p-ISSN 2355-5343 e-ISSN 2502-4795 http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbar
Article Received: 29/04/2016; Accepted: 18/07/2016 Mimbar Sekolah Dasar, Vol 3(2) 2016, 151-162 DOI: 10.17509/mimbar-sd.v3i2.4254
MENULIS BUKU DIARI DALAM KESEHARIAN SISWA UNTUK MENINGKATKAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SD Dety Amelia Karlina PGSD Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang Jalan Mayor Abdurrahman No. 211 Sumedang 45322 Email:
[email protected] ABSTRACT Activities of elementary school students (SD) lately have been more diverse, they do things that are done by older people without knowing the consequences they will face. BK teacher's role is very important in this regard. Characteristics of guidance and counseling (BK) in elementary school are very different because it can be used as classroom teacher's BK teachers. BK teacher's task is to conduct guidance to see the potential, talent, enthusiasm and intelligence of students. In addition, counseling on problems was experienced by students who could potentially interfere in the learning process. Things are rarely studied or used as an alternative BK activity, so it is seen as a novelty in this paper is the diary. Diary is one of the media used in guidance and counseling activities. Students can freely write anything in the diary. Diary is one way teachers to communicate with the written language. Teachers are also able to identify the things that relate to the students through the diary. Keywords: guidance elementary school.
and
counseling,
diary,
ABSTRAK Aktivitas siswa sekolah dasar (SD) belakangan ini semakin beragam, mereka melakukan hal-hal yang dilakukan oleh orang yang lebih dewasa tanpa tahu konsekuensi yang akan mereka hadapi. Peranan guru BK sangat penting dalam hal ini. Karakteristik bimbingan dan konseling (BK) di SD sangat berbeda karena guru kelas bisa dijadikan guru BK. Tugas guru BK adalah melakukan kegiatan bimbingan untuk melihat potensi, bakat, minat dan kecerdasan siswa. Selain itu, melakukan konseling atas permasalahan yang dialami siswa yang berpotensi mengganggu proses pembelajaran. Hal yang jarang dikaji atau dijadikan alternatif kegiatan BK, sehingga dipandang sebagai hal baru dalam tulisan ini adalah buku diari. Buku diari merupakan salah satu media yang digunakan dalam kegiatan bimbingan dan konseling. Siswa bisa leluasa menuliskan apa saja dalam buku diari. Buku diari merupakan salah satu cara guru untuk berkomunikasi dengan bahasa tulisan. Guru juga bisa mengidentifikasi hal-hal yang berhubungan dengan siswa lewat buku diari. Kata Kunci: bimbingan dan konseling, buku diari, sekolah dasar.
How to Cite: Karlina, D. A. (2016). MENULIS BUKU DIARI DALAM KESEHARIAN SISWA UNTUK MENINGKATKAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SD. Mimbar Sekolah Dasar, 3(2), 151-162. doi:http://dx.doi.org/10.17509/mimbarsd.v3i2.4254.
PENDAHULUAN ~ Potret pendidikan di
hanya terjadi pada jenjang pendidikan
Indonesia
mengikuti
yang lebih tinggi saja tetapi terjadi juga
perkembangan zaman. Demikian halnya
pada tingkat sekolah dasar. Seperti kasus
dengan persoalan yang terjadi dalam
yang terjadi di Balikpapan, seorang anak
pendidikan. Persoalan yang timbul dari
tega membunuh adik kelasnya hanya
siswa,
masyarakat,
karena dipicu oleh saling olok (ANTARA
keluarga, sarana dan prasarana, dan
News, 2006). Ini hanya salah satu peristiwa
persoalan
yang memilukan yang mencoreng nama
berubah
guru,
sekolah,
lainnya
yang
menyangkut
pendidikan siswa. Persoalan pelik bukan
pendidikan di Indonesia. [151]
Dety Amelia Karlina, Menulis Buku Diari dalam Keseharian Siswa…
Persoalan yang terjadi memang bukan
saja
hanya tanggung jawab satu pihak saja.
bahasa tulisan. Hal ini mengingat bahwa
Setiap elemen dalam pendidikan baik itu
tidak semua siswa memiliki keterampilan
sekolah,
dan
berkomunikasi pada satu keterampilan
dalam
saja. Salah satu alternatif yang digunakan
pembentukan karakter anak khususnya
dalam komunikasi dengan menggunakan
siswa SD. Di sekolah disediakan bimbingan
bahasa tulisan adalah penggunaan buku
dan konseling bagi siswa-siswanya untuk
diari.
keluarga,
pemerintah
masyarakat
memberikan
andil
tetapi
bisa
juga
menggunakan
memberikan arahan dan bimbingan untuk kemajuannya. Dalam pendidikan sekolah
Begitu pentingnya diari untuk dijadikan
dasar, guru kelas biasanya merangkap
sebagai salah satu alternatif alat (tool)
sebagai guru BK. Sebetulnya guru BK di SD
yang diduga dapat meningkatkan kualitas
sudah
layanan
diatur
dalam
eraturan
Menteri
kegiatan
bimbingan
dan
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 111
konseling bagi siswa SD, tentunya didasari
Tahun
2014, yang menjelaskan bahwa
atas pemikiran bahwa sangat dekatnya
dalam satu SD atau Gugus SD ada satu
diari tersebut dengan kehidupan siswa.
orang
untuk
Pada sekolah dasar, siswa akan suka
melaksanakan pelayanan bimbingan dan
ketika menulis di buku yang berwarna-
konseling.
warni
guru
BK
atau
Dalam
konselor
eraturan
Menteri
dengan
penuh
gambar
atau
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 111
ornamen tambahan yang menunjukkan
Tahun 2014 dijelaskan juga komponen
karakteristik siswa tersebut. Mereka bisa
layanan bimbingan dan konseling yang
dengan bebas menggunakan bahasa
memiliki empat program inti, yaitu: 1)
sendiri dalam menulis di buku diari. Selain
layanan dasar, 2) layanan permintaan
itu mereka juga bisa dengan bebas
dan perencanaan individual, 3) layanan
menuliskan
responsif, 4) dukungan sistem. Dengan
rasakan.
hal
yang
sedang
mereka
demikian, guru kelas atau yang sekaligus berperan
sebagai
guru
BK,
harus
KETERAMPILAN MENULIS
senantiasa memahami empat program
Menulis merupakan salah satu dari empat
tersebut
keterampilan
dalam
melakukan
bimbingan
dan konseling terhadap siswa.
berbahasa.
Menulis
dianggap sebagai keterampilan yang sulit dan juga kompleks. Tarigan (2008, p. 22)
Cara
guru
siswa
menjelaskan bahwa menulis merupakan
adalah menggunakan komunikasi dalam
suatu kegiatan membuat lambang grafik
kesehariannya. Komunikasi
biasa
yang maknanya sudah dipahami oleh
berbicara,
pembaca dan merupakan suatu bahasa
bertanya dan mendengarkan. Komunikasi
yang dipahami oleh pengguna bahasa
tidak hanya menggunakan bahasa lisan
tersebut. Lado (dalam Tarigan, 2008, p. 22)
dilakukan
berinteraksi
dengan
dengan
cara
yang
[152]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 3 Nomor 2 Oktober 2016
juga
menyatakan
bahwa
kegiatan
menyampaikan pesan yang ada dalam
menulis bukan hanya memindahkan suatu
pemikiran penulis kepada pembaca. Jika
tulisan ke dalam sebuah kertas saja dan
tidak dibaca, maka kegiatan menulis itu
tidak dipahami maksud ataupun makna
akan sia-sia dan tidak ada gunanya.
dari tulisan tersebut. Menulis haruslah bisa
Menulis
dipahami apa makna yang dituangkan ke
bahwa menulis itu bergantung kepada
dalam tulisan.
pembaca dan kualitas respon pembaca,
akan
sehingga
kedua
Menulis mempunyai fungsi utama yaitu
menentukan
sebagai
dalam
alat
Seseorang
untuk bukan
berkomunikasi. hanya
bisa
membangun
hal
tersebut
keberhasilan
melakukan
pemahan
sangat
seseorang
komunikasi
dalam
tulisan. Dalam kegiatan menulis hal yang
berkomunikasi dengan bahasa lisan saja
harus
tetapi bisa juga dengan bahasa tulisan.
perlahan dan tertib. Maksudnya di sini
Hal yang membedakan antara bahasa
adalah bahwa menulis dimulai dari hal
lisan
waktu
yang sederhana ke hal yang kompleks,
berinteraksinya saja. Jika pada bahasa
dari hal yang kecil menuju hal yang besar,
lisan
dan
dari sekarang ke masa yang akan datang.
pendengar langsung pada saat itu, maka
Dengan demikian menulis akan menjadi
berbeda pada bahasa tulisan yang waktu
hal yang terbiasa dilakukan dan menjadi
berinteraksinya
kebiasaan yang harus dilakukan.
dan
tulisan
interaksi
adalah
antara
tidak
pembicara
secara
langsung.
diingat
adalah
lakukan
secara
Penulis bisa menyampaikan apa yang ditulisnya itu setelah tulisannya selesai
MENULIS BUKU DIARI
dibuat
Buku
dan
pembaca
mulai
membacanya.
diari
merupakan
media
yang
digunakan dalam menulis. Gaya bahasa yang digunakan dalam menulis dibuku
Dalam
dunia
menulis
diari berbeda dengan buku tulis pada
penting
umumnya. Buku diari bisa menjadi tempat
karena memudahkan para pelajar untuk
atau wadah untuk memperkaya kosakata
belajar. Dilihat dari sifatnya bahasa tulisan
dan bisa dijadikan sebagai alat untuk
akan lebih kekal daripada bahasa lisan.
mengukur kemampuan bahasa tulis siswa.
Tulisan juga bisa membantu seseorang
Alat ini bisa digunakan pada jenjang
untuk menjelaskan pikiran-pikirannya. Ide
dasar
atau gagasan yang sulit diungkapkan
membedakan
secara lisan bisa tertuang dalam sebuah
bahasa dan kosakata yang digunakannya
tulisan.
saja.
Tujuan menulis menurut Senny (dalam
Dalam menulis buku diari ada beberapa
Alwasilah,
keuntungan
merupakan
hal
pendidikan, yang
2005,
p.
sangat
43)
adalah [153]
sampai
jenjang adalah
yang
bisa
tinggi luang
yang lingkup
digapai
oleh
Dety Amelia Karlina, Menulis Buku Diari dalam Keseharian Siswa…
penulisnya. Sebagaimana yang pernah
dirasakan dalam buku diari maka bisa
dianalisis oleh Luthfiyani (2011) dan Karlina
dilihat
(2011),
menghadapi
diari
beberapa tersebut
di
keuntungan
menulis
antaranya
sebagai
kematangan
seseorang
permasalahan
dalam dalam
hidupnya.
berikut. 4. 1. Menulis buku diari bisa dilakukan di
Buku diari bisa dijadikan saksi sejarah.
Buku diari bisa menjadi dokumen penting
mana saja, dan kapan saja.
dalam
sejarah.
Ketika
terjadi
suatu
Penulisan bisa dilakukan ketika memiliki
peristiwa bersejarah lalu menuliskan dalam
waktu senggang di sekolah, bangun tidur,
sebuah buku diari, maka catatan tersebut
atau akan tidur. Semakin sering menulis
bisa menjadi saksi dalam sejarah. Seperti
berarti akan semakin sering dia berlatih
yang ditulis oleh B.J. Habibie dan juga
menulis,
Wiranto.
sehingga
keterampilan
menulisnya pun akan meningkat tanpa disadari.
Selain keuntungan yang didapat oleh siswa
dalam
menulis
buku
diari
ada
2. Harganya terjangkau atau murah.
beberapa fungsi dari buku diari yang bisa
Modal awal menulis buku diari adalah
dijadikan acuan oleh guru BK dalam
memiliki buku. Kita bisa membeli buku diari
melakukan
di
Alwasilah
toko
buku
dengan
harga
yang
bimbingan (2005,
p.
dan
105)
konseling.
menjelaskan
terjangkau atau dengan menggunakan
bahwa menulis catatan harian (diari)
kertas kosong yang sudah tidak terpakai.
ataupun jurnal harian merupakan salah
Untuk yang memiliki komputer bisa menulis
satu
di
kekhususan
kemampuan menulis seseorang. Para ahli
tempat untuk menulis yang terpenting
telah mengidentifikasi 10 fungsi dari buku
adalah keinginan untuk menulis.
diari sebagai berikut, seperti yang telah
komputer.
Tidak
ada
cara
untuk
mengembangkan
disintesis Alwasilah (2005). 3.
Mengenali diri sendiri.
Terkadang
sangat
sulit
mengenal
diri
1. Recording (Rekaman)
sendiri dibandingkan orang lain. Orang
Fungsi dari buku diari yang pertama
cenderung
adalah
tidak
tahu
apa
yang
sebagai
alat
perekaman.
sebenarnya diinginkan. Dengan menulis di
Maksudnya adalah buku diari merekam
buku diari maka bisa dilihat apa yang
atau menuliskan kejadian yang terjadi
sebenarnya dialami dan dirasakan oleh
ataupun menuliskan informasi yang telah
dirinya sendiri seperti perasaan ketika
terjadi
sedang emosi, senang, marah, kesal, dan
dibaca di masa yang akan datang.
bingung.
Dengan
kejadian
ataupun
menuliskan
setiap
perasaan
yang
2. [154]
sehingga
tulisan
tersebut
Responding (Pemberi reaksi)
bisa
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 3 Nomor 2 Oktober 2016
Fungsi yang kedua adalah sebagai reaksi
menggunakan sintaksis atau pesona yang
dari hal-hal yang terjadi. Buku diari ini akan
tampak pada sebuah persoalan.
bereaksi untuk memberi respon terhadap hal atau kejadian yang sedang terjadi.
5.
Connecting (Penghubung)
Seperti buku diari yang dituliskan B.J.
Fungsi yang kelima sebagai penghubung
Habibie tentang kejadian atau peristiwa
antara kejadian yang terjadi dengan
1998 yang menghantarkannya menjadi
fenomena yang ada di lapangan. Penulis
presiden dan menanggapi kejadian pada
menuliskan kejadian yang sedang terjadi
saat itu.
dan mengaitkannya dengan fenomena yang
3.
Questioning (Pertanyaan)
Buku
diari
juga
bisa
ada.
Misalnya
saja
tingginya
kriminalitas yang dilakukan oleh anak di
berfungsi
untuk
bawah
umur
dikaitkan
dengan
menanyakan tentang pertanyaan akan
perkembangan media yang begitu pesat
kejadian yang terjadi. Tulisan bisa berupa
dan sulit untuk dibendung. Mudahnya
mempertanyakan
penggunaan internet dijadikan salah satu
implikasi
dari
kejadian
struktur,
sebuah
yang
arti,
dan
persoalan
atau
alasan
atau
tersebut.
dialaminya
atas
meningkatnya
kejadian
diamatinya. Seperti yang dilakukan oleh seorang anak kecil yang berasal dari
6.
Sarajevo ketika menanggapi perang yang
Fungsi
terjadi
penggabungan. Penulis bisa menuliskan
di
daerahnya.
Dia
menuliskan
Consolidating (Penggabungan) selanjutnya
tentang perasaannya dan pertanyaan
tentang
tentang
menghubungkannya
kejadian
yang
membuatnya
adalah
sebuah
ringkasan
lalu
dengan
konsep-
cemas seperti kutipun berikut, "Bom-bom
konsep abstrak sehingga bisa membuat
meledak di seluruh penjuru kota. Aku
sesuatu yang baru.
menyembunyikan perasaan-perasaan dari semua orang tetapi aku tenggelam dalam
7.
Anticipating (Pengharapan)
keputusasaan. Kapan perang ini akan
Buku catatan juga berfungsi sebagai suatu
berakhir? Berapa lama lagi hidupku akan
pengharapan dari penulis. Dengan buku
berisikan ruang kematian?"
diari penulis berspekulasi tentang kejadian yang
4.
Rehearsing (Pengulangan)
diharapkan
akan
terjadi
atau
memprediksi hal yang seharusnya terjadi.
Fungsi yang keempat adalah sebagai
8.
pengulangan informasi atau pelajaran
Dengan buku diari penulis bisa menuliskan
untuk
sebuah inovasi ataupun hal yang belum
melihat
keterpahaman
yang
Inventing (Penemuan)
tercapai. Penulis melatih atau menguji
terpikirkan
sebuah
Penulis bisa merancang atau membangun
cara
berbahasa
dengan
[155]
sebelumnya
oleh
siapapun.
Dety Amelia Karlina, Menulis Buku Diari dalam Keseharian Siswa…
konsep, cerita, hubungan, dan gagasan
menulis buku diari yang dilakukan oleh
yang sebelumnya tidak terpikirkan.
anak SD kelas V di salah satu SD pada tahun 2011.
9.
Analyzing
and
teaching
or
(Penganalisis
synthesizing learning
dan
the
process
Pada gambar 1, terlihat bahwa siswa
penggabungan
mengungkapkan
proses mengajar atau proses belajar)
perasaan
terhadap
lawan jenisnya denngan menggunakan
Selain fungsi dalam kegiatan sehari-hari,
sebuah puisi bahasa Inggris. Walaupun
buku diari juga memiliki fungsi dalam
bahasa yang digunakan tidak baik dan
kegiatan belajar mengajar. Guru atau pun
benar tetapi guru bisa mengidentifikasi
siswa bisa menuliskan tentang pelajaran
kejadian tersebut berdasarkan tulisannya.
yang sudah, sedang, dan akan dipelajari
Sementara itu, gambar 2 memperlihatkan
dalam
bahwa siswa memberikan informasi yang
buku.
Selain
itu
penulis
bisa
memberikan komentar tentang startegi
dia
ketahui
tentang
agama.
Dia
dan bentuk-bentuk belajar dan mengajar
menuliskannya dengan begitu runtut dan
berkaitan dengan persoalan yang sedang
jelas.
dipelajarinya. 10. Analyzing
and
synthesizing
the
composing process (Penganalisis dan penggabungan proses pembuatan) Fungsi yang terakhir menurut Alwasilah (2005)
adalah
penggabungan
penganalisis proses
dan
pembuatan.
Sebelum menjadi sebuah tulisan yang benar, terlebih dahulu dilakukan penulisan draf.
Penulis
merinci
dan
melakukan
refleksi proses menulis dan aspek-aspek dalam proses kreatif dalam sebuah karya. Gambar 1. Diari Siswa tentang Perasaan Bentuk dari buku diari pun beragam
terhadap Lawan Jenis
tergantung dari keinginan dan tujuan dari penulis. Seperti yang diungkapkan oleh Luthfiyani (2011) bahwa ada beberapa ragam buku diari seperti pengalaman, perasaan, gabungan dari pengalaman dan perasaan, dan buku harian berbentuk puisi. Berikut ini dua contoh hasil dari [156]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 3 Nomor 2 Oktober 2016
Fungsi sebagai motivator di sini adalah guru dituntut untuk memberikan dorongan atau memotivasi peserta didik terutama yang
bermasalah.
Kedua
berfungsi
sebagai fasilitator yaitu guru harus mampu mengarahkan kepribadian peserta didik sehingga dia mengetahui dan memahami akan nilai-nilai objektif yang ada dalam kehidupan. Ketiga sebagai dinamisator yaitu guru mengembangkan sikap dinamis peserta
didik
terhadap
supaya
lingkungan
di
tidak
apatis
luar
dirinya.
Kedinamisan yang tercipta di sekolah Gambar
2.
Diari
Siswa
tentang
melalui kegiatan-kegiatan atau organisasi
Pemahaman Agama
yang ada seperti OSIS, Paskibra, Pramuka dan
lain-lain.
Fungsi
bimbingan
dan
BIMBINGAN DAN KONSELING DI SD
konseling yang keempat adalah sebagai
Bimbingan dan konseling di sekolah dasar
konduktor.
berbeda bentuknya dengan di sekolah
dihadapkan dalam suatu problematika
menengah atau sekolah tinggi. Biasanya
baik yang terjadi di sekolah ataupun di
di SD yang menjadi konselor adalah guru
lingkungan lainnya maka guru bertindak
kelas. Hal ini didasarkan eraturan Menteri
sebagai
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A
evaluator karena kegiatan terakhir dari
Tahun 2013 tentang iplementasi kurikulum,
bimbingan
bahwa
penilaian.
adalah
pelaksana guru
layanan
kelas.
BK di
Bimbingan
SD
Ketika
peserta
penangkal. dan
Terakhir
didik
sebagai
konseling
adalah
dan
konseling dilakukan tidak di ruang khusus
Permasalahan yang dihadapi oleh siswa
BK tetapi bisa dilakukan di mana saja di
datang dari dalam dan luar dirinya.
sekolah.
Permasalahan tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut ini.
Menurut Gunawan (1995, p. 50) fungsi bimbingan dan konseling di SD secara
1. Sikap dalam belajar
umum adalah untuk membantu peserta
Menurut Dimyati & Mudjiono (2006, p. 239)
didik mengenal diri dan lingkungannya.
sikap merupakan kemampuan peserta
Sedangkan
didik dalam menilai sesuatu. Sikap yang
fungsi
bimbingan
dan
konseling secara operasional di sekolah
ditunjukkan
adalah
berdampak
sebagai
dinamisator,
motivator,
konduktor
dan
fasilitator, evaluator.
sosialnya. [157]
oleh
peserta
terhadap
didik
akan
kehidupan
Dety Amelia Karlina, Menulis Buku Diari dalam Keseharian Siswa…
2. Motivasi dalam belajar Motivasi timbul
merupakan dari
mengikuti
dalam
temannya
dorongan diri
pembelajaran.
siswa
sedang
konsentrasi
belajar di kelas.
untuk
motivasi
Faktor eksternal atau hambatan dari luar
belajar siswa menurun atau bahkan hilang
peserta didik yang menghambat proses
maka
pembelajaran adalah guru, sarana dan
akan
Jika
yang
yang
berdampak
pada
keinginannya mengikuti pelajaran. Maka
prasarana,
motivasi ini bisa dikembangkan melalui
lingkungan sosial di sekolah dan kurikulum
proses belajar yang menyenangkan di
sekolah
sekolah.
eksternal
Sebagaimana
disintesis
dari
penyataan Uno (2008, p. 23), bahwa
kebijakan
(Karlina,
penilaian,
2011).
tersebut
Faktor-faktor
akan
dipaparkan
sebagai berikut.
hakikat motivasi belajar adalah dorongan belajar
siswa
yang
memperlihatkan
1. Guru
perubahan pada tingkah laku belajarnya.
Selain bisa membantu peserta didik dalam
Perubahan motivasi belajar ini bisa dilihat
belajar,
dari hal-hal: a) keinginan untuk berhasil, b)
permasalahan
belajar menjadi sebuah kebutuhan, c)
didik dalam belajar. Cara guru dalam
timbulnya
penghargaan
mengajar bisa mempengaruhi peserta
dalam belajar, dan e) kegiatan menarik
didik. Guru yang terlalu otoriter, biasanya
dalam belajar.
peserta didik memberikan julukan “guru
cita-cita,
d)
guru
juga yang
bisa
menjadi
dihadapi
peserta
galak”, akan sangat dibenci oleh peserta 3. Konsentrasi dalam belajar
didik. Dalam proses belajar di kelaspun
Daya konsentrasi peserta didik SD dalam
akan menjadi kaku. Guru yang cara
memperoleh
mengajarnya
pembelajaran
hanya
30
terlalu
lemah
akan
menit saja, pernyataan ini berdasarkan
membuat proses belajar yang tidak efektif.
pemikiran Rooijakker (dalam Dimyati &
Guru
Mudjiono, 2006), sehingga jangan terlalu
dikagumi, diteladani, dan disegani.
memaksa
anak
untuk
haruslah
menjadi
sosok
yang
berkonsentrasi
selama lebih dari 30 menit. Dalam hal ini
2. Sarana dan prasarana
diperlukan waktu untuk refreshing selama
Sarana
tiga menit sebelum berkonsentrasi lagi
berpengaruh
mengikuti proses pembelajaran. Selain itu,
proses
kondisi fisik dan psikologi peserta didik bisa
pengertiannya
mempengaruhi konsentrasinya di kelas.
Bahasa Indonesia (KBBI) sarana adalah
Keadaan sakit ataupun permasalahan di
segala sesuatu yang digunakan sebagai
rumah dan di sekolah bisa berdampak
alat
negatif kepada peserta didik. Mereka
contohnya buku, kursi, meja, media/alat
akan murung atau bahkan mengganggu
dan [158]
dan
prasarana
sangat
terhadap
kelangsungan
pembelajaran.
Berdasarkan
untuk lain
menurut
mencapai sebagainya.
Kamus
suatu
Besar
tujuan
Sedangkan
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 3 Nomor 2 Oktober 2016
prasarana adalah segala sesuatu yang
anak-anak “populer”, biasa-biasa saja,
merupakan
dalam
dan anak yang tidak “popluler”. Eksistensi
terselenggaranya suatu proses contohnya
mereka bisa terlihat dari organisasi apa
gedung
yang mereka ikuti seperti OSIS, Paskibra,
penunjang
utama
sekolah, lapangan olah raga,
ruang kesenian dan lain-lain.
Pramuka atau seni. Keaktifan di dalam kelas atau bahkan juara kelaspun bisa
Kenyamanan sekolah dalam hal kelas
mempengaruhi.
yang bersih, tempat duduk yang sesuai dengan fisik anak dan fasilitas lainnya
Pergaulan yang ada di sekolah bisa
yang menunjang proses belajar harus
membentuk hubungan keakraban, kerja
menjadi
sama,
perhatian.
Jangan
biarkan
tolong
menolong,
permusuhan.
Hal
persaingan,
peserta didik khawatir ketika berada di
bahkan
yang
harus
kelas karena atap kelas akan rubuh atau
dihindari dari hubungan tersebut adalah
peserta didik siap-siap libur sekolah ketika
rasa permusuhan yang bisa berdampak
musim penghujan datang karena akses
premanisme di sekolah. Hal ini bisa dilihat
menuju sekolah terhalangi oleh banjir.
dari perilaku peserta didik yang banyak terjadi belakangan ini.
3. Kebijakan penilaian Keberhasilan
proses
belajar
akan
5. Kurikulum sekolah
tergantung kepada guru. Dalam proses
Kurikulum
belajar, guru akan merencanakan proses
pemerintah berdasarkan tuntutan jaman
belajar dengan menggunakan metode
dan
pembelajaran
halnya
yang
pembelajaran, pembelajaran
sesuai,
media
melaksanakan
masyarakat.
sekarang
ini,
Kurikulum
akhirnya
Perubahan
kurikulum
diberikan guru berdasarkan proses belajar
berdampak
positif
dan
yang
berdampak
negatif
terhadap
penilaian. Penilaian peserta
didik
dan
oleh Seperti 2013
menurut pemerintah dibutuhkan sebagai masyarakat
dilalui
pada
kebutuhan
ditetapkan
tuntutan
memberikan
sampai
yang
yang juga
Indonesia. tersebut juga
bisa bisa proses
berdasarkan tugas-tugas yang dikerjakan
pembelajaran. Dampak positif jika melihat
oleh peserta didik.
tuntutan
jaman
yang
semakin
maju.
Masyarakat dituntut untuk lebih fleksibel. 4. Lingkungan sosial di sekolah Lingkungan sosial peserta didik di sekolah
KARAKTERISTIK
akan
KONSELING DI SD
memperlihatkan
karakteristiknya.
BIMBINGAN
DAN
Mereka bergaul dengan teman-temannya
Bimbingan dan konseling di SD memiliki
dan hal tersebut akan memperlihatkan
karakteristik
status
Dalam
Caldwell (dalam Setiawati & Ima, 2007, p.
kehidupan di sekolah akan ada pergaulan
12) menjelaskan beberapa faktor penting
sosialnya
di
sekolah.
[159]
khusus.
Dinkmeyer
dan
Dety Amelia Karlina, Menulis Buku Diari dalam Keseharian Siswa…
yang harus diperhatikan dalam bimbingan
Ima,
dan konseling di SD, di antaranya sebagai
kegiatan bimbingan yang bisa dilakukan
berikut.
oleh guru, yaitu:
1. Bimbingan di sekolah dasar lebih
1.
2007,
p.
Menciptakan
menekankan peranan guru dalam
nyaman
bimbingan.
bernuansa
Dengan
adanya
guru
kelas maka guru akan memiliki waktu 2.
karakteristik siswa.
suasana
bagi
kelas
peserta
yang
didik
dan
membantu
Memberi pengarahan dalam rangka belajar yang efektif.
2. Fokus bimbingan yang dilakukan di dasar
merekomendasikan
perkembangannya.
yang lebih efektif dalam mengenal
sekolah
13)
lebih
3.
menekankan
Mempelajari karakteristik peserta didik untuk
menemukan
kekuatan,
pada pengembangan pemahaman
kelemahan, kebiasaan dan kesulitan
diri,
yang dihadapi peserta didik.
pemecahan
kemampuan
masalah
menjalin
dan
hubungan
4.
dengan orang lain. 3. Peranan
Memberikan kepada
orang
tua
sangat
pelayanan
peserta
konseling
didik
yang
mengalami kesulitan terutama dalam
berpengaruh dalam bimbingan dan
pelajaran
konseling yang dilakukan di sekolah
5.
dasar.
Mendorong
dan
meningkatkan
pertumbuhan pribadi sosial peserta
4. Bimbingan
di
sekolah
dasar
didik.
hendaknya memahami siswa sebagai
6.
individu yang unik.
kebutuhan kebutuhan
layanan
rujukan
bagi
peserta didik yang membutuhkan.
5. Program bimbingan di sekolah dasar hendaknya
Melakukan
peduli dasar untuk
7.
terhadap siswa
seperti
matang
dalam
Melaksanakan bimbingan kelompok di kelas.
8.
Memperlakukan peserta didik sebagai individu yang mempunyai harga diri
penerimaan dan pemahaman diri,
dengan
juga
kelebihan dan masalah-masalahnya.
memahami
kelemahan
dan
keunggulan dirinya. 6. Program
bimbingan
9. hendaknya
memahami
Membimbing
peserta
mengembangkan
meyakini bahwa siswa pada usia
kekurangan, didik
kebiasan
untuk belajar
yang baik.
sekolah dasar merupakan tahap yang
10. Menilai hasil belajar peserta didik
penting dalam perkembangan anak.
secara
menyeluruh
dan
berkesinambungan. Fungsi dan peran guru dalam program bimbingan
sudah
jelas
yaitu
11. Melakukan
sebagai
bagi
pembimbing bagi peserta didik. Oleh
perbaikan
peserta
membutuhkan.
karena itu Natawidjaja (dalam Setiawati & [160]
pengajaran
didik
yang
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 3 Nomor 2 Oktober 2016
12. Menyiapkan
yang
Teknik yang kedua adalah non tes. Ada
diperlukan untuk dijadikan masukan
tujuh yaitu observasi, wawancara, angket,
dalam konferensi kasus.
catatan anekdot, autobiografi, sosiometri
13. Bekerja
informasi
sama
dengan
tenaga
dan studi kasus. Teknik non tes bisa
pendidik lainnya dalam memberikan
dilakukan
untuk
melihat
bantuan yang dibutuhkan peserta
dilakukan
siswa.
Guru
didik.
karakteristik siswa. Dengan menggunakan
14. Memahami kebijakan
dan dan
melaksanakan
DALAM
bisa
yang
mengukur
teknik tes dan non tes ini diharapkan bisa
prosedur-prosedur
membantu
bimbingan yang berlaku. PENILAIAN
proses
guru
dalam
memberikan
bimbing dan konseling terhadap siswa.
BIMBINGAN
DAN
SIMPULAN
KONSELING
Siswa
Tolok ukur dalam sebuah pembelajaran
membutuhkan bimbingan dan konseling
adalah penilaian. Dalam bimbingan dan
dari guru untuk melihat potensi, bakat dan
konseling untuk melihat potensi ataupun
kebutuhan yang mereka butuhkan. Guru
capaian
siswa
dengan
merupakan orang yang bisa membimbing
penilaian
proses
Penilaian
siswa untuk mencapai kedewasaannya di
dalam bimbingan dan konseling menurut
sekolah dengan salah satu kegiatannya
Setiawati & Ima, 2007, p. 42) ada tes dan
adalah
non tes.
Bimbingan dan konseling dilakukan mulai
dilakukan dan
hasil.
dari Tes
dilakukan
kecerdasan,
bakat
untuk dan
mengukur juga
merupakan
individu
bimbingan
tingkat
dasar
dan
yang
konseling.
sampai
perguruan
tinggi. Bedanya, kegiatan bimbingan dan
prestasi
konseling
di
tingkat
belajar siswa. Binet-Simon Test digunakan
biasanya
dilakukan
oleh
untuk mengukur IQ siswa. Cara ini biasa
meskipun
idealnya
dalam
dilakukan oleh guru BK untuk melihat IQ
tersedia
siswanya. Sedangkan untuk melihat bakat
konseling dilakukan oleh seorag guru BK.
siswa dilakukan tes bakat. Tes bakat
Bimbingan
meliputi rekonik (tes motorik), tes bakat
membantu siswa melihat potensi, bakat
musik, tes bakat artistik, tes bakat klerikal
dan juga capaian siswa dalam belajar
(perkantoran), dan tes bakat multifaktor
tetapi bisa juga membantu siswa untuk
(mengukur delapan kemampuan khusus).
memecahkan
Tes terakhir adalah tes untuk mengukur
Permasalahan yang dihadapi anak SD
prestasi belajar siswa (achievement test)
bukan hanya berkutat pada masalah
yang biasa dilakukan oleh guru pada
pembelajaran
umumnya.
segala
pelayanan dan
sekolah
dasar
guru
kelas,
setiap
bimbingan konseling
SD dan
dapat
permasalahannya.
saja
aspek
tetapi tentang
mencakup dirinya.
Permasalahan sosial sekarang ini menjadi [161]
Dety Amelia Karlina, Menulis Buku Diari dalam Keseharian Siswa…
viral karena tidak jarang masalah yang
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 111 Tahun 2014, tentang bimbingan dan konseling pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
sangat kecil bisa berakibat fatal hingga mengarah pada tindak kriminal. Dengan adanya diari harian siswa, diharapkan dapat membantu terlaksananya kegiatan
Setiawati & Ima, N. C. (2007). Bimbingan dan konseling edisi kesatu. Bandung: UPI Press.
bimbingan dan konseling secara optimal, sehingga permasalahan yang berpotensi
Uno, H. B. (2008). Teori motivasi dan pengukurannya: analisis di bidang pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
membahayakan siswa dan lingkungan sekolah dapat diredam sesegera mungkin. REFERENSI Alwasilah, A.C. (2005). Pokoknya menulis. Bandung: PT Kiblat Buku Utama. ANTARA (2006, 15 April). Saling olok, anak SD bunuh temannya di Balikpapan. ANTARA News. [online] Diakses dari: http://m.antaranews.com/berita/31836 /saling-olok-anak-sd-bunuh-temannyadi-balikpapan Dimyati & Mudjiono. (2006). Belajar dan pembelajaran (cetakan ketiga). Jakarta: PT. Rineka Cipta. Gunawan, U. (1995). Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dasar. Bandung: CV. Karang Sewu. Tarigan, H. G. (2008). Menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa (edisi revisi). Bandung: Percetakan Agkasa. Karlina, D. A. (2011). Pengaruh pembelajaran menulis dengan menggunakan buku catatan harian terhadap kebiasaan menulis dan keterampilan menulis siswa. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Tidak dipublikasikan. Luthfiyani, K. (2011). Buku harian sebagai bahan ajar sederhana. [online] Diakses dari: http://blog.lutfiyani. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013, tentang implementasi kurikulum.
[162]