Meningkatkan Pemahaman Konsep Sudut melalui Media Konkret
1
MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SUDUT MELALUI MEDIA KONKRET PADA SISWA KELAS II SDN NO. 26 DUNGINGI KOTA GORONTALO ROSNA Y. POHA PGSD FIP Universitas Negeri Gorontalo ( email :
[email protected] )
Abstrak : Sebenarnya pengenalan bentuk sudut bukan merupakan topik yang terlalu sulit untuk diajarkan, namun Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa materi geometri kurang dikuasai oleh sebagian besar siswa, hal ini ditandai oleh rendahnya hasil belajar siswa kelas II SDN NO. 26 Dungingi pada pembelajaran matematika khususnya materi sudut di sekolah dasar. Dari 15 siswa hanya 2 siswa atau 13,3% yang memahami sudut pada bangun datar, dan 13 siswa atau 86,6% belum memahami sudut pada bangun datar. Karena siswa sulit mengungkapkan representasinya tentang pengertian sudut dengan menggunakan benda–benda sekitar, karena pemahaman mereka terhadap hal tersebut masih kurang. Karena kecendrungan guru menggunakan metode ceramah membuat siswa tidak terlihat antusias dalam pembelajaran matematika. Keadaan ini ditandai dengan munculnya gejala siswa suka berbicara dengan teman sebangkunya, sebagian lagi mengantuk saat guru menjelaskan, ada juga yang lebih suka bermain-main. Selain kesiapan siswa harus diperhatikan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Diantaranya adalah faktor sikap, minat dan kondisi fisikologi anak. Sedangkan persiapan untuk mengajar yaitu pengusaan dan kemampuan menyampaikan materi yang dapat memberi pengalaman yang cukup kepada siswa dalam kegiatan belajar. Faktor prasarana yang memadai seperti ruangan yang segar dan bersih, tempat duduk yang nyaman, serta sarana yang cukup separti ketersediaan buku tes, alat bantu belajar, media, strategi, dan fasilitas pendukung lainnya, itu semua sangat mempengaruhi lancarnya proses pembelajaran matematika. Untuk mengatasi kesulitan siswa dalam mempelajari sudut, penulis akan memanfaatkan media konkrit atau benda yang ada disekitar kelas atau sekolah, seperti buku, meja, bingkai, kertas, papan tulis, lemari, dan lain sebagainya. Karena media ini sangat mudah didapatkan dan sangat tepat untuk memecahkan masalah pemahaman konsep sudut pada siswa kelas II SDN NO. 26 Dungingi. Permasalahan dalam penelitian ini adalah Apakah media konkrit dapat meningkatkan pemahaman konsep sudut pada siswa kelas II SDN NO. 26 Dungingi Kota Gorontalo. Adapun tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan pemahaman konsep sudut melalui media konkrit pada siswa kelas II SDN NO. 26 Dungingi Kota Gorontalo. Metode Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas, dimana tindakan penelitian dihentikan apabila tingkat pemahaman siswa meningkat yang ditunjukkan minimal 80% atau 12 siswa memperoleh nilai 69 ke atas untuk materi sajian. Subyek dalam penelitian ini adalah 15 siswa kelas II SDN NO. 26 Dungingi Kota Gorontalo Tahun Pelajaran 2012 / 2013. Pemahaman belajar siswa diukur berdasarkan kriteria ketuntasan belajar perorangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus I terdapat 8 siswa atau 53,3% dari 15 siswa yang dikenai tindakan memperoleh nilai 69 keatas. Sehingga belum mencapai indikator yang diharapkan yaitu 80% siswa memperoleh nilai 69 keatas. Dengan demikian dilanjutkan ke siklus II. Pada siklus II terdapat 14 siswa atau 93,3% dari 15 siswa yang dikenai tindakan memperoleh nilai 69 keatas. Dengan demikian indikator telah tercapai dan pembelajaran
Meningkatkan Pemahaman Konsep Sudut melalui Media Konkret
2
dianggap tuntas. Kesimpulan dari hasi penelitian bahwa dengan menggunakan media konkrit, maka pemahaman konsep sudut pada siswa akan meningkat. Kata kunci : Pemahaman Konsep Siswa, Media Konkrit.
Meningkatkan Pemahaman Konsep Sudut melalui Media Konkret
1. PENDAHULUAN Sebenarnya pengenalan bentuk sudut bukan merupakan topik yang terlalu sulit untuk diajarkan. Hanya saja, selama ini guru sering kali kurang memperhatikan batasan–batasan sejauh mana materi yang perlu diberikan kepada siswa. Terkadang guru langsung memberikan drill informasi tentang definisi sudut siku–siku atau jenis–jenis sudut. Hal ini sebenarnya kurang efektif, karena seharusnya siswa mengalami langsung proses pengidentifikasian konsep sudut. Permasalahan kesulitan siswa dalam memahami konsep sudut disebabkan oleh faktor–faktor yang mempengaruhi terjadinya proses belajar mengajar, yaitu siswa, pengajar, prasarana dan sarana. Serta guru jarang memanfaatkan alat peraga yang ada. Berdasarkan pengamatan di lapangan, Penggunaan metode yang sangat minim juga menyebabkan ketidak berhasilan dalam pembelajaran matematika di kelas II, sehingga pembelajaran matematika itu tidak menarik bagi siswa. Kecendrungan guru menggunakan metode ceramah membuat siswa tidak terlihat antusias dalam pembelajaran matematika. Keadaan ini ditandai dengan munculnya gejala siswa suka berbicara dengan teman sebangkunya, sebagian lagi mengantuk saat guru menjelaskan, ada juga yang lebih suka bermain-main. Selain kesiapan siswa harus diperhatikan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Diantaranya adalah faktor sikap, minat dan kondisi fisikologi anak. Sedangkan persiapan untuk mengajar yaitu pengusaan dan kemampuan menyampaikan materi yang dapat memberi pengalaman yang cukup kepada siswa dalam kegiatan belajar. Faktor prasarana yang memadai seperti ruangan yang segar dan bersih, tempat duduk yang nyaman, serta sarana yang cukup separti ketersediaan buku tes, alat bantu belajar, media, strategi, dan fasilitas pendukung
3
lainnya, itu semua sangat mempengaruhi lancarnya proses pembelajaran matematika. Untuk mengatasi kesulitan siswa dalam mempelajari sudut, penulis akan memanfaatkan media konkrit atau benda yang ada disekitar kelas atau sekolah, seperti buku, meja, bingkai, kertas, papan tulis, lemari, dan lain sebagainya. Karena media ini sangat mudah didapatkan dan sangat tepat untuk memecahkan masalah pemahaman konsep sudut pada siswa kelas II SDN NO. 26 Dungingi. Berdasarkan uraian di atas dapat ditetapkan satu judul “Meningkatkan pemahaman konsep sudut melalui media kokrit pada siswa kelas 11 SDN NO. 26 Dungingi Kota Gorontalo.“ Dengan identifikasi permasalahan dalam penelitian ini adalah pemahaman siswa yang rendah pada materi sudut, penyajian materi kurang menggunakan benda– benda yang bisa diamati langsung oleh siswa dan Penggunaan media yang tidak optimal. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas maka masalah dalam penelititian ini dirumuskan:”Apakah media konkrit dapat meningkatkan pemahaman konsep sudut pada siswa kelas II SDN NO. 26 Dungingi Kota Gorontalo”? Dengan demikian salah satu solusi untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Sudut Pada Siswa Kelas II SDN NO. 26 Dungingi Kota Gorontalo adalah dengan Menggunakan Media Konkrit. Adapun tujuan penelitian ini yakni untuk meningkatkan pemahaman konsep sudut melalui media konkrit pada siswa kelas II SDN NO. 26 Dungingi Kota Gorontalo. 2. TINJAUAN PUSTAKA Pemahaman adalah kemampuan untuk menjelaskan suatu situasi atau suatu tindakan, sehingga dalam proses mengajar siswa mampu mengenal, mampu menjelaskan, dan mampu menarik kesimpulan. Driver (dalam Suzana, 2003: 22).
Meningkatkan Pemahaman Konsep Sudut melalui Media Konkret
Pemahaman Konsep adalah kemampuan siswa yang berupa penguasaan sejumlah materi pelajaran, dimana siswa tidak sekedar mengetahui atau mengingat sejumlah konsep yang dipelajari, tetapi mampu mengungkapan kembali dalam bentuk lain yang mudah dimengerti, memberikan interprestasi data dan mampu mengaplikasikan konsep yang sesuai dengan struktur kognitif yang dimilikinya. Patria (2007:21) Didalam taksonomi belajar menurut Gagne (2000:6) diakses 25 maret 2013 bahwa sudut adalah suatu konsep dasar. Salah satu cara untuk mengidentifikasi pengertian sudut adalah melalui rotasi sinar garis. Pada gambar sinar garis AB dan AC berpangkal pada titik A. Garis AB dan AC disebut kaki sudut dan titik A disebut titik sudut. Daerah yang diarsir disebut daerah sudut. Seperti gambar berikut :
Pengertian media menurut sanjaya (2008:163) Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “Medium” yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Dalam Proses belajar mengajar di kelas, media berarti sebagai sarana yang berfungsi menyalurkan pengetahuan dari guru kepada siswa. Kelancaran Aplikasi Model Pembelajaran sedikit banyak ditentukan pula oleh media pembelajaran yang digunakan. Media Konkrit merupakan alat bantu yang paling mudah penggunaannya, karena kita tidak perlu membuat persiapan selain langsung menggunakannya. Yang dimaksud dengan benda konkrit sebagai media adalah alat penyampaian informasi yang berupa benda atau obyek yang
4
sebenarnya atau asli dan tidak mengalami perubahan yang berarti. (Roestiah, 2001:101). Masih menurut Roestiah (2001:102), sebagai obyek nyata media konkrit merupakan alat bantu yang bisa memberikan pengalaman langsung kepada pengguna. Oleh karena itu, media konkrit banyak digunakan dalam proses belajar mengajar sebagai alat bantu memperkenalkan subjek baru khususnya pada pemahaman konsep sudut. Media konkrit mampu memberikan arti nyata kepada hal-hal yang sebelumnya hanya digambarkan secara abstrak yaitu dengan kata-kata atau hanya visual. 3. METODE Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas, Sebagai subyek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II yang berjumlah 15 orang, yang terdiri dari laki–laki 10 orang dan perempuan 5 orang. Variabel Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel input, variabel proses dan varialel output yang mengacu pada 3 indikator yaitu : Menjelaskan konsep sudut, menunjukkan sudut. Untuk memperoleh data dalam penelitian tindakan kelas ini, maka penelitian dilaksanakan 2 siklus, penulis melakukan prosedur–prosedur penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 4 tahap yakni: (1) Tahap Persiapan, (2) Tahap Pelaksanaan, (3) Tahap Pemantauan dan Evaluasi, (4) Tahap Analisis dan Refleksi. Teknik Pengumpulan Data yaitu teknik observasi, teknik wawancara, teknik tes, teknik dokumentasi, dan Teknik Analisis Data yang digunakan mengacu pada rumus teori Aunurrahman, dkk (2009:9-10) yang dikonversikan dalam skala nilai 0-100. Dengan demikian rumus yang digunakan sebagai berikut,
Nilai Siswa
Skor Yang Diperoleh x 100 Total Skor
Meningkatkan Pemahaman Konsep Sudut melalui Media Konkret
Nilai yang diperoleh siswa selanjutnya akan dikonversikan pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran Matematika yaitu 69. Dengan demikian untuk mengetahui ketuntasan siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Nomor
Nilai
Keterangan
1
N ≥ 69
Tuntas
2
N < 69
Belum Tuntas
Tabel 1: Kriteria Ketuntasan Setelah dilakukan penetapan ketuntasan siswa, selanjutnya untuk mengetahui tingkat ketercapaian indikator kinerja, data yang diperoleh akan di analisis dengan menggunakan persentase (%). 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penggunaan media konkrit dalam memahamami konsep sudut mampu menjawab permasalahan yang telah peneliti rumuskan pada Bab I. Berikut hasil temuan tindakan pada siklus I dan II. a. Kegiatan guru Penilaian dari observer pada kegiatan guru pada siklus I memperoleh presentase 87,5% atau 14 aspek baik dan siklus II memperoleh skor 16 aspek baik atau 100%. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan guru dari penilaian observer, taraf keberhasilannya termasuk dalam kategori A atau Baik. b. Kegiatan siswa Penilaian dari observer terhadap kegiatan siswa pada siklus I diperoleh persentase 50% atau 5 aspek baik dan
5
pada siklus II meningkat menjadi 90% atau 9 aspek baik. Meningkatnya kegiatan siswa, karena peneliti telah melakukan perbaikan guna memperoleh hasil yang baik. c. Pemahaman siswa Pemahaman siswa yang diukur dari 2 indikator yaitu proses pembelajaran pada siklus I hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran matematika dengan materi tentang konsep sudut sebesar 53,3% atau 8 siswa yang paham dan masih 7 siswa atau 46,7% tidak paham. Pada siklus II terjadi peningkatan yang signifikan dari siklus I sebelumnya, yaitu 14 atau 93,3% yang paham dan 1 siswa atau 6,7% yang tidak paham. Sehingga perbaikan pembelajaran tidak dilanjutkan lagi. d. Hasil Evaluasi Siswa Hasil evaluasi siswa pada siklus I yang diukur dengan 4 soal isian menunjukkan 8 siswa atau 53,3% siswa yang tuntas atau mendapatkan nilai diatas 69, sedangkan pada siklus II 14 siswa atau 93,3% siswa yang tuntas atau mendapatkan nilai 69 keatas,dengan demikian penelitian dikatakan berhasil. Untuk lebih jelasnya peningkatan hasil belajar siswa kelas II di SDN No. 26 Dungingi pada pelajaran matematika dengan topik mengenai konsep sudut dapat di lihat pada grafik berikut ini : 16 14 12 10 8 6 4 2 0
Hasil Belajar Tertinggi
Observasi Awal
Siklus I
Siklus II
Meningkatkan Pemahaman Konsep Sudut melalui Media Konkret
e. Hasil wawancara Wawancara dengan siswa dilakukan setelah kegiatan penelitian dilaksanakan. Wawancara yang peneliti lakukan tidak menggunakan pedoman wawancara terstruktur. Dari hasil wawancara peneliti terhadap perwakilan siswa mengenai pembelajaran menggunakan media konkrit dalam pembelajaran, siswa merasa senang dalam belajar karena siswa merasa terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Dengan belajar menggunakan media konkrit siswa berpendapat bahwa pembelajaran tersebut sangat membantu dalam membangkitkan antusias mereka dan ingin terus melakukannya agar siswa lebih berperan aktif selama proses pembelajaran. 5. PENUTUP Pada penelitian materi sudut dengan menggunakan media konkret pada siswa SDN NO. 26 Dungingi terjadi peningkatan. Hasil penelitian menunjukkan pemahaman konsep sudut melalui media konkret dengan aspek penilaian yaitu menjelaskan konsep sudut, menyajikan konsep sudut dalam bentuk konkrit pada observasi awal jumlah siswa 15 hanya 2 siswa atau 13,3% yang mendapat nilai tertinggi dan sisanya 13 siswa atau 86,7% yang mendapat nilai terendah, pada siklus I terjadi peningkatan dari observasi awal yaitu 8 siswa atau 53,3% yang mendapat nilai tertinggi dan 7 siswa tau 46,7% yang nilai terendah. Hal ini belum mencapai indikator yang ditetapkan sehingga perlu ditindak lanjuti pada siklus II. Pada siklus II terjadi peningkatan yang begitu signifikan dari siklus sebelumnya, yaitu 14 siswa atau 93,3% yang mendapat nilai tertinggi atau diatas nilai 69 dan sisanya 1 siswa atau 6,7% yang tidak tuntas atau mendapat nilai terendah. Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah peneliti uraikan di atas, maka permasalahan yang telah peneliti rumuskan terjawab. Demikian pula dengan hipotesis atau
6
jawaban sementara yang menyatakan “ jika guru menggunakan media konkrit maka pemahaman siswa pada materi konsep sudut di kelas II SDN No. 26 Dungingi Kota Gorontalo akan meningkat”, adalah terbukti dan dinyatakan dapat diterima. Sehingga penelitian ini dinyatakan selesai karena indikator kinerja telah tercapai dengan maksimal. 6. DAFTAR PUSTAKA http://cirukem.org/pendidikan-cirukem/penelitian/ tanggal 08 april 2013 pukul 09.01 am.
diakses
http://matematikayulianti2.wordpress.com/trigonometri/ diakses tanggal 25 maret 2013 pukul 11.03 am Roestiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Bandung. Rineka Cipta. Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta : Prenada Media Suzana, Yeni. 2003. Meningkatkan Kemampuan Pemahaman dan Penalaran Matematika Siswa Sekolah Menengah Umum ( SMU ) Melalui Pembelajaran Dengan Pendekatan Metakognetif. Tesis. PPS. UPI Bandung. Suzana. 2008. Hakikat Pemahaman. Artikel ( Online ). Diakses tanggal 18 april 2013 pukul 11.30 am.