PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI SISWA KELAS X IIS 1 SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016. Merisa Aria Utama Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Abstrak Merisa Aria Utama K8411047. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X IIS 1 SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret. 2015. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar sosiologi melalui pelaksanaan tindakan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualizaton (TAI) pada siswa kelas X IIS 1 SMA Negeri 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas X IIS 1 SMA Negeri 2 Surakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualizaton (TAI) dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi fungsi sosiologi dalam mengenali gejala sosial dalam masyarakat, ditinjau dari aspek pengetahuan, sikap, dan ketrampilan. Rata-rata hasil belajar pada saat pratindakan mendapatkan perolehan aspek kognitif sebesar 2,3, sedangkan pada aspek sikap sebesar 2,7, dan pada aspek keterampilan menunjukkan hasil 2,6. Sedangkan rata-rata hasil belajar pada siklus I mengalami peningkatan daripada pratindakan. Rata-rata hasil belajar aspek kognitif siklus I sebesar 2,8, sedangkan pada aspek sikap sebesar 2,9, dan pada aspek keterampilan menunjukkan hasil 2,9. Rata-rata hasil belajar pada siklus II menunjukkan hasil meningkat yaitu perolehan pada aspek kognitif mendapat rata-rata 3,3, sedangkan aspek sikap sebesar 2,3, dan pada aspek ketrampilan sebesar 3,1. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualizaton (TAI) dapat meningkatkan hasil belajar sosiologi pada siswa kelas X IIS 1 SMA Negeri 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016. Kata Kunci : Model Pembelajaran Kooperatif, Team Assisted Individualizaton (TAI), Hasil Belajar.
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana yang digunakan untuk
mengembangkan
potensi
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara”.
manusia. Potensi yang dimiliki oleh manusia berasal dari dalam dan luar
Berdasarkan Undang-Undang
individu perlu dikembangkan salah
tersebut, maka pendidikan dapat
satunya menggunakan pendidikan.
meningkatkan kualitas masyarakat
Berkaitan dengan peran pendidikan
yang akan berpengaruh pada tingkat
dalam
kehidupan yang lebih maju karena
tersebut,
mengembangkan peran
potensi
pendidikan
di
dengan
pendidikan
akan
Indonesia saat ini juga sangatlah
mengembangkan potensi yang ada
penting.
dikarenakan
pada diri seseorang baik dari segi
pendidikan di Indonesia menjadi
intelektual atau kognitif, kepribadian
salah satu faktor penentu kemajuan
atau afektif, maupun bakat atau
bangsa Indonesia. Pendidikan di
psikomotorik. Jika potensi tersebut
Indonesia
dapat
Hal
in
menjadi
aset
untuk
terus
berkembang
membangun sumber daya manusia
mengikuti
yang lebih maju dan berkualitas.
maka masyarakat dapat menjadi
Dengan
manusia modern dan
pendidikan
yang
lebih
perkembangan
dan zaman,
lebih maju.
berkualitas, akan membangun bangsa
Untuk itu, sistem pendidikan di
dan negara yang lebih maju. Hal ini
Indonesia difokuskan pada tingkat
sejalan dengan hakikat pendidikan
keberhasilan peserta didik yang lebih
menurut Undang-Undang No. 20
mengarah pada life skill sehingga
Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 tentang
nantinya dengan bekal pendidikan
Sistem
akan memberikan kesejahteraan dan
Pendidikan
Nasional
menjelaskan bahwa: “pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
masa depan yang lebih baik. Untuk mendapatkan kualitas pendidikan yang lebih baik, seorang pendidik perlu memahami hakekat mengajar yang berguna agar proses
pembelajaran menjadi lebih baik.
dengan
Guna mencapai hal tersebut perlu
ceramah, sehingga banyak siswa
adanya
yang merasa jenuh belajar yang
kerangka
secara
pembelajaran
konseptual
pembelajaran)
menyebabkan
model
siswa
tidak
menentukan
memperdulikan proses pembelajaran
pembelajaran.
sehingga pada saat pembelajaran
model pembelajaran yang bervariatif
terdapat siswa yang asyik bermain
akan meningkatkan perhatian siswa
handphone, tiduran, dan berbicara
dalam belajar. Pada gilirannya hal ini
dengan sebangkunya. Penggunaan
akan
metode ceramah ini dikarenakan
tercapainya
yang
(model
menggunakan
tujuan
memperbaiki
hasil
belajar
siswa.
guru Berdasarkan
kurang
profesional
dalam
observasi
memilih
model
pratindakan yang dilakukan oleh
sehingga
antusias
peneliti di kelas X IIS 1 SMA Negeri
pembelajaran terlihat kurangsedikit
2 Surakarta diketahui bahwa hasil
sekali siswa yang memiliki minat
belajar pada mata pelajaran sosiologi
belajar. Pada saat bekerja kelompok
masih rendah. Permasalahan yang
hanya
dapat
mengerjakan
diidentifikasi
pada
saat
sebagian
pembelajaran siswa
dalam
siswa
sedangkan
yang anggota
observasi pratindakan antara lain
kelompok lain mengandalkan teman
peserta
lain yang mengerjakan, sehingga hal
didik
dalam
kelas
ini
berjumlah 28 siswa, terdiri dari 10
ini
siswa
siswa
keaktifan dan tanggung jawab siswa
Ketuntasan
dalam bekerja kelompok. Selain itu
laki-laki
perempuan.
dan
Kriteria
18
mengidentifikasi
saat
kurangnya
Minimal (KKM) yang diberikan dari
ada
sekolah adalah 68. Dari hasil pra
pembelajaran,
tindakan diperoleh
16 siswa yang
kurangnya keaktifan peserta didik.
tidak tuntas dan 12 siswa yang
Hal ini dapat diidentifikasi pada saat
tuntas. Hal ini menunjukkan 42, 8%
guru memberikan waktu kepada
siswa yang memperoleh nilai di atas
siswa
KKM. Pada saat mengajar, guru
materi yang disampaikan, namun
menggunakan media power point
tidak ada siswa yang bertanya..
untuk
menjelang juga
bertanya
akhir terlihat
mengenai
Berdasarkan hasil observasi
kelompok
serta
tanggung
tersebut, dapat diketahui permasahan
individu
yang dialami adalah siswa kurang
sehingga mampu menjadikan peserta
berpartisipasi aktif dalam proses
didik
pembelajaran sehingga materi yang
mempelajari
disampaikan kurang dipahami siswa
sosiologi. Dengan pembelajaran yang
dengan baik yang berakibat pada
memadukan kerja kelompok dan
hasil belajar siswa yang rendah. Oleh
individual, serta memberikan hak
karena itu diperlukan upaya untuk
kepada
meningkatkan hasil belajar dengan
mengoreksi
menerapkan
pembelajaran
kelompoknya, akan memberikan sifat
yang bervariatif yang dapat menarik
kritis dan aktif dalam diri masing-
perhatian dan keaktifan siswa dalam
masing peserta didik. Selain itu,
proses
pembelajaran.
Salah
pembelajaran TAI juga menuntut
model
pembelajaran
yang
model
digunakan
adalah
satu dapat model
terhadap
jawab
memiliki
minat
mata
peserta
peserta
kelompok
hasil
didik
pelajaran
didik
untuk
kerja
teman
untuk
sungguh-sungguh,
untuk
berdiskusi
sehingga
tidak
pembelajaran kooperatif tipe Team
hanya mengandalkan pada peserta
Assisted Individualization (TAI).
didik yang pandai saja, namun semua
Robert (Miftahul
Slavin
Huda,
menyatakan
2013:
bahwa
dalam
siswa juga bisa belajar agar semua
200)
peserta didik mampu menguasai
model
pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted
Individualization
(TAI)
materi. Berdasarkan latar belakang tersebut,
penulis
tertarik
merupakan
sebuah
program
mengadakan
pedagogik
yang
berusaha
kelas (PTK) menggunakan model
pembelajaran
pembelajaran kooperatif tipe Team
mengadaptasi
penelitian
untuk
Individualization
tindakan
individual
peserta
didik
secara
Assisted
(TAI)
akademik.
Tujuan
dari
proses
untuk meningkatkan hasil belajar
pembelajaran
TAI
dapat
peserta didik. Maka penelitian ini
meningkatkan
keaktifan
belajar
diberi judul : ”Penerapan Model
peserta didik secara individu dan
Pembelajaran Kooperatif Tipe Team
Assisted
Individualization
(TAI)
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata
Pelajaran
Sosiologi
Hasil Belajar Ketuntasan Afektif belajar 75%
Dihitung berdasarkan observasi selama pembelajaran berlangsung
Hasil Belajar Rata-rata Psikomotor kelas ≥2,7 dengan ketuntasan belajar 75%
Dihitung berdasarkan observasi ketika siswa berdiskusi
Siswa
Kelas X IIS 1 Sekolah Menengah Atas Negeri 02 Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016”. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di kelas X IIS 1 SMA Negeri 2
Keberhasilan
Surakarta tahun pelajaran 2015/2016. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X IIS 1 SMA Negeri 2 Surakarta dengan jumlah 28 siswa, yang terdiri dari 18 siswa perempuan dan 10 siswa laki-laki. Pada kelas tersebut
ditemukan
dalam
kegiatan
permasalahan atau
proses
pembelajaran Sosiologi yang telah teridentifikasi
pada
saat
yang
dikumpulkan
dalam penelitian ini berasal dari
jika
dilihat
dari
kompetensi kognitif harus melebihi target capaian yakni rata-rata kelas ≥2,7 dengan ketuntasan belajar 75%. Pada
kompetensi
afektif,
siswa
dikategorikan tuntas jika mendapat predikat
minimal
ketuntasan
belajar
“baik”
dan
diharapkan
melebihi 75%. Pada kompetensi rata-rata
kelas
diharapkan ≥2,7 dengan ketuntasan belajar 75%. SIKLUS I
observasi. Variabel yang diukur
ini
psikomotorik,
dilakukannya pratindakan. Data
penelitian
dalam
Target Capaian
Hasil Belajar Rata-rata Kognitif kelas ≥2.7 dengan ketuntasan belajar 75%
Perencanaan
Cara Mengukur Dihitung berdasarkan nilai siswa setelah mengerjakan soal tes evaluasi tiap siklus
Siklus I dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan. Hasil dalam tahap perencanaan adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, lembar kemampuan, serta lembar observasi siswa.
Pelaksanaan
a.
Guru
supaya
lebih
tegas
Pada siklus I ini, penelitian
terhadap siswa yang tidak
dilaksanakan pada tanggal 12, 19
serius memperhatikan diskusi
Maret,
2015.
dan memberikan teguran atau
kedua
sanksi
dan
Pertemuan
20
Agustus
pertama
dan
bagi
dilaksanakan selama 2 x 45 menit
mencontek
sedangkan
pengerjaan
pertemuan
ketiga
dilaksanakan 1 x 45 menit. Proses
ataupun
pembelajaran dilaksanakan dengan
evaluasi.
penerapan pembelajaran kooperatif
b.
siswa
yang
pada
saat
tes kemampuan pengerjaan
tes
Guru supaya mengarahkan
tipe Team Assisted Individualization
dan
siswa
pada
saat
(TAI).
presentasi sehingga kegiatan Observasi
diskusi dapat terarah dan
Berdasarkan hasil tes evaluasi
semua siswa memperhatikan
pada siklus I, Rata-rata hasil belajar aspek kognitif siklus I sebesar 2,8,
kelompok yang presentasi. c.
Guru
supaya
memberikan
sedangkan pada aspek sikap sebesar
dorongan dan arahan siswa
2,8, dan pada aspek keterampilan
untuk
menunjukkan hasil 2,85.
berpendapat
aktif
bertanya dalam
dan
proses
pembelajaran.
Refleksi Berdasarkan
hasil
refleksi
SIKLUS II
ayang dilakukan peneliti bersama
Perencanaan
guru mata pelajaran sosiologi, maka
Setelah mengetahui kelebihan
perbaikan yang direncanakan untuk
dan kekurangan pelaksanaan siklus I
proses
melalui kegiatan refleksi bersama
siklus
selanjutnya
adalah
sebagai berikut : Peneliti dan guru
guru
bersama-sama mematangkan konsep
dilaksanakan
pembelajaran pada siklus ke II pada
Siklus
penerapan
model
dilaksanakan
kooperatif
tipe
pembelajaran
Team
Individualization (TAI).
Assisted
kolaborator,
II
maka
siklus
berikutnya.
direncanakan sebanyak
perlu
tiga
akan kali
pertemuan. Pada tahap ini, guru dan peneliti mempersiapkan RPP, materi,
dan
lembar
kemampuan
materi
antusias dalam belajar yang
berkaitan penerapan TAI.
akan berpengaruh pada hasil belajar siswa yang lebih baik.
Pelaksanaan Dari hasil perencanaan yang
2) Guru
seharusnya
lebih
telah disepakati antara peneliti dan
banyak memberikan soal-soal
guru, pelaksanaan tindakan siklus II
kemampuan
akan dilaksanakan sebanyak tiga kali
kemampuan dan daya fikir
pertemuan yaitu pada tanggal 26
siswa mampu berkembang.
Agustus, 2, dan 3 September 2015.
siswa
agar
3) Guru seharusnya lebih tegas
Observasi
agar siswa tidak ramai dan
Berdasarkan hasil tes evaluasi
selalu
yang dilakukan pada akhir siklus II, rata-rata hasil belajar pada siklus II
memperhatikan
pelajaran. 4) Guru harus kreatif dalam
menunjukkan hasil meningkat yaitu
mengelola
perolehan
pembelajaran
pada
aspek
kognitif
aktifitas agar
mendapat rata-rata 3,3, sedangkan
pembelajaran sehingga dapat
aspek sikap sebesar 2,8, dan pada
berlangsung lancar.
aspek psikomotor sebesar 3,6.
REVIEW LITERATUR Dalam
Refleksi Berdasarkan hasil siklus II,
mengajar
kegiatan terdapat
belajar kegiatan
guru bersama peneliti melakukan
pembelajaran yang mempengaruhi
refleksi terhadap pembelajaran yang
proses belajar tersebut.
sudah dilaksanakan. Hasilnya adalah sebagai berikut:
Knirk dan Gustafson dalam Syaiful Sagala, 2010:64 menyatakan
Guru sudah lebih menguasai
bahwa
“pembelajaran
merupakan
kelas dan dapat mengontrol kelas
suatu proses yang sistematis melalui
dengan baik.
tahap rancangan, pelaksanaan, dan
1) Guru menggunakan
sebaiknya
evaluasi.
Pembelajaran
tidak
model
dilakukan secara seketika, melainkan
pembelajaran yang bervariatif
sudah melalui tahapan perencanaan
sehingga siswa dapat lebih
pembelajaran”.
Anita
Lie
dalam
(2007:16) “pembelajaran
Isjoni
Kemampuan. Apabila peserta didik
menyebutkan
tersebut mengalami kesulitan dapat
kooperatif
dengan
meminta
bantuan
atau
bertanya
istilah pembelajaran gotong royong,
kepada teman satu tim (kelompok).
yaitu kelompok pembelajaran yang
Peserta didik yang telah selesai
memberi kesempatan kepada peserta
mengerjakan
didik untuk bekerjasama dengan
meminta teman satu tim (kelompok)
siswa lain dalam tugas-tugas yang
untuk mengecek hasil pekerjaannya.
terstruktur”.
Jika masih terdapat hasil pekerjaan
Salah satu tipe pembelajaran
latihan
kemampuan
yang masih salah maka peserta didik
kooperatif adalah Team Assisted
tersebut
Individualization
mengerjakan sampai semua jawaban
(TAI).
Dalam
harus
mengulang
Slavin (2008:195), Pada metode ini
benar.
dilakukan beberapa langkah yaitu
membagikan lembar Tes Formatif
pada
kepada peserta didik yang telah
tahap
awal
pendidik
Kemudian
Pendidik
membentuk peserta didik menjadi
selesai
beberapa kelompok yang terdiri dari
sebelumnya
4-5
prosedur pengerjaan. Untuk tes ini
orang
peserta
didik
yang
mengerjakan dan
peserta
prestasi,
Kemudian
bertanya kepada temannya sehingga
pendidik menjelaskan garis besar
harus dikerjakan sendiri. Peserta
materi yang akan dipelajari, dan
didik
peserta didik bersama kelompok
mengerjakan Tes formatif meminta
mempelajari materi yang disajikan
teman satu tim (kelompok) untuk
kemudian
memeriksa
mendiskusikan
materi
yang
tidak
memberitahu
heterogen (berbeda jenis kelamin, agama,dsb).
didik
lembar
telah
hasil
boleh
lagi
menyelesaikan
pekerjaannya.
dengan teman kelompoknya. Setelah
Apabila sudah benar semua atau
diskusi mengenai materi, Pendidik
paling tidak sudah benar dari separuh
memberikan
Latihan
soal maka peserta didik tersebut
Kemampuan kepada masing-masing
dianggap telah lolos Tes Formatif
peserta didik. Kemudian peserta
sehingga dapat dihitung skor tesnya.
didik
Apabila masih terdapat peserta didik
Lembar
mengerjakan
Latihan
yang belum bisa menyelesaikan tes
kognitif
formatif maka peserta didik yang
pemahaman,
memeriksa
menguraikan,
harus
memanggil
adalah
pengetahuan, menerapkan,
mengorganisasikan,
pendidik untuk memutuskan apa
menilai. Dominan afektif adalah
yang akan dilakukan murid tersebut
receiving
apakah
,responding (memberikan respon),
akan
melanjutkan
atau
(sikap
mengerjakan Latihan Formatif lain.
valuing
Setelah selesai pendidik memberikan
(organisasi).
menerima)
(nilai),
organization
skor pada hasil kerja kelompok yang aktif dan banyak mengunpulkan point dalam test formatif, serta memberikan
“gelar”
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN
penghargaan
Berdasarkan
indikator
terhadap kelompok yang berhasil
capaian yang telah ditetapkan dalam
secara cemerlang dan kelompok yang
penelitian,
dipandang kurang berhasil dalam
dinyatakan berhasil. Berikut adalah
menyelesaikan tugasnya. Misalnya
hasil capaian penelitian mulai dari
dengan gelar yang menyebutkan
tahap pra tindakan, siklus I, dan
mereka “kelompok super team”,
siklus II :
“kelompok
great
team”,
1. Aspek Pengetahuan
dari pengajaran materi, pendidik program
pengelompokkan dan menjelaskan konsep yang belum dipahami oleh peserta didik. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil fokus pada hasil belajar. Bloom
dalam
mengemukakan mencakup
Suprijono
(2013)
:
belajar
Hasil
kemampuan
penelitian
dan
“kelompok good time”. Setelah akhir
menghentikan
hasil
kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Dominan
KKM Keterca paian Ratarata Kriteria
Pra tindakan 2,7
Siklus I
Siklus II
2,7
2,7
42%
67%
97%
2,30
2,8
3,3
Belum Tercapai
Belum Tercapai
Tercapai
2. Aspek Sikap
Target Keterca paian Keterca paian Ratarata Kriteria
KESIMPULAN DAN SARAN
Pra tindakan 75%
Siklus I
Siklus II
75%
75%
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas (PTK) yang telah
86%
86%
93%
dilaksanakan melalui beberapa tahap, yaitu pratindakan, siklus I, dan siklus
2,7
2,9
3
Tercapai
Tercapai
Tercapai
II,
dapat
disimpulkan
penerapan
model
koopertaif
tipe
Individualization
3. Aspek Ketrampilan
Target Keterca paian Keterca paian Ratarata Kriteria
Kesimpulan
Pra tindakan 75%
Siklus I
Siklus II
75%
75%
79%
82%
92%
2,6
2,9
3,1
Tercapai
Tercapai
Tercapai
bahwa
pembelajaran Team
Assisted
(TAI)
dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas X IIS 1 SMA Negeri 2 Surakarta tahun pelajaran 2015/2016. Rata-rata hasil belajar pada saat pratindakan mendapatkan perolehan aspek
kognitif
sebesar
2,3,
sedangkan pada aspek sikap sebesar 2,7, dan pada aspek keterampilan
Berdasarkan
ketercapaian
hasil belajar mencakup tiga aspek yaitu
sikap,
pengetahuan,
dan
ketrampilan siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 7 Surakarta, maka guru telah
berhasil
pembelajaran
sosiologi
menyenangkan melalui
melaksanakan
dan
penerapan
yang bermakna model
pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI).
menunjukkan hasil 2,6. Sedangkan rata-rata hasil belajar pada siklus I mengalami
peningkatan
daripada
pratindakan. Rata-rata hasil belajar aspek kognitif siklus I sebesar 2,8, sedangkan pada aspek sikap sebesar 2,9, dan pada aspek keterampilan menunjukkan hasil 2,9. Rata-rata hasil
belajar
pada
siklus
II
menunjukkan hasil meningkat yaitu perolehan
pada
aspek
kognitif
mendapat rata-rata 3,3, sedangkan
aspek sikap sebesar 3, dan pada
kemampuan dan wawasan
aspek ketrampilan sebesar 3,1.
luas dalam pembelajaran. c. Peserta didik seharusnya
SARAN Berdasarkan
hasil
penelitian
lebih aktif dalam kegiatan
tindakan kelas yang dilakukan di
diskusi dan tidak malu
kelas X IIS 1 SMA Negeri 2
untuk
Surakarta, maka dapat diberikan
pendapat
maupun
saran sebagai berikut :
bertanya
berkaiatan
menyampaikan
dengan pelajaran. 1.
Kepada guru
3.
Guru
sebaiknya
menggunakan pembelajaran
Diharapkan
sekolah
dapat
model
memberikan pelatihan kepada
kreatif
guru-guru
untuk
dapat
dan inovatif sehingga dapat
memilih model pembelajaran
menjadikan
yang
menjadi memiliki
2.
yang
Kepada sekolah
peserta
lebih
didik
aktif
motivasi
dan
inovatif
sehingga
dan
kualitas
tepat, sekolah
untuk
menjadi lebih baik, tenaga
belajar sehingga peserta didik
pendidiknya menjadi lebih
akan mendapat hasil belajar
professional,
yang lebih baik.
didik mendapat hasil belajar
Kepada peserta didik
yang lebih baik.
a. Peserta didik seharusnya lebih
serius
mengikuti
pembelajaran
sehingga memahami mendapat
dalam
mampu materi hasil
dan
belajar
yang lebih baik. b. Peserta didik seharusnya lebih rajin mengerjakan soal latihan agar memiliki
dan
peserta
http://journal.uny.ac.id/index.php/jpakun/a
DAFTAR PUSTAKA
rticle/download/927/738 (diperoleh Agus
Suprijono.
(2009).
Cooperative
pada 24 Agusutus 2015)
Learning.Surabaya:Pustaka pelajar http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/pgs Agus
Suprijono. Learning
(2013). Teori
Cooperative
dan
d/article/viewFile/8373/5150
Aplikasi
PAIKEM.Yogyakarta
((diperoleh pada 24 Agusutus 2015)
:Pustaka
pelajar
Huda, Miftahul. (2013). Model-Model Pengajaran
Aqib, Zainal. (2006).”Penelitian Tindakan
dan
Pembelajaran.
Malang:Pustaka Pelajar
Kelas”.Bandung:Yrama Widya Isjoni.(2008). Model-Model Pembelajaran Azwar, Saifuddin.(2012).”reliabilitas dan
Mutakhir.
validitas”.Yogyakarta:Pustaka
Pekanbaru:
Pustaka
Pelajar
Belajar Jihad, Bobbette
M.
Morgan,
Teaching with
EdD
Cooperative Children’s
(2010). Learning
Asep
&
”Evaluasi
Haris,
Abdul.(2008).
Pembelajaran”.Jakarta:
Multi Pressindo
Literature.
Diperoleh 15 agustus 2015, dari
Majid,
Abdul.(2013).
http://www.nationalforum.com/Elec
Pembelajaran.
tronic%20Journal%20Volumes/Bob
Rosdakarya
bette,%20Morgan%20Teaching%20
Mulyasa.
Cooperative%20Learning%20with
Tindakan Kelas.Bandung:Rosda
Bandung:
(2011).
Strategi PT
Praktik
Remaja
Penelitian
%20Children%20Literature%20NF TEJ%20V22%20N3%202012.pdf.
Sardiman.(2011).Interaksi dan Motivasi Belajar
Hermawan.(2015).”Penelitian Kelas Sekolah PRESS
&
Penelitian
Tindakan
Mengajar.Jakarta:PT
Raja
Gravindo Persada
Tindakan
(Juknis)”.Surakarta:UNS
Sugiyanto.(2008).Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 FKIP UNS Surakarta
Suwandi,
Sarwiji.
Tindakan
(2011).
Kelas
Penelitian
(PTK)
Penulisan
dan
Sutikno,Sobry.(2013).
Belajar
dan
Pembelajaran.Lombok:Holistica
Karya
Ilmiah.Surakarta:Panitia Sertifikasi Guru(PSG) Rayon 13 Surakarta
Tim Bimata.”Modul Sosiologi IA Untuk SMA/MA
Kelas
X
Semester
1”.Sukoharjo:CV Wilian Robert
,
R.S.
(2005).Cooperative
Learning.Bandung:Nusa Mulia Sumadayo
Samsu.
(2013).
Van Dat Tran(2014). The Effects of Penelitian
Tindakan Kelas.Yogyakarta:Graha Ilmu Sagala, Syaiful .”konsep dan Makna Pembelajaran”. Bandung:Alfabeta
Cooperative
Learning
Academic
Achievement
Proses
Nana.2009. Belajar.
Rosdakarya
Penilaian
Bandung:
Hasil Remaja
the and
Knowledge Retention. Diperoleh 15 agustus
2015,
dari
http://www.sciedu.ca/journal/index. php/ijhe/article/download/4763/276 1.
Sudjana,
on