10
METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang dilaksanakan di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), Unit Usaha Marihat, Provinsi Sumatera Utara selama 4 bulan yang dimulai dari tanggal 1 Maret 2010 sampai tanggal 9 Juli 2010.
Metode Pelaksanaan Metode yang digunakan selama pelaksanaan magang yaitu metode umum dan metode khusus. Metode umum 1.
Mengikuti orientasi perkenalan kegiatan-kegiatan PPKS Unit Marihat selama satu bulan.
2.
Bekerja secara aktif di Satuan Usaha Strategis Bahan Tanaman (SUSBHT) PPKS Unit Marihat selama tiga bulan.
3.
Wawancara dan diskusi dengan berbagai pihak di PPKS (Kelompok Peneliti, Staf Produksi, Staf Lapangan, Mandor Lapangan, dan Pollinator).
4.
Mengumpulkan data sekunder yang diperoleh dari laporan-laporan, arsip kantor dan pustaka yang diperlukan untuk menyusun laporan.
5.
Studi literatur untuk mencari informasi dan data yang dapat digunakan sebagai referensi dalam penyusunan laporan.
Metode khusus Metode khusus yang digunakan adalah melakukan dua evaluasi yang berkaitan dengan pengadaan bahan tanaman yaitu: 1. Evaluasi pengaruh waktu panen tandan benih kelapa sawit terhadap warna cangkang biji. Tujuan evaluasi ini yaitu untuk mengetahui penyebab terjadinya biji putih, apakah biji putih selalu diturunkan oleh induknya atau tidak dengan mengemukakan apakah terdapat pohon induk yang sama menghasilkan biji putih menghasilkan juga biji normal (coklat tua/hitam). Selain itu evaluasi ini
11
dilakukan untuk melihat pengaruh umur tandan setelah penyerbukan sampai panen terhadap warna biji. Evaluasi biji putih dilakukan pada data produksi selama tiga tahun, yaitu tahun 2007, 2008 dan 2009 di Divisi Produksi PPKS Unit Marihat. Masingmasing data produksi dihitung jumlah tandan berbiji putihnya, kemudian pada data tahun yang sama diamati apakah nomor induk lapang (nomor buku induk) yang menghasilkan tandan berbiji putih menghasilkan juga tandan berbiji normal. Selain itu dari setiap data produksi diambil contoh 70 persilangan yang menghasilkan tandan biji putih dan 70 persilangan tandan biji normal, diamati tanggal penyerbukan dan tanggal panennya. Kemudian umur tandan dihitung dengan cara mengurangkan tanggal panen oleh tanggal penyerbukan. Selanjutnya setiap warna biji dibandingkan berdasarkan umur tandannya menggunakan T-test. 2. Pengujian daya tumbuh kecambah kelapa sawit siap salur berdasarkan lama penyimpanan. Tujuan percobaan ini yaitu untuk mengetahui kemampuan tumbuh kecambah siap salur setelah melalui masa simpan tertentu dan untuk menentukan periode penyimpanan maksimal dari kecambah siap salur. Percobaan ini dilaksanakan pada bulan April – Juli 2010 di kebun pembibitan PPKS Unit Usaha Marihat dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dua faktor. Faktor pertama adalah lama simpan benih terdiri atas lima taraf perlakuan yaitu: tanpa penyimpanan (penyimpanan 0 minggu (P0)), penyimpanan 1 minggu (P1), penyimpanan 2 minggu (P2), penyimpanan 3 minggu (P3), dan penyimpanan 4 minggu (P4). Sedangkan faktor kedua adalah varietas yang terdiri dari dua varietas yaitu Langkat dan Simalungun. Pengujian daya tumbuh dilakukan di Pre Nursery. Polibag yang digunakan yaitu berwarna hitam berdiameter 14 cm, tinggi 22 cm tebal 0.07 mm. setiap polibag ditanami satu kecambah. Polibag yang telah ditanami kecambah diletakkan di bawah naungan dengan intensitas naungan 60%. Pemeliharaan bibit meliputi penyiraman, penyiangan, pemupukan, dan pengendalian hama dan penyakit tanaman.
12
Setiap varietas terdapat lima taraf perlakuan, setiap taraf perlakuan menggunakan 150 butir kecambah, total kecambah yang digunakan yaitu 1500 butir. Masing-masing taraf perlakuan terdiri dari tiga ulangan. Setiap ulangan terdiri dari 10 tanaman contoh.
Pengamatan dan Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan melalui pengamatan lapangan terhadap pengadaan bahan tanaman yang berlangsung di PPKS meliputi: kondisi umum PPKS, pemuliaan tanaman, identifikasi tanaman induk, persilangan pohon induk, dan produksi benih hingga pengemasan kecambah. Data pengamatan lapangan difokuskan pada evaluasi pengaruh waktu panen tandan benih kelapa sawit terhadap warna cangkang biji dan pengujian daya tumbuh kecambah kelapa sawit siap salur berdasarkan lama penyimpanan. Data sekunder yang diperoleh dari lapang yaitu lokasi dan letak geografis, luas lahan, kondisi pertanaman dan produksi, kondisi produksi benih, organisasi, dan manajemen. Evaluasi pengaruh waktu panen tandan benih kelapa sawit terhadap warna cangkang biji dilakukan pada data produksi benih selama tiga tahun, yaitu tahun 2007, 2008 dan 2009. Kemudian dari setiap data produksi tersebut dihitung jumlah tandan yang berbiji putih dan dari setiap data produksi diambil contoh 70 persilangan yang menghasilkan tandan biji putih dan 70 persilangan tandan biji normal. Peubah yang diamati adalah: 1. Nomor pohon induk Nomor pohon induk diamati untuk mengemukakan apakah pohon induk yang menghasilkan biji putih bisa juga menghasilkan biji normal (hitam). 2. Tanggal penyerbukan Tanggal penyerbukan diamati untuk mengetahui kapan penyerbukan dilakukan. 3. Tanggal panen Tanggal panen diperlukan untuk mengetahui kapan tandan dipanen.
13
4. Umur tandan (hari setelah penyerbukan) Umur tandan diperoleh dengan cara mengurangkan tanggal panen oleh tanggal penyerbukan. Pengamatan yang dilakukan pada pengujian daya tumbuh kecambah kelapa sawit siap salur berdasarkan lama penyimpanan yaitu meliputi: 1. Kondisi umum kecambah (plumula dan radikula) setelah disimpan Pengamatan dilakukan secara visual untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada kecambah pada saat akan ditanam. 2. Tingkat (persentase) serangan jamur pada kecambah siap salur Pengamatan dilakukan pada saat serah terima kecambah (saat akan ditanam) dengan cara membandingkan jumlah kecambah yang terserang jamur dengan total jumlah kecambah yang diterima. 3. Persentase hidup bibit Persentase hidup bibit dihitung pada akhir pengamatan (8 MST) dengan cara membandingkan jumlah bibit yang tumbuh dengan total jumlah bibit yang ditanam. 4. Tinggi bibit Diukur dari pangkal batang di atas tanah sampai ujung daun tertinggi dengan menggunakan penggaris, diamati mulai dari 4 – 8 MST. 5. Jumlah daun Dihitung jumlahnya dari daun termuda sampai daun tertua. Daun termuda yang dihitung adalah daun yang sudah membuka sempurna, diamati mulai dari 4 – 8 MST. 6. Diameter batang Diukur dari pangkal batang dengan menggunakan caliper (jangka sorong), diamati mulai dari 4 – 8 MST. 7. Bibit abnormal Bibit diseleksi pada umur 8 MST dan dihitung jumlah dan persentase bibit abnormal dari setiap perlakuan dan varietas.
14
Analisis Data dan Informasi Seluruh data dan informasi yang diperoleh dari kegiatan penyiapan tandan benih menjadi benih dianalisis menggunakan statistik deskriftif dan perhitungan matematis sederhana seperti rata-rata dan persentase. Evaluasi pengaruh waktu panen tandan benih kelapa sawit terhadap warna cangkang biji menggunakan uji t. Sedangkan pengujian daya tumbuh kecambah kelapa sawit siap salur berdasarkan lama penyimpanan dianalisis dengan menggunakan uji F. Apabila terdapat pengaruh nyata pada peubah yang diamati maka akan dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5% dengan bantuan SAS v6.12.