Formulir persetujuan menjadi responden penelitian pengaruh pemberian pendidikan kesehatan praoperasi terhadap tanda vital pasien di RSUP. H. Adam Malik Medan Saya adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas sumatera Utara: Nama
: HERMA LUMBAN GAOL
Nim
: 091121076
Akan melakukan penelitian tentang pengaruh pemberian pendidikan kesehatan preoperasi terhadap tanda vital pasien di RSUP. H. Adam Malik Medan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian pendidikan kesehatan praoperasi terhadap tanda vital pasien. Saya mengharapkan partisipasi Saudara untuk
bersedia dilakukan
pemeriksaan tanda vital mencakup: pemeriksaan tekanan darah, denyut nadi dan pernafasan. Kemudian saya akan memberikan penyuluhan tentang tindakan operasi yang akan Saudara jalani. Setelah itu saya akan melakukan pemeriksaan kembali seperti sebelumnya. Hasil pemeriksaan akan dipergunakan hanya untuk pengembangan kualitas pelayanan keperawatan dan tidak akan dipergunakan untuk maksud-maksud lain. Identitas yang Saudara berikan akan dijamin kerahasiaannya. Partisipasi Saudara dalam penelitian ini bersifat sukarela, untuk ikut serta menjadi responden penelitian ini, saudara diharapkan menandatangani formulir ini.
No. Responden
:
Tanggal
:
Tanda tangan
:
Universitas Sumatera Utara
Kuesioner Data demografi
Kode
:
Umur
:
Jenis kelamin
:(
) Laki-laki
(
) Perempuan
Agama
:(
) Islam
(
) Kristen
(
) Budha
(
) dan lain-lain
:(
) apendiks
(
) laparatomie
(
) sectio sesarea
(
) ............
Operasi yang akan dijalani
Tabel 6. Hasil pemeriksaaan tanda vital responden Variabel
Pra pemberian penkes
Pasca pemberian penkes
Tekanan Darah
Denyut nadi
Pernafasan
Universitas Sumatera Utara
SATUAN ACARA PENGAJARAN DAN MATERI PENDIDIKAN KESEHATAN PRAOPERASI
Oleh: Herma Lumban Gaol 091121076
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2010
Universitas Sumatera Utara
SATUAN ACARA PEMBERIAN PENDIDIKAN KESEHATAN PRAOPERASI 1. Topik Pendidikan kesehatan praoperasi 2. Sasaran Pasien praoperasi di ruang perawatan RSUP. H. Adam Malik Medan 3. Tujuan Instruksional a. Umum Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan praoperasi, diharapkan dapat meningkatkan rasa nyaman pasien. b. Khusus Setelah menerima pendidikan kesehatan praoperasi, maka pasien diharapkan akan mampu: 1. Mengetahui pengertian pendidikan kesehatan praoperasi 2. Mengetahui manfaat pendidikan kesehatan praoperasi 3. Mengetahui persiapan operasi (praoperasi) 4. Mengetahui Perjalanan operasi secara sederhana 5. Meningkatkan kesiapan dan ketenangan pasien praoperasi 4. Tempat pelaksanaan Ruang perawatan RSUP. H. Adam Malik Medan 5. Metode Metode yang digunakan adalah konseling/pembelajaran individu.
Universitas Sumatera Utara
6. Media Media yang digunakan adalah leaflet 7. Kegiatan pemberian pendidikan kesehatan Tahap I.Pendahuluan
Kegiatan Kegiatan pengajar/peneliti responden/pasien -Memberi salam dan -Menjawab salam membuka pertemuan
Waktu 2 menit
Media/ Alat Ceramah
-Menjelaskan secara -Mendengarkan singkat cakupan materi pertemuan
II. Isi
-Mendengarkan -Menjelaskan tujuan instruksional -Bertanya pada pasien -Menjawab apakah merasa takut pertanyaan menghadapi operasi
10 menit
Ceramah / leaflet
-Menjelaskan -Mendengarkan pengertian pendidikan kesehatan praoperasi -Mendengarkan -Menjelaskan manfaat pendidikan praoperasi yang dilakukan -Memdengarkan -Menjelaskan dan persiapan operasi memperhatikan (praoperasi) -Mendengarkan dan memahami -Menjelaskan perjalanan operasi secara sederhana -Mendengarkan dan memahami -Menjelaskan pentingnya kesiapan dan ketenangan sebelum operasi -Mengungkapkan perasaan -Memberi kesempatan
Universitas Sumatera Utara
III.Penutup
kepada responden untuk mengungkapkan perasaannya -Menyimpulkan -Mendengarkan materi
3 menit
ceramah
-Mengakhiri -Mendengarkan pertemuan dan dan menjawab mengucapkan salam salam
8. Evaluasi Pengaruh pemberian materi ini akan dinilai dengan melakukan pemeriksaan tanda vital pasien. 9. Referensi Baradero, dkk. (2009).
Prinsip dan praktik keperawatan perioperatif.
Jakarta; EGC.
Universitas Sumatera Utara
MATERI PENDIDIKAN KESEHATAN PRAOPERASI
Persiapan -
Lampu cukup terang
-
Suasana yang nyaman dan kondusif
Responden -
Informasikan tentang tujuan dari tindakan yang akan dilakukan
-
Mempersiapkan responden pada posisi yang nyaman
Tujuan Memberikan pendidikan kesehatan praoperasi Materi Pengertian pendidikan kesehatan praoperasi: Pendidikan kesehatan adalah: merupakan serangkaian upaya yang ditujukan untuk mempengaruhi orang lain, mulai dari individu, kelompok, keluarga dan masyarakat dengan tujuan untuk meningkatkan status kesehatan, mencegah timbul penyakit dan bertambahnya masalah kesehatan, serta membantu pasien dan keluarga untuk mengatasi masalah kesehatan. Praoperasi merupakan fase menjelang operasi dimulai ketika keputusan untuk intervensi bedah dibuat dan berakhir ketika pasien dikirim ke meja operasi. Pendidikan kesehatan preoperasi adalah memberikan informasi atau pemenuhan kebutuhan pasien tentang tindakan-tindakan yang akan dialami pasien sebelum operasi, tentang waktu operasi, hal- hal yang akan dialami oleh pasien
Universitas Sumatera Utara
selama operasi sehingga mereka dapat memahaminya dan diharapkan pasien menjadi lebih siap menghadapi operasi. Manfaat pendidikan kesehatan praoperasi: a. Memenuhi kebutuhan individu tentang pengetahuan praoperasi b. Meningkatkan keamanan pasien c. Meningkatkan kenyamanan psikologis dan fisiologis d. Meningkatkan keikutsertaan pasien dan keluarga dalam perawatannya e. Meningkatkan kepatuhan terhadap instruksi yang telah dijelaskan.
Persiapan operasi (praoperasi) 1. Informed consent Hak pasien untuk menentukan intervensi pembedahan
yang akan
dilaksanakan dilindungi oleh proses informed consent. Izin tertulis yang dibuat secara sadar dan sukarela dari pasien diperlukan sebelum suatu
pembedahan
dilakukan, izin ini untuk melindungi pasien terhadap pembedahan yang lalai dan melindungi ahli bedah terhadap tuntutan dari suatu lembaga hukum. Sebelum pasien menandatangani formulir consent, ahli bedah harus memberikan penjelasan yang jelas dan sederhana tentang apa yang akan diperlukan dalam pembedahan. Ahli bedah juga harus menginformasikan pasien tentang alternatif-alternatif yang ada, kemungkinan risiko, komplikasi, perubahan bentuk tubuh, menimbulkan kecacatan, ketidakmampuan, dan pengangkatan bagian tubuh, juga tentang apa yang diperkirakan terjadi pada periode pascaoperasi awal dan lanjut.
Universitas Sumatera Utara
2. Skrining praoperasi Sebelum pembedahan, dilakukan persiapan dengan mengkaji: a. Riwayat kesehatan seperti usia, alergi (iodin, medikasi, lateks, larutan antiseptic atau larutan antiseptic), obat dan zat yang digunakan, tinjauan sistem tubuh, pengalaman pembedahan yang dulu dan yang sekarang,
latar
belakang
kebudayaan
(termasuk
kepercayaan,
keyakinan,agama), dan psikososial. b. Pengkajian fisik yaitu pemeriksaan “head to toe” (dari kepala sampai ke ibu jari kaki) dan tanda- tanda vital (tekanan darah, pernafasan, denyut nadi dan suhu tubuh). c. Pemeriksaan laboratorium berupa pemeriksaan darah seperti: hemoglobin, angka leukosit, limfosit, LED (laju endap darah), jumlah trombosit, protein total (albumin dan globulin), elektrolit, ureum, kreatinin. d. Pemeriksaan radiologi dan diagnostik seperti: foto thoraks, abdomen, USG, CT scan, MRI, renogram, cytoscopy, mammografi, colon in loop, EKG, ECHO, Electro Enchelophalo Grafi.
3. Rutinitas Praoperasi: a. Persiapan kulit dan pencukuran Persiapan kulit sangat penting dilakukan untuk mengurangi resiko infeksi luka setelah pembedahan. Menurut Baradero (2009) beberapa rekomendasi persiapan kulit antala lain; (a) daerah yang akan dibedah dan daerah
Universitas Sumatera Utara
sekitarnya harus bersih. Kegiatan membersihkan kulit ini bisa dilakukan dengan mandi dan mencuci kulit di kamar pasien atau mencuci kulit dan segera memberi agens antimikroba di kamar operasi. (b) daerah yang akan dibedah harus dikaji sebelum kulit disiapkan. Trauma kulit pada area pembedahan memungkinkan mikroorganisme berkembang di tempat tersebut. Apabila perlu mencukur rambut, gunakan kliper elektrik atau krim depilatori daripada pencukur pisau. Pencukuran rambut dilakukan karena rambut yang tidak dicukur dapat menjadi tempat bersembunyi kuman dan juga menghambat proses penyembuhan dan perawatan luka. b. Status puasa Lambung dan kolon harus dibersihkan terlebih dahulu. Intervensi keperawatan yang dapat diberikan diantaranya pasien dipuasakan dan dapat juga dengan pemberian enema. Enema biasanya diberikan untuk pembedahan pada gastrointestinal, pelvis, perineal, atau perianal. Tujuan dari pengosongan lambung dan kolon adalah untuk menghindari aspirasi (masuknya cairan lambung ke paru-paru) dan menghindari kontaminasi feses di area pembedahan sehingga menghindarkan terjadinya infeksi pasca pembedahan dan dapat juga memberi visualisasi yang baik untuk dokter bedah. c. Latihan batuk efektif Teknik batuk efektif dapat dilatih dengan cara: Pasien condong ke depan dari posisi semifowler, sarankan untuk menjalin jari-jari tangan dan diletakkan melintang di atas incisi sebagai bebat ketika batuk. Kemudian
Universitas Sumatera Utara
pasien napas dalam seperti cara napas dalam (3-5 kali), segera lakukan batuk spontan, pastikan rongga pernapasan terbuka dan tidak hanya batuk denagn mengandalkan kekuatan tenggorokan saja karena bisa terjadi luka pada tenggorokan. Hal ini dapat menimbulkan ketidaknyamanan, namun tidak berbahaya terhadap incisi. Teknik ini dapat dilakukan sesuai kebutuhan. Jika selama batuk daerah operasi terasa nyeri, pasien bisa menambahkan dengan menggunakan bantal kecil atau gulungan handuk yang lembut untuk menahan daerah operasi denagn hati-hati sehingga dapat mengurangi guncangan tubuh saat batuk. d. Latihan napas dalam Latihan napas dalam dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: Pasien tidur dengan posisi duduk atau setengah duduk (semifowler) dengan lutut ditekuk dan perut tidak boleh tegang. Meletakkan tangan di atas perut, menghirup udara sebanyak-banyaknya dengan menggunakan hidung dalam kondisi mulut tertutup rapat, kemudian menahan napas beberapa saat (3-5 detik), secara perlahan-lahan, udara dikelurkan sedikit demi sedikit melalui mulut. e. Latihan gerak sendi Latihan gerak sendi merupakan hal yang sangat penting bagi pasien sehingga setelah operasi, pasien dapat segera melakukan berbagai pergerakan yang diperlukan untuk mempercepat proses penyembuhan. Pergerakan setelah operasi akan mempercepat rangsang peristaltik usus, menghindari penumpukan lendir pada saluran pernapasan dan terhindar
Universitas Sumatera Utara
dari kontraktur sendi dan terjadinya dekubitus. Selain itu akan memperlancar sirkulasi untuk mencegah stasis vena dan menunjang fungsi pernapasan optimal. Intervensi ditujukan pada perubahan posisi tubuh dan juga Range Of Motion (ROM). Latihan perpindahan posisi dan ROM ini pada awalnya dilakukan secara pasif namun kemudian seiring dengan bertambahnya kekuatan tonus otot maka pasien diminta melakukan secara mandiri. 4. Premedikasi praoperasi Sebelum premedikasi diberikan, perawat harus memeriksa kembali apakah formulir informed consent telah diisi dan ditandatangani. Tujuan dari premedikasi adalah mengurangi rasa cemas dan memberikan sedatif atau hipnotik, mengurangi sekresi saliva dan sekresi gaster, mengurangi nyeri dan rasa tidak nyaman (narkotik). Obat-obat premedikasi yang diberikan biasanya adalah
agens
lorazepam/ativan), kolinergik
anti
ansietas
narkotik
(diazepam/valium,
(morfin/fentanyl,
midazolan/versed,
meperidine/demerol),
(atropin, glikopirolat/robinul). Antibiotik profilaksis
anti
biasanya
diberikan sebelum pasien dioperasi. Antibiotik profilaksis yang diberikan dengan tujuan untuk mencegah terjadinya infeksi selama tindakan operasi, antibiotika profilaksis biasanya diberikan 1-2 jam sebelum operasi dimulai dan dilanjutkan pasca operasi 2-3 kali. Antibiotik yang dapat diberikan adalah ceftriakson 1 gram dan lain-lain sesuai indikasi pasien (Robby, 2009). Premedikasi dapat diberikan ”on call to the O.R” (kamar operasi memberi tahu untuk diberikan premedikasi) atau dapat juga diberikan di kamar operasi sebelum induksi anastesi. Premedikasi
Universitas Sumatera Utara
dapat juga tidak diberikan sesuai keinginan ahli anastesi. Setelah premedikasi diberikan, pasien tidak boleh lagi turun dari tempat tidur.
Perjalanan operasi secara sederhana: a. Pemindahan ke ruang tunggu di kamar operasi b. Penggunaan pakaian operasi c. Pemindahan ke ruang operasi d. Pengaturan posisi pasien e. Kolaborasi dokter, dokter anastesi dan perawat. Misalnya lingkup aktivitas perawat dapat meliputi: memasang infus (IV), memberikan medikasi intravena, malakukan pemantauan fisiologis menyeluruh sepanjang prosedur pembedahandan menjaga keselamatan pasien. f. Pemindahan pasien ke ruang pemulihan Adanya slang intravena, kateter foley, luka insisi dan drain. g. Perawatan pemulihan Fokus perawatan termasuk pengkajian agens dari agens anestesia dan memantau fungsi vital serta mencegah komplikasi. Aktivitas keperawatan kemudian berfokus pada peningkatan penyembuhan pasien dan melakukan penyuluhan, perawatan tindak lanjut dan rujukan yang penting untuk penyembuhan yang berhasil dan rehabilitasi diikuti dengan pemulangan.
Universitas Sumatera Utara
Pentingnya kesiapan dan ketenangan pasien praoperasi; Pembedahan mengakibatkan rasa cemas karena dikaitkan dengan takut akan sesuatu yang belum diketahui, nyeri, perubahan citra tubuh, perubahan fungsi tubuh, kehilangan kendali dan kematian. Ketakutan dan kecemasan yang dialami pasien dapat mengakibatkan perubahan sistem fisiologis tubuh yang dapat mengkibatkan pembedahan ditunda atau gagal. Pasien yang akan menjalani pembedahan harus dapat mempertahankan kenyamanan dan siap untuk menjalani operasi karena sangat mempengaruhi proses pembedahan. a. Melibatkan keluarga b. Adanya kehadiran orang terdekat c. Dukungan spiritual (menyarankan klien untuk berdoa).
Universitas Sumatera Utara
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan, 2010
Pengertian: Memberikan informasi atau pemenuhan kebutuhan pasien tentang persiapan operasi, waktu operasi, juga hal-hal yang akan dialami oleh pasien selama operasi sehingga pasien dapat Manfaat pendidikan kesehatan praoperasi: a. Memenuhi kebutuhan individu tentang pengetahuan praoperasi b. Meningkatkan keamanan pasien c. Meningkatkan kenyamanan psikologis dan fisiologis d. Meningkatkan keikutsertaan pasien dan keluarga dalam perawatannya Persiapan operasi (praoperasi) e. Meningkatkan kepatuhan terhadap instruksi yang telah 1. dijelaskan. Informed consent: surat persetujuan tindakan operasi, ditandatangani setelah dokter menjelaskan lengkap prosedur operasi. 2. Skrining praoperasi: Riwayat kesehatan seperti usia, alergi, obat yang digunakan, pengalaman pembedahan dan latar belakang budaya Pengkajian fisik yaitu pemeriksaan tubuh termasuk tanda-tanda vital Pemeriksaan laboratorium berupa pemeriksaan darah Pemeriksaan radiologi dan diagnostik seperti: foto thoraks, abdomen, USG, CT scan, MRI 3. Rutinitas Preoperasi: • Persiapan kulit dan pencukuran • Status puasa • Latihan batuk efektif • Latihan napas dalam • Latihn gerak sendi 4. Premedikasi preoperasi, yaitu pemberian obat yang bertujuan mengurangi rasa cemas, mengurangi pengeluaran cairan lambung, mengurangi nyeri dan rasa tidak nyaman Universitas Sumatera Utara
Perjalanan Operasi secara Umum:
Ruang Perawatan
Pemindahan ke ruang tunggu di kamar operasi
Penggunaan pakaian operasi
Pemindahan ke ruang operasi
Pengaturan posisi pasien
Kolaborasi dokter, dokter anastesi dan perawat: Misalnya lingkup aktivitas perawat dapat meliputi: memasang infus (IV), memberikan medikasi intravena, malakukan pemantauan menyeluruh sepanjang prosedur pembedahandan menjaga keselamatan pasien.
Pemindahan pasien ke ruang pemulihan Perawatan pemulihan Pentingnya kesiapan dan ketenangan pasien praoperasi; Pembedahan sering mengakibatkan rasa cemas, ketakutan dan kecemasan yang dialami pasien dapat mengakibatkan perubahan sistem fisiologis tubuh yang dapat mengkibatkan pembedahan ditunda atau gagal. Pasien yang akan menjalani pembedahan harus dapat mempertahankan kenyamanan dan siap untuk menjalani operasi karena sangat mempengaruhi proses pembedahan.
Universitas Sumatera Utara
Uji Realibilitas Instrumen pengukuran1 Case Processing Summary Cases Valid N pengukuran1
Missing
Percent 20
N
Total
Percent
100.0%
0
N
.0%
Percent 20
100.0%
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic pengukuran1
.237
df
Shapiro-Wilk
Sig. 20
.004
Statistic .835
Df
Sig. 20
.003
a. Lilliefors Significance Correction
Universitas Sumatera Utara
pengukuran2 Case Processing Summary Cases Valid N pengukuran2
Missing
Percent 20
N
100.0%
Total
Percent 0
N
.0%
Percent 20
100.0%
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic pengukuran2
.277
Df
Sig. 20
.000
Shapiro-Wilk Statistic .816
df
Sig. 20
.002
a. Lilliefors Significance Correction
Universitas Sumatera Utara
pengukuran3 Case Processing Summary Cases Valid N pengukuran3
Missing
Percent 20
N
100.0%
Total
Percent 0
N
.0%
Percent 20
100.0%
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic pengukuran3
.275
Df
Sig. 20
.000
Shapiro-Wilk Statistic .836
df
Sig. 20
.003
a. Lilliefors Significance Correction
Universitas Sumatera Utara
NONPAR CORR /VARIABLES=pengukuran2 pengukuran3 /PRINT=SPEARMAN TWOTAIL NOSIG /MISSING=PAIRWISE. Nonparametric Correlations [DataSet0] Correlations pengukuran1 Spearman's rho
pengukuran1
Correlation Coefficient
1.000
.942**
.
.000
20
20
.942**
1.000
.000
.
20
20
Sig. (2-tailed) N pengukuran2
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
pengukuran2
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations pengukuran2 Spearman's rho
pengukuran2
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
pengukuran3
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
pengukuran3
1.000
.976**
.
.000
20
20
.976**
1.000
.000
.
20
20
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Universitas Sumatera Utara
Correlations pengukuran1 pengukuran3 Spearman's rho pengukuran1 Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N pengukuran3 Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
1.000
.976**
.
.000
20
20
.976**
1.000
.000
.
20
20
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Universitas Sumatera Utara
Uji Hipotesa T-Test [DataSet1] F:\Tekanan Darah.spv.sav
Paired Samples Statistics Mean Pair 1
tekanan darah responden
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
102.08
60
28.289
3.652
97.50
60
23.837
3.077
pretest tekanan darah responden posttest
Paired Samples Correlations N Pair 1
tekanan darah responden pretest
Correlation 60
Sig.
.927
.000
& tekanan darah responden posttest
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval
Mean Pair 1 tekanan darah
4.583
Std.
Std. Error
Deviation
Mean
10.904
1.408
of the Difference Lower 1.767
Upper 7.400
Sig. (2t 3.256
df
tailed) 59
responden pretest tekanan darah responden posttest
Universitas Sumatera Utara
.002
T-Test [DataSet1] F:\nadi.sav
Paired Samples Statistics Mean Pair 1
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
denyut nadi responden pratest
79.63
30
9.042
1.651
denyut nadi responden postest
76.80
30
9.459
1.727
Paired Samples Correlations N Pair 1
denyut nadi responden pratest
Correlation 30
Sig.
.901
.000
& denyut nadi responden posttest
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval
Mean Pair 1 denyut nadi
2.833
Std.
Std. Error
Deviation
Mean
4.128
.754
of the Difference Lower 1.292
Upper 4.375
Sig. (2t 3.759
df
tailed) 29
responden pratest denyut nadi responden postest
Universitas Sumatera Utara
.001
T-Test [DataSet1] F:\pernapasan.sav
Paired Samples Statistics Mean Pair 1
pernapasan responden
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
18.93
30
3.005
.549
17.80
30
2.235
.408
pretest pernapasan responden posttest
Paired Samples Correlations N Pair 1
pernapasan responden pretest &
Correlation 30
Sig.
.866
.000
pernapasan responden postest
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval
Mean Pair 1 pernapasan
1.133
Std.
Std. Error
Deviation
Mean
1.548
.283
of the Difference Lower .555
Upper 1.711
Sig. (2t 4.011
df
tailed) 29
responden pretest pernapasan responden postest
Universitas Sumatera Utara
.000
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Herma Lumban Gaol
Tempat tanggal lahir
: Sidikalang, 11 Agustus 1988
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Kristen
Alamat
: Jl. Perluasan No. 2A Sidikalang Dairi.
Pendidikan
: 1.
SD Negeri 030378 Sidikalang Tahun 1994 - 2000
2.
SMP Swasta St. Paulus Sidikalang 2000 - 2003
3.
SMA Negeri 1 Sidikalang 2003 - 2006
4.
D III Keperawatan RSU Herna Medan Tahun 2006 - 2009
5.
S1 Fakultas Keperawatan USU Tahun 2009
Universitas Sumatera Utara