LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul “Hubungan Hasil Belajar Fiqh teradap Konsistensi Pelaksanaan Shalat Lima Waktu Siswa MTs Al-Ahliyah Cikampek”, telah diujikan disidang munaqasah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 2 september 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (Spd.I) pada Jurusan Pendidikan Agama Islam. Jakarta, 6 September 2010 Panitia Sidang Munaqasah Ketua Panitia/Jurusan Bahrissalim, M.Ag
Tanggal
Tanda Tangan
……………….
……………….
NIP: 196803071998031002 Sekretaris Jurusan Drs. Sapiudin Shidiq, MA
……………….
……………….
NIP: 19670328 2000031 001 Penguji I Dr. H. Ahmad Syafi’I Noor
……………….
……………….
NIP: 19470902 1967121 001 Penguji II Dr. Akhmad Sodiq, MA
……………….
NIP: 19710709 1998031 001 Dekan
Prof. Dr. Dede Rosyada NIP: 19571005 198703 1003
……………….
ABSTRAK
Siti Jaenab: “Hubungan Hasil Belajar Fiqh terhadap Konsistensi Pelaksanaan Shalat Lima Waktu Siswa MTs Al-Ahliyah Cikampek”
Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah kegiatan belajar mengajar dalam mata pelajaran Fiqh yang berkaitan dengan konsistensi pelaksanaan shalat lima waktu sudah dilaksanakan sesuai dengan ruang lingkup pembelajaran Fiqh. Akan tetapi keberhasilan pembelajaran Fiqh masih kurang optimal, sehingga belum bisa memberikan hubungan yang kuat terhadap konsistensi pelaksanaan shalat siswa kelas VII pada mata pelajaran Fiqih di MTs Al-Ahliyah Cikampek. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data tentang hubungan hasil pembelajaran Fiqh terhadap konsistensi pelaksanaan shalat lima waktu. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka prosedur yang ditempuh meliputi: persiapan penelitian, dengan cara membuat instrument penelitian, pelaksanaan penelitian menggunakan metode korelasi, sedangkan teknik penelitian yang penulis gunakan yaitu: teknik observasi, wawancara, penyebaran angket dan dokumentasi. Teknik penyebaran angket dan dokumentasi penulis lakukan kepada 30 orang siswa dengan mengambil sampel sebanyak 15% dari keseluruhan populasi yang ada yaitu sebanyak 193 orang siswa kelas VII MTs Al-Ahliyah Cikampek. Hasil perhitungan antara hasil belajar Fiqh dan konsistensi pelaksanaan shalat lima waktu telah menghasilkan korelasi yang positif. Hal ini dapat diketahui dari perhitungan korelasi product moment yang menyatakan bahwa hasil belajar Fiqh telah memberikan pengaruh terhadap konsistensi pelaksanaan shalat lima waktu siswa yaitu sebesar 48,44 % dan sebesar 41,56 % konsistensi pelaksanaan shalat lima waktu siswa dipengaruhi oleh faktor lain. Ini berarti hasil belajar Fiqh belum bisa memberikan pengaruh yang cukup kuat terhadap konsistensi pelaksanaan shalat lima waktu siswa.
ABSTRAK
Siti Jaenab: “Hubungan Hasil Belajar Fiqh terhadap Konsistensi Pelaksanaan Shalat Lima Waktu Siswa MTs Al-Ahliyah Cikampek”
Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah kegiatan belajar mengajar dalam mata pelajaran Fiqh yang berkaitan dengan konsistensi pelaksanaan shalat lima waktu sudah dilaksanakan sesuai dengan ruang lingkup pembelajaran Fiqh. Akan tetapi keberhasilan pembelajaran Fiqh masih kurang optimal, sehingga belum bisa memberikan hubungan yang kuat terhadap konsistensi pelaksanaan shalat siswa kelas VII pada mata pelajaran Fiqih di MTs Al-Ahliyah Cikampek. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data tentang hubungan hasil pembelajaran Fiqh terhadap konsistensi pelaksanaan shalat lima waktu. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka prosedur yang ditempuh meliputi: persiapan penelitian, dengan cara membuat instrument penelitian, pelaksanaan penelitian menggunakan metode korelasi, sedangkan teknik penelitian yang penulis gunakan yaitu: teknik observasi, wawancara, penyebaran angket dan dokumentasi. Teknik penyebaran angket dan dokumentasi penulis lakukan kepada 30 orang siswa dengan mengambil sampel sebanyak 15% dari keseluruhan populasi yang ada yaitu sebanyak 193 orang siswa kelas VII MTs Al-Ahliyah Cikampek. Hasil perhitungan antara hasil belajar Fiqh dan konsistensi pelaksanaan shalat lima waktu telah menghasilkan korelasi yang positif. Hal ini dapat diketahui dari perhitungan korelasi product moment yang menyatakan bahwa hasil belajar Fiqh telah memberikan pengaruh terhadap konsistensi pelaksanaan shalat lima waktu siswa yaitu sebesar 48,44 % dan sebesar 41,56 % konsistensi pelaksanaan shalat lima waktu siswa dipengaruhi oleh faktor lain. Ini berarti hasil belajar Fiqh belum bisa memberikan pengaruh yang cukup kuat terhadap konsistensi pelaksanaan shalat lima waktu siswa.
i
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim
Puji dan syukur tiada terhingga penulis sampaikan kehadirat Ilahi Rabbi Allah SWT., yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam tak lupa penulis sampaikan kepada baginda Nabi Muhammad saw., keluarganya, sahabatnya, dan seluruh pengikutnya yang telah mengenalkan Islam kepada seluruh umat manusia. Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penyelesaian skripsi ini tidak sedikit mengalami kesulitan, hambatan, dan gangguan baik yang berasal dari penulis sendiri maupun dari luar. Namun berkat bantuan, motivasi, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu dengan penuh ketulusan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 2. Bahrissalim, M.Ag Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 3. Drs. Sapiuddin Sidiq, M.Ag, Sekertaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 4. Dr. Hj. Sitti Salmiah, MA. Dosen Pembimbing Skripsi yang telah bersedia dengan tulus memberikan bimbingan, petunjuk dan saran kepada peneliti selama menyelesaikan skripsi ini. 5. Semua Staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
ii
6. A.Hidayaturrahman, S.Pd.I, sebagai Kepala MTs sekaligus guru bidang studi Fiqh Al-Ahliyah Cikampek, beserta staf yang telah membantu proses penelitian serta memberikan data-data yang diperlukan peneliti. 7. Bapak-bapak dan Ibu-ibu dosen serta seluruh staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah dengan sabar dan tekun, rela mentransfer ilmunya kepada penulis selama penulis menempuh studi di UIN Jakarta ini. 8. Abah dan Ema, terima kasih atas do’anya. 9. Teh idah yang dengan penuh kasih sayang selalu mendidik, memberikan bantuan moril dan materil, Razan keponakan yang selalu menjadi semangat, A Uus yang selalu meminjamkan laptopnya untuk mengetik, K’Jen, Teh Iis, Teh Aas serta kakak-kakak tercinta yang selalu mendo’akan penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di UIN. 10. Untuk teman-teman tercinta, Evi, Iyan, Umi yang selalu mengobarkan api semangat dalam keputusasaan penulis dan semua teman-teman (khususnya kelas B PAI Ekstensi 2006) yang telah memberikan bantuan baik langsung maupun tidak langsung dengan penuh toleransi ikut serta memberikan sumbangan yang amat berharga dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu. Bagi mereka semua, tiada untaian kata dan ungkapan hati selain ucapan terima kasih penulis, semoga Allah SWT., membalas semua amal baik mereka, dan akhirnya peneliti berharap skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi peneliti dan umumnya kepada pembaca.
Jakarta, 15 Juni 2010
Penulis
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ABSTRAK ............................................................................................................... i KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii DAFTAR ISI .............................................................................................................iv DAFTAR TABEL ...................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah........................................................................... 1 B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah .................................. 4 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................... 6
BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Hasil Belajar Fiqh ....................................................................... 7 1. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar ................................................. 7 2. Pengertian Mata Pelajaran Fiqh ......................................................... 11 3. Tujuan dan Fungsi Mata Pelajaran Fiqh ............................................ 12 4. Ruang Lingkup Materi Fiqh ............................................................... 13
B. Shalat Lima Waktu................................................................................... 13 1. Pengertian Shalat................................................................................ 13 2. Kedudukan Shalat Lima Waktu ......................................................... 15 3. Hikmah Pelaksanaan Shalat Lima Waktu .......................................... 17
C. Pelaksanaan Pembelajaran Fiqh di MTs Al-Ahliyah Cikampek ............. 18 1. Pembelajaran dan Kurikulum............................................................. 18
iv
2. Metode Pengajaran ............................................................................. 19 3. Sistem Evaluasi .................................................................................. 20 D. Kerangka Berfikir .................................................................................... 21 E. Hipotesis................................................................................................... 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................. 23 B. Variabel Penelitian .................................................................................. 23 C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ............................... 24 D. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 25 E. Teknik Analisis Data ................................................................................ 27
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum MTs Al-Ahliyah Cikampek ........................................ 31 1. Sejarah Berdirinya ............................................................................. 31 2. Kepengurusan Sekolah ....................................................................... 33 3. Sarana dan Prasarana.......................................................................... 35 4. Keadaan guru dan Siswa .................................................................... 35 5. Visi, Misi dan Tujuan......................................................................... 38 B. Deskripsi Data .......................................................................................... 38 C. Analisis dan Interprestasi Data................................................................. 39
BAB V PENUTUP 1. Kesimpulan ....................................................................................................56 2. Saran-saran .....................................................................................................57
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
1. Populasi dan Sampel ...................................................................................... 24 2. Kisi-kisi angket Ibadah shalat siswa .............................................................. 26 3. Skor item alternatif jawaban responden ......................................................... 27 4. Klasifikasi skor angket ibadah ....................................................................... 28 5. Sarana dan prasarana MTs Al-Ahliyah .......................................................... 35 6. Daftar dewan guru dan karyawan MTs Al-Ahliyah Cikampek ..................... 35 7. Keadaan siswa MTs Al-Ahliyah Cikampek Tahun Pelajaran 2009-2010 ..... 36 8. Siswa merasa berdosa jika meninggalkan shalat lima waktu......................... 40 9. Siswa shalat berjamaah .................................................................................. 40 10. Siswa shalat tepat awal waktu ........................................................................ 41 11. Siswa pernah shalat pada saat bepergian ....................................................... 41 12. Siswa pernah mengulur-ulur waktu dalam melaksanakan shalat ................... 42 13. Siswa pernah shalat pada saat waktu shalat subuh sudah habis ..................... 42 14. Sepulang sekolah siswa langsung melaksanakan ibadah shalat..................... 43 15. Siswa merasa tenang jika shalat di awal waktu ............................................. 43 16. Siswa tetap melaksanakan shalat dalam keadaan sakit .................................. 44 17. Siswa pernah meninggalkan shalat ................................................................ 44 18. Siswa tetap melaksanakan shalat ketika sedang sibuk .................................. 45 19. Siswa tetap mengqhodo shalat ketika saya lupa ............................................ 45 20. Siswa bersemangat apabila guru menjelaskan pelajaran ............................... 46 21. Siswa membaca buku yang berhubungan dengan shalat ............................... 46 22. Siswa mengerjakan shalat lima waktu atas kemauan sendiri ......................... 47 23. Siswa pernah mengerjakan shalat karena orang lain...................................... 47 24. Siswa mengerjakan shalat karena dimarahi orang tua ................................... 48 25. Siswa melaksanakan shalat karena perintah guru .......................................... 48 26. Analisis item skor ibadah shalat ..................................................................... 49 27. Klasifikasi rata-rata jawaban ibadah .............................................................. 50
vi
28. Daftar hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih Semester 1 .................. 50 29. Analisis korelasi variabel X dan variabel Y................................................... 52
vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anakanak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohani kearah kedewasaan. Dalam artian, pendidikan adalah sebuah proses transfer nilai-nilai dari orang dewasa (guru atau orang tua) kepada anak-anak agar menjadi dewasa dalam segala hal. Keberhasilan pendidikan sekolah ditentukan oleh keberhasilan pelaksanaan kegiatan beajar-mengajar, yakni keterpaduan antara kegiatan guru dengan kegiatan siswa. Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru, maka guru harus memiliki dan menguasai perencanaan kegiatan belajar-mengajar, melaksanakan kegiatan yang direncanakan dan melakukan penilaian terhadap hasil dari proses belajar mengajar.1 Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Bab II, Pasal III disebutkan bahwa Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila “…bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, 1
Zakiyah Drajat, Pendidikkan Islam dalam keluarga dan Sekolah, (Jakarta: CV. Ruhama, 1994), Cet. ke-1, h.99
1
2
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. 2 Dari tujuan pendidikan nasional yang telah disebutkan di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan yang ingin dicapai dari pendidikan diantaranya adalah beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tujuan tersebut tentunya tidak akan terwujud apabila hasil belajar siswa tidak sesuai dengan apa yang diinginkan. Karena itu hasil belajar sangat penting artinya harus dicapai oleh siswa setelah mengalami proses belajar. Karena hasil belajar tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dan ajaran agama Islam. Pembelajaran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, merupakan kata benda yang berarti proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. 3 Fiqih menurut bahasa, adalah paham, sedangkan menurut istilah, fiqih pada mulanya berarti pengetahuan keagamaan yang mencakup seluruh ajaran agama, baik berupa akidah, akhlak, maupun amaliah (ibadah), yakni sama dengan arti Syariah Islamiyah, yaitu pengetahuan tentang hokum syariah Islamiyah yang berkaitan dengan perbuatan manusia yang telah dewasa dan berakal sehat yang diambil dari dalil-dalil yang terinci.4 Jadi, hasil pembelajaran fiqih adalah hasil belajar yang telah dicapai siswa setelah mengalami proses belajar fiqih yang terlebih dahulu mengadakan evaluasi berupa angka atau nilai. Shalat menurut bahasa Arab ialah ”do’a”, tetapi yang dimaksud di sini ialah ”ibadah yang tesusundari beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir, disudahi dengan salam, dan memenuhi beberapa syarat yang ditentukan”.
2
UURI No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. (Jakarta: Cemerlang. 2003). h. 7 3 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2003), h. 17 4 Rachmat Syafei, Fiqih Muamalah, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2006), Cet. ke-3, h. 13-14
3
Firman Allah Swt.: …
☺
⌧ …
”Dan dirikanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan)keji dan munkar.” (Al-Ankabut:45). 5 Tugas seorang guru tidak hanya mengajar tapi harus bisa menjadi tauladan yang baik untuk anak didiknya. Dari pembelajaran fiqih yang diantaranya mengajarkan tentang shalat, tentunya diharapkan dari hasil pembelajaran
fiqih
di
sekolah
siswa
memahami,
menghayati,
dan
mengamalkan ibadah shalat dalam kehidupan sehari-hari. Jika hasil belajar siswa itu tinggi maka, hal itu akan menjadi kekuatan bagi dirinya untuk melaksanakan usahanya yaitu shalat, dan dengan adanya hasil belajar tersebut bisa menjadi landasan bagi siswa untuk tekun melaksanakan shalat. Hasil belajar/nilai yang tinggi akan meningkatkan minat, kemauan, dan semangat yang tinggi untuk melaksanakan shalat karena antara hasil belajar yang tinggi dan semangat untuk melaksanakan shalat ada kaitan yang erat. Jadi, dapat penulis simpulkan bahwa hasil belajar sangat berperan dalam pelaksanaan shalat siswa, siswa yang memiliki nilai tinggi pada mata pelajaran fiqh, dalam melaksanakan shalat pun pasti akan tekun dan tepat waktu, maka dari itu kualitas hasil belajar dapat diwujudkan sehingga hasilnya/penerapannya dapat tercapai. Dan dengan demikian tujuan bidang studi fiqh akan tercapai dengan baik.
5
h. 53
Sulaiman Rasyid , Fiqh Islam, (Bandung: PT.Sinar Baru Algensindo, 1994), Cet. Ke-27,
4
Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa terdorong untuk mengkaji dan meneliti lebih lanjut “Hubungan Hasil Belajar Fiqih terhadap Konsistensi Pelaksanaan Shalat Lima Waktu Siswa MTs Al-Ahliyah Cikampek” B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian di atas, peneliti dapat mengidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut: a. Masalah yang berkaitan dengan hasil belajar fiqh siswa dalam proses pembelajaran b. Masalah yang berkaitan dengan konsistensi pelaksanaan shalat lima waktu siswa di MTs Al-Ahliyah Cikampek c. Masalah yang berkaitan dengan Hasil pembelajaran fiqh terhadap konsistensi pelaksanaan shalat lima waktu siswa di MTs Al-Ahliyah Cikampek 2. Pembatasan Masalah Agar masalah dalam penelitian ini tidak menyimpang dari apa yang diteliti, maka peneliti membatasi penelitian ini pada masalah: 1. Hasil belajar fiqh siswa di MTs. Al-ahliyah Cikampek 2. Gambaran pelaksanaan shalat lima waktu siswa di MTs. Al-Ahliyah Cikampek 3. Perumusan Masalah Berdasarkan permasalahan di atas, maka rumusan masalah yang diteliti sebagai berikut:
5
a. Bagaimana hasil belajar fiqh siswa terhadap konsistensi pelaksanaan shalat lima waktu siswa di MTs. Al-ahliyah Cikampek? b. Bagaimana gambaran pelaksanaan shalat lima waktu siswa di MTs. Al-Ahliyah Cikampek? c. Apakah terdapat hubungan positif antara hasil belajar fiqh siswa dengan konsistensi pelaksanaan shalat lima waktu siswa di MTs. AlAhliyah Cikampek?
4. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam mata pelajaran fiqh b. Untuk mengetahui tingkat pelaksanaan shalat lima waktu siswa MTs Al-Ahliyah, Cikampek c. Untuk mengetahui hubungan hasil belajar fiqh terhadap konsistensi pelaksanaan shalat lima waktu siswa MTs Al-Ahliyah, Cikampek
5. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Mendapatkan pemahaman tentang shalat b. Dapat mengetahui hubungan hasil belajar fiqh terhadap konsistensi pelaksanaan shalat lima waktu siswa di MTs Al-Ahliyah, Cikampek c. Dapat mengetahui bahwa keberhasilan melaksanaan shalat yang konsisten itu tidak hanya berhubungan dengan nilai yang tinggi tetapi ada hubungannya juga dengan minat dan motivasi
6
d. Untuk lembaga (instansi) sebagai acuan dalam meningkatkan pendidikan saat ini dan yang akan datang
BAB II KAJIAN TEORI
A. Hakikat Hasil Belajar Fiqh 1. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar Menurut Slameto, dalam bukunya Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, bahwa belajar ialah ”suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya” 1 Muhibbin Syah menambahkan dalam bukunya Psikologi Belajar, bahwa belajar adalah “perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman”. 2 Begitu juga menurut James O. Whaitaker yang dikutip oleh Wasty Soemanto, dalam bukunya Psikologi Pendidikan,
1
Slameto, Belajar dan Faktor‐ faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003). Cet ke-4, h. 2 2 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2003), h.68
7
8
memberikan definisi bahwa belajar adalah “proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan dan pengalaman”. 3 Sedangkan menurut Witherington yang dikutip oleh Ngalim Purwanto dalam bukunya Psikologi Pendidikan mengatakan bahwa belajar adalah “suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, dan kepandaian”. 4 Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Belajar merupakan proses dasar dari perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan secara individu baik pengetahuan, keterampilan, sikap dan tingkah lakunya yang dihasilkan dari proses latihan dan pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkunagnnya. Semua aktivitas dan prestasi hidup manusia tidak lain adalah hasil dari belajar. Belajar itu adalah suatu proses, karena itu belajar berlangsung secara aktif dan integrative dengan menggunakan berbagai bentuk perubahan untuk mencapai suatu tujuan. Ada banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar. Faktor-faktor itu menurut Slameto terbagi menjadi dua yaitu: faktor internal dan faktor eksternal. 1. Faktor internal dibagi menjadi tiga faktor yaitu: a. Faktor jasmani, yang meliputi cacat tubuh b. Faktor psikologi, meliputi intelegensi, minat, bakat, motivasi dan kesiapan. c. Faktor kelelahan, yang meliputi kelelahan jasmani dan kelelahan rohani 3
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan; Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 1990), Cet. Ke-3, h. 98-99 4 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1990), Cet ke-5, h. 84
9
2. Faktor eksternal dibagi menjadi tiga faktor yaitu: a. Faktor keluarga, meliputi tingkat pendidikan orang tua, keadaan ekonomi, dan lain-lain b. Faktor sekolah, meliputi keadaan guru, sarana dan prasarana. c. Faktor masyarakat, yang meliputi teman dalam bergaul, media massa, keadaan tempat tinggal dan kegiatan dalam masyarakat. 5 Dalam melakukan kegiatan belajar mengajar, terjadi proses yang melibatkan kegiatan mental. Dalam kegiatan mental, terjadi penyudunan hubungan informasi-informasi yang diterima sehingga timbul suatu pemahaman dan penguasaan yang didapat setelah melalui proses belajar mengajar maka siswa telah memahami suatu perubahan dari yang tidak diketahui menjadi diketahui. Perubahan inilah yang biasa disebut dengan hasil belajar. Hasil adalah perolehan atau sesuatu yang diperoleh dari usaha, pikiran dan sebagainya. Pengertian hasil belajar menurut Nana Sudjana, mendefinisikan sebagai kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar. Menurut Benyamin Bloom, yang dikutip Nana Sudjana, dalam bukunya Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, membagi hasil belajar menjadi tiga ranah yakni ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. a. Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. b. Ranah afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. c. Ranah psikomotor, berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak, yang terdiri dari enam aspek yakni gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perceptual, 5
Slameto, Belajar dan Faktor‐ faktor..., h. 54
10
keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks dan gerakan eksrpesif dan interpretatif. 6 Hasil belajar pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotor. Belajar dikatakan berhasil bila terjadi perubahan pengetahuan dalam diri siswa, tingkah lakunya lebih baik dan juga ia lebih terampil dari sebelumnya. Hasil belajar dapat diketahui dari proses penilaian yaitu kegiatan membandingkan hasil pengukuran skor dengan acuan yang relevan sedemikian rupa sehingga diperoleh suatu kualitas kuantitatif. Ada beberapa jenis penilaian dilihat dari fungsinya, yaitu: a). Penilaian formatif, adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir program belajar mengajar, tujuannya adalah untuk melihat proses belajar mengajar sehingga guru dapat memperbaiki program pengajaran dan strategi pelaksanaannya. b). Penilaian Sumatif, adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir semester dan akhir tahun. Tujuannya adalah untuk mlihat hasil yang dicapai siswa. c). Penilaian Diagnosa adalah penilaian yang bertujuan untuk melihat kelemahan-kelemahan siswa serta faktor penyebabnya. d). Penilaian selektif adalah penilaian untuk mengetahui keterampilan siswa dalam menghadapi program belajar baru dan kecocokan program belajar dengan kemampuan siswa. 7 Alat penilaian hasil belajar adalah berupa tes. Tes adalah cara yang dapat dipergunakan atau prosedur yang ditempuh dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas, baik berupa pertanyaan yang harus dijawab atau perintah-perintah yang harus dikerjakan sehingga atas dasar data yang
6
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2001). Cet ke-7, h. 22-23 7 Nana Sudjana, Penilaian Hasil ..., Cet. ke-7, h. 22
11
diperoleh dari hasil pengukuran tersebut dapat dihasilkan nilai yang melambangkan prestasi siswa. 8 Tes sebagai alat pengukur dan penilaian hasil belajar memiliki manfaat antara lain sebagai diagnosis dan remedial untuk mengukur kekuatan
dan
kelemahan
seseorang
dalam
rangka
memperbaiki
penguasaan atau kemampuan dalam suatu program pendidikan. Jadi agar memperoleh gambaran daya serap siswa dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan keberhasilan belajar siswa, serta tingkat penguasaan pengetahuan tertentu perlu dengan alat penilaian. 2. Pengertian Mata Pelajaran Fiqh Sebelum membahas mengenai mata pelajaran fiqh, sebaiknya diketahui pengertian fiqh secara istilah syara’ yaitu ilmu tentang hukum syara’ tentang perbuatan manusia (amaliah) yang diperoleh melalui dalildalilnya yang terperinci. 9 Mata Pelajaran Fiqh dalam kurikulum Madrasah Tsanawiyah adalah salah satu bagian mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengamalkan hukum Islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya (way of live) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman dan pembiasaan. Mata Pelajaran Fiqh Madrasah Tsanawiyah ini meliputi: Fiqh Ibadah, Fiqh Muamalah, Fiqh Jinayah, dan fiqh Siyasah yang menggambarkan bahwa ruang lingkup fiqh mencakup perwujudan, keserasian , keselarasan, dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah Swt. dengan diri sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya, maupun lingkungannya. 10
8
h. 67
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakara: RajaGrafindo Persada, 2008),
9
Rachmat Syafe’i, Ilmu Ushul al-Fiqh, (Bandung: Pustaka Setia, 1999), Cet. Ke-1, h.19 Depag RI Dirjen Kelembagaan Agama Islam, Kurikulum 2004: Standar Kompetensi Madrasah Tsanawiyah, h.46 10
12
3. Tujuan dan Fungsi Mata Pelajaran Fiqh Fiqh di Madrasah Tsanawiyah bertujuan untuk membekali peserta didik agar dapat: a. Mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam secara terperinci dan menyeluruh, baik berupa dalil naqli dan dalil aqli. Pengetahuan dan pemahaman tersebut diharapkan menjadi pedoman hidup dalam kehidupan pribadi sosial. b. Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar. Pengalaman tersebut diharapkan dapat menumbuhkan ketaatan menjalankan hukum Islam, disiplin dan tanggung jawab social yang tinggi dalam kehidupan pribadi maupun sosialnya. 11 Sedangkan Fiqh di Madrasah Tsanawiyah berfungsi untuk: a. Penanaman nilai-nilai dan kesadaran beribadah peserta didik kepada Allah swt. Sebagai pedoman mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. b. Penanaman kebiasaan melaksanakan hukum Islam dikalangan peserta didik dengan ikhlas dan prilaku yang sesuai dengan peraturan yang berlaku di Madrasah dan masyarakat. c. Pengembangan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah swt. serta akhlak mulia peserta didik seoptimal mungkin, melanjutkan yang telah ditanamkan lebih dahulu dalam lingkungan keluarga. d. Pembentukan kedisiplinan dan rasa taggung jawab sosial di madrasah dan masyarakat. e. Pembangunan mental peserta didik terhadap lingkungan fisik dan sosial melalui ibadah dan muamalah. f. Perbaikan kesalahan-kesalahan dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyainan dan pelaksanaan ibadah dalam kehidupan sehari-hari. g. Pembekalan peserta didik untuk mendalami Fiqh/hukum Islam pada jenjanng pendidikan yang lebih tinggi. 12 11 12
Depag RI Dirjen Kelembagaan Agama Islam..., h.46 Depag RI Dirjen Kelembagaan Agama Islam..., h.47
13
4. Ruang Lingkup Materi Fiqh Ruang lingkup Fiqh di Madrasah Tsanawiyah meliputi keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara: Hubungan manusia dengan Allah SWT, Hubungan manusia dengan sesama manusia, dan Hubungan manusia dengan alam (selain manusia) dan lingkungan. Mata pelajaran Fiqh Madrasah Tsanawiyah ini meliputi: Fiqh Ibadah, Fiqh Muamalah, Fiqh Jinayah, dan Fiqh Siyasah yang menggambarkan bahwa ruang lingkup Fiqh mencakup perwujudan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT dengan diri sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya maupun lingkungannya. 13
B. Shalat Lima Waktu 1. Pengertian Shalat Dalam Kamus Bahasa Indonesia Shalat mengandung arti yang sama dengan sembahyang yaitu: Berdo’a kepada Tuhan. 14 Abdurrahman Al-Jaziri mengatakan bahwa shalat itu adalah “Do’a dengan kebaikan. 15
Sebagaimana firman Allah SWT:
⌦ ☺ Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan[658] dan mensucikan[659] mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman 13
Depag RI Dirjen Kelembagaan Agama Islam…, h.48 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, DEPDIKBUD, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1999), Cet. Ke-10, h. 866 15 Abdurrahman Al-Jaziri, Fiqh Empat Mazhab, (Cairo, Darul Ulum Press, 2002), Cet. Ke-3, h. 9 14
14
jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS.9:103). 16
Adapun pengertian shalat menurut istilah adalah sebagai berikut: Sulaiman Rasyid mengatakan : ”Shalat adalah ibadah yang tersusun dari beberapa perbuatan yang dimulai dengan takbir dan disudahi dengan salam, dan memenuhi beberapa syarat yang ditentukan” 17 Muhammad Bagir Al-Habsyi mengatakan: “Shalat adalah ucapanucapan dan gerakan-gerakan tertentu yang dilakukan dengan niat shalat, dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam. 18 Menurut Sayyid sabik yang dikutip oleh Zurinal dan Aminuddin mengatakan: “Shalat adalah suatu ibadah yang terdiri dari perkataan dan perbuatan tertentu yang dimulai dengan takbir bagi Allah Swt. Dan disudahi dengan memberi salam”. (Sabiq, I, 1973:205). 19 Dari definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa shalat adalah ibadah yang meliputi kata-kata dan perbuatan sesuai dengan syarat tertentu yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam.
16
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: CV.Toha Putra, 1989), h. 298 17 Sulaiman Rasyid, Fiqh Islam..., h. 53 18 Muhammad Bagir Al-Habsyi, Fiqh Praktis, (Bandung: Mizan, 1999), h. 105 19
Zurinal dan Aminuddin, Fiqh Ibadah, (Jakarta: Lembaga Penellitian Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 64
15
2. Kedudukan Shalat Lima Waktu Dalam sehari semalam ada lima kali shalat yang wajib dikerjakan oleh setiap Muslim yang disebut dengan shalat wajib yaitu: Shalat subuh, dzuhur, ashar, maghrib, dan isya. Hukumnya Wajib ‘ain, dimana setiap Muslim wajib mengerjakannya. Adapun shalat bagi umat Islam adalah tiang agama, tonggak keyakinan pokok semua jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Selain itu shalat juga sebagai cara ibadah yang paling indah kepada-Nya, sinar cemerlang untuk menerangi hidup, penenang hati penawar duka, pencegah perbuatan yang keji dan munkar, membedakan diri manusia untuk apa ia diciptakan Allah, untuk membedakan siapa yang muslim dan siapa yang kafir, membentuk manusia supaya beriman dan bertaqwa kepada Allah, menghapus dosa-dosa kecil terhadap Allah SWT. 20 Sebagaimana Firman Allah SWT dalam Surat Huud ayat 114 sebagai berikut:
Dan tetaplah engkau mengerjakan shalat pada pagi hari dan petang dan di sebagian dari malam hari, sesungguhnya perbuatanpernbuatan jelek dan menjadi peringatan bagi orang-orang yang mau memperhatikan. (Q.S. Huud:14)
Hadits Nabi :
20
Mawardi Laba el-Sulthani, Zikir dan Do’a mendirikan shalat yang khusu mencegah manusia dari perbuatan keji dan munkar, (Jakarta: Al-Mawardi Prima. 2002). Cet.11.h. 57
16
اﻟﺼﻼة ﻋﻤﺎد اﻟﺪﻳﻦ ﻓﻤﻦ اﻗﺎ ﻣﻬﺎ ﻓﻘﺪ اﻗﺎ م اﻟﺪﻳﻦ وﻣﻦ ﺗﺮ آﻬﺎ ﻓﻘﺪ هﺪم اﻟﺪﻳﻦ Shalat itu tiang agama, maka siapa yang menegakkan shalat berarti ia menegakkan agama. Dan siapa meninggalkan shalat berarti ia telah meruntuhkan agama. 21 Hadits di atas menjelaskan bahwa shalat itu merupakan tiang agama, kalau shalat didirikan, maka agama akan berdiri karna sudah ada tiangnya, tetapi jika shalat tidak didirikan, maka agama akan runtuh. Karena kedudukan shalat sebagai tiang agama, maka shalat adalah penentu bagi diterima atau tidaknya amalan-amalan manusia yang lain di akhirat nanti. Apabila shalatnya diterima maka amalan-amalan yang lain akan diterima pula, tetapi apabila shalatnya ditolak maka amalan-amalan yang lainpun akan ditolak. Oleh karena itu apabila kita ingin amalan-amalan kita diterima, maka kita harus berusaha dengan daya kemampuan kita untuk membuat shalat kita diterima oleh Allah SWT, yang demikian akan menyebabkan kita memperoleh kemenangan di akhirat nanti. Rasulullah SAW Bersabda:
ادا ﺻﻠﺤﺖ ﺻﻠﺢ ﺳﺎ ﺋﺮ ﻋﻤﻠﻪ وادا,اول ﻣﺎ ﻳﺤﺎ ﺳﺐ ﺑﻪ اﻟﻌﺒﺪ ﻳﻮ م اﻟﻘﻴﺎﻣﺔ اﻟﺼﻼة ﻓﺴﺪت ﻓﺴﺪ ﺳﺎﺋﺮ ﻋﻤﻠﻪ Amalan yang mula-mula dihisab dari seseorang hamba pada hari kiamat ialah shalat. Jika shalatnya baik, baiklah seluruh amalnya. Sebaliknya jika shalatnya jelek, maka jeleklah semua amalnya. 22
Jadi shalat adalah amalan yang sangat penting dan bersifat wajib, karena yang akan pertama kali ditanya diakhirat nanti adalah tentang shalat. Maka dari itu, kedudukan shalat lebih penting dibandingkan dengan 21
Hasbi As-Shiddieqy, Mutiara Hadits, (Jakarta Bulan Bintang, 1980), Jilid VII, h.435 T.M. Hasbi Ash-Shidieqy, Pedoman Shalat, (Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 1997), Cet. ke-11, h. 55 22
17
amalan-amalan yang lain. Dirikanlah shalat, karena shalat akan membawa kebahagiaan dunia dan akhirat. 3. Hikmah Pelaksanaan Shalat Lima Waktu Tidak ada satupun di antara perintah maupun larangan yang Allah bebankan kepada manusia, kecuali akan memberi manfaat. Allah sama sekali tidak berkepentingan atau membutuhkan hasil dari perintahperintah-Nya. Allah Swt. Maha Suci Allah dari tujuan seperti itu. Demikian juga, ketika Allah dan Rasul-Nya memerintahkan manusia untuk shalat. Karena shalat itu memberikan manfaat dan hikmah yang sangat besar bagi orang yang mengerjakannya, baik hikmah yang terkandung dalam pengulangan waktu-waktunya maupun hikmah dalam pelaksanaan shalat itu sendiri. Di antara hikmah melaksanakan shalat adalah sebagai pengobat jiwa yang sakit, susah, bingung, ragu-ragu, kecewa, putus asa, takut, dan cemas. Selain itu, shalat juga mengandung hikmah untuk memperkuat daya juang dan ketabahan serta kesabaran dalam menghadapi berbagai macam problem hidup dan kehidupan. 23 Sementara itu, Abu Ali Hasan Ali An-Nadwi yang dikutip oleh Hasbi Ash-Shidieqy mengatakan bahwa hikmah shalat adalah sebagai
berikut: a. Sebagai santapan yang sehat dan lengkap bagi jiwa b. Sebagai penjagaan terhadap manusia dari lalai mengingat Allah c. Sebagai penyucian hati dan jiwa dari debu-debu materi 24
23
Mawardi Laba el-Sulthani, Zikir dan Do’a mendirikan shalat yang khusu mencegah manusia dari perbuatan keji dan munkar…, h.18-25 24 T.M. Hasbi Ash-Shidieqy, Pedoman Shalat..., h.46
18
Jadi, dapat disimpulkan bahwa, hikmah melaksanakan shalat selain sebagai pengobat jiwa dari rasa sakit, cemas, ragu, gelisah dan sebagainya juga bisa menjadi penjaga bagi manusia supaya tidak lupa dengan penciptanya yaitu Allah SWT dan sebagai penyucian hati dari macammacam masalah duniawi.
C. Pelaksanaan Shalat Lima Waktu di MTs. Al-Ahliyah Cikampek 1. Pembelajaran dan Kurikulum Kurikulum yang digunakan di Madrasah Tsanawiyah Al-Ahliyah yaitu dengan menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan pembelajaran serta tersedianya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di Lingkungan MTs. Al-Ahliyah Bakan Maja Cikampek, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan/Tingkat Sekolah (KTSP) yang sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah/satuan pendidikan yang berpedoman pada standar kelulusan SMP/MTs sebagaimana ditetapkan oleh pemerintah Pusat melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.22 tahun 2006 dan Peraturan Menteri Pendidikan No.23 tahun 2006 Mengenai peningkatan kegiatan ibadah siswa, khususnya shalat lima waktu, siswa dibiasakan untuk membaca ayat-ayat Al-Qur’an dan Asmaul husna setiap kali akan mulai pelajaran dan shalat berjama’ah serta praktek-praktek badah lainnya. Kurikulum pelajaran Fiqh dalam pelaksanaannya ditekankan pada upaya memberikan kemampuan pada anak didik, agar terbiasa beribadah. Hal ini diupayakan dengan melaksanakan praktek, pada materi-materi tertentu seperti shalat dan haji.25 25
Hasil wawancara dengan Guru Fiqh MTs Al-Ahliyah pada tanggal 28 Februari 2010
19
2. Metode Pengajaran Metode adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pembelajaran berakhir. Seorang guru tidak akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila dia tidak menguasai satupun metode mengajar yang telah dirumuskan dan dikemukakan para ahli psikologi dan pendidikan. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru tidak harus terpaku dengan menggunakan satu metode, tetapi guru sebaiknya menggunakan metode yang bervariasi agar jalannya pengajaran tidak membosankan, tapi menarik perhatian anak didik. Tetapi pengguanaan metode yang bervariasi juga tidak akan menguntungkan kegiatan belajar mengajar bila penggunaannya tidak tepat dan tidak sesuai dengan situasi yang mendukungnya serta kondisi psikologis anak didik. Oleh karena itu, disinilah kompetensi guru diperlukan dalam pemilihan metode yang tepat. Mengenai metode pengajaran Fiqh di Madrasah Tsanawiyah Al-Ahliyah adalah sebagai berikut: a. Metode Ceramah Metode ceramah ini merupakan salah satu metode yang digunakan oleh guru Fiqh dalam penyampaian materi pengajaran Fiqh. Metode
ini
digunakan
oleh
guru
Fiqh
secara
rutin
dalam
menyampaikan materi pelajaran, karena materi pelajaran Fiqh yang harus disampaikan sangat banyak, sedangkan alokasi waktu yang diberikan hanya 2 jam pelajaran dalam seminggu. Dengan metode ini, guru dapat menyampaikan materi pelajaran yang banyak dengan
20
alaokasi
waktu
sedikit.
Disamping
itu,
metode
ceramah
pelaksanaannya sangat sederhana, sehingga mudah digunakan oleh guru. b. Metode Tanya Jawab Dalam menyampaikan materi Fiqh di kelas VII, guru juga mengguanakan metode Tanya jawab. Metode ini biasanya digunakan setelah guru menyampaikan materi pelajaran atau disela-sela kegiatan belajar mengajar. Metode ini digunakan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. c. Metode Demonstrasi Metode demonstrasi digunakan oleh guru Fiqh untuk memberikan pengalaman praktis kepada siswa tentang tatacara ibadah yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan ilmu Fiqh yang mereka pelajari. Karena ilmu Fiqh bukan hanya sekedar teori, melainkan praktek amaliah yang harus diutamakan. d. Metode Latihan Metode latihan ini memberikan kemampuan kepada siswa untuk
berlatih,
yaitu
melakukan
suatu
keterampilan
tertentu
berdasarkan penjelasan atau petunjuk guru. Metode ini memilki cirri khas bahwa kegiatan yang berupa pengalaman berkali-kali dilakukan dari suatu hal yang sama seperti melakukan shalat, puasa, zakat dan sebagainya.
3. Sistem Evaluasi Evaluasi merupakan salah satu komponen dalam kegiatan belajar mengajar, yang digunakan untuk mengukur (memberikan penilaian) terhadap hasil kegiatan belajar mengakar. Evaluasi pelajaran Fiqh di kelas
21
VII MTs. Al-Ahliyah dilakukan oleh guru kepada siswa melalui tes harian dan tes akhir semester. Untuk mendapatkan nilai mata pelajaran Fiqh digunakan nilai formatif dan nilai sumatif. Kemudian nilai tersebut dikumpulkan dan dibagi dua, hasilnya dijadikan sebagai nilai akhir (nilai rata-rata). 26 C. Kerangka Berfikir Belajar adalah suatu kegiatan perubahan tingkah laku manuusia karena adanya interaksi dengan sesamanya atau lingkungannya. Dengan adanya kegiatan interaksi tersebut seseorang mengalami perubahan tingkah laku baik aspek pengetahuan, keterampilan, maupun sikap, maka ia dikatakan telah mengalami suatu proses belajar. Sedangkan hasil belajar pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik. Belajar dapat dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan pengetahuan dalam diri siswa, tigkah lakunya dan juga ia lebih terampil dari sebelumnya. Dalam upaya mewujudkan pendidikan yang berorientasi pada pembekalan intelektual tinggi yang memiliki akhlakul karimah, siswa harus memiliki latar belakang pendidikan yang terintegrasi, artinya pendidikan harus dilihat sebagai bagian yang utuh yang memposisikan guru, materi atau bahan pelajaran yang diberikan, proses pendidikan, lingkungan rumah dan masyarakat, lingkungan siswa. sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam proses pembentukan karakter siswa menjadi anak yang shaleh, maka, dengan mengikuti pelajaran fiqh di sekolah diharapkan siswa dapat memahami, menghayati dan mengamalkan materi yang telah disampaikan oleh guru yang salah satunya membahas tentang shalat. 26
Hasil wawancara dengan Guru Fiqh MTs Al-Ahliyah Cikampek
22
Shalat merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim yang sudah baligh dan berakal sehat. Shalat juga merupakan amal ibadah utama yang pertama akan dipertanyakan di akhirat. Mengingat siswa yang duduk dibangku MTs kelas VII (1 MTs) ini sudah mencukupi syarat tersebut, maka
semua
pihak
yang
bertanggung
jawab
pada
dirinya
harus
memperhatikan hal ini. Seperti halnya belajar, pelaksanaan shalat pun tidak cukup denngan perintah saja, tetapi dengan keteladanan/contohlah yang lebih mengena pada diri anak. Jadi, jika dengan mengikuti pelajaran fiqh dipastikan akan menambah pemahaman siswa dalam belajar, maka ibadah shalat adalah salah satu wujud dari hasil pembelajaran fiqh tersebut. Karena dalam pelajaran fiqh pasti akan ada satu pesan yang selalu mengingatkan siswa untuk melaksanakan ibadah yang satu ini yaitu shalat. D. Hipotesis Hipotesis adalah pernyataan tentatif, yang merupakan dugaan atau terkaan apa saja yang kita amati dalam usaha memahaminya. Jadi hipotesis itu adalah jawaban sementara yang sifatnya bisa benar atau juga salah. Maka untuk itulah diperlukan penelitian. Hipotesis yang diajukan penulis sementara ini adalah untuk benar atau tidaknya dugaan sementara penulis mengenai hubungan antara hasil pembelajaran fiqh siswa kelas VII MTs Al-Ahliyah, Cikampek terhadap pelaksanaan shalat lima waktu siswa kelas VII MTs Al-Ahliyah, Cikampek. Dalam penelitian skripsi ini mengajukan hipotesis sebagai berikut: Ha: Terdapat hubungan positif yang nyata antara hasil pembelajaran fiqh siswa dengan konsistensi pelaksanaan shalat lima waktu Ho: Tidak terdapat hubungan positif yang nyata antara hasil pembelajaran fiqh dengan konsistensi pelaksanaan shalat lima waktu
23
Tegasnya, jika ada hubungan antara hasil pembelajaran fiqh siswa kelas VII MTs Al-Ahliyah, Cikampek dengan konsistensi pelaksanaan shalat lima waktu siswa kelas VII MTs Al-Ahliyah, Cikampek, maka berarti Ha (Hipotesis Alternatif) diterima, sedangkan Ho (Hipotesis Nihil) ditolak.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat yang dijadikan obyek penelitian adalah MTs. Al-Ahliyah Jl. Jend. Sudirman No. 19 Bakan Maja-Cikampek Kec. Kota Baru 413734 Kab. Karawang. Tlp. (0264) 316452 Waktu pelaksanaan penelitian pada tanggal 20 Februari s/d 20 Maret 2010. B. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti mencari hubungan hasil belajar fiqh terhadap konsistensi pelaksanaan shalat lima waktu siswa MTs. Al-Ahliyah Cikampek Kota Baru. a. Variabel bebas (independent variabel) adalah hasil belajar siswa pada bidang studi fiqh. b. Variabel terikat (dependent variabel) adalah ibadah shalat siswa MTs. AlAhliyah Cikampek Kota Baru
23
24
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel Populasi ialah suatu kumpulan menyeluruh dari suatu obyek yang merupakan perhatian peneliti. Objek penelitian dapat berupa makhluk hidup, benda-benda, sistem, fenomena dan lain-lain. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII MTs Al-Ahliyah Cikampek tahun pelajaran 2009/2010 berjumlah 193 orang yang terbagi ke dalam 5 kelas . Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi. Untuk mempermudah proses penetapan sampel ini, penulis berpedoman pada pendapat Suharsimi Arikunto yang mennyatakan bahwa” Apabila subjeknya lebih dari 100 orang maka dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% tetapi apabila subjeknya kurang dari 100 orang maka diambil semuanya, maka penelitian ini merupakan penelitian populasi.1
Tabel 1 Populasi dan Sampel No
Kelas
Populasi
Sampel
1.
VII.A
42
6
2.
VII.B
40
6
3.
VII.C
40
6
4.
VII.D
37
6
5.
VII.E
34
6
193
30
Jumlah
Berdasarkan pendapat di atas, maka penulis mengambil 15% dari jumlah populasi yang ada. Dan dalam penetapan sampel penulis menggunakan teknik Rendom Sampling (sampel acak sederhana). 1
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), Cet. Ke-11, h.120
25
D. Teknik Pengumulan Data Yang dimaksud dengan pengumpulan data dalam hal ini adalah suatu usaha untuk mendapatkan informasi mengenai Hubungan Hasil Belajar Fiqh dengan Konsistensi Pelaksanaan Shalat Lima Waktu Siswa. Untuk memperoleh data, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut: a.
Observaasi Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis atas fenomena-fenomena yang diteliti. 2 Observasi ini dilakukan dengan cara penulis datang langsung ke Sekolah MTs Al-Ahliyah Bakan Maja Cikampek untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan hasil belajar fiqh dan pelaksanaan shalat lima waktu.
b. Wawancara Wawancara adalah suatu dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara. 3 Penggunaan data ini menggunakan panduan wawancara yang dilakukan penulis kepada responden secara tatap muka langsung, wawancara tersebut dilakukan pada kepala sekolah dan guru mata pelajaran fiqh.
c. Angket Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulus yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal lain yang diketahuinya. Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan, dalam penelitian ini penulis menyebarkan angket kepada responden, yaitu siswa kelas VII MTs 2
3
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Andi Offest, 1989), Jilid 2, h. 151 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian…, h.145
26
Al-Ahliyah. Angket ini berupa 18 butir daftar pernyataan Pelaksanaan Shalat Lima Waktu Siswa MTs Al-Ahliyah. Untuk lebih jelasnya dari beberapa butir pernyataan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2 Kisi-kisi Angket Ibadah Shalat Siswa DIMENSI
INDIKATOR
NOMOR ITEM +
1. Sikap siswa 1.a.Siswa
dalam pelaksanaan shalat
2.
merespon dengan melaksanakan shalat tepat waktu
1,2,3, 4,7, 8, 9, 11,
Minat siswa 2.a. Siswa selalu 13,14,15, taat dalam dalam melaksanakan pelasanaan shalat karena shalat kesadaran
JUMLAH
−
JUMLAH ITEM
5,6,10,
11
12,16,17, 18
7
18
d. Dokumentasi Dokumentasi merupakan pencatatan data yang relevan dengan masalah yang sedang diteliti kemudian data tersebut didokumentasikan. Adapun teknik pengumpulan ini penulis pergunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar fiqh secara langsung dari buku raport.
27
E. Teknik Analisis Data Setelah data terkumpul dengan lengkap tahap berikutnya adalah tahap analisa data. Analisa data dilakukan dengan menggunakan bentuk tabel dengan menggunakan teknik deskriftif prosentase dengan rumus sebagai berikut:
P=
F x100% N
Keterangan: P= Presentase F= Frekuensi N= Jumlah responden Kemudian teknik analisa selanjutnya adalah dengan skoring, untuk menentukan skoring semua pernyataan setiap itemnya dengan bobot nilai untuk semua jawaban sebagai berikut: Tabel 3 Skor Item Alternatif Jawaban Responden Positif (+) Jawaban
Negatif (−) Skor
Jawaban
Skor
Selalu
4
Selalu
1
Sering
3
Sering
2
Kadang-kadang
2
Kadang-kadang
3
Tidak pernah
1
Tidak pernah
4
28
Kemudian dengan melihat rata-rata skor jawaban siswa dengan klasifikasi sebagai berikut: Tabel 4 Klasifikasi Skor Angket Ibadah Shalat Klasifikasi
Keterangan Jumlah Skor Jawaban
25-50
Rendah
51-75
Sedang
76-100
Tinggi
Dalam penelitian ini juga digunakan korelasi product moment, adapun rumus yang digunakan adalah rumus korelasi product moment, secara operasional, analisa data tersebut dilakukan melalui tahap: 1. Mencari angka korelasi dengan rumus: r
xy =
N ∑ XY - (∑ X )(∑ Y )
(
)
N ∑ X 2 - (∑ X ) N ∑ Y 2 − (∑ Y ) 2
2
r
xy = Angka indeks korelasi “r” Product Moment N = Jumlah responden XY= Julah hasil perkalian skor X dan skor Y X= Jumlah seluruh skor X Y= Jumlah seluruh skor Y 4
4
Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008), Cet. X, h. 205‐206
29
2. Memberikan interprestasi terhadap angka indeks korelasi “r” product moment a. Interprestasi kasar atau sederhana, yaitu dengan mencocokkan perhitungan dengan angka indeks korelasi “r” product moment, seperti dibawah ini: Besarnya
“r”
Interprestasi
Product Moment (rxy) 0,00 − 0,20
Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada korelasi antara variabel X dan variabel Y)
0,20 − 0,40
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi, yang lemah/ rendah
0,40 − 0,70
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi, yang sedang/ cukup
0,70 − 0,90
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi, yang kuat/ tinggi
0,90 − 1,00
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi, yang sangat kuat/ tinggi
b. Interprestasi menggunakan tabel nilai “r” product moment (rt), dengan terlebih dahulu mencari derajat bebesnya (db) atau degrees of freedom (df) yang rumusnya adalah:
df= N-nr Keterangan: df = Degress of freedom N = Number of Cases
30
Nr = Banyaknya variabel yang dikorelasikan. 5 Untuk mencari konstribusi variabel X terhadap variabel Y penulis menggunakan rumus sebagai berikut: KD = r2 X 100%
Keterangan: KD = Konstribusi variabel X terhadap Y R = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y Adapun teknik penulisan skripsi ini, penulis mengacu pada buku “Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Desertasi UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta”.
5
Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan..., h.192‐194
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum MTs. Al-Ahliyah Cikampek 1. Sejarah Berdirinya MTs. Al-Ahliyah MTs. Al-Ahliyah Cikampek merupakan lembaga pendidikan formal yang berstatus swasta dan berada dibawah Yayasan Perguruan Islam Al-Ahliyah Cikampek.
Madrasah Al-Ahliyah memiliki tingkat
pendidikan Taman Kanak-kanak/Raudatul Athfal(TK/RA) Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah Al-Ahliyah (MA). Menurut Kepala Madrasah Tsanawiyah Al-Ahliyah Cikampek, A. Hidayaturrahman, S.Pd.I, secara histotis berdirinya Yayasan Perguruan Islam Al-Ahliyah berawal dari kepulangan seorang putra daerah bakan maja Cikampek yang bernama K.H.Moch Syafe’i bin H. Abdul Hamid setelah bermukim di tanah suci Makkah selama 10 Tahun dengan keluarnya instruksidari pemerintah Indonesia bahwa semua pelajar dan mukmin di luar negeri harus segera pulang ke Indonesia. Sepulangnya di Indonesia K.H.Moch Syafe’i langsung mendirkan pondok pesantren yang pada saat itu di daerah Bakan Maja sudah terbiasa
31
32
mengadakan pengajian-pengajian umum yang diselenggarakan di Mesjid Al-Ahliyah, mesjid ini sudah berdiri sejak Tahun 1925. Pengajian tersebut banyak dihadiri jama’ah baik yang datang dari Cikampek maupun dari luar daerah seperti Purwakarta, Karawang, Subang dan sekitarnya. Pada saat itu jumlah penduduk belum banyak dan sebagian besar mereka adalah pendatang dari Karawang, Jakarta, seperti daerah Kalibata, Pasar Minggu, Condet dan Tambun Bekasi, sehingga berdampak pada corak budaya hidup dan adat masyarakatnya. Bahasa sehari-hari dan bahasa pengantar dalam pengajian menggunakan bahasa betawi atau Jakarta. Sekitar tahun 1950, pondok pesantren dilengkapi dengan pendidikan system klasikal yaitu Tahdiriyah dan Awaliyah di atas tanah wakaf H. Abdul Hamid bin H. Saimin yang kemudian dikembangkan menjadi Madrasah Ibtidaiyah (6 Tahun) para siswanya adalah para santri itu sendiri dan dari masyarakat sekitar Cikampek Atas desakan dari masyarakat tentang lulusan para siswa MI dalam upaya meningkatkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi sekitar tahun 1964 berdirilah Madrasah Tsanawiyah, sumbangan dan wakaf dari H. Abdul Majid Gaffar dan Hj. Siti Sofiyah asal Jakarta. di atas tanah wakafnya seluas kurang lebih 500 m2 dengan bangunan gedung pertama 3 lokal. Kemudian pada Tahun 1969 ditambah 2 lokal ruang belajar, jumlah tenaga pengajar pada saat itu 8 orang lulusan pondok pesantren dan 1 orang guru PNS, sejak saat itu perkembangannya cukup pesat, sebab untuk wilayah Kabupaten Karawang baru 1 Madrasah untuk tingkat Tsanawiyah dan 1 buah Madrasah Negeri (PGAN) di daerah Cilamaya Kab. Karawang. Pada Tahun 1970 Madrasah itu dikembangkan kembali dengan membuka tingkat Tsanawiyah 6 Tahun sebagai pendamping dengan adanya pendidiksn PGAA (PGAN 6 Tahun) yang kemudian sekitar Tahun 1982 karena PGAN 6 Tahun dipecah oleh pemerintah menjadi 2 bagian, 3 Tahun untuk tingkat Tsanawiyah dan 3 Tahun selanjutnya untuk PGAN.
33
Demikian pula dengan MTs Al-Ahliyah 6 Tahun diubah menjadi 2 tingkatan, 3 Tahun pertama untuk tingkat Tsanawiyah (MTs) dan 3 Tahun berikutnya untuk tingkat Aliyah (MA) pada saat itu para siswa sudah diikut sertakan dalam Ujian Negara. Sebagai sekolah swasta yang sumber dananya hanya betul-betul menggantungkan pada jumlah masuk dan besarnya uang SPP, disisi lain sekolah sangat membutuhkan dana yang cukup untuk penambahan lokal ruang belajar. Akhirnya tokoh-tokoh yang terkenal dalam lembaga ini pada Tahun 1982 membentuk Badan Yayasan dengan nama Yayasan Perguruan Islam Al-Ahliyah (YAPISA) dengan akta notaris No.47 atas hukum Ida Farida SH, dengan harapan dapat mempermudah pencarian dana untuk memenuhi kebutuhan baik sarana maupun prasarana sekolah. Sedangkan kegiatan pembelajaran bidang studi Fiqh 2 jam dalam seminggu, dengan menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Atas kepercayaan dari masyarakat baik dari dalam maupun luar Cikampek untuk memasukkan putra/putrinya belajar di lembaga ini, hingga memasuki Tahun 2006 jumlah siswa mencapai kurang lebih 1.530 siswa terdiri dari tingkat MI 600 siswa, MTs 660 siswa, MA 250 orang siswa dan TK/RA 20 siswa dengan jumlah tenaga guru /TU/Karyawan 60 Orang. 1
2. Kepengurusan Sekolah Sebagai lembaga pendidikan formal MTs Al-Ahliyah Cikampek memiliki satu kesatuan komponen yang terorganisir dalam melaksanakan program kerjanya untuk mencapai tujuan pendidikan.
1
Data diambil dari Arsip Hasil Laporan Praktek Kerja Lapangan Mahasiswa STAI Purwakarta yang Praktek di MTs Al-Ahliyah Tahun Pelajaran 2009-2010
34
Adapun kepengurusan MTs. Al-Ahliyah Cikampek sebagai berikut: a. Kepala Madrasah
: A. Hidayaturrahman, S.Pd.I
b. Wakil Kepala Madrasah : Ilis Nurazizah, S.Ag c. Kepala Tata Usaha
: Tami Stevani
d. Kepala bidang Kurikulum : Ilis Nurazizah, S.Ag e. Kepala bidang kesiswaan : Hj. Susi. M, S.Ag f. Kepala bidang BK/BP
: Kokom Komariah, S.E
g. Kepala bidang Humas
: U. Syamsudin
h. Wali kelas VII A
: Hj. Susi. M, S.Ag
i. Wali kelas VII B
: Dede Lukman, S.Ag
j. Wali kelas VII C
: Dra. Mahmudah
k. Wali kelas VII D
: Wirda Hermilah, S.Ag
l. Wali kelas VII E
: Henda Suhenda, S.Ag
m. Wali kelas VIII A
: H. Jaenal Arifin, S.Ag
n. Wali kelas VIII B
: Dedi Tajudin, S.Ag
o. Wali kelas VIII C
: Ny. Haryati
p. Wali kelas VIII D
: Ida Lidayani
q. Wali kelas IX A
: A. Hasan Jamil
r. Wali kelas IX B
: Istiqomah.S, S.Ag
s. Wali kelas IX C
: E. Suherman
35
3. Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana yang terdapat di MTs. Al-Ahliyah Cikampek sebagai berikut:
Tabel 5 Sarana dan Prasarana MTs Al-Ahliyah Cikampek NO
Sarana dan Prasarana
Jumlah
1
Ruang Kelas
12 Ruang
2
Ruang Guru
1 Ruang
3
Ruang Kepala MTs. Al-Ahliyah
1 Ruang
4
Ruang Tata Usaha
1 Ruang
5
Ruang Osis
1 Ruang
6
Perpustakaan
1 Ruang
7
Lab. Komputer
1 Ruang
8
Tempat Ibadah (Masjid)
1 Gedung
9
Lapangan Basket
1 Area
10
Lapangan Voly
1 Area
4. Keadaan Guru dan Siswa Guru-guru yang mengajar di MTs Al-Ahliyah berjumlah 35 orang guru, dan karyawan 4 orang sesuai dengan wawancara penulis dengan kepala MTs. Al-Ahliyah Bapak A.Hidayaturrahman,S.Pd.I, disebutkan bahwa “guru-guru dan karyawan di MTs Al-Ahliyah Cikampek berjumlah 39 orang dengan latar belakang Pendidikan Perguruan Tinggi D3, D2, D1 dan SMA dari perguruan tinggi, sekolah negeri dan swasta, untuk lebih jelasnya terlampir di tabel 6.
36
Sedangkan keadaan siswa MTs. Al-Ahliyah Cikampek pada Tahun Pelajaran 2009-2010 seluruhnya berjumlah 470 siswa. 2 dengan perincian sebagai berikut:
Tabel 7 Keadaan siswa MTs. Al-Ahliyah Cikampek Tahun Pelajaran 2009-2010 NO
Kelas
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
1
VII A
14
28
42
2
VII B
12
28
40
3
VII C
25
15
40
4
VII D
13
24
37
5
VII E
18
16
34
6
VIII A
25
15
40
7
VIII B
15
27
42
8
VIII C
17
24
41
9
VIII D
22
20
42
10
IX A
21
18
39
11
IX B
14
24
38
12
IX C
15
20
35
Sedangkan pakaian yang dikenakan para siswa/siswi seragam sebagaimana yang ditentukan oleh sekolah, yaitu:
Hari
Seragam Putra
Senin - Selasa
Putri
∗ Baju putih lengan pendek
∗ Baju putih lengan panjang
∗ Celana biru panjang
∗ Rok biru panjang
2
2010
Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah MTs Al-Ahliyah pada tanggal 28 Februari
37
Rabu – Kamis
∗ Baju batik lengan pendek
∗ Baju batik lengan panjang
∗ Celana biru panjang
∗ Rok biru panjang
Sabtu - Minggu ∗ Baju coklat lengan pendek
∗ Baju coklat lengan panjang
∗ Celana coklat panjang
∗ Rok coklat panjang
(Seragam Pramuka)
(Seragam Pramuka)
Waktu belajar siswa/siswi di MTs Al-Ahliyah Cikampek sebagai berikut: Membaca Asma’ul Husna: 07.00 – 07.20 Jam pertama
: 07.20 – 08.00
Jam kedua
: 08.00 – 08.40
Jam ketiga
: 08.40 – 09.20
Jam keempat
: 09.00 – 10.00
Istirahat
: 10.00 – 10.30
Jam kelima
: 10.30 – 11.10
Jam keenam
: 11.10 – 11.50
Istirahat shalat dzuhur : 11.50 – 12.20 Jam ketujuh
: 12.20 – 13.00
Jam kedelapan
: 13.00 – 13.35
38
5. Visi, Misi dan Tujuan ♦Visi Sekolah/ Madrasah Visi Madrasah Tsanawiyah Al-Ahliyah adalah terbinanya generasi yang beriman dan bertaqwa serta berilmu pengetahuan dan teknologi. ♦ Misi Sekolah/ Madrasah 1. Menyelenggarakan pendidikan untuk menyiapkan generasi bangsa yang beriman, bertaqwa, menguasai ilmu pengetahuan, berakhlaqul karimah serta santun dalam bermasyarakat 2. Meningkatkan
pengetahuan
dan
profesionalisme
tenaga
kependidikan sesuai dengan perkembangan dunia pendidikan 3. Menjadikan Madrasah Tsanawiyah Al-Ahliyah sebagai wahana pengembangan pembelajaran IMTAQ dan IPTEK ♦ Tujuan Pendidikan MTs. Al-Ahliyah Tujuan
pendidikan
MTs
Al-Ahliyah
yaitu
dapat
mengembangkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk dapat hidup mandiri dan dapat mengikuti pendidikan kearah yang lebih lanjut.
B. Deskripsi Data Data-data penelitian tentang Hubungan Hasil Belajar Fiqh terhadap Konsistensi Pelaksanaan Shalat Lima Waktu Siswa MTs. Al-Ahliyah Cikampek, peneliti memperoleh data melalui observasi, wawancara, dan angket 1. Observasi, peneliti melakukan pengamatan dan mencatat data-data meliputi: a. Proses belajar mengajar Fiqh di MTs. Al-Ahliyah Cikampek b. Hasil belajar Fiqh siswa c. Pelaksanaan Ibadah Shalat siswa di MTs. Al-Ahliyah Cikampek d. Keadaan guru dan siswa di MTs. Al-Ahliyah Cikampek e. Sarana dan prasarana di MTs. Al-Ahliyah Cikampek
39
f. Struktur organisasi MTs. Al-Ahliyah Cikampek 2. Wawancara, peneliti melakukan interview kepada Kepala MTs. Al-Ahliyah Cikampek dan guru bidang studi Fiqh. 3. Angket, peneliti menyebarkan pernyataan tertulis kepada seluruh siswa kelas VII MTs. Al-Ahliyah Cikampek tentang ibadah shalat lima waktu siswa pada bidang studi Fiqh meliputi: a. Keinginan siswa untuk melaksanakan shalat tepat waktu b. Sikap siswa dalam melaksanakan shalat lima waktu c. Minat siswa dalam melaksanakan shalat dengan penuh kesadaran d. Sikap siswa dalam meningkatkan pengetahuan
C. Analisis dan Interprestasi Data Setelah diperoleh data berdasarkan hasil angket yang diberikan kepada siswa
kemudian
data
tersebut
menggunakann teknik deskriptif
diolah
dalam
bentuk
tabel
dengan
prosentase dan menggunakan teknik
korelasi. Adapun hasil pengolahan angket pada teknik deskriptif prosentase menggunakan rumus:
P=
F x100% N
Keterangan: P= Presentase F= Frekuensi N= Jumlah responden
40
Hasil angket yang diperoleh dapat dilihat dalam tabel berikut sebagai berikut:
Tabel 8 Siswa merasa berdosa jika meninggalkan shalat lima waktu N: 30 NO
1
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
Selalu
8
26,7 %
Sering
9
Kadang-kadang
11
36,7 %
Tidak pernah
2
6,7 %
30
100 %
Jumlah
30 %
Data di atas menunjukkan bahwa mayoritas siswa kadang-kadang merasa berdosa jika meninggalkan shalat lima waktu, walaupun sebagian ada yang selalu dan sering merasa berdosa. Tabel 9 Siswa shalat berjama’ah N: 30 NO
2
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
Selalu
4
13,4 %
Sering
6
20 %
Kadang-kadang
19
63,3 %
Tidak pernah
1
3,3 %
30
100 %
Jumlah
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa kadang-kadang siswa shalat berjama’ah, meskipun sebagian kecil ada yang shalat berjama’ah mungkin karena tidak menyadari bahwa banyak hikmah dalam shalat berjama’ah.
41
Tabel 10 Siswa shalat tepat awal waktu N: 30 NO
3
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
Selalu
5
16,7 %
Sering
6
20 %
18
60 %
1
3,3 %
30
100 %
Kadang-kadang Tidak pernah Jumlah
Data
di
atas
menunjukkan
bahwa
60%
kadang-kadang
siswa
melaksanakan shalat tepat awal waktu, meskipun sebagian kecil ada yang selalu, dan sering tepat waktu, karna tergantung dengan kesadaran yang dimilikinya Tabel 11 Siswa pernah shalat pada saat bepergian N: 30 NO
4
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
Selalu
3
10 %
Sering
3
10 %
Kadang-kadang
12
40 %
Tidak pernah
12
40 %
30
100 %
Jumlah
Dari tabel di atas dapat menunjukkan bahwa 40% siswa kadang-kadang dan tidak pernah shalat pada saat bepergian, meskipun sebagian kecil ada yang selalu dan sering, berarti mayoritas responden tidak pernah shalat saat bepergian
42
Tabel 12 Siswa pernah mengulur-ulur waktu dalam melaksanakan shalat N: 30 NO
5
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
Selalu
5
16,7 %
Sering
9
30 %
Kadang-kadang
13
43,3 %
Tidak pernah
3
10 %
30
100 %
Jumlah
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa kadang-kadang siswa mengulurulur waktu dalam melaksanakan shalat, dan sebagian kecilnya tepat waktu Tabel 13 Siswa pernah shalat pada saat waktu shalat sudah habis N: 30 NO
6
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
Selalu
0
0%
Sering
0
0%
Kadang-kadang
13
43,3 %
Tidak pernah
17
56,7 %
30
100 %
Jumlah
Data di atas menunjukkan bahwa 56% siswa tidak pernah shalat pada saat waktu subuh sudah habis, meskipun terdapat siswa yang kadang-kadang pernah, mungkin dikarnakan tidurnya sudah larut malam.
43
Tabel 14 Sepulang sekolah siswa langsung melaksanakan ibadah shalat N: 30 NO
7
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
Selalu
9
30 %
Sering
4
13,3 %
13
43,4 %
4
13,3 %
30
100 %
Kadang-kadang Tidak pernah Jumlah
Tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas sepulang sekolah siswa langsung melaksanakan ibadah shalat, meskipun sebagian kecil ada yang tidak langsung melaksanakannya
Tabel 15 Siswa merasa tenang jika shalat di awal waktu N: 30 NO
8
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
Selalu
21
70 %
Sering
5
16,7 %
Kadang-kadang
3
10 %
Tidak pernah
1
3,3 %
30
100 %
Jumlah
Data di atas menunjukkan bahwa siswa selalu merasa tenang jika shalat awal waktu, meskipun ada sebagian kecil ada yang bersikap biasa-biasa saja
44
Tabel 16
NO
9
Siswa tetap melaksanakan shalat dalam keadaan sakit N: 30 Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
Selalu
4
13,3 %
Sering
4
13,3 %
16
53,4 %
6
20 %
30
100 %
Kadang-kadang Tidak pernah Jumlah
Tabel di atas menunjukkan bahwa 53% siswa tetap melaksanakan shalat dalam keadaan sakit, meskipun sebagian kecil ada yang tidak shalat
Tabel 17 Siswa pernah meninggalkan shalat N: 30 NO
10
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
Selalu
2
6,7 %
Sering
2
6,7 %
19
63,3 %
7
23,3 %
30
100 %
Kadang-kadang Tidak pernah Jumlah
Data di atas menunjukkan bahwa mayoritas siswa tidak pernah meninggalkan shalat, hanya sebagian kecil yang pernah meninggalkannya.
45
Tabel 18 Siswa tetap melaksanakan shalat ketika sedang sibuk N: 30 NO
11
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
Selalu
4
13,3 %
Sering
5
16,7 %
Kadang-kadang
16
53,3 %
Tidak pernah
5
16,7 %
30
100 %
Jumlah
Tabel di atas menunjukkan bahwa 53% siswa tetap melaksanakan shalat ketika sedang sibuk, meskipun ada sebagian kecil yang tidak melaksanakannya
Tabel 19 Siswa tetap mengqodho shalat ketika saya lupa N: 30 NO
12
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
Selalu
5
16,7 %
Sering
5
16,7 %
13
43,3 %
7
23,3 %
30
100 %
Kadang-kadang Tidak pernah Jumlah
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa 43% siswa kadang-kadang mengqodho shalat karena lupa, 23% tidak pernah dan 16,7% selalu dan sering. Berarti dapat disimpulkan bahwa walaupun lupa tapi mayoritas siswa tetap mengqodho shalat
46
Tabel 20 Siswa bersemangat apabila guru menjelaskan pelajaran (khususnya masalah shalat) N: 30 NO
13
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
Selalu
14
46,7 %
Sering
6
20 %
Kadang-kadang
9
30 %
Tidak pernah
1
3,3 %
30
100 %
Jumlah
Data di atas menunjukkan bahwa siswa selalu bersemangat apabila guru menjelaskan pelajaran khususnya tentang shalat dan sebagian kecil siswa ada yang kadang-kadang dan tidak pernah besemangat. Tabel 21 Siswa membaca buku-buku yang berhubungan dengan masalah shalat N: 30 NO
14
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
Selalu
5
16,7 %
Sering
9
30 %
14
46,7 %
2
6,7 %
30
100 %
Kadang-kadang Tidak pernah Jumlah
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa 46% siswa kadang-kadang membaca buku-buku yang berhubungan dengan masalah shalat, 30% sering, 16,7% selalu dan 6,7% tidak pernah. Berarti dapat disimpulkan bahwa mayoritas siswa membaca buku-buku yang berhubungan dengan masalah shalat
47
Tabel 22 Siswa mengerjakan shalat lima waktu atas kemauan sendiri N: 30 NO
15
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
Selalu
14
46,7 %
Sering
5
16,7 %
Kadang-kadang
8
26,7 %
Tidak pernah
3
10 %
30
100 %
Jumlah
Dari data di atas dapat diambil kesimpulan bahwa mayoritas siswa mengerjakan shalat lima waktu atas kemauan sendiri, meskipun ada sebagian kecil yang kadang-kadang dan tidak pernah melaksanakan atas kemauan sendiri Tabel 23 Siswa pernah mengerjakan shalat karena orang lain N: 30 NO
16
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
Selalu
1
3,3 %
Sering
2
6,7 %
Kadang-kadang
10
33,3 %
Tidak pernah
17
56,7 %
30
100 %
Jumlah
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa 56% siswa tidak pernah mengerjakan shalat karena orang lain, meskipun 33,3% kadang-kadang, 6,7% sering dan 3,3% selalu. Berarti dapat disimpulkan mayoritas siswa mengerjakan shalat atas keinginan sendiri
48
Tabel 24 Siswa mengerjakan shalat karena dimarahi orang tua N: 30 NO
17
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
Selalu
1
3,3 %
Sering
7
23,4 %
16
53,3 %
6
20 %
30
100 %
Kadang-kadang Tidak pernah Jumlah
Dari data di atas menunjukkan bahwa 53,3 % siswa kadang-kadang mengerjakan shalat karena dimarahi orang tua, 23,4 % sering, 20% tidak pernah dan 3,3% selalu. Berarti dapat disimpulkan bahwa mayoritas siswa kadangkadang mengerjakan shalat karena dimarahi orang tua
Tabel 25 Siswa melaksanakan shalat karena perintah guru N: 30 NO
18
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Prosentase
Selalu
5
16,7 %
Sering
3
10 %
13
43, 3 %
9
30 %
30
100 %
Kadang-kadang Tidak pernah Jumlah
Tabel di atas menunjukkan bahwa kadang-kadang siswa melaksanakan shalat karena perintah guru, meskipun ada sebagian kecil selalu sering dan tidak pernah. Berarti dapat disimpulkan bahwa mayoritas siswa melaksanakan shalat karena perintah guru.
49
Tabel 26 Analisis item skor ibadah shalat Subyek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1
2
3
4
5
6
7
8
9
4 4 3 2 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 2 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 2 2 3 3 2 2 4 4 3 4 2 3 3 2 4 4 3 4 3 2 4 2 3 2 4 2 3 4
3 4 4 3 4 4 2 3 2 2 4 4 2 4 3 3 4 2 3 2 2 4 3 4 4 2 2 2 3 2
4 1 4 4 4 2 3 4 4 3 3 2 4 1 2 3 2 4 2 3 3 3 3 3 2 4 4 3 3 2
2 2 3 1 3 4 4 2 3 2 3 4 3 3 3 3 3 1 3 3 2 4 3 3 3 3 2 3 3 4
3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3
4 4 4 2 4 3 4 2 4 4 4 4 2 4 4 3 4 2 4 3 4 2 3 2 2 2 4 2 4 4
4 4 4 4 3 4 2 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4
2 2 3 4 2 4 3 3 4 2 2 3 2 4 2 4 2 4 1 3 3 4 3 4 4 2 3 2 3 2
Nomor item angket 10 11 12 13 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 2 4 3 3 2 3 3 4 3
2 3 4 4 4 4 3 2 2 3 2 4 2 3 2 3 4 3 1 3 2 3 4 3 3 2 2 2 3 2
1 3 4 3 3 1 4 3 1 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 2 3 4 3 3 4 3 3 3
4 4 4 4 4 4 2 3 4 3 2 3 4 4 4 4 4 2 2 4 2 3 4 3 4 1 3 4 4 2
14
15
16
17
18
Jumlah Skor
4 3 3 3 4 3 2 4 2 2 3 4 2 2 3 4 4 3 4 3 4 2 4 2 3 2 3 2 3 4
4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 3 3 4 2 4 2 4 2 3 2
4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 2 3 3 3 3 4
3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 2 4 3
3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3
58 60 65 57 60 63 53 54 60 55 60 64 54 57 60 57 60 56 55 60 55 56 64 56 60 50 54 50 60 55
Dari tabel di atas diketahui bahwa jumlah skor jawaban siswa dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
50
Tabel 27 Klasifikasi Rata-rata Jawaban Ibadah Shalat Klasifikasi 25 – 50 51 – 75 75 - 100
Jumlah Jawaban 2 Siswa 28 Siswa -
Keterangan Jawaban Rendah Sedang Tinggi
Jadi rata-rata skor ibadah shalat siswa pada pelajaran Fiqh di MTs. AlAhliyah Cikampek dianggap sedang, yakni antara 51-75 sebanyak 33 siswa. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dilihat pada table berikut: 3 Tabel 28 Daftar Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran Fiqh Semester 1 (Satu) NO 1
Nama Muhammad Hafiz
Kelas VII.A
Nilai 7
2
Mita Azhary
VII.A
8
3
Diana Intan Puspitasari
VII.A
7
4
Indah Fadillah
VII.A
7
5
Rifa Abdullah
VII.A
8
6
Malikah Musyayidah.N
VII.A
8
7
Vinny Octaviani
VII.B
7
8
Kukun Kurnia Dewi
VII.B
7
9
Khoirunnisa Ramadhan
VII.B
7
10
Farhan Nurdinie
VII.B
8
11
Rustini
VII.B
7
12
Aditia Ramadhan Mubarok
VII.B
7
13
Neneng Khodijah
VII.C
8
14
Yayan
VII.C
7
3
Data diambil dari Daftar Nilai Raport pelajaran 2009-2010
Siswa MTs. Al-Ahliyah Cikampek Tahun
51
15
Meta Lestari
VII.C
7
16
Widya Trisna
VII.C
8
17
Veva Rizkiah
VII.C
7
18
Vera Oktaviana
VII.C
7
19
Agus Diana
VII.D
7
20
Anggun Kurniasari
VII.D
7
21
Nofiana Ananda Dwi Putri
VII.D
7
22
Sulistri Yanto
VII.D
7
23
Siti Mardiah
VII.D
7
24
Dita Marlin
VII.D
7
25
Ahmad Zaenudin
VII.E
7
26
Vera Afriyanti
VII.E
9
27
Dede Sultoni
VII.E
7
28
Yanti Sumiati
VII.E
8
29
Larasati
VII.E
7
30
Nadia Putri Camelia
VII.E
8
Dari tabel di atas dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Klasifikasi Jumlah Kualisifikasi <60 Rendah 60-80 21 Sedang 80-100 9 Tinggi Jadi Hasil belajar siswa dalam bidang studi Fiqh termasuk dalam kualisifikasi.sedang hal ini antara 60-80 sebanyak 21 siswa.
52
Tabel 29 Analisis Korelasi Variabel X ( Hasil Belajar Fiqh) dan Variabel Y(Nilai Ibadah Shalat Lima Waktu) N:30 Subyek X Y X2 Y2 XY 1 7 58 49 3364 406 2 8 60 64 3600 480 3 7 65 49 4225 455 4 7 57 49 3249 399 5 8 60 64 3600 480 6 8 63 64 3969 504 7 7 53 49 2809 371 8 7 54 49 2916 378 9 7 60 49 3600 420 10 8 55 64 3029 440 11 7 60 49 3600 448 12 7 64 49 4096 448 13 8 54 64 2916 424 14 7 57 49 3249 399 15 7 60 49 3600 420 16 8 57 64 3249 456 17 7 61 49 3721 427 18 7 56 49 3136 392 19 7 55 49 3025 385 20 7 60 49 3600 420 21 7 55 49 3025 385 22 7 56 49 3136 392 23 7 64 49 4096 448 24 7 56 49 3136 392 25 7 60 49 3600 420 26 9 50 81 2500 450 27 7 54 49 2916 378 28 8 50 64 2500 400 29 7 57 49 3249 399 30 8 55 64 3025 440 2 2 ∑X=220 ∑Y=1720 ∑N=30 ∑X =1622 ∑Y = 99736 ∑XY=12656
Selanjutnya hasil perhitungan di atas akan diuji keabsahannya dengan menggunakan rumus product moment untuk mengetahui tingkat korelasi variabel yaitu:
53
r
xy =
=
=
=
= =
N ∑ XY - (∑ X )(∑ Y )
(
)
[ N ∑ X 2 - (∑ X ) ][ N ∑ Y 2 − (∑ Y ) ] 2
2
30.12656 - 220.1720 ( 30.1622 - 220 2 ). ( 30.99736 - 1726 2 ) 379680 - 378400 48660 - 48400 . 2992080 - 2979076
1280 260. 13004
1280 3381040 1280 1838,77
= 0,696
Berdasarkan perhitungan di atas angka korelasi variabel X dan variabel Y terdapat korelasi. Dengan memperhatikan besarnya “rxy” yang diperoleh yaitu: 0, 696 ternyata terletak antara 0,40 – 0,70 yang berarti korelasi antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sedang/cukup.
Setelah mendapatkan “r” sebesar 0,696, maka nilai product moment. Pada tabel diketahui untuk nilai df = N − nr, yaitu B df = 30 − 2 = 28. Dengan ‘df” sebesar 28, dikonsultasikan dengan tabel nilai “r”, baik pada signifikansi 5 % atau pada taraf signifikansi 1 %.
54
1. Pada taraf signifikansi 5 % = 0,374 2. Pada taraf signifikansi 1 % = 0,478 Ternyata “rxy” atau “ro” pada taraf signifikansi 5 % lebih besar dari “r” tabel atau “rt” (0,686 › 0, 374), maka pada taraf signifikansi 5 % hipotesa nol ditolak, sedangkan hipotesa alternatif diterima. Ini berarti ada hubungan atau korelasi yang signifikan antara hasil belajar fiqh dengan konsistensi pelaksanaan shalat lima waktu siswa MTs Al-Ahliyah Cikampek Selanjutnya pada taraf signifikansi 1 % sama dengan taraf 5 % yaitu “rxy” atau “ro” lebih besar dari “r” tabel atau “rt” (0,696 › 0,478), maka pada taraf signifikansi 1 % hipotesa nol ditolak sedangkan hipotesa alternatif diterima. Ini berarti ada hubungan atau korelasi yang signifikan antara hasil belajar fiqh dengan konsistensi pelaksanaan shalat lima waktu siswa MTs Al-Ahliyah Cikampek Di sini dapat diinterprestasikan bahwa hasil belajar fiqh terhadap konsistensi pelaksanaan shalat lima waktu siswa di MTs. Al-Ahliyah Cikampek terdapat hubungan yang sedang/cukup. Setelah uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui seberapa besar hubungan variabel X terhadap variabel Y yang dinyatakan dalam bentuk persen (%), maka digunakan rumusn “Coefficient of Determination” atau koefisien penentu yang dalam hal ini digunakan untuk lebih memudahkan pemberian interprestasi angka indeks korelasi “r” product moment di atas, sebagai berikut: KD = r2 x 100% = 0,6962 x 100% = 0,484416 x 100% = 48,4416% = 48, 44%
55
Menghitung koefisien determinan dimaksudkan untuk mengetahui besarnya pengaruh yang diberikan oleh hasil belajar Fiqh terhadap konsistensi pelaksanaan shalat lima waktu siswa. Dari perhitungan di atas diperoleh hasil koefisien determinan sebesar 48,44% hal ini menunjukkan bahwasannya variabel X (hasil belajar Fiqh) telah memberikan pengaruh terhadap variabel Y (konsistensi pelaksanaan shalat lima waktu siswa) yaitu sebesar 48,44% dan menunjukkan bahwasannya 51,56% dari konsistensi pelaksanaan shalat lima waktu siswa dipengaruhi oleh faktor lain. Faktor tersebut disebabkan oleh faktor eksternal siswa diantaranya adalah teman, keluarga, lingkungan, dan sebagainya.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: 1. Hasil belajar yang diraih oleh siswa MTs Al-Ahliyah menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar yang dievaluasikan oleh guru mata pelajaran Fiqih dapat dikualisifikasikan pada tingkat sedang. 2. Pelaksanaan shalat lima waktu siswa di MTs Al-Ahliyah Cikampek cukup baik. 3. Terdapat hubungan yang positif antara hasil belajar Fiqh dengan konsistensi pelaksanaan shalat lima waktu siswa MTs Al-Ahliyah Cikampek. Hal ini berdasarkan perhitungan besarnya ”rxy” pada taraf signifikansi 1% yaitu “rxy” atau “ro” lebih besar dari “r” tabel atau “rt” (0,696 › 0,478), maka pada taraf signifikansi 1 % hipotesa nol ditolak sedangkan hipotesa alternatif diterima. Begitupun pada taraf 5 % yaitu “rxy” atau “ro” lebih besar dari “r” tabel atau “rt” (0,686 › 0, 374), maka pada taraf signifikansi 5% hipotesa nol ditolak, sedangkan hipotesa alternatif diterima.
56
57
B. Saran 1. Hendaknya guru bidang studi Fiqih dapat merespon dan berinteraksi dengan siswa tentang keinginan-keinginan siswa dalam belajar yang lebih kondusif. 2. Hendaknya pimpinan yayasan, kepala dan dewan guru MTs Al-Ahliyah Cikampek, selalu mendukung terhadap kegiatan-kegiatan siswa yang positif. Karena dengan adanya dukungan dari semua pihak, siswa akan termotivasi
untuk
belajar,
giat
melaksanakan
shalat
melaksanakan hal-hal yang positif sesuai dengan ajaran Islam.
dan
selalu
DAFTAR PUSTAKA
Aminuddin dan Zurinal, “Fiqh Ibadah”, (Jakarta: Lembaga Penellitian Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008) Arikunto, Suharsimi “ Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik”, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), Cet. Ke-11 Ash Shiddieqy, Hasbi “Pedoman Shalat”, (Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 1997), Cet. Ke11 --------------- ”Mutiara Hadits”, (Jakarta Bulan Bintang, 1980), Jilid VII, h.435 Departemen Agama RI, “Al-Qur’an dan Terjemahnya”, (Semarang:CV.Toha Putra, 1989) Depag RI Dirjen Kelembagaan Agama Islam, kurikulum 2004: Standar Kompetensi Madrasah Tsanawiyah Depdiknas, “Kamus Besar Bahasa Indonesia”, (Jakarta: Balai Pustaka, 2003) Darajat, Zakiyah, “Pendidikan Islam dalam keluarga dan Sekolah”, (Jakarta:CV. Ruhama, 1994), Cet. Ke-1 Habsyi, al Muhammad Bagir, “Fiqh Praktis” (Bandung: Mizan, 1999)
Hadi, Sutrisno, “Metodologi Research”, (Yogyakarta: Andi Offest, 1989), Jilid 2 Jaziri, al-Abdurrahman, “Fiqh Empat Madzhab” (Cairo, Darul Ulum Press, 2002), Cet. Ke-3 Purwanto, M. Ngalim “Psikologi Pendidikan”, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1990), Cet ke-5 Rasyid, Sulaiman, “Fiqh Islam”, (Bandung: PT.Sinar Baru Algensindo, 1994), Cet. Ke-27 Slameto, ”Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya”, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003). Cet ke-4 Soemanto, Wasty, ”Psikologi Pendidikan”; Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 1990), Cet. Ke-3 Sudjana, Nana ”Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar”, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2001). Cet ke-7 Sudjono, Anas, “Pengantar Statistik Pendidikan”, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008), Cet.Ke- X
---------------- “Pengantar Evaluasi Pendidikan”, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008) Sulthani, El Mawardi Laba, “Zikir dan Do’a mendirikan shalat yang khusu mencegah manusia dari perbuatan keji dan munkar”, (Jakarta: Al-Mawardi Prima. 2002). Cet. Ke-11 Syafei, Rachmat “Ilmu Ushul Fiqh” (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1999), Cet. Ke-3 ---------------- “Fiqih Muamalah” (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2001), Cet. Ke-1
Syah, Muhibbin “Psikologi Belajar”, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), Cet ke-3 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, DEPDIKBUD, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1999), Cet. Ke-10. UURI No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. (Jakarta: Cemerlang. 2003
Angket Penelitian “Hubungan Hasil Belajar Fiqh terhadap Konsistensi Pelaksanaan Shalat Lima Waktu Siswa MTs Al-Ahliyah Cikampek” Nama : Kelas : Jenis Kelamin : Petunjuk Pengisian: Bacalah pernyataan-pernyataan dibawah ini dan berilah tanda cek list (√) pada kolom jawaban sesuai dengan pendapat kamu. Keterangan: SL (selalu), SR (sering), KD (kadang-kadang), TP (tidak pernah) Ibadah Shalat Lima Waktu NO 1. 2.
PERNYATAAN Saya merasa berdosa jika meninggalkan shalat lima waktu Saya shalat berjama’ah
3
Saya shalat tepat awal waktu
4
Saya pernah shalat pada saat bepergian
5.
Saya pernah mengulur-ulur waktu dalam melaksanakan shalat
6.
Saya pernah shalat pada saat waktu shalat sudah habis
7.
Sepulang sekolah saya langsung melaksanakan ibadah shalat
8.
Saya merasa tenang jika shalat di awal waktu
9.
Saya tetap melaksanakan shalat dalam keadaan sakit
10.
Saya pernah meninggalkan shalat
11.
Saya tetap melaksanakan shalat ketika sedang sibuk
12.
Saya tetap mengqhodho shalat ketika saya lupa
SL
SR KD
TP
13
Saya bersemangat apabila guru menjelaskan pelajaran (khususnya masalah shalat)
14
Saya membaca buku-buku yang berhubungan dengan masalah shalat
15
Saya mengerjakan shalat lima waktu atas kemauan sendiri
16
Saya pernah mengerjakan shalat karena orang lain
17
Saya mengerjakan shalat karena dimarahi orang tua
18
Saya melaksanakan shalat karena perintah guru