Jurnal yang berjudul :
MENINGKATKAN KEMAMPUAN DASAR SIKAP KAYANG MELALUI METODE BAGIAN PADA SISWA KELAS V SDN NO. 92 SIPATANA GORONTALO Arifullah1), Ahmad Lamusu2), Suriyadi Datau3) 1
FIKK, Universitas Negeri Gorontalo (Arifullah)
[email protected] 2 FIKK, Universitas Negeri Gorontalo (Ahmad Lamusu)
[email protected] 3 FIKK, Universitas Negeri Gorontalo (Suriyadi Datau)
[email protected]
Abstrak Tujuan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah : “Untuk meningkatkan kemampuan dasar sikap kayang melalui metode bagian siswa kelas V SDN No. 92 Sipatana Gorontalo.”. Hipotesis tindakan yakni “Jika metode bagian diterapkan dalam pembelajaran ini maka, kemampuan dasar sikap kayang pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 92 Sipatana Gorontalo akan meningkat.” indikator kinerja. adalah bila terjadi peningkatan sebesar 75% dari 20 orang siswa yang menjadi objek penelitian sudah terampil dalam melakukan gerakan kayang dengan klasifikasi penilaian 7484 (Baik). Kata Kunci : Kemampuan Dasar Sikap Kayang, Metode Bagian, Siswa Sekolah Dasar Abstract The goal in this classroom action research is: "To improve the basic ability Kayang attitudes through methods section fifth grade students of SDN No. 92 Sipatana Gorontalo. ". The action hypothesis "If the method applied in this study section then, the basic capabilities Kayang attitude in class V students of State Elementary School 92 Sipatana Gorontalo will increase." Performance indicators. is if there is an increase of 75% of the 20 students who became the object of research is already skilled in the motion classification Kayang with 74-84 votes (Good). Keywords : Basic Capabilities attitude Kayang, Methods Section, Elementary School Students
1. PENDAHULUAN Pendidikan yang dilaksanakan di sekolah memiliki fungsi yang strategis dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM). Keberhasilan pendidikan disekolah akan menentukan keberhasilan pendidikan selanjutnya, karena di sekolah itulah siswa mendapatkan dasar-dasar pengalaman belajar yang fundamental untuk memiliki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan yang dilakukan secara sadar dan sistematis melalui berbagai kegiatan
jasmani dalam rangka memperoleh kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan fisik kecerdasan dan pertumbuhan watak. Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani, karena yang digunakan sebagai media atau perantara adalah olah raga. Dengan melalui kegiatan serangkaian inilah seorang anak dapat dididik, dibina, dan sekaligus dibentuk jasmani dan rohaninya. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa pendidikan jasmani merupakan bagian
3 pendidikan secara menyeluruh yang mengutamakan aktivitas jasmani, pertumbuhan dan perkembangan mental, sosial, dan emosional. Penyelenggaraan pendidikan sebagai proses dalam pertumbuhan dan perkembangan manusia seumur hidup, maka pendidikan jasmani merupakan salah satu alat penting dalam merangsang pertumbuhan serta perkembangan manusia seumur hidup sebab pendidikan jasmani sangat erat kaitannya dengan proses gerak manusia. Oleh karena itu, apabila pembelajaran pendidikan jasmani yang diselenggarakan di sekolah dapat terorganisir dengan baik, maka akan memberikan sumbangan yang sangat berarti bagi pertumbuhan dan perkembangan siswanya, baik pada aspek jasmaninya maupun mental yang harmonis dalam rangka menyiapkan siswa secara fisiologis untuk meningkatkan kebugaran jasmani dalam membantu perkembangan kepribadiannya. Guru pendidikan jasmani di sekolah harus sedapat mungkin memanfaatkan kompetensi yang dimilikinya dalam upaya merangsang pertumbuhan dan perkembangan siswa sesuai karakteristik yang dimilikinya serta memperhatikan situasi dan kondisi sekolah. Untuk dapat merealisasikan harapan ini, perlu adanya suatu pelaksanaan pembelajaran yang bermutu. Oleh karena itu, metode pembelajaran yang tepat harus dapat dimanfaatkan dan dikembangkan dengan berdasar pada tahap-tahap perkembangan serta karakteristik siswa, karena mengingat pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah dasar (SD) pada intinya bertujuan untuk meningkatkan keterampilan motorik dan nilainilai fungsional yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan sosial. Dengan demikian, metode yang mungkin cocok sebagai sinkronisasi terhadap rasionalisasi di atas adalah dengan melaksanaan pembelajaran melalui metode bagian. Metode bagian merupakan salah satu metode pembelajaran dalam pendidikan jasmani yang menekankan nilai-nilai kognitif, afektif, dan psikomotor. Dikatakan demikian, karena dalam penggunaan metode tersebut, siswa diarahkan pada strategi pembelajaran yang sifatnya bertahap atau selangkah demi
selangkah dengan tujuan agar siswa lebih mudah mengikuti, memahami, dan mengingat setiap materi yang dipelajarinya. Materi pendidikan jasmani yang dibelajarkan di sekolah dasar terbagi dalam berbagai kelompok, diantaranya adalah senam lantai. Materi ini menitikberatkan pada kemampuan dalam melakukan suatu gerakan. Salah satu bentuk gerakan yang perlu dikuasai oleh siswa dalam materi senam lantai ini adalah sikap kayang. Kayang merupakan salah satu bagian dari senam lantai. Kayang adalah bentuk gerakan dasar dari salto ke belakang. Untuk itu, dalam mempelajarinya, seseorang harus memiliki kelenturan tubuh, kekuatan tungkai dan lengan serta keberanian. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti di SDN No. 92 Sipatana dalam belajar mengajar penjas khususnya materi senam lantai yang diukur dengan lembar pengatan kegiatan siswa menunjukkan masih banyak ditemukan masalah diantaranya kurangnya penguasaan ketrampilan teknik, yaitu pada teknik dasar sikap kayang. Hal ini disebabkan oleh kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran, serta dari hasil evaluasi yang dilakukan peneliti pada saat pengambilan data awal menunjukan bahwa hasil rata-rata keseluruhan yang diperoleh masing-masing siswa mendapatkan nilai kurang, dari 20 siswa yang diobservasi belum ada yang masuk dalam kategori baik atau sangat baik. 6 orang siswa masuk dalam kategori cukup baik (C) (klasifikasi nilai antara 55-69), 10 orang siswa yang termasuk kategori kurang (K) (klasifikasi nilai antara 50-54), dan 4 orang siswa termasuk dalam kategori nilai kurang sekali (KS). Dalam melakukan sikap kayang yang terdiri dari beberapa gerakan aspek yang dinilai, diantaranya yaitu, a) sikap awal dengan ratarata nilai mencapai 41.25. (b) pelaksanaan gerakan mencapai 58.75. (c) akhir gerakan mencapai 52.5 . Dan nilai rata-rata capayan siswa dari setiap indikator adalah 50.83%. Maka hal ini masih berada pada kategori kurang (K) karena umumnya rata-rata nilai praktek tersebut hanya berkisar pada 5054.Rendahnya hasil belajar siswa sebagaimana yang terungkap diatas membutuhkan upaya guru untuk mencari 3
4 alternatif pemecahan masalah dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa. Maka, dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan sikap kayang ini, pembelajaran melalui metode bagian adalah langkah alternatif yang perlu ditempuh. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di kemukakan maka dapat di identifikasi masalah berupa: Teknik dasar siswa dalam melakukan sikap kayang sangat rendah dan kurang memuaskan. Serta kurangnya kemampuan dan pemahaman gerak siswa dalam melakukan gerakan sikap kayang dengan baik dan benar. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang ada, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut, “apakah metode bagian dapat meningkatkan teknik dasar sikap kayang pada materi senam lantai pada siswa kelas V SD Negeri 92 Sipatana?”
bagian dikuasai. 4). Sintesis : setelah setiap bagian yang membangun suatu keterampilan dapat dikuasai, kemudian dilanjutkan dengan latihan keseluruhan. Meskipun setiap bagian telah dikuasai, namun biasanya untuk menyatukan ke dalam suatu keterampilan yang utuh bagi sebagian anak merupakan hal yang sulit terutama bagi anak yang mempunyai kemampuan dasar yang rendah. Oleh karena itu pelaksanaan tahap ini memerlukan waktu yang cukup, dengan pemberian umpan balik yang cukup pula Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan kemampuan dasar sikap kayang melalui metode bagian siswa kelas V SDN No. 92 Sipatana Gorontalo. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dalam penelitian ini yaitu: Manfaat Praktis a. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis yang melakukan penelitian.Sebagai suatu karya ilmiah yang dapat digunakan sebagai perkembangan ilmu pengetahuan tentang penerapan model pembelajaran serta sebagai pedoman untuk kegiatan penelitian berikutnya yang sejenis. Manfaat teoristis a. Manfaat Bagi Siswa Dapat meningkatkan hasil belajar gerak siswa khususnya kemampuan dasar sikap kayang bagi siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 92 Sipatana Gorontalo; b. Manfaat Bagi Guru Dapat dijadikan pedoman sebagai solusi terbaik bagi guru dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas pada materi senam ketangkasan khususnya sikap kayang; c. Manfaat Bagi Sekolah Dapat memberikan sumbangan pemikiran yang berharga bagi sekolah dan sebagai bahan kajian dalam mencari alternatif pemecahan berbagai persoalan serta kesulitan-kesulitan dalam membelajarkan siswa; d. Manfaat Bagi Peneliti
Cara Pemecahan Masalah Rendahnya kemampuan dasar siswa kelas V SDN No. 92 Sipatana Gorontalo dalam melakukan sikap kayang dapat ditingkatkan melalui metode bagian, dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1). Pembukaan : sama seperti dalam tahapan pengajaran metode keseluruhan, tahap ini adalah untuk memberikan pengertian yang utuh tetang materi atau keterampilan yang akan dipelajari. Lebih khusus lagi, untuk memperlihatkan kepada siswa bagaimana ketermpilan yang dimaksud terdiri dari bagian-bagian yang digabungkan. 2). Analisis : tahap untuk mengenali bagianbagian yang membangun suatu keterampilan, bagaimana urutannya, dan apa fungsi dari masing-masing bagian. Analisis ini bermanfaat juga untuk melatih anak dalam melihat bagaimana suatu keterampilan terbangun. 3). Pembelajaran : tahap berikutnya adalah mempelajari bagian-bagian secara berurutan. Mulai dari sikap awal sikap kayang dengan awalan berbaring, meletakan kedua tangan di samping telinga kemudian kedua kaki sedikit ditekuk dan mendorong tubuh ke atas. Demikian terus, hingga semua 4
5 Dapat menambah pengalaman bagi peneliti tentang pelaksanaan penelitian tindakan kelas, sehingga ketika terjun di sekolah sudah memahami apa yang hendak dilakukan saat pembelajaran. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dalam penelitian ini yaitu: Manfaat teoritis: Manfaat yang di harapkan penelitian ini adalah secara teoritis dapat menemukan pengetahuan baru tentang media pembelajaran modifikasi. Dapat meningkatkan hasil belajar teknik dasar lempar cakram pada para siswa. Manfaat Praktis Adapun manfaat praktis pada penelitian ini dapat berguna bagi beberapa aspek diantaranya: a. Bagi Siswa: Meningkatkan keterampilan dasar melempar cakram pada siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Bolaang Uki. b. Bagi Guru: Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan dan informasi
bagi guru dalam meningkatkan keterampilan dasar melempar cakram. c. Bagi Sekolah: Sebagai bahan informasi tentang peningkatan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga kesehatan khususnya materi tentang lempar cakram. Selain itu, sebagai bahan masukkan bagi SMP Negeri 4 Bolaang Uki untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. d. Bagi peneliti: Menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman berharga bagi peneliti khususnya tentang lempar cakram agar nantinya peneliti bisa mengimplementasikan ilmu pengetahuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. a. dan siswa akan aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran yang diikutinya. b. Bagi sekolah, sebagai masukan untuk mengembangkan modelmodel pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran yang ada. b) Memberikan contoh cara melakukan kayang. c) Memberikan tugas gerakan pada siswa untuk melakukan gerakan kayang secara berkeseimbangan. Output Variabel output yaitu mengevaluasi aktivitas siswa dalam melakukan gerakan kayang dalam proses melalui strategi bagian diharapkan kemampuan siswa dapat meningkat dengan memberikan skor melalui praktek kayang. Prosedur Penelitian Persiapan Persiapan yang dilakukan sehubungan dengan penelitian tindakan kelas ini: 1) Melakukan konsultasi dengan Kepala Sekolah SDN 92 Sipatana Gorontalo bersama guru mitra tentang rencana observasi, tindakan dan kegiatan penelitian yang akan dilakukan. 2) Menyusun jadwal pelaksanaan tindakan. 3) Menyiapkan format media pembelajaran yang sesuai. 4) Mengkaji kemungkinan masalah-masalah yang muncul selama proses pelaksnaan penelitian serta mengatur pola sesuai dengan teknik yang telah direncanakan.
2. METODE PENELITIAN Latar dan Karakteristik Subjek Penelitian Latar penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 92 Sipatana Gorontalo Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan pada siswa V Sekolah Dasar Negeri 92 sipatana Gorontalo. dengan jumlah siswa sebanyak 20 orang yang terdiri dari 12 orang putra dan 8 putri. Variabel Penelitian Variabel Input Berupa kegiatan pra pembelajaran, persiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang didalamnya diuraikan mulai dari standar kopetensi sampai pada prosedur pelaksanaan evaluasi, dan keberadaan serta dengan memperhatikan situasi dan kondisi sekolah. Variabel Proses Variabel Proses Pelaksanaan Strategi Bagian dalam proses pembelajaran dengan indikator: a) Menjelaskan gerakan kayang dimulai dari posisi siap, posisi badan, dan posisi penutup. 5
6 5)
Melakukan observasi awal terhadap subjek penelitian. 6) Memberikan tindakan terhadap permasalahn-permasalahan yang telah dikaji berdasarkan hasil pengamatan. Pelaksanaan Kegiatan Dalam tahap pelaksanaan tindakan ini penulis bekerja sama dengan guru mitra dalam melaksanakan kegiatan sesuai dengan pola kegiatan yang direncanakan dengan menggunakan persiapan pembelajaran yang mencangkup langkah-langkah pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru dalam mengajarkan teknik mengajar atau metode pelaksanaan tindakan dengan menggunakan tindakan observasi yang telah disediakan untuk mengetahui dan mengumpulkan data mengenai segala sesuatu yang terjadi saat proses pelaksanaan kegiatan dengan menitik beratkan pada pengusaan siswa terhadap kemampuan sikap kayang. Pemantauan Dan Evaluasi Pada tahap pemantauan dan evaluasi ini dilaksnakan pada saat proses pelaksanaan tindakan berlangsung dan dari pelaksanaan tindakan yang telah diberikan. Ketika proses pelaksanaan tindakan diilaksnakan, penneliti mengadakan observasi terhadap penguasaan siswa dalam memperagakan semua rangkaian gerakan kayang. Dan apabila telah selesai dalam pelaksanaan tindakan secara keseluruhan maka peneliti melihat kembali perkembangan siswa dalam penguasaan gerakan kayang tersebut. Untuk dapat mengetahui atau mengukur hasil pembelajaran yang telah diberikan, maka diberikan penilaian standar dengan menggunakan penilaian kuantitatif dengan interval 0-100 yang dirinci sebagai berikut: Skala penilaian interprestasi skor mengacu pada (buku panduan akademik UNG 2010). 1) Nilai 85-100, kategori baik sekali (BS) 2) Nilai 70-84, kategori baik (B) 3) Nilai 55-69, kategori cukup (C) 4) Nilai 50-54, kategori kurang (K) 5) Nilai 0-49, kategori kurang sekali (KS) Selanjutnya untuk menentukan kategori siswa yang tergolong mampu dan belum mampu dari penguasaan gerakan kayang,
dapat dilihat total dari nilai yang diperoleh siswa dalam memperagakan gerakan kayang dengan tiga indikator penilaian yang telah ditetapkan, yaitu : a) posisi siap, b) pelaksanaan, c) sikap akhir Analisis dan Refleksi Dalam tahap ini semua hasil yang diperoleh dari tahap observasi dikumpulkan dan dianalisis. Berdasarkan hasil analisis tersbut dapat diambil kesimpulan apakah kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan menggambarkan peningkatn hasil yang juga menjadi bahan refleksi bagi peneliti yang selanjutnya akan menjadi acuan tindakan perbaikan pada tahap berikutnya. Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah menggunakan instrumen tes kayang dengan langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut: a) Sebelum dilakukan tes gerakan kayang maka dilakukan tes awal untuk mengetahui kemampuan siswa dalam melakukan gerakan kayang. b) Setelah menerima latihan dengan menggunakan Metode Bagian selam 2 minggu maka dilakukan tes akhir untuk mengetahui kemampuan siswa saat melakukan gerakan kayang. Pelaksanaan: a) Sikap awal: sikap berbaring dengan meletakkan kedua tangan di atas bahu bagian samping telinga serta kedua kaki dibuka selebar bahu kemudian ditekuk. b) Pelaksanaan: (1) badan diangkat keatas hingga membentuk busur yang ditopang oleh kedua tangan dan kaki; (2) sikap kedua kaki berjinjit saat badan berbentuk busur; dan (3) posisi kepala ditengadakan ke lantai. c) Sikap akhir: kembali kesikap berbaring dengan posisi kedua tangan di atas bahu bagian samping telinga serta kedua kaki ditekuk yang terbuka selebar bahu. Teknik Analisis Data Setelah melakukan pengumpulan data yang sesuai dengan kebutuhan penelitian, maka langkah selanjutnya adalah melakukan 6
7 pengelolaan data yang telah terkumpul dengan cara sebagai berikut: 1) Data hasil belajar (kemampuan dasar sikap kayang) diambil dengan memberikan tes kepada siswa dengan menggunakan lembar observasi. 2) Data tentang situasi pembelajaran (dengan menerapkan metode bagian) pada saat ini dilaksanakan tindakan, diambil dengan menggunakan lembar observasi.
Observasi Awal Observasi awal dilaksanakan pada minggu ke dua bulan oktober tepatnya tanggal 24 Februari 2015 dari kegiatan pembelajaran sikap kayang melalui metode bagian pada siswa kelas V SDN Negeri 92 Sipatana. Adapun yang menjadi inti dalam observasi ini adalah tiga aspek dalam melakukan kemampuan dasar sikap kayang yang terdiri dari (a) sikap awal, (b) pelaksanaan gerakan, dan (c) sikap akhir gerakan Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Data observasi awal mengenai kemampuan dasar sikap kayang pada siswa kelas V SDN Negeri 92 Sipatana mengenai kemampuan dasar sikap kayang pada cabang olahraga senam lantai yang dideskripsikan sebagai berikut: 1. Hasil Aktivitas Belajar Siswa Untuk mengukur kemampuan siswa dalam melakukan sikap kayang, maka peneliti menggunakan lembar penilaian observasi awal. Terdapat 3 aspek yang dinilai pada siswa dalam melakukan sikap kayang yaitu: a. Sikap Awal, 1) Tubuh terlentang dilantai. 2) Kedua telapak tangan bertumpu pada lantai. 3) Posisi Kedua Tangan Berada Di Samping Kepala. 4) Ujung-ujung Jari Menghadap Kedalam b. Pelaksanaan Gerakan, 1) Kedua Telapak Kaki Menumpu Pada Lantai. 2) Kedua Kaki Agak Ditekuk Pada Lutut. 3) Doronglah Tubuh Keatas Secara Perlahan-lahan Hingga Kedua Tangan Dan Lutut Lurus. 4) Pandangan Melihat Kebawah c. Akhir Gerakan, 1) Turunkan Kembali Tubuh Secara Pelahan-lahan, 2) Kedua Tangan Berada Di Samping Telinga Dan Kaki Agak Di Tekuk 3) Luruskan Kembali Kedua Tangan Dan Kaki, 4) Posisi Tubuh Kembali Terlentang Pada lantai Dari ketiga aspek yang diamati diatas merupakan keseluruhan aspek yang menjadi salah satu lembar pengamatan yang dilakukan oleh peneliti agar dapat menyimpulkan hasil yang diperoleh dari tahap pelaksanaan evaluasi pada
3. HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas (PTK) ini, berlangsung di SDN Negeri 92 Sipatana khususnya siswa kelas VIII yang berjumlah jumlah 20 orang, tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk Meningkatkan Kemampuan Dasar Sikap Kayang Melalui Metode Bagian Pada Siswa Kelas V SDN No. 92 Sipatana Gorontalo. Untuk memperoleh data yang akurat dalam penelitian ini di adakan observasi langsung disekolah tersebut yang bertujuan untuk mengetahui hasil ratarata keseluruhan yang di peroleh siswa sebelum dikenai tindakan. Penelitian ini berlangsung dalam dua siklus untuk masingmasing siklusnya di rancang menjadi dua kali pertemuan atau dua kali tindakan dan di adakan satu kali evaluasi dalam setiap siklusnya. Evaluasi diadakan bertujuan untuk mengetahui peningkatan rata-rata keseluruhan yang dicapai masing-masing siswa sesudah dikenai tindakan. Untuk memperoleh data–data yang akurat peneliti mengadakan observasi awal sebagai data awal penilaian. Hal ini dilakukan karena peneliti hanya melihat gejala rendahnya kemampuan melakukan keterampilan shooting melalui media pembelajaran yang dimodifikasi pada siswa kelas SDN Negeri 92 Sipatana. Secara rinci hasil penelitian tindakan kelas adalah:
7
8 pelaksanaan observasi awal pada siswa kelas V SDN 92 Sipatana. Hal tersebut dapat dilihat pada table berikut ini.
54.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.1.1.2b Observasi Awal No Kriteria Rentang Jumlah Presentase Penilaian Nilai Siswa 1 Sangat Baik 85 – 100 0 0% 2 Baik 70 – 84 0 0% 3 Cukup 55 – 69 6 30% 4 Kurang 50 – 54 10 50.% 5 Kurang 0 – 49 4 20.% Sekali 20 100% Jumlah Sumber: Dokumentasi Penelitian Tabel 4.1.1.2c Nilai Rata-Rata Melakukan Sikap Kayang Nilai rataN Indikator yg rata Keteranga o diamati ketuntasa n n 1 Sikap Awal Kurang 41.25 Sekali 2 Pelaksanaa 58.75 Cukup n Gerakan 3 Akhir 52.5 Kurang Gerakan Rata-rata keseluruha 50.83 Kurang n aspek Sumber: Dokumentasi Penelitian
Table diatas merupakan rangkaian hasil yang diperoleh dari lembar pengamatan yang terdiri dari beberapa aspek yang diamati yaitu: sikap awal, pelaksanaan gerakan, dan akhir gerakan. Kemudian dari 20 siswa yang diobservasi belum ada yang masuk dalam kategori baik atau sangat baik. 6 orang siswa masuk dalam kategori cukup baik (C) (klasifikasi nilai antara 55-69), 10 orang siswa yang termasuk kategori kurang (K) (klasifikasi nilai antara 50-54), dan 4 orang siswa termaksut dalam kategori nilai kurang sekali (KS). Dalam melakukan sikap kayang yang terdiri dari beberapa gerakan aspek yang dinilai, diantaranya yaitu, a) sikap awal dengan rata-rata nilai mencapai 41.25. (b) pelaksanaan gerakan mencapai 58.75. (c) akhir gerakan mencapai 52.5 . Dan nilai ratarata capayan siswa dari setiap indikator adalah 50.83%. Maka hal ini masih berada pada kategori kurang (K) karena umumnya rata-rata nilai praktek tersebut hanya berkisar pada 50-
Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan diatas menunjukan bahwa kemampuan siswa dalam melakukan sikap kayang melalui metode bagian dari ketiga aspek yang sudah dijelaskan sebelumnya menunjukan bahwa hasil rata-rata keseluruhan yang diperoleh siswa sebelum dikenai tindakan sebesar 50.83%. Merujuk dari hasil yang diperoleh siswa, menunjukan bahwa hasil tersebut belum memenuhi KKM yang sudah ditentukan di SDN 92 Sipatana karena KKM yang ada di sekolah tersebut dikatakan berhasil apabila mencapai 75%. Refleksi Berdasarkan hasil pengamatan terhadap penilaian nilai siswa dalam melakukan sikap kayang setelah mengikuti proses pembelajaran. Dari hasil observasi awal dapat diketahui bahwa dari jumlah 20 orang siswa, sebanyak 20 orang siswa yang 8
9 belum memiliki kemampuan yang baik dalam melakukan sikap kayang yang baik dan benar. Dengan demikian sebanyak 20 orang (100%) siawa ini akan diberi tindakan dalam siklus I melalui metode bagian, sementara itu guru mintra telah melakukan semua aspek tindakn secara baik. Maka dengan itu peneliti bersama guru mitra berkesimpulan untuk melanjutkan tindakan di dalam siklus I. Siklus I Pelaksanaan siklus I berlangsung pada minggu pertama bulan maret tepatnya tanggal 02 Maret 2015. Adapun yang menjadi inti dalam pemberian tindakan di siklus I ini ditinjau dari tiga aspek dalam melakukan sikap kayang meliputi (a) sikap awal, (b) pelaksanaan gerakan, dan (c) akhir gerakan.
Telinga Dan Kaki Agak Di Tekuk 3) Luruskan Kembali Kedua Tangan Dan Kaki, 4) Posisi Tubuh Kembali Terlentang Pada lantai. Dari ketiga aspek yang diamati diatas merupakan keseluruhan aspek yang menjadi salah satu lembar pengamatan yang dilakukan oleh peneliti agar dapat menyimpulkan hasil yang diperoleh dari tahap pelaksanaan evaluasi pada pelaksanaan observasi awal pada siswa kelas V SDN 92 Sipatana. Hal tersebut dapat dilihat pada table berikut ini.
Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada minggu ketiga bulan Februari, pertemuan pertama tepatnya dimulai pada tanggal 26 Februari 2015 pertemuan kedua pada tanggal 28 Februari 2015, sedangkan evaluasi dilakukan pada tanggal 02 Maret 2015. Hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I diukur melalui lembar pengamatan siswa yang terdiri dari tiga aspek aspek (a) sikap awal, (b) pelaksanaan gerakan, dan (c) akhir gerakan. Untuk mengukur kemampuan siswa dalam melakukan sikap kayang, maka peneliti menggunakan lembar penilaian. Terdapat 3 aspek yang dinilai pada siswa dalam melakukansikap kayang yaitu: a. Sikap Awal, 1) Tubuh terlentang dilantai. 2) Kedua telapak tangan bertumpu pada lantai. 3) Posisi Kedua Tangan Berada Di Samping Kepala. 4) Ujung-ujung Jari Menghadap Kedalam b. Pelaksanaan Gerakan, 1) Kedua Telapak Kaki Menumpu Pada Lantai. 2) Kedua Kaki Agak Ditekuk Pada Lutut. 3) Doronglah Tubuh Keatas Secara Perlahan-lahan Hingga Kedua Tangan Dan Lutut Lurus. 4) Pandangan Melihat Kebawah. c. Akhir Gerakan, 1) Turunkan Kembali Tubuh Secara Pelahan-lahan, 2) Kedua Tangan Berada Di Samping
Bertolak dari hasil pengamatan yang dilakukan pada saat pemberian tindakan siklus I diketahui siswa yang memperoleh kriteria sangat baik (SB) dengan rentang nilai 85-100 belum ada (0%), kriteria baik (B) dengan rentang nilai 70-84 terdapat 5 orang siswa (25%). kriteri cukup (C) dengan rentang nilai 55-69 terdapat 11 orang siswa (55%). sedangkan kriteri kurang (K) dengan rentang nilai 50-54 terdapat 4 orang siswa (20%), dan kriteria kurang sekali (KS) dengan rentang nilai 0-49 tidak terdapat (0%) sehingga dapat diketahui hasil rata-rata keseluruhan yang diperoleh siswa sebesar 63,33 %. untuk data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6 sedangkan untuk presentase capaian masing9
10 masing siswa dalam setiap aspeknya dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.1.2.2b Siklus I No Kriteria Rentang Jumlah Pres Penilaian Nilai Siswa enta se 1 Sangat 85 – 100 0 0% Baik 2 Baik 70 – 84 5 25% 3 Cukup 55 – 69 11 55% 4 Kurang 50 – 54 4 20% 5 Kurang 0 – 49 0 0% Sekali 20 100 Jumlah % Sumber: Dokumentasi Penelitian
kemampuan melakukan sikap kayang pada siswa kelas V SD Negeri 92 Sipatana melalui metode bagian. Refleksi Refleksi merupakan rangkaian kegiatan yang dilaksanakan baik oleh peneliti maupun pengamat mulai dari awal kegiatan sampai akhir siklus dengan tujuan untuk mendapat gambaran umum apakah tindakan yang dilakukan mempengaruhi peningkatan kemampuan melakukan sikap kayang pada siswa kelas V SD Negeri 92 Sipatana. Setelah siklus I selesai maka peneliti bersama guru mitra merefleksi kembali pembelajaran yang membahas tentang kemampuan sikap kayang dan penggunaan metode bagian untuk mengetahui setiap kekurangan yang perlu dibenahi baik ditinjau dari proses pembelajaranya maupun penempatan metodenya sebagai perangkat pembelajaran dalam hal meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan pembelajaran senam lantai khususnya sikap kayang. Setelah refleksi siklus I selesai peneliti menyimpulkan hal-hal yang menjadi pokok masalah yang dihadapi siswa antara lain: 1. Cara guru dalam memberikan materi dan pelaksanaan melakukan sikap kayang terlihat singkat dan cepat sehingga banyak siswa yang tidak dapat memahami dengan jelas apa yang di ajarkan guru. 2. Terdapat banyak siswa yang belum bisa melakukan sikap kayang dengan baik dan benar. Oleh karena itu guru mitra dan peneliti bersepakat untuk menindaki kembali pada pertemuan selanjutnya agar siswa bisa lebih mudah dan memahami bentuk-bentuk gerakan atau cara penyelesaian dalammelakukan sikap kayang dengan baik dan benar, sehingga dilanjutkan kembali pada siklus berikutnya. Siklus II Pelaksanaan Tindakan siklus II berlangsung pada minggu pertama bulan Maret tepatnya tanggal 04 Maret 2015. Dan evaluasi dilakukan tepatnya pada tanggal 07 Maret 2015. Adapun yang menjadi inti dalam pemberian tindakan di siklus II ini ditinjau
Tabel 4.1.2.2c Nilai Rata-rata Melakukan Sikap Kayang Pada Siklus I Nilai rataIndikator yg No rata Keterangan diamati ketuntasan 1 Sikap Awal Cukup 56.25 2 Pelaksanaan Baik 70 Gerakan 3 Akhir Cukup 63.75 Gerakan Rata-rata Keseluruhan 63.33 Cukup Aspek Sumber: Dokumentasi Penelitian Berdasarkan tabel 4.7 di atas dapat diketahui bahwa kemampuan melakukan sikap kayang siswa kelas V SDN 92 Sipatana menunjukan kriteria yang cukup. Hal ini dapat dilihat dari perolehan skor rata-rata penguasaan siswa tentang kemampuan melakukan sikap kayang meliputi. 1) sikap awal 56.25% cukup (C). 2) pelaksanaan gerakan 70% Baik (B). 3) Akhir gerakan 63.75 cukup (C). dengan skor rata-rata persentasi mencapai 63.33%, berada pada kriteria penilayan cukup (C). Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui rata-rata hasil capaian pada siklus satu sebesar 63.33% klasifikasi rata-rata siswa pada siklus ini belum memenuhi indikator kinerja sebesar 75% untuk itu perlu diadakan tindakan lanjutan untuk lebih meningkatkan 10
11 dari tiga aspek dalam melakukan sikap kayang meliputi (a) sikap awal, (b) pelaksanaan gerakan, dan (c) akhir gerakan. Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada minggu pertama bulan Maret, pertemuan pertama tepatnya dimulai pada tanggal 04 Maret 2015 pertemuan kedua 06 Maret 2015, dan evaluasi dilakukan pada tanggal 07 Maret 2015. Hasil pelaksanaan tindakan pada siklus II diukur melalui lembar pengamatan siswa yang terdiri dari tiga aspek aspek (a) sikap awal, (b) pelaksanaan gerakan, dan (c) akhir gerakan. Untuk mengukur keterampilan siswa dalam melakukan sikap kayang maka peneliti menggunakan lembar penilaian. Terdapat 3 aspek yang dinilai pada siswa dalam melakukan sikap kayang yaitu: a. Sikap Awal: 1) Tubuh terlentang dilantai. 2) Kedua telapak tangan bertumpu pada lantai. 3) Posisi Kedua Tangan Berada Di Samping Kepala. 4) Ujung-ujung Jari Menghadap Kedalam b. Pelaksanaan Gerakan: 1) Kedua Telapak Kaki Menumpu Pada Lantai. 2) Kedua Kaki Agak Ditekuk Pada Lutut. 3) Doronglah Tubuh Keatas Secara Perlahan-lahan Hingga Kedua Tangan Dan Lutut Lurus. 4) Pandangan Melihat Kebawah. c. Akhir Gerakan: 1) Turunkan Kembali Tubuh Secara Pelahan-lahan, 2) Kedua Tangan Berada Di Samping Telinga Dan Kaki Agak Di Tekuk 3) Luruskan Kembali Kedua Tangan Dan Kaki, 4) Posisi Tubuh Kembali Terlentang Pada lantai.
menggunakan skala penilaian 0-100 yang mengacu pada standar penilaian Universitas Negeri Gorontalo. Kegiatan yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini dimulai dari observasi awal sebagai landasan untuk melakukan tindakan siklus I dan siklus II. Disetiap tindakan yang dilakukan selalu terjadi perubahan. Komponen yang diamati pada setiap tindakan adalah peningkatan kemampuan melakukan sikap kayang bagi siswa. Berdasarkan tabel observasi di atas dapat diketahui bahwa kemampuan melakukan sikap kayang siswa kelas V SDN 92 Sipatana menunjukan kriteria yang kurang hal tersebut dapat dilihat dari perolehan skor rata-rata penguasaan siswa tentang kemampuan melakukan sikap kayang yang meliputi gerakan tehnik dasar yang diamati 1). Sikap awal dengan rata-rata 41.25%. 2). Pelaksanaan gerakan mencapai 58.75%. 3) akhir gerakan mencapai 52.5%. dengan skor rata-rata keseluruhan 50.83% berada pada kriteria penilaian kurang (K). Berdasarkan pada tabel siklus satu di atas dapat diketahui bahwa kemampuan melakukan sikap kayang bagi siswa kelas V SDN 92 Sipatana menunjukan kriteria yang cukup hal ini dapat dilihat dari perolehan skor rata-rata penguasaan siswa tentang kemampuan melakukan sikap kayang meliputi tehnik dasar yang diamati yaitu: 1) sikap awal mencapai 56,25%. 2) pelaksanaan gerakan mencapai 70%. 3) akhir gerakan mencapai 63.75 %. dengan skor rata-rata keseluruhan 63.33% berada pada kriteria penilaian cukup (C). Selanjutnya pada siklus ke dua, 3 aspek yang dinilai dalam melakukan sikap kayang berdasarkan tehnik dasar yang diamati yaitu: 1) sikap awal dengan rata-rata mencapai 78.75%. 2) pelaksanaan gerakan mencapai 76.25%. 3) akhir gerakan mencapai 75%. keseluruhan gerakan ini dilakukan dengan praktek hingga keseluruhan rata-rata perolehan mencapai 76.66% artinya telah berada pada kategori baik (B). Berangkat dari pernyataan diatas pada setiap evaluasi observasi awal, siklus 1 dan
PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas ini di laksanakan di SDN 92 Sipatana pada siswa kelas V, yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan melakukan sikap kayang dalam mata pelajaran penjas dan penempatan metode bagian sebagai perangkat pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas ini dan untuk mengukur hasil capaian yang diperoleh masing-masing siswa diukur dengan 11
12 siklus 2 maka dapat ditarik kesimpulan dari aspek-aspek yang diamati ternyata siswa merasa bahwa gerakan yang paling sulit dilakukan adalah pada tahap pelaksanaan sikap awal, tahap ini dapat dilihat dari hasil perolehan nilai pada aspek-aspek yang diamati pada observasi awal rata-rata siswa memperoleh nilai 41.25, pada siklus I 56.25 dan pada siklus II 78.75 Sedangkan gerakan yang paling mudah dilakukan siswa terdapat pada tahap pelaksanaan gerakan hal ini dapat dilihat dari perolehan nilai rata-rata siswa pada observasi awal mencapai 58.75, pada siklus I 70, dan pada siklus II mencapai 76.25. Berdasarkan peningkatan-peningkatan yang terjadi pada setiap evaluasi, maka dapat disimpulkan bahwa dengan mengunakan modifikasi media pembelajaran maka beberapa komponen kemampuan melakukan sikap kayang siswa meningkat, alasannya karena dengan melalui metode bagian, siswa merasa lebih percaya diri dan mudah dalam mengeskpresikan gerakannya, sehingga dalam belajar siswa menemukan gaya belajarnya sendiri dan sesuai dengan tingkat perkembangan gerak yang ada pada siswa itu sendiri. Berdasarkan dari beberapa uraian hasil persentase nilai capaian di atas dapat di lihat pada table berikut ini: Tabel 4.2a Nilai Persentase Observasi Awal, Siklus I, Dan Siklus II. No Aspek Yang Di Observa Siklus I Siklus Amati si Awal II 1 Sikap Awal 41.25 56.25 78.75 2 Pelaksanaan 58.75 70 76.25 Gerakan 3 Akhir Gerakan 52.5 63.75 75 Rata-rata 50.83 63.33 76.66 Ket Kurang Cukup Baik Sumber: Dokumentasi Penelitian Bertolak dari tabel diatas maka dapat di tarik kesimpulan bahwa dari setiap pelaksanaan teknik dasar sikap kayang pada setiap evaluasi diatas maka dapat diketahui hasil rata-rata dari setiap indikator yang diamati ternyata pada tahap pelaksanaan observasi awal siswa memperoleh nilai kurang (K) atau 50.83%, selanjutnya pada
tahap pelaksanaan gerakan siswa memperoleh nilai cukup (C) atau 63.33% dan pada tahap pelaksanaan akhir gerakan siswa memperoleh nilai baik (B) atau 76.66%. Dari penjelasan tersebut jelas bahwa peningkatan dari ke 3 tehnik dasar yang di nilai dalam melakukan sikap kayang siswa kelas V SDN 92 Sipatana dalam kemampuan melakukan sikap kayang mencapai indikator kinerja yang diharapkan .Artinya pada masing-masing komponen kemampuan melakukan sikap kayang pada setiap siklus sangat jelas selisih peningkatannya. Dengan demikian hipotesis penelitian tindakan kelas yang menyatakan bahwa: “Jika metode bagian diterapkan dalam pembelajaran ini maka, kemampuan dasar sikap kayang pada siswa kelas V SDN 92 Sipatana Gorontalo akan meningkat. Dapat diterima”. 4. KESIMPULAN Dari hasil penelitian tindakan kelas (PTK) ini, maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan penelitian ini, dalam hal meningkatkan keterampilan melakukan shooting bahwa: 1. Dengan melalui metode bagian dapat meningkatkan kemampuan dasar sikap kayang pada siswa kelas V SDN 92 Sipatana. 2. Hipotesis diterima berdasarkan pencapaian pada indikator kinerja pada observasi siklus II yaitu pada kegiatan melakukan sikap kayang dengan tehnik yang diamati diantaranya yaitu, sikap awal, pelaksanaan gerakan dan akhir gerakan, keseluruhan gerakan tersebut dilakukan dengan praktek dan keseluruhan kemampuan siswa tersebut memperoleh kriteria penilaian dengan rata-rata perolehan smencapai 76,66%, artinya telah berada pada kategori baik. 5. REFERENSI Aqib, Zainal.2013. Model-model, Media Dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). Yrama Widya
12
13 Asmani , Jamal Ma’mur. 2010. 7 Tips Aplikasi Pakem Pembelajaran, Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenagkan. Diva Press (Anggota Ikapi) Baqiyudin, Galang. 2012. Perbandingan Metode Pembelajaran Whole Practice Dan Part practice Terhadap Hasil Belajar Dribbling Bola Basket. Jurnal Pendidikan
Prasetyo, Agus. 2011. Perbedaan Pengaruh Metode Pembelajaran Dan Koordinasi Mata-Tangan Terhadap Hasil Belajar Servis Atas Bola Voli Pada Siswa Putra Kelas VII SMP N 2 Nguter Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2009/2010. Digilib.UNS.ac.id Rosyid, Andan. 2011. Perbedaan Pengaruh Pembelajaran Metode Bagian Dan Metode Keseluruhan Terhadap Hasil Belajar Servis Bawah Bola Voli Pada Siswa Kelas 2 SMK Negeri 1 Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011. Digilib.UNS.ac.id
Gafur, Abdul. 2012. Desain Pembelajaran Konsep, Model, Dan Aplikasi Dalam Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran. Yogyakarta Ombak Dua Hafid ,Tarmudi & Ahmad Rithaudin. 2011. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional. Khasanah,Umi. 2010. Perbedaan Pengaruh Metode Pembelajaran Keseluruhan Dan Bagian Terhadap Kemampuan Servis Bawah Bola Volimini Pada Siswa Putra Kelas V SD Negeri Papahan 01 Tasikmadu Karanganyar Tahun Pelajaran 2009/2010. Digilib.UNS.ac.id.
Ruhimat, Toto. 2011. Kurikulum & Pembelajaran Oleh Tim Pengembangan Kurikulum Dan Pembelajaran. Perpustakaan Nasional. PT Rajagrafindo Solihin, Akhmad Olih. 2010 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional. Shodikin Chandra & Ahmad E Esnoe. 2010. Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan. Untuk SMP/MTS. Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional. Try Jaya & Marjuki 2010. Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan. Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional. Wahyuni , Sri dkk. 2010. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 1. Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional. Wisahati , Aan Sunjata & Teguh Santosa. 2010. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Jilid 3. Pusat Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional
Mufid & Najib Sulhan. 2010. Mari belajar pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional. Margono. 2010. Penjaskesorkes. Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional Mashar, Muhammad Ali 2010. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional. Nunuk & Leo, Agung. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Penerbit Ombak Yogyakarta. Ngationo. 2010. Mari Sehat Bergembira. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional. 13