10
METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang dilaksanakan di Unit Perkebunan Tambi PT Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah selama kurang lebih empat bulan. Waktu magang dimulai dari bulan Maret hingga Juli 2010. Metode Pelaksanaan Metode yang digunakan dalam pelaksanaan magang terbagi menjadi dua, yaitu secara langsung dan tidak langsung. Metode langsung adalah melakukan praktik kerja langsung di lapangan dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan di kebun dan melakukan pengamatan terhadap peubah yang telah ditentukan selama kegiatan magang. Metode tidak langsung meliputi pengumpulan data sekunder dan dokumentasi kebun. Pada pelaksanaannya penulis bekerja sebagai : (a) Karyawan harian lepas selama dua bulan pertama. Selama menjadi karyawan harian lepas, penulis melaksanakan kegiatan lapangan yang meliputi semua aspek budidaya; mencatat bahan yang dipakai, luas areal kerja yang dicapai selama bekerja di lapangan, mencatat prestasi kerja penulis dan prestasi kerja karyawan kebun. Hasil pencatatan prestasi kerja di lapangan kemudian dibandingkan dengan prestasi kerja standar. Jurnal harian kegiatan selama menjadi karyawan harian lepas dapat dilihat pada Lampiran 1. (b) Pendamping mandor selama satu bulan dan pendamping kepala blok serta pendamping asisten kepala bagian kebun selama satu bulan. Kegiatan sebagai mandor, pendamping kepala blok dan pendamping asisten kepala blok yaitu melaksanakan fungsi-fungsi manajemen yang berhubungan dengan kegiatan kebun. Sebagai pendamping mandor, penulis bertugas membuat perencanaan, baik fisik maupun biaya, membantu menentukan jumlah karyawan dan biaya operasional pada setiap kegiatan, membantu mengawasi kegiatan kerja harian pada kegiatan budidaya tanaman, mengorganisir karyawan pada setiap kegiatan, serta mengamati kehidupan sosial tenaga kerja (usia, latar belakang
11 pendidikan, pendapatan, letak tempat tinggal). Jurnal harian kegiatan selama menjadi pendamping mandor dapat dilihat pada Lampiran 2. Pendamping kepala blok dan asisten kepala bagian kebun bertugas mempelajari pengelolaan tenaga kerja dan biaya, membantu pembuatan laporan asisten, membuat jurnal kegiatan harian di tingkat blok serta mempelajari kegiatan manajerial di tingkat blok. Jurnal harian kegiatan selama menjadi pendamping kepala blok dan asisten kepala bagian kebun dapat dilihat pada Lampiran 3. Pengamatan dan Pengumpulan Data Pengamatan dilakukan untuk mendapatkan data primer. Data primer diperoleh dengan melakukan praktik kerja langsung, pengamatan di lapangan, wawancara dan diskusi dengan staf dan karyawan perkebunan. Selain data primer, penulis juga mengumpulkan data sekunder yang didapat dari laporan manajemen (bulanan, triwulanan, semesteran dan tahunan), arsip kebun dan dokumentasi lainnya. Data sekunder yang dikumpulkan antara lain letak geografis, keadaan iklim, keadaan tanah, luas areal konsesi dan tata guna lahan, keadaan tanaman (jenis tanaman, umur tanaman, populasi tanaman, pertumbuhan tanaman), keadaan produksi tanaman, struktur organisasi dan ketenagakerjaan (jumlah, status), rencana dan realisasi produksi tahun sebelumnya, jenis pemetikan dan rumus petik, luas areal petik, gilir petik, analisis petik dan analisis pucuk serta premi hasil panen. Data sekunder tersebut digunakan untuk melengkapi, menduga dan menguji kebenaran data yang diperoleh di lapangan. Selain itu dilakukan studi pustaka baik melalui laporan penelitian, jurnal dan sumber lain sehingga bisa menilai keberhasilan yang dicapai perusahaan. Peubah yang diamati pada kegiatan magang dengan aspek pemetikan adalah sebagai berikut :
12 (1) Ketebalan daun pemeliharaan. Pengukuran tebal daun pemeliharaan dimulai dari pertumbuhan rata-rata daun terbawah sampai permukaan bidang petik. Pengamatan dilakukan terhadap 10 tanaman contoh pada beberapa blok contoh berdasarkan umur tanaman setelah pangkas. (2) Gilir petik atau siklus petik. Data diperoleh dari data primer dan data sekunder serta hasil wawancara secara langsung dengan kepala blok serta mandor petik. Gilir petik ditentukan oleh kecepatan tumbuh pucuk. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui selang waktu antara satu pemetikan dengan pemetikan berikutnya pada blok contoh yang sama dan dinyatakan dalam satuan hari. (3) Kapasitas petik. Kapasitas petik adalah bobot pucuk yang dipetik oleh seorang pemetik dalam satu hari kerja. Data diperoleh dari data primer dan data sekunder kemudian dibandingkan dengan kapasitas standar kebun (basic yield). (4) Analisis petikan Data diperoleh dari data primer dan data sekunder kemudian hasil dari analisis dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Data primer diperoleh dengan mengambil masing-masing sampel pucuk satu genggam (dari 10 pemetik, pada satu mandor) yang dicampur menjadi satu kemudian diambil satu kilogram. Dari sampel tersebut, diambil 200 gram untuk dipisahpisahkan sesuai jenis pucuk (rumus petik) dan ditimbang. Satuannya dalam persen dengan membandingkan masing-masing kelompok pucuk. (5) Analisis pucuk. Data diperoleh dari data primer dan data sekunder kemudian hasil dari analisis dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Pengamatan diperoleh dengan mengambil satu genggam dari masing-masing 10 titik di kotak pelayuan (withering through). Sampel pucuk dikumpulkan dan diambil sebanyak satu kilogram. Dari satu kilogram tersebut diambil sebanyak 200 gram untuk dianalisis. Satu per satu dipisahkan antara bagian yang muda dan yang tua berdasarkan rumus petik. Setelah pemisahan bagian yang muda dan yang tua, masing-masing ditimbang dan dihitung dalam persen.
13 (6) Kebutuhan tenaga kerja pemetik. Jumlah tenaga pemetik (TP) yang dibutuhkan dapat dihitung dengan rumus : rencana produksi pucuk basah /ha/tahun x (100 + A) %
TP (orang) =
kapasitas pemetik/HK/hari x HKE satu tahun
TP adalah tenaga pemetik dan A adalah persentase ketidakhadiran pemetik. Dari hasil perhitungan tersebut kemudian dibandingkan dengan jumlah pemetik riil yang ada di kebun. (7) Kondisi pemetik. Untuk melihat kondisi pemetik, dilakukan dengan wawancara langsung dan pencatatan data terhadap beberapa pemetik di tiap blok tentang usia, jenis kelamin, tingkat pengalaman dan keterampilan serta latar belakang pendidikan tenaga pemetik. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis pengaruhnya terhadap produksi yang dicapai pemetik tiap hari. (8) Hanca petik. Hanca petik berkaitan dengan gilir petik. Hanca petik diperoleh dari data kemandoran di setiap blok, diperoleh dengan rumus : Hanca petik =
luas areal yang dipetik daur petik
Hasilnya kemudian dibandingkan dengan hanca petik yang dilakukan di lapangan. Pengamatan dilakukan pada luas areal yang dapat dipetik per hari oleh pemetik dalam satu kemandoran.
14 Analisis Data dan Informasi Sebagian data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji t-student dengan rumus sebagai berikut :
Thitung =
( X1 − X 2 ) S p.
dengan Sp =
1 1 + n1 n2
(n − 1) S12 + (n − 1) S 22 n1 + n 2 − 2
Keterangan : X 1 , X 2 : nilai tengah contoh 1 dan 2 S12, S22
: ragam contoh 1 dan 2
n1, n2 : jumlah contoh 1 dan 2 Sp
: simpangan baku gabungan
Nilai berbeda nyata apabila thit > ttabel dan tidak berbeda nyata apabila thit < ttabel. ttabel diperoleh dari nilai sebaran t pada taraf 5% dan db (n1 + n2 -2).