BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Foto adalah salah satu kegiatan yang banyak digemari orang. Dengan foto, kita dapat mengabadikan moment atau peristiwa tertentu yang tidak dapat dilihat ulang oleh mata. Sebagian orang menganggap memotret sebagai sebuah hobi. Orang yang hobi memotret dinamakan fotografer. Fotografer adalah pelaku yang menghasilkan foto – foto yang merekam keindahan, kebesaran, dan berbagai hal yang indah disekitarnya (Bachtiar, 2008 : 38). Pada zaman dahulu, profesi fotografer masih sangat langka. Belum banyak orang yang berminat menjadi fotografer. Jika ada pun masih bisa dihitung dengan jari, diantaranya beberapa tukang foto keliling di tempat wisata untuk mendokumentasikan orang – orang yang sedang berekreasi. Peralatan fotografinya pun di zaman itu belum cukup canggih seperti sekarang ini, yang telah beralih atau berevolusi ke era digital seiring perkembangan teknologi yang semakin modern. Sejarah kamera bermula dari tahun 384 SM – 322 SM pada saat pemerintahan Yunani kuno oleh Aristoteles yang ditulis ulang oleh Leonardo DaVinci (1452 – 322 SM). Pada saat itu dikenal dengan Camera Obscura. Camera Obscura yaitu kamar gelap atau dark room. Prinsip kuno kamar gelap yang menjadi dasar fotografi modern saat ini. Sinar akan masuk ke dalam kamar gelap melalui lubang kecil sehingga akhirnya akan membentuk 1
2
objek dari luar kamar gelap menjadi bayangan objek yang terbalik di dinding kamar gelap (Mulyanta, 2008 : 5). Kemudian sekitar tahun 1800, seorang berkebangsaan Inggris bernama Thomas Wedgwood bereksperimen untuk merekam gambar positif dari citra pada camera obscura berlensa. Pada masa itu camera obscura lazimnya pinhole camera yang hanya menggunakan lubang kecil untuk cahaya yang masuk (Bachtiar, 2008 : 14). Seiring berjalannya waktu, kamera pun semakin disempurnakan. Kamera berevolusi menjadi kamera digital tanpa menggunakan roll film. Dengan semakin banyaknya kamera canggih bermunculan yang praktis dan bisa dibawa kemana - mana, maka kamera terbagi dalam ukuran yang kecil dan besar. Contoh kamera yang berukuran kecil adalah kamera pocket atau saku dan kamera handphone atau ponsel. Sedangkan kamera dengan ukuran besar contohnya seperti kamera DSLR (Digital Single Lens Reflector). Kamera
DSLR
(Digital
Single
Lens
Reflex)
merupakan
hasil
pengembangan dari kamera analog DSL yang berbasis single lens. Kamera DSLR terbagi menjadi tiga bagian, yakni body, lensa atau tele, dan lampu flash. Lensa kamera DSLR bisa diganti – ganti sesuai dengan kebutuhan. Kamera ini menggunakan battery recharge dan resolusi gambarnya lebih banyak, yaitu 15 - 20 megapixel maka dari itu kamera ini diperuntukkan bagi fotografer profesional, wartawan, ataupun para peminat fotografi (Roy Darwis Pramana, 2011 : 38).
3
Kemunculan
kamera
digital
atau
pocket
yang
lebih
sederhana
memungkinkan semua orang untuk memiliki kamera. Sehingga kebutuhan masyarakat akan informasi mengenai fotografi semakin meningkat. Informasi tentang fotografi, salah satunya dapat diperoleh melalui media cetak seperti majalah, buku, dan tabloid. Dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan informasi mengenai fotografi maka PT. Prima InfoSarana Media membuat dan menerbitkan majalah Chip Foto Video. Majalah Chip Foto Video pertama kali diterbitkan pada bulan oktober tahun 2004. Pada awalnya, majalah ini dibuat untuk menjawab kebutuhan penggemar fotografi yang mulai bergeser dari fotografi manual dengan film ke fotografi digital. Karena itu, pada awalnya majalah ini menggunakan nama Chip Foto Video digital (CFVD, Juli 2011 Hal : 4). Pada mulanya, fokus bahasan majalah Chip Foto Video lebih kepada perlengkapan kamera dengan basis teknologi digital. Akan tetapi saat ini nama digital dihilangkan agar ruang bahasan majalah menjadi lebih luas. Dengan nama baru yaitu Chip Foto Video, rubrik - rubrik fotografi film, lomography, kamera lubang jarum, dan yang lainnya pun jadi relevan untuk menjadi artikel kajian tersendiri. Tidak hanya membahas alat saja, Chip Foto Video juga memberikan sejumlah panduan kepada pemula dengan membuat artikel yang berisi mengenai tips - tips fotografi dasar (CFVD, Juli 2011 Hal : 4). Seiring berjalannya waktu, maka munculah majalah - majalah lain yang juga memberikan informasi mengenai fotografi, misalnya Digital Camera
4
Indonesia dan Travel Photography. Untuk menjaga citra dan
loyalitas
pembaca, maka Chip Foto Video melalui divisi Public Relations nya perlu melakukan
suatu
upaya.
Upaya
Public
Relations
adalah
membentuk,
meningkatkan, dan menjaga citra organisasi/perusahaan dilakukan dengan berbagai kegiatan dalam bentuk sponsorship atau kegiatan sosial lainnya yang membutuhkan social cost (Soemirat dan Ardianto, 2010 : 7). Kegiatan yang dilakukan oleh Public Relations Chip Foto Video untuk menjaga citra dan loyalitas pembaca antara lain melalui special event. Special Event adalah acara yang biasanya dilaksanakan untuk mendapatkan perhatian media atau khalayak tertentu terhadap perusahaan atau produk perusahaan (Natoradjo, 2011 : 134). Special Event yang dilakukan oleh Public Relations Chip Foto Video adalah Fashion on Stage. Event Fashion on Stage atau disingkat FOS adalah sebuah acara fashion show yang dipadu dengan acara lomba foto (Photo Competition) yang menyajikan konsep fashion, model, dan stage yang mengajak
400
fotografer
handal
atau
profesional
dan
berkreatifitas
menggunakan kamera DSLR atau Pocket camera yang diiringi lantunan musik pengiring yang memang turut memacu adrenalin para fotografer peserta lomba (CFVD, 2011 : 106). Event Fashion on Stage sejak tahun 2005 sudah menjangkau tiga kota di Indonesia yaitu Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta. Event Fashion on Stage ini telah menjadi event tahunan majalah Chip Foto Video yang bekerja sama dengan Canon yang diikuti oleh para peserta yang datang dari kota - kota
5
lain
seperti
Bandung,
Sumedang,
Subang,
Cianjur,
Bogor,
Sukabumi,
Majalengka, Cirebon, Lampung, bahkan dari Malaysia (CFVD, 2011 : 105). Segmentasi pasar event Fashion on Stage ini masyarakat golongan menengah ke atas. Adapun event Fashion on Stage ini diikuti oleh para peserta pada usia 18 hingga 55 tahun seperti beberapa fotografer kawakan yang namanya sudah cukup dikenal publik fotografi Indonesia, disamping itu diikuti juga oleh beberapa penggiat komunitas fotografi seperti Perhimpunan Amatir Foto (PAF), berbagai komunitas fotografi kampus, siswa - siswa sekolah fotografi, dan juga freelance fotografer baik yang sudah profesional maupun yang masih pemula (CFVD, 2011 : 106). Pada penelitian ini peneliti ingin melihat bagaimana upaya Public Relations majalah Chip Foto Video dalam mempertahankan citra majalah Chip Foto Video melalui special Event Fashion on Stage.
1.2 Rumusan Masalah Saat ini kebutuhan masyarakat akan informasi mengenai fotografi semakin meningkat. tentang
Dengan
fotografi
meningkatnya maka
PT.
kebutuhan
Prima
masyarakat
InfoSarana
Media
akan
informasi
membuat
dan
menerbitkan sebuah majalah tentang fotografi yaitu majalah CHIP Foto Video. Untuk menjaga citra dan loyalitas pembaca, maka Chip Foto Video melalui divisi Public Relations nya perlu melakukan suatu upaya. Upaya Public Relations dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan atau sponsorship. Seperti yang dikemukakan oleh (Soemirat dan Ardianto, 2010 : 7), Upaya
6
Public
Relations
adalah
membentuk,
meningkatkan,
dan
menjaga
citra
organisasi atau perusahaan dilakukan dengan berbagai kegiatan dalam bentuk sponsorship atau kegiatan sosial lainnya yang membutuhkan social cost. Public Relations majalah CHIP Foto Video melakukan suatu upaya untuk mempertahankan citra majalah CHIP Foto Video yaitu dengan mengadakan event Fashion on Stage. Oleh karena itu, rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Bagaimana upaya Public Relations majalah Chip Foto Video dalam mempertahankan citra perusahaan melalui Event Fashion on Stage? b. Bagaimana cara Public Relations menghadapi dan mengatasi kendala atau hambatan dalam melakukan special event Fashion on Stage?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Tujuan diadakan penelitian ini adalah : a. Pada penelitian ini ingin mengetahui bagaimana upaya public relations majalah Chip Foto Video dalam mempertahankan citra majalah melalui event Fashion on Stage. b. Pada
penelitian
ini
ingin
mengetahui
bagaimana
cara
Public
Relations dalam menghadapi dan mengatasi kendala atau hambatan dalam event Fashion on Stage.
7
1.3.2 Manfaat Manfaat diadakan penelitian ini adalah : a. Manfaat akademis/Teoritis Diharapkan dari penelitian ini adalah untuk memperbanyak kajian ilmiah dan menambah ilmu pengetahuan bagi studi Ilmu Komunikasi, khususnya upaya public relations dalam mempertahankan citra positif perusahaan. b. Manfaat Praktis Diharapkan
dari
penelitian
ini
adalah
agar
public
relations
perusahaan - perusahaan lain dapat menerapkan upaya - upaya public relations dari perusahaan PT. Prima InfoSarana Media untuk tetap mempertahankan citra di perusahaan - perusahaan tersebut melalui special event. c. Manfaat Sosial Diharapkan dari penelitian ini adalah agar masyarakat mengetahui sejauh mana majalah Chip Foto Video dapat mempertahankan citra majalah Chip Foto Video melalui special event “Fashion on Stage” setiap tahunnya.
1.4 Metodologi Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam proposal ini adalah metode penelitian kualitatif.
Metode penelitian kualitatif merupakan salah satu
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau
8
tulisan dan perilaku orang - orang yang diamati (Basrowi dan Suwandi, 2008 : 1). Dalam
penelitian
kualitatif
ini
dikumpulkan berupa kata - kata,
bersifat
deskriptif
yaitu
data
gambar, dan bukan angka.
yang
Laporan
penelitiannya akan berisi kutipan - kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, videotape, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya (Basrowi dan Suwandi, 2008 : 28). Dalam hal ini, penulis mengumpulkan data yang berasal dari hasil wawancara dengan beberapa narasumber, catatan harian selama di lapangan, foto – foto selama dilapangan, dokumen – dokumen pribadi penulis mengenai aktifitas public relations majalah CHIP Foto Video maupun aktifitas event Fashion on Stage, dan dokumen – dokumen resmi majalah CHIP Foto Video. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data yaitu wawancara mendalam (in – depth interview), observasi, dan document review (studi dokumentasi). Metode pengumpulan data yang pertama adalah wawancara, Wawancara mendalam dilakukan untuk memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan informan - informan atau orang yang diwawancarai dengan cara tanya jawab dan tatap muka (face to face) antara pewawancara dengan narasumber atau informan - informan. Seperti yang dikatakan oleh (Basrowi dan Suwandi, 2008 : 127) wawancara merupakan percakapan dengan maksud tertentu oleh dua pihak
9
yaitu pewawancara (interviewer) sebagai pengaju atau pemberi pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) sebagai pemberi jawaban atas pertanyaan itu. Dalam
hal
ini,
penulis
melakukan
wawancara
dengan
beberapa
narasumber pihak internal majalah CHIP Foto Video yaitu BW, AM, dan SS. Wawancara
yang
dilakukan
bertujuan
untuk
mendapatkan
informasi
–
informasi mengenai penelitian yang diamati. Metode pengumpulan data yang kedua adalah melakukan observasi terhadap suatu objek yang diteliti. Menurut Ngalim Purwanto dalam buku (Basrowi dan Suwandi, 2008 : 93 - 94), Observasi merupakan metode atau cara – cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai
tingkah
laku
dengan
melihat
atau
mengamati
individu
atau
kelompok secara langsung. Dalam hal ini, penulis mengamati dan melihat secara langsung mengenai tingkah laku, aktifitas yang dilakukan public relations majalah CHIP Foto Video dan event Fashion on Stage dengan melakukan pencatatan – pencatatan secara berurutan atau sistematis. Metode pengumpulan data yang ketiga adalah document review (studi dokumentasi).
Penggunaan
hasil
dokumen
–
dokumen
berguna
untuk
menambah bukti dan mendukung sumber – sumber lain. Menurut (Basrowi dan
Suwandi,
pengumpulan
2008 data
:
yang
158),
Document
menghasilkan
review
catatan
merupakan -
catatan
suatu
cara
penting
yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah dan bukan berdasarkan perkiraan.
10
Berdasarkan penelitian ini, penulis menggunakan document review dari berbagai sumber yaitu berasal dari beberapa buku para ahli, majalah internal yaitu majalah CHIP Foto Video, dan artikel – artikel majalah CHIP Foto Video.
1.5 Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data untuk mendapatkan informasi - informasi dengan cara mengumpulkan data atau mendokumentasikan
dan
mencatat
kejadian
-
kejadiannya.
Metode
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer meliputi wawancara mendalam (in – depth interview)
sedangkan
data
sekunder
meliputi
document
review
(studi
dokumentasi). Beberapa metode dalam pengumpulan data penelitian kualitatif yang digunakan adalah sebagai berikut : 1.5.1 Data Primer Data primer merupakan data yang berasal dari sumber pertama. Data ini tidak terkompilasi ataupun dalam bentuk file – file. Data ini harus dicari melalui narasumber atau dalam istilah teknisnya adalah responden, yaitu orang yang kita jadikan sebagai sarana mendapatkan informasi ataupun data (Sarwono, 2006 : 129).
11
Data
primer
yang
digunakan
dalam
penelitian
ini
adalah
Wawancara mendalam (in – depth interview). Wawancara merupakan percakapan dengan maksud tertentu oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) sebagai pengaju atau pemberi pertanyaan dan
yang
diwawancarai (interviewee) sebagai pemberi jawaban atas pertanyaan itu (Basrowi dan Suwandi, 2008 : 127). 1.5.2 Data Sekunder Data sekunder adalah data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung
melalui
media
perantara
(dihasilkan
pihak
lain)
atau
digunakan oleh lembaga lainnya yang bukan merupakan pengolahnya, tetapi dapat dimanfaatkan dalam suatu penelitian (Ruslan, 2010 : 138). Data sekunder yang digunakan pada penelitian ini adalah Studi Dokumentasi (Document review) dan Observasi. Studi Dokumentasi (Document review) merupakan suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan catatan - catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah dan bukan berdasarkan perkiraan (Basrowi dan Suwandi, 2008 : 158). Sedangkan Observasi adalah metode atau cara – cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan
melihat
atau
mengamati
individu
atau
langsung (Basrowi dan Suwandi, 2008 : 93 - 94).
kelompok
secara
12
1.6 Sistematika Penulisan Proposal skripsi ini terdiri dari 5 bab yang berisi Pendahuluan, Landasan Teori (Kerangka Teoritis), Obyek Penelitian, Hasil Penelitian, Simpulan dan Saran. Susunan dan uraian sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Pada bab I ini terdiri dari latar belakang peneliti terhadap majalah Chip Foto – Video dan alasan peneliti memilih Public Relations majalah Chip Foto Video sebagai obyek penelitian, rumusan masalah yang diteliti serta tujuan dan manfaat akademis/teoritis, sosial, maupun praktis dalam penelitian ini. BAB II LANDASAN TEORI Pada bab II ini membahas tentang teori – teori yang menyangkut pada obyek penelitian yang diteliti. Proposal skripsi ini terdapat beberapa teori yaitu teori umum meliputi : Komunikasi, Public Relations, Fungsi dan Peranan Humas, Upaya Public Relations, Citra, Jenis - Jenis Citra. Sedangkan teori khusus meliputi : Fungsi dan Peranan Humas, Upaya Public Relations, Jenis Citra, Special Event, Jenis Event, Kerangka Pemikiran. BAB III OBYEK PENELITIAN Pada bab III ini menjabarkan struktur organisasi perusahaan, prosedur yang berlaku pada perusahaan, metodologi pengumpulan data yang digunakan,
13
fokus penelitian, narasumber penelitian, teknik pengumpulan data dan analisis data, serta permasalahan yang ada dan alternatif pemecahan masalah. BAB IV HASIL PENELITIAN Pada bab IV ini membahas tentang hasil penelitian yang meliputi penyajian data penelitian, hasil pengolahan terhadap data yang terkumpul, dan pembahasan hasil penelitian yang berhubungan dengan teori dan hasil dari wawancara. BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bab V ini merupakan bab yang berisikan simpulan dan saran setelah melakukan pembahasan dan analisis pada bab empat. Bab V ini merupakan acuan jawaban dari perumusan masalah yang ada serta terdapat saran - saran dari si peneliti yang berguna secara akademik atau teoritis, sosial, maupun praktis.