SKRIPSI MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBEDAKAN JENIS HEWAN MELALUI MEDIA GAMBAR SKETSA HEWAN PADA KELOMPOK B DI RA AL-RASYID KOTA KENDARI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
NUR YANI NIM : 21214167
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI 2017
ABSTRAK NUR YANI Stambuk 21214167. „‟Meningkatkan kemampuan membedakan jenis hewan melalui media gambar sketsa hewan pada kelompok B di RA Al-Rasyid Kota Kendari”. Program studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Kendari. Pembimbing I Bapak Drs. Fahruddin Hanafi, M.Pd., dan pembimbing II Ibu Halima, S.Ag.,M.Pd. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “apakah kemampuan membedakan jenis hewan dapat ditingkatkan melalui media gambar sketsa hewan pada kelompok B di RA Al-Rasyid Kota Kendari?‟‟. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan membedakan jenis hewan melalui media gambar sketsa hewan pada kelompok B di RA Al-Rasyid Kota Kendari. Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi anak didik khususnya kelompok B di RA Al-Rasyid Kota Kendari. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli-September. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian tindakan kelas ( PTK ) dengan subyek penelitian ini berjumlah 12 orang anak pada kelompok B di RA Al-Rasyid. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus, dimana setiap siklus terdiri dari dua kali pertemua dan setiap siklus melewati 4 tahapan penelitian yaitu: 1 ) perencanaan, 2 ) pelaksanaan, 3 ) observasi dan evaluasi, 4) refleksi. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi atau pengamatan langsung. Berdasarkan hasil penelitian, kemampuan membedakan jenis hewan melalui media gambar sketsa hewan menunjukan hasil yang meningkat, hal ini dapat dilihat dari hasil tes awal yang hanya mencapai nilai klasikal sebanyak 25% atau 3 orang anak yang memperoleh nilai berkembang sesuai harapan (BSH ***) , pada siklus I setelah penerapan media gambar sketsa hewan secara klasikal mencapai nilai 33,33% atau sebanyak 4 orang anak yang memperoleh nilai berkembang sesuai harapan (BSH *** ), dan pada siklus II secara klasikal mencapai nilai 75%, atau 9 orang anak yang memperoleh nilai berkembang sesuai harapan (BSH***) dan berkembang sangat baik (BSB ****). Hasil peningkatan perolehan nilai yang dicapai masing-masing anak didik, dan secara klasikal dapat disimpulkan bahwa kemampuan membedakan jenis hewan dapat ditingkatkan melalui media gambar sketsa hewan pada kelompok B di RA Al-Rasyid Kota Kendari, dimana persentase peningkatan kemampuan membedakan jenis hewan secara klasikal dari siklus I hingga siklus II adalah mencapai nilai 41, 67 % atau sebanyak 5 orang anak yang memperoleh nilai berkembang sangat baik (BSB****).
Kata kunci: Kemampuan membedakan jenis hewan, Media gambar sketsa hewan
vi
KATA PENGANTAR Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang karena Ridho dan Karunia-Nya jualah hingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan. Pada saat penyusunan skripsi ini, berbagai hambatan dan kendala yang penulis temui, namun hanya dengan Rahman, Rahin, dan Rahmat Allah SWT, bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu, hingga skripsi ini dapat terselesaikan seperti yang diharapkan. Dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan dan arahan dari pembimbing, untuk itu penulis ucapkan terima kasih serta penghargaan kepada kedua pembimbing saya yaitu : Bapak Drs. Fahruddin Hanafi, M.Pd. selaku pembimbing I dan, Ibu Halima, S.Ag. M.Pd. selaku pembimbing II, dalam penulisan skripsi ini yang telah meluangkan waktu dan kesempatan bagi penulis dalam memberikan arahan dan bimbingan penulisan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih pula kepada yang terhormat : 1. Bapak Muh. Nur, S.P. M.Si. Rektor Universitas Muhammadiyah Kendari. 2. Bapak Awaludin, S.Pd, M.Pd. Dekan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Kendari. 3. Bapak Hermanto, S.Pd., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini. 4. Seluruh Staf Pustakawan UMK yang telah menyediakan referensi yang penulis butuhkan selama penyusunan skripsi ini.
vii
5. Tak lupa pula terima kasih penulis haturkan kepada ibu Sulyana, S.Si., M.Pd., selaku dosen penasehat akademik yang telah banyak memberikan nasihat dan arahan setiap awal semester selama menempuh pendidikan di Universitas Muhammadiyah Kendari. Tanpa nasihat dan arahan dari seorang penasehat akademik, maka tiada terstruktur perencanaan studi selama menempuh pendidikan strata 1. 6. Terima kasih juga kepada Ibu Normah, S.Pd selaku ketua yayasan pada RA AlRasyid Kota Kendari, Ibu Sitti Marlina Kiat, S.Pd selaku guru kelompok B RA AlRasyid Kota Kendari serta anak-anak kelompok B yang telah berpartisipasi. 7. Sebagai tanda bakti, hormat, dan rasa terima kasih yang tiada terhingga kupersembahkan karya kecil ini kepada kedua orang tua saya, ayahanda La Buana dan ibu Wa Pia, yang telah memberikan kasih sayang yang tiada terhingga yang tiada mungkin dapat kubalas hanya dengan selembar kertas yang bertuliskan kata cinta dan persembahan. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat ayah dan ibu bahagia karna kusadar, selama ini belum bisa berbuat yang lebih. Untuk ibu dan ayah yang selalu membuatku termotivasi dan selalu menyirami kasih sayang, selalu mendoakanku, selalu menasehatiku menjadi lebih baik, Terima kasih Ayah,,, Terima kasih Ibu,,,. 8. Untuk kakak dan kedua adik saya, Listi Awati, S.Sos., Sri Samsulfia, Sarni Munawati, terima kasih atas segala perhatian, kasih sayang dan motivasi serta doanya. 9. Terima kasih untuk seluruh keluarga besar, yang selalu memberikan do‟a, bimbingan, dan motivasi hingga skripsi ini terselesaikan. Terima kasih untuk Yunia
viii
Fitriana, Melinda Oktafiana, Septa Wira Yudha dan Ali Almunawan, dan semua keluarga yang tidak bisa disebutkan satu persatu dari Om, tante dan sepupu. 10. Buat seseorang yang slalu kusebut dalam doaku, kupersembahkan karya kecil ini buatmu. Terima kasih atas kasih sayang, perhatian dan kesabaranmu yang telah memberikanku semangat dan inspirasi dalam menyelesaikan tugas akhir ini, 11. Rekan-rekan seperjuangan SI Universitas Muhammadiyah Kendari tahun 2012, khususnya kelas B PG-PAUD: Sulfiana, Anisa, Sriyanti, Waode Sitti Karmila, Risnawati Wulandari, Hasrida, Reni, Melda Sari, Julianti, Supiana, Izha, Usni, Anisa Suyuti, Vivi, Irma Wati, Irma Yana, Asriani, Astuti, Masrani, Dwi wahyuni, Ulfa Sari, Eka, Uci, Nur, Meli Vita, Maria,Sumiati, Dewi, Jumriani dan Wd. Siti Nuliani, selamat berjuang dan berkarya tetap semangat dalam menempuh cita-cita. 12. Terima kasih juga buat sahabat-sahabat saya, Nila Kumala Dewi,S.Pd., Waode Ernawati Abdullah,S.Pd., Sinta Saso,S.H., Rosni,S.K.M., serta teman-teman saya: Ld. Abdul Fitrah,S.E.,LM. Zulfikar Adiputra,S.Pd, Jauzak Fadlansyah,M.S.S., Yuyun, LM. Arif Setiawan,S.Pd., Muh. Fadli, terima kasih atas bantuan kalian dan candaan kalian, aku takan melupakan kebaikan kalian. 13. Terima kasih pula kepada semua pihak yang telah menanamkan jasa dan membantu penulis selama menempuh pendidikan pada program studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Muhammadiyah Kendari, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, Insya Allah, Allah SWT mencatat semuanya sebagai amal ibadah. Amin
ix
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda bagi semuanya. Semoga semua bantuan dan doa dari pihak yang telah membantu kelancaran penyusunan skripsi ini mendapat rahmat dan kemuliaan dari Allah SWT. Dengan kerendahan hati, semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat dijadikan referensi bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Akhir kata, berbagai saran dan masukan dari berbagai pihak yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan yang dapat dijadikan bahan sebagai upaya perbaikan. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Kendari,
Januari 2017
Penulis
x
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... iii HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI ........................................................... iv SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................. v ABSTRAK ........................................................................................................... vi KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii DAFTAR ISI ........................................................................................................ xi DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................. 1 B. Rumusan Penelitian ..................................................................... 3 C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 3 D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 3 E. Defenisi Operasional .................................................................... 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Anak Usia Dini ............................................................... 5 1. Pengertian Anak Usia Dini ..................................................... 5 2. Karakteristik Anak Usia Dini ................................................. 6 B. Jenis Hewan ................................................................................. 8 1. Pengertian Hewan .................................................................. 8 2. Ciri-ciri Hewan ....................................................................... 8 3. Jenis-jenis Penggolongan Hewan ........................................... 9 a. Penggolongan Hewan Berdasarkan Tempat hidupnya ........ 9 b. Penggolongan Hewan berdasarkan Jenis Makanannya ....... 10 c. Penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya ......... 10 d. Penggolongan hewan berdasarkan cara bergeraknya .......... 11
xi
e. Penggolongan hewan berdasarkan cara berkembangbiaknya ............................................................. 11 f. Penggolongan hewan berdasarkan cara bernapasnya .......... 12 C. Media Gambar ............................................................................. 12 1. Hakikat Media Gambar ........................................................... 12 2. Pengertian Media Gambar........................................................ 13 3. Fungsi Media Gambar .............................................................. 14 4. Pentingnya Penggunaan Media di TK ...................................... 17 D. Sketsa ............................................................................................ 18 1. Arti Kata Sketsa ....................................................................... 18 2. Pengertian Sketsa ..................................................................... 18 3. Kelemahan dan Kelebihan Gambar Sketsa .............................. 20 4. Langkah-Langkah Pembelajaran Menggunakan Media Sketsa 20 E. Kerangka Pikir .............................................................................. 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian ......................................................................... 24 B. Faktor Yang Diteliti ..................................................................... 24 C. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 25 D. Prosedur Penelitian ...................................................................... 26 1. Perencanaan .............................................................................. 27 2. Pelaksanaan .............................................................................. 27 3. Evaluasi .................................................................................... 27 4. Refleksi ................................................................................... 27 E. Teknik Analisis Data.....................................................................29 F. Indikator Kinerja .......................................................................... 30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Pelaksanaan Tindakan ......................................... 32 1. Hasil Observasi Awal ............................................................ 32 2. Tindakan Siklus I ................................................................... 34 a. perencanaan ....................................................................... 34
xii
b. Pelaksanaan Tindakan ....................................................... 35 c. Observasi dan Evaluasi ..................................................... 36 d. Refleksi ............................................................................. 40 3. Tindakan Siklus II .................................................................. 42 a. Perencanaan....................................................................... 42 b. Pelaksanaan Tindakan ....................................................... 42 c. Observasi dan Evaluasi ..................................................... 44 d. Refleksi ............................................................................. 48 B. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................ 48 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................... 62 B. Saran ............................................................................................. 63 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL Halaman
Tabel 1. Hasil Observasi Awal ............................................................................. 33 Tabel 2. Keberhasilan Anak Secara Klasikal Observasi Awal ............................. 38 Tabel 3. Hasil Analisis Perkembangan Kemampuan Membedakan Jenis Hewan Siklus I .................................................................................................... 37 Tabel 4. Keberhasilan Anak Secara Klasikal Siklus I .......................................... 38 Tabel 5. Hasil Analisis Perkembangan Kemampuan Membedakan Jenis Hewan Siklus II ................................................................................................. 45 Tabel 6. Keberhasilan Anak Secara Klasikal Siklus II ......................................... 45
xiv
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas............................... 55 Lampiran 2. Rencana kegitan harian ( RKH ) pertemuan siklus I ( pertemuan 1 dan 2) .......................................................................... 56 Lampiran 3. Lembar Observasi Terhadap Peserta Didik pada siklus I ................ 58 Lampiran 4. Lembar Observasi Guru Pada Siklus I ............................................. 59 Lampiran 5. Rencana Kegitan Harian (RKH ) Pertemuan Siklus II ( pertemuan 1 dan 2 ) ........................................................................... 60 Lampiran 6. Lembar Observasi Terhadap Peserta Didik pada siklus II ............... 62 Lampiran 7. Lembar Observasi Guru Pada Siklus II............................................ 63 Lampiran 8. Daftar Penilaian Anak Didik Pada Kegiatan Awal Secara Klasikal ................................................................................ 64 Lampiran 9. Daftar Penilaian Anak Didik Pada Kegiatan Awal Berdasarkan indikator ..................................................................... 67 Lampiran 10. Daftar Penilaian Anak Didik Pada Siklus I Secara Klasikal ................................................................................ 68 Lampiran 11. Daftar Penilaian Anak Didik Pada Siklus I Berdasarkan indikator ..................................................................... 71 Lampiran 12. Daftar Penilaian Anak Didik Pada Siklus II Secara Klasikal ................................................................................ 72 Lampiran 13. Daftar Penilaian Anak Didik Pada Siklus II Berdasarkan indikator ..................................................................... 75 Lampiran 14. Rekapan Perbandingan Hasil Kegiatan Awal, Siklus I, dan Siklus II……………………………………………………..87
xv
16
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Taman Kanak-Kanak merupakan salah satu bentuk pendidikan pra sekolah yang terdapat di jalur pendidikan sekolah (PP No.27 Tahun 1990). Sebagai lembaga pendidikan pra sekolah, tugas utama Taman Kanak-Kanak adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap perilaku, keterampilan dan intelektual agar dapat melakukan adaptasi dengan kegiatan belajar yang sesungguhnya di Sekolah Dasar. Pandangan itu mengisyaratkan bahwa Taman Kanak-Kanak merupakan lembaga pendidikan pra sekolah atau pra akademik. Dengan demikian Taman Kanak-Kanak tidak mengembang tanggung jawab utama dalam membina kemampuan akademik anak seperti kemampuan membaca dan menulis. Substansi pembinaan kemampuan akademik atau sekolah ini harus menjadi tanggung jawab utama lembaga pendidikan Sekolah Dasar. Menurut Suparlan Suhartono dalam bukunya Filsafat Pendidikan, menyatakan bahwa pendidikan adalah segala kegiatan pembelajaran yang berlangsung sepanjang zaman dalam segala situasi kegiatan kehidupan. Pendidikan berlangsung disegala jenis, bentuk dan tingkat lingkungan hidup yang kemudian mendorong pertumbuhan segala potensi yang ada di dalam diri individu. Dengan kegiatan pembelajaran seperti itu, individu mampu merubah dan mengembangkan diri menjadi semakin dewasa, cerdas, matang. Jadi singkatnya, pendidikan merupakan system proses perubahan menuju
1
17
pendewasaan, pencerdasan dan pematangan diri. Salah satu masalah pendidikan yang masih berkembang dewasa ini adalah lemahnya proses pembelajaran. Pembelajaran yang sering dipakai lebih berorientasi kepada guru sehingga siswa hanya sebagai objek ajar yang terus diberi dengan segudang informasi. Anak didik tidak diberi kesempatan untuk menunjukan eksistensi dirinya guna berpartisipasi dalam pembelajaran. Fenomena seperti ini dapat mengakibatkan menurunnya motivasi berprestasi anak didik ketika belajar yang pada akhirnya keberhasilan pembelajaran menjadi berkurang. Semua orang yakin bahwa guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan siswa untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Keyakinan ini muncul karena manusia adalah makhluk lemah, yang dalam perkembangannya senantiasa membutuhkan orang lain dari sejak lahir bahkan pada saat meninggal. Semua itu
menunjukkan
bahwa
setiap
orang
membutuhkan
orang
lain
dalam
perkembangannya, demikian halnya dengan siswa. Begitupun, orang tua pada saat mendaftarkan anaknya ke sekolah, sudah bukan hal yang bisa dielakkan lagi bahwa orang tua juga menaruh harapan terhadap guru, agar anaknya dapat berkembang secara optimal di bawah bimbingan guru. Banyak cara yang dapat digunakan untuk melakukan pembelajaran yang baik. Misalnya, dengan menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang disampaikan dan disesuaikan dengan kondisi anak didik. Dengan adanya ketetapan dalam memilih sebuah metode pembelajaran maka akan dengan mudah tercapainya tujuan dari pembelajaran. Keberhasilan suatu pembelajaran dapat diukur dari
18
kemampuan anak didik dalam memahami materi pelajaran. Kriteria keberhasilan pembelajaran diukur dari sejauh mana anak didik dapat menguasai materi pelajaran yang disampainkan oleh guru. Pembelajaran di dalam kelas dikatakan berhasil apabila sebagian besar anak didik memahami pelajaran dengan baik. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan belajar anak didik yang dapat dikelompokkan menjadi faktor internal dan eksternal. Salah satu faktor internalnya adalah pengaruh dari dalam diri siswa tersebut baik dilihat dari semangat ataupun motivasi belajarnya, dan salah satu faktor internalnya adalah guru. Guru berperan besar dalam menyusun strategi pembelajaran yang menyenangkan dan menarik agar anak didik termotivasi untuk berprestasi serta dapat memahami pelajarannya dengan baik. Dalam kegiatan pembelajaran anak didik seharusnya berperan sebagai subjek didik, tetapi dalam fenomena kegiatan pembelajaran anak didik dianggap sebagai objek didik. Anak didik diperankan secara aktif untuk mengembangkan pengetahuan yang didapatnya, tidak hanya pasif. Sebagai objek didik, anak didik biasanya berada di bawah kekuasaan guru. Guru sebagai pengelolah kelas mempunyai wewenang terhadap kelas yang dikelolahnya. Anak didik mengikuti apa yang diinstrusikan oleh guru. Padahal anak didik mempunyai hak untuk berpendapat, berinisiatif jika ada hal yang kurang cocok pada diri anak didik. Anak didik sebagai objek didik juga harus aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran berlangsung efektif. Anak didik tidak hanya duduk mendengarkan ceramah dari guru ataupun mencatat apa yang tertulis dari papan tulis, tetapi anak didik berusaha mencoba menemukan pengetahuannya
19
sendiri dengan bimbingan dari guru. Dengan demikian pembelajaran ini berpusat pada diri anak didik dan hasilnya anak didik akan terbiasa bersikap aktif untuk mengkonstruksi pengetahuannya. Piaget sebagaimana yang dikutip Rosalind Charlesworth (1995:7-8) mengatakan bahwa pengetahuan terdiri dari tiga jenis, yaitu pengetahuan fisik, pengetahuan logika matematika dan pengetahuan sosial. Pengetahuan fisik merupakan jenis pengetahuan yang meliputi objek-objek di alam dan karakteristiknya. Pengetahuan fisik disebut juga pengetahuan nyata. Hal ini berkaitan dengan benda-benda yang dapat dilihat, diraba, disentuh, didengar dan dirasa. Pengetahuan fisik adalah pengetahuan yang berkembang pada anak. Pengetahuan ini adalah pengetahuan dasar karena merupakan pembentuk utama dari struktur mental yang mendasari bentuk-bentuk pengetahuan lain. Pengetahuan fisik berkembang melalui pengamatan anak dan interaksi anak dengan objek dan lingkungan. Media gambar sketsa hewan merupakan salah satu media yang tepat untuk membantu anak membedakan jenis-jenis hewan. Melalui media gambar sketsa hewan, anak dapat belajar sambil bermain untuk mengenal jenis-jenis hewan yang bergerak dengan kaki, bergerak dengan sayap, bergerak dengan perut/melata, dan bergerak dengan merangkak/merayap, karena media gambar ini bisa menyampaikan tujuan yang ingin disampaikan pada anak didik. Media gambar sketsa juga dapat membuat anak untuk berimajinasi dimana anak-anak dapat mewarnainya, karena sketsa atau sket (sketch) secara umum dikenal sebagai bagan atau rencana bagi sebuah lukisan. Dalam
20
pengertian itu, sketsa lebih merupakan gambar kasar, bersifat sementara, baik diatas kertas atau di atas kanvas dengan tujuan untuk dikejakan lebih lanjut sebagai lukisan. Berdasarkan observasi awal dilapangan, anak-anak kelompok B di RA Al-Rasyid masih banyak anak yang kurang mampu dalam membedakan jenis hewan. Dari 12 orang anak, hanya 3 orang yang mampu membedakan jenis hewan dengan benar dan sekitar 9 orang anak belum mampu membedakan jenis hewan, dalam hal ini hanya sekitar 25% anak yang mampu membedakan jenis hewan dan 75% anak belum mampu dalam membedakan jenis hewan. Keadaan tersebut disebabkan oleh kurangnya kreatifitas guru untuk menciptakan media pembelajaran yang menarik bagi anak. Guru hanya mengarahkan anak untuk bermain bebas di setiap sentra, dan bermain tanpa adanya suatu pengawasan dalam bentuk keikutsertaan pada saat anak bermain dan pada saat pembelajaran anak-anak lebih dominan mendengarkan apa yang dijelaskan oleh guru, guru lebih banyak menyampaikan materi pelajaran dengan menggunakan metode ceramah dan anak didik hanya berhayal tanpa diperlihatkan gambar-gambarnya. Akibatnya anak didik merasa bosan, jenuh, mereka mengantuk, bahkan ada sebagian anak didik main di dalam kelas dan tidak mau memperhatikan penjelasan dari guru. Seperti yang kita ketahui media sangat penting dalam menyampaikan pembelajaran karena media merupakan alat untuk menyampaikan pesan kepada penerima pesan agar penerima dapat memahami dengan baik. Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas yang berjudul “Meningkatkan Kemampuan Membedakan Jenis Hewan Melalui Media Gambar Sketsa Hewan”.
21
B. Rumusan Penelitian Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah kemampuan membedakan jenis hewan dapat ditingkatkan melalui media gambar sketsa hewan pada kelompok B di RA Al-Rasyid Kota Kendari? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan membedakan jenis hewan melalui media gambar sketsa hewan pada kelompok B di RA Al-Rasyid Kota Kendari. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah 1. Bagi anak didik : penelitian tindakan kelas ini akan berguna untuk meningkatkan kemampuan membedakan jenis hewan melalui media gambar sketsa hewan. 2. Bagi guru : sebagai bahan masukan bagi guru atau pendidik dalam memilih permainan untuk meningkatkan kemampuan membedakan jenis hewan melalui media gambar sketsa hewan. 3. Bagi sekolah : dengan adanya penelitian tindakan kelas, akan meningkatkan mutu pembelajaran disekolah yang tercermin dari peningkatan kemampuan profesional guru dan perbaikan proses.
22
E. Defenisi Operasional 1. Kemampuan membedakan jenis hewan adalah kemampuan yang dimiliki anak dalam membedakan jenis hewan. 2. Media gambar sketsa hewan adalah media sketsa hewan yang berupa gambar-gambar yang belum mempunyai warna.
23
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Anak Usia Dini 1. Pengertian Anak Usia Dini Menurut National Association of Education for Young Children (NAEYC) dalam Soemiarti Patmonodewo (2003: 41-43), yang dimaksud dengan early childhood (anak masa awal) adalah anak yang sejak lahir sampai dengan usia delapan tahun. Masa prasekolah merupakan cermin kualitas bangsa di masa yang akan datang. Usia dini perlu dibekali dengan berbagai macam aspek perkembangan agar kemajuan perkembangan anak berjalan dengan pesat. Istilah anak usia dini di Indonesia ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun Masitoh, Ocih Setiasih, & Heny Djoehaeni,( 2005: 3). Pendapat Masitoh, dkk. tersebut diperkuat oleh pendapat Purba, sebagaimana dimuat dalam Harun Rasyid, Mansyur, dan Suratno (2009: 64), bahwa anak usia dini merupakan usia emas (the golden age) yang sangat potensial untuk melatih dan mengembangkan berbagai potensi multi kecerdasan yang dimiliki anak. Pemberdayaan potensi anak sebaiknya harus dikondisikan sesuai dengan perkembangan dan tingkat kebutuhan anak secara individual. Sebab anak tidak dibentuk melainkan dibiarkan membentuk sendiri konsep mereka tentang segala sesuatu di sekitarnya berdasarkan potensi yang dimiliki. Slamet Suyanto (2005: 7) mengemukakan bahwa anak usia dini sedang dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun mental yang sangat pesat.
8
24
Usia keemasan (golden age), yaitu pada usia 4 tahun 50% kecerdasan telah tercapai dan 80% pada usia 8 tahun. Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa anak usia dini adalah anak yang berusia 0-8 tahun yang merupakan masa emas, sangat berpotensi besar dan siap diberikan masukan berupa stimulasi dilihat dari segi kematangan usia anak. Dengan stimulasi yang sesuai tahapan perkembangan anak, maka berkembang juga kecerdasan anak dengan pesat. Hal tersebut dapat menjadikan fondasi awal bagi anak untuk meningkatkan kemampuan dan aspek perkembangan anak secara keseluruhan. 2. Karakteristik Anak Usia Dini Snowman dalam Djauhar Siddiq, Nelva Rolina, & Unik Ambar Wati, (2006: 1921) mengemukakan ciri-ciri anak prasekolah (3-6 tahun) yang biasanya ada di TK. Ciriciri yang dikemukakan yaitu anak prasekolah umumnya sangat aktif, anak suka melakukan berbagai kegiatan dan membutuhkan istirahat yang cukup, anak memiliki satu atau dua sahabat tetapi sahabat itu cepat berganti, anak mengekspresikan emosinya secara bebas dan terbuka, serta anak mulai menyadari peran jenis kelamin. Ada berbagai kajian tentang hakikat anak usia dini, khususnya anak TK di antaranya oleh Bredecam dan Copple, Brener, serta Kellough dalam Masitoh, dkk., (2005: 1.12-1.13) adalah sebagai berikut: a. Anak bersifat unik b. Anak mengekspresikan perilakunya secara relatif spontan c. Anak bersifat aktif
25
d. Anak itu egosentris e. Anak memiliki rasa ingin tahu yang kuat f. Anak berjiwa petualang g. Anak umumnya kaya dengan fantasi h. Anak masih kurang pertimbangan dalam bertindak i. Anak memiliki perhatian yang pendek Berdasarkan karakteristik anak usia dini yang telah dikemukakan oleh Bredecam dan Copple, Brener, serta Kellough dalam Masitoh, dkk., (2005: 1.12-1.13) maka dapat ditegaskan bahwa anak usia dini itu selalu memiliki rasa ingin tahu yang besar dan selalu menggali jawaban-jawaban dari pertanyaan yang telah diberikan jawaban, anak merupakan pribadi yang unik yang memiliki karakter pribadi yang berbeda-beda, suka berfantasi dan berimajinasi, masa paling potensial untuk belajar, menunjukkan sikap egosentris terbukti anak ingin menang sendiri dan tidak mau mengalah, memiliki rentang daya konsentrasi yang pendek dan sebagai bagian dari makhluk sosial. Untuk itu, sebagai pendidik anak usia dini perlu memperhatikan karakteristik individu yang unik dari masing-masing anak yang dibutuhkan untuk menggali serta mengoptimalkan aspek perkembangan anak secara optimal sesuai dengan minat dan kebutuhan serta usia anak. B. Jenis Hewan 1. Pengertian Hewan Hewan merupakan mahluk hidup yang mampu beradaptasi di berbagai lingkungan. Hewan dapat hidup di laut, air tawar, kutub, dan padang pasir (gurun).
26
Hewan ada yang hanya memakan hewan lainnya, ada yang parasit, ada yang memakan tumbuhan dan hewan, serta ada juga yang hanya memakan tumbuhan saja. Hewan menampilkan struktur, peran dan aktivitas yang bervariasi. Mereka dapat ditemukan dalam ukuran, warna, dan bentuk tubuh yang mengagumkan. 2. Ciri- ciri Hewan Ada beberapa ciri umum hewan yaitu sebagai berikut; a. Hewan merupakan mahluk hidup eukariotik multiselular (kelompok metazoan). b. Hewan tidak melakukan kegiatan fotosintesis. c. Hewan secara khas bereproduksi secara aseksual. d. Sel hewan tidak memiliki dinding sel. e. Hewan mmpu merespons dengan cepat terhadap rangsang dari luar. f. Hewan merupakan mahluk hidup yang motil (aktif bergerak) selama tahap tertentu dalam siklus hidupnya. Hewan yang diam (stasioner) sekalipun, misalnya hewan spons, memiliki tahap motil berupa larva yang berenang.
Semua hewan dipercaya sebagai hasil evolusi dari nenek moyang Protista. Diperkirakan ada sekitar 34 filum hewan yang hidup di planet bumi ini. Pada umumnya, para ilmuwan mengelompokkan dunia hewan berdasarkan ada tidaknya tulang belakang. Dalam hal ini, hewan dibedakan atas dua kelompok besar, yaitu invertebrata dan vertebrata. Invertebrata (bahasa Latin, in = tidak, vertebrata =tulang belakang) merupakan kelompok hewan tidak bertulang belakang, sedangkan vertebrata merupakan kelompok hewan bertulang belakang.
27
3. Jenis-jenis Penggolongan Hewan Hewan atau Binatang yang hidup di dunia ini pada umumnya diklasifikasikan menjadi dua kelompok besar yaitu vertebrata dan invertebrata yaitu pengklasifikasian hewan berdasarkan tulang belakangnya. selain klasifiasi hewan tersebut, terdapat juga berbagai jenis penggolongan hewan seperti berdasarkan jenis makanannya, jenis tempat hidupnya, penutup tubuhnya, cara geraknya, cara bernafasnya serta berdasarkan cara hewan berkembang biak. a. Penggolongan Hewan Berdasarkan Tempat hidupnya Penggolongan
hewan
berdasarkan
tempat
hidup
pada
umumnya
digolongkan menjadi 3 yakni : 1) Hewan yang hidup di darat; contohnya harimau, anjing, kucing, sapi, kuda, kambing, ular, dan lain sebagainya. 2) Hewan yang hidup di air. Hewan air terdiri dari hewan yang hidup di air laut yaitu ikan kakap, ikan sardin, ikan tongkol, ikan tenggiri, ikan tuna dan lain sebagainya. Sedangkan hewan yang hidup di air tawar antara lain ikan gurame, ikan nila, ikan mujair, dan lain sebagainya. 3) Hewan yang hidup di darat dan air. Hewan jenis ini biasanya disebut dengan hewan amfibi (Amphibia) yaitu hewan bertulang belakang yang hidup di dua alam. Contoh hewan amfibi diantaranya adalah katak, kadal dan sesilia. b. Penggolongan Hewan berdasarkan Jenis Makanannya
Penggolongan Hewan berdasarkan Jenis Makanan digolongkan menjadi 3 jenis yaitu :
28
1) Herbivora (hewan pemakan tumbuhan ); contoh hewan herbivora antara lain sapi, kambing, kuda, kelinci, dan lain sebagainya. 2) Karnivora (hewan pemakan daging); contoh hewan karnivora diantaranya adalah kucing, singa, harimau, anjing, serigala, dan lain sebagainya. 3) Omnivora (hewan pemakanan daging dan tumbuhan; contoh hewan omnivora diantaranya tikus dan ayam. c. Penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuhnya Hewan yang digolongkan berdasarkan penutup tubuhnya terdiri dari 3 jenis, yaitu : 1) Hewan bersisik. Hewan yang penutup tubuhnya bersisik diantaranya adalah ular dan ikan. 2) Hewan berbulu. Hewan yang tubuhnya ditutupi oleh bulu antara lain ayam, burung, itik dan angsa. 3) Hewan berambut. Contoh hewab yang berambut diantaranya kucing, anjing, monyet, beruang, singa, dan lain sebagainya. d. Penggolongan hewan berdasarkan cara bergeraknya. Hewan yang digolongkan berdasarkan cara bergeraknya terdiri dari 4 jenis, diantaranya adalah: 1) Hewan yang bergerak dengan kaki; contohnya kucing, kuda, anjing, singa, jerapah, gajah, harimau, tikus, serigala dan lain sebagainya. 2) Hewan yang bergerak dengan sayap; contohnya burung, kupu-kupu, dan serangga bersayap lainnya.
29
3) Hewan yang bergerak dengan perut. Hewan jenis ini sering disebut dengan hewan melata atau hewan reptil. Contohnya ular, buaya, komodo, kadal dan lain sebagainya. 4) Hewan yang bergerak dengan sirip; contohnya ikan. e. Penggolongan hewan berdasarkan cara berkembangbiaknya Penggolongan hewan berdasarkan cara berkembangbiaknya terdri dai 3, yaitu : 1) Ovipar, yaitu hewan berkembangbiak dengan cara bertelur. Contohnya ayam, itik, penyu, ikan dan lain sebagainya. 2) Vivipar, yaitu hewan yang berkembangbiak dengan cara beranak. Contohnya kerbau, kuda, kambing, gajah, kelinci, kucing, tikus, dan lain sebagainya. 3) Ovovivipar, yaitu hewan yang berkembangbiak dengan cara bertelur dan beranak. Contohnya ular. f. Penggolongan hewan berdasarkan cara bernapasnya diantaranya adalah: 1) Hewan yang bernapas dengan insang. Contohnya ikan 2) Hewan yang bernapas dengan paru-paru. Contohnya anjing, paus, kucing, harimau, singa, dan lain sebagainya. 3) Hewan yang bernapas dengan kulit. Contohnya cacing tanah. 4) Hewan yang bernapas dengan trakea. Contohnya kupu-kupu, lebah, semut, dan lain sebagainya. 5) Hewan yang bernapas dengan paru-paru dan kulit. Contohnya katak. C. Media Gambar
30
1. Hakikat Media Gambar Di antara media pembelajaran, media gambar adalah media yang paling umum dipakai. Gambar atau foto merupakan bahasa yang umum, yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana-mana. Oleh karena itu, pepatah Cina mengatakan bahwa sebuah gambar berbicara lebih banyak daripada seribu kata. Peran gambar adalah : One role that visuals definitely play is to provide a concrete referent for ideas. Word don’t (usually) look or sound like the thing they stand for, but visuals are iconic- that is, they have some, resemblance to the thing they represent. As such, they serves as a more aesily remembered link to the original idea. Visual can also motivate learner by attracting their attention, holding their and generating emotional responses (Smalindo, Sharon E, James D. Russel, Robert Heincih & Michael Molenda, 2005:82). Dapat diterjemahkan bahwa salah satu pesan dari gambar adalah memberi petunjuk yang sesuai dengan ide yang akan disampaikan. Kata-kata jarang mengungkapkan sesuatu yang dimaksud. Namun gambar adalah sesuatu yang ironik memiliki lambang pada halhal yang diwakilinya. Gambar dapat memotivasi pelajar dengan menarik perhatian mereka, menyita perhatiannya serta menggerakkan respons emosionalnya. Gambar adalah pelengkap yang memberikan orang untuk memahami hal-hal yang terlewatkan saat mereka mendengar. 2. Pengertian Media Gambar Media gambar adalah media yang berupa gambar-gambar tanpa disertai dengan suara-suara. Media gambar dibedakan menjadi dua yaitu media gambar dan media
31
gambar gerak. Contoh adalah gambar ilustrasi, gambar pilihan, potongan gambar transparan, proyektor dan gambar kartun, dan lain-lain. Di bawah ini beberapa pengertian media gambar, diantaranya : a. Media gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual ke dalam bentuk dua dimensi sebagai curahan ataupun pikiran yang bentuknya bermacammacam seperti lukisan, potret, slide, film (Hamalik, 1994:94) b. Media gambar adalah peniruan benda-benda dan pemandangan dalam hal bentuk, rupa, serta ukurannya relative terhadap lingkungan. Menurut Sceern dan Wilbur (1984:148) bahwa gambar ialah tiruan barang orang yang sifatnya universal, mudah dimengerti dan tidak terikat oleh bahasa, sedangkan menurut Rahadi (2004:23) bahwa gambar dan foto adalah media yang paling umum dipakai dalam pembelajaran. Gambar dan foto sifatnya universal, mudah dimengerti dan tidak terikat oleh keterbatasan bahasa. Penelitian yang dilakukan oleh Dweyer pada tahun 1967 yang membandingkan penyajian dengan kata-kata (oral) yang dilengkapi gambar-gambar garis sederhana, gambar mendetail, foto realistik dengan penyajian yang menggunakan kata-kata (oral) tanpa kelengkapan tersebut, membuktikan bahwa gambar garis sederhana merupakan yang terbaik untuk mengajarkan konsep keseluruhan, lokasinya, strukturnya dan posisi bagian-bagiannya. Penyajian verbal, tanpa visual, paling baik untuk belajar nama-nama dari bagian-bagian dari suatu ubjek atau hal, dan untuk mengembangkan pendapat dan organisasi Ivor K Davies, (1998:159). Paparan diatas adalah gambar situasi pembelajaran keterampilan berbicara dalam lembaga formal, yaitu sekolah. Seperti yang diutarakan oleh Piaget dalam Anita,
32
(2004) anak mampu melakukan aktivitas-aktivitas logis tertentu (operasi), hanya dalam situasi-situasi yang konkret. Dengan kata lain, bila anak dihadapkan pada suatu masalah( misalnya masalah klasifikasi) secara verbal, yaitu tanpa adanya bahan yang konkret, anak belum mampu menyelesaikan dengan baik. 3. Fungsi Media Gambar Fungsi
media
gambar
dalam
proses
belajar
mengajar
adalah
untuk
mengembangkan kemampuan gambar, mengembangkan imajinasi anak, membantu meningkatkan penguasaan anak terhadap hal-hal yang abstrak atau peristiwa yang tidak dapat dihadirkan di dalam kelas, mengembangkan kreativitas siswa. Fungsi praktis yang dijalankan oleh media pengajaran adalah mengatasi perbedaan pengalaman pribadi peserta didik. Fungsi media gambar yang dikemukakan oleh Levie dan Lentz, seperti yang dikutip oleh Arsyad (2010:24) bahwa media gambar memiliki empat fungsi yaitu: a. Fungsi atensi, yakni media visual dapat menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi pada isi pelajaran. b. Fungsi afektif, yakni media visual dapat mengugah emosi dan sikap siswa ketika belajar (membaca) teks bergambar. c. Fungsi kognitif, yakni media visual dapat mempercepat pencapaian tujuan pembelajaran untuk memahami dan mengingat pesan/informasi yang terkandung dalam gambar visual tersebut. d. Fungsi kompensatoris, yakni media visual memberikan konteks kepada siswa yang kemampuannya lemah dalam mengorganisasikan dan mengingat kembali informasi dalam teks.
33
Menurut Rahadi (2003:27/8) ada beberapa karakteristik media gambar, sebagai berikut: a. Harus autentik, artinya dapat menggambarkan objek/peristiwa seperti jika siswa melihat langsung. b. Sederhana, komposisinya cukup jelas menunjukkan bagian-bagian pokok dalam gambar tersebut. c. Ukuran gambar proposional, sehingga siswa mudah membayangkan ukuran sesungguhnya/objek gambar. d. Gambar harus jelas. Tidak setiap gambar yang bagus merupakan media yang bagus, sebagai media yang baik gambar hendaknya bagus dari sudut seni dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Atas dasar karakteristik tersebut maka media gambar memiliki kelebihan dan kelemahan. Adapaun kelebihan media gambar adalah: a. Dapat menarik minat dan perhatian siswa untuk mengikuti pembelajaran. b. Memberi peluang kepada guru untuk bertatap muka dengan siswanya. c. Dapat meningkatkan kreativitas guru untuk dapat menyiapkan materi yang diwujudkan dalam bentuk gambar. d. Dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita. e. Memperjelas masalah dalam bidang apa saja dan untuk semua orang tanpa memandang umur sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalah pahaman. f. Harganya murah dan mudah di dapat serta digunakan Sadiman (2005: 31)
34
Sedangkan kelemahan media gambar adalah: a. Ukuran gambar seringkali kurang tepat untuk pengajaran dalam kelompok besar. b. Semata-mata hanya medium gambar. c. Hanya menampilkan persepsi indera mata, ukurannya terbatas hanya dapat terlihat oleh sekelompok siswa. d. Memerlukan, ketersediaan sumber, keterampilan dan kejelian guru dalam memanfaatkannya. e. Gambar disajikan dalam ukuran yang sangat kecil, sehingga kurang efektif dalam pembelajaran Sadiman ( 2005:27). Selain itu keefektifan penggunaan media gambar sketsa dalam pembelajaran sebagai upaya terencana dalam pembinaan pengetahuan anak didik melalui interaksi anak didik dengan lingkungan belajar yang diatur guru pada hakikatnya untuk mempelajarai jenis-jenis hewan bertelur dan beranak, agar diperoleh makna yang terkandung didalamnya. Jenis-jenis hewan tersebut dicerna, disimak oleh anak didik sebagai penerima pesan yang disampaikan guru. Oleh karena itu pengajaran dikatakan efektif apabila anak didik dapat memahami makna yang disampaikan oleh guru sebagai lingkungan belajarnya. Pesan yang palign sederhana, praktis, mudah dibuat dan banyak diminati anak pada jenjang pendidikan di TK adalah gambar. Disamping itu daya tarik gambar sebagai media pengajaran bergantung kepada usia anak.
35
Dengan demikian media gambar merupakan salah satu media pembelajaran yang efektif karena mengkombinasikan fakta dan gagasan secara jelas, kuat dan terpadu melalui pengungkapan kata-kata. 4. Pentingnya Penggunaan Media di TK Dalam Media dan Sumber Belajar (2007:4.3-4.9) menyatakan, keefektifan proses pembelajaran akan terjadi apabila ada komunikasi antara sumber pesan (guru TK) dan penerima pesan (dalam hal ini anak). Pesan media dalam komunikasi pembelajaran ditaman kanak-kanak semakin penting artinya mengingat perkembangan anak pada saat itu, salah satu prinsip pembelajaran di TK kekonkretan, artinya bahwa anak diharapkan dapat mempelajari sesuatu secara nyata. Media yang merupakan bentuk perantara antara pesan (a saurce) dengan penerima pesan ( a receiver). Diharapkan mampu melakukan perubahan-perubahan perilaku berupa kemampuan-kemampuan dalam hal pengetahuan, sikap dan keterampilan. Anita Yus (2005:32) menyebutkan jika setiap anak selalu ingin bermain. Dimana bermain merupakan sesuatu yang menyenangkan. Hal ini karena anak dapat menggunakan semua media yang ada didekatnya untuk bermain. Dalam bermain anak melakukan berbagai kegiatan yang berguna untuk mengembangkan dirinya. D. Sketsa 1. Arti Kata Sketsa a. Kamus Umum Dalam kamus sketsa memiliki banyak arti. Berikut adalah pengertian sketsa: 1) Sketsa merupakan lukisan cepat (hanya garis-garis besarnya).
36
2) Dapat juga dikatakan gambar rancangan, rengrengan, denah atau bagan. 3) Sketsa dapat berarti pelukisan dengan kata-kata mengenai suatu hal secara garis besar, tulisan singkat, maupun inti sari ringkas. 4) Sketsa adalah adegan pendek pada suatu pertunjukan drama. b. Kamus Seni Rupa Sketsa adalah kegiatan menggambar/ membuat sampai gambar jadi. c. Ensiklopedia Sebuah sketsa (Yunani-schedios,” dilakukan tanpa persiapan”) adalah gambar yang dibuat dengan cepatyang biasanya tidak dimaksudkan sebagai pekerjaan selesai. Sebuah sketsa memiliki banyak tujuan seperti; merekam sesuatu yang seniman meliha, merekam atau mengembangkan ide untuk digunakan atau dapat digunakan sebagai cara cepat grafs menunjukkan gambar, ide, atau prinsip. 2. Pengertian Sketsa Sketsa adalah gambar sederhana atau draf kasar yang melukiskan bagianbagian pokok tanpa detail. Dalam menggunakan sketsa, pengajar dapat menuangkan ide-ide ke dalam bentuk gambar sederhana atau draf kasar, yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Pengertian
sketsa
menurut
beberapa
ahli.
Putu
Wijaya
(dalam
http://aryofineart.blogspot.com). Sketsa atau sket (sketch) secara umum dikenal sebagai bagan atau rencana bagi sebuah lukisan. Dalam pengertian itu, sketsa lebih merupakan gambar kasar, bersifat sementara, baik di atas kertas maupun di atas kanvas, dengan tujuan untuk dikerjakan lebih lanjut sebagai lukisan. Mengingat
37
sederhana penampilannya, sketsa lebih merupakan “persiapan” dari lukisan yang akan datang. Linda Murray dan Peter, sketsa merupakan rancangan yang kasar dari suatu komposisi atau sebagian komposisi dibuat demi kepuasan pribadi. Pribadi seniman ada beberapa hal yaitu skala, perbandingan, komposisi, penyinaran dan lain sebagainya. Sedangkan Menurut H.W Flowler, sketsa adalah begitu saja tanpa persiapan. Merupakan gambaran atau lukisan pendahuluan yang kasar, ringan dan semata-mata garis besar Pendapat lain mengatakan bahwa sketsa atau sket (sketch) adalah gambar yang dibuat secara tepat dan spontan dengan menggunakan garis-garis sederhana Muharrar dan Mujiyono (2007:67). Menurut Myers (1962:69) sketsa merupakan gambar catatan. Sementara Susanto (2002:105) menyatakan bahwa sketsa yaitu memindahkan objek dengan goresan, arsiran, ataupun warna dengan tujuan baik sebagai rancangan maupun karya yang dapat berdiri sendiri (selesai).
3. Kelebihan dan Kelemahan Gambar Sketsa Kelebihan gambar sketsa 1) Sifatnya kongkrit 2) Dapat mengatasi ruang dan waktu 3) Dapat mengatasi pengamatan mata 4) Dapat menjelaskan masalah
38
5) Murah dan mudah. a. Kelemahan gambar sketsa 1) Hanya menekankan persepsi indera mata 2) Bendanya / gerakannya kompleks kurang efektif untuk pembelajaran 3) Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar. 4. Langkah-Langkah Pembelajaran Menggunakan Media Sketsa Adapun langkah-langkah pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan membedakan jenis hewan melalui media gambar sketsa hewan pada Kelompok B di RA Al-Rasyid Kota Kendari adalah sebagai berikut: a. Guru melakukan kegiatan diawali dengan rutinitas kebiasaan sehari-hari seperti salam, bernyanyi, dan berdoa. b. Guru memulai dengan menyapa anak dengan memberikan semangat dorongan untuk tenang dalam memulai pembelajaran c. Guru melakukan apresiasi mengenai tema pembelajaran d. Guru memulai bercakap-cakap tentang nama-nama binatang yang bergerak dengan kaki, bergerak dengan sayap, bergerak dengan perut/melata, dan bergerak dengan merangkak/merayap. e. Guru memperlihatkan gambar hewan yang bergerak dengan kaki dan bergerak dengan
sayap,
bergerak
dengan
perut/melata,
dan
bergerak
dengan
merangkak/merayap. Kemudian guru mengambil kembali gambar tersebut lalu menunjukkan gambar sketsa hewan yang bergerak dengan kaki, bergerak dengan sayap bergerak dengan perut/melata, dan bergerak dengan merangkak/merayap.
39
f. Guru membagikan tiap anak gambar sketsa hewan yang bergerak dengan kaki, bergerak dengan sayap bergerak dengan perut/melata, dan bergerak dengan merangkak/merayap untuk diwarnai oleh anak. E. Kerangka Pikir Kemampuan anak membedakan jenis hewan merupakan kemampuan kognitif anak yang harus dikembangkan. Anak dikatakan telah mampu membedakan jenis hewan apabila anak mampu membedakan jenis hewan yang bergerak dengan kaki, yang bergerak
dengan
sayap,
bergerak
dengan
perut/melata,
yang
bergerak
merangkak/merayap dan dengan cara mewarnai gambar sketsa hewan. Untuk meningkatkan kemampuan membedakan jenis hewan, dibutuhkan media pembelajaran yang tepat. Media gambar sketsa hewan merupakan salah satu media yang tepat untuk memperkenalkan jenis hewan pada anak-anak, dimana melalui media gambar sketsa hewan anak dapat mengembangkan kemampuan kognitifnya melalui aktifitas eksplorasi aktif, interaksi dan diskusi dengan teman sebayanya, anak juga dapat mengetahui jenis hewan yang bergerak dengan kaki, yang bergerak dengan sayap, bergerak dengan perut/melata, dan bergerak dengan merangkak/ merayap. Hal ini terlihat pada langkah awal anak menyebutkan nama hewan sampai anak membedakan jenis-jenis hewan dengan menggunakan media gambar sketsa hewan. Proses anak membedakan jenis hewan terlihat saat anak mampu menyebutkan jenis-jenis hewan yang bergerak dengan kaki, yang bergerak dengan sayap, bergerak dengan perut/melata, yang bergerak dengan merangkak/merayap dan dengan cara mewarnai Gambar Sketsa hewan, misalnya anak mampu menyebutkan kucing jenis
40
hewan yang bergerak dengan kaki, buaya jenis hewan yang bergerak dengan merangkak/merayap, dan jenis-jenis hewan lainnya yang diketahui anak. Guru juga dapat memperkenalkan ciri-ciri hewan hewan yang bergerak dengan kaki, yang bergerak dengan sayap, bergerak dengan perut/melata, dan bergerak dengan merangkak/merayap. Pada saat itu selain anak dapat membedakan jenis hewan anak juga dapat mengetahui ciri-ciri hewan. Setelah anak melewati tahapan dan proses membedakan jenis hewan melalui media gambar sketsa, maka anak diberi kesempatan untuk melakukan dan mencapai tugas perkembangan yakni mampu membedakan jenis hewan yang bergerak dengan kaki, yang bergerak dengan sayap, bergerak dengan perut/melata, dan bergerak dengan merangkak/merayap.
41
Berdasarkan penjelasan tersebut maka paradigma penelitian yang didesain oleh peneliti adalah sebagai berikut: STANDAR PENCAPAIAN KOGNITIF Anak usia 4-5 tahun mampu membedakan jenis hewan ( yang bergerak dengan kaki, yang bergerak dengan sayap, yang bergerak dengan perut/melata, bererak dengan merangkak/ merayap dan setelah mewarnai gambar sketsa hewan).
Kemampuan membedakan jenis hewan ( yang bergerak dengan kaki, yang bergerak dengan sayap, yang bergerak dengan perut/melata, bererak dengan merangkak/ merayap dan setelah mewarnai gambar sketsa hewan), anak kelompok B RA AlRasyid masih rendah.
MEDIA GAMBAR SKETSA HEWAN
Langkah-langkah pembelajaran menggunakan media gambar Sketsa hewan
Proses anak membedakan jenis hewan
Kemampuan membedakan jenis hewan melalui media gambar sketsa hewan pada anak kelompok B RA Al-Rasyid dapat meningkat.
Bagan 1. Kerangka Pikir Penelitian
42
BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian 1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2016 s/d bulan September 2016 pada anak Kelompok B di RA Al-Rasyid Kota Kendari. 2. Subyek Penelitian Yang menjadi subyek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah seluruh murid pada Kelompok B di RA Al-Rasyid Kota Kendari yang berjumlah 12 orang anak yang terdiri dari 6 orang putra dan 6 orang putri. Dalam pelaksanaan tindakan kelas ini peneliti berkolaborasi dengan seorang guru pada sekolah tersebut. B. Faktor yang Diteliti Faktor-faktor yang diamati peneliti pada penelitian tindakan ini adalah 1. Faktor anak, mengamati aktivitas anak-anak pada kelompok B di RA Al-Rasyid Kota Kendari yang mengikuti kegiatan membedakan jenis hewan melalui media gambar sketsa hewan. 2. Faktor guru, mengamati dan memperhatikan segala aktivitas guru yang mempersiapkan dan melaksanakan pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan membedakan jenis hewan melalui media gambar sketsa hewan. C. Teknik Pengumpulan Data Sebagai kelengkapan data-data tentang proses dan hasil yang dicapai, maka peneliti menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi dan dokumentasi
27
43
1. Observasi Metode observasi adalah usaha sendiri untuk mengumpulkan data yang dilakukan secara sistematis dengan menggunakan prosedur yang terstandar. Observasi dilakukan untuk melihat dan mengamati aktivitas anak dalam kegiatan pembelajaran dan juga untuk mengamati kemampuan anak didik. Observasi, dimana peneliti mengamati dan mencatat secara cermat meliputi semua proses dalam penerapan kegiatan membedakan jenis hewan melalui media gambar sketsa hewan, upaya-upaya yang dilakukan oleh guru dan kesulitan yang dihadapi. Instrument yang digunakan berupa lembar observasi anak didik dan format penilaian. Lembar observasi digunakan peneliti untuk mengetahui sikap dan perilaku anak ketika kegiatan berlangsung dan perubahan yang timbul. Format penilaian digunakan peneliti untuk mengetahui kemampuan membedakan jenis hewan melalui media gambar sketsa hewan. 2. Dokumentasi Dokumen yang diperunakan untuk memperoleh data yang dipergunakan berupa dokumentasi tertulis dan foto keiatan pembelajaran. D. Prosedur Penelitian Peneliti dalam penelitian ini terlebih dahulu melaksanakan observasi awal untuk mengetahui kelemahan pembelajaran sebelum melakukan penelitian. Observasi dilakukan agar dapat mengetahui ketetapan tindakan yang akan diberikan dalam rangka meningkatkan kemampuan membedakan jenis hewan melalui media gambar sketsa hewan pada kelompok B di RA Al-Rasyid Kota Kendari. Dari hasil observasi awal,
44
peneliti menetapkan tindakan untuk meningkatkan kemampuan anak membedakan jenis hewan melalui media gambar sketsa hewan, dengan berpatokan pada refleksi awal tersebut, maka dilaksanakanlah penelitian tindakan kelas ini dengan prosedur sebagai berikut: 1. Perencanaan Kegiatan ini dilakukan dalam tahap perencanaan ini meliputi: a. Membuat skenario pelaksanaan tindakan berupa rencana pembelajaran. b. Membuat lembar observasi untuk mengamati aktivitas anak didik dan guru dalam proses pembelajaran. c. Membuat alat bantu mengajar yang diperlukan dalam rangka membantu anak dalam meningkatkan kemampuan membedakan jenis hewan. d. Mendesain alat evaluasi untuk melihat hasil belajar anak didik 2. Pelaksanaan tindakan Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan skenario pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan guru adalah memperkenalkan jenis hewan melalui media gambar sketsa hewan sesuai dengan tema yang diajarkan pada tiap siklus. 3. Observasi dan evaluasi Observasi dilaksanakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat serta evaluasi dilaksanakan pada setiap akhir siklus pelaksanaan tindakan. Evaluasi tersebut ditujukan untuk mengetahui peningkatan kemampuan membedakan jenis hewan melalui media gambar sketsa hewan.
45
4. Refleksi Hasil yang diperoleh pada tahap observasi dan evaluasi dianalisis. Kelemahankelemahan atau kekurangan-kekurangan yang terjadi pada setiap siklus akan diperbaiki pada siklus berikutnya.
46
Untuk
lebih
jelasnya
tahapan-tahapan
kegiatan
tindakan
meningkatkan
kemampuan membedakan jenis hewan melalui media gambar sketsa hewan, dapat di gambarkan dalam bentuk siklus penelitian tindakan kelas berikut ini :
PERMASALAHAN
PERENCANAAN TINDAKAN I
PELAKSANAAN TINDAKAN I SIKLUS I
TERSELESAIKAN
REFLEKSI I
BELUM TERSELESAIKAN
PERENCANAAN TINDAKAN II
OBSERVASI I
PELAKSANAAN TINDAKAN II
SIKLUS II
TERSELESAIKAN
REFLEKSI II
OBSERVASI II
BELUM
SIKLUS
TERSELESAIKAN
SELANJUTNYA
Alur PTK Muhammad Asrori (2007:102)
47
E. Teknik Analisis Data Analisis data untuk memberikan penilaian terhadap peserta didik, peneliti berpedoman pada bentuk penilaian yang digunakan di TK yaitu penilaian secara kualitatif. Nilai ini diberikan dalam bentuk simbol bintang sebagai berikut: 1. **** =
Berkembang sangat baik (BSB), jika anak dalam pencapaian indikator yang ditetapkan tidak perlu bimbingan guru.
2. *** =
Berkembang sesuai harapan (BSH), jika anak dalam pencapaian indikator yang ditetapkan masih perlu bimbingan guru
3. **
=
Mulai berkembang (MB), jika anak dalam pencapaian indikator yang ditetapkan masih memerlukan bimbingan guru secara tidak langsung.
4. *
=
Belum berkembang (BB), jika anak dalam pencapaian indikator yang ditetapkan masih banyak yang dibimbing langsung dari guru.
Dari data tersebut, selanjutnya dilakukan penjumlahan nilai kategori secara individu atau setiap anak untuk melihat ketuntasan secara individu dipersentasekan dengan cara menghitung jumlah nilai BB, MB, BSH, BSB yang telah dicapai masingmasing anak pada setiap siklus tindakan dengan menggunakan formulasi perhitungan sebagai berikut : (Jumlah nilai BSB x 4)+ (Jumlah nilai BSH x 3) + (Jumlah nilai MB x 2) + ( Jumlah nilai BB x 1) Hasil Perolehan Nilai Anak = Jumlah seluruh indikator penilaian
Ketuntasan perolehan nilai secara individu dengan kriteria hasil hitungan berhasil berdasarkan konversi:
48
1. Hasil hitungan berada pada nilai = 3,50 - 4,00 BSB (****) 2. Hasil hitungan berada pada nilai = 2,50 – 3,49 BSH (***) 3. Hasil hitungan berada pada nilai = 1,50 – 2,49 MB (**) 4. Hasil hitungan berada pada nilai = 0,01 – 1,49 BB (*) Usman, M. Uzer dan Lilis Setiawati, (1993:75) Selanjutnya untuk memperoleh ketuntasan secara klasikal yaitu dengan cara menjumlah individu atau anak yang dinyatakan tuntas sesuai kriteria yang ditetapkan dibagi jumlah seluruh anak kemudian dikalikan 100% atau dengan formulasi:
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑘𝑒𝑡𝑒𝑟𝑐𝑎𝑝𝑎𝑖𝑎𝑛 𝐴𝑛𝑎𝑘 𝐷𝑖𝑑𝑖𝑘 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑛𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑚𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑘𝑜𝑛𝑣𝑒𝑟𝑠𝑖 "BSB" 𝑑𝑎𝑛 "BSH" 𝑦𝑎𝑖𝑡𝑢 2,50 − 4,00 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑎𝑛𝑎𝑘 𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘
𝑥 100%
Hasil perhitungan formulasi di atas, selanjutnya diambil suatu keputusan apakah penelitian tindakan kelas ini dapat dipandang telah berhasil atau masih harus dilanjutkan pada siklus berikutnya. F. Indikator Kinerja Adapun indikator kinerja yang diterapkan dalam indikator keberhasilan adalah sebagai berikut; a. Bagi anak didik, jika minimal secara klasikal dari jumlah banyaknya anak didik Kelompok B RA Al- Rasyid mencapai nilai minimal 75% atau masuk dalam kategori BSH ( Berkembang Sesuai Harapan). Hal ini sesuai dengan ketentuan kurikulum yang dikemukakan oleh Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (1995:96), bahwa apabila 75% dari jumlah siswa yang mengikuti proses belajar mengajar atau
49
mencapai taraf keberhasilan minimal, optimal atau bahkan maksimal, maka proses belajar mengajar berikutnya dapat membahas materi baru. Sedangkan keberhasilan kegiatan pembelajaran dipandang berhasil, apabila secara klasikal, minimal 75% anak didik telah mencapai nilai ketuntasan yang diterapkan yakni minimal nilai capaian yang berkembang sesuai harapan (atau nilai capaian simbol bintang ***). Jadi secara klasikal jika anak didik kelompok B RA Al-Rasyid telah mencapai konversi nilai minimal antara 2,50 – 4,00 atau masuk dalam kategori Berkembang Sangat Baik (BSB) dan Berkembang Sesuai Harapan (BSH). b. Bagi guru jika dapat melaksanakan kegiatan penelitian sesuai dengan tahapan siklus dalam penelitian tentunya disesuaikan dengan perencanaan pembelajaran, indikator dalam instrumen pelaksanaan observasi bagi guru dan anak dan istumen penilaian kegiatan penelitian serta memberikan pemahaman pada anak sehingga sekitar 75% anak dapat mencapai nilai ketuntasan akhir yang ditetapkan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik. c. Bagi kegiatan pembelajaran meningkatkan kemampuan membedakan jenis hewan melalui media gambar sketsa hewan adalah jika pelaksanaan kegiatan pembelajaran sesuai dengan tahap-tahap penelitian yang telah dirancang serta sesuai dengan rancangan Rencana Kegiatan Harian (RKH), dan pelaksanaan penelitian berlangsung dengan lancar dan tertib hingga penelitian dapat terselesaikan sesuai yang diharapkan. Selain itu juga pelaksanaan kegiatan pembelajaran anak berlangsung dengan hasil capaian yang maksimal. Apabila, jika minimal 75% pada anak Kelompok B RA Al-Rasyid, berdasarkan hasil evaluasi dinyatakan telah dapat tuntas
50
dalam pembelajarannya dengan perolehan nilai akhir capaian perkembangan karakter membedakan jenis hewan yang Berkembang Sesuai Harapan (BSH) atau Berkembang Sangat Baik (BSB), maka kegiatan siklus tindakan dipandang untuk tidak dilanjutkan lagi pada siklus berikutnya
51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan sebanyak dua siklus, secara keseluruhan diawali dengan hasil observasi yaitu pengajaran yang berlangsung secara alamiah kemudian analisis secara reflektif untuk menentukan tindakan yang mengarah pada kegiatan peningkatkan kemampuan anak membedakan jenis hewan. Agar kegiatan mencapai tujuan yang diharapkan, maka peneliti melaksanakan 4 tahap dalam penelitian, yaitu : 1) perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) observasi dan evaluasi, 4) rafleksi. Pada penelitian refleksi dapat dilakukan sampai pada pelaksanaan tindakan yang kedua. Sedangkan analisis tindakan, observasi dan refleksi diungkapkan tiap siklus pembelajaran melalui observasi yang dijadikan sebagai dasar untuk mengungkapkan kemampuan awal anak tentang kemampuan membedakan jenis hewan.
Untuk lebih jelasnya secara sistematis hasil penelitian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Hasil Observasi Awal (Pra Tindakan)
Penelitian observasi awal, dilaksanakan pada hari Senin tanggal 25 Juli 2016, untuk mengetahui atau mendapatkan gambaran nilai peningkatan kemampuan anak membedakan jenis hewan melalui media gambar sketsa hewan, khususnya kelompok B. Pada kegiatan tersebut, peneliti bersama guru melakukan pencatatan nilai yang sesuai
37
52
dengan standar penilaian yang diberikan yaitu pemberian simbol/nilai bintang 1 (*)= belum berkembang), bintang 2 (**)= mulai berkembang), bintang 3 (***)= berkembang sesuai harapan), dan bintang 4 (****)= berkembang sangat baik) (Depdiknas, 2009).
Peneliti bersama-sama guru melakukan evaluasi penilaian yaitu kegiatan untuk mengumpulkan data dan merangkum data-data yang diperoleh anak didik dengan jumlah 12 orang, lalu melakukan analisa data dan menentukan nilai akhir anak didik membedakan jenis hewan melalui media gambar sketsa hewan. Adapun hasil data peningkatan kemampuan anak didik dalam membedakan jenis hewan melalui media gambar sketsa hewan pada masing-masing anak kelompok B RA Al-Rasyid Kota Kendari dengan melakukan perhitungan konversi, dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1. Hasil analisis perkembangan kemampuan membedakan jenis hewan pada observasi awal No
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Nama Anak
Aisyah Al Furqon Andi Azril Irhul Mawar Muh. Naufal Selsy Syawalia Tatan Tiara Zahra
BSB **** (×4) 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0
Penilaian BSH MB *** ** (×3) (×2) 0 1 0 1 1 0 2 2 0 1 2 1 1 0 2 1 0 0 1 0 2 1 2 1
BB * (×1) 4 4 4 1 4 1 4 1 5 4 1 2
Jumlah anak yang memperoleh nilai BSH dan BSB Persentase peningkatan kemampuan membedakan jenis hewan secara klasikal Sumber: diolah dari hasil penilaian
Nilai X Bobot
Hasil= Jum.nilai Jum.Indikator
Ket
6 6 7 11 6 7 7 7 5 7 13 10
1,2 1,2 1,4 2,2 1,2 2,6 1,4 2,6 1 1,4 2,6 2
BB BB BB MB BB BSH BB BSH BB BB BSH MB
3 25%
53
Berdasarkan hasil perhitungan konversi nilai tersebut, maka diperoleh hasil evaluasi belajar anak pada observasi awal atau pra tindakan, sebagaimana ditampilkan pada tabel 2 berikut:
Tabel 2. Hasil Observasi Awal (Pratindakan Perbaikan Pembelajaran) Frekuensi (jumlah anak)
Persentase (%)
Banyaknya anak didik yang memperoleh nilai BSB (nilai konversi 3,50-4,00)
0
0%
2
Banyaknya anak didik yang memperoleh nilai BSH(nilai konversi 2,50-3,49)
3
25%
3
Banyaknya anak didik yang memperoleh nilai MB (nilai konversi 1,50-2,49)
2
16, 16%
4
Banyaknya anak didik yang memperoleh nilai BB (nilai konversi 0,01-1,49)
7
58, 33%
Jum Persentase keberhasilan secara klasikal (%), yang memperoleh nilai konversi 2,50-4,00 (BSH, BSB)
3
25 %
Persentase keberhasilan secara klasikal (%), yang memperoleh nilai konversi 0,01-2,49 (BB, MB) Sumber: diolah dari hasil penilaian
9
75%
No
Uraian
1
Menyimak dari tabel di atas, maka dapat kita simpulkan bahwa masih banyak anak yang memiliki nilai Belum Berkembang (BB) dan Mulai Berkembang (MB) yaitu 75% atau sebanyak 9 orang anak dari keseluruhan jumlah anak, sedangkan banyaknya anak yang mendapatkan nilai Berkembang Sesuai Harapan (BSH) dan Berkembang Sangat Baik (BSB) yaitu sebanyak 25% atau sebanyak 3 orang anak dari keseluruhan jumlah anak. Anak belum mampu memenuhi target ketercapaian dalam indikator keberhasilan dalam kegiatan penilaian sehingga hal ini perlu diberikan bantuan secara langsung dan bimbingan secara menyeluruh pada kegiatan tersebut. Oleh karena itu,
54
peneliti berkolaborasi untuk menerapkan kegiatan pembelajaran dalam rangka meningkatkan kemampuan anak dalam membedakan jenis hewan melalui media gambar sketsa hewan.
2. Tindakan siklus I a. Perencanaan Pada tahap ini, guru dan peneliti membuat perangkat pembelajaran yang mengacu pada penggunaan media gambar sketsa hewan untuk meningkatkan kemampuan membedakan jenis hewan, yang akan digunakan dalam pelaksanaan tindakan. Tindakan pembelajaran siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan yaitu pertemuan pertama terdiri dari dua indikator, dan pertemuan kedua terdiri dari tiga indikator. Sehingga, secara keseluruhan perolehan penilaian keberhasilan anak didik secara individual didasarkan pada 5 indikator. Adapun hal-hal yang dipersiapkan pada tahap ini adalah : 1) Pembuatan skenario pembelajaran yaitu skenario pembelajaran membedakan jenis hewan dengan menggunakan media gambar sketsa hewan yang meliputi rencana kegiatan harian (RKH), disini guru merencanakan pembelajaran sesuai dengan (RKH) yang sudah disiapkan, guru juga membuat lembar observasi dan menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam kegiatan membedakan jenis hewan dengan menggunakan media gambar sketsa hewan 2) Membuat lembar observasi untuk guru dan anak untuk mengetahui tingkat pengetahuan anak.
55
3) Menyiapkan alat bantu mengajar, yakni gambar hewan berwarna, media gambar sketsa hewan, dan warna. 4) Menyiapkan perangkat penilaian yang dilaksanakan pada dua kali pertemuan. Pertemuan I, pada hari Senin tanggal 1 Agustus 2016, dan pertemuan ke II, pada hari Selasa tanggal 2 Agustus 2016, di RA Al-Rasyid Kota Kendari b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pelaksanaan tindakan dilakukan secara kolaborasi. Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan berdasarkan rencana pembelajaran yang telah dibuat pada tahap perencanaan dan dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan pada tanggal 1 Agustus 2016 dan 2 Agustus 2016 dengan materi membedakan jenis hewan melalui media gambar sketsa hewan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin 1 Agustus 2016. Pada pertemuan pertama diawali dengan guru membimbing anak mengucapkan salam, berdo‟a dan bernyanyi bersama kemudian diabsen satu persatu. Selanjutnya guru memperkenalkan tema yang akan diajarkan serta memperkenalkan media yang akan diajarkan. Guru juga menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan seperti memulai dengan memperkenalkan berbagai macam jenis-jenis hewan yang ada disekitar, serta memulai tanya jawab kepada anak didik, seperti “ anak-anak siapa yang sudah pernah melihat ayam, kemudian anak-anak menjawab, saya bu guru”. Selanjutnya, guru menjelaskan inti pembelajaran yang akan diajarkan pada pertemuan pertama ini, yaitu membedakan jenis hewan yang bergerak dengan kaki dan sayap menggunakan media gambar sketsa atau gambar yang belum
56
berwarna. Tetapi, sebelum langsung pada media gambar sketsa guru memulai dari memperkenalkan gambar yang berwarna tetapi masih jenis-jenis hewan yang bergerak dengan kaki dan sayap, kemudian guru menyebutkan nama-nama hewan tersebut. Lalu, guru melepas kembali gambar berwarna tersebut kemudian menampilkan gambar hewan dalam bentuk sketsa. Pertemuan pertama ini, kegiatan anak yaitu menjawab salam, berdoa dan bernyanyi. Setelah itu anak-anak memperhatikan dan mendengarkan penjelasan dari guru mengenai pembelajaran yang akan dilaksanakan, anak juga menjawab beberapa pertanyaan dari guru, Disini beberapa anak-anak menampakan rasa senang dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru seperti mewarnai gambar sketsa hewan yang bergerak dengan kaki dan bergerak dengan sayap telah dibagikan dari guru. Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa 2 Agustus
2016,
pembelajaran masih pada tema binatang. Guru mengawali pembelajaran dengan membimbing anak mengucapkan salam, berdoa, dan bernyanyi. Kemudian guru memperlihatkan kembali media yang akan dipelajari, yaitu gambar hewan yang bergerak dengan melata dan bergerak dengan merayap/ merangkak. Kemudian, guru dan peneliti sama-sama membagikan gambar sketsa hewan untuk diwarnai oleh anak. Secara umum kegiatan tersebut berjalan dengan tertib meskipun sebagian besar anak masih belum dapat melaksanakan kegiatan dengan baik. anak-anak mewarnai gambar mengikuti gambar yang telah perlihatkan sebelumnya, kemudian guru kembali bertanya pada siswa setelah selesai.
57
Peneliti mengamati aktivitas anak pada penyelesaian aspek-aspek pengembangan yang dinilai. Selanjutnya guru membimbing anak sebelum pulang, anak bernyanyi bersama, berdo‟a, dan mengucapkan salam. c. Observasi dan Evaluasi 1) Hasil evaluasi kemampuan membedakan jenis hewan siklus I Observasi kemampuan membedakan jenis hewan pada siklus I terdiri dari dua tahap yaitu evaluasi pertama dan kedua. Evaluasi pada pertemuan pertama belum mencakup keseluruhan indicator penilaian kemampuan membedakan jenis hewan, hal ini dikarenakan berdasarkan kesepakatan antara peneliti bersama guru. Pada pertemuan pertama kegiatan anak hanya membedakan jenis hewan yang bergerak dengan kaki dan bergerak dengan sayap. Dengan demikian indicator penilaian kemampuan anak pada pertemuan pertama terdiri dari 2 indikator yaitu membedakan jenis hewan yang bergerak dengan kaki dan bergerak dengan sayap. Sedangkan pada pertemuan kedua terdiri dari 3 indikator yaitu membedakan jenis hewan yang bergerak dengan perut/ melata, yang bergerak dengan merangkak/ merayap dan membedakan jenis hewan setelah mewarnainya. Dengan demikian indicator penilain kemampuan anak pada pertemuan pertama terdiri dari 2 indikator, sedangkan pada pertemuan kedua terdiri dari 3 indikator. Hasil evaluasi berdasarkan rangkuman penilaian dari keseluruhan indicator penilaian pada siklus I ditampilkan secara deskritif sebagai berikut:
58
Tabel 3.Hasil Analisis Perkembangan Kemampuan Membedakan Jenis Hewan Siklus I No
Nama Anak
Penilaian BSB BSH MB BB **** *** ** * (×4) (×3) (×2) (×1) 1. Aisyah 0 1 3 1 2. Al Furqon 0 2 1 2 3. Andi 0 1 2 2 4. Azril 0 2 3 0 5. Irhul 0 2 1 2 6. Mawar 1 2 1 1 7. Muh. Naufal 1 2 1 1 8. Selsy 2 2 1 0 9. Syawalia 0 0 1 4 10. Tatan 0 1 1 3 11. Tiara 1 2 1 1 12. Zahra 0 2 2 1 Jumlah anak yang memperoleh nilai BSH dan BSB Persentase peningkatan kemampuan membedakan jenis hewan secara klasikal
Nilai X Bobot
Hasil= Jum. Nilai Jum.indikator
Ket
10 10 9 12 10 13 13 16 10 8 13 11
2 2 1,8 2,4 2 2,6 2,6 3,4 1,2 1,6 2,6 2,2
MB MB BB MB MB BSH BSH BSH BB BB BSH MB 4
33,33%
Sumber: diolah dari data penelitian Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa dari 12 orang anak hanya 4 orang anak (33,33%) yang mencapa nilai ketuntasan, hal ini disebabkan karena, anak didiknya mempunyai daya tangkap yang cepat, anak didik menyukai gambar-gambar hewan yang diperlihatkan oleh guru, dan anak didik sangat tertarik dengan media sketsa hewan yang akan diwarnai oleh anak. Sedangkan, yang belum mencapai nilai ketuntasan yaitu 8 orang anak (66,66%) dari seluruh jumlah anak, hal ini disebabkan karena anak-anak tersebut tidak mendengarkan dengan baik apa yang disampaikan oleh guru, anak-anak masih banyak bermain dan sibuk sendiri, anak-anak masih menggangu temannya, anak-anak kurang tertarik dengan tugas yang diberikan yaitu mewarnai gambar sketsa hewan, dan daya serap anak juga kurang, sehingga susah untuk mengetahui dengan cepat yang disampaikan oleh guru.
59
Berdasarkan hasil perhitungan konversi nilai tersebut, maka diperoleh hasil Evaluasi belajar anak pada Siklus I, sebagaimana yang ditampilkan pada Tabel 3 berikut. Tabel 4. Keberhasilan Anak Secara Klasikal Siklus I Frekuensi (jumlah anak)
Persentase (%)
Banyaknya anak didik yang memperoleh nilai BSB (nilai konversi 3,50-4,00)
0
0%
Banyaknya anak didik yang memperoleh nilai BSH(nilai konversi 2,50-3,49)
4
33,33%
3
Banyaknya anak didik yang memperoleh nilai MB (nilai konversi 1,50-2,49)
5
41, 66%
4
Banyaknya anak didik yang memperoleh nilai BB (nilai konversi 0,01-1,49)
3
25%
4
33,33%
8
66,66 %
No
Uraian
1 2
Jum Persentase keberhasilan secara klasikal (%) yakni banyaknya anak yang memperoleh nilai konversi 2,50-4,00 (BSH, BSB)
Persentase keberhasilan secara klasikal (%), yang memperoleh nilai konversi 0,01-2,49 (BB, MB) Sumber: diolah dari data penelitian
Hasil tes siklus I menunjukan bahwa kemampuan anak meningkat untuk nilai Bintang empat ( **** ) = Berkembang Sangat Baik (BSB) adalah 0 orang anak, nilai (***) = Berkembang Sesuai Harapan (BSH) adalah 4 orang anak atau sebanyak 33,33%, nilai (**) = Mulai Berkembang (MB) adalah 5 orang anak atau sebanyak 41,66%, dan jumlah anak yang memperoleh nilai (*) = Belum Berkembang (BB) adalah 3 orang anak atau sebanyak 25%, sehingga jumlah anak yang sudah mampu membedakan jenis hewan melalui media gambar sketsa hewan baru mencapai 33,33% atau sebanyak 4 orang anak dari keseluruhan jumlah anak, sedangkan jumlah anak yang
60
belum mampu membedakan jenis hewan sebanyak 8 orang anak atau 66,66% dari keseluruhan jumlah anak.. Hal ini menunjukan bahwa pembelajaran tersebut mengalami peningkatan sebanyak 8,33% atau bertambah 1 orang anak dari hasil pratindakan.
Berdasarkan hasil seperti yang diinterpretasikan di atas, dapat dikatakan bahwa program kegiatan pembelajaran Siklus I yakni dengan menggunakan media gambar sketsa hewan secara klasikal baru mencapai 33,33% yang dalam hal ini, secara umum program kegiatan/rangkaian kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dengan menggunakan media gambar sketsa hewan untuk meningkatkan kemampuan membedakan jenis hewan dianggap belum berhasil.
2) Observasi Kegiatan Guru Dan Anak Dalam Pembelajaran Siklus I
Hal-hal yang diobservasi pada pelaksanaan tindakan siklus I adalah cara guru menyajikan materi pelajaran apakah sudah sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah dibuat atau belum dan aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran
a) Hasil Observasi Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran Pengamat atau observer terhadap aktivitas guru dilakukan untuk melihat kemampuan mengajar guru dengan mengajarkan dengan menggunakan media gambar sketsa hewan untuk meningkatkan kemampuan membedakan jenis hewan. Pengamatan dilakukan pada semua tahapan yakni kegiatan awal, keiatan inti, dan keiatan akhir.
61
Kegiatan pengamatan, dimana peneliti mengajak guru kolaborasi (observer) untuk melakukan pengamatan. Observer mengamati jalannya pembelajarn dan menilai kemampuan guru dalam mengelolah kelas, serta menilai kemampuan siswa dalam mengerjakan tugas sampai selesai. Dari pengamatan terhadap kemampuan guru dalam kegiatan pembelajaran pada siklus I melalui media gambar sketsa hewan diperoleh temuan sebagai berikut. 1. Guru belum berusaha menarik perhatian siswa 2. Guru
belum
menanamkan
pemahaman
mengenai
pembelajaran
menggunakan media gambar sketsa hewan. 3. Guru belum memotivasi anak agar bisa membedakan jenis hewan menggunakan media sketsa. b) Hasil Observasi Aktivitas Siswa Selama Proses Pembelajaran Selama proses kegiatan pembelajaran, aktivitas siswa diamatai oleh pengamat (observasi) dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan sebelumnya, sesuai dengan kegiatan pembelajaran yang tercantum dalam Rencana Kegiatan Harian (RKH) yan tela dibuat ole peneliti. Dari pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam kegiatan belajar pada siklus I di kelas diperoleh temui sebagai berikut. (1) Anak belum fokus memperhatikan dan mendengarkan penjelasan dari guru mengenai pembelajaran yang akan dilaksanakan (2) Anak belum memperlihatkan sifat kesungguhan belajar dalam meningkatkan kemampuan membedakan jenis hewan
62
(3) Anak masih memperlihatkan sikap menggangu dengan sesama teman dalam aktifitas belajar (4) Anak belum memperlihatkan kemampuan menyimak dan menjawab pertanyaaan guru tetang proses pembelajaran (5) Anak belum mengikuti contoh gambar yang diperlihatkan oleh guru Adapun solusi dalam masalah proses pembelajaran menggunakan media gambar sketsa adalah guru harus melakukan pendekatan kepada anak dengan cara mengajaknya bercerita bahwa kalau kita belajar maka kita akan tahu macammacam hewan dilingkungan kita. d. Refleksi
Pada siklus I, guru sudah melaksanakan pembelajaran
dengan baik sesuai
perencanaan, namun masih ada beberapa diantaranya yang belum maksimal. Ada beberapa kelemahan yang ditemukan pada proses pembelajaran di siklus I sebagai berikut:
1) Anak tidak tertib melaksanakan kegiatan. Perencanaan yang disusun untuk kegiatan pada siklus I semuanya telah dilaksanakan guru dengan baik, namun masih peru dimatangkan lagi khususnya dalam hal menuntut dan membimbin anak untuk tetap selama kegiatan. 2) Pada awal kegiatan, guru kurang memotivasi anak sehingga anak kurang tertarik dengan pembelajaran yang disampaikan
63
3) Guru belum menanamkan pemahaman mengenai pembelajaran menggunakan media gambar sketsa hewan. Berdasarkan hasil perhitungan analisis data diperoleh fakta bahwa indikator keberhasilan yang ditetapkan dalam penelitian ini yakni 75% belum tercapai. Demikian pula dari hasil pengamatan atau observasi terhadap aktivitas seluruh anak didik dalam kelas selama proses kegiatan berlangsung, belum menunjukkan hasil seperti yang diharapkan, karena dari data temuan hasil observasi pada bidang peningkatan pembiasaan/perilaku yang diharapkan sesuai indikator (terlampir) sebagai anak didik memperlihatkan aktivitas pembiasaan yang kurang relevan dengan tujuan kegiatan. Oleh karena itu, maka tindakan perbaikan masih perlu dibenahi dan dilaksanakan secara optimal pada siklus II.
3. Tindakan Siklus II a. Perencanaan Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi, pelaksanaan tindakan siklus I pada tanggal 1 Agustus 2016 dan 2 Agustus 2016 belum mencapai indicator keberhasilan kemampuan yang telah ditetapkan, sehingga peneliti bersama guru merencanakan tindakan siklus II. Kelemahan-kelemahan dan kekurangan yang ada pada siklus I diperbaiki pada siklus II. Pada tahap perencanaan ini peneliti bekerja sama dengan guru kelompok B RA Al-Rasyid Kota Kendari melakukan hal-hal sebagai berikut :
64
1. Pembuatan skenario pembelajaran yaitu skenario pembelajaran membedakan jenis hewan dengan menggunakan media gambar sketsa hewan yang meliputi rencana kegiatan harian (RKH), disini guru merencanakan pembelajaran sesuai dengan (RKH) yang sudah disiapkan, guru juga membuat lembar observasi dan menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam kegiatan membedakan jenis hewan dengan menggunakan media gambar sketsa hewan 2. Membuat lembar observasi untuk guru dan anak untuk mengetahui tingkat pengetahuan anak. 3. Menyiapkan alat bantu mengajar, yakni gambar hewan berwarna, media gambar sketsa hewan, dan warna. 4. Menyiapkan perangkat penilaian yang dilaksanakan pada dua kali pertemuan. Pertemuan I, pada hari Senin tanggal 15 Agustus 2016, dan pertemuan ke II, pada hari Selasa tanggal 16 Agustus 2016, di RA Ar-Rasyid Kota Kendari b. Pelaksanaan Tindakan Pada pelaksanaan kegiatan tindakan siklus II, segala persiapan perencanaan kegiatan pembelajaran telah ditetapkan sebelumnya. Rencana Kegiatan Harian (RKH) menjadi acuan pelaksanaan tindakan peningkatan kemampuan membedakan jenis hewan melalui media gamar sketsa hewan. Pelaksanaan tindakan pada penelitian ini terdiri dari dua kali pertemuan. Kegiatan yang dilakukan pada siklus II pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin 15 Agustus 2016. Pada pertemuan pertama siklus II, kegiatan guru yaitu : guru membimbing anak mengucapkan salam, berdo‟a dan bernyanyi bersama
65
kemudian diabsen satu persatu. Selanjutnya guru memperkenalkan tema yang akan diajarkan serta memperkenalkan media yang akan diajarkan. Guru memotivasi anak dan menanamkan pemahaman yang baik agar mereka dapat membedakan jenis-jenis hewan. Guru juga menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan seperti memulai dengan memperkenalkan berbagai macam jenis-jenis hewan yang ada disekitar, serta memulai tanya jawab kepada anak didik, seperti “ anak-anak siapa yang sudah pernah melihat ayam, sapi, kucing, kambing, kemudian anak-anak menjawab, saya bu guru”. Ayam makan apa anak-anak,,?, ayam makan jagung bu guru, makan beras, makan nasi. Ibu guru lagi kembali bertanya, kalau kupu-kupu, belalang, lalat, capung, siapa yang sudah pernah lihat,? Anak-anak lagi menjawab dengan senang hati, mereka juga mengayunkan tangan memperagakan cara kupu-kupu terbang. Anak-anak sangat antusias menjawab beberapa pertanyaan dari gurunya, jika dibanding pada kegiatan siklus I, dimana hanya beberapa anak yang menjawab dan yang lain hanya sibuk dengan kegiatan masing-masing. Di sini juga guru mengajak anak-anak menyanyikan lagu kupu-kupu yang lucu. Selanjutnya guru menjelaskan tujuan pembelajaran kali ini, yaitu membedakan jenis hewan yang bergerak dengan kaki dan bergerak dengan sayap. Setelah guru menjelaskan beberapa jenis hewan, selanjutnya guru dan peneliti membagikan gambar sketsa untuk diwarnai oleh anak. Pertemuan kedua siklus II ini, kegiatan anak yaitu, menjawab salam, berdoa dan bernyanyi. Setelah itu anak-anak memperhatikan dan mendengarkan penjelasan dari guru mengenai pembelajaran yang akan dilaksanakan, anak juga
66
menjawab beberapa pertanyaan dari guru. Disini, anak-anak sudah menunjukan rasa senang dan ketertarikan pada media yang dijelaskan serta gambar-gambar yang ditampilkan oleh guru. Pada kegiatan siklus II ini anak-anak menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru dengan senang hati, dan sungguh-sungguh, mereka juga sudah tidak mengganggu temannya saat ada kegiatan yang dilaksanakan, seperti saat guru menjelaskan di depan, saat guru menyuruh anak-anak untuk mewarnai gambar sketsa hewan. Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa 16 Agustus 2016. Pada pertemuan kedua kegiatan guru masih sama dengan pertemuan pertama siklus II, yaitu guru memberikan penjelasan serta memperkenalkan media yang akan diajarkan, serta guru memotivasi dan member pemahaman pada anak-anak agar dapat menyebutkan nama-nama hewan yang ditunjukkan oleh guru. Di sini guru berusaha membuat anak-anak tertarik dengan media yang digunakan seperti bercerita tentang buaya, cicak, kadal, ular, lintah dan beberapa jenis hewan lainnya. Guru juga mengajak anak-anak untuk menyanyikan lagu cicak di dinding. Setelah guru melaksanakan semua kegiatan pengenalan jenis hewan yang bergerak dengan perut/ melata dan bergerak dengan merangkak/ merayap, selanjutnya guru menyuruh anak didik untuk menunjukkan gambar sesuai yang diperintahkan oleh guru. Kemudian, guru dan peneliti sama-sama membagikan gambar sketsa hean untuk diwarnai oleh anak. Pada pertemuan kedua ini pelaksanaan pembelajaran berjalan sesuai dengan yang direncanakan dan anak
67
didik sudah memperlihatkan sikap yang baik dalam mengikuti proses pembelajaran. Kegiatan anak pada pertemuan kedua siklus II, yaitu menjawab salam, berdoa dan bernyanyi. Setelah itu anak-anak memperhatikan dan mendengarkan penjelasan dari guru mengenai pembelajaran yang akan dilaksanakan, anak juga antusia menjawab beberapa pertanyaan dari guru. Pada kegiatan ini anak menunjukan rasa senang dan sikap yang baik dalam mendengarkan penjeasan guru. Beberapa anak juga bercerita kalau mereka sudah pernah melihat ular, melihat cicak. Disini anak-anak menunjukan rasa senang dalam menyelesaikan tugas dan anak-anak tidak menggangu temannya saat menyelesaikan tugas. Dilihat dari kegiaatan pelaksanaan diatas menunjukan perubahan jika disbanding dengan siklus I, dimana anak-anak pada siklus II sudah menunjukan ketertarikan dan rasa senang dalam melakukan kegiatan yang disurukan oleh guru.
c. Observasi dan evaluasi 1) Hasil Evaluasi Kemampuan Membedakan Jenis Hewan Dari hasil yang diperoleh pada pelaksanaan kegiatan siklus II maka terlihat bahwa pada siklus II kegiatan penelitian yang dilaksanakan telah tuntas atau terselesaikan terutama aktivitas anak yang suda terlaksana dengan baik. Berdasarkan data yang berhhasil dikumpulkan dalam rangkuman nilai hasil evaluasi diketahui bahwa kemampuan membedakan jenis hewan pada siklus II sudah mencapai target yang diharapkan dan pencapaian nilai konversi yaitu 75% dari standar ketercapaian 75%. Jumlah anak yang memperoleh nilai
68
Berkembang Sangat Baik (BSB) dan Berkembang Sesuai Harapan (BSH) yaitu sebanyak 9 orang anak dari keseluruhan jumlah anak. Hasil kegiatan evaluasi berdasarkan rangkuman penilaian dari lima indikator penilaian pada siklus II ditampilkan secara deskritif sebagai berikut: Tabel 5. Hasil Analisis Perkembangan Membedakan Jenis Hewan Siklus II No
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Nama Anak BSB **** (×4) Aisyah 1 Al Furqon 2 Andi 0 Azril 1 Irhul 2 Mawar 3 Muh. Naufal 3 Selsy 4 Syawalia 1 Tatan 0 Tiara 3 Zahra 2 Jumlah anak yang dan BSB
Penilaian Nilai X Nilai= Jum. Nilai BSH MB BB Bobot Jum.Indikator *** ** * (×3) (×2) (×1) 2 1 1 13 2,6 2 1 0 16 3,2 3 1 1 12 2,4 2 2 0 14 2,8 2 1 0 16 3,2 2 0 0 18 3,6 2 0 0 18 3,6 1 0 0 19 3,8 1 1 2 11 2,2 3 1 1 12 2,4 2 0 0 18 3,6 2 1 0 16 3,2 memperoleh nilai BSH 9
Persentase peningkatan kemampuan membedakan jenis hewan secara klasikal
Ket
BSH BSH MB BSH BSH BSB BSB BSB MB MB BSB BSH
75%
Sumber: diolah dari data penelitian
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan anak membedakan jenis hewan pada siklus II sudah mencapai 9 orang anak (75%) dari seluruh jumlah anak. Hal ini disebabkan karena anak-anak sudah tertarik dengan media yang disampaikan karena guru juga menjelaskan dengan berbagai cara agar anak-anak tertarik. Anak juga
69
dibimbing untuk bisa mengetahui atau memahami apa yang disampaikan. Sedangkan yang belum mencapai ketuntasan yaitu 3 orang anak (25%). Hal ini dikarenakan anakanak ini harus mendapat bimbingan secara menyeluruh dalam hal membedakan jenis hewan. Berdasarkan hasil perhitungan konversi nilai tersebut, maka diperoleh hasil Evaluasi belajar anak pada Siklus II, sebagaimana yang ditampilkan pada tabel berikut Tabel 6. Keberhasilan Anak Secara Klasikal Siklus II No 1 2 3 4
Frekuensi (jumlah anak)
Persentase (%)
Banyaknya anak didik yang memperoleh nilai BSB (nilai konversi 3,50-4,00)
4
33,33%
Banyaknya anak didik yang memperoleh nilai BSH(nilai konversi 2,50-3,49)
5
41,66%
Banyaknya anak didik yang memperoleh nilai MB (nilai konversi 1,50-2,49)
3
25%
Banyaknya anak didik yang memperoleh nilai BB (nilai konversi 0,01-1,49)
0
0%
9
75%
3
25%
Uraian
Jum Persentase keberhasilan secara klasikal (%) yakni banyaknya anak yang memperoleh nilai konversi 2,50-4,00 (BSH, BSB) Persentase keberhasilan secara klasikal (%), yang memperoleh nilai konversi 0,01-2,49 (BB, MB)
Hasil tes siklus II, menunjukan peningkatan hasil dalam meningkatkan kemampuan membedakan jenis hewan melalui media gambar sketsa hewan dapat terlaksana dengan baik. Dari hasil tes yang ada, anak yang memperoleh nilai Bintang empat ( **** ) = Berkembang Sangat Baik (BSB) adalah 4 orang anak atau sebanyak 33,33%, nilai bintang(***) = Berkembang Sesuai Harapan (BSH) adalah 5 orang anak atau sebanyak 41,66%, nilai Bintang dua(**) = Mulai Berkembang (MB) adalah 3
70
orang anak atau sebanyak 25%, dan jumlah anak yang memperoleh nilai (*) = Belum Berkembang (BB) adalah 0% orang anak dari tes tindakan siklus II.
Berdasarkan hasil seperti yang diinterpretasikan di atas, dapat dikatakan bahwa program kegiatan pembelajaran Siklus II yakni dengan menggunakan media gambar sketsa hewan secara klasikal telah mencapai 75% yang dalam hal ini, secara umum program kegiatan/rangkaian kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dengan menggunakan
media
gambar
sketsa
untuk
meningkatkan
kemampuan
anak
membedakan jenis hewan dianggap sudah berhasil, dan pelaksanaan tindakan dihentikan pada siklus II.
2) Observasi Kegiatan Guru Dan Anak Dalam Pembelajaran siklus II
Hal-hal yang diobservasi pada pelaksanaan tindakan siklus I adalah cara guru menyajikan materi pelajaran apakah sudah sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah dibuat atau belum dan aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran.
a) Hasil Observasi Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran Pengamat atau observer terhadap aktivitas guru dilakukan untuk melihat kemampuan mengajar guru dengan mengajarkan dengan menggunakan media gambar sketsa hewan untuk meningkatkan kemampuan membedakan jenis hewan. Pengamatan dilakukan pada semua tahapan yakni kegiatan awal, keiatan inti, dan keiatan akhir.
71
Kegiatan pengamatan, dimana peneliti mengajak guru kolaborasi (observer) untuk melakukan pengamatan. Observer mengamati jalannya pembelajarn dan menilai kemampuan guru dalam mengelolah kelas, serta menilai kemampuan siswa dalam mengerjakan tugas sampai selesai. Dari pengamatan terhadap kemampuan guru dalam kegiatan pembelajaran pada siklus II melalui media gambar sketsa hewan diperoleh temuan sebagai berikut. (1) Guru berusaha menarik perhatian siswa (2) Guru menanamkan pemahaman mengenai pembelajaran menggunakan media gambar sketsa hewan. (3) Guru memotivasi anak agar bisa membedakan jenis hewan menggunakan media sketsa.
b) Hasil Observasi Aktivitas Siswa Selama Proses Pembelajaran Selama proses kegiatan pembelajaran, aktivitas siswa diamatai oleh pengamat (observasi) dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan sebelumnya, sesuai dengan kegiatan pembelajaran yang tercantum dalam Rencana Kegiatan Harian (RKH) yan tela dibuat ole peneliti. Dari pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam kegiatan belajar pada siklus II di kelas diperoleh temui sebagai berikut. 1) Anak sudah fokus memperhatikan dan mendengarkan penjelasan dari guru mengenai pembelajaran yang akan dilaksanakan 2) Anak sudah memperlihatkan sifat kesungguhan belajar dalam meningkatkan kemampuan membedakan jenis hewan
72
3) Anak sudah memperlihatkan sikap menggangu dengan sesama teman dalam aktifitas belajar 4) Anak
sudah
memperlihatkan
kemampuan
menyimak
dan
menjawab
pertanyaaan guru tetang proses pembelajaran 5) Anak sudah mengikuti contoh gambar yang diperlihatkan oleh gur d. Refleksi Dari hasil yang diperoleh pada pelaksanaan kegiatan siklus II maka terlihat bahwa pada siklus II kegiatan penelitian yang dilaksanakan telah tuntas atau terselesaikan terutama dalam kegiatan membedakan jenis hewan melalui media gambar sketsa hewan. Hal ini terlihat dari rata-rata keterlaksanaan scenario pembelajaran mengajar guru dan aktivitas anak telah mencapai standar meinimal ketuntasan aktivitas, indikator ketercapaian anak rata-rata telah memperoleh nilai bintang ****(BSB= Berkembang Sangat Baik) dan *** (BSH= Berkembang Sesuai Harapan). Rata-rata anak sudah mampu membedakan jenis-jenis hewan dan mewarnai gambar sketsa hewan. Siklus II, penelitian dinyatakan telah tuntas dan tidak dilanjutkan lagi kesiklus berikutnya. Anak yang telah memperoleh nilai (BSB=**** berkembang sangat baik) berjumlah 4 orang anak,
anak yang memperoleh nilai (BSH=***
berkembang sesuai harapan berjumlah 5 orang anak, dan anak yang memperoleh nilai (MB=** mulai berkembang berjumlah 3 orang anak. Pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus II sudah terlaksana secara maksimal. Hal tersebut dikarenakan anak sudah terbiasa dengan media gambar
73
sketsa yang diajarkan bahkan mereka senang dengan model pembelajaran yang diterapkan oleh guru sehingga anak lebih aktif dan sangat antusias dalam proses pembelajaran berdampak pada hasil belajar anak. Penelitian ini berakhir setelah anak diberikan tes tindakan pada siklus II, karena dengan melihat aktivitas anak dan guru sudah mencapai standar ketuntasan dan hasil belajar anak pada siklus II juga telah mencapai standar persentase peningkatan kemampuan membedakan jenis hewan yang ditetapkan oleh sekolah. B. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan sebanyak 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan dan dilaksanakan sesuai dengan alur penelitian tindakan kelas yaitu melakukan perencanaan tindakan, melaksanakan tindakan, melakukan observasi dan evaluasi dan terakhir melakukan refleksi bersama atas tindakan yang telah dilaksanakan.
Pada
tahap
pelaksanaan
tindakan
pembelajaran
meningkatkan
kemampuan membedakan jenis hewan melalui media gambar sketsa hewan, sebelum memasuki tahapan siklus I peneliti terlebih dahulu melakukan kegiatan tes awal kemampuan membedakan jenis hewan dan menjadi acuan untuk melakukan upaya perbaikan pada tahap atau siklus selanjutnya. Guru kelompok B pada penelitian ini bertindak sebagai pengajar dan peneliti mengobservasi kegiatan guru dan anak didik. Pada penelitian ini anak diberi tugas dan peneliti melakukan evaluasi. Evaluasi dilakukan pada saat pelaksanaan keiatan
74
pembelajaran berlangsung disetiap tindakan siklus dan berakhir setelah pelaksanaan tindakan siklus II Mencermati data dari nilai yang diperoleh masing-masing anak didik dengan kegiatan evaluasi hasil pelaksanaan pada akhir siklus I, jika dihubungkan dengan ketetapan nilai ketuntasan belajar yang ditentukan pada penelitian ini, maka perolehan nilai ketuntasan belajar subyek anak didik pada bidang peningkatan kemampuan membedakan jenis hewan secara klasikal dipandang belum memenuhi keberhasilan seperti yang diharapkan pada penelitian yakni sebesar 75% anak didik dapat diharapkan tuntas dengan perolehan predikat nilai ketuntasan akhir minimal dengan nilai akhir yang berkriteria Berkembang Sesuai Harapan (BSH). Tahap akhir evaluasi tindakan siklus I, berdasarkan data temuan hasil penelitian diperoleh kenyataan bahwa persentase ketuntasan anak baru mencapai 33,33% atau sejumlah 4 orang anak dari 12 subyek anak yang diteliti telah berhasil mencapai skor nilai ketuntasan belajar dengan predikat nilai sesuai yang ditetapkan pada penelitian ini dengan nilai pencapaian perkembangan akhir yang berkriteria Berkembang Sesuai Harapan (BSH). Pada tindakan siklus I, dalam pengelolaan pembelajaran kurang memberikan motivasi dan belum menguasai jalannya kegiatan pembelajaran yang berlangsung sebab masih banyak anak yang kurang aktif dalam kegitana pembelajaran seperti masih sibuk sendiri dan susah fokus pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
Akibatnya
kemampuan dalam menyerap dan memberikan pandangan belum sampai pada tahap
75
yang diinginkan. Dari 12 orang anak didik hanya 4 orang anak yang dapat membedakan jenis hewan dengan baik. Ketuntasan belajar anak 33,33% atau 4 orang anak sedangkan ketidaktuntasan 66,66% atau sebanyak 8 orang anak. Masih rendahnya perolehan nilai anak didik pada siklus I disebabkan beberapa hal sebagaimana yang telah dipaparkan pada bagian hasil penelitian ini. Sebagian besar juga anak didik Nampak belum berhasil mencapai nilai ketuntasan keberhasilan yang sesuai indikator sehingga perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan hasil belajar anak pada siklus II dengan pedoman pada ketuntasan belajar yang telah ditargetkan Berdasarkan data temuan hasil evaluasi dari tindakan siklus II, diperoleh hasil yang dapat dikemukakan bahwa target indicator kinerja mencapai 75% anak diharapkan berhasil tuntas dalam menyelesaikan tugas-tugas sesuai dengan tingkat pencapaiannya, dan pada siklusi ini kemampuan anak telah tercapai target tersebut yaitu 75%, karena setelah dilakukan analisis data hasil penilaian pada tahap evaluasi akhir siklus II ditemukan hasil bahwa secara klasikal persentase indicator keberhasilan kinerja menunjukkan taraf yang mencapai 75% atau sebanyak 9 orang anak dari 12 subyek anak didik yang menunjukan keberhasilan mencapai perolehan ketuntasan hasil akhir belajar dengan skor nilai 5 orang anak yang pencapaian perkembanga kemampuan membedakan jenis hewan yang rata-rata berkriteri “Berkembang Sesuai Harapan (BSH)”, sedangkan 4 orang anak pencapaian perkembangan pada kriteria Berkembang Sangat Baik (BSB). Sehingga dapat dijumlahkan menjadi 9 orang anak yang mencapai kriteria nilai ketuntasan belajar.
76
Kemajuan perolehan nilai ketuntasan belajar kemampuan membedakan jenis hewan berhasil dicapai oleh sebagian besar anak didik pada kelompok B di RA ArRasyid Kota Kendari, dari sklus I ke siklus II, antara lain disebabkan karena ketuntasan belajar anak dapat terarah dalam pelaksanaan tindakan-tindakan pembelajaran yang telah dilaksanakan peneliti bersama guru kelompok B di RA Al-Rasyid tersebut. Temuan ini didukung pula oleh temuan hasil observasi/ pengamatan langsung aktivitas tindakan yang nampak dilaksanakan guru yang dapat dikatakan sebagian besar skenario tindakan yang telah dirancang guru dan peneliti berjalan dengan baik sesuai dengan yang direncanakan. Selain itu, berdasarkan hasil dari pengamatan/ observasi terhadap aktivitas belajar anak didik dalam kegiatan membedakan jenis hewan pada tindakan siklus II diperoleh gambaran yang diinterprestasikan bahwa setiap anak telah menampilkan aktivitas belajar yang lebih baik. Selama kegiatan penelitian berlangsung, berdasrakan data hasil perolehan sebagaimana dideskripsikan pada halaman sebelumnya, dapat diasumsikan bahwa kegiatan pembelajaran dalam rangka meningkatkan kemampuan membedakan jenis hewan melalui media gambar sketsa hewan pada kelompok B di RA Al- Rasyid Kota Kendari, yang telah dirancangg, disusun serta dilaksanakan secara baik dan seoptimal mungkin oleh peneliti yang berkolaborasi bersama guru kelompok pada setiap pertemuan yang telah dilaksanakan baik pada tindakan siklus I dan siklus II. Jika dilihat dari kualitas pemehaman anak tindakan siklus I yakni 33,33% dan tindakan siklus II yakni 755, menunjukan hasil yang lebih baik dari hasil perolehan siklus I.
77
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, disimpulkan bahwa melalui media gambar sketsa hewan dapat meningkatkan kemampuan membedakan jenis hewan. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan kemampuan membedakan jenis hewan pada observasi awal yang mencapai ketuntasan secara klasikal terdiri dari 3 orang anak atau 25%, dan pada siklus I yang mencapai ketuntasan secara klasikal yaitu 33,33% atau sebanyak 4 anak , sedangkan pada siklus II menjadi 75 % atau sebanyak 9 anak. Persentase peningkatan kemampuan membedakan jenis hewan secara klasikal dari siklus I hingga siklus II adalah 41, 67 % atau 5 orang anak.
B. Saran Adapun saran yang diajukan terkait dengan penelitian mengenai peningkatan kemampuan membedakan jenis hewan melalui media gambar sketsa hewan pada kelompok B di RA Al-Rasyid Kota Kendari, antara lain: 1. Guru sebaiknya membuat perencanaan
pembelajaran dengan matang sebelum
pembelajaran dilaksanakan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal 2. Guru hendaknya selalu termotivasi untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi anak sepeti pemilihan model pembelajaran dan media pembelajaran yang akan digunakan.
63
78
3. Hendaknya kegiatan pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan membedakan jenis hewan dapat diberikan secara bertahap dengan meode bervariasi sehingga menyenangkan bagi anak untuk mendapatkan hasil yang optimal. 4. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk membedakan jenis hewan, hendaknya guru membimbing anak untuk berpartisipasi secara aktif dan berani untuk mengeluarkan gagasan yang dimilikinya, guru diharapkan melakukan pendampingan dalam membangkitkan kemampuan yang dimiliki anak.
79
DAFTAR PUSTAKA
Anita Lie. 2004. Cooperatve Learning : Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta: Grafindo. Anita Yus. 2005. Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Direktur Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi. Asrori, Muhammad. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV. Wacana Prima.
Azhar, Arsyad. 2010. Media Pengajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Azhar Susanto.2002. Konsep dan Pengembangan Berbasis Komputer. Bandung: Lingga Jaya. Charlesworth, Rosalind, 1995, Math and Science USA: Delmar Publishers.
Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Kurikulum 2004 Taman Kanak-kanak dan Raudlatul Athfal. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Departemen Pendidikan Nasional. 2010. Kurikulum Taman Kanak-kanak (Pedoman Pengembangan Program Pembelajaran di Taman Kanak-kanak). Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pembinaan Taman Kanakkanak dan Sekolah Dasar. Djauhar Siddiq, Nelva Rolina, & Unik Ambar Wati. 2006. Strategi Belajar Mengajar Taman Kanak-kanak. Yogyakarta: Penerbit Fakultas Ilmu Pendidikan UNY. Djamarah,Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 1995.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Hamalik, Oemar. 1994. Media Pendidikan. (Cetakan ke-7). Bandung: Penerbit PT Citra Aditya Bakti. Harun Rasyid, Mansyur, & Suratno. 2009. Asesmen Perkembangan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Multi Pressindo. Ivor K. Davies. 1998. Pengelolaan Belajar. Jakarta: Depdikbud.
80
Masitoh, Ocih Setiasih, & Heny Djoehaeni. 2005. Pendekatan Pembelajaran Aktif di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi. Muharrar, Syakir dan Mudjiono. 2007. “Gambar I”. Hand Out Jurusan Seni Rupa, FBS UNNES. Semarang : Jurusan Seni Rupa FBS Universitas Negeri Semarang. Myers, Bernard S. 1962. Understanding Ther Art. New York: Holt Rinehart and Winston Inc. Rahadi Aristo. 2004. Media Pengajaran Sastra. Jakarta :Depdiknas ------------------;2003. Media Pengajaran. Jakarta Dikti Depdikbud. Sadiman S. 2005. Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta : Hikaya. Screen dan Wilbur.1984. Zur Publizistischen entwicklung. Peterlang: Frankfurt am main. Sharon W. Smalindo, dkk 2002. Istructional Technology and Media for Learning, Ohio: Pearson Merril Prectise hall. Slamet Suyanto. 2005. Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Hikayat Publishing. Soemiarti Patmonodewo.2003.Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: Diterbitkan dengan Kerjasama Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, dan PT Rineka Cipta. Usman, Uzer dan Setiawati Lilis. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung; PT. Remaja Rosdakarya.
81
Lampiran 1: Meningkatkan Kemampuan Membedakan Jenis Hewan Melalui Media Gambar Sketsa Hewan Pada Kelompok B RA Al-Rasyid Kota Kendari Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas NO 1.
Uraian Kegiatan
Waktu Pelaksana
Keterangan
Kegiatan pendahuluan Observasi awal
10 Desember 2015
Orientasi lokasi penelitian
Penyusunan proposal
Awal januari 2016
Konsultasi
dengan
dosen
pembimbing Seminar proposal
1 Juni 2016
Di kampus UMK
Pratindakan penelitian
25 Juli 2016
Mengamati kegiatan anak dan guru dalam mengenalkan jenis hewan melalui media sketsa
2.
Pelaksanaan
tindakan
Melakukan tindakan kegiatan
siklus I
3
dikelas untuk meningkatkan
a. Pertemuan pertama
1 Agustus 2016
kemampuan membedakan jenis
b. Pertemuan kedua
2 Agustus 2016
hewan dengan media sketsa
Pelaksanaan
tindakan
Melakukan tindakan kegiatan
siklus II
dikelas
untuk
meningkatkan
a. Pertemuan pertama
15 Agustus 2016
kemampuan membedakan jenis
b. Pertemuan kedua
16 Agustus 2016
hewan dengan media sketsa
Penulisan laporan hasil September hingga
Konsultasi dengan dosen
penelitian
pembimbing
waktu ujian hasil
82
Lampiran 2. Meningkatkan Kemampuan Membedakan Jenis Hewan Melalui Media Gambar Sketsa Hewan Pada Kelompok B RA Al-Rasyid Kota Kendari Rencana Kegiatan harian ( RKH ) siklus I ( pertemuan 1 dan 2 )
Kelompok Hari/ Tanggal Waktu Bidang Pengembangan Kompetensi Dasar Indikator
:B ; Senin dan Selasa, 1 dan 2 Agustus 2016 : 1×60 menit : Kognitif : kemampuan membedakan jenis hewan : anak mampu: 1. Anak mampu membedakan jenis hewan yang bergerak dengan kaki (ayam, sapi, kucing, kambing) 2. Anak mampu membedakan jenis hewan yang bergerak dengan sayap ( kupu-kupu, lalat, capung, belalang) 3. Anak mampu membedakan jenis hewan yang bergerak dengan perut/ melata (cacing, ular, lintah, ulat) 4. Anak mampu membedakan jenis hewan yang bergerak dengan merangkak/ merayap (buaya, komodo, cicak, kadal) 5. Anak mampu membedakan jenis hewan dengan cara mewarnai gambar sketsa hewan.
Metode
: Tanya jawab dan penugasan
Media pembelajaran
: gambar sketsa hewan
Langkah-langkah pembelajaran A. Kegiatan awal (± 10 Menit) 1. Guru melakukan kegiatan diawali dengan rutinitas kebiasaan sehari-hari seperti salam, bernyanyi, dan ber doa. B. Kegiatan inti (± 40 Menit) 1. Guru menyiapkan dan memperkenalkan media yang digunakan 2. Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 4. Guru bertanya pada masing-masing anak, mana gambar sketsa hewan yang bergerak dengan kaki, bergerak dengan sayap, bergerak dengan perut/melata, dan
83
84
Lampiran 3. Meningkatkan Kemampuan Membedakan Jenis Hewan Melalui Media Gambar Sketsa Hewan Pada Kelompok B RA Al-Rasyid Kota Kendari Lembar Observasi Terhadap Peserta Didik Pada Siklus I No Aspek yang diobservasi 1 Menjawab salam, berdoa sebelum melaksanakan kegiatan, dan bernyanyi 2 Fokus memperhatikan dan mendengarkan penjelasan dari guru mengenai pembelajaran yang akan dilaksanakan 3 Menampakan rasa senang dalam menyelesaikan tugas sesuai yang diinstrusikan oleh guru
Ya/Tidak Ya
Komentar Terlaksana dengan baik
Tidak
Karena masih banyak anak yang bermain
Ya
Terlaksana dengan baik
Ya
Terlaksana dengan baik
4
Memperlihatkan sikap bersahabat baik kepada guru maupun kepada temannya
5
Anak memperlihatkan sifat kesungguhan belajar dalam meningkatkan kemampuan membedakan jenis hewan Anak memperlihatkan sikap tidak menggangu dengan sesama teman dalam aktifitas belajar Mengajukan pertanyaan kepada guru mengenai gambar media sketsa Memperlihatkan kemampuan menyimak dan menjawab pertanyaaan guru tetang proses pembelajaran
Tidak
Karena anak masih banyak bermain dengan temannya
Tidak
karena anak selalu mengganggu temannya dalam aktivitas belajar
9
Anak mengikuti contoh gambar yang diperlihatkan oleh guru
Tidak
10
Anak mau menunjukan gambar sketsa hewan sesuai yang ditanyakan oleh guru
6
7 8
Ya Tidak
Ya
Terlaksana dengan baik karena anak belum menampakan sikap untuk mau memperlihatkan sikap yang baik dalam proses belajar mengajar Karena anak masih mewarnai sesuai keinginannya tanpa melihat contoh Terlaksana dengan baik Observator
Nur Yani
85
Lampiran 4. Meningkatkan Kemampuan Membedakan Jenis Hewan Melalui Media Gambar Sketsa Hewan Pada Kelompok B RA Al-Rasyid Kota Kendari Lembar Observasi Terhadap Guru Pada Siklus I No Aspek yang diobservasi 1 Guru memberikan salam, membimbing anak mengucapkan doa, dan bernyanyi 2 Guru menyiapkan dan memperkenalkan media yang digunakan 3 Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan 4 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 5 Guru berusaha menarik perhatian
Ya/Tidak Komentar Ya Terlaksana dengan baik Ya
Terlaksana dengan baik
Ya
Terlaksana dengan baik
Ya Tidak
6
Guru menanamkan pemahaman mengenai pembelajaran menggunakan media gambar sketsa hewan.
Tidak
7
Guru memotivasi anak agar bisa,membedakan jenis hewan menggunakan media sketsa.
Tidak
8
Guru melakukan observasi/evaluasi selama proses kegiatan pembelajaran dan mencatat semua data-data yang diamatai dengan tujuan penelitian yakni membedakan jenis hewan Guru mengajukan pertanyaan kepada anak dengan tujuan untuk mengetahui daya serap anak Guru menutup pembelajaran dan membimbing anak untuk berdoa untuk pulang dan mengucapkan salam
Ya
Terlaksana dengan baik Karena penjelasan guru kurang menarik perhatian anak Karena guru menanamkan pemahaman mengenai pembelajaran karena guru masih kurang dalam memotivasi anak dalam proses pembelajaran Terlaksana dengan baik
Ya
Terlaksana dengan baik
Ya
Terlaksana dengan baik
9
10
Observator
Nur Yani
86
Lampiran 5. Meningkatkan Kemampuan Membedakan Jenis Hewan Melalui Media Gambar Sketsa Hewan Pada Kelompok B RA Al-Rasyid Kota Kendari Rencana Kegiatan Harian ( RKH ) siklus II ( pertemuan 1 dan 2 ) Kelompok
:B
Hari/ Tanggal
; Senin dan Selasa, dan 15 dan 16 Aagustus 2016
Waktu
: 1×60 menit
Bidang Pengembangan
: Kognitif
Kompetensi Dasar
: kemampuan membedakan jenis hewan
Indikator
: anak mampu: 1. Anak mampu membedakan jenis hewan yang bergerak dengan kaki (ayam, sapi, kucing, kambing) 2. Anak mampu membedakan jenis hewan yang bergerak dengan sayap ( kupu-kupu, lalat, capung, belalang) 3. Anak mampu membedakan jenis hewan yang bergerak dengan perut/ melata (cacing, ular, lintah, ulat) 4. Anak mampu membedakan jenis hewan yang bergerak dengan merangkak/ merayap (buaya, komodo, cicak, kadal) 5. Anak mampu membedakan jenis hewan dengan cara mewarnai gambar sketsa hewan.
Metode
: Tanya jawab dan penugasan
Media pembelajaran
: gambar sketsa hewan
Langkah-langkah pembelajaran A. Kegiatan awal (± 10 Menit) 1. Guru melakukan kegiatan diawali dengan rutinitas kebiasaan sehari-hari seperti salam, bernyanyi, dan ber doa. B. Kegiatan inti (± 40 menit) 1. Guru menyiapkan dan memperkenalkan media yang digunakan 2. Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan
87
88
Lampiran 6. Meningkatkan Kemampuan Membedakan Jenis Hewan Melalui Media Gambar Sketsa Hewan Pada Kelompok B RA Al-Rasyid Kota Kendari Lembar Observasi Terhadap Peserta Didik Pada Siklus II
No Aspek yang diobservasi 1 Menjawab salam, berdoa sebelum melaksanakan kegiatan, dan bernyanyi 2 Fokus memperhatikan dan mendengarkan penjelasan dari guru mengenai pembelajaran yang akan dilaksanakan 3 Menampakan rasa senang dalam menyelesaikan tugas sesuai yang diinstrusikan oleh guru
Ya/Tidak Ya
Komentar Terlaksana dengan baik
Ya
Terlaksana dengan baik
Ya
Terlaksana dengan baik
4
Memperlihatkan sikap bersahabat baik kepada guru maupun kepada temannya
Ya
Terlaksana dengan baik
5
Anak memperlihatkan sifat kesungguhan belajar dalam meningkatkan kemampuan membedakan jenis hewan Anak memperlihatkan sikap tidak menggangu dengan sesama teman dalam aktifitas belajar Mengajukan pertanyaan kepada guru mengenai gambar media sketsa Memperlihatkan kemampuan menyimak dan menjawab pertanyaaan guru tetang proses pembelajaran
Ya
Terlaksana dengan baik
Ya
Terlaksana dengan baik
Ya
Terlaksana dengan baik
Ya
Terlaksana dengan baik
Anak mengikuti contoh gambar yang diperlihatkan oleh guru Anak mau menunjukan gambar sketsa hewan sesuai yang ditanyakan oleh guru
Ya
Terlaksana dengan baik
Ya
Terlaksana dengan baik
6
7 8
9 10
Observator
Nur Yani
89
Lampiran 7. Meningkatkan Kemampuan Membedakan Jenis Hewan Melalui Media Gambar Sketsa Hewan Pada Kelompok B RA Al-Rasyid Kota Kendari Lembar Observasi Terhadap Guru Pada Siklus II No 1 2 3 4 5
6
7
8.
9
Aspek yang diobservasi Guru memberikan salam, membimbing anak mengucapkan doa, dan bernyanyi Guru menyiapkan dan memperkenalkan media yang digunakan Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Ya/Tidak Ya
Guru berusaha menarik perhatian serta menanamkan pemahaman mengenai pembelajaran menggunakan media gambar sketsa hewan. Guru memotivasi anak agar bisa,membedakan jenis hewan menggunakan media sketsa. Guru melakukan observasi/evaluasi selama proses kegiatan pembelajaran dan mencatat semua data-data yang diamatai dengabn tujuan penelitian yakni membedakan jenis hewan Guru mengajukan pertanyaan kepada anak dengan tujuan untuk mengetahui daya serap anak
Ya
Guru menutup pembelajaran dan membimbing anak untuk berdoa untuk pulang dan mengucapkan salam
Ya Ya Ya
Komentar Terlaksana dengan baik Terlaksana dengan baik Terlaksana dengan baik Terlaksana dengan baik Terlaksana dengan baik
Ya
Terlaksana dengan baik
Ya
Terlaksana dengan baik
Ya
Terlaksana dengan baik
Ya
Terlaksana dengan baik
Observator
Nur Yani