22 Jurnal Wahana-Bio Volume V Juni 2011
ABSTRAK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA SDN LAWAHAN PADA KONSEP ADAPTASI HEWAN MELALUI PENDEKATAN LINGKUNGAN Oleh: Nurul Ishthifaiyah, H. M. Zaini, H. Aminuddin PP
Pembelajaran di sekolah pada dasarnya masih menekankan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konseptual dimana guru masih mengajar dengan metode ceramah di kelas. Pembelajaran masih menekankan pada konsep-konsep yang ada dalam buku secara konseptual. Oleh karena itu peneliti ingin melakukan inovasi dalam pembelajaran. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa yang meliputi proses dan hasil belajar siswa, mengetahui aktivitas siswa dan guru, dan mengetahui respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran konsep adaptasi hewan melalui pendekatan lingkungan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Lawahan yang berjumlah 14 orang siswa. Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus dan masing-masing siklus terdiri dari 1 kali pertemuan yang mana siklus 1 membahas tentang adaptasi pada hewan dan pada siklus 2 membahas tentang fungsi bagianbagian penutup tubuh hewan. Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan. Data dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan pendekatan lingkungan dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas V SDN Lawahan pada konsep adaptasi hewan. Hasil ini ditunjukkan oleh hasil belajar siswa pada siklus 1 sebesar 100% dan pada siklus 2 sebesar 92,31%. Hasil selama proses pembelajaran mengalami peningkatan pada siklus 1 85,25% yang tergolong dalam kategori baik dan pada siklus 2 86,50% yang juga tergolong dalam kategori baik. Proses pembelajaran belum sepenuhnya terpusat pada siswa, namun pembelajaran ini mendapatkan respon yang positif dari siswa dan guru.
Kata kunci : Konsep adaptasi hewan, pendekatan lingkungan, proses dan hasil belajar siswa.
23 Jurnal Wahana-Bio Volume V Juni 2011
PENDAHULUAN Pembelajaran di sekolah pada dasarnya masih menekankan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konseptual dimana guru masih mengajar dengan metode ceramah di kelas. Pembelajaran masih menekankan pada konsep-konsep yang ada dalam buku secara konseptual. Meskipun nilai ulangan semester siswa yang diperoleh adalah rata-rata 70 pada tahun ajaran 2007/2008, namun pembelajaran yang digunakan masih bersifat konseptual. Konsep
adaptasi
makhluk
hidup
merupakan
salah
satu
pembelajaran yang berorientasi ke lingkungan. Jadi agar pembelajaran lebih bermakna, maka dapat dilakukan pembelajaran ke luar dari kelas itu sendiri. Pendekatan-pendekatan yang mungkin dapat digunakan agar pembelajaran lebih bermakna adalah pendekatan lingkungan. Lingkungan merupakan salah satu sumber belajar yang amat penting dan memiliki nilai-nilai yang sangat berharga dalam rangka proses pembelajaran siswa. Lingkungan dapat memperkaya bahan dan kegiatan belajar. Penggunaan lingkungan memungkinkan terjadinya proses belajar yang lebih bermakna sebab anak dihadapkan pada kondisi yang sebenarnya. Pelajaran biologi dengan menggunakan bahan-bahan alami lebih menguntungkan bagi siswa, dan pengalaman bersahabat dengan alam akan cenderung menyiapkan perasaan positif bagi siswa terhadap keajaiban alam. Plato menyebutnya sebagai sumber pengetahuan, dan Cobb (1977) sebagai sumber imajinasi. Menurut Cobb (1977) dalam Wilson (1996) kekaguman yang dirasakan oleh para siswa mendorong pendidikan lingkungan agar diberikan pada awal kehidupan mereka. Topik pembelajaran seperti kawasan hutan, pantai, danau, sungai, dan pesisir dapat dijadikan bahan pembelajaran, namun harus disesuaikan dengan konteks di mana siswa tinggal. Pendekatan lingkungan pada konsep adaptasi hewan belum pernah dilakukan di sekolah dasar Kecamatan Beruntung Baru. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang penggunaan pendekatan
24 Jurnal Wahana-Bio Volume V Juni 2011
lingkungan pada konsep adaptasi hewan di sekolah dasar Kecamatan Beruntung Baru. Pendekatan ini
merupakan inovasi dalam proses
pembelajaran khususnya di sekolah-sekolah dasar. Penelitian yang dilakukan
Naparin
dkk.
(2004)
menunjukkan
bahwa
pendekatan
lingkungan dapat meningkatkan produk, proses, keterampilan, dan meningkatkan kinerja para siswa SD dalam pembelajaran IPA. Untuk hasil penelitian menggunakan pendekatan lingkungan, menurut Afriyani (2005) membuktikan pendekatan lingkungan dapat meningkatkan pemahaman siswa
tentang
pembelajaran
konsep
ekosistem
dan
juga
dapat
mengoptimalkan respon siswa yang meliputi kinerja siswa selama proses pembelajaran.
Penelitian
menunjukkan
pemahaman
siswa
dapat
dioptimalkan serta ada respon positif terhadap model pembelajaran dengan pendekatan lingkungan. Berdasarkan alasan ini maka perlu dilaksanakan penelitian meningkatkan pemahaman siswa SDN Lawahan pada konsep adaptasi hewan melalui pendekatan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan aktivitas siswa, aktivitas guru dan hasil belajar siswa serta mengetahui respon siswa dan guru kelas V SD Negeri Lawahan Kecamatan Beruntung Baru pada pembelajaran konsep adaptasi hewan dengan menggunakan pendekatan lingkungan. Menerapkan pendekatan lingkungan dalam pembelajaran berarti mengajak para siswa belajar langsung di lapangan tentang topik-topik pelajaran. Tang (2002) mengemukakan adanya hubungan antara manusia dengan lingkungan merupakan hubungan yang saling mempengaruhi sehingga lahir interaksi. Menurut Yulianto (2002) pendekatan ini berpangkal pada terdapatnya hubungan antara perkembangan fisik dengan lingkungan sekitarnya. Pendidikan lingkungan ini memberi kesempatan siswa untuk mengumpulkan data dari kegiatan pengamatan, pembuatan sketsa, pemotretan, wawancara dan pengukuran. Dalam mengembangkan pembelajaran biologi perlu diingat bahwa lingkungan siswa sendiri adalah
25 Jurnal Wahana-Bio Volume V Juni 2011
sumber belajar biologi yang sangat berharga. Melalui lingkungan kelas, sekolah atau rumah akan sangat bearti bagi siswa untuk berperan aktif dalam mengelola lingkungan mereka. Penggunaan pendekatan lingkungan.dalam pembelajaran memiliki banyak keuntungan. Menurut Zaidin (2000) keuntungan dari upaya pemberdayaan lingkungan untuk kepentingan pembelajaran, adalah 1) memberikan perubahan iklim dan suasana baru dalam pembelajaran, 2) memberikan kesempatan siswa melakukan praktikum ke alam obyek sebenarnya,
3)
mengurangi
kesenjangan
teori
dan
praktik,
4)
memungkinkan siswa belajar mandiri, dan 5) memperluas wawasan siswa tentang berbagai fakta keilmuan di alam nyata. Materi mengenai faktorfaktor
yang
mempengaruhi
keseimbangan
ekosistem
yang
akan
dikembangkan dalam pembelajaran ini akan dilaksanakan di lokasi yang berbeda, maksudnya agar para siswa memperoleh pengalaman yang berbeda dalam 1 topik pembelajaran. Suniarsih (2007) juga mengatakan bahwa bekerja dan belajar yang berbasis lingkungan sekitar memberikan nilai lebih, baik bagi si pembelajar itu sendiri maupun bagi lingkungan sekitar. Pembelajaran dengan pendekatan lingkungan lebih bermakna bila dikombinasikan
dengan
pembelajaran
kooperatif.
Salah
satu
tipe
pembelajaran kooperatif yang dianggap sesuai dalam situasi belajar di alam terbuka adalah tipe penyelidikan kelompok atau group investigation. Ibrahim dkk. (2000) menyatakan bahwa model investigasi kelompok melibatkan siswa dalam perencanaan baik topik yang dipelajari dan bagaimana jalannya penyelidikan mereka. Pendekatan ini memerlukan norma dan struktur kelas yang lebih rumit daripada pendekatan yang lebih berpusat pada guru. Pendekatan ini juga memerlukan pengajaran pada siswa dalam hal keterampilan komunikasi dan proses kelompok yang baik. Sharan dkk (1984) dalam Ibrahim (2000) telah menetapkan enam tahap IK sebagai berikut. 1. Pemilihan topik
26 Jurnal Wahana-Bio Volume V Juni 2011
2. Perencanaan koperatif 3. Implementasi 4. Analisis dan sintesis 5. Presentasi kelas final 6. Evaluasi Menurut Dalyono (1997) dasar dari pengembangan pendekatan lingkungan adalah teori belajar kognitif yang memberi tekanan pada organisasi pengamatan atas stimulus di dalam lingkungan serta pada faktor-faktor yang mempengaruhi pengamatan. Pengajaran yang baik mengajarkan siswa bagaimana belajar, bagaimana mengingat, bagaimana berpikir dan bagaimana memotivasi diri mereka sendiri (Corebima, 2006). Jadi pengajaran kognitif ini mengajarkan siswa untuk belajar mandiri dan atas kemauan mereka sendiri. Selanjutnya ditekankan pula dalam pembelajaran yang berpusat pada siswa, peran guru adalah membantu siswa menemukan fakta, konsep atau prinsip bagi diri mereka sendiri. Siswa
berhasil
di
dalam
belajarnya
bilamana
dapat
menghubungkan pengalaman baru dengan sesuatu yang sudah mereka ketahui (konstruktivis). Jadi sumbangan belajar yang baik bagi siswa adalah lingkungan yang serupa dengan yang telah mereka kenal. Siswa belajar lebih baik melalui pengalaman langsung dan kongrit, oleh karena itu mereka harus terjun ke dalam lingkungan untuk mempelajarinya. Siswa belajar tentang IPA yang dilaksanakan di luar kelas, memperoleh pengetahuan lebih baik dibanding kelompok di dalam kelas (Welling, 1979 dalam Disinger, 1987).
METODE PENELITIAN Penelitian tindakan kelas dilaksanakan sebanyak 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari 1 kali pembelajaran, waktu belajar efektif sebanyak 4 jam pelajaran dengan penambahan waktu belajar yang disepakati bersama dengan guru pengajar. Siklus 1 mengkaji tentang adaptasi hewan. Pada siklus 2 membahas mengenai fungsi bagian-bagian penutup tubuh hewan.
27 Jurnal Wahana-Bio Volume V Juni 2011
Pada pelaksanaan pembelajaran, peneliti berkolaborasi dengan 2 orang dosen, 1 orang guru SD, dan 5 orang mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UNLAM. Refleksi awal meliputi 1) pengetahuan awal IPA yang telah diterima di kelas V atau hasil belajar di kelas sebelumnya, 2) siswa SD belum terbiasa belajar di luar kelas, 3) pada tahun-tahun sebelumnya Konsep “Adaptasi” di SD Negeri Beruntung Baru hanya diberikan secara konseptual oleh guru, 4) siswa SD belum pernah diajak untuk belajar dengan menggunakan pendekatan lingkungan dan model penyelidikan kelompok. Pelaksanaan
tindakan
meliputi
perencanaan,
pelaksanaan,
observasi, evaluasi dan refleksi. Perencanaan meliputi 1) peneliti mengadakan
observasi
ke
tempat
yang
akan
dijadikan
tempat
pembelajaran, 2) RPP yang telah dibuat beserta perangkat pembelajaran selanjutnya
disampaikan
ke
pada
guru,
3)
merancang
model
pembelajaran menggunakan pendekatan lingkungan dan penyelidikan kelompok, 4) menyusun LKS berbasis penyesuaian diri makhluk hidup terhadap lingkungannya, 5) menyusun kisi-kisi soal dilanjutkan dengan penjabaran rumusan soal-soal yang akan digunakan dalam pre test dan post test, 6) menyusun instrumen kinerja siswa selama proses pembelajaran dan cara pemberian skornya dengan menggunakan lembar observasi pembelajaran (Borich, 1994 dalam Supramono, 2005). Tahap observasi dan evaluasi tindakan meliputi 1) observasi terhadap PTK dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran (Borich, 1994 dalam Supramono, 2005), 2) penguasaan materi pelajaran diperoleh dari hasil belajar. Data hasil penelitian dicatat atau direkam untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam melakukan refleksi tahap kedua.Tahap refleksi dilakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran pada siklus 1 dan menjadi pertimbangan untuk memasuki siklus 2.
28 Jurnal Wahana-Bio Volume V Juni 2011
Subyek penelitian adalah siswa dan guru kelas V SD Negeri Lawahan Kecamatan Beruntung Baru. Siswa di SD ini berjumlah 14 orang siswa. Obyek yang diamati pada penelitian ini adalah aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran, hasil belajar serta respon siswa dan guru. Waktu untuk melaksanakan penelitian ini dimulai sejak bulan AgustusDesember
2009 yang berlokasi di SD Beruntung Baru kecamatan
Beruntung Baru. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini meliputi LKS dan alat evaluasi hasil belajar yang berpedoman pada indikator dan tujuan pembelajaran pada masing-masing RPP. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yakni hasil belajar, sedangkan data kualitatif berupa hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran diambil dengan menggunakan lembar observasi yang mengacu pada lembar observasi Borich (1994) dalam Supramono (2005). Analisis data hasil penelitian yang tergolong data kuantitatif dilakukan secara deskriptif (Arikunto, dkk., 2006). Data kuantitatif yang diperoleh dari LKS diberi skor secara kategorikal, kategori yang digunakan adalah kategori baik (76-100%), sedang (56-75%), kurang (40-55%), dan buruk (< 40%) (Arikunto,1998 dalam Zaini, 2005). Data aktivitas guru dan siswa dalam PBM dengan menggunakan lembar observasi kinerja guru dan siswa yang diadaptasi dari Borich (1994) dalam Supramono (2005). Analisis data hasil penelitian yang tergolong data kualitatif dilakukan melalui reduksi data, pemaparan data, dan penyimpulan hasil analisis (Suyanto, dkk. 2006).
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Penelitian tentang peningkatan pemahaman siswa SDN Lawahan pada konsep adaptasi hewan melalui pendekatan lingkungan.telah memperoleh sejumlah data kualitatif, kuantitatif, serta respon siswa terhadap
kegiatan
pembelajaran.
Data
kualitatif
dalam
kegiatan
29 Jurnal Wahana-Bio Volume V Juni 2011
pembelajaran menggunakan pendekatan lingkungan meliputi observasi terhadap aktivitas yang dilakukan oleh siswa dan aktivitas yang dilakukan oleh guru selama proses pembelajaran berlangsung. Aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus 1 dan siklus 2 diperlihatkan ringkasannya seperti pada Tabel 1. Pada Tabel 1 memperlihatkan aktivitas siswa pada pembelajaran siklus 1 dan siklus 2, dari 9 parameter pengamatan terhadap aktivitas siswa ada yang mengalami peningkatan dan ada yang mengalami penurunan. Aktivitas guru dalam pengelolaan pembelajaran ringkasannya seperti pada Tabel 2. Pada Tabel 2, semua parameter pengamatan menunjukkan ada beberapa parameter yang mengalami peningkatan dan ada yang mengalami penurunan.
Tabel 1. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Siklus 1 dan Siklus 2 Siswa yang diamati Aulia latifah Muhammad Edwin Muhammad Zakaria
Parameter yang diamati (%) Siklu s 1 2 1 2 1 2 1 2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
20 26,67 13,89 20 21,43 17,65 12,50 20,58
0 3,33 0 6,67 7,14 5,88 6,25 2,94
57,14 36,67 55,56 30 32,14 47,06 25,00 50,00
8,57 0 11,11 10 10,71 0 28,13 0
2,86 10 2,78 6,67 17,86 11,76 9,38 8,82
5,71 10 5,56 10 3,57 5,88 3,13 2,94
0 0 5,56 3,33 0 0 6,25 2,94
0 0 0 0 0 0 0 0
5,71 13,33 5,56 13,33 7,14 11,76 9,38 11,76
Keterangan parameter: 1. Memperhatikan penjelasan guru atau siswa lain 2. Membaca LKS atau buku-buku yang relevan 3. Melakukan penyelidikan dan mengumpulkan data-data pengamatan 4. Menulis hal-hal yang releven dengan KBM 5. Berdiskusi antar siswa /kelompok/guru 6. Melakukan analisis dan mengevaluasi informasi dari hasil penyelidikan 7. Menyajikan/mempresentasikan hasil penyelidikan 8. Membuat/menulis rangkuman pelajaran dari data-data hasil pengamatan 9. Mengisi lembar evaluasi Kategori Aktivitas Siswa ≤ 10% rendah (buruk), > 10% tinggi (baik)
30 Jurnal Wahana-Bio Volume V Juni 2011
Tabel 14. Aktivitas Guru dalam pembelajaran Siklus 1 dan Siklus 2 Siklus
Parameter 1 24 22,22
1 2
2 28 33,33
3 8 11,11
4 0 0
5 16 11,11
6 12 7,41
7 8 11,11
Keterangan parameter: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Membimbing siswa memahami LKS Membimbing siswa melakukan penyelidikan Membimbing siswa berdiskusi antar siswa/kelompok/guru Mendorong siswa bertanya kepada siswa lain atau kepada guru Membimbing siswa melakukan analisis dan mengevalusi hasil penyelidikan Membimbing siswa menyusun/melaporkan dan menyajikan hasil pengamatan Membimbing siswa untuk mempresentasikan hasil penyelidikan Membimbing siswa membuat/menulis kesimpulan pelajaran
Data kuantitatif dalam penelitian ini meliputi tes hasil belajar dan tes selama proses belajar yang diukur dengan menggunakan LKS. Data hasil belajar seperti pada tabel 3. Pada tabel 3 hasil ketuntasan klasikal yang diperoleh dari hasil post test sudah tercapai pada siklus 1 yakni sebesar 100%. Sedangkan pada siklus 2 diperoleh sebesar 92,31 %. Hal ini berarti penggunaan pendekatan lingkungan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada siklus 1 maupun siklus 2. Hasil selama proses pembelajaran pada siklus 1 maupun siklus 2 tergolong dalam kategori baik. Tabel 3. Data Ketuntasan Individual dan Ketuntasan Klasikal yang Diperoleh dari Hasil Preetest dan Postest Hasil belajar Siklus Test Jumlah % Tuntas Tidak Tuntas Tuntas (Org) (Org) Pre tes 11 3 14 78,57 1 Post tes 14 0 14 100 Pre tes 10 3 13 76,92 2 Post tes 12 1 13 92,31
Sekalipun demikian, untuk memaknai penelitian ini perlu pula dilihat respon
siswa
di dalam
pembelajaran.
pembelajaran seperti Tabel 4.
Respon
siswa
di dalam
8 4 3,70
31 Jurnal Wahana-Bio Volume V Juni 2011
Tabel 4. Respon siswa di dalam pembelajaran No. 1.
2.
3.
4. 5.
Soal Respon Pendapat siswa mengenai LKS, cara guru mengajar, cara belajar, dan proses pembelajaran a. menyenangkan b. tidak menyenangkan bahkan membosankan Pendapat siswa mengenai LKS, cara guru mengajar, cara belajar, dan proses pembelajaran a. Merupakan hal baru dan sangat membantu siswa dalam belajar b. Merupakan hal yang tidak baru tetapi membantu siswa dalam belajar c. Merupakan hal yang tidak baru dan tidak membantu siswa dalam belajar Kegiatan yang lakukan selama berlangsungnya proses belajar a. Dapat menyatakan pendapat untuk menjawab pertanyaan
F
%
13 0
100 0
12 1
92,31 7,69
0
0
12
92,31
b. Dapat melakukan penyelidikan/pengamatan untuk menjawab pertanyaan c. Berminat untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar seperti ini
13
100
13
100
Siswa dapat memahami dengan baik LKS atau buku-buku sumber yang digunakan Menurut siswa susunan kalimat, gambar atau tabel dalam LKS atau buku-buku sumber yang digunakan sangat baik
13
100
9
69,23
PEMBAHASAN Pembahasan hasil penelitian pembelajaran dengan menggunakan pendekatan lingkungan tipe penyelidikan kelompok berdasarkan data kuantitatif, kualitatif dan respon siswa ditujukan untuk menjawab tujuan penelitian seperti yang telah dirumuskan pada bagian terdahulu. Aktivitas siswa pada pembelajaran adaptasi hewan melalui pendekatan lingkungan dari siklus 1 ke siklus 2 masih rendah yakni pada parameter 2, 4, 5, 6, dan 7 secara berturut-turut yaitu membaca LKS dan buku-buku yang relevan, menulis hal-hal yang relevan dengan KBM, berdiskusi antarsiswa, melakukan analisis dan mengevaluasi hasil penyelidikan, mempresentasikan hasil penyelidikan. Namun dapat dilihat pada dasarnya terdapat tanda-tanda peningkatan aktivitas dari siklus 1 ke siklus 2 meskipun masih dalam kategori kurang aktif, yaitu pada parameter 1, 3, 5, 6 dan 9 yakni secara berturut-turut memperhatikan penjelasan guru, melakukan penyelidikan dan mengumpulkan data-data, berdiskusi antarsiswa, melakukan analisis, dan mengisi lembar evaluasi.
32 Jurnal Wahana-Bio Volume V Juni 2011
Adanya pembelajaran
tanda-tanda menunjukkan
peningkatan bahwa
aktivitas
kegiatan
siswa
dalam
pembelajaran
yang
dilaksanakan sudah berpusat pada siswa meskipun tidak maksimal. Peningkatan
aktivitas
siswa
ini
merupakan
dampak
berkurangnya dominasi aktivitas dalam pembelajaran.
positif
dari
Hal ini sejalan
dengan penelitian-penelitian sebelumnya (Afriyani, 2005; Hidayah, 2006). Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa pendekatan lingkungan pada dasarnya dapat meningkatkan aktivitas siswa yang dikendaki selama proses pembelajaran. Peningkatan aktivitas siswa ini merupakan dampak positif dari berkurangnya dominasi aktivitas dalam pembelajaran. Djamarah dan Zain (2002) menambahkan bahwa dalam interaksi kegiatan pembelajaran siswalah yang lebih aktif dalam belajar bukan guru. Aktivitas
guru
pada
pembelajaran
adaptasi hewan
melalui
pendekatan lingkungan ada yang mengalami penurunan dan ada juga yang malah mengalami peningkatan. Ada 4 parameter dari 8 parameter pengamatan yang mengalami tanda-tanda penurunan meskipun masih mendominasi.
Keempat
parameter
tersebut
yaitu
parameter
1
(membimbing siswa memahami LKS), 5 (membimbing siswa melakukan analisis dan mengevaluasi proses penyelidikan), 6 (mendorong siswa bertanya kepada siswa lain atau kepada guru), dan 8 (membimbing siswa membuat/menulis rangkuman pelajaran). Penurunan ini diduga karena adanya upaya perbaikan pembelajaran setelah melakukan refleksi pada siklus 1, selain itu juga karena siswa sudah mendapat pengalaman belajar pada siklus 1. Namun, selain itu masih ada aktivitas guru yang masih mendominasi yaitu membimbing siswa melakukan penyelidikan dan berdiskusi antarsiswa, sedangkan untuk aktivitas siswa yang dominan adalah melakukan penyelidikan dan mengumpulkan data-data. Hal ini memang agak sedikit bertentangan dengan teori yang ada dalam pandangan konstruktivisme yakni peran guru dalam proses pembelajaran dan aktivitas siswa di dalam proses pembelajaran sangat penting dan
33 Jurnal Wahana-Bio Volume V Juni 2011
keduanya mempunyai hubungan terbalik. Keaktifan siswa meningkat jika guru mengurangi dominasinya dalam proses pembelajaran. Sebaliknya keaktifan siswa menurun jika guru cenderung mendominasi dalam proses pembelajaran. Dalam pandangan konstruktivisme, keaktifan siswa harus meningkat
dan
guru
mengurangi
dominasinya
di
dalam
proses
pembelajaran (Bruner, 1990 dalam Huitt, 2003). Hal ini terjadi mungkin dikarenakan siswa yang pada dasarnya belum terbiasa dengan kondisi pembelajaran dengan menggunakan pendekatan lingkungan, sehingga masih memerlukan bimbingan khususnya dalam hal penyelidikan. Berdasarkan data kuantitatif pembelajaran dengan menggunakan pendekatan lingkungan telah mencapai batas ketuntasan klasikal yang telah ditetapkan yaitu sebesar 85 %. Hal ini ditandai dengan hasil pembelajaran pada siklus 1 sebesar 100 %. dan siklus 2 sebesar 92,31%. Pada siklus 1 ke siklus 2 terlihat terjadi penurunan hasil belajar, hal ini mungkin disebabkan jumlah soal dari siklus 1 dan siklus 2 yang berbeda, sehingga penilaianpun nantinya akan berbeda. Penurunan hasil belajar ini juga mungkin disebabkan karena instrumen soal pada siklus 2 lebih banyak aspek pengetahuannya dibandingkan prosesnya dan soal pada siklus 2 ini memang cukup sulit, khususnya pada pilihan jawabannya. Namun, penurunan hasil ini tidak mengurangi ketuntasan klasikalnya menjadi tidak tuntas, ketuntasan klasikal ini diperolah tidak lepas dari kemampuan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang baru, disamping itu kemampuan guru juga berperan penting yaitu dari cara mengelola kelas. Hasil belajar siswa dalam banyak hal tercermin pada aspek pengetahuan maupun proses (Afriyani, 2005). Kadangkala lebih menekankan pada aspek produk, proses, dan keterampilan (Naparin, 2004), dan bahkan lebih mengutamakan pada aspek proses. Aspek proses pada kegiatan pembelajaran ini ditekankan pada hasil LKS yang dikerjakan oleh siswa. Pada siklus 1, hasil rata-rata nilai LKS yang dikerjakan siswa adalah 85,25, ini berarti nilai LKS tersebut
34 Jurnal Wahana-Bio Volume V Juni 2011
dapat dikategorikan baik. Selanjutnya, pada siklus 2 nilai rata-rata LKS yang diperoleh sebesar 86,50 dan juga dikategorikan baik. Hasil penelitian di atas sejalan dengan penelitrian-penelitian sebelumnya, misalnya pada penelitian yang telah dilakukan oleh Nissa (2004) menunjukkan bahwa hasil belajar konsep makhluk hidup pada siswa kelas 1 SLTP Negeri 6 Tanjung Tabalong dengan menggunakan pendekatan
lingkungan
mampu
meningkatkan
kemampuan
dalam
menjawab soal tes. Hidayah (2006) juga melaporkan hasil penelitian bahwa pendekatan lingkungan dapat mengoptimalkan proses belajar siswa pada subkonsep pencemaran air yang diukur melalui pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran. Pembelajaran melalui pendekatan lingkungan ini mendapat respon positif dari guru kelas V SDN Lawahan. Hal ini dikarenakan komponen pembelajaran yang digunakan dapat membantu berlangsungnya kegiatan pembelajaran,
rencana
pembelajaran
mudah
dilaksanakan,
dan
menjadikan siswa merasa senang dan lebih termotivasi mengikuti proses pembelajaran. Pada saat siswa pembelajaran di luar kelas, dimana lingkungan sekitar sekolah tersebut banyak terdapat pepohonan sehingga membuat anak merasa sejuk dan nyaman. Kesejukan lingkungan membuat anak didik betah tinggal berlama-lama di dalamnya, sehingga dapat meningkatkan daya serap dan konsentrasi anak didik (Djamarah, 2002). Respon positif juga diungkapkan siswa yang dapat diihat pada angket yang diberikan. Ringkasan respon siswa setelah pembelajaran melalui pendekatan lingkungan adalah sebagai berikut : Ada 13 orang siswa (100%) menyatakan senang dengan pembelajaran yang telah dirancang
oleh
guru.
Hal
ini
disebabkan
pembelajaran
dengan
menggunakan pendekatan lingkungan merupakan hal yang masih baru bagi siswa. Pembelajaran semacam ini merupakan hal yang baru dan sangat membantu dalam belajar bagi 12 orang siswa (92,31%), karena dalam pembelajaran ini siswa dapat menyatakan pendapat untuk
35 Jurnal Wahana-Bio Volume V Juni 2011
menjawab pertanyaan bagi 13 orang siswa (100%), dapat melakukan pengamatan untuk menjawab pertanyaan bagi 13 orang siswa (100%), dan berminat untuk mengikuti kegiatan pembelajaran selanjutnya yang dinyatakan oleh 13 orang siswa (100%). LKS dan buku-buku yang digunakan dapat dipahami oleh 13 orang siswa (100%), karena susunan kalimat, gambar atau tabel yang digunakan dianggap sangat baik bagi 9 orang siswa (63,23%). Dari data di atas, menunjukkan bahwa siswa telah menggunakan kesempatan memperoleh pengalaman langsung dari lingkungan, yang pada gilirannya tercipta kekaguman terhadap alam yang melandasi munculnya kesenangan, kebahagiaan, dan misteri bagi siswa (Carson, 1956 dalam Wilson, 1996).
KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
pembahasan
tentang
meningkatkan pemahaman siswa SDN Lawahan pada konsep adaptasi hewan melalui pendekatan lingkungan, dapat disimpulkan sebagai berikut 1) Aktivitas siswa belum mencapai kategori baik, 2) aktivitas guru masih mendominasi, 3) hasil belajar siswa pada proses pembelajaran konsep adaptasi hewan dapat ditingkatkan dengan menggunakan pendekatan lingkungan. Ketuntasan hasil belajar siswa mengalami peningkatan dan mencapai batas ketuntasan klasikal yang ditetapkan 85%. Pada siklus 1 dari hasil pre tes sebesar 78,57% menjadi 100% pada post tes, dan pada siklus 2 dari 76,92% pada pre tes menjadi 92,31% pada post tes. Hasil selama proses pembelajaran pada siklus 1 dan 2 tergolong baik, 4) pembelajaran
dengan
menggunakan
pendekatan
lingkungan
mendapatkan respon yang positif dari guru dan siswa SDN Lawahan. Berdasarkan simpulan di atas dapat disarankan 1) perlu adanya perbaikan dalam soal-soal test agar perubahan peningkatan hasil lebih baik lagi meskipun hasil belajar siswa telah melampaui batas ketuntasan klasikal pada siklus 1 maupun pada siklus 2, 2) aktivitas siswa yang
36 Jurnal Wahana-Bio Volume V Juni 2011
mengalami penurunan dari siklus 1 ke siklus 2 masih perlu diperhatikan dan diperbaiki agar nantinya tidak terjadi lagi penurunan aktivitas siswa, 3) aktivitas guru dalam pengelolaan pembelajaran lebih diperhatikan lagi, karena pada penelitian ini guru masih mendominasi pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA Afriyani, Erma. 2005. Upaya Mengoptimalkan Pemahaman Konsep Ekosistem Siswa Kelas VII SMP 1 Aluh-Aluh Kabupaten Banjar Tahun Pelajaran 2004/2005 dengan Menggunakan Pendekatan Lingkungan. Skripsi. Program Sarjana S-1 Biologi FKIP UNLAM, Banjarmasin. (tidak dipublikasikan). Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta, Jakarta. Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, & Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara, Jakarta. Bahri Djamarah, Syaiful. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Rineka cipta. Jakarta. Corebima, D. Ibrahim, M. Puspitawati, R.P. Raharjo. Rachmadiarti, F. Indana, S. Susilo, Mahmudi, F. Leonita. Suparno, G. 2002. Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru Mata Pelajaran Biologi. Teori Kognitif. Direktorat SLTP Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen pendidikan Nasional, Jakarta. Dalyono, M. 1997. Psikologi Pendidikan. Rineka Cipta. Bandung. Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Sains Sekolah Dasar. Jakarta. Disinger, J.F. 1987. Cognetive Learning in the Environment: Elementary Student.http://www.ed.gov/databases/ERIC_Digests/ed.320703.html Hidayah, Rahmiatul. 2006. Mengoptimalkan Proses dan Hasil Belajar Subkonsep Pencemaran Air dengan Menggunakan Pendekatan Lingkungan Siswa Kelas X A SMA Negeri 11 Banjarmasin Tahun Pelajaran 2005/2006. Skripsi. Program Sarjana S-1 Biologi FKIP UNLAM. Banjarmasin. (tidak dipublikasikan). Ibrahim, M; Rachmadiarti, F; Nur, M; Ismono. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : Unesa – University Press
37 Jurnal Wahana-Bio Volume V Juni 2011
Naparin, A., M. Zaini, Nurjiwan., & Arbayah. 2004. Upaya Memaksimalkan Pemahaman Konsep Makhluk Hidup Murid Kelas VI SD Negeri Sungai Miai 7 Banjarmasin dengan Menggunakan Pendekatan Lingkungan. Lembaga Penelitian Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin. (tidak dipublikasikan). Nisa, Hairun. 2004. Hasil Belajar Konsep Makhluk Hidup pada Siswa Kelas 1 SLTP Negeri 6 Tanjung Tabalong dengan Menggunakan Pendekatan Lingkungan. Skripsi. Program Sarjana S-1 Biologi FKIP UNLAM. Banjarmasin. (tidak dipublikasikan). Suniarsih, UU. 2006. Lingkungan, Sumber Belajar yang Terlupakan. http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2007/072007/18/99forumguru htm. Khusnin. 2008. Pembelajaran. http://khusnin.wordpress.com/ 2008/11/08/konsep-pembelajaran-bahasa-indonesia-denganmenggunakan-pendekatan-lingkungan/ diakses pada tanggal 10 Oktober 2009 Supramono. 2005. Pengembangan Model Perangkat Pembelajaran dan Pene-rapannya dalam Kegiatan Belajar Mengajar dengan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Keterampilan Berpikir Siswa SD. Disertasi. Program Pasca Sarjana, Universitas Negeri Malang, Malang. (tidak dipublikasikan). Suyanto, Kasihani K., Suhadi Ibnu, & Herawati Susilo. 2006. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Makalah disampaikan dalam: Pelatihan Metodologi Penelitian untuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran (PPKP) dan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bagi Dosen-Dosen LPTK se-Indonesia. Diselenggarakan oleh Direktorat Ketenagaan, Dirjen Dikti Depdiknas. Tanggal 5-9 April 2006 di Mataram dan Padang. Tang, M. 2002. Sampah Dapur Moluska Indikasi Perolehan Makanan Musiman pada Situs Liang Pattae Kabupaten Maro. Jurnal UNHAS. http://www.arkeologi.net./journal/unhas.muhammadtang.html/ diakses pada tanggal 15 September 2009 Tim Revisi. 2007. Petunjuk Penulisan Karya Ilmiah Edisi IV. Jurusan Pendidikan Matematika dan IPA FKIP Universitas Lambung Mangkurat: Banjarmasin. Wilson, R.A. 1996. Science Technology Society as Reform in Science. National Science Teacher Association. Washington. DC.
38 Jurnal Wahana-Bio Volume V Juni 2011
Yulianto, E. 2002. Pendekatan Lingkungan pada Pembelajaran Fisika. Pelangi Pendidikan. Zaidin, M.H. 2000. Sekolah Masa Depan, Pemanfaatan Lingkungan sebagai Sumber Belajar. Pelangi Pendidikan 3: 44-46. Zaini, Muhammad. 2005. Kajian tentang Kognisi, Sikap, Faktor Sosial dan Pola Hubungannya terhadap Kebiasaan Pengelolaan Sampah dan Limbah Rumah Tangga Masyarakat Lingkungan Perairan Kota Banjarmasin. Disertasi. Program Pasca Sarjana, Universitas Negeri Malang, Malang. (tidak dipublikasikan).