PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATI DENGAN TIPE THE POWER OF TWO UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X IPS 3 SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 Singgih Bayu Pamungkas Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta
Abstrak
Singgih Bayu Pamungkas.K8412076.PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATI DENGAN TIPE THE POWER OF TWO UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X IPS 3 SMA BATIK 1 SURAKARTATAHUN AJARAN 2015/2016 . Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Maret 2016. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada materi pokok gejala sosial (definis, macam-macam faktor penyebab, macam-macam, contoh, dampak, dan cara mengatasi gejala sosial) dengan menerapkan Model Pembelajaran Kooperati Dengan Tipe The Power Of Two Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pembelajaran Sosiologi Kelas X Ips 3 Sma Batik 1 SurakartaTahun Ajaran 2015/2016. . Sumber data adalah guru dan siswa. Teknik pengumpulan data adalah dengan observasi, wawancara, kajian dokumen, dan tes. Analisis data menggunakan teknik analisis secara kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan keaktifan belajar peserta didik pada kegiatan pra tindakan dengan perolehan sebesar 17,39% kemudian meningkatkan pada siklus I dengan perolehan sebesar 62,06% dan meningkat pada siklus II dengan perolehan sebesar 78,80%. Peningkatan hasil belajar peserta didik dilihat dari nilai rata – rata posttest yang diperoleh yang diawali dengan kegiatan pra tindakan dengan perolehannya sebesar 73,39 atau 69,4% kemudian meningkat pada siklus I sebesar 76,84 atau 74,69% kemudian meningkat lagi pada siklus II sebesar 80,73 atau 86,06%. Untuk keaktifan guru setiap siklusnya terjadi peningkatan.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa menggunakan tipe pembelajaranThe Power Of Two dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar peserta didik kelas X IPS 3 SMA BatikI Surakarta mata pelajar sosiologi. Kata kunci : Penelitian tindakan kelas, tipe The Power Of Two, Keaktifan, danHasilBelajar.
Pendidikan merupakan suatu hal yang
sangat
penting
kehidupan
dalam kelas antara lain: beberapa siswa ada
manusia, karena manusia selain sebagai
yang mengobrol dengan teman sebelahnya,
makhluk individu ia juga merupakan
ada siswa yang mendengarkan penjelasan
makhluk
bisa
guru sambil tiduran di meja, guru masih
di
menggunakan metode megajar yang hanya
masyarakat. Selain itu tujuan pendidikan
terpusat pada guru, guru hanya menunjuk
menurut
siswa yang terlihat mendengarkan pelajaran
sosial
menyesuaikan
bagi
menemukan beberapa permasalahan di
yang
harus
kehidupannya
Langeveld untuk kedewasaan
siswa.
untuk menjawab pertanyaan dari guru, Proses pembelajaran dalam dunia
siswa merasa jenuh dan terkesan bosan
pendidikan formal terdapat komponen-
dalam belajar, hanya siswa itu saja yang
komponen pendidikan,salah satu komponen
menjawab pertanyaan dari guru. Sementara
pendidikan yang penting dalam pendidikan
itu, jarang terlihat siswa menulis materi
formal di sekolah adalah guru sebagai
yang disampaikan oleh guru.
pengajar. Guru adalah orang yang dijadikan
Berdasarkan hasil diskusi dengan
fasilitator untuk menemukan kebenaran apa
guru sosiologi kelas X IPS 3 SMA Batik 1
yang dipelajari dengan rumusan prinsip,
Surakarta,
generalisasi, teori maupun hukum dalam
ternyata masih banyak siswa yang kurang
pembelajarannya.Maka
proses
berminat dalam kegiatan pembelajaran
pembelajaran guru perlu mengenal model
sosiologi, hal ini dapat dilihat dari hasil
pembelajaran
model
belajar siswa, khususnya dalam ranah
mewujudkan
kognitif. Nilai sosiologi yang diperoleh
pembelajaran aktif dan bisa meningkatkan
terlihat masih rendah, berdasarkan hasil
hasil belajar adakah model pembelajaran
ulangan harian, sebanyak 31 siswa dari 46
kooperatif.
siswa di kelas X IPS 3 belum tuntas.
pembelajaran
dalam
salah yang
Peneliti
satu bisa
mengadakan
observasi
dapat
Sebagai
dikemukakan
tindak
lanjut
bahwa
guna
awal di kelas X IPS 3 SMA BATIK 1
mengatasi permasalahan yang terjadi di
Surakarta. Pertama kali saat melakukan pra
kelas X IPS 3, yang berorientasi pada
tindakan dapat digambarkan bahwa kelas
perbaikan keaktifan dan hasil belajar
terlihat tenang, namun tidak jarang akan
diperlukan sebuah Penelitian Tindakan
berubah menjadi ramai ketika suasana
Kelas
sudah
Herawati bahwa,”Penelitian tindakan kelas
tidak
kondusif
lagi.
Peneliti
(PTK)
sebagaimana
dinyatakan
memiiki potensi yang sangat besar untuk
sama-sama
meningkatkan
berpendapat di dalam kelompok.
pembelajaran
jika
diimplementasikan dengan baik dan benar”
diberi
kesempatan
untuk
Fokus penelitian ini yaitu berupa
(Aminah, 2012:45). Maka dari itu, untuk
pembelajaran
sosiologi
mengatasi masalah tersebut diperlukan
dilakukan
menggunakan
model pembelajaran kooperatif, karena
pembelajaran kooperatif teknik kancing
penerapan model pembelajaran kooperatif
gemerincing,
diharapkan mampu memperbaiki proses
berupa keaktifan belajar siswa yang diukur
pembelajaran di dalam kelas yang nantinya
melalui
juga akan berdampak pada hasil belajar
diidentifikasi dari observasi pra tindakan
siswa.
sampai
Model
sebenarnya
pembelajaran
ada
banyak
kooperatif
objek
lembar
dengan
akan model
penelitian
observasi
siklus
yang
yang
telah
dan
ditentukan, hasil dari keaktifan belajar ini
tekniknya,salah satunya adalah teknik dari
juga sebagai gambaran terhadap hasil
model pembelajran ini adalah tipe The
belajar ranah afektif dan psikomotorik
Power Of Two
siswa. Serta hasil belajar siswa yang diukur
Pembelajaran
tipe
dengan
yang
Kooperatif
pembelajaran
The
Power
Twomerupakan
salah
satu
tipe Of
dari ranah kognitif yang diperoleh dari hasil tes siswa.
teknik
Berdasarkan
latar belakang dan
pembelajaran kooperatif yang membentuk
fokus masalah yang telah disampaikan di
siswa
kelompok-kelompok
atas,
setiap
melakukan
kedalam
dimana
dari
beranggotakan
dua
menggabungkan dua
kelompok
peneliti penelitian
tertarik
untuk
tindakan
kelas
atau
dengan judul “PENERAPAN MODEL
dan tipe
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
siswa kepala
maka
pembeljaran ini bisa digunakan dalam
PEMBELAJARAN
semua mata pelajaran dan untuk semua
TWOUNTUK
tingkat usia anak didik serta melatih kerja
KEAKTIFAN BELAJAR DAN HASIL
sama dan tanggung jawab dalam diri siswa.
BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN
Dengan begitu siswa terlibat aktif dalam
SOSIOLOGI KELAS X IPS 3 SMA
proses pembelajaran bekerja sama dengan
BATIK
temannya,
2015/2016”.
menanggapi,
saling
bertukar
mengemukakan
pikiran, pendapat,
1
THE
POWER
OF
MENINGKATKAN
SURAKARTA
TAHUN
METODE PENELITIAN
berbagi informasi tanpa harus merasa
Subjek penelitian tindakan kelas
sungkan, takut dan diharapkan akan lebih
ini difokuskan pada siswa kelas X IPS 3
mudah memahami materi karena siswa
SMA BATIK 1 Surakarta Tahun Ajaran
2015/2016 dengan tujuan untuk mengatasi
meningkatkan keaktifan belajar siswa jika
permasalahan yang ada di kelas tersebut.
minimal 76% siswa dikatakan aktif yang
Kelas X IPS 3berjumlah 46 siswa yang
berasal dari perolehan skor minimal 5
terdiri dari 20 siswa perempuan dan
(keterangan baik) pada lembar observasi.
26siswa laki-laki. Data penelitian yang
Sementara pembelajaran kooperatif tipe
dikumplkan dari berbagai sumber antara
pembelajaran The Power Of Twodikatakan
lain data dari sekolah, guru mata pelajaran
bisa meningkatkan hasil belajar siswa, jika
sosiologi kelas X IPS 3, siswa kelas X IPS
80% siswa tuntas atau mampu malampaui
3
proses
nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)
dengan
yaitu 75 diukur dari aspek kognitif siswa.
serta
peristiwa
pembelajaran
selama
sosiologi
menggunakan
model
pembelajaran
Sementara
untuk
aspek
afektif
dan
kooperatif dengantipe The Power Of Two
psikomotorik tercermin dalam keaktifan
Sedangkan
teknik
belajar siswa.
digunakan
adalah
komparatif
dan
analisis
data
statistik analisis
yang
deskriptif
kritis.
Data
SIKLUS I Perencanaan
kuantitatif dianalisis dengan teknik statistik deskriptif
komparatif,
Peneliti
dan
guru
menyepakati
yaitu
untuk pelaksanaan tindakan siklus I yang
membandingkan hasil hitung dari statistik
dilakukan selama 2 kali pertemuan, dimana
deskriptif berupa nilai rata-rata, nilai
2 kali pertemuan berupa tindakan dan di
tertinggi, nilai terrendah dan prosentase
akhir pertemuan ke dua diadakan pos test
pada satu siklus dengan siklus berikutnya.
berupa
Data kualitatif dianalisis dengan teknik
mempersiapkan skenario perencanaan dan
analisis
menyepakati RPP.
kritis,
yaitu
mengidentifikasi
kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan
evaluasi.
Peneliti
dan
guru
Pelaksanaan
guru selama proses penerapan tindakan.
Siklus pertama dilaksanakan pada
Hasil analisis tersebut menjadi bahan untuk
14 Januari 2016 dan 21 Januari 2016.
menyusun
memperbaiki
Setiap pertemuan dilaksanakan dalam 2 X
pelaksanaan tindakan pada siklus.Untuk
45 menit. Kegiatan ini dilaksanakan dengan
menentukan
pendalaman
rencana
ketercapaian
tujuan
perlu
materi,
penerapan
dirumuskan indikator keberhasian tindakan.
pembelajaran dan evalusai.
Berikut adalah indikator capaian dalam
Observasi
penelitian
ini
adalah
model
pembelajaran
Berdasarkan hasil tes evaluasi pada
kooperatif tipe pembelajaran The Power Of
siklus I prosentase siswa yang tuntas
Twoakan dikatakan berhasil dan mampu
mengalami
peningkatan
yaitu
76,09%
siswa tuntas dengan nilai rata-rata 76,84
pertemuan. Dua pertemuan untuk tindakan
padahal sebelumnya pada pra tindakan
dan di akhir pertemuan ke dua diadakan
prosentase siswa yang tuntas adalah 30,6%
evaluasi. Guru dan peneliti mendiskusikan
dengan nilsi rata-rata 73,39.Sementara
skenario
untuk keaktifan belajar pada siklus I
melanjutkan materi pembelajaran yaitu
meningkat dari semula 17,39% pada pra
gejala sosial dengan menerapkan model
tindakan menjadi 62,06% pada siklus I.
pembelajaran kooperatif tipe The Power Of
Refleksi
Two, serta menyepakati RPP yang dibuat
A. Kelemahan Guru
sebelumnya oleh peneliti.
1. Guru kurang menjangkau kelas dan
Pelaksanaan
kurang
menguasai
media
pembelajaran
yaitu
dengan
belajar,
Siklus II peneliti in dilaksanakan
sehingga waktu pemelajaran menjadi
pada 28 Januari 2016 dan 4 Februari 2016.
berkurang.
Setiap pertemuan dilaksanakan dalam 2 X
2. Guru lebih banyak terpaku pada slide yang ada di power point.
pendaaman materi dan penerapan model
3. Guru masih kurang memahami teknis pelaksanaan
model
45 menit. Kegiatan ini dilaksanakan dengan
pembelajaran
kooperatiftipe The Power Of Two
pembelajaran kooperatif tipe The Power Of Two Observasi
B. Kelemahan Siswa 1. Siswa
kaku
dan
Berdasarkan hasil tes evaluasi pada bingungan
harus
siklus II terdapat siswa yang tuntas 86,06%
menyanggah atau tidak pendapat yang
dengan nilai rata-rata yang 80,73 diperoleh
telah dibuat oleh teman karena menurut
sementara pada siklus I nilai rata-rata
siswa kancing itu adalah kesempatan
76,84. Sementara untuk keaktifan belajar
untuk mengemukakan pendapat.
siswa
2. Masih terdapat siswa yang melakukan keaktifan
belajar
diluar
proses
pembelajaran. 3. Banyak siswa yang tidak menulis materi pembelajaran karena menurut siswa materi bisa diminta ke guru.
yang
dikatakan
aktif
sejumlah
78,80%. Sehingga ada peningkatan baik keaktifan belajar maupun hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II. Refleksi Pada
siklus
II
penelitian
ini,
keaktifan belajar siswa dan hasil belajar
SIKLUS II
siswa sudah mencapai target menurut
Perencanaan
indikator capaian yaitu 78,80% siswa
Pada siklus II guru dan peneliti
dikatakan aktif dan 86,06% siswa tuntas
sepakat melaksanakan siklus II selama dua
dengan rata-rata 80,73. Kekurangan pada
siklus I sudah diperbaiki pada siklus II. Sehingga peneliti dan guru tidak perlu melaksanakan siklus selanjutnya. REVIEW LITERATUR Pendidikan
adalah
suatu
hal
diperlukan bagi setiap manusia, sehingga dalam dunia pendidikan ada beberapa hal yang
berubah
Perbaikan
dan
perlu
pendidikan
diperbaiki.
yang
biasanya
dilakukan adalah perbaian dalam proses pembelajaran melalui penelitian, salah satu penelitian tersebut yaitu penelitian tindakan kelas. Sebagaimana pendapat dari Kemmis dan Mc Tanggart yang mengemukakan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang mengandalkan refleksi dari peserta atau yang melakukan penelitian
demonstrasi, percobaan, atau pekerjaan orang lain. B. Oral Activities termasuk menyatakan pendapat. C. Listening activities termasuk kegiatan mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato. D. Writing activities meliputi menulis karangan, cerita, laporan, angket, menyalin. E. Drawing activities meliputi kegiatan menggambar, membuat grafik, peta, diagram. F. Motor activities contohnya: melakukan percobaan, membuat konstruksi, mereparasi, bermain, berkebun, beternak. G. Mental activities, misalnya menanggapi, mengingat memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan dan keaktifan. H. Emotional activities, termasuk menaruh minat, gembira,tenang, bersemangat, bergairah, berani, tegang.
(Daryanto, 2011: 3).
Sementara
Proses pembelajaran di kelas tak terlepas
dari
pembelajaran.
kegiatan
suatu rangkaian yang terjadi antara siswa, guru
dan
unsur-unsur
lain
dalam
lingkungan belajar yang dibuat untuk
serangkaian kegiatan jiwa raga untuk
menunjang tujuan dari proses pembelajaran
memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang terjadi di kelas agar tercipta suasana
sebagai hasil dari pengalaman individu
yang kondusif agar bisa berpengaruh pada
dalam interaksi dengan lingkungannya
tingkah
yang
pembelajaran
kognitif,
adalah
dan
adalah
suatu
meliputi
Belajar
belajar
pembelajaran
afektif,
dan
laku
siswa.
Sehingga
diperlukan
dalam model
psikomotor. Sehingga hasil dari belajar ini
pembelajaran karena model pembelajaran
bisa diterapkan di lingkungan sendiri.
adalah pola pembelajaran yang bisa diikuti
Pada kegiaan belajar ada keaktifan
oleh guru, yang disusun dengan
belajar yang dilakukan. Menurut Paul B.
agar
Diedrich dalam Sardiman (2012) jenis-jenis
pembelajaran
keaktifan belajar yaitu:
melakukan
A. Visual activities meliputi membaca, memperhatikan
kegiatan gambar
digunakan
sebagai
supaya proses
tujuan
pedoman
guru
pembelajaran
dalam bisa
terstruktur. Dalam penelitian ini model pembelajaran yang dipilih adalah model
pembelajaran kooperatif tipe pembelajaran
Aspek
Kriter ia
Keakt ifan Belaja r Siswa Hasil Belaja r Siswa
Aktif Prose ntase
The Power Of Twokarena masing-masing anggota kelompok mendapat kesempatan untuk
memberikan
kontribusi
serta
meminimalisir siswa yang mendominasi diskusi. Langkahnya yaitu: a) Ajukan satu atau lebih pertanyaan yang menuntut perenungan dan pemikiran
Pra Tindak an 8 17,39%
Siklus I
Siklus II
28 62,06%
36 78,8%
73,39
76.84
80,73
69,4%
76,09%
86,06%
Nilai Ratarata Prose ntase Tunta s Setelah
b) Peserta didik diminta untuk menjawab pertanyaan – pertanyan tersebut secara individual
diaksanakan
model
c) Setelah semua peserta didik menjawab
pemelajaran kooperatif tipe pembelajaran
dengan lengkap semua pertanyaan,
The Power Of Twopada kelas X IPS 3 SMA
mintalah mereka untuk berpasangan
BATIK 1 Surakarta, hasil belajar siswa
dan saling bertukar jawaban satu sama
mengalami peningkatan jika dibandingkan
lain dan membahasnya
dengan
d) Mintalah pasangan-pasangan tersebut
sebelum
penerapan
pembelajaran kooperatiftipe The Power Of
membuat jawaban baru untuk setiap
Two
pertanyaan
KESIMPULAN DAN SARAN
sekaligus
memperbaiki
jawaban individual mereka
Simpulan
e) Ketika semua pasangan telah menulis semua
jawaban
baru
model
bandingkan
Penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas X IPS 3 SMA Batik 1
jawaban setiap pasangan di dalam
Surakarta
kelas dengan cara mempresentasikan
dilakukan dalam 2 siklus. Masing-masing
hasil jawaban dari masing-masing
siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Setiap
kelompok.
siklus memiliki 4 tahap penelitian antara
HASIL
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN
karena
telah
mencapai
indikator
pelajaran
2015/2016
lain perencanaan, observasi, evaluasi, dan refleksi
Penelitian telah dinyatakan berhasil
tahun
tindakan.
penelitian
tindakan
dilakukan
dengan
Berdasarkan
hasil
kelas
telah
yang
penerapan
model
keberhasilan yang telah ditetapkan. Berikut
pembelajaran kooperatif tipe pembelajaran
ini merupakan capaian penelitian mulai dari
The Power Of Twopada pelajaran sosiologi
tahap pra tindakan atau pra siklus, siklus I
kelas X IPS 3 SMA BATIK 1 Surakarta,
dan siklus II:
maka
dapat
ditarik simpulan sebagai
berikut:
2. Siswa hendaknya dapat mengaplikasikan hasil
1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe pembelajaran The Power Of Twodapat meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas X IPS 3 SMA BATIK 1 Surakarta tahun pelajaran 2015/2016. Pada pra siklus 17,39% siswa yang aktif menjadi 62,06% siswa aktif pada siklus I dan meningkat menjadi 78,8% pada siklus II. 2. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe pembelajaran The Power Of Twodapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X IPS 3 SMA BATIK 1 Surakarta tahun pelajaran 2015/2016. Pada pra tindakan nilai rata-rata siswa 73,39 dengan prosentase 69,4 % siswa yang tuntas dan meningkat nilai rata-ratanya menjadi 76,84 dan prosentase 76,09% siswa yang tuntas pada siklus I dan mengalami peningkatan pada siklus II dengan perolehan rata-rata nilai 80,73 dengan prosentase ketuntasan sebesar 86,06%.
pembelajaran
Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan, maka dapat disampaikan beberapa saran yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan sebagai berikut: A. Bagi Siswa 1. Siswa hendaknya dapat mempergunakan waktu yang diberikan guru dengan sebaik-baiknya untuk belajar.
telah
didapatkan selama proses pembelajaran ke dalam kehidupan sehari-hari. 3. Siswa jangan malu untuk bertanya atau mengungkapkan pendapat. B. Bagi Guru 1. Guru hendaknya mengupayakan tindak lanjut terhadap pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif
tipe
pembelajaran The Power Of TwoDalam kegiatan pembelajaran, guru hendaknya dapat mengembangkan keaktifan belajar dan
hasil
belajar
siswa
sehingga
kemampuan siswa berkembang secara optimal. 2. Guru hendaknya belajar tentang metode dan model pembelajaran yang inovatif kemudian
menerapkannya
dalam
pembelajaran sehingga ada variasi dalam mengajar. C. Bagi Sekolah 1. Sebaiknya
Saran
yang
sekolah
memberikan
senantiasa
pembekalan
berupa
pelatihan penerapan model dan metode inovatif dalam upaya meningkatkan kualitas
proses
pembelajaran
dan
kualitas siswa. 2. Sekolah memberikan
hendaknya kontribusi
berusaha sarana
dan
prasarana kepada guru dan siswa agar dapat
mengembangkan
kualitas mereka.
potensi
dan
DAFTAR PUSTAKA Sugiyanto. (2009). Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka bekerjasama dengan FKIP UNS Surakarta. Daryanto. (2011). Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta: Rineka Cipta Sardiman, A.M. (2012). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sagala, S. (2009). Konsep dan Makna Pembelajaran : Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung : Alfabeta Dimiyati & Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.