BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Negara Jepang merupakan salah satu negara maju dan modern di kawasan Asia yang menjadi pemimpin bagi negara-negara lain disekitarnya dalam berbagai bidang kehidupan. Seperti yang kita ketahui, bahwa Jepang memiliki perkembangan ekonomi dan sosial yang sangat baik di kawasan Asia. Selain menjalani kehidupan sehari-hari yang modern, masyarakat Jepang juga tidak lupa untuk menjalankan tradisi budaya yang berasal dari kepercayaan terhadap para dewa. Jepang juga salah satu negara di dunia ini yang memiliki sistem kepercayaan primitif yang kuat. Hal ini bisa dipahami dari masih terdapatnya nilai-nilai tradisional kepercayaan Shinto dalam kehidupan masyarakatnya (Dwi Putra, 2010: 1) Terdapat berbagai macam kepercayaan dalam masyarakat Jepang yang sebagian besar merupakan kepercayaan pada para dewa. Kepercayaankepercayaan tersebut tidaklah semuanya murni dari kepercayaan Jepang itu sendiri.
Banyak
terdapat
bukti
sejarah
yang memang memperlihatkan
kecenderungan kebudayaan Jepang yang bersifat menyerap kebudayaan yang berasal dari luar. Terdapat pula pengaruh kultural dan pengaruh spiritual dari luar Jepang yang mempengaruhi kebudayaan asli Jepang, misalnya masuknya kepercayaan Buddha dan Hindu. Akan tetapi, semua pengaruh tersebut tidak menghilangkan kepercayaan masyarakat Jepang (Shinto), melainkan membentuk
1
2
suatu kebudayaan baru yang memperkaya budaya Jepang. Shinto merupakan kepercayaan masyarakat Jepang terhadap dewa-dewa. Dalam masyarakat Jepang, kami (dewa-dewa) tidak terhitung jumlahnya seperti dewa matahari Amaterasu, jiwa-jiwa orang terhormat (prajurit, pejuang, penyair), leluhur dewa (Uji), tempattempat dikeramatkan, serta peristiwa-peristiwa alami (kesuburan, pertumbuhan, produksi). Kami pada umumnya dipuja di kuil atau disebut dengan Jinja (神社) yang merupakan tempat tinggal para dewa sebagai tempat kehormatan (Dwi Putra, 2010: 2). Bukti-bukti yang menunjukkan bahwa masyarakat Jepang masih menjaga erat tradisi dan kepercayaan terhadap dewa-dewa, dapat ditunjukkan dengan masih adanya perayaan matsuri (festival yang bertujuan untuk mengungkapkan rasa terimakasih atas panen yang berlimpah kepada para dewa), melakukan persembahyangan ke kuil atau jinja, bahkan dalam bidang sastra, kepercayaankepercayaan tersebut mampu memberi inspirasi bagi mangaka (komikus), untuk membuat cerita yang bertemakan kepercayaan masyarakat Jepang. Misalnya dalam manga Inuyasha terdapat kepercayaan masyarakat Jepang mengenai yuurei (hantu-hantu), dalam manga Naruto terdapat nama-nama dewa Jepang yang digunakan sebagai nama jurus dan teknik dan munculnya makhluk-makhluk spiritual kepercayaan masyarakat Jepang, serta manga Bleach, dengan terdapatnya Shinigami yaitu dewa kematian. Bleach adalah sebuah komik yang bercerita mengenai kehidupan seorang remaja SMA biasa yang bisa melihat makhluk gaib yang bernama Ichigo Kurosaki. Ichigo kemudian bertemu dengan salah satu Shinigami yang bernama
3
Rukia Kuchiki. Secara harfiah, Shinigami adalah dewa kematian, malaikat maut (Kenji Matsuura, 1994: 921). Dalam kepercayaan Shintou, dikisahkan Shinigami adalah dewa yang telah mengalami pencampuran dengan kepercayaan Buddha di Jepang. Awalnya Ichigo tidak mempercayai keberadaan Shinigami, sampai akhirnya seekor Hollow (roh jahat yang berbentuk menyerupai binatang) muncul dan meninginkan membunuh jiwa Ichigo. Rukia terluka sangat parah ketika melawan Hollow tersebut. Dalam keadaan terdesak, shinigami Rukia memberikan sebagian kekuatan Shinigaminya kepada Ichigo. Lalu dimulailah kisah hidup Ichigo sebagai seorang Shinigami (Issei dan Komen, 2007: 6). Bleach memuat hal-hal yang berkaitan dengan mitologi Jepang, yaitu dewa kematian (Shinigami), sehingga secara tidak langsung pengarang dapat menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan mitologi Jepang tersebut kepada pembaca. Penggambaran Shinigami dalam komik Bleach juga dibuat sangat menarik. Seperti penggambaran Shinigami dalam wujud binatang saat penyamaran, ataupun dalam wujud yang menyerupai manusia biasa.
Shinigami menurut kepercayaan masyarakat Jepang adalah sebagai sebentuk energi yang mendorong manusia untuk melakukan hal yang buruk seperti ingin bunuh diri, kecelakaan, atau arwah yang memicu terjadinya sebuah peristiwa yang mengerikan secara berulang disuatu tempat yang sama menurut literatur Ehon Hyaku Monogatari tahun 1841. Kemudian roh tersebut akan membayar perbuatannya sesuai hasil perbuatan yan dilakukan. Seiring dengan masuknya pengaruh-pengaruh asing, kepercayaan mengenai dewa kematian pun mengalami pergeseran. Shinigami dalam masyarakat Jepang kini diyakini sebagai dewa yang
4
membimbing roh untuk memasuki dunia setelah kematian sesuai dengan hasil perbuatannya (Issei dan Komen, 2007: 18). Dalam komik Bleach, tugas shinigami juga disebutkan sebagai pembimbing roh dan kemudian roh tersebut akan membayar perbuatan yang telah dilakukannya. Dalam komik Bleach, shinigami digambarkan bukan hanya sebagai sesosok dewa yang membimbing roh menuju alam baka, tapi juga membasmi roh-roh jahat yang menggangu. Shinigami dalam komik Bleach juga digambarkan sebagai dewa kematian yang tergabung dalam akademi kemiliteran dengan berbagai keahlian sesuai dengan divisinya masingmasing. Berdasarkan alasan-alasan tersebut akhirnya dipilihlah komik Bleach sebagai objek dalam penelitian ini.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang sudah dijabarkan, maka masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana penggambaran Shinigami dalam komik Bleach? 2. Bagaimana tugas Shinigami dalam komik Bleach?
1.3 Tujuan Penelitian Secara garis besar, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, dibedakan menjadi dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. 1.3.1
Tujuan Umum Tujuan umum yang ingin dicapai adalah untuk menambah wawasan
pembaca dibidang penggunaan teori strukturalisme dan teori semiotika, dalam menganalisis sebuah komik sebagai objek penelitian.
5
1.3.2
Tujuan Khusus Secara khusus, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui bagaimana penggambaran shinigami dalam komik Bleach 2. Untuk mengetahui bagaimana tugas shinigami dalam komik Bleach 1.4 Manfaat Adapun manfaat dalam pembuatan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1.4.1
Manfaat Teoretis Manfaat teoretis dalam penelitian ini diharapkan mampu memberi manfaat
dalam pemberian informasi dan juga ke depannya mampu dijadikan sebagai sumber rujukan ataupun bandingan untuk pembuatan penelitian tentang penggunaan teori strukturalisne dan semiotika dengan objek kajian berupa komik. 1.4.2
Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi pembaca dalam memahami mitologi Jepang pada umumnya dan mengenai dewa kematian pada khususnya di dalam komik Bleach. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Sebuah penelitian agar tidak terlalu merambat jauh melampaui jangkauan yang akan dibahas, maka dibuatlah sebuah ruang lingkup yang akan membatasi hal tersebut. Masalah yang akan dibatasi dalam usulan penelitian ini hanya sampai pada penggambaran Shinigami yang terdapat dalam komik Bleach volume 1-30
6
dan makna dari penggambaran Shinigami tersebut. Dipilihnya komik Bleach dari volume 1-30 karena tokoh-tokoh dalam volume selanjutnya hanya dimunculkan mengenai pengulangan. 1.6 Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini hanya menggunakan sumber data primer berupa komik Bleach karya Tite Kubo dari volume 1 sampai volume 30 dalam bahasa Jepang, yang diterbitkan oleh Shueisha Inc., dengan tebal 180 hingga 200 halaman untuk setiap volumenya. 1.7 Metode Penelitian Metode berarti cara-cara strategis untuk memahami realitas, langkahlangkah sistematis untuk memecahkan rangkaian sebab akibat. Metode berfungsi untuk menyederhanakan masalah sehingga lebih mudah untuk dipecahkan dan dipahami (Ratna, 2009: 34). Adapun metode dan teknik yang digunakan adalah sebagai berikut: 1.7.1
Metode dan Teknik Pengumpulan Data Metode dan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
metode kepustakaan, yaitu penelitian yang secara khusus meneliti teks, baik lama maupun modern (Ratna, 2006: 39), yang dilanjutkan dengan teknik catat atau tulis. Dalam hal ini yang dilakukan adalah mencatat data-data yang berkaitan dengan objek penelitian dan mencatat hal-hal penting yang diperlukan yang telah dianalisis dengan teori yang ditetapkan, setelah sebelumnya data melewati proses penerjemahan, dengan metode transkripsi dan transliterasi. Hal ini dilakukan agar
7
mempermudah proses pengklasifikasian dan penganalisisan data. Dalam penelitian ini data disajikan dalam bentuk huruf kanji, hiragana, katakana, dan romaji yang disertai dengan terjemahannya. 1.7.2
Metode dan Teknik Analisis Data Metode dan teknik analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif
analisis. Penganalisisan data dilakukan setelah data terkumpul, terklasifikasi, dan siap untuk dianalisis. Metode deskriptif analisis dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta kemudian disusul dengan analisis. Dalam hal ini, pemakaian metode deskriptif analisis tidak semata-mata hanya menguraikan, tetapi juga memberikan pemahaman dan penjelasan secukupnya mengenai data yang ada (Ratna, 2006: 53). Data yang terkait dengan analisis Shinigami dalam komik Bleach yang telah diklasifikasikan sebelumnya, dipaparkan secara terperinci. 1.7.3
Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Metode dan teknik yang terakhir adalah metode dan teknik penyajian hasil
analisis data. Penelitian ini menggunakan metode informal yaitu dengan menyajikan kaidah atau hasil penelitian secara verbalitis (menggunakan kalimat) (Ratna, 2006: 50). Penyajian hasil analisis data dilakukan secara sistematis dari bab pendahuluan hingga simpulan dan daftar pustaka. Bab I terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, sumber data, serta metode penelitian. Bab II terdiri dari konsep dan kerangka teori. Bab III membahas mengenai pengarang komik Bleach yaitu Tite Kubo dan beberapa karyanya. Pada bab IV hingga V disajikan data hasil dari
8
rumusan masalah yaitu penggambaran shinigami dalam komik Bleach dan penjabaran tugas-tugas yang dilakukan oleh shinigami dalam komik Bleach. Pada bab VI akan diakhiri dengan simpulan dan saran.