PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 Esty Setyarsih Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK Esty Setyarsih. K8412027. PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret, Mei 2016. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi dengan menerapkan model pembelajaran problem based learning di kelas XI IPS 2 SMA Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2015/2016 Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2015/2016. Sumber data adalah guru dan siswa. Teknik pengumpulan data dengan (1) observasi untuk memperoleh data dari sumber yang berupa tempat, peristiwa, atau perilaku, (2) dokumentasi untuk memperoleh data dari arsip dan dokumen, dan (3) tes untuk memperoleh data hasil belajar siswa. Hasil penelitian adalah sebagai berikut ini. Pada prasiklus ketuntasan belajar siswa adalah 21,87% dengan nilai rata-rata kelas 60. Pada siklus I ketuntasan belajar siswa menjadi 65,62% dengan nilai rata-rata kelas 76,84. Pada siklus II hasil presentase ketuntasan belajar siswa semakin meningkat, ketuntasan belajar pada siklus II yaitu 100% dengan nilai rata-rata 87,03. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model problem based learning dapat meningkatkan hasil belajar sosiologi siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2015/2016. Kata Kunci : Problem Based Learning, hasil belajar, sosiologi.
Pengetahuan awal siswa pada
PENDAHULUAN Hakekat pendidikan adalah suatu usaha
untuk
membudayakan
setiap
pengalaman
belajarnya
akan
mencerdaskan
dan
berpengaruh terhadap bagaimana mereka
manusia
serta
belajar dan apa yang dipelajari selanjutnya
mengembangkannya menjadi sumber daya
(Triyanto
yang berkualitas. Berdasarkan UU No. 20
diperlukan metode penyampaian materi
Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
yang tepat, yang dapat memberdayakan
Nasional yang dimaksud dengan:
siswa baik dari segi akademik maupun
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik sacara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian dirinya, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (pasal 1 ayat 1). Dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah ada tiga variabel yang saling berkaitan yaitu kurikulum, guru dan proses belajar mengajar. Dalam hal ini guru penting
menempati karena
kedudukan peranannya
paling sangat
Dimyati dan Mudjiono (2002:51) berpendapat bahwa proses pembelajaran akan lebih efektif apabila siswa lebih aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Jadi melalui partisipasi seorang siswa akan dapat memahami pelajaran dari sehingga
mempertinggi hasil belajarnya.
sosial,
dengan
akan
demikian
dapat memecahkan
masalah dengan sifat terbuka dan suatu pembelajaran
yang
lebih
tepat
dan
menarik, sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai. Berdasarkan hasil pengamatan di SMA
Negeri
5
Surakarta
yang
dilaksanakan pada tanggal 30 September 2015, 3 Oktober 2015 dan 7 Oktober 2015 serta observasi dengan guru dan siswa dapat disimpulkan bahwa dalam proses pembelajaran guru masih terlihat kaku dan terlalu mendominasi kelas selama proses pembelajaran.
Siswa
cenderung
pasif
dalam proses pembelajaran dan guru lebih dominan dibandingkan
menentukan keberhasilan siswa.
pengalamannya
kecakapan
2007:21),
dengan siswa.
Keadaan yang demikian tentu bertolak belakang dengan makna pembelajaran kurikulum 2013 dimana pada intinya siswa secara
aktif
mengembangkan
potensi
dirinya. Dengan demikian diharapkan siswa dapat lebih menggali potensi yang ada dalam dirinya sehingga memperoleh pemahaman akan materi yang ada. Berdasarkan hasil pretest yang telah dilakukan di kelas XI IPS 2, di dapat
hasil
bahwa
masih
rendahnya hasil
dan hasil belajar rendah. Oleh karena itu
belajar siswa. Diketahui bahwa nilai rata-
diperlukan suatu kreativitas guru untuk
rata kelas siswa belum mencapai nilai
meningkatkan kualitas proses dan hasil
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu
belajar
2,67 atau jika dikonversikan dalam skala
memotivasi
100 menjadi 67. Dari 32 siswa hanya 7
materi. Agar siswa aktif dan termotivasi
siswa yang mencapai KKM. Selain itu dari
dalam kegiatan pembelajaran diharapkan
hasil observasi juga menunjukan bahwa
guru
masih rendahnya minat belajar siswa untuk
pembelajaran yang tepat.
sosiologi
yaitu
dalam
dapat
mempelajari
menerapkan
model
Berdasarkan hasil observasi yang
Permasalahan juga datang dari guru,
siswa
mampu
mengikuti pembelajaran.
sehingga
dalam
pelaksanaan
telah peneliti lakukan, dengan keadaan kelas yang seperti disebutkan di atas, maka
pembelajaran sosiologi guru masih sebagai
peneliti
pemberi
sebagai
pembelajaran
penerima materi. Menurut salah seorang
pembelajaran
siswa kelas XI IPS 2, pembelajaran
meningkatkan hasil belajar siswa yaitu
konvensional
dengan
materi
dan
yang
siswa
dilakukan
cukup
membosankan sehingga siswa menjadi
pasif
dalam
suatu
untuk dan
model
model menunjang
diharapkan
pembelajaran
mampu
Problem
Based Learning atau biasa disebut PBL.
kurang antusias, kurang tertarik dan cenderung
memilih
Menurut Dewey (dalam Sudjana
proses
2001: 19) belajar berdasarkan masalah
pembelajaran. Selain itu menjadikan minat
adalah interaksi antara stimulus dengan
siswa dalam belajar menjadi menurun dan
respons, merupakan hubungan antara dua
kurang
arah
maksimal,
yang
akhirnya
belajar
dan
lingkungan.
Jadi
berdampak pada hasil belajar siswa. Selain
lingkungan memberi masukan kepada
itu guru juga cenderung kurang memberi
siswa
kesempatan kepada siswa untuk bertanya
sedangkan sistem saraf otak berfungsi
tentang
menafsirkan
materi
mana
yang
belum
berupa
bantuan
bantuan
dan
itu
masalah,
sehingga
dipahami. Tidak hanya itu permasalahan
masalah yang dihadapi dapat diselidiki,
juga
dianalisis
datang
dari
siswa,
mereka
serta
dengan
adalah pelajaran yang membosankan dan
pembelajaran Problem Based Learning
harus menghafal banyak materi.
dimulai dengan pemberian “masalah” yang
di atas menyebabkan siswa menjadi pasif
Dengan
pemecahannya
menganggap bahwa pelajaran sosiologi
Dari permasalahan-permasalahan
baik.
dicari
kata
lain
memiliki konteks dalam dunia nyata, siswa
aktif
secara
berkelompok
merumuskan
masalah
dan
kemampuan berpikir siswa terutama ketika
mengidentifikasi kesenjangan pengetahuan
ia
mereka, mempelajari, dan mencari sendiri
pendapatnya kepada siswa lain. Penerapan
materi yang terkait dengan masalah dan
model Problem Based Learning pada
melaporkan solusi dari masalah.
setiap jenjang pendidikan saat ini dirasa
Dari hasil penelitian Bilgin dkk.
berdiskusi
atau
mengungkapkan
tepat karena pendidikan saat ini lebih
(2008), Problem Based Learning dapat
mengedepankan
membantu siswa dalam mengembangkan
keilmuan dan kecerdasan siswa.
komunikasi dan kemampuan bekerjasama dalam
menerima
menggunakannya.
informasi Menurut
dan
Barrows
penguasaan
aspek
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti
tertarik
untuk
melakukan
penelitian dengan judul “Penerapan Model
(1986) yang dikutip oleh Bilgin dkk.
Problem
(2008),
Problem Based
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada
Learning adalah membuat siswa menjadi
Mata Pelajaran Sosiologi Kelas XI IPS 2
aktif,
SMA Negeri 5 Surakarta Tahun Ajaran
tujuan utama
bebas,
dan
belajar
mandiri
Based
Learning
daripada pasif menerima pelajaran yang
2015/2016”.
disampaikan kepadanya. Sementara itu,
METODE PENELITIAN
metode Problem Based Learning juga membutuhkan
kerjasama
Penelitian dilaksanakan di SMA
proses
Negeri 5 Surakarta Jl.Letjen Sutoyo
pembelajaran. Belajar bekerjasama sangat
No.18, Surakarta. Subjek penelitian adalah
penting karena di dalamnya terdapat
siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 5
proses bertukar informasi, berkomunikasi,
Surakarta tahun ajaran 2015/2016. Siswa
dan bekerjasama dalam menyelesaikan
kelas XI IPS 2 dengan jumlah 32 siswa
masalah.
yang terdiri dari 19 siswa perempuan dan
Hal
tersebut
pada
Untuk
akan
sangat
bermanfaat bagi siswa untuk kehidupan di masa datang.
13 siswa laki-laki. Data serta sumber data dalam
Pembelajaran
menggunakan
penelitian ini antara lain: (1) informan
model Problem Based Learning dapat
yaitu guru mata pelajaran sosiologi kelas
meningkatkan aktivitas dalam
belajar,
XI IPS 2, yaitu Ibu Dra. Siti Munawaroh
kemampuan memecahkan masalah, dan
M.Pd dan siswa kelas XI IPS 2 SMA
mengembangkan sifat atau karakter baik
Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2015/2016
dari siswa (Raimi dan Adeoye, 2012).
sebagai subjek penelitian; (2) peristiwa
Perbedaan kemampuan siswa dalam suatu
dalam penelitian ini adalah rangkaian
kelompok
aktivitas atau perilaku dalam proses
juga
dapat
meningkatkan
pembelajaran mata pelajaran sosiologi
kinerja siswa dan guru selama proses
siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 5
penerapan tindakan.
Surakarta tahun ajaran 2015/2016 pada
Indikator
keberhasilan
tindakan
siklus I dan siklus II; (3) dokumen atau
dalam PTK dengan menggunakan model
arsip sebagai sumber data yang dapat
problem based learning yaitu adanya
membantu peneliti dalam mengumpulkan
peningkatan hasil belajar sosiologi siswa
data penelitian yang berhubungan dengan
yang ditandai dengan meningkatnya hasil
masalah penelitian, yaitu silabus, RPP,
belajar dengan target 75% siswa tuntas.
buku
referensi
hasil
Prosedur penelitian tindakan kelas
pekerjaan siswa kelas XI IPS 2 SMA
ini meliputi kegiatan dalam perencanaan,
Negeri
pelaksanaan tindakan, observasi hingga
5
mengajar
Surakarta
dan
tahun
ajaran
2015/2016.
refleksi pada setiap siklus.
Penelitian Tindakan Kelas di kelas
HASIL
TINDAKAN
DAN
XI IPS 2 SMA Negeri 5 Surakarta dengan
PEMBAHASAN
penerapan Model Pembelajaran Problem
Siklus I
Based
Sesuai dengan rancangan pembelajaran
Learning
menggunakan
teknik
pengumpulan data berupa wawancara,
yang
telah
observasi, analisis dokumen dan tes.
pembelajaran untuk materi pokok konflik,
Dalam hal ini peneliti menggunakan
kekerasan dan upaya penyelesaiannya
valisitas isi yaitu dengan mengukur tujuan
pada
khusus tertentu yang sejajar dengan materi
penyelesaian
atau isi pelajaran yang diberikan. Validitas
membutuhkan 2 kali pertemuan, yaitu
isi dapat diusahakan tercapainya sejal saat
4x45 menit termasuk pertemuan untuk
penyusunan dengan cara merinci meteri
pelaksanaan evaluasi pembelajaran siklus
kurikulum atau materi buku pelajaran.
I. Pertemuan pertama (2 x 45 menit)
sub
ditentukan,
pelaksanaan
pokok
materi
konflik
dan
metode kekerasan
Data penelitian tindakan kelas ini
dilaksanakan pada hari Sabtu, 6 Februari
meliputi data kuantitatif dan kualitatif.
2016 dan pertemuan kedua pada hari
Data kuantitatif dianalisis dengan teknik
Selasa, 9 Februari 2016. Pada tes siklus I
statistik
yaitu
dapat diketahui bahwa siswa yang telah
membandingkan hasil hitung dari statistik
mencapai ketuntasan belajar sebanyak 20
deskriptif pada satu siklus dengan siklus
siswa dari 31 siswa dikarenakan 1 siswa
berikutnya.
tidak hadir atau 64,52% dengan nilai rata-
dengan
deskriptif
Data
teknik
komparatif,
kualitatif analisis
dianalisis
kritis,
yaitu
mengidentifikasi kelamahan dan kelebihan
rata kelas 76,84. Siswa yang belum tuntas sebanyak 11 siswa atau 35,48%.
hasil
Siklus II Sesuai perencanaan tindakan yang
belajar
siswa.
Penelitian
ini
dilakukan dalam dua siklus karena pada
telah disepakati dengan guru, siklus II
siklus
dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 16
indikator belum dapat tercapai sehingga
Februari 2016 dan Sabtu tanggal 20
dilanjutkan pada siklus kedua, setelah
Februari 2016. Kegiatan-kegiatan yang
melakukan dua siklus, hasil belajar siswa
dilakukan
merupakan
dapat mencapai indikator ketercapaian
siklus
yang diharapkan.
pada
siklus
perbaikan-perbaikan
II
dari
I
berdasarkan hasil refleksi dan analisis bersama
dengan
guru.
tindakan
siklus
II
Pelaksanaan
sama
dengan
pertama
target
Pada
tahap
ketercapaian
pratindakan,
dilakukan observasi terhadap siswa yang akhirnya
diperoleh
informasi
bahwa
pelaksanaan tindakan siklus I yaitu dua
jumlah siswa yang berada pada kategori di
kali pertemuan. Sesuai dengan rancangan
bawah KKM atau belum tuntas sebesar
pembelajaran
ditentukan,
78,13 %, sehingga diperlukan untuk
pelaksanaan pembelajaran untuk materi
meningkatkan hasil belajar siswa hingga
integrasi sosial membutuhkan 2 kali
mencapai
pertemuan, yaitu 4x45 menit termasuk
menggunakan
pertemuan untuk pelaksanaan evaluasi
Learning.
yang
telah
75%
siswa model
tuntas
dengan
Problem
Based
pembelajaran siklus I. Hasil tes siklus II
Penelitian ini dilaksanakan dalam
diketahui bahwa jumlah siswa yang tuntas
dua siklus. Siklus I dilaksanakan dalam 1
sebanyak 31 siswa (1 siswa tidak hadir)
kali pertemuan untuk penyampaian materi
dengan
sebesar
dan 1 kali pertemuan untuk presentasi dan
100%. Nilai rata-rata yang diperoleh pada
tes. Kemudian siklus II dilaksanakan
siklus II adalah 87,03.
dalam
Pembahasan
penyampaian materi dan 1 kali pertemuan
presentase
ketuntasan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di kelas XI IPS 2 SMA
1
kali
pertemuan
untuk
untuk presentasi dan tes. Ketika
proses
pembelajaran,
Negeri 5 Surakarta dengan menggunakan
siswa dibagi menjadi 6 kelompok dengan
model Problem Based Learning untuk
masing-masing
meningkatkan hasil belajar siswa pada
Kemudian setiap kelompok dihadapakan
mata pelajaran sosiologi semester genap.
pada permasalahan yang diberikan. Proses
Penelitian ini dilakukan dengan dua siklus
diskusi kelompok ini
pembelajaran. Setiap siklus yang telah
pengalaman
untuk
dilaksanakan terbukti dapat meningkatkan
memecahkan
suatu
anggota
5-6
siswa.
dapat menjadi siswa
dalam
masalah
melalui
interaksi
sosial,
menghargai
bersikap
pendapat
positif,
oranglain
dan
ini telah mencapai target yang ditetapkan yaitu 75% siswa tuntas.
mampu memberikan kesempatan berpikir.
SIMPULAN DAN SARAN
Masing-masing
kelompok
Simpulan
bertanggungjawab
terhadap
juga kemajuan
Berdasarkan hasil penelitian yang
kelompoknya dengan cara bekerjasama
telah dilaksanakan oleh peneliti, maka
dalam diskusi.
dapat
disimpulkan
bahwa
penerapan
Berdasarkan hasil observasi dan
model problem based learning dapat
tes (post test), pembelajaran dengan model
meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI
Problem
IPS 2 SMA Negeri 5 Surakarta tahun
Based
Learning
dapat
meningkatkan hasil belajar siswa
ajaran
Dari hasil belajar siswa yang dinyatakan
bahwa
Ketuntasan
belajar
siswa sebelum melaksanakan tindakan
model
(pratindakan) hanya 21, 87 % dengan nilai
Problem Based Learning (PBL) dapat
rata-rata kelas 2,41 atau jika dikonversikan
meningkatkan hasil belajar siswa. Data
dalam skala 100 menjadi 60,25 dengan
yang
KKM 2,67 atau 67
jika dikonversikan
bahwa ketuntasan belajar siswa sebelum
dalam
Setelah
melaksanakan tindakan hanya 21, 87 %
tindakan pada siklus I ketuntasan belajar
dengan nilai rata-rata kelas 2,41 atau jika
siswa menjadi 65,62% dengan nilai rata-
dikonversikan dalam skala 100 menjadi
rata kelas 76,84 dan pada siklus II hasil
60,25 dengan KKM 2,67 atau 67
presentase
didapatkan
penerapan
2015/2016.
peneliti
menyatakan
jika
skala
100.
ketuntasan
dilakukan
belajar
siswa
dikonversikan dalam skala 100. Setelah
semakin meningkat, ketuntasan belajar
dilakukan
I
pada siklus II yaitu 100% dengan nilai
ketuntasan belajar siswa menjadi 65,62%
rata-rata 87,03. Hasil ini telah mencapai
dengan nilai rata-rata kelas 76,84. Hasil ini
target yang ditetapkan yaitu 75% siswa
belum mencapai target yang ditetapkan
tuntas.
oleh peneliti yaitu 75% siswa tuntas, maka
Saran
tindakan
pada
siklus
perlu dilaksanakan tindakan pada siklus II
Berdasarkan
hasil
penelitian
untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
tindakan kelas yang telah dilaksanakan di
Pada siklus II hasil presentase ketuntasan
kelas XI IPS 2 SMA Negeri 5 Surakarta
belajar
maka dapat diberikan saran bagi guru mata
siswa
semakin
meningkat,
ketuntasan belajar pada siklus II yaitu
pelajaran
sosiologi
disarankan
dapat
100% dengan nilai rata-rata 87,03. Hasil
menggunakan model pembelajaran yang tepat, bila memungkinkan menggunakan
model problem based learning untuk meningkatkan hasil belajar siswa, bagi siswa
disarankan
untuk
lebih
aktif
meningkatkan kemampuan berdiskusi serta diharapkan
dapat
meningkatkan
keterampilan berkomunikasi dan mau bekerjasama dalam proses diskusi ketika pembelajaran
berlangsung
dan
bagi
sekolah disarankan dapat memotivasi guru mata
pelajaran
untuk
menginovasi
pengembangan model pembelajaran yang diterapkan agar meningkatkan mutu proses pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA Dimyati dan Mudjiono. (2002). Belajar dan
Pembelajaran.
Jakarta:
Rineka Cipta Trianto.
(2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher Sudjana, Nana. (2011). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Tim Penyusun. (2003). Undang-undang Republik Indonesia no. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Citra Umbara Jurnal Online Bilgin, Ibrahim dkk. (2009). “The Effects of problem-Based Learning Instruction on University Students’ Performance of Conceptual and Quantitative Problems in Gas Concepts”. Eurosia Journal of Mathematics, Science & Technology Education, Vol.5, No.2, pp. 153-164
Raimi, S.M dan F.A. Adeoye. (2012). Problem Based Learning Strategy and Quantitative Ability in Collage of Education Student’s Learning of Integrated Science. Ilorin Journal of Educational, 111