MENGENALI MOTIVASI UNTUK MENINGKATKAN KINERJA Anies S. Basalamah Kepala Biro SDM – Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan
Pendahuluan Pernahkan Anda memperhatikan ucapan Bang Napi yang selalu dikatakannya setiap tampil di salah satu stasiun televisi swasta? Begini kira-kira: “Kejahatan tidak akan terjadi apabila tidak ada niat pelakunya dan kesempatan bagi pelakunya untuk melakukannya.” Bagi Bang Napi, yang dalam setting tersebut berperan sebagai orang jahat (Napi biasanya merupakan singkatan dari narapidana yang berarti orang yang sedang dipenjara sesuai dengan gambaran dalam acara televisi tersebut bahwa Bang Napi ada di balik jeruji besi), hal-hal yang biasa dilakukannya adalah kejahatan. Pelajaran yang dapat kita ambil sebagai orang baik adalah bahwa kata “kejahatan” dapat kita ganti dengan kata “kinerja”, sehingga ucapan Bang Napi tersebut dapat kita ganti menjadi: “Kinerja dapat ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu kemauan dan kesempatan.” Faktor lain yang tidak disebutkan oleh Bang Napi tetapi sangat signifikan mempengaruhi kinerja adalah kemampuan. Gambaran dari ketiga faktor tersebut adalah sebagaimana tampak pada Gambar 1. Sebagaimana tampak pada Gambar 1, kemauan disebut pula dengan istilah motivasi, dan faktor-faktor tersebut –kemauan, kesempatan dan kemampuan– ketiganya saling mempengaruhi. Artinya, orang yang termotivasi sangat mungkin sekali untuk belajar, bahkan otodidak, untuk meningkatkan kemampuannya, dan orang yang termotivasi bukan hanya pandai memanfaatkan kesempatan, ia bahkan dapat menciptakan kesempatan bila dirasakan bahwa kesempatan yang dibutuhkannya belum tersedia atau belum muncul. Bagi Anda yang belum termotivasi, semoga dengan bertambahnya kemampuan Anda setelah membaca artikel ini akan semakin termotivasi untuk berkinerja baik sehingga terbuka kesempatan yang lebih besar, misalnya, untuk dipromosikan karena atasan melihat Anda sebagai pegawai yang berkemampuan dan berkinerja tinggi. Akan halnya kesempatan, misalnya kesempatan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan, dapat meningkatkan kemampuan dan juga motivasi seseorang untuk menjadi juara angkatan atau memperoleh indeks prestasi kumulatif (IPK) tertentu. Artikel ini akan memfokuskan pada masalah motivasi, dengan menjelaskan mengenai apa saja yang dapat memotivasi seseorang, dan pada bagian akhir diberikan kuis untuk menilai apa yang paling memotivasi Anda. Gambar 1 Faktor yang Mempengaruhi Kinerja
1
Pengertian Dalam Basalamah (2004) diuraikan beberapa pengertian tentang motivasi dan kemudian disimpulkan sebagai berikut: motivasi adalah “segala sesuatu yang menyebabkan seseorang untuk melaksanakan sesuatu (dorongan) dan mengarahkan perilakunya ke arah pencapaian sesuatu tersebut secara konsisten.” Dalam praktik, “segala sesuatu” ini bisa berbentuk apa saja, baik yang bersifat spiritual maupun material, dan tindakan yang dilakukan untuk mencapai sesuatu tersebut juga bisa luar biasa. Sebagai contoh, ikan paus yang beratnya bisa berton-ton, mampu mengangkat dan bahkan membalikkan badannya. Para perokok yang kelas berat sekalipun, saat berpuasa mereka mampu untuk menghentikan perilaku mereka menghisap rokok, meskipun saat berbuka puasa mereka kembali ke perilaku semula, menjadi perokok berat. Hal ini persis seperti ungkapan peribahasa: “dimana ada kemauan, di situ ada jalan.” Karena itu sangatlah penting bagi seseorang untuk mengetahui dan mengenali apa yang paling dominan untuk membuatnya tergerak untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Dalam teori kepemimpinan (leadership theory) bahkan disebutkan menjadi tugas pimpinanlah untuk memotivasi para pengikutnya agar tujuan organisasi dapat tercapai. Hal ini disebabkan karena pemimpin adalah orang yang berada di barisan paling depan yang diharapkan para pengikut untuk mengarahkan mereka, sehingga tidaklah mengherankan apabila pemimpin yang efektif atau “pemimpin yang baik” pada umumnya sangat pandai untuk memotivasi diri sendiri (self motivated) dan memotivasi para pengikutnya. Bagaimana Mahatma Gandhi dengan ajaran “ahimsa” atau “swadesi” telah mampu menggerakkan rakyat India pada masa Pemerintahan Inggris untuk melakukan apa yang diperjuangkan oleh Pemimpin Besar India tersebut. Apa yang membuat seorang pemimpin tersebut termotivasi bisa saja berbeda antara satu pemimpin dengan pemimpin yang lain. Sebagaimana dikemukakan oleh David McClelland, seseorang bisa saja termotivasi untuk berkuasa karena mempunyai needs for power yang tinggi, sedangkan sebagian lain bisa karena ingin memperjuangkan kesejahteraan rakyat yang membuatnya terpanggil untuk maju menjadi Bupati, Walikota, Gubernur atau bahkan menjadi Presiden. Bagi politisi saingannya bisa saja alasan kedua ini dinilai “klise” atau alasan yang dicari-cari saja untuk berkuasa. Teori tentang Motivasi Para ahli banyak yang mempelajari mengenai motivasi sehingga terdapat banyak sekali teori mengenai motivasi ini. Basalamah (2009) meringkasnya menjadi enam kelompok berikut ini, dimana seseorang dapat memotivasi atau termotivasi oleh satu atau lebih hal-hal tersebut. Gambar 2 menjelaskan mengenai keenam kelompok teori tentang motivasi tersebut. Gambar 2 Pengelompokan Teori tentang Motivasi
2
1. Memotivasi dengan atau termotivasi oleh kebutuhan. Tiga teori yang dapat dikategorikan sebagai teori kebutuhan adalah hierarchy of needs dari Abraham Maslow, ERG theory dari Clayton Alderfer, dan teori kebutuhan menurut David McClelland. Ketiga teori kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut: a. Abraham Maslow adalah orang yang mengembangkan teori motivasi yang disebut hierarki kebutuhan (hierarchy of needs). Menurut Maslow, manusia mempunyai lima kebutuhan yang masing-masing akan dipenuhi apabila kebutuhan yang paling rendah telah dipenuhi terlebih dahulu sebelum meningkat ke kebutuhan yang lebih tinggi. Kelima kebutuhan menurut Maslow adalah sebagai berikut: 1) Kebutuhan psikologis, yaitu kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan biologis seperti makan, minum, bernapas, menjaga kesehatan, bertempat tinggal, seks dan kebutuhan fisik lainnya. 2) Kebutuhan akan keamanan, yaitu kebutuhan akan lingkungan yang aman, bebas dari tekanan fisik ataupun psikis (emosional). 3) Kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan akan rasa cinta, rasa ingin memiliki, rasa diterima dan persahabatan. 4) Kebutuhan untuk dihormati (esteem), yaitu kebutuhan untuk diakui oleh pihak lain atau dianggap ada, kebutuhan untuk dihargai, kebutuhan untuk mengurus diri sendiri dan kebutuhan untuk mencapai cita-cita. 5) Kebutuhan akan pencapaian sesuatu (aktualisasi diri atau self actualization), yaitu kebutuhan untuk mengembangkan kemampuan diri, atau keinginan untuk menjadi manusia yang sempurna. b. Clayton Alderfer mengembangkan teori yang disebut Existence, Relatedness, and Growth (ERG) theory (eksistensi, hubungan dan pertumbuhan), yang dapat dikatakan sebagai rangkuman dari teori kebutuhan hierarkis dari Maslow, hanya saja menurut Alderfer masing-masing kebutuhan tersebut dapat dipenuhi kapan saja tanpa harus ada yang dipenuhi terlebih dahulu, atau ada kebutuhan yang lebih rendah dibandingkan dengan kebutuhan lainnya. c. David McClelland juga mengembangkan teori yang menyatakan adanya tiga kebutuhan, yaitu needs for achievement (kebutuhan untuk mencapai sesuatu), needs for power (kebutuhan akan kekuasaan) dan needs for affiliation (kebutuhan akan afiliasi). Menurut McClelland manusia tidaklah memiliki ketiga kebutuhan tersebut sejak lahir, akan tetapi mempelajari ketiganya (Basalamah, 2004). Berdasarkan ketiga teori kebutuhan tersebut, seseorang dapat memotivasi diri sendiri atau orang lain dengan satu atau lebih kebutuhan yang diuraikan di atas. Artinya, apabila Anda tahu bahwa diri Anda mempunyai kebutuhan akan kekuasaan yang rendah, maka jabatan fungsional (Widyaiswara, Peneliti, Auditor atau jabatan fungsional lainnya) merupakan pilihan yang sangat baik karena dalam jabatan ini “nyaris” tidak berurusan dengan kekuasaan dan Anda dapat melakukan pekerjaan secara mandiri. Semakin produktif Anda (apabila needs for achievement Anda tinggi) maka akan semakin cepat Anda naik pangkat karena setiap dua tahun Anda bisa naik pangkat apabila Anda bisa mengumpulkan angka kredit yang diperlukan. Demikian pula bagi seseorang yang mengenali dirinya begitu “terikat” dengan keluarga, misalnya tidak bisa berpisah dengan istri (suami) dan/atau anaknya, maka teori Abraham Maslow dapat “menahan” dirinya untuk tidak menerima tawaran promosi di tempat lain apabila istri (suami) dan/atau anaknya enggan untuk tinggal di tempat baru tersebut. Untuk mengetahui apa yang paling memotivasi diri, maka pemahaman akan diri sendiri (self awareness) menjadi sangat penting sehingga apa yang paling pas untuknya sebagai motivator dapat dengan mudah dipahami. Kuis atau asesmen pada bagian akhir artikel ini merupakan titik awal yang baik untuk mengenali apa yang paling memotivasi diri Anda. 3
Sementara itu untuk memotivasi orang lain berdasar teori ini maka apabila seseorang memahami apa yang paling diinginkan oleh orang yang ingin dimotivasi olehnya tersebut. Apabila orang tersebut mengutamakan kebutuhan biologis, maka orang tersebut dapat dengan mudah dipengaruhi apabila Anda menyediakan apa yang dibutuhkan olehnya tersebut. Anda tidak usah heran apabila uang dan seks merupakan motivator yang sering digunakan oleh seseorang untuk mempengaruhi atau bahkan menjebak orang lain, dan tidak jarang orang dengan status sosial yang tinggi pun dapat terpengaruh. Beberapa pejabat tinggi di Republik ini terekspos atau bahkan menjadi terhukum karena kasus seperti ini. Hal ini menunjukkan kebenaran teori ERG bahwa kebutuhan tersebut tidak harus berjenjang-jenjang tetapi bisa acak kemunculannya karena mereka yang berstatus sosial tinggi juga bisa tetap melakukan hal yang dinilai paling rendah oleh Maslow, yaitu memenuhi kebutuhan biologis. Jadi apabila Anda tidak ingin disebut rendah oleh Maslow, jangan menggunakan kebutuhan biologis sebagai faktor yang dapat memotivasi diri Anda. Atau seperti lirik lagu Shania Twain, “don‟t do something you may regret someday.” 2. Memotivasi dengan menetapkan tujuan, atau termotivasi oleh adanya tujuan yang hendak dicapai. Teori penentuan tujuan (goal setting theory), yang dikembangkan oleh Edwin Locke, menyatakan bahwa seseorang tidak akan termotivasi apabila ia tidak memiliki, dan tahu ia tidak memiliki, keahlian yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. Berbeda dengan Gambar 1, dimana kemampuan dan motivasi saling mempengaruhi, menurut teori ini kemampuanlah yang mempengaruhi motivasi. Menurut teori ini, untuk memotivasi diri sendiri atau orang lain, pertama harus ditentukan tujuan yang ingin dicapai, misalnya pada umur 25 sudah mengelilingi empat benua denngan biaya sendiri. Kemudian tentukan pekerjaan-pekerjaan apa yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut, dengan tetap memperhatikan bahwa keahlian yang diperlukan untuk mencapainya tersebut harus dikuasai. Bila sekarang masih berumur 20, maka tidak perlu cemas karena dalam lima tahun masih bisa dilakukan berbagai hal, termasuk mempelajari keahlian yang diperlukan untuk dapat memperoleh uang dalam jumlah yang cukup untuk mengelilingi empat benua tersebut. Inilah contoh sempurna dari peribahasa “dimana ada kemauan, di situ ada jalan.” 3. Memotivasi dengan menetapkan atau termotivasi oleh adanya harapan. Cobalah Anda perhatikan undian-undian yang beredar di masyarakat kita: puting beliung, tingkatkan transaksinya dan menangkan hadiahnya, semua itu memberikan harapan-harapan yang oleh sebagian orang (menurut penelitian sebagian itu berarti masyarakat miskin karena orang kaya yang berjudi punya motivasi yang berbeda dengan orang miskin yang berjudi). Tindakan ini dilakukan semata-mata karena enggan atau malas bersusah payah untuk menjadi kaya, melainkan menggunakan jalan pintas. Menurut teori penentuan harapan (expectancy theory), seseorang akan termotivasi untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu apabila ia merasa mampu untuk mencapai tujuan tertentu yang mereka inginkan dari pekerjaan tersebut. Artinya, dalam teori penentuan harapan suatu pekerjaan akan menjadi penentu apakah tujuan bisa tercapai atau tidak. Berdasarkan teori ini, untuk memotivasi diri sendiri atau orang lain, pertama evaluasi pekerjaan yang akan dilakukan tersebut dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Apabila dari hasil evaluasi tersebut tidak mungkin, maka pekerjaan itu tidak akan dilakukan. Perhatikan di sini bahwa evaluasi ini bisa sangat irrasional sesuai dengan harapan orang yang sering tidak rasional. Contoh iklah dan judi tersebut menawarkan sesuatu yang seolah-olah sudah pasti dapat, padahal masih harus diundi, dan probabilitas bagi seseorang untuk memperoleh undian tersebut sangat kecil. Mengapa banyak orang yang tertarik dengan undian tersebut? Selain karena 4
jalan pintas, menurut teori penentuan harapan adalah karena hal itu memberi harapan, mempunyai nilai (berharga) dan imbalannya memadai. Alasan ketiga ini juga sering digunakan untuk membedakan hadiah untuk juara pertama dengan juara kedua yang nilainya sangat signifikan. 4. Memotivasi dengan atau termotivasi oleh sikap yang adil. Banyak orang yang merasa bersikap adil dapat untuk memotivasi dirinya atau orang lain. Hal ini sejalan dengan teori persamaan (equity theory), dimana seseorang akan melihat apa yang mereka peroleh (outcome) dalam kaitannya dengan upaya yang mereka berikan (input) dan kemudian membandingkannya dengan rasio outcome dengan input dari orang lain yang melakukan hal yang sama. Dari pembandingan tersebut, apabila tidak sama maka akan menimbulkan masalah, baik apabila orang tersebut dirugikan (akan merasa dianaktirikan) ataupun apabila orang tersebut diuntungkan (akan merasa dianakemaskan). Menurut teori ini, apabila ia dirugikan ia akan merasa marah, sedangkan apabila diuntungkan ia akan merasa bersalah. Keduanya dapat menyebabkan orang tersebut tidak termotivasi untuk melakukan pekerjaan yang menimbulkan ketidakadilan tersebut. Sebaliknya, apabila ia merasakan keadilan dalam perlakukan tersebut (yaitu rasio input dengan outcome orang tersebut sama dengan rasio input dengan outcome orang lain yang dibandingkannya, yang disebut dengan istilah referen atau referent), maka ia akan merasa puas. 5. Memotivasi dengan atau termotivasi oleh hadiah dan hukuman. Barangkali inilah cara yang paling banyak digunakan orang untuk mempengaruhi orang lain, bahkan ada teori lain untuk mengubah perilaku yang disebut dengan OB Modification atau biasa disingkat OB Mod. Para pengguna teori ini sering menyandarkan pada kenyataan bahwa Tuhan juga menciptakan surga dan neraka sebagai bentuk penghargaan atau pemberian hadiah dan hukuman. Banyak orang tua yang memberi imbalan kepada anakanak mereka untuk menyuruh agar anak-anak mereka tersebut mau melakukan sesuatu. Karena cara ini oleh para pendidik dinilai buruk, mereka pun mengubah sedikit polanya, yaitu hanya memberikan hadiah apabila anak-anak mereka berprestasi. Kedua cara ini hakikatnya sama, membuat anak-anak mengejar hadiah, dan melakukan sesuatu atau berprestasi menjadi „kendaraan‟ bagi mereka untuk mencapai hadiah. Di sisi yang lain, hukuman juga dapat digunakan untuk “memaksa” agar orang tidak melakukan sesuatu. Cara ini banyak pula digunakan oleh orang tua untuk mendidik anakanak mereka. Memang hukuman dan hadiah dirancang untuk membuat orang menjadi takut atau senang untuk berperilaku tertentu. Akan tetapi para ahli banyak yang mengatakan bahwa metode ini kurang baik. Sebagai contoh, Quraish Shihab (1994) menyatakan bahwa orang yang beribadat hanya karena ingin mencari surga, dan/atau orang yang tidak berbuat kejelekan hanya karena takut akan neraka, tidaklah dapat dikatakan orang yang terbaik kualitasnya karena berperilaku laksana pedagang yang cari untung atau laksana budak yang takut pada majikannya. Terlepas dari kebaikan yang dilakukan tersebut adalah untuk dirinya sendiri, manusia memang sudah sepantasnya untuk berbuat baik sebagai bentuk syukur manusia kepada Sang Pencipta. Bukankah nikmat Tuhan sudah sedemikian banyak kepadanya? 6. Memotivasi dengan atau termotivasi oleh rancangan pekerjaan yang dibuat sedemikian rupa sehingga menimbulkan motivasi bagi pelaksananya. Job-person matched (JPM) yang diterapkan di Kementerian Keuangan menggunakan pola yang menyerupai model ini karena dalam JPM seseorang dibandingkan antara kompetensi yang dimilikinya dengan syarat kompetensi jabatan (SKJ) yang ditargetkan untuknya. 5
Artinya, seseorang yang mempunyai JPM sebesar 100% berarti kompetensi A yang dimilikinya sebesar 3 sama dengan SKJ yang juga besarnya 3. Bagi Anda yang sulit untuk memotivasi diri menggunakan lima cara sebelumnya, maka cara yang paling mudah adalah apabila yang bersangkutan senang dengan apa yang dikerjakannya. Mengerjakan apa yang disenangi dapat membuat seseorang untuk lupa waktu karena asyik melakukan pekerjaan tersebut. Hal ini sering terlihat pada anak-anak yang lupa waktu saat bermain game, atau kutu buku yang kadang-kadang menghabiskan satu buku penuh dalam satu malam sampai lupa kalau hari sudah menjelang pagi. Akan tetapi apabila pekerjaan yang sekarang digelutinya bukanlah pekerjaan yang menjadi cita-citanya (atau tidak dalam posisi mengerjakan apa yang disenanginya), maka cara yang dapat dilakukan olehnya adalah menyenangi apa yang dikerjakannya. Artinya, apabila Anda tidak dapat mengerjakan hal-hal yang disenangi, maka senangilah hal-hal yang Anda kerjakan. Beberapa teori dikembangkan untuk mengaitkan antara rancangan pekerjaan dengan kepuasan kerja dan hal-hal lain yang dapat menimbulkan motivasi. Salah satunya adalah dengan menerapkan teori dua faktor (two-factor theory atau motivation-hygiene theory) yang dikembangkan oleh Frederick Herzberg. Menurut Herzberg, untuk memotivasi pegawai maka pimpinan menciptakan pekerjaan yang mengandung faktor-faktor intrinsik seperti pencapaian sesuatu (achievement), pengakuan, pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab, pertumbuhan (growth) dan sebagainya yang akan menimbulkan kepuasan kerja, yang disebut dengan istilah motivator, dan menghindari faktor-faktor ekstrinsik yang akan menimbulkan ketidakpuasan kerja seperti kualitas pengawasan, gaji, kondisi kerja, hubungan dengan sesama dan keamanan kerja serta kebijakan perusahaan, yang disebut dengan istilah hygiene (Basalamah, 2004). Cara lain yang biasa digunakan adalah dengan pengkayaan pekerjaan (job enrichment) dan peningkatan pekerjaan (job enlargement). Pengkayaan pekerjaan (job enrichment) yaitu proses perluasan tanggung jawab pegawai sehingga pekerjaan yang dilakukannya menjadi lebih menantang dan memuaskan serta memperluas pengendalian terhadap pekerjaan yang dilakukannya tersebut (Basalamah, ed., 1995). Hal ini berarti bahwa pegawai bukan hanya diberikan pekerjaan yang lebih banyak, melainkan pula tingkatan pekerjaan, tanggung jawab dan pengendalian terhadap pekerjaan tersebut semakin besar. Sementara itu peningkatan pekerjaan (job enlargement) adalah proses penggabungan beberapa pekerjaan guna menciptakan suatu pekerjaan baru dalam bentuk yang lebih luas meski dengan tingkat kesulitan yang sama dan tanggung jawab yang kecil (Basalamah, 2009). Sebagai contoh, sopir pejabat kantor yang diberi pekerjaan tambahan kerani (clerical) yang dapat dikerjakan saat sedang tidak mengantar bosnya tersebut. Peningkatan pekerjaan di samping untuk menambah wawasan pegawai yang bersangkutan dapat pula untuk menghilangkan kebosanan karena mengerjakan pekerjaan yang monoton. Cara lain lagi yang barangkali paling sering dilakukan adalah rotasi pekerjaan, khususnya rotasi horisontal yaitu memindahkan seseorang dari suatu pekerjaan ke pekerjaan lain dalam posisi yang sejajar yang sering disebut mutasi. Bagaimana Memotivasi Diri Sendiri dan Memotivasi Anak Buah Untuk memotivasi diri sendiri sebenarnya tidak susah karena sekurang-kurangnya cukup dengan melakukan dua langkah, bahkan menggunakan bahasa Mario Teguh, salah seorang motivator Indonesia, cukup satu langkah yaitu langkah untuk menciptakan kemauan adalah “ya mau saja.” Sementara itu dua langkah yang diperlukan adalah bahwa pertama Anda harus mengenali diri sendiri apa yang paling memotivasi bagi diri Anda, atau menjawab pertanyaa what motivates you most? Artinya, langkah pertama adalah mengenali motivator buat diri Anda sendiri itu apa. Jika And belum tahu bagaimana mengenali hal-hal apa saja yang paling memotivasi diri Anda, Lampiran artikel ini memuat kuis yang dapat digunakan untuk 6
menentukannya. Setelah tahu apa yang paling memotivasi buat diri Anda, langkah kedua adalah melakukan hal-hal yang dapat mengarah pada motivator tersebut. Sebagai contoh, jika Anda mempunyai need for power yang tinggi (yang sering ditandai dengan keinginan untuk memimpin organanisasi apa saja, senang ngatur, senang memberi bantuan kepada orang lain yang menurut Anda memerlukan bantuan meskipun mereka bisa jadi sebenarnya tidak memerlukannya, dan sebagainya), maka di Kementerian Keuangan hal yang harus Anda lakukan hanyalah membaikkan kinerja dan meningkatkan kompetensi, baik hard skills yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas dan fungsi unit di Kementerian Keuangan yang menjadi minat Anda, maupun soft skills yang dipersyaratkan dalam JPM. Sebagai contoh, hard skills yang diperlukan untuk bisa bekerja di Ditjen Pajak adalah masalah perpajakan. Sementara itu soft skills yang diperlukan di Kementerian Keuangan seluruhnya berjumlah 35 sesuai denngan Peraturan Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan (Persekjen) No. 55/SJ/ 2008 seperti tampak pada Tabel 1 meskipun Anda tidak harus memiliki seluruhnya karena masing-masing eselon 1 tempat Anda bekerja telah menentukan SKJ untuk tiap jabatan yang berarti kompetensi apa saja yang diperlukan untuk menduduki jabatan tertentu. Tabel 1 Pengelompokan Kompetensi menurut Kementerian Keuangan Thinking Visioning Innovation In-Depth Problem Solving and Analysis Decisive Judgement Championing Change Adapting to Change Courage of Convictions Business Acumen
Working Planning and Organizing Driving For Results Delivering Results Quality Focus Continuous Improvement Policies, Processes and Procedures Safety Stakeholder Focus Stakeholder Service Integrity Resilience Continuous Learning
Relating Team Work and Collaboration Influencing and Persuading Managing Others Team Leadership Coaching and Developing Other Motivating Others Organizational Savvy Relationship Management Negotiation Conflict Management Interpersonal Communication Written Communication Presentation Skill Meeting Leadership Meeting Contribution
Sementara itu Suzanne Bates (2009) menyatakan bahwa meskipun seseorang tidak dapat memotivasi setiap orang, akan tetapi semua orang dapat menginspirasi semua orang untuk menemukan apa yang paling memotivasi mereka. Untuk itu Bates menyebutkan adanya delapan prinsip sebagai berikut: 1. Dimulai dari diri Anda sendiri. Menurut Bates, orang akan termotivasi oleh orang yang termotivasi. Karena itu menjadi penting bagi pimpinan yang akan memotivasi anak buahnya untuk “menunjukkan” bahwa dirinya juga termotivasi. Kalimat seperti: “Sudah, kamu saja. Saya kan sudah tua, sebentar lagi pensiun” sering diartikan anak buah sebagai sudah tidak bergairah, sudah tidak termotivasi. Dan ini menjadi contoh yang buruk. Karena itu sebaiknya tidak terucap dari pemimpin yang akan memotivasi anak buah mereka. Tunjukkanlah semangat dan kecintaan melakukan sesuatu yang diinginkan pemimpin untuk dilakukan oleh anak buahnya. 2. Komunikasikan dengan jelas. Mengkomunikasikan kepada anak buah dapat membuat hubungan baik secara intelektual maupun emosional, dan anak buah akan merasa lebih termotivasi apabila mereka mengerti apa yang sebenarnya terjadi dan merasa ada hubungan dengan mereka. Seperti yang dikatakan oleh Ken Leibler, mantan Presiden dan CEO Liberty Financial Companies, Inc., 7
“I always start from the premise that people want to feel something ... They want to know why they are there and feel good about it. It is beyond financial success and the logic .... Once you do that, you can get them excited about changing the industry, changing the world.” Cara ini juga dikemukakan dalam www.themanagersguide.co.uk. 3. Pelajari apa yang paling memotivasi anak buah Anda. Artinya, banyaknya teori motivasi sebagaimana diuraikan di atas menunjukkan bahwa orang mempunyai motivasi yang berbeda-beda. Karenanya pemimpin haruslah menyadari bahwa apa yang memotivasi bagi pemimpin tersebut belum tentu akan memotivasi anak buahnya. Untuk itu menjadi sangat penting bagi pemimpin untuk mengetahui apa yang paling memotivasi anak buahnya. Sebagai contoh, Bates mengutip pernyataan Rich Krueger, CEO dari DynamicOps sebagai berikut: “When you tell engineers that what you are doing is going to change how people do things, it really motivates them. Engineers have to be working on new and interesting things; they want to feel valued and that what they are doing is significant. They are inventing; they want to create something, and you want to give them an environment where they can express their creativity. They are the hardest people to manage. You have to manage them one on one.” “Salespeople want to make money, so you just say you‟re going to make money, show them how, make your case, and if they believe that, it‟s very easy to motivate them ...They will work hard if they believe they will make money.” 4. Buat hubungan yang bersifat personal dengan anak buah Anda. Sebagaimana dikemukakan oleh Bates, hubungan yang sekecil apapun dapat mengubah perilaku seseorang, dan hal ini bukan hanya menyenangkan anak buah, tetapi menyenangkan diri Anda juga. Selain itu, anak buah juga akan lebih menghargai pimpinan bila ia mau membuat hubungan yang bersifat personal. Apakah Anda memperhatikan bagaimana orang Indonesia memberikan apresiasi kepada Barack Obama bukan karena beliau adalah Presiden Amerika Serikat yang wajar apabila dihargai, tetapi lebih karena beliau masih ingat bagaimana Abang Tukang Sate dan Abang Tukang Bakso menjajakan dagangan mereka? Padahal dia sudah lama kembali ke Amerika dan ia hanya “singgah” beberapa tahun saat kecil dulu. 5. Lakukan percakapan dengan anak buah Anda tentang diri mereka. Selain berbicara secara personal, materi pembicaraan dengan anak buah juga jangan berpusat pada diri Anda tetapi akan lebih berpengaruh secara emosional apabila topik pembicaraannya adalah tentang diri dan (atau) masalah mereka. 6. Berikan pujian, akui hal baik yang anak buah lakukan, dan berikan penghargaan. Pujian dan penghargaan dapat membentuk perilaku yang dikehendaki serta memberikan nilai bagi keberhasilan organisasi, dan bagi orang yang dipuji, pujian itu akan dikenang bertahun-tahun, bahkan apabila pelaksana yang sudah bekerja dengan baik kemudian dipuji oleh Menteri secara tulus, mungkin tidak akan terlupakan seumur hidupnya. Hal serupa, meski mungkin tidak seumur hidup, dirasakan oleh bawahan langsung yang mendapat pujian dari atasan langsungnya. Dalam kaitannya dengan penghargaan, www.themanagersguide.co.uk menggunakan istilah penyediaan sumber daya yang diperlukan. Apa dampaknya bagi bawahan selain kesenangan? Pujian dan penghargaan (apalagi yang diberikan secara rutin dan bisa berkali-kali seperti employee of the month) dapat membuat bawahan untuk terus berperilaku seperti yang mendapat pujian dan penghargaan tersebut.
8
Bayangkan apabila pujian tersebut karena berprestasi kerja yang luar biasa, maka pengulangan prestasi kerja yang luar biasa akan menguntungkan pula bagi organisasi. 7. Kerjakan apa yang Anda ucapkan, alias jangan hanya omong doang. Kalau Anda melakukan apa yang Anda ucapkan, maka bawahan akan percaya pada Anda dan organisasi, yang sekaligus akan membuat keberhasilan bagi atasan sebagai pemimpin. Apabila tindakan pimpinan tersebut menunjukkan integritas, maka pemimpin akan dapat melihat bagaimana organisasi secara keseluruhan akan terbentuk. Menurut Bates hal ini bahkan menjadi prasyarat apabila pemimpin hendak melakukan transformasi. Hanya saja memang hal ini perlu waktu, terlebih dalam organisasi yang pernah mengalami kesulitan, saling tidak percaya, masing-masing bagian mengutamakan kepentingan bagiannya sendiri, dan sebagainya. Dalam bahasa Kompas sebagaimana tampak pada Gambar 3, terdapat banyak virus yang menyebabkan seseorang menjadi tidak termotivasi. Gambar 3 20 Virus Penyebab Hilangnya Motivasi
8. Berikan kewenangan (empower) anak buah Anda. Menurut Bates cara ini sangat bagus bahkan berdampak secara positif bagi organisasi karena beberapa alasan sebagai berikut: a. Orang akan sangat termotivasi apabila Anda memberi kepercayaan pada orang lain untuk mengerjakan apa yang harus mereka kerjakan karena belum tentu mereka akan mengerjakan seperti cara Anda melakukannya. b. Memberikan kebebasan dan fleksibilitas untuk menggunakan pertimbangan dan bakat mereka akan sangat mempercepat progres pelaksanaan pekerjaan itu sendiri. c. Pemimpin secara tersirat menunjukkan pesan penghargaan dan keinginan agar anak buahnya bertindak kreatif serta menggunakan kemampuannya untuk mencapai tujuan organisasi. d. Micromanaging atau one man show yang berarti bos ngatur semuanya adalah sangat tidak memotivasi. Hal ini berarti bahwa selain 20 virus penyebab hilangnya motivasi sebagaimana tampak pada Gambar 3, micromanaging juga dapat menjadi virus. Secara individu agar faktor-faktor tersebut dan micromanaging tidak menjadi virus, maka setiap orang dapat membuat lingkaran seperti yang dibuat oleh Sri Rama dalam hikayat Ramayana dan menempatkan diri yang bersangkutan dalam lingkaran tersebut. Sebagaimana dalam hikayat Ramayana, Sri Rama mengatakan kepada istrinya, Dewi Sinta, bahwa selama Dewi Sinta berada dalam lingkaran tersebut maka ia akan aman. Tetapi karena godaan kijang kencana, Dewi Sinta mengulurkan tangannya keluar dari lingkaran tersebut dan pada saat tangan tersebut keluar dari lingkaran itulah kijang kencana berubah menjadi bentuk aslinya, Dasa Muka, yang menarik Dewi Sinta keluar 9
dan membawanya pergi. Dalam kaitannya dengan lingkaran tersebut, sepanjang Anda tetap berada dalam lingkaran maka Anda akan tetap termotivasi. Perhatikan Gambar 3, khususnya tulisan “Kanan-kiri, atas-bawah munafik”. Kalau kanan dan kiri, atas dan bawah semuanya munafik, bukankah yang ditengah, yaitu Anda, tidak ikut munafik? Coba lagi perhatikan tulisan “Atasan pilih kasih”. Bukankah Anda bisa menjawab: “Itu kan atasan, bukan saya.” Demikian seterusnya, sehingga Gambar 3 di atas dapat diubah menjadi sebagaimana tampak pada Gambar 4. Gambar 4 Cara Bertahan terhadap 20 Virus Penyebab Hilangnya Motivasi
Kesimpulan Motivasi adalah “segala sesuatu yang menyebabkan seseorang untuk melaksanakan sesuatu (dorongan) dan mengarahkan perilakunya ke arah pencapaian sesuatu tersebut secara konsisten” (Basalamah, 2004), dan “segala sesuatu” ini dapat berbentuk apa saja, baik yang bersifat material maupun tidak. Dalam teori, “segala sesuatu” ini dapat berupa kebutuhan, tujuan yang hendak dicapai, harapan (baik harapan yang hanya isapan jempol belaka maupun harapan yang dapat direalisasikan), sikap adil yang dirasakan, tersedianya atau disediakannya hadiah dan hukuman, maupun dengan merancang pekerjaan sedemikian rupa. Akan tetapi dalam kenyataan, seorang perokok “kelas berat” sekalipun (maksudnya yang dalam satu hari bisa mengkonsumsi rokok dalam beberapa bungkus) dapat menghentikan kebiasaannya saat yang bersangkutan berpuasa. Hal ini juga karena perokok tersebut “menciptakan” sesuatu (yang dapat berupa ketakutan akan hukuman Tuhan seperti dalam teori hadiah dan hukuman, maupun karena sebab lain seperti kesadaran diri bahwa pada bulan puasa ya harus puasa, dan saat berpuasa ya harus tidak boleh makan, minum, merokok dan sebagainya hingga waktu maghrib tiba) yang mengarahkan diri perokok tersebut untuk konsisten tidak merokok hingga batas waktu yang ditentukan. Dampak dari adanya “sesuatu” tersebut bisa sangat besar, baik yang bersifat destruktif maupun konstruktif. Bagi Bang Napi, sesuatu itu dapat menimbulkan kejahatan, yang oleh polisi sering disebut “motif.” Ikrar Nusa Bhakti (2009) juga menyatakan bahwa apabila sesuatu itu berupa uang maka ia dapat mengakibatkan hal-hal yang bersifat “kolutif dan koruptif.” Karena itu Bang Napi mengajarkan kepada kita untuk waspada, bukan hanya karena hal itu merupakan tindak pidana, akan tetapi dapat pula berdampak pada keluarga (istri/suami, anak-anak, orang tua dan sebagainya) dan mereka bisa merasakan sanksi masyarakat berupa pengucilan, ejekan, dan sebagainya. Sisi konstruktifnya adalah bahwa kita dapat meningkatkan kinerja diri sendiri maupun anak buah apabila dapat menemukan “sesuatu” tersebut. Lampiran artikel ini menawarkan 15 pilihan terhadap “sesuatu” tersebut. 10
Daftar Pustaka
Basalamah, Anies S., 2009. Modul Kepemimpinan. Kampus Bintaro: Sekolah Tinggi Akuntansi Negara. --------------, 2004. Perilaku Organisasi. Depok: Penerbit Usaha Kami. --------------, ed., 1995. Manajemen: Teori dan Aplikasinya di Indonesia. Tanpa nama dan tempat penerbitan. Bates, Suzanne, 2009. Motivate Like a CEO. New York: McGraw-Hill.
Ikrar Nusa Bhakti, 2011. “Ketika Uang (Gayus) Jadi Panglima.” Kompas, 7 Januari 2011. Shihab, M. Quraisy, 1994. Lentera Hati: Kisah dan Hikmah Kehidupan. Bandung: Penerbit Mizan. Test Cafe, Motivation Test, http://www.testcafe.com/mot/mot.html. Diakses 7 Januari 2011. The manager‟s Guide, How to Motivate Individuals, http://www.themanagersguide.co.uk/howmotivate-individuals.html. Diakses 7 Januari 2011. LAMPIRAN Kuis untuk Menentukan Apa yang Paling Memotivasi Anda Sumber: Dikembangkan dari http://www.testcafe.com/mot/mot.html Petunjuk: Pilih jawaban pada bagian kanan pertanyaan-pertanyaan berikut ini yang paling tepat menggambarkan mengenai diri Anda, kemudian lakukan evaluasi dengan menggunakan cara sebagaimana tampak pada 1 Jika dibuka open bidding di Depkeu, apakah Anda akan mendaftar? Selalu Sering Kadang2 Jarang 2 Apakah Anda pernah menang dalam pemilihan? (RT, RW, Ketua Kelompok Ya, bebeSekaliTak Tak per-nah tertentu, dsb.?) rapa kali sekali pernah ikut menang 3 Apakah Anda berharap suatu saat menjadi pejabat tinggi? Tentu Paling2 Mimpipun saja Kabag tidak 4 Apakah Anda senang memberi tahu orang lain tentang apa yang harus Selalu Sering Kadang2 Jarang mereka lakukan? 5 Apakah Anda senang berganti-ganti mobil baru? Ya Tidak 6 Apakah Anda sering merencanakan untuk liburan besar setidak-tidaknya Selalu Saya maunya begitu, Mikirpun setahun sekali? tapi kadang2 tak bisa tidak 7 Apakah Anda berharap bisa sering2 makan di rumah makan yang mewah? Sekali seminggu Kadang2 Mikirpun tidak 8 Apakah Anda merasa paling bahagia jika telah menciptakan sesuatu yang Selalu Sering Kadang2 Jarang baru? (menulis, memasak, dsb.) 9 Apakah Anda merasa bermasalah atau jadi bosan kalau diminta untuk Selalu Sering Kadang2 Jarang memikirkan sesuatu dengan cara yang sangat konvensional? 10 Apakah Anda pernah mempublikasikan tulisan, pameran lukisan / foto Ya Waktu saya Tidak atau menyanyi dalam band? muda pernah 11 Apakah Anda ingin bekerja di bidang artistik? Tentu saja Ya, tapi saya punya Sama sekali rencana cadangan tidak 12 Seberapa penting posisi sosial Anda di masyarakat? Sangat Biasa Agak Tak perduli 13 Apakah Anda kecewa bila tidak diundang pesta oleh teman dekat Anda? Ya Tergantung Biasa saja situasinya 14 Kalau memungkinkan, apa Anda akan memasang foto perkawinan Anda di Tentu Boleh juga Sama sekali koran? saja tidak 15 Apa Anda hanya menggunakan pakaian dari merk tertentu atau yang Ya Maunya sih begitu, Mikirpun berkualitas tinggi saja? tapi tidak bisa tidak 16 Apa Anda tersinggung bila orang menjelek-jelekkan profesi Anda sebagai Tentu saja Kemun Bisa jadi Biasa saja PNS? gkinan besar 17 Apa Anda jengkel bila tidak diperlakukan seperti layaknya pejabat eselon Selalu Sering Kadang2 Jarang tertentu? 18 Apa Anda lebih suka kelihatan terhormat dibandingkan menghasilkan Ya Tidak banyak uang? 19 Apa Anda ingin punya rumah yang terbesar di lingkungan Anda? Ya Mikirpun tidak 20 Kalau boleh memilih, apakah Anda mau bekerja di organisasi Tentu Mungkin Tidak mau internasional? saja 21 Apakah Anda berharap bahwa orang akan memperhatikan Anda dan minta Selalu Sering Kadang2 Jarang tolong pada Anda? 22 Apakah Anda pernah membayangkan menjadi terkenal? Selalu Sering Kadang2 Jarang 23 Apakah Anda ingin masuk menjadi berita koran-koran ternama, apapun Ya, tentu Kemungkinan Bisa Tentu saja
11
24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47
48 49 50 51 52
caranya, baik secara positif maupun negatif? Apakah Anda mau mengorbankan keyakinan Anda demi untuk bisa tampil sehari di TV? Sejak berhenti sekolah, seberapa sering Anda pindah rumah atau tempat tinggal? Apa Anda senang menciptakan kebiasaan? Apakah Anda senang ber-ganti2 pekerjaan atau senang pindah dari satu kota ke kota lainnya? Apa sahabat Anda sekarang adalah sahabat Anda sejak Anda mulai dewasa? Apakah tujuan hidup Anda adalah jadi kaya? Apa Anda berencana pensiun dini dengan jutaan rupiah dalam tabungan di bank ? Kalau harus memilih, apakah Anda lebih suka pekerjaan yang bergaji besar dibanding pekerjaan ang benar2 Anda sukai? Jika tempat kerja cukup ditempuh dengan berjalan kaki, apa itu akan berarti besar bagi Anda? Apa Anda tidak keberatan menghabiskan banyak waktu berkendaraan (mobil/kereta) agar bisa pulang ke rumah setelah bekerja? Apakah Anda bersedia pindah kota untuk pekerjaan yang Anda sukai? Bila harus memutuskan untuk pindah kota, apakah cuaca menjadi pertimbangan Anda? Apakah Anda seorang kutu buku? Apakah Anda senang tur ke musium? Apakah liburan Anda lebih bersifat pendidikan ketimbang hiburan (misalnya lebih suka melihat monumen dibanding pergi ke pantai? Apakah Anda senang belajar selama masa karir Anda? Apakah Anda senang berderma? Seberapa sering Anda travel untuk liburan? Apakah Anda lebih menyukai perjalanan wisata yang avonturir? Apakah Anda bisa menghadapi kritik negatif? Apakah tujuan utama Anda menafkahi keluarga? Apakah Anda merencanakan untuk tinggal bersama keluarga seumur hidup Anda? Apakah Anda merencanakan untuk atau sudah mengikuti jejak karir orang tua Anda? Apakah keberhasilan Anda untuk membuktikan kepada orang yang tidak mempercayai Anda bahwa dugaan mereka adalah salah? Apakah Anda senang menantang diri Anda sendiri (pekerjaan yang baru atau sulit, perjalanan yang mendebarkan)? Apakah Anda bisa menerima perintah dari orang lain? Apakah Anda senang mengatur jadwal Anda sendiri? Apakah Anda bisa menerima kekalahan atau kesalahan? Apakah Anda mau menerima bantuan dari orang lain?
saja Ya Lebih dari 5 kali Ya Selalu
besar Mungkin saja 2 sampai 4 kali Sering
jadi tidak Tentu saja tidak Sekali Tidak Kadang2
Tidak pernah Jarang
Ya, hampir semua Tentu saja Ya
1 atau 2 Tak punya masih sama sahabat Dianta- Cukup saja sudah Saya ben-ci ranya senang uang Itulah mimpi saya Memikirpun tidak
Tentu saja Ya
Hanya untuk jangka pendek saja Sepertinya Iya
Ya, Seringnya keberatan begitu Ya Kemungkinan besar Selalu Seringnya begitu Selalu Sering Selalu Sering Selalu Sering
Kadangkadang Bisa jadi
Tidak juga Tidak juga Tidak juga
Kadang2
Mungkin tidak Tidak juga
Kadang2 Kadang2 Kadang2
Jarang Jarang Jarang
Selalu Sering Kadang2 Jarang Selalu Sering Kadang2 Jarang > 5 kali Beberapa kali Sekali Tak pernah Selalu Sering Kadang2 Jarang Sangat bisa Seringnya bisa Kadang2 Jarang Ya Ya, bersama penghasilan Tidak juga pasangan hidup saya Tentu Maunya sih begitu, tapi kadang2 Tidak saja tidak bisa seperti itu juga Ya Mungkin juga Tidak juga Ya
Ya tapi hanya untuk saya saja
Selalu
Sering
Selalu Selalu Selalu Selalu
Sering Sering Sering Sering
Keberhasilan saya tak ada hubungannya dengan orang lain Kadang2 Jarang Kadang2 Kadang2 Kadang2 Kadang2
Jarang Jarang Jarang Jarang
Kategorikan jawaban-jawaban Anda pada 52 pertanyaan di atas ke dalam 14 hal berikut ini. Anda tidak perlu cemas bila yang Anda cari kategorinya tidak tersedia di sini, karena kuis ini hanya didasarkan pada satu sumber saja. Sumber lainnya dapat dicari di internet. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Kekuasaan Gaya hidup Kreativitas Status Pengakuan dan/atau penghargaan Stabilitas Kemewahan dan/atau Kompensasi Lokasi Intelektualisme Sumbangan atau amal Travel Perbaikan diri Keluarga Independensi
Bila Anda menjawab sesuatu yang berarti ya pada pertanyaan 1 – 4, 21 dan 52 Bila Anda menjawab sesuatu yang berarti ya pada pertanyaan 5 – 7 Bila Anda menjawab sesuatu yang berarti ya pada pertanyaan 8 – 11 dan 48 Bila Anda menjawab sesuatu yang berarti ya pada pertanyaan 12 – 20 Bila Anda menjawab sesuatu yang berarti ya pada pertanyaan 20 – 24 Bila Anda menjawab sesuatu yang berarti ya pada pertanyaan 25 – 28 Bila Anda menjawab sesuatu yang berarti ya pada pertanyaan 20 dan 29 – 31 Bila Anda menjawab sesuatu yang berarti ya pada pertanyaan 32 – 35 Bila Anda menjawab sesuatu yang berarti ya pada pertanyaan 36 – 39 Bila Anda menjawab sesuatu yang berarti ya pada pertanyaan 40 Bila Anda menjawab sesuatu yang berarti ya pada pertanyaan 41 – 42 Bila Anda menjawab sesuatu yang berarti ya pada pertanyaan 43 dan 51 – 52 Bila Anda menjawab sesuatu yang berarti ya pada pertanyaan 44 – 46 Bila Anda menjawab sesuatu yang berarti ya pada pertanyaan 47 – 52
12