MENJALIN SINERGI ANTARA SEKOLAH TEOLOGI DENGAN GEREJA DALAM MENGUPAYAKAN GERAKAN MISI Ayub Eduard Lande1
Abstraksi Misi merupakan isi hati Allah yang sudah ada sejak bumi dijadikan. Rencana Allah dari sejak semula supaya semua bangsa di muka bumi ini mengenal siapa Allah yang sesungguhnya. Allah yang mampu menebus dosa manusia dan menyelamatkan manusia dari kehancuran akibat dosa. Hal inilah yang perlu dimengerti oleh gereja pada saat ini. Dan untuk mewujudkan gagasan ini, maka gereja perlu bersinergi dengan Sekolah Tinggi Teologi. Sekolah Tinggi Teologi, sebagai sebuah lembaga pendidikan yang bertujuan mempersiapkan calon-calon hamba Tuhan dan misionaris, senantiasa berusaha untuk tidak sekadar memperlengkapi mahasiswanya dengan pengetahuan Alkitab, namun juga dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Sehingga output-nya mempunyai bekal pelayanan yang senantiasa relevan dengan perkembangan zaman, demi pelebaran Kerajaan Allah dan Kemuliaan-Nya di muka bumi. Kata kunci: Gereja, misi, Sekolah Tinggi Teologi, sinergi
Synergizing Theological College with Church in committing Mission Movement
Abstract Mission constitutes God’s heart which has been exist in the beginning of universe. God also has planned from the beginning for human having a true knowledge of who He really is. It’s only God could redeem and save human from havoc caused by sin. This is what church needs to understand about today. And for making it real, the synergizing of theological college and church is needed. Theological College, as an educating institution of which purpose to prepare God’s servants and missionaries, is not only equipping their students with knowledge of Bible, but also considering the world’s changing. With the result that the output would have actual equipment, for the sake of widening God’s Kingdom and Glory on earth. Keywords: church, mission, theological seminary, sinergy
1
STT “Intheos” Surakarta
agenda tahunan, bahkan dibentuk
PENDAHULUAN Istilah “misi” merupakan istilah
sebuah
departemen
misi,
tanpa
yang sudah terdengar umum, baik
pemahaman yang benar. Sehingga
oleh orang Kristen awam maupun
yang terjadi pada satu sisi adalah
para aktivis gereja. Akan tetapi
tidak adanya kesadaran dalam diri
ketika orang mendengar kata “misi,”
anggota gereja untuk terlibat dalam
seringkali yang ada dalam benak
gerakan misi, dan pada sisi yang satu
hampir sebagian besar orang Kristen
adalah perseteruan antara gereja
adalah
dimana
dengan lingkungan, atau antar gereja
gereja mengutus satu atau beberapa
dalam suatu daerah tertentu. Oleh
orang untuk pergi ke suatu tempat
sebab itu, sudah saatnya gereja
tertentu untuk memberitakan Injil.
bersinergi dengan Sekolah Tinggi
Seolah-olah
seseorang
Teologi dalam upaya menghidupkan
yang sedang diutus untuk melakukan
gerakan misi yang sesuai dengan
misi adalah sebuah kehidupan yang
kehendak Allah.
sebuah
kegiatan
kehidupan
tanpa
Tulisan ini hendak membahas
kepastian. Bayangan tentang menjadi
secara singkat hubungan gereja dan
martir,
gerakan
belum
berbentuk
hidup
dan
dalam
kesulitan,
misi,
Sekolah
Tinggi
tekanan dan aniaya, seakan-akan
Teologi dan gerakan misi, serta
merupakan warna yang pasti ada
bagaimana mensinergikan gereja dan
dalam
misionaris.
Sekolah Tinggi Teologi sehingga
Gambaran tentang kehidupan yang
tidak terjadi overlaping pengutusan
menjauhkann
misionaris.
kehidupan
seseorang
dari
kehidupan manusia yang sewajarnya. Gambaran yang jelas tentang misi yang dituliskan di dalam kitab Kejadian, seakan-akan kabur atau bahkan sudah tidak lagi dipahami oleh orang Kristen. Sementara itu, gereja juga kadang-kadang kurang memahami
hal
ini.
Gereja
mencanangkan pogram misi dalam
Gerakan Misi Istilah misi dalam perspektif Kristen berasal dari bahasa Latin “Missio” yang diangkat dari kata “Missum” yang artinya to send, act of sending, being sent or delegated by authority/persons sent. Padanan kata dalam bahasa Yunaninya adalah “apostello”.
Dimana
kata
ini
dibedakan dengan “pempo,” yang
dan
berarti mengirim secara umum. Akan
melayani-Nya. Hal ini didasari pada
tetapi kata apostello mempunyai
kesadaran
makna yang lebih khusus, yaitu
Pencipta langit dan bumi adalah satu-
mengirim
Pada
satunya yang layak ditinggikan di
bagian ini penekanan misi diletakkan
atas bumi ini. Oleh sebab itu, misi
pada konsep bahwa Allah adalah
tidak
sumber,
dinamisator,
gagasan atau ide yang berkaitan
pelaksana dan penggenap dari misi-
dengan usaha sebuah gereja untuk
Nya.2 Sedangkan kata yang terkait
dapat
yaitu
prostithenal,”
gereja yang kosong. Akan tetapi
menurut Abraham Kuyper menunjuk
usaha untuk menghimpun bagi Allah
pada “Tuhan menambahkan bilangan
sebuah persekutuan kepunyaan Allah
orang-orang yang diselamatkan ke
sendiri, dimana Allah adalah satu-
dalam jemaat-Nya.”3 Berdasarkan
satunya subyek tertinggi. Dialah
dua pendapat tersebut, maka misi
sumber,
dapat dikatakan sebagai rancangan
sekaligus pelaksana dan penggenap
dan karya Allah yang menghimpun
dari
bagi diri-Nya sendiri suatu umat
ditentukan dari sejak semula dunia
untuk bersekutu, menyembah dan
dijadikan.
dengan
otoritas.
inisiator,
“prosthetic;
menyembah
Allah
bahwa
hanya
Allah
sekedar
memenuhi
Sang
merupakan
bangku-bangku
inisiator,
misi
serta
Allah
dinamisator,
yang
sudah
melayani Dia secara serasi utuh bagi
Kesadaran misi yang sebenarnya
kejayaan Kerajaan-Nya. Yang secara
adalah gagasan dari Allah sendiri,
praktis
dapat
dihubungkan
persekutuan,
dengan
penyembahan,
dijelaskan
kebenaran
tentang
melalui misi
tiga dalam
Perjanjian Lama:
pelayanan umat Allah. misi
1. Misi Israel adalah misi yang
untuk
ditentukan oleh Allah. Israel
menambahkan jumlah jiwa pada
harus dipahami sebagai umat
sebuah persekutuan untuk memuji
kepunyaan
Dengan merupakan
kata usaha
lain,
Allah
yang
tidak
dapat berdiri sendiri. Oleh karena 2 Yakob Tomatala, Teologi Misi (Jakarta: YT Leadership Foundation, 2003), 16. 3 Ibid., 17.
itu, secara unik Israel mempunyai misi dan tujuan ilahi. Misi yang
unik
ini
pada
menjadikan
satu
bangsa
sisi Israel
filosofis (paham filsafat yang beranggapan
bahwa
segala
mempunyai posisi yang berbeda
sesuatu berasal dari satu Allah).
dalam
Hal
hal
penerima
janji
ini
dijelaskan
dengan
Allah.
pengertian bahwa Allah yang
Meskipun dalam perjalanannya
tunggal hendaknya dimengerti
bangsa Israel tidak pernah dapat
dengan pemahaman bahwa Allah
melepaskan
sebagai
keselamatan
dari
diri
kecenderungan
dari
untuk
berbuat
satu-satunya
yang
berkuasa atas alam raya adalah
dosa, akan tetapi secara de facto
Allah
keunikan ini telah menjadikan
disejajarkan dengan allah-allah
bangsa Israel menjadi bangsa
lain,
yang sombong. Bangsa Israel
penyembahan kepada allah-allah
lupa bahwa kepemilikan janji
tersebut.
keselamatan
tersebut
tidak
dimaksudkan untuk menunjukkan
mengurangi
tuntutan
untuk
arogansi
melakukan
seluruh
yang
tidak
sekalipun
Hal
dapat
tanpa
ini
Allah,
tidak
melainkan
kehendak
otoritas Allah atas segala sesuatu.
Allah. Justru sebaliknya, sebagai
Dalam hal ini Allah menghendaki
bangsa kepunyaan Allah, maka
penyembahan
bangsa Israel mengemban misi
hanya diperuntukkan bagi Dia
dari Allah, yaitu menjadi berkat
saja. Segala bentuk penerimaan
bagi semua bangsa di muka
atau
bumi.
keberadaan allah-allah lain, pada
2. Misi Israel adalah misi yang
tunggal
pengakuan
dasarnya
yang
terhadap
merupakan
berpusat
pada
Allah.
Allah
penyembahan
sebagai
pusat
misi
Israel
allah-allah tersebut. Oleh karena
usaha
itu Allah membutuhkan sebuah
menegakkan monoteisme etika
pengakuan yang mutlak dari
yang
ciptaan-Nya,
mengacu
kepada
bertentangan
dengan
pasif
yaitu
terhadap
manusia
henoteisme (keyakinan pada satu
secara umum dan bangsa Israel
Tuhan tanpa mengingkari allah
secara khusus.
lain), politeisme, dan monisme
3. Misi Israel adalah misi kepada bangsa-bangsa.4 Dimana misi dan
ganda
seperti
henoteisme,
politeisme dan monisme filosofis.
tujuan Allah ini hanya dapat dipahami
ketika
keberadaan
bangsa Israel sebagai bangsa pilihan Allah yang ditentukan menjadi
berkat
bagi
bangsa.
Artinya
semua
misi
yang
ditetapkan bagi Israel bukanlah sebuah
misi
yang
bersifat
eksklusif,
melainkan
bersifat
universal.
Sebagaimana
sejak
semula Allah sudah menetapkan bahwa bangsa Israel hendaknya menjadi
berkat
bagi
semua
bangsa, dan bukan menikmati berkat itu untuk kemuliaan dan kesenangan
diri
sendiri.
Melainkan Allah menghendaki berkat tersebut disalurkan kepada bangsa-bangsa sehingga
lain
juga,
bangsa-bangsa
lain
tersebut juga dapat menerima keselamatan
dari
Allah
dan
menikmati hidup dalam kasih pemeliharaan demikian,
Allah.
Namun
universalisme
misi
Allah ini hendaknya disikapi dengan hati-hati, sehingga tidak
Misi Allah atas bangsa Israel tersebut selaras dengan pernyataan Pdt. Markus Hildebrandt Rambe yang menyatakan bahwa: Teologi misi bukanlah apakah ia disebut pendekatan kristosentris (berpusat pada Kristus) atau teosentris (berpusat pada Allah dengan menyamapentingkan ketiga dimensi dari Trinitas), karena dalam Misio Dei dua hal ini tidak dapat dipisahkan; namun apakah teologi misi bersifat eklesiosentris (berpusat pada gereja/ agama Kristen) atau teosentris (dan di dalamnya kristosentris). Dengan kata lain apakah kita memahami karya keselamatan Kristus dalam rangka eksklusivisme keagamaan ataukah dalam horison Misio Dei yang universal.5 Eksklusivisme agama menuntut adanya pengakuan bahwa sebuah agama lebih unggul daripada agama yang lain, baik dalam hal pengajaran maupun jumlah pengikutnya. Hal ini menyebabkan
adanya
sebuah
arogansi rohani dalam diri para pengikut agama. Meskipun seringkali arogansi itu muncul dengan sangat halus, sehingga tidak ada seorangpun
akan memunculkan penafsiran 4
Geoge W. Peters, Teologi Alkitabiah tentang Pekabaran Injil (Malang: Gandum Mas, 2006), 145-153.
5 Markus Hildebrandt Rambe, 20 Tinjauan Teologis INTIM - Jurnal STT Intim Makassar Edisi No. 6 - Semester Genap, 2004.
yang menyadari adanya arogansi
sarana misi yang lebih baik. Dalam
tersebut. Hal ini seringkali dikemas
hal ini, memperkenalkan Kristus
dengan sangat manis dan membuat
kepada orang lain dan menambah
banyak orang tertarik untuk menjadi
jumlah anggota jemaat adalah dua
pengikut sebuah agama. Sebagai
hal yang berbeda. Memperkenalkan
contoh:
ada
Kristus kepada orang lain, entah
kecenderungan menarik sebanyak
orang tersebut mau menjadi anggota
mungkin orang datang beribadah
gereja atau tidak, tujuan yang utama
pada sebuah ibadah raya dengan
adalah
cara
sedangkan buah dari pemberitaan
Akhir-akhir
iming-iming
keuangan.
ini
materi
Gereja
dan
menyediakan
beasiswa bagi anak yang tidak mampu
sekolah,
sembako, lapangan
gereja
gereja pekerjaan
menyediakan dan
semua itu bisa diterima oleh semua orang dengan syarat mau menjadi anggota gereja tersebut. Sementara orang-orang
yang
berharap mendapat uluran tangan dari gereja tersebut pada dasarnya sudah menjadi anggota gereja lain. Hal inilah yang seringkali menjadi pemicu ketegangan antar gereja. Akan
tetapi
ketika
semua
itu
dilakukan oleh gereja semata-mata hanya karena ingin menjadi saluran berkat
bagi
sesamanya,
sepenuhnya
adalah
hak
Allah. Sekolah Tinggi Teologi dan Gerakan Misi
lain
tetapi akan menjadi salah apabila
dari
tersebut
Kristus,
berbagi
sebagainya. Hal ini tidak salah,
banyak
memperkenalkan
tanpa
mempunyai tendensi yang lain, maka besar kemungkinan justru menjadi
Kebutuhan gereja akan pelayanpelayan
Injil
dan
pemimpin-
pemimpin Kristen yang bersemangat, kompeten,
terampil,
menyesuaikan
serta
diri
perkembangan
dan
berbagai
bidang,
kebutuhan
yang
dapat dengan
kemajuan
di
merupakan tidak
dapat
dielakkan lagi. Gereja tidak lagi dapat menuntut umatnya untuk taat mutlak kepada gereja dengan seluruh peraturannya. Disamping itu, gereja juga tidak dapat terus menerus mempertahankan
tradisi
pengajaran-pengajaran
lama
atau yang
hanya akan memunculkan orangorang Kristen yang agamawi. Oleh karena itu, kebutuhan gereja akan
pelayan-pelayan
Tuhan
yang
Tuhan tidak dapat melarikan diri dari
profesional merupakan sesuatu yang
hal-hal
tersebut.
Padahal
urgen.
sebagaimana diketahui, Allah sejak
Kata profesional mengandung
semula sudah menetapkan umat-Nya
pemahaman kompeten di bidangnya,
akan menjadi berkat bagi semua
dimana
bangsa
kompetensi
tersebut
di
di
dunia.
Yesus
dalam
mengikuti
Perjanjian Baru menegaskan kembali
tertentu
yang
dalam perumpamaan tentang Garam
oleh
sebuah
dan Terang Dunia (Mat. 5:13-16).
lembaga pendidikan yang sudah
Oleh karena itu, Sekolah Tinggi
diakui
Teologi berusaha membekali para
peroleh
dengan
pendidikan diselenggarakan
kredibilitasnya
departemen
yang
Dalam
ini
hal
Teologi
bersangkutan. Sekolah
merupakan
pendidikan
oleh
yang
Tinggi lembaga
mendidik
dan
calon
pelayan
berbagai
Tuhan
dengan
pengetahuan
dan
ketrampilan yang memadai dan up to date, sehingga dunia pelayanan tidak
melatih para calon pelayan Injil atau
akan
hamba
profesional.
Kristen menjadi manusia-manusia
Profesionalitas seorang hamba Tuhan
kolot dan tersingkir dari percaturan
atau pelayan Injil tidak hanya dilihat
dunia. Tentu saja kurikulum yang
dalam hal bisa berkhotbah, berdoa,
diberlakukan harus senatiasa bersifat
dan
progress dan Alkitabiah, dengan
Tuhan
yang
menyanyi,
visitasi
serta
kepada
melakukan
jemaat
dan
pernah
demikian
menjadikan
orang
pendidikan
yang
melakukan konseling. Akan tetapi,
dialaminya merupakan sebuah proses
seiring
yang
dengan
perkembangan
zaman, maka seorang pelayan Tuhan hendaknya mengetahui, mengerti dan memahami
isu-isu
global
yang
dimulai
dari
teologi
berujung pada penerapan. Kompetensi Tuhan
atau
seorang seorang
dan
6
pelayan misionaris
sedang berkembang, demikian juga
memang dapat diajarkan di gereja
dengan kemajuan teknologi. Dimana
lokal, akan tetapi untuk menjadi
hal-hal tersebut mau tidak mau
proses pendidikan Kristen (teologi)
memberikan
imbas
pada
dunia 6
teologi. Yang mana seorang pelayan
Kenneth O. Gangel, Membina Pemimpin Pendidikan Kristen (Malang: Gandum Mas, 1998), 19.
harus dimulai dari teologi ke filsafat
pembinaan atau proses membangun.7
lalu ke penerapan praktis dalam
Oleh karena itu, pendidikan Kristen
bentuk kurikulum dan metodologi.
yang diselenggarakan oleh Sekolah
Artinya, Alkitab merupakan text
Tinggi Teologi bukan merupakan
book yang terutama, dan buku-buku
sebuah
yang lain adalah sumber sekunder.
diselesaikan
Segala sesuatu yang difirmankan
singkat, akan tetapi harus sesuai
oleh Allah itulah kebenaran yang
dengan
harus
dan
diperlukan
dijadikan landasan bagi setiap hal
kerohanian
(langkah
pertumbuhan
diajarkan,
dan
dipegang
keputusan)
yang
paket
kilat dalam
standar
yang
dapat
waktu
yang
waktu
bagi
yang
pertumbuhan
mahasiswa.
Dimana
kerohanian
tersebut
dilakukan oleh para pelayan Tuhan.
bukan hanya diukur dengan apakah
Dimana pemahaman tentang segala
seorang mahasiswa sudah dapat dan
sesuatu yang difirmankan oleh Allah
rajin melayani atau bukan, melainkan
tersebut
harus dilihat pula tentang seberapa
dapat
diperoleh
dengan
menggunakan metode filsafat. Yaitu
dalam
melalui perenungan yang sedalam-
diperolehnya serta kemampuannya
dalamnya, dengan metode induktif,
merelevansikan pengetahuan tersebut
sehingga diperoleh premis-premis
dalam dunia pelayanan. Sehingga
awal
sebuah
mahasiswa tersebut bukan hanya
kemudian
sekedar menjadi output mesin foto
kesimpulan yang berhasil ditarik
copy Sekolah Tinggi Teologi, akan
tersebut,
direlevansikan
dengan
tetapi
konteks
yang
sedang
terjadi,
pembinaan pendewasaan.
menghasilkan
sebuah
untuk
kesimpulan.
sehingga
menarik Baru
pengetahuan
output
yang
sebuah
proses
Hal ini perlu juga dipahami bahwa Pendidikan Kristen bukanlah
strategi penerapan praktis. Sementara itu tujuan pelayanan
pendidikan dari dan untuk komunitas
adalah
Kristen saja, dan tidak eksis untuk
mendewasakan umat Allah supaya
dirinya sendiri. Pendidikan Kristen
umat Allah tersebut dapat melayani.
yang menghasilkan para pemimpin
Pendewasaan
dan
pendidikan
gereja
merupakan
proses
pelayan 7
Ibid., 32.
gereja
hendaknya
mampu menanamkan pada setiap
masyarakat.”10
mahasiswanya bahwa: “Gereja eksis
mengaplikasikannya
demi pekerjaan Allah di dunia. Yaitu
menyelenggarakan
pembebasan bagi semua orang dari
Missiologi, yang wajib diikuti oleh
penindasan dan tekanan sehingga
semua mahasiswa baik jurusan PAK
dapat hidup dalam shalom Allah.”8
maupun
Lebih lanjut dijelaskan oleh Yakub
Dimana dalam deskripsi mata kuliah
Tomatala
disebutkan
bahwa:
“Misi
adalah
Serta dengan mata
Teologi/
kuliah
kependetaan.
bahwa
Missiologi
menyatakan kabar baik bagi umat
mempelajari tentang: “Dasar-dasar
manusia
misi
untuk
membebaskannya
secara
teologis
dan
dari perbuatan dosa, ketidaktahuan,
perkembangan gerakan misi dalam
kekuasaan dan keangkuhan manusia
sejarah gereja dengan fokus pada
melalui kasih Allah di dalam Yesus
strategi-strategi
dan
Kristus.”9
yang
digunakan
Berdasarkan
kedua
dapat
model-model dalam
pendapat tersebut maka, salah satu
melaksanakan misi.”11 Dan sebagai
mata kuliah yang hendaknya tetap
wujud nyata dari misi dan mata
menjadi perhatian Sekolah Tinggi
kuliah missiologi tersebut, maka satu
Teologi adalah misi.
tahun sekali mahasiswa diwajibkan dari
untuk mengikuti Pekan Misi. Yaitu
Amanat Agung Tuhan Yesus dan
mahasiswa akan dikirim ke berbagai
wujud kepedulian terhadap gerakan
gereja yang menjalin kerja sama
misi, maka Sekolah Tinggi Teologi
dengan
“Intheos,” mencantumkan gerakan
“Intheos,” untuk melakukan misi dan
misi di dalam salah satu Misi
pelayanan secara langsung.
Sebagai
tindak
lanjut
Sekolah
Tinggi
Teologi
Institusi seperti yang tertulis pada butir
yang
ketiga
“Melaksanakan masyarakat Injil,
melalui
pelayanan
yaitu:
pengabdian pemberitaan gereja
dan
Gereja dan Gerakan Misi Sebuah pencarian teologis akan gereja yang menemukan kembali dirinya dalam gerakan kasih Allah berbicara
8 Yakob Tomatala, Teologi Misi (Jakarta: YT Leadership Foundation, 2003), 162. 9 Ibid., 16
10
tentang
identitas
Prospektus STT “Intheos” Surakarta. 11 Ibid.
yang
misioner dan pembaca akan melihat
statis dan mati. Hal ini dijelaskan
bahwa yang dibicarakan justru tidak
oleh Dietrich Boenhoeffer bahwa:
berarti
eksklusif-
gereja hanyalah gereja jika menjadi
primordial yang secara ekspansif
gereja untuk orang lain.12 Gereja
“menarik ke dalam” untuk memaksa
terlibat dalam gerakan Kasih Allah
identitas itu kepada orang lain. Ini
untuk dunia ini dan mewujudkannya
adalah kesalahpahaman misi yang
bersama dengan orang lain. Dengan
seharusnya sudah lama ditinggalkan.
kata
Identitas
disebut
dilakukan oleh gereja, bukanlah misi
misioner jika tidak hanya berada
yang dikerjakan untuk kepentingan
untuk dirinya sendiri, tetapi untuk
gereja,
membuka
memberi
perwujudan misi Allah bagi seluruh
sumbangan yang aktif di tengah-
umat manusia. Artinya, gereja tidak
tengah masyarakat yang pluralis.
dapat berdiri dengan pongah dan
Identitas yang berasal dari luar diri
berkata bahwa gereja melakukan
sendiri, di dalam Missio Dei atau
kebaikan dan upaya menyelamatkan
Kasih Allah, dan bertujuan bukan
banyak jiwa melalui gerakan misi
kepada
pada
yang dilakukan. Itu sebabnya gereja,
perwujudan shalom Allah di dunia
baru dapat dikatakan gereja ketika
ini. Oleh karena itu, ketika sebuah
gereja
gereja
misi,
sekaligus juga memisikan. Dimensi
idealnya gereja berbicara tentang
missioner gerja lokal ditunjukkan
berkat dan damai dari Allah untuk
bila ia sungguh-sungguh merupakan
semua bangsa, dan bukan tentang
suatu komunitas yang beribadah,
gereja yang semakin hari semakin
mampu
“gemuk.”
pendetanya
identitas
yang
hanya
diri
diri
layak
dan
kita,
berbicara
namun
tentang
Misi ada bukan karena dan untuk gereja,
tetapi
sebaliknya,
gereja
hanya ada, karena dan untuk Misi Allah. Bukan misi sebagai alat gereja, melainkan gereja sebagai alat
lain,
misi
yang
seharusya
melainkan
bersifat
sebagai
missioner
menyambut tidak
orang
dan
luar,
memegang
monopoli dan anggota-anggotanya bukan
sekedar
obyek
dari
pemeliharaan pastoral. Gereja
yang
membangkitkan
Misi Allah. Tanpa misi, gereja akan 12
Rambe., Op.Cit.
missioner keterlibatan
langsung
dalam
masyarakat,
disertai
hikmat.
Karena
yang
bergerak melampaui tembok-tembok
terpenting adalah bukan pergi ke
gereja dan terlibat di dalam titik-titik
suatu tempat – ini memang harus,
konsentrasi
seperti
tapi tidak semua orang dipanggil
penginjilan dan karya keadilan dan
untuk melakukannya – melainkan
pendamaian.13 Dalam hal inilah misi
ada dan bergerak di dalam dunia dan
gereja terlihat jelas dalam kegiatan
memberi bentuk serta warna baru
dan
bagi dunia.
missioner
aktifitas
gereja
sehari-hari.
Gereja tidak memisahkan diri dari dunia, melainkan ada dan bergerak di
KESIMPULAN Berdasarkan uraian diatas, maka
dalam dunia, memberi bentuk bagi dunia.
Misi
yang
sesungguhnya
bukanlah mengutus seseorang ke tempat-tempat
tertentu
dapat ditarik kesimpulan bahwa: -
Allah yang menghimpun bagi
dan
diri-Nya sendiri suatu umat untuk
memberitakan Injil secara ekstrim
bersekutu,
dan siap menjadi martir. Sampai
saat
ini
adalah
kebodohan
apabila
dipandang
dari
sudut
masih
berkenan utusan-Nya mati dalam kebodohan karena melakukan misi tanpa hikmat. Allah lebih suka bila misi dilakukan seperti halnya berada dalam kandang kambing tanpa harus menjadi kambing dan mengembik. Mati pada saat misi adalah sebuah kehormatan, akan tetapi menjadi sebuah
-
kebodohan apabila
tidak
Misi adalah milik Allah bukan milik gereja
pandang
tersebut. Allah tidak akan pernah
dan
bagi kejayaan Kerajaan-Nya.
sebuah
misi
menyembah
melayani Dia secara serasi utuh
pada dekade yang lalu ya, akan tetapi
Misi adalah rancangan dan karya
-
Sekolah
Tinggi
Teologi
merupakan lembaga pendidikan yang mendidik dan melatih para calon pelayan Injil atau hamba Tuhan yang profesional dalam arti memahami hakekat yang sesungguhnya
tentang
dirinya
dimata Allah, serta membimbing para calon pelayan Tuhan dan misionaris
untuk
mengetahui,
mengerti dan memahami isu-isu 13
David J, Bosch. Transformasi Misi Kristen (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000), 572.
global yang sedang berkembang, demikian juga dengan kemajuan
teknologi,
-
sehingga
mampu
Dengan demikian posisi gereja
merelevansikan kebenaran Allah
dan Sekolah Tinggi Teologi dalam
dalam dunia pelayanan dan misi.
gerakan misi adalah jelas, yaitu:
Ketika sebuah gereja berbicara
Pertama, Sekolah Tinggi Teologi
tentang misi, idealnya gereja
merupakan lembaga yang membina
berbicara tentang berkat dan
dan mendidik para calon pelayan
damai dari Allah untuk semua
Tuhan dan para misionaris dengan
bangsa, dan bukan tentang gereja
berbagai pengetahuan, baik yang
yang
bersifat wacana teologi dan praktika,
semakin
hari
semakin
“gemuk.” -
Misi bukan sekedar mengutus
dalam perspektif biblika. Kedua,
Gereja
merupakan
seseorang untuk pergi jauh dan
pengguna atau organisasi yang secara
memberitakan Injil. Tetapi yang
sah mengutus para misionaris untuk
terutama adalah gereja harus ada
memberitakan Injil, sesuai dengan
dan bergerak di dalam dunia
pemahaman yang baru tentang misi.
untuk memberi bentuk dan warna baru bagi dunia.
Daftar Kepustakaan Bosch. David J, Transformasi Misi Kristen. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000. Gangel, Kenneth O. Membina Pemimpin Pendidikan Kristen. Malang: Gandum Mas, 1998. Peters, Geoge W. Teologi Alkitabiah tentang Pekabaran Injil. Malang: Gandum Mas, 2006. Prospektus STT “Intheos” Surakarta. Rambe, Markus Hildebrandt. 20 Tinjauan Teologis INTIM - Jurnal STT Intim Makassar Edisi No. 6 - Semester Genap, 2004. Tomatala, Yakob. Teologi Misi. Jakarta: YT Leadership Foundation, 2003.