Edisi 56/2013 PGN Juara Umum ARA 2011 21 PGN, Hidupkan Kembali Program Beasiswa
24
Semangat Pengajar Muda Untuk Anak Negeri 26
Pertumbuhan untuk Masa depan yang lebih baik PGN senantiasa mencapai kinerja pertumbuhan terbaik bagi kepentingan Bangsa dengan selalu memenuhi komitmen kami kepada stakeholder, masyarakat dan lingkungan PGN adalah perusahaan yang bergerak di bidang transmisi dan distribusi gas bumi, yang menghubungkan pasokan gas bumi Indonesia dengan konsumen beberapa daerah Nusantara. Seiring meningkatnya kebutuhan energi yang bersih dan terjangkau, PGN akan terus menggunakan keahlian dan pengalamannya untuk mendapatkan sumber energi baru melalui pemanfaatan berbagai moda transportasi demi memenuhi kebutuhan jangka panjang konsumen.
Menuju Peran Sentral dalam Transformasi Energi Nasional
Edisi 56/2013 PGN Juara Umum ARA 2011 21 PGN, Hidupkan Kembali Program Beasiswa
24
Semangat Pengajar Muda Untuk Anak Negeri 26
Pertumbuhan untuk Masa depan yang lebih baik PGN senantiasa mencapai kinerja pertumbuhan terbaik bagi kepentingan Bangsa dengan selalu memenuhi komitmen kami kepada stakeholder, masyarakat dan lingkungan PGN adalah perusahaan yang bergerak di bidang transmisi dan distribusi gas bumi, yang menghubungkan pasokan gas bumi Indonesia dengan konsumen beberapa daerah Nusantara. Seiring meningkatnya kebutuhan energi yang bersih dan terjangkau, PGN akan terus menggunakan keahlian dan pengalamannya untuk mendapatkan sumber energi baru melalui pemanfaatan berbagai moda transportasi demi memenuhi kebutuhan jangka panjang konsumen.
Menuju Peran Sentral dalam Transformasi Energi Nasional
MANajemen MENYAPA Dari Redaksi PGN Inside edisi 56 kali ini mengangkat tema profil anak perusahaan PGN dan anak perusahaan patungan yang berafiliasi dengan PGN. Sudah cukup banyaknya anak-anak perusahaan yang dimiliki PGN saat ini tentunya perlu dikenal lebih dekat profilnya masing-masing.Tema ini diangkat untuk mengenal lebih akrab bagaimana kiprah anak-anak perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Di dalam profil tersebut juga disampaikan hasil wawancara dengan para direksi anak-anak perusahaan. Dengan penjelasan langsung dari nara sumber para pembaca diharapkan lebih memahami perkembangan usaha dan apa yang menjadi tujuan serta cita-cita didirikannya anak perusahaan tersebut. Disamping itu tentunya pembaca dapat menggali lebih jauh kondisi masingmasing anak perusahaan. Edisi kali juga akan tetap diisi dengan rubrik lain seperti Budaya Kerja yang akan mengusung tema seputar pemberian beasiswa kepada para karyawan internal. Pada rubrik Info ditampilkan seputar kegiatan-kegiatan yang terjadi dalam rentan waktu penerbitan majalah. Untuk rubrik CSR akan mengambil tema seputar bantuan PGN ke berbagai wilayah di tanah air. Terakhir pada rubrik Pelangi ditampilkan tulisan tentang hasil perjalanan ke Bangka – Belitung yang berbuah cinta. Semoga dengan berbagai tulisan yang ada tersebut dapat memberikan informasi yang menarik bagi para pembaca sekalian. Tidak lupa kami segenap Tim Redaksi PGN Inside mengucapkan selamat Tahun Baru 2013, semoga di tahun yang baru kesuksesan selalu bersama kita semua. Judul di atas bukan isapan jempol, namun mencerminkan semangat Susunan Redaksi Pelindung: Direktur Utama Pembina: Direksi & Sekretaris Perusahaan Pengarah: Kepala Departemen Komunikasi Korporat Ketua Penyunting: Executive Officer Komunikasi Internal
Menuju Peran Sentral dalam Transformasi Energi Nasional seluruh karyawan PGN untuk mencapai mimpi menjadi perusahaan world class company. Untuk meningkatkan agresifitas dalam mengembangkan bisnisnya, PGN kini membentuk berbagai anak usaha yang secara khusus mempunyai cakupan kerja yang berbeda satu sama lain. Melalui anak perusahaan tersebut PGN berupaya terus berkembang menjadi salah satu perusahaan yang semakin disegani di tingkat nasional maupun internasional. Hal itu juga sebagai upaya menjawab tantangan bisnis yang terus berkembang dari waktu ke waktu. Saat ini PGN sudah mempunyai beberapa anak perusahaan, yang masing-masing mempunyai tugas berbeda. Sinergi yang dilakukan oleh anak perusahaan tentunya diharapkan dapat mendukung PGN mencapai visinya menjadi world class company dengan menguasai rantai bisnis gas bumi dari hulu hingga ke hilir. Melalui edisi kali ini akan dikenalkan bagaimana profil bisnis serta profil para pengurus masing- masing anak perusahaan. Tak kenal maka tak sayang…. Itulah pepatah yang biasa diucapkan, bila kita tidak kenal dan belum kenal dengan anak-anak PGN, tentunya kita tidak akan bisa memulai kerjasama yang baik dan bersinergi untuk menjadikan PGN sebagai salah satu perusahaan energi di bidang pemanfaatan gas bumi terkemuka dan sejajar dengan pemain besar lainnya di Asia maupun Dunia.
PGN Inside 3
CONTENTS
28 Pelangi
Romantika di Negeri Laskar Pelangi
5 Sajian Utama Menuju Peran Sentral dalam Transformasi Energi Nasional
20 Info PGN PGN Bangun Instalasi Air Bersih di Pulau Panggang
22 Galeri FOTO Pameran Gasex di Bali, 2012
19 Info PGN Adu Kuat di Porseni BUMN 2012 Perjanjian Penandatanganan Pembangunan FSRS Lampung PGN Juara Umum ARA 2011
24 Budaya Kerja PGN Hidupkan Kembali Program Beasiswa 26 Berita csr Semangat Pengajar Muda Untuk Anak Negeri
PGN Inside 4
SAJIAN UTAMA
Menuju Peran Sentral dalam Transformasi Energi Nasional
P
erubahan membawa peluang dan tantangan dan PGN sebagai Perusahaan yang sedang tumbuh berkembang menyikapi setiap perubahan dengan keyakinan bahwa perubahan akan menjadikannya tumbuh lebih besar. PGN menggunakan momentum perubahan untuk memperkuat posisi sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mengusahakan penyediaan dan pemanfaatan gas bumi untuk pertumbuhan perekonomian nasional. Langkah strategis pemerintah dalam melakukan konversi dari energi berbasis minyak ke gas perlu didukung semua pihak. Dengan transisi menuju energi berbasis gas ini, pembangunan akan berjalan lebih baik, lebih efisien, lebih ramah lingkungan dan lebih cepat karena Indonesia sangat kaya dengan gas yang terbukti lebih banyak, murah, dan bersih. Langkah strategis Pemerintah tersebut tentunya menjadi sebuah peluang bagi PGN untuk dapat berperan aktif dan menjadi leader dalam proses transformasi tersebut PGN adalah mitra pemerintah yang paling tepat dalam proses transformasi energi nasional dari minyak ke gas karena paling berpengalaman dalam industri gas, memiliki kemampuan keuangan
PGN Inside 5
yang sangat baik, serta mendapatkan kepercayaan yang tinggi dari pasar dan masyarakat. Perubahan paradigma dan regulasi dalam industri gas bumi serta dinamika ekonomi nasional maupun global yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi bisnis PGN. PGN menyikapi kondisi tersebut dengan melakukan perubahan dalam skema bisnis menjadi usaha penyediaan dan pemanfaatan gas bumi yang terpadu dengan memasuki mata rantai bisnis gas bumi yang meliputi bisnis upstream (hulu), midstream (infrastruktur & transportasi) dan downstream (hilir). Proses transformasi dilakukan untuk menghadapi perubahan-perubahan di masa mendatang menuju visi PGN 2020 menjadi Perusahaan energi kelas dunia dalam pemanfaatan gas bumi. Ketersediaan pasokan gas bumi menjadi masalah utama dalam perjalanan perkembangan bisnis PGN. Di sisi lain tingkat produksi gas bumi dari lapangan eksisting memiliki kecenderungan menurun, sehingga berdampak pada terbatasnya pasokan gas. Kebijakan Pemerintah yang mengutamakan pasokan gas bumi bagi produksi minyak, sektor pupuk dan listrik juga membatasi
SAJIAN UTAMA
pasokan gas bagi PGN. Untuk mengantisipasi dinamisnya perkembangan bisnis, PGN pada tahun 2011 mendirikan dua anak perusahaan untuk menjalankan diversifikasi bisnis hulu dan hilir. Diversifikasi bisnis hulu dimulai dengan didirikannya PT Saka Energi Indonesia (Saka). Saat ini, Saka melakukan penjajakan untuk melakukan investasi dengan kepemilikan minoritas pada konsesi gas produktif dan CBM. Saka juga dibentuk sebagai organisasi yang mempelajari dan mempersiapkan kemampuannya dalam melakukan eksplorasi dan eksploitasi secara penuh. Di tahun 2011, Saka melakukan penyertaan pada kontrak kerjasama (KKKS) pengembangan Blok CBM di Lematang, Sumatera Selatan. KKKS akan mulai memasuki tahapan eksplorasi yang diperkirakan memakan
waktu selama 3 tahun. Pada bagian akhir dari rantai nilai gas, didirikan PT Gagas Energi Indonesia (Gagas) di akhir tahun 2011 untuk memperluas integrasi bisnis hilir melalui joint venture, kemitraan niaga dan investasi pada bisnis gas hilir. Dari sudut pandang strategis, melalui Gagas, PGN memperluas akses ke pasar gas dan menghasilkan nilai tambah yang lebih besar dari gas. Untuk mengantisipasi tren perkembangan bisnis LNG, PGN juga telah mendirikan anak perusahaan baru pada 26 Juni 2012, yaitu PT PGN LNG Indonesia. Perusahaan ini nanti akan melaksanakan kegiatan pengadaan sumber pasokan LNG, pengolahan gas bumi, pengangkutan, penyimpanan dan lainnya. Di antara sektor hulu dan hilir
PGN Inside 6
(midstream), PGN terus meningkatkan keahlian utama perusahaan dalam usaha pengangkutan gas dan pelayanan yang berkaitan, dengan cara menambah infrastruktur, antara lain: jaringan pipa transmisi, stasiun kompresor serta terminal penyimpanan terapung dan fasilitas regasifikasi untuk gas alam cair (LNG). Di sektor ini, PGN memperkuat usaha-usaha yang dapat meningkatkan hasil kinerja operasional perusahaan. Langkah ini didukung dengan keberadaan PT Transportasi Gas Indonesia (Transgasindo) yang mengoperasikan jalur pipa transmisi Grissik - Duri dan Grissik - Singapura serta dengan membentuk usaha patungan (joint venture) dengan Pertamina yaitu PT Nusantara Regas untuk pembangunan terminal terapung penerima LNG yang dibangun di Teluk
Jakarta (FSRU). Saat ini FSRU yang dioperasikan oleh PT Nusantara Regas telah beroperasi dan diresmikan oleh Presiden RI pada tanggal 6 Desember 2012. Hasil regasifikasi LNG dari fasilitas terminal LNG di Teluk Jakarta saat ini telah terikat kontrak dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang akan menggunakan gas untuk pembangkit listriknya. Kontrak jual LNG dengan PLN sebesar sepertiga dari kapasitas terminal, sehingga memungkinkan PGN untuk mencari tambahan LNG dari pemasok dalam negeri dan internasional untuk memaksimalkan utilisasi kapasitas terminal dan membantu pemenuhan permintaan gas dari industri. Dalam memperkuat infrastruktur jaringan gas dan perawatannya,
PGN juga sudah mempunyai anak perusahaan yaitu PT PGAS Solution yang didirikan pada 6 Agustus 2009. Perusahaan ini mempunyai fokus bisnis utama pada Teknik, Operasi & Pemeliharaan, Jasa Konstruksi terkait (EPCC) yang terkait dengan minyak dan gas. Seiring dengan pembangunan jaringan pipa gas bumi, PGN juga membangun jaringan serat optik guna mendukung sistem informasi dan telekomunikasi dalam pengoperasian jaringan pipa gas bumi. Selain dimanfaatkan untuk mendukung sistem informasi dan telekomunikasi pengoperasian jaringan pipa gas bumi, PGN juga telah merencanakan pemanfaatan jaringan serat optik tersebut untuk kepentingan yang lebih luas. Untuk
PGN Inside 7
mengkomersialisasikan jaringan serat optik tersebut, PGN telah membentuk anak perusahaan dengan nama PT PGAS Telekomunikasi Nusantara (PGASCOM). Anak perusahaan ini didirikan pada 10 Januari 2007. Saat ini PGASCOM memiliki hak eksklusif dari PGN untuk mengoperasikan dan mengelola jaringan serat optik mulai dari perbatasan Indonesia - Singapura (sebanyak 96 core), Batam - JambiGrissik (sebanyak 24 core), serta Grissik - Pagardewa - TerbanggiLabuhan Maringgai (sebanyak 24 core). Untuk mengetahui bagaimana perkembangan bisnis masing-masing anak perusahaan tersebut berikut hasil wawancara dengan para Direksinya.
SAJIAN UTAMA
Firman Ardini Yaman, Direktur Utama PT Saka Energi Indonesia
Kami Akan menjadi Game Changer Bisnis PGN
B
esarnya potensi migas di sektor hulu, membuat PGN masuk ke dalam bisnis hulu atau upstream melalui pembentukan anak perusahaannya, PT Saka Energi Indonesia (Saka), pada Juni 2011. Berdirinya Saka diharapkan dapat menjadi jawaban bagi keberlangsungan dan kehandalan pasokan gas PGN dan sekaligus juga sebagai bagian dari upaya untuk mewujudkan perusahaan energi berkelas dunia dalam penyediaan dan pemanfaatan gas bumi yang terpadu dengan memasuki mata rantai bisnis gas bumi dari hulu hingga hilir. Setelah lebih dari setahun sejak pembentukannya, Tim Redaki PGN Inside berkesempatan berbincang dengan Direktur Utama PT Saka Energi Indonesia, Firman Ardini Yaman. Didampingi Direktur Operasi Tumbur Parlindungan dan Direktur Keuangan Ery Surya Kelana, pria yang hobi olah raga renang dan menyelam ini menjelaskan perkembangan Saka dan bagaimana kinerja serta mimpi yang akan diwujudkan untuk kemajuan Saka sebagai bagian dari PGN Group.
Bagaimana Saka akan mendukung bisnis PGN?
Misi utama dibentuknya Saka terkait dengan security of supply yaitu sebagai salah satu upaya PGN dalam
Dari kiri-kanan : Direktur Keuangan & AdministrasiEry Surya Kelana, Direktur Utama-Firman Ardini Yaman, Direktur Operasi-Tumbur Parlindungan
mengamankan pasokan gas untuk pelanggannya. Jadi intinya tugas utama Saka adalah mencari gas untuk mengamankan pasokan gas PGN. Selain gas, kami juga akan berkecimpung dalam eksplorasi dan produksi minyak. Itu semua adalah bagian dari bisnis di hulu yang dilakukan oleh Saka. Dan tidak hanya di bidang minyak dan gas konvensional, Saka juga akan terjun ke bisnis Coal Bed Methane (CBM) dan shale gas. Dengan begitu, maka akses terhadap sumber gas akan semakin beragam, tidak hanya gas konvensional. Sehingga diharapkan jaringan pipa gas maupun infrastruktur lainnya yang dikembangkan PGN akan terus dapat dialiri gas untuk mendukung peningkatan pemanfaatan gas di dalam negeri khususnya bagi masyarakat dan industri nasional.
Model bisnis Saka masuk eksplorasi seperti apa?
Target sekarang adalah masuk ke lapangan yang berproduksi atau mau produksi. Kalau keuangan sudah mapan, baru ke eksplorasi. Kenapa ke eksplorasi? Karena nilai tambahnya jauh lebih besar. Return-nya bagus kalau kita sukses, keuntungannya bisa 10-50 kali lipat. Tapi yang namanya bisnis migas di sektor hulu itu padat modal dan membutuhkan teknologi yang cukup tinggi juga. Selain itu sumber daya manusia yang kompeten juga terbatas, apalagi
PGN Inside 8
yang sudah pengalaman. Pada saat Saka didirikan tidak bisa langsung jalan karena membutuhkan waktu untuk hire orang yang ahli di bidangnya dan berpengalaman seperti geologist, geophysics, reservoir engineers, kemudian juga orang komersial. Kalau diproduksi kita butuh production engineers, drilling dan lainnya. Untuk tenaga procurement perminyakan juga tidak bisa asal comot karena butuh pengetahuan yang khusus dan disertifikasi oleh institusi terkait (BP Migas dulunya).
Bagaimana potensi berkembangnya Saka di bisnis hulu ini?
Kalau kita sudah dapat blok, berkembang menjadi besar itu gampang dan kalau berhasil akan sangat baik bagi pertumbuhan. Yang susah itu untuk memulainya. Apalagi kalau kita punya cash flow, memasuki bisnis eksplorasi akan lebih cepat. Tapi seperti yang saya katakan, bisnis di hulu ini capital expensive dan kalau PGN sudah mulai masuk ke sektor upstream melalui Saka maka usaha di sektor hulu ini akan menjadi game changer dan memberikan dampak besar terhadap pengelolaan bisnis PGN secara keseluruhan. Setiap kita mengakuisisi atau mengoperasikan satu blok, maka akan hadir satu anak perusahaan Saka (cucu PGN). Kami berharap kehadiran Saka dan anak-anak perusahaannya nanti sebagai operator akan membuka sinergi dengan anak perusahaan PGN lainnya, Bahkan bagi PGN sendiri dapat memanfaatkan keberadaan kami sebagai sumber daya, baik untuk peningkatan pertumbuhan kinerja maupun sebagai salah satu solusi career path di PGN.
Posisi Saka sekarang seperti apa dan apa targetnya?
Kita ini masih junior. Baru benar-benar jalan di tahun 2012. Namun kalau melihat besarnya potensi bisnis migas di sektor hulu dan kalau kita berhasil mendapatkan blok yang saat ini sedang kita jajaki, dalam 10 tahun ke depan Saka bisa diperhitungkan di lima besar perusahaan di sektor hulu migas di Indonesia, bersaing dengan PSC lainnya baik nasional maupun internasional. Namun itu tentunya membutuhkan dukungan. Keunggulan Saka sudah terlihat. Kalau PSC lain susah memasarkan, kita sudah ada market, tinggal sumber yang kita usahakan. Bisa melakukan eksplorasi sendiri atau masuk ke PSC yang sudah berproduksi. Sekarang kita jajaki untuk masuk ke PSC yang sudah berproduksi. Secara operasional kita juga akan masuk ke CBM. Insya Allah tahun ini, Saka bisa menjadi operator dari salah satu aset CBM.
Kendala apa yang dihadapi Saka dalam pengembangan?
Mencari SDM yang ahli dan berpengalaman di sektor hulu itu merupakan tantangannya. Karena di Indonesia gaji untuk SDM yang ahli dan berpengalaman di sektor upstream, pertambangan dan geologi sudah sangat tinggi dengan jumahnya yang terbatas pula. Gaji seorang drilling engineer sekitar USD1.500 per hari. Karena
dulu pada tahun 1990-an harga minyak masih rendah, sehinga sedikit orang yang mau kuliah dan menjadi geologist atau geophysics. Sekarang susah sekali mencari geologist. Jangan kaget kalau gaji engineers kita tinggi. Dan ketersediaan orangnya juga jarang. Driller itu bertanggungjawab untuk pengeboran inshore yang nilainya sekitar USD15 juta – 20 juta, kalau offshore bisa 10 kali lipat. Kita pakai tenaga pengalaman untuk kurangi resiko. Masa kita pakai tenaga fresh graduate untuk ngebor yang perlu investasi puluhan juta dolar? Kita akan prudent dalam belanjakan uang yang dipercayakan kepada kita sehingga dapat memberikan return yang menjanjikan. Untuk mengatasinya, saat ini model pemenuhan SDM di Saka dibagi dua yaitu bidang yang bisa diisi temanteman PGN dan bidang yang diisi orang yang mempunyai pengalaman di sektor hulu dan pertambangan.
Tantangan lainnya?
Tantangan berikutnya yaitu ketersediaan lahan produksi. Mencari blok yang baik tidak gampang. Jarang orang jual aset bagi yang tidak kenal. Belum tentu PSC lain mau membagi aset dengan Saka. Selama ini daya pikat Saka adalah karena kita bagian PGN yang mempunyai infrastruktur jaringan pipa dan mempunyai market/pembeli. Itulah nilai yang kita leverage agar bisa masuk ke PSC. Mereka sangat selektif dalam memberikan interestnya, kadang dalam memberikan interest lebih ke faktor pertemanan dan saling percaya. Akan lebih mudah deal kalau kita kenal orang di PSC tersebut. Tidak banyak perusahaan yang mau menjual interest. Tantangan lainnya juga kita berkompetisi dengan international company, apalagi kita masih baru. Perusahaan asing mempunyai kelebihan modal yang kuat. Kita harus pintar melakukan manuver.
Blok yang sedang dicari?
Ada di luar negeri, seperti Timor Leste bersama dengan PGN, kalau di Australia dengan PGN LNG Indonesia, salah satu anak perusahaan PGN juga. Di Amerika juga kita jajaki kemungkinan investasi LNG. Kita mensupport kegiatan PGN dari sisi upstream. Kalau PGN butuh pasokan, Saka yang akan berusaha sediakan. Sekarang 80% blok yang dicari masih di dalam negeri.
Harapan Bapak untuk Saka dan PGN?
Kita bagian dari PGN. Kami mengharapkan dukungan PGN dan anak perusahaan lain untuk bersama-sama kita membesarkan PGN dan groupnya menjadi pemain yang diperhitungkan di industri migas. Kondisi perkembangan bisnis PGN di bidang pengelolaan dan pemanfaatan gas secara terpadu dengan memasuki sektor hulu hingga ke hilir seperti saat ini mirip kondisinya seperti pada saat tahun 1994-1996 dimana PGN mulai memasuki bisnis transmisi dengan membangun jaringan pipa transmisi. Jadi waktunya saat ini adalah tepat, PGN telah mendirikan Saka, LNG, Gagas dan lainnya dalam upayanya menjadi perusahaan energi berkelas dunia dalam pemanfaatan gas bumi.
PGN Inside 9
SAJIAN UTAMA
Nisi Setyobudi, Direktur Utama PT PGN LNG Indonesia
Bisnis LNG, Bisa Asal Mau
P
erkembangan bisnis gas bumi dihadapkan permasalahan sumber-sumber gas bumi yang jauh dari sentra pengguna gas bumi. Dampaknya adalah semakin sulit untuk menjangkaunya dengan jaringan pipa konvensional, sehingga harus dikembangkan dengan teknologi LNG untuk pengangkutannya. Kepada Tim Redaksi PGN Inside, Direktur Utama PT PGN LNG Indonesia, Nisi Setyobudi, menjelaskan bahwa pembentukan anak perusahaan PT PGN LNG Indonesia, pada Juli 2012 lalu bertujuan untuk mendukung penguatan bisnis inti PGN di bidang distribusi dan transmisi gas bumi melalui pengembangan bisnis LNG. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan dan persiapan bisnis LNG tersebut, berikut hasil wawancaranya.
Bisa dijelaskan ruang lingkup bisnis PGN LNG?
Ruang lingkup bisnis PGN LNG mulai dari pembelian pasokan gas untuk liquefaction plant, liquefaction, penjualan, pengangkutan LNG, penerimaan, kemudian dilanjutkan
dengan penyimpanan, regasifikasi dan penjualan gas ex LNG (bulk), lalu reload untuk distribusi LNG. Kita juga mengembangkan distribusi via Mini LNG yang dengan trucking atau alat pengangkutan lainnya. Selain itu kegiatan bisnis PGN LNG juga berupa penerimaan, penyimpanan, regasifikasi, dan penjualan gas ex-LNG (bulk) via Mini LNG Receiving Terminal. Dan terakhir dari bisnis PGN LNG adalah penjualan ke konsumen akhir melalui PGN, Gagas atau lainnya.
Bagaimana PGN LNG akan mendukung penguatan bisnis PGN?
Tujuan utama pendirian PGN LNG memang untuk mendukung bisnis inti PGN di bidang distribusi dan transmisi gas bumi terutamanya untuk mengamankan pasok gas dalam negeri melalui pengembangan bisnis LNG. Untuk mendapatkan pasokan LNG bisa dari luar negeri atau dalam negeri. Lalu kita bawa dengan kapal dan bawa ke customer. Kita sebenarnya bersinergi dengan anak perusahaan. Jadi kalau Saka yang bergerak di hulu sudah PGN Inside 10
Dari kiri-kanan: Direktur Teknik & OperasiManangap Napitupulu, Direktur UtamaNisi Setyobudi, Direktur Keuangan & Administrasi-Thohir Nur Ilhami
menghasilkan gasnya, kita bawa ke fasilitas PGN LNG lalu kita jadikan gas kemudian dapat balik ke PGN atau Gagas.
Selain dari sisi pasok, apa lagi?
Sesuai dengan misi PGN LNG, kita juga akan membangun dan mengoperasikan infrastruktur LNG yang berstandar internasional yang bertujuan untuk mengoptimalkan pemanfaatan LNG untuk kebutuhan gas dalam negeri. Di pertengahan tahun 2014, PGN LNG akan mengoperasikan Terminal Floating Storage and Regasification Unit (FSRU) yang berlokasi di Labuhan Maringgai, Lampung.
Menurut Bapak, bisnis LNG sudah saatnya?
Di dunia internasional, LNG bukanlah barang baru. LNG sudah menjadi bisnis global. Jadi kalau memang PGN ingin mencapai visinya menjadi perusahaan berkelas dunia, pengembangan bisnis LNG sudah satnya dilakukan PGN sekaligus dalam upaya untuk mencari sumber-sumber
pasok lainnya selain dari sumursumur gas konvensional. Tidak semua perusahaan bisa masuk ke bisnis ini. Butuh suntikan modal yangg besar. Bisnis ini sangat capital expensive, butuh dana puluhan hingga ratusan triliunan rupiah. Kebutuhan dana yang besar diantaranya untuk pembelian kapal walaupun bisa sewa, untuk pembelian gas LNG-nya sendiri juga butuh jaminan seperti LC, belum lagi untuk pembangunan plant LNG dan terminal penerima. Hanya perusahaan yang besar saja yang dapat menyediakan dana yang sangat besar itu. Dan saya pikir di Indonesia, PGN salah satunya.
Bagaimana kesiapan pasok LNG?
Targetnya masih Jawa Barat?
Kita mencari pasokan LNG dari dalam dan luar negeri. Beberapa masih ada dalam tahap penjajakan dan negosiasi, kita belum bisa sebut dulu karena terikat perjanjian kerahasiaan. Tapi yang sudah bisa disebut adalah yang dengan Gazprom.
Bagaimana kesiapan penyerapan pasarnya?
kerja PGN LNG dalam pengembangan bisnis LNG di dalam negeri khususnya di Jawa Barat sebagai sentra pengguna gas yang paling besar. Pembelian pasokan LNG dari dalam atau luar negeri kita lakukan dengan harga yang dapat diserap pasar dan strategi pemasarannya harus tepat sasaran memperhatikan kondisi pasar di Jawa Barat. Jadi, untuk saat ini harga LNG masih menjadi salah satu tantangan kita untuk memasarkan pasok LNG ini ke konsumen dalam negeri. PGN LNG bersama dengan PGN terus melakukan roadshow untuk mengedukasi pengguna gas dalam hal ini pelanggan PGN yang ingin menggunakan LNG.
Walaupun LNG adalah bisnis global, namun untuk di dalam negeri sendiri pemanfaatan gas ex LNG bagi konsumen dalam negeri perlu strategi penjualan khusus. Ini salah satu sasaran
Saat ini target kita memang Jawa Barat karena wilayah ini merupakan sentra pengguna gas bumi yang paling besar. Kita jual terlebih dahulu ke PGN karena memiliki market yang sudah mapan dan masih membutuhkan gas. Ke depan tentunya saja tidak hanya ke PGN, kita juga bisa bersinergi dengan anak perusahaan PGN di sektor hilir lainnya seperti Gagas serta berinovasi mencari pasar gas bumi selain Jawa Barat untuk mendorong pertumbuhan industri di wilayah lainnya.
Bagaimana kesiapan sumber daya manusia?
Target kita di tahun 2014 harus sudah siap mengoperasikan FSRU Lampung. Mengoperasikan fasilitas FSRU harus berbasis standar internasional dan tanpa suatu kesalahan, tidak ada ruang untuk error. Jadi persiapan harus benar-benar matang, khususnya di sumber daya manusianya. Kita akan rekrut tenaga ahli yang sudah berpengalaman supaya bisa jalan. Tenaga ahli itu akan ditandem dengan yang belum berpengalaman, dari PGN atau lainnya, sehingga dapat belajar dan mendapatkan ilmu dari ahli tersebut. Tenaga ahli dan berpengalaman itu menjadi rebutan sejumlah perusahaan, jadi jangan kaget kalau PGN LNG juga akan meng-hire sejumlah tenaga ahli yang harus dibayar dengan gaji yang sangat tinggi. Ini adalah pelajaran yang harus kita ambil. Risiko akan besar sekali kalau kita merekrut orang yang tidak berpengalaman. Begitu ada kesalahan yang dengar bukan cuma di Indonesia, tetapi seluruh dunia akan tahu. Kalau semua dengar, tidak ada yang mau jual LNG ke kita. Karena ini adalah bisnis global bukan domestik. Ini kelihatannya bisnis yang susah, namun semuanya bisa asal mau.
Ruang Lingkup Usaha - Pembelian pasokan gas untuk liquefaction plant - Liquefaction - Pembelian langsung dari Penjual LNG - Penjualan/Trading LNG
- Pengangkutan LNG
- Penerimaan, - Distribusi LNG - Penerimaan, - Penjualan ke penyimpanan, via Mini LNG, penyimpanan. Konsumen akhir regasifikasi dan trucking atau Regasifikasi , melalui PGN, penjualan gas ex alat dan penjualan Gagas atau lainnya LNG (bulk) pengangkutan gas ex-LNG - Reload untuk lainnya (bulk) via Mini distribusi LNG LNG Receiving Terminal
Natural Gas Field
Transmissi on Pipeline
Mini LNG Receiving Terminal
LNG Liquefaction
LNG Trading
Transmission/ Distribution Pipeline
Mini LNG Sea Transportation
LNG Transportation
LNG Receiving Terminal
LNG Land Transportation
3rd Party Buyer
- - - - - : Scope Bisnis PGN LNG Indonesia PGN Inside 11
Customer/Gas Off-Taker
SAJIAN UTAMA
Dari kiri-kanan: Direktur Keuangan & Administrasi - Dadang Gandara, Direktur Utama-Suko Hartono, Direktur Komersial-Ivanna Laksmini Devi
Suko Hartono, Direktur Utama PT Gagas Energi Indonesia
Beri Nilai Tambah di Bisnis Hilir Gas
S
ebuah perusahaan perlu mempunyai rantai bisnis yang kuat mulai dari hulu hingga hilir, dengan demikian keberlanjutan bisnis dapat terjaga. Saat ini pengembangan usaha PGN di sektor hilir masih belum maksimal, sehingga diperlukan anak perusahaan yang fokus untuk dapat meningkatkan akselerasi dan penetrasi pasar serta menangkap peluang yang ada. Atas dasar itu, maka PGN mendirikan anak perusahaan yang akan fokus melakukan bisnis di bidang downstream yaitu PT Gagas Energi Indonesia (Gagas). Berdiri pada 27 Juni 2011, Gagas akan melakukan bisnis downstream seperti di bidang pengolahan gas bumi, pengangkutan, penyimpanan, niaga minyak dan gas bumi, serta energi lainnya. Untuk mengetahui perkembangan bisnis lebih lanjut, berikut kami sajikan hasil wawancara Tim Redaksi PGN Inside bersama pucuk pimpinan Gagas yang juga alumnus ITB tersebut.
Menurut Bapak mengapa Gagas ini perlu ‘dilahirkan’?
Ini bermula dari UU Migas, usaha di bidang migas dibagi dua, hulu dan hilir. Di hilir, ada beberapa bisnis seperti penyimpanan, pengolahan, transportasi dan niaga. Akhirnya berawal dari itu PGN membuat anakanak perusahaan. Ke depan PGN direncanakan akan menjadi holding. Sehingga untuk operasional lebih baik diserahkan pada anak perusahaan, apalagi PGN sekarang sudah besar, atas dasar itu lahir Gagas dan anak perusahaan lainnya yang diharapkan akan memperkuat posisi PGN dengan menjangkau pelanggan lebih luas.
Apa bedanya antara bisnis Gagas dengan yang PGN jalankan?
Secara bisnis Gagas memang mirip dengan PGN, namun kami ditekankan pada nilai tambah. PGN saat
PGN Inside 12
ini hanya menjual gas lewat pipa yang jangkauannya ke pelanggan potensial terbatas. Gagas dilahirkan untuk menjangkau pelayanan pelanggan lebih luas, tidak hanya lewat pipa tapi bisa lewat moda lain seperti CNG, trucking, atau LNG. Kita bisa beli LNG dari PGN LNG dan mengantarkannya kepada konsumen. Untuk transportasinya bisa lewat pipa, trucking, kapal dan lainnya. Jadi Gagas akan mengembangkan pelayanan pelanggan yang lebih luas dan memberikan nilai tambah.
Tantangan dalam bisnis downstream yang sekarang menjadi bisnis Gagas bagaimana?
Karena bisnis Gagas adalah niaga, sementara bisnis hilir di migas itu ada dua yaitu, infrastruktur dan komoditi. Kalau untuk Gagas tantangannya adalah bagaimana menguasai komoditasnya. Ini menjadi tantangan utama dan ini juga menjadi persoalan mendasar dari PGN. Kalau dulu mencari gas mudah, hari ini menjadi tantangan bagaimana mendapatkan gas. Tantangan lainnya juga datang dari segi regulasi. Pemerintah, menetapkan prioritas alokasi gas dalam negeri yaitu untuk peningkatan produksi migas, industri pupuk, sektor kelistrikan dan untuk industri lainnya. Jadi gas untuk industri termasuk PGN mendapatkan prioritas di bawah kebutuhan lainnya seperti listrik dan pupuk. Kemudian terdapat lagi regulasi terkait otonomi daerah, Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) diwajibkan menawarkan 10% penyertaan kepada BUMD. Ketentuan ini merupakan peluang bagi BUMD untuk menjalankan usaha di bidang gas bumi. Terkait dengan kebijakan Pemerintah itulah, PGN melalui Gagas menyesuaikan strategi dalam mendapatkan pasokan gas, salah satunya melalui upaya mendapatkan alokasi gas
yang diperuntukkan bagi Pemerintah Daerah/BUMD.
Perbedaan Gagas dengan trader apa?
Trader lahir karena ada kesempatan bisnis khususnya karena adanya alokasi gas untuk BUMD. Mereka lahir sebagai trader yang tidak memiliki infrastruktur. Sedangkan PGN memiliki infrastruktur namun sulit untuk mendapatkan alokasi gas. Kita tidak punya pilihan karena sekarang bisnis gas bukan lagi monopoli, sudah banyak kompetitor di bisnis hilir gas ini. Karena itu, PGN melalui Gagas melakukan sinergi dengan trader, sinerginya dalam bentuk Gagas membeli gas dari trader, toh tujuan para trader itu adalah mendapatkan untung karena bagi mereka untuk membangun dan mengembangkan infrastruktur terlalu berat. Bila dalam perjalanannya trader tidak mau bersinergi, mau tidak mau kita harus head to head dan bersaing dengan mereka.
PGN Inside 13
Dalam beberapa tahun ke depan apa yang Bapak impikan dengan Gagas?
Intinya Gagas akan memberikan layanan terintegrasi dalam bidang gas bumi dan diversifikasi juga ke bidang lain sehingga bisa bergerak di niaga energi. Saat ini fokusnya adalah niaga gas berarti harus mampu menjual komoditi gas itu, baik melalui pipa ataupun moda transportasi lain CNG ataupun LNG. Tujuannya adalah untuk menjangkau pelanggan lebih luas. Kedua sebagai niaga energi, kita juga akan jual produk listrik dan mencari cara bagaimana bisa men-generate listrik dari gas, batubara dan lainnya. Diversifikasi bisnis Gagas ke bidang lain diharapkan akan melahirkan anak perusahaan lainnya sehingga nantinya Gagas akan menjadi perusahaan niaga energi di sektor hilir yang terkemuka.
SAJIAN UTAMA
Yoyo W. Basuki, Direktur Utama PGASCOM
Anak Perusahaan Paling Beda
S
ejarah PT PGAS Telekomunikasi Nusantara (PGASCOM) lahir pada saat pembangunan jaringan pipa transmisi gas bumi dari Batam hingga ke Singapura. Pembangunan pipa tersebut diiringi dengan pemikiran jangka panjang dengan membangun jaringan fiber optic di sepanjang jaringan pipa transmisi tersebut. Dasar pemikiran pertamanya adalah untuk keperluan pemanfaatan SCADA. Namun dengan tersedianya kapasitas yang berlebih, memungkinkan pengelolaan jaringan komunikasi melalui fiber optic yang lebih luas lagi mulai dari Labuhan Maringgai, Jambi, hingga ke Panaran. Bagaimana peluang PGASCOM mengembangkan bisnisnya khususnya di sektor telekomunikasi yang cukup ketat persaingannya, Tim Redaksi PGN Inside berkesempatan berbincang dengan Yoyo W. Basuki, Direktur Utama PGASCOM. Kepada Tim Redaksi, pria yang telah malang melintang selama 28 tahun di dunia telekomunikasi menjelaskan mengenai mimpi besar PGASCOM.
Dari kiri-kanan: Direktur Teknik & Komersial-Bambang Ismartono, Direktur Utama-Yoyo W. Basuki, Direktur Keuangan & Administrasi-Hermin Indayati
Apa kabar PGASCOM sekarang? Bagaimana perkembangannya?
Sampai sekarang kita sudah punya jaringan dari Jakarta sampai Singapura. Namun kita tetap mengutamakan kebutuhan PGN dan dukungan pelanggan PGN. Jaringan kami dari Jakarta – Singapura mempunyai kapasitas terpasang baru 160 gigabyte dan kami juga melakukan pengembangan sendiri dari Labuhan Maringgai sampai ke Jakarta dan juga hingga ke Batam. Dengan jaringan tersebut kami bisa menjual kepada pihak luar selain PGN. Sebelumnya hanya menyewakan kabel, tetapi sekarang sudah sampai ke service. Service yang kita tawarkan kepada pelanggan istilahnya International Private Leased Circuit (IPLC). Ini bisa dimanfaatkan apabila ada perusahaan Indonesia dan Singapura ingin berkomunikasi bisa menyewa PGASCOM. Pada saat mengembangkan jaringan di Singapura, kita sekalian membentuk anak perusahaan, namanya PGAS International. Jadi PGN sudah punya cucu. Visi kami yaitu
PGN Inside 14
mengembangkan PGASCOM menjadi perusahaan ICT (Information, Communication and Technology). Langkah yang ditempuh sekarang mengembangkan fiber optic, lalu disewakan, lalu kita value added untuk layanan internet dan lainnya. Itu tidak hanya terbatas pada telekomunikasi, tapi juga layanan data. Kita banyak melayani PGN dan pelanggan lainnya. Layanan kami sudah sampai ke Bandung hingga Surabaya. Namun untuk infrastrukturnya masih bekerjasama dengan pihak lain. Dengan kemampuan tersebut, kebutuhan komunikasi PGN sudah dapat kami layani. PGASCOM juga sudah mulai melayani pelanggan PGN yang ada di Batam. Dengan layanan tersebut pelanggan PGN bisa cek pemakaian gasnya tanpa perlu ke lapangan, cukup di depan layar komputer.
Tantangan dalam mengembangkan bisnis?
Pertama karena bisnis ini terbuka, banyak kompetisi. Menghadapi tantangan tersebut, kami mengarahkan pelayanan prima pada pelanggan dan produk. Perusahaan sejenis di Indonesia banyak, tetapi PGASCOM mempunyai keunggulan infrastruktur Jakarta – Singapura yang kapasitasnya besar. Untuk kapasitas tersebut bisa dikatakan “tidak terhingga”.
Untuk menjadi sebuah perusahaan ICT seperti yang direncanakan oleh PGASCOM, sekarang kesiapannya sudah sampai dimana?
Bicara masalah komunikasi sudah siap, informasi dan teknologi baru 25%. Kalau teknologi kami bisa beli, namun pengelolaan infomasinya harus dilakukan sendiri. PGASCOM masih sangat bayi-lah dibandingkan pemain telekomunikasi yang besar. Kalau komunikasi kita sudah punya, karena jaringan sudah luas dari Jakarta sampai Singapura.
Kapan bisa mencapai cita-cita PGASCOM menjadi perusahaan ICT?
Kita akan selalu mengupayakan agar teknologi yang ada di PGASCOM tidak ketinggalan dengan kompetitor yang ada. Kita sekarang masih ketinggalan karena masih baru. Biar masih kalah, namun sekarang kita juga sudah mulai ditakuti oleh perusahaan lain, karena jaringan infrastruktur kita luas. Pelanggan kita sudah banyak, baik PGN sendiri maupun beberapa operator telekomunikasi, ISP dan lainnya. Rencana pada lima tahun pertama adalah konsolidasi dan pemantapan SDM, lima tahun kedua kita pengembangan, dan ekspansi. Hambatan utama juga pada investasi. Sektor ini sangat capital expensive, jadi kita harus prudent dalam membelanjakan uang yang dipercayakan kepada perusahaan. Apa yang kita investasi harus benar-benar bermanfaat.
Pada 2013 ada rencana investasi?
Kita rencanakan investasi sekitar Rp 170 miliar. Kita juga menempuh jalur kerjasama dengan operator telekomunikasi. Pengembangan lebih ke jaringan fiber optic. Kalau PGN bangun jaringan distribusi baru, kita harapkan bisa sekaligus ikut membangun fiber optic. Dan kita memang sudah diarahkan untuk selalu melakukan kegiatan secara terintegrasi, jangan sampai jalan sendiri-sendiri. Dimana pipa gas dipasang, kita juga ikut nimbrung memasang jaringan fiber optic, sehingga menjadi bentuk sinergi. Ke depan kita akan mengembangkan segmen market di sektor energi yang belum banyak kompetitornya. PGASCOM akan fokus layani perusahaan di bidang migas. Lokasi perusahaan migas tersebut memang cukup jauh, namun di situlah letak tantangannya. Contohnya jaringan di Sumatera sudah mendekati lokasi salah satu PSC sehingga tinggal menambah akses saja. Walaupun untuk mencapai tidak mudah, namun itulah tantangan yang sangat menarik. Untuk TGI, kami sudah mengembangkan layanan SCADA, memasang kamera dan video conference antar office. Selain itu juga, saat ini kami sedang menjajaki langkah akuisisi perusahaan internet. Sekarang tahapannya masih due deligent. Kita sudah punya ijin jaringan tetap tertutup dan sedang mengajukan ijin untuk network accces provider. Sehingga PGASCOM nanti bisa jual produk internet luar negeri langsung ke Indonesia. Untuk proses itu kita perlu satu ‘kendaraan’ lagi. Mudah-mudahan pada tahun 2013 sudah dapat tercapai.
PGAS International fokus pada bidang bisnis apa?
Sekarang masih sebagai agen untuk berhubungan dengan dunia internasional. PGASCOM nanti hanya fokus di infrastruktur dari Jakarta – Singapura. Namun kita memiliki cita-cita lagi untuk mempunyai jaringan Singapura melalui Kalimantan, Sulawesi Selatan, Jawa Timur lalu terintegrasi ke Jakarta. Sehingga fokusnya adalah infrastruktur bagian tengah. Anak perusahaan di Singapura kita fokuskan untuk berhubungan dengan pasar global. Peran PGAS International yang menghubungkan perusahaan luar negeri dengan pelanggan dalam negeri. Untuk pengelolaan di dalam negerinya itu akan diserahkan pada perusahaan yang rencananya akan kita akuisisi. Sehingga PGASCOM benar-benar bicara infrastruktur, PGAS International fokus pasar internasional, untuk pasar ritel dalam negeri dilakukan oleh anak perusahaan sendiri, juga akan ada perusahaan yang khusus content yang berada di bawahnya lagi. Harapannya perusahaan yang di Singapura bisa go public sehingga kita bisa masuk ke pasar internasional.
PGN Inside 15
SAJIAN UTAMA
Herman Usman, Direktur Utama PT PGAS Solution
Mimpi yang Realistis
D
itemui Tim Redaksi PGN Inside, pria yang sejak 1 Agustus 2012 menjadi orang nomor satu di PT PGAS Solution (PGASOL) menyambut antusias dan optimis terkait perkembangan bisnis PGN dalam pemanfaatan gas bumi yang dilakukan secara terpadu mulai dari sektor hulu ke hilir. Perkembangan bisnis PGN menjadi suatu peluang dan kesempatan pula bagi PGASOL, bukan hanya untuk mendukung PGN dalam hal excellence operation dan sisi keteknikan namun juga sekaligus menjadi potensi bagi PGASOL untuk mengembangkan sayap bisnis dan kompetensinya.
Bisa dijelaskan secara singkat bagaimana perkembangan usaha PGASOL?
PGASOL pertama dibentuk pada tanggal 6 Agustus 2009 dengan 4 bidang usaha, pertama pada bidang operation and maintance (O&M) yang dilakukan mendukung kegiatan operasi PGN, sehingga PGN fokus pada bisnis utamanya yaitu jual beli gas. Kedua di bidang engineering yaitu sebagai pendukung kegiatan PGN untuk sisi teknik, ketiga di bidang procurement and construction, selain sebagai pendukung kegiatan PGN, juga diarahkan untuk dapat melayani pelanggan lain di luar PGN. Kemudian yang ke empat PGASOL bergerak di bidang trading, yaitu yang berkaitan dengan bidang keteknikan khususnya trading dalam peralatan gas. Hingga saaat ini kami menangani semua operation and maintance, sampai menjadi billing untuk disampaikan kepada PGN. Kami juga menangani perawatan MRS di semua SBU, juga sekarang mulai melakukan kegiatan konstruki. Saat ini kami melakukan upgrading Stasiun Muara Bekasi dengan menggandeng perusahaan yang sudah berpengalaman pada bidang konstruksi. Selain mengerjakan proyek upgrading Stasiun Muara Bekasi, PGASOL juga sudah mendapatkan pekerjaan di luar PGN, berupa pekerjaan survey facilities di Kalimantan.
Dari kiri-kanan: Direktur Teknik & OperasiDanu Prijambodo, Direktur Keuangan & Administrasi-Erning Laksmi W, Direktur Utama-Herman Usman, Direktur Komersial-Sulistyo Elly
Bagaimana Bapak melihat perkembangan PGASOL ke depan, khususnya dalam jangka pendek?
Dalam tiga tahun pertama sejak berdiri PGASOL masih fokus di operation and maintance (O&M) dari PGN, namun demikian kami juga sudah mendapatkan tawaran untuk melakukan O&M pada salah satu perusahaan di Jawa Timur. Untuk O&M direncanakan dalam 4 – 5 tahun ke depan tidak hanya dari PGN, tetapi sudah melayani perusahaan lain. Kami sudah mengikuti tender dan menang untuk kegiatan yang di Kalimantan. Dalam 5 tahun ke depan kita tidak ingin hanya menggantungkan pada PGN, namun mulai banyak mengerjakan proyek di luar. Apalagi dalam bisnis di sektor migas tidak hanya PGN dan masih terbuka banyak peluang khususnya di Indonesia Timur. Untuk bidang engineering, saat ini kita sedang mengkaji untuk diarahkan menjadi anak perusahaan sendiri, apakah di bawah PGN atau PGASOL, masih kita kaji terlebih dahulu. Tujuannya agar lebih fokus namun tetap in-line dengan bisnis kita.
Dari segi kinerja PGASOL sudah mandiri?
Dengan modal yang kita miliki sekarang sudah bisa jalan, namun jika ingin mendapatkan sebuah peluang, kita butuh modal untuk mengerjakan sebuah pekerjaan yang lebih besar. Artinya kalau kita mendapatkan pekerjaan besar dan butuh modal besar, kita akan minta tambahan pada PGN.
Dari empat bisnis yang dikerjakan oleh PGASOL mana yang paling siap untuk mendapatkan pekerjaan dari luar?
Kalau melihat mana yang paling siap, ya O&M tadi karena itu yang kita lakukan saat ini. Tapi kesempatan dan peluang di bidang O&M ini terbatas karena perusahaan seperti PGN tidak banyak. Kami melihat potensi dan peluang yang lebih luas di
PGN Inside 16
bidang konstruksi. Jadi kesempatan menjadi kontraktor di sektor migas sangat terbuka dan potensial sekali.
Tantangan dalam pengembangan bisnis, bisa dijelaskan?
Kalau untuk SDM kami bisa cari, namun untuk pengalaman perusahaan dan jam terbang masih harus terus dikembangkan. Analoginya itu kami ini masih kelas 1 SMA, sedangkan persyaratan untuk dapat mengerjakan suatu pekerjaan atau proyek itu menghendaki lulusan perguruan tinggi. Ada juga persyaratan yang menuntut mempunyai pengalaman mengerjakan proyek di atas Rp 100 miliar dalam tiga tahun berturut-turut. Di dalam dokumen lelang kan ada persyaratan seperti itu. Tantangannya lebih kepada pengalaman dan jam terbang mengerjakan sebuah proyek atau pekerjaan, khususnya yang dipersyaratkan pada saat pelelangan. Itu yang terkadang kita masih belum bisa kita penuhi. Untuk mengatasinya kami upayakan dengan cara joint operation (JO). Dengan JO, kami akan dapat pengalamannya. Seperti
pada saat melakukan upgrading Stasiun Muara Bekasi kami bekerjasama dengan perusahaan konstruksi lain sebagai upaya mencari pengalaman. Kami berharap dengan berkolaborasi bersama pemain yang sudah berpengalaman, suatu saat dapat memenuhi standar recruitment, sehingga kalau ada persyaratan tertentu yang menuntut pengalaman dalam upgrading, kami sudah mempunyai pengalamannya. Untuk SDM juga demikian, kita masih dihadapkan pada minimnya tenaga ahli yang berpengalaman, mengingat kita masih berstatus sebagai perusahaan baru.
Bagaimana Bapak melihat PGASOL akan menjadi perusahaan seperti apa nantinya?
Kami merangkai mimpi yang realistis saja, ke depannya kami ingin PGASOL menjadi perusahaan yang dipercaya untuk melakukan O&M pada perusahaan migas dan menjadi kontraktor yang diperhitungkan dan dipercaya oleh konsumen.
PT Transportasi Gas Indonesia
Kemitraan yang Sinergis untuk Energi yang Berkelanjutan
P
T TRANSPORTASI GAS INDONESIA (TGI atau Transgasindo) adalah perusahaan pertama di Indonesia yang core bisnisnya bergerak di bidang transportasi gas bumi melalui pipa untuk pasar domestik dan internasional. Sebagai salah satu aset penting negara (Obyek Vital Nasional), TGI mengoperasikan transportasi gas alam dan memelihara jaringan pipa secara hati-hati. Sejak berdirinya pada Februari 2002, TGI telah berkomitmen untuk menjadi “Transporter of Choice” dari gas alam di Indonesia. TGI terus memperluas pemanfaatan gas bumi di Indonesia, sementara di sisi lain juga terus memastikan distribusi yang cepat, pengiriman yang handal, dan aman pada waktu yang sama. Susunan Direksi TGI terdiri dari Direktur Utama M. Arsyad Rangkuti, Direktur Keuangan dan Administrasi Mangantas Panjaitan, Direktur Enjineering M. Komaruddin, Direktur Operasi Mohd. Adid Mohd. Salleh, Direktur Pengembangan Bisnis Robert B. Jhons. Sekarang TGI telah mengoperasikan lebih dari 1.000 kilometer pipa gas (baik di darat dan lepas pantai), menghubungkan Grissik ke Duri dan Grissik ke Singapura. Aset perusahaan yang besar meliputi 3 stasiun kompresor di Sakernan, Belilas dan Jabung (Sumatera), stasiun metering 3 di Duri (Riau), Panaran (Batam) dan Pemping (Riau Kepulauan). Selain itu, kita memiliki Perjanjian Transportasi Gas panjang (GTA) sampai tahun 2023. Menghadapi masa depan yang penuh tantangan, Transgasindo siap untuk meningkatkan kinerja dan mengeksplorasi kemungkinan untuk memenuhi kebutuhan energi khususnya terhadap konsumsi domestik. Persiapan
mencakup pengembangan sumber daya manusia, teknologi perluasan dan ketersediaan fasilitas pendukung yang terintegrasi untuk meningkatkan kinerja. Saat ini TGI terus meningkatkan fasilitas dengan menambahkan sebuah stasiun kompresor baru di Jabung (Sumatera) fase 1, yang meningkatkan volume gas dari 401,4 MMSCFD, menjadi lebih dari 465 MMSCFD untuk Grissik-Singapura line. Rencana Masa Depan untuk fase 2 akan meningkatkan volume ke lebih dari 600 MMSCFD. Saat ini perusahaan mempunyai visi untuk menjadi “transporter pilihan” gas alam melayani pelanggan di pasar domestik Sumatera dan Batam, serta pasar ekspor Singapura dan Malaysia. Komposisi pemegang saham TGI terdiri dari PGN 59,87%, Transasia Pipeline Company Pvt. Ltd 40%, dan Yayasan Kesejahteraan Pegawai dan Pensiunan Gas Negara 0,13%.
PGN Inside 17
SAJIAN UTAMA
PT Nusantara Regas
Kinerja dan Optimalisasi Nilai Tambah untuk Ketahanan Energi Indonesia
P
T Nusantara Regas merupakan sebuah perusahaan patungan atau kerja sama (joint venture company) PT Pertamina (Persero) dan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk yang merupakan entitas nasional ternama di bidang Minyak dan Gas Bumi. Perusahaan didirikan pada tanggal 14 April 2010 dengan komposisi saham Pertamina sebesar 60% dan PGN sebesar 40%. Nusantara Regas bertanggungjawab atas pembangunan dan pengoperasian LNG Floating Storage & Regasification Terminal (FSRT) Jawa Barat sebagai bagian dari pelaksanaan Program Prioritas Pembangunan Nasional 2010. PT Nusantara Regas memiliki lingkup usaha antara lain melakukan pengadaan LNG, Penyediaan Fasilitas FSRU dan Fasilitas Lainnya serta penjualan Gas Bumi. FSRU merupakan fasilitas penampung LNG terapung yang dilengkapi dengan unit regasifikasi yang berfungsi merubah bentuk gas dari cair ke fase gas. Dibangun dengan kapasitas lebih dari 3 juta ton LNG pertahun atau setara dengan 400 juta kaki kubik gas per hari dan berlokasi ±15 km dari lepas pantai Utara Jakarta. Pengoperasian FSRU tersebut dilakukan bersama dengan Golar LNG Energy Limited dan merupakan FSRT ke-2 di Asia dan ke-12 di Dunia. FSRU ini merupakan hasil konversi kapal Tanker LNG Khannur yang dilengkapi dengan fasilitas regasifikasi sebanyak 3 unit. Rantai distribusi LNG dan pengoperasian FSRT dimulai dari pemuatan LNG dari kilang menuju LNG Carrier, untuk kemudian ditransportasikan. Saat ini Nusantara Regas telah mengikatkan diri dengan penjual LNG Mahakam PSC Kalimantan Timur melalui binding heads of agreement selama 11 tahun dengan total pembelian LNG sebesar 11,75 MTPA (million tons per annum). Komitmennya adalah untuk tetap mencari pasokan dan membeli LNG dari penjual yang lain, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Selanjutnya LNG akan diangkut melalui LNG Carrier dengan kapasitas 125.000 – 137.000 m2 menuju ke lokasi FSRT Jawa Barat. Selanjutnya LNG dari LNG Carrier dimasukkan ke dalam tangki FSRU (Floating Storage & Regasification Unit) sebanyak 6 tangki dengan menggunakan 2 buah Loading Arm. Proses pemuatan ini berlangsung dalam waktu lebih kurang satu hari. LNG dalam tangki FSRU pada tekanan 1 Atmosfir dan suhu minus 160° Celcius berikutnya akan dialirkan ke unit regasifikasi untuk dirubah fasenya dari kondisi cair menjadi gas. Proses regasifikasi ini menggunakan air laut sebagai media pemanas utama dalam siklus terbuka. Disamping itu juga menggunakan propane sebagai media
pemanas pembantu dalam siklus tertutup. Untuk merubah LNG menjadi fase gas tersebut, LNG diproses melalui unit regasifikasi. Gas hasil proses regasifikasi memiliki spesifikasi tekanan 55 bar dan temperatur 15° Celcius dengan tidak merubah komposisi kimia gas. Proses regasifikasi yang dilakukan ini adalah yang pertama di Asia Tenggara. Selanjutnya gas hasil regasifikasi tersebut didistribusikan melalui jaringan pipa bawah laut (Offshore Subsea Pipeline) sepanjang sekitar 15 km dengan diameter 24 inci, tekanan 45,2 bar dan temperature 11,7° Celcius menuju Muara Karang. Setelah distribusi gas diterima di stasiun penerima (Onshore Receiving Facility) di Muara Karang, selanjutnya akan dimanfaatkan secara bertahap untuk khususnya pembangkit PLN di Muara Karang dan Tanjung Priok. Melalui penggunaan Gas Bumi hasil regasifikasi LNG, diyakini bahwa PLN akan dapat menambah produksi listrik bagi wilayah Jakarta pada khususnya dan wilayah Jawa Barat pada umumnya. Selain itu gas juga akan didistribusikan ke pengguna industri di wilayah Jawa bagian Barat. Dengan menggunakan Gas Bumi hasil regasifikasi LNG, pembelinya saat ini yakni PT PLN (Persero) dapat melakukan penghematan biaya bahan bakar secara signifikan, sehingga dapat meningkatkan produksi listrik di wilayah Jawa bagian Barat yang pada akhirnya akan memberi manfaat yang sangat besar bagi bangsa dan negara. Upaya Nusantara Regas kiranya dapat menjadi acuan bagi pengembangan proyek FSRT di wilayah Indonesia lainnya, dan kekurangan yang mungkin telah terjadi sebelumnya harus dijadikan ukuran dan penyempurnaan penyusunan strategi bagi proyek sejenis lainnya di seluruh wilayah Indonesia.
PGN Inside 18
Seputar Informasi dan Jadwal Kegiatan
Info PGN
Adu Kuat di Porseni BUMN 2012 Jakarta – Pekan Olahraga dan Seni BUMN 2012 mulai bergema yang diawali dengan pembukaan oleh Menteri BUMN Dahlan Iskan pada tanggal 1 Oktober 2012 di GOR Soemantri Brojonegoro. Pembukaan Porseni BUMN yang ke lima cukup meriah, sebelum resmi dibuka pada malam hari, pada sore hari diselenggarakan pertandingan sepak bola antara para pejabat Kementerian BUMN dan Direksi BUMN. Pada pertandingan yang berlangsung selama 2 x 15 menit tersebut berakhir dengan kedudukan seri atau 1:1. Begitu pertandingan selesai pembukaan dilanjutkan dengan atraksi terjun payung yang melibatkan 20 penerjun payung, dua diantara penerjun merupakan perempuan. Para penerjun payung yang meliuk-liuk di udara itu mendarat di tengah lapangan. Setelah atraksi terjun payung, panitia mempersiapkan parade para peserta Porseni BUMN 2012. Sekitar pukul 18.30 Menteri BUMN tiba, kemudian para peserta bersiap untuk merapikan barisan untuk mulai melakukan parade kontingen di hadapan menteri. Parade peserta ini juga diselingi dengan yel-yel yang dilakukan peserta di hadapan menteri. Pada Porseni kali ini jumlah BUMN yang mengikuti sebanyak 91 BUMN, lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang hanya 89 BUMN. Menteri BUMN Dahlan Iskan dalam sambutannya, mengharapkan semangat bersaing dalam perlombaan mencerminkan semangat para direksi dan karyawan BUMN tersebut. Karena pada dasarnya perusahaan itu akan selalu bersaing
dan tanpa persaingan perusahaan tidak akan maju. “Bersaing dengan fair, semangat jangan hanya di lapangan tapi dibawa ke budaya bersaing di perusahaan,” katanya. Menurutnya, saat ini pemerintah telah menetapkan beberapa BUMN sudah harus dapat bersaing di tingkat Asia, dan beberapa BUMN dapat bersaing di Asia Tenggara dan tingkat nasional. Masing-masing BUMN tersebut akan naik kelas dengan keinginan dan semangat bersaing yang tinggi. Dahlan mengatakan, ketika para Porseni melakukan parade yang deg-degkan itu adalah para direksi yang duduk di atas podium menyaksikan, karena takut yel-yelnya salah. Menurutnya, sejumlah peserta ada yang mempunyai yel-yel yang bagus, namun ada juga peserta yang tidak memperagakan yel-yel. Mungkin yang tidak menggunakan yel-yel berpendapat yang penting kerja. Kepada seluruh peserta Porseni BUMN 2012 diharapkan dapat bertanding dan para juara hendaknya juga diberikan perhatian khusus. Waktu dulu saya masih menjabat Direktur PLN, tim paduan suara yang menjadi juara, diikutkan untuk pada kejuaraan dunia di Shanghai, China. Dengan bentuk apresiasi seperti itu diharapkan para karyawan dapat bekerja dengan gembira dan tidak stress. Ketua Panitia Porseni BUMN 2012 Sriyanto mengatakan kegiatan Porseni BUMN 2012 akan berlangsung sampai 12 Oktober 2012. Event kali ini adalah yang ke lima kalinya diadakan, dan pertama kali berlangsung pada 2007 lalu. PGN Inside 19
Adapun cabang olah raga yang dipertandingkan sebanyak 8, terdiri dari Sepak Bola, Futsal, Bulu Tangkis, Tenis Lapangan, Tenis Meja, Voli, Basket dan Bowling. Untuk seni dipertandingkan Vocal Group, Karaoke Idol, dan Duta BUMN. Pelaksanaan Porseni 2012 ini diikuti oleh 4.000 atlit dan oficialnya. Bahkan secara demografis BUMN yang mengikuti Porseni juga bukan hanya yang berada di Jabodetabek tetapi juga dari berbagai wilayah di Indonesia, seperti Aceh, Palembang, Surabaya, Makassar dan lainnya. “Penyelenggaraan Porseni kali ini mengambil tema Kompetisi yang sehat melahirkan juara yang kuat,” ujarnya. Kegiatan pembinaan olahraga di BUMN dapat berjalan dengan baik. “Beruntung kita mempunyai Menteri BUMN yang gemar berolah raga,” katanya. Semoga dengan hoby beliau berolah raga dapat menular kepada seluruh karyawan BUMN. Pada saat penutupan Porseni nanti akan diberikan piala bergilir kepada juara umum dan kepada juara masing-masing cabang olah raga. Kegiatan ini diharapkan dapat berjalan dengan lancar sampai akhir nantinya. Serta semoga silaturahmi antar BUMN dapat terus dijaga melalui event ini.
In fo PG N
Seputar Informasi dan Jadwal Kegiatan
PGN Bangun Instalasi Air Bersih di Pulau Panggang
Jakarta – Sebagai wujud kepedulian untuk peningkatan akses air bersih bagi masyarakat, PGN membangun instalasi pengolahan air bersih di Pulau Panggang, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Dengan adanya instalasi ini, maka masyarakat yang selama ini kesulitan mendapatkan air bersih akan dapat terbantu. Direktur Keuangan PGN M Riza Pahlevi Tabrani, mengatakan dengan hadirnya alat ini maka akan sangat membantu peningkatan kualitas kesehatan masyarakat. Mengingat alat ini dapat mengolah air asin menjadi air tawar, sehingga masyarakat dapat memanfaatkan sebagai air untuk kebutuhan sehari-hari, seperti air minum dan lainnya. Nilai bantuan yang diberikan dengan pembangunan instalasi air bersih sebesar Rp 900 juta. “Kami berharap bantuan ini dapat dijaga dan dirawat sehingga nilai manfaatnya dapat dirasakan dalam jangka panjang,” katanya. Saat ini, untuk wilayah Kepulauan Seribu sangat rentan terhadap kekurangan air bersih. Apalagi di musim kemarau yang kondisi cuaca relatif panas dan jarang hujan, membuat masyarakat seperti di Pulau Panggang akan sulit mendapatkan air bersih untuk minum. Sebelum adanya instalasi air bersih, masyarakat Pulang Panggang untuk air minum mengandalkan air isi ulang. Sebagian masyarakat ada yang mempunyai sumur bor, tetapi air yang keluar terasa payau, sehingga tidak dapat dipakai untuk air minum. Pulau Panggang merupakan jajaran Pulau dengan luas hanya 9 hektar dan merupakan salah satu yang paling padat penduduknya di Kabupaten Kepulauan Seribu. Dengan adanya bantaun instalasi air bersih membuat akses bersih yang menjadi mudah. Sinergi PGN bersama dengan PT EMI ( Energi Manajemen Indonesia) ini dalam menyediakan air bersih akan sangat mendukung upaya pemerintah pusat dan daerah untuk meningkatkan cakupan pelayanan air bersih bagi masyarakat. Apalagi dalam target pemerintah, jika mengacu pada Millennium Development Goals (MDGs) bidang air minum pada 2015 adalah dapat melayani 68,87% penduduk Indonesia. Di sisi lain jumlah penduduk Indonesia pada 2011 berdasarkan data Badan Pusat Statistik mencapai 237 juta jiwa. Dengan demikian langkah sinergi ini membantu pencapaian peningkatan layanan air bersih bagi masyarakat Indonesia. Secara umum upaya meningkatkan layanan air bersih membutuhkan dana yang cukup besar, jika hanya mengandalkan APBN akan butuh waktu lama untuk mencukupinya. Mengingat jumlah penduduk Indonesia yang besar dan tersebar diberbagai kepualauan, sehingga merupakan sebuah tantangan untuk dapat menyedian air bersih bagi masyarakat. Untuk itu PGN sebagai BUMN yang mempunyai kepedulian membantu programprogram yang dicanangkan oleh pemerintah untuk meningkatkan layanan air bersih bagi masyarakat. PGN Inside 20
Perjanjian Penandatanganan
Pembangunan FSRS Lampung
Jakarta – PGN melakukan Amendement and Restatement Agreement Signing untuk pembangunan FSRF dengan Hoegh dan Rekasa Industri. Kegiatan ini berlangsung pada 17 Oktober 2011 bertempat di Kantor Pusat PGN. Amandemen tersebut merupakan tindaklanjut dari perubahan lokasi penempatan FSRF yang semula direncanakan akan ditempatkan di Belawan-Medan dipindahkan lokasinya ke Lampung. Penandatanganan masing-masing dilakukan oleh Direktur Teknologi dan Pengembangan Djoko Saputro mewakili PGN, Managing Director Hoegh LNG Asia Pte. Ltd Ragnar Wisloff, dan Presiden Direktur PT Rekayasa Industri Ali Suharsono. Djoko Saputro, mengatakan proyek FRSF ini adalah proyek pertama yang sahamnya 100% dimiliki oleh PGN. Sebelumnya PGN juga sudah mempunyai FSRF yang berlokasi di Teluk Jakarta, namun hanya sebagai pemilik minoritas. Dia mengatakan, melalui penandatanganan amandemen kerjasama ini diharapkan PGN, Hoegh dan Rekin dapat bersinergi dengan baik sehingga proyek yang sudah dijadwalkan dapat diselesaikan tepat waktu yaitu tahun 2014. Managing Director Hoegh LNG Asia Pte. Ltd, Ragnar Wisloff mengatakan bahwa Hoegh senang bekerja sama dengan PGN dalam proyek ini. Karena proyek ini adalah proyek besar dan PGN mempercayakan Hoegh sebagai rekan bisnisnya. “ Kami berjanji akan memberikan yang terbaik buat PGN. Karena ini adalah proyek penting buat PGN,” katanya. Tentunya Hoegh dan PGN dapat menjadi rekan bisnis yang baik, menjadi teman sekaligus keluarga, karena tanpa itu semua pekerjaan ini tidak akan berjalan sebaik mungkin. Menurutnya, kesepakatan Amendement and Restatement Agreement Signing LNP FSRF Lampung ini sudah disetujui semua pihak, semoga dengan hasil penandatanganan dan persetujuan proyek ini dapat berjalan dengan lancar tanpa halangan dan selesai dengan waktu yang tepat dan membuahkan hasil yang memuaskan. Karena kesepakatan dan proyek ini sangat penting bagi perkembangan bisnis PGN ke depannya.
Seputar Informasi dan Jadwal Kegiatan
PGN Juara Umum ARA 2011 Jakarta - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) menjadi juara umum dalam Annual Report Award 2011 (ARA). Prestasi tersebut melengkapi sejumlah penghargaan yang diterima oleh PGN dalam ajang bergengsi baik nasional maupun internasional. Pada ARA 2011 kali ini jumlah perusahaan yang bersaing untuk menjadi juara umum sebanyak 200 perusahaan. Sebelumnya PGN juga tercatat sebagai juara pertama (Overall Platinum Winner) untuk Sektor Utilities – Gas Worldwide dan masuk ke dalam Top 100 Worldwide Winners dalam LACP’s 2011 Vision Award, kemudian meraih Bisnis Award untuk Kategori Sektor Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi Terbaik tahun 2012. Direktur Utama PGN Hendi Prio Santoso mengatakan, prestasi yang berhasil diraih PGN dalam ajang ARA 2012 sungguh membanggakan. Apalagi
ini merupakan penghargaan kedua secara beruntun setelah selang beberapa tahun lalu perseroan juga menjadi yang terbaik di event serupa. “Prestasi yang diraih PGN ini menunjukkan bahwa kami selalu konsisten dan berkomitmen untuk memberikan informasi secara transparan kepada seluruh stakeholder. Penegakan Good Corporate Governance (GCG) bukan hanya sebuah kewajiban, namun telah menjadi kebutuhan bagi manajemen PGN dalam menjalankan perusahaan,” katanya. Penyelenggaraan ARA menjadi acara tahunan dengan tujuan meningkatkan keterbukaan informasi dan penerapan GCG di setiap sektor usaha, baik BUMN, BUMD atau swasta yang berstatus listed atau non listed. Keikutsertaan ARA tahun ini lebih banyak 9 perusahaan dari catatan tahun lalu yang hanya 191 perusahaan. Terdapat 10 kategori yang dinilai dalam
PGN Inside 21
ARA tahun ini. Selain sebagai juara umum ARA 2011, PGN juga menjadi yang terbaik di kategori, BUMN Non Keuangan “listed”. Adapun BUMN lain yang menjadi juara pada setiap kategori antara lain BUMN Non Keuangan “non listed” diraih PT Perkebunan Nusantara XIII (Persero), BUMN Keuangan listed diraih PT Bank Mandiri Tbk,. Kemudian, BUMN Keuangan non listed diraih PT Jamsostek (Persero), Private Keuangan non listed diraih PT Bank Syariah Mandiri, BUMD listed yakni PT Bank DKI, BUMD non listed diraih PT BPD Jawa Tengah. Lalu, kategori Private Non Keuangan non listed diraih PT Indonesia Power, Private Non Keuangan listed diraih PT Pupuk Kalimantan Timur, Private Keuangan listed diraih PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk.
y r e l Ga oto F
x e s a G n a r e m a P 2 1 0 2 , i di Bal Direktur Utama PGN selaku Ketua Indonesia Gas Association (IGA) bersama Gasex Committe menjelang pembukaan Gasex.
Suasana booth PGN pada saat Pameran Gasex di Bali 2012.
Menteri ESDM Jero Wacik menerima delegasi Menteri Energi dari Asia Pasifik pada acara Ministrial Forum Gasex 2012.
Direktur Utama PGN selaku ketua IGA saat memberikan sambutan dalam pembukaan Gasex 2012. ma PGN pada Direktur Uta ia Briefing di sela kegiatan Med2012. acara Gasex
Suasana booth PGN saat Pameran Gasex di Bali 2012.
Budaya kerja
PGN Hidupkan Kembali Program Beasiswa
J
akarta – Pada tahun 2012 PGN kembali membuka program beasiswa S2 ke luar negeri. Langkah ini dilakukan sebagai upaya untuk memperkuat upaya perusahaan menjadi pemain kelas dunia dengan dukungan sumber daya manusia yang mumpuni. Seleksi bagi karyawan untuk mendapatkan beasiswa ke universitas terkemuka di Amerika Serikat ini dilakukan melalui kerjasama dengan American Indonesian Exchange Foundation (AMINEF) dan diselenggarakan pada tanggal 17-18 September 2012. Sebanyak 67 karyawan PGN mengikuti seleksi untuk mendapatkan 5 kursi beasiswa. Terbatasnya jumlah kursi yang tersedia berbanding terbalik dengan peminat, hal ini tentu akan membuat persaingan sangat ketat. Kriteria penilaian kelulusan dalam proses seleksi ini antara lain adalah kemampuan akademik, psikologis peserta dan kemampuan bahasa Inggris, karena memang program yang akan diambil oleh peserta nantinya menggunakan bahasa Inggris. Kepala Dinas Pendidikan dan Pelatihan Limar Suci Rahayu, mengatakan tes beasiswa dilakukan selama 2 hari. Pada hari pertama akan dilakukan tes potensi akademik dan psikotes. Kemudian dilanjutkan pada hari kedua dengan tes TOEFL dan wawancara. “Dari hasil ini kita akan rekap dan ranking untuk kemudian diajukan kepada Manajemen sebagai kandidat peraih S2,” katanya. Dalam
pelaksanaan wawancara dilakukan oleh Kepala Divisi SDM dan Manajemen. Adapun sejumlah bidang studi yang akan disediakan dalam penerimaan beasiswa kali ini antara lain adalah teknik dan non teknik. Untuk pilihan studi di bidang non teknik terdiri dari Hukum, Sumber Daya Manusia dan Keuangan. Para penerima beasiswa ini nantinya akan melaksanakan studinya di sejumlah perguruan tinggi terkemuka yang termasuk dalam peringkat 20 besar di Amerika Serikat. Dengan pilihan tersebut, maka diharapkan setiap lulusan yang dihasilkan dapat benar-benar teruji kemampuan dan keahliannya. Pemberangkatan para penerima beasiswa akan berangkat pada bulan Agustus 2013 mendatang. Tetapi sebelum itu, penerima beasiswa akan menyelesaikan terlebih dahulu sejumlah persyaratan, seperti mengisi Graduate Management Admission Test (GMAT) dan lainnya. Para penerima beasiswa yang akan melanjutkan kuliah S2 di Amerika Serikat tidak diperbolehkan untuk mencari pekerjaan sampingan. Mereka harus fokus dalam menjalani perkuliahan. Berbagai keperluan sudah dibiayai oleh Perusahaan. Bahkan, selama melanjutkan studi akan tetap menerima gaji pokok dan bonus. Setelah menyelesaikan perkuliahan, para penerima beasiswa harus menjalani ikatan dinas dengan rumus 2.n = 1, n = tahun kuliah. Apabila ikatan dinas ini dilanggar, maka wajib mengganti
PGN Inside 24
biaya pendidikan yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan. Perlu diketahui biaya untuk 1 orang selama setahun itu sekitar Rp 1 miliar, jadi jika 2 tahun sekitar Rp 2 miliar. Jumlah itu harus diganti oleh penerima beasiswa jika mereka keluar dari perusahaan sebelum masa ikatan dinasnya selesai. Dengan adanya program beasiswa jenjang S2 ke universitas terkemuka di luar negeri yang kembali digalakkan di lingkungan PGN, diharapkan dapat semakin memperkuat upaya untuk memuluskan langkah perusahaan yang kita cintai ini dalam mencapai cita-citanya untuk menjadi perusahaan energi kelas dunia
di bidang pemanfaatan gas bumi, dengan dukungan SDM yang berkelas dunia pula. Berikut nama yang lolos dalam seleksi beasiswa tahun 2012 dan akan berangkat ke Amerika Serikat tahun 2013, yaitu : Adam Nur Bawono (Plt. Kepala Dinas Konstruksi Proyek 3), Siti Nurmaya Rahmayani (Kepala Dinas QA/ QC dan K3PL Proyek 3), Muhammad Hardisyah (Kepala Dinas Kontruksi Proyek 2), Aris Hartono (Senior Specialist Officer QA/QC Proyek 3), Ardhimas Indrawidhi (Kepala Seksi Sistem Renumerasi Divisi SDM), dan Syahril Malik (Kepala Seksi Pendanaan dan Asuransi Divisi Keuangan Perusahaan). (arf)
PGN Inside 25
Berita csr
Semangat
Pengajar Muda Untuk Anak Negeri
P
erkembangan sebuah bangsa sangat ditentukan oleh seberapa jauh kemajuan sektor pendidikannya. Indonesia dengan kondisi geografis yang terdiri dari kepulauan menjadi sebuah tantangan tersendiri dalam memajukan sektor pendidikannya, sehingga semua masyarakat dapat menikmati mutu pendidikan yang sama kualitasnya baik itu di perkotaan maupun daerah terpencil di pelosok negeri.
Untuk membantu pemerintah dalam menyediakan guru yang berkualitas, PGN yang peduli pada pendidikan bekerjasama dengan Yayasan Indonesia Mengajar, mengirim sejumlah pengajar muda untuk terjun ke sekolah terpencil. Melalui kerjasama ini disiapkan sejumlah anak negeri yang mempunyai kemauan dan kemampuan menginspirasi untuk dikirimkan selama 1 tahun ke daerah terpencil di berbagai wilayah Indonesia untuk mendidik anakanak sekolah dasar di sana. PGN Inside 26
Ketua Yayasan Indonesia Mengajar Anies Baswedan mengatakan apa yang yang dilakukan PGN bersama Indonesia Mengajar adalah bentuk turun tangan langsung untuk membantu dunia pendidikan. Secara konstitusi tanggungjawab pendidikan adalah pemerintah, namun secara moral merupakan tangungjawab kita semua. “Untuk memajukan pendidikan tidak cukup hanya dilakukan oleh semua harus turun tangan,” katanya.
Para pengajar muda yang dikirimkan ke lokasi terpencil tersebut akan berperan sebagai agen perubahan di masing-masing wilayah. Untuk mendukung program itu memerlukan partner yang dapat mendukung pelaksanaan kegiatan tersebut. Di sinilah diperlukan peran serta berbagai pihak yang concern terhadap dunia pendidikan nasional. Kali ini merupakan pelepasan keberangkatan yang ke-5 sejumlah tenaga pengajar muda ke beberapa wilayah di Indonesia oleh Wakil Presiden Boediono di istana wakil presiden Jl. Kebon Sirih, Jakarta . Kegiatan ini merupakan kerjasama antara PGN dengan Indonesia Mengajar yang ke - 2. Dengan memberangkatkan sebanyak 7
18 orang untuk ditempatkan pada daerah terpencil yang berada di sekitar wilayah operasi PGN. Dalam melaksanakan kegiatan ini telah disalurkan dana sebesar Rp 3,6 miliar. Daerah yang menjadi tujuan pengiriman pengajar muda pada tahap I adalah Kabupaten Lebak, Provinsi Banten untuk sebanyak 4 SD, Kabupaten Gresik (Pulau Bawean) Provinsi Jawa Timur 4 SD, Kabupaten Tulang Bawang, Provinsi Lampung 7 SD, Kabupaten Musi Banyuasin 4 SD dan Kabupaten Muara Enim 4 SD, Provinsi Sumatera Selatan. “Mengikuti kegiatan Indonesia Mengajar itu sebuah panggilan hati. Dulu sewaktu masih kuliah saya juga sempat melakukan hal serupa di sebuah desa di Kalimantan Barat yang
dengan berbagai cara. Dengan kehadiran tenaga muda pengajar itu akan mengisi kekurangan tenaga pengajar di daerah terpencil, sehingga siswasiswa yang letaknya jauh dari wilayah perkotaan tetap dapat menikmati pendidikan yang setara. Untuk memastikan tenaga pengajar muda di Program Indonesia Mengajar itu mempunyai kualitas, proses rekrutmen dilakukan secara selektif. Rata – rata peserta berasal dari perguruan tinggi ternama di Indonesia dengan dibekali pelatihan teknik belajar mengajar, leadership dan survival selama 7 minggu sehingga dapat menjadi agen perubahan
pengajar muda antara lain : Farida Nur Rahmah (SDN 01 Marga Jaya, Gunung Agung), Andi Ahmadi (SDN Terang Agung, Gunung Terang), Fara Ramadhina (SDN 04 Indraloka II, Way Kenanga), Marissa Lasni Graciella (SDN 02 Sumber Jaya, Gunung Agung), Kuat Indra Prasetyo (SDN 01 Indraloka II, Way Kenanga), Monica (SDN 01 Bangun Jaya, Gunung Agung), dan Angga Putra Fidrian (SDN 02 Margo Mulyo, Gunung Terang). Kerjasama sebelumnya PGN juga sudah memberangkatkan
berbatasan dengan Malaysia. Di sini saya merasakan lebih hidup jika kita saling berbagi,” ujar Fara Ramadhina salah seorang peserta Indonesia Mengajar yang didukung oleh PGN untuk ditempatkan di Kabupaten Tulang Bawang Barat. Menurutnya, program seperti ini harus terus berlanjut dan akan memberikan inspirasi gerakan lainnya, tidak masalah itu meniru siapa namun yang harus menjadi perhatian adalah semangatnya untuk terus memberikan motivasi bagi yang lain untuk mendukung kemajuan pendidikan
yang baik bagi siswa didik. Itu merupakan bukti bahwa dalam melaksanakan program ini PGN dan Yayasan Indonesia Mengajar berusaha memberikan yang terbaik agar pendidikan Indonesia lebih berkualitas. Saat ini 25 tenaga pengajar yang telah dikirimkan tersebut masih terus mengajar di berbagai daerah terpencil, semoga dengan semangat mereka, dapat ditularkan kepada para siswa berupa motivasi dan kepercayaan diri sebagai penerus bangsa.
PGN Inside 27
pelangi
Romantika di Negeri
Laskar Pelangi P
erjalanan Cinta. Dimulai dari pertemuan pertama dengan calon istriku di Kota Surabaya, bermula dari hobi kecil saya untuk melakukan perjalanan-perjalanan sederhana. Tak terasa berlanjut ke pertemuanpertemuan berikutnya, yang makin lama makin dalam dan bermakna. Mengharuskanku menempuh perjalanan-perjalanan dari Jakarta ke Kota Buaya itu setiap bulan bahkan setiap minggu. Rangkaian perjalanan itupun berakhir dengan langkah perjalanan berikutnya, yaitu perjalanan hidup sepasang manusia
yang menyatu ke dalam ikatan pernikahan. Dua hari setelah resepsi berakhir, kamipun bersiap untuk melakukan liburan bersama. Di saat banyak orang menjalani hari Senin dengan sindrom “I Hate Monday”, kami melakukan hal yang paling menyenangkan seumur hidup, berwisata bersama pasangan yang baru dinikahi. Pulau Belitung adalah tujuan kami. Dengan semangat romantika Negeri Laskar Pelangi dan sensasi budaya Melayu yang kami cari, maka Pulau Belitung diputuskan
PGN Inside 28
menjadi tujuan kami mengukir kenangan. Mungkin ada banyak pilihan dalam kepala: Raja Ampat di Papua, Lombok, Bali. Namun romantika Laskar Pelangilah yang memukau dan membawa kami ke Pulau Belitung. Di sana kami mendapatkan keindahan yang tak terkira, dengan biaya tidak seberapa mahal. Kamipun berangkat berbekal dari informasi dari seorang kawan jurnalis di Pangkalpinang di Pulau Bangka, dan beberapa hasil searching di mesin pencari google.
Berangkat dari Surabaya (19 September 2011/ 08.00)
Bangun pagi yang menyenangkan diiringi suara kokok ayam bersahutan, setelah harihari yang melelahkan sepanjang persiapan pernikahan yang dipisahkan titik poin Jakarta, Yogyakarta, dan Surabaya. Perjalanan dengan taksi pagi itu menempuh jalanan yang padat di Hari Senin yang sibuk. Namun, tidak seperti di Jakarta yang terlalu
membuang waktu di jalanan, tetap cukup setengah jam saja dari wilayah Surabaya Selatan untuk mencapai Bandara Internasional Juanda di sebelah Timur Surabaya.
legal hingga yang ilegal. Barulah setelah booming Novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata yang dilayarlebarkan, maka pemerintah setempat baru menyadari potensi wisata di wilayah itu.
Transit di Jakarta (19 September 2011/ 09.30)
Mendarat di Bandara Tanjungpandan, kami disambut betapa hangatnya pelukan sinar matahari di sana di tengah hari. Namun angin yang bertiup cukup mengurangi terik matahari. Ditambah lagi, pengalaman pertama mendarat di bandara perintis yang kecil dan amat sepi. Begitu sepinya, hingga nantinya setelah kami pulang meninggalkan pulau ini menuju Jakarta, pintunya segera ditutup. Wah, baru kali ini kami melihat ada bandara yang langsung tutup setelah kami gunakan untuk take off.
Sekitar 1 jam 30 menit kemudian, Bandara Soekarno Hatta adalah tempat mendarat dan transit kami selama 2 jam. Maskapai penerbangan ke Bandara Tanjungpandan di Belitung tidak banyak tersedia, hanya ada dua kali penerbangan dalam sehari. Kami memilih Sriwijaya Air, maskapai yang ternyata menjadi pengontrak sah Bandara Tanjungpandan milik TNI AU, untuk tujuan komersial. Perjalanan dari Jakarta ke Belitung ditempuh sekitar 1 jam lebih sedikit.
Mendarat di Pulau Belitung (19 September 2011/ 12.00)
Sebelum mendarat di Pelabuhan Tanjungpandan, dari atas pesawat tampak pemandangan di bawah seperti sungai yang mengular-ular di apit oleh hutan dan danau-danau dengan air berkilauan, keindahan yang membuat hati bertanya-tanya. Setelah pesawat merendah, barulah terlihat jelas bahwa “sungai-sungai” tersebut adalah jalanan aspal hot mix mulus yang sangat lengang, nyaris tanpa dilewati kendaraan. Kanan-kirinya adalah hutan bakau, sebagian lagi sudah berubah menjadi “danau”. Sayang sekali danaudanau yang indah berkilauan itu ternyata adalah bekas penambangan timah liar. Ya, sebelum dipromosikan sebagai daerah wisata, Belitung hanya memiliki daya tarik tambang timah, baik yang
Keluar dari bandara kami segera disambut Pak Edwin Ginting. Supir mobil jemputan kami sekaligus pemandu wisata berdarah Batak ini sudah tahunan menetap di pulau yang cukup terpencil ini. Sepanjang perjalanan banyak cerita bisa didapat darinya, tentang masyarakat Belitung yang hampir semuanya adalah pendatang dan hidup dari pertambangan, berdagang, dan pariwisata. Ia juga bercerita tentang tingkat keamanan yang sangat tinggi, karena terbatasnya transportasi keluar pulau sehingga sulit untuk melarikan diri. Maka tak heran banyak kendaraan diparkir “sembarangan” dengan kunci kontak tergantung ditinggalkan pemiliknya. Perjalanan darat kami sempat terhenti karena Suzuki APV kami harus mampir ke bengkel mobil untuk mengganti spare part yang baru datang setelah stoknya lama tidak datang dari
PGN Inside 29
Pulau Jawa. Perhentian ini kami nikmati rasanya berbaur dengan penduduk lokal, sambil mendengarkan cerita tentang bahan makanan seperti beras yang didatangkan dari Cianjur, sayurmayur yang didatangkan dari wilayah Jawa Barat lainnya, semen dan lainlain yang semuanya harus “diimpor” dari Pulau Jawa, dan harus menunggu kapal pengangkut yang datang hanya satu kali setiap minggunya. Jadi, semen dan bahan bangunan adalah barang yang mahal. Akibatnya hampir semua bangunan rumah masih berbentuk tradisional rumah pantai dari kayu. Tapi jangan kaget kalau di halamannya parkir dua atau 3 buah mobil keluaran mutakhir seperti Nissan Grand Livina dan Honda New Jazz RS, semuanya didapat dari hasil bertambang timah. Kami berputar-putar mulai dari Tanjungpandan, ibukota Kabupaten Belitung, Pantai Tanjung pendam di pusat kota Tanjungpandan, hingga ke Kabupaten Belitung Timur dengan Manggar sebagai ibu kotanya. Di Belitung Timur ini kami sempatkan mampir di wilayah Gantung, yaitu di SD Muhammadiyah tempat kisah Laskar Pelangi itu bermula. Selain terdapat gedung SD tersebut, Belitung Timur juga terkenal dengan Wisata 1.000 Kopi-nya, tempat yang menyenangkan bila Anda adalah penggemar kopi. Setelah cukup puas, kami segera check in di sebuah penginapan yang telah kami pesan via telepon beberapa hari sebelumnya.
Menginap di Pantai
Kami menginap di Bukit Berahu Resort, sebuah penginapan berbentuk cottage, tampilan rumah-rumah panggung gaya Belitung terbuat dari
pelangi
kayu. Lokasinya di Desa Tanjung Binga, berdekatan dengan Kampung Nelayan Tanjung Binga, sekitar 18 km dari Pusat Kota Tanjungpandan. Kurang dari 300 ribu semalam, Anda sudah mendapatkan motel dengan kulkas, TV, AC, dan water heater, plus lokasi yang sangat-sangat menyenangkan: berada tepat di pantai! Sehingga Anda bisa tiduran di pantai dengan pasir putih setiap sore menjelang matahari terbenam sambil menyaksikan perahu nelayan yang seolah-olah berada di lokasi terbenamnya matahari. Tidak perlu pergi jauh keluar berkendaraan. Anda juga mendapatkan makanan enak bercita rasa seafood dengan harga yang terjangkau, Yah walaupun room service tidak selengkap di hotel berbintang, namun dengan rate setingkat itu Anda sudah mendapatkan semuanya. Alam yang indah, dan makanan yang enak. Juga sepeda motor yang bisa Anda sewa dari karyawan hotel. Ada hotel yang mahal dan berbintang, namun dari pantai agak jauh. Tidak sesuai dengan tujuan kami yang ingin menikmati alam, bukan ingin diam di dalam hotel berbintang seperti di Kota Besar.
Menjelajahi Belitung
Hari Pertama saat kami datang, kami menggunakan jasa mobil sewaan untuk jemput di bandara dan berkeliling. Namun mulai hari ke tiga,selesai makan di lobby hotel kami pun mulai menyelidiki kemungkinan untuk menyewa sepeda motor. Akhirnya pun kami bisa membawa sebuah motor matic keluaran terbaru milik karyawan hotel, yang bisa kami sewa dengan
harga Rp. 75 ribu sehari, jauh lebih murah dibanding menyewa mobil Rp. 300 ribu sehari, belum termasuk BBM Rp. 100 rb hingga 150 rb untuk mobil Suzuki APV. Apalagi dengan membawa motor sendiri, petualangan kami tentu akan sangat bebas, tidak bergantung pada rute sang supir. Petualangan baru pun dimulai. Keberangkatan kami agak tertunda beberapa menit karena pemilik motor tidak menyediakan helm karena warga Belitung tidak terlalu terbiasa memakai helm. Sedangkan kami ingin memakai helm seperti kebiasaan kami di Pulau Jawa, selain demi keamanan, juga untuk menangkal panas matahari. Selain itu, kami takut juga kena tilang di pulau asing ini. Setelah urusan itu beres, maka berangkatlah kami. Keluar dari halaman resort, keramahan warga lokal sudah menyambut. Apalagi ketika kami mengisi bensin di sebuah kios eceran sambil bertanya arah jalan, kami merasakan betul aura keramahan warga Belitung. Beberapa kali kami harus bertanya kepada warga sekitar, karena kami sering tersesat. Namun lama-lama kami menyadari, di pulau kecil ini bila kami sedikit tersesat,nanti akan bertemu juga dengan arah semula karena bidang jalan yang hanya itu-itu saja. Apalagi keramahan warga Belitung membuat kami merasa aman dan serasa di kampung halaman sendiri. Keramahan warga Belitung ini benar-benar terbukti, tidak hanya kami lihat di kios bensin eceran saja. Ketika kami ingin mencoba Mie Bangka, petugas parkir menyapa dan bertanya apakah kami ada makanan yang diharamkan atau tidak?
PGN Inside 30
Maka ia pun menunjukkan Mie yang halal untuk warga muslim (kebetulan di tempat itu ada 2 tempat Mie dengan segmen yang berbeda). Memang, warga Belitung terdiri dari warga Melayu dan warga keturunan Tionghoa yang sebanding jumlahnya. Petualangan sepeda motor ini memberikan beberapa pengalaman. Selain merasakan langsung atmosfer dan kehidupan sosial sehari-hari warga Belitung, kami juga mendapatkan pengalaman unik. Seperti misalnya, ketika kami membutuhkan obatobatan, maka untuk membelinya harus menunggu esok hari, bersepeda motor selama 1 jam atau sejauh sekitar 60 km ke Pusat kota Tanjungpandan. Lalu, bila pulangnya terlalu sore, kami was-was juga bila matahari tenggelam tidak ada lampu penerangan jalan di sepanjang jalan Trans Tanjungpandan ke Desa Tanjungbinga, dan hanya mengandalkan lampu sepeda motor. Sejauh lebih dari 35 km kanan-kiri tidak ada pemukiman, kecuali di titik-titik dimana kampung berada. Pengalaman yang kedua, ketika kami ingin ke pulau-pulau kecil di sekitar Belitung seperti Pulau Lengkuas, Pulau Burung, Pulau Batu Berlayar, maka kami cukup bersepeda motor ke Pantai Tanjung Kelayang. Perjalanan dilanjutkan dengan menyewa kapal. Apabila kami menyewa mobil ratusan ribu lalu hanya parkir, rugi bukan? Dana bisa dialihkan untuk membayar kapal dan makan siang awak kapal.(irfan
kurniawan)
Edisi 56/2013 PGN Juara Umum ARA 2011 21 PGN, Hidupkan Kembali Program Beasiswa
24
Semangat Pengajar Muda Untuk Anak Negeri 26
Pertumbuhan untuk Masa depan yang lebih baik PGN senantiasa mencapai kinerja pertumbuhan terbaik bagi kepentingan Bangsa dengan selalu memenuhi komitmen kami kepada stakeholder, masyarakat dan lingkungan PGN adalah perusahaan yang bergerak di bidang transmisi dan distribusi gas bumi, yang menghubungkan pasokan gas bumi Indonesia dengan konsumen beberapa daerah Nusantara. Seiring meningkatnya kebutuhan energi yang bersih dan terjangkau, PGN akan terus menggunakan keahlian dan pengalamannya untuk mendapatkan sumber energi baru melalui pemanfaatan berbagai moda transportasi demi memenuhi kebutuhan jangka panjang konsumen.
Menuju Peran Sentral dalam Transformasi Energi Nasional
Edisi 56/2013 PGN Juara Umum ARA 2011 21 PGN, Hidupkan Kembali Program Beasiswa
24
Semangat Pengajar Muda Untuk Anak Negeri 26
Pertumbuhan untuk Masa depan yang lebih baik PGN senantiasa mencapai kinerja pertumbuhan terbaik bagi kepentingan Bangsa dengan selalu memenuhi komitmen kami kepada stakeholder, masyarakat dan lingkungan PGN adalah perusahaan yang bergerak di bidang transmisi dan distribusi gas bumi, yang menghubungkan pasokan gas bumi Indonesia dengan konsumen beberapa daerah Nusantara. Seiring meningkatnya kebutuhan energi yang bersih dan terjangkau, PGN akan terus menggunakan keahlian dan pengalamannya untuk mendapatkan sumber energi baru melalui pemanfaatan berbagai moda transportasi demi memenuhi kebutuhan jangka panjang konsumen.
Menuju Peran Sentral dalam Transformasi Energi Nasional