Motivasi Belajar Pada Remaja Kecanduan Komik Cynthia Maya Uli Siahaan Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma
ABSTRAKSI Pada masa sekarang ini begitu banyak hiburan yang dapat diminati dari semua kalangan, salah satunya adalah komik. Komik banyak diminati dari semua kalangan, tetapi yang paling banyak adalah kalangan remaja. Terkadang apabila membaca komik dilakukan secara berlebihan dapat menyebabkan kecanduan. Hal ini berdampak tidak baik bagi remaja yang masih dalam usia sekolah menjadi kecanduan komik, khususnya dalam hal motivasi belajar. Banyak yang menganggap komik mempengaruhi motivasi belajar remaja menjadi rendah. Hal inilah yang membuat banyak kalangan menganggap komik negatif. Tujuan dilakukannya penelitian ini, untuk mengetahui gambaran perilaku kecanduan remaja yang kecanduan komik, untuk mengetahui gambaran motivasi yang dimiliki dan hal-hal yang menyebabkan motivasi belajar yang dimiliki oleh seorang remaja yang kecanduan komik. Pada penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian adalah seorang remaja yang kecanduan komik dan berusia 14 tahun. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik wawancara dan observasi. Untuk membantu proses pengumpulan data maka peneliti dilengkapi dengan pedoman wawancara dan alat perekam. Setelah dilakukan penelitian kepada subjek mengenai motivasi belajar pada remaja kecanduan komik maka ditemukan bahwa gambaran perilaku kecanduan komik subjek, memiliki indikator-indikator kecanduan sebagai berikut, yaitu object of desire, preoccupation, driven behaviors, loss of control, dependence, dan negative consequncie. Motivasi belajar subjek cenderung rendah, ditunjukkan dengan perilaku subjek yang kurang memiliki sejumlah usaha dalam belajar, kurang tekun terhadap tugas, tidak memiliki konsentrasi yang baik dan mudah terpengaruh oleh komik. Subjek juga kurang memiliki rasa tanggung jawab terhadap tugas, kurang mampu menetapkan tujuan atau target yang ingin subjek capai di sekolah. Subjek kurang tertantang untuk menyelesaikan tugas secepat mungkin, sering menunda-nunda dalam mengerjakan tugas, tidak menyukai umpan balik atau pemeriksaan kembali yang akhirnya dapat membuat subjek mengulangi kesalahan yang sama. Kemudian hal-hal yang mempengaruhi motivasi belajar subjek cenderung rendah adalah faktor dari dalam diri subjek yang memiliki dorongan kuat untuk membaca komik terus menerus, sehingga mengakibatkan subjek tidak belajar. Faktor lainnya pun dapat mempengaruhi motivasi belajar subjek, antara lain faktor dari orang tua subjek yang kurang tegas dalam mendorong subjek untuk belajar. Adapun faktor dari sekolah, yaitu sekolah cenderung memberikan sistem pengajaran yang bersifat permainan yang disukai oleh subjek, tetapi memberikan pengaruh dan pandangan kepada subjek untuk tidak membaca buku pelajaran karena dalam sistem pengajaran yang diberikan di sekolah membuat subjek merasa berhasil tanpa harus membaca buku pelajaran atau mengulanginya lagi di rumah. Kata kunci : motivasi belajar, kecanduan komik, remaja
dapat dijadikan sarana penyampaian
PENDAHULUAN Begitu banyak sarana hiburan
suatu pesan.
yang dapat dinikmati dimana pun, kapan
Para peminat komik tidak harus
pun dan dari berbagai golongan usia,
membeli apabila mereka ingin membaca
mulai dari anak-anak sampai orang tua.
komik. Mereka dengan mudah pergi ke
Contohnya seperti komik. Beberapa
toko buku yang menyediakan fasilitas
orang menganggap hiburan-hiburan ini
tersebut, memilih dan membaca komik-
tidak memberikan dampak buruk bagi
komik yang disukai di antara komik-
peminatnya. Tetapi ada sebagian orang
komik yang disediakan khusus untuk
yang menganggap hiburan-hiburan ini
dibaca
dapat
apabila
seperti ini dapat menarik perhatian para
berlebihan. Komik misalnya, kehadiran
peminat komik untuk menjadikan komik
komik
sering
sebagai sarana hiburan mereka. Pada
menimbulkan kontroversi. Terkadang
tahap ini, mereka hanya dikatakan
orang
anaknya
menggemari saja. Jika remaja menikmati
membaca komik hingga lupa belajar.
hiburan ini dalam jangka waktu tertentu
Komik juga dianggap tidak menambah
dengan jumlah komik yang dibaca dan
pengetahuan dan hanya menyajikan
durasi membaca yang dapat dikatakan
hiburan. Di Indonesia terhitung lebih
berlebihan, serta melupakan hal-hal
dari
beredar
yang lainnya dan terus-menerus terjadi
merupakan komik buatan luar negeri.
maka dapat memungkinkan seseorang
Akibatnya,
menjadi lupa dengan segalanya dan
berdampak
buruk
sebagai
tua
90
bacaan
keberatan
%
komik
bila
yang
perbedaan
kebudayaan
seringkali membuat komik memberikan
di
tempat.
Fasilitas-fasilitas
menjadi kecanduan.
pengaruh buruk terhadap pembacanya
Peneliti ingin meneliti tentang
(Sugiarti, dalam Sinar Harapan, 25
motivasi belajar pada remaja kecanduan
Januari 2006).
komik, karena dari berbagai fenomena-
Hal ini berbeda dengan tanggapan komikus
yang
mengarang
fenomena
yang
ditemukan,
banyak
cerita
masyarakat mengganggap komik itu
Gundala, yaitu Hasmi. Ia menganggap
selalu memberi pengaruh yang negatif
komik bisa menjadi sarana yang efektif
terhadap
untuk proses belajar sehingga bisa
khususnya yang kecanduan komik. Dan
mencerdaskan
apabila
bangsa.
Kemudian
motivasi
sesuatu
belajar
telah
remaja,
membuat
menurut Surya (Sinar Harapan, 25
seseorang kecanduan maka akan selalu
Januari 2006), mengganggap komik
dianggap negatif. Hal ini sangatlah
penting
untuk
diteliti,
karena
e. Waktu penyelesaian tugas
menyangkut masa depan anak bangsa
f. Memperhatikan umpan balik
yang
Faktor-faktor
tidak
kecanduan
akan yang
berhasil
karena
dimilikinya.
Tidak
yang
mempengaruhi
motivasi belajar
adanya keinginan untuk belajar adalah
Menurut Wlodkowski (1990) adapun
sesuatu yang sangat memprihatinkan
faktor-faktor di luar motivasi belajar
bagi kehidupan remaja yang kecanduan
yang
komik sehari-hari.
motivasi remaja, yaitu sebagai berikut :
Kondisi inilah yang membuat
sangat
berpengaruh
terhadap
a. Budaya
peneliti tertarik untuk mengetahui lebih
b. Keluarga
jauh tentang motivasi belajar pada
c. Sekolah
remaja kecanduan komik.
Ciri-ciri Motivasi Belajar Tinggi dan
TINJAUAN PUSTAKA
Rendah
Motivasi belajar Winkel bahwa
Menurut Worrel dan Stiwwel
(1996)
motivasi
keseluruhan
mengemukakan
belajar
daya
merupakan
penggerak
(1998), melalui aspek-aspek motivasi belajar dapat dilihat ciri-ciri individu
psikis
yang memiliki motivasi belajar yang
dalam diri seseorang yang menimbulkan
rendah, yaitu, tidak memiliki sejumlah
kegiatan
belajar,
usaha untuk belajar dan lebih banyak
kelangsungan
kegiatan
menjamin belajar,
dan
menghabiskan
waktunya
dengan
memberikan arah pada kegiatan belajar
menonton membaca komik. Memiliki
demi mencapai suatu tujuan.
konsentrasi yang rendah terhadap tugas,
Aspek-aspek motivasi belajar
mengalami
Worrel dan Stiwwel (1998)
menyelesaikan
kesulitan tugas
untuk
tepat
waktu.
mengemukakan 6 aspek motivasi belajar
Kurang bertanggung jawab terhadap
yaitu:
tugas
a. Memiliki sejumlah usaha, bekerja
menyalahkan
keras
dan
menghabiskan
waktu
untuk belajar
b. Tekun
yang
dikerjakannya hal-hal
yang
di
dan luar
dirinya. Kurang mampu menetapkan tujuan dan sulit berkonsentrasi. Dalam
terhadap
tugas,
penyelesaian
tugas
individu
yang
berkonsentrasi terhadap tugas dan
motivasi belajarnya rendah akan merasa
tidak mudah menyerah.
kurang tertantang untuk menyelesaikan
c. Tanggung jawab d. Menetapkan tujuan yang realistis
tugas secepat mungkin, juga tidak akan
menyukai umpan balik terhadap tugas
yang ditekan dan akhirnya muncul ke
yang telah dikerjakannya.
alam sadar.
Pendekatan-pendekatan Belajar
Indikator pada Kecanduan
Salah satu pendekatan belajar adalah
Rich dan Copans (2000) menemukan
pendekatan
adanya 6 indikator yang jelas dari
belajar
(dalam
menurut
Syah,2006)
Biggs yang
kecanduan, yaitu:
mengelompokkan pendekatan belajar
a. Object of Desire
menjadi 3 bentuk dasar, yaitu:
b. Preoccupation
a. Pendekatan Surface
c. Driven Behaviors
b. Pendekatan Deep
d. Loss of Control
c. Pendekatan Achieving
e. Dependence
Kecanduan
f.
Menurut Hovart (1989), kecanduan tidak
Komik
hanya terhadap zat saja tapi juga
Komik diartikan cerita bergambar yang
aktivitas
dilakukan
mudah dicerna dan biasanya bersifat
menimbulkan
lucu dan khayal (Kamus Besar Bahasa
tertentu
berulang-ulang
yang
dan
Negative Consequencies
dampak negatif. Contoh kecanduan bisa
Indonesia, 1999).
bermacam-macam, bisa karena zat atau
Sejarah komik
aktivitas tertentu seperti sexual activity,
Komik merupakan bentuk sastra gambar
gambling, overspending, shoplifting, dll.
yang
Jenis-jenis Kecanduan
Masing-masing
Menurut Lance Dodes, dalam bukunya
sejarah dan ciri komik yang berbeda-
yang berjudul “The Heart of Addiction”
beda. Secara internasional sejarah komik
(dalam
diawali dari gambar-gambar binatang
Yee,
2002)
ada
2
jenis
terdapat
di
berbagai
negara
negara.
mempunyai
kecanduan, yaitu:
pada papyrus di masa pemerintahan
a. Physical addiction
Caesar
b. Non-physical addiction
sebelum masehi (White, 1975). Tradisi
Faktor-faktor
komik
yang
menyebabkan
dari
Romawi,
dimulai
dengan
3000
tahun
“prasejarah
kecanduan
komik”. Pernyataan ini mengacu pada
Menurut Freud (dalam Alwisol, 2006),
ditemukannya
kecanduan merupakan suatu bentuk dari
dinding gua Lascaux. Gambar-gambar
dorongan
id.
tersebut belum berupa sandi bahasa,
Kecanduan merupakan gejala dari ide
namun menyampaikan suatu pesan.
yang
berasal
dari
gambar-gambar
pada
Gambar-gambar semacam ini ditemukan
pada jambangan Yunani, relief di pintu
e. Mencapai kemandirian ekonomi
katedral,
f.
atau
permadani
Bayeux
(Bonnef, 1998).
konsep
dan
ketrampilan intelektual g. Memahami nilai-nilai orang dewasa
Jenis-jenis Komik a. Shonen komikku
dan orang tua
b. Shejo komikku
h. Mengembangkan perilaku tanggung
c. Seijin komikku
jawab social i.
Kecanduan Komik Kecanduan komik merupakan kecanduan
Mengembangkan
yang
termasuk
dalam
Mempersiapkan
diri
untuk
memasuki perkawinan j.
Memahami
dan
mempersiapkan
kecanduan Non-physical addiction, yaitu
berbagai tanggung jawab kehidupan
kecanduan
keluarga.
yang tidak berhubungan
dengan zat-zat tertentu (dalam Yee,
Karakteristik Umum Perkembangan
2002).
Remaja
Remaja
a. Kegelisahan
Remaja dalam bahasa Latin adalah
b. Pertentangan
adolescence, yang artinya “tumbuh atau
c. Mengkhayal
tumbuh untuk mencapai kematangan”.
d. Aktivitas berkelompok
Istilah
e. Keinginan mencoba segala sesuatu
adolescence
sesungguhnya
mempunyai arti yang luas, mencakup
Perkembangan Belajar Remaja
kematangan mental,emosional, social,
a. Perkembangan Motor
dan fisik (Hurlock, 1991).
b. Perkembangan Kognitif
Tugas-tugas
Perkembangan
Masa
Remaja
c. Perkembangan Sosial dan Moral METODE PENELITIAN
Adapun tugas-tugas perkembangan masa
Penelitian ini dilakukan dengan
remaja menurut Hurlock (1991) adalah
menggunakan metode kualitatif yang
berusaha :
menjelaskan data-data deskriptif berupa
a. Mampu menerima keadaan fisiknya
kata-kata yang mengambarkan suatu
b. Mampu menerima dan memahami
kejadian. Pendekatan kualitatif, adalah
peran seks usia dewasa c. Mempu membina hubungan baik
suatu pemeriksaan yang lebih bersifat subjektif,
dimana
subjek
lebih
dengan anggota kelompok yang
diutamakan (melalui inquiri ditanyakan
berlainnan jenis
mengapa
d. Mencapai kemandirian emosional
dan
bagaimana),
bersifat
problem solving, dan polyvalensi, yaitu
memberi banyak kemungkinan karena
HASIL PENELITIAN
berkaitan
Motivasi
dengan
mengapa
dan
bagaimana, (Chaplin dalam Margono,
belajar
pada
remaja
kecanduan komik
1999).
Dari penelitian mengenai subjek yang kecanduan komik ini menurut
Subjek Penelitian Remaja yang kecanduan komik,
peneliti cenderung memiliki motivasi
berusia 14 tahun. Banister, dkk (dalam
belajar yang rendah. Subjek tergolong
Poerwandari, 1998) menjelaskan bahwa
dalam remaja yang kecanduan komik
dengan fokus penelitian kualitatif pada
dan komik memberikan pengaruh yang
kedalaman
cenderung
dan
proses,
penelitian
besar
terhadap
kualitatif cenderung dilakukan dengan
belajar subjek.
jumlah sedikit. Suatu kasus tunggal pun
Teknik Analisis Data
dapat dipakai, bila secara potensial memang sangat
sulit bagi
peneliti
motivasi
Data yang diperoleh akan dianalisa dengan menggunakan teknik
memperoleh kasus lebih banyak, dan
analisa
bila dari kasus tunggal tersebut memang
membandingkan jawaban subjek dan
diperlukan
significant others.
informasi
yang
sangat
mendalam
intra
kasus.
Dengan
cara
KESIMPULAN Berdasarkan dari hasil wawancara
Teknik Pengumpulan Data Dalam
tentang
dan
Remaja
beberapa kesimpulan, yaitu : Bahwa
Kecanduan Komik akan menggunakan
subjek memiliki kecanduan terhadap
teknik pengumpulan data wawancara
komik dilihat dari indikator- indicator
mendalam
kecanduan
Moivasi
penelitian
Belajar
(indepth
pada
interview)
dan
observasi, maka
yang
dimiliki
subjek.
Motivasi
Keakuratan Penelitian
rendah dan faktor yang mempengaruhi
(dalam
subjek
ditarik
observasi.
Patton
belajar
dapat
cenderung
Poerwandari,
motivasi belajar subjek adalah dorongan
2001) mengemukakan empat macam
dalam diri subjek yang sangat besar
triangulasi sebagai teknik pemeriksaan
untuk membaca komik terus-menerus
untuk mencapai keakuratan, yaitu:
sehingga mengakibatkan subjek tidak
1. Triangulasi Data
mau belajar. Selain itu factor keluarga
2. Triangulasi Pengamat
dan sekolah juga memberi pengaruh
3. Triangulasi Teori
terhadap motivasi belajar subjek.
4. Triangulasi Metodologis
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, A. & W. Supriyono. (1991). Psikologi belajar. Jakarta : Rineka Cipta.
remaja, dan keluarga,(cet. 7). Jakarta : PT. BPK Gunung Mulia.
Ali, M. & M. Asrori. (2005). Psikologi remaja : Perkembangan peserta didik. Jakarta : Bumi Aksara.
Hasmi.
Alwisol. (2006). Psikologi kepribadian. Malang. UMM.
Hidayat, Rahayu. ( 1998, Februari 5). Mempertanyakan komik di Indonesia Kompas, hal. 19.
Basuki, A. M. Heru. Dr. (2006). Penelitian kualitatif : Untuk ilmu-ilmu kemanusiaan dan budaya. Jakarta : Gunadarma Bischof, L. J. (1983). Interpreting personality theories. New York : Harper & Row. Bonnef, M. (1998). Komik Indonesia. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
(2003, Mei 26). Komik mencerdaskan bangsa. Kompas Jawa Tengah.
Hovart, Arthur. T. (1989). Coping with addiction. Retrieved 2006, tanggal download 25 agustus 2006, from http://www.cts.com/babtsmrt/co ping/html. Hurlock, E. B. (1991). Adolescent development. New York : McGraw – Hill.
Bybee, R.W & R.B. Sund. (1982). Piaget for educators. (2nd ed.). Columbus : Charles E. Merril.
Limyati, M. (1999). Motivasi belajar pada remaja yang kurang beruntung. Skripsi (tidak diterbitkan). Jakarta : Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1999). Kamus besar bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Mappiare, A. (1982). Psikologi remaja. Surabaya : Usaha Nasional.
Dimyati & Mudjiono. (1999). Belajar dan pembelajaran. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Margono, S. (1999). Metodologi penelitian pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
Djamarah, S. B. (2002). Psikologi belajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Marshall, C. & Rossman. (1995). Designing qualitative research. London : Sage Publications.
Gage, N. L., & Berliner, D. C. (1992). Educational psychology. (3rd ed.). Boston : Houghton Miffin Company.
McKim, W. A. (1991). Drug & behavior : An introduction to behavioral phamacology. Englewood Cliff : Prentice Hall.
Goldberg, I. Internet addictions. (Diakses 7 September 2006).
Monks, F. J., Knoers. A. M. P., & Haditino, S. R. (1989). Psikologi perkembangan : Pengantar dalam berbagai
Gunarsa, S. D., & Gunarsa, Y. S. D. (2004). Psikologi praktis anak,
bagiannya. Yogyakarta : Gajah Mada University Press. Poerwandari, E. K. (1998). kualitatif untuk psikologi. Jakarta Pengembangan Pengukuran dan Psikologi (LPSP3) Indonesia.
Pendekatan penelitian : Lembaga Sarana Pendidikan Universitas
Poerwandari, E. K. (2001). Pendekatan kualitatif untuk penelitian manusia. Jakarta : Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3) Universitas Indonesia.
White, D. M. (1975). Encyclopedia Americana (vol.7). New York : Harpers Collins Publisher. White, D. M. (1975). Encyclopedia Britanica (vol.19). New York : Harpers Collins Publisher. Winkel,
Wlodkowski, R. J. (1990). Eager to learn: Helping children become motivated & love learning. San Fransisco : Jossey-Bass Inc. Publisher. Yee,
Santrock, J. W. (2003). Adolescence: PerkembanganrRemaja. (6th ed). Jakarta : Erlangga. Sarafino, E. P. (1990). Health psychology. New York : John Willey and Sons. Sarumpaet, R. K. (1976). Bacaan anakanak. Jakarta : Pustaka Jaya. Sprinthall, N. A., Sprinthall, R. C. (1990). Educational psychology : A development approach (5th ed). New York : Mc Graehill. Sugiarti. (2006, Januari 25). Memperkenalkan iptek terhadap anak-anak. Retrieved 2006. tanggal download 9 Januari 2009 (6:48pm) from http://www.sinarharapan.co.id/b erita/0204/22/ipt02.html Surya. ( 2006, 25 Januari ). Komik dapat dijadikan sarana penyampaian suatu pesan. Sinar Harapan. Syah, M. (2006). Psikologi belajar. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada.
W.S. (1996). Psikologi pengajaran. Jakarta : Grasindo.
N. (2002). Understanding addiction. Available online, tanggal download 9 januari 2009, from http://www.nickyee.com/hub/ad diction/home/html
Yoshiya. (1983). Kodansha encyclopedia of Japan (vol.5). Tokyo : Kodansha. (1990). Ensiklopedi nasional Indonesia (vol.9). Jakarta : PT. Cipta Adi Pustaka.