MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENDESKRIPSIKAN BAGIAN-BAGIAN HEWAN MELALUI MEDIA GAMBAR DI KELAS II SDN 18 DUNGINGI KOTA GORONTALO FATMAH S.B LUWITI MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PEMBIMBING Dr. Hj. Rusmin Husain, S.Pd, M.Pd Dra. Dajani Suleman, M.Hum ABSTRAK Fatmah S.B Luwiti. 2013, Meningkatkan Kemampuan Siswa Mendeskripsikan BagianBagian Hewan Melalui Media Gambar Di Kelas II SDN 18 Dungingi Kota Gorontalo. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dr. Hj. Rusmin Husain, S.Pd, M.Pd dan pembimbing II Dra. Dajani Suleman, M.Hum Permasalahan dalam penelitian ini adalah “apakah melalui media gambar dapat meningkatkan kemampuan siswa mendeskripsikan bagian-bagian hewan di kelas II SDN No. 18 Dungingi Kota Gorontalo? Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa mendeskripsikan bagian-bagian hewan melalui media gambar di kelas II SDN 18 Dungingi Kota Gorontalo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus I dari 35 siswa yang dikenai tindakan mampu mendeskripsikan sejumlah 14 siswa (40%) atau nilai 70 ke bawah sehingga belum mencapai indikator, Pada siklus II yang mampu mendekskripsikan bagian-bagian hewan sejumlah 32 siswa (91.42%), memperoleh nilai 70 ke atas. Dengan demikian, indikator telah tercapai. Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian melalui media gambar kemampuan siswa mendeskripsikan bagian-bagian hewan di kelas II SDN 18 Dungingi Kota Gorontalo sebagian besar sudah mampu. Kata Kunci: Kemampuan, Mendeskripsikan Bagian-bagian Hewan, Media
Gambar.
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Masalah yang terjadi pada siswa kelas II SDN 18 Dungingi Kota Gorontalo adalah kurangnya kemampuan siswa mendeskripsikan bagain-bagian hewan. Hal itu dapat diketahui dari hasil tes pada mata pelajaran bahasa Indonesia aspek menulis, dengan tujuan pembelajaran mendeskripsikan hewan dengan bahasa tulis yang dilaksanakan pada siswa kelas II SDN 18 Dungingi Kota Gorontalo, yang dirasakan masih kurang. Dari tes tersebut diperoleh hasil tulisan siswa belum sempurna, karena penggunaan katanya belum tepat dan kalimatnya cenderung diulang-ulang sehingga tidak mudah untuk dipahami. Perolehan nilai rata-rata kelas yang seharusnya mencapai nilai di atas nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) kelas II SDN 18 Dungingi Kota Gorontalo mata pelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia
aspek menulis, yakni 70 dan pada
kenyataannya dari 35 siswa hanya 14 atau 40% yang mampu mendeskripsikan bagianbagin hewan, sedangkan 21 atau 60% siswa belum mampu mendskripsikan bagianbagian hewan. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian tindakan kelas ini untuk meningkatkan kemampuan siswa mendeskripsikan bagian-bagian hewan melalui media gambar di kelas II SDN 18 Dungingi Kota Gorontalo”. Manfaat Penelitian Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi: 1. Siswa Untuk meningkatkan kemampuan mendeskripsikan bagian-bagian hewan melalui media gambar 2. Guru Meningkatkan profesionalnya dalam pengelolaan proses pembelajaran dengan penggunaan media yang tepat. 3. Sekolah Menjadi informasi berharga bagi kepala sekolah, untuk mengambil kebijakan yang tepat dalam kegiatan pengajaran dengan memanfaatkan media pembelajaran, guna menciptakan kondisi pembelajaran yang kondusif, efektif dan efisien bagi para guruguru di SDN 18 Dungingi Kota Gorontalo. 4. Peneliti Memberikan pengetahuan dan wawasan yang luas serta sebagai bahan rujukan untuk melakukan penelitian berikutnya.
BAB II KAJIAN TEORETIS Pengertian Kemampuan Donald (Sardiman, 2009:73-74) mengemukakan kemampuan adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Menurut Hamalik (2008:162) kemampuan dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu sebagai berikut : 1) Kemampuan intrinsik adalah kemampuan yang tercakup di dalam situasi belajar dan menemui kebutuhan dan tujuantujuan murid. 2) Kemampuan ekstrinsik adalah kemampuan yang hidup dalam diri siswa dan berguna dalam situasi belajar yang fungsional. Mampu adalah cakap dalam menjalankan tugas, mampu dan cekatan. Kata kemampuan sama artinya dengan kecekatan. Mampu atau kecekatan adalah kepandaian melakukan sesuatu pekerjaan dengan cepat dan benar. Seseorang yang dapat melakukan dengan cepat tetapi salah tidak dapat dikatakan mampu. Spencer and Spencer
(dalam
Hamzah
Uno,
2010:62)
mendefinisikan
kemampuan
sebagai
“Karakteristik yang menonjol dari seseorang individu yang berhubungan dengan kinerja efektif dan/superior dalam suatu pekerjaan atau situasi”. Poerwadarminta (2007: 742) mempunyai pendapat lain tentang kemampuan yaitu mampu artinya kuasa (bisa, sanggup) melakukan sesuatu, sedangkan kemampuan artinya kesanggupan, kecakapan, kekuatan. Pendapat lain dikemukakan juga oleh Nurhasnah (2007: 552) bahwa mampu artinya (bisa, sanggup) melakukan sesuatu, sedangkan kemampuan artinya kesanggupan, kecakapan. Sehubungan dengan hal tersebut
Didik
Tuminto
(2007:
423)
menyatakan
bahwa
kemampuan
adalah
kesanggupan, kecakapan atau kekuatan. Menurut Uno (2007:23) hakikat kemampuan adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Dengan adanya kemampuan siswa akan lebih mudah dalam mempelajari setiap materi yang diajarkan termasuk matari yang berkaitan dengan mata pelajaran bahasa Indonesia. Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan itu sebagai sesuatu yang kompleks. Kemampuan akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan, emosi, kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Semua ini didorong karena adanya tujuan kebutuhan atau keinginan. Jenis-Jenis Kemampuan Menurut Hamalik (2008:162) kemampuan dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu sebagai berikut :
1) Kemampuan intrinsik adalah kemampuan yang tercakup di dalam situasi belajar dan menemui kebutuhan dan tujuan-tujuan siswa. 2) Kemampuan ekstrinsik adalah kemampuan yang hidup dalam diri siswa dan berguna dalam situasi belajar yang fungsional. Menurut Uno (2007:23) hakikat kemampuan belajar adalah “Dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Hal itu mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Bentuk-Bentuk Kemampuan Terkait dengan motif ektrinsik ini ada motif sosial, yang timbul dalam interaksi dengan lingkungan. Motif ini mendorong berbuat dalam mencapai tujuan yang digariskan dirinya maupun yang digariskan lingkungan sosial. Sardiman (2009:92-95) mengatakan, ada beberapa bentuk cara untuk menumbuhkan kemampuan dalam kegiatan belajar di sekolah, yaitu sebagai berikut : a. Memberi angka b. Hadiah c.
Saingan/kompetisi
d. Ego-involvement e. Memberi ulangan f.
Mengetahui hasil
g. Pujian h. Hukuman i.
Hasrat untuk belajar
j.
Minat
k.
Tujuan yang diakui
Prinsip–Prinsip Kemampuan Kenneth Hover (dalam Hamalik, 2008:163-166) mengemukakan prinsip- prinsip kemampuan sebagi berikut: a) Pujian lebih efektif daripada hukuman. c) Semua murid mempunyai kebutuhan-kebutuhan psikologis (yang bersifat dasar) tertentu yang harus mendapatkan kepuasan. c) Kemampuan yang berasal dari dalam individu lebih efektif daripada kemampuan yang dipaksakan dari luar. d) Terhadap (jawaban) yang serasi (sesuai dengan keinginan) perlu dilakukan usaha penguatan (reinforcement). e) Kemampuan itu mudah menjalar atau tersebar terhadap orang lain. f) Pemahaman yang jelas terhadap tujuan-tujuan akan merangsang kemampuan. g) Tugas - tugas yang dibebankan oleh diri sendiri akan menimbulkan minat yang lebih besar untuk mengerjakannya daripada apabila tugas-tugas itu dipaksakan oleh guru. h) pujian-pujian yang datangnya dari luar (external reward) kadang-kadang diperlukan dan cukup efektif
untuk merangsang minat yang sebenarnya. i) Teknik dan proses mengajar yang bermacam–macam adalah efektif untuk memelihara minat murid. j) Manfaat yang telah dimiliki oleh murid adalah bersifat ekonomis. k) Kegiatan – kegiatan yang akan merangsang minat murid – murid yang kurang mungkin tidak ada artinya (kurang berharga) bagi siswa yang tergolong pandai. l) Kecemasan yang besar akan menimbulkan kesulitan belajar. m) Kecemasan dan frustasi yang lemah dapat membantu belajar, dapat juga lebih baik. n) Apabila tugas tidak terlalu sukar dan apabila tidak ada maka frustasi secara cepat menuju ke demoraliGambar Serii. o) Setiap murid mempunyai tingkat-tingkat frustasi toleransi yang berlainan. p) Tekanan kelompok murid (per grup) kebanyakan lebih efektif dalam kemampuan daripada tekanan/paksaan dari orang dewasa. q) Kemampuan yang besar erat hubungannya dengan kreativitas murid. Pengertian Kemampuan Mendeskripsikan Menurut Muda (2006: 182) bahwa deskripsi merupakan kegiatan pemaparan dengan kata-kata secara jelas dan terperinci; penguraian dengan kata-kata secara mendetail. Sedangkan mendeskripsikan adalah menggambarkan atau menguraikan dengan kata-kata secara terperinci. Sesuatu yang dapat dideskripsikan tidak hanya terbatas pada apa yang kita lihat dan kita dengar saja, tetapi juga yang dapat kita rasa dan kita pikir. Salah satu komponen yang digunakan dalam mendeskripsikan sesuatu adalah bahasa. Menurut Hardini dan Puspitasari (2012: 183) bahwa bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol-simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Sementara Wahyuni dan Ibrahim (2012: 37) menyatakan bahwa kompetensi dasar mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan uraian yang memadai atas kemampuan yang harus dikuasai siswa dalam berkomunikasi lisan (mendengarkan dan berbicara) dan tulis (membaca dan menulis) sesuai dengan kaidah bahasa dan sastra Indonesia, serta mengapresiasi karya sastra. Kompetensi ini harus dimiliki dan dikembangkan secara maju dan berkelanjutan. Berdasarkan pengertian di atas, maka mendeskripsikan yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu memaparkan bagian-bagian hewan dengan secara lebih detail. Pengertian Media Menurut Djamarah dan Zain (2010: 120) bahwa “kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium, yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar”. Dengan demikian, media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. Sedangkan Ibrahim dan Syaodih (2010: 112) mengatakan bahwa “media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan atau isi pelajaran, merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa, sehingga dapat memotivasi proses belajar mengajar”. Bila media adalah
sumber belajar, maka secara luas media dapat diartikan dengan manusia, benda, ataupun
peristiwa
yang
memungkinkan
siswa
memperoleh
pengetahuan
dan
keterampilan. Sedangkan media pembelajaran menurut Joice dan Weil (dalam Isjoni, 2012: 50) adalah suatu pola atau rencana yang sudah direncanakan sedemikian rupa dan digunakan untuk menyusun kurikulum, mengatur materi pelajaran, dan member petunjuk kepada pengajar di kelasnya. Untuk memilih media pembelajaran yang tepat, maka perlu diperhatikan relevansinya dengan tujuan pengajaran. Menurut Hasan (dalam Isjoni 2012: 50) bahwa dalam praktek media pembelajaran bisa dikatakan baik jika memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut: pertama, semakin kecil upaya yang dilakukan guru dan semakin besar aktivitas belajar siswa, maka hal itu semakin baik. Kedua, semakin sedikit waktu yang diperlukan guru untuk mengaktifkan siswa belajar juga semakin baik. Ketiga, sesuai dengan cara belajar siswa yang dilakukan. Keempat, dapat dilaksanakan dengan dengan baik oleh guru. Kelima, tidak ada satupun metode yang paling sesuai untuk segala tujuan, jenis materi dan proses belajar yang ada. Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan dalam melakukan sesuatu kegiatan pembelajaran. Jenis-jenis Media Aneka ragam media pengajaran dapat diklasifikasikan berdasarkan cirri-ciri tertentu. Brets membuat klasifikasi berdasarkan adanya tiga cirri, yaitu : suara (Audio), bentuk (gambar), dan gerak (motion). Ats dasar ini Brets (dalam Ibrahim dan Syaodih : 114) mengemukakan beberapa kelompok media, sebagai berikut : a.
Media audio-gambar-motion, yakni media yang mempunyai suara, ada gerakan dan bentuk objektif dapat dilihat.
b.
Media audio-still-gambar, yakni media mempunyai suara, objeknya dapat dilihat, namun tidak ada gerakan, seperti film strip bersuara, slide bersuara, dan rekaman televise dengan gambar tak bergerak (television still recordings).
c.
Media audio-semi motion, mempunyai suara dan gerakan, namun tidak dapat menampilkan suatu gerakan secara utuh.
d.
Media motion-gambar, yakni media yang mempunyai gambar objek bergerak, tapi tanpa mengeluarkan suara, seperti film bisu yang bergerak.
e.
Media still-gambar, yakni ada objek namun tidak ada gerakan, seperti film strip dan slide tanapa suara.
f.
Media audio, hanya menggunakan suara, seperti radio, telepon, dan audio-tape.
g.
Media cetak, yang tampil dalam bentuk bahan-bahan tercetak/tertulis seperti buku, modul dan pamphlet. Berdasarkan beberapa jenis media yang telah disebutkan di atas, maka peneliti
memilih media gambar. Manfaat Media Secara umum media mempunyai kegunaan-kegunaan Azhar (2008:3) sebagai berikut : 1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk katkata tertulis atau lisan belaka). 2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti misalnya : 3. Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatsi sikap pasif anak didik. 4. Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri. Tujuan Media Ronald Anderson (dalam Nur Hadi Waryanto, 2007: 7) mengemukakan tentang beberapa tujuan dari pembelajaraan mengunakan media video, antara lain: 1. Dapat mengembangkan mitra kognitif yang menyangkut kemampuan mengenal kembali dan kemampuan memberikan rangsangan gerak dan serasi. 2. Dapat menunjaukan serangkaian gambar diam tanpa suara sebagai media foto dan film bingkai meskipun kurang ekominis. 3. Dapat digunakan untuk menunjukan contoh dan cara bersikap atau berbuat dalam suatu penampilan, khususnya yang menyangkut interaksi siswa. Hakikat Media Gambar Dibawah ini beberapa pengertian media gambar menurut para ahli adalah sebagai berikut: 1) Hamalik (dalam Karlina, 2011: 4-5) media gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara gambar ke dalam bentuk 2 dimensi sebagai curahan ataupun pikiran yang bermacam-macam seperti lukisan, potret, slide, film, strp, dan opaque proyektor. 2) Sadiman (dalam Karlina, 2011: 5) media gambar adalah media yang paling umum dipakai, yang merupakan bahasan umum yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana saja. Dari beberapa pendapat di atas, bahwa media gambar sebagai alat peraga fungsinya adalah untuk membantu dalam proses pembelajaran, yang berbentuk gambar-
gambar hasil dari curahan pikiran peniruan manusia yang mudah dikenali secara langsung tanpa memerlukan interpretasi.. Ciri-ciri sifat utama dari gambar, pada pembelajaran Bahasa Indonesia menurut Rahadi (dalam Karlina, 2011: 11) ada beberapa karakteristik media gambar yaitu: 1) Harus autentik, artinya dapat menggambarkan objek atau peristiwa seperti jika siswa melihat secara langsung. 2) Sederhana, komposisinya jelas menunjukkan bagian-bagian pokok dalam gambar tersebut. 3) Ukuran gambar proporsional, sehingga siswa mudah dengan mudah membayangkan ukuran yang sesungguhnya. 4) Memadukan
antara
keindahan
dengan
kesesuaian
untuk
mencapai
tujuan
pembelajaran. Kelebihan dan Kelemahan Media Gambar Adapun kelebihan dan kekurangan media gambar menurut Uno (2010: 119) adalah sebagai berikut: Kelebihan a) Menarik perhatian, pada umumnya semua orang senang melihat gambar. b) Sifatnya konkrit dan lebih realistis dalam memunculkan pokok masalah jika disbandingkan dengan bahasa verbal. c) Dapat mengatasi batasan ruang dan waktu. d) Dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita. e) Memperjelas masalah bidang apa saja. f)
Harganya murah dan mudah di dapat serta digunakan
Kekurangan a) Menampilkan indera mata. b) Ukurannya terbatas hanya dapat dilihat oleh sekelompok siswa. c) Gambar di interpretasikan secara personal dan subjektif. d) Gambar disajikan dalam ukurang yang sangat kecil sehingga sangat kecil dalam pembelajaran. Dengan demikian media gambar merupakan salah satu teknik media pembelajaran yang efektif karena mengkombinasikan fakta dan gagasan secara jelas, kuat dan terpadu melalui pengungkapan kata-kata dan gambar. Berikut merupakan manfaat dan fungsi media gambar sebagai berikut: 1. Manfaat media gambar dalam pembelajaran a) Memudahkan pengertian ketika siswa sedang mendengarkan b) Dapat melafalkan dengan baik arti dari gambar. c) Dapat membaca dengan benar.
d) Mudahkan jalan komukasi antara guru dan siswa. 2. Fungsi media gambar dalam pembelajaran. Fungsi media gambar dalam pembelajaran ada dalam komponen metode mengajar sebagai salah satu upaya untuk mempertinggi proses interaksi guru dan siswa, interaksi siswa dengan lingkungan belajarnya. Oleh sebab itu fungsi utama dari media gambar dalam pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang dipergunakan guru. Penerapan Media Gambar Dalam Mendeskripsikan Bagian-Bagian Hewan Menurut Uno (2010: 119) media gambar adalah representasi gambar dari orang, tempat ataupun benda yang diwujudkan di atas kanvas, kertas, atau bahan lain, baik dengan cara lukisan, gambar atau foto. Adapun penerapan media gambar dalam mendeskripsikan bagian-bagian hewan yang akan dilakukan oleh penulis dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini yaitu dengan melakukan hal-hal sebagai berikut: a) Menyiapkan dan menempelkan media gambar di papan tulis b) Menjelaskan kegunaan panas matahari dengan menggunakan media gambar yang ada di papan tulis. c) Siswa diajak ke depan kelas menyebutkan bagian-bagian hewan dan kegunaannya sesuai gambar. d) Membagikan tugas yang berisi gambar. e) Siswa melaporkan hasil kerjanya. f)
Kesimpulan/Penutup. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa media audio
gambar memiliki kesesuaian dalam mendeskripsikan bagian-bagian hewan karena masing-masing disajikan dalam bentuk gambar. BAB III METODE PENELITIAN Jenis metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Metode pengumpulan data dalama penelitian ini adalah observasi, tes, dan dokumentasi. PEMBAHASAN
Tindakan Siklus I Tindakan siklus I dilaksanakan pada hari Senin tanggal 13 Mei 2013 dengan materi kemampuan siswa mendeskripsikan bagian-bagian hewan melalui media gambar tindakan siklus I yang terdiri dari empat tahap yaitu:
1. Hasil Pemantauan Aktivitas Guru Pada Tindakan Siklus I Dari 24 aspek yang diamati pada aktivitas guru oleh pengamat I ada 21 aspek atau persentase 87.5%
yang terlaksana, 3 aspek atau persentase 12.5% belum
terlaksana. Sedangkan pengamatan oleh pengamat II ada 22 aspek yang terlaksana atau persentase 91.66%, 2 aspek tidak terlaksana atau persentase 8.33%. Hasil tersebut menunjukkan perlunya perbaikan pada tindakan siklus II.
Hasil Pemantauan Aktivitas Siswa Pada Tindakan Siklus I Tabel 1. Hasil Pemantauan Aktivitas Siswa Pada Siklus I Aspek yang Diamati N o
Menyebutkan banyaknya Bagianbagian Hewan
Nama Siswa
M 3 √ -
KM 2 √
TM 1 -
Pilihan Kata
Teknik Penyajian
M 3 √ -
KM 2 √
TM 1 -
Jlh Skor
M 3 √ -
KM 2 √
TM 1 -
9 6
1 2
Rahmat R Moh. Fitria M
3
Altaf Aqila S
-
√
-
-
√
-
-
√
-
6
4 5 6 7 8 9 10 11 12
Abd. Rahman T Fahmi N Fazrih H.L Ferdiyanto A Firman A.D Ilham M Moh. Ridho N Rahmat S. Dai Rici Danial Ilyas
√ √ √ √ √ √ √ √ -
√
-
√ √ √ √ √ √ √ √ -
√
-
√ √ √ √ √ √ √ √ -
√
-
9 9 9 9 9 9 9 9 6
13 14
Riski Ismail Rifaldi Hunowu
√ -
√
-
√ -
√
-
√ -
√
-
9 6
15
Samson Mohamad
-
√
-
-
√
-
-
√
-
6
16 17 18 19
Sandro Talib Zulfikar Abubakar Moh. Fauzan A Raski Potabuga
√ √ -
√
-
√ √ -
√
-
√ √ -
√
-
9 9 6
20
Fatma Yasin
-
√
-
-
√
-
-
√
-
6
21
Aura Ibrahim
-
√
-
-
√
-
-
√
-
6
22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Anggriani Gais Elsa Husain Fanni A. Ismail Fatricia Daud Masayu S. Abas Novita R. Dais Nur Rahmiyati E Nur’afni Rasyid Putri Naysila Putripatricilia W Rahmawati Antu
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ -
√
-
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ -
√
-
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ -
√
-
9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 6
33
Sri Milanti Ali
-
√
-
-
√
-
-
√
-
6
Nabila Citra A Maryam Suaib
√ -
√
-
√ -
√
-
√ -
√
-
9 6
11
1
31.43
2.86
23 65.7 1
34 35
Jumlah Persentase (%)
23 65. 71
Keterangan Mampu
: 23 siswa (65.71%)
Tidak Mampu : 12 siswa (34.29%) Nilai =
X 100
11
1
23
11
1
31.43
2.86
65.71
31.43
2.86
(%)
Ket
100
M
66,6 6 66,6 6 100
TM
100
M
100
M
100
M
100
M
100
M
100
M
TM M
100
M
66,6 6 100
TM
66,6 6 66,6 6 -
TM
100
M
M
TM -
100
M
66,6 6 66,6 6 66,6 6 100
TM
100
M
100
M
100
M
100
M
100
M
100
M
100
M
100
M
TM TM M
100
M
66,6 6 66,6 6 100
TM
66,6 6
TM
TM M
Dari tabel di atas maka dapat dijelaskan hasil aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus I sebagai berikut: 1. Menyebutkan banyaknya bagian Hewan, sejumlah 23 orang siswa dengan kategori mampu atau sebesar 65.71%. Sedangkan 11 orang siswa berada dalam capaian kategori kurang mampu atau sebesar 31.43%, dan tidak mampu 1 orang atau 2.86%. 2. Aspek Pemilihan Kata, sejumlah 23 orang siswa dengan kategori mampu atau sebesar 65.71%. Sedangkan 11 orang siswa berada dalam capaian kategori kurang mampu atau sebesar 31.43%, dan tidak mampu 1 orang atau 2.86%. 3. Teknik Penyajian, sejumlah 23 orang siswa dengan kategori mampu atau sebesar 65.71%. Sedangkan 11 orang siswa berada dalam capaian kategori kurang mampu atau sebesar 31.43%, dan tidak mampu 1 orang atau 2.86%. Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti dan guru pengamat tentang kemampuan mendeskripsikan bagian-bagian hewan melalui media gambar sedikit meningkat dari sebelumnya. Namun demikian masih ada 12 siswa belum mencapai nilai kemampuan yang sudah ditetapkan. Sehingga hal akan ditingkatkan lagi pada kegiatan siklus berikutnya sampai mencapai standar yang ditetapkan. Hasil Analisis dan Refleksi Setelah dilakukannya pelaksanaan tindakan kelas siklus I maka diadakan refleksi. Kegiatan ini berguna untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan aktivitas belajar dan kemampuan siswa sebelum dan sesudah tindakan yang nantinya digunakan sebagai
bahan
pertimbangan
pelaksanaan
siklus
berikutnya.
Pembelajaran
Mendeskripsikan Bagian-Bagian Hewan melalui media gambar dinyatakan bahwa hasil yang
dicapai
siswa
belum
mencapai
indikator
yang
ditetapkan,
sehingga
mendeskripsikan bagian-bagian hewan melalui media gambar akan lebih diperbaiki pada tindakan dilanjutkan pada siklus II. Adapun aspek yang yang mampu dan tidak mampu adalah sebagai berikut: 1. Menyebutkan banyaknya bagian Hewan, sejumlah 23 orang siswa dengan kategori mampu atau sebesar 65.71%. Sedangkan 11 orang siswa berada dalam capaian kategori kurang mampu atau sebesar 31.43%, dan tidak mampu 1 orang atau 2.86%. 2. Aspek Pemilihan Kata, sejumlah 23 orang siswa dengan kategori mampu atau sebesar 65.71%. Sedangkan 11 orang siswa berada dalam capaian kategori kurang mampu atau sebesar 31.43%, dan tidak mampu 1 orang atau 2.86%. 3. Teknik Penyajian, sejumlah 23 orang siswa dengan kategori mampu atau sebesar 65.71%. Sedangkan 11 orang siswa berada dalam capaian kategori kurang mampu atau sebesar 31.43%, dan tidak mampu 1 orang atau 2.86%.
Tindakan Siklus II Siklus II ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 3 Juni 2013 dalam 1 kali pertemuan dengan alokasi waktu selama 70 menit. Siklus II dilaksanakan untuk memaksimalkan mendeskripsikan bagian-bagian hewan melalui media gambar pada siswa Di Kelas II SDN 18 Dungingi. Adapun tahapan-tahapan dalam pelaksanaan tindakan siklus II yang dilakukan oleh peneliti dan guru pengamat sebagai beikut: Hasil Pemantauan Aktivitas Siswa Selama Kegiatan Pembelajaran Tabel 2. Hasil Pemantauan Aktivitas Siswa Pada Siklus II Aspek yang Diamati N o
Nama Siswa
Menyebutkan banyaknya Bagianbagian Hewan
Pilihan Kata
Teknik Penyajian
Jlh skor
%
100
1 2 3
Rahmat R Moh. Fitria M Altaf Aqila S
M 3 √ √ -
4 5 6 7 8 9 10 11 12
Abd. Rahman T Fahmi N Fazrih H.L Ferdiyanto A Firman A.D Ilham M Moh. Ridho N Rahmat S. Dai Rici Danial Ilyas
√ √ √ √ √ √ √ √ -
√
-
√ √ √ √ √ √ √ √ -
√
-
√ √ √ √ √ √ √ √ -
√
-
9 9 9 9 9 9 9 9 6
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Riski Ismail Rifaldi Hunowu Samson M Sandro Talib Zulfikar A Moh. Fauzan A Raski Potabuga Fatma Yasin Aura Ibrahim Anggriani Gais Elsa Husain Fanni A. Ismail Fatricia Daud Masayu S. Abas Novita R. Dais Nur Rahmiyati E Nur’afni Rasyid Putri Naysila Putripatricilia W Rahmawati Antu
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ -
√
-
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ -
√
-
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ -
√
-
9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 6
33 34 35
Sri Milanti Ali Nabila Citra A Maryam Suaib
√ √ √ 32 91.42
3 8.58
0 0
√ √ √ 32 91.42
3 8.58
0 0
√ √ √ 32 91.42
3 8.58
0 0
9 9 9
Jumlah Persentase (%)
KM 2 √
TM 1 -
M 3 √ √ -
KM 2 √
TM 1 -
M 3 √ √ -
KM 2 √
TM 1 -
9 9 6
Ket
M
100
M
66,6 6 100
TM
100
M
100
M
100
M
100
M
100
M
100
M
M
100
M
66,6 6 100
TM
100
M
100
M
100
M
100
M
100
M
100
M
100
M
100
M
100
M
100
M
100
M
100
M
100
M
100
M
100
M
100
M
100
M
M
100
M
66,6 6 100
TM
100
M
100
M
M
Keterangan Mampu (M)
: 32 orang (91.42%)
Tidak Mampu (TM)
: 3 orang (8.57%)
Nilai =
X 100 Tingkat keaktifan aktivitas siswa dari 3 aspek yang diamati, yang mampu
meningkat menjadi sejumlah 32 orang siswa atau persentase sebesar 91.42%, dan tidak
mampu tinggal sejumlah 3 orang siswa atau sebesar 5.71%. Aktivitas siswa pada tindakan siklus II telah memenuhi dan melebihi standar yang telah ditetapkan, sehingga tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya. Tindakan siklus II ini mengalami peningkatan yang cukup tinggi, siswa lebih bisa antusias dalam mengikuti pembelajaran. Hasil observasi peneliti terhadap keaktifan belajar siswa secara kelompok dalam mendeskripsikan Bagian-bagian hewan meningkat. Kemampuan siswa jauh lebih baik dari pertemuan pada saat tindakan observasi awal dan siklus I ini membuktikan bahwa kemampuan siswa meningkat dan melebihi persentase ketuntasan. 4.1.3.4 Hasil Analisis dan Refleksi Peneliti menganalisis semua tindakan kelas pada siklus II, sebagaimana yang dilakukan pada siklus I bahwa pembelajaran mendeskripsikan bagian-bagian hewan melalui media gambar di kelas II SDN No. 18 Dungingi Kota Gorontalo dalam data aktivitas belajar siswa, kemampuan siswa dapat dilihat bahwa deskripsi data yang telah diuraikan tersebut ternyata dari segi hasil aktivitas belajar, kemampuan siswa dan segi indikator belajar siswa yang diadakan oleh peneliti sudah mencapai hasil yang optimal. Hal ini ditunjukkan dengan nampaknya kemampuan siswa, peneliti bersama guru pengamat menyimpulkan bahwa tindakan yang dilakukan ini telah mencapai indikator kinerja yang sesuai dengan harapan/berhasil dan tidak dilanjutkan lagi ke siklus berkutnya. BAB V SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Sehubungan dengan hasil penelitian dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa melalui media gambar kemampuan menyelesaikan pembelajaran tentang mendeskripsikan bagian-bagian hewan di kelas II SDN 18 Dungingi Kota Gorontalo meningkat.
siswa
yang
dikenai
tindakan
pada
observasi
awal
yang
mampu
mendeskripsikan sejumlah 14 siswa (40%) atau nilai 70 ke bawah. Pada siklus I yang mampu sejumlah 23 orang siswa dengan kategori mampu atau sebesar 65.71%. dan siklus II yang mampu mendekskripsikan bagian-bagian hewan sejumlah 32 siswa (91.42%), memperoleh nilai 70 ke atas. Saran Dari hasil penelitian tindakan kelas ini, dapat disarankan Diharapkan kemampuan mendeskripsikan bagian-bagian hewan melalui media gambar di kelas II SDN 18 Dungingi Kota Gorontalo ditingkatkan lagi, Dalam proses pembelajaran guru harus lebih aktif dan pandai
menggunakan berbagai cara dan metode yang tepat untuk peningkatan mutu pendidikan yang profesional sebagai tenaga pendidik, Sebagai penghasil lulusan siswa yang berkualitas, harus memperhatikan perkembangan mutu yang dihasilkan oleh siswa sehingga sekolah dapat bersaing menyongsong era globalisasi. Bagi peneliti harus dapat menambah wawasan pengetahuan sehingga secara mutlak profesi seorang guru dapat meningkat dan dapat bersaing serta menghasilkan siswa yang berkualitas yang mampu bersaing diera globalisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Azhar Arsyad, 2008. Media Pembelajaran, Jakarta: Raja Grafindo Persada. Didik Tuminto. 2007. Keterampilan Berbahasa. Jakarta: Rajawali Pres. Djamarah Bahri Syaiful dan Zain Aswan. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Hardini, Isriani dan Puspitasari Dewi. 2012. Strategi Pembelajaran Terpadu (teori, Konsep, dan Implementasi). Yogyakarta: Familia. Ibrahim, S. dan Syaodih Nana. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Isjoni. 2012. Cooperative Learning (Efektivitas Pembelajaran Kelompok). Bandung: Alfabeta. Karlina, Elin. 2011. Peningkatan kemampuan Pengurangan Bilangan cacah melalui Media gambar pada Siswa Kelas I SDN 3 Benteng Ciamis. Jakarta: UPI. Muda, Ahmad. 2006. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Reality Publisher. Nur Hadi Waryanto. 2007. Penggunaan Media Audio Gambar dalam Menunjang Pembelajaran. Makalah FMIPA UNY. Nurhasnah. 2007. Kemampuan Berbahasa Indonesia. Bandung: Remaja Rosdakarya. Poerwadarminta. 2007. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Rusman, 2012. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesinalisme Guru. Bandung: PT Rajagrafindo Persada. Sardiman, Arif dkk. 2007. Media Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sardiman. 2009. Interaksi Kemampuan Belajar Mengajar. Jakarta: Grafindo Persada. Suprijono, Agus. Cooperative Learning (Teori & Aplikasi PAIKEM). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Tarigan, 2008. Menulis: Sebagai Keterampilan Berbahasa. Bandug: Angkasa. Uno, B. Hamzah B. 2007. Teori Kemampuan dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara. Uno, Hamzah. 2010. Profesi Kependidikan: Problema, Solusi, dan Reformasi Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara. Wina Senjaya. 2008. Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. , 2009. Strategi Pengajaran dan Pembelajaran Bahasa. Bandug: Angkasa. , 2010. Profesi Kependidikan: Problema, Solusi, dan reformasi Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.