e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol. 2 No. 1 Tahun 2014)
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TTW (THINK TALK WRITE) BERBANTUAN MEDIA GAMBAR BERSERI TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD GUGUS 1 KECAMATAN KEDIRI TAHUN AJARAN 2013/2014 Ni Luh Putu Yeni Sugiarti1, I Ketut Adnyana Putra2, I.B Gede Surya Abadi 3 1,2,3
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
Email:
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan hasil belajar bahasa Indonesia antara siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran TTW (Think Talk Write) berbantuan media gambar berseri dan yang dibelajarkan secara konvensional pada siswa kelas V SD Gugus 1 Kecamatan Kediri,Tabanan Tahun Pelajaran 2013/2014.Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu dengan desain penelitian TTW (Think Talk Write). Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V di SD Gugus 1 Kecamatan Kediri,Tabanan Tahun Pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 232 orang. Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik random sampling yang diacak adalah kelasnya untuk menentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan hasil pengundian yaitu siswa kelas VE SD Negeri 1 Kabakaba sebagai kelompok eksperimen yang berjumlah 32 orang siswa dan siswa kelas VK SD Negeri 2 Kaba-kaba sebagai kelompok kontrol yang berjumlah 35 orang siswa. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode tes jenis Esay. Data yang telah terkumpul dianalisis menggunakan metode analisis statistik inferensial (uji-t). Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh t hit =3,35 ≥ ttab = 2,000 pada taraf signifikansi 5%. Sehingga dapat diinterpretasikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar bahasa Indonesia antara siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajara TTW (Think Talk Write) berbantuan media gambar berseri dan yang dibelajarkan secara konvensional, dan dilihat dari nilai rata-rata kelompok eksperimen
X = 78,69 > X = 78,12 pada kelompok kontrol. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran TTW (Think Talk Write) berbantuan media gambar berseri berpengaruh terhadap hasil belajar bahasa Indonesia siswa kelas V SD Gugus 1 Kecamatan Kediri,Tabanan Tahun Ajaran 2013/2014. Kata kunci: TTW (Think Talk Write) media gambar berseri, hasil belajar, bahasa Indonesia. Abstract This study aims to determine significant differences in learning outcomes among Indonesian students that learned to use TTW learning model (Think Talk Write) assisted with series of images and learned conventionally in fifth grade elementary school students cluster 1 sub-district of Kediri, Tabanan Academic Year 2013/2014. This research is a quasi-experimental research with TTW (Think Talk Write) design research. The study population was all students in the fifth grade in elementary school Cluster 1 sub-district of Kediri, Tabanan Academic Year 2013/2014, which amounts to 232 people. The samples in this study conducted by random sampling technique were randomized
e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol. 2 No. 1 Tahun 2014)
class to determine the experimental group and the control group with the results of the draw that VE grade students of SD Negeri 1 Kaba-kaba as an experimental group numbering 32 students and VK grade students of SD Negeri 2 Kaba-kaba as a control group numbering 35 students. Methods of data collection in this study using the test method essay. Collected data were analyzed using methods of inferential statistical analysis (t-test). Based on the analysis of the data, Obtained ≥ tabs value = 3,35 = 2.000 at significance level of 5%. So it can be interpreted that there are significant differences outcomes in learning Indonesian language by students that learned TTW (Think Talk Write) learning media assisted with series of images and those who use conventionally learning model, and the views of the average value of the experimental group = 78,69> = 78,12 in the control group. It can be concluded that the application of learning models TTW (Think Talk Write) media-assisted with series of images takes effect on learning outcomes Indonesian language for fifth grade elementary school students cluster 1 subdistrict of Kediri, Tabanan Academic Year 2013/2014. Keywords: TTW (Think Talk Write) media-assisted radiant image, the result of learning Indonesian Language
PENDAHULUAN Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu berkompetisi dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam menjamin keberlangsungan pembangunan suatu Bangsa. Mulyasa (2011:4) menyatakan bahwa “pendidikan merupakan salah satu wahana yang dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia sehingga memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa”. Oleh karena itu, peningkatan kualitas pendidikan adalah tindakan yang secara terus-menerus harus dilakukan demi tercapainya tujuan pendidikan nasional agar mampu mempersiapkan sumber daya manusia yang dapat bersaing di era globalisasi. Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, maka setiap jenjang dan satuan pendidikan berkewajiban untuk mewujudkannya. SD merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang bertugas untuk membentuk karakter pengetahuan, sikap dan keterampilan dasar guna menyiapkan peserta didik untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Mengingat pentingnya peranan SD sebagai tempat awal peningkatan kualitas sumber daya manusia, maka sangat diperlukan upaya-upaya dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di SD. Peningkatan kualitas pembelajaran banyak
ditentukan oleh pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan oleh guru. Guru sebagai ujung tombak dalam pelaksanan pendidikan merupakan pihak yang sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran guru memegang peranan yang sangat penting untuk menciptakan suatu proses pembelajaran yang aktif dan interaktif, karena guru yang berhubungan serta berinteraksi langsung dengan siswa sebagai subjek dan objek belajar. Guru juga dituntut untuk terampil dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi proses pembelajaran. Roestiyah (2008:1) menyatakan bahwa guru harus memiliki strategi agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Tujuan pembelajaran akan dapat tercapai apabila guru mampu menciptakan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa dengan menerapkan berbagai strategi, model atau metode pembelajaran yang bervariasi, sehingga dapat menumbuhkan minat dan motivasi siswa untuk mau belajar. Keterampilan guru dalam memilih serta menerapkan media pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran yang dibelajarkan kepada siswa juga merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam mengoptimalkan keterampilan menulis siswa . Namun pada kenyataannya, peserta didik di SD masih mengalami kesulitan
e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol. 2 No. 1 Tahun 2014)
dalam pelajaran bahasa Indonesia. Hal ini disebabkan karena ruang gerak siswa dalam belajar masih dibatasi oleh guru. Selain itu, guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswa, hanya mengulangi materi yang pernah diajarkan dan yang belum dikuasai siswa saja. Guru tidak melihat penyebab utama siswa tidak menguasai materi pelajaran itu. Kondisi ini berakibat pada pemecahan kesulitan belajar anak tidak dapat terselesaikan dengan baik. Langkah awal dalam mengatasi kesulitan belajar tersebut adalah dengan mencari penyebab kesulitan belajar yang dialami siswa, mencari solusi pemecahan yang tepat dan mengambil tindakan yang tepat untuk mengatasi kesulitan belajar yang dialami siswa tersebut. Berdasarkan observasi yang dilakukan dengan wawancara diketahui bahwa peserta didik di sekolah dasar masih mengalami kesulitan dalam pelajaran bahasa Indonesia. Selain itu, guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswa, hanya mengulangi materi yang pernah diajarkan dan yang belum dikuasai siswa saja. Guru tidak melihat penyebab utama siswa tidak menguasai materi pelajaran itu. Hal ini tentunya akan menciptakan kondisi pembelajaran yang kurang menarik dan menyenangkan, serta kurang menantang kemampuan berpikir siswa dan kurang dapat mengoptimalkan fungsi otak dalam belajar, sehingga siswa cenderung cepat merasa bosan. Hal ini tentu akan membawa pengaruh terhadap pencapaian hasil belajarnya. Sebagai salah satu alternatif untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang dihadapi oleh guru di lapangan, peneliti mencoba menerapkan strategi pembelajaran untuk mengoptimalkan proses pembelajaran guna meningkatkan keterampilan menulis bahasa Indonesia. Strategi tersebut adalah model pembelajaran kooperatif tipe think-talk-write (TTW) yang berbantuan Media Gambar Berseri. Model pembelajaran tipe TTW pada dasarnya adalah strategi pembelajaran yang dibangun dengan proses berpikir, berbicara dan menulis. Alur strategi TTW dimulai dari keterlibatan siswa dalam berpikir atau memproses informasi
dalam dirinya sendiri setelah melalui proses membaca. Selanjutnya proses berbicara dengan membagi ide (sharing) dengan teman kelompok sebelum melangkah ke proses yang terakhir yaitu menulis (Suparya, 2010). Siswa pada tahap aktivitas berfikir atau think melakukan proses membaca suatu wacana atau teks mata pelajaran bahasa Indonesia yang dilanjutkan dengan pembuatan catatan dari apa yang dibaca. Siswa dalam membuat catatan, mempersatukan antara ide yang dimiliki dengan informasi yang didapat melalui membaca yang kemudian disajikan dalam bentuk tulisan dengan menggunakan bahasa sendiri agar mudah dipahami. Setelah tahap think kemudian pada tahap talk. Pada tahap ini siswa mengeksplorasi diri dengan berkomunikasi menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri. Siswa secara individu dapat merancang kata-kata sendiri yang digunakan untuk berkomunikasi dengan teman dikelompok kerja masing-masing dan anggota kelompok yang lain dalam situasi pembelajaran. Hal ini akan dapat membuat siswa merasa belajar bermakna. Teori makna (meaning theory) dari Ausubel (Brownell dan Chazal) mengemukakan pentingnya pembelajaran yang bermakna. Kebermaknaan pembelajaran akan membuat kegiatan belajar lebih menarik, lebih bermanfaat, dan lebih menantang, sehingga konsep dan prosedur materi yang disampaikan akan lebih mudah dipahami dan lebih tahan lama diingat oleh peserta didik. Menurut Asubel, belajar bermakna timbul jika siswa mencoba menghubungkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang dimilikinya. Jika pengetahuan baru tidak berhubungan dengan pengetahuan yang ada, maka pengetahuan baru itu akan dipelajari siswa melalui belajar hafalan. Hal ini disebabkan pengetahuan yang baru tidak diasosiasikan dengan pengetahuan yang ada. Setelah tahap talk selanjutnya tahap yang terakhir adalah write, yaitu menuliskan hasil diskusi atau dialog pada lembar kerja yang disediakan. Pada aktivitas menulis siswa secara individu akan mengkonstruksi ide-ide setelah menulis. Karena setelah
e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol. 2 No. 1 Tahun 2014)
menulis siswa menata kalimat dengan baik dan sistematis, sehingga apa yang kurang lengkap dalam tulisan hasil diskusi atau dialog akan ditambahkan berikutnya. Sehingga siswa akan memahami secara bermakna dan mendalam dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia berlangsung. Gambar adalah abstrak, tetapi mendekati kenyataan atau objek sebenarnya. Menurut Sadiman (2009:29) menyatakan “diantara media pendidikan, gambar atau foto adalah media yang paling umum dipakai yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana – mana”. Karena kesederhanaan, mudah dimengerti, dapat dinikmati, dibuat dan dinikmati dimana – mana, gambar sebagai media sangatlah cocok dan memungkinkan untuk mengoptimalkan pembelajaran agar lebih efektif. Gambar yang digunakan sebagai media dapat berupa gambar jadi, misalnya gambar dari majalah, booklet, brosur, selebaran dan lain – lain. Guru dapat menyediakan gambar tersebut dalam sebuah cerita sehingga siswa tidak merasa bosan saat membaca suatu wacana. Gambar berseri merupakan rangkaian gambar yang mempunyai keterkaitan kejadian antara gambar satu dengan gambar yang lainnya. Gambar – gambar tersebut menggambarkan sebuah rangkaian kejadian atau suatu peristiwa dari awal kejadian sampai akhir kejadian. Gambar ini digunakan untuk merangsang daya pikir siswa dalam membaca dan mencari suatu ide pokok dalam sebuah wacana serta dapat memecahkan suatu masalah didalamnya. Pembelajaran menemukan ide pokok dalam sebuah wacana menggunakan gambar berseri merupakan alternatif pembelajaran yang sangat menarik, mendidik dan memberi kesan bermakna bagi perkembangan belajar siswa. Penggunaan media dalam proses pembelajaran sangat baik digunakan karena informasi yang disampaikan oleh guru akan lebih di ingat dan mudah dipahami oleh siswa. Agar keberhasilan dalam pembelajaran bahasa Indonesia tercapai dengan baik tentunya ditunjang menggunakan media pembelajaran. Media-
media pembelajaran ada berbagai macam, salah satunya yaitu media gambar berseri. Media gambar berseri merupakan sejumlah gambar yang menggambarkan suasana yang sedang diceritakan dan menunjukan adanya kesinambungan antara gambar satu dengan gambar yang lainnya. Berangkat dari paparan latar belakang permasalahan tersebut, maka perlu suatu upaya yang dilakukan untuk pengomptimalan proses pembelajaran bahasa Indonesia di SD. Dengan penerapan strategi pembelajaran think-talkwrite yang berbantuan media gambar berseri, diduga dapat digunakan sebagai altenatif pemecahan masalah belajar dan pembelajaran bahasa Indonesia di SD. Dalam penelitian ini, pengujian keunggulan strategi pembelajaran TTW berbantuan media gambar berseri. Dari berbagai permasalahan tersebut maka dilakukan penelitian tentang “Pengaruh Model Pembelajaran TTW (Think Talk Write) Berbantuan Media Gambar Berseri Terhadap Keterampilan Menulis Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD Gugus I Kecamatan Kediri, Tabanan Tahun Ajaran 2013/2014”. METODE Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas V SD Gugus I Kecamatan Kediri, Tabanan. Penelitian yang dilaksanakan ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian yaitu eksperimen semu (quasy experiment). Mengingat tidak semua variabel (gejala yang muncul) dalam kondisi eskperimen dapat diatur dan dikontrol secara ketat, maka penelitian ini dikategorikan penelitian eksperimen semu (quasi experiment). Dimana desain yang digunakan yaitu “Nonequivalent Control Group Design”. Dalam desain ini terdapat dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Untuk kelompok eksperimen diberikan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TTW berbantuan media gambar berseri, sedangkan untuk kelompok kontrol diberikan pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran konvensional.
e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol. 2 No. 1 Tahun 2014)
Pretest dilakukan hanya untuk menyetarakan kelompok. Seperti yang dinyatakan oleh Dantes (2012:97) bahwa “pemberian pretest biasanya digunakan untuk mengukur ekuivalensi atau penyetaraan kelompok”. Sedangkan posttest akan diberikan pada akhir penelitian. Dengan demikian penelitian ini mengambil skor pretest sebagai penyetaraan dengan menggunakan soalsoal yang mengacu pada pelajaran sebelum diberikan treatment pada kelompok siswa. Sedangkan untuk posttest diberikan pada akhir penelitian yaitu dengan memberikan sebuah tes. Data hasil belajar bahasa Indonesia dalam penelitian ini akan diambil dari normalisasi antara skor pretest dengan skor posttest (gain skor). Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V di Gugus 1 Kecamatan Kediri, Tabanan yang berjumlah 232 siswa. Pemilihan satu gugus ini untuk populasi karena peneliti memerlukan dua kelas yang akan dijadikan kelas eksperimen dan kelas kontrol sedangkan di setiap sekolah hanya terdapat satu kelas untuk kelas V. sampel adalah sebagian dari jumlah populasi yang dapat mewakili karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penelitian ini sampel yang dipilih adalah dua kelas, yaitu satu kelas eksprimen dan satu kelas kontrol. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling purvosive sampling. “Teknik purvosive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu” (Sugiyono, 2012 : 124). Pemilihan sampel penelitian ini tidak dilakukannya pengacakan individu, karena tidak bisa mengubah kelas yang telah terbentuk sebelumnya. Dengan tidak mengubah kelas yang semula maka kemungkinan pengaruh dari keadaan subjek yang muncul karena mengetahui dirinya dilibatkan dalam eksperimen dapat dikurangi (Sevilla, 1993:113). Variabel penelitian merupakan faktorfaktor yang berperanan dalam peristiwa atau gejala yang akan diuji. (Narbuko, 2007 : 118). Penelitian ini menyelidiki pengaruh variabel bebas (Independent) terhadap
variabel terikat (dependent). Penelitian ini melibatkan dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat yang dijelaskan sebagai berikut: (1). Variabel Bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran TTW (Think Talk Write). (2). Variabel Terikat merupakan variabel yang dipengaruhi akibat adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keterampilan menulis bahasa Indonesia. Untuk menghindari kesalahan dalam penafsiran maka istilah yang digunakan dalam penelitian ini diberikan definisi operasional. Adapun definisi operasional yang digunakan adalah sebagai berikut: a). Model Pembelajaran TTW (Think Talk Write). Menurut Huinker & Laughlin Tahun 1996 Pemilihan strategi pembelajaran TTW dalam pembelajaran bahasa Indonesia dapat mendorong siswa untuk lebih aktif dan mendominasi dalam kegiatan pembelajaran itu sendiri. Pembelajaran yang dirancang dalam bentuk kelompok belajar dapat mengaktifkan siswa dengan adanya suatu kerjasama antara siswa yang satu dengan siswa lainnya. Dalam kerja kelompok mereka bekerja sama dalam memecahkan masalah atau melaksanakan tugas tertentu yang telah ditentukan oleh guru. Dengan adanya kerja kelompok tersebut maka akan mendorong terjadinya diskusi dan komunikasi di antara siswa. Diskusi merupakan suatu proses tatap muka interaktif dimana siswa menukar ide tentang persoalan dalam rangka pemecahan masalah, menjawab pertanyaan, meningkatkan pengetahuan dan permahaman, atau membuat keputusan. Melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TTW pada pembelajaran bahasa Indonesia akan dapat meningkatkan pemahaman, keaktifan dan komunikasi di antara siswa. Pembelajaran TTW dapat mendorong siswa untuk selalu aktif berpartisipasi, komunikatif, siswa dilatih untuk berpikir kritis, siap mengemukakan pendapatnya sendiri secara obyektif, menghargai pendapat
e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol. 2 No. 1 Tahun 2014)
orang lain, dan melatih siswa untuk menuliskan hasil diskusinya ke dalam bentuk tulisan secara sistematis sehingga siswa lebih memahami materi pelajaran yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan hasil belajar serta kemampuan berpikir tingkat tinggi. b). Pembelajaran Konvensional Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang lebih banyak berpusat pada guru, komunikasi lebih banyak satu arah dari guru ke siswa, metode pembelajaran lebih banyak menggunakan ceramah dan demonstrasi, dan materi pembelajaran lebih pada penguasaan konsep-konsep bukan kompetensim. c). Keterampilan Menulis Menulis adalah sebuah proses, yaitu proses penuangan gagasan atau ide ke dalam bahasa tulis yang dalam praktiknya proses menulis diwujudkan dalam beberapa tahapan yang merupakan satu sistem yang utuh. Dalam penelitian ini, keterampilan menulis siswa akan diamati dan dinilai dengan rubrik penilaian kinerja. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data tentang keterampilan menulis bahasa Indonesia siswa kelas V SD Gugus I Kecamatan Kediri, Tabanan pada semester genap Tahun Ajaran 2013/2014. Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode tes. “Tes merupakan serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok” (Arikunto, 2012:45). Sedangkan, menurut Sanjaya (2008:354), “tes adalah teknik penilaian yang biasa digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam pencapaian suatu kompetensi tertentu, melalui pengolahan secara kuantitatif yang hasilnya berbentuk angka” Dalam penelitian ini data yang diperlukan adalah data tentang keterampilan menulis bahasa Indonesia. Untuk mengumpulkan data tersebut digunakan tes, yaitu tes untuk mengukur keterampilan menulis bahasa Indonesia. Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian adalah data keterampilan menulis bahasa Indonesia dikumpulkan dengan menggunakan tes keterampilan menulis
bahasa Indonesia. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang keterampilan menulis bahasa Indonesia adalah tes keterampilan menulis bahasa Indonesia dengan tes esay. Rubrik adalah sebuah skala penyekoran (scoring scale) yang dipergunakan untuk menilai kinerja subyek didik untuk tiap kriteria terhadap tugastugas tertentu (Nurgiyantoro, 2011:143). Dalam penilaian yang menggunakan skala rating (skala berjenjang), setiap indikator yang akan diukur dibuatkan skala tertentu misalnya dari 1-5 yang setiap skala tersebut memiliki makna mulai dari kategori sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan tidak baik. Untuk setiap kategori dalam rubrik memiliki deskripsi verbal yang diwakili. Bunyi deskripsi verbal harus sesuai dengan rubrik yang akan diukur. Penilaian tingkat capaian siswa dilakukan dengan menandai angka-angka yang sesuai. Untuk lebih jelas mengenai deskripsi verbal dalam rubrik, berikut adalah pedoman penilaian keterampilan menulis siswa yang telah disesuaikan dengan rubrik keterampilan menulis dengan skala rating. Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, maka dilakukan analisis terhadap data tersebut. Teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis data hasil penelitian adalah teknik analisis Uji-t. Untuk dapat menggunakan teknik analisis tersebut dibutuhkan data yang berdistibusi normal dan homogen. Maka dari itu, perlu dilakukan uji normalitas data dan uji homogenitas untuk memenuhi prasyarat
yang dibutuhkan untuk menggunakan teknik analisis Uji-t. Sebelum dilakukan uji prasarat nilai pretes yang sudah diperoleh dari kedua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan normalisasi dengan nilai post-test yang juga dilakukan oleh kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan cara menggunakan rumus gain skor ternormalisasi (normalized gain score). Tujuan dilakukannya uji normalitas data adalah untuk mengetahui apakah uji hipotesis dengan statistik parametrik dapat dilakukan atau tidak. Apabila sebaran data
e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol. 2 No. 1 Tahun 2014)
sudah berdistribusi normal, maka uji lanjut dengan menggunakan statistik parametrik dapat dilakukan. Sedangkan, bila data tidak berdistribusi normal maka uji lanjut menggunakan statistik parametrik tidak bisa dilakukan dan harus beralih menggunakan statistik nonparametrik. Untuk mengetahui apakah sebaran data Tes keterampilan menulis bahasa Indonesia siswa bersistribusi normal atau tidak maka digunakan analisis Chi-Square. Uji kesamaan dua varians digunakan untuk menguji apakah sebaran data homogen atau tidak, yaitu dengan membandingkan variansnya. Uji homogenitas dapat dilakukan apabila kelompok data tersebut dalam distribusi normal. Uji homogenitas dilakukan untuk menunjukkan bahwa perbedaan yang
terjadi pada uji hipotesis benar-benar terjadi akibat adanya perbedaan antar kelompok, bukan sebagai akibat dari perbedaan dalam kelompok. Uji homogenitas data dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu uji F dari Havley dan Uji Bartlett. Uji F dari Havley biasanya digunakan untuk menguji homogenitas dua kelompok data, sedangkan uji Bartlett biasanya digunakan untuk menguji homogenitas lebih dari dua kelompok data. Dalam penelitian kali ini, uji homogenitas varians yang digunakan adalah uji F dari Havley, karena menguji dua kelompok data. Rumus yang digunakan dalam uji F dari Havley sebagai beriku. Data yang telah diuji normalitas dan homogenitasnya selanjutnya dilakukan uji hipotesisnya. Adapun hipotesis penelitian yang akan diuji adalah: Ha : Terdapat perbedaan yang signifikan terhadap ketrampilan menulis bahasa Indonesia antara siswa yang dibelajarkan melalui model (TTW) berbantuan media gambar berseri dan siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional pada kelas V SD Gugus I Kecamatan Kediri tahun ajaran 2013/2014. H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap keterampilan menulis bahasa Indoesia antara siswa yang dibelajarkan melalui model (TTW) berbantuan media gambar berseri dan
siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional pada kelas V SD Gugus I Kecamatan Kediri tahun ajaran 2013/2014. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian dilakukan pada kelompok eksperimen yang diberikan treatment dengan model pembelajaran Think Talk Write berbantuan media gambar berseri dan kelompok kontrol yang dibelajarkan secara konvensional, pelaksanaan penelitian pada masing-masing kelompok dilakukan sebanyak 8 kali pertemuan yang terdiri dari 1 kali pre-test, 6 kali
pelaksanaan pembelajaran dan 1 kali post-test. Penelitian dilakukan pada kelompok eksperimen yang diberikan treatment dengan model pembelajaran TTW (Think Talk Write) berbantuan media gambar berseri dan kelompok kontrol yang dibelajarkan secara konvensional, pelaksanaan penelitian pada masingmasing kelompok dilakukan sebanyak 8 kali pertemuan yang terdiri dari 1 kali pre-test, 6 kali pelaksanaan pembelajaran dan 1 kali post-test. Hasil perhitungan menunjukkan nilai rata-rata hasil belajar bahasa Indonesia siswa kelompok eksperimen yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran TTW (Think Talk Write) berbantuan media gambar berseri adalah sebesar 78,69 dengan nilai maksimal sebesar 93 dan nilai minimal 60 Standar deviasi kelompok eksperimen adalah s = 9,7 dan varians s2 = 94,30. Sedangkan nilai rata-rata hasil belajar bahasa Indonesia pada kelompok kontrol sebesar 78,12 dengan nilai maksimal 93 dan nilai minimal 60 dengan standar deviasi adalah s = 8,1 dan varian s2 = 67,04. Dari data tersebut diketahui bahwa nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada kelompok eksperimen yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran TTW (Think Talk Write) berbantuan media gambar berseri. lebih besar dari nilai rata-rata siswa kelompok kontrol yang dibelajarkan secara konvensional. Berdasarkan atas kurva normal, kelas interval, frekuensi observasi (fo) dan
e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol. 2 No. 1 Tahun 2014)
frekuensi empirik (fe) dari data nilai post-test siswa kelas V SD Negeri 1 Kaba-kaba pada kelompok eksperimen dan nilai post-test siswa kelas V SD Negeri 2 Kaba-kaba pada kelompok kontrol, maka kelas interval dapat ditentukan melalui distribusi kurva normal yang dibagi menjadi 6 kelas interval. Untuk perhitungan kelas interval dapat dilihat pada lampiran 17 (Kelompok eksperimen) dan lampiran 20 (Kelompok Kontrol). Sedangkan hasil perhitungan kelas interval dapat dilihat pada tabel berikut. Uji Normalitas Data Kelompok Kontrol. Berdasarkan atas kurva normal, kelas interval, frekuensi observasi (fo) dan frekuensi empirik (fe) dari data nilai posttest Bahasa Indonesia siswa pada kelompok kontrol. Uji Homogenitas Data, Uji homogenitas yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan uji F Havley, adapun langkah-langkah yang digunakan dalam uji homogenitas varians adalah sebagai berikut. Menghitung varians terbesar dan varians terkecil
Diketahui: Varians kelompok eksperime:94,30 Varians kelompok kontro:67,04 Fhit. =
=
=
= 1,4 (1)
Membandingkan Fhitung dengan Ftabel Dari hasil perhitungan diperoleh Fhitung = 1,4 sedangkan Ftabel pada taraf signifikansi 5% dengan db pembilang = 34 dan db penyebut = 31 adalah 1,4. Ini berarti Fhitung = 1,4 < Ftabel (34,32) = 1,76 maka Ho diterima sehingga data nilai post-test Bahasa Indonesia siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki varians yang homogen. Berdasakan uji prasyarat yang meliputi uji normalitas sebaran data dan uji homogenitas varians, diketahui bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen. Dengan demikian uji hipotesis dengan menggunakan uji-t dapat dilakukan. Berikut disajikan hasil pengujian hipotesis pada taraf signifikansi 5% dengan dk = 66 pada Tabel 1.
Tabel 1. Rekapitulasi Analisis Uji-t
Perlakuan (treatment) Model Pembelajaran TTW berbantuan media gambar berseri Pembelajaran Konvensional
Mean Skor
Nilai thitung
Nilai ttabel
Hipotesis Alternatif
3,35
2,000
Diterima
78,69 78,12
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh thitung sebesar 3,35 dengan menggunakan taraf signifikansi 5% dan dk = 65 diperoleh batas penolakan hipotesis nol sebesar 2,000. Berarti thitung ≥ ttabel maka hipotesis nol yang diajukan ditolak dan menerima hipotesis alternatif. Maka dapat diinterpretasikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar bahasa Indonesia antara siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran Think Talk Write berbantuan media gambar berseri dan yang dibelajarkan secara konvensional pada kelas V SD Gugus 1 Kediri, Tabanan Tahun Ajaran 2013/2014.
Hasil analisis awal, yaitu uji penyetaraan kelompok menggunakan nilai pre-test siswa kelas V SD Negeri 1 Kabakaba dan kelas V SD Negeri 2 Kaba-kaba menunjukkan bahwa keadaan kedua kelompok kelas tersebut setara. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebelum diberikan perlakuan (treatment) kedua kelompok kelas yang akan dijadikan sampel tersebut mempunyai kemampuan awal yang sama dan tidak berbeda secara signifikan. Sampel yang dijadikan sebagai kelompok eksperimen adalah siswa kelas V SD Negeri 1 Kaba-kaba yang diberikan treatment pembelajaran, yaitu dengan menerapkan model pembelajaran Think Talk Write berbantuan media gambar
e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol. 2 No. 1 Tahun 2014)
berseri. Sedangkan sampel yang dijadikan kelompok kontrol, yaitu siswa kelas V SD Negeri 2 Kaba-kaba yang diberikan treatment pembelajaran berupa pembelajaran konvensional. Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diberikan treatment sebanyak 6 kali sesuai dengan pembelajaran yang telah ditentukan. Setelah kedua kelompok tersebut diberikan treatment sebanyak 6 kali, selanjutnya diakhir pembelajaran diberikan pos-test untuk mendapatkan hasil belajar bahasa Indonesia pada materi menulis deskripsi dengan baik. Adapun hasil post-test pada kelompok eksperimen memiliki nilai ratarata 78,69 dan untuk kelompok kontrol memiliki nilai rata-rata 78,12. Dilihat dari nilai rata-rata post-test kedua kelompok tersebut, maka dapat dikatakan kelompok yang dibelajarkan melalui penerapan model pembelajaran Thimk Talk Write berbantuan media gambar berseri memiliki nilai ratarata yang lebih besar dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan secara konvensional.
karena pembelajaran didominasi ceramah oleh guru, siswa lebih banyak diberikan hafalan daripada aplikasi sehingga siswa tidak memiliki pengalaman belajarnya. Penerapan model ini pada proses pembelajaran juga membantu mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental, akibatnya dalam pembelajaran siswa tidak hanya dituntut agar menguasai pelajaran, tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya, terlebih lagi dengan belajar di luar kelas siswa dapat berinteraksi langsung dengan lingkungan di luar kelas.
SIMPULAN DAN SARAN Perbedaan nilai ini terjadi karena adanya perbedaan perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Pada kelas eksperimen diterapkan model pembelajaran Think Talk Write berbantuan media gambar berseri. Kegiatan pembelajarannya dirancang agar dapat merangsang, membelajarkan, dan mengajak siswa untuk berpikir secara kritis dalam rangka mencari dan menemukan jawaban secara mandiri dari berbagai permasalahan yang dipertanyakan. Dalam hal ini guru berperan sebagai fasilitator dan membimbing siswa untuk belajar. Permasalahan yang dijadikan topik diberikan oleh guru dan selanjutnya siswa tetap diberikan bimbingan jika menemukan kesulitan. Sedangkan pada kelas kontrol diterapkan model pembelajaran konvensional. Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered). Dalam pembelajaran ini siswa cenderung pasif sedangkan guru yang aktif menstransfer ilmunya kepada siswa. Guru memegang peranan penting dalam pembelajaran,
Ansari,
DAFTAR PUSTAKA
Agung, Gede. 2006. Evaluasi Pendidikan. Singaraja: IKIP Negeri Singaraja. nsari, Bansu Irianto & Yamin, Martin. 2008. Taktik Mengembangkan Kemampuan Individu Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press Jakarta. Bansu Irianto, Pengaruh Pembelajaran dengan Strategi Think-Talk-Write dalam Upaya Menumbuh Kembangkan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa SMU, Makalah disajikan pada Seminar Nasional JICA-IMSTEP Tanggal 25 Agustus 2003 Di Bandung.
Gie,T.L.(2002). Terampil Yogyakarta: Andi Offset. Mulyasa,
Menulis.
E. 2011.Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Mulyati. 2008. Keterampilan Berbahasa Indonesia SD. Jakarta : Universitas Terbuka. Narbuko, Cholide dan Abu Achmadi. 2005. Metodelogi Penelitian. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Yogyakarta: BPFE
e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol. 2 No. 1 Tahun 2014) Rofi’uddin, Ahmad. 1999. pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Jakarta: Depdikbud. Saddhono, Kundharu. 2012. Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia. Bandung: CV. Karya Putra Darwati. . Suwandi, Sarwiji. 2011. Model-Model Assesmen dalam Pembelajaran. Surakarta : Yuma Pustaka. Santosa, Puji. 2008. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Universitas Terbuka. Suryosubroto. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Sevilla,
Counsuelo G., dkk. 1993. Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta: UI Press. Winarsunu, Tulus. 2009. Statistik dalam Penelitian Psikologi & Pendidikan. Malang: UMM Press. Wasito. Sri. 2009. Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Narasi melalui Media Gambar Seri pada Siswa Kelas V SDN II Wonoboyo. Tersedia pada http://whasit.blogspot.com/2009/05/c ontoh-karya-ilmiah.html. (diakses tanggal 15 Desember 2013). Yamin, Martinis dan Bansul I. Ansari. 2012 Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual Siswa. Jakarta: Referensi.