Eksakta: Jurnal Imu-Ilmu MIPA
p. ISSN: 1411-1047 e. ISSN: 2503-2364
MONITORING PENGGUNAAN FORMALIN PADA DAGING AYAM (Observation The Use of Formalin in Chicken) Roza Azizah Primatika*, Heru Susetya* dan Arselia Kartika Sari** *Bagian Kesmavet Fakultas Kedokteran Hewan UGM ** Mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan UGM
[email protected],
[email protected] Abstract
Chicken is one of source of animal protein which consumed by many people. Although the animal protein is needed as a source of nutrition, the product becomes a danger when contain of formalin. This study aims to determine the level of use of formaldehyde in chicken meat in Yogyakarta traditional markets and the factors associated with the incident. The samples used were 56 chickens, obtained from 11 traditional markets in Yogyakarta were chosen randomly. Each sample was tested using two reagent is phenylhydrazine and Quantofiq. Interpretation of test phenylhydrazine that is colored bluegreen solution and eventually turned into a red-orange color if the sample is positive, and yellow if it is negative. At Quantofiq test the color will be formed at the end of the detection paper, then color matched to the color table to determine levels of formaldehyde in the samples tested. The results showed that 6 (10,7%) positive samples contain of formaldehyde and analysis of Chi-Square showed that p_value = 0.045. So sales location were association with used of formaldehyde in chicken meat. Keywords : chicken, formaldehyde, traditional market
Di Indonesia sudah dikenal slogan
Pendahuluan Bahan pangan asal hewan sangat
daging ASUH yaitu aman, sehat, utuh
dibutuhkan untuk kesehatan manusia
dan halal yang berarti daging harus tidak
sebagai sumber protein hewani yang
mengandung bahaya biologis, kimiawi
utama, mengandung asam amino yang
dan fisik atau bahan-bahan yang dapat
sangat hewani
manusia.
Protein
mengganggu
kesehatan
dibutuhkan
sebagai
mengandung
bahan-bahan
dibutuhkan sangat
manusia. yang
sumber gizi untuk kesehatan masyarakat,
menyehatkan manusia tidak dikurangi
produk tersebut menjadi berbahaya bagi
atau dicampur dengan bahan lain serta
kesehatan masyarakat bila tidak terjamin
penyembelihannya sesuai dengan syariat
keamanannya. Keamanan pangan bagi
agama
masyarakat merupakan syarat utama yang
Karena berbagai alasan ekonomis, daya
tidak dapat ditawar – tawar lagi (Bahri
simpan dan ketidaktahuan masyarakat
dkk., 2006).
penggunaan bahan tambahan dan bahan
Islam (Sanjaya dkk., 2007).
pengawet
yang
berbahaya
mungkin
dilakukan. Beberapa contoh penyalah Monitoring Penggunaan Formalin Pada Daging Ayam (Observation The Use of Formalin in Chicken) (Roza Azizah Primatika, Heru Susetya dan Arselia Kartika Sari)
55
Eksakta: Jurnal Imu-Ilmu MIPA gunaan pada produk makanan adalah
p. ISSN: 1411-1047 e. ISSN: 2503-2364 Namun demikian masih saja ada pihak
penggunaan pengawet sintetik misalnya
yang tidak bertanggung jawab yang
formalin dan boraks (Aswad dkk., 2011).
menggunakan formalin sebagai bahan
Formaldehid yang lebih dikenal dengan
pengawet daging.
nama formalin adalah salah satu zat
Tujuan Penelitian
tambahan yang dilarang penggunaannya
Penelitian ini bertujuan untuk :
di makanan. .Meskipun sebagian orang
Mendeteksi kemungkinan penggunakan
sudah mengetahui terutama produsen
formalin pada daging ayam yang dijual di
bahwa zat ini berbahaya jika digunakan
beberapa pasar di Yogyakarta.
sebagai
Metode Penelitian
pengawet,
penggunaannya
namun
bukannya
menurun
Bahan yang digunakan dalam
namun malah semakin meningkat dengan
penelitian ini dalah 56 sampel daging
alasan harganya yang relative murah
ayam yang diperoleh dari 11 pasar
dibandingkan pengawet lainnya (Hastuti,
tradisional yang dipilih secara random
2010).
berdasarkan
besaran
detect
sampel
Formaldehid dalam bentuk murni
disease (Martin dkk, 2010), terpilih pasar
(100%) tidak tersedia dipasaran karena
Beringharjo Timur, Pingit, Kranggan,
pada suhu dan tekanan normal mudah
Sentul,
mengalami
membentuk
Ngasem, Gading, Giwangan, Demangan,
Formaldehid
dan Lempuyangan. Setiap pasar diambil
memiliki sifat merusak jaringan sehingga
5-8 sampel dari pedagang yang berbeda.
menimbulkan efek toksik lokal dan juga
Pengambilan
menimbulkan reaksi alergi.
Menurut
dilakukan pagi hari mulai pukul 08.00-
(1981),
10.00 WIB dan 15.00 WIB. Reagen yang
penggunaan formalin pada makanan tidak
digunakan untuk mendeteksi adanya
diijinkan karena efek toksiknya, kecuali
kandungan formalin pada daging ayam
kadar yang kecil dalam asap kayu,
adalah fenilhidrazin 0,5%, larutan sodium
walaupun senyawa ini efektif terhadap
nitroprusida
jamur, bakteri dan virus. Sesuai dengan
hidroksida 10%, dan Quantofiq.
polimerisasi
padatan (Arifin,
Fraizier
dan
2007).
Westhoff
Ledok
Gondomanan,
sampel
5%,
Senen,
daging
larutan
ayam
natrium
Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Menurut Rahman dan Sumantri,
Indonesia No. 1168/Menkes/PER/X/1999
2007 serta Fessenden dan Fessenden,
tentang larangan penggunaan formalin
2007, quantofix kurang sensitif dalam
sebagai bahan tambahan pada makanan.
mendeteksi formalin jika dibandingkan
Monitoring Penggunaan Formalin Pada Daging Ayam (Observation The Use of Formalin in Chicken) (Roza Azizah Primatika, Heru Susetya dan Arselia Kartika Sari)
56
Eksakta: Jurnal Imu-Ilmu MIPA dengan
reagen
quantofix
fenilhidrazin
membutuhkan
karena
konsentrasi
p. ISSN: 1411-1047 e. ISSN: 2503-2364 pengujian menggunakan
Tahap
Quantofiq yaitu :
formalin yang tinggi untuk perubahan
1.
reaksi dari suasana asam ke suasana basa.
sebanyak 10 gram, dihaluskan dengan
Suasana asam terjadi ketika ikatan antara
mortar dan ditambahkan aquades.
formalin dengan fenilhidrazin menjadi
2.
fenilhidrazon dan akan menjadi suasana
ditambahkan dengan 10 tetes reagen
basa ketika ditambahkan dengan NaOH
Quantofiq.
sehingga
3.
terbentuk
warna
hijau.
Menimbang sampel daging ayam
Sebanyak
5
ml
air
daging
Tabung digoyangkan agar reagen
Wawancara dan pengamatan langsung
dan air daging tercampur.
dilakukan untuk melengkapi informasi
4.
sebagai data pendukung.
terdapat pendeteksi formalin, dimasukkan
Tahap pengujian menggunakan larutan
ketabung tersebut.
fenilhidrazin yaitu :
5.
1.
Menimbang sampel daging ayam
kertas deteksi setelah 1 menit, setelah itu
sebanyak 10 gram, dihaluskan dengan
warna dicocokkan dengan tabel warna
mortar dan ditambahkan dengan aquades
untuk mengetahui kadar formalin pada
10 ml.
sampel yang diuji.
2.
Disentrifugasi dilakukan dengan
kecepatan 1000 rotasi per menit (rpm) selama 5 menit. 3.
Supernatan
Kertas uji dengan ujung kertas
Warna akan terbentuk pada ujung
Hasil dan Pembahasan Hasil pengujian residu formalin pada daging ayam di 11 pasar tradisional
diambil
dan
Yogyakarta dengan menggunakan reagen
dimasukkan ke tabung reaksi kemudian
fenilhidrazin dan Quantofiq, didapatkan 6
ditambah 3 tetes larutan fenilhidrazin
sampel ayam dinyatakan positif formalin
0,5%, ditambah 2 tetes larutan sodium
(sampel daging dianggap positif formalin,
nitroprusid 5%, dan ditambah 3 tetes
jika minimal dinyatakan positif pada
larutan NaOH 10%.
salah satu uji). Adapun hasil pengujian
4.
sampel daging ayam di pasar tradisional
Jika larutan berwarna hijau-biru
dan berubah menjadi warna merah-
Yogyakarta dapat dilihat pada Tabel 1.
orange, maka sampel positif dan jika berwarna kuning maka sampel negatif (Oettingen, 1954).
Monitoring Penggunaan Formalin Pada Daging Ayam (Observation The Use of Formalin in Chicken) (Roza Azizah Primatika, Heru Susetya dan Arselia Kartika Sari)
57
Eksakta: Jurnal Imu-Ilmu MIPA
p. ISSN: 1411-1047 e. ISSN: 2503-2364 hasil negatif terhadap
Tabel 1. Hasil uji formalin pada daging
menunjukkan
ayam di pasar tradisional Yogyakarta
formalin
yaitu
sebanyak
Hasil uji formalin pada daging ayam
sedangkan
yang
menunjukkan
di pasar tradisional Yogyakarta
positif
Tabel 1.
No
Hasil uji formalin Positif Negatif Jumlah
1 2
Frekuensi
%
6 50 56
10,7 89,3 100
terhadap
89,3%,
formalin
hasil 10,7%.
Pedagang di pasar tradisional Yogyakarta sudah
mulai
menggunakan
formalin
sebagai bahan pengawet non pangan pada daging ayam dengan tujuan agar daging ayam yang dijual lebih tahan lama.
Tabel 1 menunjukkan bahwa, sebagian besar sampel daging ayam Tabel 2.
No
Variabel Usia pedagang (tahun)
2.
Lama berjualan (tahun) Waktu berjualan
4.
Omset per hari (ekor)
5.
Asal daging
6.
Daging tidak habis Tempat penjualan
7.
8. 9. 10.
berbagai
variable
yang
diamati dapat dilihat pada tabel 2.
Keterkaitan berbagai variabel dengan daging ayam yang mengandung formalin di pasar tradisional Yogyakarta
1.
3.
Keterkaitan
Kebersihan lingkungan Kebersihan tempat Kebersihan pisau
Kategori 20-30 31-40 41-50 >50 <6 6-10 >10 Pagi Pagi-siang Sore <31 31-60 >60 Potong sendiri Setoran Disimpan Dijual Meja porselen Meja alas plastik Meja alas alumunium Bersih Kotor Bersih Kotor Bersih Kotor
Residu formalin Negatif Positif 5 0 8 2 12 1 25 3 6 0 8 0 36 6 32 4 17 1 1 1 38 4 6 2 6 0 23 2 27 4 33 4 17 2 24 4 22 0 4 2 33 17 28 22 28 22
5 1 5 1 5 1
2
p
1,625
0,654
2,240
0,326
3,733
0,155
2,489
0,288
0,348
0,555
0,001
0,974
6,222
0,045*
0,738
0,390
1,654
0,198
1,654
0,327
Monitoring Penggunaan Formalin Pada Daging Ayam (Observation The Use of Formalin in Chicken) (Roza Azizah Primatika, Heru Susetya dan Arselia Kartika Sari)
58
Eksakta: Jurnal Imu-Ilmu MIPA 11. 12. 13.
14.
Kebersihan talenan Kebersihan timbangan Keberadaan air cuci Penggunaan celemek
p. ISSN: 1411-1047 e. ISSN: 2503-2364
Bersih Kotor Bersih Kotor Ada : bersih kotor Tidak ada Ya Tidak
19 31 40 10 28 15 7 45 5
1 5 5 1 3 1 2 4 2
1,062
0,303
0,038
0,846
1,614
0,446
2,667
0,102
Hasil uji Chi-Square dengan tingkat
Sampel daging ayam yang berasal
kepercayaan 95% dan tingkat signifikansi
dari pedagang yang menggunakan meja
(α) 0,05, menunjukkan bahwa hanya ada
porselen sebanyak 28 sampel, terdapat 24
satu variabel yakni tempat penjualan yang
sampel tidak mengandung formalin dan 4
memliki hubungan dengan penggunaan
sampel yang mengandung formalin. Hasil
formalin pada daging ayam ( P < 0,05).
perhitungan diperoleh nilai RR (Relative
Variabel lainnya menunjukkan bahwa tidak
Risk) = 2, yang dapat dilihat pada Lampiran
ada hubungan yang signifikan dengan
17. Jika nilai RR=1 berarti tidak ada
frekuensi penggunaan formalin pada daging
hubungan antara faktor resiko dengan
ayam, Daging yang berasal dari pedagang
penggunaan formalin, RR > 1 berarti ada
yang menggunakan meja porselen sebanyak
hubungan positif antara faktor resiko dengan
28 sampel, terdapat 24 sampel tidak
penggunaan formalin, RR < 1 berarti ada
mengandung formalin dengan presentase
hubungan
85,7% dan 4 sampel mengandung formalin
dengan
dengan persentase 14,3%. Sampel daging
perhitungan nilai RR (Relative Risk), dapat
yang
disimpulkan
berasal
dari
pedagang
yang
negatif antara penggunaan
bahwa, meja
faktor
resiko
formalin.
Hasil
pedagang porselen
yang
menggunakan meja beralas plastik sebanyak
menggunakan
memiliki
22 sampel, terdapat 22 sampel tidak
resiko lebih besar dibandingkan pedagang
mengandung formalin dengan presentase
yang menggunakan selain meja porselen
100% dan 0 sampel mengandung formalin.
untuk menggunakan formalin sebagai bahan
Sampel daging yang berasal dari pedagang
pengawet pada daging ayam.
yang menggunakan meja beralas alumunium
Kesimpulan
sebanyak 6 sampel, terdapat 4 sampel tidak
Tingkat penggunaan formalin pada
mengandung formalin dengan presentase
daging ayam di pasar tradisional Yogyakarta
66,7% dan 2 sampel mengandung formalin
sebanyak 10,7% (6/56). Hasil analisa Chi-
dengan persentase 33,3%.
Square menunjukkan bahwa ada hubungan
Monitoring Penggunaan Formalin Pada Daging Ayam (Observation The Use of Formalin in Chicken) (Roza Azizah Primatika, Heru Susetya dan Arselia Kartika Sari)
59
Eksakta: Jurnal Imu-Ilmu MIPA
p. ISSN: 1411-1047 e. ISSN: 2503-2364
yang signifikan antara tempat penjualan dengan frekuensi penggunaan formalin pada daging ayam. Dengan kekuatan asosiasi (RR) = 2, yang berarti bahwa resiko penggunaan formalin dua kali lebih besar pada pedagang yang menggunakan meja porselen dibanding dengan pedagang yang menggunakan meja bukan porselen. Perlu adanya penyuluhan secara merata dari dinas terkait terhadap masyarakat mengenai cara memilih daging yang ASUH (aman, sehat, utuh, dan halal). Para pedagang sebaiknya sadar akan bahaya penggunaan formalin bagi
kesehatan,
sehingga
tidak
menggunakan bahan pengawet non pangan khususnya formalin. Pustaka Arifin, Z., 2007, Stabilitas Formalin dalam Daging Ayam selama Penyimpanan Seminar Nasional Teknologi Peternakan danVeteriner. Aswad, M., Fatmawaty, A., Nursamsiar, dan Rahmawanti, 2011, Validasi Metode Spektrofotometri Sinar Tampak untuk Analisis Formalin dalam Tahu. SekolahTinggi Ilmu Farmasi (STIFA) Makassar 15 (1): 26-29.
Bahri, S., Sani, Y., dan Indraningsih, 2006, Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Keamanan Pangan Asal Ternak di Indonesia, Balai Penelitian Veteriner Bogor, Vol. 16 No. 1 Th 2006. Fessenden, R.J., dan Fessenden, J.S, 2007, Kimia Organik. Erlangga : Jakarta. Fraizer, W.C., danWesthoff, D.C., 1981, Food Microbiology.3rd Edition. Tata McGraw Hill Publishing Co., Ltd. New Delhi. Hastuti. S, 2010, Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Formaldehid pada Ikan Asin di Madura, Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo 4 (2): 132137. Martin S.W., Meek A.H., Willeberg P, 1987, Veterinary epidemiology, principles and methods. Ames: Iowa State University Press; p. 343. Oettingen, W.F, 1954, Poisoning A Guide to Clinical Diagnosis and Treatment, Paul B. Hoeberr, INC. Medical Book Departement of Harper and Brothers. Rahman, A., dan Sumantri, 2007, Analisis Makanan, Gadjah Mada University Press : Yogyakarta. Sanjaya, A.W., Sudarwanto, M., Soejoedono, R.R., Purnawarman, T., Lukman, D.W., dan Latif, H., 2007, Higiene Pangan Bagian Kesehatan Masyarakat Veteriner. Fakultas Kedokteran Hewan IPB. Bogor.
Monitoring Penggunaan Formalin Pada Daging Ayam (Observation The Use of Formalin in Chicken) (Roza Azizah Primatika, Heru Susetya dan Arselia Kartika Sari)
60