BAB V KESIMPULAN
Kebangkitan ekonomi Cina secara signifikan menguatkan kemampuan domestik yang mendorong kepercayaan diri Cina dalam kerangka kerja sama internasional. Manuver Cina dalam politik global maupun kawasan kian meningkat seiring dengan berbagai agenda yang dicanangkan Cina ke berbagai kawasan di dunia. Menguatnya ekonomi Cina secara langsung berdampak pada kemampuan Cina mengembangkan teknologi dalam berbagai bidang, salah satunya dalam bidang kereta api. Teknologi kereta api cepat atau yang dikenal dengan High Speed Railway (HSR) menjadi salah satu teknologi yang digunakan di negara-negara maju di Eropa dan kini dikembangkan oleh Cina. HSR menjadi salah satu alternatif moda transportasi yang menawarkan kecepatan lebih dari 300 kilometer/jam; kecepatan ini menjadi kelebihan yang dapat mendorong mobilitas orang, barang, dan jasa lebih efektif. Pengembangan teknologi HSR yang dijalankan Kementerian Perkeretaapian menjadi salah satu bukti bahwa Cina telah mampu mandiri secara teknologi. Dengan menekankan pada inovasi, Cina dengan cepat dapat mengembangkan HSR sebagai salah satu produk nasionalnya. Kebijakan pengembangan HSR merupakan langkah nyata pemerintah Cina dalam
mendukung
agenda
pembangunan,
sebagai
katalisator
pendorong
pertumbuhan ekonomi, dan menjadi strategi dalam upaya pengintegrasian wilayah daratan Cina yang sangat luas. Berbagai agenda pembangunan Cina juga menjadi alasan utama pengembangan moda transportasi di Cina. Agenda besar Cina dalam bidang perkeretaapian yang bersifat lintas batas adalah pembangunan jalur Pan Asian Railway Network (PARN) yang melingkupi wilayah negara-negara kawasan Indocina. PARN sebagai moda transportasi darat lintas batas akan mengedepankan kecepatan sebagai keunggulan dalam meningkatkan daya saing terhadap moda transportasi lainnya. Pembangunan PARN menjadi proyek ambisius Cina yang sangat mungkin diwujudkan mengingat penguasaan teknologi HSR yang ia kembangkan. Jalur
PARN
merupakan
jawaban
atas
upaya
pengembangan
sektor
perkeretaapian Cina. Pembangunan jalur PARN menjadi skema Cina dalam merealisasikan kepentingan politik dan ekonominya. Keberadaan jalur PARN 67
menjadi katalisator berbagai agenda ekonomi Cina dengan negara kawasan Indocina yang semuanya masuk dalam agenda kerja sama Cina-ASEAN. Hubungan Cina dengan negara kawasan mulai membaik dengan diterapkannya berbagai kebijakan yang bertujuan membuka diri dan mendekatkan diri dengan negara kawasan. Tiga kebijakan yang ditujukan ke Asia Tenggara, termasuk open door policy yang dicanangkan Cina pada tahun 1979, berdampak positif dengan meningkatnya investasi dan sektor pariwisata Cina. Good neighbor merupakan kebijakan kedua Cina yang diperkenalkan pada tahun 1990-an. Pada intinya kebijakan ini merupakan penanda sebuah era di mana Cina memprioritaskan negara kawasan terdekatnya baik secara ekonomi dan politik. Prediksi potensi energi di Asia Tengah dan Laut Cina Selatan; mencari akses menuju Samudra Hindia melalui Myanmar dan Pakistan; pengamanan, perluasan dan pengintegrasian pasar serta mobilisasi kapital, teknologi dan pengelolaan ahli-ahli dari ASEAN; dan mengisi kekosongan kekuatan di Asia Tengah dan Indocina pasca runtuhnya Uni Soviet merupakan empat dari tujuh elemen penting dari kebijakan good neighbor. Kebijakan ini disusul oleh the go global strategy yang dicanangkan pasca bergabungnya Cina di WTO. Kebijakan yang dikeluarkan tahun 2002 ini sekaligus sebagai penanda meningkatnya pengaruh Cina di kawasan. Membaiknya hubungan Cina dengan kawasan diikuti dengan terwujudnya berbagai agenda Cina di kawasan. Pembangunan Free Trade Area (FTA) menjadi salah satu bukti nyata strategi Cina dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Cina dan negara kawasan. PARN menjadi alat strategis bagi Cina dalam mewujudkan kepentingan ekonomi dan politik Cina yang muncul seiring dengan berbagai agenda Cina di kawasan. Terdapat tiga kepentingan utama Cina yang dapat diwujudkan dengan keberadaan PARN. Pertama, PARN sebagai skema dalam meningkatkan mobilitas produk Cina. Tingkat mobilitas menjadi indikator penunjang daya saing sebuah produk. Dalam hal meningkatkan mobilitas produk, orang, barang dan jasa masuk dalam katagori produk yang menjadi komponen dalam bidang ekonomi. Cina berkepentingan dalam meningkatkan efektivitas distribusi produknya, mengingat pertumbuhan sektor industri Cina cukup pesat, yang ditandai oleh aktivitas ekspor dan perdagangan internasional dengan pertumbuhan 8% di tahun 2013. Keberadaan PARN menjadi jawaban perkembangan dan pesatnya aktivitas perdagangan Cina, khususnya perdagangan Cina ke negara-negara kawasan yang kian meningkat.
68
Kedua,
pendorong
perkembangan
wilayah
barat
dan
selatan
Cina.
Ketimpangan pembangunan antara kawasan utara dan barat-selatan menjadi masalah yang timbul dalam perkembangan Cina. Wilayah utara yang tumbuh akibat aktivitas perekonomian yang pesat dan keberadaan sektor industri menjadi daya dorong pertumbuhan ekonomi Cina. Sementara itu, di selatan dan barat Cina, Yunnan dan Guangxi merupakan wilayah landlocked yang tidak begitu berkembang. Dalam konteks ini, pembangunan kawasan ditempuh dengan memperluas interaksi ekonomi. Kawasan Indocina menjadi alternatif membangun pertumbuhan ekonomi wilayah selatan dengan mengintegrasikan kawasan. PARN menjadi alat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Yunnan dan Guangxi dengan menghubungkan keduanya pada kekuatan ekonomi kawasan. Ketiga, meningkatkan sektor industri dan perdagangan. Kesepakatan Cina dengan negara kawasan dalam membentuk FTA mensyaratkan pengurangan bea masuk produk hampir menjadi 0%, memaksa setiap produk memiliki daya saing tinggi. Daya saing produk akan ditentukan oleh beberapa indikator, seperti murahnya bahan baku, buruh, dan proses distribusi. PARN akan memberikan dampak nyata dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Cina dengan memangkas biaya distribusi dan proses suplai bahan baku akan lebih murah. Pembangunan PARN juga akan meningkatkan daya saing beberapa sektor industri Cina di daerah selatan. Selain kepentingan ekonomi, keberadaan PARN juga menjadi skema Cina dalam mewujudkan kepentingan politiknya. Kepentingan politik Cina di kawasan Asia Tenggara yang dapat direalisasikan melalui PARN antara lain adalah membendung pengaruh Taiwan dengan tetap menjaga dan mendorong negara-negara kawasan untuk mengisolasi Taiwan dari dunia internasional. Kebijakan Cina dalam mendorong isolasi Taiwan tidak lepas dari faktor historis dan persepsi Cina terhadap Taiwan yang masih dianggap sebagai salah satu provinsi Cina. Keberadaan PARN juga menjadi skema Cina dalam mendorong ambisi one belt, one road strategy. Interkonektivitas menjadi fokus skema one belt, one road strategy, di mana kontrol akan didapatkan Cina dengan menguasai sektor perkeretaapian yang melintasi batas negara. Kemampuan Cina membangun jalur PARN juga akan mengubah citra Cina yang dipersepsikan dunia sebagai produsen barang-barang murah. Pencapaian Cina dalam mengoperasikan HSR akan mengubah citra negatif Cina di dunia internasional mengingat teknologi HSR merupakan teknologi canggih yang penggunaannya membutuhkan teknisi-teknisi profesional. Penguasaan HSR menunjukkan kapasitas 69
Cina dalam mengembangkan teknologi canggih, sekaligus mengubah citra buruk industri Cina sehingga dapat lebih bersaing secara global. Pembangunan jalur PARN juga menjadi salah satu strategi Cina dalam menggeser dominasi Jepang. Pembentukan Asia Infrastructure Investment Bank (AIIB) yang akan menjadi salah satu skema Cina dalam mendorong pembangunan infrastruktur kawasan dapat menjadi alat nyata Cina untuk membendung Jepang. Pembangunan infrastruktur kawasan yang didominasi Jepang melalui Asian Development Bank (ADB) akan tersaingi dengan adanya AIIB. Pembangunan PARN sangat erat kaitannya dengan pembentukan AIIB yang bertujuan mendukung pembangunan infrastruktur di kawasan. Interaksi negara kawasan dengan AIIB sebagai representasi dan kebangkitan Cina akan meningkatkan pengaruh dan kepemimpinan Cina di kawasan. Proyek PARN memiliki arti penting bagi Cina, khususnya kehendak Cina menjadi salah satu kekuatan dunia. PARN mendatangkan banyak keuntungan bagi Cina, baik secara politik maupun ekonomi, termasuk citra Cina di dunia internasional. Penguasaan teknologi kereta api cepat atau HSR menjadi salah satu agenda Cina yang tersusun secara sistematik. Seiring dengan penguasaan teknologi HSR, ambisi Cina dalam membangun jalur penghubung antarkawasan mulai terealisasi. Pengembangan teknologi HSR mempunyai sifat berkelanjutan, artinya bahwa Cina telah memetakan dan memproyeksikan berbagai agenda masa depannya dengan teknologi ini, salah satunya melalui PARN. PARN akan menggunakan teknologi HSR dan secara otomatis Cina akan mendapatkan keuntungan berlipat baik dari penguasaan teknologi maupun beroperasinya PARN. PARN sebagai salah satu jalur transportasi lintas batas tidak hanya memberikan Cina ruang untuk menjadi aktor dominan dalam politik internasional, tetapi ia juga akan meningkatkan posisi tawar Cina di dunia internasional. Dengan teknologi HSR, PARN menunjukkan kapasitas dan kapabilitas Cina dalam merangkul dan menyakinkan negara-negara kawasan serta menunjukkan kemampuan Cina dalam bidang penguasaan teknologi canggih. PARN akan meningkatkan kepercayaan diri Cina dalam memainkan instrumen politiknya di dunia internasional. Tidak hanya itu, kepercayaan dunia internasional terhadap Cina akan meningkat seiring dengan berkembangnya citra positif Cina dalam penguasaan teknologi dan sebagai inisiator pembangunan untuk kesejahteraan bersama. Untuk yang terakhir ini, citra Cina akan tumbuh seiring dengan berbagai agenda pembangunan 70
infrastruktur yang ia canangkan di berbagai kawasan. Kebijakan Cina dalam menekankan diplomasi dan kerja sama serta menggunakan skema bisnis dan budaya dalam meningkatkan pengaruhnya dapat dicontoh oleh negara-negara lain.
71