Nama Kelompok : Adik kurniyawati putri Annisa halimatus syadi’ah Alfie putri rachmasari Aprita silka harmi Arief isnanto III Non Reguler JURUSAN ANALISA FARMASI DAN MAKANAN POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II
Elektrogravimetri adalah suatu metoda analisa kimia fisika, dimana prinsip kerja dari analisa elektrogravimetri sama dengan analisa secara gravimetri, hanya saja disini ada elektrogravimetri zat yang akan ditentukan akan mengendap atau menempel pada elektroda selama proses elektrolisa. Logam yang akan ditentukan didalam larutan harus berbentuk kation, dimana kation ini akan berpindah ke katoda selama elektrolisa, dan menempel sebagai logam bebas. Dan ada juga beberapa logam yang mengendap di anoda selama proses elektrolisa.
Faktor utama yang mempengaruhi sifat fisis endapan adalah
Rapat arus Besarnya rapat arus yang baik, menghasilkan endapan yang sempurna adalah < 0,1 A Temperatur Ada tidaknya zat pengompleks
Pada umumnya digunakan elektrode Pt, keuntungannya adalah bersifat inert, dapat dipijarkan untuk menghilangkan lemak, bahan organik atau gas tanpa merusak logam Pt. Untuk logam-logam Zn, Bi dan Ga tidaklah diendapkan secara langsung pada elektrode Pt, tetapi elektrode Pt akan dilapisi dulu dengan logam tembaga.
Ion
Ditimbang Sebagai
Kondisi
Cd2+
Cd
Larutan sianida basa
Co2+
Co
Larutan sulfat beramoniak
Cu2+
Cu
Larutan dengan HNO3/H2SO4
Fe3+
Fe
Larutan [NH4]2C2O4
Pb2+
PbO2
Larutan HNO3
Ni2+
Ni
Larutan sulfat beramoniak
Cd2+
Cd
Larutan sianida basa
Co2+
Co
Larutan sulfat beramoniak
Cu2+
Cu
Larutan dengan HNO3/H2SO4
Pada metode elektrogravimetri ini : Tidak diperlukan adanya penyaringan Pemisahan dilkukan secara elektrolisis dengan bantuan elektroda Membutuhkan arus listrik dari luar untuk merubah energi listrik menjadi energi kimia Analit diubah tingkat oksidasinya Syarat - syarat yang harus dipenuhi untuk analisa secara elektrogravimetri adalah : 1. Ion logam dengan elektrolisa akan mengendap pada katoda. 2. Efisiensi elektrolisa tidak perlu 100%, tetapi efisiensi pengendapan harus 100%.
Analisis secara elektrogravimetri didasarkan pada prinsip sel elektrolisis dimana penentuan jumlah listrik dan variabel waktu menjadi sangatlah penting.
1. digunakan pada analisa kuantitatif 2. pemisahan 3. elektrolisis dan permunian logam 4. penyepuhan logam
Teknik ini sangat baik untuk penentuan logam – logam seperti perak atau tembaga dimana unsur – unsur lain kurang mudah diredukai dibanding H+. Penambahan NO3- sangat penting untuk menstabilkan katoda agar tidak menjadi sangat negatif. Senyawa ini disebut dipolarizer atau penyangga potensial senyawa lain, misalnya :
1.
Sistem besi III yang reaksinya :
Untuk membatasi agar Eo katoda tidak lebih negatif dari +0,77 V. Sensitifitas analisis ditentukan dari penimbanganya. Ion H+ juga dapat digunakan sebagai indikasi potensial sel, karena biasa dipakai juga pH sebagai penyangga potensial.
2. Aluminium (elektrolisis skala besar) Aluminium adalah logam terbanyak di bumi. Kegunaan dipesawat, industri kaleng dan lain-lain. Sangat sulit diperoleh dari senyawanya Kontaminasi Al pada wilayah sekitarnya karena spontan menjadi Al3+ Reaksi yang terjadi pada Al belum sempurna benar
Apabila arus listrik mengalir ke dalam suatu sel elektrokimia, keseluruhan potensialnya dapat dipengaruhi oleh 3 fenomena lain yang timbul, yaitu dengan adanya potensial ohmik, polarisasi konsentrasi dan polarisasi kinetik.
Potensial ohmik ini disebut juga sebagai potensial jatuh dimana harga dari potensial ohmik ini sebesar IR. Potensial ohmik ini dapat terjadi baik pada sel galvani maupun pada sel elektrolisis. Pengaruh dari potensial ohmik ini adalah dapat memperbesar potensial yang diperlukan untuk menggerakkan suatu sel elktrolisis dan sebaliknya dapat memperkecil potensial yang terukur pada suatu sel galvani.
Polarisasi konsentrasi timbul apabila gaya difusi, gaya tarik-menarik elektrostatik dan pengadukan mekanik tidak cukup untuk mengangkut reaktan dari atau menuju ke elektrode pada suatu laju yang diperlukan oleh arus secara teoritis. Polarisasi ini dapat menyebabkan potensial dari suatu sel galvani menjadi lebih rendah dari harga potensial teoritis dan akibat adanya penurunan sebesar IR dan sebaliknya, polarisasi konsentrasi pada sel elektrolisis akan meningkatkan potensial terpasangnya.
Polarisasi kinetik sendiri dapat disebabkan karena apabila laju reaksi elektrokimia pada salah satu atau kedua elektrode berlangsung secara lambat sehingga diperlukan tambahan potensial (overpotensial) untuk mengatasi energi penghalang bagi setengah selnya.
Overpotensial meningkat terhadap kenaikan rapat arus (rapat arus dinyatakan dalam I dengan satuan ampere per cm2 luas permukaan elektrode). Overpotensial menurun dengan naiknya temperatur. Overpotensial berubah terhadap komposisi elektrode. Overpotensial nampak jelas pada proses-proses elektrode yang menghasilkan gas seperti gas hidrogen atau oksigen dan overpotensial dapat diabaikan jika terbentuk endapan atau terjadi perubahan bilangan oksidasi. Besarnya overpotensial dalam satuan yang ditentukan adalah sulit untuk diramalkan secara tepat karena hal tersebut ditentukan oleh sejumlah variabel yang tidak dapat dikontrol