Modul
PME
KEMENTERIAN AGAMA RI
2
Pengembangan Madrasah Efektif
Modul
PME Direktorat Pendidikan Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia
Pengembangan Madrasah Efektif Pengembangan Madrasah Efektif
3
Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, bahwa Kementerian Agama Republik Indonesia dengan dukungan Kemitraan Pendidikan Australia Indonesia Komponen 3 (Akreditasi Madrasah) berhasil menyusun 8 (delapan) Modul Pengembangan Mutu Pendidikan Madrasah, yaitu: Modul 1
Pengembangan Madrasah Efektif
Modul 2
Rencana Kerja Madrasah dan Rencana Kerja & Anggaran Madrasah
Modul 3
Pengembangan Kurikulum 2006
Modul 4
Pengembangan Kurikulum 2013
Modul 5
Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan
Modul 6
Perpustakaan
Modul 7
Administrasi dan Keuangan Madrasah
Modul 8
Hidup Sehat
Delapan modul ini dikembangkan dengan tujuan membantu madrasah untuk meningkatkan mutu pendidikan madrasah sesuai dengan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan pada umumnya dan membantu madrasah dalam mempersiapkan penilaian akreditasi madrasah pada khususnya. Atas disusunnya delapan modul ini, atas nama Kementerian Agama, kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para pihak yang terlibat dalam penyusunan modul, terutama kepada: 1. Tim Kemitraan Pendidikan Australia Indonesia Komponen 3 yang telah memfasilitasi kegiatan penyusunan modul ini. 2. Tim penulis modul yang terdiri dari para akademisi dan praktisi pendidikan yang telah mengerahkan kemampuan terbaiknya. 3. Lembaga Mitra Kemitraan Pendidikan Australia Indonesia Komponen 3 di tingkat provinsi yang telah terlibat dalam memberikan masukan untuk penyempurnaan modul ini berdasarkan pengalaman implementasi program kemitraan di madrasah sasaran. Akhirnya, kami berharap Kedelapan modul ini dapat didiseminasikan dan digunakan oleh para pemangku kebijakan dan kepentingan di lingkungan Kementerian Agama baik pusat maupun daerah melalui kegiatan workshop/bimbingan teknis/lainnya kepada madrasah dalam upaya mewujudkan MADRASAH LEBIH BAIK. Jakarta, Direktur Pendidikan Madrasah,
Prof. Dr. Phil. H.M. Nur Kholis Setiawan, MA NIP. 196911101994031005
Daftar Isi 1. Latar Belakang Modul 1.1 Kenapa modul ini dirancang 1.2 Kenapa perlu menyediakan Panduan Pelatihan 1.3 Siapa yang harus menggunakan Panduan Pelatihan ini 1.4 Dimana keberadaan modul ini dalam kerangka kerja LAPIS 2. Tujuan Umum Pembelajaran 3. Tujuan Khusus Pembelajaran 4. Ikhtisar untuk Guru/Pelatih 4.1 Pendekatan pembelajaran apakah yang diambil 4.2 Bagaimana metode lingkungan pembelajaran 4.3 Bagaimanakah program dilaksanakan 4.4 Bagaimanakah sesi berlangsung 4.5 Langkah pengajaran apakah yang disarankan 4.6 Apakah yang harus Anda ketahui tentang pembelajaran aktif 4.7 Apakah contoh kegiatan pembelajaran aktif 4.8 Bagaimanakah Anda membangun kelompok pembelajaran yang efektif 4.9 Saran-saran apakah yang bisa diberikan untuk membuat peraturan dasar/kontrak belajar bagi kelompok 5. Prosedur Evaluasi 5.1 Why evaluate the Training Program? 5.2
Specific Evaluation Procedures
6. Sesi-sesi: 6.1
Memahami Peningkatan sekolah
6.2
Manajemen Perubahan
6.3
Kepemimpinan Sekolah
6.4
Manajemen Sekolah
6.5
Budaya Sekolah
6.6
Pembangunan Visi
6.7
Praktek Pembelajaran
1 1 1 1 2 2 3 4 4 5 5 6 6 7 7 8 8 9 9 10 11 34 50 66 81 94 108
6.8
Kerja Tim dan Masyarakat Belajar Profesional
122
6.9
Mengembangkan Sekolah yang Sehat
138
6.10
Mengembangkan Lingkungan Pembelajaran
155
6.11
Kemitraan Sekolah dan Masyarakat
168
6.12
Merencanakan Inisiatif Peningkatan Sekolah
183
LAMPIRAN Lampiran A. Daftar Metodologi
205
Lampiran B. Daftar Istilah
206
Lampiran C. Alokasi Waktu Lokakarya
209
Lampiran D. Modul LAPIS Lampiran E. Daftar Bahan Pelatihan Lampiran F. Daftar Tagihan Mentor Pelatihan
211 213
Lampiran G. Power Point kontrak Pelatihan
217
Lampiran H. Power Point Gambaran Umum Pelatihan
218
Lampiran I. Power Point Teka-Teki Pelatihan
219
Lampiran J. Gambaran Imajinasi Kaitannya Peningkatan Sekolah
220
Modul
PME
Pendahuluan Pegembangan Madrasah Efektif Pertumbuhan dan pembangunan masyarakat Indonesia di masa yang akan datang sangatlah bergantung pada kesuksesan sistem pendidikan. Pendidikan memegang peranan kunci dalam menyejahterakan masyarakat, dalam arti membangun kehidupan yang lebih memiliki tujuan dan memberikan dampak positif dalam pengurangan kemiskinan. Oleh karenanya, pekerjaan utama madrasah adalah memastikan bahwa semua murid disajikan sebuah pendidikan yang memudahkan mereka meraih capaian potensi terbaik mereka. Untuk meraih tujuan ini, madrasah harus menerapkan standar yang efektif dan profesional dengan memulai sebuah proses perjalanan dalam pengembangan madrasah. Ketika menjalani sebuah proses perjalanan tersebut, berarti bahwa madrasah harus memiliki keinginan untuk membuat perubahan, melengkapi diri dengan keterampilan yang dibutuhkan sehingga perubahan dapat terwujud, dan ketetapan hati untuk melewati perubahan tersebut. Istilah pengembangan madrasah mencakup beragam kegiatan dan praktek dalam sebuah lingkungan madrasah, yang kedua hal tersebut memastikan bahwa setiap madrasah mencapai potensi terbaiknya dalam masyarakat, yang pada gilirannya madrasah secara berkompeten mampu memenuhi persyaratan akreditasi madrasah. Kegiatan dan praktek ini mencakup bidang pengembangan kapasitas, yang di dalamnya termasuk kepemimpinan madrasah, manajemen madrasah, manajemen perubahan, manajemen keuangan, lingkungan fisik madrasah yang dinamis dan sehat, praktek belajar mengajar yang efektif, budaya madrasah, tim kerja, masyarakat belajar dan pelibatan peran serta masyarakat yang lebih luas. Kesuksesan pengembangan madrasah akan sangat bergantung pada kemampuan madrasah untuk mengelola perubahan dan pengembangan. Mengingat pengembangan madrasah menawarkan sebuah jenjang yang sangat vital dalam mencapai akreditasi, maka sangatlah penting bahwa madrasah memulai proses tersebut dalam sebuah tata kelola yang sistematis dan menyeluruh.
Pentingnya Pengembangan Madrasah Efektif” • Banyak madrasah, terlepas dari cara terbaik yang telah mereka lakukan, mengalami kebingungan tentang bagaimana mereka dapat memenuhi semua aspek yang dipersyaratkan untuk mencapai akreditasi. Para pengelola madrasah seringkali gagal memahami kebutuhan terhadap sebuah perencanaan yang mendetail dan sistematik, terkait dengan pengembangan madrasah efektif yang akan memudahkan madrasah untuk mencapai akreditasi. Terkadang mereka justru melakukan banyak usaha kecil, dan seringkali tidak berkaitan, untuk meningkatkan aspek-aspek tertentu semata tanpa sebuah perspektif yang lebih luas dalam keseluruhan pengembangan madrasah. • Para pengelolamadrasah seringkali bingung ketika memikirkan bagaimana “gambaran besar” pengembangan madrasah. Biasanya mereka mengalami kegagalan dalam melihat sebuah hubungan dimana pengembangan di satu bidang secara langsung akan dapat memacu pengembangan di bidang yang lain. Sebagai contoh, pengembangan fasilitas perpustakaan dan membuka fasilitas tersebut untuk orang tua murid akan memberikan peningkatan yang nyata dalam hubungan madrasah dengan masyarakat, perbaikan toilet dan fasilitas cuci tangan akan mengarah pada pengembangan yang signifikan terhadap kesehatan murid dan staf madrasah, yang selanjutnya akan diperkuat dengan penyediaan ruang Usaha Kesehatan Madrasah (UKS) yang berfungsi dengan baik. Pengembangan Madrasah Efektif
i
Modul
PME • Masalah utama madrasah saat ini adalah banyak pengelola madrasah tidak memiliki pemahaman tentang apa yang diperlukan dalam pengembangan madrasah. Kurangnya madrasah yang sukses, yang sebenarnya menjadi model bagi sebuah pengembangan madrasah efektif menandakan bahwa madrasah sangat jarang menyediakan panduan ‘hidup’ tentang bagaimana sebuah madrasah efektif itu dijalankan. Tanpa ukuran visual terhadap model pengembangan madrasah mereka, banyak pemimpin madrasah akan kebingungan karena tidak tahu apa indikator-indikator kunci yang akan menunjukkan tahapan dalam manajemen perubahan madrasah mereka. • Selain itu, banyak madrasah kurang pengetahuan atau hanya sekedar mengkompilasi daftar yang komprehensif tentang bidang-bidang yang harus ditangani dalam pengembangan madrasah. Madrasah memerlukan pendampingan untuk memastikan bahwa daftar persyaratan pengebanganmadrasahyang lebih luas dapat diketahui dan dipenuhi. Ketika mencari cara “bagaimana” mengembangkanmadrasah, para pengelolamadrasah perlu menjawab tiga pertanyaan mendasar berikut ini: apa yang akan dikerjakan untuk mengembangkan madrasah; bagaimana menjalani proses pengembangan madrasah; dan kenapa pengelola madrasah melakukan proses tersebut. • Pada saat banyak madrasah melakukan berbagai kegiatan penting untuk pengembangan madrasah secara efektif, hal penting yang perlu dilakukan adalah melihat kembali program pengembangan madrasahnya secara keseluruhan untuk memastikan bahwa program yang seimbang telah dijalankan. Dengan cara ini, pelatihan Pengembangan Madrasah Efektif menyediakan sebuah payung dari berbagai kegiatan pelatihan di berbagai bidang, seperti kepemimpinan partisipatif, lingkunganhidup yang sehat dan praktek perpustakaan yang efektif,sehingga dapat menghimpun praktek-pratek terbaik dalam pengembangan madrasah. Tanpa pemahaman paket pelatihan yanglengkap dan diperlukan untuk mencapai pengembangan madrasahefektif tersebut, semua usaha pengembangan madrasah di berbagaibidang tidak akan banyak berarti. • Perlu diketahui pihak madrasah bahwa pengembangan madrasah bukan hanya sebuah proses yang diadopsi untuk periode tertentu untuk mencapai tujuan seperti akreditasi semata. Pengembangan dalam sebuah organisasi belajar haruslah bersifat terus menerus. Harus ada sebuah keseimbangan yang konstan antara pengembangan masa depan dan perawatan. Tujuan-tujuan tertentu dapat dicapai, namun selalu ada kebutuhan untuk mengembangkan tujuan-tujuan lebih lanjut dan merefleksikan capaian saat ini yang mungkin perlu ditinjau ulang dan diperbaharui. Pengembangan yang terus menerus dapat dilihat sebagai sebuah proses perjalanan menuju pendidikan yang gemilang. • Memberdayakan individu-individu yang ada dalam masyarakat Madrasah dapat membangun energi untuk menggerakkan semua pemangku kepentingan (stakeholder) dalam proses perjalanan ini. Masyarakat madrasah menjadi termotivasi untuk membuat pengembangan yang terus menerus, karena ada rasa bangga atas pencapaian dan prestasi yang diraih selama dalam proses perjalanan tersebut. Memberdayakan semua pemangku kepentingan untuk menjadi bagian tak terpisahkan dalam proses perubahan berarti bahwa mereka melihat diri mereka sendiri begitu berarti dan dihargai atas ide dan usaha yang telah mereka sumbangkan. Sebuah kesuksesan menyemai kesuksesan selanjutnya. Saat arti dari visi disadari, ia akan menuntun pada berbagai usaha lebih lanjut menuju pengembangan madrasah efektif. • Penting juga diketahui oleh madrasah bahwa pengembangan madrasah merupakan sebuah usaha bersama. Hal ini terkait dengan kerja tim, hubungan dan dinamika
ii
Pengembangan Madrasah Efektif
Modul
PME madrasah. Pengembangan madrasah berpusat pada pembangunan masyarakat belajar yang profesional dimana guru dan murid belajar dan berkembang bersama. Karena sebuah usaha bersama, akan lebih menggunakan pendekatan “dari bawah ke atas” (bottom up) daripada “dari atas ke bawah” (top-down), yang memfokuskan pada proses daripada hasil. Bagian dari proses pengembangan madrasah ini adalah membudayakan kembali kerjasama di madrasah, merubah mutu hubungan interpersonal sertaperilaku di tempat pengalaman belajar terjadi. • Pengembangan madrasah akan selalu melibatkan perubahan budaya. Perubahan lebih terjadi pada sebuah lingkungan dimana budaya madrasah mendorong rasa kesetiakawanan, rasa saling percaya, dan hubungan kerja yang mendasari kerjasama. Kegiatan inti tertentu akan lebih menuntun menuju perubahan budaya. Kegiatan ini mencakup: menyusun arah dan tujuan madrasah efektif terkait dengan pembuatan visi bersama; membangun tujuan madrasah dan mengembangkan ekspektasi kinerja; mengembangkan sumber daya manusia; mengelola madrasah melalui proses pembuatan keputusan bersama dan menjalin hubungan dengan masyarakat madrasah yang lebih luas. • Pengembangan madrasah bukanlah hal yang terjadi secara otomatis walau hal tersebut menjadi cita-cita utama madrasah. Oleh karenanya, penting sekali bahwa madrasah harus memiliki panduan yang menuntun mereka selangkah demi selangkah dalam proses menangani berbagai masalah dan juga memastikan lingkungan madrasah yang optimal. Hal penting lainnya adalah untuk mengklarifikasi proses pengembangan madrasah kepada masyarakat madrasah, serta mengklarifikasi prinsip-prinsip dan praktek melalui berbagai strategi dan pendekatan yang mudah dipahami, sehingga pengembangan madrasah dinilai sebagai hal yang dapat diraih dan dipraktekkan oleh madrasah. • Pengembangan madrasah bukanlah sebuah misteri. Pengembangan secara bertahap atau bahkan pengembangan yang dramatis sangatlah mungkin dalam kondisikondisi yang tepat. Oleh karena itu, masyarakat madrasah perlu bantuan untuk memahami kondisi-kondisi sederhana seperti apa yang akan menuntun mereka kearah pengembangan dan yang paling penting adalah bagaimana madrasah mampu mereplikasi kondisi-kondisi tersebut dengan sederhana dan efektif.
Praktek Pendidikan Indonesia Yang Menekankan Perlunya Pengembangan Madrasah Pelatihan untuk Pengembangan Madrasah Efektif didasarkan pada Delapan Standar Pelayanan Minimal dari Badan Nasional Standar Pendidikan (BNSP) dan secara konsisten memasukkan standar-standar ini dalam sesi-sesi lokakarya: 1. Standar Isi: Materi-materi dalam Modul Pelatihan ini menjawab kebutuhan agar setiap madrasah mempekerjakan guru- guru berkompeten yang mampu menyusun silabus yang relevan agar mampu menyajikan sebuah kurikulum yang luas. 2. Standar Proses: Materi dalam Modul Pelatihan ini menjawab kebutuhan untuk memastikan bahwa guru-guru mendasari studi mereka pada unit-unit kerja yang memadai, yang akan merefleksikan kebutuhan berbagai murid di ruang kelas. 3. Standar Kompetensi Lulusan: Materi dalam Modul Pelatihan ini menjawab kebutuhan untuk memastikan staf madrasah yang mampu memajukan Madrasah. 4. Standar Guru dan Tenaga Pendidikan: Materi-materi dalam Modul Pelatihan ini Pengembangan Madrasah Efektif
iii
Modul
PME menjawab kebutuhan kebutuhan terhadap sebuah iklim madrasah yang mendorong semangat kerja positif staf madrasahdan komitmen yang terus menerus terhadap pembelajaran profesional. 5. Standar Infrastruktur: Materi-materi dalam Modul Pelatihan ini menjawab kebutuhan terhadap sebuah iklim madrasah yang mendorong semangat kerja positif staf madrasah dan komitmen yang terus menerus terhadap pembelajaran profesional. 6. Standar Manajemen: Materi-materi dalam Modul Pelatihan ini menekankan kebutuhan agar setiap madrasah menerapkan paraktek-praktek manajemen efektif, yang menghubungkan madrasah tersebut dengan tingkatan kabupaten/kota/propinsi, dan nasional melalui sebuah praktek pendidikan yang terbuka dan akuntabel. 7. Standar Keuangan: Materi-materi dalam Modul Pelatihan ini menekankan kebutuhan terhadap pengelolaan keuangan yang terbuka dan akuntabel dalam setiap lingkungan madrasah. 8. Standar Penilaian Pendidikan: Materi-materi dalam Modul Pelatihan ini menggaris-bawahi kebutuhan agar setiap madrasah menerapkan praktek-praktek penilaian/asesmen efektif yang memudahkan murid untuk memenuhi standard nasional secara terbuka. Delapan Standar Pelayanan Minimal dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tersebut dimasukkan pada keseluruhan sesi-sesi dalam Modul Pelatihan. Tabel berikut ini menunjukkan jalinan sesi khusus terhadap setiap standar tersebut, dilengkapi butir Instrumen akreditasi dan output indikator setelah pelatihan modul ini.
Standar dan Butir Instrumen Akreditasi (IA) Untuk MTs IA Standar: • Isi,butir 2 • Pengelolaan, butir 121 • Pembiayaan, butir 126, 141, 144 • Penilaian, butir 162, 163 Untuk MI IA Standar: • Isi,butir 2,6, 12, 108 Untuk MTs IA Standar:
Fokus Sesi
1. Memahami Terbentuknya Tim Pengembangan pengembang mutu Madrasah madrasah: 2. Manajemen Perubahan 3. Kepemimpinan Madrasah 8. Kerja Tim dan Masyarakat Belajar Profesional 9. Mengembangkan madrasah sehat
1. Terbitnya SK Tim Pengembang mutu madrasah 2. Daftar hadir rapat tim pengembang mutu madrasah 3. Notulensi rapat tim pengembang mutu madrasah 4. Foto dokumentasi aktivitas tim pengembang mutu madrasah
6. Pembangunan Visi
1. Warga madrasah menyusun visi, misi, dan tujuan madrasah secara bersama dan original
• Pengelolaan, butir 104, 105, 106,
iv
Output
Indikator Pencapaian Sesi Pasca Pelatihan
Pengembangan Madrasah Efektif
Tersusunnya Visi, Misi, dan Tujuan Madrasah
Modul
PME Untuk MI IA Standar: • Proses, butir 18, 25,26,27,28, 29, • Pengelolaan, butir 91,92,93,
2. Memajang visi, misi, dan tujuan madrasah dalam berbagai bentuk di lingkungan madrasah dan sekitarnya
Untuk MTs IA 3. Kepemimpinan Standar: Madrasah • Standar Proses, 4. Manajemen butir 25, 26, 27,28, Madrasah dan 29 • Standar Tendik & Kependidikan, butir 55, 57, 58, 59, 60, 61, 62 • Sarana prasarana, butir 93 • Standar Pengelolaan, butir 108, 113, 118 • Standar Penilaian, butir 146 Untuk MI IA Standar: • Tendik, butir 51, 53, 55,56,57,58, 60, 65 • Pengelolaan, butir 95, 100, 101, 102,103, 105, 107, 109
Tersedianya Dokumen Pedoman Pengelolaan Madrasah: Evaluasi dan Pengawasan Kamad
1. Tersedia SK. Kamad 2. Tersedia dokumen Tugas Pokok dan Fungsi Kamad dan Wakad 3. Tersedia ruang kamad 4. Tersedia Dokumen Evaluasi dan Pengawasan Kamad
Untuk MTs IA Standar: • Sarpras, butir 75, 77, 78, 79, 81 • Pengelolaan, butir 109, 122 Untuk MI IA Standar: • Sarpras, butir 67, 68, 69, 71, 72, 75 • Pengelolaan, butir 96
Tersedianya legalitas, Identitas dan keamanan madrasah
1. Papan nama tercantum dan terpasang pada tempat yang strategis 2. Papan struktur organisasi madrasah dan uraian tugas 3. Pagar madrasah yang refresentatif terpasang 4. Tersedianya Izin Mendirikan Bangunan
5. Budaya Madrasah 9. Mengembangkan Madrasah Sehat
Pengembangan Madrasah Efektif
v
Modul
PME 5. Tersedianya pemadam kebakaran Untuk MTs IA Standar: • Proses, butir 23 • Kompetensi Lulusan, butir 45, 46
5. Budaya Madrasah 7. Praktek Belajar/ Mengajar 10. Mengembangkan Lingkungan Fisik Madrasah
Terpajangnya karya dan kreatifitas peserta didik:
1. Hasil karya peserta didik terpajang dengan rapi di ruang kelas
Untuk MTs IA Standar : • Isi, butir 5, 7, 8, 11, • SKL, butir 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 40,41, 43 3. • Tendik, butir 54 • Sarpras, butir 87, 96, 97, 98, 99, 100, 101, 103 • Pengelolaan, butir 111, 114, 116 • Pembiayaan, butir 131 Untuk MI IA Standar: • Isi, butir 7,8, 11
5. Budaya Madrasah 10. Mengembangkan Lingkungan Fisik Madrasah
Tersedia area belajar di luar kelas
1. Tersedianya ruang BK 2. Tersedianya Ruang Kesiswaan 3. Tersedia lapangan olah raga 4. Tersedia tempat beribadah 5. Tersedianya tempat parkir
Untuk MTs IA Standar : • Isi, butir 6 • Tendik, butir 55 • Pengelolaan, butir 117 Untuk MI IA Standar : • Tendik, butir 59 • Pengelolaan, butir 104
2. Manajemen Perubahan 11.Kemitraan Madrasah dan Masyarakat
Terjalinnya Kerja sama dengan stakeholder madrasah
1. Terbentuknya Pengurus Komite madrasah 2. Tersedia dokumen kegiatan komite madrasah 3. Tersedia dokumen MoU antar madrasah dengan instansi lain 4. Tersedia dokumen dan bukti fisik bantuan stakeholder madrasah 5. Tersedia dokumen berupa sertifikat dan atau penghargaan pelatihan siswa, pendidik, dan tenaga kependidikan
vi
Pengembangan Madrasah Efektif
Modul
PME • Standar MTs: • Pengelolaan, butir 107, 110, 119 • Standar MI: • Pengelolaan, butir 94, 97, 99, 106
Sesi 12. Merencanakan Inisiatif Pengembangan Madrasah
Tersedianya Rencana Kerja Madrasah
1. Tersusunnya Perencanaan dan atau Renstra Madrasah jangka panjang 2. Tersedia dokumen implementasi dan evaluasi Renstra
Sumber Data: Instrumen Akreditasi
Bagi para peserta, Modul pelatihan ini menyajikan sebuah gambaran berbagai proses yang diperlukan untuk memulai Pengembangan Madrasah. Menjawab berbagai masalah dalam pengembangan Madrasah akan memajukan usahausaha akreditasi Madrasah. Detail tentang metode dan langkah-langkah khusus yang diperlukan untuk mengajukan akreditasi dapat ditemukan dalam Buku Modul Akreditasi KEMITRAAN PENDIDIKAN AUSTRALIA INDONESIA-Kemenag, pada website SSQ C-3.
Pengembangan Madrasah Efektif
vii
Modul
PME
Pengembangan Madrasah Efektif A. Latar Belakang Panduan Pelatihan 1. Kenapa Modul Pelatihan ini dirancang?
Banyak Madrasah sedang berjuang untuk menerapkan program Pengembangan Madrasah yang secara dramatis akan memajukan kesempatan mereka untuk meraih akreditasi. KEMITRAAN PENDIDIKAN AUSTRALIA INDONESIA melaksanakan berbagai program individual yang telah diterapkan untuk memajukan Pengembangan Madrasah seperti Program Hidup Sehat, Program Perpustakaan, dan Program Kepemimpinan. Ini saatnya untuk mempertimbangkan penempatan berbagai program tersebut di bawah satu payung utama Pengembangan Madrasah Efektif. KEMITRAAN PENDIDIKAN AUSTRALIA INDONESIA memahami kebutuhan agar Madrasah disediakan sebuah lokakarya yang menghubungkan secara bersama-sama berbagai strategi pengembangan Madrasah yang individual agar tersedia sebuah pendekatan yang sistematis terhadap Pengembangan Madrasah yang berkesinambungan.
2. Kenapa Modul Pelatihan ini disediakan?
KEMITRAAN PENDIDIKAN AUSTRALIA INDONESIA telah menerbitkan beragam modul pembelajaran mengenai berbagai topik, di antaranya: “Kepemimpinan Madrasah dan Pelatihan Manajemen untuk Pengembangan Madrasah”, “Pelatihan Guru untuk Manajemen Perpustakaan Madrasah”, “Hidup Sehat” dan lain-lain. Modul Pelatihan ini, “Pengembangan Madrasah Efektif” menawarkan kesempatan untuk mengikuti proses selangkah demi selangkah untuk merangkum semua elemen tersebut bersama-sama. Sebagai sebuah Modul Pelatihan, modul ini memberikan model metodologi praktis yang sederhana dan mudah dipahami, yang akan memudahkan pemangku kepentingan Madrasah untuk menerapkan sebuah program yang terpadu di tingkat Madrasah. Modul ini menyediakan stakeholder Madrasah dengan sebuah metode yang sistematis dalam usaha Pengembangan Madrasah dengan menawarkan sebuah latar belakang teoritis dan dipadu dengan latihan praktis.
3. Siapa yang harus menggunakan modul pelatihan ini?
Modul Pelatihan ini dimaksudkan untuk digunakan oleh stakeholder Madrasah, kepala Madrasah, guru, dan anggota masyarakat yang ingin menerapkan Pengembangan Madrasah secara keseluruhan dan ingin memenuhi persyaratan akreditasi Madrasah. Modul ini dapat dipergunakan oleh trainer di sebuah cluster Madrasah untuk melatih berbagai tingkatan Madrasah dan juga bisa berbasis individual untuk mendukung Madrasah yang sedang memulai proses pengembangan Madrasah.
4. Dimanakah keberadaan Modul Pelatihan ini dalam kerangka KEMITRAAN PENDIDIKAN AUSTRALIA INDONESIA?
Modul Pelatihan ini didasarkan pada enam prinsip dasar KEMITRAAN PENDIDIKAN AUSTRALIA INDONESIA: a. Fleksibel: Modul ini menyediakan sebuah kerangka mengenai sesi-sesi yang adaptif untuk berbagai lingkungan Madrasah, dan sesuai untuk berbagai stakeholder yang berbeda: kepala Madrasah, guru dan anggota masyarakat. Modul ini memadai untuk
viii
Pengembangan Madrasah Efektif
Modul
PME Madrasah dasar dan lanjutan pertama di seluruh Indonesia walaupun pada awalnya diusulkan dalam konteks pendidikan Islam Indonesia. b. Partisipatif: Modul Pelatihan ini mempergunakan pendekatan pembelajaran aktif, mengingat Modul pelatihan memodelkan metode lokakarya partisipatif yang efektif. Dalam keseluruhan Modul Pelatihan, berbagai proses pembelajaran partisipatif digunakan, seperti quis, bermain peran, permainan dan studi kasus. c. Lokal: Modul Pelatihan ini kontekstual dengan kebutuhan khusus dalam Pengembangan Madrasah diseluruh provinsi di Indonesia d. Berkelanjutan: Modul Pelatihan ini dipandang berkelanjutan dalam arti digunakan secara terus menerus dalam lingkungan pendidikan Islam. Modul ini berpotensi berdampak luas di Madrasah-Madrasah Islam di seluruh Indonesia sebagai modul pelatihan yang berfokus pada mutu Pengembangan Madrasah e. Adil: Modul Pelatihan ini melibatkan kepentingan baik peserta wanita maupun pria melalui kegiatan-kegiatan selama proses pembelajaran. Staf pria maupun wanita didorong untuk memfasilitasi Pengembangan Madrasah efektif. f. Akuntabel: Modul Pelatihan ini mendukung prinsip-prinsip bertanggung jawab dalam Pengembangan Madrasah yang beretika. Modul ini mengajarkan siapapun untuk bertanggung jawab atas tindakannya saat bekerja di Madrasah dalam kaitan Madrasah menjalankan fungsinya.
B. Tujuan Umum Pembelajaran Tujuan Modul Pelatihan ini adalah keseimbangan antara Wilayah kognitif dan pembelajaran behavioral. Selain itu juga dimaksudkan untuk pembelajaran afektif. Modul ini akan melibatkan seluruh peserta dalam jenis-jenis pembelajaran berikut: 1. Pembelajaran Afektif: Peserta akan didorong untuk mempertimbangkan sikap dan perasaan mereka dalam kaitannya dengan penanganan masalah Pengembangan Madrasah, seperti kepemimpinan Madrasah, penciptaan budaya positif dan manajemen perubahan. 2. Pembelajaran Behavioral: Para peserta akan mempraktikkan teknik dan kecakapan untuk mengembangkan dan menyampaikan Pengembangan Madrasah efektif. Hal ini akan menjadi fokus sentral dalam pelatihan sehingga peserta merasa nyaman dalam mempergunakan berbagai metodologi yang berbeda yang akan berdampak langsung pada Pengembangan Madrasah. 3. Pembelajaran Kognitif: Peserta akan memperoleh dan memproses pengetahuan dalam berbagai topik yang terkait dengan pengembangan Madrasah efektif. Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta akan mampu: a. Mendefinisikan stakeholder kunci dalam program pengembangan Madrasah yang komprehensif b. Merancang sebuah program pengembangan Madrasah yang komprehensif c. Menghubungkan perencanaan Pengembangan Madrasah dengan pengajuan akreditasi di masa yang akan datang d. Menerapkan sebuah program Pengembangan Madrasah yang komprehensif e. Mengevaluasi efektifitas sebuah program Pengembangan Madrasah. Pengembangan Madrasah Efektif
ix
Modul
PME
C. Tujuan Khusus Pembelajaran Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta akan: • Menilai kebutuhan khusus yang terkait dengan Pengembangan Madrasah • Mendefinisikan Pengembangan Madrasah • Mendefinisikan pembangunan kapasitas Madrasah • Mendefinisikan kepemimpinan Madrasah efektif • Mendefinisikan manajemen Madrasah efektif • Merencanakan perubahan secara efektif • Merencanakan praktek-praktek manajemen efektif • Menentukan kebutuhan untuk pengembangan fasilitas Madrasah • Merencanakan pengembangan fasilitas Madrasah • Membuat sebuah rencana untuk menciptakan lingkungan ruang kelas yang dinamis • Mereview standar akademik guru • Merencanakan jalinan integral dengan tingkat kabupaten, propinsi dan nasional • Menangani kebutuhan kerja tim • Membangun masyarakat belajar • Mendefinisikan budaya Madrasah • Mengusulkan berbagai cara untuk melibatkan masyarakat • Memudahkan Madrasah untuk mengajukan akreditasi dengan kepercayaan diri yang lebih besar.
D. Ikhtisar Untuk Pelatih 1 Apa pendekatan pembelajaran yang diambil?
Pelatih yang menggunakan Perencanaan Sesi (Session Plan) ini didorong untuk menggunakan pendekatan pembelajaran yang aktif partisipatif. Para peserta akan ambil bagian dalam pekerjaan kelompok, bermain peran, permainan, dan diskusi. Mereka juga akan terlibat dalam penulisan kreatif, drama, dan seni. Penekanannya adalah pada pembelajaran partisipatif. Modul Pelatihan ini dirancang supaya Pelatih memiliki sumber tertulis yang memadai dan tidak kerepotan mengenai fasilitas pelatihan ketika dukungan teknologi tidak tersedia.
2. Apakah metode lingkungan pembelajarannya? • Terdapat ruang fisik yang tertata dengan baik dengan pengaturan tempat duduk yang memadai dan sesuai • Semua materi telah tersedia • Sesi berisikan materi yang sesuai • Semua tugas sampaikan dengan jelas • Kegiatan diberi batasan waktu dan dijalankan dengan kecepatan yang diatur
x
Pengembangan Madrasah Efektif
Modul
PME sedemikian rupa sehingga level energi tetap terjaga • Pembelajaran berjalan dengan aktif • Pembelajaran afektif, behavioral dan kognitif terlaksana secara seimbang • Digunakan beragam pendekatan pembelajaran • Disediakan kesempatan untuk diskusi kelompok • Semua anggota kelompok diberi kesempatan untuk menjadi pemimpin pada waktuwaktu yang berbeda • Keahlian apapun yang dimiliki para peserta akan digunakan • Semua peserta didorong untuk berpartisipasi selama sesi berlangsung • Semua peserta dihargai • Tanggapan atas pertanyaan dan jawaban disampaikan dengan cara yang positif • Disiapkan kegiatan tambahan seandainya terdapat kebutuhan materi tambahan • Dilakukan revisi terus menerus terhadap konsep dan kecakapan yang telah dipelajari sebelumnya • Pemecahan masalah yang dihapi sehari-hari, sehingga para peserta bisa meneruskan penyampaian pembelajaran • Selalu ada perasaan gembira dalam pembelajaran • Pelatih berinteraksi dengan semua anggota kelompok • Pelatih tidak menghakimi dalam merespon sebuah jawaban • Perlu dipahami bahwa setiap kelompok peserta dalam kelas memiliki kebutuhan dan gaya pembelajaran yang berbeda-beda • Prinsip-prinsip kesetaraan gender selalu dipertimbangkan terus menerus • Perencanaan ke depan selalu dipertimbangkan
3. Bagaimana Pelatihan dilaksanakan? 1. Kegiatan Pembuka: Kegiatan ini untuk membentuk kelompok dan membangun minat terhadap program. Kegiatan ini juga untuk mengumpulkan pertanyaan awal dari para peserta mengenai topik yang akan diberikan. 2. Building blocks: Kegiatan ini dirancang untuk menyampaikan pengetahuan dan kecakapan dasar, dan untuk mengeksplorasi sikap dan perasaan para peserta mengenai topik yang disampaikan. Building block harus menggunakan pembelajaran berbasis pengalaman. 3. Kegiatan Pertengahan: Kegiatan ini dirancang untuk membantu para peserta meninjau building block dan untuk memperkenalkan gagasan yang akan dibahas pada tahap selanjutnya dalam program ini. 4. Pengetahuan dan Kecakapan Tingkat lanjut: Dalam kegiatan ini, program diajarkan pada tingkatan yang lebih tinggi, dan ditekankan pada penyelesaian masalah sehari-hari. Penting untuk mengulas informasi dan kecakapan yang disampaikan sebelumnya. Di samping itu, perlu untuk mengeluarkan keahlian para peserta dan membantu mereka mengungkapkan perasaan mengenai apa yang mereka pelajari.
Pengembangan Madrasah Efektif
xi
Modul
PME 5. Kegiatan Penutup: Kegiatan ini membantu para peserta menguji pengetahuan dan kecakapan, dan mendorong mereka untuk mengaplikasikannya ketika berhadapan dengan problem-problem baru. Harus disediakan waktu untuk penetapan tujuan dan rencana tindakan. Para peserta harus mengulas apa yang telah diajarkan, menilai apa yang telah mereka pelajari, mempertimbangkan apa yang harus dilakukan dengan pengetahuan baru, dan merayakan pencapaian mereka.
4. Bagaimana Sesi Berlangsung? • Alokasi waktu: Pikirkan berapa menit waktu yang diperlukan untuk melaksanakan satu sesi. Ini memungkinkan pengaturan kecepatan sesi dengan baik. • Poin dan instruksi kunci: Apakah gagasan utama dalam sesi, dan apa yang benarbenar Anda harapkan dilakukan oleh para peserta? Berikanlah instruksi ringkas yang jelas. • Materi: Sumber tambahan apakah yang Anda butuhkan agar sesi berlangsung dengan lancar? Berpikir ke depan dan siapkan segalanya. • Pengaturan Fisik: Bagaimana Anda harus menata lingkungan fisik untuk melangsungkan sesi? Apakah Anda perlu menata ulang tempat duduk sebelum sesi berlangsung? • Penutupan: Apa yang Anda butuhkan untuk menutup sesi? Pembelajaran apa yang Anda harapkan dipetik oleh para peserta dari sesi tersebut?
5. Langkah pengajaran apa yang disarankan? 1. Pastikan para peserta terlibat dalam proses pembelajaran sejak awal: Pada permulaan setiap sesi, kembangkan iklim untuk pembelajaran aktif. Dorong interaksi antarpeserta dan minat terhadap topik sesi. Dorong terbentuknya iklim saling menghormati dan menghargai. Hindari jargon dan istilah-istilah yang tidak dikenal. Jika penggunaan istilah asing diperlukan, pastikan disertai dengan penjelasan memadai mengenai istilah tersebut. Akan sangat membantu jika disediakan pula kertas besar yang ditempel di dinding berisi definisi istilah-istilah sulit. 2. Dorong para peserta untuk bersiaga secara mental: Sajikan informasi dan konsep yang akan memaksimalkan pemahaman dan daya serap para peserta serta menstimulasi peserta untuk bersiaga secara mental dan mau menerima proses pembelajaran. Salah satu cara untuk mencapainya adalah dengan memastikan ketersediaan variasi dalam setiap sesi dengan menggunakan beragam metode, misalnya permainan, bermain peran, diskusi, tes, dan lain-lain. 3. Dorong terjadinya diskusi yang hangat: Beri motivasi kepada para peserta untuk terlibat dalam membahas topik diskusi secara mendalam sehingga pembelajaran menjadi optimal. Pastikan bahwa kerahasiaan dihargai, dan dorong para peserta untuk mengungkapkan diri mereka dengan jujur. 4. Dorong para peserta untuk mengajukan pertanyaan: Kembangkan iklim ruang kelas yang kondusif untuk mengajukan pertanyaan, sehingga peserta merasa nyaman untuk mengajukan pertanyaan dan mencari jawaban. 5. Jadikan pembelajaran sebagai proses kolaboratif: Dorong para peserta untuk memberikan masukan terhadap program. Dorong mereka untuk saling belajar satu sama lain dan menghargai keragaman pandangan dengan cara membuat pembelajaran kelompok dan kegiatan mengajar sejawat (peer teaching). Sarankan
xii
Pengembangan Madrasah Efektif
Modul
PME para peserta untuk mengubah pengaturan tempat duduk sehingga kelompok tidak menjadi statis. 6. Kembangkan kegiatan pembelajaran berbasis pengalaman: Rancang permainan dan kegiatan semisal permainan dan bermain peran serta simulasi yang meningkatkan pembelajaran kecakapan dan nilai-nilai. Dorong mereka semua untuk berpartisipasi. 7. Integrasikan teknologi dan media secara sensitif: Gabungkan sumber yang digunakan misalnya presentasi dengan power point sehingga sumber-sumber tersebut menjadi efisien dan selaras dalam sesi. 8. Simpulkan semua sesi sehingga para peserta megnhargai pengetahuan baru: Tutup sesi dengan teknik ulasan sehingga para peserta bisa merefleksikan pelajaran yang dipetik dari sesi baru dan memiliki kesempatan untuk mempertimbangkan langkahlangkah ke depan.
6. Apa yang harus Anda ketahui tetang Pembelajaran Aktif? • Aktif partisipatif berarti bahwa para peserta mengerjakan tugas secara aktif, dan tidak hanya duduk dan mendengarkan secara pasif. • Interaktif berarti bahwa para peserta saling berbicara, saling berpartisipasi dalam kegiatan, dan saling belajar satu sama lain. • Berpusat pada pelajar berarti bahwa fokus bukan pada pelatih, namum pada para peserta yang merupakan pelajar.
7. Apa contoh kegiatan pembelajaran aktif? • Bermain peran: Peserta bermain peran tentang situasi secara berpasangan atau dalam kelompok kecil. • Berpikir-Berpasangan-Berbagi: Peserta merefleksikan sebuah situasi secara individu dengan menuliskan catatan singkat. Peserta berpasangan untuk berbagi pikiran mereka. Peserta melaporkannya dalam kelompok masing-masing. • Curah gagasan (brainstorming): Peserta menyiapkan kata-kata atau frasa tentang sebuah isu, dituliskan pada papan tulis atau kertas besar yang dipajang. Tidak ada komentar atau diskusi mengenai kata-kata atau frasa-frasa yang dituliskan tersebut. Tujuan kegiatan ini hanya menuliskan segala hal. • Permainan: Beragam permainan pengajaran berguna untuk menyemangati peserta dalam memperkenalkan konsep. • Kuis: Ini adalah cara cepat untuk menilai pengetahuan dasar peserta. Namun, hal ini jangan dianggap sebagai tes. Alangkah lebih baik bila peserta member skor kuis sendiri dan mencatat kebutuhan pembelajaran mereka sendiri tanpa guru mengetahui skor-skor yang ada di dalam kelas. • Latihan menggabungkan dan mencocokan: Ini merupakan cara praktis untuk menilai pemahaman akan konsep. Peserta diberi dua daftar yang dipilih secara acak dan diminta untuk melengkapi pernyataan dalam Daftar A dengan pernyataan yang tepat dari Daftar B. • Kegiatan Jigsaw: Materi yang akan dipertimbangkan dibagikan kepada kelompokkelompok. Masing-masing kelompok meninjau bagian spesifik dari materi tersebut, kemudian melaporkannya sehingga semua pembelajaran disatukan seperti puzzle.
Pengembangan Madrasah Efektif
xiii
Modul
PME • Simulasi: Peserta dilibatkan dalam situasi rekaan yang menyajikan situasi sehari-hari dalam kehidupan nyata dimana pembelajaran digunakan secara praktis. • Refleksi Terpadu: Peserta diminta merefleksikan pembelajaran dengan diberikan sejumlah pertanyaan untuk dipertimbangkan.
8. Bagaimana Anda membangun kelompok pembelajaran yang efektif? • Buatlah kelompok-kelompok kecil. Cara ini akan meningkatkan komunikasi dalam kelompok. • Buatlah kelompok-kelompok yang beragam atau kelompok-kelompok yang homogen berdasarkan hasil (outcome) yang diharapkan. Ada kalanya akan bermanfaat bila para peserta membuat kelompok pertemanan sendiri. Cara ini khususnya bermanfaat saat materi diskusi dapat menimbulkan konfrontasi. • Diskusikan peraturan dasar dan tanggung jawab. • Pastikan kelompok melakukan pembagian posisi secara rotasi: ketua kelompok, pencatat waktu, notulen, dan lain-lain. • Buat harapan spesifik dari hasil (outcome). Tulislah pada papan tulis atau lembar tertulis. • Secara berangsur-angsur libatkan peserta dalam pembelajaran kelompok. Mulailah dengan memberikan tugas-tugas pendek sampai kemampuan dalam kerja kelompok dikuasai. • Pantau sosialisasi yang berlebihan untuk memastikan para peserta tetap pada tugasnya. • Pantau kualitas pekerjaan kelompok.
9. Saran-saran apa yang bisa diberikan untuk membuat peraturan dasar atau kontrak belajar kelompok? • Mulailah setiap sesi tepat waktu • Ijinkan siapapun memberi pernyataan tanpa interupsi • Pastikan penyataan tetap singkat dan langsung pada pokok persoalan • Pastikan penghargaan dan kerahasiaan ada setiap saat • Jagalah sensitivitas gender, ras, dan kesukuan • Berilah kesempatan kepada semua orang untuk berbicara. • Matikan semua telpon seluler (milik pelatih dan peserta)
E. Prosedur Evaluasi 1. Mengapa mengevaluasi Program Pelatihan?
xiv
Mendapatkan evaluasi dan umpan balik setelah pelatihan adalah hal penting. Evaluasi memberikan taksiran nilai program, sedangkan umpan balik mengkomunikasikan ideide untuk dikembangkan atau menyarankan aspek-aspek pelatihan yang perlu diubah apabila pelatihan akan dilaksanakan kembali. Evaluasi program memberikan data yang memungkinkan pengembangan pelatihan secara berkelanjutan. Evaluasi juga memungkinkan pelatih untuk mengetahui dukungan tambahan apa saja yang diperlukan peserta setelah pelatihan selesai dan untuk memastikan apa yang harus diubah dalam Pengembangan Madrasah Efektif
Modul
PME pelatihan yang dilaksanakan pada saat berikutnya. Proses Evaluasi mengukur beragam faktor seperti: • Apakah tujuan program pelatihan disebutkan dengan jelas? • Apakah kegiatan pembelajaran yang cukup bervariasi sudah digunakan? • Apakah pengalaman peserta mengenai topik yang dibahas sudah dipertimbangkan? • Apakah semua peserta dilibatkan sepanjang proses pembelajaran? • Apakah pelatihan mengikuti jadwal waktu yang diajukan? • Apakah beragam topik dibahas secara komprehensif? • Apakah lokasi sesuai untuk proses pembelajaran? • Apakah pendanaan pelatihan digunakan secara bijaksana? • Apakah materi yang disediakan jelas dan menarik? • Apakah pelatihan menggunakan pendekatan partisipatif? • Apakah pelatihan mempertimbangkan keberlanjutan di masa yang akan datang? • Apakah pelatihan cukup fleksibel dengan kebutuhan peserta? 2. Prosedur Khusus Evaluasi 1. Peserta diberi Kuis Pra-Program pada Sesi Pertama. 2. Peserta diberi Kuis Pasca-Program pada Sesi Keduabelas. 3. Peserta terlibat dalam kegiatan refleksi pada Sesi Keduabelas. 2. Tujuan Umum Pembelajaran
Pengembangan Madrasah Efektif
xv
Sesi 1
Memahami Pengembangan Madrasah
Modul
PME
Sesi Satu: 120 Menit
Memahami Peningkatan Sekolah kk Fokus Islam “Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS. Al-Mujaadilah: 11).
kk Maksud Maksud sesi ini adalah memperkenalkan peserta pada program dengan menyajikan ikhtisar topik-topik yang akan dibahas dan membuat kontrak belajar untuk sesi-sesi yang disampaikan selanjutnya. Sesi ini juga memberikan definisi dan ikhtisar kepada peserta mengenai Pengembangan Madrasah dan menunjukkan bahwa Pengembangan Madrasah yang efektif akan diraih jika Madrasah memperluas kapasitas mereka untuk pengembangan.
kk Tujuan Di akhir sesi ini peserta akan dapat: • Mengingat nama anggota lain dalam kelompok kerja mereka • Menjelaskan sifat program dalam 12 sesi ini • Mendefinisikan istilah Pengembangan Madrasah • Mendefinisikan istilah pengembangan kapasitas • Menyebutkan “bahan-bahan” Pengembangan Madrasah
kk Langkah-Langkah Aktifitas • Pengenalan program • Kartu nama • Pra-Kuis • Ice breaker: Bingo Nama • Kontrak belajar • Reviu 12 sesi • Berbagi keahlian • Kutipan acak
Pengembangan Madrasah Efektif
1
Modul
PME • Latihan Mencampur dalam Mangkuk • Bacaan Profesional • Refleksi
kk Metodologi Yang Digunakan • Penyegar suasana (Icebreaker) • Kuis • Kutipan Acak • Berpikir-berpasangan-berbagi • Ikhtisar • Kerja kelompok • Menulis • Diskusi • Gambar visual • Bacaan Profesional • Refleksi
kk Materi Yang Diperlukan • Kartu nama • Kertas Bingo • Pra-kuis • Lembar kutipan acak • Panduan Sesi • Kartu kosong • Mangkuk adonan • Sendok kayu • Lembar Post-it • Daftar metodologi • Daftar pertanyaan • Catatan Sesi: Satu
2
Pengembangan Madrasah Efektif
Modul
PME
WAKTU 1. 20 menit
KEGIATAN • Selamat datang di pelatihan • Acara pembukaan
IKHTISAR
MATERIAL
Informasi pembukaan
• Detil tata tertib (housekeeping) 2. 5 menit
• Fasilitator meminta tiap peserta untuk menuliskan dengan jelas nama panggilan mereka pada kartu nama yang kosong. Kartu nama ini akan dipakai di semua sesi
Kartu nama
3. 10 menit
• Trainer menjelaskan bahwa Kuis Awal sebelum program dimulai setiap peserta akan melengkapi pra-kuis singkat. Semua peserta diminta untuk memberi nama dan tanggal pada lembar prakuis dan menyerahkan kembali pada trainer setelah selesai.
4. 15 menit
• Trainer menjelaskan pentingnya Membentuk kelompok Bingo
Kartu nama Spidol Warna
Icebreaker: Membentuk kelompok Bingo
Lembar kuis Awal yang belum diisi
Lembar Bingo Nama ditandai dengan kotak 5x 6
• Masing-masing peserta diberi lembar “Bingo Nama” yang berisi 30 kotak kosong • Peserta bergerak di seluruh ruangan untuk saling menyapa. Saat diperkenalkan pada satu orang, dia menulis nama pertama orang tersebut (sebagaimana tertulis di kartu nama) di salah satu kotak pada lembar Bingo sampai semua kotak terisi. Peserta diminta untuk menulis tiga peserta laki-laki dan tiga peserta perempuan pada masingmasing garis horizontal. Setiap peserta juga harus menulis namanya sendiri di salah satu kotak. Peserta kembali ke tempat duduk dengan lembar Bingo Nama yang terisi. • Trainer meletakkan salinan nama Kartu nama tiap peserta ke dalam kotak kosong. Pengembangan Madrasah Efektif
3
Modul
PME
WAKTU
KEGIATAN
IKHTISAR
MATERIAL
• Trainer mengambil nama satu demi satu. Saat masingmasing nama diambil, peserta mencoret nama tersebut dalam lembar Bingo Nama mereka. • Saat peserta mencapai enam nama dalam satu baris dia akan berteriak “Nama”. • Permainan berlangsung sampai semua nama sudah dipanggil. • Lima peserta pertama yang menyelesaikan garis horizontal diberi hadiah kecil. • Lembar permainan peserta yang pertama kali menyelesaikan garis horizontal penuh digunakan untuk membagi peserta dalam lima kelompok beranggotakan enam orang. • Trainer menggunakan lembar pemenang untuk memanggil nama-nama kelompok. Peserta diminta pindah ke kelompok baru mereka. Mereka akan tetap berada dalam kelompok tersebut selama lokakarya. 5. 10 menit
• Trainer meminta peserta untuk mengusulkan peraturan apa yang penting untuk membuat sesi berjalan lancar. Trainer memberi contoh: “Saat seseorang berbicara yang lain harus diam dan mendengarkan sebagai tanda penghargaan”.
Membuat kontrak belajar
Lembar kertas manila berwarna untuk memajang kontrak belajar
Ikhtisar sesisesi Berbagi pengalaman
Salinan daftar sesi-sesi Salinan kutipan penting
• Daftar kontrak belajar diselesaikan. • Peraturan dipajang di ruang lokakarya. 6. 20 menit
4
• Fasilitator memberi tiap peserta salinan daftar 12 sesi lokakarya.
Pengembangan Madrasah Efektif
Modul
PME
WAKTU
KEGIATAN • Fasilitator memberi tiap peserta lembar post-it berwarna dan meminta masing-masing peserta untuk mengidentifikasi satu dari 12 topik sesi yang ingin diketahui lebih lanjut selama lokakarya pada lembar postit. Peserta diminta memberi alasan atas keinginan untuk mendapat informasi lebih lanjut pada lembar post-it tersebut.
IKHTISAR Kutipan bermakna
MATERIAL Lembar Post-it
• Peserta diminta menandatangani tulisan mereka dan menempelkannya pada lembar kertas di dinding. • Fasilitator menjelaskan bahwa lembar-lembar post-it tersebut akan direviu pada akhir Sesi 12. • Fasilitator menjelaskan pada kelompok tersebut bahwa sebenarnya banyak orang penting di dalam lokakarya bagi pembelajaran kelompok, karena mungkin mereka sudah memiliki pengetahuan mengenai beberapa topik. • Fasilitator meminta peserta untuk menggunakan beberapa menit menanyakan orangorang yang duduk di sekitar mereka apakah ada yang mengetahui topik-topik tersebut. • Fasilitator meminta beberapa peserta berbagi apa yang sudah diketahui dari “ahli” lainnya. Fasilitator mengingatkan kelompok bahwa sudah ada banyak pengetahuan dalam ruangan ini, yang akan menghiasi peserta selama tiga hari ke depan.
Pengembangan Madrasah Efektif
5
Modul
PME
WAKTU
KEGIATAN
IKHTISAR
MATERIAL
• Fasilitator memberi tiap kelompok sejumlah kutipan yang berhubungan dengan topik sesi. (Lihat Catatan Sesi: Satu) • Tiap kelompok diberi dua dari 12 kutipan dan diminta mengidentifikasi sesi-sesi yang diacu dua kutipan tersebut. • Fasilitator mendiskusikan kutipan dengan seluruh kelompok dan meminta masing-masing kelompok memberi respon mengapa kutipan tersebut bermakna. 7. 20 menit
• Fasilitator meminta tiap peserta untuk menulis di kertas nama makanan favoritnya, misalnya ayam taliwang atau rendang. • Fasilitator meminta tiap peserta berpasangan dengan seorang rekan dalam satu meja dan berbagi apa yang sudah ditulis. • Fasilitator meminta pasangan untuk membaginya dengan seluruh anggota kelompok yang beranggotakan enam orang. • Fasilitator meminta kelompok untuk memutuskan makanan favorit kelompok mereka dan menulis bahan-bahan dasar untuk memasak makanan tersebut. • Fasilitator memimpin diskusi mengenai apakah kelompok tersebut benarbenar tahu cara memasak makanan itu, bahan apa saja yang diperlukan, apa rasa yang akan terjadi jika ada bahan yang tertinggal dan bagaimana bahan yang berbeda digunakan untuk
6
Pengembangan Madrasah Efektif
Ikhtisar peningkatan sekolah melalui gambar visual Berpikirberpasanganberbagi
Mangkuk Sendok kayu Set kartu kosong untuk dipotong ke dalam bentuk makanan oleh masing-masing kelompok
Modul
PME
WAKTU
KEGIATAN
IKHTISAR
MATERIAL
masakan yang sama di daerah lain. • Fasilitator menjelaskan bahwa peningkatan sekolah bisa dibandingkan dengan “masakan” yang mungkin kita semua inginkan . Namun ada banyak bahan masakan dan bahan-bahan ini mungkin berubah sesuai dengan daerah tempat makanan itu “dimasak”. Ia juga mungkin “dimasak” menggunakan metode yang berbeda. • Fasilitator memberi tiap kelompok mangkuk plastik dan sendok kayu dan sekantung kartu kosong. • Fasilitator menjelaskan bahwa tiap kelompok akan membuat campuran sendiri untuk peningkatan sekolah selama tiga hari ke depan. Tiap “bahan” untuk peningkatan sekolah akan ditulis secara terpisah di kartu, yang kemudian ditempatkan di dalam mangkuk. Fasilitator memberi satu contoh bahan, “pengambilan keputusan bersama”, menulisnya di kartu dan meletakkannya di mangkuknya sendiri di depan ruangan. • Fasilitator meminta seluruh kelompok menyarankan bahan lain dan menulisnya di papan misalnya iklim saling percaya, kemitraan masyarakat, komunikasi yang kuat. Fasilitator meminta peserta memikirkan lagi daftar sesi lokakarya untuk membantu mereka dengan “bahanbahan” lain. Pengembangan Madrasah Efektif
7
Modul
PME
WAKTU
KEGIATAN
IKHTISAR
• Fasilitator memberi ikhtisar unsur-unsur peningkatan sekolah, mengingatkan kelompok bahwa mereka bebas menambahkan “bahanbahan” lanjutan ke dalam mangkuk mereka. • Fasilitator menjelaskan bahwa di akhir setiap sesi akan diberi waktu refleksi untuk menambahkan bahan-bahan baru ke dalam mangkuk mereka. • Fasilitator menjelaskan bahwa satu bahan utama resep peningkatan sekolah adalah peningkatan kapasitas dan mencontohkannya sebagai tepung yang membentuk kue. 8. 20 menit
• Fasilitator memberi pengantar umum mengenai peningkatan kapasitas dan mendorong diskusi. • Fasilitator meminta tiap kelompok mempertimbangkan pertanyaan berikut: “Halhal praktis apa yang harus dilakukan sekolah untuk menambah kapasitas mereka bagi peningkatan sekolah?” • Masing-masing kelompok diberi lembar post-it dan diminta menulis tiap ide di lembar terpisah. • Fasilitator meminta semua catatan ditempelkan pada lembar kertas di dinding. Kelompok mendiskusikan ide. • Fasilitator mengingatkan kelompok untuk menambahkan “bahan” dalam mangkuk peningkatan sekolah mereka.
8
Pengembangan Madrasah Efektif
Ikhtisar peningkatan kapasitas Mendefinisi peningkatan kapasitas melalui catatan tempel Kerja kelompok Diskusi Bacaan Profesional Refleksi
MATERIAL
Modul
PME
WAKTU
KEGIATAN
IKHTISAR
MATERIAL
• Fasilitator menarik perhatian peserta pada 10 kutipan mengenai peningkatan sekolah oleh Professor Alma Harris pada Sesi Satu: Catatan-catatan untuk inspirasi tambahan saat refleksi.
Pengembangan Madrasah Efektif
9
Modul
PME
Catatan Sesi Satu
Memahami Pengembangan Madrasah 1. Definisi Pengembangan Madrasah: Pengembangan Madrasah adalah sebuah usaha yang terorganisasi dan berkelanjutan untuk menciptakan perubahan yang berarti di lingkungan Madrasah, baik dalam kaitannya dengan pengalaman belajar maupun lingkungan fisik. Pengembangan Madrasah adalah strategi perubahan untuk mencapai tujuan akhir pendidikan secara lebih efektif sehingga memberikan murid pengalaman belajar yang optimal.
2. Bagaimana resep Pengembangan Madrasah diciptakan? Pengembangan Madrasah mencakup berbagai kegiatan dan praktek dalam lingkungan Madrasah, yang secara bersama-sama memastikan bahwa tiap Madrasah mencapai potensi penuh dalam masyarakat sehingga secara kompeten dapat memenuhi persyaratan akreditasi Madrasah. Semua Madrasah harus berusaha menuju pengembangan kapasitas di berbagai praktek, yang mencakup kepemimpinan Madrasah, manajemen Madrasah, manajemen perubahan, manajemen keuangan, lingkungan fisik Madrasah yang sehat dan dinamis, praktek pembelajaran yang efektif, budaya Madrasah, kerja tim, komunitas belajar, dan terjalinnya keterlibatan masyarakat yang lebih luas. Praktek-praktek ini jika digabung dan diseimbangkan secara efektif akan menciptakan resep yang sukses untuk Pengembangan Madrasah.
3. Apa saja bahan-bahan untuk Pengembangan Madrasah? • Pengembangan kapasitas secara terus-menerus • Kepemimpinan bersama yang kuat • Kerja sama • Kepercayaan • Kemauan untuk berubah • Pemahaman manajemen perubahan • Keterbukaan • Akuntabilitas • Transparansi • Lingkungan yang mendukung • Semangat yang kuat • Pengambilan keputusan bersama • Kerja tim • Pernyataan misi dan visi Madrasah yang direvisi dan dinamis
10
Pengembangan Madrasah Efektif
Modul
PME • Penetapan tujuan akhir • Praktek komunikasi yang kuat • Praktek pembelajaran yang meningkat • Lingkungan belajar yang positif • Ruang kelas yang terang dan ramah • Pengembangan profesional • Tempat bermain yang bersih dan aman • Tempat sampah yang tertutup • Toilet yang bersih • Fasilitas cuci tangan • Perpustakaan yang dibangun dengan baik • Ruang Usaha Kesehatan Madrasah yang lengkap • Kantin yang bersih • Kemitraan dengan masyarakat • Fasilitas pengumpulan data • Dorongan untuk mengambil resiko • Organisasi belajar • Praktek pengajaran yang berkualitas • Fokus pembelajaran murid secara kolektif • Keteguhan untuk berprestasi • Perayaan kesuksesan
4. Definisi Pengembangan Kapasitas: Kapasitas diartikan sebagai menciptakan lingkungan Madrasah yang memungkinkan semua murid untuk mencapai potensi mereka secara penuh. Oleh karena itu, pengembangan kapasitas adalah proses yang ditetapkan untuk menggerakkan sumber daya-sumber daya Madrasah untuk memastikan bahwa hasil-hasil yang diprioritaskan tercapai secara berkelanjutan.
5. Mengapa Pengembangan kapasitas merupakan bahan penting dalam resep Pengembangan Madrasah? Pengembangan Kapasitas adalah salah satu bahan penting dalam resep yang bagus untuk Pengembangan Madrasah. Pengembangan Madrasah tidak dapat “dimasak” tanpa bahan khusus ini. Resepnya tidak akan berhasil. Pengembangan kapasitas ibarat tepung untuk membuat kue karena tepung menggabungkan seluruh adonan. Madrasah perlu memahami kekuatan pengembangan kapasitas apabila ingin menciptakan resep Pengembangan Madrasah yang berhasil.
Pengembangan Madrasah Efektif
11
Modul
PME
6. Bagaimana pengembangan kapasitas terjadi secara efektif? Pengembangan kapasitas terjadi: • Dengan menunjukkan kemauan dan keterbukaan terhadap proses perubahan. • Dengan mengkaji ulang, memikirkan kembali, dan membangun kembali fungsi-fungsi Madrasah termasuk kepemimpinan, pengambilan keputusan, pembelajaran, hubungan masyarakat, dan lingkungan fisik yang bersih dan sehat. • Dengan memastikan ada komitmen untuk pengembangan profesi staf dan keterlibatan komunitas secara terus-menerus dalam proses pengambilan keputusan bersama. • Melalui penciptaan pengalaman dan kesempatan bagi semua orang untuk belajar cara bekerja sama melalui sebuah komitmen terhadap perencanaan kolaboratif. • Dengan memastikan bahwa dua komponen kunci, kepemimpinan bersama dan komunitas pembelajar yang profesional bekerja dalam satu kesatuan. Secara bersama, dua unsur ini menciptakan kebersamaan dan kepercayaan sosial, yang memungkinan perubahan dapat terjadi. • Melalui pembangunan hubungan yang kuat, yang mendorong Madrasah untuk berkembang, tumbuh, dan meningkat. • Dengan berfungsi sebagai sebuah pelibatan masyarakat yang praktis. Secara sederhana, ini berarti berbagi pengalaman dalam sebuah kelompok tempat individu terlibat. Guru akan memiliki banyak komunitas praktek. Organisasi nasional yang lebih luas guru adalah salah satu komunitas praktek. Selain itu, guru akan menjadi bagian dari komunitas praktek di Madrasah. Mereka juga akan menjadi anggota pengembangan kurikulum di area tertentu, dan sebagainya. Dengan kata lain, guru adalah anggota berbagai komunitas praktek yang berbeda-beda dan mereka membawa harapan yang berbeda-beda pula pada masing-masing komunitas tempat mereka terlibat. Pengembangan kapasitas yang efektif terjadi jika komunitas-komunitas praktek ini saling berhubungan dengan baik dan guru bekerja sama berdampingan dalam berbagai tim. • Melalui pengembangan kinerja guru. Dengan secara sadar membangun aspek-aspek seperti pemahaman guru akan perannya di dalam kelas dan bagaimana sifat mereka terlibat dalam proses pembelajaran. Ini bukan hanya sekedar proses meningkatkan pengetahuan guru tentang bidang mata pelajarannya. • Dengan mendorong aksi di tingkat ruang kelas. Di dalam kelas, faktor-faktor yang memfasilitasi pembelajaran sehingga menambah pengembangan kapasitas mencakup penciptaan hubungan yang terbuka dan jujur di dalam kelas, menetapkan peraturan dan batasan baik untuk kinerja akademik maupun perilaku pribadi, memiliki akses terhadap bahan pembelajaran efektif dan memiliki pemahaman terhadap berbagai metode pengajaran yang berbeda. • Dengan memastikan adanya hubungan komunikasi yang jelas dan transparan. • Dengan menciptkan lingkungan fisik Madrasah yang aman, bersih dan menarik dengan keberadaan tempat sampah yang tertutup, kantin yang sehat, fasilitas cuci tangan, toilet yang sehat, tempat masuk yang aman, perpustakaan, dan lain-lain. • Dengan secara konstan berusaha mempertahankan semua sistem yang berhasil dan baru saja mulai diterapkan.
12
Pengembangan Madrasah Efektif
Modul
PME
Kuis Awal Nama: Tanggal: 1. Peningkatan sekolah melibatkan: A. Pengembangan kapasitas B. Manajemen efektif C. Pengembangan profesional D. Praktek-praktek komunikasi E. Semua yang ada di atas 2. Manajemen perubahan yang efektif melibatkan: A. Kepala sekolah memimpin perubahan B. Sekolah memiliki sumber daya keuangan tambahan C. Warga sekolah menyadari kebutuhan untuk sebuah perubahan D. Sekolah tidak mengambil resiko apapun E. Semua yang ada di atas 3. Gaya kepemimpinan yang paling sesuai untuk peningkatan sekolah adalah: A. Kepemimpinan didaktis B. Kepemimpinan distributif C. Kepemimpinan strategis D. Kepemimpinan karismatis E. Semua yang ada di atas 4. Memahami budaya sekolah mencakup kajian ulang pada: A. Jumlah kegiatan ekstrakurikuler di sekolah B. Keuntungan yang didapat oleh kantin sekolah C. Jumlah ruang kelas di sekolah D. Interaksi antara sekolah dan masyarakat E. Semua yang ada di atas 5. Kemitraan masyarakat yang berhasil artinya: A. Masyarakat mendukung sekolah secara finansial B. Anggota masyarakat mengunjungi sekolah setiap tahun C. Tanggung jawab mendidik anak dibagi bersama D. Masyarakat tidak tertarik dengan sekolah E. Semua yang ada di atas 6. Pedoman untuk kerja tim yang berhasil meliputi: A. Kepala sekolah menempatkan semua guru ke dalam berbagai tim B. Komite sekolah memutuskan tujuan tim C. Guru diorganisasi ke dalam kelompok yang terdiri dari 20 orang atau lebih D. Anggota tim memiliki kewenangan untuk melaksanakan keputusan tim E. Semua yang ada di atas 7. Membangun visi sekolah membutuhkan: A. Kaji ulang pernyataan misi B. Kaji ulang program-program untuk anak didik berkebutuhan khusus Pengembangan Madrasah Efektif
13
Modul
PME C. Kaji ulang program-program ekstrakurikuler D. Memperjelas nilai-nilai sekolah E. Semua yang ada di atas 8. Pembelajaran untuk peningkatan sekolah mengacu pada: A. Bagaimana guru merespon dengan cara terbaik pada pembelajaran murid B. Jumlah guru di sekolah C. Jumlah buku Pengembangan Profesional di perpustakaan sekolah D. Tanggung jawab kepala sekolah untuk mengakaji ulang kurikulum E. Semua yang ada di atas 9. Pengumpulan data penting untuk peningkatan sekolah karena: A. Guru dapat mendasarkan praktek mereka pada asumsi mengenai tren B. Guru dapat mereplikasi keberhasilan di tempat lain C. Tabel grafik adalah hal penting untuk laporan sekolah D. Masyarakat sekolah yang lebih luas tidak perlu dilibatkan E. Semua yang ada di atas 10. Akreditasi dihubungkan pada peningkatan sekolah karena: A. Perubahan harus terjadi untuk memungkinkan akreditasi B. Hubungan masyarakat meningkatkan kesempatan untuk akreditasi yang berhasil C. Praktek ruang kelas yang meningkat membantu menghadapi akreditasi D. Kepemimpinan kolaboratif adalah hal penting untuk keduanya E. Semua yang ada di atas
14
Pengembangan Madrasah Efektif
Modul
PME
BINGO/Permainan Nama
Pengembangan Madrasah Efektif
15
Modul
PME
Kontrak Belajar
16
Pengembangan Madrasah Efektif
Modul
PME
Daftar Sesi 1. Memahami Pengembangan Madrasah 2. Manajemen Perubahan 3. Kepemimpinan Madrasah 4. Manajemen Madrasah 5. Budaya Madrasah 6. Membangun visi 7. Praktek Belajar/Mengajar 8. Kerja Tim dan Komunitas Pembelajar Profesional 9. Membangun Madrasah yang Sehat 10. Membangun Lingkungan Pembelajaran 11. Kemitraan Madrasah dan Masyarakat 12. Merencanakan Inisiatif Pengembangan Madrasah
Pengembangan Madrasah Efektif
17
Modul
PME
Kutipan Acak 1. Tidak akan terjadi reformasi skala besar, apalagi bersamaan, kecuali jika pengembangan kapasitas adalah komponen sentral dalam strategi. (Fullan, 2005). 2. Jika orang bekerja dengan pemimpin yang mendorong hati mereka, mereka merasa lebih baik akan dirinya sendiri. Harga diri mereka meningkat. Pemimpin seperti ini membebaskan
semangat orang, seringkali menginspirasi mereka untuk menjadi lebih dari yang pernah mereka pikir untuk tercapai. (James Kouzes dan Barry Posner, 2003).
3. Jika anggota staf ingin berpartisipasi dalam keputusan yang memiliki potensi untuk memaksimalkan pemanfaatan dana Madrasah, mereka harus memahami sistem akuntansi dan memiliki akses terhadap informasi rekening Madrasah. (John Prasch, 1990). 4. Untuk menciptakan Pengembangan Madrasah, pemimpin perlu menciptakan keseimbangan antara visi dan pengembangan kapasitas di antara staf. Artikulasi, pengembangan dan penerapan “visi” merupakan salah satu hal penting dalam pengembangan kapasitas untuk perbaikan. (Alma Harris, 2003). 5. Yang bertahan bukanlah spesies yang paling kuat, bukan pula yang paling cerdas, tapi yang paling responsif terhadap perubahan. (Charles Darwin, 1909) 6. Budaya Madrasah mencakup Madrasah, termasuk program instruksional, program yang ditawarkan kepada murid, kesempatan pengembangan profesional yang ditawarkan kepada guru, cara orang baru diperkenalkan kepada Madrasah dan masyarakatnya, dan cara orang berinteraksi satu sama lain. (Sally Zepeda, 2004) 7. Cara orang belajar terbaik adalah melalui keterlibatan aktif, pemikiran, dan penyampaian apa yang telah mereka pelajari. Proses, praktek dan kebijakan yang dibangun berlandaskan pandangan pembelajaran ini adalah inti pandangan yang lebih luas mengenai pengembangan guru yang mendorong mereka untuk terlibat sebagai pelajar – dengan cara yang sama mereka ingin murid bersikap. (Anne Lieberman, 1995). 8. Sikap kebersamaan ditunjukkan oleh guru yang saling mendukung satu sama lain. Mereka secara terbuka menikmati interaksi profesional, saling menghormati dan menghargai kebutuhan masing-masing. (Christine Villani, 1996). 9. Salah satu ciri keterlibatan orangtua dan masyarakat yang efektif adalah komunikasi yang baik dari Madrasah kepada orangtua dan masyarakat dan sebaliknya. (Antunez, 2000) 10. Selain aman secara fisik, Madrasah juga harus berpenampilan estetik: penampilan Madrasah mengirimkan pesan yang kuat pada murid dan keluarganya mengenai nilai yang ditempatkan para pendidik terhadap kebaikan murid. (Charlotte Danielson, 2002). 11. Perpustakaan merupakan jantung Madrasah, memompa pengetahuan melalui berbagai area kehidupan Madrasah. Ia menggabungkan informasi dengan pengalaman hidup yang nyata. Ini dicapai melalui berbagi sumber daya, instruksi penelitian, kesempatan membaca, dan hubungan budaya. Perpustakaan adalah tempat yang menyambut dengan baik para penggunanya untuk mengeksplorasi dan membahas isu-isu intelektual dan sosial. (Ann Martin, 2005) 12. Sekali sebuah intervensi diidentifikasi, Madrasah harus menerapkannya secara menyeluruh jika ingin mempengaruhi pencapaian murid. (Robert Marzano, 2003)
18
Pengembangan Madrasah Efektif
Modul
PME
Bacaan Profesional Kajilah sepuluh pernyataan di bawah ini. Apakah pernyataan-pernyataan ini menyarankan “bahan-bahan” tambahan untuk Pengembangan Madrasah? Alma Harris adalah Profesor di bidang Kepemimpinan Madrasah di Institute of Education di University of Warwick di Inggris, dan dianggap sebagai otoritas tingkat dunia di bidang Pengembangan Madrasah. Di bawah ini adalah sejumlah kutipan dari bukunya, School Improvement: What’s in it for schools, diterbitkan oleh Routledge Falmer, London tahun 2002. 1. Pada akhirnya Pengembangan Madrasah adalah usaha kolektif yang secara fundamental berkaitan dengan pengembangan komunitas belajar profesional tempat guru dan murid belajar bersama. (hal.5) 2. Pengembangan Madrasah pada dasarnya adalah pengembangan komunitas dan membangun hubungan yang positif dalam komunitas-komunitas tersebut. (hal. 118) 3. Madrasah dengan sedikit dukungan orangtua atau masyarakat menghadapi tugas Pengembangan Madrasah yang sulit. (hal.9) 4. Pengembangan Madrasah secara luas terkait dengan perubahan praktek-praktek internal Madrasah dengan mempengaruhi cara orang bekerja sama. (hal.11) 5. Pengembangan Madrasah telah menunjukkan bahwa tidak ada cetak biru tertentu tetapi pendekatan Pengembangan Madrasah akan bervariasi bergantung pada jenis Madrasah yang berbeda. (hal.11) 6. Tidak ada satu cara optimal untuk memulai Pengembangan Madrasah. Masing-masing Madrasah akan memiliki agenda, peserta, sumber daya, dan prioritas sendiri. (hal. 20) 7. Pentingnya kepercayaan dan kolegialitas dalam pengembangan Madrasah adalah hal yang tidak perlu diperdebatkan. (hal.13) 8. Berbagai studi mengenai Pengembangan Madrasah menunjukkan bahwa Pengembangan Madrasah cenderung terorganisasi secara baik jika ada sistem yang efisien untuk mencatat dan mengkaji kemajuan. Sistem tersebut sangat menekankan pemeliharaan dan berfungsi baik dalam pelaksanaan rutinitas harian tugas-tugas dan persyaratan manajemen. Selain itu, Madrasah-Madrasah yang memiliki sistem tersebut secara aktif terlibat dalam pengembangan nya sendiri bukan memilih area perubahan dan pengembangan secara hati-hati. Mereka memberikan kesempatan bagi staf untuk bekerja sama bukan hanya menciptakan keseimbangan antara pemeliharaan dan pengembangan. Mereka adalah Madrasah-Madrasahyang memiliki pengendali perbaikan secara terus-menerus dan memiliki guru-guru yang terlibat dalam perubahan dan pengembangan. (hal.15) 9. Kualitas hubungan lebih berperan daripada sumberdaya dan sistem untuk memungkinkan Madrasah berkembang dan tumbuh. Karakter komunikasi orang-orang yang setiap hari bekerja sama menawarkan indikator terbaik terhadap kesehatan organisasi. (hal.55) 10. Sukses Pengembangan Madrasah bergantung pada sejauh mana keterlibatan utama guru dan murid dalam proses perubahan. Guru harus memainkan peran utama dalam mengarahkan dan mengatur pengembangan yang berhasil. Penting juga bahwa murid terlibat dalam menekankan area yang memerlukan perubahan dan pengembangan. (hal.115) Pengembangan Madrasah Efektif
19
Sesi 2
Manajemen Perubahan
Modul
PME
Sesi Dua: 90 Menit
Manajemen Perubahan kk Fokus Islam Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” (QS, Ar-Ra’d;11).
kk Maksud
Maksud sesi ini adalah memperkenalkan peserta pada pemahamanbahwa Pengembangan Madrasah memerlukan perubahan yang disengaja dan direncanakan dengan baik, tempat berbagai usaha dilakukan secara tenang dan hati-hati untuk mengubah perilaku. Sesi ini akan mengenalkan peserta pada sifat dan proses perubahan tersebut.
kk Tujuan Di akhir sesi ini peserta akan dapat: • Menjelaskan perlunya manajemen perubahan • Mendefinisikan perubahan • Mendiskusikan syarat-syarat perubahan • Menyebutkan tiga fase perubahan • Menyarankan hasil positif jika perubahan dikelola dengan baik • Menyebutkan berbagai hambatan yang mungkin terhadap perubahan • Menunjukkan pemahaman tentang manajemen perubahan
kk Langkah-Langkah Aktifitas • Icebreaker: Sulaiman berkata • Ikhtisar tentang perubahan • Kerja kelompok: Syarat-syarat perubahan • Diskusi: Fase-fase perubahan • Berpikir spontan (brainstorming): Hasil positif perubahan • Lembar post-it: Hambatan-hambatan perubahan • Latihan Mencocokkan • Studi kasus • Bacaan Profesional • Refleksi
20
Pengembangan Madrasah Efektif
Modul
PME
kk Metodologi Yang Digunakan • Icebreaker • Kerja kelompok • Diskusi • Ikhtisar • Energizer • Berpikir spontan (brainstorming) • Diskusi post-it • Latihan Mencocokkan • Studi Kasus • Bacaan Profesional • Refleksi
kk Materi Yang Diperlukan • Kertas berwarna • Spidol berwarna • Lembar post-it • Lembar pertanyaan untuk studi kasus • Catatan Sesi: Dua • Jawaban untuk latihan mencocokkan:, 10.E , 9.C, 8.H, 7.D, 6.B, 5.J, 4.G, 3.A 2.F, 1.I
Pengembangan Madrasah Efektif
21
Modul
PME
WAKTU 1. 10 menit
KEGIATAN • Trainer meminta semua peserta untuk membentuk setengah lingkaran di belakang ruang.
IKHTISAR
MATERIAL
Icebreaker: Sulaiman berkata
• Trainer menjelaskan bahwa peserta harus mengikuti semua instruksi yang dimulai dengan “Sulaiman berkata”. Jika instruksi tidak dimulai dengan “Sulaiman berkata”, instruksi tersebut tidak boleh diikuti. • Trainer memberi sejumlah instruksi seperti “Sulaiman berkatatepuk tangan, Sulaiman berkata goyangkan lengan” dan kemudian memperkenalkan instruksi yang tidak dimulai dengan “Sulaiman berkata” seperti, “Goyangkan kepala”. Peserta yang mengikuti instruksi yang tidak dimulai dengan kata “Sulaiman berkata” keluar dari permainan. Instruksi diberikan semakin cepat sampai hanya satu orang yang tersisa dan diberi hadiah kecil. 2. 10 menit
• Trainer menjelaskan bahwa topik sesi ini adala “Manajemen Perubahan”. • Trainer menjelaskan bahwa manajemen perubahan adalah salah satu bahan penting lain dalam resep Pengembangan Madrasah. • Trainer membahas dengan kelompok bahwa bahkan dalam permainan sederhana tadi, peserta kesulitan mengubah cara mereka bereaksi terhadap hal-hal tertentu meski secara mental kita siap untuk melakukannya.
22
Pengembangan Madrasah Efektif
Ikhtisar perubahan Diskusi Kerja kelompok
Lembar kertas berwarna Spidol berwarna Lembar dinding: Syarat-syarat perubahan: Madrasah harus memiliki gairah untuk membuat perubahan. Madrasah harus percaya bahwa perubahan sebenarnya mungkin dilakukan.
Modul
PME
WAKTU
KEGIATAN
IKHTISAR
• Trainer menjelaskan bahwa tidak ada Pengembangan Madrasah yang bisa terjadi jika Madrasah tidak secara sistematis melakukan perubahan.
Madrasah harus memiliki perencanaan yang dipikirkan dengan baik untuk menerapkan perubahan.
• Trainer meminta peserta menyarankan apa yang harus ada agar terjadi perubahan di Madrasah. Trainer langsung memulai proses dengan menyarankan bahwa salah satu syarat adalah: “Madrasah harus memiliki keinginan untuk berubah”.
Madrasah harus memiliki program monitoring untuk mengawasi perubahan. Madrasah harus terus memastikan keberlanjutan perubahan.
• Setelah diskusi, trainer memajang syarat-syarat yang ada pada lembar kertas di dinding. 3. 15 menit
• Trainer meminta peserta membayangkan situasi saat Madrasah sudah memutuskan untuk memperkenalkan perubahan fisik: fasilitas cuci tangan. Madrasah ini sebelumnya tidak memiliki fasilitas cuci tangan.
MATERIAL
Kerja Kelompok
• Trainer menyarankan bahwa untuk memahami proses perubahan kita dapat membaginya ke dalam tiga fase berbeda. • Dalam kelompok peserta diminta memikirkan contoh memperkenalkan fasilitas cuci tangan ini dan sebagai kelompok menyarankan tiga fase perubahan yang bisa terjadi. • Trainer meminta umpan balik dari kelompok dan menjelaskan tiga fase perubahan pada papan tulis:
Pengembangan Madrasah Efektif
23
Modul
PME
WAKTU
KEGIATAN
IKHTISAR
1. Perkenalan perubahan atau fase permulaan, 2. Pelaksanaan perubahan atau fase implementasi, 3. Memastikan perubahan terjadi terus-menerus atau fase keberlanjutan. 4. 10 menit
• Trainer menerangkan ada banyak hasil positif yang akan dicapai dengan merangkul perubahan secara sistematis.
Berpikir spontan (brainstorming)
• Peserta diminta berpikir spontan (brainstorming) konsekuensi positif apa yang mungkin terjadi. • Trainer langsung memulai kegiatan berpikir spontan dengan sebuah contoh: “Madrasah menjadi lebih kolaboratif” 5. 15 menit
• Trainer menyarankan bahwa kadangkala perubahan tidak berjalan semulus yang diinginkan Madrasah. Oleh karenanya sangat penting • untuk menyadari hambatan yang mungkin ada bagi manajemen perubahan yang berhasil. • Trainer memberi peserta lembar post-it dan meminta peserta untuk secara individu menulis di lembar post-it sebanyak mungkin hambatan yang mungkin untuk manajemen perubahan yang berhasil. Tiap ide baru harus ditulis dalam lembar post it yang baru. • Tulisan kemudian disatukan di tengah meja dan ide yang diulang disingkirkan, sehingga tiap kelompok memiliki
24
Pengembangan Madrasah Efektif
Latihan Post-it
MATERIAL
Modul
PME
WAKTU
KEGIATAN
IKHTISAR
MATERIAL
seleksi akhir. Tiap kelompok secara bergiliran mendapat kesempatan untuk memasang lembar post-it satu demi satu di lembar kertas di dinding. Sebuah kelompok tidak boleh mengulang apa yang sudah disampaikan kelompok lain. • Trainer memulai diskusi daftar yang ditambahkan. 6. 5 menit
• Trainer meminta tiap peserta untuk melengkapi latihan Mencocokkan dalam Catatan Sesi: Dua sebagai cara mereviu informasi yang berhubungan dengan perubahan.
Latihan Mencocokkan
Catatan Sesi Dua
Studi Kasus
Lembar pertanyaan untuk studi kasus
• Kelompok mengoreksi tanggapan. • Trainer menjelaskan bahwa cara terbaik memahami sifat perubahan adalah dengan melakukan latihan praktis dalam bentuk studi kasus. 7. 20 menit
• Trainer membaca studi kasus pada peserta (Lihat Catatan Sesi: Dua). • Peserta diberi lembar dengan pertanyaan yang berhubungan dengan stud kasus. • Tiap kelompok mendiskusikan studi kasus yang berhubungan dengan pertanyaan dan menulis tanggapan mereka di kertas flip chart kelompok. • Trainer memimpin diskusi umum terhadap jawaban.
8. 5 menit
• Trainer meminta kelompok merefleksi pembelajaran tentang manajemen perubahan dan menambahkan bahan baru untuk Pengembangan Madrasah
Pengembangan Madrasah Efektif
25
Modul
PME
WAKTU
KEGIATAN dalam mangkuk adonan mereka • Trainer menyarankan peserta membaca 10 kutipan dari buku Michael Fullan dalam Catatan Sesi: Dua untuk inspirasi lebih jauh.
26
Pengembangan Madrasah Efektif
IKHTISAR
MATERIAL
Catatan Sesi Dua
Manajemen Perubahan 1. Definisi Manajemen Perubahan Perubahan yang direncanakan bertujuan untuk mengubah cara hal-hal yang saat ini dilaksanakan dengan mentransformasikan pola hubungan dan membangun sebuah tatanan praktek yang baru.
2. Mengapa perubahan menjadi sebuah bahan penting dalam resep Pengembangan Madrasah? Tidak mungkin melaksanakan Pengembangan Madrasah tanpa ada sebuah proses perubahan. Pengembangan Madrasah secara alami menunjukkan bahwa berbagai tindakan diambil untuk membuat fungsi lingkungan Madrasah menjadi lebih produktif. Oleh karenanya, berbagai perubahan akan disebarkan ke seluruh aspek Madrasah dan harus direncanakan dan dikelola dengan baik. Memasukkan perubahan dalam resep Pengembangan Madrasah sama halnya dengan meramu sebuah resep untuk takaran yang seimbang dari berbagai bumbu saat ia dimasak dan secara konstan dipelajari untuk menyesuaikan cita rasa masakannya.
3. Apa sajakah pra-syarat perubahan? • Madrasah harus memiliki gairah untuk membuat perubahan. • Madrasah harus percaya bahwa perubahan sebenarnya sangatlah mungkin. • Madrasah harus memiliki sebuah rencana yang dipikirkan secara matang untuk menerapkan perubahan. • Madrasah harus memiliki program monitoring untuk memantau perubahan tersebut. • Madrasah harus terus memastikan kesinambungan perubahan tersebut. 4. Apa tiga fase perubahan itu? 1. Fase permulaan ketika perubahan diprakarsai oleh seseorang dan diperkenalkan/ disosialisasikan. Ini saat ketika ada banyak informasi yang harus disajikan tentang kenapa perubahan ini merupakan sebuah ide yang bagus. 2. Fase penerapan adalah ketika berbagai tindakan dilakukan untuk meletakkan perubahan pada tempatnya. Ini adalah waktu fase yang intensif. Agar perubahan berjalan efektif, harus ada pergerakan halus yang mudah dari fase permulaan menuju fase penerapan. Hal ini akan terjadi bila tujuan perubahan itu sangat jelas, ada pemikiran kerja sama di antara para stakeholder dan perencanaan ke depan yang memadai telah dilakukan untuk mengkomodasi perubahan tersebut. 3. Fase keberlanjutan dan kesinambungan. Perubahan tersebut harus dimonitor, dan diubah jika diperlukan selama proses berlangsung, sehingga ia menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam praktek Madrasah.
5. Apa dampak positif dari manajemen perubahan yang sukses? • Madrasah diberi kesempatan terbaik untuk membuat berbagai pengembangan. • Madrasah menjadi organisasi yang kolaboratif, yang berarti orang perlu berbagi informasi, pembuatan keputusan dan bekerja sama. Hal ini berarti bahwa mereka harus mengubah pola hubungan mereka dan menjadi saling kebergantungan. Hal ini berlawanan dengan banyak pola hubungan Madrasah saat ini, yang biasanya mendukung isolasi profesional dan otonomi. • Hubungan meningkat. Faktor tunggal yang umum pada perubahan yang berhasil adalah dampaknya pada hubungan. Ketika hubungan meningkat, Madrasah juga akan meningkat. Manajemen perubahan yang berhasil mengantisipasi respon yang mungkin dari pihak lain, sehingga sebuah proses perubahan tetap berjalan untuk memastikan bahwa segalanya mengalir dengan halus. • Perubahan Madrasah dapat memodifikasi secara dramatis budaya Madrasah yang ada saat ini untuk memudahkan berlangsungnya Pengembangan Madrasah. • Stakeholder Madrasah diajarkan melalui proses perubahan tersebut untuk mengambil resiko, daripada sekedar menerima status quo. Pengambilan resiko menuntun sebuah organisasi kepada pengembangan dan pertumbuhan. • Para guru diberi kesempatan untuk saling mengobservasi. Mereka juga dapat saling memberikan umpan balik satu dengan yang lain dan terlibat dalam berbagai diskusi yang bermakna tentang perubahan dengan para kolega mereka. Dengan cara ini, mereka bisa merencanakan dan mengevaluasi berbagai praktek secara bersama. • Para guru menjadi terampil pada proses monitoring ketika mereka terlibat dalam pengumpulan data dan refleksi yang merupakan bagian sebuah proses perubahan yang efektif. Mereka belajar berbagai teknik seperti kuisioner, kelompok fokus, survei, wawancara, jurnal dan catatan harian yang dapat dipindahkan pada aspek-aspek lain dalam program pembelajaran mereka. • Madrasah diberi sebuah “kehidupan budaya” baru ketika sistem, praktek, kebijakan dan perilaku diperkenalkan sebagai hasil manajemen perubahan yang efektif. Sebuah transformasi budaya Madrasah bisa terjadi. 6. Apa hambatan-hambatan yang mungkin terjadi terhadap perubahan? • Perubahan dapat terjadi terlalu cepat. Tingkat kecepatan pada perubahan yang terjadi dapat menyebabkan stakeholder Madrasah bingung dan melawan. Ketika orang merasa bahwa mereka kehilangan kontrol terhadap apa yang terjadi dan tidak ada penjelasan terhadap apa yang akan terjadi, mereka menjadi tertekan atau stres. Penting bahwa orang merasa nyaman dengan kecepatan atau tempo proses perubahan. • Perubahan sekedar diserahkan kepada kesempatan dan bukan direncanakan. Ketika perubahan tidak direncanakan ia jarang sekali berkesinambungan. • Tidak ada pemikiran yang memadai tentang cara bagaimana perubahan harus diperkenalkan untuk mendapatkan tingkat dukungan yang tinggi. Penting bahwa semua stakeholder memahami prosesnya sebelum mereka bisa berkomitmen untuk berubah. • Proses sosial dalam Madrasah yang penting bagi perubahan agar terjadi tidak diatur secara memadai. Perubahan mencakup
sebuah penggantian berbagai hubungan dalam Madrasah. Madrasah harus memperhatikan aspek kemanusiaan dan memfokuskan pada siapa perubahan ini akan berdampak dan apa yang bisa dilakukan untuk mengoptimalkan kesempatan sukses. Perubahan bisa menjadi sebuah waktu bagi berbagai perasaan/emosi yang mendalam. Orang bereaksi secara berbeda, dan jika aspek ini tidak dipikirkan secara matang, hasilnya bisa saja beberapa orang memilih untuk menghentikan perubahan tersebut karena ia akan membawa perasaan takut atau marah.
• Perubahan diperkenalkan tanpa kolaborasi/kerja sama. Berbagai perubahan yang berupa paksaan sering kali menemui perlawanan dan pada akhirnya gagal. Sebuah pendekatan “dari atas ke bawah” tidaklah direkomendasikan. Pribadi-pribadi dapat merasa sangat tertekan dan tidak dihargai karena kurangnya konsultasi. • Tidak terdapat kepemimpinan Madrasah yang memadai untuk perubahan. Perubahan jarang berhasil ketika para pemimpin Madrasah menyandarkan pada gaya kepemimpinan “dari atas ke bawah” dan tidak mempertimbangkan bagaimana perubahan ini akan mempengaruhi orang. • Perubahan lanjutan yang tidak diinginkan terjadi sebagai hasil dari perubahan yang pertama. Setiap perubahan mau tidak mau akan membawa berbagai perubahan terkait lainnya, mengingat perubahan jarang sekali terjadi dalam isolasi/kesendirian. Beberapa perubahan tambahan ini bisa jadi merupakan hasil yang tidak diharapkan yang sebelumnya tidak diperhitungkan. Oleh karenanya, para pemimpin Madrasah harus secara konstan peduli dengan gelombang dampak perubahan ini. • Ada kekurangan informasi tentang perubahan yang sebenarnya. Ini benarlah adanya ketika perubahan dipaksakan secara eksternal, seperti melalui kebijakan pemerintah dan para guru diminta untuk memperkenalkan perubahan tersebut tanpa informasi dan latar belakang yang memadai. Dalam situasi ini, para guru jarang sekali terlibat dalam proses pengambilan keputusan yang melahirkan perubahan tersebut. Ketika perubahan besar terjadi, sangatlah penting untuk memberi guru informasi latar belakang sebanyak mungkin dan dikusi secara terus menerus tentang perubahan tersebut, bukan hanya memberikan presentasi kepada mereka tentang “perintah” untuk perubahan. • Guru tidak menerima dukungan teknis, emosional, dan profesional yang memadai untuk terlibat dalam proses perubahan. • Waktu yang diberikan tidak mencukupi setelah pengenalan satu perubahan sebelum perubahan baru yang lain diperkenalkan. Madrasah perlu waktu sehingga perubahan baru dapat dilaksanakan sebelum perubahan besar lainnya diterapkan. • Madrasah kesulitan untuk menyinambungkan perubahan dalam periode yang panjang. Kesinambungan memerlukan monitoring dan evaluasi dan sebuah tinjauan ulang yang konstan terhadap apa yang telah diperkenalkan. • Guru telah merasa tertekan dengan tuntutan tugas harian mereka dan tidak diberi alasan yang memadai untuk memahami kenapa perubahan akan mendukung mereka dan bukannya dari pada menambah tekanan lebih lanjut.
Modul
PME
Latihan Mencocokkan Cocokkanlah permulaan kalimat di kolom sebelah kiri dengan akhir kalimat yang tepat di kolom sebelah kanan
1. Langkah pertama dalam proses perubahan adalah
A. Kesinambungan
2. Langkah kedua dalam proses perubahan adalah
B. Dari bawah ke atas
3. Langkah ketiga dalam proses perubahan adalah
C. Mengambil resiko
4. Satu alasan kenapa perubahan bisa tidak terjadi adalah
D. Kerja sama
5. Agar perubahan terjadi dan profesional
E. Dukungan teknis, emosional,
6. Kepemimpinan untuk perubahan adalah
F. Penerapan
7. Lingkungan pembuatan keputusan terbaik untuk perubahan adalah memadai
G. Perencanaan yang tidak
8. Hasil positif perubahan adalah
H. Hubungan meningkat
9. Selama proses perubahan, stakeholder didorong untuk
I. Permulaan
10. Agar perubahan menjadi efektif, guru harus J. Madrasah harus ingin diberi perubahan terjadi
30
Pengembangan Madrasah Efektif
Modul
PME
Studi Kasus Madrasah Ibtidayah Mambaul Ulum akan membuat sebuah perubahan pada pintu masuk dan area bermain Madrasah mereka. Saat ini, pintu masuk tersebut terbuka untuk mobil, motor, sepeda yang semuanya diparkir di halaman Madrasah. Madrasah tersebut akan membuat area ini menjadi kawasan bebas kendaraan untuk para murid mereka. 1. Dalam pikiran Anda, siapa yang harus memulai perubahan ini? 2. Mengapa perubahan ini harus dimulai? 3. Perlawanan apa yang Anda pikir akan perubahan ini temui? 4. Bagaimana madrasah tersebut akan mengatasi hambatan pada perubahan yang sedang terjadi? 5. Siapa yang diperlukan untuk bekerja sama untuk membuat perubahan ini mungkin terjadi? 6. Bagaimana madrasah tersebut akan mengukur bahwa perubahan telah berjalan efektif? 7. Bagaimana madrasah tersebut akan mengetahui bahwa perubahan ini telah menimbulkan perbedaan bagi para murid? 8. Apa perubahan lain yang mungkin terjadi pada madrasah sebagai gelombang dampak dari perubahan ini?
Bacaan Profesional Kajilah pernyataan-pernyataan berikut ini. Apakah mereka menyarankan ‘bahan’ tambahan untuk Pengembangan Madrasah? Michael Fullan adalah Dekan di Institut Ontario Insitute untuk Studi Pendidikan, Universitas Toronto. Beliau dikenal sebagai tokoh internasional yang penting dalam reformasi pendidikan, khususnya di bidang manajemen perubahan. Berikut ini adalah beberapa kutipan dari bukunya, The New Meaning of Educational Change (Makna Baru Perubahan Pendidikan), diterbitkan oleh Teachers College Press, New York, 2001. 1. Masalah makna adalah satu masalah bagaimana mereka yang terlibat dalam perubahan dapat memahami apa yang harus berubah dan bagaimana perubahan itu diselesaikan dengan cara terbaiknya, sembari menyadari ‘apa’ dan ‘bagaimana’ dalam perubahan itu secara konstan saling berinteraksi dan membentuk satu sama lain (hal. 8). 2. Masalah utamanya bukanlah ketiadaan inovasi di Madrasah, tetapi lebih pada hadirnya begitu banyak proyek yang tidak saling terkait, episodik, terpecah belah, dan merupakan hiasan permukaan semata….. Madrasah yang membuat atau dipaksa untuk membuat kebijakan dan inovasi mungkin terlihat inovatif dari jauh, tapi sebenarnya mereka punya kasus ‘projectitis’ (bersifat proyek) atau ketiadabermaknaan yang akut (hal 21). 3. Kita menjadi begitu terbiasa terhadap kehadiran perubahan sehingga jarang sekali kita berhenti untuk berpikir sejenak apa sebenarnya arti perubahan sebagaimana yang kita alami pada tingkat personal. Lebih penting lagi, kita hampir tidak pernah berhenti untuk Pengembangan Madrasah Efektif
31
Modul
PME berpikir apa arti perubahan itu bagi orang lain di sekitar kita yang mungkin berada dalam situasi perubahan. Inti dari perubahan adalah bagaimana individu-individu menangani kenyataan ini (hal. 29). 4. Perubahan bisa terjadi baik karena ia dipaksakan kepada kita (oleh peristiwa-peristiwa alam atau reformasi yang disengaja), atau karena kita secara sukarela berpartisipasi atau bahkan memulai perubahan itu ketika kita mendapat kekecewaan atau hal yang tak bisa ditoleransi lagi dalam situasi kita saat ini (hal. 30). 5. Maka perubahan yang sebenarnya, diinginkan atau tidak, menunjukkan sebuah pengalaman personal dan kolektif yang serius yang dicirikan oleh ambivalensi dan ketidakpastian; dan jika perubahan berjalan ia bisa menghasilkan sebuah rasa kepuasan, keberhasilan, dan pertumbuhan profesional (hal. 32). 6. Pesan pertama adalah bahwa perubahan itu dimulai dan selalu akan dimulai dari berbagai sumber daya yang berbeda (hal. 65). Perubahan yang tidak jelas dan tidak terperinci dapat menyebabkan kegelisahan dan frustasi yang besar kepada mereka yang secara tulus mencoba untuk menerapkannya. Kejelasan tentu saja tidak dapat disajikan di atas sebuah piring hidangan. Berhasil atau tidaknya perubahan bergantung pada prosesnya. (hal. 77) 8. Adalah mungkin, bahkan perlu, untuk menggabungkan perubahan yang ambisius dengan kualitas… Orang tidak belajar atau menyelesaikan perubahan yang kompleks dengan diberi tahu atau ditunjukkan apa yang harus dilakukan. Perubahan yang berarti dalam dan solid harus dilahirkan sejalan dengan waktu. (hal. 79) 9. Perubahan yang baik adalah kerja keras; namun terlibat dalam perubahan yang buruk atau menghindari perubahan yang diperlukan dapat menuntut kerja yang lebih keras (hal. 80) 10. Perubahan efektif perlu waktu. Ini adalah sebuah proses “pengembangan sambil digunakan”. Jadwal kerja yang tidak rasional atau tidak jelas tidak mengakui bahwa penerapan perubahan terjadi secara developmental/ setahap demi setahap (hal. 109).
32
Pengembangan Madrasah Efektif
Sesi 3
Kepemimpinan Madrasah
Modul
PME
Sesi Tiga: 90 Menit
Kepemimpinan Madrasah kk Fokus Islam Nabi SAW. bersabda, “‘Masing-masing dari kamu adalah pemimpin dan masing-masing dari kamu akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya” (HR. Bukhari)
kk Maksud
Maksud dari sesi ini adalah untuk memperjelas pentingnya kepemimpinan yang efektif bagi Pengembangan Madrasah dan memahami bahwa kepemimpinan distributif adalah sebuah kekuatan bagi penciptaan Pengembangan Madrasah. Para peserta akan dijelaskan kebutuhan untuk menangani berbagai isu kepemimpinan Madrasah, dalam kaitannya dengan pembangunan kapasitas Madrasah sebagai sebuah bagian esensial dalam proses perubahan.
kk Tujuan Di akhir sesi ini peserta akan dapat: • Berdiskusi mengapa Pengembangan Madrasah memerlukan kepemimpinan yang efektif • Mengkaji ulang kepercayaan kepemimpinan personal • Mendefinisikan kepemimpinan distributif • Membuat daftar kualitas kepemimpinan distributif • Mengidentifikasi cara-cara praktis yang Madrasah bisa mendorong kepemimpinan distributif
kk Langkah-Langkah Aktifitas • Energizer: Siapa pemimpinnya • Membuat Logo Kepemimpinan • Ikhtisar kepemimpinan • Permainan kata: Kata-kata tak beraturan • Kerja kelompok: kepemimpinan distributif • “Berbelanja” ide-ide baru • Bermain peran • Bacaan profesional
33
Pengembangan Madrasah Efektif
Modul
PME • Refleksi • Bacaan Profesional • Refleksi
kk Metodologi Yang Digunakan • Energizer • Merancang logo • Kaji ulang • Permainan kata • Kerja kelompok • Diskusi • Permainan “berbelanja” • Bermain peran • Bacaan profesional • Refleksi
kk Materi Yang Diperlukan • Kertas manila berwarna • Fotokopi Permainan Kata • Kertas Flip charts • Spidol berwarna • Catatan Sesi: Tiga • Coklat koin untuk berbelanja • Jawaban untuk menyusun kata 1. kolaboratif 2. berbagi 3. Inklusif 4. Partisipatif 5. mengayomi 6. kolektif 7. fleksibel 8. terampil 9. bertanggung jawab 10. terbuka
Pengembangan Madrasah Efektif
34
Modul
PME
WAKTU 1. 10 menit
KEGIATAN
IKHTISAR
MATERIAL
• Trainer meminta seorang Energizer: Siapa peserta meninggalkan ruangan. Pemimpinnya Saat dia di luar, para peserta yang ada menunjuk seorang pemimpin. Pemimpin itu membuat gerakan tertentu dan lainnya mengikuti gerakannya. • Orang yang di luar itu diminta masuk kembali dan harus menunjukkan siapa pemimpin yang memandu gerakan. • Kegiatan diulangi dengan orang yang keluar dan pemimpin yang berbeda.
2. 20 menit
• Trainer menjelaskan bahwa penting bagi para peserta untuk berpikir gaya kepemimpinannya sendiri. • Trainer menjelaskan bahwa setiap peserta akan membuat logo kepemimpinan. Logo tersebut dirancang untuk dipajang sebagai pernyataan diri tentang nilai, kepercayaan dan ide kepemimpinanya. • Setiap peserta diberi selembar kertas berwarna dan spidol berwarna. Peserta diminta menggambar kerangka logo dengan empat bagian pada kertas manila mereka. Trainer memberikan contohnya. • Trainer menyediakan kerangka apa saja yang harus muncul dalam setiap seperempat logo. 1. Dua karakter kepemimpinan Anda, 2. Bagian terbaik yang sangat disukai dalam kepemimpinan Anda saat ini, 3. Dua nilai yang mempengaruhi bagaimana Anda memimpin orang lain, 4. Pencapaian atau keberhasilan kepemimpinan mutakhir Anda.
35
Pengembangan Madrasah Efektif
Logo kepemimpinan Kertas manila berwarna Spidol berwarna
Modul
PME
WAKTU
KEGIATAN
IKHTISAR
MATERIAL
Ikhtisar kepemimpinan distributif Permainan kata tak beraturan Diskusi
Salinan kata tak beraturan untuk setiap peserta: Kolaboratif Berbagi Inklusif Partisipatif Mengayomi Kolektif Fleksibel Terampil Bertanggung jawab Terbuka
• Trainer meminta peserta untuk melengkapi logonya dengan menambahkan motto atau ungkapan kata yang merangkum kepemimpinannya di bagian atas logo. • Peserta memajang logonya. Trainer menanyakan bagian mana yang paling mudah diselesaikan dan mengapa, mana bagian yang paling berat dan mengapa, dan bagaimana latar belakang, nilai dan filosofi berpengaruh pada cara kita memimpin orang lain. 3. 15 menit
• Trainer menjelaskan bahwa bagaimana kepemimpinan didefinisikan di Madrasah menentukan bagaimana pemangku kepentingan (stakeholder) Madrasah berperan serta di dalamnya. Jika ada kepercayaan bahwa semua orang memiliki hak, tanggung jawab dan kapabilitas untuk menjadi pemimpin, Madrasah tersebut akan bergerak menuju model kolaboratif yang mendorong pengembangan. • Trainer memberikan ikhtisar kepemimpinan distributif dan menjelaskan bahwa kapasitas kepemimpinan berarti partisipasi yang luas dalam kepemimpinan Madrasah. Ketika kepala Madrasah, guru, murid dan masyarakat dilibatkan semuanya dalam Ikhtisar kepemimpinan distributif Permainan kata tak beraturan Diskusi Salinan kata tak beraturan untuk setiap peserta: Kolaboratif Berbagi Inklusif Partisipatif Mengayomi Kolektif Fleksibel Terampil
Pengembangan Madrasah Efektif
36
Modul
PME
WAKTU
KEGIATAN
IKHTISAR
MATERIAL
Bertanggung jawab Terbuka kepemimpinan, ini berarti bahwa Madrasah tersebut akan memiliki kapasitas kepemimpinan yang tinggi, yang mencapai kinerja murid yang tinggi pula. Kapasitas kolaboratif ini harus difokuskan dan didasarkan pada berbagai keterampilan. • Trainer meminta peserta untuk melengkapi permainan kata. Setiap peserta diberi lembar kertas berisi sepuluh kata tak beraturan. Setiap kata adalah kata sifat yang menjelaskan “kepemimpinan distributif”. Peserta dalam kelompoknya diminta untuk membuat katakata itu beraturan. • Kelompok mendiskusikan jawaban mereka dan bagaimana setiap kata bisa diterapkan dalam “kepemimpinan distributif”. 4. 20 menit
• Peserta dalam kelompoknya diminta untuk membuat sebuah daftar tentang caracara praktis bagaimana masyarakat Madrasah diyakinkan bahwa kepemimpinan distributive adalah sebuah kenyataan di Madrasah. Trainer mengarahkan sesi kerja kelompok ini dengan sebuah saran, misalnya: menyediakan pengembangan kepemimpinan untuk semua staf, murid dan anggota masyarakat. • Semua kelompok berbagi daftarnya dengan teknik berbelanja. Trainer menjelaskan bahwa setiap kelompok akan ‘berbelanja’ ide- ide baru. Dua anggota
37
Pengembangan Madrasah Efektif
Kelompok “Jelajah belanja”
Kertas flip charts Spidol
Modul
PME
WAKTU
KEGIATAN
IKHTISAR
MATERIAL
kelompok akan tetap berada di kelompok dengan flip chart-nya untuk menjadi sang penjual. Mereka harus secara aktif menjual ide-ide mereka kepada para pembeli lain. Empat pembeli dari setiap kelompok beredar dan membeli ideide yang mereka suka. Ketika kembali ke kelompok, mereka menambahkannya dalam daftar mereka. • Diskusi kelompok tentang apa yang telah diperoleh dalam berbelanja hasilkan. 5. 20 menit
• Trainer menjelaskan pada peserta bahwa kepala Madrasah harus menawarkan kepemimpinan kolaboratif yang kuat jika pengembangan Madrasah ingin menjadi sebuah kenyataan.
Bermain peran
Catatan Sesi: Tiga Satu set (6) Kartu untuk tiap kelompok: Kepala Madrasah:1
• Peserta diminta untuk membaca Catatan Sesi: Tiga.
Guru: 2
• Setiap peserta diberi kartu. Dalam setiap kelompok, satu kartu tertulis “kepala Madrasah”, dua kartu tertera “guru”, dua kartu “wakil masyarakat” dan satu kartu bertuliskan “murid”.
Wakil
Murid: 1 Masyarakat: 2
• Trainer menjelaskan bahwa bahwa kepala Madrasah mengadakan pertemuan publik untuk mendiskusikan bagaimana dia akan menerapkan kepemimpinan distributif di Madrasah. • Peserta diberi waktu lima menit untuk mempersiapkan bermain peran. • Trainer menata ruang pelatihan sebagai ruang pertemuan. Lima “kepala Madrasah” Pengembangan Madrasah Efektif
38
Modul
PME
WAKTU
KEGIATAN
IKHTISAR
MATERIAL
Bacaan Profesional
Catatan Sesi Tiga
mengundi kartu dan satu “kepala Madrasah” dipilih dari kelompok (kepala Madrasah) itu dan maju ke depan untuk menangani pertemuan. Peserta yang lain memainkan perannya dalam pertemuan itu untuk menyampaikan pertanyaan yang memadai tentang kepemimpinan distributif kepada “kepala Madrasah” tersebut. 6. 20 menit
39
• Trainer meminta peserta untuk merefleksikan apa saja bahan-bahan baru yang harus dimasukkan ke dalam mangkuk pencampuran · Trainer menyarankan peserta untuk mereviu sepuluh kutipan dari otoritas internasional di bidang kepemimpinan Madrasah dalam Catatan Sesi: Tiga untuk membantu mereka dalam tugas ini
Pengembangan Madrasah Efektif
Refleksi
Modul
PME
Catatan Sesi Tiga
Kepemimpinan Madrasah 1. Definisi Kepemimpinan Madrasah Kepemimpinan Madrasah yang paling memajukan efektifitas Madrasah untuk mencapai Pengembangan Madrasah yang berkelanjutan dikenal sebagai kepemimpinan Madrasah distributif. Kepemimpinan distributif dilandaskan pada pengambilan keputusan kolaboratif, pemecahan masalah secara berkelompok, negosiasi dan refleksi, dan dimilikinya kemampuan untuk merubah Madrasah dan menatanya dengan baik menuju Pengembangan Madrasah.
2. Mengapa kepemimpinan menjadi sebuah bahan penting dalam resep Pengembangan Madrasah? Madrasah-Madrasah yang tidak menangani masalah kepemimpinan ketika memulai Pengembangan Madrasah hanya sekedar membuat perubahan permukaan semata. Untuk berhasil membuat sebuah masakan diperlukan bukan hanya juru masak khusus di dapur tetapi juga konsultasi yang konstan oleh orang tersebut kepada semua orang yang terlibat dalam prosesnya, untuk memastikan bahwa produk akhirnya adalah hasil yang terbaik.
3. Apa karakteristik kepemimpinan distributif? Kepemimpinan distributif: • Bersifat kolektif dan bukan individualistik. • Memiliki visi yang disuarakan dengan baik, yang dimiliki semua stakeholder. • Lebih berupa kecakapan kepemimpinan daripada formalitas peran/ jabatan. • Inklusif dan memperbarui diri. • Lebih berupa keahlian daripada kekuasaan. • Melibatkan tim kerja sama dari para stakeholder, yang berubah berdasarkan kebutuhan. • Memecah tugas-tugas organisasional menjadi bagian-bagian untuk didistribusikan kepada tim terbaik yang mampu menyelesaikan tugas tersebut. • Mendorong penelitian, inovasi dan pengembangan organisasional. • Melibatkan anggota tim individual yang hendak mengambil peran- peran kepemimpinan, bila diperlukan. • Lebih dikendalikan oleh pembelajaran daripada hasil.
4. Bagaimana kepemimpinan distributif menuntun peningkatan sekolah? Kepemimpinan distributif: • Adalah kepemimpinan didasarkan pada luasnya tingkat keterlibatan dalam pengambilan
Pengembangan Madrasah Efektif
40
Modul
PME keputusan, dengan menghubungkan struktur kepemimpinan yang vertikal dan horizintal. • Berarti kolaborasi/kerja sama. Kolaborasi bagi kepemimpinan menuntut pribadipribadi untuk mengembangkan berbagai keterampilan seperti pemecahanan masalah berkelompok, negosiasi dan refleksi . • Lebih didasarkan pada hubungan daripada peran-peran yang telah ditetapkan atau deskripsi kerja. • Dapat dihubungkan dengan pengembangan kapasitas yang efektif di berbagai bidang. • Memiliki potensi untuk memperluas kesempatan, sumber daya dan manfaat kepemimpinan kepada banyak orang. Perluasan itu berarti bahwa otoritas formal bukanlah satu-satunya sumber kepemimpinan. Jika kepemimpinan diperluas dengan melibatkan guru, orang tua beserta murid, kesempatan perubahan akan semakin besar. • Merupakan tanggung jawab bersama bukan individu. Ia melibatkan kolaborasi dan kerja tim. Oleh karenanya, jenis kepemimpinan ini menjadi modal sosial, gabungan kapasitas organisasi dan masyarakat. • Memberikan suara kepada semua stakeholder Madrasah, yang menawarkan kesempatan terbaik kepada Madrasah untuk melaksanakan pengembangan Madrasah. Sebuah perspektif kepemimpinan distributif berarti ada banyak pemimpin dan kegiatan kepemimpinan dibagi dalam organisasi. Kemampuan staf dikembangkan dan dirawat. • Adalah sebuah kekuatan yang menyediakan momentum dan energi organisasional. Ia adalah suatu alat pengembangan pembelajaran bagi semua murid pada semua kondisi Madrasah, mengingat kepemimpinan distributif ini merupakan sumber yang sangat kuat untuk perubahan di Madrasah dan dalam sistem Madrasah. • Berarti bahwa ruang dan kesempatan disediakan untuk mendistribusikan pembelajaran ke berbagai jaringan kerja. • Adalah sebah bentuk kepemimpinan yang dinamis karena pada setiap waktu banyak pemimpin yang hadir dalam sebuah tim dengan setiap pemimpin mengambil peran kepemimpinan yang saling melengkapi sesuai dengan kebutuhan yang ada. Agar hal ini terwujud secara efektif, kemampuan kepemimpinan harus dikembangkan secara konsisten di keseluruhan organisasi. • Diperluas pada murid dan mendorong mereka untuk memiliki suara dalam pembuatan keputusan Madrasah. • Fleksibel, mudah beradaptasi, cair dan dapat digantikan. • Tidak terpaku pada pola tertentu namun diatur dalam organisasi untuk merespon berbagai masalah dan isu yang muncul. • Berarti bahwa semua pemimpin adalah agen perubahan. • Mensyaratkan bahwa para pemimpin dalam posisi-posisi formal harus mengembangkan potensi kepemimpinan orang lain dan mengalihkan dari hubungan pemimpin-pengikut kepada fokus hubungan interaktif di semua tingkat organisasi Madrasah. • Menunjukkan bahwa siapa saja bisa menjadi pemimpin yang efektif. Kepemimpinan tidak hanya terbuka kepada beberapa orang yang dipilih. • Mengingatkan bahwa label atau jabatan seperti kepala Madrasah tidaklah membuat seseorang menjadi pemimpin. Ini bukan sekedar peran yang telah ditetapkan. Namun
41
Pengembangan Madrasah Efektif
Modul
PME begitu, kepemimpinan distributif juga bukan tentang penggerusan kekuasaan kepala Madrasah. Dengan mendistribusikan kepemimpinan, kepala Madrasah memiliki kesempatan untuk menjadi agen perubahan dan menjadi pemimpin yang hebat di organisasi Madrasah. • Mendorong sebuah budaya tempat adanya kepercayaan professional tingkat tinggi dan adanya hubungan antar staf yang positif. • Tidak hanya efektif dalam Madrasah, namun juga antar Madrasah dan dalam kemitraan dengan pihak luar. • Menyemai kepemimpinan guru. Guru diarahkan dan didorong untuk berpartisipasi dalam kepemimpinan. • Memfokuskan pada pengembangan praktek dan instruksi ruang kelas. Fokus pusat dari semua pendidikan di Madrasah adalah untuk menyediakan lingkungan pembelajaran yang terbaik bagi setiap pribadi murid. • Menciptakan infrastruktur yang kuat dan efektif yang memudahkan para guru untuk menjadi guru terbaik yang mereka bisa.
5. Bagaimana kepemimpinan distributif bekerja secara efektif dalam tataran praktis? • Menyediakan pengembangan kepemimpinan bagi semua staf, murid dan anggota masyarakat. • Mendorong staf untuk mengambil resiko. Hal ini membantu untuk mengembangkan budaya tidak saling menyalahkan, yang akan menumbuhkan ide-ide baru. • Mendorong staf untuk menangani hal-hal baru yang muncul, dari pada sekedar mempertahankan status quo. • Mengembangkan budaya tempat keahlian dibagi rata dan tidak hanya menjadi bidang seorang staf semata. • Mengembangkan budaya tempat para stakeholder secara konstan merefleksikan praktek. • Mengembangkan praktek komunikasi efektif di semua tingkatan.
6. Bagaimana kepemimpinan distributif memberikan dampak secara positif terhadap kepemimpinan guru? Kepemimpinan distributif membebaskan potensi maksimal para guru dalam Madrasah. Kepemimpinan distributif bukan sekedar istilah lain dari ‘delegasi’. Ia harus murni merupakan kepemimpinan bersama agar berjalan efektif. Ketika guru memandang kepemimpinan sebagai delegasi, ada dampak negatifnya. Guru menolak untuk terlibat, karena mereka melihat hal tersebut sebagai kerja tambahan bagi mereka.
7. Bagaimana Guru Pemimpin bisa memimpin? Guru Pemimpin bisa:
Pengembangan Madrasah Efektif
42
Modul
PME • Memilih materi intruksional/buku pelajaran • Mendesain kurikulum • Turut memutuskan anggaran Madrasah • Membantu pemilihan guru baru • Merancang dan memimpin kegiatan pengembangan profesional • Membangun kebijakan manajemen perilaku • Membuat keputusan atas kegiatan promosi Madrasah • Menjadi mentor guru baru • Membangun keterampilan dan pengetahuan • Melakukan pelatihan sejawat • Memimpin kepanitiaan • Menjadi penghubung Madrasah-masyarakat • Menjadi koordinator kelas • Menjadi koordinator mata pelajaran • Mengkoordinasikan materi bacaan profesional
8. Bagaimana seorang kepala Madrasah memimpin untuk memajukan Pengembangan Madrasah? Kepala Madrasah: • Memikirkan budaya Madrasah dan budaya kerja bagi lingkungan Madrasah yang memiliki budaya positif dan supportif. • Membangun hubungan yang positif. • Berkomunikasi secara efektif. • Mendorong guru untuk terlibat dalam kepemimpinan Madrasah. • Mendorong murid untuk terlibat dalam kepemimpinan Madrasah. • Mendorong anggota masyarakat untuk terlibat dalam kepemimpinan sekolah. • Secara bekerja sama mengembangkan tujuan Madrasah, berdasarkan hasil data yang dikumpulkan. • Mendorong pengambilan resiko. • Mendukung pembentukan berbagai tim, sehingga guru bekerja secara kolaboratif tentang berbagai hal Madrasah • Melakukan pengumpulan data sehingga semua pengambilan keputusan Madrasah berdasarkan informasi yang akurat • Bekerja sama dengan stakeholder untuk menyusun rencana Pengembangan Madrasah sebagai sebuah usaha tim. • Meninjau kebutuhan pengembangan staf dan membuat berbagai program yang diperlukan untuk memandu kerja pengembangan Madrasah.
43
Pengembangan Madrasah Efektif
Modul
PME • Memastikan bahwa tedapat sumber daya yang memadai untuk memenuhi tuntutan pengembangan, baik sumber daya finansial maupun sumber daya manusia. • Mengkaji ulang keefektifan dan melaksanakan sistem demi kesinambungan • Merayakan kesuksesan dengan semua stakeholder
Catatan: Madrasah dianjurkan untuk merujuk pada modul pelatihan
Manajemen dan Kepemimpinan KEMITRAAN PENDIDIKAN AUSTRALIA INDONESIA, sebagai materi tambahan: 1. Pelatihan Kepemimpinan dan Manajemen untuk Pengembangan Madrasah.
Menyusun Kata
Susunlah kembali kata-kata tentang kepemimpinan di bawah ini menjadi kata yang benar 1. abfikolaort 2. aeigbrb 3. iusfilkn 4. Fsatiiatprpi 5. Imemognay 6. Iekkolft 7. Belleiskf 8. Ipmtearl 9. agngbjaawugntreb 10. keraubt
Pengembangan Madrasah Efektif
44
Bacaan Profesional Kajilah sepuluh pernyataan tentang kepemimpinan di bawah ini. Pernyataan tersebut dibuat oleh para profesional yang dipandang sebagai otoritas internasional dalam bidang kepemimpinan. Apakah pernyataan tersebut menyarankan “bahan” tambahan bagi Pengembangan Madrasah? 1. Kepemimpinana adalah urusan semua orang. Kepemimpinan bukanlah tentang sebuah posisi atau tempat. Ia adalah sebuah sikap dan tanggung jawab untuk membuat sebuah perbedaan. (J. M. Kouzes and B. Z. Posner, Encouraging the heart: A leader’s guide to rewarding and recognizing others (Mendorong hati: Panduan Pemimpin untuk menghargai dan mengakui orang lain), Jossey-Bass, San Francisco, 2003, p. xvii) 2. Pemimpin tidak mencari alasan untuk tidak bertindak. Mereka penggerak utama dan pengadopsi yang pertama. Mereka membuat berbagai hal terwujud. . . Pemimpin membuat orang lain bertindak, salah satu tugas terpentingnya adalah membuat anggota bertindak, menguji, berargumentasi, bertahan, berinovasi, dan belajar. Mereka harus menjadi model perilaku yang mereka inginkan dari orang lain. (G. M. Spreitzer and T.G. Cummings, The Future of Leadership (Masa Depan Kepemimpinan), Jossey-Bass, San Francisco, 2001, p.241) 3. Model kepemimpinan masa lalu sudah tidak memadai bagi tantangan pendidikan di masa depan. (A. Harris, Distributed Leadership (Kepemimpinan Distributif), Routledge, London, 2008, p. 29) 4. Salah satu keterampilan khusus yang diperlukan pemimpin untuk mencontohkannya dalam kenyataan adalah kemampuan yang penting untuk membangun dan menjaga hubungan. (M. De Pree, Leadership is an Art (Kepemimpinan adalah Seni), Currency Doubleday, New York, 1989, p. x) 5. Pada dasarnya, pengaruh dan inspirasi berasal dari orangnya, bukan jabatannya. (M. Sanborn, You Don’t Need a Title to be a Leader, Random House, United Kingdom, 2006, p. 7) 6. Kepemimpinan tidak terjadi begitu saja. Ia bisa diajarkan, dipelajari, dikembangkan. (R. W. Giuliani, Leadership, Merimax Books, New York, p. xiii) 7. Kepemimpinan adalah tentang menolong orang untuk memahami masalah yang mereka hadapi, dengan menolongnya agar mampu menangani masalah tersebut, dan bahkan dengan belajar untuk hidup dengan masalah. Bagaimana pun kepemimpinan adalah perjuangan, sebuah pencarian untuk melakukan sesuatu dengan benar. Kita bisa menghargai perjuangan ini ketika kita menyadari bahwa pemimpin adalah manusia biasa yang dibutuhkan untuk membuat komitmen yang tidak umum untuk mencoba memenuhi kewajiban mereka. Mereka melakukan ini dengan meraih tujuan dan dengan menolong orang lain agar sukses. (T. Sergiovanni, Leadership: What’s in it for Schools? (Kepemimpinan: Madrasah dapat Apa?) Routledge Falmer, New York, 2001, p. ix) 8. Pemimpin yang hebat bukan didapatkan dari ketiadaan kelemahan, tapi dari hadirnya kekuatan yang jelas. Kunci untuk pengembangan kepemimpinan yang hebat adalah membangun kekuatan. (J. H. Zenger and J. Folkman, The Handbook for Leaders (Buku Saku Pemimpin), McGraw Hill, New York, 2004, p. ix)
9. Pemimpin yang menginspirasi berarti menciptakan kekuatan dan menggerakkan orang dengan visi yang meyakinkan atau misi bersama. Pemimpin seperti ini mencerminkan apa yang mereka minta dari orang lain, dan dapat mengartikulasikan misi bersama yang menginspirasi orang lain untuk mengikuti. (D. Coleman, The New Leaders: Transforming the Art of Leadership into the Science of Results (Pemimpin Baru: Transformasi Seni Kepemimpinan menjadi Ilmu Hasil), Little Brown, London, 2002, p. 255) 10. Kepemimpinan bukanlah menggerakkan orang lain untuk memecahkan masalah yang kita sudah tahu bagaimana menyelesaikannya, tetapi menolong mereka untuk mengatasi masalah yang mereka tidak pernah berhasil menanganinya. (M. Fullan, Leading in a Culture of Change (Kepemimpinan dalam Budaya Perubahan), Jossey-Bass, San Francisco, 2001, p. 3)
Modul
PME
Logo Kepemimpinan
47
Pengembangan Madrasah Efektif
Sesi 4
Manejemen Madrasah
Modul
PME
Sesi Empat: 90 Menit
Manajemen Madrasah kk Fokus Islam Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan. Dan tumbuh-tumbuhan dan pohonpohonan kedua-duanya tunduk kepada-Nya. Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia ciptakan keseimbangan (keadilan). Supaya kamu jangan merusak keseimbangan itu (melampaui batas tentang neraca itu). Dan tegakkanlah timbangan dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu. (QS. Ar- Rahman: 5-9)
kk Maksud
Maksud sesi ini adalah peserta mendapat pemahanan tentang pentingnya menerapkan praktek-praktek terbaik yang terbuka, partisipatif, akuntabel, dan berkelanjutan dalam hubungannya dengan pengelolaan Madrasah mandiri untuk memastikan Pengembangan Madrasah menjadi kenyataan.
kk Tujuan Di akhir sesi ini peserta akan dapat: • Membahas perbedaan antara kepemimpinan dan manajemen • Menjelaskan mengapa manajemen yang efektif penting bagi Pengembangan Madrasah • Menyebutkan contoh-contoh manajemen Madrasah efektif • Menyebutkan bidang-bidang yang menjadi fokus untuk meningkatkan manajemen Madrasah
kk Langkah-Langkah Aktifitas • Energizer • Menjelaskan istilah • Perbedaan antara kepemimpinan dan manajemen • Berpikir spontan tentang contoh-contoh manajemen • Membahas hubungan antara contoh-contoh dan Pengembangan Madrasah • Membuat daftar pernyataan Kepemimpinan/Manajemen • Latihan simulasi • Latihan refleksi dengan kata bergambar • Bacaan profesional
48
Pengembangan Madrasah Efektif
Modul
PME
kk Metodologi Yang Digunakan • Energizer • Berpikir spontan • Ikhtisar • Diskusi • Latihan menulis • Kerja kelompok • Simulasi • Bacaan profesional • Refleksi
kk Materi Yang Diperlukan • Lembar metafor • Lembar kertas kosong • Kata bergambar • Catatan Sesi: Empat
Pengembangan Madrasah Efektif
49
Modul
PME
WAKTU 1. 10 menit
KEGIATAN
IKHTISAR
• Trainer memberi tiap kelompok Energizer peserta satu lembar metafor terbuka untuk dilengkapi kelompok • Trainer Menjelaskan bahwa tiap kelompok memiliki metafor terbuka dan diminta melengkapi beberapa kalimat. • Kelompok berbagi metafor mereka.
2. 20 menit
• Trainer menjelaskan bahwa topik sesi adalah manajemen Madrasah. Trainer menjelaskan topik kepemimpinan dari sesi sebelumnya dan menanyakan pada kelompok perbedaan antara kepemimpinan dan manajemen. • Trainer menjelaskan bahwa kepemimpinan berhubungan dengan orang dan berfokus pada hubungan sedangkan manajemen adalah proses fisik dan praktis. • Trainer meminta peserta berpikir spontan mengenai contoh-contoh proses manajemen seperti mengatur jadwal, mengatur pertemuan masyarakat, mendistribusikan sumberdaya baru. • Diskusi mengapa tiap item yang terdaftar di papan penting untuk pengembangan Madrasah. • Trainer mengingatkan peserta bahwa jika aspekaspek Madrasah tersebut tidak berjalan mulus maka pengembangan tidak akan terjadi. • Trainer meminta peserta membaca bagian, “Mengapa
50
Pengembangan Madrasah Efektif
Ikhtisar Diskusi Membaca Kerja Kelompok Brainstorm
MATERIAL Lembar metafor untuk tiap kelompok (lihat Catatan Sesi: Empat)
Modul
PME
WAKTU
KEGIATAN
IKHTISAR
MATERIAL
manajemen Madrasah yang efektif penting untuk pengembangan Madrasah ” dalam Catatan Sesi: Empat. 3. 15 menit
• Trainer meminta tiap kelompok Membuat sejumlah menciptakan alat pembelajaran pertanyaan untuk membantu staf memahami perbedaan antara kepemimpinan dan manajemen.
Lembar kertas kosong untuk tiap kelompok.
• Trainer menjelaskan bahwa alat pembelajaran ini akan berbentuk latihan Kepemimpinan atau Manajemen? • Tiap kelompok diminta untuk membagi lembar kertas mereka ke dalam dua kolom. Pada satu kolom mereka akan membuat daftar sepuluh pernyataan, misalnya Mengatur agenda untuk pertemuan staf, mendorong staf untuk bekerja dalam tim, merayakan keberhasilan murid dalam kejuaraan barisberbaris, mengalokasikan ruang kelas untuk tahun ajaran baru Madrasah. Kolom kedua akan dibiarkan kosong sebagai tempat pernyataan dinilai sebagai mengacu pada Kepemimpinan atau Manajemen. • Kelompok melengkapi sepuluh pernyataan mereka. Trainer mengingatkan bahwa pernyataan Kepemimpinan dan Manajemen harus dicampur. • Tiap kelompok menyerahkan lembarnya pada kelompok lain sesuai arah jarum jam untuk dilengkapi.
Pengembangan Madrasah Efektif
51
Modul
PME
WAKTU
KEGIATAN
IKHTISAR
MATERIAL
• Jawaban diperiksa. • Trainer memimpin diskusi mengenai isu-isu yang terlibat saat memutuskan antara kepemimpinan dan manajemen. Trainer menjelaskan bahwa memahami perbedaan tersebut berarti stakeholder yang berbeda di Madrasah dapat memiliki keahlian khusus yang digunakan dengan baik dan tugas tersebut dapat dibagi. 4. 30 menit
• Trainer menjelaskan skenario berikut: Saat ini adalah awal tahun ajaran baru Madrasah. Madrasah Anda telah membuat keputusan untuk mengkaji ulang semua praktek manajemen dan bekerja keras dalam pengembangan Madrasah dengan harapan lulus akreditasi. Keputusan sudah dibuat untuk berkonsentrasi pada bidangbidang berikut selama setahun ke depan: 1. Meningkatkan kualitas pertemuan Madrasah 2. Meningkatkan kualitas komunikasi pada semua stakeholder 3. Menata pengumpulan data yang efektif 4. Menciptakan prosedur pelaporan yang efektif di keseluruhan Madrasah 5. Mengkaji ulang dan meningkatkan praktek keuangan Madrasah • Tiap kelompok ditugaskan pada satu bidang. Tugas tiap kelompok adalah membuat
52
Pengembangan Madrasah Efektif
Simulasi
Daftar lima bidang di papan tulis
Modul
PME
WAKTU
KEGIATAN
IKHTISAR
MATERIAL
daftar rekomendasi pada flip-chart mereka mengenai bagaimana mereka membuat pengembangan yang efektif di bidang khusus mereka yang akan menghasilkan pengembangan Madrasah menyeluruh dalam bentuk daftar “Yang harus Dilakukan”. Trainer mengingatkan kelompok untuk membuat saran- saran praktis, • Kelompok diminta untuk mengacu pada Catatan Sesi: Empat, “Pertanyaan untuk dipikirkan”. • Kelompok melaporkan kembali. 5. 10 menit
• Tiap peserta secara acak diberi dua gambar. Gambargambar tidak memiliki kata. Tiap peserta diminta merefleksi pembelajaran hari ini dan memikirkan bagaimana salah satu gambar tersebut menyimbolkan aspek pembelajaran yang sudah berlangsung di hari pertama.
Refleksi
Seleksi foto dari kartu pos, majalah, brosur dll.
• Peserta berbagi pemikiran mereka. 6. 5 menit
• Trainer meminta kelompok Bacaan Profesional mengkaji ulang isi mangkuk Refleksi adonan mereka di akhir hari pertama dan menambahkan bahan tambahan yang mungkin dipicu oleh gambar atau oleh sepuluh kutipan dalam Catatan Sesi: Empat.
Catatan Sesi: Empat
Pengembangan Madrasah Efektif
53
Modul
PME
Catatan Sesi Empat
Manajemen Madrasah 1. Definisi Manajemen Madrasah Manajemen Madrasah yang efektif melibatkan keberadaan berbagai proses sehingga Madrasah berjalan baik. Ia didasarkan pada praktek keterbukaan, akuntabilitas, transparansi dan kesinambungan, dan menempatkan kontrol kemajuan bagi semua aspek Madrasah secara erat di tangan semua stakeholder masyarakat Madrasah.
2. Mengapa manajemen berbasis Madrasah merupakan bahan penting dalam resep untuk Pengembangan Madrasah? Manajemen berbasis Madrasah menyediakan tahapan bagi proses perubahan yang akan menghasilkan Pengembangan Madrasah. Ia berkonsentrasi pada sistem yang terbuka, transparan dan akuntabel yang memungkinkan Madrasah untuk berjalan maju. Ia secara kuat berdasarkan pada konsensus. Ini berarti memastikan bahwa semua bahan dalam resep ditakar secara akurat dan siap untuk dimasak.
3. Mengapa manajemen berbasis Madrasah merupakan hal penting untuk Pengembangan Madrasah? Manajemen berbasis Madrasah: • Berarti menjadikan Madrasah dan bukannya lembaga kabupaten atau propinsi sebagai unit kunci bagi perubahan dan pengembangan Madrasah. Oleh karenanya manajemen berbasis Madrasah menawarkan Madrasah kesempatan besar untuk membuat perubahan nyata yang berbasis di Madrasah. • Berarti bahwa kekuatan di luar Madrasah tidak lagi mendominasi agenda perubahan. Ini berarti Madrasah harus mengambil tanggung jawab dan secara aktif terlibat dalam memimpin perubahan oleh mereka sendiri. • Didasarkan pada prinsip-prinsip demokratis. Ini memberi kesempatan kepada Madrasah agar semua stakeholder mencontohkan praktek-praktek demokrasi sehari-hari. Ini memiliki implikasi substantif bagi staf, murid dan anggota masyarakat yang mungkin tidak benar-benar mengalami praktek-praktek demokrasi dalam aspek lain di kehidupan sehari-hari mereka. Ini menerapkan standar untuk mereka ikuti dan menawarkan harapan mengenai bagaimana model partisipatif harus dijalankan. • Adalah proses tim dan oleh karenanya melibatkan ide kolektif dan kekuatan otak kolektif dari berbagai stakeholder. • Membuat Madrasah sebagai pusat perencanaan pendidikan dan akuntabilitasnya sendiri karena manajemen berbasis Madrasah adalah proses yang didesentralisasi. Ia mendorong filosofi kemandirian di Madrasah karena tidak mungkin lagi menyalahkan pihak lain jika Madrasah tidak diatur dengan baik. • Memastikan bahwa stakeholder yang paling terkena dampak keputusan, beserta staf, murid dan masyarakat benar-benar berpartisipasi dalam membuat keputusan-
54
Pengembangan Madrasah Efektif
Modul
PME keputusan ini. Jika stakeholder terlibat dalam proses pengambilan keputusan ini, mereka lebih mempunyai rasa memiliki dan komitmen pada hasil. Ini menjadi hal yang sangat menguatkan bagi komunitas Madrasah karena stakeholder merasa pendapat mereka dihormati, dihargai dan digunakan. • Secara sukses menumbangkan proses tradisional manajemen “dari atas ke bawah” di Madrasah Indonesia dan menggantinya dengan “manajemen dari bawah ke atas”. • Mengakui keahlian dan kompetensi semua pihak dalam masyarakat Madrasah karena ia menawarkan kesempatan untuk pengambilan keputusan bersama. • Membangun kemitraan masyarakat sehingga memungkinkan masyarakat Madrasah untuk lebih terlibat dalam kehidupan Madrasah. • Memiliki dampak positif pada pembelajaran di Madrasah karena staf Madrasah yang paling mengetahui kebutuhan pembelajaran murid memiliki kontrol yang lebih besar atas program instruksional. Manajemen berbasis Madrasah memberi guru fleksibilitas untuk memilih metode pengajaran yang paling sesuai bagi murid mereka. Dengan cara ini guru dapat bereksperimen untuk mencocokkan kurikulum dengan kebutuhan murid. Selain itu, guru yang merasa lebih berpengaruh dalam proses pengambilan keputusan menjadi lebih inovatif dan lebih mungkin untuk berbagi ide dengan guru yang lain. • Memungkinkan murid untuk memiliki suara mengenai isu Madrasah dan memastikan kebutuhan mereka dipenuhi secara lebih baik. Jika murid berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan di Madrasah, mereka mendapat kesempatan untuk mencontohkan sikap positif dan secara aktif belajar menjadi anggota masyarakat yang demokratis. • Mendorong orangtua menjadi lebih selalu mendapat informasi mengenai isu-isu pendidikan. Melalui manajemen berbasis Madrasah ada kesempatan bagi orangtua untuk lebih terlibat di Madrasah, yang berarti mereka secara terus-menerus mendapatkan lebih banyak pemahaman tentang isu pendidikan yang mempengaruhi anak-anak mereka.
4. Apa perbedaan antara kepemimpinan dan manajemen? • Manajemen berarti “membawa, menyelesaikan, memiliki tanggung jawab untuk, melaksanakan”. Memimpin berarti “mempengaruhi, menuntun dalam arah, jalan, aksi atau pendapat”. • Kepemimpinan berurusan dengan orang dan hubungan, sedangkan manajemen berurusan dengan hal-hal yang praktis. Manajemen berarti berurusan dengan kompleksitas. • Manajemen cenderung memfokuskan pada apa yang terjadi saat ini sedangkan kepemimpinan lebih berpikir ke depan. • Manajemen seringkali tentang administrasi sedangkan kepemimpinan adalah tentang inovasi. • Kombinasi kepemimpinan dan manajemen merupakan hal penting untuk Pengembangan Madrasah yang berhasil. • Manajemen mempertimbangkan kepraktisan dalam menjalankan Madrasah. Ia melibatkan penciptaan agenda untuk proses.
Pengembangan Madrasah Efektif
55
Modul
PME
5. Apa saja fungsi-fungsi yang penting untuk manajemen Madrasah yang efektif? • Prosedur pelaporan • Jadwal • Alokasi staf • Manajemen keuangan • Prosedur pertemuan/meeting • Pengaturan Pengembangan Profesional • Pembelian dan distribusi sumberdaya • Pengumpulan data yang efektif • Proses komunikasi
6. Pertanyaan apa saja yang perlu dipertimbangkan dalam manajemen berbasis Madrasah? A. Bagaimana Madrasah menjadikan pertemuan lebih efektif? Pertimbangkan: • Apa tujuan pertemuan dan mengapa dilaksanakan? • Siapa yang perlu hadir dalam pertemuan? • Siapa yang akan menjadi pemimpin? • Apa agendanya? • Siapa yang bertanggung jawab atas agenda? • Apa hasil yang diharapkan dari pertemuan? • Apa alokasi waktu pertemuan? • Bagaimana orang-orang yang menghadiri pertemuan dapat merasa diterima? • Sudahkan ada peran yang jelas untuk setiap orang yang menghadiri pertemuan? • Sudahkan ruangan disiapkan sebelum pertemuan? • Adakah kesempatan untuk bertukar ide dalam pertemuan? • Apakah waktu akan dimonitor dalam pertemuan sehingga pertemuan dimulai dan diakhiri berdasarkan alokasi waktu yang disetujui? • Apakah Madrasah merupakan tempat yang tepat untuk mengadakan pertemuan atau adakah alternatif tempat yang layak? • Bagaimana hasil pertemuan akan sebar-luaskan? • Apakah pertemuan lanjutan sudah dijadwalkan?
56
Pengembangan Madrasah Efektif
Modul
PME B. Bagaimana Madrasah dapat meningkatkan komunikasi untuk manajemen berbasis Madrasah yang efektif? Pertimbangkan: • Apa saja bentuk komunikasi yang berbeda yang dapat digunakan oleh sekolah? Misalnya bulletin, telpon. • Bagaimana bentuk yang paling pantas dipilih untuk kesempatan khusus? • Bagaimana sekolah mengetahui audiensnya sehingga ia mengarahkan komunikasi secara pantas? • Bagaimana komunikasi dengan staf berbeda dengan komunikasi dengan orangtua? Murid? • Berapa banyak audiens yang mungkin menjadi sasaran komunikasi sekolah? • Seberapa sering komunikasi harus dilaksanakan? • Apa bentuk komunikasi yang paling baik? Misalnya tertulis, lisan. • Apa yang mungkin menjadi penghalang berhasilnya komunikasi? • Bagaimana sekolah mengetahui bahwa komunikasi sudah diterima? • Bagaimana sekolah membuat komunikasi ini lebih menarik? • Bagaimana komunikasi balasan ke sekolah didorong? • Bagaimana komunikasi dibuat sedemikian rupa sehingga selalu positif? C. Bagaimana Madrasah melaksanakan pengumpulan data? Pertimbangkan: • Mulai dengan menanyakan informasi apa yang harus dikumpulkan mengenai Madrasah. • Pertimbangkan seberapa banyak data demografis yang perlu dikumpulkan. • Putuskan data persepsi apa yang diperlukan. • Putuskan data pembelajaran murid apa yang diperlukan. • Putuskan data proses Madrasah apa yang diperlukan. • Putuskan siapa orang yang paling tepat untuk mengumpulkan informasi ini. • Putuskan metode apa yang bisa digunakan untuk mengumpulkan data. • Putuskan seberapa rutin data harus dikumpulkan. • Putuskan dimana data harus disimpan. • Putuskan siapa orang yang paling tepat untuk menginterpretasi data. • Putuskan bagaimana data yang diinterpretasi dapat ditempatkan pada tujuan yang praktis. • Putuskan siapa yang harus memiliki akses pada data. • Putuskan bagaimana data yang dikumpulkan dapat digunakan saat merencanakan Pengembangan Madrasah.
Pengembangan Madrasah Efektif
57
Modul
PME • Putuskan bagaimana data dapat disajikan dengan cara yang dipahami dengan mudah oleh semua. D. Bagaimana Madrasah dapat meningkatkan Prosedur Pelaporan untuk manajemen berbasis Madrasah yang efektif? Pertimbangkan: • Bidang apa saja di Madrasah yang memerlukan laporan rutin? • Apakah laporan ini harus tertulis atau lisan? • Siapa yang memutuskan siapa yang akan bertanggung jawab untuk membuat laporan? • Siapa yang harus menerima laporan-laporan ini? • Bagaimana Madrasah memastikan bahwa laporan dilaksanakan? • Siapa yang mengkaji hasil laporan? • Dimana laporan dilaksanakan? • Apakah ada format standar untuk laporan? • Apakah diperlukan pengembangan profesional untuk mendorong penulisan laporan yang lebih baik? • Bagaimana laporan dihubungkan dengan kebijakan Madrasah yang ada? E. Bagaimana Madrasah dapat meningkatkan manajemen keuangan untuk manajemen berbasis Madrasah yang efektif? Pertimbangkan: • Siapa yang bertanggung jawab untuk menetapkan anggaran Madrasah? Kaji ulang stakeholder yang terlibat. • Saat anggaran ditetapkan setiap tahun apakah pengkajian menyeluruh atas anggaran sebelumnya dilaksanakan? • Bagaimana tujuan akhir dan prioritas ditetapkan untuk anggaran ini? • Apakah tujuan dibagi atas jangka pendek dan jangka panjang dengan dana yang terus menerus disisihkan untuk masa yang akan datang? • Berapa banyak akun terpisah yang ditetapkan dalam anggaran Madrasah misalnya untuk buku teks, bangunan, dan sebagainya? • Apakah ringkasan anggaran dipublikasikan dan terbuka untuk semua orang? • Bagaimana prioritas ditetapkan dalam menggunakan anggaran ini? • Bagaimana ide-ide didapatkan jika pendanaan lebih lanjut diperlukan, di luar sumber anggaran yang ada, untuk proyek khusus? • Berapa banyak anggaran yang disisihkan untuk praktek-praktek inovatif? • Seberapa rutin anggaran dikaji ulang? • Mampukah anggaran saat ini tetap berjalan jika angka pendaftaran murid meningkat? Apa tekanan yang akan diciptakan? Apakah hal ini sudah dipertimbangkan dalam tahap perencanaan? • Apakah saldo akun dikaji ulang setiap bulan?
58
Pengembangan Madrasah Efektif
Modul
PME
Catatan: Madrasah dianjurkan untuk merujuk pada modul
Kepemimpinan dan Manajemen KEMITRAAN PENDIDIKAN AUSTRALIA INDONESIA untuk materi tambahan: 1. Pelatihan Kepemimpinan dan Manajemen Madrasah untuk Pengembangan Madrasah.
Pengembangan Madrasah Efektif
59
Modul
PME
Energizer: Metafor 1. Pengembangan Madrasah seperti membeli sebuah kain batik baru karena . . .
2. Pelatihan seperti perjalanan dengan pesawat terbang karena . . .
3. Manajemen perubahan seperti sedang berada dalam sebuah mesin cuci karena . . .
4. Kepemimpinan seperti berlari dalam lomba lari maraton karena . . .
5. Manajemen Madrasah seperti memilih apa yang akan disantap saat makan siang karena . . . .
60
Pengembangan Madrasah Efektif
Modul
PME
Bacaan Profesional Bagaimana kutipan terkenal berikut ini berkaitan dengan tugas- tugas manajemen? Apakah mereka menyarankan ‗bahan‘ tambahan untuk Pengembangan Madrasah? 1. Kesenangan dalam tugas menaruh kesempurnaan dalam kerja. (Aristotle) 2. Sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit (Little by little does the trick). (Abraham Lincoln) 3. Latihan tidak membuat kesempurnaan; latihan menciptakan kesempurnaan. (Vince Lombardi) sempurna 4. Jangan biarkan hal yang tidak biasa Anda lakukan menghambat apa yang biasa anda lakukan. (John Wooden) 5. Jenius adalah satu persen inspirasi dan sembilah puluh sembilah persen keringat (kerja keras). (Thomas Edison) 6. Sebagai seorang manajer, hal yang sangat penting adalah bukan apa yang terjadi saat Anda ada tetapi apa yang terjadi saat anda sedang tidak ada. (Kenneth Blanchard and Robert Lorber) 7. Berpikirlah seperti orang yang bijak-pintar, tapi berbicaralah dalam bahasa orang biasa. (William Butler Yeats) 8. Tidak ada hasil tanpa kerja keras (Benjamin Franklin) 9. Jika masalah itu mudah, maka ia sudah terselesaikan sebelumnya. (Jeanne Yaeger) 10. Waktu adalah koin hidup Anda. Koin itu satu-satunya yang Anda miliki dan hanya Anda yang bisa memutuskan bagaimana ia akan dibelanjakan. Berhati-hatilah, kecuali Anda membiarkan orang lain yang akan membelanjakannya untuk Anda. (Carl Sandburg)
Pengembangan Madrasah Efektif
61
Sesi 5
Budaya Madrasah
Modul
PME
Sesi Lima: 90 Menit
Kepemimpinan Madrasah kk Fokus Islam Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong- menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.‖ (QS, Al- Maidah; 2)
kk Maksud
Maksud sesi ini adalah memberikan peserta pemahaman bahwa istilah budaya Madrasah adalah kumpulan total nilai-nilai, keyakinan dan asumsi Madrasah, dan untuk memunculkan kesan pada peserta mengenai pentingnya mengkaji budaya Madrasah sebagai langkah awal dalam proses Pengembangan Madrasah.
kk Tujuan Di akhir sesi ini peserta akan dapat: • Mendefinisikan budaya Madrasah • Mendiskusikan peran kepala Madrasah dalam membangun budaya Madrasah yang kuat dan positif • Menyatakan perbedaan antara budaya Madrasah yang positif dan negatif • Mendiskusikan unsur-unsur yang membentuk budaya Madrasah yang positif
kk Langkah-Langkah Aktifitas • Energizer: pengungkapan M & M • Pernyataan yang belum selesai: unsur-unsur budaya • Pembuatan definisi • Latihan pertentangan: Budaya Madrasah positif dan beracun • Menciptakan skenario: ―perjalanan‖ untuk mengukur budaya Madrasah • Sesi poster • Bacaan profesional • Refleksi
62
Pengembangan Madrasah Efektif
Modul
PME
kk Metodologi Yang Digunakan • Energizer • Latihan menulis • Membangun definisi • Ikhtisar • Kerja kelompok • Diskusi • Latihan mencocokkan • Sesi poster • Bacaan professional • Refleksi
kk Materi Yang Diperlukan • M & M‘s atau permen berwarna lainnya • Salinan pertanyaan terbuka • Salinan Latihan Mencocokkan • Kertas manila berwarna • Spidol berwarna • Stiker • Catatan Sesi: Lima • Jawaban untuk budaya negatif lawan negatif: 10.H, 9.E, 8.D, 7.C 6.J, 5.B, 4.E, 3.A, 2.I, 1.F
Pengembangan Madrasah Efektif
63
Modul
PME
WAKTU 1. 10 Menit
KEGIATAN • Trainer memberi tiap peserta warna M & M tertentu (5-6)
IKHTISAR Energizer
• Trainer menjelaskan bahwa peserta akan “berbagi” satu item informasi per M & M dengan yang lainnya dalam kelompok mereka.
MATERIAL M & M’s atau permen berwarna lainnya Kriteria permainan ditulis di papan Merah: Sesusatu yang Anda pelajari di Hari Satu
• Trainer memberi kriteria dan menulisnya di papan tulis. • Saat pelatih mengatakan “merah: peserta dengan M & M merah akan berbagi dengan kelompok mengenai yang mereka pelajari di hari sebelumnya. Peserta dengan M & M “hijau” akan berbagi sesuatu yang berkontribusi pada kebahagiaan mereka dalam pekerjaan. M & M “kuning” berarti mereka membagi ide bagus untuk Pengembangan Madrasah yang belum disebutkan seorang pun, dan M & M “coklat” berarti mereka berbagi satu cara penting yang ingin mereka lihat diperbaiki Madrasah atau organisasi mereka.
Hijau: Sesuatu yang berkontribusi pada kepuasan kerja Anda Kuning: ide bagus untuk peningkatan sekolah yang belum disebutkan Biru: Hal paling penting yang ingin Anda ubah mengenai sekolah atau organisasi Anda
• Di akhir permainan peserta memakan M & M mereka. 2. 15 Menit
• Trainer memperkenalkan sesi topik, “Budaya Madrasah” dan menjelaskan bahwa budaya Madrasah ditentukan oleh nilai-nilai, keyakinan, dan asumsi yang akan menentukan bagaimana stakeholder bekerja dalam konteks Madrasah. • Trainer menyatakan pentingnya Madrasah memperjelas nilai-nilai,
64
Pengembangan Madrasah Efektif
Ikhtisar Unsurunsur budaya: Latihan menulis
Salinan Pernyataan Terbuka dari Catatan Sesi: Lima
Modul
PME
WAKTU
KEGIATAN
IKHTISAR
MATERIAL
keyakinan dan asumsi mengenai bagaimana mereka beroperasi di awal proses Pengembangan Madrasah jika mereka akan mengubah Madrasah mereka menjadi Madrasah “hebat”. Trainer mendiskusikan dengan peserta bahwa untuk Pengembangan Madrasah yang berhasil Madrasah tidak hanya menjadi “oke” atau bahkan “bagus” tetapi harus bertujuan menjadi Madrasah yang “hebat”. • Trainer meminta peserta untuk secara individu melengkapi seperangkat pernyataan terbuka dalam Catatan Sesi: Lima. • Umpan balik kelompok secara penuh dari pernyataan yang dilengkapi. 3. 15 Menit
• Trainer meminta peserta dalam kelompoknya membuat definisi apa menurut mereka arti istilah “budaya Madrasah”.
Membuat definisi Kerja Kelompok
Flip charts
Budaya positif lawan negatif
Salinan Latihan Mencocokkan
Latihan Mencocokkan
Catatan Sesi: Lima
• Kelompok membagi ide mereka dan trainer menambahkan pemikiran tambahan. 4. 15 Menit
• Trainer menjelaskan bahwa kepala Madrasah harus sangat aktif menciptakan budaya positif di Madrasah dan secara terus-menerus bekerja menuju budaya positif. • Trainer memperkenalkan ide budaya negatif, yang mengakibatkan berbagai pengalaman negatif di Madrasah.
Pengembangan Madrasah Efektif
65
Modul
PME
WAKTU 5. 30 Menit
KEGIATAN
IKHTISAR
• Trainer meminta peserta mengerjakan Latihan Pernyataan Berlawanan dalam Catatan Sesi: Lima
“Perjalanan” berpedoman Kerja kelompok Sesi poster
Catatan Sesi:
• Trainer meminta peserta membaca Catatan Sesi: Lima.
Diskusi
Spidol berwarna
• Trainer menciptakan skenario berikut: Kelompok tamu beranggotakan tiga orang tiba di Madrasah Anda.Ini adalah kunjungan pertama mereka ke Madrasah. Mereka akan menghabiskan dua hari di Madrasah Anda dan akhirnya akan menyajikan laporan pada masyarakat Madrasah mengenai budaya Madrasah Anda. • Trainer meminta tiap kelompok mempertimbangkan hal-hal berikut: 1. Siapa yang akan diajak berbicara oleh tamu untuk mengetahui budaya Madrasah? 2. Apa yang akan mereka lihat? 3. Apa yang akan mereka tanyakan? • Tiap kelompok diminta menciptakan poster yang merupakan pedoman visual untuk tamu untuk menempuh “perjalanan” di Madrasah. Poster harus menunjukkan pernyataan/gambar sebagai bukti apa yang dipelajari tamu mengenai budaya Madrasah selama “perjalanan” mereka. • Semua kelompok berbagi poster “perjalanan” Madrasah mereka.
66
Pengembangan Madrasah Efektif
MATERIAL
Lima Kertas manila Stiker
Modul
PME
WAKTU 6. 5 Menit
KEGIATAN
IKHTISAR
MATERIAL
• Trainer mengingatkan peserta bahwa Bacaan sesi ini telah memperkenalkan beberapa Profesional “bahan” baru untuk menciptakan Refleksi Pengembangan Madrasah dan meminta mereka menambahkan bahan ekstra ke dalam mangkuk. • Peserta diminta mengacu pada sepuluh kutipan dalam Catatan Sesi: Lima untuk inspirasi lebih lanjut.
Pengembangan Madrasah Efektif
67
Modul
PME
Catatan Sesi Lima
Budaya Madrasah 1. Definisi Budaya Madrasah Budaya Madrasah adalah seluruh puncak nilai, kepercayaan, dan berbagai cerita penting yang menyampaikan kepada stakeholder dan orang luar tentang apa yang paling penting bagi Madrasah tersebut. Budaya Madrasah mencerminkan apa yang menjadi fokus perhatian sebuah Madrasah.
2. Mengapa budaya menjadi bahan penting dalam resep Pengembangan Madrasah? Sebuah Madrasah tidak akan berhasil dalam pengembangan Madrasah kecuali ia memperhatikan budayanya sendiri. Budaya Madrasah mencerminkan apa yang benar-benar dipedulikan semua stakeholder sebenar-benarnya peduli. “Peduli” adalah kata yang operatif ketika kata itu berada dalam budaya Madrasah. Hal ini menjadi indikasi tentang bagaimana individu berhubungan satu dengan yang lain. Budaya terlihat pada saat bagaimana staf Madrasah melaksanakan tugasnya di ruang kelas, ruang guru, dan area bermain. Budaya Madrasah bisa terlihat dalam interaksi staf satu dengan yang lain dan staf dengan murid dan orang tua. Ia bisa dilihat dengan memperhatikan para murid berhubungan satu dengan yang lain dan dengan para gurunya. Budaya Madrasah juga bisa dipahami melalui apa yang dirayakan Madrasah dan bagaimana ia melibatkan masyarakat. Bahan penting ini memberikan cita rasa kepada keseluruhan proses memasak. Tanpanya, resep akhir akan hambar dan tak berasa..
3. Mengapa budaya Madrasah begitu penting? • Budaya adalah poin yang paling penting untuk Madrasah dan apa yang terjadi di dalamnya. Budaya Madrasah adalah perihal kekuatan hidup Madrasah, jantung Madrasah. Ia seperti alat ukur tingkat ‘peduli’ Madrasah terhadap setiap aspek di Madrasah itu. Budaya Madrasah sebuah ukuran kapan peduli terjadi, bagaimana peduli terjadi dan dalam kondisi seperti apa peduli itu terjadi. • Ketika Madrasah memulai proses Pengembangan Madrasah dengan menguji dan mempertimbangkan kembali budaya mereka, mereka meningkatkan kesempatan untuk membuat perubahan yang efektif. Perubahan budaya yang mengubah berbagai praktek di Madrasah akan berdampak pada pembelajaran dan menuntun pada keseluruhan pengembangan Madrasah. • Sebuah budaya yang sehat akan menawarkan kesempatan kepada Madrasah untuk bergerak maju. Semua yang ada di Madrasah merasa diperhatikan, diakui, dimintai pendapat, dan dihargai dan merasa bahwa mereka mempunyai andil yang besar dalam mengembangkan masa depan Madrasah. • Pengembangan Madrasah tidak akan terjadi kecuali Madrasah memperhatikan seperti apa budaya yang ada. Sebagai contoh, tidak mungkin akan memulai Pengembangan
68
Pengembangan Madrasah Efektif
Madrasah yang sukses dalam sebuah kerangka Madrasah yang terikat dalam status hirarkis. Budaya Madrasah dalam kepemimpinan harus diperjelas dan bila perlu ditinjau ulang. Madrasah harus mempertimbangkan apakah ada budaya yang dilandaskan pada kerja sama dan rasa saling percaya. pengembangan Madrasah harus sejalan berdampingan dengan proses mencipta ulang budaya. Sangat penting untuk menempatkan budaya dalam jalurnya terlebih dahulu. Madrasah perlu memastikan bahwa saling percaya adalah fitur yang dinamis dan bahwa Madrasah mendukung individu-individu untuk mengambil tanggung jawab. • Budaya Madrasah mencakup semua. Ia tidak hanya tentang apa yang terjadi di Madrasah dalam kegiatan formal melalui pelajaran di kelas. Ia juga melibatkan berbagai program yang ditawarkan kepada murid di luar ruang kelas seperti pramuka atau bola basket. Hal itu juga bisa dilihat dari apa program pengembangan profesional yang diberikan kepada para guru. Budaya Madrasah juga akan terlihat dengan jelas dari bagaimana murid baru atau guru baru disambut di Madrasah, bagaimana kantin yang dikelola masyarakat dijalankan, adakah air minum di ruang-ruang kelas, dan bagaimana pertemuan besar Madrasah diselenggarakan. Budaya itu bercerita kepada orangorang di Madrasah apa yang sebenar-benarnya penting dan bagaimana mereka harus bertindak. Budaya harus dipandang sebagai sebuah akumulasi berbagai perilaku yang terjadi dalam Madrasah. • Sebuah budaya Madrasah yang positif memberi perhatian dan rasa nyaman kepada semua stakeholder. Budaya sebenarnya mendorong individu-individu berjuang untuk meningkatkan berbagai aspek Madrasah. Itu berarti individu-individu senang berada di Madrasah dan mereka ingin membuat Madrasahnya semakin baik dan semakin baik.
4. Apakah semua budaya Madrasah sama? • Setiap Madrasah akan memiliki budaya yang berbeda. Karena budaya dibentuk oleh apa yang dipercaya dan bernilai bagi individu-individu, hal ini berarti semua budaya Madrasah unik. • Budaya Madrasah berlangsung dalam sebuah periode dan mengalami perubahan selama perjalanannya. Seringkali, budaya Madrasah mencerminkan nilai, kepercayaan dan idealisme masyarakat tempat Madrasah berada. • Karena Madrasah berbeda, budaya tidak pernah bisa ditemukan dengan membaca dokumen kebijakan atau melihat pelajaran kelas yang terisolasi. Budaya harus dialami.
5. Apa perbedaan antara budaya formal dan informal Madrasah ? • Budaya formal Madrasah dapat dikenali melalui pernyataan misi Madrasah, deskripsi kerja tertulis, kebijakan Madrasah, seremoni reguler yang dimiliki Madrasah seperti upacara bendera, melalui lagu Madrasah dan logo, dan sebagainya. • Budaya informal Madrasah dapat dilihat dari bagaimana orang bekerja sama, bagaimana staf memperlakukan yang lain, bagaimana staf memperlakukan murid, bagaimana murid memperlakukan sesama murid dan bagaimana masyarakat berhubungan dengan Madrasah.
Modul
PME
6. Adakah budaya utama dan sub-budaya di Madrasah? • Di Madrasah biasanya ada budaya utama dan berbagai sub- budaya. Sebagai contoh, budaya utama adalah bahwa semua murid adalah murid madrasah ibtidayah. Namun begitu, sub-budaya seperti anak didik berkebutuhan khusus (ABK), murid dari keluarga kurang beruntung dan lainnya juga ada di Madrasah. Demikian juga ada berbagai subbudaya dalam staf Madrasah. Madrasah perlu memahami bahwa tidak setiap orang memiliki nilai dan asumsi yang sama dalam berbagai sub-budaya yang lain atau dalam budaya asli. Ada kemungkinan konflik terjadi bila semua pandangan tidak diakui.
7. Apa pertanyaan-pertanyaan yang mungkin dipikirkan tamu atau orang luar dalam memutuskan sebuah budaya Madrasah? • Bagaimana Madrasah menunjukkan diri mereka secara fisik? • Apakah Madrasah itu bersih? • Apakah Madrasah baru saja dicat? • Apakah Madrasah menyambut baik? • Apakah Madrasah aman terkait pintu masuk bagi kendaraan ke area bermain? • Apakah tradisi lokal dirayakan? • Apakah pengalaman lokal menambah arti kepada Madrasah? • Apakah kepala Madrasah menunjukkan semangat peduli? • Siapa yang bertanggung jawab atas kepemimpinan di Madrasah? • Adakah pemikiran berkolaborasi? • Apakah guru menghargai satu dengan yang lain? • Apakah guru menghargai murid? • Apakah masyarakat didorong untuk terlibat? • Apakah Madrasah merayakan kesuksesannya? • Adakah atmosfir yang berlandaskan saling percaya?
8. Darimana sekolah memulai jika ingin meingkatkan budaya sekolah? • Identifikasi nilai-nilai, kepercayaan, dan asumsi-asumsi yang penting bagi Madrasah dengan cara melakukan pembicaraan yang luas yang melibatkan semua stakeholders. Nilai-nilai, kepercayaan, dan asumsi-asumsi memperkuat cara para stakeholder bekerja di lingkungan Madrasah. Oleh karenanya, penting untuk memperjelas hal-hal tersebut di permulaan.
70
Pengembangan Madrasah Efektif
Modul
PME
Pernyataan-Pernyataan Budaya Madrasah Lengkapilah setiap pernyataan berikut ini:1. Kesenangan dalam tugas menaruh kesempurnaan dalam kerja. (Aristotle) 1. Kepala Madrasah yang hebat adalah orang yang . . . 2. Kepemimpinan Madrasah yang hebat adalah yang . . . 3. Guru yang hebat adalah guru yang . . . 4. Madrasah yang hebat adalah Madrasah yang . . . 5. Murid yang sukses mampu . . . 6. Anggota masyarakat Madrasah yang hebat adalah orang yang 7. Komite Madrasah yang hebat adalah komite yang . . . 8. Ruang kelas yang hebat adalah ruang yang . . . 9. Madrasah yang bersih dan sehat adalah Madrasah yang. . . 10. Madrasah yang aman adalah Madrasah yang . . . 11. Kantin Madrasah yang hebat adalah kantin yang . . . 12. Perpustakaan Madrasah yang hebat adalah perpustakaan yang . . .
Pengembangan Madrasah Efektif
71
Modul
PME
Budaya Pisitif dan Negatif Sayangnya, tidak semua Madrasah memiliki budaya positif. Beberapa Madrasah bisa memiliki budaya yang sangat beracun yang menjatuhkan Madrasah dan menggagalkan Madrasah untuk membuat pengembangan. Lengkapilah latihan pernyataan berlawanan di bawah ini dengan menarik garis dari Kolom Satu yang cocok sebagai lawan pernyataan di Kolom Dua
Kepala Madrasah dalam budaya positif Madrasah
Kepala Madrasah dalam budaya negatif Madrasah
1. Mengenali semua murid dan staf dan berucap salam pada mereka dengan menyebut namanya secara ramah
A. Menyuruh orang lain untuk membersihkan sampah
2. Merayakan kesuksesan murid dan staf secara umum
B. Percaya bahwa kepala Madrasah adalah satu-satunya pemimpin di Madrasah
3. Mencontohkan praktek yang baik dengan mengambil sampah saat berjalan di Madrasah
C. Bersembunyi di kantor Madrasah
4. Menyambut orang tua murid untuk membantu di ruang kelas
D. Tidak menghiraukan masalah keluarga
5. Mendukung model kepemimpinan partisipatif
E. Mengeluarkan orang tua dari Madrasah selama hari aktif Madrasah
6. Antusias perihal Madrasah saat mewakili Madrasah di lingkungan luar Madrasah
F. Tidak pernah menyebut nama murid dan tidak berkontak mata dengan staf
7. Sering terlihat di ruang kelas dan area bermain
G. Berpikir bahwa pengembangan profesional membuang waktu dan uang
8. Secara langsung menghubungi keluarga murid untuk menyampaikan duka cita saat berkabung
H. Bertemu anggota komite Madrasah pada pertemuan terjadwal semata
9. Memastikan semua staf mendapat pengembangan profesional yang memadai dan bernilai
I. Tidak mengakui keberhasilan
10. Mendorong anggota komite Madrasah untuk sering mengunjungi Madrasah
J. Selalu berapologi /mengelak atas kegagalan Madrasah
72
Pengembangan Madrasah Efektif
Modul
PME
Bacaan Profesional Bagaimana kutipan berikut ini berkaitan dengan budaya Madrasah? Apakah mereka menyarankan ‘bahan’ tambahan untuk pengembangan Madrasah? 1. Saya memuji dengan nyaring dan menyalahkan dengan lembut. (Catherine the Great) 2. Sebuah senyum adalah sambutan universal. (Max Eastman) 3. Tiada sesuatu yang besar hanya sesuatu yang kecil dengan cinta yang besar. Itulah kebahagiaan. (Bunda Teresa) 4. Tak ada pembelajaran yang signifikan tanpa hubungan yang signifikan. (James Comer) 5. Kapan saja Anda harus melakukan sesuatu, walaupun ia tak akan diketahui selain oleh diri Anda sendiri, tanyakan pada diri Anda sendiri bagaimana Anda akan bertindak jika seluruh dunia melihat Anda, dan bertindaklah demikian. (Thomas Jefferson) 6. Perlakukan orang lain seolah mereka adalah mereka yang seharusnya dan Anda membantu mereka untuk menjadi apa yang mereka mampu. (Johann Wolfgang Von Goethe) 7. Kebaikan bisa menjadi motifnya sendiri. Kita diperlalukan baik karena berbuat baik. (Eric Hoffer) 8. Anda tak bisa bersalaman dengan tangan tergenggam. (Indira Ghandi) 9. Tanpa ada rasa peduli tidak bisa ada rasa bermasyarakat. (Anthony J. D’Angelo) 10. Teladan bukanlah hal utama dalam hidup. Ia adalah satu-satunya. (Albert Schweitzer)
Pengembangan Madrasah Efektif
73
Sesi 6
Pembangunan Visi
Modul
PME
Sesi Enam: 90 Menit
Pembangunan Visi kk Fokus Islam Barangsiapa yang menginginkan kesuksesan dunia, maka harus dengan ilmunya, barang siapa yang ingin sukses akhiratnya maka harus dengan ilmunya, barang siapa yang ingin sukses dunia akhirat maka harus dengan ilmunya” (HR. Muslim).
kk Maksud
Maksud dari sesi ini adalah untuk menyediakan peserta dengan sebuah pemahaman tentang pentingnya membangun sebuah visi Madrasah yang kolaboratifdengan mereviu semua dokumen dan mendesain tujuan Madrasah yang sesuai untuk masa depan.
kk Tujuan Di akhir sesi ini peserta akan dapat: • Mendefinisikan visi • Mendefinisikan misi • Menuliskan sebuah pernyataan misi yang efektif • Membuat daftar bagaimana visi dapat ditentukan • Menentukan bidang-bidang yang menjadi sasaran untuk mencapai visi Madrasah • Membuat tujuan untuk mencapai visi Madrasah
kk Langkah-Langkah Aktifitas • Ikhtisar • Latihan berpikir/berpasangan/berbagi • Berpikir spontan • Energizer: pembuatan alfabet • Membuat Peta Affinitas (Saling Terkait) • Bacaan profesional • Latihan reflektif
74
Pengembangan Madrasah Efektif
Modul
PME
kk Metodologi Yang Digunakan • Kerja kelompok • Diskusi • Ikhtisar • Berpikir/berpasangan/berbagi • Berpikir spontan • Energizer • Peta Affinitas • Bacaan profesional • Refleksi
kk Materi Yang Diperlukan Catatan: Semua peserta lokakarya diminta untuk membawa satu salinan pernyataan Misi Madrasah/organisasi mereka pada lokakarya ini • Catatan Sesi: Enam • Salinan pernyataan Misi setiap peserta • Satu set huruf alfabet untuk setiap kelompok • Kertas manila berwarna • Kertas post-it
Pengembangan Madrasah Efektif
75
Modul
PME
WAKTU 1. 10 Menit
KEGIATAN • Trainer memperkenalkan topik pembangunan visi dengan bertanya kepada peserta apa yang mereka pikirkan tentang arti istilah tersebut.
IKHTISAR
MATERIAL
Ikhtisar Diskusi
Catatan Sesi: Enam
Berpikir/ Berpasangan/ Berbagi
Salinan pernyataan Misi setiap peserta.
• Trainer mencatat ide- ide peserta di papan tulis. • Trainer merangkum dan mendefinisikan “visi”. • Trainer menjelaskan bahwa ketika sebuah Madrasah selalu melihat ke depan untuk pengembangan lebih lanjut, penting juga untuk melihat kembali situasi Madrasah saat ini. • Trainer menyarankan bahwa salah satu cara yang harus dilakukan adalah dengan mereviu pernyataan misi Madrasah. • Trainer mendefinisikan “misi” 2. 20 Menit
• Trainer mengingatkan peserta bahwa mereka diminta untuk membawa satu salinan pernyataan misi Madrasah atau organisasi mereka ke lokakarya ini. • Trainer meminta setiap peserta untuk mereviu pernyata misi mereka sendiri dan menulis tiga hal yang dia percaya bahwa pernyataan misi ini berbicara tentang Madrasah mereka. • Trainer meminta peserta untuk membentuk pasangan dan bertukar pernyataan misi mereka dengan rekannya. • Setiap peserta diminta untuk membaca pernyataan misi rekannya dan membuat
76
Pengembangan Madrasah Efektif
Modul
PME
WAKTU
KEGIATAN
IKHTISAR
MATERIAL
daftar tiga hal yang berbicara tentang Madrasah yang dimaksud. • Pasangan membandingkan pemikirannya. • Diskusi kelompok tentang apa yang telah mereka pelajari. Adakah persepsi yang berbeda tentang apa yang diinginkan dalam pernyataan misi tersebut? Apakah pernyataan misi itu sebuah rangkuman yang akurat tentang apa yang dipercayai Madrasah? 3. 15 Menit
• Trainer menjelaskan bahwa pernyataan misi adalah metode pertama untuk menemukan visi Madrasah. • Trainer meminta peserta untuk berpikir spontan cara lain yang mungkin bias menemukan lebih lanjut visi Madrasah. • Diskusi tentang daftar yang telah dibuat. Peserta dirujukkan pada Catatan Sesi: Enam. • Trainer mendiskusikan bagaimana hal tersebut berkaitan dengan konsep pada sesi sebelumnya tentang budaya Madrasah.
4. 10 Menit
• Trainer memberikan tiap kelompok satu kantung huruf alfabet. • Setiap kelompok diminta untuk membuat kata yang terkait dengan visi sebanyak mungkin. Kata- kata dapat berupa bahasa Indonesia atau Inggris.
Energizer
Satu set huruf alfabet untuk tiap kelompok.
Pengembangan Madrasah Efektif
77
Modul
PME
WAKTU
KEGIATAN
IKHTISAR
MATERIAL
• Trainer menjelaskan bahwa ketika visi telah diperjelas, langkah selanjutnya adalah menuju tujuan. 5. 60 Menit
• Trainer menyarankan salah satu cara yang Madrasah bisa melakukannya secara kolaboratif adalah dengan membuat Peta Affinitas. • Trainer menjelaskan bahwa Peta Affinitas adalah sebuah diagram yang memudahkan kita untuk memilah bidangbidang yang relevan yang perlu kita kerjakan untuk mencapai visi kita • Trainer menunjukkan pertanyaan yang akan menjadi fokus bagi Peta Affinitas itu: “Apa yang akan kita lakukan untuk mencapai visi Madrasah kita?” • Setiap peserta diberi satu set kertas post-it dan diminta dalam 5 menit untuk membuat sebanyak mungkin tanggapan terhadap pertanyaan tersebut. Setiap tanggapan dituliskan pada kertas post-it baru. • Setiap kelompok mengumpulkan lembarlembar post-it-nya bersamasama dan menempelkannya secara acak pada selembar kertas manila. • Kemudian setiap kelompok memilah ide-ide itu ke dalam kolom-kolom berdasarkan keterkaitan antar ide. • Setiap kelompok disediakan satu kertas lainnya yang
78
Pengembangan Madrasah Efektif
Peta Affinitas
Kertas manila
(Saling Terkait)
berwarna Kertas Post-it
Modul
PME
WAKTU
KEGIATAN
IKHTISAR
MATERIAL
digunakan sebagai tempat penyimpanan kertas-kertas post-it yang tidak sesuai dengan kolom. • Setiap kelompok diminta untuk tidak menghilangkan ide-ide yang diulang, yang digunakan sebagai penekanan dan menunjukkan bahwa sebuah ide itu sangatlah penting bagi sejumlah peserta. • Begitu kolom telah terpilah, setiap kelompok harus menuliskan sebuah judul pada bagian atas setiap kolom. • Setiap kelompok diminta untuk berbagi Peta Affinitas dengan kelompok lain untuk membuat satu peta Affinitas yang menyeluruh. Trainer mengingatkan peserta pada poin ini bahwa beberapa ide pada kertas kedua mungkin sesuai dengan kolom pada kertas kelompok yang lain. • Peta Affinitas lengkap yang paripurna didiskusikan oleh semua. • Trainer bertanya apakah Peta Affinitas itu mengindikasikan bidang-bidang yang sangat ingin Madrasah lakukan melalui penetapan tujuan? • Trainer menjelaskan bahwa setiap judul kolom menjadi tujuan utama alamiah, sementara kertas post-it di bawah setiap judul menjadi sub-judul bagi tujuan khusus. • Trainer mempergunakan satu judul yang telah dibuat untuk menunjukkan bagaimana ia akan diselesaikan. Pengembangan Madrasah Efektif
79
Modul
PME
WAKTU 6. 5 Menit
KEGIATAN
IKHTISAR
• Trainer menyarankan bahwa semua kelompok merefleksikan tentang apa yang telah dipelajari selama sesi ini dengan menambahkan bahan ekstra ke dalam mangkuk campuran mereka.
Bacaan Profesional
• Trainer menyarankan peserta untuk mempertimbangkan sepuluh kutipan tentang visi dan penetapan tujuan dari pakar pendidikan internasional dalam Catatan Sesi: Enam untuk inspirasi tambahan.
80
Pengembangan Madrasah Efektif
Refleksi
MATERIAL Catatan Sesi: Enam
Modul
PME
Catatan Sesi Enam
Membangun Visi 1. Definisi Membangun Visi Membangun visi adalah praktek memandang ke depan secara bersama-sama tempat Madrasah ingin menuju, setelah Madrasah mengkaji ulang secara seksama dan merefleksi semua kebijakan dan proses yang ada saat ini.
2. Mengapa membangun visi adalah bahan penting dalam resep untuk Pengembangan Madrasah? Madrasah harus memulai proses membangun visi dengan menengok ke belakang untuk melihat apa sudah ada di Madrasah dalam hal pernyataan misi, tujuan akhir, dokumen kurikulum, rencana lima tahunan dan lain-lain. Untuk mengetahui apa yang harus ditingkatkan, Madrasah pertama kali harus memiliki pemahaman yang jelas mengenai apa yang sudah ada. Ini mirip dengan makanan yang lezat. Juru masaknya mempertimbangkan seberapa efektif resep sebelumnya dan merencanakan bagaimana meningkatkan resep ini untuk menciptakan hasil yang lebih baik.
3. Mengapa budaya Madrasah begitu penting? • Mulailah riset ini dengan mengkaji ulang pernyataan misi Madrasah. Pernyataan misi Madrasah adalah pernyataan mengenai nilai-nilai yang dipegang sepenuh hati oleh para stakeholder Madrasah. Penyataan misi Madrasah menunjukkan jalan yang harus ditempuh dan tindakan yang harus diambil untuk mencapai visi. Misi adalah proses terus-menerus dan harus ditinjau secara periodik sehingga penyesuaian yang diperlukan dapat dilaksanakan. • Stakeholder harus membaca pernyataan misi ini secara hati-hati untuk mempertimbangkan apakah ia perlu ditulis ulang. Seringkali pernyataan misi sudah menjadi bagian dari Madrasah dalam waktu lama dan diterima begitu saja sebagai pilihan kata yang tepat. • Pikirkan apa yang dinyatakan misi mengenai nilai-nilai Madrasah. Apa yang dinyatakan itu bermakna bagi Madrasah? • Pertimbangkan bagaimana orang luar akan mengartikan pernyataan itu. Apa yang akan mereka pelajari tentang Madrasah melalui pernyataan tersebut? • Periksa apakah pernyataan misi tersebut dipajang untuk umum sehingga semua di area Madrasah dapat melihatnya. Dimana/bagaimana ia dipajang? • Periksa tanggal pernyataan misi tersebut. Kapan ia ditulis? Apakah masih relevan? Apakah ada perubahan di Madrasah sehingga misi harus diperbarui? • Siapa yang terlibat dalam penulisan penyataan misi ini? • Pikirkan mengenai siapa yang harus menjadi bagian tim apabila pernyataan ini perlu Pengembangan Madrasah Efektif
81
Modul
PME ditulis ulang. • Pertimbangkan jangka waktu untuk menulis ulang pernyataan misi. • Kaji ulang apakah program di seluruh bagian Madrasah mencerminkan apayang dinyatakan dalam misi. • Pertimbangkan apakah pernyataan misi ini adalah pernyataan “hidup” yang mencerminkan nurani Madrasah? Mengapa?
4. Bagaimana misi ditentukan?
Pernyataan misi adalah pernyataan resmi, singkat dan tertulis mengenai tujuan Madrasah, yang menuntun tindakan Madrasah dalam menerjemahkan seluruh tujuan akhirnya dan memberikan logika arah. Ia memberikan kerangka kerja atau konteks dalam tempat strategi Madrasah dibentuk.
5. Apa cara lain bagi Madrasah untuk memperjelas visinya? Pertimbangkan: • Dokumen lain di Madrasah yang menunjukkan hal apa saja yang dipedulikan Madrasah? Tuliskan nama-nama dokumen tersebut. Isi dokumen mana yang menerjemahkan visi Madrasah? • Bagaimana program ekstrakurikuler di Madrasah, misalnya marching band, menunjukkan apa yang dipedulikan Madrasah? Bagaimana program-program tersebut dilaksanakan? • Bagaimana masyarakat sekitar terlibat di Madrasah dalam menentukan visi Madrasah? Bagaimana mereka mengutarakan pendapatnya? Kapan dan seberapa sering mereka mengutarakan pendapat? • Bagaimana Madrasah peduli pada murid yang beresiko, misalnya murid miskin, anak didik berkebutuhan khusus, murid yang beresiko putus Madrasah? Apakah Madrasah memiliki program khusus untuk mereka? • Bagaimana hubungan murid dengan seragam Madrasah mereka? Apakah seragam mereka bersih dan dipakai dengan rasa bangga? Bagaimana keluarga yang tidak dapat membeli seragam dibantu? • Bagaimana Madrasah peduli pada kesehatan. Apakah UKS yang beroperasi dengan baik? Apakah ada hubungan dengan Puskesmas untuk program vaksinasi? • Bagaimana Madrasah peduli pada guru melalui kegiatan pengembangan profesional? Siapa yang memutuskan kegiatan pengembangan profesional apa yang akan dilaksanakan? Seberapa sering kegiatan ini dilaksanakan? • Bagaimana kepemimpinan Madrasah dapat digambarkan? Bagaimana Madrasah mendukung pertumbuhan kepemimpinan pada murid? Staf? Masyarakat? Program apa yang ada? • Siapa yang bertanggung jawab merencanakan masa depan Madrasah Apakah ini merupakan kerja sama? • Bagaimana Madrasah memajang karya murid/pesan filosofi untuk publik di sekitar bangunan Madrasah? Dimana ia dipajang? Seberapa sering perubahan dilakukan untuk pajangan-pajangan ini?
82
Pengembangan Madrasah Efektif
Modul
PME • Apakah ruang kelas dan ruang staf di Madrasah bersih, menyambut yang datang, dan hidup? • Apakah Madrasah memiliki kebun? Apakah kebun ini ditanami dan dirawat oleh murid? • Seberapa bagus perpustakaan Madrasah ditata? Seberapa konsisten perpustakaan digunakan oleh murid dan staf? Apakah perpustakaan dianggap jantung pengetahuan oleh Madrasah? • Bagaimana Madrasah peduli pada lingkungan fisiknya? Apakah lantainya bersih? Apakah Madrasah menyediakan tempat duduk? Adakah atap untuk berteduh dari hujan? • Bagaimana Madrasah peduli pada keselamatan murid? Apakah Madrasah merupakan area bebas kendaraan? Bagaimana Madrasah menentukan tempat yang aman untuk bermain? • Bagaimana Madrasah peduli pada pola makan murid? Apakah ada kantin Madrasah? Apakah kantin menjual makanan sehat? Apakah porsi makanannya ramah anak? • Apakah Madrasah menyediakan toilet yang bersih untuk murid dan staf? • Bagaimana Madrasah menunjukkan kepedulian dalam hubungannya dengan isu kesetaraan? Apakah ada isu kesetaraan di Madrasah? Bagaimana isu-isu tersebut ditangani? • Apakah Madrasah memiliki kebijakan manajemen perilaku? Apakah kebijakan ini mencerminkan pernyataan misi Madrasah? • Bagaimana Madrasah mengakui dan merayakan keberhasilan? Acara apa saja yang dirayakan di Madrasah Anda?
6. Penentuan Tujuan Akhir Begitu Madrasah telah memutuskan visi keseluruhannya, maka tiba saatnya untuk menentukan sejumlah tujuan akhir yang praktis sebagai alat mencapai visi ini. Bagaimana tujuan akhir ditentukan? • Tujuan akhir harus selalu spesifik dan detail bukan sekedar umum. • Tujuan akhir harus dipertimbangkan dalam hubungannya dengan hasil nyata dari para murid dan bukan sekedar merupakan ide umum. • Tujuan akhir harus ditulis hanya dalam jumlah yang dapat dicapai. Banyaknya tujuan akhir yang ditentukan dalam waktu bersamaan dapat mengakibatkan tidak ada hasil yang dicapai. • Tujuan akhir harus dapat diukur dari waktu ke waktu. • Tujuan akhir harus realistis sehingga dapat dicapai. • Tujuan akhir harus bermakna bagi komunitas Madrasah. • Tujuan akhir harus dinyatakan secara tersebuka sehingga semua tahu apa yang ingin dicapai. • Tujuan akhir harus berkelanjutan.
Pengembangan Madrasah Efektif
83
Modul
PME
Contoh: Visi, Misi, Tujuan Madrasah MI Miftahul Ulum Visi Madrasah: “ Pendidikan madrasah yang mampu menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia berkualitas dan berakhlaqul karimah” Misi Madrasah: “Menyelenggarakan pendidikan yang berorientasi pada ilmu pengetahuan , moral, sosial, dan agama Islam menghadapi tantangan zaman” Tujuan Madrasah: “Memberikan kemampuan dasar, pengetahuan dan keterampilan dasar yang berguna bagi siswa serta mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan ke jenjang berikutnya”
84
Pengembangan Madrasah Efektif
Modul
PME
Bacaan Profesional Kaji ulang sepuluh peranyataan ini yang ditulis oleh para pendidik yang diakui secara internasional mengenai membangun visi dan menentukan tujuan akhir. Apakah pernyataanpernyataan ini menyarankan “bahan” tambahan untuk Pengembangan Madrasah? 1. Tanpa visi yang masuk akal, usaha transformasi dapat menghasilkan sejumlah proyek yang membingungkan dan tidak sesuai dengan keadaan sehingga membawa organisasi ke arah yang salah atau tidak beranjak kemana pun. (J. Kotter, What Leaders Really Do, Harvard Business School Press, Harvard MA, 1999, hal. 81) 2. Madrasah harus mau menilai kenyataan mereka saat ini dengan keterbukaan dan kejujuran yang penuh, lalu menggambarkan hasil khusus yang dapat diukur dalam mencapai visi mereka. (R. DuFour, Data Put a Face on Shared Vision, Journal of Staff Development, 2000, hal. 71) 3. Menyinambungkan visi bukanlah produk ucapan saja atau materi yang mewah. Seperti organisasi lainnya, Madrasah mengkomunikasikan apa yang dihargai melalui apa yang menjadi fokus mereka. (R. DuFour and R. Eaker, Professional Learning Communities at Work: Best Practices for Enhancing Student Achievement, ASCD, Alexandria, 1998, hal. 107) 4. Jantung kepemimpinan berhubungan dengan apa yang diyakini, dihargai, diimpikan, dan dijadikan komitmen seseorang – visi pribadi orang tersebut. (T. Sergiovanni, Moral Leadership, Getting to the Heart of School Improvement, Jossey-Bass, San Francisco, 1992, hal. 57) 5. Orang mungkin menentang perubahan tetapi mereka haus akan visi yang merupakan tujuan bersama. (M. Schmoker, The Results Fieldbook: Practical Strategies from Dramatically Improved Schools, ASCD, Alexandria, 2001, hal. 130) 6. Tujuan akhir mambantu memberikan fokus bagi Pengembangan Madrasah dan perbaikan program dan praktek Madrasah. Anggota organisasi yang efektif secara terus-menerus mengkaji karya mereka dan mencari jalan untuk meningkatkan kinerja. Satu cara penting untuk memastikannya adalah melalui penetapan dan penerapan tujuan akhir Madrasah. (A. B. Bergman, A Survival Kit for the Elementary School Principal, John Wiley and Sons, San Francisco, 1998, hal. 15) 7. Pemimpin Madrasah yang efektif memastikan bahwa usaha perubahan ditujukan pada tujuan akhir yang jelas dan nyata. (R. Marzano, T. Waters and B. McNulty, School Leadership that Works, ASCD, Alexandria, 2005, hal. 50) 8. Tujuan akhir adalah pernyataan hasil yang diinginkan dari sebuah visi. Mereka dinyatakan dalam istilah yang luas, umum, dan abstrak. (V. L. Bernhardt, The School Portfolio Toolkit, Eye on Education, New York, 2002, p. 120) 9. Di satu sisi tujuan akhir tidak boleh terlalu tinggi karena Anda tidak ingin staf menyerah sebelum Anda memulai. Di sisi lain jangan membuat tujuan akhir terlalu mudah. Temukan keseimbangan yang baik yang menggerakkan staf keluar dari wilayah nyaman mereka sekaligus membiarkan mereka dengan keinginannya untuk menyingsingkan lengan baju dan maju menuju tujuan akhir. Begitu tercapai, gerakkan harapan ke arah baru yang sedikit lebih jauh. (F. Fleck, What Successful Principals Do, Eye on Education, New York, 2005, hal. 146) 10. Tujuan akhir itu sendiri menuntun bukan hanya pada keberhasilkan tapi pada efektivitas dan kesatuan tim. (M. Schmoker, Results, The Key to Continuous School Improvement, ASCD, Alexandria, 1999, hal. 24) Pengembangan Madrasah Efektif
85
Sesi 7
Praktek Pembelajaran
Modul
PME
Sesi Tujuh: 90 Menit
Praktek Pembelajaran kk Fokus Islam Nabi SAW. bersabda, “Mudahkanlah dan jangan mempersulit, gembirakanlah (dalam satu riwayat disebutkan: jadikanlah tenang) dan jangan membuat orang lari.” (HR. Bukhori)
kk Maksud
Maksud dari sesi ini adalah untuk memberi peserta sebuah pemahaman bahwa praktek belajar dan mengajar yang ditingkatkan, yang didorong oleh sebuah sistem pengembangan profesional yang kuat, sangat berkontribusi pada prestasi murid dan Pengembangan Madrasah yang lebih besar.
kk Tujuan Di akhir sesi ini peserta akan dapat: • Mendefinisikan Belajar dan Mengajar (Pembelajaran) • Membuat daftar contoh bagaimana Madrasah dapat meningkatkan pembelajaran • Menyatakan alasan mengapa meningkatkan praktek pembelajaran itu sangat penting. • Mendiskusikan pentingnya pengembangan profesional • Mendefinisikan istilah mentor • Membuat daftar manfaat penggunaan mentoring untuk meningkatkan pembelajaran
kk Langkah-Langkah Aktifitas • Energizer: Tiga kata yang menggambarkan Anda • Ikhtisar pentingnya pembelajaran • Berpikir spontan cara meningkatkan pembelajaran • Bermain peran tentang pentingnya Pengembangan Profesional • Mendefinisikan dan mendiskusikan istilah Mentor • Membuat daftar manfaat dari mentoring untuk Pengembangan Madrasah • Bacaan profesional • Kegiatan reflektif
86
Pengembangan Madrasah Efektif
Modul
PME
kk Metodologi Yang Digunakan • Energizer • Ikhtisar • Diskusi • Kerja kelompok • Berpikir spontan • Menulis • Bermain Peran • Berpikir-berpasangan-berbagi • Bacaan Profesional • Refleksi
kk Materi Yang Diperlukan • Daftar kata untuk setiap peserta yang dipotong per individu kata dari jajaran kata (30 salinan jajaran kata) • Satu kertas nama untuk setiap peserta • Selotip/stapler • Catatan Sesi: Tujuh
Pengembangan Madrasah Efektif
87
Modul
PME
WAKTU
KEGIATAN
1. 10 Menit
• Trainer memberi peserta setumpuk kata yang menjelaskan sifat-sifat personal. Setiap peserta diminta untuk memilih tiga kata yang menggambarkan kepribadian mereka.
IKHTISAR Icebreaker: Tiga kata yang menggambarkan Anda.
• Peserta diminta untuk melekatkan kata-kata itu pada selembar kertas yang terpampang nama mereka.” • Peserta berbagi dengan kelompok mereka mengapa mereka memilih kata-kata tertentu tersebut. • Diskusi kelompok tentang bagaimana atribut/sifat itu bisa membantu Pengembangan Madrasah. 2. 10 Menit
• Trainer memperkenalkan topik pembelajaran (belajarmengajar) dan memulai sebuah diskusi tentang mengapa peserta berpikir bahwa pembelajaran harus selalu ditingkatkan.
Ikhtisar Diskusi
3. 10 Menit
• Trainer meminta peserta Berpikir spontan untuk berpikir spontan tentang cara-cara yang Madrasah bisa meningkatkan praktek pembelajaran, misalnya mentoring, pengembangan, bekerja dalam gugus Madrasah.
Berpikir Spontan
• Trainer merujuk peserta pada Catatan Sesi: Tujuh untuk ideide tambahan. 4. 40 Menit
88
• Trainer memaparkan skenario berikut ini: Anda semua adalah guru di sebuah Madrasah yang kepala Madrasahnya tidak menganggap penting pengembangan profesional. Tidak ada sejarah
Pengembangan Madrasah Efektif
Bermain peran
MATERIAL Satu jajaran kata untuk setiap peserta (lihat Catatan Sesi: Tujuh) dipotong menjadi kata sendiri Selotip/ stapler dll. Lembar kertas untuk setiap peserta.
WAKTU
KEGIATAN pengembangan profesional di Madrasah ini. Sebagai kelompok guru, Anda telah memutuskan untuk bentuk utusan untuk meyakinkan kepala Madrasah tentang hal berikut ini 1. Apa pengembangan profesional yang ingin staf dapatkan dalam enam bulan ke depan, 2. Siapa yang harus menyampaikan pengembangan profesi ini, 3. Siapa yang harus mengikuti pengembangan professional ini, 4. Apa yang Anda ingin capai dengan mengadakan pengembangan professional ini, 5. Kenapa pengembangan profesional ini sangat penting. Trainer menyarankan untuk mengacu pada Catatan • Anggota setiap kelompok merencanakan presentasinya kepada kepala Madrasah. • Setiap kelompok menominasikan satu orang untuk menjadi kepala Madrasah. Kepala Madrasah dari setiap kelompok keluar dari ruang pelatihan. • Kepala Madrasah kembali ke ruangan secara bergiliran, setiap kelompok diberi waktu lima menit untuk menyampaikan argumentasinya. (Kepala Madrasah dirotasi sehingga kepala Madrasah bukanlah anggota kelompok yang sedang presentasi)
IKHTISAR
MATERIAL
WAKTU
KEGIATAN
IKHTISAR
MATERIAL
• Kelima kepala Madrasah memberikan tanggapan balik secara bersama tentang bagaimana argumen-argumen itu menggugah mereka dan mengapa kini mereka melihat pengembangan professional itu penting. 5. 5 Menit
• Trainer memperkenalkan istilah mentor dan meminta peserta untuk memberikan sebuah definisi “mentor”.
Diskusi kelompok Pembuatan definisi
• Semua kelompok membangun definisi. 6. 10 Menit
• Trainer meminta setiap Berpikir, peserta secara individu berpasangan,untuk membuat daftar tiga berbagi alas an mengapa mentoring terbukti bernilai dalam meningkatkan praktek pembelajaran. • Peserta mendiskusikan tiga poin mereka secara berpasangan. • Peserta berbagi ide mereka dengan kelompoknya. • Semua kelompok berbagiide mereka.
7. 5 Menit
• Trainer meminta setiap peserta untuk merefleksikan tentang “bahan” tambahan untuk Pengembangan Madrasah dan tambahkan hal tersebut ke dalam campuran mangkuk mereka. • Trainer menyarankan peserta untuk membaca sepuluh poin dari Todd Whitaker tentang bagaimana menjadi seorang guru hebat dalam Catatan Sesi: Tujuh.
Bacaan Profesional Refleksi
Catatan Sesi: Tujuh
Catatan Sesi Tujuh
Praktek Pembelajaran 1. Definisi Praktek Pembelajaran Pembelajaran mengacu pada bagaimana Madrasah merespon dengan cara terbaik pada kebutuhan murid muridnya melalui penggunaan praktek pedagogis untuk mendukung praktek pendidikan dengan kualitas tertinggi. Standar pembelajaran ditingkatkan dengan cara yang dapat diukur melalui proses-proses seperti pengembangan profesional, mentoring, supervisi dan pemodelan. Proses-proses tersebut penting untuk meningkatkan standar umum Madrasah dan mendorongnya untuk bergerak maju.
2. Mengapa praktek pembelajaran merupakan bahan penting dalam resep Pengembangan Madrasah? Madrasah perlu memastikan mereka secara konstan meningkatkan praktek di ruang kelas. Apa yang terjadi di ruang kelas menjadi landasan bagi pekerjaan lain di Madrasah. Sebagai bahan penting, praktek pembelajaran harus segar dan mutakhir. Ia tidak menambah nilai bagi masakan jika merupakan bahan yang sudah kadaluwarsa.
3. Mengapa praktek pembelajaran merupakan alat yang kuat bagi Pengembangan Madrasah? • Kurikulum yang sebenarnya diajarkan memiliki dampak yang sangat penting pada kualitas Madrasah dan pembelajaran murid. Oleh karenanya, penting untuk bekerja keras dan menyampaikan kurikulum ini dengan cara seefektif mungkin. • Guru memahami metodologi baru saat pembelajaran diterapkan dalam praktek ruang kelas. Ini dapat dicapai dengan menerapkan metode seperti pelatihan sejawat, mentoring, dan penelitian tindakan. Dengan cara ini guru belajar dalam situasi kelasnya sendiri. • Guru adalah pendidik utama di Madrasah dan oleh karenanya bertanggung jawab atas tugas-tugas yang kompleks. Mereka secara konstan merespon berbagai harapan dari murid, orangtua dan situasi tugas langsung mereka. Ketika guru diberi kesempatan untuk merespon melalui praktek-praktek metodologis yang ada, pembelajaran murid pun meningkat.
4. Apa saja karakter penting pembelajaran di ruang kelas? • Guru dan murid membawa pengetahuan awal sendiri-sendiri. Mereka juga membawa latar belakang budaya sendiri dan asumsi sendiri mengenaipembelajaran. Kebutuhankebutuhan ini harus secara konstan dipertimbangkan dan dibawa di dalam kelas. • Guru dan murid berinteraksi satu sama lain dari waktu ke waktu. Mereka mengembangkan hubungan kerja terus-menerus. Seberapa baik murid dan guru
Modul
PME berhubungan satu sama lain serta tahu dan memahami satu sama lain akan memiliki pengaruh langsung pada tingkat pembelajaran yang ada. • Tingkat pengetahuan guru sendiri mengenai isi mata pelajaran dan bagaimana melibatkan murid dalam isi tersebut sangat menentukan apa yang diajarkan dan apa yang tidak diajarkan. • Harapan guru mengenai bagaimana murid melaksanakan tugas-tugas akademis dan bagaimana mereka dapat dituntun untuk mengambil tantangan akademis yang lebih besar memiliki dampak langsung pada tingkat pembelajaran yang terjadi. • Pemahaman guru mengenai bagaimana pembelajaran dapat ditunjukkan akan memberi dampak pada tingkat pembelajaran. Pembelajaran dapat dipandang sebagai tindakan dan hasil dalam mendapatkan pengetahuan dan keterampilan, sehingga penting bahwa hal ini diukur dengan tepat. Guru secara konstan memainkan banyak peran, seperti: guru kurikulum dasar atau inti, trainer pembelajaran, pendamping bagi anak berkebutuhan khusus, penerap kebijakan Madrasah, perancang kurikulum, perancang strategi pembelajaran, evaluator, manajer ruang kelas, contoh/teladan, anggota tim, motivator, dan lain-lain. Oleh karenanya guru membutuhkan dukungan untuk mempertahankan efektivitas peran-peran yang berbeda tersebut.
5. Bagaimana praktek pembelajaran dapat ditingkatkan? • Sediakan sumberdaya dan pegembangan profesional untuk meningkatkan instruksi. • Bekerja secara langsung dengan guru untuk meningkatkan efektivitas dalam ruang kelas melalui pemodelan, dukungan, dan supervisi. • Berkoordinasi dan mengevaluasi kurikulum, instruksi dan penilaian. • Memonitor secara rutin kemajuan pengajaran dan murid. • Membangun dan mempertahankan norma-norma dan harapan bersama dengan murid, staf dan keluarga di Madrasah.
6. Apa itu supervisi?
Supervisi adalah proses yang melibatkan guru dalam dialog instruksional dengan tujuan meningkatkan pengajaran dan meningkatkan prestasi murid. Para individu belajar dengan cara terbaik melalui keterlibatan aktif dan menyampaikan apa yang telah mereka pelajari.
7. Mengapa pengembangan profesional diperlukan untuk penerapan Pengembangan Madrasah yang berhasil? Pengembangan profesional: • Memfokuskan pada apa yang harus dipelajari murid dan mencari cara bagaimana guru dapat memfasilitasi pembelajaran ini. • Merupakan hal penting dalam mendukung pemahaman guru tentang metodologi ruang kelas yang lebih luas dengan memberi guru lebih banyak pengetahuan tentang praktekpraktek ruang kelas yang positif. • Memastikan bahwa program-program seperti pengembangan staf, mentoring, induksi, dan pelatihan sejawat dilaksanakan dan berarti bahwa komunitas Madrasah difokuskan pada metode-metode Pengembangan Madrasah.
92
Pengembangan Madrasah Efektif
Modul
PME • Mendorong guru untuk belajar melalui bekerja sama satu dengan yang lain. Para guru belajar dari diskusi dan secara formal dan informal dapat saling menawarkan dukungan mentoring. • Membangkitkan rasa percaya diri guru yang lebih besar dalam pekerjaannya. • Memudahkan guru menjadi lebih berkualitas. • Meningkatkan pengetahuan guru mengenai mata pelajaran yang mereka ajarkan di ruang kelas. • Memberikan guru pengetahuan mutakhir mengenai kebijakan baru yang berdampak pada prestasi murid. • Memberikan guru pemahaman yang lebih besar mengenai bagaimana cara bekerja secara lebih dekat dengan masyarakat Madrasah yang lebih luas. • Memberikan guru cara mendukung anak didik berkebutuhan khusus (ABK). • Memberikan guru pemahaman yang lebih luas mengenai teknologi yang berhubungan dengan ruang kelas. • Memberikan guru bukti-bukti ilmiah mengenai praktek pendidikan global yang terbaik. • Memberikan guru kesempatan untuk memahami teori yang mendasarkan pengetahuan dan keterampilan baru. • Memberikan guru kesempatan untuk memahami mendasarkan pengetahuan dan keterampilan baru.
8. Apa saja pedoman bagi pengembangan profesional yang berhasil? Pengembangan Profesional: • Harus relevan terhadap kebutuhan guru dan mendorong guru mentransfer ketrampilan baru dalam tindakan. • Harus didukung oleh sumberdaya yang memadai bagi guru untuk dapat mencoba ideide baru. • Harus memiliki isi yang secara jelas sejalan dengan tujuan pengembangan Madrasah. • Harus berbasis Madrasah terhadap isu yang secara langsung berdampak pada pembelajaran di lingkup Madrasah yang khusus. • Harus berada dalam praktek Madrasah. • Harus terus-menerus. • Harus merupakan proses kolaboratif yang mendorong guru berinteraksi satu sama lain dan memusatkan pada pemecahan masalah. • Harus menghargai guru sebagai pelajar dewasa. • Harus memberikan waktu yang cukup bagi guru untuk terlibat dalam praktek-praktek yang baru. • Harus inklusif sehingga semua guru memiliki kesempatan untuk mengakses pembelajaran yang baru. • Harus selalu melibatkan tindak lanjut.
Pengembangan Madrasah Efektif
93
Modul
PME
9. Apa itu mentoring?
Seorang mentor memfasilitasi pertumbuhan pribadi dan profesional seorang individu dengan cara berbagi pengetahuan dan pemahaman yang dipelajari selama bertahuntahun. Seorang mentor mempertimbangkan potensi yang mungkin pada anggota staf lain yang kurang berpengalaman dan membantu memandu staf tersebut melalui jalan yang professional.
10. Apa saja keuntungan memiliki mentor? Orang yang dimentori: • Mendapatkan lebih banyak pemahaman mengenai hal-hal profesional secara lebih cepat. • Meningkatkan jaringan kerja. • Memiliki transisi yang halus pada bidang-bidang yang tidak terbiasa. • Memiliki kredibilitas pada staf karena mereka dipandang belajar secara aktif. • Dapat mencontohkan strategi mentor yang berhasil.
11. Apa saja kewajiban mentor? • Menjalankan mentoring di madrasah minimal empat kali setiap bulan • Melaporkan keberjalanan mentoring ke tim SNIP-SSQ C-3 • Mengikuti forum mentor dan koordinasi materi yang diadakan baik oleh tim mentor maupun oleh SNIP-SSQ C-3
12. Apa saja laporan mentor? • Pelaporan mentoring dilakukan setiap pekan • Jika mentoring dalam satu pekan tidak berjalan, juga tetap dilaporkan ke SNIP SSQ C-3 • Mentor yang terlambat melaporkan keberjalanan mentoringnya, akan diingatkan secara langsung oleh anggota tim mentor yang mengontrol mentor masing-masing dan tim SNIP-SSQ C-3. • Mentor yang tidak menjalankan dan/atau melaporkan keberjalanan mentoring selama 3 kali berturut-turut akan langsung diganti. • Mentor yang tidak hadir forum mentor tanpa alasan yang syah akan langsung diganti • Cek list tugas mentor secara rinci dapat dilihat pada lampiran F Modul ini.
13. Bagaimana system koordinasi?
94
Mentor berada di bawah koordinasi tim mentor terpusat pada SNIP-SSQ C- 3 Segala arahan kepada mentor akan diberikan oleh tim SNIP-SSQ C-3 secara langsung dan, termasuk dengan pemberian kelompok mentoring atau pencabutan amanah menjadi mentor.
Pengembangan Madrasah Efektif
Modul
PME
14. Apa saja hak mentor? • Mentor berhak mendapatkan insentif bulanan sesuai ketentuan SNIP SSQ C-3 • Mentor berhak ikut serta pelatihan dan mendapatkan biaya sesuai ketentuan SNIP SSQ C-3
15.Bagaimana Madrasah mengoptimalisasi pembelajaran? 1. Membangun fokus publik tentang pembelajaran dan memastikan bahwa pembelajaran dipandang sebagai pusat bagi seluruh proses Madrasah. 2. Membangun komunitas profesional yang kuat yang menghargai pembelajaran dengan memastikan semua staf memiliki akses bagi mentoring, pengembangan profesional dan lain-lain. 3. Melibatkan jaringan luas yang juga menghargai pembelajaran dan berbagi sumberdaya antar Madrasah.
Pengembangan Madrasah Efektif
95
Modul
PME
Jaring Kata Antusias
Berhati-hati
Humoris
Bersahabat
Bahagia
Konservatif
Banyak Bicara
Memahami
Positif
Kolaboratif
Mudah bergaul
Kekeluargaan
Tegas
Berpikiran Luas
Bekerja sama
Setia
Baik
Menghargai
Jujur
Gigih
Teliti
Percaya diri
Diam
Logika
Aktif
Sabar
Diplomatis
Tenang
Tanggung jawab
Bijaksana
Berprilaku baik
Petualang
96
Pengembangan Madrasah Efektif
Modul
PME
Bacaan Profesional Penting untuk mempertimbangkan bagaimana seorang guru menjadi “guru yang hebat”. Dalam bukunya yang berjudul “What Great Teachers Do Differently” (Eye on Education, New York, 2004, p.127) Todd Whitaker menyatakan bahwa guru yang hebat membuat perbedaan. Dia menyebutkan hal-hal yang paling penting jika seorang guru ingin dipandang guru yang HEBAT. Guru hebat: 1. Tidak pernah lupa bahwa orang dan bukanlah program yang menentukan kualitas sebuah Madrasah. 2. Menetapkan harapan yang jelas di awal tahun ajaran dan mengikutinya secara konsisten seiring waktu. 3. Memiliki satu tujuan saat murid berperilaku salah: mencegah perilaku tersebut terulang kembali. 4. Memiliki harapan yang tinggi pada murid, namun bahkan memiliki harapan yang lebih tinggi pada diri sendiri. 5. Mengetahui siapa saja variabel di ruang kelas: Mereka. Guru yang baik secara konsisten berjuang untuk memfokuskan pada sesuatu yang dapat mereka perbaiki, kinerja mereka sendiri. 6. Menciptakan atmosfir positif di ruang kelas dan Madrasah mereka. Mereka memperlakukan setiap orang dengan hormat. Khususnya mereka memahami kekuatan pujian. 7. Secara konsisten menyaring hal-hal negatif yang tidak berarti dan berbagi sikap positif. 8. Bekerja keras untuk menjaga hubungan mereka dalam kondisi baik, menghindari kemungkinan hubungan yang terluka, dan memperbaiki kerusakan hubungan yang mungkin terjadi. 9. Memiliki kemampuan untuk mengabaikan gangguan-gangguan kecil dan kemampuan untuk merespon perilaku yang tidak pantas tanpa memperburuk keadaan. 10. Memiliki rencana dan tujuan untuk semua yang mereka lakukan. Jika hal-hal tidak sesuai dengan visi mereka, mereka merefleksi apa yang sebenarnya dapat mereka lakukan dengan cara yang berbeda dan dengan demikian mereka bisa menyesuaikan rencana.
Pengembangan Madrasah Efektif
97
Sesi 8
Kerja Tim dan Komunitas Pembelajar Profesional
Modul
PME
Sesi Delapan: 90 Menit
Kerja Tim dan Komunitas Pembelajar Profesional kk Fokus Islam “Dan berpegang teguhlah kamu semuanya kepada Tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai” (QS. Ali Imran: 103)
kk Maksud
Maksud dari sesi ini adalah untuk mendidik peserta tentang tingginya nilai membagi pengetahuan dan kearifan mereka melalui kerja sama dalam tim Madrasah dan untuk memperkenalkan konsep masyarakat pembelajar profesional karena pengaruhnya yang memperkuat Pengembangan Madrasah.
kk Tujuan Di akhir sesi ini peserta akan dapat: • Mendefinisikan kerja tim • Mendefinisikan masyarakat pembelajar • Membuat daftar manfaat bekerja dalam tim Madrasah • Mendiskusikan hubungan antara kerja tim dan Pengembangan Madrasah • Menjelaskan model lima tahap dari Tuckman untuk pembentukan kelompok • Menyarankan panduan bagi pembentukan tim-tim yang efektif • Mempersiapkan sebuah agenda untuk pertemuan tim.
kk Langkah-Langkah Aktifitas • Energizer: Kerja tim tanpa bersuara • Ikhtisar Kerja tim dan Masyarakat Belajar • Studi kasus • Ikhtisar Masyarakat Belajar Profesional • 5 Tahap Tuckman • Berpikir Berpasangan Berbagi • Bacaan Profesional • Refleksi
98
Pengembangan Madrasah Efektif
Modul
PME
kk Metodologi Yang Digunakan • Energizer • Ikhtisar • Kerja kelompok • Diskusi • Menulis • Studi kasus • Berpikir berpasangan berbagi • Bacaan Profesional • Refleksi
kk Materi Yang Diperlukan • Kertas Flip Charts • Kertas manila berwarna • Spidol Marker • Spidol berwarna • Catatan Sesi: Delapan
Pengembangan Madrasah Efektif
99
Modul
PME
WAKTU 1. 10 Menit
KEGIATAN • Trainer meminta semua kelompok berbaris dalam dua garis lurus.
IKHTISAR
MATERIAL
Energizer: Kerja tim tanpa bersuara
Hadiah bagi tim yang menang
Ikhtisar Diskusi
Kertas flip charts
Kerja kelompok
Spidol marker
• Trainer menjelaskan bahwa tim akan diberi perintah yang harus dilaksanakan tanpa bersuara. Ini akan menjadi kompetisi antar tim dan tim yang menang akan diberi hadiah. • Trainer menyarankan kedua tim bahwa begitu perintah diberikan harus tidak ada suara sama sekali ketika tim melaksanakan perintah. • Tugas pertama berbaris berdasarkan urutan tinggi dengan orang terpendek berada di depan dan paling tinggi berada di belakang. • Tugas kedua ada berbaris berdasarkan urutan tanggal lahir, dengan orang yang lahir terdekat pada 1 Januari berada di depan dan terdekat ke 31 Desember berada di belakang. • Tugas ketiga adalah berbaris berdasarkan jarak ke lokakarya dengan orang yang tinggal paling dekat ke lokakarya berada paling depan dan orang paling jauh ke tempat lokakarya berada di belakang 2. 20 Menit
• Trainer memperkenalkan fokus sesi ini dan mendefinisikan kerja tim. • Trainer mengingatkan peserta bahwa tim kerja membutuhkan komunikasi yang sangat baik. Trainer mendiskusikan kelemahan yang hanya mampu mempergunakan ramburambu non-verbal dalam energizer untuk komunikasi tim tadi.
100
Pengembangan Madrasah Efektif
Modul
PME
WAKTU
KEGIATAN
IKHTISAR
MATERIAL
• Trainer menjelaskan pentingnya kerja tim bagi Pengembangan Madrasah karena pengembangan Madrasah memerlukan lingkungan yang kolaboratif. • Trainer meminta setiap kelompok untuk membuat daftar manfaat mempunyai kerja tim di Madrasah. • Semua kelompok menggunakan strategi kerja kelompok untuk memastikan mereka mempunyai ide sebanyak mungkin. • Trainer mendiskusikan daftar akhir dengan peserta . 3. 30 Menit
• Trainer memaparkan sebuah studi kasus: LihatCatatan Sesi: Delapan.
Studi kasus
4. 10 Menit
• Trainer mereviu berbagai ide tentang kerja tim selama studi kasus dan menjelaskan bagaimana kerja tim menuntun Madrasah menjadi sebuah masyarakat belajar profesional.
Ikhtisar tentang Masyarakat Belajar
Kertas manila Spidol berwarna salinan Catatan Sesi: Delapan
5. 15 Menit
• Trainer mendefinisikan masyarakat belajar.
Diskusi Berpikir berpasangan berbagi
Salinan Catatan Sesi: Delapan
• Trainer memperkenalkan konsep Tuckman tentang lima tahap pembentukan kelompok dan mendorong diskusi umum. • Peserta diarahkan pada tahapantahapan ini dalam Catatan Sesi: Delapan. • Trainer meminta para peserta untuk merefleksikan secara individu tentang berada pada tahap manakah mereka memandang kelompok lokakarya ini, dan menuliskannya dalam catatan mereka sendiri.
Pengembangan Madrasah Efektif
101
Modul
PME
WAKTU
KEGIATAN
IKHTISAR
MATERIAL
• Peserta berbagai pemikiran secara ber pasangan, kemudian dengan seluruh anggota kelompok. 6. 5 Menit
• Trainer menyarankan semua kelompok untuk menambah bahan-bahan baru terkait kerja tim dalam mangkuk campuran mereka. • Trainer menyarankan bahwa peserta mereviu sepuluh kutipan tentang kerja tim dalam Catatan Sesi: Delapan untuk membantu mereka dalam tugas ini.
102
Pengembangan Madrasah Efektif
Bacaan Profesional Refleksi
Catatan Sesi: Delapan
Modul
PME
Catatan Sesi Delapan
Kerja Tim dan Komunitas Pembelajar Profesional 1. Definisi Kerja Tim dan Komunitas Pembelajar Profesional Guru yang bekerja bersama-sama dalam tim menghasilkan kekuatan yang terakumulasi dari ketrampilan dan keahlian individu-individu dari berbagai latar belakang, mengingat mereka melaksanakan pemecahan masalah praktis. Mereka dapat membentuk komunitas pembelajar, yakni sekelompok orang yang berbagi nilai dan kepercayaan yang sama dan secara aktif terlibat dalam pembelajaran satu sama lain. Pembelajaran ini bukan hanya terbatas pada masalah di kelas, namun juga terkait secara luas tentang pengembangan madrasah.
2. Mengapa kerja tim merupakan bahan penting dalam resep untuk Pengembangan Madrasah? Kerja tim adalah hal penting jika Madrasah ingin berfungsi secara kolaboratif menuju Pengembangan Madrasah. Kerja tim dapat terbukti sangat produktif dan membawa Madrasah maju lebih cepat. Bekerja dalam tim di dapur selalu merupakan hal yang sangat penting jika ada sejumlah koki yang terlibat. Proses memasak harus direncanakan dan dilaksanakan sebagai tim.
3. Bagaimana kerja tim berkaitan dengan Pengembangan Madrasah? • Pengembangan Madrasah bukanlah kegiatan individu. Oleh karenanya, membangun hubungan tim yang kuat adalah pra- syarat bagi Pengembangan Madrasah. • Tim tumbuh melalui semangat kerja sama. Kerja sama adalah hal penting bagi Pengembangan Madrasah. • Pengembangan Madrasah adalah strategi perubahan yang mensyaratkan guru dan staf administrasi bekerja satu sama lain dengan cara yang secara fundamental berbeda dari cara tradisional ketika guru bekerja dalam isolasi. Pengembangan masyarakat belajar melalui kerja tim dapat membantu menyatukan Pengembangan Madrasah. • Kerja tim berarti melalui penetapan tujuan akhir. Ada hubungan langsung antara tujuan akhir, motivasi, dan pengembangan. Tujuan akhir yang jelas dan sangat spesifik berarti tim memiliki strategi perencanaan praktis yang mendorong Pengembangan Madrasah.
4. Apa keuntungan kerja tim bagi guru? Guru yang bekerja dalam tim: • Membawa latar belakang, pengalaman, dan pengetahuan yang beragam bagi situasi pemecahan masalah. Pengembangan Madrasah Efektif
103
Modul
PME • Dapat berbagi pengetahuan dan kearifan. • Berkolaborasi dalam berbagai tugas. Kolaborasi dapat mencakup kegiatan seperti merencanakan pelajaran bersama-sama, pelatihan sejawat, melaksanakan penelitian bersama-sama, memikirkan ide dan menghadiri kegiatan pengembangan profesional bersama-sama. • Dapat menawarkan dukungan penting bagi guru pemula. • Mendiskusikan isu dan tujuan akhir yang sama, yang secara positif berdampak bagi murid. • Memanfaatkan kekuatan bersama dari anggota yang berbeda, pada saat yang sama mengakui dan memberikan penghargaan kepada masing-masing anggota. • Menyediakan kesempatan berbagi pengetahuan profesional antara satu dengan lainnya, setidaknya memiliki kemampuan interpersonal yang memadai. Ini kemudian menambah pengetahuan dan keterampilan yang dapat diterapkan di madrasah. • Menjadi lebih efisien, efektif, dan termotivasi. • Menemukan bahwa kerja tim menjebol dinding isolasi yang sebelumnya mereka rasakan saat bekerja sendiri di ruang kelas. • Menemukan bahwa secara individu mereka bertanggung jawab atas kinerja dan hasil kelompok, menciptakan saling ketergantungan kerja dan kesempatan untuk manajemen diri. • Membangun rasa percaya diri yang lebih tinggi. • Memfokuskan pada kebutuhan murid dan bukan hanya pada disiplin tertentu, sehingga ada hubungan yang lebih erat antara kerja guru dan prestasi murid. • Menemukan bahwa interaksi mereka membawa pada solusi yang lebih berkualitas bagi isu-isu yang ada. • Memiliki kesempatan yang lebih besar untuk menguji coba pendekatan dan materi baru. • Memperkuat kolegialitas. Ini disebabkan oleh frekuensi komunikasi antar guru, tingkat dukungan mereka terhadap satu sama lain dan tingkat kebutuhan mereka untuk mendapatkan bantuan satu sama lain. • Menikmati aspek sosial keterlibatan dengan yang lain.
5. Apa saja panduan bagi kerja tim di Madrasah? Tim: • Harus diberi dukungan organisasional yang layak seperti sistem penghargaan kelompok, pelatihan, perbekalan dan materi. • Harus diorganisasi sebagai kelompok yang tidak lebih dari sepuluh orang. • Membutuhkan waktu yang cukup untuk bertemu dan membuat rencana selama berada di Madrasah. • Membutuhkan waktu yang cukup untuk mencapai tujuan akhir dan tugas. • Harus diberi kewenangan yang efektif untuk melaksanakan
104
Pengembangan Madrasah Efektif
Modul
PME
keputusan. Jumlah kewenangan pengambilan keputusan dalam sebuah tim dapat bervariasi. Keseimbangan antara kewenangan kelompok dan manajemen akan mempengaruhi efektivitas sebuah kelompok.
• Harus selalu memiliki tujuan yang jelas. Harus selalu ada alasan untuk membentuk tim, yang harus dipahami secara jelas oleh masing-masing anggota tim. • Memerlukan koordinasi dan komunikasi yang efektif karena ini merupakan jantung dan jiwa kerja tim. • Harus memanfaatkan secara penuh keahlian kolektif tim dengan mendengarkan secara seksama dan tidak menghakimi pendapat semua orang, sebelum membuat keputusan dengan informasi yang memadai. • Perlu bekerja sama dalam memperjelas nilai dan pembentukan tujuan akhir yang sama sebelum membahas urusan lain dalam tim. • Perlu memiliki proses untuk memastikan tindak lanjut yang hati- hati dan bermetode mengenai apa yang sudah dan belum dilakukan sebelum melangkah ke tugas yang baru. • Menjadi sukses jika tim percaya pada masing-masing kapasitas untuk membangun solusi yang positif bagi isu-isu pembelajaran sehari-hari, dan percaya bahwa apapun situasi sosial dan ekonomi Madrasah, Pengembangan Madrasah dapat dan akan terjadi.
6. Bagaimana kolaborasi penting bagi kerja tim? • Kolaborasi adalah hal penting bagi kerja tim dan dapat diartikan sebagai kerja sama individu yang secara sukarela berbagi pengambilan keputusan dan bekerja menuju tujuan akhir yang sama. • Untuk berhasil, kolaborasi harus diakui memerlukan waktu, waktu untuk belajar bagaimana bekerja bersama-sama, waktu untuk belajar dari satu sama lain, waktu untuk menuangkan ide, waktu untuk menilai seberapa efektif ide-ide tersebut dan waktu untuk membuat keputusan bersama. • Kolaborasi memerlukan kepercayaan, yang penting jika kerja tim ingin terbukti efektif. • Saat bekerja bersama-sama guru belajar bahwa ada lebih dari satu cara untuk melayani murid sehingga pandangan individu dapat dihargai seraya membangun atmosfir menghargai pandangan yang berbeda. • Kolaborasi memerlukan ketekunan. Guru harus berkomitmen pada waktu yang panjang, karena perubahan tidak terjadi dalam semalam. • Kolaborasi melibatkan pencarian mendalam untuk jawaban atas isu Pengembangan Madrasah. Interaksi antar guru harus bergerak dari pembicaraan ringan ke pembicaraan mendalam mengenai metode instruksional dan konsep belajar.
7. Apa itu masyarakat pembelajar yang profesional?
Masyarakat pembelajar yang profesional terdiri dari sekelompok orang yang secara aktif berkonsultasi, mencari hubungan, mengasimilasi pengetahuan dan bergabung bersama untuk menyaring pemahaman mereka mengenai dunia dan kapasitas mereka bagi tindakan individu dan kolektif.
Pengembangan Madrasah Efektif
105
Modul
PME
8. Bagaimana kerja tim melibatkan masyarakat pembelajar yang profesional? Masyarakat pembelajar: • Dibentuk melalui jaringan tim. • Dibangun di atas budaya, yang dibangun di atas nilai-nilai manusia dan dilandaskan pada komunikasi yang kuat dan pembicaraan profesional secara terus-menerus. • Memfokuskan pada kolaborasi, yang berada pada jantung kerja tim. • Menyatukan semua anggota masyarakat Madrasah dalam tujuan akhir yang sama untuk mencapai hasil murid yang positif dan optimal dengan menciptakan jaringan belajar baik di dalam Madrasah maupun di luar organisasi Madrasah. • Mengakui bahwa belajar adalah kegiatan seumur hidup dan untuk mencapainya diperlukan usaha kooperatif. • Merayakan pentingnya ide masing-masing anggota.
9. Bagaimana tim/kelompok biasanya melalui proses pembentukan?
Tahun 1965 Bruce Tuckman mengembangkan model empat tahap pembentukan kelompok. Tahun 1975 dia menambah tahap yang kelima. Ini masih dipandang relevan saat ini dalam hal fase-fase yang dialami dalam pembentukan tim.
10. Tahap-tahap pembentukan tim
Forming storming norming performing adjourning
Tahap Satu: Forming (Pembentukan): Tim berkumpul dan pada awalnya mulai saling mengenal dan membentuk kelompok. Ini adalah tahap orientasi dasar.
Tahap Dua: Storming (Badai perdebatan): Ini adalah saat anggota mulai menguji situasi dan konflik dapat muncul. Ini adalah proses alami dan memungkinkan anggota tim untuk kemudian merasakan keseimbangan satu sama lain.
Tahap Tiga: Norming (Pembuatan Norma): Akhirnya kesepakatan tercapai mengenai bagaimana kelompok beroperasi serta kerja sama dan kolaborasi menggantikan konfrontasi.
Tahap Empat: Performing (Kinerja): Kelompok saat ini merasa nyaman bekerja sebagai kelompok dan efektif dalam mencapai tujuan.
Tahap Lima: Adjourning (Penutup): Tugas kelompok berakhir. Proses saat ini melibatkan “pembubaran” kelompok, yaitu melepaskan stuktur kelompok dan melanjutkan langkah.
11. Langkah-langkah apa saja yang harus diikuti untuk pertemuan tim pengembang madrasah? 1. Selalu mengikuti agenda dan mencatat isi pertemuan sehingga tim dapat memiliki catatan yang akurat mengenai usaha mereka. 2. Menetapkan ketua dan notulen. Posisi ini dapat dirotasi pada setiap pertemuan. 3. Memulai pertemuan dengan menanyakan siapa yang berhasil dalam strategi penerapan yang didiskusikan di pertemuan sebelumnya. Kaji ulang semua usaha yang ada.
106
Pengembangan Madrasah Efektif
Modul
PME 4. Sebagai tim mendiskusikan dampak strategi saat ini pada pembelajaran siswa dan pengembangan madrasah secara umum. 5. Mendiskusikan isu-isu/kesulitan yang dialami anggota. 6. Mendiskusikan strategi sebagai kelompok untuk menangani isu-isu tersebut. 7. Mendiskusikan apakah tim ingin melanjutkan konsentrasi yang lebih jauh pada isu-isu tersebut, atau juga siapkah mempertimbangkan isu yang baru. 8. Mendiskusikan isu ruang kelas yang lain yang ingin dikerjakan tim. 9. Sebagai kelompok, lakukan curah pendapat (brainstorming) strategi yang mungkin bagi isu ini. 10. Sebagai kelompok memutuskan strategi mana yang paling berpotensi efektif. 11. Menentukan berapa lama ujicoba akan dilaksanakan. 12. Menetapkan proses penanganan isu ini sebagai tim. 13. Menetapkan waktu untuk pertemuan selanjutnya.
12. Pembentukan Tim Pengembang Madrasah (TPM) Tujuan Pembentukan TPM
Pembentukan Tim TPM bertujuan untuk mendukung upaya agar madrasah memiliki Rencana Kerja Madrasah yang baik. Anggota TPM terdiri dari minimal 5 orang untuk MI dan 7 orang untuk MTs dengan susunan sebagai berikut: 1. Untuk MI: Kepala Madrasah, 1 orang guru, 1 orang komite madrasah, 1 orang Yayasan, dan 1 orang pengawas sebagai pembina. 2. Untuk MTs negeri: Kepala Madrasah, Wakil Kepala Madrasah, 1 orang guru, 1 orang tata usaha, 2 orang komite madrasah, dan 1 orang pengawas sebagai pembina.
Tugas TPS/M Tugas TPM diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Melakukan koordinasi dengan sesama anggota untuk menyusun RKM; 2. Mengumpulkan data terkait evaluasi diri madrasah; 3. Menyusun RKM, RKT, dan RKAM sesuai dengan kaidah penyusunan RKM, RKT, dan RKAM yang baik; 4. Melakukan konsultasi RKM ke masyarakat madrasah untuk mendapatkan masukan; 5. Melakukan sosialisasi RKM, RKT, dan RKAM kepada masyarakat dan pemangku kepentingan untuk mendapat dukungan terhadap RKM; 6. Melakukan pemutakhiran RKM/RKT/RKAM. Langkah-langkah Pembentukan TPM 1. Koordinasi internal madrasah dengan komite madrasah tentang persiapan pembentukan TPM;
Pengembangan Madrasah Efektif
107
Modul
PME 2. Sosialisasi pembentukan dan seleksi anggota; • Diharapkan sosialisasi pembentukan TPM melibatkan pihak-pihak yang terkait dengan pendidikan di madrasah. Pihak-pihak yang diundang antara lain guru, komite madrasah, orang tua peserta didik, dan tokoh masyarakat; • Seleksi Calon. Kriteria Calon TPS/M: • Memiliki komitmen untuk bekerja secara sukarela; • Mampu bekerja dalam tim; • Kesediaan untuk memenuhi/melakukan tanggungjawabnya sebagai anggota TPM; • Berasal dari unsur Dewan Pendidik (Kepala Madrasah, Guru), Komite Madrasah, dan Yayasan. Untuk MTs ada dari unsur TU. Proses Pemilihan
Proses pemilihan diharapkan dilakukan secara demokratis dengan mengedepankan kemufakatan bersama.
3. Penetapan Anggota TPM;
Berdasarkan hasil pemilihan/musawarah mufakat, selanjutnya dilakukan penetapan anggota TPM. Hasil dari penetapan ini diumumkan ke warga madrasah.
4. Pembuatan Berita Acara (sebagaimana terlampir) 5. Pembuatan Surat Keputusan Surat Keputusan diterbitkan oleh Kepala Madrasah (contoh terdapat pada lampiran 2). Sumber data: Panduan untuk Pembentukan Tim Pengembang
108
Pengembangan Madrasah Efektif
Modul
PME
Formulir Catatan Pertemuan Tim Tim Tanggal pertemuan
Jangka waktu penerapan
Anggota tim yang hadir Staf yang absen Agenda 1. Kaji ulang fokus sebelumnya
Ketua dan pencatat untuk pertemuan berikutnya
2. Saran dari tim untuk menangani berbagai isu 3. Hikmah yang dipelajari 4. Saran untuk fokus baru
Tanggal pertemuan berikutnya
5. Strategi
Pengembangan Madrasah Efektif
109
Modul
PME
Studi Kasus Madrasah Al-Hikmah adalah madrasah Tsanawiah dengan staf 16 guru. Madrasah ini sangat bersemangat mengenai rencana pengembangan Madrasah. Guru-guru telah memutuskan bahwa mereka akan bekerja sama dalam tim dan telah membuat satu tim untuk kelas 1-3 dan tim lainnya untuk kelas 4-6. Masalahnya adalah para guru tidak pernah bekerja dalam tim sebelumnya dan tidak tahu bagaimana untuk memulai. Tugas Anda sebagai kelompok adalah membantu MI dengan: 1. Menciptakan perangkat panduan untuk kerja tim. Panduan ini harus dibuat secara menarik karena akan diberikan pada Madrasah untuk ditempel di dinding ruang staf untuk latihan pembangunan tim di masa yang akan datang. 2. Membuat format standar yang dapat digunakan untuk pertemuan. 3. Mempersiapkan pidato dua menit untuk disampaikan pada pertemuan staf selanjutnya yang menyajikan rangkuman manfaat kerja tim.
Bacaan Profesional Kaji sepuluh pernyataan tentang kerja tim di bawah ini. Pernyataan-pernyataan ini dibuat oleh para pemimpin di bidang pendidikan. Apakah pernyataan-pernyataan mengenai kerja tim ini menyarankan “bahan” tambahan untuk Pengembangan Madrasah? 1. Dalam sistem Madrasah tempat tim merupakan norma, membangun tim adalah bagian dari kehidupan Madrasah. Kerja tim dipandang sebagai kesempatan pengembangan profesional untuk membaurkan kepemimpinan, pengambilan keputusan dan menetapkan arah Madrasah. (S. J. Zepeda, Instructional Leadership for School Improvement, Eye on Education, New York, 2004, hal. 72) 2. Sebuah tim adalah hal yang indah. Ia memungkinkan kita mencapai hal-hal di luar kemampuan kita dan pada saat yang sama membuat kita tetap rendah hati. (K. Blanchard and S. Bowles, High Five, The Magic of Working Together, Harper Collins, New York, 2001, hal. 58.) 3. Hal terbaik untuk ditanam adalah kolegialitas. Keahlian pertama yang dibutuhkan guru adalah berbasis tim, kolegial, berbagi pengetahuan dan kearifan. (A. November, Creating a New Culture of Teaching and Learning, NPDC, Santa Rosa, 1998, hal. 6) 4. Tim meraih hasil. (Katzenback and Smith, The Wisdom of Teams, Harper Business, New York,1993, hal. 12) 5. Guru-guru yang bekerja dalam isolasi tidak dapat menciptakan bahasa yang berbasis empiris atau kuat secara semantis. Jika mereka tidak membangun istilah-istilah untuk mengindikasikan kejadian tertentu, diskusi akan kurang memiliki kejelasan yang dibutuhkan untuk menerangkan praktek. (D. C. Lortie, Schoolteacher: A Sociological Study, University of Chicago Press, Chicago, 1975, hal.212)
110
Pengembangan Madrasah Efektif
Modul
PME 6. Bukti untuk keuntungan kolaborasi, yang dilaksanakan dengan benar, sangat banyak. Sifat alami kerja mengajar yang kompleks tidak dapat diselesaikan bahkan oleh orang paling pintar sekalipun yang bekerja sendirian. ( Little, The Persistence of Privacy: Autonomy and Initiative in Teachers Professional Relations, Teachers College Record 91, 4, hal.520) 7. Kerja tim yang baik di antara tim tingkat penilai, departemen, Madrasah dan administrasi akan memberikan hasil yang sebelumnya hanya kita impikan. (M. Schmoker, Results: The Key to Continuous Self Improvement, ASCD, Alexandria, 1999, hal.21) 8. Efektivitas kelompok dapat ditingkatkan jika tim menerapkan dan menemukan strategi kinerja yang secara layak memenuhi tujuan kerja tim. Guru-guru dalam kerja tugas tradisional tidak memiliki banyak pengaruh instruksional di luar ruang kelas mereka. Namun guru yang membentuk tim juga belajar mengembangkan kegiatan kokurikuler yang memperkuat instruksi suatu disiplin dalam ruang kelas. (D. G. Pounder, Restructuring Schools for Collaboration, Promises and Pitfalls, State University of New York Press, New York, 1998, hal.82) 9. Tim terdiri dari dua atau lebih individu dengan keterampilan yang saling melengkapi dan berinteraksi satu sama lain menuju tujuan berorientasi kerja yang sama. Anggota tim menganggap diri mereka secara kolektif akuntabel bagi pencapaian tujuan
akhir. Tim dibentuk untuk melayani kepentingan organisasional dalam departemen, dan antar departemen dan divisi. Pemimpin yang efektif tidak hanya terlibat dalam pembentukan tim tapi juga melihat kemampuan tim dengan menyediakan sumber daya dan dukungan. (R. J. Marzano, T. Waters and B. McNulty, School Leadership that Works, From Research to Results, ASCD, Alexandria, 2005, hal. 16)
10. Bagian Madrasah yang ingin mentransformasi diri mereka ke dalam masyarakat belajar sering memperkuat tim kolega yang berbagi semangat tentang satu aspek pembelajaran untuk melaksanakan penyelidikan pada bidang tersebut kemudian membagi apa yang mereka pelajari pada seluruh anggota masyarakat Madrasah. Strategi ini memungkinkan seluruh bagian untuk mengembangkan dan mempraktekkan disiplin yang disebut Peter Senge (1990) sebagai “Pembelajaran tim”. ( R. Sagor, Guiding School Improvement with Action Research, ASCD, Alexandria, 2000, hal.8)
Pengembangan Madrasah Efektif
111
Sesi 9
Mengembangkan Madrasah Sehat
Modul
PME
Sesi Sembilan: 90 Menit
Mengembangkan Madrassah Sehat kk Fokus Islam Kebersihan adalah bagian dari pada iman. (HR Muslim)
kk Maksud
Tujuan sesi ini adalah untuk menekankan pentingnya Madrasah membangun sebuah lingkungan hidup yang sehat atraktif dengan menyediakan tempat sampah tertutup, fasilitas cuci tangan yang efektif, kantin yang menawarkan pilihan makanan sehat dan ruang Usaha Kesehatan Madrasah (UKS) yang lengkap sehingga murid dan staf menikmati sebuah lingkungan yang sehat, aman dan bersih.
kk Tujuan Di akhir sesi ini peserta akan dapat: • Mendeskripsikan unsur-unsur sebuah lingkungan Madrasah yang bersih dan sehat • Mendiskusikan kebutuhan sebuah ruang UKS yang mapan • Menjelaskan kebijakan cuci tangan • Menjelaskan perawatan toilet • Mendeskripsikan fitur-fitur sebuah tatanan Madrasah yang atraktif • Mendefinisikan Madrasah yang aman • Mendiskusikan kebijakan aman dari matahari • Mendiskusikan kebijakan bebas dari rokok • Menjelaskan kebutuhan tempat sampah tertutup • Mendiskusikan bagaimana menata kantin sehat
kk Langkah-Langkah Aktifitas • Energizer: Lembar-lembar harapan • Ikhtisar • Berpikir spontan tentang lingkungan fisik Madrasah yang sehat • Membuat papan informasi • Mendesain poster
112
Pengembangan Madrasah Efektif
Modul
PME • Bacaan Profesional • Refleksi
kk Metodologi Yang Digunakan • Energizer • Ikhtisar • Diskusi • Berpikir spontan • Pengumpulan informasi • Menulis • Poster • Bacaan Profesional • Refleksi
kk Materi Yang Diperlukan • Catatan Sesi: Sembilan • Lembar harapan • Kertas manila berwarna • Spidol berwarna
Pengembangan Madrasah Efektif
113
Modul
PME
WAKTU
KEGIATAN
1. 10 Menit
• Trainer mengingatkan peserta bahwa hari ini adalah hari ketiga dan terakhir program lokakarya.
IKHTISAR Energizer
• Trainer memberi setiap peserta “Lembar Harapan” (lihat Catatan Sesi: Sembilan). Setiap peserta diminta untuk membuat daftar satu harapan yang dia punyai untuk dunia, satu harapan untuk Madrasah atau organisasi mereka, satu harapan untuk keluarga, dan satu harapan untuk diri sendiri. • Peserta berbagi pemikiran mereka dengan anggota kelompok lain. • Trainer memperkenalkan topik lingkungan Madrasah yang sehat dan menjelaskan bahwa selama dua sesi pertama hari ini peserta akan mengeksplorasi berbagai cara praktis untuk meningkatkan lingkungan Madrasah. Sesi Sembilan ini akan memfokuskan pada lingkungan fisik yang sehat sedangkan Sesi Sepuluh memfokuskan pada lingkungan pembelajaran. • Trainer meminta semua peserta untuk berpikir spontan apa fitur-fitur penting fisik Madrasah jika Madrasah tersebut akan membuat pengembangan yang terkait dengan hidup sehat.
114
Pengembangan Madrasah Efektif
Catatan Sesi: Sembilan Lembar harapan Kutipan tentang harapan
• Trainer berbagi kutipan tentang harapan (lihat Catatan Sesi: Sembilan) dan menyampaikan bahwa pada dasarnya harapan adalah melihat ke depan, mengetahui bahwa kita memiliki kerangka kerja yang telah dilewati di masa lalu.
2. 15 Menit
MATERIAL
Berpikir spontan
Modul
PME
WAKTU
KEGIATAN
3. 50 Menit
• Trainer membawa semua ide itu bersama ke dalam lima subjek seperti: 1. lingkungan yang aman dan atraktif
IKHTISAR Membuat papaninformasi
MATERIAL Kertas manila berwarna, sticker, spidol berwarna dan lainnya
2. toilet & tempat sampah 3. ruang UKS, 4. cuci tangan dan 5. kantin sehat. • Trainer meminta setiap kelompok untuk menominasikan satu dari lima bidang tersebut yang akan menjadi subjek papan informasi kelompok. • Setiap kelompok diminta untuk mengatur Papan Informasi tentang subjek yang dipilih, misalnya kantin sehat, yang mencakup informasi berikut ini: 1. Nampak seperti apakah “X” (misal, fasilitas cuci tangan) yang telah ditingkatkan? 2. Apa yang diperlukan Madrasah untuk mewujudkannya? Misalnya penggalangan dana, desain, dukungan teknis dll. 3.Apa perangkat panduan yang akan mendukung praktek terbaik pada fasilitas ini? • Setiap kelompok harus membuat pajangan yang menarik atas konsep Pengembangan Madrasah dalam Papan Informasi mereka. • Trainer menyarankan peserta untuk memperhatikan Catatan Sesi: Sembilan sebagai bantuan. • Trainer menyarankan peserta untuk membuat poster yang relevan misalnya “Madrasah
Pengembangan Madrasah Efektif
115
Modul
PME
WAKTU
KEGIATAN
IKHTISAR
MATERIAL
kita adalah bebas rokok: Terimakasih untuk tidak merokok”, “Madrasah kita adalah area bebas hambatan: Terimakasih untuk parkir di luar area Madrasah” atau “Cucilah tanganmu dengan baik”. Posterposter ini akan ditambahkan di papan informasi kelompok. • Semua kelompok mengunjungi setiap papan yang lain dalam kegiatan “Tunjukkan dan Ceritakan”. 4. 10 Menit
• Trainer memimpin diskusi rangkuman tentang bagaimana “mampu melakukan” pengembangan fisik Madrasah ini nantinya. • Trainer menanyakan semua kelompok pengembangan fisik Madrasah manakah yang mereka pikir harus segera langsung diwujudkan, manakah yang mereka pikir paling sulit.
5. 5 Menit
• Trainer meminta peserta untuk menambahkan “bahan- bahan” baru apa saja pada mangkuk campuran Pengembangan Madrasah mereka. • Trainer menyarankan peserta untuk membaca petikan dari makalah Draf WHO dalam Catatan Sesi: Sembilan.
116
Pengembangan Madrasah Efektif
Bacaan Profesional Refleksi
Catatan Sesi: Sembilan
Modul
PME
Catatan Sesi Sembilan
Mengembangkan Madrasah Sehat 1. Definisi Mengembangkan Madrasah Sehat
Madrasah yang sehat adalah Madrasah yang menyajikan semua aspek fisik Madrasah yang aman dan bersih melalui penyediaan aspek-aspek seperti lingkungan yang menarik, tempat sampah tertutup yang memadai, ruang kesehatan (UKS) yang berfungsi, fasilitas cuci tangan yang cukup, kantin yang dirancang dengan baik dan fasilitas toilet yang bersih.
2. Mengapa membangun Madrasah sehat merupakan bahan penting dalam resep Pengembangan Madrasah?
Pengembangan Madrasah didukung oleh standar lingkungan fisik Madrasah. Ia melibatkan kepedulian yang tulus terhadap kesehatan fisik dalam masyarakat Madrasah dengan memastikan bahwa lingkungan fisik Madrasah merupakan tempat yang bersih, sehat, dan aman. Ia juga melibatkan dorongan bagi semua yang ada dalam masyarakat Madrasah untuk mengikuti gaya hidup sehat. Menjalankan Madrasah yang tidak bersih sama halnya dengan bekerja di dapur yang kotor. Tidak seorang pun menikmati memasak di dapur yang tidak bersih dan tidak tertata. Tidak ada yang menikmati makanan yang disiapkan di lingkungan yang tidak bersih. Adalah penting untuk memiliki lingkungan fisik yang tepat jika makanan yang diproduksi akan dijadikan yang terbaik. Hal yang sama berlaku bagi suksesnya Pengembangan Madrasah.
3. Dari mana Madrasah memulai? • Saat memulai proses Pengembangan Madrasah, tim pengembangan Madrasah harus berjalan dengan obyektif mengitari halaman Madrasah dan mencatat hal-hal yang harus diubah, diperbaiki, atau diletakkan. • Penampilan fisik Madrasah ini menggambarkan bagaimana orang luar akan mengukur budaya Madrasah saat pertama kali masuk ke wilayah Madrasah. Kehadiran Madrasah yang terkait dengan kebersihannya menyampaikan pesan yang jelas mengenai budaya Madrasah. • Madrasah yang rapi dan menarik dengan kebun yang berbunga mekar, fasilitas cuci tangan yang baik, toilet yang bersih dan ruang UKS yang tertata dengan baik memberikan pesan kepada masyarakat bahwa Madrasah ini peduli pada kesehatan semua stakeholdernya. Sebaliknya, Madrasah yang kotor dengan sampah dan memiliki kebun yang liar langsung menyampaikan kabar bahwa Madrasah ini pada semata-mata tidak peduli. • Madrasah dapat memilih untuk berpegang pada kompetisi masyarakat yang menyarankan ide-ide untuk perubahan fisik.
Pengembangan Madrasah Efektif
117
Modul
PME
4. Pentingkah untuk menyajikan Madrasah secara menarik dan bersih? • Madrasah harus selalu tampak semenarik mungkin. Ini memastikan bahwa murid merasa lingkungan belajar mereka menyenangkan dan ramah. Lingkungan yang bersih mendorong kehadiran murid yang lebih baik. • Madrasah yang bersih menurunkan resiko penyakit dan infeksi. • Madrasah harus menurunkan tingkat debu di wilayah bermain untuk memaksimalkan hidup sehat. Ini dapat dicapai dengan menciptakan petak kebun dan tanaman dalam pot. Para murid dapat membawa tanaman dari rumah dan bertanggung jawab terhadap petak kebun tertentu, yang merupakan praktek membanggakan bagi setiap kelas. Ini dapat dikembangkan lebih jauh saat wilayah penanaman juga diletakkan di halaman Madrasah untuk mengajarkan murid mengenai keanekaragaman tanaman obat dan herbal yang tersedia. • Jika Madrasah dimunculkan secara bersih dan sehat, ia menjadi lebih ramah bagi murid, guru, dan pengunjung. Aspek ini dapat dikembangkan lebih jauh dengan memastikan ada tanda selamat datang di pintu masuk. Tanda selamat datang yang menyatakan dengan jelas nama Madrasah memberikan dampak visual pertama bagi pengunjung. Ia bisa saja berupa: “Masyarakat Madrasah Ibtidayah XYZ menyampaikan selamat datang. Kami adalah Madrasah dengan 345 murid yang didirikan tahun 2001”. Dengan hanya memberikan informasi kecil seperti ini, Madrasah memberikan pandangan langsung kepada pengunjung mengenai Madrasah, yang kemudian diinformasikan lebih jauh oleh penampakan fisik Madrasah itu sendiri. • Penting bahwa semua murid belajar melindungi diri dari matahari. Sebagai bagian dari penyajian lingkungan fisik, Madrasah harus mendorong kebijakan aman di bawah sinar matahari bagi semua murid. Ini mensyaratkan Madrasah untuk menyediakan atap pelindung bagi murid selama jam istirahat. Ini juga mengisyaratkan bahwa Madrasah akan menyediakan sejumlah tempat duduk di luar ruangan baik di bawah pohon maupun di bawah tempat beratap. Madrasah harus mendorong semua murid untuk memakai topi saat berada di luar untuk melindungi dari matahari dan memperkenalkan peraturan “tidak bertopi, tidak boleh bermain”.
5. Siapa yang bertanggung jawab untuk memastikan Madrasah bersih dan sehat? • Peduli lingkungan fisik Madrasah adalah hal yang melibatkan seluruh masyarakat Madrasah. Ia bukan hanya urusan segelintir orang. Kelompok kelas tertentu dapat diberi wilayah khusus untuk melaksanakan tugas ini. • Madrasah dapat membuat rencana Madrasah yang menetapkan tanggung jawab tertentu atas area pada sektor yang berbeda dalam masyarakat Madrasah. Masingmasing kelas dapat diberi tanggung jawab untuk petak kebun tertentu, waktu khusus dapat dialokasikan untuk parade pembuangan sampah, petugas khusus yang dilatih untuk merawat toilet dan masyarakat yang terlibat dalam membuat fasilitas cuci tangan. Dengan memberi stakeholder kepemilikan, kemungkinannya lebih besar untuk mempertahankan standar yang bersih.
118
Pengembangan Madrasah Efektif
Modul
PME
6. Apakah keselamatan fisik merupakan isu bagi Madrasah? • Penting bagi Madrasah untuk selamat secara fisik. Lebih baik jika tidak ada kendaraan yang diijinkan berada di halaman Madrasah kecuali di tempat parkir mobil yang disediakan dan dapat diakses melalui pintu masuk alternatif yang berbeda dengan pintu masuk pejalan kaki. Penggabungan tempat bermain dan tempat parkir adalah hal yang berbahaya terutama di madrasah ibtidayah mengingat umur murid membuat mereka rentan terhadap lalu lintas. • Banyak murid mengendarai sepeda ke Madrasah dan sekali lagi tempat khusus harus disediakan untuk pejalan kaki sehingga tidak terkena dampak. Semua pengendara sepeda harus turun dan menuntun sepeda mereka ke dalam Madrasah. • Tempat tertutup tepat di luar ruang kelas bukan tempat yang pantas untuk parkir motor atau sepeda selama hari Madrasah. Koridor ini adalah bagian dari lingkungan belajar dan harus memberikan akses yang mudah bagi murid. • Tanda di luar pintu masuk Madrasah harus menyatakan dengan jelas peraturan lalu lintas Madrasah sehingga tidak ada kebingungan. Tanda-tanda ini harus ditulis secara positif seperti “Selamat datang di Madrasah kami (nama Madrasah). Ini adalah lingkungan bebas kendaraan. Silakan parkir kendaraan Anda di luar gerbang Madrasah”.
7. Pentingkah memiliki UKS yang lengkap? • UKS yang lengkap memberikan Madrasah kesempatan untuk selalu memonitor kesehatan dan kondisi baik para murid. • Seorang staf yang terlatih harus mengelola UKS. • UKS bukanlah ruang praktek dokter sehingga tidak perlu memberikan obat pada murid. Ia lebih merupakan tempat pertama yang dituju saat murid terluka di lututnya di area bermain atau pusing saat kelas berlangsung. • Staf yang mengelola UKS harus menciptakan hubungan kerja dengan fasilitas kesehatan di masyarakat seperti Puskesmas setempat sehingga Madrasah dapat berbagi program kerja. Dengan cara ini Puskesmas dapat terlibat dalam kegiatan seperti program vaksinasi murid dan monitoring berat dan tinggi murid. Sebagai balasan, masyarakat Madrasah berusia dewasa dapat menawarkan untuk berpartisipasi dalam program donor darah dan sebagainya. • UKS harus memiliki perlengkapan seperti pembalut/perban dasar dan antiseptic, memiliki tempat tidur untuk murid yang sakit, fasilitas cuci tangan, timbangan berat badan, termometer dan lain-lain. UKS tidak boleh berfungsi ganda sebagai ruang konseling atau ruang bayi. Mereka adalah fungsi yang terpisah dan tidak dapat dikelompokkan bersama.
8. Pentingkah memiliki tempat sampah tertutup? • Tempat sampah tertutup merupakan hal sederhana namun efektif dalam mengurangi sampah dan meningkatkan kesehatan umum dengan mencegah lalat dan penyakit. • Tempat sampah didapat dengan mendaur ulang kaleng cat atau wadah besar lainnya tetapi harus tampak bagus sehingga murid dan staf merasa nyaman menggunakannya. Dapat dilakukan proses sederhana dengan meletakkan poster berwarna yang Pengembangan Madrasah Efektif
119
Modul
PME mendorong penggunaan tempat sampah di dekat tempat sampah. • Tempat sampah harus dijaga selalu bersih secara menyeluruh dan dikosongi dengan rutin jika akan digunakan oleh populasi Madrasah. • Harus ada sejumlah tempat sampah di lingkungan Madrasah. Murid tidak akan mau berjalan ke sisi Madrasah yang lain untuk menemukan tempat sampah. • Tempat sampah tradisional yang terbuka tidak layak karena membiakkan lalat dan mengeluarkan bau tak sedap. • Semua ruang kelas juga harus memiliki tempat sampah tertutup dengan tugas bergilir untuk mengosongkannya.
9. Haruskah Madrasah merupakan zona bebas rokok? • Ketika Madrasah mengiklankan sebagai lingkungan bebas rokok, ia mengirimkan pesan yang signifikan pada semua pengunjung dan staf Madrasah mengenai pentingnya isu kesehatan. Ia juga mencontohkan perilaku sehat bagi murid. • Tanda jelas di dalam pintu masuk Madrasah harus menyatakan bahwa Madrasah adalah zona bebas rokok. Area di sekitar Madrasah yang mungkin dapat dipandang sebagai area merokok seperti toilet staf atau ruang staf juga harus diberi label yang jelas.
10. Apakah fasilitas cuci tangan merupakan hal penting? • Madrasah yang sehat perlu menyediakan fasilitas cuci tangan yang memadai di sejumlah area di sekitar Madrasah. • Fasilitas ini harus menyediakan air yang mengalir dan dibangun pada ketinggian yang dapat diakses oleh murid. • Sabun cuci harus disediakan di samping kran air. • Penting untuk tidak menyediakan lap tangan. Penggunaan lap tangan bersama oleh sejumlah murid hanya akan menyebarkan kuman. Pilihan yang lebih baik adalah membiarkan murid mengeringkan tangannya. • Murid di semua kelompok umur perlu diajarkan bagaimana cara mencuci tangan yang efektif. Sejumlah fasilitas cuci tangan perlu disediakan. • Penting bahwa fasilitas cuci tangan ditempatkan di dekat kantin dan wilayah toilet.
11. Apakah fasilitas toilet yang bersih merupakan hal penting? • Madrasah harus menyediakan toilet yang cukup untuk murid dan staf. • Penting bahwa toilet-toilet ini dijaga bersih secara menyeluruh. • Telah ditemukan bahwa menggilir murid untuk membersihkan toilet bukan pilihan yang cocok, dan penting untuk memiliki petugas khusus yang bertanggung jawab sehari-hari untuk membersihkan fasilitas ini. • Keramik di sekitarnya harus secara rutin disikat sehingga toilet selalu bersih tidak bernoda dan bebas dari bau.
120
Pengembangan Madrasah Efektif
Modul
PME
12. Bagaimana seharusnya Madrasah menyediakan pilihan makan yang sehat? • Kantin Madrasah harus menyediakan makanan yang sehat dalam porsi yang cocok bagi usia murid. Fokusnya adalah pada produk lokal seperti apel di Malang sehingga murid diajari menggunakan sumberdaya yang ada secara tepat. • Kantin Madrasah harus bersih secara menyeluruh dan memiliki sumber air yang mengalir. • Kantin Madrasah harus disajikan secara menarik untuk mendorong murid membeli makanan sehat. • Sejumlah Madrasah tidak memiliki kantin melainkan penjualan makanan oleh anggota masyarakat di halaman Madrasah. Karenanya sulit melacak standar makanan yang dijual di tempat tersebut. Lebih baik jika mereka ditempatkan bersama-sama dalam satu fasilitas. • Madrasah harus menunjuk anggota staf untuk berhubungan dengan koordinator kantin untuk memastikan standar Madrasah dalam makanan sehat dipenuhi. • Jika kantin dikelola sebagai bisnis di halaman Madrasah oleh anggota masyarakat, Madrasah harus menentukan bagaimana keuntungan kantin didistribusikan. Kantin yang dikelola dengan baik dapat menyediakan sumber dana yang baik bagi Madrasah dan juga mendukung pengusaha kecil di masyarakat setempat. • Kantin juga dapat menyediakan alat tulis dasar dan bekal lainnya.
Catatan: Madrasah disarankan mengacu pada modul Hidup Sehat KEMITRAAN PENDIDIKAN AUSTRALIA INDONESIA untuk tambahan materi: 1. Hidup Sehat
Pengembangan Madrasah Efektif
121
Modul
PME
Kutipan Tentang Harapan Belajar dari kemarin, hidup untuk hari ini, berharap untuk besok. (Albert Einstein) Orang dapat bertahan hidup sekitar empat puluh hari tanpa makanan, sekitar tiga hari tanpa air, sekitar delapan menit tanpa udara tapi hanya satu detik tanpa harapan. (penulis tidak dikenal) Harapan bukanlah mimpi melainkan cara membuat mimpi menjadi kenyataan. (penulis tidak dikenal) Sekali Anda memilih harapan, apapun menjadi mungkin. (Christopher Reeve) Harapan adalah sesuatu dengan bulu tertancap dalam jiwa dan menyanyikan nada tanpa kata dan tidak pernah berhenti…sama sekali. (Emily Dickinson) Harapan adalah keyakinan yang mengulurkan tangan di dalam gelap. (George Iles) Harapan adalah kesabaran dengan sulut lampu. (Tertullian) Harapan seperti jalan di daerah pelosok; tidak pernah ada jalan sebelumnya, tapi saat banyak orang melewati, jalan itu menjadi kenyataan. (Lin Yutang) Harapan adalah satu-satunya lebah yang memproduksi madu tanpa bunga. (Robert Ingersoll) Harapan melihat yang tidak terlihat, merasakan yang tidak nyata dan mencapai yang tidak mungkin. (penulis tidak dikenal)
122
Pengembangan Madrasah Efektif
Modul
PME
Lembar Harapan Satu harapanku untuk dunia adalah
Satu harapanku untuk Madrasah/organisasiku adalah
Satu harapanku untuk keluargaku adalah
Satu harapanku untuk diri sendiri adalah
Pengembangan Madrasah Efektif
123
Modul
PME
Bacaan Profesional Bacalah salinan berikut dari rancangan dokumen World Health Organization “Draft- WASH Standards in Schools in Low-cost Settings”, 6 Januari, 2009, diedit oleh John Adams, Jamie Bartram, Yves Chartier, Jackie Sims. Apakah salinan berikut menyarankan bahan tambahan untuk resepPengembangan Madrasah? • Banyak anak belajar beberapa keterampilan kesehatan yang paling penting di Madrasah, dan bagi banyak di antara mereka ini merupakan tempat mereka diperkenalkan pada praktek ilmu kesehatan yang tidak didorong atau tidak memungkinkan di rumah. Guru dapat menjadi promotor kesehatan yang sangat efektif, melalui pendidikan kesehatan dan tindakan sebagai contoh bagi murid. • Kontak antara Madrasah dan rumah, misalnya melalui pertemuan guru-orangtua, harus digunakan untuk menghubungkan promosi sehat di Madrasah dan di rumah. Namun, perilaku sehat yang baik dan efektivitas promosi sehat di Madrasah sangat terbatas jika cadangan air dan fasilitas sanitasi tidak memadai atau tidak ada. • Guru tidak dapat sungguh-sungguh meyakinkan pentingnya mencuci tangan jika tidak ada air di Madrasah, atau mendorong penggunaan jamban jika mereka sendiri tidak menggunakannya karena kotor atau tidak aman. Oleh karena itu, penting untuk mencapai keseimbangan antara pendidikan kesehatan dan jaminan kondisi lingkungan sehat yang layak. Orang tidak dapat mempromosikan kesehatan secara efektif tanpa keberadaan salah satu hal tersebut. Lebih luas lagi, kesehatan harus dipromosikan dalam semua aspek lingkungan dan kegiatan Madrasah. Cadangan air yang cukup, sanitasi dan ilmu kesehatan adalah fondasi penting untuk mencapai tujuan ini. • Banyak kegiatan yang penting untuk menciptakan lingkungan sehat Madrasah ditunjukkan secara rutin oleh staf dan murid saat mereka menggunakan dan menjaga ruang kelas, luar ruangan, toilet dan lain-lain. • Satu keputusan penting yang harus dibuat sehubungan dengan pemeliharaan fasilitas adalah apakah murid harus bertanggung jawab membersihkan toilet dan fasilitas sanitasi lainnya. Keuntungan melibatkan murid diantaranya menghemat biaya, mendorong murid untuk menggunakan fasilitas secara bersih dan menunjukkan ketrampilan kesehatan yang penting. Namun, harus ada perhatian besar untuk memastikan bahwa pekerjaan itu efektif dalam prakteknya, tanpa memaparkan murid pada resiko penyakit, dan tanpa memberikan beban yang tidak adil pada kelompok murid tertentu. • Cadangan air, sanitasi dan kesehatan harus diberi tempat sentral dalam latihan dan supervisi semua guru, karena mereka memberikan contoh bagi murid dan secara umum bertanggung jawab mendorong partisipasi murid dalam memelihara lingkungan Madrasah yang sehat. Selain itu, hal ini harus diajarkan sebagai bagian dari kurikulum bagi mereka yang mengajarkan mata pelajaran terkait seperti biologi. • Guru pimpinan/direktur Madrasah memiliki peran yang sangat penting untuk dimainkan, melalui kerja mereka bersama guru dan staf lain, murid, orangtua dan pemerintah setempat. Mereka harus dibuat sadar akan pentingnya air, sanitasi dan kesehatan di Madrasah, diberi pedoman dan dukungan sehingga mereka dapat mempromosikan pengembangan dan pemeliharaan lingkungan Madrasah yang sehat.
124
Pengembangan Madrasah Efektif
Modul
PME • Di beberapa Madrasah mungkin ada staf lain, seperti petugas kebersihan dan staf dapur, yang secara khsusus bertanggung jawab memelihara kondisi kesehatan. Dalam pelatihan dan manajemen, mereka harus diberi kesadaran yang kuat akan pentingnya peran mereka dan harus dapat menerapkan prinsip- prinsip dasar ilmu kesehatan dalam pekerjaan sehari-hari.
Tindakan jangka pendek yang penting untuk melindungi kesehatan di Madrasah: 1. Menyediakan fasilitas sanitasi dasar yang memungkinkan murid dan staf pergi ke toilet tanpa mencemari halaman atau sumberdaya Madrasah seperti cadangan air. Ini dapat mencakup tindakan seperti menggali saluran jamban sementara atau menentukan tempat pembuangan jamban di luar Madrasah dan merotasi area tersebut untuk menghindari penumpukan pencemaran yang cepat. Catat bahwa resiko perpindahan cacing tanah meningkat dengan penggunaan area pembuangan jamban. Pemakaian sepatu atau sandal memberi perlindungan dari infeksi cacing penghisap darah. 2. Menyediakan air dan sabun untuk mencuci tangan setelah pergi ke toilet dan sebelum menyiapkan makanan. Ini dapat dilakukan dengan peralatan yang sederhana dan ekonomis, seperti teko dan baskom. 3. Menyediakan air minum yang aman dari sumber air tanah yang terlindung (air terjun, sumur atau sumur pompa), atau dari sumber yang diolah, dan menjaganya tetap aman sampai diminum. Air yang tidak diolah dari sumberdaya yang tidak terlindungi dapat dibuat aman dengan cara sederhana seperti direbus atau disaring. Murid dan staf dapat membawa air dari rumah jika Madrasah tidak memiliki sumber air yang aman di sekitarnya. 4. Memagari halaman Madrasah sehingga lingkungan yang bersih dapat dipelihara. Pagar dapat dibuat dengan murah menggunakan bahan local. 5. Merencanakan dan menerapkan perbaikan sehingga kondisi yang memadai untuk jangka panjang dapat dicapai tanpa ditunda. Toilet: Indikator 1. Ada toilet yang memadai - 1 per 25 anak perempuan/ staf perempaun, dan 1 toilet ditambah 1 urinal (atau tembok urinal 50 cm) per 50 anak laki-laki/ staf laki-laki. 2. Toilet dapat diakses dengan mudah – tidak lebih dari 30 meter dari pengguna 3. Toilet menyediakan privasi dan keamanan 4. Toilet sesuai dengan budaya dan kondisi sosial setempat 5. Toilet sehat untuk dipakai dan mudah dibersihkan 6. Toilet memiliki fasilitas cuci tangan yang nyaman didekatnya 7. Ada rutinitas untuk membersihkan dan memelihara yang memastikan toilet yang bersih dan berfungsi selalu tersedia
Pengembangan Madrasah Efektif
125
Modul
PME Pembersihan dan pembuangan sampah: Indikator 1. Ruang kelas dan area pengajaran lainnya secara rutin dibersihkan, untuk meminimalisasi debu dan jamur. 2. Wilayah luar dan dalam ruangan dijaga agar bebas dari barang tajam dan barang fisik berbahaya lainnya. 3. Sampah padat dikumpulkan dari ruang kelas dan kantor setiap hari dan dibuang secara aman. 4. Air kotor dibuang dengan cepat dan aman.
126
Pengembangan Madrasah Efektif
Sesi 10
Mengembangkan Lingkungan Pembelajaran
Modul
PME
Sesi Sepuluh: 90 Menit
Mengembangkan Lingkungan Pembelajaran kk Fokus Islam Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. (QS, Al- Mujaadalah; 11)
kk Maksud
Maksud sesi ini adalah menginformasikan peserta bahwa kondisi sumberdaya fisik Madrasah seperti perpustakaan dan ruang kelas adalah cermin langsung tingkat pembelajaran yang terjadi dan jika sumberdaya disajikan dengan baik dan dijaga maka Madrasah berada pada jalan yang benar menuju Pengembangan Madrasah.
kk Tujuan Di akhir sesi ini peserta akan dapat: • Mendiskusikan mengapa penampilan fisik penting untuk pembelajaran • Menyebutkan bidang-bidang di Madrasah yang harus menjadi sasaran untuk meningkatkan praktek pembelajaran • Mendiskusikan cara Madrasah dapat merancang layanan perpustakaan yang efektif
kk Langkah-Langkah Aktifitas • Ikhtisar • Kartu pertanyaan • Ketegorisasi dan penjelasan • Energizer • Studi kasus: Apa Rencanaku? • Perkenalan pada Buku Bergambar “Pengembangan Madrasah Efektif” • Bacaan Profesional • Refleksi
127
Pengembangan Madrasah Efektif
Modul
PME
kk Metodologi Yang Digunakan • Ikhtisar • Kartu pertanyaan • Diskusi • Energizer • Kerja kelompok • Studi kasus • Menulis • Bacaan profesional • Refleksi
kk Materi Yang Diperlukan • Kartu kosong • Buku bergambar “Pengembangan Madrasah Efektif” • Kertas manila berwarna • Spidol warna • Catatan Sesi: Sepuluh
Pengembangan Madrasah Efektif
128
Modul
PME
WAKTU 1. 20 Menit
KEGIATAN • Trainer memperkenalkan sesi dengan memberi ikhtisar topik. • Trainer memberi tiap peserta kartu kosong dan meminta peserta menulis nama mereka dan pertanyaan mengenai halhal yang berhubungan dengan sesi ini di kartu.
IKHTISAR Ikhtisar Kartu pertanyaan Kerja kelompok Diskusi
• Peserta memberikan kartu ke peserta di sebelahnya sesuai arah jarum jam, yang kemudian membaca pertanyaan dan member tanda pada pertanyaan yang juga dimiliki peserta tersebut. Kartu terus diserahkan dengan cara ini di dalam kelompok. • Saat peserta mendapatkan kembali kartunya, kelompok mengumpulkan pertanyaan yang penting. • Kelompok mengidentifikasi pertanyaan penting yang ditulis di papan tulis. 2. 15 Menit
• Trainer meminta peserta untuk menyarankan kategori untuk pertanyaanpertanyaan tersebut.
Diskusi
• Trainer merespon pertanyaan 3. 10 Menit
• Trainer meminta semua peserta membawa kursi mereka dan duduk membentuk lingkaran. • Salah satu kursi disingkirkan dan peserta tanpa kursi berdiri di tengah lingkaran. • Peserta di tengah lingkaran berteriak “Matahari menyinari…” dan menyebutkan warna atau pakaian tertentu yang dikenali beberapa anggota kelompok misalnya “Matahari menyinari mereka yang mengenakan sepatu coklat”. Semua
129
Pengembangan Madrasah Efektif
Energizer: Matahari menyinari. . .
MATERIAL kartu kosong
Modul
PME
WAKTU
KEGIATAN
IKHTISAR
MATERIAL
peserta yang memiliki sepatu coklat harus saling bertukar tempat. Peserta di tengah ruangan berusaha menempati salah satu tempat. Permainan terus berlangsung. • Trainer mengingatkan peserta bahwa guru harus menjaga murid terus bersemangat di kelas dan bahwa banyak energizer dalam lokakarya ini merupakan cara yang baik untuk mencapainya. 4. 40 Menit
• Trainer menjelaskan bahwa guru sering memiliki niat yang sangat baik untuk maju di Madrasah tapi tidak tahu harus mulai darimana atau bagaimana merencanakan perubahan yang akan meningkatkan lingkungan pembelajaran.
Studi kasus: Apa rencanaku?
Salinan Catatan Sesi: Sepuluh: Apa Rencanaku?
• Tiap kelompok diberi nomor 1-5 secara acak dan diminta mempertimbangkan tingkat dilema dalam Catatan Sesi: Sepuluh. • Kelompok memberikan laporan. 5. 15 Menit
• Trainer memberi tiap peserta salinan buku bergambar “Pengembangan Madrasah Efektif”. • Tiap kelompok diminta menyarankan cara terbaik menggunakan buku ini saat membantu Madrasah dengan pengembangan Madrasah. • Diskusi. • Trainer menyarankan agar “bahan” tambahan yang dipertimbangkan saat mengkaji buku ini atau selama Sesi
Pengembangan Madrasah Efektif
130
Modul
PME
WAKTU
KEGIATAN Sepuluh ditambahkan ke dalam mangkuk adonan. • Trainer menyarankan peserta juga mengkaji artikel oleh C. Harvey mengenai Spesialis Media Perpustakaan dalam Catatan Sesi: Sepuluh.
131
Pengembangan Madrasah Efektif
IKHTISAR
MATERIAL
Catatan Sesi Sepuluh
Mengembangkan Lingkungan Pembelajaran 1. Definisi Mengembangkan Lingkungan Pembelajaran
memodelkan praktek terbaik menyediakan fasilitas berstandar tinggi untuk murid dan staf yang akan mendukung pembelajaran seperti ruang kelas yang dinamis dan perpustakaan yang tertata dengan baik.
2. Mengapa mengembangkan lingkungan pembelajaran adalah bahan penting dalam resep pengembangan Madrasah?
Fasilitas pembelajaran Madrasah harus menyampaikan pesan yang jelas bahwa fokus utama Madrasah adalah pada pembelajaran dan bahwa semua hal yang mungkin sedang dilakukan untuk memastikan murid termotivasi di dalam kelas dan area belajar lainnya di lingkungan Madrasah. Ini seperti memiliki dapur yang dibangun dengan baik dengan dukungan teknologi efektif yang terpajang.
3. Mengapa memiliki ruang belajar yang dinamis merupakan hal penting? • Lingkungan fisik Madrasah menggambarkan tingkat pembelajaran yang berlangsung. • Madrasah yang hadir bersama ruang kelas yang menarik dan memajang banyak contoh pembelajaran murid menyampaikan pesan bahwa inilah lingkungan belajar yang positif. Ia membuat murid lebih termotivasi untuk hadir di Madrasah dan meraih yang terbaik. • Ruang kelas di Madrasah menunjukkan pernyataan apakah guru bekerja keras untuk mengikuti praktek pendidikan mutakhir.
4. Bagaimana Madrasah menyajikan lingkungan belajar yang dinamis? • Ruangan harus diatur sedemikian rupa untuk kerja kelompok dan pembelajaran partisipatif. • Dinding ruang kelas harus berisi bahan pelajaran yang dipajang secara jelas dan menarik. Dengan cara ini ruang kelas langsung menyatakan adanya pembelajaran eksperimental (belajar pambil dialami) yang berlangsung. • Madrasah harus dicat dan dijaga tetap rapi. Cat yang mengelupas dan lantai yang tidak tertutup adalah hal yang tidak kondusif untuk memiliki lingkungan belajar yang menyenangkan. • Pesan-pesan yang menginspirasi yang berhubungan dengan pembelajaran dapat diletakkan di dinding luar Madrasah yang strategis. • Papan pengumuman yang memajang informasi terbaru tentang kegiatan di dalam kelas dapat ditempatkan di luar masing-masing ruang kelas. Ini harus diperbarui secara rutin dan mencakup foto-foto prestasi murid di dalam kelas.
Modul
PME • Pernyataan visi dan misi Madrasah harus dipajang untuk umum di dinding bagian luar karena ia menentukan nada Madrasah. • Madrasah yang mengajarkan murid dalam dua bahasa misalnya Bahasa Indonesia dan Bahasa Arab dapat menamai barang seperti tempat sampah dan kran air dalam dua bahasa secara menarik sebagai komponen pembelajaran.
5. Mengapa perpustakaan Madrasah merupakan hal yang sangat penting? • Perpustakaan Madrasah adalah terminal pengetahuan di Madrasah. Ia adalah jantung dan jiwa Madrasah dan menentukan nada bagaimana pembelajaran didorong. • Perpustakaan Madrasah mendorong murid untuk menjadi pelajar seumur hidup yang mandiri. • Sumberdaya perpustakaan mendukung pembelajaran di ruang kelas dengan menyesuaikan pada kebutuhan kurikulum. • Lingkungan perpustakaan yang ramah mendorong semua anggota masyarakat Madrasah untuk menggunakan layanannya. • Perpustakaan Madrasah juga merupakan penghubung dengan pembelajaran di luar dinding Madrasah karena orangtua dapat didorong untuk menggunakannya.
6. Bagaimana perpustakaan Madrasah harus ditata? • Tata letak perpustakaan Madrasah harus menyediakan keseimbangan bidang berbeda yang memenuhi kebutuhan tugas perpustakaan yang berbeda, seperti ruang bacaan yang tenang, ruang untuk kerja kelompok, ruang teknologi informasi dan lain-lain. • Semua rambu di perpustakaan seperti peraturan perpustakaan, peraturan meminjam dan lain-lain harus ditulis secara positif misalnya: “Perpustakaan kami adalah wilayah bebas makanan”, lebih baik daripada “Dilarang makan di dalam perpustakaan”. • Perpustakaan harus menyediakan ruang yang cukup untuk guru untuk membawa rombongan belajar kelas pada pelajaran perpustakaan. Jika perpustakaan tidak cukup besar untuk mengakomodasi seluruh kelas, pustakawan dapat mengunjungi kelas dengan membawa buku pajangan dan buku lainnya. • Perpustakaan harus menyediakan katalog yang tertata rapi. Pustakawan harus memastikan bahwa semua materi perpustakaan dikatalogisasi dan diatur di rak sesuai dengan Dewey Decimal System. Semua anggota masyarakat Madrasah harus disediakan lokakarya mengenai penggunaan Dewey Decimal System. • Buku baru harus dipajang secara menarik untuk mendorong peminjaman.
7. Bagaimana masyarakat dapat terlibat di perpustakaan? • Orangtua dan masyarakat setempat harus didorong untuk datang ke perpustakaan. Pustakawan dapat menawarkan diskusi orientasi perpustakaan dan diskusi untuk mendorong murid membaca. • Perpustakaan harus terbuka untuk masyarakat dan secara mingguan menawarkan hak meminjam bagi anggota masyarakat.
133
Pengembangan Madrasah Efektif
Modul
PME • Anggota masyarakat dapat didorong untuk membantu di perpustakaan. • Pada bidang-bidang tertentu, anggota masyarakat dapat memanfaatkan program literasi bagi orang dewasa. Program seperti ini dapat dijalankan di perpustakaan dengan menawarkan keterkaitan alami terhadap bacaan bagi orang dewasa di masa-masa yang akan datang.
8. Bagaimanan perpustakaan dapat dikembangkan ke area lain di sekitar Madrasah? • Area membaca dapat dibangun di tempat yang teduh di sekitar halaman Madrasah sehingga murid memiliki kesempatan untuk membaca pada waktu istirahat. • Meja kecil dengan payung dapat dibuat untuk menyediakan tempat membaca yang teduh di luar ruangan. • Area teras atau halaman di luar perpustakaan dapat menjadi tempat membaca yang menyenangkan. • Kotak berisi majalah atau buku untuk dibaca saat istirahat dapat ditempatkan di beranda di luar kelas.
9. Apa saja tempat belajar lain yang penting di Madrasah? • Beberapa Madrasah telah mengalokasikan ruang komputer. Jika memungkinkan, ruang tersebut dapat dihubungkan dengan perpustakaan atau menjadi bagian dari perpustakaan sebagai satu pusat pembelajaran. • Beberapa Madrasah memiliki area luas yang digunakan untuk berbagai acara, pertemuan, sholat, permainan dan lain-lain. Area ini juga merupakan tempat yang sangat bagus untuk kerja tim yang berhubungan dengan pembelajaran eksperimental, simposium murid, dan lain-lain. Madrasah perlu menjadikan area bebas dari gangguan cuaca dan dengan demikian lebih dapat dimanfaatkan.
Catatan: Madrasah disarankan untuk mengacu pada modul
Manajemen Perpustakaan KEMITRAAN PENDIDIKAN AUSTRALIA INDONESIA untuk tambahan bahan: 1. Pelatihan Guru untuk Manajemen Perpustakaan Madrasah 2. Manajemen Perpustakaan untuk Murid Madrasah Ibtidayah
Pengembangan Madrasah Efektif
134
Modul
PME
Pernyataan Penguat Tulis kembali masing-masing pernyataan di bawah ini sebagai pernyataan positif: 1. Dilarang makan di dalam perpustakaan.
2. Dilarang merokok di Madrasah ini
3. Dilarang membawa mobil ke dalam Madrasah.
4. Jangan makan tanpa mencuci tangan.
5. Dilarang berlari di koridor.
6. Dilarang mengenakan sepatu di dalam lab komputer
7. Dilarang berbicara keras di dalam perpustakaan.
8. Dilarang mengendarai sepeda di halaman Madrasah.
9. Dilarang berbicara saat guru sedang berbicara.
10. Jangan membaca buku tanpa tangan yang bersih.
135
Pengembangan Madrasah Efektif
Modul
PME
Studi Kasus: Apa rencanaku 1. Ani adalah seorang guru Kelas Tiga di sebuah madrasah ibtidayah kecil. Dia ingin mengubah ruang kelasnya dan prakteknya di dalam kelas untuk membuat pembelajaran lebih interaktif tapi tidak tahu harus mulai darimana. Saat ini para muridnya duduk secara berbaris. Dinding kelasnya cukup kotor dan kosong. 2. Ari adalah guru baru di sebuah Madrasah Ibtidayah. Dia baru saja ditunjuk untuk memelihara perpustakaan Madrasah. Sayangnya dia tidak tahu darimana harus memulai. Dia baru saja diberi ruang besar yang kosong dan menemukan bahwa Madrasah memiliki beberapa kardus berisi buku. 3. Siti baru mengetahui bahwa banyak murid di madrasah ibtidayahnya tidak memiliki kegiatan selama waktu istirahat. Dia ingin sekali mendorong mereka untuk membaca dengan menciptakan tempat di sekitar Madrasah untuk mereka duduk dengan nyaman. Dia memerlukan bantuan untuk merencanakannya. 4. Henny telah menggunakan pembelajaran eksperimental di ruang kelasnya selama beberapa waktu terakhir, tapi ruangannya sangat kecil dan kadangkala tidak ada cukup ruang saat dia membuat permainan pembelajaran tim. Henny memerlukan bantuan untuk memperluas pengalaman belajar di luar ruang kelas. 5. Samsul baru saja membangun perpustakaan Madrasah yang produktif. Dia ingin sekali melibatkan masyarakat di perpustakaan ini tetapi tidak tahu harus mulai dari mana.
Pengembangan Madrasah Efektif
136
Modul
PME
Bacaan Profesional Baca artikel berikut ini yang ditulis C. Harvey (2005) terbitan Library Media Connection, 23(5), 23. Ia mendiskusikan peran spesialis media perpustakaan (pustakawan guru). Apa yang disampaikan artikel ini mengenai bahan untuk layanan perpustakaan yang baik? • Spesialis media purpustakaan adalah guru. Mereka bekerja dengan murid di pusat media perpustakaan, lab komputer dan di dalam kelas. Mereka membantu murid untuk melek komputer. • Spesialis media perpustakaan adalah kolaborator. Mereka bekerja bersama guru untuk merencanakan, menginstruksikan dan mengevaluasi pembelajaran murid. • Spesialis media perpustakaan adalah penempat sumberdaya. Mereka membantu menemukan jawaban untuk pertanyaan dan membantu menemukan sumberdaya (semua jenis) untuk mendukung instruksi di dalam kelas. Mereka mungkin tidak selalu berhasil tapi mereka selalu mencoba yang terbaik. • Spesialis media perpustakaan mencintai literatur. Mereka menikmati berbagi buku hebat dengan murid dan guru. Mereka membantu mendorong murid untuk cinta membaca seumur hidup. Mereka memiliki ide-ide hebat yang memasukkan buku- buku hebat ke dalam berbagai topik kurikulum. • Spesialis media perpustakaan melek teknologi. Mereka bekerja bersama murid untuk menggunakan teknologi di pusat media perpustakaan, lab komputer dan di dalam kelas. • Spesialis media perpustakaan adalah seorang staf pengembang. Mereka membantu guru mempelajari teknologi baru dan bagaimana menggunakannya bersama murid. • Spesialis media perpustakaan adalah innovator/penemu. Mereka dengan cepat memiliki ide dan juga terbuka pada ide dari orang lain. • Spesialis media perpustakaan adalah manajer. Dengan bantuan banyak orang mereka memastikan bahwa pusat media perpustakaan berjalan secara efektif dan efisien. • Spesialis media perpustakaan adalah orang yang senang membantu. Mereka selalu bersedia membantu bahkan untuk hal yang bukan merupakan tugas mereka. Mintalah bantuan mereka saat perlu. Mereka akan senang melayani. • Spesialis media perpustakaan suka belajar. Mereka senang mendengar tentang bukubuku hebat yang dibaca orang serta ide dan strategi baru untuk bekerja bersama murid • Tapi sebagian besar spesialis media perpustakaan tidak bekerja sendiri. Jika Madrasah ingin memiliki program media yang berhasil, diperlukan semua orang (spesialis media perpustakaan, guru, administrasi, dan staf media perpustakaan) untuk bekerja bersama agar bermanfaat bagi murid.
137
Pengembangan Madrasah Efektif
Sesi 11
Kemitraan Madrasah dan Masyarakat
Modul
PME
Sesi Sebelas: 90 Menit
Kemitraan Madrasah dan Masyarakat kk Fokus Islam “Sebaik-baik manusia adalah yang palingbermanfaat bagi orang lain. (Al Hadist)
kk Maksud
Tujuan dari sesi ini adalah untuk mendorong peserta mengembangkan kemitraan yang langgeng dengan anggota masyarakat melalui pemahaman bahwa mendidik anak adalah tanggung jawab bersama antara Madrasah dan masyarakat yang lebih luas.
kk Tujuan Di akhir sesi ini peserta akan dapat: • Mendefinisikan masyarakat • Mendefinisikan kemitraan Madrasah dan masyarakat • Menjelaskan mengapa kemitraan Madrasah dan masyarakat itupenting • Memberikan contoh bagaimana kemitraan Madrasah dan masyarakatbisa ditingkatkan • Mendiskusikan enam tipe Epstein tentang peran serta masyarakat • Menggunakan model Epstein dalam perencanaan
kk Langkah-Langkah Aktifitas • Energizer: Kertas potongan orang • Mendefinisikan masyarakat • Ikhtisar kemitraan masyarakat • Berpikir spontan • Enam tipe Epstein tentang peran serta masyarakat • Simulasi dan bermain peran • Menulis surat • Bacaan Profesional • Refleksi
138
Pengembangan Madrasah Efektif
Modul
PME
kk Metodologi Yang Digunakan • Energizer • Diskusi • Kerja kelompok • Ikhtisar • Berpikir spontan • Simulasi dan bermain peran • Latihan menulis • Bacaan Profesional • Refleksi
kk Materi Yang Diperlukan • Kertas potongan orang • Catatan Sesi: Sebelas • Kertas tulis
Pengembangan Madrasah Efektif
139
WAKTU 1. 15 Menit
KEGIATAN • Trainer memberikan setiap kelompok dua potongan kertas dengan satu lajur terdiri dari enam orang.
IKHTISAR Energizer: potongan kertas
MATERIAL kertas potongan orang
• Trainer mengingatkan peserta bahwa sesi ini akan fokus pada kemitraan Madrasah dan masyarakat. • Semua kelompok diminta untuk memberi label setiap potong kertas dengan nama siapa saja yang mereka anggap penting 2. 15 Menit
• Trainer menanyakan peserta perihal pemahaman mereka tentang istilah “masyarakat”.
Mendefinisikan istilah Kerja kelompok
• Trainer meminta setiap kelompok untuk menuliskan sebuah 3. 15 Menit
• Trainer memberikan ikhtisar makna kemitraan Madrasah dan masyarakat.
Ikhtisar istilah Berpikir spontan
• Trainer meminta peserta untuk berpikir 4. 20 Menit
• Trainer memberikan peserta ikhtisar perihal enam tipe tentang peran serta dan meminta peserta untuk merujuk Catatan Sesi: Sebelas. • Diskusi umum tentang klasifikasi Epstein. • Trainer meminta peserta untuk membayangkan Madrasah mereka sedang bekerja menuju peningkatan tujuan sebagai berikut: 1. Kehadiran, 2. Membaca, 3. Kesehatan, 4. Budaya Madrasah
Enam tipe
Catatan Sesi:
Epstein
Sebelas
tentang peran
WAKTU
KEGIATAN
IKHTISAR
• Peserta dalam kelompoknya diminta untuk melengkapi bagan Catatan Sesi: Sebelas, yang terkait dengan tujuantujuan tersebut. Mereka 5. 20 Menit
• Trainer menyarankan salah satu cara menumbuhkan kemitraan Madrasah masyarakat dengan memastikan keterlibatan berbagai pihak dalam pengembangan madrasah • Trainer meminta setiap peserta membentuk lingkaran besar dan memikirkan tentang satu atau lebih • Trainer meminta seorang peserta untuk maju satu langkah ke depan. Kemudian trainer memberikan contoh dan menyampaikan peraturan permainan; 1. Peserta satu dan lainnya tidak diperkenankan memilih peran yang sama. 2. Peserta yang sudah menyampaikan perannya tetap bergandengan tangan dengan peserta lain sampai berakhirnya permainan hingga membentuk lingkaran kemitraan. • Peserta yang sudah ditunjuk trainer menyampaikan kepada semua peserta lainnya tentang perannya dan apa yang akan dilakukan untuk pengembangan madrasah. Contoh; “Saya seorang dokter, akan membantu madrasah dengan memberikan penyuluhan gratis setiap bulan kepada siswa”. Peserta berikutnya berkata: “Saya Arsitek, siap membantu
Bermain Peran Lingkaran Kemitraan
MATERIAL
Modul
PME
WAKTU
KEGIATAN mendesain pengembangan madrasah”. “Saya seorang siswa, akan membantu madrasah membuang sampah pada tempatnya, dst. • Peserta lain yang sudah siap kemudian melanjutkan dengan menggandeng tangan peserta yang sudah melakukan perannya. Hal yang sama seperti itu diikuti oleh semua peserta lainnya hingga membentuk lingkaran kemitraan. • Setelah lingkaran kemitraan terbentuk, trainer berada di tengah lingkaran menanyakan kepada peserta; “apabila di sebuah madrasah semua pemangku kepentingan memiliki komitmen seperti peran dalam permainan tadi, apa yang terjadi?”. • Dari hasil jawaban peserta, kemudian trainer menarik sebuah konklusi sekaligus sebagai pembelajaran, bahwa pengembangan madrasah itu membutuhkan kemitraan berbagai pihak. Catatan: 1. Dalam permainan ini, pernyataan peserta tidak dibatasi, bahkan diperbolehkan yang imajinatif-futuristik, karena targetnya permainan ini adalah memompa semangat, memotivasi, dan membangun komitmen kemitraan dalam pengembangan madrasah. 2. Untuk tidak melepaskan gandengan, peserta laki-
142
Pengembangan Madrasah Efektif
IKHTISAR
MATERIAL
Modul
PME
WAKTU
KEGIATAN
IKHTISAR
MATERIAL
laki dan perempuan dapat menggunakan media penghubung, seperti penggaris, pulpen, dan alat yang lainnya. 6. 5 Menit
· Trainer meminta peserta untuk menambahkan “bahanbahan” tambahan untuk Pengembangan Madrasah ke dalam mangkuk campuran mereka. · Trainer menyarankan peserta untuk membaca sepuluh kutipan tentang masyarakat dalam tersebut. Catatan Sesi: Sebelas
Pengembangan Madrasah Efektif
143
Modul
PME
Catatan Sesi Sebelas
Kemitraan Madrasah dan Masyarakat 1. Definisi Kemitraan Madrasah dan Masyarakat
Mendidik dan mengembangkan dimensi sosial anak-anak adalah tanggung jawab bersama antara Madrasah dan masyarakat. Madrasah, keluarga dan masyarakat harus bekerja bersama secara efektif untuk memberikan manfaat optimal bagi murid-murid. Pengembangan kemitraan tersebut lebih merupakan sebuah proses daripada kejadian tunggal.
2. Mengapa kemitraan Madrasah dan masyarakat merupakan bahan penting dalam resep untuk Pengembangan Madrasah?
Cara Madrasah peduli terhadap murid tercermin dalam cara mereka peduli terhadap keluarga para murid. Jika Madrasah menganggap anak- anak semata sebagai murid, mereka cenderung memandang keluarga sebagai bagian yang terpisah dari Madrasah dan berpikir bahwa keluarga diharapkan melaksanakan tugasnya dan menyerahkan pendidikan anak-anak pada Madrasah. Namun jika Madrasah memandang murid sebagai anakanak, mereka cenderung memandang keluarga dan masyarakat sebagai mitra Madrasah dalam pendidikan dan pengembangan anak. Murid adalah pusat kemitraan ini. Mereka bukan hanya milik kelompok “Madrasah” tetapi juga kelompok “keluarga” dan kelompok “masyarakat”, sehingga mereka menawarkan hubungan yang kuat antar kemitraan. Keterlibatan Madrasah dengan masyarakat secara langsung menguntungkan murid, membantu guru dan memperkuat keluarga. Ini seperti cara koki yang sukses membangun kemitraan yang bernilai dengan masyarakat pemasok. Tidak mungkin menciptakan makanan yang baik tanpa pengetahuan mengenai apa yang tersedia pada pemasok bahanbahan yang segar.
3. Bagaimana masyarakat diartikan?
Masyarakat diartikan sebagai sekelompok orang yang berinteraksi dan terorganisasi dalam nilai-nilai yang sama pada sebuah lokasi tertentu yang biasanya memiliki konteks budaya dan sejarah yang sama.
4. Pentingkah kemitraan Madrasah dan masyarakat? • Membangun kemitraan merupakan hal yang positif untuk meningkatkan program Madrasah dan iklim Madrasah. Ia menyediakan layanan dan dukungan bagi keluarga, meningkatkan keterampilan dan kepemimpinan orangtua dan membantu guru dalam pekerjaan mereka mengembangkan anak yang “utuh”. Jika Madrasah membangun kemitraan yang kuat antara pendidik, keluarga, dan anggota masyarakat, semua bekerja bersama untuk berbagi informasi, menuntun murid, memecahkan masalah, dan merayakan keberhasilan.
144
Pengembangan Madrasah Efektif
Modul
PME • Kemitraan mengakui tanggung jawab bersama antara rumah, Madrasah, dan masyarakat, untuk pengembangan dan pembelajaran murid. • Pentingnya hubungan Madrasah/masyarakat didasarkan pada kenyataan mendasar bahwa murid memiliki keluarga, murid dan keluarga tinggal dalam masyarakat, dan keluarga dan masyarakat adalah hal penting dalam kehidupan murid. Bersama Madrasah, mereka mempengaruhi pembelajaran murid. • Dengan mengembangkan kemitraan masyarakat, Madrasah dapat mendorong sikap menghormati, percaya, menghargai, dan kerja sama di antara semua stakeholder Madrasah yang mempengaruhi kehidupan murid. • Madrasah atau masyarakat tidak dapat melakukan tugas mendukung dan mengembangkan dimensi sosial murid secara sendiri-sendiri. Ini adalah tanggung jawab bersama. Pengetahuan adalah hasil proses keterlibatan masyarakat. • Kemitraan secara khusus merupakan komunikasi. Tujuan utama kemitraan adalah mengembangkan dan melaksanakan komunikasi yang lebih baik dengan keluarga murid berbagai kelas untuk membantu murid berhasil di Madrasah. • Hubungan Madrasah dan masyarakat memperkuat kebutuhan saling menghargai di antara pihak yang terlibat. Semua hubungan yang melibatkan kemitraan Madrasah, keluarga dan masyarakat didasarkan pada saling menghormati. • Kemitraan guru-orangtua meningkatkan dukungan timbal balik untuk peran guru dan orangtua, meningkatkan keterlibatan orangtua dalam berbagai kegiatan dan proyek pengembangan Madrasah, dan menuntun pada pertumbuhan positif murid. • Prestasi murid meningkat karena keterlibatan orangtua yang lebih besar. Praktekpraktek untuk melibatkan orangtua di rumah dalam kegiatan belajar seperti membaca cenderung menguntungkan murid pada mata pelajaran tersebut. • Sikap murid lebih baik karena keterlibatan orangtua yang lebih besar. • Baik Madrasah maupun keluarga secara terus-menerus berubah dan berevolusi. Keluarga berubah karena anggotanya menjadi dewasa dan mengembangkan keterampilan, hubungan, dan pola interaksi sosial yang baru. Dengan berMadrasahnya anak, keluarga membangun akumulasi sejarah hubungan dengan Madrasah. • Guru perlu memahami konteks keluarga dan masyarakat. Mereka perlu mengetahui kehidupan seperti apa yang dialami murid sepulang Madrasah. Mereka perlu menempatkan murid dalam konteks keluarga dan masyarakat. • Memperkuat kemitraan Madrasah dan masyarakat berarti kedua pihak memahami lebih baik hal yang terkait diantara keduanya. Selalu ada keterkaitan dalam praktek karena guru berkomitmen untuk mendidik anak secara “utuh”. Oleh karenanya mereka tidak hanya mendidik keterampilan akademis tetapi juga memberi perhatian pada bidangbidang yang mungkin dipandang sebagai kenyataan pada orangtua seperti konsep diri, aspirasi, dan keterampilan sosial. Sama halnya, orangtua yang terlibat dalam pendidikan membantu anak mereka menguasai keterampilan dan rencana masa depan untuk pendidikan dan pekerjaan yang mungkin dianggap sebagai tanggung jawab guru.
5. Apakah kemitraan Madrasah dan masyarakat terjadi secara otomatis? • Potensi kemitraan Madrasah dan masyarakat masih banyak diabaikan di Madrasah meskipun ada bukti yang cukup mengenai dampak positif keterlibatan keluarga. Guru Pengembangan Madrasah Efektif
145
Modul
PME tidak selalu secara sistematis mendorong keterlibatan keluarga, dan orangtua tidak selalu berpartisipasi saat mereka didorong untuk melakukannya. • Meskipun kemitraan Madrasah dan masyarakat dipandang memiliki dampak positif bagi Pengembangan Madrasah, keterlibatan ini tidak terjadi tanpa masukan yang disengaja. Untuk memfasilitasi perubahan yang akan mengakibatkan Pengembangan Madrasah, orangtua harus menemukan waktu untuk berpartisipasi dalam pendidikan anak-anak mereka, sedangkan Madrasah harus menyediakan dukungan yang penting bagi orangtua untuk terlibat. • Sikap guru adalah bagian penting dari persamaan ini. Usaha Madrasah untuk mendorong keterlibatan keluarga dalam pendidikan anak akan berhasil jika guru cukup dipersiapkan untuk mendukung usaha ini. Pembelajaran harus bergerak di luar metode tradisional menuju metode eksperiensial yang lebih cenderung melengkapi guru dengan keahlian pemecahan masalah, komunikasi, dan kolaborasi untuk menciptakan hubungan yang berarti dengan murid dan keluarga. • Guru yang merasa terlalu dibebani dengan beban mengajar mungkin merasa tidak memiliki waktu untuk berhubungan dengan orangtua. Mereka perlu diberi waktu yang diperlukan untuk berhubungan dan bertemu orangtua. Untuk mengoordinasi pertemuan orangtua-guru dan mengembangkan program keterlibatan orangtua, Madrasah dapat mengutus petugas penghubung orangtua atau koordinator rumahMadrasah. • Guru seringkali merupakan orang yang mengontrol aliran informasi untuk orangtua. Namun banyak guru yang tidak memahami informasi apa yang ingin didapatkan orangtua agar lebih efektif di rumah. • Administrator secara signifikan mempengaruhi sikap dan tindakan Madrasah terhadap keterlibatan orangtua. Kepemimpinan Madrasah tidak selalu menuntun pada hubungan positif antara Madrasah dan masyarakat. Karena kepemimpinan adalah hal yang sangat penting, administrator memerlukan pelatihan khusus untuk membantu mereka mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk mendorong kemitraan keluarga-Madrasah. • Madrasah kadangkala gagal memahami bahwa tidak semua orangtua “menerima” pesan Madrasah. Pendidik harus menyadari bahwa tidak semua orangtua dapat membaca buletin, formulir kunjungan lapangan, atau pekerjaan rumah. Beberapa orangtua kurang dapat membaca atau malu mengenai pendidikan mereka yang rendah. Madrasah tidak boleh mengandalkan informasi tertulis sebagai satu-satunya bentuk komunikasi dengan rumah. Kunjungan ke rumah, telpon, pertemuan empat mata, dan kontak pribadi lainnya dengan orangtua adalah hal yang penting. • Madrasah harus menawarkan berbagai bentuk keterlibatan orangtua karena tidak hanya satu bentuk baku keterlibatan yang cocok bagi setiap keluarga. Pendidik dan orangtua harus bertujuan meningkatkan persentasi orangtua yang terlibat dengan suatu cara. Setiap Madrasah setidaknya memiliki beberapa orangtua yang sangat terlibat; kuncinya adalah membuat jumlahnya selalu meningkat.
6. Apa jenis keterlibatan masyarakat? Joyce Epstein, ahli tingkat dunia mengenai kemitraan Madrasah dan masyarakat, menyarankan enam keterlibatan yang mungkin. (Epstein, J. L. (1992) School and family partnerships.
146
Pengembangan Madrasah Efektif
Modul
PME Halaman 1139-1151 dalam Encyclopaedia of educational research, 6th ed., diedit oleh M. Alkin, New York, Macmillan.) Enam jenis keterlibatan ini dapat digunakan untuk mengembangkan program menyeluruh bagi kemitraan Madrasah keluarga dan masyarakat dan mencakup: pengasuhan (parenting), komunikasi, kerja bakti, belajar di rumah, mengambil keputusan, dan kolaborasi dengan masyarakat. Pengasuhan: Madrasah dapat menawarkan lokakarya mengenai topik- topik yang penting untuk orangtua seperti membesarkan anak, tahap- tahap perkembangan. Ini menciptakan kondisi rumah yang mendukung pembelajaran di Madrasah. Madrasah dapat menawarkan program gizi dan kesehatan. Komunikasi: Madrasah dapat menawarkan konferensi guru/orangtua untuk umpan balik bagi laporan Madrasah, kehadiran, perilaku dan lain-lain, mengirimkan map berisi karya murid setiap minggu atau setiap bulan. Ini semua tentang komunikasi Madrasah ke rumah dan rumah ke Madrasah. Harus ada jadwal rutin untuk surat Madrasah, memo, dan telpon. Madrasah harus memastikan bahwa orangtua yang tidak dapat membaca memiliki akses terhadap informasi dan membangun hubungan komunikasi yang jelas dari Madrasah ke rumah dan rumah ke Madrasah. Kerja Bakti: Madrasah dapat menawarkan program sukarela, yang berkaitan dengan merekrut dan melatih orangtua untuk menawarkan dukungan di Madrasah. Ini dapat berupa program untuk membangun ruang khusus orangtua, dukungan dalam kelas, dukungan perpustakan, dukungan ekstrakurikuler atau dukungan administrasi. Belajar di Rumah: Madrasah dapat mendorong pembelajaran di rumah dengan menyediakan informasi dan ide bagi keluarga di rumah mengenai cara membantu murid di rumah dengan pekerjaan rumah dan lain-lain. Madrasah juga dapat menawarkan seminar untuk keterampilan yang dibutuhkan, mengenai kebijakan pekerjaan rumah dan memberi orangtua jadwal pekerjaan rumah rutin. Ingat bahwa membantu di rumah berarti mendorong, mendengar, bereaksi, menuntun, mengawasi dan mendiskusikan, bukan “mengajarkan” mata pelajaran. Pengambilan Keputusan: Madrasah harus memastikan bahwa orangtua terlibat dalam pengambilan keputusan. Madrasah harus memiliki komite Madrasah yang aktif dan dewan pendidikan tingkat kabupaten yang terbuka bagi orangtua dan masyarakat. Madrasah harus menawarkan pelatihan kepemimpinan dan menyertakan murid dan orangtua alam kelompok pengambilan keputusan. Kolaborasi dengan Masyarakat: Madrasah harus memiliki program untuk membantu keluarga mengakses program masyarakat seperti Puskesmas. Ini merupakan identifikasi dan integrasi sumberdaya dan layanan dari masyarakat untuk memperkuat program Madrasah. Ini juga dapat melibatkan masyarakat Madrasah dalam layanan umum kepada masyarakat yang lebih luas seperti musik untuk acara masyarakat dan partisipasi alumni.
7. Bagaimana Madrasah dapat melibatkan orangtua dan anggota masyarakat? • Minta orangtua berbicara dengan anak mereka mengenai apa yang mereka lakukan di dalam kelas. • Minta orangtua untuk mendengarkan anak mereka membaca nyaring. Namun untuk melakukan hal ini, penting untuk memperhatikan isu-isu literasi orangtua. • Berikan pekerjaan rumah yang mengharuskan murid bekerja sama dengan orangtua, misalnya murid diminta menanyakan kepada orangtua mengenai masa kecil mereka.
Pengembangan Madrasah Efektif
147
Modul
PME • Kirim kegiatan ke rumah seperti permainan yang berhubungan dengan pembelajaran murid dan memungkinkan keterlibatan orangtua dengan murid. • Buat kesepakatan resmi untuk supervisi orangtua terhadap pekerjaan rumah murid.
8. Darimana Madrasah memulai membangun kemitraan Madrasah dan masyarakat? 1. Kaji ulang posisi Madrasah saat ini dalam kemitraan. 2. Putuskan dimana Madrasah ingin berada dalam kemitraan. Apa idealnya? Praktek yang mana yang harus dipertahankan dan apa yang harus diubah? Apa yang perlu ditambahkan? 3. Pertimbangkan apa yang diharapkan guru dari keluarga? Apa yang diharapkan keluarga dari guru? Apa yang diharapkan murid mengenai hubungan keluarga mereka dengan Madrasah? Apa yang murid harapkan dari guru agar keluarga mereka tetap terinformasi dan terlibat? 4. Pikirkan bagaimana Madrasah dapat melibatkan semua keluarga jika ada beberapa keluarga yang saat ini tidak terlibat. 5. Putuskan dalam rencana kerja tiga tahunan mengenai rincian apa yang akan dilakukan Madrasah setiap tahun. 6. Putuskan siapa yang bertanggung jawab untuk masing-masing aspek rencana tersebut dan apakah pengembangan profesional diperlukan bagi staf untuk menerapkan rencana ini. 7. Pertimbangkan sumberdaya dan biaya yang diperlukan untuk melaksanakan rencana ini. 8. Pikirkan bagaimana Madrasah akan mengevaluasi rencana tersebut?
148
Pengembangan Madrasah Efektif
Modul
PME
Latihan Jenis Keterlibatan Meningkatkan Kehadiran
Meningkatkan Membaca
Meningkatkan Budaya Madrasah
Meningkatkan Kesehatan Madrasah
1. Pengasuhan
2. Komunikasi
3. Kerja Bakti
4. Belajar Membaca
5. Membuat Keputusan
6. Kolaborasi dengan masyarakat
Pengembangan Madrasah Efektif
149
Modul
PME
Bacaan Profesional Kaji sepuluh pernyataan mengenai masyarakat di bawah ini yang berasal dari para pendidik terkemuka. Apakah pernyataan-pernyataan berikut menyarankan “bahan” tambahan bagi Pengembangan Madrasah? 1. Hubungan merupakan hal yang sangat penting dalam membangun masyarakat. Masyarakat adalah sesuatu yang diinginkan kita semua untuk mengalami rasa dan arti yang kita perlukan dalam hidup. Kita tidak bisa mengalaminya sendirian. (T. Sergiovanni, Leadership: What’s in it for Schools? Routledge Falmer, New York, 2001, hal. 63) 2. Dalam kemitraan, pendidik, keluarga dan anggota masyarakat bekerja bersama untuk berbagi informasi, menuntun murid, memecahkan masalah, dan merayakan keberhasilan. Kemitraan mengakui tanggung jawab bersama antara rumah, Madrasah dan masyarakat dalam pembelajaran dan perkembangan murid. (J. L. Epstein, School, Family and Community Partnerships, Westview Press, Colorado, 2001, hal. 4) 3. Masyarakat adalah jantung kehidupan Madrasah. Ia memberikan substansi untuk membuat arti dan kerangka pembangunan budaya. (T. Sergiovanni, The Lifeworld of Leadership, John Wiley dan Sons, San Francisco, 2000, hal. 59) 4. Kepemimpinan yang kuat adalah hasil masyarakat yang memiliki tujuan. Dengan kata lain, membentuk Madrasah pada masyarakat yang memiliki tujuan adalah syarat penting untuk merancang tim kepemimpinan yang efektif. Masyarakat yang memiliki tujuan adalah masyarakat dengan efektivitas dan kemampuan kolektif untuk mengembangkan dan menggunakan aset untuk mencapai tujuan akhir yang berarti bagi semua anggota masyarakat melalui proses yang disetujui bersama. (R. Marzano, T. Waters dan B. McNulty, School Leadership that Works, ASCD, Alexandria, 2005, hal.99) 5. Masyarakat menciptakan bahan pembelajaran sosial. Masyarakat yang kuat mengembangkan interaksi dan hubungan berdasarkan saling menghormati dan percaya. Ia mendorong kesediaan untuk berbagi ide, mengekspos pengabaian seseorang, menanyakan pertanyaan yang sulit dan mendengarkan dengan seksama. (E. Wenger, R. McDermott and W. Snyder, Cultivating Communities of Practice, Harvard Business School Press, Boston, 2002, hal. 28) 6. Kita harus mengakui bahwa orang bekerja lebih efektif, efisien dan gigih saat mereka bekerja bersama-sama. (M. Schmoker, The Key to Continuous Alexandria, 1999, hal. 2) School Improvement, ASCD, 7. Madrasah kolaboratif cenderung memperluas pengaruh keputusan dan kepemimpinan pada guru dan anggota tim lainnya dan mereka dapat juga memperluas pengaruh pada yang orang laindi luar Madrasah seperti orangtua, anggota organisasi lain, dan anggota masyarakat lainnya. (D. G. Pounder, Restructuring Schools for Collaboration, Promises and Pitfalls, State University of New York Press, New York, 1998, hal.177) 8. Jika pendidik dan keluarga mengakui tanggung jawab dan kepentingan bersama mereka pada anak-anak, kegiatan dan sikap pada kedua lingkungan cenderung berubah. Guru dan administrator menciptakan Madrasah yang seperti keluarga. (J. L. Epstein, School, Family and Community Partnerships, Westview Press, Colorado, 2001, hal. 80)
150
Pengembangan Madrasah Efektif
Modul
PME 9. Resep kunci untuk kepemimpinan kepala Madrasah adalah kemampuan bekerja sama dengan orang lain dan membangun hubungan dengan guru, murid, orangtua dan masyarakat. (S. HAL. Gray and W.A. Streshly, From good Schools to Great Schools, What their Principals do Well, Corwin press, Thousand Oaks, 2008, hal. 15) 10. Hubungan dan kerja sama yang suportif antara rumah dan Madrasah memiliki dampak positif. Madrasah yang efektif bukan hanya melibatkan orangtua tetapi juga menugaskan mereka. Hubungan antara masing-masing guru dengan orangtua adalah hal yang sangat penting. (S. J. Zepeda, Instructional Leadership for School Improvement, Eye on Education, New York, 2004, hal. 20.)
Pengembangan Madrasah Efektif
151
Modul
PME
152
Pengembangan Madrasah Efektif
Sesi 12
Merencanakan Inisiatif Pengembangan Madrasah
Modul
PME
Sesi Duabelas: 120 Menit
Kemitraan Madrasah dan Masyarakat kk Fokus Islam “Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan“. (H.R. Bukhori & Muslim)
kk Maksud
Maksud dari sesi ini adalah untuk mereviu dan merefleksikan pembelajaran sebelas sesi sebelumnya dan untuk memikirkan bagaimana merencanakan pengembangan Madrasah yang berkesinambungan.
kk Tujuan Di akhir sesi ini peserta akan dapat: • Mendiskusikan alasan untuk perencanaan menyeluruh untuk Pengembangan Madrasah • Membuat daftar alasan untuk melakukan pengumpulan data • Mendiskusikan bagaimana mengumpulkan data • Menjelaskan bentuk-bentuk yang berbeda pengumpulan data • Menyajikan sebuah rencana Pengembangan Madrasah yang efektif • Merefleksikan pembelajaran
kk Langkah-Langkah Aktifitas • Energizer: memecahkan teka-teki • Berpikir spontan dengan kertas tempel: pertanyaan-pertanyaan yang diajukan saat perencanaan • Ikhtisar pengumpulan data • Diskusi kelompok • Perencanaan • Kuis Akhir • Evaluasi • Bacaan Profesional • Refleksi
153
Pengembangan Madrasah Efektif
Modul
PME
kk Metodologi Yang Digunakan • Energizer • Berpikir cepat dengan kertas post-it • Ikhtisar • Diskusi • Kerja kelompok • Perencanaan • Kuis • Evaluasi • Bacaan Profesional • Refleksi
kk Materi Yang Diperlukan • Kertas post-it • Lima teka-teki gambar • Catatan Sesi: Dua belas • Salinan Kuis Akhir • Format evaluasi
Pengembangan Madrasah Efektif
154
Modul
PME
WAKTU 1. 10 Menit
KEGIATAN • Trainer memberikan setiap kelompok sebuah teka-teki kecil dan sederhana. Semua kelompok tidak diberi gambar apa yang harus mereka buat dan mereka diberi tahu hanya memiliki waktu lima menit untuk membuat teka teki sebanyak mungkin.
IKHTISAR Energizer: memecahkan teka teki
MATERIAL Teka teki gambar untuk setiap kelompok
• Semua kelompok tidak diperbolehkan untuk berbicara selama prosesnya. 2. 20 Menit
• Trainer membandingkan seberapa maju yang telah dilakukan setiap kelompok dan memulai diskusi tentang kesulitan bekerja sama tanpa tahu tujuan akhir atau tidak mampu berkomunikasi secara efektif dengan yang lain. • Trainer menjelaskan pentingnya perencanaan untuk Pengembangan Madrasah. • Trainer memberikan setiap kelompok satu paket kertas post-it. • Trainer meminta setiap peserta untuk berpikir tentang pertanyaan- pertanyaan apakah yang harus Madrasah pertimbangkan sebelum merencanakan pengembangan Madrasah, seperti: perubahan apa yang perlu kita buat untuk meningkatkan Madrasah kita? • Peserta diminta untuk membuat sebanyak mungkin pertanyaan yang bisa mereka pikirkan, menggunakan kertas tempel baru untuk setiap pertanyaan. • Peserta berbagi kertas post- it mereka dalam kelompoknya dan kesampingkan pertanyaan yang diulang.
155
Pengembangan Madrasah Efektif
Kerja kelompok Ikhtisar Berpikir spontan dengan kertas post-it
Paket kertas post-it
Modul
PME
WAKTU
KEGIATAN
IKHTISAR
MATERIAL
• Semua kelompok menempelkan kertas mereka di tembok. • Trainer memimpin diskusi tentang pertanyan- pertanyaan yang muncul dan peserta memperbaiki daftarnya. 3. 20 Menit
• Trainer memberikan ikhtisar pentingnya pengumpulan data yang efektif. • Trainer meminta peserta untuk membaca Catatan Sesi: Dua belas Jenis data apa saja yang harus dikumpulkan Madrasah?‖
Ikhtisar manajemen data Empat tipe pengumpulan data
Catatan Sesi: Dua belas
Diskusi kelompok
• Diskusi kelompok tentang mengapa masing-masing jenis itu penting. • Trainer mengikuti Modul selangkah demi selangkah tentang bagaimana Madrasah bisa membuat perencanaan. • Trainer merujuk peserta ke Catatan Sesi: Dua belas 4. 30 Menit
• Trainer merujuk peserta ke Catatan Sesi: Dua belas
Perencanaan
Catatan Sesi: Duabelas
• Trainer meminta peserta untuk mereviu materi tentang Akreditasi dalam Catatan sesi: Duabelas untuk memahami bagaimana kaitan Pengembangan Madrasah dan akreditasi. • Trainer meminta setiap kelompok untuk memutuskan empat hal untuk Pengembangan Madrasah yang akan mendukung proses meraih akreditasi. • Setiap kelompok diminta untuk menuliskan pengembangan tersebut menjadi empat tujuan.
Pengembangan Madrasah Efektif
156
Modul
PME
WAKTU
KEGIATAN • Semua kelompok berbagi tujuan-tujuan yang telah mereka buat. • Trainer memberikan setiap kelompok sebuah Performa Perencanaan template kosong yang diperbesar. • Semua kelompok melengkapi Proforma tersebut dengan detail. • Semua kelompok mempresentasikan rencana mereka.
5. 20 Menit
• Trainer meminta setiap peserta untuk melengkapi Kuis Akhir. • Trainer meminta setiap peserta melengkapi formulir Evaluasi.
6. 20 Menit
• Trainer mengingatkan peserta tentang kertas post- it yang ditulis pada hari pertama lokakarya yang menyatakan apa yang ingin dipelajari oleh setiap peserta. • Trainer meminta setiap peserta untuk mengambil kertas post-it mereka sendiri dari tembok. • Diskusi kelompok apakah tujuan tersebut telah dicapai. • Trainer meminta setiap kelompok untuk mereviu bahan-bahan dalam mangkuk campuran mereka untuk resep Pengembangan Madrasah. Trainer meminta peserta mereviu pemikiran Victoria Bernhardt dalam Catatan Sesi: Dua belas. • Trainer meminta setiap kelompok untuk menuliskan resep Pengembangan Madrasah tersebut dengan
157
Pengembangan Madrasah Efektif
IKHTISAR
MATERIAL
Modul
PME
WAKTU
KEGIATAN
IKHTISAR
MATERIAL
mempergunakan bahan- bahan dalam mangkuk campuran mereka. • Semua kelompok berbagi resep Pengembangan Madrasah mereka. • Diskusi akhir dan perpisahan.
Pengembangan Madrasah Efektif
158
Modul
PME
Catatan Sesi Duabelas
Merencanakan Inisiatif Pengembangan Madrasah 1. Definisi Merencanakan Inisiatif Pengembangan Madrasah
Rencana Pengembangan Madrasah adalah dokumen penting yang membantu Madrasah untuk melangkah maju karena ia menjadi peta untuk inisiatif lebih lanjut. Perencanaannya harus diatur dan dilaksanakan secara kolaboratif, yang semua keputusan yang dicapai melalui konsensus.
2. Mengapa perencanaan merupakan bahan penting dalam resep untuk Pengembangan Madrasah?
Perencanaan efektif untuk Pengembangan Madrasah bergantung pada luasnya keterlibatan semua stakeholder. Ini mencakup guru, orangtua, anggota masyarakat, murid dan staf kantor kabupaten. Perencanaan harus merupakan usaha tim dan bukan usaha individu oleh kepala Madrasah. Perencanaan Pengembangan Madrasah terkait erat dengan pembangunan visi, yang harus dilaksanakan melalui proses konsultasi dengan semua stakeholder. Namun begitu, banyak di antara informasi dasar untuk perencanaan ini bisa didapat dengan melihat secara resmi dokumen-dokumen seperti pernyataan misi dan visi Madrasah, dokumen kurikulum, rencana lima tahunan dan lain-lain. Ia juga bisa didapat melalui pembicaraan dengan murid, guru, dan anggota masyarakat. Ini seperti cara seorang koki mencari informasi dari berbagai sumber mengenai tempat membeli bumbu yang paling segar, bagian daging mana yang paling baik untuk menjadi masakan, dan lain-lain untuk secara sistematis merencanakan menu sebelum memulai proses memasak.
3. Pertanyaan apa yang harus dipertimbangkan Madrasah saat merencanakan perubahan? • Perubahan apa yang kita perlukan untuk membuat Madrasah lebih baik? • Apa yang harus kita fokuskan dalam perencanaan? • Bagaimana kita dapat bekerja bersama? • Bagaimana kita dapat melibatkan masyarakat yang lebih luas? • Apa yang akan menjadi indikator keberhasilan kita? • Bagaimana kita akan mengukur keberhasilan?
4. Mengapa data merupakan hal penting untuk perencanaan? Pengumpulan Data: • Membantu mengawasi dan menilai kinerja
159
Pengembangan Madrasah Efektif
Modul
PME • Penting bagi guru sehingga mereka bisa mendasarkan keputusan pada bukti yang solid daripada sekedar asumsi-asumsi. Data membantu guru menjawab pertanyaan yang signifikan, “Apa yang kita lakukan selanjutnya” • Mempermudah guru memiliki kesempatan untuk mereplikasi metode yang efektif dalam lingkup Madrasah maupun luar Madrasah. • Membantu murid mengetahui bagaimana kinerja mereka sehingga mereka dapat memfokuskan pada pengembangan terus-menerus. • Menawarkan dasar yang paling baik untuk perencanaan Madrasah. Mereka yang menerapkan program Pengembangan Madrasah juga harus bertanggung jawab mengumpulkan dan menganalisis data. Ia harus selalu disajikan dengan cara yang mudah dipahami oleh semua. • Adalah satu unsur yang bekerja untuk mencapai tujuan karena ia mengungkapkan apakah Madrasah mencapai maksudnya.
5. Jenis data apa saja yang harus dikumpulkan Madrasah? 1. Data demografis: Ini mengungkapkan siapa stakeholder Madrasah. Ia memberi informasi mengenai murid, staf, dan masyarakat. Data ini bisa didapat melalui informasi pendaftaran, informasi kehadiran, jumlah murid yang mendapatkan beasiswa, latar belakang keluarga, jumlah staf, dan tingkat pelatihan guru. 2. Data Persepsi: Ini memberikan informasi bagaimana perasaan orang terhadap Madrasah, yang pada gilirannya dapat mengarahkan Madrasah mengenai apa yang perlu diperbaiki. Data ini bisa didapat melalui survei, diskusi kelompok, dan kuesioner. 3. Data Pembelajaran Murid: Ini memberi Madrasah gambaran yang jelas mengenai seberapa jauh murid berhasil dalam pelajarannya dan apa yang diperlukan Madrasah untuk benar-benar memfokuskan pada lingkungan pengajaran. Data ini bisa didapat melalui hasil ujian internal dan eksternal. 4. Data Proses Madrasah: Ini memberikan informasi kepada staf Madrasah mengenai praktek pengajaran mereka saat ini. Data ini melihat bagaimana hal-hal dilakukan saat ini dan bagaimana mereka dapat ditingkatkan. Madrasah bisa mendapatkan data ini dengan mengkaji ulang program Madrasah, mempertimbangkan program tambahan seperti program perpustakaan, program kesehatan dan program teknologi informasi serta melihat program dukungan orangtua yang ada. Data ini juga bisa dikumpulkan melalui observasi ruang kelas.
6. Metode apa yang dapat digunakan untuk merencanakan Pengembangan Madrasah? • Perencanaan Pengembangan Madrasah adalah siklus terus-menerus karena perencanaan juga ikut memastikan adanya keberlanjutan. • Masyarakat Madrasah harus mulai dengan mengkaji tujuan akhir Madrasah. Jika tujuan akhir tidak jelas atau tidak ditentukan, inilah langkah pertama yang harus dilakukan. Kemudian Madrasah menentukan isu apa yang perlu dijadikan sasaran untuk memenuhi tujuan ini. • Langkah selanjutnya adalah mengkaji berbagai kemungkinan untuk mencapai tujuan Pengembangan Madrasah Efektif
160
Modul
PME tersebut. Melakukan hal ini memungkinkan mencari cara yang paling sesuai untuk memilih strategi pengembangan yang terbaik. • Kemudian Madrasah harus mewujudkan tujuan ini dalam tindakan. • Kemudian Madrasah harus mengevaluasi apa yang sudah dilaksanakan dan memutuskan langkah lainnya yang diperlukan untuk mencapai tujuan. • Kemudian Madrasah harus mempertimbangkan apa yang perlu dilakukan untuk mempertahankan tujuan tersebut.
7. Bagaimana Pengembangan Madrasah dihubungkan dengan akreditasi? A. Latar Belakang Akreditasi: • Akreditasi terus diinginkan Madrasah di Indonesia sebagai alat mencapai standar praktek pendidikan berkualitas yang terukur. Secara formal proses ini berasal dari Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Sebagai akibat peraturan ini, telah dilaksanakan usaha yang signifikan untuk memastikan jaminan mutu dan standar dalam sistem pendidikan Indonesia • Usaha ini dilaksanakan melalui tiga program terintegrasi yang meliputi pendidikan, akreditasi, dan sertifikasi. Program-program ini dimaksudkan untuk menyediakan layanan pendidikan berkualitas dengan standar yang dapat diukur. Keinginan untuk memiliki standar tersebut ditekankan lebih jauh melalui UU No. 20 tahun 2003 Bab XVI Bagian 2 Pasal 60, yang menyatakan: 1. Akreditasi dilakukan untuk menentukan kelayakan program dan satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal dan nonformal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan. 2. Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh Pemerintah dan/ atau lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik. 3. Akreditasi dilakukan atas dasar kriteria yang bersifat terbuka. 4. Ketentuan mengenai akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah. • Dengan mempertimbangkan hal ini, proses akreditasi dimaksudkan untuk dilaksanakan secara rutin dan transparan untuk membantu dan menguatkan program dan unit pendidikan untuk mengembangkan sumberdaya mereka untuk mencapai tujuan pendidikan nasional yang kuat dan efektif. • Untuk memastikan layanan yang transparan, independen dan akuntabel, Pemerintah Indonesia membentuk Badan Akreditasi Nasional untuk Madrasah/Madrasah (BAN SM), badan independen untuk mengawasi proses Akreditasi pada tahun 2005. BANS/M dibantu oleh Badan Akreditasi Madrasah/Madrasah Propinsi, yang dikenal sebagai BAP-S/M. Ban SM kemudian membentuk Instrumen Akreditasi untuk digunakan dalam proses evaluasi standar Madrasah. • Instrumen Akreditasi SD/MI ini didasarkan pada delapan komponen yang sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan: 1. Standar Isi 2. Standar Proses
161
Pengembangan Madrasah Efektif
Modul
PME 3. Standar Kompetensi Lulusan 4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan 5. Standar Sarana dan Prasarana 6. Standar Manajemen 7. Standar Pembiayaan 8. Standar Penilaian • Untuk berhubungan dengan standar akreditasi, Ban S/M merancang instrumen penilaian yang terdiri dari 157 pernyataan item tertutup yang berhubungan dengan delapan standar ini. Masing-masing item ini menawarkan lima pilihan untuk dipenuhi.
• Setelah Instrumen Penilaian Akreditasi dilengkapi oleh Madrasah, ia diskor dengan cara berikut. Butir pernyataan yang dijawab A memperoleh skor = 4 Butir pernyataan yang dijawab B memperoleh skor = 3 Butir pernyataan yang dijawab C memperoleh skor = 2 Butir pernyataan yang dijawab D memperoleh skor = 1 Butir pernyataan yang dijawab E memperoleh skor = 0
Total skor (Skor Tertimbang Maksimum) kemudian dihitung dengan mengalikan Skor Butir Maksimum dengan Jumlah Bobot Butir. Pengembangan Madrasah Efektif
162
Modul
PME
Metode untuk membuat Nilai Akhir Akreditasi dapat dipahami dengan jelas dengan mengacu pada Pedoman BAN SM: Pedoman Penskoran dan Pemeringkatan Hasil Akreditasi Madrasah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah 2009.
B. Hasil akreditasi Madrasah/madrasah dipandang berguna dalam hal: 1. Sebagai acuan dalam melihat pengembangan kualitas Madrasah/madrasah dan rencana pengembangan Madrasah/madrasah 2. Sebagai umpan balik dalam mengkaji tingkat penguatan dan pengembangan kemampuan masyarakat Madrasah/madrasah untuk menerapkan visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, dan program Madrasah/madrasah 3. Sebagai motivator bagi Madrasah/madrasah untuk terus meningkatkan kualitas pendidikannya secara lebih baik, terencana dan kompetitif pada tingkat kabupaten/kota, propinsi, nasional, regional, dan internasional 4. Sebagai bahan informasi dalam hubungan Madrasah/madrasah sebagai masyarakat belajar yang lebih maju daripada pemerintah, masyarakat, atau sektor swasta dalam hal profesionalisme, moral, tenaga kerja, dan pembiayaan 5. Sebagai titik acuan untuk badan terkait dalam mempertimbangkan kewenangan Madrasah/madrasah sebagai organisasi ujian nasional. C. Proses akreditasi mempengaruhi berbagai kelompok di Madrasah dengan cara yang beragam. • Kepala Madrasah: Proses akreditasi mencakup berbagai isu signifikan yang meliputi kepemimpinan, manajemen pembiayaan, dan program Madrasah. • Guru: Proses akreditasi mendorong pengembangan terus-menerus dalam metodologi pengajaran. • Masyarakat/orangtua: Proses akreditasi memberikan informasi yang lebih akurat mengenai layanan pendidikan lokal, membantu mereka membuat keputusan berbasis informasi mengenai pendidikan anak-anak mereka. • Murid: Proses akreditasi menginspirasi rasa percaya diri bahwa mereka mendapatkan pendidikan yang layak. • Ada enam prinsip pedoman yang diikuti selama proses.
Proses tersebut harus selalu: 1. Obyektif 2. Komprehensif 3. Adil 4. Transparan 5. Akuntabel 6. Profesional
163
Pengembangan Madrasah Efektif
Modul
PME D. Bagaimanan proses akreditasi ini berhubungan dengan materi- materi dalam 12 sesi Modul Pelatihan ini? • Pengembangan Madrasah adalah syarat alami untuk melaksanakan proses akreditasi. Tanpa mempedulikan perubahan di Madrasah dan memikirkan kembali cara dilaksanakan berbagai aspek kehidupan sehari-hari Madrasah, sedikit kemungkinan bahwa Madrasah akan siap memenuhi tugas yang ditetapkan untuk akreditasi. Pedoman Pelatihan ini difokuskan secara khusus untuk meningkatkan delapan standar yang ada dalam Standar Nasional Pendidikan, karena standar-standar ini dipandang sebagai tahapan agar Madrasah mampu memenuhi tuntutan pendidikan yang berkualitas. Cara Pedoman Pelatihan ini membahas delapan standar dapat dikaji melalui tabel yang dimuat dalam Pendahuluan: • Masing-masing sesi memfokuskan pada pengembangan aspek-aspek delapan standar ini, yang kemudian mengarahkan pada pengembangan Madrasah dan kesempatan untuk meraih akreditasi. Kesesuaian Standar dan Butir Instrumen Akreditasi (IA) dengan sesi sebagai berikut:
Standar dan Butir Instrumen Akreditasi (IA) Untuk MTs IA Standar: • Isi,butir 2 • Pengelolaan, butir 121 • Pembiayaan, butir 126, 141, 144 • Penilaian,butir 162, 163 Untuk MI IA Standar: • Isi,butir 2,6, 12, 108
Untuk MTs IA Standar: • Pengelolaan, butir 104, 105, 106, Untuk MI IA Standar: • Proses, butir 18, 25,26, 27,28, 29, • Pengelolaan, butir 91,92,93,
Fokus Sesi 1. Memahami Peningkatan Madrasah 2. Manajemen Perubahan 3. Kepemimpinan Madrasah
Output dan Indikator Pasca Pelatihan Terbentuknya Tim pengembang mutu madrasah: 5. Terbitnya SK Tim Pengembang mutu madrasah 6. Daftar hadir rapat tim pengembang mutu madrasah
7. Notulensi rapat tim 8. Kerja Tim dan pengembang mutu madrasah Masyarakat 8. Foto dokumentasi aktivitas Belajar Profesional tim pengembang mutu madrasah 6. Pembangunan Visi Tersusunnya Visi, Misi, dan Tujuan Madrasah: 3. Warga madrasah menyusun visi, misi, dan tujuan madrasah secara bersama dan original 4. Memajang visi, misi, dan tujuan madrasah dalam berbagai bentuk di lingkungan madrasah dan sekitarnya
Pengembangan Madrasah Efektif
164
Modul
PME Untuk MTs IA Standar:
3. Kepemimpinan Madrasah • Standar Proses, butir 25, 26, 27,28, dan 29 4. Manajemen Madrasah • Standar Tendik & Kependidikan, butir 55, 57,58, 59, 60, 61, 62
Tersedianya Dokumen Pedoman PengelolaanMadrasah:
• Sarana prasarana, butir 93
• Standar Pengelolaan, butir 108, 113, 118
• Standar Pengelolaan, butir 108, 113, 118
• Standar Penilaian, butir 146
• Standar Penilaian, butir 146
• Tendik, butir 51, 53, 55,56,57,58, 60, 65
• Standar Tendik & Kependidikan, butir 55, 57,58, 59, 60, 61, 62 • Sarana prasarana, butir 93
Untuk MI IA Standar:
Untuk MI IA Standar:
•
• Tendik, butir 51, 53, 55,56,57,58, 60, 65
Pengelolaan, butir 95, 100, 101, 102,103, 105, 107, 109
• Pembiayaan, butir 132, 133
• Pengelolaan, butir 95, 100, 101, 102,103, 105, 107, 109
• Penilaian, butir 146, 150, 151
• Pembiayaan, butir 132, 133 • Penilaian, butir 146, 150, 151 Untuk MTs IA Standar:
5. Budaya Madrasah
• Sarpras, butir 75, 77, 78, 9. Mengembangkan 79, 81 Madrasah Sehat • Pengelolaan, butir 109, 122 Untuk MI IA Standar: • Sarpras, butir 67, 68, 69, 71, 72, 75
Tersedianya legalitas, Identitas dan keamanan madrasah: 7. Papan nama tercantum dan terpasang pada tempat yang strategis 8. Papan struktur organisasi madrasah dan uraian tugas 9. Pagar madrasah yang refresentatif terpasang
• Pengelolaan, butir 96
10. Tersedianya Izin Mendirikan Bangunan 11. Tersedianya pemadam kebakaran
Untuk MTs IA Standar:
5. Budaya Madrasah
• Proses, butir 23
7. Praktek Belajar/ Mengajar
• Kompetensi Lulusan, butir 45, 46
165
10.Mengembangkan
Pengembangan Madrasah Efektif
12. Tersedianya sertifikat lahan bangunan madrasah Terpajangnya karya dan kreatifitas peserta didik: 3. Hasil karya peserta didik terpajang dengan rapi di ruang kelas
Modul
PME
Untuk MTs IA Standar:
Lingkungan Fisik Madrasah 5. Budaya Madrasah
• Sarana prasarana, butir 82, 87
9. Mengembangkan Madrasah Sehat
4. Tersedianya Majalah dinding madrasah Tersedianya pola hidup sehat bagi guru dan peserta didik: 6. Toilet bersih tersedia
10.Mengembangkan Lingkungan Fisik Madrasah
7. Tersedianya sarana cuci tangan yang refresentatif 8. Air bersih yang digunakan saat cuci tangan mengalir 9. Tersedia lap tangan bukan dari kain
Untuk MTs IA Standar :
5. Budaya Madrasah
• Isi, butir 5, 7, 8, 11,
10. Mengembangkan Lingkungan Fisik Madrasah
• SKL, butir 31,32,33,34, 35,36,37, 40,41, 43 6.
10. Tersedianya sabun cuci tangan Tersedia area belajar di luar kelas: 11. Tersedia Taman baca 12. Tersedianya Perpustakaan
• Tendik, butir 54
13. Tersedinya UKS
• Sarpras, butir 87,96, 97,98,99, 100, 101,103
14. Tersedianya ruang BK
• Pengelolaan, butir 111, 114, 116
16. Tersedianya Ruang Kesiswaan
15. Tersedianya Kantin Sehat 17. Tersedia taman apotik hidup dan ruang terbuka hijau
• Pembiayaan, butir 131 Untuk MI IA Standar :
18. Tersedia lapangan olah raga
• Isi, butir 7,8, 11
19. Tersedia tempat beribadah
• SKL, butir 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 45
20. Tersedianya tempat parkir
• Sarpras, butir 77, 78,79,83,85,86, 87, 89,90 • Pengelolaan, butir 98 Untuk MTs IA Standar : • Isi, butir 6 • Tendik, butir 55 • Pengelolaan, butir 117 Untuk MI IA Standar : • Tendik, butir 59 • Pengelolaan, butir 104
2. Manajemen Perubahan
Terjalinnya Kerja sama dengan stakeholder madrasah:
11. Kemitraan Madrasah dan Masyarakat
7. Terbentuknya Pengurus Komite madrasah 8. Tersedia dokumen kegiatan komite madrasah 9. Tersedia dokumen MoU antar madrasah dengan instansi lain Pengembangan Madrasah Efektif
166
Modul
PME 10. Tersedia dokumen dan bukti fisik bantuan stakeholder madrasah 11. Tersedia dokumen berupa sertifikat dan atau penghargaan pelatihan siswa, pendidik, dan tenaga kependidikan
• Standar MTs:
Sesi 12.
• Pengelolaan, butir 107, 110, 119 • Standar MI: Pengelolaan, butir 94, 97, 99, 106
Merencanakan Inisiatif Pengembangan Madrasah
12. Tersedia buku tamu madrasah Tersedianya Rencana Kerja Madrasah: 3. Tersusunnya Perencanaan dan atau Renstra Madrasah jangka panjang 4. Tersedia dokumen implementasi dan evaluasi Renstra
• Pengembangan Madrasah disajikan sebagai sebuah proses selangkah demi selangkah dalam Pedoman Pelatihan ini. Dengan demikian, proses ini dapat dikelola dengan sukses oleh semua stakeholder. Usaha untuk mencapai akreditasi tanpa proses ini akan membuktikan sebuah resep bencana karena Madrasah dengan mudah terbebani oleh banyaknya tugas. • Pedoman Pelatihan ini menekankan bahwa Pengembangan Madrasah adalah proses terus-menerus. Perjalanan ini tidak memiliki satu tujuan saja. Banyak stakeholder yang pernah berpikir bahwa sekali akreditasi standar yang sesuai tercapai, berarti mereka telah mencapai akhir perjalanan. Pengembangan Madrasah harus selalu berlangsung sebagaimana proses akreditasi bukanlah sekedar angka yang harus dicapai. Madrasah harus mencapai standar kemudian melihat bagaimana untuk secara konsisten terus meningkatkan standar tersebut. • Pedoman Pelatihan ini ditulis dalam kerangka filosofis enam prinsip pedoman KEMITRAAN PENDIDIKAN AUSTRALIA INDONESIA yang meliputi fleksibilitas, partisipasi, isu lokal, keberlanjutan, kesetaraan dan akuntabilitas. Prinsip-prinsip ini sesuai dengan enam prinsip dokumen akreditas, yang mencakup obyektivitas, pandangan komprehensif, keadilan, transparansi, akuntabilitas, dan profesionalisme. Oleh karena itu Pedoman Pelatihan ini akuntabel dalam hal mendorong peserta untuk mendiskusikan semua isu dalam kerangka yang akan membawa maju ke proses akreditasi. • Pedoman Pelatihan ini memberi peserta pemahaman mengenai proses perubahan. Madrasah memerlukan kerangka kerja untuk memulai perubahan yang diperlukan untuk memenuhi syarat akreditasi. Hanya memiliki keinginan untuk menciptakan perubahan tidak menjamin perubahan itu akan terjadi. • Pedoman Pelatihan ini mendorong peserta untuk melaksanakan pendekatan partisipatif aktif selama sesi. Kemampuan untuk bekerja bersama stakeholder lainnya secara
167
Pengembangan Madrasah Efektif
Modul
PME kolaboratif ini adalah hal penting saat Madrasah melaksanakan proses akreditasi. Pedoman Pelatihan menekankan bahwa kemajuan bukanlah kegiatan satu orang. • Pedoman Pelatihan ini mendorong kepemimpinan distributif yang kuat. Gaya kepemimpinan ini penting jika Madrasah akan melangkah maju untuk menjalani akreditasi dengan berhasil. Pedoman Pelatihan ini menekankan bahwa gaya kepemimpinan otokratis masa lalu tidak cukup karena akreditasi mengikuti kerangka kerja kolaboratif. • Pedoman Pelatihan ini mendorong peserta untuk berpikir di luar kotak- kotak pemikiran dan mengambil resiko melalui berbagai praktek lokakarya. Ini merupakan sebuah perangkat berharga saat Madrasah merangkul perubahan yang penting untuk Pengembangan Madrasah yang akan mengarahkan pada akreditasi yang berhasil.
Pengembangan Madrasah Efektif
168
Modul
PME
Lembar Perencanaan Peningkatan Madrasah Peningkatan sekolah apa yang direncanakan?
Apa alasan untuk peningkatan sekolah ini?
Bagaimana Anda tahu bahwa Anda telah mencapai peningkatan sekolah ini? Tujuan 1. 2. 3. 4. Tujuan
Bahan yang diperlukan
Strategi
1
2
3
4
169
Pengembangan Madrasah Efektif
Kerangka Waktu
Penanggung- Kemungkinan jawab Penghalang
Data
Modul
PME
Kuis Akhir 1. Pengembangan Madrasah melibatkan: A. Pengembangan kapasitas B. Manajemen Efektif C. Pengembangan profesional D. Praktek-praktek komunikasi E. Semua yang ada di atas 2. Manajemen perubahan yang efektif melibatkan: A. Kepala Madrasah memimpin perubahan B. Madrasah memiliki sumber daya keuangan tambahan C. Madrasah merangkul perubahan dalam praktek Madrasah D. Madrasah tidak mengambil resiko apapun E. Semua yang ada di atas 3. Gaya kepemimpinan yang paling sesuai untuk pengembangan Madrasah adalah: A. Kepemimpinan didaktis B. Kepemimpinan distributif C. Kepemimpinan strategis D. Kepemimpinan karismatis E. Semua yang ada di atas 4. Memahami budaya Madrasah mencakup kajian ulang pada:: A. Jumlah kegiatan ekstrakurikuler di Madrasah B. Keuntungan yang didapat oleh kantin Madrasah C. Jumlah ruang kelas di Madrasah D. Interaksi antara Madrasah dan masyarakat E. Semua yang ada di atas 5. Kemitraan masyarakat yang berhasil artinya: A. Masyarakat mendukung Madrasah secara finansial B. Anggota masyarakat mengunjungi Madrasah setiap tahun C. Tanggung jawab mendidik anak dibagi bersama D. Masyarakat tidak tertarik dengan Madrasah E. Semua yang ada di atas
Pengembangan Madrasah Efektif
170
Modul
PME 6. Pedoman untuk kerja tim yang berhasil meliputi: A. Kepada Madrasah menempatkan semua guru ke dalam berbagai tim B. Komite Madrasah memutuskan tujuan tim C. Guru diorganisasi ke dalam kelompok yang terdiri dari 20 orang atau lebih D. Anggota tim memiliki kewenangan untuk melaksanakan keputusan tim E. Semua yang ada di atas 7. Membangun visi Madrasah membutuhkan: A. Kaji ulang pernyataan misi B. Kaji ulang program-program untuk anak didik berkebutuhan khusus C. Kaji ulang program-program ekstrakurikuler D. Memperjelas nilai-nilai Madrasah E. Semua yang ada di atas 8. Pembelajaran untuk Pengembangan Madrasah mengacu pada: A. Bagaimana guru merespon dengan cara terbaik pada pembelajaran murid B. Jumlah guru di Madrasah C. Jumlah buku Pengembangan Profesional di perpustakaan Madrasah D. Tanggung jawab kepala Madrasah untuk mengakaji ulang kurikulum E. Semua yang ada di atas 9. Pengumpulan data penting untuk Pengembangan Madrasah karena: A. Guru dapat mendasarkan praktek mereka pada asumsi mengenai tren B. Guru dapat mereplikasi keberhasilan dalam latar yang baru C. Tabel grafik adalah hal penting untuk laporan Madrasah D. Masyarakat Madrasah yang lebih luas tidak perlu dilibatkan E. Semua yang ada di atas 10. Akreditasi dihubungkan pada Pengembangan Madrasah karena: A. Perubahan harus terjadi untuk memungkinkan akreditasi B. Hubungan masyarakat meningkatkan kesempatan untuk akreditasi yang berhasil C. Praktek ruang kelas yang meningkat membantu lamaran akreditasi D. Kepemimpinan kolaboratif adalah hal penting untuk keduanya E. Semua yang ada di atas
171
Pengembangan Madrasah Efektif
Modul
PME
Bacaan Profesional Sejumlah pemikiran tambahan dari Victoria Bernhardt, pendidik yang dikagumi: Untuk memahami gambar besar Pengembangan Madrasah adalah seperti • Memahami siklus hidup. • Mengetahui sasaran dan semua yang diperlukan untuk mencapainya. • Mencapai tujuan/bintang (menjaga tujuan dalam pandangan). • Mengetahui tidak ada akhir (pengembangan adalah belajar seumur hidup). • Mengetahui dimana Anda berada sekaligus melihat jalan mana yang akan Anda tempuh. • Membangun kerangka acuan sehingga Anda tidak kehilangan jejak dimana Anda berada dan kemana Anda pergi • Mengetahui arah perjalanan dan hal-hal menarik yang utama sepanjang jalan. • Mengetahui tujuan nyata yang langsung memberi arti pada semua yang Anda lakukan. Proses Pengembangan Madrasah dimulai demi berbagai alasan. Bisa jadi, masyarakat Madrasah memutuskan bahwa murid harus meraih prestasi yang lebih baik. Bisa jadi, staf memutuskan bahwa mereka ingin murid-murid meraih prestasi yang lebih baik. Mungkin pula negara memandatkan hasil yang lebih baik dan mengancam pegambilalihan jika prestasi murid tidak lebih baik. Mungkin Madrasah memutuskan mereka menyukai ide porto folio dan ingin semua orang terlibat dalam pembuatannya. Hasilnya adalah Pengembangan Madrasah. Untuk alasan apapun, proses Pengembangan Madrasah dimulai. Kenyataan bahwa Pengembangan Madrasah dimulai di saat krisis bukan merupakan ide yang sama sekali buruk. Sebagian besar ahli Madrasah mendorong penciptaan suasana darurat sebagai bahan terjadinya pengembangan Madrasah. Dengan satu atau lain cara kita harus mendapatkan komitmen staf untuk berubah. Pemahaman tentang hasil yang dicapai oleh organisasi belajar adalah hal yang sangat penting di awal proses Pengembangan Madrasah yang terus-menerus. Dengan pemahaman ini Madrasah dapat menciptakan solusi untuk memecahkan masalah yang nyata dengan mencapai akar penyebab masalah. Data persepsi, demografis, prestasi murid, dan proses adalah hal penting untuk pemahaman ini. Begitu visi atau arah yang sama diidentifikasi, staf harus menciptakan tindakan untuk mempelajari pendekatan dan strategi untuk mencapai arah yang sama tersebut. Setelah menyetujui pendekatan dan strategi, rencana untuk menerapkan arah yang sama harus dikembangkan. Rencana tersebut mencakup berbagai tindakan, waktu untuk bertindak, penanggung jawab, bagaimana visi akan diterapkan, bagaimana penerapan visi akan dievaluasi, dan sumberdaya yang diperlukan untuk tindakan. (V. L. Bernhardt, The School Portfolio Toolkit, Eye on Education, New York, 2002, halaman12-16)
Pengembangan Madrasah Efektif
172
Modul
PME
Lampiran A: Daftar Metodologi
Metodologi
Sesi 1
2
3
4
5
Icebreaker/energizer
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
Permainan kata
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
Ikhtisiar
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
Diskusi
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
Kerja Kelompok
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
Braistorm
x
x
x
x
x
x
x
x
x
Kuis
x
Berfikir-‐berpasangan-‐ berbagi Bermain peran
x x
9 10 11 12
x
x
x
x
x
Simulasi
x
x
x
Pencitraan Visuan Kerja desain
x
Kutipan acak
x
x
x
“Belanja”
x
x
x
Refleksi
173
8
x
x
Studi kasus
7
x
Membawa poster
Bacaan profesional
6
x x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
Pengembangan Madrasah Efektif
Modul
PME
Lampiran B: Daftar Istilah Akreditasi: Akreditasi adalah proses penilaian dan pengukuhan standar mutu praktek
pendidikan dalam cara yang sistematis oleh tenaga profesional yang memiliki kualifikasi, dengan mempergunakan ukuran-ukuran baku pada evaluasinya. Kepercayaan: Kepercayaan adalah nilai inti atau prinsip-prinsip panduan yang mengarahkan tindakan Madrasah setiap hari. Kepercayaan itu sangat menentukan mutu sebuah Madrasah.
Pengembangan Kapasitas: Kapasitas dapat didefinisikan sebagai penciptaan lingkungan Madrasah yang memudahkan siswa-siswi untuk mencapai potensi maksimal mereka. Oleh karena itu, pembangunan kapasitas merupakan sebuah proses yang menentukan untuk menggerakan sumber daya Madrasah untuk memastikan bahwa hasil-hasil prioritas yang dicapai dalam cara yang berkesinambungan.
Perubahan: Perubahan yang terencanadikelola secara sengaja untuk mengubah cara hal-hal yang saat ini sedang dijalankan dengan mentransformasikan pola hubungan dan membangun sebuah tatanan praktek baru.
Masyarakat: masyarakat didefinisikan sebagai sekelompok orang yang saling berinteraksi
dengan nilai-nilai yang sama dalam lokasi geografis tertentu yang biasanya memiliki memiliki konteks budaya dan sejarah yang sama.
Kemitraan Masyarakat: Mendidik dan mengembangkan dimensi sosial anak-anak
adalah tanggung jawab bersama antara Madrasah dan masyarakat. Madrasah, keluarga dan masyarakat harus bekerja bersama secara efektif untuk mencapai manfaat yang optimal bagi murid. Pengembangan kemitraan tersebut lebih merupakan proses daripada kejadian tunggal.
Budaya: Budaya Madrasah adalah kulminasi total nilai-nilai, kepercayaan, dan cerita
signifikan yang mengisahkan kepada stakeholder dan orang luar mengenai hal-hal yang sangat penting bagi Madrasah. Ia mencerminkan apa yang dipedulikan Madrasah.
Kepemimpinan Distributif: Kepemimpinan distributif didasarkan pada pengambilan
keputusan kolaboratif, pemecahan masalah kelompok, negosiasi dan refleksi dan memiliki kemampuan untuk mengubah Madrasah dan menempatkannya dengan baik pada jalan menuju perbaikan.
Tujuan Umum: Mendefinisikan bidang-bidang penekanan untuk periode waktu tertentu, yang dimaksudkan untuk memenuhi misi.
Madrasah Sehat: Madrasah yang sehat adalah Madrasah yang menyajikan semua aspek
fisik Madrasah secara aman dan bersih melalui penyediaan lingkungan yang menarik, tempat sampah tertutup yang cukup, ruang UKS yang berfungsi, fasilitas cuci tangan yang memadai, kantin yang dirancang dengan baik dan fasilitas toilet yang bersih.
Mentor: Seorang mentor memfasilitasi pertumbuhan personal dan profesional seorang
individu dengan berbagi pengetahuan dan pandangan yang dipelajari sepanjang tahun. Mentor mempertimbangkan potensi yang mungkin pada anggota staf lain yang kurang berpengalaman dan membimbing orang tersebut di sepanjang jalan profesional.
Misi: Pernyataan misi adalah pernyataan tertulis yang resmi dan singkat mengenai tujuan
Madrasah, yang membimbing tindakan Madrasah dalam mencapai tujuan umumnya secara Pengembangan Madrasah Efektif
174
Modul
PME menyeluruh dan menyediakan arah. Ia memberikan kerangka kerja atau konteks tempat strategi Madrasah diformulasi.
Tujuan Khusus: Tindakan-tindakan yang dapat dicapai, dapat diukur dan terbatas pada waktu untuk mencapai tujuan umum.
Masyarakat Belajar Profesional: Sebuah masyarakat belajar profesional terdiri dari
sekelompok orang yang secara aktif berkonsultasi, mencari hubungan, menyamakan pengetahuan dan bergabung untuk memperbaiki pemahaman mereka mengenai dunia dan kapasitas mereka untuk tindakan individu dan kolektif.
Manajemen Berbasis Madrasah: Manajemen berbasis Madrasah yang efektif melibatkan adanya proses yang berlangsung sehingga Madrasah berjalan lancar. Ia didasari oleh praktek keterbukaan, akuntabilitas, transparansi, dan keberlanjutan serta menempatkan kontrol kemajuan semua aspek Madrasah di tangan seluruh stakeholder dalam masyarakat Madrasah.
Pengembangan Madrasah: Pengembangan Madrasah adalah usaha terorganisasi
secara terus-menerus untuk membuat perubahan signifikan di lingkungan Madrasah dalam hubungannya dengan pengalaman belajar dan lingkungan fisik. Pengembangan Madrasah adalah strategi perubahan untuk mencapai tujuan umum pendidikan secara lebih efektif sehingga memberikan murid pengalaman belajar yang optimal.
Rencana Pengembangan Madrasah: Rencana Pengembangan Madrasah adalah
dokumen penting dalam membantu untuk melangkah maju karena ia merupakan peta jalan untuk inisiatif lebih lanjut. Ia harus diorganisasi dan dilaksanakan secara kolaboratif dengan membuat semua keputusan melalui konsensus.
Pemangku Kepentingan/Stakeholder: Seseorang yang memiliki kepentingan pada
Madrasah atau merasakan dampak atas apa yang terjadi di Madrasah. Stakeholder mencakup semua staf, murid, orangtua, anggota masyarakat lokal serta sumber daya manusia di bidang pendidikan dalam lingkup yang lebih luas. Supervisi: Supervisi adalah proses melibatkan guru dalam dialog instruksional dengan tujuan meningkatkan pengajaran dan meningkatkan prestasi murid. Individu belajar dengan cara terbaik melalui keterlibatan aktif dan pemikiran, dan menyatakan apa yang telah mereka pelajari.
Pembelajaran: Pembelajaran mengacu pada bagaimana Madrasah merespon dengan
cara terbaik pada kebutuhan murid melalui pemakaian praktek pedagogis yang sesuai untuk mendukung praktek pendidikan dengan kualitas terbaik. Standar pengajaran meningkat secara dapat diukur melalui proses seperti pengembangan profesional, mentoring, supervisi dan modeling. Proses-proses tersebut penting untuk meningkatkan standar umum Madrasah dan memungkinkannya melangkah maju.
Lingkungan Pembelajaran: Madrasah yang dimodelkan pada praktek terbaik menyediakan standar fasilitas yang tinggi untuk Madrasah dan staf sehingga mendukung pembelajaran seperti ruang kelas yang dinamis dan perpustakaan yang berdiri dengan baik.
Tim: Tim terdiri dari dua atau lebih individu dengan ketrampilan yang saling melengkapi,yang berinteraksi satu sama lain dengan maksud orientasi tugas yang sama. Anggota tim menganggap diri mereka akuntabel secara kolektif untuk mencapai tujuan umumnya. Tim dibentuk untuk melayani kepentingan organisasi dalam departemen, dan antar departemen dan divisi.
175
Pengembangan Madrasah Efektif
Modul
PME
Kerja Tim: Para guru yang bekerja sama dalam tim membentuk kekuatan akumulatif dari
keterampilan dan keahlian anggota tim yang berasal dari latar belakang yang berbeda di saat mereka memecahkan masalah praktis. Mereka dapat membentuk masyarakat belajar sebagai sekelompok orang yang berbagi nilai-nilai dan kepercayaan yang sama dan secara aktif terlibat dalampembelajaran dari satu sama lain.
Pembangunan Visi: Pembangunan visi adalah praktek secara kolaboratif menuju tempat yang ingin dicapai Madrasah setelah semua kebijakan dan proses yang ada dikaji ulang dan direfleksi secara seksama.
Pengembangan Madrasah Efektif
176
Modul
PME
Lampiran C: Alokasi Waktu
ALOKASI WAKTU
SESI 1. Memahami Pengembangan Madrasah
2 Jam
2. Manajemen Perubahan
1.5 Jam
3.Kepemimpinan Madrasah
1.5 Jam
4. Manajemen Madrasah
1.5 Jam
5.Budaya Madrasah
1.5 Jam
6. Membangun visi
1.5 Jam
7. Praktek Belajar/Mengajar
1.5 Jam
8. Kerja Tim dan Komunitas Belajar Profesional
1.5 Jam
9. Membangun Madrasah yang Sehat
1.5 Jam
10.Membangun Lingkungan Pembelajaran
1.5 Jam
11. Kemitraan Madrasah dan Masyarakat
1.5 Jam
12. Merencanakan Inisiatif Pengembangan Madrasah
2 Jam
13. Presentasi
1.5 Jam
TOTAL
20 Jam
177
Pengembangan Madrasah Efektif
Modul
Lampiran D: Modul LAPIS
PME
Pengembangan Madrasah Efektif
178
Modul
PME
Lampiran E: Daftar Bahan Pelatihan Nama Bahan
Banyaknya
Kartu Nama
40 buah
Kertas Binggo untuk permainan nama Foto copy pra dan pasca kuis
40 lembar
Sejumlah peserta
80 lembar
Sejumlah peserta Kertas ini untuk peserta mengisi resep peningkatan Madrasah efektif setiap sesi Tempat mengumpulkan Resep
Kartu Kosong warna warni
150-200 lembar (1 Lembar kertas HVS dibagi 4 potong)
Mangkuk adonan
4 buah
Sendok kayu Lembar post -it Lembar daftar sesi
4 buah 40 packs 40 lembar
Daftar Metodologi
2 lembar ukuran kertas A.3
Kertas Karton Warna Kertas Flip Chart Spidol berwarna Spidol white board Kertas Manila berwarna Coklat Koin Kertas HVS warna
30 lembar 60 lembar 4 packs 1 dos 30 lembar 2 kaleng 1 rim Masing-masing kata 4 rangkap 1 rim
Foto copy permainan kata Kertas Kwarto Gambar untuk permainan imajinasi Permen berwarna atau Coklat M & M Selotip Lakban/masking tape Huruf Alphabet Daftar Kata untuk setiap individu Stapler dan bijinya Gunting Hadiah kecil (souvenir)
179
Keterangan Sesuai jumlah peserta dan pelatih
Sejumlah peserta Dipajang di dalam ruangan pelatihan
Sesuai jumlah kelompok
40 macam Permainan Imajinasi 8 bungkus 4 buah 4 buah 4 set 30 salinan jajaran kata 1 buah/ 1 set 5 buah 10 buah
Pengembangan Madrasah Efektif
Sesuai jumlah kelompok Sesuai jumlah kelompok Sesuai jumlah kelompok
Modul
PME
Karton manila warna putih Kartu Pos yang dipotongpotong Lembar evaluasi Isolasi timbal balik Lem kertas Bola plastic kecil warna-warni
15 buah
Untuk pembuatan kartu potongan orang dan topi chef
4 buah
Gambar teka-teki
40 buah 4 buah 4 buah 40 buah
Sesuai jumlah peserta
MANAGEMEN PERUBAHAN Syarat-syarat Perubahan: 1. Madrasah harus memiliki gairah untuk membuat perubahan 2. Madrasah harus percaya bahwa perubahan sebenarnya mungkin dilakukan Lembar pernyataan
4 lembar ukuran kertas A.3
3. Madrasah harus memiliki perencanaan yang dipikirkan dengan baik untuk menerapkan perubahan 4. Madrasah harus memiliki program monitoring untuk mengawasi perubahan 5. Madrasah harus terus memastikan keberlanjutan perubahan. Merah: Sesusatu yang Anda pelajari di Hari Pertama Hijau: Sesuatu yang berkontribusi pada kepuasan kerja Anda
Lembar Simulasi Berbagi Informasi
4 lembar ukuran kertas A.3
Kuning: ide bagus untuk Pengembangan Madrasah yang belum disebutkan Biru: Hal paling penting yang ingin Anda ubah mengenai Madrasah atau organisasi Anda
Pengembangan Madrasah Efektif
180
Modul
PME
Lampiran F: Daftar Tagihan Mentor Pelatihan: NO
JENIS TAGIHAN
1.
Terbitnya SK Tim Pengembang mutu madrasah Daftar Hadir rapat tim pengembang mutu madrasah Notulensi rapat Tim pengembang mutu madrasah Foto dokumentasi aktivitas tim pengembang mutu madrasah Warga madrasah menyusun visi, misi, dan tujuan madrasah secara bersama dan original Memajang visi, misi, dan tujuan madrasah dalam berbagai bentuk di lingkungan madrasah dan sekitarnya Tersedia SK. Kepala Madrasah Tersedia dokumen Tugas Pokok dan Fungsi Kamad dan Wakamad Tersedia ruang kamad Tersedia Dokumen Evaluasi dan Pengawasan Kamad Papan nama tercantum dan terpasang pada tempat yang strategis Papan struktur organisasi, Madrasah dan uraian tugas Pagar madrasah yang representatif terpasang Tersedianya Izin Mendirikan Tersedianya alat pemadam kebakaran Tersedianya sertifikat lahan bangunan Madrasah Tersedia Toilet Tersedianya airbersih Tersedianya alat cuci tangan
2. 4. 5. 6.
7.
8. 9.
10. 11. 12.
13. 14. 15. 16. 17. 18 19 20.
181
Pengembangan Madrasah Efektif
ADA
BELUM
KETERANGAN
Modul
PME 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32.
33.
34. 35. 36.
Tersedia Perpustakaan Tersedi UKS Tersedia ruang BK Tersedia Kantin Tersedia Ruang Kesiswaan Tersedia lapangan olah raga Tersedia tempat beribadah Tersedia tempat parkir Terbentuknya Pengurus Komite Madrasah Tersedia dokumen kegiatan komite Madrasah Tersedia dokumen MoU antar madrasah dengan instansi lain Tersedia dokumen dan bukti fisik bantuan stakeholder madrasah Tersedia dokumen berupa sertifikat dan atau penghargaan pelatihan siswa, pendidik, dan tenaga kependidikan Tersedia buku tamu madrasah Tersusunnya Perencanaan Madrasah Tersedia dokumen implementasi Rencana Madrasah
Pengembangan Madrasah Efektif
182
Modul
PME
Lampiran G: Power Point Kontrak Pelatihan:
Kesepakatan
Facebook Off
Saling Menghargai 183
Pengembangan Madrasah Efektif
HP silent/off
Tepat Waktu
Partisipasi Aktif
Modul
PME
Lampiran H: Power Point Gambaran Umum Pelatihan:
Pengembangan Madrasah Efektif
184
Modul
PME
Lampiran I : Power Point Teka-Teki Pelatihan:
185
Pengembangan Madrasah Efektif
Modul
PME
Lampiran J : Gambar Imajinasi Kaitannya Pengembangan Madrasah
Pengembangan Madrasah Efektif
186
Modul
PME
Gambar Imajinasi Kaitannya Peningkatan Sekolah:
187
Pengembangan Madrasah Efektif