Tahapan-tahapan dalam menghitung nilai employment multiplier suatu sektor adalah : a) menghitung koefisien tenaga kerja, yang merupakan perbandingan antara jumlah tenaga kerja sektor i dengan total input sektor I b) menjumlahkan dari perkalian matriks kebalikan Leontief (I-A)-1 dengan koefisien tenaga kerja yang kemudian dibagi dengan koefisen tenaga kerja lagi n
MLIj =
Wn+1,i + Cij i =1
Wn+1,j Wn+1,j =
Li Xi
Analisa
Kode Sektor 7 16 8 10 11 5 14 9 15 1 6 12 3 2 13 17 4
Nama Sektor industri makanan, minuman dan tembakau pemerintahan umum dan pertanahan industri lainnya listrik, gas, dan air minum bangunan/kontruksi perikanan pengangkutan dan komunikasi industri barang hasil pengilangan minyak bumi lembaga keuangan, usaha bangunan dan jasa pershn Tanaman Bahan Makanan pertambangan dan penggalian perdagangan Peternakan dan hasil-hasilnya Tanaman pekebunan restoran dan hotel jasa-jasa swasta kehutanan
Indeks Tenaga Kerja 6.560164 5.450160 1.762182 1.758547 1.614130 1.158878 1.107609 1.077777 1.059962 1.037536 1.035594 1.026684 1.026294 1.020104 1.010339 1.008679 1.000567
Analisa
Rangking 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Analisis Multifactor Evaluation Process (MFEP) dapat menentukan prioritas sektor unggulan yang nantinya mampu mendorong ekonomi wilayah. Semakin besar nilai Multifactor Evaluation Process (MFEP), mengidentifikasikan bahwa semakin prioritas sektor tersebut untuk diperhatikan dalam peningkatan perekonomian wilayah
Analisa
SEKTOR UNGGULAN MADURA Kode Sektor 7 11 5 8 16 10 15 1 14 3 6 12 13 2 9 17 4
Nama Sektor industri makanan, minuman dan tembakau bangunan/kontruksi perikanan industri lainnya pemerintahan umum dan pertahanan listrik, gas, dan air minum lembaga keuangan, usaha bangunan dan jasa pershn Tanaman Bahan Makanan pengangkutan dan komunikasi Peternakan dan hasil-hasilnya pertambangan dan penggalian perdagangan restoran dan hotel Tanaman pekebunan industri barang hasil pengilangan minyak bumi jasa-jasa swasta kehutanan
Indeks Sektor Unggulan 13.2 13.2 12.54 11.55 11.22 10.56 10.56 9.9 9.57 8.58 8.25 8.25 6.93 5.94 4.62 4.29 2.31
Analisa
Rangking 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Pasca peresmian jembatan suramadu, sedikitnya 17 investor dipastikan mengantongi izin usaha di pulau Madura dengan total investasi Rp 1,7 Triliun ( www.surya.co.id ). Dari 17 investor tersebut, 10 investor bergerak di sektor industry pengolahan Jenis Lokasi Investasi Investor Investasi Investasi Kab. Sumenep PT Miwon Mina Samudera (industry makanan minuman) Asing (PMA) PT Aneka Boga Nusantara (industry makanan minuman) PT Citra Wirajaya Bhakti (industry makanan minuman) PT KPY Interprise Indonesia (industry makanan minuman) Kab. Bangkalan PT Semen Madura (industri semen) Investasi Kab. Bangkalan PT Adiluhung Saranasegara (industri pembuatan dan perbaikan kapal) Dalam Negeri PT Ben Santosa (industri pembuatan dan perbaikan kapal) (PMDN) PT Madura Investama (industri makanan dan air minum kemasan) Kab. Sampang PT Garam Persero (makanan dan industri garam) Kab. Sumenep PT Karyadibya Mahardhika (pengolahan tembakau)
Analisa
"Sektor konstruksi di Madura diperkirakan tumbuh 40%, diatas rata-rata pertumbuhan konstruksi dan properti di Jatim yang hanya 20%," (www.kabarbisnis.com ). Hal itu dilakukan karena pengembang ingin menangkap peluang pasar dengan masuknya investasi ke Madura. Pulau Madura menjadi alternatif dan banyak dilirik pengembang karena demand sektor properti di Surabaya, Sidoarjo, dan wilayah lainnya di Jatim cenderung stagnan. Keunggulan sektor bangunan/kontruksi akan dibangunnya pelabuhan serbaguna (multipurpose) di area 6.000 hektare di kaki Suramadu sisi Madura. Pembangunan pelabuhan tersebut dilakukan oleh PT Madura Industrial Estate Seaport City (Misi) dengan dana sebesar Rp3 triliun. Pengembangan pelabuhan lain juga akan dilakukan di Kabupaten Bangkalan, khususnya di Kecamatan Tanjungbumi untuk pelabuhan ikan, dan Pelabuhan Peti Kemas di Kecamatan klampis.
Analisa
Sektor perikanan wilayah Madura sama seperti sektor industry pengolahan dimana memiliki daya tarik yang cukup besar dalam menarik investor. Dari 17 investor yang telah dijelaskan diatas, terdapat 3 investor yang tertarik untuk menanamkan investasi di sektor perikanan. Jenis Investasi Lokasi Investasi Investasi Asing Kab. Sumenep (PMA) Investasi Dalam Kab. Sampang Negeri (PMDN) Kab. Sumenep
Investor PT Dwi Bina Utama (sektor perikanan) PT Pembangunan Tambak Udang (pembibitan dan budi daya udang) PT Maxima Mutiara Indonesia (pembibitan dan budi daya mutiara)
Analisa
Besarnya jasa yang dihasilkan oleh pemerintah dapat dilihat dari besarnya Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pendapatan Asli Daerah (PAD) wilayah Madura terdiri dari pajak daerah, retribusi, hasil perusahaan daerah & pengolaan kekeyaan daerah yang dipisahkan, dan PAD lain-lain yang sah. Kabupaten Bangkalan Sampang Pamekasan Sumenep Total Madura
Pendapatan Asli Daerah (PAD) (ribu Rp) 28,727,154 19,617,723 34,421,163 38,991,459 121,757,499
Analisa
1. Sektor unggulan terbentuk dari penggabungan criteria sektor yang memiliki keterkaitan ekonomi yang kuat (baik forward lingkage maupun backward lingkage) dan sektor yang memiliki multiplier efek terhadap penyerapan tenaga kerja. Sektor tersebut diharapkan nantinya akan menjadi leading sector dalam pengembangan wilayah Madura. 2. Sektor unggulan yang memenuhi kriteria di atas adalah sektor sektor industry pengolahan, sektor bangunan/kontruksi, sektor perikanan, dan sektor jasa pemerintahan umum dan pertahanan.
Penutup
1. Hasil penelitian ini dapat dipergunakan oleh pemerintah sebagai bahan masukan dalam mengembangkan wilayah madura dengan memprioritaskan pengembangan pada sektor yang menjadi unggulan 2. perlu suatu strategi pengembangan yang harus dilakukan oleh pemerintah agar sektor tersebut diharapkan dapat menduduki rangking atas di semua criteria sektor unggulan. 3. adanya integrasi antar kawasan dengan prinsip kerjasama antar kabupaten dengan menciptakan fungsi masing-masing kabupaten yang nanntinya dapat saling melengkapi
Penutup
Buku dan Jurnal Amalia, Lia. 2007. Ekonomi Pembangunan. Jakarta : Graha ilmu Alkadri, dkk. 1999. Manajemen Teknologi untuk Pengembangan Wilayah: Konsep Dasar, Contoh Kasus, dan Implikasi Kebijakan,Edisi Revisi. Jakarta : Pusat Pengkajian Kebijakan Teknologi Pengembangan Wilayah, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Afiatno, Bambang Eko. 2005. Konsep Dasar Input-Output (I-O): Model Statis dan Model Dinamis. Kertas Kerja ISEID, Surabaya Budiharsono, Sugeng. 2001. Teknik Analisa Pembangunan Wilayah Pesisir dan Lautan. Jakarta : PT. Pradnya Paramita Badan Pusat Statistik Propinsi Jawa Timur, 2007. Tabel Input-Output Propinsi Jawa Timur Tahun 2006. BPS Propinsi Jawa Timur, Surabaya Badan Pusat Statistik Propinsi Jawa Timur, 2008. Kinerja Makro Ekonomi & Sosial Jatim Tahun 2008. BPS Propinsi Jawa Timur, Surabaya Badan Pusat Statistik Propinsi Jawa Timur, 2008. Makro ekonomi & sosial Jatim 2008. BPS Propinsi Jawa Timur, Surabaya Badan Pusat Statistik Propinsi Jawa Timur, 2008. PDRB Kab/Kota se Jatim 2004-2008. BPS Propinsi Jawa Timur, Surabaya Badan Pusat Statistik Propinsi Jawa Timur, 2006. Sensus Ekonomi Jatim 2006. BPS Propinsi Jawa Timur, Surabaya Badan Pusat Statistik Propinsi Jawa Timur, 2006. Sensus Pertanian Jatim 2006. BPS Propinsi Jawa Timur, Surabaya Badan Pusat Statistik Propinsi Jawa Timur, 2007. Statistik keuangan Jatim 2007. BPS Propinsi Jawa Timur, Surabaya Ghalib, Rusli. 2005. Ekonomi Regional. Bandung : Pustaka Ramadhan Miller, R.E. dan P. D. Blair, 2009. Input-Output Analisis : Foundations dan Extensions. Cambridge University Press, New York Mike Douglass, A Regional Network Strategy For Reciprocal Rural-Urban Linkages, 1998 Muhadjir, N. 1990. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Penerbit Rake Sarasin. Nazir, Moch. 1988. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia. Rondinelli, D. A. 1985. Appllied Methods of Regional Analysis. Westview Press Sitohang, Paul. 1990. Pengantar Perencanaan Regional.Jakarta : Fakultas Ekonomi UI Tarigan, Robinson.2008. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta : PT. Bumi Aksara Tambunan, Tulus. 2001. Perekonomian Indonesia : Teori dan Temuan Empiris. Jakarta : Ghalia Indonesia Williamson, J.G., 1997: Industrialization, Inequality and Economic Growth. Edward Elgar Publishing Limited, Cheltenham, Glos, UK Wibowo, Rudi / Soetrisno. 2004. Konsep, Teori, dan Landasan Analisis Wilayah. Malang : Bayumedia Publishing Widodo, Tri. 2006. Perencanaan Pembangunan Aplikasi Komputer. Yogyakarta: UPP STIM YKPN YOGYAKARTA Peraturan & Rencana Tata Ruang Keputusan Presiden No. 79 Tahun 2003 tentang Pembangunan Jembatan Suramadu Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi (RTRWP) Jatim Tahun 2020 Website ---------. Pengertian Ekonomi Makro & Ekonomi Mikro.