1 “MORIENDO”
FADE IN: EXT. TEPI PANTAI - SIANG Terlihat uluran tangan yang melepaskan butiran-butiran yang begitu cemerlang bagaikan kristal ke angkasa CUT TO Butiran-butiran tersebut berubah menjadi dedaunan yang jatuh dari pohon-pohon TITLE : “MORIENDO” EXT. TAMAN KOTA-PAGI Wanita tua sedang berjalan di jalan taman kota MCU langkah kecil wanita tua itu yang tiba2 terhenti MCU sebuah topi tergeletak di bawah kursi taman CU wanita tua itu tampak terkejut Burung-burung gagak berterbangan ke angkasa diiringi bunyi jam tua besar yang terlihat dari daun-daun pepohonan menunjukkan pukul 12 siang “TENG-TENG-TENG...” jam tersebut berbunyi FLASHBACK- Seorang kakek duduk sendirian di kursi taman dengan seikat bunga di tangannya. Lalu seorang wanita tua duduk di kursi taman itu. Terlihat ada jarak diantara mereka karena wanita tua itu tidak mengenal kakek itu.
KAKEK TUA
2 “Aku adalah kematian. Sepanjang malam aku begitu lelah memilih siapa yang dengan rela memberikan nafasnya untuk kupintal bersama cahaya dan kubawa ke angkasa. Wanita tua itu menengok ke arah kakek itu KAKEK TUA “Jika rambut putihku bertambah setiap hari, maka berkuranglah satu kehidupan, karena roh manusia yang aku bawa akan menempel di ubanku.” Wanita tua yang tadinya murung mau tak mau terlihat tersenyum dan menghapus air matanya karena dia merasa lelaki itu berusaha menghiburnya. WANITA TUA “Pak tua, mimpiku pecah. Aku sudah mati bahkan sebelum Tuhan menciptakan kematian itu sendiri.” Sambil berlalu ditinggalkannya beberapa lembar uang untuk kakek tua itu. KAKEK TUA “Datanglah lagi besok,temani aku dan kita bercakap tentang mimpimu yang pecah itu” Wanita tua yang berjalan cukup jauh dari kursi taman itu menghentikan langkahnya.Wanita tua itu menengok namun dia terkejut melihat kursi itu telah kosong. VO Konon pernah ada yang melihat kakek itu jika siang menjelma menjadi burung gagak yang hinggap di atap-atap rumah di mana malamnya atap itu akan berubah menjadi ruahan lolongan kesedihan roh yang berpisah bagi penghuninya.
3 kamera pan ke atas melewati pohon-pohon lalu tampak seekor burung gagak terbang melewati atap-atap rumah VO Namun tidak ada seorang pun yang pernah benar-benar bisa membuktikan cerita itu. FADE TO BLACK KAKEK TUA “Bagaimana jika pada suatu malam, dalam diam yang selalu mengendap, aku mendatangimu dan meminta satu persatu nafasmu?” WANITA TUA “Jika yang kamu minta adalah kematianku, sebenarnya aku sudah tidak punya sejak lama. Sejak kekasihku pergi di suatu senja yang buta, aku merasa kematian sudah masuk perlahan melalui pori dan lubang hidungku disetap detik aku mengingatnya.” Kenangan wanita tua itu tampak. Dia sedang tertidur lalu di belakangnya kekasihnya membuka pintu, pergi darinya. Di pagi hari dia terbangun dan melihat pintu terbuka bgitu saja. ZOOMOUT keluar rumah susun melalui jendela CUT TO mata wanita tua yang tampak berkaca-kaca.
WANITA TUA “Maafkan aku tidak punya lagi kematian yang bisa kamu ambil. Tetapi kamu boleh mengambil rohku kapan saja, kalau perlu nanti malam sekalipun.” Kakek tua itu memberikan mawar yang selama ini digenggamnya.
4 KAKEK TUA “Tunggu aku tengah malam nanti. Aku akan datang dan kamu akan melepas semua kesedihan dan rohmu.” Wanita tua itu mengangguk VO “Sesungguhnya aku menganggap lelaki itu kurang setengah ons kadar kewarasan otaknya, namun gambaran bahwa pada akhirnya roh yang menyakitkan ini akan dibawa pergi membuatku sedikit berharap jika omongan kakek itu benar-benar terjadi.”
INT. KAMAR RUMAH SUSUN- MALAM Wanita tua tampak menunggu di tempat duduknya. Ia lalu mengambil kertas MS wanita tua melihat ke foto kenangan berdua dengan kekasihnya lalu mulai menulis kata kata perpisahan kepada kekasihnya yang entah ada dimana. VO “kekasihku, kematian harus dirayakan. Tertawalah seperti ketika hari kelahiranku disambut denga sukacita. Bunyikan musik penuh keriaan dan menarilah dalam dentam riang, karena rohku akan kembali pulang. Kesedihan dan air mata tak akan menjadi bukan apa-apa bakarlah aku nanti, tebarkan auku ke angkasa. Jika kamu rindu, pandangi saja bintang-bintang itu.” TENG TENG TENG- tepat jam 12 malam, namun lelaki itu belum muncul juga. Wanita itu tetap menunggu dengan sabar CUT TO jam menunjukkan pukul 3 pagi, namun lelaki itu belum muncul juga
5 Wanita itu memandangi langit VO Aku tidak habis mengerti mengapa semuanya berbohong, bahkan pencabut roh pun membonongiku. Apakah rohku benar-benar dikutuk sunyi?
EXT. TAMAN KOTA-PAGI Matahari pagi terlihat menyeruak diantara dedaunan. LS wanita tua duduk di kursi taman sendirian tanpa kakek itu. MCU wanita tua it menengok ke kiri dan kanan seperti mencari kakek tua itu VO “Hmmm, Mungkin besok dia akan datang. Aku akan menunggunya besok lagi.” MONTAGE hari berganti hari wanita tua itu menunggu kakek tua itu.
EXT. TAMAN KOTA-PAGI Wanita tua sedang berjalan di jalan taman kota MCU langkah kecil wanita tua itu yang tiba2 terhenti MCU sebuah topi tergeletak di bawah kursi taman CU wanita tua itu tampak terkejut MS kakek tua itu tergeletak di kursi taman itu dan tubuhnya mulai membiru
6 LS wanita tua itu terpaku memandangi kursi taman dan mayat lelaki tua itu. PAN UP dari view kursi taman ke arah langit VO “Kematian harus disambut dengan sukacita bukan?” DISSOLVE TO. EXT. TEPI PANTAI- SIANG LS seorang wanita tua menggengam sebuah topi yang penuh dengan butiran abu yang berkilau. Terlihat uluran tangan yang melepaskan butiran-butiran yang begitu cemerlang bagaikan kristal ke angkasa VO Mungkin ini yang dinamakan terlahir kembali dalam kematian. FADE TO BLACK