. Dr. Adrianus Mooy Drs. Sodikin Arsyad Ny. Hadiah Herawatie, SH, LLM
Board of Directors President Director Director Director
Telijani Tjandra Tan Efen Lingga Utama Januar Angkawidjaja
Prof. Dr. Adrianus Mooy dan Ny. Hadiah Herawatie efektif masing-masing sebagai Komisaris Utama Independen dan Komisaris Independen setelah memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia No. 12/73/GBI/DPIP/Rahasia tanggal 7 Juni 2010 dan No. 13/86/GBI/DPIP/Rahasia tanggal 5 Agustus 2011. Sedangkan Januar Angkawidjaja efektif sebagai Direktur setelah memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia No.13/33/GBI/DPIP/Rahasia tanggal 8 April 2011.
Based on letter No. 12/73/GBI/DPIP/Rahasia dated June 7, 2010, and No. 13/86/GBI/DPIP/Rahasia dated August 5, 2011. Bank Indonesia approved Prof. Dr. Adrianus Mooy and Ny. Hadiah Herawatie as Independent President Commissioner and Independent Commissioner, respectively. Meanwhile, through letter No. 13/33/GBI/DPIP/Rahasia dated April 8, 2011, Bank Indonesia approved Januar Angkawidjaja as Director of the Bank.
Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 30 tanggal 13 Oktober 2010 dari Notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, SH, susunan Dewan Komisaris dan Direksi pada tanggal 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut:
Based on the Deed of Minute of Extraordinary General Meeting of Shareholders No. 30 dated October 13, 2010, as covered by notarial deed of Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, SH, the structure of the Bank’s Board of Commissioners and Directors as of December 31, 2010 are as follows:
Dewan Komisaris Komisaris Utama Komisaris
Prof. Dr. Adrianus Mooy * Drs. Sodikin Arsyad
Board of Commissioners President Commissioner Commissioners
Direksi Direktur Utama Direktur Direktur Direktur Direktur
Telijani Tjandra Tan Winda Trihanny Efen Lingga Utama Januar Angkawidjaja * Drs. Winardi Darmansa *
Board of Directors President Director Director Director Director Director
*) Pada tanggal 31 Desember 2010 Bank Indonesia belum memberikan persetujuan
*) On December 31, 2010 Bank approved
Jumlah gaji dan kompensasi lainnya yang telah diterima oleh Dewan Komisaris dan Direksi adalah sebagai berikut:
The salaries and other remunerations have been by the Board of Commissioners and Directors are follows:
2011 Rp Direksi Dewan Komisaris
has
not
yet
2010 Rp
1,238,598,699 318,356,256 1,556,954,955
Board of Directors Board of Commissioners
1,021,057,750 46,771,850 1,067,829,600
Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, Bank memiliki karyawan masing-masing sebanyak 166 dan 37 karyawan.
Draft3/April 18, 2012
Indonesia
As at 31 December 2011 and 2010, the Bank had 166 and 37 employees, respectively.
8
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
1.c. Komite-komite Bank Sesuai Peraturan Bank Indonesia (“PBI”) No. 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 tentang pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum, Bank telah membentuk beberapa Komite.
1.c. Bank’s Committees To comply with Bank Indonesia Regulation (“PBI”) No. 8/4/PBI/2006 dated January 30, 2006 regarding the implementation of Good Corporate Governance for commercial bank, the Bank has established several committees.
Susunan Komite Bank per 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut:
The members of Bank’s Committees as of December 31, 2011 are as follows:
Komite Audit Ketua Anggota Anggota Anggota
Prof. Dr. Adrianus Mooy Sukarwan I Nyoman Tjager Markus Permadi
Audit Committee Chairman Member Member Member
Komite Pemantau Risiko Ketua Anggota Anggota Anggota
Prof. Dr. Adrianus Mooy I Nyoman Tjager Ny. E.Y. Ruru Markus Permadi
Risk Monitoring Committee Chairman Member Member Member
Komite Remunerasi dan Nominasi Ketua Anggota Anggota Anggota
Ny. Hadiah Herawatie, SH, LLM Prof. Dr. Adrianus Mooy Markus Permadi Januar Angkawidjaja
2. Penerapan Pernyataan dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan yang Direvisi (PSAK Revisi dan ISAK)
Nomination and Remuneration Committee Chairman Member Member Member
2. Adoption of Revised Statement of Financial Accounting Standards and Interpretation to Statement of Financial Accounting Standards (Revised PSAK and ISAK)
2.a. Standar yang Berlaku Efektif pada Tahun Berjalan Berikut adalah standar baru, perubahan atas standar dan interpretasi standar yang wajib diterapkan untuk pertama kalinya untuk tahun buku yang dimulai 1 Januari 2011.
2.a. Standards Effective in the Current Year The following are the new standards, revision to standards and interpretations of standards that had to be applied mandatory for the first time for the year beginning January 1, 2011.
PSAK PSAK No. 1 (Revisi 2009) “Penyajian Laporan Keuangan” PSAK No. 2 (Revisi 2009) ”Laporan Arus Kas” PSAK No. 3 (Revisi 2010) “Laporan Keuangan Interim” PSAK No. 4 (Revisi 2009) “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri” PSAK No. 5 (Revisi 2010) “Segmen Operasi” PSAK No. 7 (Revisi 2010) ”Pengungkapan PihakPihak Berelasi” PSAK No. 8 (Revisi 2010) “Peristiwa Setelah Periode Pelaporan” PSAK No. 12 (Revisi 2009) “Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama”
PSAK PSAK No. 1 (Revised 2009) “Presentation of Financial Statements” PSAK No. 2 (Revised 2009) ”Statement of Cash Flows” PSAK No. 3 (Revised 2010) “Interim Financial Reporting” PSAK No. 4 (Revised 2009) “Consolidated and Separate Financial Statements” PSAK No. 5 (Revised 2010) “Operating Segments” PSAK No. 7 (Revised 2010) “Related Party Disclosure”
Draft3/April 18, 2012
PSAK No. 8 (Revised 2010) “Events after the Reporting Date” PSAK No. 12 (Revised 2009) “Interests in Joint Venture” 9
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
PSAK No. 15 (Revisi 2009) ”Investasi Pada Entitas Asosiasi” PSAK No. 19 (Revisi 2010) “Aset Tak Berwujud” PSAK No. 22 (Revisi 2010) “Kombinasi Bisnis” PSAK No. 23 (Revisi 2010) ”Pendapatan” PSAK No. 25 (Revisi 2009) ”Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan” PSAK No. 48 (Revisi 2009) ”Penurunan Nilai Aset” PSAK No. 57 (Revisi 2009) ”Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi” PSAK No. 58 (Revisi 2009) “Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan”
PSAK No. 15 (Revised 2009) ”Investment on Associates” PSAK No. 19 (Revised 2010) “Intangible Assets” PSAK No. 22 (Revised 2010): “Business Combinations” PSAK No. 23 (Revised 2010) “Revenue” PSAK No. 25 (Revised 2009) ”Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates and Errors” PSAK No. 48 (Revised 2009) ”Impairment of Assets” PSAK No. 57 (Revised 2009) ”Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets” PSAK No. 58 (Revised 2009) “Non-current Assets Held for Sale and Discontinued Operations”
ISAK ISAK No. 7 (Revisi 2009): Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus ISAK No. 9: Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purnaoperasi, Restorasi, dan Liabilitas Serupa ISAK No. 10: Program Loyalitas Pelanggan ISAK No. 11: Distribusi Non Kas kepada Pemilik ISAK No. 12: Pengendalian Bersama Entitas – Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer ISAK No. 14: Aset Tak Berwujud – Biaya Situs Web ISAK No. 17: Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai
ISAK ISAK No. 7 (Revised 2009): Consolidation – Special Purpose Entities ISAK No. 9: Amendment of Activity Liability Full Operation, Restoration and Similar Liabilities ISAK No. 10: Customer Loyalty Programs ISAK No. 11: Non-cash Distribution to Owners ISAK No. 12: Jointly Controlled Entities – Non Monetary Contributions by Venturers ISAK No. 14: Intangible Assets – Web Site Cost ISAK No. 17: Interim Financial Reporting and Impairment
Berikut ini adalah dampak atas perubahan standar akuntansi di atas yang relevan dan yang signifikan terhadap laporan keuangan Bank:
The followings are the changes impacted by the above new standards that are relevant and significant to the Bank’s financial statements:
•
PSAK No. 1 (Revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan PSAK No. 1 (Revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan Entitas dapat memilih untuk menyajikan satu laporan kinerja (laporan laba rugi komprehensif) atau dua laporan (laporan laba rugi dan laporan laba rugi komprehensif). Bank memilih untuk menyajikan dalam bentuk satu laporan. Laporan keuangan telah disusun menggunakan pengungkapan yang disyaratkan.
• PSAK No. 1 (Revised 2009): Presentation of Financial Statement PSAK No. 1 (Revised 2009): Presentation of Financial Statements Entities may choose to present one performance statement (statements of comprehensive income) or two performance statements (statements of income and statements of comprehensive income). The Bank chose to present in one performance statement. The financial statements have been prepared using the required disclosures.
PSAK ini memperkenalkan terminologi baru (termasuk revisi judul atas laporan keuangan) dan perubahan format dan penyajian laporan keuangan yang mempengaruhi penyajian laporan keuangan Bank antara lain sebagai berikut: - Neraca berubah nama menjadi Laporan Posisi Keuangan. - Laporan Laba Rugi berubah nama menjadi Laporan Laba Rugi Komprehensif. - Istilah aktiva menjadi aset, kewajiban menjadi liabilitas dan hak minoritas menjadi kepentingan non-pengendali.
PSAK introduces new terminology (including the revised title of the financial statements) and changes in format and presentation of financial statements that affect the Bank's financial statements are as follows:
Draft3/April 18, 2012
-
10
Balance Sheet changed its name to Statement of Financial Position. Statement of Income changed its name to Statement of Comprehensive Income (Loss.) The term Aktiva to aset, kewajiban to liabilitas and minority interest to non-controlling interests.
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh) •
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
PSAK No. 5 (Revisi 2009): Segmen Operasi Standar mengharuskan entitas untuk mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis. Standar juga menyempurnakan definisi segmen operasi dan prosedur yang digunakan untuk mengidentifikasi dan melaporkan segmen operasi. Standar mengharuskan “pendekatan manajemen” dalam menyajikan informasi segmen menggunakan dasar yang sama seperti halnya pelaporan internal.
• PSAK No. 5 (Revised 2009): Operating Segments The standard requires the entities to disclose information that will enable users of the financial statements to evaluate the nature and financial effects of the business activities. The standard also enhances the definition of operating segment and the procedures used to identify and report operating segment. It requires a “management approach” under which segment information is presented on the same basis as that used for internal reporting purposes.
Bank menyajikan segmen operasi berdasarkan laporan internal bank yang disajikan kepada pengambil keputusan operasional sesuai PSAK No. 5 (Revisi 2009). Pengambil keputusan operasional Bank adalah Direksi.
The Bank presents operating segment based on the Bank’s internal report that is presented to the chief operating decisionmaker in accordance with PSAK No. 5 (Revised 2009). The Bank’s chief operating decisionmaker is Board of Director.
Segmen operasi Bank disajikan berdasarkan segmen bisnis yang terdiri dari korporasi.
The Bank disclose the operating segment based on business segments that consists of corporate.
•
PSAK No. 7 (Revisi 2010): Pengungkapan Pihakpihak Berelasi PSAK ini mengubah istilah “Pihak Yang Mempunyai Hubungan Istimewa” menjadi “Pihak Berelasi”, selain itu PSAK ini memperjelas definisi pihakpihak berelasi dan mensyaratkan beberapa tambahan pengungkapan atas pihak-pihak berelasi. Penerapan PSAK ini mengakibatkan penambahan pengungkapan dalam laporan keuangan Bank.
• PSAK No. 7 (Revised 2010): Related Party Disclosure PSAK changed the term "Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa" to "Pihak Berelasi", otherwise it clarifies the definition of PSAK related parties and require some additional disclosures of the related parties that resulted in the additional application of PSAK disclosures in the financial statements of the Bank.
•
PSAK No. 25 (Revisi 2010): Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan
• PSAK No. 25 (Revised 2009): Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates, and Errors
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Keuangan atas Kontrak Jaminan Keuangan
Aset
Allowance for Impairment Losses on Financial Guarantee Contracts with Credit Risk
Sejak tanggal 1 Januari 2011, Bank menentukan cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan atas kontrak jaminan keuangan yang memiliki risiko kredit berdasarkan data kerugian historis.
Starting January 1, 2011, the Bank determined the allowance for impairment losses on financial guarantee contracts with credit risk is based on historical loss data.
Sebelum 1 Januari 2011, Bank menentukan cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan atas kontrak jaminan keuangan yang memiliki risiko kredit berdasarkan PBI No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 dan sesuai dengan Surat Bank Indonesia No. 12/516/DPNP/IDPnP tanggal 21 September 2010.
Prior to January 1, 2011, the Bank assessed the allowance for possible losses on guarantee contracts with credit risk based on Bank Indonesia Regulation No. 7/2/PBI/2005 dated 20 January 2005 and in accordance with Letter from Bank Indonesia No. 12/516/DPNP/IDPnP dated September 21, 2010.
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Agunan yang Diambil Alih
Allowance for Possible Losses on Foreclosed Assets
Sejak tanggal 1 Januari 2011, Bank menentukan cadangan kerugian penurunan nilai atas agunan yang diambil alih pada nilai yang lebih rendah antara nilai tercatat dan nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk menjual.
Starting from January 1, 2011, the Bank determines allowance for possible losses on foreclosed assets at the lower of the carrying amount and fair value less selling expenses.
Draft3/April 18, 2012
11
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Sebelum 1 Januari 2011, cadangan kerugian penurunan nilai agunan yang diambil alih sesuai dengan PBI No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang “Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum” sebagaimana telah diubah terakhir dengan PBI No. 11/2/PBI/2009 tanggal 29 Januari 2009.
Prior to January 1, 2011, allowance for possible losses on foreclosed assets has complied to PBI No. 7/2/PBI/2005 dated January 20, 2005 regarding “Asset Quality Ratings for Commercial Banks” which the latest amended by PBI No. 11/2/PBI/2009 dated January 29, 2009.
Perubahan metode penentuan cadangan kerugian penurunan nilai di atas merupakan perubahan kebijakan akuntansi yang seharusnya diterapkan secara retrospektif dengan melakukan penyajian kembali laba rugi tahun-tahun sebelumnya. Namun, karena dampak dari perubahan kebijakan akuntansi tersebut tidak material terhadap laba rugi tahuntahun sebelumnya, maka tidak dilakukan penyajian kembali dan dampak perubahan tersebut diakui dalam laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan.
The above changes on the determination of allowance for impairment losses represent changes in accounting policy which should generally be applied retrospectively requiring restatements of the prior years’ results. However, as the impacts of the change in respect of the prior years’ results are not material, no restatements were made and the impacts of the change are charged to the current year statement of comprehensive income.
2.b. Pencabutan Standar Akuntansi
2.b. Withdrawal of Accounting Standards
Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011: Pencabutan Standar Akuntansi dan Interprestasinya yang penerapannya disyaratkan untuk tahun buku yang dimulai 1 Januari 2011 namun tidak relevan atau tidak berdampak material terhadap Bank, sebagai berikut: PSAK No. 6: Akuntansi dan Pelaporan Entitas Tahap Pengembangan PSAK No. 21: Akuntansi Ekuitas (PPSAK 6) PSAK No. 40: Akuntansi Perubahan Ekuitas Perusahaan/Perusahaan Asosiasi (Pencabutan melalui PSAK 15 Revisi 2009) ISAK No. 1: Penentuan Harga Pasar Dividen ISAK No. 2: Penyajian Modal dalam Laporan Posisi Keuangan dan Piutang kepada Pemesan Saham (PPSAK 6) ISAK No. 3: Akuntansi atas Pemberian Sumbangan atau Bantuan
Effective on or after January 1, 2011:
Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012: PSAK No. 11: Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing (pencabutan melalui PSAK No. 10 Revisi 2010) PSAK No. 27: Akuntansi Koperasi PSAK No. 29: Akuntansi Minyak dan Gas Bumi
Effective on or after January 1, 2012:
Revocation of Accounting Standards and Interpretations which applications are required for the fiscal year starting from January 1, 2011, but are not relevant or have material impact to the Bank, are as follows: PSAK No. 6: Accounting and Reporting by Development Stage Enterprises PSAK No. 21: Equity Accounting (PPSAK 6) PSAK No. 40: Accounting for Changes in Equity of Subsidiary/Associated Company (Revocation through PSAK 15 Revised 2009) ISAK No. 1: Determination of Dividend Market Price ISAK No. 2: Presentation of Equity on the Statement of Financial Position and Receivable to Stock Subsription (PPSAK 6) ISAK No. 3: Accounting for Aid and Donation
PSAK No. 11: Translation of Financial Statements in Foreign Currencies (withdrawn through PSAK No. 10 Revised 2010) PSAK No. 27: Accounting for Cooperatives PSAK No. 29: Accounting for Oil and Gas
PSAK No. 44: Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estate PSAK No. 52: Mata Uang Pelaporan (pencabutan melalui PSAK No. 10 Revisi 2010) ISAK No. 4: Alternatif Perlakuan yang Diizinkan atas Selisih Kurs (pencabutan melalui PSAK No. 10 Revisi 2010)
Draft3/April 18, 2012
PSAK No. 44: Accounting for Real Estate Development Activities PSAK No. 52: Reporting Currencies (withdrawn through PSAK No.10 Revised 2010) ISAK No. 4: Allowable Alternative Treatment of Foreign Exchange Differences (withdrawn through PSAK No. 10 Revised 2010)
12
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Bank sedang mengevaluasi dampak yang mungkin ditimbulkan oleh pencabutan standar tersebut.
The Bank is still evaluating the possible impact on the withdrawal of those financial accounting standards.
2.c. Perkembangan Terakhir Standar Akuntansi Keuangan Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan, Ikatan Akuntan Indonesia telah menerbitkan revisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpreatasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) serta mencabut beberapa PSAK tertentu. Standar-standar akuntansi keuangan tersebut akan berlaku efektif sebagai berikut:
2.c. The Latest Pronouncement of Financial Accounting Standards As of the date of completion of the financial statements, Indonesian Institute of Accountants has issued revised Statement of Financial Accounting Standards (PSAK) and Interpretation of Financial Accounting Standards (ISAK) and pull out some specific PSAK. Financial accounting standards will become effective as follows:
Periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2012 PSAK PSAK No. 10 (Revisi 2010): ”Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing” PSAK No. 13 (Revisi 2011): “Properti Investasi” PSAK No. 16 (Revisi 2011): “Aset Tetap” PSAK No. 18 (Revisi 2010): “Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya” PSAK No. 24 (Revisi 2010): ”Imbalan Kerja” PSAK No. 26 (Revisi 2011): “Biaya Pinjaman” PSAK No. 28 (Revisi 2010): “Akuntansi untuk Asuransi Kerugian” PSAK No. 30 (Revisi 2011): “Sewa” PSAK No. 33 (Revisi 2011): “Aktivitas Pengupasan Lapisan Tanah dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Pertambangan” PSAK No. 34 (Revisi 2010): “Kontrak Konstruksi” PSAK No. 36 (Revisi 2010): “Akuntansi untuk Asuransi Jiwa” PSAK No. 45 (Revisi 2011): “Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba” PSAK No. 46 (Revisi 2010): “ Pajak Penghasilan” PSAK No. 50 (Revisi 2010): ”Instrumen Keuangan: Penyajian” PSAK No. 53 (Revisi 2010): “Pembayaran Berbasis Saham” Psak No. 55 (Revisi 2010): “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” PSAK No. 60: ”Instrumen Keuangan: Pengungkapan” PSAK No. 61: “Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah” PSAK No. 62: “Kontrak Asuransi” PSAK No. 63: “Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi” PSAK No. 64: “Eksplorasi dan Evaluasi Sumber Daya Mineral”
Periods beginning on or after January 1, 2012 PSAK PSAK No. 10 (Revised 2010): “The Effects of Changes in Foreign Exchange Rates” PSAK No. 13 (Revised 2011): “Investment Property” PSAK No. 16 (Revised 2011): “Fixed Assets” PSAK No. 18 (Revised 2010): “Accounting and Reporting by Retirement Benefit Plans” PSAK No. 24 (Revised 2010): ”Employee Benefits” PSAK No. 26 (Revised 2011): “Borrowing Costs” PSAK No. 28 (Revised 2010): “Accounting for Loss Insurance” PSAK No. 30 (Revised 2011): “Leases” PSAK No. 33 (Revised 2011): “Stripping Activities and Environmental Management on General Mining” PSAK No. 34 (Revised 2010): “Construction Contracts” PSAK No. 36 (Revised 2010): “Accounting for Life Insurance” PSAK No. 45 (Revised 2011): “Financial Reporting for Non-Profit Organizations” PSAK No. 46 (Revised 2010): “Income Taxes” PSAK No. 50 (Revised 2010): ”Financial Instrument: Presentation” PSAK No. 53 (Revised 2010): “Share-based Payment” PSAK No. 60: ”Financial Instrument: Disclosures” PSAK No.55: ”(Revised 2010): “Financial Instrument: Recognition and measurement”. PSAK No. 61: “Accounting for Government Grants and Disclosure of Government Assistance” PSAK No. 62: “Insurance Contract” PSAK No. 63: “Financial Reporting in Hyperinflationary Economies” PSAK No. 64: “Exploration for and Evaluation of Mineral Resources”
ISAK ISAK No. 13: “Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri”
ISAK ISAK No. 13: “Hedges of a Net Investment in a Foreign Operation”
Draft3/April 18, 2012
13
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
ISAK No. 15: “PSAK No. 24 - Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya” ISAK No. 16: “Perjanjian Konsesi Jasa: Pengungkapan” ISAK No. 18: “Bantuan Pemerintah – Tidak Ada Relasi Spesifik dengan Aktivitas Operasi” ISAK No. 19: “Aplikasi Pendekatan Penyajian Kembali pada PSAK 63 Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi” ISAK No. 20: “Pajak Penghasilan-Perubahan Status Pajak Entitas atau Pemegang Sahamnya” ISAK No. 22: “Perjanjian Konsesi Jasa: Pengungkapan” ISAK No. 23: “Sewa Operasi – Insentif” ISAK No. 24: “Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang Melibatkan Suatu Bentuk Legal Sewa” ISAK No. 25: “Hak Atas Tanah” ISAK No. 26: “Penilaian Ulang Derivatif Melekat”
ISAK No. 15, “PSAK No. 24 - The Limit on a Defined Benefit Asset, Minimum Funding Requirements and their Interaction” ISAK No. 16: “Service Concession Arrangements: Disclosures” ISAK No. 18: “Government Assistance - No Specific Relation to Operating Activities” ISAK No. 19: “Applying the Restatement Approach under PSAK 63: Financial Reporting in Hyperinflationary Economies” ISAK No. 20: “Income Taxes-Changes in the Tax Status of an Entity or its Shareholders” ISAK No. 22: “Service Concession Arrangements: Disclosures” ISAK No. 23: “Operating Leases – Incentives” ISAK No. 24: “Evaluating the Substance of Transactions Involving the Legal Form of a Lease”
Bank masih mengevaluasi dampak penerapan PSAK dan ISAK di atas dan dampak terhadap laporan keuangan dari penerapan PSAK dan ISAK tersebut belum dapat ditentukan.
The Bank is still evaluating the impact of applying PSAK and ISAK above and the impact to the financial statements of the application of PSAK and ISAK can not be determined.
ISAK No. 25: “Land Rights” ISAK No. 26: “Remeasurement of Embedded Derivatives”
3. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi yang Penting
3. Summary of Significant Accounting Policies
3.a Pernyataan Kepatuhan Laporan keuangan Bank telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (“SAK”) di Indonesia yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (“DSAK”) - Ikatan Akuntan Indonesia (“IAI”).
3.a. Statements of Compliance The Bank’s financial statements have been conformity with the Indonesia Financial Standard (“SAK”) published by Financial Standards Board (DSAK) – Indonesian Accountants (“IIA”).
3.b. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Laporan keuangan untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, termasuk Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (“PAPI”) 2008, peraturan serta pedoman Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) No. VIII G.7 tentang “Pedoman Penyajian Laporan Keuangan” yang terdapat dalam Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM No. KEP-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 termasuk Surat Edaran No. SE-02-BL/2008 tanggal 31 Januari 2008 tentang Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik Industri Perbankan dan sesuai dengan praktik-praktik perbankan pedoman Akuntansi serta pelaporan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
3.b. Basis of Financial Statements Preparation The financial statements for the year ended December 31, 2011 and 2010 are prepared in accordance with the Financial Accounting Standards in Indonesia, include the accounting and reporting guidelines for Indonesian banking industry (“PAPI”) 2008, the Capital Market Supervisory Agency (BAPEPAM) rules and guidelines No. KEP-06/PM/2000 dated March 13, 2000, regarding the “Guidelines for the Presentation of Financial Statements” including Circular Letter No. SE-02BL/2008 dated January 31, 2008 regarding Guidelines for Public Listed Bank’s Financial Statement Presentation and Disclosures and prevailing banking industry practices and accounting and reporting guidelines prescribed by Bank Indonesia.
Draft3/April 18, 2012
14
paraf:
prepared in Accounting Accounting Institute of
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Laporan keuangan disusun berdasarkan prinsip berkesinambungan (going concern) serta berdasarkan konsep biaya historis (historical cost), kecuali untuk efekefek tertentu yang dinyatakan sebesar nilai wajar, aset tetap tertentu yang dinilai kembali berdasarkan Peraturan Pemerintah, dan agunan yang diambil alih yang dicatat sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi.
The financial statements have been prepared with going concern principles and historical cost basis, except for certain marketable securities that carried at fair value, certain fixed assets which are revalued in accordance with Government Regulations, and foreclosed assets that are stated at net realizable value.
Laporan keuangan juga disusun berdasarkan konsep dasar akrual, kecuali untuk tagihan bunga atas aset produktif yang digolongkan sebagai “non performing” yang dicatat pada saat kas diterima (cash basis). Kebijakan akuntansi ini telah diterapkan secara konsisten kecuali apabila dinyatakan adanya perubahan dalam kebijakan akuntansi yang dianut.
The financial statements are also prepared on the basis of accrual concept, except for the interest receivables on earning assets which are classified as “non performing” are recorded on cash basis. This policy has been consistently applied and otherwise will be noted if any changes in accounting policies applied.
Laporan arus kas disusun dengan menggolongkan transaksi ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Laporan arus kas disusun menggunakan metode langsung yang dimodifikasi. Untuk penyajian laporan arus kas, kas dan setara kas terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia dan giro pada bank lain dan investasi jangka pendek likuid lainnya dengan jangka waktu 3 (tiga) bulan atau kurang sejak tanggal perolehan yang tidak digunakan sebagai jaminan atau tidak dibatasi penggunaannya.
Statements of cash flows are prepared by classifying the transactions into operating, investing and financing activities. The cash flows statement is prepared based on the modified direct method. For the statements of cash flows presentation, cash and cash equivalents consist of cash, current accounts with Bank Indonesia, current accounts with other banks and short term highly liquid investments with original maturities of 3 (three) months or less from the acquisition date which are not collateralized or not limited in use.
Mata uang pelaporan yang digunakan dalam laporan keuangan adalah mata uang Rupiah.
The reporting currency used in the preparation of the financial statements is Indonesian Rupiah.
3.c. Aset dan Liabilitas Keuangan (i) Aset Keuangan Bank mengklasifikasikan aset keuangannya dalam kategori (A) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif, (B) pinjaman yang diberikan dan piutang, (C) aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo, dan (D) aset keuangan tersedia untuk dijual. Klasifikasi ini tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat awal pengakuannya.
3.c. Financial Assets and Liabilities (i) Financial Assets The Bank classifies its financial assets in the following categories: (A) financial assets at fair value through profit and loss, (B) loans and receivables, (C) held-tomaturity financial assets, and (D) available-for-sale financial assets. The classification depends on the purpose for which the financials assets were acquired. Management determines the classification of its financial assets at initial recognition.
(A) Aset Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar melalui Laporan Laba Rugi Komprehensif
(A) Financial Assets at Fair Value Through Profit or Loss
Kategori ini terdiri dari dua sub-kategori: aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh Bank untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif.
This category comprises two sub-categories: financial assets classified as held for trading, and financial assets designated by the Bank as at fair value through profit or loss upon initial recognition.
Aset keuangan diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat atau jika merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang
A financial asset is classified as held for trading if it is acquired or incurred principally for the purpose of selling or repurchasing it in the near term or if it is part of a portfolio of identified financial instruments that are managed together
Draft3/April 18, 2012
15
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek (short term profit taking) yang terkini.
and for which there is evidence of a recent actual pattern of short term profit taking.
Instrumen keuangan yang dikelompokkan ke dalam kategori ini diakui pada nilai wajarnya pada saat pengakuan awal; biaya transaksi diakui secara langsung ke dalam laporan laba rugi komprehensif. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar dan penjualan instrumen keuangan diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif dan dicatat masing-masing sebagai “Keuntungan/(kerugian) dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan” dan “Keuntungan/(kerugian) dari penjualan instrumen keuangan”. Pendapatan bunga dari instrumen keuangan dalam kelompok diperdagangkan dicatat sebagai “Pendapatan bunga”.
Financial instruments included in this category are recognised initially at fair value; transaction costs are recognized directly in the statement of comprehensive income. Gains and losses arising from changes in fair value and sales of these financial instruments are recognized directly in the statement of comprehensive income and are reported respectively as “Unrealized gain/(losses) from changes in fair value of financial instruments” and “Gains/(losses) on sale of financial instrument”. Interest income on financial instruments held for trading are included in “Interest income”.
Perubahan nilai wajar atas aset keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif diakui sebagai “Keuntungan bersih atas perubahan nilai wajar instrumen keuangan”. Bank tidak memiliki aset keuangan yang diklasifikasi pada nilai wajar melalui laba rugi.
Fair value changes relating to financial assets designated at fair value through profit or loss are recognized in “Unrealized gain/(losses) from changes in fair value of financial instruments” The Bank has no financial assets classified at fair value through profit or loss.
(B) Pinjaman yang Diberikan dan Piutang
(B) Loans and Receivables
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif, kecuali: a) yang dimaksudkan oleh Bank untuk dijual dalam waktu dekat, yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan, serta yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif; b) yang pada saat pengakuan awal ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual; atau c) dalam hal Bank mungkin tidak akan memperoleh kembali investasi awal secara substansial kecuali yang disebabkan oleh penurunan kualitas pinjaman yang diberikan dan piutang.
Loans and receivables are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments that are not quoted in an active market, other than:
Dalam hal terjadi penurunan nilai, kerugian penurunan nilai dilaporkan sebagai pengurang dari nilai tercatat dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang, dan diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif sebagai “ Pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai”.
In the case of impairment, the impairment loss is reported as “Allowance for impairment losses” as a component of deduction from the carrying value of the financial assets classified as loan and receivables recognized in the statement of comprehensive income as “Allowance for impairment losses”.
Draft3/April 18, 2012
a) those that the Bank intends to sell immediately or in the short term, which are classified as held for trading, and those that the Bank upon initial recognition designates as at fair value through profit or loss; b) those that the Bank upon initial recognition designates as available for sale; or c) those for which the Bank may not recover substantially all of its initial investment, other than because of credit deterioration.
16
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
(C) Aset Keuangan Dimiliki Hingga Jatuh Tempo
(C) Held-to-Maturity Financial Assets
Investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, serta Bank mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo, kecuali:
Held-to-maturity investments are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments and fixed maturities that the Bank has the positive intention and ability to hold to maturity, other than:
a) Investasi yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif; b) Investasi yang ditetapkan oleh Bank dalam kelompok tersedia untuk dijual; dan c) Investasi yang memiliki definisi pinjaman yang diberikan dan piutang.
a) those that the Bank upon initial recognition designates as at fair value through profit or loss;
Pada saat pengakuan awal, aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif.
These are initially recognized at fair value including transaction costs and subsequently measured at amortized cost, using the effective interest method.
Pendapatan bunga dari investasi dimiliki hingga jatuh tempo dicatat dalam laporan laba rugi komperensif dan diakui sebagai “Pendapatan bunga”. Ketika penurunan nilai terjadi, kerugian penurunan nilai diakui sebagai “Cadangan Kerugian Penurunan Nilai” sebagai komponen pengurang dari nilai tercatat investasi dan diakui di dalam laporan keuangan sebagai “Pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai”.
Interest income on held-to-maturity investments is included in the statement of comprehensive income and reported as ”Interest income”. In the case of an impairment, the impairment loss is reported as “Allowance for impairment losses” as a component of deduction from the carrying value of the investment and recognized in the financial statement as ”Allowance for impairment losses”.
b) those that the Bank designates as available for sale; and c) those that meet the definition of loans and receivables.
(D) Aset Keuangan Tersedia Untuk Dijual
(D) Available-for-Sale Financial Assets
Investasi dalam kelompok tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan untuk dimiliki untuk periode tertentu dimana akan dijual dalam rangka pemenuhan likuiditas atau perubahan suku bunga atau yang tidak diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan atau piutang, investasi yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo atau aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif.
Available-for-sale investments are financial assets that are intended to be held for indefinite period of time, which may be sold in response to needs for liquidity or changes in interest rates, exchange rates or that are not classified as loans and receivables, held-to-maturity investments or financial assets at fair value through profit or loss.
Pada saat pengakuan awalnya, aset keuangan tersedia untuk dijual diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya dimana keuntungan atau kerugian diakui pada laporan perubahan ekuitas
Available-for-sale financial assets are initially recognised at fair value, plus transaction costs, and measured subsequently at fair value with gains and losses being recognized in the statement of changes in equity until the financial
Draft3/April 18, 2012
17
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
kecuali untuk kerugian penurunan nilai hingga aset keuangan dihentikan pengakuannya. Jika aset keuangan tersedia untuk dijual mengalami penurunan nilai, akumulasi laba atau rugi yang sebelumnya diakui di laporan perubahan ekuitas, diakui pada laporan laba rugi komprehensif. Pendapatan bunga dihitung menggunakan metode suku bunga efektif dan keuntungan atau kerugian yang timbul akibat perubahan nilai tukar dari aset moneter yang diklasifikasikan sebagai kelompok tersedia untuk dijual diakui pada laporan laba rugi komprehensif. Bank tidak memiliki aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan tersedia untuk dijual.
assets is derecognized, except for impairment losses and foreign exchange gains and losses,. If an available-for-sale financial asset is determined to be impaired, the cummulative gain or loss previously recognized in the statement of changes in equity is recognized in the statement of comprehensive income. Interest income is calculated using the effective interest method, and foreign currency gains or losses on monetary assets classified as available-for-sale are recognized in the statement of comprehensive income. The Bank has no financial assets classified as available for sale. The Bank has no financial assets classified at available for sale financial asset.
(E) Pengakuan
(E) Recognition
Bank menggunakan akuntansi tanggal penyelesaian untuk mencatat transaksi aset keuangan yang lazim (reguler).
The Bank uses settlement date accounting for regular way contracts when recording financial asset transactions.
(ii) Liabilitas Keuangan Bank mengklasifikasikan liabilitas keuangan dalam kategori (A) liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif dan (B) liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Liabilitas keuangan dikeluarkan ketika liabilitas telah dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.
(ii) Financial Liabilities The Bank classified its financial liabilities in the category of (A) financial liabilities at fair value through profit or loss and (B) financial liabilities measured at amortized cost. Financial liabilities are derecognized when extinguished.
(A) Liablilitas Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar melalui Laporan Laba Rugi Komprehensif
(A) Financial Assets at Fair Value Through Profit or Loss
Kategori ini terdiri dari dua sub-kategori: liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dan liabilitas keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh Bank untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif.
This category comprises two subcategories: financial liabilities classified as held for trading, and financial liabilities designated by the Bank as fair value through profit or loss upon initial recognition.
Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat atau jika merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini.
A financial liability is classified as held for trading if it is acquired or incurred principally for the purpose of selling or repurchasing in the near term or if it is part of a portfolio of identified financial instruments that are managed together and for which there is evidence of a recent actual pattern of short term profit taking.
Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar liabilitas keuangan yang diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif sebagai “Keuntungan/(kerugian) dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan”. Beban bunga dari
Gains and losses arising from changes in fair value of financial liabilities classified held for trading are included in the statement of comprehensive income and are reported as “Unrealized gain/(losses) from changes if fair value of financial instruments”. Interest expenses
Draft3/April 18, 2012
18
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dicatat di dalam “Beban bunga”.
on financial liabilities held for trading are included in “Interest expenses”.
Jika Bank pada pengakuan awal telah menetapkan instrumen utang tertentu sebagai nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif (opsi nilai wajar), maka selanjutnya, penetapan ini tidak dapat diubah. Berdasarkan PSAK No. 55 (Revisi 2006), instrumen utang yang diklasifikasikan sebagai opsi nilai wajar, terdiri dari kontrak utama dan derivatif melekat yang harus dipisahkan.
If the Bank designated certain debt securities upon initial recognition at fair value through profit or loss (fair value option), the designation cannot be changed subsequently. According to PSAK No. 55 (Revised 2006), the fair value option is applied on the debt securities consists of principal host and embedded derivatives that must otherwise be separated.
Perubahan nilai wajar terkait dengan liabilitas keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif diakui di dalam “Keuntungan/ (kerugian) dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan”. Bank tidak memiliki liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif.
Fair value changes relating to financial liabilities designated at fair value through profit or loss are recognized in “Unrealized gain/ (losses) from changes in fair value of financial instruments”. The Bank has no financial liabilities classified at fair value through profit or loss.
(B) Liabilitas Keuangan yang Diukur dengan Biaya Perolehan Diamortisasi
(B) Financial Assets at Amortized Cost
Liabilitas keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif dikategorikan dan diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
Financial liabilities that are not classified as at fair value through profit and loss fall into this category and are measured at amortized cost.
Setelah pengakuan awal, Bank mengukur seluruh liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
After initial recognition, the Bank measures all financial liabilities at amortized cost using effective interest rates method.
3.d. Penentuan Nilai Wajar Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif ditentukan berdasarkan nilai pasar yang berlaku pada tanggal posisi keuangan menggunakan harga yang dipublikasikan secara rutin.
3.d. Determination of Fair Value The fair value of financial instruments traded in active markets is determined based on quoted market prices at the reporting date.
Instrumen keuangan dianggap memiliki kuotasi di pasar aktif, jika harga kuotasi tersedia sewaktu-waktu dan dapat diperoleh secara rutin dari bursa, pedagang efek (dealer), perantara efek (broker), kelompok industri, badan pengawas (pricing service or regulatory agency), dan harga tersebut mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan rutin dalam suatu transaksi yang wajar. Jika kriteria di atas tidak terpenuhi, maka pasar aktif dinyatakan tidak tersedia. Indikasi-indikasi dari pasar tidak aktif adalah terdapat selisih yang besar antara harga penawaran dan permintaan atau kenaikan signifikan dalam selisih harga penawaran dan permintaan dan hanya terdapat beberapa transaksi terkini.
A financial instrument is regarded as quoted in an active market if quoted prices are readily and regularly available from an exchange, dealer, broker, industry group, pricing service or regulatory agency, and those prices represent actual and regularly occurring market transactions on an arm’s length basis. If the above criteria are not met, the market is regarded as being inactive. Indications that a market is inactive are when there is a wide bid offer spread or significant increase in the bid offer spread or there are few recent transactions.
Draft3/April 18, 2012
19
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Nilai wajar untuk semua instrumen keuangan lainnya ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian. Dengan teknik ini, nilai wajar merupakan suatu estimasi yang dihasilkan dari data yang dapat diobservasi dari instrumen keuangan yang sama, menggunakan modelmodel untuk mendapatkan estimasi nilai kini dari arus kas masa depan yang diharapkan atau teknik penilaian lainnya menggunakan input yang tersedia pada tanggal posisi keuangan.
For all other financial instruments, fair value is determined using valuation techniques. In these techniques, fair values are estimated from observable data in respect of similar financial instruments, using models to estimate the present value of expected future cash flows or other valuation techniques, using inputs existing at the reporting date.
Untuk instrumen keuangan yang tidak mempunyai harga pasar, estimasi atas nilai wajar efek-efek ditetapkan dengan mengacu pada nilai wajar instrumen lain yang substansinya sama atau dihitung berdasarkan arus kas yang diharapkan terhadap aset bersih efek-efek tersebut.
For financial instruments with no quoted market price, a reasonable estimate of the fair value is determined by reference to the current market value of another instrument which substantially has the same characteristic or calculated based on the expected cash flows of the underlying net asset of the marketable securities.
Berkaitan dengan kredit yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi, maka nilai tercatat pada saat pengakuan awal dapat berbeda dengan nilai yang akan diperoleh pada saat jatuh tempo, jika Bank menerima pendapatan atau mengeluarkan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung pada pemberian/pembelian kredit tersebut, memberikan kredit dengan suku bunga di bawah suku bunga pasar, memberikan/membeli kredit secara diskonto atau premium. Dalam menentukan suku bunga pasar, Bank menggunakan suku bunga acuan yang berlaku di Bank. Pada prinsipnya suku bunga pasar tidak dapat disamaratakan untuk seluruh jenis kredit, dimana setiap jenis kredit memiliki risk premium yang berbeda dan target profit margin, dengan demikian bank mengklasifikasikan jenis kredit tersebut menjadi kredit komersial (termasuk dengan jaminan back to back deposito), dan kredit konsumsi dengan agunan. Dengan demikian suku bunga acuan adalah biaya dana secara menyeluruh, ditambahkan dengan risk premium dan profit margin untuk kredit sesuai dengan jenis kreditnya.
In connection with the loans which are recorded on the basis of amortized cost, their carrying values at the time of initial recognition may vary with the value to be obtained at the maturity date, if the Bank receive the income or the transactions cost that are directly attributable to provide/purchase of such loans, giving loans with the interest rate below market rates, provide/purchase discount or premium credit. In determining the market rate, the Bank uses interest rate prevailing in the Bank. In principle, the market interest rate cannot be equated averaged for all types of credit, where each type of credit has a different risk premium and profit margin targets, thereby classifying the type of bank credit to commercial loans (including secured back to back deposits) and consumer credit with collateral. Thus the benchmark rate is the cost of funds as a whole, added to the risk premium and profit margin for credit in accordance with the type of credit.
Bukti terbaik dari nilai wajar pada saat pengakuan awal adalah harga transaksinya (yaitu nilai wajar pembayaran yang diserahkan atau diterima), kecuali nilai wajar dari instrumen tersebut dapat dibuktikan dengan perbandingan transaksi untuk instrumen yang sama di pasar terkini yang dapat diobservasi (yang tanpa modifikasi atau re-packaging) atau berdasarkan teknik penilaian dimana variabelnya termasuk hanya data dari pasar yang dapat diobservasi.
The best evidence of fair value at initial recognition is the transaction price (that is, the fair value of the consideration given or received), unless the fair value of the instrument is evidenced by comparison with other observable current market transactions in the same instrument (that is, without modification or repackaging) or based on a valuation technique whose variables include only data from observable markets.
3.e. Penghentian Pengakuan Penghentian pengakuan aset keuangan dilakukan ketika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir, atau ketika aset keuangan tersebut telah ditransfer dan secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset tersebut telah ditransfer (jika secara substansial seluruh risiko dan manfaat tidak ditransfer, maka Bank
3.e. Derecognition Financial assets are derecognized when the contractual rights to receive the cash flows from these assets have ceased to exists or the assets have been transferred and substantially all the risks and rewards of ownership of the assets are also transferred (that is, if substantially all the risks and rewards have not been transferred, the Bank tests control to ensure that continuing involvement on the
Draft3/April 18, 2012
20
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
melakukan evaluasi untuk memastikan keterlibatan berkelanjutan atas kendali yang masih dimiliki tidak mencegah penghentian pengakuan).
basis of any retained powers of control does not prevent derecognation).
Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya ketika liabilitas telah dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.
Financial liabilities are derecognized when they are redeemed or otherwise extinguished.
3.f. Klasifikasi dan Reklasifikasi Aset Keuangan
3.f. Classification and Reclassification of Financial Assets
Klasifikasi Aset Keuangan Bank mengklasifikasikan instrumen keuangan ke dalam klasifikasi tertentu yang mencerminkan sifat dari informasi dan mempertimbangkan karakteristik dari instrumen keuangan tersebut. Klasifikasi ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Classificiation of Financial Assets The Bank classifies the financial instruments into classes that reflects the nature of information and take into account the characteristic of those financial instruments. The classification can be seen in the table below:
Jenis Instrumen Keuangan/ Type of Financial Instrument
Aset Keuangan/ Financial Assets
Liabilitas Keuangan/ Financial Liabilities
Klasifikasi Standar Pengukuran Awal/ Classification of Initial Measurement Standard
Kas/ Cash
Pinjaman Diberikan dan Piutang/ Loans and Receivables
Giro pada Bank Indonesia dan Bank Lain/ Current Account with Bank Indonesia and Other Banks
Pinjaman Diberikan dan Piutang/ Loans and Receivables
Penempatan pada Bank Indonesia dan dan pada Bank Lain / Placements with Bank Indonesia and Other Banks
Pinjaman Diberikan dan Piutang/ Loans and Receivables
Efek-efek/ Marketable Securities
Dimiliki hingga Jatuh Tempo/ Held to Maturity
Kredit yang Diberikan/ Loans
Pinjaman Diberikan dan Piutang/ Loans and Receivables
Tagihan Lainnya/ Other Receivables
Pinjaman Diberikan dan Piutang/ Loans and Receivables
Liabilitas Segera/ Current Liabilities
Liabilitas lainnya/ Other Liabilities
Simpanan Nasabah/ Customers
Deposits
from
Liabilitas lainnya/ Other Liabilities
Beban yang Masih Harus Dibayar/ Accruals
Liabilitas lainnya/ Other Liabilities
Liabilitas Lain-lain/ Other Payables
Liabilitas lainnya/ Other Liabilities
Reklasifikasi Aset Keuangan Bank tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi instrumen keuangan dari atau ke kategori instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif selama instrumen keuangan tersebut dimiliki.
Reclasification of Financial Assets The Bank shall not reclassify any financial instrument out of or into the fair value through profit or loss category while it is held or issued.
Bank tidak boleh mengklasifikasikan aset keuangan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo, jika dalam tahun berjalan atau dalam kurun waktu dua tahun sebelumnya, telah menjual atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo (lebih dari jumlah yang tidak signifikan dibandingkan dengan jumlah nilai investasi dimiliki hingga jatuh tempo), kecuali penjualan atau reklasifikasi tersebut:
The Bank shall not classify any financial assets as heldto-maturity if the entity has, during the current financial year or during the two preceding financial years, sold or reclassified more than insignificant amount of held-tomaturity investments before maturity (more than insignificant in relation to the total amount of held-tomaturity investments) other than sales or reclassifications that:
Draft3/April 18, 2012
21
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
a. dilakukan ketika aset keuangan sudah mendekati jatuh tempo atau tanggal pembelian kembali dimana perubahan suku bunga tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap nilai wajar aset keuangan tersebut; b. terjadi setelah Bank telah memperoleh secara substansial seluruh jumlah pokok aset keuangan tersebut sesuai jadwal pembayaran atau Bank telah memperoleh pelunasan dipercepat; atau c. terkait dengan kejadian tertentu yang berada diluar kendali Bank, tidak berulang, dan tidak dapat diantisipasi secara wajar oleh Bank .
a. are so close to maturity or the financial asset’s call date that changes in the market rate of interest would not have a significant effect on the financial asset’s fair value;
Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok dimiliki hingga jatuh tempo ke kelompok tersedia untuk dijual dicatat sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi tetap dilaporkan dalam komponen ekuitas sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya, dan pada saat itu, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus diakui pada laporan laba rugi komprehensif.
Reclassification of financial assets from held to maturity to available for sale are recorded at fair value. The unrealized gains or losses are recorded in the equity section and shall be recognized directly in equity section until the financial assets is derecognized, at which time the cumulative gain or loss previously recognized in equity shall be recognized in statement of comprehensive income.
Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok tersedia untuk dijual ke kelompok dimiliki hingga jatuh tempo dicatat pada nilai tercatat. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi harus diamortisasi menggunakan suku bunga efektif sampai dengan tanggal jatuh tempo instrumen tersebut.
Reclassification of financial assets from available for sale to held to maturity are recorded at carrying amount. The unrealized gains or losses is amortized by using effective interest rate up to the maturity date of that instrument.
3.g. Penurunan Nilai dari Aset Keuangan
b. occur after the Bank has collected substantially all of the financial asset’s original principal through scheduled payments or prepayments; or c. are attributable to an isolated event that is beyond the entity’s control, is non-recurring and could not reasonably anticipated by the Bank .
3.g. Impairment of Financial Assets
(i) Aset Keuangan yang Dicatat Berdasarkan Biaya Perolehan Diamortisasi
(i) Financial Assets Carried at Amortized Cost
Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, Bank mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.
The Bank assesses at each reporting date whether there is an objective evidence that a financial asset or group of financial assets is impaired. A financial asset or a group of financial assets is impaired and impairment losses are incurred only if there is objective evidence of impairment as a result of one or more events that occurred after the initial recognition of the asset (a “loss event”) and that loss event (or events) has an impact on the estimated future cash flows of the financial asset or group of financial assets that can be reliably estimated.
Kriteria yang digunakan oleh Bank untuk menentukan bukti objektif dari penurunan nilai diantaranya adalah sebagai berikut:
The criteria that the Bank uses to determine that there is objective evidence of impairment loss include:
a.
a. significant financial difficulty of the issuer obligor; or b. default or delinquency in interest or principal payments; or
b.
kesulitan keuangan signifikan yang dialami pihak penerbit atau peminjam; atau terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; atau
Draft3/April 18, 2012
22
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh) c.
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan sejak pengakuan awal aset dimaksud, meskipun penurunannya belum dapat diidentifikasi terhadap aset keuangan secara individual dalam kelompok aset tersebut, termasuk memburuknya status pembayaran pihak peminjam dalam kelompok tersebut; atau hilangnya pasar aktif dari aset keuangan akibat kesulitan keuangan.
c. observable data indicating that there is a measurable decrease in the estimated future cash flows from a portfolio of financial assets since the initial recognition of those assets, although the decrease cannot yet be identified with the individual financial assets in the portfolio, including adverse changes in the payment status of borrowers in the portfolio; or
Estimasi periode antara peristiwa kerugian dan identifikasinya ditentukan oleh manajemen untuk setiap portofolio yang diidentifikasi.
The estimated period between a loss occurring and its identification is determined by management for each identified portfolio.
Pertama kali Bank menentukan apakah terdapat bukti obyektif seperti tersebut di atas mengenai penurunan nilai atas aset keuangan. Penilaian individual dilakukan atas aset keuangan yang signifikan yang mengalami penurunan nilai. Aset keuangan yang tidak signifikan namun mengalami penurunan nilai dimasukkan dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko yang serupa dan dilakukan penilaian secara kolektif (lihat Catatan 30).
Initially the Bank assesses whether objective evidence of impairment for financial asset exists as described above. The individual assessment is performed on the significant impaired financial asset. The insignificant impaired financial asset included in a group of financial asset with similar credit risk characteristics and collectively assessed (see Note 30).
Jika Bank menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, baik aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka akun/rekening atas aset keuangan tersebut akan masuk ke dalam kelompok aset keuangan yang penurunan nilainya dinilai secara kolektif. Aset keuangan yang signifikan dan telah terdapat bukti objektif terjadi penurunan nilai, tidak dimasukkan dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.
If the Bank determined that there is no objective evidence of impairment in value of financial assets which are assessed on an individual basis, whether financial assets are significant or not, then the account on the financial assets are going to go into the group of financial assets that decline in value is assessed collectively. Significant financial assets that has objective evidence to be impaired are not included in the collective assessment of impairment.
Jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Nilai tercatat aset tersebut dikurangi sebesar cadangan kerugian penurunan nilai dan jumlah kerugian penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi komprehensif. Jika pinjaman yang diberikan atau investasi dimiliki hingga jatuh tempo memiliki suku bunga variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif terkini pada saat terdapat bukti objektif terjadinya penurunan nilai.
The total impairment loss is measured as the difference between the carrying value of financial assets with the present value of estimated future cash flows discounted using the effective interest rate beginning of the financial asset. The carrying amount of the asset is reduced by reserves and the amount of impairment losses is recognized as impairment losses in the statement of comprehensive income. If the loan is granted or held to maturity investment has a variable interest rate, the discount rate used to measure any impairment loss is the current effective interest rate when there is objective evidence of impairment.
d.
Draft3/April 18, 2012
d. the disappearance of an active market for that financial asset because of financial difficulties.
23
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Perhitungan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan dengan menggunakan discounted cashflow dilakukan hanya apabila arus kas masa datang atas aset keuangan tersebut memang benar-benar masih ada, dapat dibuktikan dan dapat dijaga akurasi realisasinya, dan untuk itu harus mendapatkan persetujuan dari Manajemen. Perhitungan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan dengan menggunakan agunan mencerminkan arus kas yang dapat dihasilkan dari pengambilalihan agunan dikurangi biaya-biaya untuk memperoleh dan menjual agunan, terlepas apakah pengambilalihan tersebut berpeluang terjadi atau tidak.
The calculation of the present value of estimated future cash flows of financial assets using the discounted cashflow is done only if the future cash flows of financial assets are really still there, it can be proven and can be maintained the accuracy of their realization, and therefore must obtain approval from the Management. Calculating the present value of estimated future cash flows of financial assets using collateral reflects the cash flow that can be generated from the acquisition of collateral less costs for obtaining and selling the collateral, regardless of whether the takeover is likely to happen or not.
Beban penurunan nilai yang terkait dengan kredit yang diberikan dan efek-efek (di dalam kategori dimiliki hingga jatuh tempo dan pinjaman yang diberikan dan piutang) diklasifikasikan di dalam beban penurunan nilai.
Impairment charges relating to loans and marketable securities (held to maturity and loans and receivables categories) are classified in impairment charges.
Jika pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dapat dipulihkan, baik secara langsung, atau dengan menyesuaikan pos cadangan. Jumlah pemulihan penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi komprehensif.
If in the subsequent period, the amount of the impairment loss decreases and the decrease can be related objectively to an event occurring after the impairment was recognized (such as an improvement in the debtor’s credit rating), the previously recognized impairment loss is reversed by adjusting the allowance account. The amount of the impairment reversal is recognized in the statement of comprehensive income.
Ketika kredit yang diberikan tidak tertagih, kredit tersebut dihapus buku dengan menjurnal balik cadangan kerugian penurunan nilai. Kredit yang diberikan tersebut dapat dihapus buku setelah semua prosedur yang diperlukan telah dilakukan dan jumlah kerugian telah ditentukan.
When a loan is uncollectible, it is written off against the related allowance for impairment loss. Such loans are written off after all the necessary procedures are completed and the amount of the loss is determined.
(ii) Aset yang Tersedia untuk Dijual
(ii) Assets Classified as Available for Sale
Pada setiap tanggal posisi keuangan, Bank mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Penurunan yang signifikan atau penurunan jangka panjang atas nilai wajar dari investasi dalam instrumen utang di bawah biaya perolehannya merupakan bukti obyektif terjadinya penurunan nilai dan menyebabkan pengakuan kerugian penurunan nilai. Ketika terdapat bukti tersebut di atas untuk aset yang tersedia untuk dijual, kerugian kumulatif, yang merupakan selisih antara biaya perolehan dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai aset keuangan yang sebelumnya telah diakui pada laporan laba rugi komprehensif, dikeluarkan dari ekuitas dan diakui pada laporan laba rugi komprehensif.
Draft3/April 18, 2012
The Bank assesses at each date of the statement of financial position whether there is an objective evidence that a financial asset or a group of financial assets is impaired. A significant or prolonged decline in the fair value of the security below its cost is an objective evidence of impairment resulting in the recognition of an impairment loss. If any such evidence exists for available for sale financial assets, the cummulative loss, measured as the difference between the acquisition cost and the current fair value, less any impairment loss on that financial asset previously recognised in profit or loss, is removed from equity and recognized in the statement of comprehensive income.
24
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Jika, pada periode berikutnya, nilai wajar instrumen utang yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual meningkat dan peningkatan tersebut dapat secara obyektif dihubungkan dengan peristiwa yang terjadi setelah pengakuan kerugian penurunan nilai pada laporan laba rugi komprehensif, maka kerugian penurunan nilai tersebut dapat dipulihkan melalui laporan laba rugi komprehensif.
If, in a subsequent period, the fair value of a debt instrument classified as available for sale increases and the increase can be objectively related to an event occurring after the impairment loss was recognized in statatement of comprehensive income, the impairment loss is reversed through the statement of comprehensive income.
(iii) Cadangan Kerugian Penurunan Nilai atas Aset Keuangan dan Non-keuangan Sebelum Berlaku PSAK No. 55 (Revisi 2006)
(iii) Allowance for Impairment Losses of Financial Assets and Non Financial Assets Before Implementation of PSAK No. 55 (Revised 2006)
Sebelum 1 Januari 2010, seluruh aset produktif dan non produktif wajib dibentuk cadangan kerugian yang lebih dikenal dengan istilah “Penyisihan Kerugian atas Aset Produktif dan Non Produktif” sebesar ketentuan minimum dari Bank Indonesia. Aset produktif terdiri dari giro pada bank lain, penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia, efek-efek, efek yang dibeli dengan janji dijual kembali, tagihan derivatif, kredit yang diberikan, tagihan akseptasi, penyertaan serta komitmen dan kontinjensi yang mempunyai risiko kredit.
Before January 1, 2010, all earning assets should be covered by allowance for impairment losses on earning and non earning assets, which were known as “Allowance for possible losses of earnings and non earning assets” based on minimum Bank Indonesia regulation. Productive asset include current accounts with other banks, placements with other banks and Bank Indonesia, marketable securities, securities purchased under resale agreements, derivatives receivable, loans, acceptances receivable, investments and commitments and contingencies which carry credit risk.
Komitmen dan kontinjensi dengan risiko kredit antara lain terdiri dari penerbitan jaminan, letter of credit, standby letter of credit dan fasilitas kredit yang belum ditarik yang bersifat committed.
Commitments and contingencies with credit risk, includes issued guarantees, letters of credit, standby letters of credit and committed unused loan facility.
Penyisihan kerugian atas aset produktif ditentukan berdasarkan kriteria Bank Indonesia sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang “Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum” yang diubah dengan PBI No. 8/2/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 dan PBI No. 9/6/PBI/2007 tanggal 30 Maret 2007 serta PBI No. 11/2/PBI/2009 tanggal 29 Januari 2009 yang mengklasifikasikan aset produktif menjadi lima kategori dengan minimum persentase penyisihan kerugian sebagai berikut:
The allowances for possible losses on earning assets are determined using Bank Indonesia criteria in accordance with PBI No. 7/2/PBI/2005 dated January 20, 2005 on “Asset Quality Ratings for Commercial Banks” which was amended by PBI No. 8/2/PBI/2006 dated January 30, 2006 and PBI regulation No. 9/6/PBI/2007 dated March 30, 2007 and PBI No.11/2/PBI/2009 dated January 29, 2009 that classify earning assets into five categories with the minimum percentage of allowance for possible losses as follows:
Klasifikasi/ Classification Lancar/ Current Dalam Perhatian Khusus/ Special Mention Kurang Lancar/ Substandard Diragukan/ Doubtful Macet/ Loss
Draft3/April 18, 2012
Persentase Minimum Penyisihan/ Minimum Percentage of Allowance for Possible Losses
Dasar Perhitungan/ Basis of Calculation
1%
Tanpa faktor pengurang/ Without decreasing factor Setelah dikurangi nilai agunan/ Net of collateral value Setelah dikurangi nilai agunan/ Net of collateral value Setelah dikurangi nilai agunan/ Net of collateral value Setelah dikurangi nilai agunan/ Net of collateral value
5% 15 % 50 % 100 %
25
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Persentase di atas berlaku untuk aset produktif dan komitmen dan kontinjensi, dikurangi nilai agunan, kecuali untuk aset produktif dan komitmen dan kontinjensi yang dikategorikan sebagai lancar, dimana persentasenya berlaku langsung atas saldo aset produktif dan komitmen dan kontinjensi yang bersangkutan.
The above percentages are applied to earning assets and commitments and contingencies, less the collateral value, except for earning assets and commitments and contingencies categorized as current, where the rates are applied directly to the outstanding balance of earning assets and commitments and contingencies.
Aset produktif dengan klasifikasi lancar dan dalam perhatian khusus, sesuai dengan PBI, digolongkan sebagai aset produktif tidak bermasalah. Sedangkan untuk aset produktif dengan kolektibilitas kurang lancar, diragukan dan macet digolongkan sebagai aset produktif bermasalah.
Earning assets classified as current and special mention, in accordance with PBI, are considered performing. Non-performing earning assets consist of assets classified as substandard, doubtful and loss.
Penyisihan kerugian kredit terdiri dari penyisihan khusus dan umum.
The allowance for loan losses consists of specific and general provisions.
Penyisihan khusus dibuat jika kemampuan membayar diidentifikasikan kurang baik dan, menurut pertimbangan Direksi, estimasi kemampuan membayar peminjam berada di bawah jumlah pokok dan bunga kredit yang belum terbayar.
Specific provisions are made as soon as the debt servicing of the loan is questionable and the Directors consider that the estimated recovery from the borrower is likely to fall short of the amount of principal and interest outstanding.
Penyisihan umum dimaksudkan untuk menyisihkan kerugian yang belum teridentifikasi namun diperkirakan mungkin terjadi berdasarkan pengalaman masa lalu, dari keseluruhan portofolio kredit. Termasuk dalam penyisihan adalah penyisihan kerugian 1% seperti yang dikehendaki oleh PBI untuk aset produktif dengan klasifikasi lancar.
General provisions are maintained for losses that are not yet identified but can reasonably be expected to arise based on historical experience, from the existing overall loan portfolio. Included in the allowance is the 1% provision required under PBI for earning assets classified as current.
Sejak 20 Januari 2006, sesuai dengan PBI No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang “Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum” yang telah diubah dengan PBI No. 8/2/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006, PBI No. 9/6/PBI/2007 tanggal 30 Maret 2007 dan PBI No. 11/2/PBI/2009 tanggal 29 Januari 2009, untuk aset produktif dengan nilai sama dengan atau di atas Rp 5.000.000.000, agunan yang dapat diperhitungkan sebagai pengurang dalam pembentukan penyisihan penghapusan aset produktif adalah apabila penilaian agunan tidak melampaui jangka waktu 24 bulan dan dilakukan oleh penilai independen.
Starting from January 20, 2006, in accordance with PBI No. 7/2/PBI/2005 dated January 20, 2005 on “Asset Quality Ratings for Commercial Banks” which was amended by PBI No. 8//2/PBI/2006 dated January 30, 2006, PBI No. 9/6/PBI/2007 dated March 30, 2007 and PBI No. 11/2/PBI/2009 dated January 29, 2009, for earning assets with balance equal or more than Rp 5,000,000,000, the collateral value can be counted as deduction of allowance for possible losses if valuation of the collateral not more than 24 months and appraised by independent appraisal.
Estimasi kerugian atas komitmen dan kontinjensi disajikan sebagai liabilitas di laporan posisi keuangan (lihat Catatan 2.a untuk penjelasan mengenai perubahan kebijakan akuntansi dan perhitungan estimasi kerugian atas komitmen dan kontinjensi)
Estimated losses on commitments and contingencies are presented in the liability section of the financial position (see Notes 2.a for explanation on change in accounting policy and calculation of estimated losses on commitment and contingencies).
Draft3/April 18, 2012
26
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Dalam peraturan tersebut juga diatur mengenai klasifikasi aset yang diambil alih yang ditetapkan sebagai berikut (lihat Catatan 2.a untuk penjelasan mengenai perubahan kebijakan akuntansi dan perhitungan cadangan kerugian aset yang diambil alih):
This regulation also classifies foreclosed assets into the following classification (see Notes 2.a for explanation on change in accounting policy and calculation of allowance for impairment losses of foreclosed assets) :
Klasifikasi/ Classification
Batas Waktu/ Period
Persentase Minimum Penyisihan/ Minimum Percentage of Allowance for Possible Losses
Lancar/ Current
Sampai dengan 1 tahun/ Up to 1 year Lebih dari 1 tahun sampai dengan 3 tahun/ More than 1 year up to 3 years Lebih dari 3 tahun sampai dengan 5 tahun/ More than 3 years up to 5 years Lebih dari 5 tahun/ More than 5 years
--
Kurang Lancar/ Substandard Diragukan/ Doubtful Macet/ Loss
Klasifikasi untuk rekening antar kantor dan suspense account ditetapkan sebagai berikut:
15 % 50 % 100 %
The classification for interbranch accounts and suspense accounts are as follows:
Klasifikasi/ Classification
Batas Waktu/ Period
Persentase Minimum Penyisihan/ Minimum Percentage of Allowance for Possible Losses
Lancar/ Current
Sampai dengan 180 hari/ Up to 180 days Lebih dari 180 hari/ More than 180 days
--
Macet/ Loss
Kolektibilitas dan pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai seluruh aset produktif dan nonproduktif untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 masih ditentukan berdasarkan PBI tersebut.
100 %
Collectibility and allowance for impairment losses of earning assets and non-earning assets for the year ended December 31, 2011 and 2010 are still determined by those Bank Indonesia Regulation.
3.h. Kas Kas meliputi kas kecil, kas besar, dan kas di dalam ATM.
3.h. Cash Cash includes petty cash, significant cash and cash in ATM.
3.i. Giro pada Bank Indonesia dan Bank Lain Giro pada Bank Indonesia dan Bank Lain diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang.
3.i. Current Accounts with Bank Indonesia and Other Banks Current Accounts with Bank Indonesia and Other Banks are classified as loans and receivables.
Giro pada Bank Indonesia dan bank lain disajikan sebesar nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.
Current accounts with Bank Indonesia and other banks are initially measured at fair value plus directly attributable transaction costs.
Pada tanggal 4 Oktober 2010, Bank Indonesia mengeluarkan peraturan No. 12/19/PBI/2010 tentang Giro Wajib Minimum (“GWM”) Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan valuta asing. Peraturan ini berlaku efektif 1 Nopember 2010. Berdasarkan peraturan tersebut, GWM dalam Rupiah terdiri dari GWM Primer, GWM Sekunder dan GWM Loan to Deposit Ratio (“LDR”).
On October 4, 2010, Bank Indonesia issued a regulation No. 12/19/PBI/2010 regarding Minimum Statutory Reserves (“GWM”) at Bank Indonesia for Commercial Banks in Rupiah and foreign currencies. The regulation was effective on November 1, 2010. In accordance with the regulation, the minimum ratio of GWM consists of Primary Minimum Statutory Reserves, Secondary Minimum Statutory Reserves, and Loan to Deposit Ratio (“LDR”) Minimum Staturory Reserves.
Draft3/April 18, 2012
27
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
GWM Primer dalam Rupiah ditetapkan sebesar 8% dari Dana Pihak Ketiga (“DPK”) dalam Rupiah dan GWM Sekunder dalam Rupiah ditetapkan sebesar 2,5% dari DPK dalam Rupiah yang mulai berlaku pada tanggal 1 Nopember 2010. GWM LDR dalam Rupiah ditetapkan sebesar perhitungan antara Parameter Disinsentif Bawah atau Parameter Disinsentif Atas dengan selisih antara LDR Bank dan LDR Target dengan memperhatikan selisih antara Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Bank dan KPMM Insentif yang mulai berlaku pada tanggal 1 Maret 2011. Sedangkan GWM dalam mata uang asing ditetapkan sebesar 1% dari DPK dalam mata uang asing, yang mulai berlaku pada tanggal 1 Nopember 2010.
Primary Minimum Statutory Reserves is 8% of Third Party Fund (“TPF”) in Rupiah and Secondary Minimum Statutory Reserves is 2.5% of TPF in Rupiah were effective on November 1, 2010. LDR Minimum Staturory Reserves in Rupiah is determined in the amount of computation between parameters under disincentive and over disincentive for the difference between the Bank’s LDR and LDR target by taking into account the difference between the Capital Adequacy Ratio (CAR) and CAR Incentive, was effective on March 1, 2011. Meanwhile, the Minimum Statutory Reserves in foreign currency is 1% from TPF in foreign currency, was effective on November 1, 2010.
Pada tanggal 9 Februari 2011, Bank Indonesia mengeluarkan peraturan No. 13/10/PBI/2011, dimana ditetapkan bahwa GWM Utama dan Sekunder dalam Rupiah ditetapkan masing-masing sebesar 8% dan 2,50% dari DPK dalam Rupiah, sedangkan GWM dalam valuta asing ditetapkan sebesar 8% dari DPK dalam valuta asing. Peraturan ini berlaku efektif 1 Juni 2011.
On 9 February 2011, Bank Indonesia issued a regulation No. 13/10/PBI/2011 whereas the minimum ratio of Primary and Secondary Statutory Reserves is 8% and 2.50%, respectively, from TPF in Rupiah and 8% from TPF in foreign currency. This regulation was effective on June 1, 2011.
GWM Utama adalah simpanan minimum yang wajib dipelihara oleh Bank dalam bentuk saldo rekening giro pada Bank Indonesia yang besarnya ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar persentase tertentu dari DPK.
Primary Statutory Reserve is the minimum deposit that should be maintained by the Bank in current account with Bank Indonesia in certain percentage of TPF which is determined by Bank Indonesia.
GWM Sekunder adalah cadangan minimum yang wajib dipelihara oleh Bank dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (“SBI”), Surat Utang Negara (“SUN”) dan/atau Excess Reserve, yang besarnya ditetapkan Bank Indonesia sebesar persentase tertentu.
Secondary Statutory Reserve is the minimum reserve that should be maintained by the Bank in the form of Bank Indonesia Certificates (“SBI”), Government Debenture Debt (“SUN”) and/or Excess Reserve, in certain percentage determined by Bank Indonesia.
3.j. Penempatan pada Bank Indonesia Penempatan pada Bank Indonesia diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang.
3.j. Placements with Bank Indonesia Placements with Bank Indonesia are classified as loans and receivables.
Penempatan pada Bank Indonesia disajikan sebesar nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.
Placements with Bank Indonesia are initially measured at fair value plus directly attributable transaction costs.
3.k. Efek-efek Efek-efek yang dimiliki terdiri dari Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
3.k. Marketable Securities Marketable Securities consist of Certificate of Bank Indonesia (SBI).
Efek-efek diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok diperdagangkan dan dimiliki hingga jatuh tempo. Lihat Catatan 3.c.(i) untuk kebijakan akuntansi atas aset keuangan dalam kelompok diperdagangkan dan dimiliki hingga jatuh tempo.
Marketable Securities are classified as financial assets held for trading and held to maturity. Refer to Note 3.c.(i) for the accounting policy of financial assets held for trading and held to maturity.
Efek-efek disajikan sebesar nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung, kecuali untuk efek-efek yang diukur melalui laporan laba rugi komprehensif.
Marketable Securities are initially measured at fair value plus directly attributable transaction costs, except fair value through profit and loss marketable securities.
Draft3/April 18, 2012
28
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
3.l. Kredit yang Diberikan Kredit yang diberikan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disetarakan dengan kas, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam dengan peminjam, mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utang berikut bunganya setelah jangka waktu tertentu.
3.l. Loans Loans represent provision of cash or cash equivalent based on agreements with borrowers, where borrowers required to repay their debts with interest after specified periods.
Kredit yang diberikan diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 3.c.(i).(B) untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang.
Loans are classified as loans and receivables. Refer to Note 3.c.(i).(B) for the accounting policy of loans and receivables.
Pengukuran Awal Pada saat pengukuran awal, kredit diukur pada nilai wajar atau nilai wajar ditambah/dikurangi biaya dan pendapatan transaksi.
Initial Recognition Loans are initially recognized at fair value plus/minus transaction costs and income.
Pengukuran Setelah Pengakuan Awal Nilai wajar kredit setelah pengukuran awal dicatat sebesar biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif
Subsequent Measurement Loans, advances and financing are carried at amortized cost using the effective interest method.
Restrukturisasi kredit meliputi modifikasi persyaratan kredit, konversi kredit menjadi saham atau instrumen keuangan lainnya dan/atau kombinasi dari keduanya.
Loan restructuring may involve a modification of the terms of the loans, conversion of loans into equity or other financial instruments and/or a combination of both.
Kredit yang direstrukturisasi disajikan sebesar nilai yang lebih rendah antara nilai tercatat kredit pada tanggal restrukturisasi atau nilai tunai penerimaan kas masa depan setelah restrukturisasi. Kerugian akibat selisih antara nilai tercatat kredit pada tanggal restrukturisasi dengan nilai tunai penerimaan kas masa depan setelah restrukturisasi diakui dalam laporan laba rugi. Setelah restrukturisasi, semua penerimaan kas masa depan yang ditetapkan dalam persyaratan baru dicatat sebagai pengembalian pokok kredit yang diberikan dan penghasilan bunga sesuai dengan syarat-syarat restrukturisasi.
Restructured loans are stated at the lower of carrying value of the loan at the time of restructuring or net present value of the total future cash receipts after restructuring. Losses arising from any excess of the carrying value of the loan at the time of restructuring over the net present value of the total future cash receipts after restructuring are recognized in the statements of comprehensive income. Thereafter, all cash receipts under the new terms shall be accounted for as the recovery of principal and interest revenue, in accordance with the restructuring scheme.
3.m. Aset Tetap Aset tetap dinyatakan berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan, kecuali hak atas tanah yang tidak disusutkan dan aset tetap tertentu yang dinilai kembali berdasarkan peraturan pemerintah.
3.m. Fixed Assets Fixed assets are stated at cost less accumulated depreciation, except for land right which is not depreciated and certain fixed assets revalued in accordance with government regulations.
Sesuai dengan PSAK No. 47 tentang “Akuntansi Tanah”, perolehan tanah setelah tanggal 1 Januari 1999 dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan. Jumlah biaya yang material sehubungan dengan perolehan atau perpanjangan hak pemilikan tanah ditangguhkan dan diamortisasi berdasarkan jangka waktu yang lebih pendek antara hak atas tanah atau umur ekonomis tanah.
In compliance with PSAK No. 47, “Accounting for Land”, the acquisition of land after January 1, 1999 are stated at carrying cost and not depreciated. The material expense related to acquisition or extension of landrights is deferred and amortized based on the shorter period between landrights or economic lives of the land.
Draft3/April 18, 2012
29
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Penyusutan bangunan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight line method) sedangkan aset tetap lainnya menggunakan metode saldo menurun ganda dengan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:
Depreciation on buidings are calculated using straight-line method, while the other fixed assets are calculated using double declining method with estimated useful lives as follows:
Tahun/Year Bangunan Perlengkapan dan Peralatan Kantor Kendaraan
20 8 8
Buildings Office Equipment Vehicle
Biaya perbaikan dan perawatan dibebankan langsung ke laporan laba rugi komprehensif pada saat terjadinya biaya-biaya tersebut, sedangkan biaya-biaya yang berjumlah besar dan sifatnya menambah nilai manfaat aset secara signifikan dikapitalisasi.
The cost of repairs and maintenance is charged to the statements of comprehensive income as incurred, while significant renewals and improvement are capitalized when they increase the economic lives of such assets.
Apabila suatu aset tetap tidak lagi digunakan atau dijual, nilai perolehan dan akumulasi penyusutan aset tersebut dikeluarkan dari pencatatannya sebagai aset tetap dan keuntungan atau kerugian yang terjadi diperhitungkan dalam laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan.
When assets are retired or disposed of, their costs and the related accumulated depreciation are eliminated from the financial statements. The resulting gains or losses are recognized in the related period’s statements of comprehensive income.
3.n. Agunan yang Diambil Alih Agunan yang diambil alih (AYDA) adalah aset yang diperoleh Bank, baik melalui pelelangan maupun diluar pelelangan berdasarkan penyerahan secara sukarela oleh pemilik agunan atau berdasarkan kuasa untuk menjual diluar lelang dari pemilik agunan dalam hal debitur tidak memenuhi liabilitasnya kepada Bank. AYDA merupakan jaminan kredit yang diberikan yang telah diambil alih sebagai bagian dari penyelesaian kredit yang diberikan.
3.n. Foreclosed Assets Foreclosed assets represent assets acquired by the Bank, both from auction and non auction based on voluntary transfer by the debtor or based on debtor’s approval to sell the collateral where the debtor could not fulfill their obligations to the Bank. Foreclosed assets represent loan collateral acquired in settlement of loans.
AYDA diakui sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi (net realisable value), yaitu nilai wajar agunan setelah dikurangi estimasi biaya pelepasan. Penilaian nilai wajar agunan AYDA dilakukan sesuai dengan peraturan Bank Indonesia. Kelebihan saldo kredit yang diberikan yang belum dilunasi oleh peminjam di atas nilai dari AYDA, dibebankan terhadap cadangan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan.
Foreclosed assets are presented at their net realisable value. Net realizable value is the fair value of the foreclosed assets less estimated cost of liquidating the foreclosed assets. Foreclosed assets is appraised based on Bank Indonesia regulation. Any excess of the loan balance over the value of the foreclosed assets, which is not recoverable from the borrower, is charged to the allowance for impairment losses.
Biaya pemeliharaan atas AYDA yang terjadi setelah pengambilalihan atau akuisisi aset dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif pada saat terjadinya. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset yang diambil alih dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif periode berjalan.
Holding costs of foreclosed assets subsequent to the foreclosure or acquisition of the assets are charged to the current statements of comprehensive income as incurred. Gains or losses from sale of foreclosed assets are credited or charged to the current period statements of comprehensive income as incurred.
3.o. Biaya Dibayar Dimuka dan Aset Lain-lain Termasuk di dalam aset lain-lain antara lain adalah AYDA, biaya dibayar dimuka, estimasi pajak penghasilan yang dapat diklaim, perlengkapan kantor, uang muka renovasi, dan tagihan bunga.
3.o. Prepaid Expenses and Other Assets Included in other assets are foreclosed assets, prepaid expenses, estimated income tax which can be claimed, office supplies, advance renovation, and interest receivable.
Draft3/April 18, 2012
30
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus (straight line method).
Prepaid expenses are amortized over the useful life of each prepayment by using straight line method.
3.p. Liabilitas Segera Liabilitas segera adalah liabilitas Bank kepada pihak lain yang sifatnya wajib segera dibayarkan sesuai perjanjian yang ditetapkan sebelumnya.
3.p. Current Liabilities Current liabilities represent the Bank liabilities to other parties that are immediately payable in accordance with terms of the relevant agreements.
3.q. Simpanan Nasabah Simpanan nasabah adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat (selain bank) kepada Bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana. Termasuk dalam pos ini adalah giro, tabungan, deposito berjangka.
3.q. Deposits from Customers Deposits from customers are the funds placed by customers (excluding banks) with the Bank based on fund deposit agreements. Included in this account are demand deposits, saving deposits, and time deposits.
Simpanan dari nasabah diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Lihat Catatan 3.c.(ii).(B) untuk kebijakan akuntansi atas liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
Deposits from customers are classified as financial liabilities at amortized cost. Refer to Note 3.c.(ii).(B) for the accounting policy for financial liabilties at amortized cost.
Pada pengukuran awal, simpanan nasabah sajikan sebesar nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.
Deposits from customer is initially measured at fair value plus directly attributable transaction costs.
3.r. Pendapatan dan Beban Bunga Pendapatan dan beban bunga untuk semua instrumen keuangan dengan interest bearing dicatat dalam pendapatan bunga dan beban bunga di dalam laporan laba rugi komprehensif menggunakan metode suku bunga efektif.
3.r. Interest Income and Expense Interest income and expense for all interest bearing financial instruments are recognized within interest income and interest expense in the statement of comprehensive income using the effective interest method.
Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga atau beban bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari instrumen keuangan, atau jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan atau liabilitas keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif, Bank mengestimasi arus kas dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut, namun tidak mempertimbangkan kerugian kredit di masa datang. Perhitungan ini mencakup komisi, provisi yang material, dan bentuk lain yang dibayarkan atau diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi, dan seluruh premi atau diskon lainnya.
The effective interest method is a method of calculating the amortized cost of a financial asset or a financial liability and of allocating the interest income or interest expense over the relevant period. The effective interest rate is the rate that exactly discounts estimated future cash payments or receipts through the expected life of the financial instrument or, when appropriate, a shorter period to the net carrying amount of the financial asset or financial liability. When calculating the effective interest rate, the Bank estimates cash flows considering all contractual terms of the financial instrument, but does not consider future credit losses. The calculation includes significant fees, commissions and other fees paid or received between parties to the contract that are an integral part of the effective interest rate, transaction costs and all other premiums or discounts.
Pada saat aset keuangan diklasifikasikan sebagai bermasalah, bunga yang telah diakui tetapi belum ditagih
When financial asset is classified as non performing, recognized in statement of comprehensive income will be
Draft3/April 18, 2012
31
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
akan dibatalkan pengakuannya dalam laporan laba rugi komprehensif. Selanjutnya bunga yang dibatalkan tersebut diakui sebagai tagihan kontinjensi.
cancelled. Reversed interest income is recognized as a contingent receivable.
3.s. Pendapatan Provisi dan Komisi Sejak diberlakukannya PSAK No. 55 (Revisi 2006) tanggal 1 Januari 2010, provisi dan komisi yang jumlahnya signifikan yang berkaitan langsung dengan kegiatan pemberian kredit diakui sebagai bagian/(pengurang) dari biaya perolehan kredit dan akan diakui sebagai pendapatan bunga dengan cara diamortisasi berdasarkan metode suku bunga efektif.
3.s. Fees and Commissions Income Since the implementation of PSAK No. 55 (Revised 2006) in January 1, 2010, fees and commissions income directly related to significant lending activities, are recognized as a part/(deduction) of lending cost and will be recognized as interest income by amortizing the carrying value of loan with effective interest rate method.
Pendapatan provisi dan komisi yang tidak berkaitan dengan kegiatan pemberian kredit atau suatu jangka waktu diakui sebagai pendapatan pada saat terjadinya transaksi sebagai pendapatan operasional lainnya.
Fees and commissions income which are not related to lending activities or a specific period are recognized as revenues on the transaction date as other operating income.
3.t. Penghasilan Jasa Perbankan Lainnya Pendapatan jasa perbankan lainnya terdiri dari komisi transfer, komisi inkaso, biaya administrasi tabungan dan giro.
3.t. Other Banking Services Income Other banking services income includes transfer fees, collection fees, commissions from deposits, saving deposits and demand deposits.
3.u. Beban Tenaga Kerja Beban tenaga kerja meliputi beban berupa gaji karyawan, bonus, lembur, tunjangan dan pelatihan.
3.u. Personnel expenses Personnel expense includes expenses related with salaries for employees, bonuses, overtime, allowances, and training.
3.v. Beban Umum dan Administrasi Beban umum dan administrasi merupakan beban yang timbul sehubungan dengan aktivitas kantor dan operasional Bank.
3.v. General and Administrative Expenses General and administrative expenses represent expenses which relate to office activities and the Bank’ operational activities.
Seluruh penghasilan dan beban yang terjadi dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif periode berjalan.
All of these income and expenses are recorded in the statements of comprehensive income when incurred.
3.w. Perpajakan Pajak penghasilan tangguhan disajikan dengan menggunakan metode liabilitas. Pajak penghasilan tangguhan timbul akibat perbedaan temporer antara aset dan liabilitas menurut ketentuan-ketentuan pajak dengan nilai tercatat aset dan liabilitas dalam laporan keuangan. Tarif pajak yang berlaku atau yang secara substansial telah berlaku digunakan dalam menentukan besarnya jumlah pajak penghasilan tangguhan.
3.w. Taxation Deferred income tax is provided, using the balance sheet liability method. Deferred income tax on temporary differences arising between the tax base of assets and liabilities and their carrying amounts in the financial statements. Currently enacted or substantially enacted tax rates are used in the determination of deferred income tax.
Aset pajak tangguhan diakui apabila terdapat kemungkinan besar bahwa jumlah laba fiskal di masa mendatang akan memadai untuk mengkompensasi perbedaan temporer yang menimbulkan aset pajak tangguhan tersebut.
Deferred tax assets are recognized to the extent that it is probable that future taxable profit will be available against which the temporary differences can be utilized.
Koreksi terhadap liabilitas perpajakan dicatat pada saat diterimanya surat ketetapan, atau apabila dilakukan banding, ketika hasil banding sudah ditetapkan.
Amendments to taxation obligations are recorded when an assessment is received or, if appealed against, when the results of the appeal has been determined.
Draft3/April 18, 2012
32
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
3.x. Liabilitas Diestimasi atas Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek diakui sebesar jumlah tak terdiskonto ketika pekerja telah memberikan jasanya kepada Bank dalam suatu periode akuntansi.
3.x. Estimated Liability on Employee Benefits Short term employee benefits are recognized when there is undiscounted amount of benefits expected to be paid in exchange of service provided to the Bank in an accounting period.
Imbalan pasca kerja diakui sebesar jumlah yang diukur dengan menggunakan dasar diskonto ketika pekerja telah memberikan jasanya kepada Bank dalam suatu periode akuntansi. Liabilitas dan beban diukur dengan menggunakan teknik aktuaria yang mencakup pula liabilitas konstruktif yang timbul dari praktik kebiasaan Bank. Dalam perhitungan liabilitas, imbalan harus didiskontokan dengan menggunakan Projected Unit Credit Method.
Post employment benefits are recognized at amount calculated at the basic discount rate when the employee has provided services to the Bank during an accounting period. Liabilities and expenses are measured using actuarial techniques that include constructive obligation arising from the practices of the Bank. In calculating the liabilities, benefits should be discounted using the Projected Unit Credit Method.
Pesangon pemutusan kontrak kerja diakui jika, dan hanya jika, Bank berkomitmen untuk: a. memberhentikan seorang atau sekelompok pekerja sebelum tanggal pensiun normal; atau b. menyediakan pesangon bagi pekerja yang menerima penawaran mengundurkan diri secara sukarela.
Termination benefits are recognized when, and only if, the Bank is committed to: a. terminate an employee or group of employees before the normal retirement date; or b. provide termination benefits for employees who receive offers to resign voluntarily.
3.y. Transaksi dengan Pihak Berelasi Bank melakukan transaksi dengan pihak berelasi. Definisi pihak berelasi yang digunakan adalah sesuai dengan PSAK No. 7 (Revisi 2010) mengenai “Pengungkapan pihak-pihak berelasi”. Definisi pihak berelasi adalah antara lain: 1. perusahaan di bawah pengendalian Bank; 2. perusahaan asosiasi; 3. perorangan yang memiliki hak suara, yang memberikan investor tersebut suatu pengaruh yang signifikan; 4. perusahaan di bawah pengendalian investor yang dijelaskan dalam point (3) di atas; dan 5. karyawan kunci dan anggota keluarganya.
3.y. Transactions with Related Parties The Bank enter into transactions with parties which are defined as related parties in accordance to PSAK No. 7 (Revised 2010) regarding “Related party disclosures”. Related parties are principally defined as:
Semua transaksi yang signifikan dengan pihak-pihak berelasi diungkapkan dalam laporan keuangan.
All significant transactions with related parties are disclosed in the financial statements.
3.z. Pelaporan Segmen Sebuah segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas: a. yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk pendapatan dan beban yang terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama); b. hasil operasinya dikaji ulang secara regular oleh kepala operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan c. tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan.
1. entities under the control of the Bank; 2. associated companies; 3. individuals who have voting rights, which give investors a significant influence; 4. entities controlled by investors under point (3) above; and 5. key employees and members of the family.
3.z. Operating Segment An operating segment is a component of entity which: 6. a. involves with business activities to generate income and expenses (include income and expenses relating to the transactions with other components with the same entity); b. operations result is observed regularly by chief decision maker to make decisions regarding the allocation of resources and to evaluate the works; and c. separate financial information is available.
Sejak 1 Januari 2011, Bank menyajikan segmen operasi berdasarkan informasi yang disiapkan secara internal untuk pengambil keputusan operasional. Perubahan Draft3/April 18, 2012
Starting January 1, 2011, the Bank presents operating segments based on the information that is internally provided to the chief operating decision maker. This 33
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
kebijakan akuntansi ini merupakan penerapan PSAK No. 5 (Revisi 2009), “Segmen Operasi” dan diterapkan secara retrospektif. Sebelumnya, segmen operasi ditentukan dan disajikan berdasarkan PSAK No. 5 (Revisi 2000), “Pelaporan Segmen”. Berdasarkan PSAK No. 5 (Revisi 2009), sebuah segmen usaha adalah sekelompok aset dan operasi yang menyediakan barang atau jasa yang memiliki risiko serta tingkat pengembalian yang berbeda dengan segmen usaha lainnya.
change in accounting policy is due to the adoption of PSAK No. 5 (Revised 2009), “Operating Segments” and are applied retrospectively. Previously, operating segments were determined and presented in accordance with PSAK No. 5 (Revised 2000), “Segment Reporting”. Under PSAK No. 5 (Revised 2009), a business segment is a group of assets and operations engaged in providing products or services that are subject to risks and returns that are different from those of other business segments.
4. Penggunaan Estimasi dan Pertimbangan Akuntansi yang Penting
4.
Use of Critical Accounting Estimates and Judgement
Beberapa estimasi dan asumsi dibuat dalam rangka penyusunan laporan keuangan dimana dibutuhkan pertimbangan manajemen dalam menentukan metodologi yang tepat untuk penilaian aset dan liabilitas.
Certain estimates and assumption are made in the presentation of the financial statements. These often require management judgement in determining the appropriate methodology for valuation of assets and liabilities.
Manajemen membuat estimasi dan asumsi yang berimplikasi pada pelaporan nilai aset dan liabilitas atas tahun keuangan satu tahun kedepan. Semua estimasi dan asumsi yang diharuskan oleh PSAK adalah estimasi terbaik yang didasarkan standar yang berlaku. Estimasi dan pertimbangan dievaluasi secara terus menerus dan berdasarkan pengalaman masa lalu dan faktor-faktor lain termasuk harapan atas kejadian yang akan datang.
Management makes estimates and assumptions that affect the reported amounts of assets and liabilities within the next financial year. All estimates and assumptions required in conformity with PSAK are best estimates undertaken in accordance with the applicable standard. Estimates and judgements are evaluated on a continuous basis, and are based on past experience and other factors, including expectations with regards to future events.
Walaupun estimasi dan asumsi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil yang timbul mungkin berbeda dengan estimasi dan asumsi semula.
Although these estimates and assumption are based on management’s best knowledge of current events and activities, actual result may differ from those estimates and assumptions.
4.a. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi dievaluasi penurunan nilainya sesuai dengan Catatan 3.g.
4.a. Allowance for Impairment Losses on Financial Assets Financial assets accounted for at amortized cost are evaluated for impairment on the basis described in Note 3.g.
Kondisi spesifik counterparty penurunan nilai dalam pembentukan cadangan kerugian atas aset keuangan dievaluasi secara individu berdasarkan estimasi terbaik manajemen atas nilai kini arus kas yang diharapkan akan diterima. Dalam mengestimasi arus kas tersebut, manajemen membuat pertimbangan tentang situasi keuangan counterparty dan nilai realisasi bersih dari setiap agunan. Setiap aset yang mengalami penurunan nilai dinilai sesuai dengan manfaat yang ada, dan strategi penyelesaian serta estimasi arus kas yang diperkirakan dapat diterima disetujui secara independen oleh Manajemen Risiko.
The specific counterparty component of the total allowances for impairment applies to financial assets evaluated individually for impairment and is based upon management's best estimate of the present value of the cash flows that are expected to be received. In estimating these cash flows, management makes judgements about the counterparty's financial situation and the net realizable value of any underlying collateral. Each impaired asset is assessed on its merits, and the workout strategy and estimated cash flows considered recoverable are independently approved by the Risk Management.
Perhitungan cadangan penurunan nilai kolektif meliputi kerugian kredit yang melekat dalam portofolio aset keuangan dengan karakteristik ekonomi yang sama ketika terdapat bukti objektif penurunan nilai terganggu, tetapi penurunan nilai secara individu belum dapat diidentifikasi. Dalam menilai kebutuhan untuk cadangan kolektif, manajemen masih menggunakan perhitungan penyisihan
Collectively assessed impairment allowances cover credit losses inherent in portfolios of financial assets with similar economic characteristics when there is objective evidence to suggest that they contain impaired financial assets, but the individual impaired items cannot yet be identified. In assessing the need for collective allowances, the management is still using the calculation allowances for
Draft3/April 18, 2012
34
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
kerugian atas aset produktif berdasarkan kriteria Bank Indonesia sesuai dengan PBI No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 yang diubah dengan PBI No. 8/2/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 dan PBI No. 9/6/PBI/2007 tanggal 30 Maret 2007 serta PBI No. 11/2/PBI/2009 tanggal 29 Januari 2009 tentang “Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum” (lihat Catatan 3.g.(III)).
possible losses on earning assets that have been determined using Bank Indonesia criteria in accordance with PBI No. 7/2/PBI/2005 dated January 20, 2005 which was amended by PBI No. 8/2/PBI/2006 dated January 30, 2006 and PBI No. 9/6/PBI/2007 dated March 30, 2007 and PBI No. 11/2/PBI/2009 dated January 29, 2009 on “Asset Quality Ratings for Commercial Banks” (see Note 3.g.(III)).
4.b. Menentukan Nilai Wajar Instrumen Keuangan Dalam menentukan nilai wajar aset keuangan dan liabilitas yang tidak mempunyai harga pasar, Bank menggunakan teknik penilaian seperti yang dijelaskan dalam Catatan 3.d untuk instrumen keuangan yang jarang diperdagangkan dan memiliki informasi harga yang terbatas, nilai wajar yang kurang obyektif dan membutuhkan berbagai tingkat penilaian tergantung pada likuiditas, konsentrasi, faktor ketidakpastian pasar, asumsi harga dan risiko lainnya.
4.b. Determining Fair Values of Financial Instruments In determining the fair value for financial assets and financial liabilities for which there is no observable market price, the Bank uses the valuation techniques as described in Note 3.d. For financial instruments that are traded infrequently and a lack of price transparency, fair value is less objective and requires varying degrees of judgement depending on liquidity, concentration, uncertainty of market factors, pricing assumptions and other risks affecting the specific instrument.
5. Kas
5. Cash 2011 Rp
Rupiah Jumlah
2010 Rp
1,553,616,325 1,553,616,325
Per 31 Desember 2011, saldo kas termasuk kas pada ATM sebesar Rp 110.450.000.
628,843,575 628,843,575
As of December 31, 2011, cash balance includes cash in ATM amounting to Rp 110,450,000.
6. Giro pada Bank Indonesia
6. Current Accounts with Bank Indonesia 2011 Rp
Rupiah Jumlah
Rupiah Total
2010 Rp
16,946,675,242 16,946,675,242
1,813,033,623 1,813,033,623
Rupiah Total
Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, setiap bank di Indonesia diwajibkan memiliki saldo giro minimum di Bank Indonesia untuk cadangan likuiditas sebesar persentase tertentu dari dana pihak ketiga baik dalam Rupiah maupun mata uang asing.
According to the regulation of Bank Indonesia, each bank in Indonesia is required to maintain a minimum liquidity reserve in certain percentage of third party funds both in Rupiah and foreign currencies.
GWM Utama adalah simpanan minimum yang wajib dipelihara oleh Bank dalam bentuk saldo rekening giro pada Bank Indonesia yang besarnya ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar persentase tertentu dari DPK.
Primary Minimum Statutory Reserve is the minimum deposit that should be maintained by the Bank in current account with Bank Indonesia in certain percentage of TPF which is determined by Bank Indonesia.
GWM Sekunder adalah cadangan minimum yang wajib dipelihara oleh Bank dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (“SBI”), Surat Utang Negara (“SUN”) dan/atau kelebihan saldo Rekening Giro Rupiah dari GWM Utama yang dipelihara di Bank Indonesia.
Secondary Statutory Reserve is the minimum reserve that should be maintained by the Bank in the form of Bank Indonesia Certificates (“SBI”), Government Debenture Debt (“SUN”) and/or excess reserve of the Bank’s current accounts from the Primary Statutory Reserve that should be maintained in Bank Indonesia.
Draft3/April 18, 2012
35
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Persentase GWM Bank pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 masing-masing adalah:
The percentages of the Bank’s GWM as of December 31, 2011 and 2010, respectively are as follows:
2011 (%) Rupiah Utama Sekunder
2010 (%) 9.56 23.79
Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, GWM Bank telah sesuai dengan PBI No. 12/19/PBI/2010 tanggal 4 Oktober 2010 sebagaimana terakhir diubah dengan PBI No. 13/10/PBI/2011 tanggal 9 Pebruari 2011 mengenai Giro Wajib Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah yang terdiri dari GWM Utama dan GWM Sekunder masingmasing sebesar 8,00% dan 2,50%.
As at December 31, 2011 and 2010, the GWM complies with PBI No. 12/19/PBI/2010 dated October 4, 2010 which recently amended by PBI No. 13/10/PBI/2011 dated February 9, 2011 concerning Minimum Statutory Reserves of Commercial Banks with Bank Indonesia in Rupiah consist of Primary Statutory Reserves and Secondary Statutory Reserves of 8.00% and 2.50%, respectively.
7. Giro pada Bank Lain
7. Current Account with Other Bank 2011 Rp
Rupiah PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Jumlah Dikurangi: Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Jumlah - Bersih
Rupiah Primary Secondary
11.57 155.49
2010 Rp
1,114,130,202 350,905,184 100,000,000 1,565,035,386
-582,639,169 -582,639,169
(26,556,189) 1,538,479,197
(5,826,392) 576,812,777
Rupiah PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Total Less: Allowance for Impairment Losses Total - Net
Perubahan dalam cadangan kerugian penurunan nilai giro The The changes in allowance for impairment losses on current pada bank lain adalah sebagai berikut: account with other bank are as follow: 2011 Rp Saldo Awal Pembentukan selama Tahun Berjalan Pemulihan selama Tahun Berjalan Saldo Akhir
2010 Rp
5,826,392 20,729,797 -26,556,189
Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai atas giro pada bank lain telah memadai untuk menutup kemungkinan kerugian akibat tidak tertagihnya giro pada bank lain.
2,817,750 16,039,927 (13,031,285) 5,826,392
Beginning Balance Allowance during the Year Recovery during the Year Ending Balance
Management believes that the allowance for impairment losses on current account with other banks is adequate to cover possible losses, which might arise from uncollectible current accounts with other banks.
8. Penempatan pada Bank Indonesia
8. Placements with Bank Indonesia
Rincian penempatan pada Bank Indonesia adalah sebagai berikut:
The details of placements with Bank Indonesia are as follows:
Draft3/April 18, 2012
36
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah) 2011 Rp
Deposit Facility Rupiah Bank Indonesia Jumlah - Bersih
2010 Rp
106,817,905,211 106,817,905,211
Jumlah tercatat penempatan pada Bank Indonesia berdasarkan sisa umur jatuh tempo adalah sebagai berikut: Jenis Penempatan
Deposit Facility Rupiah Bank Indonesia Jumlah
91,900,000,000 91,900,000,000
Jenis Penempatan
Placements with Bank Indonesia based on the remaining periods to maturity are as follows: Jumlah/ Total Rp
14,917,905,211 14,917,905,211
88,345,771,795 88,345,771,795
Placement Type
Deposit Facility Rupiah Bank Indonesia Total
106,817,905,211 106,817,905,211
2010 > 1 - 3 bulan/ > 1 - 3 months Rp
≤ 1 bulan/ ≤ 1 month Rp
Deposit Facility Rupiah Bank Indonesia Jumlah
88,345,771,795 88,345,771,795
2011 > 1 - 3 bulan/ > 1 - 3 months Rp
≤ 1 bulan/ ≤ 1 month Rp
Deposit Facility Rupiah Bank Indonesia
Jumlah/ Total Rp
---
Placement Type
Deposit Facility Rupiah Bank Indonesia Total
88,345,771,795 88,345,771,795
Tingkat bunga penempatan pada Bank Indonesia untuk tahuntahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 masing-masing berkisar antara 4,50% - 6,55% dan 5,50% - 6,20%.
The interest rate on placements with Bank Indonesia for the years ended December 31, 2011 and 2010 ranged from 4.50% - 6.55% and 5.50% to 6.20%, respectively.
Bank tidak membentuk cadangan kerugian penurunan nilai pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 karena Bank tidak memiliki penempatan di bank lain, kecuali pada Bank Indonesia.
The Bank did not record any impairment loss reserves at December 31, 2011 and 2010 because the Bank did not have any placements with other banks, except on Bank Indonesia.
9. Efek-efek
9. Marketable Securities Jumlah/ Total
Rata-rata Tingkat Bunga per Tahun/ Annual Interest Rate 2011 2010 (%) (%) Dimiliki Hingga Jatuh Tempo Sertifikat Bank Indonesia Jumlah - Bersih
6.69
6.45
2011 Rp
2010 Rp
39,552,679,901 39,552,679,901
24,431,758,573 24,431,758,573
Held to Maturity Certificates of Bank Indonesia Total - Net
Nilai wajar dari efek-efek dimiliki hingga jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 berdasarkan sisa umur jatuh tempo adalah sebagai berikut:
Fair value of held to maturity marketable securities as of December 31, 2011 and 2010 based on outstanding period to maturity are as follows:
Draft3/April 18, 2012
37
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
Jenis Efek
2011 > 1 - 3 bulan/ > 3 - 12 bulan > 1 - 3 months Rp Rp
≤ 1 bulan/ ≤ 1 month Rp
Dimiliki Hingga Jatuh Tempo Sertifikat Bank Indonesia Jumlah
4,991,081,515 4,991,081,515
Jenis Efek
24,815,098,298 24,815,098,298
Jumlah/ Total Rp
9,746,500,088 9,746,500,088
---
24,431,758,573 24,431,758,573
Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, tidak terdapat penempatan pada Bank Indonesia yang mengalami penurunan nilai.
Securities Type
39,552,679,901 39,552,679,901
2010 > 1 - 3 bulan/ > 3 - 12 bulan > 1 - 3 months Rp Rp
≤ 1 bulan/ ≤ 1 month Rp
Dimiliki Hingga Jatuh Tempo Sertifikat Bank Indonesia Jumlah
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Held to Maturity Certificates of Bank Indonesia Total
Jumlah/ Total Rp ---
Securities Type
24,431,758,573 24,431,758,573
Held to Maturity Certificates of Bank Indonesia Total
As at 31 December 2011 and 2010, there were no impairment in respect of placements with other banks and Bank Indonesia.
10. Kredit yang Diberikan a.
10. Loans
Berdasarkan Jenis, Mata Uang, dan Kualitas Kredit
a. By Type of Loans, Currency, and Loan Quality 2011
Lancar/ Current Rp Pihak Ketiga Rupiah Modal Kerja Investasi Konsumsi Jumlah Dikurangi: Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Jumlah - Bersih
Dalam Perhatian Khusus/ Special Mention Rp
Kurang Lancar/ Sub Standard Rp
Diragukan/
Macet/
Jumlah/
Doubtful Rp
Loss Rp
Total Rp
74,186,795,776 73,733,645,249 14,848,557,276 162,768,998,301
-----
-----
-----
-----
74,186,795,776 73,733,645,249 14,848,557,276 162,768,998,301
(1,455,368,629) 161,313,629,672
---
---
---
---
(1,455,368,629) 161,313,629,672
Third Parties Rupiah Working Capital Investment Consumer Total Less: Allowance for Impairment Losses Total - Net
2010 Lancar/ Current Rp Pihak Ketiga Rupiah Modal Kerja Investasi Jumlah Dikurangi: Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Jumlah - Bersih
Draft3/April 18, 2012
Dalam Perhatian Khusus/ Special Mention Rp
Kurang Lancar/ Sub Standard Rp
Diragukan/
Macet/
Jumlah/
Doubtful Rp
Loss Rp
Total Rp
906,292,305 14,231,203,483 15,137,495,788
----
----
----
----
906,292,305 14,231,203,483 15,137,495,788
(151,374,958) 14,986,120,830
---
---
---
---
(151,374,958) 14,986,120,830
38
paraf:
Third Parties Rupiah Working Capital Investment Total Less: Allowance for Impairment Losses Total - Net
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh) b.
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Berdasarkan Sektor Ekonomi
b. By Economic Sectors 2011
Lancar/ Current Rp Pihak Ketiga Rupiah Perdagangan, Restoran dan Hotel Industri Kostruksi Pertambagan Jasa Lain-lain Jumlah Dikurangi : Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Jumlah - Bersih
Dalam Perhatian Khusus/ Special Mention Rp
Kurang Lancar/ Sub Standard Rp
Diragukan/
Macet/
Jumlah/
Doubtful Rp
Loss Rp
Total Rp
49,531,086,069 69,580,367,593 5,506,716,981 4,946,611,335 10,255,233,269 22,948,983,054 162,768,998,301
---
---
---
---
-----
-----
-----
-----
49,531,086,069 69,580,367,593 5,506,716,981 4,946,611,335 10,255,233,269 22,948,983,054 162,768,998,301
(1,455,368,629) 161,313,629,672
--
--
--
--
(1,455,368,629) 161,313,629,672
Third Parties Rupiah Trading, Restaurant and Hotels Manufacturing Construction Mining Services Others Total Less: Allowance for Impairment Losses Total - Net
2010 Lancar/ Current Rp Pihak Ketiga Rupiah Perdagangan, Restoran dan Hotel Industri Pengangkutan, Pergudangan dan Komunikasi Jasa Sosial Masyarakat Lain-lain Jumlah Dikurangi : Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Jumlah - Bersih
c.
Dalam Perhatian Khusus/ Special Mention Rp
Kurang Lancar/ Sub Standard Rp
Diragukan/
Macet/
Jumlah/
Doubtful Rp
Loss Rp
Total Rp
99,595,599 9,774,643,634
---
---
---
---
99,595,599 9,774,643,634
132,749,738 247,917,987 4,882,588,830 15,137,495,788
-----
-----
-----
-----
132,749,738 247,917,987 4,882,588,830 15,137,495,788
(151,374,958) 14,986,120,830
--
--
--
--
(151,374,958) 14,986,120,830
Berdasarkan Jangka Waktu Kredit Rincian jangka waktu kredit yang diberikan berdasarkan perjanjian kredit adalah sebagai berikut:
c.
2011 Rp Rupiah ≤ 1 Tahun > 1 - 3 Tahun > 3 - 5 Tahun > 5 Tahun Jumlah Dikurangi : Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Jumlah - Bersih
d.
By Loan Periods Loan periods based on the loan agreements are as follows: 2010 Rp
73,747,085,552 55,858,258,455 16,965,427,995 16,198,226,299
906,292,305 7,812,945,903 6,418,257,580 --
162,768,998,301
15,137,495,788
(1,455,368,629)
(151,374,958)
161,313,629,672
14,986,120,830
Berdasarkan Sisa Umur Jatuh Tempo Rincian jangka waktu kredit yang diberikan berdasarkan sisa waktu dari tanggal posisi keuangan sampai dengan tanggal jatuh tempo adalah sebagai berikut:
Draft3/April 18, 2012
Third Parties Rupiah Trading, Restaurant and Hotels Manufacturing Transportation, Warehousing, and Communications Social Community Services Others Total Less: Allowance for Impairment Losses Total - Net
Rupiah ≤ 1 Year > 1 - 3 Years > 3 - 5 Years > 5 Years Total Less: Allowance for Impairment Losses Total - Net
d. By Remaining Periods Loans based on the remaining periods from statement of financial position date to maturity date are as follows:
39
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah) 2011 Rp
Rupiah ≤ 1 Tahun > 1 - 3 Tahun > 3 - 5 Tahun > 5 Tahun Jumlah Dikurangi : Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Jumlah - Bersih
2010 Rp
73,747,085,552 55,858,258,455 16,965,427,995 16,198,226,299 162,768,998,301
906,292,305 7,812,945,903 6,418,257,580 -15,137,495,788
(1,455,368,629) 161,313,629,672
(151,374,958) 14,986,120,830
Berdasarkan klasifikasi kredit yang mengacu pada ketentuan Bank Indonesia adalah sebagai berikut:
Based on loans classification in accordance with Bank Indonesia’s regulations are as follows:
2011 Portofolio Kredit yang Diberikan/ Loan Portofolio Klasifikasi Risiko Kredit
(%) Lancar Jumlah
100.00 100.00
Jumlah Kredit yang Diberikan/ Loan Amount Rp
(%) Lancar Jumlah
100.00 100.00
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai/ Allowance for Impairment Losses Jumlah/
Credit Risk Classification
Total Rp
162,768,998,301
(1,455,368,629)
162,768,998,301
(1,455,368,629)
Current Total
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai/ Allowance for Impairment Losses Jumlah/
Credit Risk Classification
2010 Portofolio Kredit yang Diberikan/ Loan Portofolio Klasifikasi Risiko Kredit
Rupiah ≤ 1 Year > 1 - 3 Years > 3 - 5 Years > 5 Years Total Less: Allowance for Impairment Losses Total - Net
Jumlah Kredit yang Diberikan/ Loan Amount Rp
Total Rp
15,137,495,788
151,374,958
15,137,495,788
151,374,958
Current Total
Per 31 Desember 2011 dan 2010, Bank tidak mempunyai Non Performing Loan (NPL).
As of December 31, 2011 and 2010, the Bank has no Non Performing Loan (NPL).
Perubahan dalam cadangan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan adalah sebagai berikut:
The changes in the allowance for impairment losses are as follows:
Draft3/April 18, 2012
40
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah) 2011 Rp
Saldo Awal Pembentukan selama Tahun Berjalan Pemulihan selama Tahun Berjalan Penerimaan Kembali Kredit yang Diberikan yang Telah Dihapusbukukan Saldo Akhir
2010 Rp
151,374,958 1,213,993,671 --
5,798,385 153,401,363 (7,824,790)
Beginning Balance Allowance during the Year Recovery during the Year
90,000,000
--
1,455,368,629
151,374,958
Recovery of Written Off Loan Ending Balance
Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian kerugian penurunan nilai yang dibentuk telah memadai untuk menutup kemungkinan kerugian akibat tidak tertagihnya kredit yang diberikan.
Management believes that the above allowance for impairment losses is adequate to cover possible losses, which might arise from uncollectible loans.
Informasi signifikan lainnya sehubungan dengan kredit yang diberikan adalah sebagai berikut:
Other significant information related to loans are as follows:
1. Tingkat Bunga Tingkat bunga rata-rata per tahun kredit yang diberikan masing-masing sebesar 11,17% dan 15,70% untuk tahuntahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010.
1. Interest Rates The average annual interest rate of loans were 11.17% and 15.70% for the years ended December 31, 2011 and 2010, respectively.
2. Batas Maksimum Pemberian kredit Pada tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010, tidak terdapat pelanggaran maupun pelampauan terhadap ketentuan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK).
2. Legal Lending Limit For the years ended December 31, 2011 and 2010, the Bank did not violate or exceed the Legal Lending Limit (LLL) requirement.
3. Deposito Berjangka yang Dijaminkan Jumlah kredit yang dijamin dengan deposito berjangka per 31 Desember 2011 dan 2010 adalah masing-masing sebesar Rp 15.474.225.531 dan Nihil.
3. Time Deposits Pledged as Collateral Total loans secured by time deposits as of December 31, 2011 and 2010 amounted to Rp 15,474,225,531 and Nil, respectively.
Deposito berjangka yang digunakan sebagai jaminan atas kredit yang diberikan per 31 Desember 2011 dan 2010 adalah masing-masing sebesar Rp 17.105.969.974 dan Nihil atau sebesar 13,69% dan Nihil dari jumlah deposito berjangka (lihat Catatan 14).
Time deposits pledged as collateral of loans as of December 31, 2011 and 2010 amounted to Rp 17,105,969,974 and Nil or 13.69% and Nil from total time deposits, respectively (see Note 14).
4. Kelonggaran tarik Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum digunakan (kelonggaran tarik) per 31 Desember 2011 dan 2010 masing-masing sebesar Rp 35.092.914.446 dan Rp 793.707.695 (lihat Catatan 26).
4. Unused Loan Facilities Unused loan facilities as of December 31, 2011 and 2010, amounted to Rp 35,092,914,446 and Rp 793,707,695, respectively (see Note 26).
5. Kredit Hapus Buku Per 31 Desember 2011 dan 2010, saldo kredit yang dihapus buku masing-masing sebesar Nihil.
5. Written-Off Loans As of December 31, 2011 and 2010, the balance of writtenoff loans amounted to Nil.
Draft3/April 18, 2012
41
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
11. Aset Tetap
11. Fixed Assets Saldo Awal/ Beginning Balance Rp
Biaya Perolehan Tanah Bangunan Kendaraan Perlengkapan dan Peralatan Kantor Akumulasi Penyusutan Bangunan Kendaraan Perlengkapan dan Peralatan Kantor Nilai Buku
Akumulasi Penyusutan Bangunan Kendaraan Perlengkapan dan Peralatan Kantor Nilai Buku
Rp
Rp
Saldo Akhir/ Ending Balance Rp
375,909,985 474,625,915 557,440,000
----
--557,440,000
375,909,985 474,625,915 --
1,809,167,381 3,217,143,281
700,743,613 700,743,613
-557,440,000
2,509,910,994 3,360,446,894
403,470,545 461,802,693
10,254,504 5,977,333
-467,780,026
413,725,049 --
1,738,908,722 2,604,181,960 612,961,321
72,359,580 88,591,417
-467,780,026
1,811,268,302 2,224,993,351 1,135,453,543
Saldo Awal/ Beginning Balance Rp Biaya Perolehan Tanah Bangunan Kendaraan Perlengkapan dan Peralatan Kantor
2011 Pengurangan/ Penambahan/ Deductions Additions
2010 Pengurangan/ Penambahan/ Deductions Additions Rp
Rp
Acqusition Cost Land Buildings Vehicles Office Equipment and Supplies Accumulated Depreciation Buildings Vehicles Office Equipment and Supplies Book Value
Saldo Akhir/ Ending Balance Rp
375,909,985 474,625,915 557,440,000
----
----
375,909,985 474,625,915 557,440,000
1,802,142,381 3,210,118,281
7,025,000 7,025,000
---
1,809,167,381 3,217,143,281
393,203,358 421,981,300
10,267,187 39,821,393
---
403,470,545 461,802,693
1,715,397,982 2,530,582,640 679,535,641
23,510,740 73,599,320
---
1,738,908,722 2,604,181,960 612,961,321
Acqusition Cost Land Buildings Vehicles Office Equipment and Supplies Accumulated Depreciation Buildings Vehicles Office Equipment and Supplies Book Value
Beban penyusutan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 masing-masing sebesar Rp 88.591.417 dan Rp 73.599.320 dicatat sebagai beban umum dan administrasi (lihat Catatan 21).
Depreciation expense for the years ended December 31, 2011 and 2010 amounting to Rp 88,591,417 and Rp 73,599,320, respectively, are recorded as general and administrative expenses (see Note 21).
Per 31 Desember 2011, bangunan, dan peralatan dan perlengkapan kantor telah diasuransikan pada PT Lippo General Insurance Tbk sebesar Rp 8.470.000.000. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut adalah cukup untuk menutupi risiko kerugian.
As of December 31, 2011, buildings, and office equipment and supplies were insured with PT Lippo General Insurance Tbk amounting to Rp 8,470,000,000. Management believes that the insurance coverage is adequate to cover the losses.
Draft3/April 18, 2012
42
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Per 31 Desember 2010, kendaraan, bangunan, dan peralatan dan perlengkapan kantor telah diasuransikan pada PT Asuransi Wahana Tata dengan nilai pertanggungan sebesar Rp 1.350.000.000. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut adalah cukup untuk menutupi risiko kerugian.
As of December 31, 2010, vehicles, buildings, and office equipment and supplies were insured with PT Asuransi Wahana Tata amounting to Rp 1,350,000,000. Management believes that the insurance coverage is adequate to cover losses.
Pada tahun 2011, Bank menjual kendaraan dengan total biaya perolehan, akumulasi penyusutan dan nilai buku masingmasing sebesar Rp 577.440.000, Rp 467.780.026 dan Rp 89.659.974 dengan harga jual sebesar Rp 362.600.000. Atas penjualan tersebut, Bank mencatat keuntungan sebesar Rp 272.940.026 (Iihat Catatan 23).
In 2011, the Bank sold their vehicles and office supplies and equipments with total acquisition cost, accumulated depreciation and book value amounting to Rp 577,440,000, Rp 467,780,026 and Rp 89,659,974, respectively, with selling price amounting to Rp 362,600,000. The Bank recorded gain from sale of fixed assets amounting to Rp 272,940,026 (see Note 23).
12. Biaya Dibayar Dimuka dan Aset Lain-lain
12. Prepaid Expenses and Other Assets
2011 Rp Uang Muka Biaya Dibayar Dimuka Tagihan Bunga Perlengkapan Kantor Estimasi Pajak Penghasilan yang Dapat Diklaim (lihat Catatan 15.b) Uang Jaminan Tagihan ATM Bersama Agunan yang Diambil Alih (Setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai masing-masing sebesar Nihil dan Rp 387.325.000 per 31 Desember 2011 dan 2010) Jumlah
2010 Rp
1,767,701,255 1,364,513,942 833,161,285 311,569,741
163,405,000 54,226,061 31,200,731 64,226,785
176,189,109 173,520,880 850,000
539,102,391
--
387,325,000 1,239,485,968
---
4,627,506,212
Advance Payment Prepaid Expenses Interest Receivables Office Supplies Overpayment Corporate Income Tax (see Note 15.b) Security Deposits ATM Bersama Receivables Foreclosed Assets (Net of allowance for impairment losses of Nil and Rp 387,325,000 as of December 31, 2011 and 2010, rescpectively) Total
Uang muka terdiri dari uang muka renovasi dan uang muka lain-lain. Uang muka renovasi merupakan uang muka yang dikeluarkan untuk biaya renovasi gedung kantor pusat dan kantor cabang. Uang muka lain-lain merupakan uang muka pembelian perlengkapan dan peralatan kantor.
Advance payments consist of advance renovations and other advances. Advance renovations represent advances issued to the head office and branch office building renovation costs. Other advances represent advances for the purchase office equipment and office supplies.
Estimasi pajak penghasilan yang dapat diklaim merupakan kelebihan pembayaran Pajak Penghasilan Badan atas tahun pajak 2010 dan 2009.
Overpayment corporate income tax represents overpayment of Corporate Income Tax for fiscal years 2010 and 2009.
Berdasarkan Keputusan Direktorat Jendral Pajak Nomor: KEP-00085.PPH/WPJ.04/KP.1203/2011 tanggal 12 Juli 2011 tentang “Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak PPh 25/29 Badan”, Bank telah menerima pengembalian kelebihan pembayaran pajak PPh Badan atas Tahun Pajak 2009 sebesar Rp 625.258.780 pada tanggal 3 Agustus 2011. Penerimaan pengembalian kelebihan pembayaran pajak sebesar Rp 262.345.498 dicatat sebagai pendapatan operasional lainnya.
Based on decision of the Directorate General of Taxation No. KEP-00085.PPH/WPJ.04/KP.1203/2011 dated July 12, 2011 regarding “Excess Payment of Income Tax Return Article 25/29”, the Bank has received a refund for the excess tax payment of Corporate Income Tax for the Fiscal Year 2009 amounting Rp 625,258,780 on August 3, 2011. Receipts for the refund of Corporate Income Tax overpayment amounting Rp 262,345,498 was recorded as other operating income.
Draft3/April 18, 2012
43
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Agunan yang diambil alih yang dijual selama tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp 774.650.000 dengan laba penjualan AYDA sebesar Rp 1.291.850.000 (lihat Catatan 23).
Total foreclosed assets sold for the year ended December 31, 2011 amounted to Rp 774,650,000 with gain from sale of foreclosed assets amounting to Rp 1,291,850,000 (see Note 23).
Perubahan dalam cadangan kerugian penurunan nilai AYDA adalah sebagai berikut:
The changes in the allowance for impairment losses of foreclosed assets are as follows:
2011 Rp Saldo Awal Pemulihan selama Tahun Berjalan Saldo Akhir
2010 Rp
387,325,000 (387,325,000) --
Sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/658/DPNP/IDPnP tanggal 23 Desember 2011, Bank tidak diwajibkan lagi untuk membentuk penyisihan penghapusan aset untuk aset non produktif, namun Bank tetap harus menghitung cadangan kerugian penurunan nilai mengacu pada standar akuntansi yang berlaku. Saldo awal cadangan kerugian penurunan nilai AYDA sebesar Rp 387.325.000 telah dibalik dalam laporan laba rugi komprehensif untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011.
387,325,000 -387,325,000
Beginning Balance Reversal during the Year Ending Balance
In accordance with Bank Indonesia Letter No. 13/658/DPNP/IDPnP dated December 23, 2011, the Bank is not required to provide an allowance for losses from nonproductive assets, but the Bank should still calculate the impairment losses in accordance with the applicable accounting standards. The beginning balance of allowance for impairment losses of other assets amounted to Rp 387,325,000 was reversed in the statement of comprehensive income for the year ended December, 31 2011.
13. Liabilitas Segera
13. Current Liabilities 2011 Rp
Honorarium Tenaga Ahli Lain-lain Jumlah
2010 Rp ----
49,500,000 10,966,618 60,466,618
14. Simpanan Nasabah
14. Deposits from Customers Pihak-pihak Berelasi/ Related Parties Rp
Rupiah Giro Tabungan Deposito Berjangka Jumlah
30,484,649,496 833,845,870 13,577,848,076 44,896,343,442 Pihak-pihak Berelasi/ Related Parties Rp
Rupiah Giro Tabungan Deposito Berjangka Jumlah
Draft3/April 18, 2012
Professional Fee Others Total
2,885,914,063 74,258,725 -2,960,172,788
2011 Pihak Ketiga/ Third Parties Rp 35,006,259,967 8,884,444,784 111,349,789,253 155,240,494,004 2010 Pihak Ketiga/ Third Parties Rp 1,741,073,440 1,246,438,179 8,456,728,762 11,444,240,381
44
Jumlah/ Total Rp 65,490,909,463 9,718,290,654 124,927,637,329 200,136,837,446
Rupiah Current Accouts Savings Time Deposits Total
Jumlah/ Total Rp 4,626,987,503 1,320,696,904 8,456,728,762 14,404,413,169
paraf:
Rupiah Current Accouts Savings Time Deposits Total
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Berdasarkan Undang-Undang No. 24 tentang Lembaga Penjaminan Simpanan (“LPS”) tanggal 22 September 2004, efektif sejak tanggal 22 September 2005, sebagaimana diubah dengan Undang-Undang No.7 tahun 2009 tanggal 13 Januari 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 3 tahun 2008, LPS dibentuk untuk menjamin liabilitas tertentu bank-bank umum berdasarkan program penjaminan yang berlaku, yang besaran nilai jaminannya dapat berubah jika memenuhi kriteria tertentu yang berlaku.
Under the Law No 24 of the Indonesia Deposit Insurance Corporation (“IDIC”) dated 22 September 2004, effective from September 22, 2005, as amended by Act 7 of 2009 dated January 13, 2009 on Stipulation of Substituting of Government Regulation No. 3 year 2008, IDIC was formed to guarantee certain liabilities with commercial banks under the guarantee program, the amount of collateral values can change if they meet certain criteria applied.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 66/2008 tanggal 13 Oktober 2008 mengenai besarnya nilai simpanan yang dijamin LPS, pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, jumlah simpanan yang dijamin LPS adalah simpanan sampai dengan Rp 2.000.000.000 untuk per nasabah per bank. Pada tanggal 31 Desember 2011, berdasarkan Surat Edaran LPS No. SE.011/KE/XII/2011 tanggal 12 Desember 2011, simpanan nasabah dijamin hanya jika suku bunganya sama dengan atau dibawah 6,50% (2010: 7,00%) untuk simpanan dalam Rupiah.
Based on Government Regulation of the Republic of Indonesia No 66/2008 on October 13, 2008 regarding the value of guaranteed deposits IDIC on December 31, 2011 and 2010, the amount of deposits guaranteed by IDIC is a savings of up to Rp 2.000.000.000 for each customer per bank. As at December 31, 2011, based on Circular Letter No. SE.011/KE/XII/2011 dated December 12, 2011, deposit from customers are only covered if the rate of interest rate is equal to or below 6.50% (2010: 7.00%) for deposits denominated in Rupiah.
Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, Bank adalah peserta dari program penjaminan tersebut.
On December 31, 2011 and 2010, the Bank is a participant of the guarantee program.
a. Giro
a. Current Accounts 2011 Rp
Rupiah Pihak-pihak Berelasi Pihak Ketiga Jumlah
2010 Rp
30,484,649,496 35,006,259,967 65,490,909,463
2,885,914,063 1,741,073,440 4,626,987,503
Rupiah Related Parties Third Parties Total
1.66%
1.93%
The Average Annual Interest Rate Rupiah
Tingkat Bunga Rata-rata per Tahun Rupiah
Per 31 Desember 2011 dan 2010, tidak ada saldo giro yang dijadikan jaminan kredit.
As of December 31, 2011 and 2010, there is no balance used as loan collateral.
b. Tabungan
b. Savings 2011 Rp
Rupiah Pihak-pihak Berelasi Pihak Ketiga Jumlah Tingkat Bunga Rata-rata per Tahun Rupiah
2010 Rp
833,845,870 8,884,444,784 9,718,290,654
74,258,725 1,246,438,179 1,320,696,904
Rupiah Related Parties Third Parties Total
3.66%
4.00%
The Average Annual Interest Rate Rupiah
Per 31 Desember 2011 dan 2010, tidak ada saldo tabungan yang dijadikan jaminan kredit. Draft3/April 18, 2012
As of December 31, 2011 and 2010, there is no balance used as loan collateral. 45
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
c. Deposito Berjangka
c. Time Deposits 2011 Rp
Rupiah Pihak-pihak Berelasi Pihak Ketiga Jumlah
2010 Rp
13,577,848,076 111,349,789,253 124,927,637,329
-8,456,728,762 8,456,728,762
Rupiah Related Parties Third Parties Total
7.15%
6.48%
The Average Annual Interest Rate Rupiah
Tingkat Bunga Rata-rata per Tahun Rupiah
Saldo deposito berjangka berdasarkan periodenya:
The amount of time deposits based on their period: 2011 Rp
≤ 1 bulan > 1 bulan - 3 bulan > 3 bulan - 6 bulan > 6 bulan - 12 bulan Jumlah
2010 Rp
90,389,543,204 32,980,783,442 107,310,683 1,450,000,000
5,736,301,365 2,720,427,397 ---
124,927,637,329
8,456,728,762
Saldo deposito berjangka berdasarkan sisa umur sampai dengan saat jatuh tempo:
The amount of time deposits based on their remaining period to maturity:
2011 Rp ≤ 1 bulan > 1 bulan - 3 bulan > 3 bulan - 6 bulan > 6 bulan - 12 bulan Jumlah
≤ 1 month > 1 month - 3 months > 3 months - 6 months > 6 months - 12 months Total
2010 Rp
83,873,747,905 39,501,323,712 102,565,712 1,450,000,000
5,736,301,365 2,720,427,397 ---
124,927,637,329
8,456,728,762
Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, jumlah deposito berjangka yang diblokir dan dijadikan jaminan kredit yang diberikan adalah sebesar Rp 17.105.969.974 dan Nihil (lihat Catatan 10).
≤ 1 month > 1 month - 3 months > 3 months - 6 months > 6 months - 12 months Total
As at 31 December 2011 and 2010, time deposits pledged as loan collateral amounted to Rp 17,105,969,974 and Nil, respectively (see Note 10).
15. Perpajakan a.
15. Taxation
Utang Pajak
a. 2011 Rp
Pajak Penghasilan Pasal 21 Pasal 4 (2) Pasal 23 Pasal 25 Pasal 29 Lainnya Jumlah
Draft3/April 18, 2012
Taxes Payable 2010 Rp
2,927,731 134,426,784 14,349,844 28,400,000 478,391,210 170,499,063 828,994,632
Income Taxes Article 21 Article 4 (2) Article 23 Article 25 Article 29 Others Total
54,929,794 8,659,340 2,222,222 ---65,811,356
46
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh) b.
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Pajak Penghasilan Badan Kini Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif dan taksiran laba fiskal Bank adalah sebagai berikut:
b.
2011 Rp Laba sebelum Pajak Penghasilan Menurut Laporan Laba Rugi Perbedaan Waktu: Penyisihan Kerugian Aset Keuangan dan Aset Non Keuangan Giro pada Bank Lain Kredit yang Diberikan Agunan yang Diambil Alih Komitmen dan Kontinjensi Penyusutan Aset Tetap Beban Imbalan kerja Tenaga Kerja Pendidikan dan Seminar Jumlah Perbedaan Tetap: Tenaga Kerja Keuntungan Penjualan Efek-efek Lain-lain Jumlah Taksiran Laba Fiskal Tahun Berjalan
Current Income Tax Expense The reconciliation between profit before income tax as presented in statements of comprehensive income and estimated taxable income of the Bank are as follows: 2010 Rp
2,611,647,904
20,729,797 (262,321,354) (387,325,000) (8,000,827) (51,508,657) 896,029,598 415,514,595 196,218,260 3,430,984,316
2,154,835,058
3,008,642 --(2,014,538) (6,090,164) 107,591,852 -75,000,000 2,332,330,850
Profit before Current Income Tax per Statement of Income Timing Difference: Allowance for Impairment Losses of Financial Assets and Non Financial Assets Current Acount With Other Bank Loans Foreclosed Assets Commitment and Contingencies Fixed Assets Depreciation Employee Benefits Expense Education and Seminars Total Permanent Difference: Personnel
337,704,108 (1,479,952) 43,267,367 379,491,523 3,810,475,839 3,810,475,000
--27,417,025 27,417,025 2,359,747,875 2,359,747,000
Gain from Sale of Marketable Securities Others Total Estimated Taxable Income Current Year Rounded
Jumlah Penghasilan Kena Pajak dari Peredaran Bruto yang Memperoleh Fasilitas (a)
913,822,000
1,641,881,000
Total of Taxable Income from the Gross Turnover that Obtained Facility (a)
Jumlah Penghasilan Kena Pajak dari Peredaran Bruto yang Tidak Memperoleh Fasilitas (b)
2,896,653,839
717,866,000
Total of Taxable Income from the Gross Turnover that did not Obtain Facility (b)
Pembulatan
Taksiran Pajak Penghasilan (50%*25%*a)+(25%*b) Dikurangi: Kredit Pajak - PPh Pasal 25 Taksiran Hutang (Kelebihan) Pajak Penghasilan
838,391,210 838,391,210 360,000,000 478,391,210
384,701,625 384,701,625 560,890,734 (176,189,109)
Estimated Income Taxes (50%*25%*a)+(25%*b) Less: Tax Credit - Income Tax Article 25 Estimated Income Tax Payable (Overpayment)
Perhitungan pajak penghasilan badan untuk tanggal 31 Desember 2011 tersebut di atas adalah suatu perhitungan sementara yang dibuat untuk tujuan akuntansi dan dapat berubah pada saat Bank menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) pajaknya.
The calculation of corporate income tax for the year ended December 31, 2011 represents temporary calculation for accounting purpose and subject to change when the Bank submits its Annual Tax Letter.
Perhitungan pajak penghasilan untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2010 sama dengan Surat Pemberitahuan Tahunan Badan Bank untuk tahun 2010.
The calculation of corporate income tax for the years ended December 31, 2010 was in line with the Banks’ 2010 Annual Tax Letter.
Draft3/April 18, 2012
47
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh) c.
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Aset Pajak Tangguhan Pajak tangguhan dihitung berdasarkan perbedaan waktu antara jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak dari aset dan liabilitas. Rincian dari aset dan liabilitas pajak tangguhan adalah sebagai berikut:
c.
2011 Rp Aset Pajak Tangguhan Penyisihan Kerugian Aset Keuangan dan Aset Non Keuangan Cadangan Imbalan kerja Cadangan Training Penyusutan Aset Tetap Aset Pajak Tangguhan - Bersih
2010 Rp
6,639,047 250,570,269 67,554,565 20,862,707 345,626,588
100,272,117 26,897,963 18,750,000 58,140,289 204,060,369
Manajemen berpendapat bahwa aset pajak tangguhan yang timbul dari perbedaan temporer kemungkinan besar dapat direalisasi pada tahun-tahun mendatang. d.
16.
Deferred Tax Assets Deferred tax is computed based on the temporary differences between the carrying amounts of assets and liabilities as per financial statements and tax base of assets and liabilities with details as follows:
The management believes that total deferred tax assets arising from temporary differences are probable to be realized in the future years.
Administrasi Sesuai dengan peraturan perpajakan di Indonesia, Bank melaporkan/menyetorkan pajak berdasarkan prinsip self assessment. Fiskus dapat menetapkan/mengubah pajakpajak tersebut dalam jangka waktu tertentu sesuai peraturan yang berlaku.
c.
Deferred Tax Assets Under the taxation laws in Indonesia, the Bank submit/pay tax returns on the basis of self assessments. The tax authorities may assess or amend taxes within the statute of limitations, under prevailing regulations.
Beban yang Masih Harus Dibayar dan Liabilitas Lain-lain
16. Accrued Expenses and Other Liabilities 2011 Rp
Beban yang Masih Harus Dibayar Liabilitas Diestimasi atas Imbalan Kerja (lihat Catatan 24) Bunga Deposito yang Masih Harus Dibayar Pendapatan Diterima Dimuka Lain-lain Jumlah
Deferred Tax Assets Allowance for Impairment Losses of Financial Assets and Non Financial Assets Provision for Employee Benefits Allowance for Trainning Fixed Assets Depreciation Deferred Tax Assets - Net
2010 Rp
1,274,790,789
74,000,000
1,002,281,076 573,223,160 -60,645,297 2,910,940,322
107,591,852 35,689,792 41,951,389 1,011,000 260,244,033
Accrued Expenses Estimated Liability on Employee Benefits (see Note 24) Accrued Deposit Interest Expenses Unearned Revenue Others Total
Beban yang masih harus dibayar terutama terdiri dari pencadangan Tunjangan Hari Raya karyawan, biaya outsourching, dan beban kantor dan umum.
Accrued expenses mainly consist of accruals for employee’ Tunjangan Hari Raya, outsourcing expenses, and office and general expenses.
Draft3/April 18, 2012
48
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
17. Modal Saham
17. Capital Stock
Rincian pemegang saham dan kepemilikannya 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:
per
Jumlah Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh/ Number of Shares Issued and Fully Paid
PT Kharisma Buana Nusantara Nio Yantony Jumlah
2011 Persentase Pemilikan/ Percentage of Ownership (%)
100,000,000 40,000,000 140,000,000
Jumlah Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh/ Number of Shares Issued and Fully Paid
PT Kharisma Buana Nusantara Nio Yantony Jumlah
The details of the shareholders and their ownerships as of December 31, 2011 and 2010 are as follows:
71.43 28.57 100.00 2010 Persentase Pemilikan/ Percentage of Ownership (%)
90,000,000 40,000,000 130,000,000
69.23 30.77 100.00
Jumlah/ Total Rp 100,000,000,000 40,000,000,000 140,000,000,000
PT Kharisma Buana Nusantara Nio Yantony Total
Jumlah/ Total Rp 90,000,000,000 40,000,000,000 130,000,000,000
PT Kharisma Buana Nusantara Nio Yantony Total
Berdasarkan Akta Notaris No. 33 tanggal 28 September 2010 dari Notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, SH, saham Bank telah diakuisisi oleh PT Kharisma Buana Nusantara sebesar 60% dan oleh Nio Yantony sebesar 40%.
Based on the Notarial Deed No. 33 dated September 2010 from Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, SH, a Notary, the Bank’ shares have been acquired by PT Kharisma Buana Nusantara for 60% and by Nio Yantony for 40%.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang telah dinyatakan melalui Akta Notaris No. 34 tanggal 28 September 2010 dari Notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, SH, tentang penegasan susunan pemegang saham setelah proses akuisisi, sebagai berikut: (i) PT Kharisma Buana Nusantara sebanyak 60.000 saham dengan nilai nominal Rp 60.000.000.000; (ii) Nio Yantony sebanyak 40.000 saham dengan nilai nominal Rp 40.000.000.000.
Based on Extraordinary General Meeting of Shareholders as stated by notarial deed of Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, SH No. 34 dated September 28, 2010, regarding the reinstatement of the shareholders structure after the acquisition states that shareholders structure is as follows: (i) PT Kharisma Buana Nusantara has to 60,000 shares with a par value of Rp 60,000,000,000; (ii) Nio Yantony has to 40,000 shares with a par value Rp 40,000,000,000.
Pada tanggal 13 Oktober 2010, para pemegang saham Bank mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang dinyatakan dengan Akta Notaris No. 30 dari Notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, SH, dengan hasil keputusan antara lain: (i) Memberhentikan dengan hormat seluruh anggota Direksi dan Dewan Komisaris yang lama, untuk selanjutnya mengangkat anggota Direksi dan Dewan Komisaris yang baru; (ii) Mengubah tempat dan kedudukan Bank dari semula di Jakarta Barat menjadi berkedudukan di Jakarta Selatan; (iii) Mengubah nilai nominal saham Bank dari Rp 1.000.000 menjadi Rp 1.000;
On October 13, 2010, the Bank’ shareholders held Extraordinary General Meeting of Shareholders that stated in the Notarial Deed No. 30 from Notary Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, SH, with for the decision included teh followings:
Draft3/April 18, 2012
49
(i) To retire with respect all members of the previously Board of Directors and Board of Commissioners, to further appoint the new Board of Directors and Board of Commissioners; (ii) Change the address and position of the Bank from West Jakarta to South Jakarta; (iii) Change the nominal value of shares the Bank from Rp 1,000,000 to Rp 1,000; paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
(iv) Meningkatkan modal dasar Bank dari Rp 100.000.000.000 menjadi Rp 520.000.000.000 dan meningkakan modal ditempatkan/disetor dari Rp 100.000.000.000 menjadi Rp 130.000.000.000. Penambahan setoran modal sebesar Rp 30.000.000.000 dilakukan secara tunai oleh PT Kharisma Buana Nusantara; (v) Melakukan perubahan Anggaran Dasar Bank untuk disesuaikan dengan perubahan pemegang saham dan peningkatan modal dasar dan modal ditempatkan.
(iv) Increasing the Bank's authorized capital from Rp 100,000,000,000 to Rp 520,000,000,000 and increase the issued capital/paid capital from Rp 100,000,000,000 to Rp 130,000,000,000. The paid in capital amounting to Rp 30,000,000,000 is paid cash by PT Kharisma Buana Nusantara; (v) Amend the Articles of Association to reflect the changes of shareholders and the increased of the authorized and issued capital.
Perubahan anggaran dasar tersebut telah mendapat persetujuan dari dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-52906.AH.01.02.Tahun 2010 tanggal 10 Nopember 2010.
These amendments were approved by the Minister of Justice and Human Rights Republic of Indonesia No. AHU-52906.AH.01.02.Tahun 2010 dated November 10, 2010.
Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 2 tanggal 5 Desember 2011 dari Notaris Unita Christina Winata, SH, disetujui peningkatan modal ditempatkan dan disetor dari Rp 130.000.000.000 menjadi Rp 140.000.000.000.
Based on the Deed of Extraordinary General Meeting of Shareholders’ Minutes of Meeting No. 2 dated December 5, 2011 from Notary Unita Christina Winata, SH, it was agreed to increased subscribed and fully paid in capital from Rp 130,000,000,000 to Rp 140,000,000,000.
Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-AH.01.10-40348.Tahun 2011, tanggal 12 Desember 2011. Sampai dengan tanggal laporan keuangan, persetujuan efektif peningkatan modal ditempatkan dan disetor penuh masih dalam proses di Bank Indonesia.
The amendment of the Articles of Association was approved by the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia No. AHU-AH.01.10-40348 of 2011 dated December 12, 2011. As of the date of this report, approvals effectively increase the issued and paid up capital is still in progress at Bank Indonesia.
18. Pendapatan Bunga
18. Interest Income 2011 Rp
Kredit yang Diberikan Fasilitas Simpanan Bank Indonesia Efek-efek Lainnya Jumlah
2010 Rp
9,374,372,628 5,580,270,301 2,758,270,050 12,089,304 17,725,002,283
396,322,698 1,417,071,322 4,993,976,344 2,468,658 6,809,839,022
Loans Bank Indonesia Deposit Facility Securities Others Total
Pendapatan bunga yang diperoleh dari pihak-pihak berelasi untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2011 dan 2010 masing-masing sebesar Nihil.
Interest income earned from related parties for the years ended December 31, 2011 and 2010 amounted to Nil.
Sejak diberlakukannya PSAK No. 55 (Revisi 2006) pada tanggal 1 Januari 2010, provisi dan komisi yang jumlahnya signifikan yang berkaitan langsung dengan kegiatan pemberian kredit diakui sebagai bagian/(pengurang) dari biaya perolehan kredit dan akan diakui sebagai pendapatan bunga dengan cara diamortisasi berdasarkan metode suku bunga efektif.
Since the implementation of PSAK No. 55 (Revised 2006) in January 1, 2010, significant fees and commissions income directly related to lending activities, are recognized as part/(deduction) of lending cost and will be recognized as interest income by amortizing the carrying value of loan with effective interest rate method.
Draft3/April 18, 2012
50
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
19. Beban Bunga
19. Interest Expenses 2011 Rp
Simpanan Nasabah Deposito Berjangka Giro Tabungan Jumlah
2010 Rp
4,170,933,774 526,538,376 216,551,520 4,914,023,670
Beban bunga yang dibayarkan kepada pihak-pihak berelasi untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 masing-masing sebesar Rp 936.351.762 dan Rp 6.391.974 atau sebesar 19,05% dan 0,99% dari seluruh beban bunga.
Interest expenses paid to the related parties for the years ended December 31, 2011 and 2010 amounted to Rp 936,351,762 and Rp 6,391,974 or reflect 19.05% and 0.99% of the total interest expense for the years ended December 31, 2011 and 2010, respectively.
20. Pembentukan (Pemulihan) Cadangan Kerugian Penurunan Nilai a.
20. Allowance For (Recovery Of) Impairment Losses
Pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
a.
2011 Rp Aset Keuangan Kredit yang Diberikan (lihat Catatan 10) Giro pada Bank Lain (lihat Catatan 7) Aset Non Keuangan Estimasi Komitmen dan Kontinjensi (lihat Catatan 26) Jumlah
b.
1,213,993,671
153,401,363
20,729,797
16,039,927
63,750 1,234,787,218
7,384,834 176,826,124
Financial Assets Loans (see Note 10) Current Account with Other Bank (see Note 7) Non Financial Assets Estimated Losses on Commitment and Contingencies (see Note 26) Total
b.
2011 Rp
Draft3/April 18, 2012
Allowance for Impairment Losses
2010 Rp
Pemulihan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
Aset Keuangan Kredit yang Diberikan (lihat Catatan 10) Giro pada Bank Lain (lihat Catatan 7) Aset Non Keuangan Agunan yang Diambil Alih (lihat Catatan 12) Estimasi Komitmen dan Kontinjensi (lihat Catatan 26) Jumlah
Deposits from Customers Time Deposits Demand Deposits Savings Deposits Total
590,538,765 32,213,141 24,040,389 646,792,295
Recovery of Impairment Losses
2010 Rp
--
(7,824,790)
--
(13,031,285)
(387,325,000)
--
(8,000,827) (395,325,827)
(9,399,372) (30,255,447)
51
Financial Assets Loans (see Note 10) Current Account with Other Bank (see Note 7) Non Financial Assets Foreclosed Assets (see Note 12) Estimated Losses on Commitment and Contingencies (see Note 26) Total
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
21. Beban Umum dan Administrasi
21. General and Administrative Expenses 2011 Rp
Jasa Pihak Ketiga Barang dan Jasa Sewa Kantor Iklan dan Promosi Perjalanan Dinas Asuransi Pemeliharaan Penyusutan (lihat Catatan 11) Keanggotaan Pajak Kerugian Risiko Operasional Jamuan Lain-lain Jumlah
2010 Rp
1,608,683,454 1,074,644,455 614,304,036 202,992,096 194,315,382 141,752,654 248,611,386 88,591,417 24,800,001 11,226,139 2,500,000 -89,450,645 4,301,871,665
99,500,000 410,250,220 385,833,325 52,083,710 69,744,250 28,909,458 451,319,841 73,599,320 18,800,000 13,629,308 6,000,000 7,272,475 7,750,000 1,624,691,907
22. Beban Tenaga Kerja
22. Personnel Expenses 2011 Rp
Gaji Pokok THR dan Bonus Pendidikan dan Pelatihan Iuran Jamsostek Imbalan Kerja (lihat Catatan 24) Honorarium Komisaris Honorarium Komite Tunjangan Karyawan Lembur Lain-lain Jumlah
2010 Rp
6,289,889,630 725,500,000 389,100,000 269,120,868 896,029,598 318,356,256 84,000,000 30,349,749 13,393,615 217,838,095 9,233,577,811
1,541,559,052 123,473,285 101,587,500 65,620,906 107,591,852 42,000,000 -80,094,601 58,857,147 173,302,094 2,294,086,437
23. Pendapatan (Beban) Non Operasional - Bersih
Draft3/April 18, 2012
Basic Salaries Holiday Allowances and Bonus Education and Training Jamsostek Contributions Employee Benefit (see Note 24) Commissioners Wages Committee Wages Personnel Allowances Overtime Others Total
23. Non Operating (Expenses) Income - Net
2011 Rp Laba Penjualan Aset Tetap (lihat Catatan 11) Laba Penjualan AYDA (lihat Catatan 12) Lain-lain - Bersih Jumlah
Third Parties Service Goods and Services Rental Offices Advertising and Promotion Business Travel Insurances Maintenance Depreciations (see Note 11) Membership Taxes Operational Loss Risk Entertainment Others Total
2010 Rp
272,940,026
--
1,291,850,000 (124,014,647) 1,440,775,379
-(1,431,900) (1,431,900)
52
Gain from Sale of Fixed Assets (see Note 11) Gain from Sale of Foreclosed Assets (see Note 12) Others - Net Total
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
24. Imbalan Kerja
24. Employee Benefits
Pada tahun 2011 dan 2010, Bank menghitung dan membukukan beban imbalan kerja berdasarkan Undangundang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 tanggal 25 Maret 2003.
In 2011 and 2010, the Bank calculates and records the employee benefits expense in accordance with the Labor Law No. 13 Year 2003 dated March 25, 2003.
Liabilitas imbalan kerja per tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dihitung oleh Aktuaris Independen, PT Ricky Leonard Jasatama sesuai dengan PSAK No. 24 (Revisi 2004).
Liability on employee benefits as of December 31, 2011 and 2010 is calculated by an independent actuary, PT Ricky Leonard Jasatama, in accordance with PSAK No. 24 (Revised 2004).
Jumlah liabilitas imbalan kerja berdasarkan perhitungan Aktuaria Independen per tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:
Total employee benefits liability balance based on the Independent Actuary’s calculation as of December 31, 2011 and 2010 is as follows:
2011 Rp Nilai Kini Liabilitas Vested Nilai Kini Liabilitas Non Vested Kerugian Aktuaria yang Belum Diakui Liabilitas yang Diakui di Laporan Posisi Keuangan
2010 Rp
1,084,352,745 -(82,071,669)
10,499,977 97,091,875
1,002,281,076
107,591,852
Perubahan pada liabilitas yang diakui sesuai perhitungan Aktuaria Independen:
The changes of liability that is recognized in accordance with the Independent Actuary’s calculation:
2011 Rp Saldo Awal Beban Imbalan Kerja pada Tahun Berjalan Saldo Akhir
2010 Rp
107,591,852 894,689,224 1,002,281,076
Beban imbalan kerja untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:
Present Value of Vested Obligation Present Value of Non Vested Obligation Keuntungan Aktuaria yang Belum Diakui Liability Recognized in the Statement of Financial Position
-107,591,852 107,591,852
Beginning Balance Expense Recognized during the Year Ending Balance
The employee benefits expense for the years ended December 31, 2011 and 2010 is as follows:
2011 Rp
2010 Rp
Beban Jasa Kini Beban Bunga Beban Jasa Masa Lalu (Non Vested) Beban Jasa Masa Lalu (Vested)
885,113,549 9,575,675 ---
68,696,295 -28,395,580 10,499,977
Current Service Cost Interest Cost Past Service Cost (Non Vested) Past Service Cost (Vested)
Jumlah Beban Imbalan Kerja
894,689,224
107,591,852
Total Employee Benefits Expense
Asumsi utama yang digunakan dalam menentukan biaya manfaat pensiun oleh Aktuaria Independen untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:
The key assumptions used by the Independent Actuary for the year ended December 31, 2011 and 2010 for the calculation of employee benefits expense is as follows:
Draft3/April 18, 2012
53
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
Usia Pensiun Normal Tingkat Diskonto Tingkat Proyeksi Kenaikan Gaji Tingkat Mortalita Tingkat Cacat Tetap Tingkat Pengunduran Diri
Metode
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
2011
2010
55 Tahun/ Years 6,90% 7,00% Tabel Mortalita - CSO 1958/ Table of Mortality - CSO 1958 Table of Mortality - CSO 1958 1% dari Tingkat Mortalita/ 1% of the Mortality Rate 10% di Usia 20 Tahun dan Menurun Sampai Usia 54 Tahun/ 10% at Age 20 Years and Declined Until the Age of 54 Years Projected Unit Credit
55 Tahun/ Years 8,90% 7,00% Tabel Mortalita - CSO 1958/ Table of - CSO 19581958 TableMortality of Mortality - CSO 1% dari Tingkat Mortalita/ 1% of the Mortality Rate 10% di Usia 20 Tahun dan Menurun Sampai Usia 54 Tahun/ 10% at Age 20 Years and Declined Until the Age of 54 Years Projected Unit Credit
25. Sifat dan Transaksi dengan Pihak-pihak ……Berelasi
Disability Rate Resignation Rate
Method
25. Nature and Transactions of Related Parties
Sifat Hubungan Berelasi Pihak-pihak berelasi adalah perusahaan dan perorangan yang mempunyai keterkaitan kepemilikan atau kepengurusan secara langsung maupun tidak langsung dengan Bank. Pihak Berelasi/ Related Parties
Normal Pension Age Discount Rate Salary Increase Rate Mortality Rate
Nature of Relationship Related parties are companies and individuals who directly or indirectly have relationships with the Bank through ownership or management.
Sifat Hubungan Berelasi/ Nature of Related Parties
Transaksi/ Transactions
Mochtar Riady
Pemilik Pemegang Saham Mayoritas/ Owner of Majority Shareholder
Giro, Deposito Berjangka/ Current Account, Time Deposit
PT Aryaduta International Management
Dibawah Kesamaan Pengendalian/ Under Common Control
Giro, Deposito Berjangka/ Current Account, Time Deposit
PT Golden Pradamas
Dibawah Kesamaan Pengendalian/ Under Common Control
Giro/ Current Account
PT Kharisma Buana Nusantara *
Pemegang Saham Mayoritas/ Majority Shareholder
Giro/ Current Account
PT Lippo General Insurance
Dibawah Kesamaan Pengendalian/ Under Common Control
Giro, Deposito Berjangka/ Current Account, Time Deposit
PT Mandiri Cipta Gemilang
Dibawah Kesamaan Pengendalian/ Under Common Control
Giro/ Current Account
PT Mulia Bangun Semesta
Dibawah Kesamaan Pengendalian/ Under Common Control
Giro/ Current Account
PT Mulia Sentosa Dinamika
Dibawah Kesamaan Pengendalian/ Under Common Control
Giro/ Current Account
PT Multifiling Mitra Indonesia Tbk
Dibawah Kesamaan Pengendalian/ Under Common Control
Giro, Deposito Berjangka/ Current Account, Time Deposit
PT Siloam Dinamika Perkasa
Dibawah Kesamaan Pengendalian/ Under Common Control
Giro/ Current Account
Draft3/April 18, 2012
54
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh) Pihak Berelasi/ Related Parties
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah) Sifat Hubungan Berelasi/ Nature of Related Parties
Transaksi/ Transactions
PT Siloam International Hospitals
Dibawah Kesamaan Pengendalian/ Under Common Control
Giro/ Current Account
PT Siloam Karya Sejahtera
Dibawah Kesamaan Pengendalian/ Under Common Control
Giro/ Current Account
PT Tata Mandiri Daerah Lippo Karawaci
Dibawah Kesamaan Pengendalian/ Under Common Control
Giro/ Current Account
PT Villa Permata Cibodas
Dibawah Kesamaan Pengendalian/ Under Common Control
Giro/ Current Account
Dewan Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif Bank/ Board of Commissioners, Directors and Executive Bank Officers
Manajemen Bank/ Bank's Management
Giro, Deposito Berjangka/ Current Account, Time Deposit
*) Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 termasuk pihak berelasi
*) As at December 31, 2011 and 2010, considered as related party
Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi
Related Parties Transactions
Dalam kegiatan usahanya, Bank melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi. Transaksi-transaksi tersebut dilaksanakan dengan persyaratan dan kondisi yang normal dilakukan dengan pihak ketiga. Transaksi-transaksi tersebut adalah sebagai berikut:
In course of business, the Bank has transactions with related parties. These transactions are conducted in a normal terms and conditions as well as transactions with the third parties. The transactions are as follows:
2011 Rp Simpanan Nasabah (lihat Catatan 14) Giro Pihak Dibawah Pengendalian Bersama Pemegang Saham Keluarga Pemegang Saham Dewan Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif Bank Tabungan Keluarga Pemegang Saham Keluarga Direksi dan Pejabat Eksekutif Bank Dewan Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif Bank Deposito Berjangka Pihak Dibawah Pengendalian Bersama Pemegang Saham Dewan Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif Bank
Draft3/April 18, 2012
2010 Rp
26,187,742,086 3,158,754,815 1,006,886,073
-2,800,000,000 --
131,266,522 30,484,649,496
85,914,063 2,885,914,063
511,904,831 31,628,561
-27,218,672
290,312,478 833,845,870
47,040,053 74,258,725
9,850,661,884 3,000,000,000
---
420,000,000
--
55
Deposits from Customers (see Note 14) Current Accounts Parties under Common Control Shareholders Shareholder's Family Board of Commissioners, Directors and Executive Employee of the Bank Saving Deposits Shareholder's Family Family of the Bank's Director and Executive Employee Board of Commissioners, Directors and Executive Employee of the Banks Time Deposits Parties under Common Control Shareholders Board of Commissioners, Directors and Executive Employee of Banks
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah) 2011 Rp
Keluarga Direksi dan Pejabat Eksekutif Bank Jumlah Persentase dari Jumlah Liabilitas Beban Bunga (lihat Catatan 19) Pihak Dibawah Pengendalian Bersama Pemegang Saham Keluarga Pemegang Saham Dewan Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif Bank Keluarga Direksi dan Pejabat Eksekutif Bank Jumlah
2010 Rp
307,186,192 13,577,848,076 44,896,343,442
--2,960,172,788
22.02%
20.00%
Family of the Bank's Director and Executive Employee Total Percentage from Total Liabilities
751,611,835 128,446,116 31,675,687
---
17,551,852
4,532,060
7,066,272 184,739,927
1,859,914 6,391,974
Interest Expenses (see Note 19) Parties under Common Control Shareholders Shareholder's Family Board of Commissioners, Directors and Executive Employee of Banks Family of the Bank's Director and Executive Employee Total
3.76%
0.99%
Percentage from Interest Expenses
--
Persentase dari Beban Bunga
26. Komitmen dan Kontinjensi
26. Commitments and Contingencies
Dalam bisnis normal perbankan, Bank mempunyai komitmen dan kontinjensi yang tidak disajikan dalam laporan keuangan.
As part of normal banking business, the Bank has commitments and contingencies that are not presented in the financial statements.
Ikhtisar komitmen dan kontinjensi Bank yang dinyatakan dalam nilai kontrak adalah sebagai berikut:
The following is a summary of the Bank’s commitments and contingencies at contractual amounts:
2011 Rp Kewajiban Komitmen Fasilitas Kredit kepada Nasabah yang Belum Digunakan Kewajiban Komitmen - Bersih
2010 Rp Commitment Liabilities
35,092,914,446 35,092,914,446
793,707,695 793,707,695
Unused Loans Facilities Commitment Liabilities - Net
Pada tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, Bank telah membukukan estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi masing-masing sebesar Nihil dan Rp 7.937.077.
In the years ended December 31, 2011 and 2010, the Bank has recorded estimated losses on commitments and contingencies amounting to Nil and Rp 7,937,077.
Perubahan dalam estimasi kerugian komitmen dan kontijensi adalah sebagai berikut:
The changes in the estimated loss from commitments and contingencies are as follows:
2011 Rp Saldo Awal Pembentukan Selama Tahun Berjalan Reklasifikasi Pemulihan Dalam Tahun Berjalan Saldo Akhir
Draft3/April 18, 2012
2010 Rp
7,937,077 63,750
9,951,615 7,384,834 -(9,399,372) 7,937,077
(8,000,827) --
56
Beginning Balance Provision during the Year Reclassification Recovery during the Year Ending Balance
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Manajemen berpendapat bahwa penyisihan kerugian yang dibentuk telah memadai untuk menutup kemungkinan kerugian akibat tidak tertagihnya komitmen dan kontinjensi.
Management believes that the above allowance for possible losses is adequate to cover possible losses, which might arise from uncollectible commitments and contingencies.
27. Informasi Segmen Usaha
27. Operating Segment Information
Sejak 1 Januari 2011, Bank telah menyajikan segmen operasi berdasarkan informasi yang disiapkan secara internal untuk pengambil keputusan operasional. Perubahan kebijakan akuntansi ini merupakan penerapan PSAK No. 5 (Revisi 2009), “Segmen Operasi”.
Starting January 1, 2011, the Bank presents operating segments based on the information that is internally provided to the chief operating decision maker. This change in accounting policy is due to the adoption of PSAK No. 5 (Revised 2009), “Operating Segments”.
Segmen operasi dilaporkan sesuai dengan laporan internal yang disiapkan untuk pengambil keputusan operasional yang bertanggung jawab untuk mengalokasikan sumber daya ke segmen tertentu dan melakukan penilaian atas performanya.
Operating segments are reported in accordance with the internal reporting provided to the chief operating decision maker, which is responsible for allocating resources to the reportable segments and assesses its performance.
Bank memiliki 1 (satu) pelaporan segmen usaha yaitu segmen korporasi, dalam hal ini termasuk kredit yang diberikan, simpanan, dan transaksi-transaksi lain serta saldo atas nasabah korporasi.
The Bank has 1 (one) reportable segment namely the corporate segment which includes loans, deposits and other transactions and corporate customers balances.
2011 Rp Pendapatan Bunga Beban Bunga Pendapatan Operasional Lainnya Pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Beban Tenaga Kerja Beban Umum dan Administrasi Laba Operasional Bersih Pendapatan (Beban) Non Operasional Laba Sebelum Pajak Penghasilan Beban Pajak Penghasilan Laba Bersih
2010 Rp
17,725,002,283 (4,914,023,670) 2,734,804,779
6,809,839,022 (646,792,295) 58,569,252
(839,461,391) (9,233,577,811) (4,301,871,665) 1,170,872,525 1,440,775,379 2,611,647,904 (696,824,991) 1,914,822,913
(146,570,677) (2,294,086,437) (1,624,691,907) 2,156,266,958 (1,431,900) 2,154,835,058 (320,713,409) 1,834,121,649
Interest Income Interest Expense Other Operating Income Allowance for Impairment Losses Personnel Expenses General and Administration Expenses Operating Income Non Operating (Expenses) Income Income Before Income Taxes Tax Expense Net Income
Jumlah Aset
333,831,571,891
132,838,848,831
Total Assets
Jumlah Liabilitas
203,876,772,400
14,798,872,253
Total Liabilities
Informasi yang berkaitan dengan segmen usaha utama dari Bank disajikan dalam tabel di atas ini.
Information concerning the main business segments of the Bank is set out in the table above.
28. Manajemen Risiko
28. Risk Management
Bank menyadari bahwa dalam melaksanakan kegiatannya selalu terdapat risiko bawaan dalam setiap kegiatan Bank, antara lain dalam bentuk risiko kredit, risiko likuiditas, risiko pasar dan risiko operasional. Untuk itu Bank telah mengimplementasikan suatu Risk Management Framework terpadu, yang merupakan sarana untuk penentuan strategi,
The Bank realizes that in carrying out their activities there is always the inherent risk in any activities of the Bank, among others, in credit risk, liquidity risk, market risk and operational risk. Therefore, the Bank has implemented an integrated Risk Management Framework, which is a tool for determining the strategy, organization, policies and guidelines to ensure that all
Draft3/April 18, 2012
57
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
organisasi, kebijakan dan pedoman untuk memastikan bahwa semua risiko yang dihadapi Bank dapat dikenali, diukur, diatasi dan dilaporkan dengan baik.
risks faced by the Bank can be recognized, measured, mitigated and reported properly.
Bank memiliki Komite Manajemen Risiko untuk menentukan kebijakan dan membahas permasalahan risiko yang dihadapai Bank secara keseluruhan.
The Bank has a Risk Management Committee to determine policy and discuss issues of risk faced by the Bank as a whole.
Risiko Kredit Risiko kredit diukur melalui probabilitas terjadinya default pada masa mendatang. Bank telah menyusun ketentuan mengenai Credit Risk Rating (CRR) serta telah dilakukan evaluasi dan roll out. Perhitungan default probability tersebut selanjutnya akan dijadikan dasar untuk perhitungan cadangan kerugian penurunan nilai, modal (capital at risk), pricing, alokasi capital dan manajemen portofolio.
Credit Risk Credit risk is measured through the probability of default in the future. The Bank has formulated regulations on Credit Risk Rating (CRR) and has conducted the evaluation and roll out. The calculation of default probability will then be used as a basis for calculation of allowance for impairment losses, capital (capital at risk), pricing, capital allocation and portfolio management.
Manajemen risiko kredit terdiri dari: pengendalian risiko kredit yang bertujuan membatasi kredit pada debitur dan usaha yang mengandung risiko tinggi, tujuan usaha yang bersifat spekulatif dan pemberian kredit kepada debitur yang bermasalah, kemudian melakukan pemantauan dan pemeriksaan yang ketat, berskala dan terus menerus pada kredit yang telah disalurkan, memberikan saran-saran perbaikan, sehingga kerugian yang mungkin terjadi dapat diminimalkan; four eyes principles sebagai salah satu pengendalian risiko kredit pada proses pemberian kredit telah dilaksanakan unit-unit kerja; dan Early Warning System (EWS) sebagai salah satu alat pemantauan (monitoring) dengan cara mendeteksi secara dini debitur yang berpotensi default. Sistem tersebut dapat mendukung proses pemantauan pinjaman secara menyeluruh, mengidentifikasi tindakan perbaikan, dan menyempurnakan tindak lanjut efektif.
Management of credit risk consist of: a credit risk control that aims to limit loans to debtors and business that contain high risk, speculative business purposes and the giving loans to non performing debtors, then conduct a rigorous monitoring and inspection, scale and continuously in the loans have been distributed, provide suggestions for improvement, so that the losses that might occur can be minimized; four eyes principles as one of controlling credit risk in loans process has been carried out work units; and Early Warning System (EWS) as one of the means of monitoring by means of early detection of potential debtors default. The system can support the loan monitoring process as a whole, identify corrective actions, and improve follow up effectively.
Konsentrasi kredit Bank berdasarkan sektor ekonomi adalah sebagai berikut:
The Bank’s loan concentration based on economic sectors is as follows:
2011 Sektor Ekonomi Industri Perdagangan, Restoran dan Hotel Jasa Konstruksi Pertambangan Pengangkutan, Pergudangan dan Komunikasi Jasa Sosial Masyarakat Lain-lain Jumlah
2010
Rp
(%)
Rp
69,580,367,593 49,531,086,069 10,255,233,269 5,506,716,981 4,946,611,335 --22,948,983,054 162,768,998,301
42.75 30.43 6.30 3.38 3.04 --14.10 100.00
9,774,643,634 99,595,599 ---132,749,738 247,917,987 4,882,588,830 15,137,495,788
(%) 64.57 0.66 0.00 -0.88 1.64 32.25 100.00
Economic Sector Manufacturing Trading, Restaurant and Hotel Services Construction Minings Transportation, Warehousing and Communications Social Community Services Others Total
Risiko Likuiditas Risiko likuiditas adalah risiko dimana Bank tidak mampu memenuhi liabilitasnya kepada nasabah maupun counterparty sesuai waktu yang dijanjikan pada waktunya. Pengukuran risiko likuiditas dilakukan dengan meneliti seluruh arus kas masuk dan arus kas keluar dari Bank, kemudian mengidentifikasi segala kemungkinan kekurangan dana di masa depan termasuk kebutuhan komitmen / kontinjensi.
Liquidity Risk Liquidity risk is the risk which the Bank is unable to comply its obligations to customers and counterparties according to the time appointed in due course. The liquidity risk measurement is done by examining all cash inflows and outflows from the Bank, then identify all the possible shortage of funds in the future including the need for commitments / contingencies.
Draft3/April 18, 2012
58
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Pengelolaan likuiditas dan asset-liability meliputi pemeliharaan likuiditas pada tingkat yang cukup untuk memenuhi liabilitasliabilitas yang jatuh tempo di setiap saat, serta pengelolaan risiko tingkat suku bunga yang timbul dari setiap transaksi yang tercantum pada laporan posisi keuangan maupun rekening administratif.
The management of liquidity and asset-liability include maintaining liquidity at a level sufficient to comply the obligations that mature at any time, and managing interest rate risk arising from each transaction listed on the statement of financial position or off balance sheet.
Ketidaksesuaian antara jangka waktu penghimpunan dana dari pihak ketiga yang pada umumnya lebih pendek dari jangka waktu penyaluran kredit yang diberikan, akan menyebabkan masalah likuiditas yang mempengaruhi kemampuan Bank dalam memenuhi liabilitasnya kepada para nasabah. Hal ini dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kelangsungan usaha Bank.
The discrepancy between the period of funding from third parties which are generally shorter than the period of disbursement of loans, would cause liquidity problems affecting the ability of the Bank in fulfilling its obligations to its customers. This can affect the level of public confidence which in turn can affect the survival of the Bank.
Pengelolaan likuiditas Bank ditekankan pada penyesuaian arus dana masuk dan keluar. Kesenjangan arus dana diantisipasi melalui pemeliharaan alat likuid tingkat pertama yang memadai sejalan dengan perkiraan arus kas serta struktur liabilitas yang ada. Pemeliharaan alat likuid tingkat pertama terdiri dari pemeliharaan cadangan wajib (reserve requirement) yang ditetapkan Bank Indonesia pada tingkat yang optimal serta pemeliharaan efek-efek berjangka pendek yang sangat likuid seperti Sertifikat Bank Indonesia. Bank juga memelihara cadangan alat likuid tingkat kedua yang terdiri dari penempatan dana jangka pendek di bank lain serta efek-efek berjangka panjang yang likuid seperti obligasi pemerintah, obligasi bank dan obligasi swasta non bank yang memiliki peringkat baik. Pengelolaan likuiditas juga dilakukan melalui pengelolaan struktur sumber dana dengan menerapkan batasan-batasan konsentrasi deposan dan berusaha mengurangi ketergantungannya pada dana mahal seperti deposito dan menggantinya dengan sumber dana murah seperti giro dan tabungan. Selain itu, Bank senantiasa memelihara kemampuan melakukan akses ke pasar uang, dengan selalu memelihara hubungan dengan bank-bank koresponden. Bank secara berkala meninjau seluruh keadaan di atas sekaligus mengambil tindakan guna menganekaragamkan cara pendanaan.
The Bank liquidity management iemphasized on the adjustment of the flow of funds in and out. Anticipated gap in cash flow through equipment maintenance of adequate first tier in line with cash flow forecasts and the structure of existing obligations. Maintenance the first tier of liquidity tool consists of maintenance of reserve requirement set by Bank Indonesia at the optimal level and the maintenance of the highly liquid shortterm marketable securities such as Certificates of Bank Indonesia. The Bank also maintains a second level of liquidity tool consisting of short-term placements with other banks and liquid long-term marketable securities such as government bonds, bank bonds and private non-bank bonds that are rated good. Liquidity management is also done through the management structure of the source of funds by applying the depositor concentration limits and trying to reduce its dependence on expensive funds such as deposits and replace them with cheaper funding sources such as demand deposits and saving deposits. In addition, the Bank continues to maintain the ability to access the financial market, by always maintaining relationships with correspondent banks. The Bank periodically reviews the whole situation over at the same time taking steps to diversify ways of funding.
Berikut adalah tabel analisa likuiditas (sisa jangka waktu jatuh tempo) dari aset dan liabilitas Bank pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010:
The following is the liquidity analysis table (based on the remaining term of maturity) of the Bank’s assets and liabilities as of December 31, 2011 and 2010:
Draft3/April 18, 2012
59
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
Jumlah/ Total
Rp ASET Kas Giro Pada Bank Indonesia Giro Pada Bank Lain Penempatan Pada Bank Indonesia Efek-efek Kredit yang Diberikan Aset Tetap - Bersih Aset Pajak Tangguhan Biaya Dibayar Dimuka dan Aset Lain-lain Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Jumlah LIABILITAS Liabilitas Segera Simpanan Nasabah Utang Pajak Biaya yang Masih Harus Dibayar dan Liabilitas Lain-lain Jumlah Perbedaan Jatuh Tempo Posisi Neto Setelah Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
2011 1 s/d 3 Bulan/ 1 up to 3 Months
3 s/d 6 Bulan/ 3 up to 6 Months
6 s/d 12 Bulan/ 6 up to 12 Months
> 12 Bulan/ > 12 Months
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp ASSETS -Cash -- Current Account with Bank Indonesia -Current Account with Other Banks -Placement with Bank Indonesia -Securities 89,021,912,749 Loans -Fixed Assets - Net -Deffered Tax Assets Prepaid Expense and -Other Assets 89,021,912,749 Allowance for Possible Losses Total
1,553,616,325 -----1,135,453,543 345,626,588
-16,946,675,242 1,565,035,386 91,900,000,000 4,991,081,515 1,384,897,696 ---
---14,917,905,211 24,815,098,298 10,707,034,223 ---
----9,746,500,088 10,367,934,499 ---
-----51,287,219,134 ---
4,627,506,212 335,313,496,709
-3,034,696,456
4,627,506,212 121,415,196,051
-50,440,037,732
-20,114,434,587
-51,287,219,134
-200,136,837,446 828,994,632
----
-159,082,948,022 180,104,359
-39,501,323,712 170,499,063
-102,565,712 478,391,210
-1,450,000,000 --
----
2,910,940,322 203,876,772,400 131,436,724,309
--3,034,696,456
633,868,457 159,896,920,838 (38,481,724,787)
589,057,934 40,260,880,709 10,179,157,023
685,732,855 1,266,689,777 18,847,744,810
-1,450,000,000 49,837,219,134
1,002,281,076 1,002,281,076 88,019,631,673
(1,481,924,818) 333,831,571,891
LIABILITIES Current Liabilities Customer Deposits Taxes Payable Accruals and Other Liabilities Total Maturity Gap Net Position After Allowance for Possible Losses
131,436,724,309
Rp
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Jumlah
s/d 1 Bulan/ up to 1 Month
1,553,616,325 16,946,675,242 1,565,035,386 106,817,905,211 39,552,679,901 162,768,998,301 1,135,453,543 345,626,588
Jumlah/ Total
ASET Kas Giro Pada Bank Indonesia Giro Pada Bank Lain Penempatan Pada Bank Indonesia Efek-efek Kredit yang Diberikan Aset Tetap - Bersih Aset Pajak Tangguhan Biaya Dibayar Dimuka dan Aset Lain-lain
Tidak Mempunyai Kontrak Jatuh Tempo/ No Contractual Maturity Rp
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Tidak Mempunyai Kontrak Jatuh Tempo/ No Contractual Maturity Rp
s/d 1 Bulan/ up to 1 Month
2010 1 s/d 3 Bulan/ 1 up to 3 Months
3 s/d 6 Bulan/ 3 up to 6 Months
6 s/d 12 Bulan/ 6 up to 12 Months
> 12 Bulan/ > 12 Months
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp ASSETS -Cash -- Current Account with Bank Indonesia -Current Account with Other Banks -Placement with Bank Indonesia -Securities 14,231,203,483 Loans -Fixed Assets - Net -Deffered Tax Assets Prepaid Expense and -Other Assets 14,231,203,483 Allowance for Possible Losses Total
628,843,575 1,813,033,623 582,639,169 88,345,771,795 24,431,758,573 15,137,495,788 612,961,321 204,060,369
628,843,575 -----612,961,321 204,060,369
-1,813,033,623 582,639,169 88,345,771,795 -----
----24,431,758,573 81,367,535 ---
-----654,975,924 ---
-----169,948,846 ---
1,239,485,968 132,996,050,181
-1,445,865,265
1,239,485,968 91,980,930,555
-24,513,126,108
-654,975,924
-169,948,846
60,466,618 14,404,413,169 65,811,356
----
60,466,618 11,683,985,772 65,811,356
-2,720,427,397 --
----
----
----
(157,201,350) 132,838,848,831
LIABILITAS Liabilitas Segera Simpanan Nasabah Utang Pajak Estimasi Kerugian Komitmen dan Kontinjensi Biaya yang Masih Harus Dibayar dan Liabilitas Lain-lain Jumlah Perbedaan Jatuh Tempo
7,937,077
--
7,937,077
--
--
--
--
260,244,033 14,798,872,253 118,197,177,928
--1,445,865,265
78,652,181 11,896,853,004 80,084,077,551
74,000,000 2,794,427,397 21,718,698,711
-654,975,924
--169,948,846
107,591,852 107,591,852 14,123,611,631
Posisi Neto Setelah Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
14,641,670,903
LIABILITIES Current Liabilities Customer Deposits Taxes Payable Estimated Losses on Commitments and Contingencies Accruals and Other Liabilities Total Maturity Gap Net Position After Allowance for Possible Losses
Jatuh tempo untuk perhitungan maturity gap adalah sisa waktu hingga jatuh tempo kontrak sejak tanggal 31 Desember 2011 dan 2010.
The maturity profile computation is based on the remaining period of each contracts starting from December 31, 2011 and 2010.
Draft3/April 18, 2012
60
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Analisa likuiditas/maturity gap adalah untuk mengukur beda kumulatif antara aset produktif (earning assets) dengan liabilitas berbunga (interest bearing liabilities) dan dampaknya terhadap likuiditas Bank serta exposure terhadap perubahan tingkat bunga.
Liquidity analysis/maturity gap analysis measure the cumulative differences between earning assets and interest bearing liabilities and its effect on the Bank’s liquidity and the exposure to interest and exchange rate changes.
Risiko tingkat bunga atau sensitivitas timbul apabila jatuh tempo aset produktif berbeda secara signifikan dengan jatuh tempo liabilitas berbunga. Pada dasarnya akun giro, tabungan dan deposito tidak begitu sensitif terhadap perubahan tingkat bunga.
Interest rate risk or sensitivity arises when the maturity of earning assets differs significantly from the maturity of interestbearing liabilities. Basically, the current accounts, saving and time deposits are less sensitive to changes in interest rates.
Risiko tingkat bunga adalah risiko kemungkinan turunnya pendapatan bunga bersih dan nilai pasar portofolio aset akibat perubahan tingkat bunga di pasar uang. Oleh karena aset dan liabilitas seperti giro pada bank lain, investasi dalam bentuk efek-efek, pinjaman, giro, tabungan, deposito dan sertifikat deposito, pinjaman yang diterima dan liabilitas-liabilitas pasar uang lainnya memiliki berbagai tingkat bunga dan jangka waktu, perubahan-perubahan pada tingkat bunga dapat mengakibatkan kenaikan atau penurunan pendapatan bunga bersih.
Interest rate risk is the possibility risk on the decrease of net interest income and market value of assets’ portfolio resulting from the change of interest rates in money market. Since assets and liabilities such as current accounts with other banks, marketable securities, loans, demand deposits, saving deposits, time deposits and certificate of deposits, borrowing and other money market liabilities have various interest rates and terms, the changes of interest rate may result in at the increase or decrease of net interest income.
Sepanjang tahun 2011 dan 2010 Bank telah menyediakan alat likuid yang cukup untuk mengantisipasi liabilitas jangka pendek, net cash flow dapat diatur dengan baik, cukup baik dan cukup mudah untuk memperoleh akses sumber dana pasar uang.
During 2011 and 2010, the Bank provided adequate liquidity tool to anticipate short-term liabilities, net cash flow can be measured with well, quite well, and fairly easy to gain access to sources of money market funds.
Dalam menghadapi kemungkinan adanya ketidakseimbangan aset dan liabilitas, manajemen Bank, melalui mekanisne rapat ALCO bulanan, selalu melakukan review beberapa hal yang sifatnya sangat strategis, antara lain:
To face the possibility of assets and liabilities mismatch, Management of the Bank, through monthly Asset Liability Committee (ALCO) meeting, always review strategic things, such as:
a. Pengelolaan pendanaan (funding) yang memiliki jatuh tempo tidak seimbang b. Ketepatan pengelolaan aset dan liabilitas yang memiliki sensitivitas terhadap perubahan suku bunga c. Analisis dana pihak ketiga yang menggambarkan trend berbagai produk dana pihak ketiga yang berada pada wilayah diseluruh Indonesia d. Penempatan dana pada portofolio efek-efek e. Laporan perkembangan kredit yang ada dan yang baru f. Strategi penetapan harga seusai dengan kondisi pasar saat ini g. Perbandingan target dengan realisasi dana pihak ketiga
a. The mismatch maturities of fund management
Risiko Pasar Risiko pasar merupakan risiko yang timbul karena adanya pergerakan variabel pasar dari portofolio yang dimiliki oleh Bank yang dapat merugikan Bank (Adverse movement).
Market Risk Market risk arises from market variable movement from portofolio owned by the Bank which can adverse the Bank (Adverse movement).
Pengukuran risiko pasar dilakukan melalui pendekatan analisis sensitivitas tingkat bunga untuk risiko suku bunga dan risiko Surat Berharga (Bonds). Risiko pasar dikendalikan dengan penerapan limit, khususnya transaksi trading limit. Limit-limit
Market risk measurement is done through the sensitivity analysis of interest rate approach to interest risk and interest rate risks of Securities (Bonds). Market risk is controlled by the application of limits, especially trading transaction limit. These
Draft3/April 18, 2012
61
b. Accuracy of asset and liabilities management that has sensitivity on the interest rate change c. Customer deposits analysis which describes all third party fund product arround Indonesia d. Investment in marketable securities portfolio e. Existing and new loans progress report f. Pricing strategy in accordance with market condition g. Comparation of goals with realization of third party fund
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
tersebut antara lain adalah counterparty limit, dan position limit. Pengelolaan risiko likuiditas menjadi bagian dari proses manajemen risiko pasar. Pemantauan risiko likuiditas dilakukan melalui pengelolaan maksimum cash out.
limits include counterparty limits, and position limits. Liquidity risk management becomes part of market risk management process. Monitoring of liquidity risk is through cash out maximum management.
Risiko Operasional Kebijakan dan prosedur yang terkait dengan pengelolaan risiko operasional senantiasa dibuat, dikaji ulang dan disempurnakan untuk memastikan kecukupan mekanisme kontrol pada semua kebijakan dan prosedur. Bank secara aktif melakukan sosialisasi untuk membangun risk awareness dan meningkatkan kualitas kontrol dalam rangka mitigasi risiko operasional.
Operational Risk The related policy and procedures for the management of operational risk are issued, reviewed and improved continuously including the Minimum Controls Standard Policy to ensure the adequacy of control mechanisms in all of the Bank’s policy and procedures. The Bank actively conducts the socialization program to develop risk awareness and quality control to mitigate the operational risk.
Sesuai dengan tahap pengembangannya, pengendalian risiko operasional pada saat ini lebih ditekankan pada penyempurnaan kebijakan dan prosedur, peningkatan pengetahuan pekerja melalui pelatihan secara berkala, pengawasan internal serta peningkatan kesadaran dan biaya risiko pada seluruh jajaran manajemen dan karyawan Bank. Pada saat ini sedang disempurnakan fungsi, tugas dan tanggung jawab manajemen risiko operasional.
In accordance with the development stage, operational risk control at this time emphasize more on the improvement of policies and procedures, improvement of knowledge workers through regular training, as well as increased awareness of internal control and risk costs at all levels of management and employees of the Bank. This time, there are enhanced functions, duties and responsibilities of operational risk management.
Pemantauan risiko operasional yang selama ini dilakukan dengan memanfaatkan laporan audit intern secara bertahap akan digantikan dengan Data Base Bank yang disusun berdasarkan 6 (enam) kategori risiko yaitu: Proses Kredit, Proses Non Kredit, Proses Treasury, Human Fraud, Sistem/Teknologi Informasi dan External Events dengan tujuan untuk digunakan sebagai alat konsolidasi secara sistematis dan sentralistis data risiko operasional. Data dalam data base merupakan bahan bagi analisis dan penetapan profil risiko operasional dan menjadi dasar bagi model prediktif risiko operasional.
Monitoring of operational risk has been done by utilizing the internal audit reports which will gradually replaced with the Bank’s Data Base which is based on 6 (six) categories of risk are: Process Loans, Non Credit Process, the Treasury, Human Fraud, Systems/Information Technology and External Events in order to be used as a tool in a systematic consolidation and centralized operational risk data. The data in the data base is the material for analysis and determination of the operational risk profile and the basis for predictive models of operational risk.
29. Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum
29. Capital Adequacy Ratio
Bank diwajibkan untuk memenuhi persyaratan Rasio Kecukupan Penyediaan Modal Minimum (KPMM) yang ditetapkan Bank Indonesia, dengan mempertimbangkan secara kuantitatif nilai pos-pos aset dan liabilitas, juga pertimbangan secara kualitatif tentang komponen dan risiko tertimbang (Aset Tertimbang Menurut Risiko atau ATMR). Rasio KPMM merupakan salah satu indikator untuk mengetahui kesehatan Bank.
The Bank is subject to fulfill the requirement of Capital Adequacy Ratio (CAR) determined by Bank Indonesia by taking into consideration the quantitative measures of assets and liabilities, and qualitative judgment regarding component and weighted risk (Risk Weighted Assets or RWA). CAR is one of the indicators of the bank’s soundness.
Bank Indonesia menetapkan rasio KPMM adalah 8%. Sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia No. 5/12/PBI/2003 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum dengan memperhatikan risiko pasar. Rasio KPMM Bank setelah memperhitungkan risiko pasar pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 masing-masing sebesar 87,34% dan 489,58%.
Bank Indonesia requires CAR ratio to be at 8% as regulated in Bank Indonesia’s Regulation No. 5/12/PBI/2003 regarding the obligation to provided capital adequacy ratio with market risk charge. The Bank’s CAR considered the market risk as of December 31, 2011 and 2010, at 87.34% and 489.58%, respectively.
Draft3/April 18, 2012
62
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Tabel di bawah ini menunjukkan modal dan rasio KPMM Bank masing-masing per 31 Desember 2011 dan 2010 sebagai berikut: 2011 Rp Juta/Million Modal Inti (Tier I) Modal Disetor Laba Bersih Tahun Sebelumnya Setelah Pajak Tangguhan Laba Bersih Tahun Berjalan Sebelum Pajak Tangguhan Jumlah Modal Pelengkap (Tier II) Penyisihan Penghapusan Aset Produktif (Maksimum 1,25% dari Aset Tertimbang Menurut Risiko) Jumlah Jumlah Modal (Tier I dan Tier II) Jumlah ATMR Risiko Kredit Jumlah ATMR Risiko Operasional Rasio KPMM (Risiko Kredit & Operasional) Rasio KPMM (Setelah Risiko Kredit, Risiko Operasional dan Risiko Pasar) Rasio KPMM yang Diwajibkan
The table below shows the Bank’s capital and capital adequacy ratio for the years ended December 31, 2011 and 2010 as follows: 2010 Rp Juta/Million
140,000
130,000
(12,306)
(13,998)
958 128,652
917 116,919
Core Capital (Tier I) Capital Stock Previous Year Net Income After Deferred Tax Current Year Net Income Before Deferred Tax Total
1,482 1,482
165 165
Supplement Capital (Tier II) Provision for Possible Losses on Earning Assets (Maximum 1.25% from Risk Weighted Assets) Total
130,133 136,170 12,834 87.34%
117,084 17,142 6,773 489.58%
87.34% 8%
489.58% 8%
30. Dampak Penerapan Awal PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006)
30.
Total Equity (Tier I and Tier II) Total WRA Credit Risk Total WRA Operational Risk CAR Ratio (Credit Risk & Operational Risk) CAR Ratio (After Credit Risk, Operational Risk and Market Risk) CAR Ratio Required
Impact on the Initial Implementation of PSAK 50 (Revised 2006) and PSAK 55 (Revised 2006)
Bank menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) pada tanggal 1 Januari 2010 secara prospektif sesuai dengan ketentuan transisi atas standar tersebut.
The Bank implements prospectively the PSAK No. 50 (Revised 2006) and PSAK No. 55 (Revised 2006) on January 1, 2010 in accordance with the transitional provisions of those standards.
Ketentuan Transisi Penerapan Awal PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) dilakukan sesuai dengan Buletin Teknis No. 4 yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, memberikan tambahan pedoman dibawah ini:
Transitional Provisions Upon First Time Implementation of PSAK No. 50 (Revised 2006) and PSAK No. 55 (Revised 2006) which is performed based on “Buletin Teknis” No. 4 issued by the Indonesian Institute of Accountants, provides additional guidances below:
Perhitungan Suku Bunga Efektif Perhitungan suku bunga efektif untuk instrumen keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi yang diperoleh sebelumnya dan masih bersaldo pada tanggal 1 Januari 2010 ditentukan berdasarkan arus kas masa depan yang akan diperoleh sejak penerapan awal PSAK No. 55 (Revisi 2006) sampai dengan jatuh tempo instrumen keuangan tersebut.
Effective Interest Rate The effective interest rate for financial instruments measured at amortized cost that were acquired prior to and still have a balance remaining as at January 1, 2010 is calculated by referring to the future cash flows that will be generated from the time PSAK No. 55 (Revised 2006) is first implemented up to the maturity of the financial instruments.
Penghentian Pengakuan Instrumen keuangan yang sudah dihentikan pengakuannya sebelum tanggal 1 Januari 2010 tidak dievaluasi kembali berdasarkan ketentuan penghentian pengakuan dalam PSAK No. 55 (Revisi 2006).
Derecognition Financial instruments that have been derecognised prior to January 1, 2010 should not be reassessed subsequently to determine whether they would meet the derecognition criteria under PSAK No. 55 (Revised 2006).
Draft3/April 18, 2012
63
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Klasifikasi Instrumen Keuangan sebagai Liabilitas atau Ekuitas Pada tanggal 1 Januari 2010, Bank mengklasifikasikan instrumen keuangan sebagai liabilitas atau ekuitas sesuai dengan paragraf 11 PSAK No. 50 (Revisi 2006).
Classification of Financial Instruments as Debt or Equity
Penurunan Nilai Instrumen Keuangan Pada tanggal 1 Januari 2010, Bank menentukan penurunan nilai instrumen keuangan berdasarkan kondisi pada saat itu. Selisih antara penurunan nilai ini dengan penurunan nilai yang ditentukan berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku sebelumnya diakui langsung ke saldo laba pada pada tanggal 1 Januari 2010.
Impairment of Financial Instruments As at January 1, 2010, the Bank should determine any possible impairment of financial instruments based on conditions existing at that date. Any difference between the impairment resulting from implementation of PSAK No. 55 (Revised 2006) and the impairment calculated based on previous applicable accounting principles is recognized in retained earnings as of January 1, 2010.
Sebagai akibat penerapan awal PSAK No. 55 (Revisi 2006) secara prospektif, pada tanggal 1 Januari 2010, Bank telah melakukan perhitungan kembali Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan sesuai dengan ketentuan CKPN transisi. Tidak ada perbedaan antara saldo cadangan tersebut per 31 Desember 2009 dengan saldo cadangan yang dihitung berdasarkan PSAK No. 55 (Revisi 2006) per 1 Januari 2010 untuk semua aset keuangan.
As a result of the initial and prospective implementation of PSAK No. 55 (Revised 2006), on 1 January 2010, the Bank has recalculated the Allowance for Impairment of all financial assets in accordance with transitional provisions. There is no difference between the balances of such allowance as at 31 December 2009 and the required allowance calculated based on PSAK No. 55 (Revised 2006) for all financial assets as of January 1, 2010.
The Bank should reassess its financial instruments existing as of January 1, 2010, to determine whether they should be classified as a debt or equity instrument in accordance with the requirements in paragraph 11 of PSAK No. 50 (Revised 2006).
31. Perjanjian dan Perikatan Penting
31. Significant Agreements
a.
Jaminan Pemerintah terhadap Liabilitas Pembayaran Bank Umum Berdasarkan Salinan Peraturan Lembaga Penjamin Simpanan No. 1/PLPS/2005 tanggal 26 September 2005 tentang Program Penjaminan Simpanan yang menyatakan bahwa sejak tanggal 27 September 2005, Lembaga Penjaminan Simpanan (“LPS”) menjamin simpanan yang meliputi giro, deposito, sertfikat deposito, tabungan dan atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu yang merupakan simpanan yang berasal dari masyarakat termasuk yang berasal dari bank lain. Pada tanggal 13 Oktober 2008, Presiden Republik Indonesia menetapkan Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 2008 tentang Besaran Nilai Simpanan yang dijamin LPS. Berdasarkan peraturan tersebut, nilai simpanan yang dijaminkan untuk setiap nasabah pada satu bank adalah sebesar maksimum Rp 2.000.000.000.
a.
Government’s Security on Payment Obligations of a Private Bank Based on the copy of Deposit Insurance Corporation Regulation No. 1/PLPS/2005 dated September 26, 2005 regarding the Deposit Guarantee Program which states that since September 27, 2005, the Deposit Insurance Corporation ("DIC") guarantees deposits including demand deposits, time deposits, certificate of deposit, savings and other forms equivalent which is deposits from the community including those from other banks. On October 13, 2008, the President of the Republic of Indonesia issued Government Regulation No. 66 Year 2008 about the magnitude of the Deposit Value covered by DIC. Under the regulation, the value of insured deposits for each customer in one bank is at a maximum amount of Rp 2,000,000,000.
b.
Perjanjian dengan PT Visionet International tentang Sewa dan Layanan Pengelolaan Branch IT Infrastructure
b.
Agreement with PT Visionet International about Rental and Management Service of Branch IT Infrastructure On November 1, 2010, the Bank signed a cooperation agreement with PT Visionet International to provide rental and management services IT Infrastructure Branch. This agreement is valid until October 31, 2015 and can be extended upon agreement of both parties.
Pada tanggal 1 Nopember 2010, Bank menandatangani perjanjian kerjasama dengan PT Visionet International untuk penyediaan sewa dan layanan pengelolaan (management services) Branch IT Infrastructure. Perjanjian ini berlaku sampai dengan 31 Oktober 2015 dan dapat diperpanjang atas kesepakatan kedua belah pihak.
Draft3/April 18, 2012
64
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah Penuh)
PT BANK NATIONALNOBU NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended December 31, 2011 and 2010 (In Full Rupiah)
Pada tanggal 1 Nopember 2011, Bank menandatangani addendum perjanjian kerjasama dengan PT Visionet International untuk penyediaan sewa dan layanan pengelolaan (management services) Branch IT Infrastructure. Perjanjian ini merubah perjanjian sebelumnya. Addendum perjanjian ini berlaku sampai dengan 31 Oktober 2017.
On November 1, 2011, the Bank signed an addendum cooperation agreement with PT Visionet International to provide rental and management services IT Infrastructure Branch. This agreement changed the previous agreement. This addendum agreement is valid until October 31, 2017.
c.
Perjanjian dengan PT Visionet International tentang Sewa dan Layanan Pengelolaan Pada tanggal 1 Nopember 2010, Bank menandatangani perjanjian kerjasama dengan PT Visionet International tentang penyediaan sewa dan layanan pengelolaan (management services) sistem aplikasi perbankan bankvision dan Core IT Infrastructure. Perjanjian ini berlaku sampai dengan 31 Oktober 2015 dan dapat diperpanjang atas kesepakatan kedua belah pihak.
c.
Agreement with PT Visionet International about Rental and Management Service On November 1, 2010, the Bank signed a cooperation agreement with PT Visionet International to provide rental and management service for bankvision banking application system and Core IT Infrastructure. This agreement is valid until October 31, 2015 and can be extended upon agreement of both parties.
d.
Perjanjian dengan PT Artajasa Pembayaran Elektronis tentang Pemanfaatan ATM Bersama Pada tanggal 1 April 2011, Bank menandatangani perjanjian kerjasama dengan PT Artajasa Pembayaran Elektronis tentang pemanfaatan ATM Bersama untuk principle member. Perjanjian ini berlaku sampai dengan 1 April 2014 dan dapat diperpanjang secara otomatis untuk jangka waktu 12 (dua belas) bulan berikutnya.
d.
Agreement with PT Artajasa Pembayaran Elektronis about the utilization of ATM Bersama On April 1, 2011, the Bank signed a cooperation agreement with PT Artajasa Pembayaran Elektronis regarding the utilization of ATM Bersama for principle member. This agreement is valid until April 1, 2014 and can be automatically extended for a period 12 (twelve) months.
32. Kejadian Setelah Tanggal Posisi Keuangan
32. Subsequent Events
a.
Pembukaan Kantor Cabang Pembantu Baru Pada tanggal 12 Januari 2012, Bank membuka kantor cabang pembantu baru di Kemang Village, Jakarta. Pembukaan kantor cabang pembantu baru tersebut telah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia berdasarkan surat No. 13/770/DPIP/Prz tanggal 7 Desember 2011.
a.
Opening New Sub Branch Office On January 12, 2012, the Bank opened a new sub branch office in Kemang Village, Jakarta. The opening of new sub branch office was approved by Bank Indonesia on its letter No. 13/770/DPIP/Prz dated December 7, 2011.
b.
Pembukaan Kantor Cabang Baru Pada tanggal 15 Maret 2012, Bank membuka kantor cabang baru di Medan, Sumatera Utara. Pembukaan kantor cabang baru tersebut telah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia berdasarkan surat No. 14/58/DPIP/Prz tanggal 14 Pebruari 2012.
b.
Opening New Branch Office On March 15, 2012 the Bank opened a new branch office in Medan, North Sumatera. The opening of new branch office was approved by Bank Indonesia on its letter No. 14/58/DPIP/Prz dated February 14, 2012.
33. Management’s Responsibility on The Financial Statements
33. Tanggung Jawab Manajemen atas Laporan Keuangan Manajemen Bank bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan yang diselesaikan pada tanggal 21 Maret 2012. (
_____________ Direktur Utama
Draft3/April 18, 2012
Management of the Bank is responsible for the financial statements that were completed on March 21, 2012.
)
(
65
__________ Direktur
paraf:
)