e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016)
ANALISIS EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI DANA PINJAMAN BERGULIR PROGRAM USAHA AGRIBISNIS PEDESAAN (PUAP) TERHADAP PENDAPATAN GABUNGAN KELOMPOK TANI AYODYA PURA Ni Putu Meilia Utari Adnyani, Gede Putu Agus Jana Susila, Ni Nyoman Yulianthini Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja,Indonesia
email:
[email protected],
[email protected],yulianthini_nyoman @yahoo.com ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat efektivitas dan efisiensi bantuan dana PUAP terhadap pendapatan anggota Gapoktan. Penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif dengan subjek anggota kelompok Gapoktan Ayodya Pura dan objeknya pendapatan bersih anggota Gapoktan.Data dikumpulkan dengan metode dokumentasidan wawancara, kemudian analisis data dengan uji t sampel berpasangan (paired sampel t-test). Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai efektivitas PUAP terhadap pendapatan adalah 31,13% (tidak efektif)dan nilai efisiensi PUAP adalah 9,09% (sangat efisien). Ada perbedaan pendapatan sebelum dengan sesudah memperoleh dana PUAP dengan dampak 0,374 dengan p-value 0,03,artinya ada perubahan pendapatan setelah mendapatkan dana PUAP. Kata kunci : PUAP, gapoktan, efektivitas, efisiensi ABSTRACT This research aims to know the effectiveness and efficiency PUAP to income the member of Gapoktan Ayodya Pura. This study using descriptive quantitative with the subject is the member of Gapoktan and the object is net income from the member. Data collected by documentation the income and interview then using t test with paired sample t-test for analysised data. The result showed the value of effectiveness PUAP to income is 31,13% (not effective) and the efficiency is 9,09% (very efficient). There are different in income before and after received PUAP with the effect 0,374 that P-value = 0,03, it’s mean there are changes for the income after received PUAP. Key Word :PUAP, gapoktan, effectivness, efficiency
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016) PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki garis pertanian yang terbentang luas dari sabang sampai merauke, dengan luas lahan 39.594.536,91 Ha (Ngakan, 2013). Sektor pertanian menjadi salah satu sektor penopang ekonomi Indonesia, sekitar 60% keluarga yang menggantungkan hidupnya di sektor pertanian. Sebagian besar dari keluarga yang menggantungkan hidup dari hasil pertanian tersebut merupakan keluarga miskin. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2009 jumlah penduduk miskin tercatat 32,53 juta jiwa. Dari jumlah tersebut sekitar 20,65 juta jiwa berada di pedesaan dengan mata pencaharian utama di sektor pertanian. Pada umumnya petani di perdesaan berada pada skala usaha mikro yang memiliki luas lahan lebih kecil dari 0,3 hektar. Pada bulan Maret 2010, BPS mencatat jumlah penduduk miskin turun menjadi 31,02 juta jiwa. Pemerintah telah berhasil menurunkan angka kemiskinan sebanyak 1,57 juta jiwa, namun kemiskinan di perdesaan akan terus menjadi masalah pokok nasional sehingga penanggulangan kemiskinan tetap menjadi program prioritas untuk tercapainya kesejahteraan sosial bagi masyarakat (Deptan, 2011). Semakin meningkatnya alih fungsi lahan pertanian juga memengaruhi produktifitas petani di Indonesia. Teknologi pertanian yang masih terbelakang juga akan memengaruhi produktifitas pertanian yang nantinya akan memengaruhi pendapatan para petani. Program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) merupakan bentuk fasilitasi bantuan modal usaha untuk petani anggota, baik petani pemilik, penggarap, buruh tani maupun rumah tangga tani.Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) merupakan kelembagaan tani pelaksana PUAP untuk penyaluran bantuan modal usaha bagi anggota. Adapun tujuan PUAP yaitu mengurangi tingkat kemiskinan dan menciptakan lapangan kerja di perdesaan, PUAP dilaksanakan secara terintegrasi dengan kegiatan Departemen pertanian maupun
Kementrian Lembaga lain dibawah payung program PNPM Mandiri. Untuk mencapai tujuan tersebut Gapoktan diseluruh Indonesia didampingi oleh tenaga Penyuluh Pendamping dan Penyelia Mitra Tani. Provinsi Bali, selain terkenal akan pariwisatanya yang mendunia namun juga mempunyai potensi yang cukup besar pada sektor pertanian dengan luas lahan sawah 80.466,56 Ha (Ngakan, 2013). Potensi
pertanian yang besar di Provinsi Bali melalui Departemen Pertanian dan Kementerian Lembaga lain di bawah program PNPM Mandiri menerapkan strategi dan kebijakan dalam program pengembangan usaha di bidang pertanian berbasis pedesaan. Diharapkan strategi dan kebijakan tersebut dapat mendorong kegiatan usaha pertanian berbasis pedesaan masyarakat pada usaha kelompok berskala ekonomi kecil dan menengah dalam bentuk Program Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP). PUAP dikelola secara bersamasama oleh kelompok (Gapoktan) untuk disalurkan kepada petani anggota maupun masyarakat lainnya dengan cara pinjaman modal usaha. Modal usaha tersebut dapat dimanfaatkan oleh anggota kelompok tani, baik petani pemilik, petani penggarap, buruh tani maupun rumah tangga. Desa Kerobokan yang terletak di wilayah Kecamatan Sawan Kabupaten Buleleng dengan komoditi yang beragam seperti palawija, sayur-sayuran dan buahbuahan.Letak wilayah desa yang di jalur provinsi menambah daya saing pertaniannya. Petani di Desa Kerobokan juga mempunyai gabungan kelompok Tani yakni Gapoktan Ayodya Pura dengan jumlah anggota 60 orang. Fakta yang terjadi menunjukkan bahwa dari hasil survei awal yang diperoleh dari Gapoktan Ayodya Pura, dapat diketahui masingmasing anggota mendapatkan bantuan sebesar Rp 2.000.000. Namun terdapat permasalahan perbedaan pendapatan masing-masing anggota sebelum dan sesudah menerima bantuan PUAP.
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016) Tujuan penelitian ini adalah : (1) Tingkat efektivitas bantuan dana PUAP terhadap pendapatan gabungan kelompok tani Ayodya Pura. (2) Tingkat efisiensi bantuan dana PUAP terhadap pendapatan gabungan kelompok tani Ayodya Pura. Manfaat dari penelitian ini adalah (1) Manfaat Teoritis: dalam penelitian ini diharapkan dapat menerapkan ilmu dan memperluas wawasan selain itu juga sebagai kajian ilmiah khususnya dalam bidang ekonomi. Selain itu dapat menambah bahan refrensi untuk penelitian selanjutnya mengenai PUAP dalam menanggulangi kemiskinan. (2) Manfaat Praktis : (a) bagi masyarakat : penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya Program Dana Pinjaman PUAP terhadap pendapatan dalam menanggulangi kemiskinan di Desa Kerobokan Kabupaten Buleleng. (b) bagi pemerintah penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pihak pemerintah dalam mengeluarkan peraturan dan kebijakan untuk menanggulangi kemiskinan. Efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya,sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar,ditetapkan sebelumnya unuk menghasilkan sejumlah barang atas jasa kegiatan yang dijalankannyaSondang dalam Othenk (2008:4). Kriteria efektivitas yaitu > 100% sangat efektif, > 90%-100% efektif, > 80%-90% cukup efektif, > 60%80% kurang efektif, < 60% tidak efektif. Efisiensi adalah hubungan antara input dan output, yakni penggunaan barang dan jasa yang dibeli oleh organisasi untuk output tertentu. Efisiensi merupakan perbandingan antara sebelum dan sesudah mendapat bantuan PUAP Indra Bastian (2002: 376). Kriteria efisiensi yaitu: 100%- keatas tidak efisien, 90%-100% kurang efisien, 80%-90% cukup efisien, 60%-80% efisien, kurang dari 60% sangat efisien. Pendapatan adalah kenaikan kotor (gross) dalam modal pemilik yang dihasilkan dari penjualan barang dagang, pelaksanaan jasa kepada klien,
menyewakan harta, peminjaman uang, dan semua kegiatan usaha profesi yang bertujuan untuk memperoleh penghasilan Niswonger (2006: 56). METODE Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang menurut Sugiyono (2012: 23) dikatakan metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Subjek dalam penelitian adalah gabungan kelompok tani Ayodya Pura, sedangkan objek adalah pendapatan bersih anggota gabungan kelompok tani Ayodya Pura. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data kuantitatif. Data kuantitatif merupakan data yang berupa angka.Data kuantitatif difokuskan pada jumlah bantuan dana PUAP yang diberikan kepada anggota Gapoktan Ayodya Pura, dan pendapatan anggota Gapoktan Ayodya Pura penerima bantuan dana PUAP, dan sumber data yang digunakan yaitu data sekunder. Data dikumpulkan dengan teknik dokumentasi dan wawancara kemudian analisis deskriptif kuantitatif dan dilakukan Uji t sampel berpasangan (paired sample ttest) dengan bantuan IBM SPSS 15 for Windows. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pada bagian ini akan disajikan hasil penelitian pendapatan sebelum dan sesudah memperoleh dana PUAP periode 2010-2014. Menurut Candiasa (2010) menyatakan sebelum mengadakan uji hipotesis penelitian berupa uji-t, maka ada dua uji asumsi yang harus terpenuhi yaitu variabel terikat semua kelompok yang dibandingkan diasumsikan berdistribusi normal, dan variabel terikat dari semua kelompok yang dibandingkan diasumsikan memiliki varian yang sama atau homogen. Karena kelompok yang dibandingkan hanya satu kelompok sehingga pasti memilki varians yang sama atau homogen sehingga tidak perlu diuji homogenitasnya. Hasil pengujian menunjukkan bahwa semua data pada unit analisis
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016) memiliki skor p>0,05 pada statistik Kolmogorov-Smirnovaartinya, sebaran data variabel rata-rata pendapatan terdistribusi normal sehingga dapat dilanjutkan untuk uji-t paired samples test. Komputasi IBM SPSS 15 for
Windows dipergunakan untuk mempermudah perhitungan besarnya thitung. Hasil komputasi IBMSPSS 15 dicantumkan dalam Tabel 1 dan Tabel 2.
Tabel 1.Rata-Rata Pendapatan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan)Ayodya Pura Sebelum dan Sesudah Memperoleh Dana PUAP Periode 2010-2014 Keterangan Rata-rata pendapatan sebelum menerima bantuan Rata-rata pendapatan sesudah menerima bantuan
Mean
N
387,7500
60
Std Error Std. Deviation Mean 124,53937 16,07796
456,2667
60
185,27889
23,91940
Tabel 2. Hasil Uji t Paired Samples Test Keterangan Mean
Rata-rata pendapatan sesudahRata-rata pendapatan sebelum menerima bantuan
68,51667
Sumber: Output SPSS(datadiolah)
Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan rata-rata antara pendapatan sebelum memperoleh dana PUAP sebesar Rp 387,7500/ bulan dengan pendapatan sesudah memperoleh dana PUAP sebesar Rp 456,2667/bulan maka ratarata pendapatan yang diperoleh anggota gabungan kelompok tani (Gapoktan) meningkat Rp 68,51667/bulan untuk jumlah selisih pendapatan semua anggota Gapoktan meningkat sebesar Rp 4.109.600/bulan. Berdasarkan Tabel 2nilai p-value< α (0,05) dan besarnya nilai t hitung (2,941) >ttabel (2,004) dengan tingkat signifikan α (0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak, artinya terdapat perbedaan pendapatan gabungan kelompok tani Gapoktan
Paired Differences Std. Std. T Deviation Error Mean 180,4584 23,2970 2,941 1 8
df
P
59
0,005
Ayodya Pura sebelum dan sesudah memperoleh dana PUAP periode 20102014. Dengan demikian ada pengaruh dana pengembangan usaha agribisnis pedesaan (PUAP) terhadap pendapatan gabungan kelompok tani (Gapoktan) Ayodya Pura periode 2010-2014. Nilai efektivitas PUAP terhadap pendapatan adalah 31,13% masuk kriteria tidak efektif karena <60%. Dengan demikian meskipun rata-rata pendapatan yang diperoleh gabungan kelompok tani (Gapoktan) setelah diberikan dana PUAP lebih besar dibandingkan dengan pendapatan sebelum diberikan dana PUAP namun masih belum cukup untuk pengembalian angsuran dana PUAP. Hal ini menyebabkan beberapa petani yang tergolong miskin akan mendapatkan beban lebih karena tidak mampu membayar hutang.
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016) Nilai efisiensi PUAP terhadap pendapatan adalah 9,09% jadi masuk kriteria sangat efisien karena < 60%. Dengan penjelasan diatas rata-rata pendapatan yang diperoleh gabungan kelompok tani (Gapoktan) setelah diberikan bantuan dana PUAP lebih besar dibandingkan dengan pendapatan sebelum diberikan bantuan dana PUAP.
Korelasi antara pendapatan sebelum dengan sesudah memperoleh dana pengembangan usaha agribisnis pedesaan (PUAP) sangat rendah yaitu 0,374 dengan nilai P ( 0,03), artinya perubahan pendapatan sebelum memeroleh dana pengembangan usaha agribisnis pedesaan (PUAP) berhubungan dengan perubahan pendapatan setelah memperoleh dana pengembangan usaha agribisnis pedesaan (PUAP). Pembahasan Hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pendapatan gabungan kelompok tani ( Gapoktan ) Ayodya Pura sebelum dan sesudah memperoleh dana PUAP periode 20102014. Ini menyatakan dana PUAP berpengaruh terhadap pendapatan. Hal tersebut sesuai dengan penelitian sebelumnya bahwa PUAP berpengaruh positif terhadap pendapatan anggota Gapoktan pada studi kasus Desa Kualu Nenas Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar menyatakatan modal usaha PUAP yang diberikan mampu dikembalikan oleh petani. PUAP merupakan program kementerian pertanian bagi petani di pedasaan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup kemandirian,dan kesejahteraan dengan memberikan fasilitas bantuan modal usaha untuk petani pemilik, petani penggarap, buruh tani maupun rumah tangga tani yang salah satu tujuannya yaitu memberikan kepastian akses pembiayaan kepada petani anggota Gapoktan. PUAP
bertujuan untuk (1) mengurangi kemiskinan dan pengangguran melalui penumbuhan dan pengembangan kegiatan usaha agribisnis di perdesaan sesuai dengan potensi wilayah. (2) meningkatkan kemampuan pelaku usaha agribisnis, pengurus Gapoktan, penyuluh dan penyelia Mitra Tani. (3) memberdayakan kelembagaan petani dan ekonomi perdesaan untuk pengembangan kegiatan usaha agribisnis, (4) meningkatkan fungsi kelembagaan ekonomi petani menjadi jejaring atau mitra lembaga keuangan dalam rangka akses ke permodalan. Sasaran PUAP menurut (Pedum PUAP, 2009). (1) mengembangkan usaha agribisnis di desa miskin yang terjangkau sesuai dengan potensi pertanian desa, (2) mengembangkan Gapoktan/Poktan yang dimiliki dan dikelola oleh petani, (3) meningkatkan kesejahteraan rumah tangga tani miskin, petani/peternak (pemilik dan atau penggarap) skala kecil, buruh tani, dan (4) mengembangkan usaha pelaku agribisnis yang mempunyai usaha harian, mingguan, maupun musiman. Kriteria seleksi desa (1) tahapan penetapan kuota desa penentuan kuota desa dilaksanakan di pusat oleh kelompok kerja ( Pokja) PUAP, penetapan kuota desa dilakukan dengan mempertimbangkan kriteria desa miskin yang mempunyai potensi pertanian yang berasal dari (a) data lokasi, (b) data desa miskin dari BPS (c) data desa program Departemen Pertanian. Kuota desa yang menjadi sasaran penerima bantuan modal usaha PUAP juga memperhatikan dan mempertimbangkan usulan Bupati/ Walikota, usulan aspirasi masyarakat dan usulan unit kerja lingkup Departemen Pertanian. (2) Tahapan penetapan Gapoktan/Poktan (a) Kepala desa/ lurah lokasi desa PUAP yang ditetapkan oleh Menteri Pertanian, mengusulkan calon Gapoktan penerima BLM PUAP kepada tim teknis kabupaten/ kota. (b) Tim teknis kabupaten/ kota melakukan verifikasi calon Gapoktan usulan kepala desa/ lurah untuk ditetapkan oleh bupati/ walikota. (c) Pengurus Gapoktan yang telah ditetapkan oleh Bupati/ Walikota mengisi formulir yang berisi data- data Gapoktan. (d)
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016) Bupati/ Walikota mengusulkan Gapoktan penerima BLM PUAP kepada Tim PUAP pusat dengan tembusan tim Pembina provinsi. Berdasarkan usulan Bupati/ Walikota, Menteri Pertanian menetapkan Gapoktan penerima BLM PUAP. Kriteria Gapoktan Penerima BLM PUAP. Gapoktan penerima bantuan modal usaha PUAP dengan kriteria yaitu (a) Merupakan SDM yang mampu mengelola usaha agribisnis, (b) Mempunyai strukutur kepengurusan yang aktif, (c) Dimilki dan dikelola oleh petani, (d) Dikukuhkan dan tetapkan oleh Bupati/ walikota, (e) Apabila di desa tersebut tidak tedapat Gapoktan dan baru ada Poktan, maka Poktan tersebut dapat ditunjuk menjadi penerima Gapoktan ( Pedoman Umum PUAP, 2009). Dengan adanya pengaruh terhadap pendapatan dengan peningkatan rata-rata sebesar masing-masing anggota Rp 68,51667 per bulan belum mampu menunjukkan keberhasilan penyaluran dan PUAP,dilihat dari nilai efektivitasnya PUAP terhadap pendapatan yaitu 31,13% masuk kriteria tidak efektif. Artinya tambahan rata-rata pendapatan per bulan tidak mampu untuk membayar angsuran pengembalian dana PUAP dan ada yang beberapa anggota yang mengalami penurunan pendapatan. Sehingga perlu dilakukan evaluasi terkait penyaluran dana PUAP Gapoktan Ayodya Pura untuk mengetahui dan memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi petani di lapangan. Tidak efektifnya penyaluran dana PUAP di Gapoktan Ayodya Pura terbukti dengan adanya beberapa anggota yang masih menunggak pengembalian dana PUAP yang dipinjamnya. Agar penyaluran dana PUAP dapat digunakan sebagai salah satu strategi untuk menanggulangi kemiskinan maka perlu adanya pembimbingan, control, dan pelatihan yang berkelanjutan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi petani di lapangan.Sedangkan nilai efisiensi nya PUAP terhadap pendapatan yaitu 9,09% yang msuk kriteria sangat efisien. Artinya meskipun adanya penurunan pendapatan anggota Gapoktan Ayodya Pura akan tetapi ada peningkatan
kualitas dalam penanganan dana PUAP tersebut. Agar penyaluran dana PUAP digunakan sebagai salah satu strategi untuk menanggulangi kemiskinan maka diperlukan adanya pembimbingan dan pelatihan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi. Selain itu dari 60 anggota gapoktan terdapat 22 anggota yang mengalami penurunan rata-rata pendapatan (lihat lampiran 01) dan 38 lainnya mengalami peningkatan pendapatan. Menurut Suwardjono (2005) menyatakan bahwa pendapatan suatu usaha tergantung dari modal yang dimiliki, jika modal besar maka hasil produksi tinggi sehingga pendapatan yang didapat juga tinggi.Begitu pula sebaliknya, jika modal kecil maka hasil produksi rendah sehingga pendapatan yang diperoleh rendah. Pada dasarnya dana yang dimiliki perusahaan seluruhnya dipergunakan untuk menghasilkan pendapatan sesuai dengan usaha pokok perusahaan, namun kenyataannya di lapangan Gapoktan Ayodya Pura hasil analisis korelasi antara pendapatan sebelum dengan sesudah memperoleh dana pengembangan usaha agribisnis pedesaan (PUAP) sangat rendah yaitu 0,374 dengan nilai P (0,03) < α (0,05), yang artinya perubahan pendapatan sebelum memperoleh dana pengembangan usaha agribisnis pedesaan (PUAP) berhubungan dengan perubahan pendapatan setelah memperoleh dana pengembangan usaha agribisnis pedesaan (PUAP). PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Gapoktan Ayodya Pura periode 2010-2014 maka dapat disimpulkan bahwa: (a) Terdapat perbedaan tingkat pendapatan usaha gabungan kelompok tani (Gapoktan) Ayodya Pura di Desa Kerobokan Kecamatan Sawan sebelum dan sesudah menerima bantuan dana PUAP (p < 0,05) , dengan rata-rata pendapatan sebelum memperoleh dana PUAP berjumlah Rp 387,7500 dan
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016) sesudah memperoleh dana PUAP berjumlah Rp 456,2667. (b) Nilai efektivitas PUAP terhadap pendapatan anggota yaitu 31,13 % jadi masuk kriteria tidak efektif. (c) Nilai efisiensi PUAP terhadap pendapatan anggota yaitu 9,09% jadi masuk kriteria sangat efisien. Untuk penelitian selanjutnya, dapat disarankan: (a) Pemberian dana PUAP memiliki pengaruh terhadap pendapatan gabungan kelompok tani (Gapoktan) Ayodya Pura diharapkan pemerintah dapat meningkatkan jumlah bantuan dana atau penerima dana PUAP yang disalurkan kepada gabungan kelompoktani (Gapoktan) melalui Dinas Pertanian. (b) Bagi gabungan kelompok tani (Gapoktan), diharapkan dapat mengelola dana dengan baik dan sesuai dengan rencana usaha bersama yang telah dibuat sehingga pemberian dana PUAP dapat meningkatkan skala produksi dan pendapatan gabungan kelompoktani (Gapoktan) secara berkesinambungan. (c) Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan untuk mengkaji lebih dalam mengenai pemberian dana PUAP dan sumber penghasilan lain yang berpengaruh terhadap pendapatan gabungan kelompok tani (Gapoktan) setelah diberikan dana PUAP, analisis faktor kendala-kendala pemanfaatan, penyaluran, dan pengembalian dana PUAP, analisis korelasi jumlah penyaluran dana PUAP dengan peningkatan pendapatan anggota Gapoktan, serta perluasan lokasi penelitiannya sampai ditingkat kabupaten atau provinsi agar dapat diperoleh gambaran yang lebih lengkap tentang pengaruh PUAP terhadap Gapoktan/POKTAN. DAFTAR RUJUKAN Badan Pusat Statistik dan Departemen Sosial. 2009. Penduduk Fakir Miskin Indonesia 2009. Jakarta: Kementrian Departemen Sosial RI Candiasa, I M. 2010.Statistik Univariat dan Bivariat Disertai Aplikasi SPSS.Singaraja: Unit Penerbitan UNDIKSHA
Cepriadi, dkk.2011.Efektivitas Pengembangan Modal Usaha Kelompok Dalam Program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) Di Desa Kualu Nenas Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar.Pekanbaru : JOM FISIP Departemen Pertanian. 2011. Pedoman Umum Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP). Jakarta : Kementrian Pertanian RI Ghassani.Elgarini.2013.Tinjauan Atas Penerapan PSAK No.23 Tahun 2010 Tentang Pengakuan Pendapatan Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung.Bandung:Universitas Widyatama Jajang Burhanudin, 2010. Studi Kinerja Pegawai Layanan Sirkulasi Dan Referens Di Perpustakaan UIN Sunan Gunung Djati Bandung.Depok: Universitas Indonesia Kementerian Pertanian. 2009. Informasi Anggaran Departemen Pertanian Tahun 2009. Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian. Jakarta: Berita Pertanian Online Ngakan, Dewa dkk.2012.Statistik Lahan Pertanian tahun 20082012.Jakarta : Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Sekretariat Jenderal – Kementerian Pertanian Republik Indonesia Reski.Kiki.2012.Efektivitas Perizinan di Kantor Perizinan Terpadu Luwu Timur.Makassar: Hasanuddin.
Pelayanan Pelayanan Kabupaten Universitas
Saputra, Adi Kurniawan. 2009. Analisis Tingkat Efisiensi dan Efektivitas Penerimaan Pajak Hiburan Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 4 Tahun 2016) Dnpasar Tahun 2004-2008. Denpasar: Universitas Udayana Situmorang, ElinaR, dkk. 2012. Modal Sosial dan Keberhasilan Pelaksanaan Program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan di Kabupaten Manokwari. Malang: SEPA Sugiyono. 2013. Metode Kombinasi (Mixed Bandung: Alfabeta, cv
Penelitian Methods).
Suwardjono. 2005. Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan (Edisi III). Yogyakarta: BPFE Uyanto, Stanislaus.S. 2009. Pedoman Analisis Data dengan SPSS (Edisi III).Yogyakarta : Graha Ilmu