e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
MODEL PEMBELAJARAN NUMBEREAD HEADS TOGETHER BERBANTUAN MEDIA VISUAL TIGA DIMENSI TEHADAP KOMPETENSI PENGETAHUAN IPA I Gst Ayu Agung Windha Laksmi, I Nengah Suadnyana, I Komang Ngurah Wiyasa
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk megetahui perbedaan yang signifikan kompetensi pengetahuan IPA antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran Numbered Heads Together berbantuan media visual tiga dimensi dengan kelompok siswa dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD Gugus 1 Dalung. Jenis penelitian ini merupakan eksperimen semu dengan menggunakan desain penelitian non-equivalent control group desaign. Sampel ditentukan dengan rumus rendom sampling dengan mengacak kelas. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas VB SD No. 1 Dalung sebagai kelompok eksperimen dan kelas VA SD No. 2 Dalung sebagai kelompok kontrol, dengan jumblah masing – masing kelompok sebanyak 42 siswa pada kelompok eksperimen dan 32 siswa pada kelompok kontrol. Hasil analisis kompetensi pengetahuan IPA dikumpulkan dengan instrumen tes objektif berjumblah 30 butir tes yang telah divaliditas. Analisi menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan kompetensi pengetahuan IPA antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran Numbered Heads Together berbantuan media visual tiga dimensi dengan kelompok siswa yang dibelajarakn melalui pembelajaran konvensional pada kelas V SD Gugus 1 Dalung hal tersebut dibuktikan dengan hasil t hitung = 4,45 > ttabel = 2,000. Reratan kompetensi pengetahuan IPA siswa kelompok eksperimen = 80,22 > = 72,06 kelompok kontrol. Dapat disimpulkan model pembelajaran Numberead Heads Together berbantuan media visual tiga dimensi berpengaruh terhadap kompetensi pengetahuan IPA siswa kelas V SD Gugus 1 Dalung. Kata – kata kunci
: numberead heads pengetahuan IPA.
together,
media
visual
tiga
dimensi,
kompetensi
ABSTRACT The aim of this research is to know the significant difference of science knowledge competence among student group that is learned through the learning model of Numbered Heads Together with visual aid of three dimension with student group using conventional learning model in grade V SD Gugus 1 Dalung. This type of research is a pseudo-experiment using a non-equivalent control group design study desaign. The sample is determined by the random sampling formula by randomizing the class. The sample in this research is VB SD No. 1 Dalung as experiment group and VA VA elementary school. 2 Dalung as a control group, with each group consisting of 42 students in the experimental group and 32 students in the control group. Results Data knowledge knowledge competence was collected with an objective test instrument consisting of 30 test items that have validated data in analyst with t-test. The analysis shows that there is a significant difference of science knowledge competence between the students group that is learned through the learning model of Numbered Heads Together with visual aid of
1
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
three dimensional media with the group of students who are studied through conventional learning in Grade V SD Gugus 1 Dalung it is proved by tcount = 4,45 > ttabele = 2,000. Science knowledge competency competency of experimental group student = 80,22> = 72,06 control group. It can be concluded that the learning model of Numbered Heads Together with visual aid of three dimensions influences the knowledge competence of science students of grade V SD Gugus 1 Dalung. Keywords: numbered heads together, three dimensional visual media, science knowledge competence.
PENDAHULUAN
perkembangan kognitif anak sekolah dasar memasuki tahap oprasional kokret (Sumantri & Nana Syaodih, 2007). Berdasarkan pengalaman pada saat melaksanakan observasi awal, hambatan yang ditemui dalam proses pembelajaran berpusat pada guru. Walaupun telah menggunakan pendekatan saintifik yaitu pendekatan yang mengedepankan aktivitas siswa dalam mengonstruksi pengentahuannya sendiri secara aktif melalui kegiatan mengobservasi, menanya, mengumpulkan data, menganalisis data, dan mengomunikasikan hasil belajar. Namun hal tersebut tidak didukung oleh kemampuan siswa sendiri. Siswa kurangnya memiliki rasa tanggug jawab siswa dalam proses pembelajaran, sehingga siswa tidak membiasakan diri dalam mencari dan membuka wawasannya sendiri. Siswapun merasa tidak terkesan dalam proses pembelajaran ini menimbulkan kurangnya konsentrasi siswa terhadap pembelajaran yang menyebabkan timbulnya prilaku – prilaku yang menggangu siswa lainnya yang mengakibatkan kompetensi pengetahuan siswa menjadi kurang optimal khususnya dalam pembelajaran IPA. Karena dalam pembelajaran IPA adalah pembelajaran tentang lingkungan hidup. Pembelajajaran tidak hanya menyampaikan materi pembelajaran dengan menggunakan satu medel saja, tetapi harus mampu menggunakan beberapa model mengajar yang dapat menunjang pendekatan saintifik sebagai pendekatan yang utama dalam
Kurikulum merupakan salah satu unsur sumberdaya pendidikan yang memberikan kontribusi signifikan untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik. Kurikulum 2013 didesain berdasarkan pada budaya dan karakter bangsa, berbasis peradaban, dan berbasis pada kompetensi. Selain itu khususnya pembelajaran disekolah dasar harus sesuai dengan karakteristik anak sekolah dasar. Pertama adalah senang bermain karakteristik ini menuntut guru untuk melaksanakan kegiatan pendidikan yang bermuatan permainan lebih – lebih bagi siswa kelas rendah. Guru hendaknya merancang model pembelajaran yang serius dengan suasana belajar yang santai. Kedua adalah senang bergerak, orang dewasa dapat duduk berjam – jam tetatapi anak sekolah dasar dapat duduk dengan tenang paling lama 30 menit. Ketiga adalah senang bekerja dalam kelompok. Dari pergaulannya dengan kelompok sebaya, anak belajar aspek – aspek yang penting dalam proses sosialisasi, seperti : belajar menemui aturan – aturan kelompok, belajar setia kawan, belajar tidak bergantung pada orang dewasa, belajar bekejasama, belajar perilaku yang dapat diterima oleh lingkunganya, belajar menerima tanggung jawab, belajar bersaing dengan orang lain secara sehat (sportif), belajar permainan dalam kelompok, serta belajar keadilan dan demokrasi. Keempat adalah senang merasakan, melakukan, memperagakan, sesuatu secara langsung. Ditinjau dari teori 2
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
proses pembelajaran. Mempunyai peranan yang penting dalam mengarahkan siswa untuk mengimplementasikan pendekatan saintifik. Salah satunya model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together, adalam model pembelajaran yang menuntut siswa harus aktif, dengan model pembelajaran ini siswa juga dituntut untuk melakukan diskusi dengan sungguh - sungguh . Perlu diadakan situasi pembelajaran yang nyata serta siswa dapat merasakan langsung proses pembelajaran tersebut dengan rasa tanggung jawab yang tinggi. Pada penelitian ini model pembelajaran NHT berbantuan media visual tiga dimensi diharapkan tepat dalam melaksanakan pembelajaran, agar kompetensi pengetahuan dapat tercapai optimal pada mata pelajaran IPA. Dengan menggunakan model pembelajaran NHT dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk bekerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran koperatif tipe NHT ini lebih menekankan kepada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa agar memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik. Selain itu manfaat dari model pembelajaran koperatif tipe NHT ini akan sangat membantu siswa dalam menumbuhkan rasa percaya diri yang baik, memperbaiki penerimaan individu menjadi lebih besar disamping itu meminimalisir perlaku menggagu. Dengan menggunakan media tiga dimensi yang merupakan media tanpa proyek yang penyajiannya secara visual tiga dimensional media ini dapat berwujud benda asli baik hidup maupun mati, dan dapa pula berujud sebagai tiruan yang mewakili aslinya sehingga siswa mengalami secara langsung dan mengetahui secara langsung tentang apa yang mereka pelajari. Karena siswa sekolah dasar ada dalam tahap oprasional konkrit karena pada
tahapan ini permasalahan yang mereka hadapi adalah permasalahan yang konkret akan lebih mudah dipahami oleh peserta didik. Sedangkan pembelajaran konvensional yang diterapkan disekolah hanya mengunakan pendekatan saintifik dengan model pembelajran yang kurang bervariasi. Terkait dengan permasalahan tersebut, peneliti mengkaji lebih luas permasalahan tersebut dalam sebuah penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran NHT berbantuan media visual tiga dimensi utuk meningkatkan kompetensi pengetahuan IPA di kelas V gugus 1 Dalung tahun 2016/2017. Berdasarkan latar belakang tersebut adapun rumusan masalah yang dapat dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut, (1) Bagaimana kopetensi pengetahuan IPA siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran model pembelajaran NHT berbantuan mendia visual tiga dimensi pada siswa kelas V SD Gugus 1 Dalung Tahun ajaran 2016/2017?. (2) Bagaimana kompetensi pengetahuan IPA siswa yang dibelajarka melalui model pembelajaran konvensional pada siswa V SD Gusus 1 Dalung tahun 2016/2017 ?. (3) Apakah terdapat perbedaan yang signifikan kompetensi pengetahuan IPA antara siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajraan NHT berbantuan media visual tiga dimensi dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD Gugus 1 Dalung tahun ajaran 2016/2017 ?. Berdasarkan rumusan masalah, dapat dirumuskan tujuan penelitian yaitu sebagai berikut, (1) Untuk mengetahui kompetensi pengetahuan IPA siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran NHT berbantuan media visual tiga dimensi pada siswa kelas V Gugus 1 Dalung tahun ajaran 2016/2017. (2) Untuk mengetahui kompetensi pengetahuan IPA yang 3
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
dibelajarkan melalui model pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD Gugus 1 Dalung tahun 2016/2017. (3) Untuk mengetahui perbedaan yang signifikan kompetensi Pengetahuan IPA antara siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaan NHT berbantuan media visual tiga dimensi dengan siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD Gugus 1 Dalung tahun ajaran 2016/2017.
model pembelajaran Numbered Heads Together berbantuan media visual tiga dimensi dengan siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran inquri. Prosedur penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir eksperimen. Pada tahap persiapan eksperimen kegiatan yang dilakukan yaitu, (1) mempersiapkan sarana pendukung pembelajaran seperti, menyusun RPP, LKS, media pembelajaran dan sumber belajar yang digunakan selama proses pembelajaran pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, (2) menyusun instrumen penelitian berupa tes hasil belajar IPA. (3) mengkonsultasikan instrumen penelitian dengan guru kelas dan dosen pembimbing, (4) mengadakan validasi instrumen penelitian yaitu tes hasil belajar IPA Pada tahap pelaksanaan eksperimen kegiatan yang dilakukan yaitu (1) menentukan sampel penelitian berupa kelas dari populasi yang tersedia dengan cara random sampling teknik undian, (2) kelas pertama muncul saat undian dijadikan kelompok eksperimen sedangkan kelas kedua yang muncul dijadikan kelompok kontrol, (3) dari kelas yang telah ditentukan sebagai sampel diuji kesetaraannya dengan memberikan pre-test,n(4) melaksanakan penelitian yaitu, memberikan perlakuan kepada kelompok eksperimen berupa model pembelajaran Numbered Heads Together berbantuan media visual tiga dimensi serta kelompok kontrol berupa model pembelajran inquri. Sedangkan pada tahap akhir eksperimen kegiatan yang dilakukan adalah memberikan post-test untuk mengetahui hasil belajar siswa pada masing-masing kelompok. Populasi adalah keseluruhan objek dalam suatu penelitian (Agung, 2012:47). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Gugus 1 Dalung yang terdiri dari enam sekolah dasar. Distribusi populasi dapat dilihat dalam Tabel 1.
METODE Penelitian ini pada dasarnya bertujuan untuk mengatahui pengaruh model pembelajaran Numbered Heads Together berbantuan media visual tiga dimensi terhadap kompetensi pengetahuan IPA siswa kelas V di SD Gugus 1 Dalung, dengan memanipulasi variabel bebas dalam model pembelajaran yang digunakan, sedangkan variabel lain tidak bisa dikontrol secara ketat sehingga desain eksperimen semu (quasy exsperiment). Hal ini sesuai dengan pendapat sugiyono (2012:114) yang menyatakan quasi eksperimen mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel – variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Desain eksperimen semu yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonequivalent control group desaign. Didalam rancangan penelitian ini, data hasil kompetensi pengetahuan IPA siswa dalam penelian ini diambil dari sekor post-test yang dilakukan pada akhir penelitian atau dengan kata lain tanpa memperhitungkan sekor pre-test. Pemberian pre-test digunakan untuk mengetahui equivalensi atau penyetaraan kelompok (Dantes,2012:97). Sedangkan skor posttest digunakan untuk mengetahui pengaruh antara siswa yang dibelajarkan dengan 4
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
Tabel 1. Tabel Distribusi Populasi Penelitian No Nama Sekolah 1 SD No. 1 Dalung 2
SD No. 2 Dalung
3
SD No. 3 Dalung
4 5
SD No. 4 Dalung SD No. 5 Dalung
6
SD No. 6 Dalung
Kelas VA VB VA VB V
Jumlah Siswa 43 42 32 33 39
V V VA VB VC
40 38 40 40 41 388
Jumlah Keseluruhan
(Sumber : hasil wawancara di setiap sekolah SD Gugus 1 Dalung) Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan dikadikan objek penelitian, yang diambil dengan menggunakan teknik tertentu. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik random sampling. Dari enam sekolah dasar yang
t
(Sugiyono, 2013:197) Keterangan :
X 1 : rata-rata nilai pre-test siswa kelompok eksperimen
X
X1 X 2 (n1 1) s12 (n 2 1) s 22 n1 n 2 2
1 1 n1 n 2
ada di Gugus 1 Dalung. dilakukan dua kali pengundian. Pengundian tahap pertama untuk memilih dua kelas yang dijadikan sampel penelitian, dua kelas yang muncul langsung dipilih sebagai kelas sampel. Kedua kelas yang terpilih menjadi sampel kemudian diundi kembali untuk menentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Berdasarkan undian yang dilakukan, kelas V SD No. 1 Dalung berjumlah 42 siswa muncul pertama dan dijadikan kelompok eksperimen dan kelas V SD No. 2 Dalung yang berjumlah 32 siswa muncul kedua dan dijadikan sebagai kelompok kontrol. Untuk mengetahui kesetaraan pada kelas sampel yang ada di SD Gugus 1 Dalung maka diberikan pretest dan hasil dari pre-test tersebut diuji kesetaraanya dengan rumus polled varians sebagai berikut.
2
: rata-rata nilai pre-test siswa kelompok kontrol
n2
: jumlah kelompok kontrol
n1
: jumlah kelompok eksperimen
2
s1
s2
2
: varians kelompok eksperimen : varians kelompok kontrol
Penggunaan uji-t untuk menguji kesetaraan sampel harus memenuhi persyaratan analisis statistik yaitu sebaran data harus berdistribusi normal dan varians data harus homogen sehingga data harus diuji normalitas dan homogenitasnya terlebih dahulu. Dari hasil pengujian bahwa data telah memenuhi syarat analisi statistik, dan berdasarkan hasil uji-t menunjukkan bahwa kedua sampel yang terpilih setara. Perlakuan pada masing-masing kelompok sampel dapat dilihat pada tabel 2.
5
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
Tabel 2. Tabel Perlakuan Pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol No 1
Sampel SD No. 1 Dalung (kelompok eksperimen)
2
SD No. 2 Dalung (kelompok kontrol)
Perlakuan Model Pembelajaran Numbered Heads Together berbantuan media visual tiga dimensional Model Inquri
Penelitian ini melibatkan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Numbered Heads Together berbantuan media visual tiga dimensi, sedangkan variabel terikatnya kopetensi pengetahuan IPA siswa kelas V SD Gugus 1 Dalung. Menurut Agung (2012:61) metode pengumpulan dapat dilakukan dengan 1) metode observasi, 2) metode interview, 3) metode kuesioner, 4) metod inventory, 5) metode sosiometri, 6) metode pencatatan dokumen, 7) metode tes. Data dalam penelitian ini meliputi data hasil kompetensi pengetahuan IPA. Kegiatan pengumpulan data dilaksanakan pada siswa kelas V SD Gugus 1 Dalung, yang menjadi anggota sampel. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data Hasil kompetensi pengetahuan IPA. Data yang diperlukan dikumpulkan dengan menggunakan metode tes dilihat dari sifatnya, data tersebut tergolong data kuantitatif, dimana data kuantitatif adalah data yang menunjukkan tentang angka-angka. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang hasil kompetensi pengetahuan IPA. adalah tes Hasil belajar siswa pada kompetensi inti (KI) 3. Menurut Suharsimi (2013:46) “tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”. Jenis tes yang digunakan dalam pengumpulan data adalah tes objektif dalam bentuk pilihan ganda biasa dengan empat alternatif pilihan jawaban (alternatif a, b, c, dan d). Jumlah pertanyaaannya yaitu 40 butir soal. Setiap item diberi 1 apabila siswa menjawab dengan (dicocokkan dengan kunci
Jumlah Siswa 42
32
jawaban), dan skor 0 untuk siswa yang menjawab salah. 40 butir soal tersebut diberikan kepada siswa kelas VI dengan tujuan untuk validasi butir tes. Pengujian validasi ini dilakukan pada siswa kelas VI SD No. 1 Dalung dengan jumlah responden sebanyak 36 orang. Pada taraf signifikansi 5% didapat rtabel = 0,329. Dari 40 soal yang diuji instrumen meliputi uji validitas, uji reliabilitas, uji daya bedan dan uji tingkat kesukaran diperoleh 30 soal yang layak digunakan dalam penelitian. Uji hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan analisis uji-t karena penelitian ini merupakan penelitian yang membandingkan 1 variabel bebas dan 1 variabel terikat. Sebelum melakukan uji hipotesis untuk menarik simpulan dari penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas sebaran data dan uji homogenitas varians sebagai uji prasyarat. HASIL DAN PEMBAHASAN Pemberian treatment dilaksanakan sebanyak 6 kali pertemuan baik di kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Setelah diberikan treatment kemudian pada masing-masing kelompok diberikan post-test. Hasil post-test pada kelompok eksperimen yang dibelajarkan melalui model pembelajaran NHT berbantuan media visual tiga dimensi, memperoleh rata-rata nilai sebesar 80,22 . Data Hasil kompetensi pengetahuan IPA siswa pada kelompok eksperimen dapat dilihat pada gambar berikut. 14
12
13
10
11
8
6
6
7 6
4 2
5
0
0
0 60 - 64 65 - 69 70 - 74 75 – 79 80 – 84 85 – 89 90 - 94
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
Gambar 1. Gambar Diagram Hasil Kompetensi Pengetahuan IPA Siswa Kelompok Eksperimen Berdasarkan hasil analisis, dapat diketahui bahwa terdapat 34 siswa atau sebesar 83% memperoleh penguasaan kompetensi pengetahuan pada kategori sangat baik dan 8 siswa atau sebesar 17% memperoleh hasil kompetensi pengetahuan pada kategori baik. Sedangkan pada kelompok kontrol yang dibelajarkan melalui model konvensional diperoleh rata-rata nilai sebesat 72,06. Data hasil kompetensi pengetahuan IPA pada kelompok kontrol dapat dilihat pada gambar berikut.
Sedangkan hasil perhitungan dari kelompok kontrol diperoleh harga X2hitung sebesar 1,98 Harga tersebut kemudian dibandingkan dengan harga X2tabel = 11,07, karena x2hitung < x2tabel (1,98 < 11,07) ini berarti sebaran data hasil kompetensi pengetahuan IPA kelompok kontrol berdistribusi normal. Untuk uji homogenitas varians kedua kelompok digunakan rumus uji F. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh harga Fhitung sebesar 1,30. Harga tersebut dibandingkan dengan harga Ftabel pada taraf signifikansi 5% dengan derajat kebebasan untuk pembilang yaitu (dk = n1 – 1 = 42 - 1) dan derajat kebebasan untuk penyebut (dk = n2 – 1 = 32 – 1), maka diperoleh harga Ftabel sebesar 1,73. Karena Fhitung < Ftabel (1,30< 1,73) ini berarti kedua kelompok memiliki varians yang homogen. Sedangkan dari pengujian hipotesis diperoleh thitung sebesar 4,45. Harga tersebut kemudian dibandingkan dengan harga ttabel. Harga ttabel diperoleh dari tabel nilai-nilai dalam distribusi t dengan derajat kebebasan (dk = n1 + n2 - 2 = 42 + 32 – 2 = 72), pada taraf signifikansi 5%. Berdasarkan tabel nilai-nilai dalam distribusi t diperoleh harga ttabel sebesar 2,000. Karena thitung >ttabel (4,45> 2,000) maka H0 ditolak atau Ha diterima. Hal ini berarti menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil kompetensi pengetahuan IPA antara siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran Numbered Heads Together berbantuan media visual tiga dimensi dengan siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran Inquri pada siswa kelas V SD Gugus 1 Dalung. Hal ini disebabkan karena model pembelajaran Numbered Heads Together berbantuan media visual tiga dimensi memiliki beberapa keunggulan dibandingkan model pembelajaran Inquri . Adapun keunggulan dari model pembelajaran Numbered Heads Together berbantuan media visual tiga dimensi yaitu Pemberian penomoran kepada siswa yang di lakukan guru kepada peserta didik membuat peserta didik memiliki rasa tanggung jawab akan tugasnya masing – masing sehingga perhatian peserta didik
9 8 8 7 7
6 5
5 4
4
4
81 – 87
88 – 94
4 3
2 1 0 53 – 59
60 – 66
Gambar
67 – 73
74 – 80
2. Gambar Diagram Hasil kompetensi Pengetahuan IPA Siswa Kelompok Kontrol.
Berdasarkan hasil analisis, dapat diketahui bahwa terdapat 18 siswa atau sebesar 56% memperoleh hasil kompetensi pengetahuan pada kategori sangat baik dan 14 siswa atau sebesar 44% memperoleh hasil kompetensi pengetahuan pada kategori baik. Hasil uji prasyarat menunjukkan bahwa sebaran data berdistribusi normal dan homogen. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan rumus Chi-Kuadrat. Berdasarkan hasil perhitungan 2 menunjukkan harga X hitung yang diperoleh dari kelompok eksperimen adalah 3,52 Harga tersebut kemudian dibandingkan dengan harga X2tabel = 11,07, karena x2hitung < x2tabel (3,52 < 11,07) ini berarti sebaran data hasil kompetensi pengetahuan IPA kelompok eksperimen berdistribusi normal. 7
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
lainnya tidak tergagu dan terfokuskan pada pembelajaran, Teknik ini dapat digunakan baik dalam kelompok besar maupun dalam kelompok kecil, Dapat membantu peserta didik memahami tugasnya dan memiliki rasa tanggung jawab terhadap pembelajaran, Dapat membantu peserta didik untuk menganalisis dan memahami situasi serta memikirkan masalah yang terjadi dalam keadaan yang sebenarnya, Menumbuhkan rasa kemampuan dan kepercayaan diri peserta didik untuk berperan dalam menghadapi masalah. Pada kelompok kontrol diberikan pembelajaran dengan pendekatan saintifik. Pembelajaran pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol hampir mirip karena sama-sama menggunakan pendekatan saintifik, karena kurikulum 2013 mengharapkan kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan saintifik. Tetapi yang membedakan di kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together berbantuan media visual tiga dimensi. lebih menyenangkan sehingga mampu membangkitkan semangat dan minat siswa untuk belajar. Sedangkan pada kelompok kontrol yang menerapkan pembelajaran dengan model pembelajran Inquri, . Hal tersebut juga bisa membuat siswa merasa kurang bersemangat dalam belajar karena penggunaan media yang monoton. Hal tersebut yang menyebabkan adanya perbedaan hasil belajar khususnya pada hasil kompetensi pengetahuan IPA.
eksperimen sudah memenuhi skor ketuntasan belajar. (2) Berdasarkan hasil analisis data hasil kompetensi pengetahuan IPA pada kelompok kontrol diperoleh skor rerata siswa sebesar 72,06 dengan perolehan nilai minimum 53,3 dan nilai maksimum 90,0 dan diketahui bahwa terdapat 118 siswa atau 56% siswa memperoleh hasil belajar dalam kategori sangat baik, 14 siswa atau 44% siswa memperoleh hasil kompetensi pengetahuan dalam kategori baik. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa rerata ketuntasan belajar kelompok kontrol sudah memenuhi skor ketuntasan belajar. (3) Berdasarkan hasil analisis uji t diperoleh thitung = 4,45. Harga tersebut kemudian dibandingkan dengan harga ttabel pada taraf signifikansi 5% (a = 0,05) dengan dk = n1 + n2 – 2 = 42 + 32 – 2 = 72 adalah 2,000. Oleh karena thitung > ttabel (4,45> 2,000) maka Ho ditolak atau Ha diterima. Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan hasil kompetensi pengetahuan IPA antara siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran Numbered Heads Together berbantuan media visual tiga dimensi dengan siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran inquri pada siswa kelas V SD Gugus 1 Dalung. Rerata hasil kompetensi pengetahuan IPA siswa kelompok eskperimen X = 80,22 > X = 72,06, rerata hasil kompetensi pengetahuan IPA siswa kelompok kontrol. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan pembelajaran melalui Model pemebelajaran Numbered Heads Together berbantuan media visual tiga dimensi berpengaruh terhadap hasil kompetensi pengetahuan IPA siswa kelas V SD Gugus 1 Dalung. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka saran yang dapat diajukan sebagai berikut, hasil penelitian pada pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together berbantuan media visual tiga dimensi, hendaknya guru menerapkan pembelajaran menggunakan model Numbered Heads Together berbantuan media visual tiga dimensi pada muatan materi IPA.
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat ditarik simpulan yaitu sebagai berikut. (1)Berdasarkan hasil analisis data hasil kompetensi pengetahuan IPA pada kelompok eksperimen diperoleh skor rerata siswa sebesar 80,22 dengan perolehan nilai minimum 60 dan nilai maksimum 93,3 dan diketahui bahwa terdapat 34 siswa atau 83% siswa memperoleh hasil belajar dalam kategori sangat baik, 8 siswa atau 17% siswa memperoleh hasil belajar dalam kategori baik. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa rerata hasil belajar kelompok 8
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
Sekolah hendaknya menyediakan sarana yang maksimal untuk menunjang pembelajaran agar siswa semakin bersemangat untuk belajar dan memanfaatkan sarana tersebut untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa sehingga mutu sekolah menjadi semakin meningkat. Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan peneliti lain melakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together berbantuan media visual tiga dimensi. Atau dapat pula dilakukan penelititan lebih lanjut dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together berbantuan media visual tiga dimensi pada sumber data/sampel yang berbeda khususnya pada muatan materi IPA sehingga hasil penelitian benar-benar dapat menggambarkan keadaan sesungguhnya yang terjadi di lapangan.
Kurniasih,Imas Dan Berlin Sani.2016. Ragam Pengembangan Model Pembelajran.Cetakan Ketiga.Jakarta:Kata Pena. Mulya,H.E.2015.Pengembangan Implementasi Kurikulum 2013.Cetakan Keenam.Bandung:Pt Remaja Rosdakarya. Sanky,Hujair Ah.2011.Media Pembelajran.Cetakan Pertama.Yogyakarta:Kaukaba Dipantara. Setyosari, Punaji.2013.Metode Penelitian dan Pengembangan.cetakan ketiga.Jakarta:Prenadamedia Group. Sudijono,Anas.2013.Pengantar Evaluasi Pendidikan.Cetakan Ketigabelas. Jakarta:Pt Rajagrafindo Persada. Susanto,Ahmad.2013.Teori Belajar Pembelajaran Disekolah Dasar.Cetakan Pertama.Jakarta:Prenada Media Group.
DAFTAR PUSTAKA. Agung, A.A Gede. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja : Fakultas Ilmu Pendidikan Undiksha. Arikunto,Suharsimi.2015.Dasar –Dasar Evaluasi Pendidikan.Cetakan Keempat.Jakarta:Bumi Aksara. Arifin,Zainal.2014.Evaluasi Pembelajaran.Cetakan Keenam.Bandung:Pt Rosdakarya.
Trianto.2011.Mendisain Model Pembelajran Inovatif Progresif. Cetakan Keempat. Jakarta:Kencana Prenada Media Group. Wisudawati,Asih dan Eka Sulistyowati.2015.Metodologi Pembelajaran IPA.Cetakan Kedua.Jakarta:Bumi Aksara.
sRemaja
Darmadi, Hamid. 2014. Metode Penelitian dan Sosial. Bandung: Alfabeta Dantes,Nyoman.2012.Metode Penelitian.Yogyakarta:Andi. Daryanto.2014.Penderkatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013.Cetakan Pertama.Yogyakarta:Gava Media. Daryanto.2016.Media Pembelajara.Cetakan Pertama.Yogyakarta:Gava Media.
9