PERILAKU AGRESIF PADA
Subjek penelitian ini adalah remaja putri
REMAJA PUTRI YANG MENGALAMI ABUSE OLEH IBU
yang mengalami abuse dari
ibunya. Dari hasil penelitian ini dapat dilihat
bentuk-bentuk
abuse
yang
Nimade Herlinawati
dialami
subjek
secara
fisik,
Fakultas Psikologi
psikologis,
yaitu
selain
itu
bentuk-bentuk
perilaku agresif yang dilakukan subjek
Universitas Gunadarma
yaitu penghinaan verbal, fisik bersifat Ibu yang sering melakukan abuse
sosial, dan fisik bersifat anti sosial, dan
pada anaknya di sebabkan banyak faktor
faktor
yaitu pernahnya mengalami perlakuan
agresif adalah frustasi, penghinaan
abnormal pada masa kecilnya, dipenuhi
verbal,
rasa frustasi, kemarahan dari masa
menyenangkan, faktor kerelaan, meniru
kecilnya sehingga pelampiasannya pada
orangtua, orangtua membiarkan, akibat
anak-anaknya,
acara-acara
keluarga
yang
tidak
harmonis, dan perekonomian yang tidak
akan
mengalami
penyimpangan menjadi
kondisi
tv,
perilaku
yang
dan
tidak
memendam
Relevansi
yang
dapat
diambil
berbagai
adalah untuk peneliti, peneliti tidak
seperti
mengikuti hal-hal yang tidak baik dalam
mudah
penelitian
kepribadian
pendiam,
menyebabkan
perasaan marah.
mendukung. Dampaknya pada anak, anak
yang
agresif,
ini
dan
untuk
pembaca
marah, dan konsep dirinya negatif.
khususnya untuk para orangtua agar
Penelitian
dapat
ini
memberikan
bertujuan
gambaran
perilaku agresif
untuk mengenai
pada remaja putri
yang mengalami abuse oleh ibu. Dalam
penelitian
merawat
bijaksana
anak-anaknya.
lagi Bila
dalam ada
masalah sebaiknya diselesaikan dengan kekeluargaan bukan dengan melakukan
peneliti
abuse pada anak karena orangtua
menggunakan penelitian yang berbentuk
adalah orang yang paling dekat dengan
studi kasus, teknik wawancara yang
anak.
dipakai
Kata kunci : Perilaku agresif, remaja putri, abuse oleh ibu
adalah
semiterstruktur
dan
ini
lebih
wawancara observasi
yang
dipakai adalah observasi non partisipan.
PENDAHULUAN
dari pihak sekolah. Selain itu kondisi
A. LATAR BELAKANG
keluarga yang tidak harmonis dan
Keluarga
adalah
anggotanya
tempat
saling
dimana
perekonomian
keluarga
yang
tidak
mencintai,
mendukung. Akibat penganiayaan yang
mendukung, dan melindungi. Keluarga
dilakukan oleh ibu, anak mengalami
merupakan
memar, luka goresan, dan luka lecet di
lembaga
utama
dalam
kehidupan anak, tempat anak belajar dan
sekujur tubuhnya (Kurniasari, 2005).
menyatakan diri sebagai mahkluk sosial.
Ibu yang sering melakukan abuse
Di dalam keluarga, umumnya anak ada
pada anaknya di sebabkan banyak faktor
dalam hubungan interaksi yang intim
yaitu pernahnya mengalami perlakuan
dengan orang tuanya. Segala sesuatu
abnormal pada masa kecilnya, dipenuhi
yang diperbuat anak mempengaruhi
rasa frustasi, kemarahan dari masa
keluarga
kecilnya sehingga pelampiasannya pada
dan
memberikan tingkah
sebaliknya dasar
laku,
keluarga
pembentukkan
yang
tidak
harmonis, dan perekonomian yang tidak
pendidikan kepada anak. Pengalaman
mendukung. Dampaknya pada anak,
interaksi
anak
dalam
moral,
keluarga
dan
di
watak,
anak-anaknya,
keluarga
akan
akan
mengalami
berbagai
menentukan tingkah laku anak terhadap
penyimpangan
orang
menjadi pendiam, agresif, mudah marah,
lain
Kekerasan
di
dalam
terhadap
masyarakat.
anak
saat
ini
kepribadian
seperti
dan konsep dirinya negatif.
menjadi fenomena yang sulit untuk
B. PERTANYAAN PENELITIAN
dihapuskan. Orangtua yang seharusnya
1. Bagaimana bentuk-bentuk
melindungi anaknya dari segala bentuk
penyiksaan ( abuse) yang dialami
kekerasan
remaja putri korban abuse oleh ibu?
justru
menjadi
pelaku
kekerasan terhadap anaknya sendiri.
2. Apa saja bentuk-bentuk perilaku
Seperti contoh kasus kekerasan yang ada
agresif pada remaja putri yang
di masyarakat saat ini yaitu seorang ibu
mengalami abuse?
yang
tega
melakukan
penganiayaan
3. Faktor-faktor apa saja yang dapat
terhadap anaknya, dikarenakan faktor
menyebabkan perilaku agresif pada
situasional yaitu anak meminta uang
remaja putri yang mengalami abuse?
bayaran sekolah karena sudah ditegur
dampaknya
C. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat
bagaimana
bentuk-bentuk
penyiksaan (abuse) yang dialami remaja
terhadap
perilaku
remaja. TINJAUAN PUSTAKA A. AGRESIF
putri, serta bagaimana bentuk-bentuk
Prabowo
dan
Riyanti
(1998)
perilaku agresif pada remaja putri, dan
mendefinisikan agresif sebagai tingkah
faktor-faktor penyebab perilaku agresif.
laku yang dijalankan oleh individu
D. MANFAAT PENELITIAN
dengan
Penelitian
ini
diharapkan
dapat
maksud
mencelakakan
melukai
individu
lain
atau dengan
memiliki dua manfaat yaitu:
ataupun tanpa tujuan tertentu. Prabowo
1. Manfaat Teoritis
dan
Penelitian
ini
memberikan bermanfaat
Riyanti
(1998)
mendefinisikan
diharapkan
dapat
agresif sebagai tingkah laku kekerasan
masukan
yang
secara fisik ataupun verbal terhadap
untuk
penelitian-
penelitian yang berhubungan dengan
individu lain atau terhadap objek–objek. Berdasarkan
berbagai
rumusan
agresif pada remaja putri yang
agresif yang telah dikemukakan diatas,
mengalami abuse dan bermanfaat
maka dapat disimpulkan bahwa tingkah
bagi perkembangan ilmu psikologi,
laku agresif yaitu tingkah laku yang
khususnya
ditujukan untuk melukai pihak lain yang
Psikologi
Sosial
dan
Psikologi Perkembangan.
dapat dilakukan secara fisik maupun verbal.
2. Manfaat Praktis Penelitian
ini
diharapkan
dapat
memberi masukan agar orangtua khususnya abuse
ibu
tidak
kepada
melakukan
anaknya
dalam
Bentuk-bentuk Perilaku Agresif Murray (dalam Nurmaliah, 1995) mengelompokan bentuk-bentuk perilaku agresif menjadi tiga yaitu :
menyelesaikan suatu masalah, agar
a. Bentuk emosional verbal
ibu dapat lebih bijak lagi dalam
b. Bentuk fisik bersifat sosial
merawat anaknya dan sebagai bahan
c. Bentuk fisik bersifat anti sosial (fisik
evaluasi tentang pola asuh yang diterapkan
dan
kemungkinan
asosial)
Faktor Penyebab Perilaku Agresif Prabowo
(1998)
bentuk alasan, tujuan dan lain–lain
menyebutkan beberapa faktor penyebab
melalui proses belajar dalam interaksi
agresif yaitu frustasi, peghinaan verbal,
sosial,
kondisi yang tidak menyenangkan, dan
keluarga perkembangan tingkah laku
faktor kerelaan.
agresif pada anak sangat dipengaruhi
a. Frustasi
oleh orang tua karena keluarga maupun
b. Penghinaan verbal
lingkungan sosial anak yang pertama
c. Kondisi yang tidak menyenangkan
dan utama untuk dapat menyesuaikan
d. Faktor kerelaan
diri dilingkungan masyarakat.
Adapun
dan
Riyanti
perkembangan dan perubahan dalam
Mutadin
menyebutkan
faktor-faktor
(2002) penyebab
khususnya
keluarga.
Dalam
B. ABUSE Abuse
menurut
Black’s
Law
perilaku agresif pada remaja adalah :
Dictionary, adalah penyiksaan yang
a. Meniru orangtua
dapat terjadi pada siapa saja tidak hanya
b. Orangtua membiarkan
anak-anak bahkan orang dewasa pun
c. Akibat acara-acara TV
bisa
d. Memendam perasaan marah
kekejaman terhadap mental, moral, dan
Pandangan Mengenai Tingkah laku
fisik. Bosoeki (1999) menyatakan child
Agresif
abuse adalah istilah untuk anak-anak
mengalaminya
meliputi
segala
Menurut Lorens (dalam Badingah,
yang berusia di bawah 15 tahun yang
1993) ada empat pandangan mengenai
mendapatkan gangguan dari orangtua
tingkah laku agresif, antara lain:
atau pengasuhnya yang merugikan anak
a. Pandangan Etologi
secara
b. Pandangan Psikoanalisis
perkembangannya.
c. Pandangan Teori Frustasi – Agresi
fisik
Dari
mental
serta
diatas
dapat
abuse
adalah
sewenang-wenang
yang
definisi
d. Pandangan Teori Belajar
disimpulkan
Perkembangan Tingkah laku Agresif
tindakan
Menurut Dhevy (dalam Wibawa,
dan
bahwa
dilakukan dengan sengaja oleh seseorang
2000) tingkah laku agresif bersifat
terhadap
naluriah, dengan bertambahnya usia
kekejaman terhadap mental, moral, dan
anak,
fisik.
agresifitas
mengalami
orang
Dalam
lain
yang
penelitian
ini
meliputi
adalah
orangtua
terhadap
anaknya
(remaja
g. Mengabaikan anak tidak memperhatikan
putri).
kebutuhan makan, bermain, kasih sayang
Jenis – jenis abuse
dan memberikan rasa aman yang memadai.
Tabithamalino
Menurut
(2003),
Faktor–faktor yang Mempengaruhi
tindakkan penyiksaan, sebenarnya tidak
Perkembangan
terbatas pada pemukulan saja. Tetapi
Penelantaran Anak
meliputi apapun tindakan yang membuat
Abuse
dan
Menurut Baraja (2007) faktor–faktor
seseorang menderita merupakan bentuk
yang
kekerasan. Secara garis besar, tindakkan
abuse dan penelantaran anak dapat
penyiksaan dapat dibedakan menjadi tiga
dikategorikan menjadi tujuh macam,
jenis, yaitu :
yaitu:
a. Fisik
a. Banyak orang tua yang menyiksa
mempengaruhi
perkembangan
b. Psikologis
anaknya
c. Seksual
korban penyiksan fisik dan seksual
Kriteria perilaku abuse
dan tinggal di dalam rumah yang
Tabithamalino
Menurut
(2003),
ada beberapa kriteria yang termasuk
sendiri
pernah
menjadi
penuh dengan kekerasan. b. Kondisi
kehidupan
yang
penuh
perilaku abuse seperti :
dengan stress termasuk lingkungan
a.
Menghukum secara berlebihan.
yang sangat padat dan kemiskinan,
b.
Memukul.
adalah berhubungan dengan perilaku
c.
Menyulut dengan ujung rokok,
agresif
membakar,menampar,
terhadap penyiksaan fisik pada anak-
membanting.
anak.
d.
Terus
menerus
mengkritik,
dan
c. Gangguan
mungkin
mental
berperan
mungkin
mengancam, atau menunjukkan
memainkan peranan pada penyiksaan
sikap penolakan.
dan penelantaran anak sejauh proses
e.
Pelecehan seksual.
f.
Menyerang secara agresif.
pikiran orang tua terganggu. d. Karakteristik anak tertentu dapat dapat meningkatkan kerentanan anak terhadap penelantaran dan penyiksan fisik dan seksual.
e.
Pelaku sindroma pemukulan anak
C. REMAJA
(battered child syndrome) yaitu penyiksaan
fisik
adalah
lebih
sering ibu dibandingkan ayah. f.
Banyak
anak
yang
menerima
pukulan dan disiksa berasal dari keluarga yang miskin, dan keluarga yang cenderung terisolasi secara
masa
remaja
adalah
suatu
tahap
peralihan perkembangan yang ditandai oleh
perkembangan
emosional,
dan
fisik,
kognisi,
perubahan-perubahan
sosial. Selain itu dapat dilihat juga dari banyaknya variasi-variasi bentuk dalam
sosial. g.
Menurut Papalia & Olds (2009)
90% orang tua tersebut mengalami penyiksaan fisik yang parah oleh ayah atau ibunya sendiri di masa
perbedaan
sosial,
kebudayaan,
dan
peraturan ekonomi. Perubahan sosial yang
terpenting
terlihat
dari
masa
pubertas, yaitu dimana pada masa ini
lampau.
remaja sudah mencapai kematangan Dampak Abuse Pada Anak
secara seksual dan pada masa ini juga remaja juga sudah dapat berreproduksi.
Menurut Tabithamalino (2003), dampak
abuse
dapat
menimbulkan
trauma fisik dan psikis yang akan memicu seseorang menjadi pribadi yang negatif, seperti: a. Gangguan fisik
Jadi masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, pada masa ini individu banyak
mengalami
perubahan
fisik
maupun psikis. Masa peralihan ini banyak menimbulkan kesulitan-kesulitan dalam penyesuaian dirinya terhadap
b. Gangguan agresif
lingkungan sosialnya. Batasan Usia Remaja
c. Gangguan sosial d. Gangguan obsesi
Menurut
Hurlock
(dalam
Badingah, 1993) menyebutkan bahwa masa remaja merupakan suatu periode
e. Gangguan terokupasi secara seksual
dalam kehidupan individu yang sedang mengalami kemasakan dalam bidang
f. Mudah melakukan tindak kekerasan.
biologis, psikologis, sosial dan emosi.
a Masa pra remaja antara usia 10-14 tahun
orangtua yang cenderung tidak ingin membuat lelah diri mereka sendiri
b. Masa remaja awal antara usia 15-18 tahun
dengan
mengikuti
cara-cara
yang
memakan waktu lama dalam mendidik
c. Masa remaja akhir antara usia 19-21 tahun
anak-anaknya. Oleh karena itu biasanya orangtua mencoba mengatasi keadaan dengan
Ciri-ciri Masa Remaja
membuat
tekanan
secara
Pada prinsipnya diantara konsep-
langsung seperti memukul, menghardik,
konsep para ahli mengenai masa remaja
atau cara-cara kasar lainnya, tanpa
maupun ciri-ciri remaja, tidak ada
menyadari dampak negatif pada anak.
perbedaan yang berarti. Dalam masa ini
Menurut Zanden (1989) abuse yaitu
remaja dituntut untuk menyesuaikan diri
suatu bentuk penyiksaan biasanya dalam
terhadap peranan barunya baik secara
bentuk penyerangan secara fisik, dan
psikis maupun sosial. Perubahan peranan
perbuatan ini biasanya dilakukan oleh
ini disebabkan oleh adanya kemasakan
pengasuhnya (orang tua).
yang bersifat biologis yang disebut masa
Sementara itu Tabithamalino (2003)
pubertas.
mengemukakan penyiksaan antara lain
Tugas Perkembangan Remaja
yaitu
secara
fisik,
psikologis,
dan
Seperti yang diungkapkan Munandar
seksual. Selain itu ada beberapa kriteria
(dalam Hurlock, 1980) bahwa pada masa
yang termasuk perilaku abuse seperti
ini merupakan percobaan yang penuh
menghukum
gejolak dan keadaan yang tak menentu,
memukul, dan menyerang secara agresif.
namun tidak semua remaja mengalami
Dampaknya pada anak yaitu anak akan
masa ketidakstabilan dari waktu ke
menjadi trauma, pemarah, dan agresif,
waktu sebagai konsekuensi dari usaha
bentuk
menyesuaikan diri pada pola perilaku
munculkan adalah anak sering membuat
baru dan harapan sosial yang baru.
masalah dengan sendirinya
D. Perilaku Agresif Pada Remaja
secara
agresif
Menurut
yang
Prabowo
berlebihan,
anak
dan
sering
Riyanti
Putri Yang Mengalami Abuse oleh ibu
(1998) agresif adalah sebagai tingkah
Salah satu persoalan yang timbul
laku yang dijalankan oleh individu
dalam
keluarga
adalah
banyaknya
dengan
maksud
melukai
atau
mencelakakan
individu
lain
dengan
ataupun tanpa tujuan tertentu.
Tahap persiapan dan pelaksanaan yang akan dilakukan dalam penelitian,
METODE PENELITIAN Penelitian
ini
Tahap-tahap Penelitian
mengunakan
meliputi beberapa tahapan, yaitu :
pendekatan kualitatif yang berbentuk
1. Tahap Persiapan Penelitian
studi
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
kasus.
Menurut
Poerwandari
(2001), untuk mendapatkan pemahaman
Teknik Pengumpulan Data
yang mendalam dan khusus atas suatu
Tehnik pengumpulan data yang akan
fenomena serta untuk dapat memahami
digunakan dalam penelitian ini adalah
manusia dalam segala kompleksitasnya
wawancara dan observasi.
sebagai
1. Wawancara
makhluk
subjektif,
maka
pendekatan kualitatif merupakan metode
Wawancara adalah pertemuan dua
yang paling sesuai untuk digunakan.
orang untuk bertukar informasi dan ide
Subjek Penelitian
melalui tanya jawab, sehingga dapat
1. Karakteristik Subjek Penelitian
dikonstruksikan makna dalam suatu
Peneliti
menetapkan
karakteristik
subjek yang akan menjadi subjek pada
topik
tertentu
(Esterberg
dalam
Poerwandari, 2001).
penelitian ini adalah seorang remaja
Pembagian lain mengenai jenis-jenis
putri yang berusia 15-18 tahun yang
wawancara dikemukakan oleh Esterberg
sering mendapatkan perlakuan abuse
(dalam Poerwandari, 2001) yaitu terdiri
dari orangtuanya terutama dari ibunya.
dari :
2. Jumlah Subjek Penelitian
a. Wawancara terstruktur
Penelitian kualitatif studi kasus, fokus
penelitiannya
kedalaman
dan
terletak
proses,
pada
cenderung
b. Wawancara semiterstruktur c. Wawancara tidak berstruktur Dalam penelitian ini wawancara
dilakukan dengan jumlah kasus yang
yang
sedikit (Poerwandari, 2001). Dalam
semiterstruktur
penelitian ini peneliti berencana untuk
diajak wawancara diminta pendapat, dan
menggunakan 1 orang subjek yang
ide-idenya.
sering mendapatkan perlakuan abuse
wawancara peneliti perlu mendengarkan
dari ibunya.
digunakan
yaitu
dimana
Dalam
wawancara pihak
yang
melakukan
secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan.
Untuk mencapai keakuratan dalam
2. Observasi
suatu
Menurut
moleong
(2005),
berdasarkan
keterlibatan
pengamat
dalam
kegiatan
diamati,
Keakuratan Penelitian
observasi
orang-orang dapat
yang
dibedakan
menjadi:
penelitian
dengan
metode
kualitatif, digunakan tehnik trianggulasi. Trianggulasi
adalah
suatu
pemeriksaan
keakuratan
tehnik
data
yang
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau
a. Observasi partisipan
sebagai pembanding terhadap data itu
b. Observasi non partisipan
(Moleong, 2005).
Dalam
pengamatan
ini
peneliti
Denzin
(dalam
Moleong,
2007)
menggunakan bentuk observasi non
mengemukakan
partisipan
triangulasi sebagai teknik pemeriksaan
dimana
peneliti
hanya
mengamati tingkah laku subjek tanpa ikut aktif dalam kegiatan subjek, karena peneliti hanya sebagai pengamat. Alat Bantu Pengumpulan Data Menurut Poerwandari (2001) penulis sangat berperan dalam seluruh proses penelitian mulai dari memilih topik, mendekati topik, mengumpulkan data, analisis, interpretasi dan menyimpulkan hasil penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan empat instrumen sebagai alat bantu untuk mengumpulkan data-data yang dibutuhkan, yaitu: 1. Pedoman Wawancara 2. Pedoman Observasi 3. Alat Perekam (Tape Recorder) 4. Alat Tulis
empat
macam
untuk mencapai keabsahan : 1.Triangulasi Sumber 2.Triangulasi
Pengamat
(Investigator
Teori
(Theory
Triangulation) 3.Triangulasi Triangulation) 4.Triangulasi Metode (Methodological Triangulation) Teknik Analisis Data Menurut Poerwandari (2001), dalam menganalisa
penelitian
kualitatif
terdapat beberapa tahapan yang perlu dilakukan.
Tahapan-tahapan
tersebut
adalah: 1. Mengorganisasikan Data 2. Pengelompokan
Berdasarkan
Kategori, Tema dan Pola Jawaban
3. Menguji Asumsi atau Permasalahan Yang Ada terhadap Data
dengan adik kelasnya karena subjek ingin mencari perhatian dari ibunya
4. Mencari Alternatif Penjelasan Bagi Data
Faktor-faktor
penyebab
perilaku
agresif pada subjek
5. Menulis Hasil Penelitian
Frustasi,
HASIL DAN ANALISIS
karena subjek tidak masuk ke sekolah
HASIL
favoritnya,
Latar belakang subjek
subjek sedang bertengkar dengan teman
Subjek adalah siswi SMEA yang berusia
atau
17 tahun yang memiliki dua orang adik
mengeluarkan kata-kata kasar, Kondisi
laki-laki subjek mengalami abuse dari
yang tidak menyenangkan, subjek tidak
ibunya sejak usia enam tahun.
merasa nyaman di rumahnya sendiri hal
Bentuk-bentuk abuse pada subjek
ini dikarenakan ibu subjek yang sering
Secara fisik subjek sering mendapatkan
marah-marah, Faktor kerelaan, subjek
pukulan,cubitan dan sering dijewer oleh
merasa tertekan dengan semua perintah
ibunya
langsung
ibunya yang sering menyuruh-nyuruh
melaksanakan perintah ibunya, secara
subjek, Meniru orangtua, subjek suka
psikologis
menerima
mengikuti perilaku ibunya bila sedang
tekanan-tekanan dengan kata-kata kasar
marah, Orangtua membiarkan, ayah
dari ibunya hal ini yang membuat subjek
subjek
marah dan sakit hati tetapi subjek tidak
melakukan kekerasan pada orang lain
pernah mengalami kekerasan secara
tapi sebaliknya ibu subjek tidak pernah
seksual.
mau peduli dengan subjek, Akibat acara-
Bentuk-bentuk perilaku agresif pada
acara tv, subjek suka mengikuti perilaku
subjek
kasar dari acara-acara tv seperti acara
Emosional verbal, ibu subjek bila marah
sinetron atau di film action
sering mengeluarkan kata-kata kasar,
ANALISIS dan PEMBAHASAN
fisik bersifat sosial, subjek pernah
Bentuk-bentuk abuse pada subjek
bertengkar dengan temannya karena
Subjek
mengalami
subjek dihina oleh temannya, fisik
seperti
dipukul,dicubit,
bersifat anti sosial subjek bertengkar
hampir seluruh bagian tubuh subjek
bila
subjek
subjek
tidak
sering
subjek
mengalami
Penghinaan
adiknya
tidak
frustasi
verbal,
biasanya
subjek
membolehkan
subjek
kekerasan dan
bila
fisik
dijewer
pernah mendapatkan kekerasan fisik dari
berikan kepada subjek, subjek juga
ibunya, selain itu subjek juga sering
sering meniru perilaku ibunya bila
dimarahin
subjek
oleh
ibunya
dengan
sedang
marah
pada
kedua
perkataan-perkataan yang bikin hati
adiknya, ibu subjek tidak mau peduli
subjek sakit, dan subjek tidak pernah
dengan
mengalami kekerasan secara seksual.
melakukan tindak kekerasan pada orang
Bentuk-bentuk perilaku agresif pada
lain, subjek juga suka mengikuti perilaku
subjek
kasar yang ada di media tv khusus acara
ibu subjek sering menghina subjek
sinetron atau film action dan biasanya
dengan menggunakan
kata-kata yang
subjek melakukan tindak kekerasan ini
kasar, selain itu subjek juga pernah
pada adik atau temannya, dan subjek bila
bertengkar dengan temannya karena
marah suka berteriak dan membanting
subjek dihina dengan perkataan yang
barang tujuannya agar kemarahan dan
menyinggung hati subjek, dan subjek
kekesalan subjek terlampiaskan.
juga pernah bertengkar dengan adik
KESIMPULAN
kelasnya
tanpa
alasan
yang
jelas
subjek
telah
mencari perhatian dari ibunya.
kesimpulan
penyebab
perilaku
subjek
Berdasarkan hasil penelitian yang
tujuannya karena subjek hanya ingin
Faktor-faktor
walaupun
dilakukan,
mengalami
yaitu kekerasan
dapat
ditarik
bahwa
Subjek
fisik,
seperti
agresif pada subjek
dipukul, dicubit, dan dijewer, selain itu
subjek pernah mengalami kegagalan
subjek juga mengalami kekerasan secara
yaitu subjek tidak bisa masuk kesekolah
psikologis dari ibunya yaitu ketika
favorit yang diidamkannya, selain itu
marah ibu subjek sering menekan subjek
bila subjek berada dalam situasi yang
dengan perkataan-perkataan yang tidak
tidak menyenangkan subjek suka berkata
sopan dan menyakitkan hati subjek,
kasar pada orang lain, subjek juga tidak
tetapi subjek tidak pernah mengalami
merasa nyaman dirumahnya sendiri hal
kekerasan seksual seperti tidak pernah
ini dikarenakan kondisi yang tidak
diraba atau dipegang alat kelaminnya,
menyenangkan dimana ibu subjek sering
disuruh untuk menonton film porno, atau
marah-marah.
disuruh membuka pakaian di depan
Subjek
juga
merasa
tertekan dengan perintah yang ibu subjek
orangtua.
Selain itu subjek pernah melakukan
ibunya yang sering menyuruh-nyuruh
penghinaan verbal pada teman atau
subjek, Meniru orangtua, subjek suka
adiknya dengan kata-kata yang kasar,
mengikuti perilaku ibunya bila sedang
fisik bersifat sosial yaitu subjek pernah
marah, Orangtua membiarkan, ayah
melakukan
subjek
tindak
kekerasan
pada
tidak
membolehkan
subjek
temannya, hal ini subjek lakukan karena
melakukan kekerasan pada orang lain
subjek dikatain oleh temannya dengan
tapi sebaliknya ibu subjek tidak pernah
perkataan yang kasar yang menyinggung
mau peduli dengan subjek, Akibat acara-
perasaan subjek dan hal ini yang
acara tv, subjek suka mengikuti perilaku
membuat subjek marah, fisik bersifat
kasar dari acara-acara tv seperti acara
anti sosial yaitu subjek memarahi adik
sinetron atau di film action
kelasnya
DAFTAR PUSTAKA
dikarenakan
subjek
ingin
mencari perhatian dari ibunya, alasan subjek melakukan hal ini karena subjek
Anonim. (2002). Mengapa anak menjadi korban. Dalam: www.sekitarkita.com.
ingin sekali ibunya di panggil kesekolah karena subjek mendapat surat teguran dari sekolahnya. Hal itu dapat terjadi dikarenakan
Badingah, S. (1993). Agresivitas remaja dalam kaitannya dengan pola asuh. Jurnal Psikologi Volume 7, 29, Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
faktor-faktor penyebab perilaku agresif pada
subjek
yaitu
subjek
pernah
mengalami frustasi karena subjek tidak masuk
ke
sekolah
favoritnya,
Penghinaan verbal, yaitu bila subjek sedang bertengkar dengan teman atau
Baraja,
A.(2007). Saatnya anak membangkang dan bertingkah laku kasar. Jakarta: Studia Press.
Basoeki, L. (1999). Abuse dan dampaknya terhadap kesehatan. Jurnal Perlindungan Anak, 1,6068.
adiknya biasanya subjek mengeluarkan kata-kata kasar, Kondisi yang tidak
Basuki, H. (2006). Penelitian kualitatif. Depok: Gunadarma.
menyenangkan, subjek tidak merasa nyaman di rumahnya sendiri hal ini dikarenakan ibu subjek yang sering marah-marah, Faktor kerelaan, subjek merasa tertekan dengan semua perintah
Chaplin, C.P. (2001). Kamus lengkap psikologi. Penerjemah: Kartini Kartono. Jakarta: Rajawali Press.
Fadilah, H.(2005). Prolog. Dalam http://www.gemari.or.id/artikel/1 636/shtml. Fields, Tim. (2002). Issues related to bullying: Abuse [Online]. Dalam http://www.successunlimited.co. uk/related/abuse.htm.abuse. Hidayat, S. (2002). Hubungan perilaku kekerasan fisik ibu pada anaknya terhadap munculnya perilaku agresif pada anak SLTP, Jurnal Provitae volum: 1,50-52 Desember 2002. Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Taruma Negara & Yayasan Obor Indonesia. Hurlock, E.B. (1980). Psikologi perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Myers, D.G. (1983). Social psychology. Singapore: Mc Graw-Hill Book . Mutadin, Z. (2002). Faktor penyebab perilaku agresif. Dalam ePsikologi. http://www.ePsychology.com/remaja/100602. htm. Nazir, M, (1999). Metode penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Nurmaliah, L. (1995). Persepsi terhadap suasana rumah, kelompok teman sebaya dan kecenderungan perilaku agresif pada remaja penyalahgunaan narkotika. Skripsi. Psikologi UGM Yogyakarta. Papalia, D. (2009). Human development. Newyork: Mc Graw-Hill Book. Patton,
Ibung, D. (2008). Stres pada anak. Jakarta: Gramedia. Koeswara, E. (1998). Agresi manusia. Bandung: Eresco. Kraizer, S. (2004). Emotional abuse. Dalam Coalition for Children, inc. http://www.psychnetuk.com/clinical psychology Child Psychology 1.htm. Kurniasari, T. (2005). Derita raihan akibat dianiaya ibu tiri. Tabloid Nova No. 908/XVIII. Moleong, L.J. (2004). Metodologi gabungan kuantitatif / kualitatif dan analisis data. Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
M.Q. (1996). Qualitative evaluation and research methods. Newburry Park: Sage Publications, inc.
Poerwandari. (2001). kualitatif untuk perilaku manusia.
Pendekatan penelitian
Prabowo, H. & Riyanti, B.P.D. (1992). Psikologi umum 2. Seri Diktat Kuliah (Tidak diterbitkan). Jakarta: Universitas Gunadarma. Psychology Today. (2002). Abuse. Dalam http://www.PsychologyToday.co m Sarwono, E.K. (1988). Agresi manusia. Bandung: P.T. Eresco.
Setiawan, M.G. (2000). Menerobos dunia anak. Bandung: Kalam Hidup. Tabithamaliano. (2003). Abuse. Jakarta: Gramedia Wibawa. (2000). Anak jalanan dan waktu luangnya (Studi kasus pada anak jalanan di jakarta) Tesis (Tidak Diterbitkan). Depok: Universitas Indonesia. Wie. (2004). Punggung memar mungkin dianiaya. Dalam: http://www.JawaPos.com. Willis, S.S. (1994). Problem remaja dan pemecahannya. Bandung: Angkasa. Yusuf,
S. (2000). Psikologi perkembangan anak dan remaja. Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya.
Zanden. (1989). Abuse toward a knowledge base. Philadelphia: Open University Press.