MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENYEBUTKAN ISI TEKS MELALUI PENDEKATAN KOMUNIKATIF DI KELAS II SDN 32 KOTA SELATAN WAHYUNING POLAPA (Mahasiswa Jurusan S1 PGSD FIP UNG) Pembimbing Dra. Hj. Evi Hasyim, M.Pd Wiwy T. Pulukadang, S.Pd, M.Pd. ABSTRAK
Wahyuning Polapa. 2013. “ Meningkatkan Kemampuan Siswa Menyebutkan Isi Teks Melalui Pendekatan Komunikatif Di kelas II SDN 32 Kota Selatan “. Skripsi, Program Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dra. Hj. Evi Hasyim, M.Pd dan Pembimbing II Wiwy T. Pulukadang, S.Pd, M.Pd. .Permasalahan dalam penelitian ini adalah Apakah melalui pendekatan komunikatif kemampuan menyebutkan isi teks siswa kelas II SDN 32 Kota Selatan dapat meningkat? Penelitian ini bertujuan untuk Meningkatkan Kemampuan siswa menyebutkan isi teks melalui pendekatan komunikatif pada siswa kelas II SDN 32 Kota Selatan. Setelah dilakukan penelitian dengan menempuh dua siklus maka hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut : (1) Siklus I menghasilkan 51,68 % atau 1 orang siswa memperoleh nilai 7 keatas, sedangkan 48,48 % atau 9 orang siswa memperoleh nilai 7 ke bawah. Dengan demikian perlu dilanjutkan kesiklus berikutnya karena belum memenuhi indikator kinerja yang ditetapkan. (2) Siklus II menghasulkan 78,78 % atau 18 orang siswa memperoleh nilai 7 ke atas, sedangkan 21,21 atau 5 orang siswa memperoleh nilai 8 ke bawah. Simpulan dari penelitian ini adalah Kemampuan siswa menyebutkan isi teks melalui pendekatan komunikatif di kelas II SDN 32 Kota Selatan Meningkat. Kata Kunci : Kemampuan Menyebutkan isi Teks dan Pendekatan Komunikatif BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Konsepsi Membaca dan Prinsip-prinsip Pengajaran Membaca. Membaca adalah kegiatan berinteraksi dengan bahasa yang dikodekan ke dalam cetakan (huruf-huruf).Fenomena yang nampak di SDN No. 32 Kota Selatan, bahwa masih banyak siswa ( 22 orang ) yang belum mampu dalam menyebutkan isi teks sesuai maknanya. Hal ini dapat dilihat pada nilai dan hasil ulangan siswa. Dalam menyebutkan isi teks, 22 orang siswa yang ada di kelas II hanya 11 orang yang mampu ( 50 % ). Hal ini jika dibiarkan terus menerus akan berakibat siswa tersebut tidak akan mampu menyebutkan isi teks sesuai maknanya dan tidak akan mampu menguasai keterampilan berbahasa secara keseluruhan yang akan bermuara pada rendahnya prestasi belajar siswa. Oleh sebab itu, perlu diadakan suatu penelitian yang berjudul “ Meningkatkan kemampuan siswa menyebutkan isi teks melalui pendekatan komunikatif di kelas II SDN 32 Kota Selatan Kota Gorontalo “
Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut : Minat baca siswa masih rendah, Kurangnya faktor – faktor yang dapat menimbulkan minat baca siswa, Malas Berlatih Membaca, Pemahaman bacaan siswa masih rendah. Berdasarkan latar belakang diatas, masalah yang ingin diteliti dalam penelitian ini adalah apakah melalui pendekatan komunikatif kemampuan menyebutkan isi teks siswa kelas II SDN 32 Kota Selatan Kota Gorontalo dapat meningkat ? Untuk mengatasi permasalahan yang terjadi akan digunakan salah satu teknik dalam bentuk pendekatan komunikatif. Sebab, pendekatan ini menekankan pengajaran bahasa pada latihan mengunakan bahasa untuk komunikasi khususnya pada kemampuan menyebutkan isi teks. Hadirnya pendekatan komunikatif ini adalah untuk memenuhi kebutuhan siswa agar mampu berkomunikasi terutama dalam menyebutkan isi teks. Adapun tujuan peneliti adalah : Untuk Meningkatkan kemampuan siswa menyebutkan isi teks melalui pendekatan komunikatif pada siswa kelas II SDN 32 Kota Selatan Kota Gorontalo. BAB II Kajian Teoretis Dan Hipotesis Tindakan 2.1 Kajian Teoretis Seseorang dapat dikatakan terampil apabila kegiatan yang dilakukan dtandai oleh kemampuannya untuk menghasilkan sesuatu dengan kualitas yang tinggi (cepat atau cermat) dengan tingkat relatif tepat, pembelajaran yang efektif bila dilakukan secara berulang-ulang maka keterampilan baru akan diperoleh. Menyebutkan isi teks merupakan salah satu keterampilan yang penting bagi siswa karena dengan mengungkapkan pendapat, pikiran tentang isi teks yang dilihat akan mampu mengekspresikan pikiran atau mengungkapkan isi hatinya dan mengutarakannya pada orang lain ( teman, dan guru tersebut ). Munculnya istilah pendekatan komunikatif dalam pembelajaran behasa diil hami oleh suatu teori yang memandang bahasa sebagai alat komunikasi. Berdasarkan teori tersebut, maka tujuan pembelajaran bahasa dirumuskan sebagai ikhtisar untuk mengembangkan kemampuan yang disebut kompetensi komunikatif. Kelebihan pendekatan ini adalah Mewujudkan peluang kepada murid untuk berkomunikasi secara bebas dengan menggunakan bahasa yang dipelajari. Langkah-langkah Pendekatan Komunikatif: . Menyajikan dialog singkat untuk memberikan motivasi siswa, Pelatihan lisan dialog yang diberikan, siswa kemudian mengulang yang dilisankan guru, Penyajian tanya jawab, Penelaah dan pengkajian, Penarikan simpulan, aktivitas interpretative, mengarahkan siswa dapat menginterpretasiakan
beberapa dialog yang dilisankan, aktivitas produk lisan yang dimulai dari aktivitas akomunikasi terbimbing sampai dengan aktivitas yang bebas, Pemberian tugas, Pelaksanaan evaluasi. Pendekatan komunikatif menekankan pengajaran bahsa pada latihan menggunakan bahasa untuk berkomunikasi. Dengan surutnya perhatian orang pada pendekatan atau pandangan struktural, di inggris pada tahun 1960-an muncul pendekatan yang disebut “Pengajaran Bahasa Secara Komunikatif” pendekatan ini menekankan kebermaknaan dan penyampaian makna (fungsi) menggunakan bahasa secara wajar. Berdasarkan hal-hal yang melatar belakanginya dari kajian teoretis yang telah diuraikan, maka hipotesis untuk penelitian ini adalah “Jika menggunakan pendekatan komunikatif, maka keterampilan membaca dalam bentuk bahasa melalui pendekatan komunikatif, maka keterampilan membaca dalam bentuk bahasa melalui pendekatan komunikatif maka kemampuan membaca sisswa kelas II SDN 32 Kota Selatan, akan meningkat” Yang menjadi indikator menyebutkan isi tekssesuai maknanya adalah kemampuan menyebutkan judul, menyebutkan isi teks, dan keruntutan cerita. Dan indikator kinerja dalam penelitian ini adalah 75 %. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian Pendekatan penelitian kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN No. 32 Kota Selatan, kelas II pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. 3.2 Gambar Umum Lokasi Peneletian 3.2.1 Sejarah Singkat Berdirinya SDN 32 Kota Selatan Sekolah Dasar Negeri 32 Kota Selatan Kota Gorontalo berdiri sejak tahun 2004. Tetapi sebelumnya, sekolah tersebut adalah IMPRES 73 pada tahun 1973 sampai dengan tahun 1978 yang kemudian diganti dengan SDN 32 Kota Selatan Kota Gorontalo seperti sekarang ini yang disahkan berdasarkan surat keputusan Mentri Pendidikan Nasional Republik Indonesia, dibangun di atas tanah seluas 20 x 45 Meter. Jumlah guru yang ada d sekolah SDN 32 kota Selatan adalah 12 Orang. Jumlah Siswa keseluruhan adalah 22 orang siswa. 3.2 Variabel Penelitian Kemampuan menyebutkan isi teks yang diukur melalui bimbingan pendekatan komunikatif dengan indikatornya adalah keberanian siswa dalam menyebutkan judul dan Teknik meningkatkan berbahasa dalam bentuk menyebutkan isi teks melalui pendekatan komunikatif. 3.3 Prosedur Penelitian 3.3.1 Tahap Persiapan Menghadap kepala sekolah dan Mendiskusikan rencana kegiatan.
3.3.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan (action Research). Karena Penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran dikelas. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi, wawancara, tes dan dokumentasi. BAB IV HASIL PENELITIAN 1.1 Deskripsi Hasil Penelitian Hasil penelitian tindakan kelas ini dapat dideskripsikan sebagai berikut : 4.1.1 Observasi Awal Dari kegiatan hasil pembelajaran siswa kelas II Sekolah Dasar Negeri 32 Kota Selatan Kota Gorontalo diperoleh data sebagai berikut : Data Kemampuan Menyebutkan isi teks : 1. Pendekatan Komunikatif
No.
ASPEK YANG DINILAI
JUMLAH SISWA
PRESENTASE NILAI
KET.
1
Kemampuan menyebutkan judul
22 orang
13,63 %
KM
2
Kemampuan menyebutkan isi teks
22 orang
13,63 %
KM
3
Kemampuan mengurutkan isi cerita
22 orang
13,63 %
KM
Dari hasil analisis dapat dilihat bahwa kemampuan dalam menyebutkan judul hanya 3 orang atau sekitar 13,63 % yang dikategorikan untuk menyebutkan isi teks hanya 3 orang juga atau sekitar 13,63 %. Dan untuk kemampuan dalam mengurutkan isi cerita hanya 3 orang atau 13,63 %. Dengan demikian diperoleh hasil rata – rata 13,63 %. 2. Pembelajaran Siklus I hasil pengamatan pada siklus I kemampuan dalam menyebutkan judul diperoleh 13 orang siswa atau (59,09 %), kemampuan dalam menyebutkan isi teks diperoleh 11 orang siswa atau (50,50 %) dan untuk itu kemampuan dalam mengurutkan isi cerita 10 orang siswa atau (45,45 %). Dengan demikian diperoleh hasil rata – rata 51,68 % dan masih belum mencapai sesuai yang diharapkan.
3. Pembelajaran Siklus II Siklus ke II pelaksanaan sama dengan pelaksanaan pada siklus I, yaitu siswa diberi tindakan sebanyak dua kali pertemuan dengan persiapan pembelajaran. Setelah siswa tersebut diberi tindakan, dilanjutkan dengan pengamatan dan evaluasi pada pertemuan berikutnya. Dan siklus II ini diperoleh hasil sebagai berikut : Seluruh siswa telah menampakkan peningkata terhadap kemampuan menyebutkan isi teks sesuai cerita yang ada. Hal tersebut telah dibuktikan seperti yang nampak dalam menyebutkan judul tetap seluruh siswa telah mampu dengan presentase penilaian 86,36 % untuk kemampuan dalam menyebutkan isi teks seluruh siswa telah mampu dengan presentase 77,27 %, dan untuk kemampuan mengurutkan cerita dengan presentase penilaian 72,72 %. Dengan demikian diperoleh hasil keseluruhan rata – rata 77,11 %. 4. Pembahasan Upaya – upaya yang dimaksud, sebagai berikut : 1. Menumbuhkan kreativitas guru 2. Guru dapat berpedoman pada pendapat W. Somerset Mangham seorang Belanda berpendapat, bahwa untuk mengembangkan minat dan keterampilan membaca diperlukan : a. Rajin membaca buku – buku sastra dengan penuh disiplin b. Berlatih terus menerus. BAB V Simpulan Dan Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa telah tercapai peningkatan sesuai dengan kinerja yaitu : pada observasi awal, kemampuan siswa dalam menyebutkan isi teks belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Dimana menyebutkan judul hanya 3 orang (13,63 %), menyebutkan teks hanya 3 orang (13,63 %). Dan untuk keruntutan cerita hanya 3 orang (13,63 %). Sehingga kemampuan kinerja hanya mencapai 40,89 % yang dikategorikan kurang mampu. Jadi, Sarannya adalah : a. Bagi Kepala Sekolah harus memperhatikan sarana dan prasarana yang ada di sekolah yaitu perlu adanya pelatihan pembelajaran berbasis PAKEM untuk mendukung tercapainya proses pembelajaran menjadi lebih efisien dan optimal. b. Bagi Guru SDN 32 Kota Selatan hendaknya guru memperhatikan model pembelajaran yang akan digunakan pada saat melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas. Dalam penggunaan model pembelajaran guru terlebih dahulu harus menyesuaikan kondisi kelas, siswa dan materi yang akan digunakan agar pelaksanaan kegiatan pembelajaran berjalan dengan baik. Hal ini bertujuan untuk mempengaruhi ketertarikan dan minat siswa dalam mengikuti proses belajar dikelas. Sehingga hasil belajar siswa akan meningkat dan memenuhi kriteria yang diinginkan.
c. Bagi Siswa Kelas II SDN 32 Kota Selatan hendaknya harus meningkatkan prestasi belajar menjadi lebih baik dari sebelumnya dengan cara merubah kebiasaan buruk yang lama. Siswa harus bisa mengoptimalkan belajar ketika belajar dalam kelompok, menunjukkan keberaniannya untuk mengemukakan pendapat dan idenya di depan kelas pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung, khususnya dalam membaca. d. Bagi peneliti selanjutnya, dalam menerapkan model pembelajaran dengan menggunakan pendekatan komunikatif diharapkan terlebih dahulu harus menyesuaikan dengan kondisi siswa dan materi yang akan digunakan. Selain itu, peneliti selanjutnya juga dapat menerapkan model pembelajaran bervariasi yang menarik lainnya yang dapat memotivasi siswa untuk meningkatkan pemahaman dan hasil belajar mereka. DAFTAR PUSTAKA Animo. 2007. Proses dan Evaluasi Pengajaran Kompetensi Komunikatif Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara Aqib, Zainal dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru SMP, SMA, SMK. Bandung : Yuama Widya. Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Standar isi mata Pelajaran Bahasa Indonesia Untuk SD / MI Kelas III. Jakarta : Depdiknas. Djuanda, Dadan. 2006. Pembelajaran Bahasa Indonesia Yang Komunikatif dan Menyenangkan. Jakarta : Depdiknas Iskandarwassid. 2011. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung : Remaja Rosda Karya Kemendiknas. 2011. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar. Jakarta : Kemendiknas. Mulyasa, E. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung : Remaja Rosda Karya. Mulyasa, E. 2007. Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosda Mulyasa, E. 2010. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Remaja Rosda Karya Rahmadini, Dyana. 2012. Penerapan Pendekatan Komunikatif Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Surat Resmi Siswa Kelas V SDN 013 Tampan Pekanbaru. UR. Tidak diterbitkan Santosa, Puji, dkk. 2010. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka Tarigan, H. G. 2008. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Tilaar, H. A. R. 2004. Paradigma Baru Pendidikan Nasional. Jakarta : Rineka Cipta www.energimandiri.com. Metode Pembelajaran Bahasa Indonesia www.geocities.com. Inisiasi 3 : Pendekatan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD Yang Inovatif Yohanes, Budinursatya. 2008. Pendekatan Komunikatif, CBSA, Keterampilan Proses, Kontekstual, dan Pembelajaran Kuantum. www.bentarabahasa.com.