ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SXRIPSI :
G A TO T W IDODO
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA PENYELESAIAN PROYEK PEMBUATAN BANGUNAN KAPAL DI P.T. DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA }
FAKULTAS EKONOMI UNIVEHSITAS A JR U U G G A 1987
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
MENGATASI. KETERLAMBATAN PADA PENYELESAIAN PROYEK PEMBUATAN BANGUNAN KAPAL DI P.T* DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA
6 fif/tf '
fn
SERIPSI Diajukan Untuk Memperlengkapi Syarat-syarat Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen r K. Oleh ;
. ' « AK.AAN *U N IV tiP ^ ;fA S A JRLA N O G A -
GATOT “ W IDODO
S U K
a
BAYA
NIM. 04-8010978
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS AIR1ANGGA 1987
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Disetujui dan diterima baik oleh :
Doser Pembimbing :
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
Ketua Jurusan :
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KATA PENGAUTAR
Bismillaahirrahmaanirrahiim. Penulis bersyukur kepada Allah SWT. berkat rahmad yang dilimpahkanNya, sehingga penulis dapat menyelesai kan tugas penyusunan skripsi ini. Penulis mengucapkan te rima kasih kepada semua pihak yang telah memberi bantuan dalam penyusunan skripsi, terutama : 1. Bapak Drs.Ec. J.Malonda, Ak. selaku dosen pembimbing. 2* Bapak Drs.Ec. Soedjono Abipraja selaku Dekan Fakultas Ekonomi UNAIR, Bapak Drs.Ec. Budisetiawan selaku Ke'tua Jurusan Manajemen, dan seluruh staff pengajar. 3. Pimpinan dan karyawan P.T. Dok dan Perkapalan Suraba ya, antara lain Bapak Wardo jo,MSc.f I r .. Paminto,. Soeparno,BSc,, dan kak Johnny A.T. 4. Petugas di Perpustakaan UNAIR Bagian Selatan. Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan man faat kepada para pembaca, paling tidak untuk memperluas wawasan pengetahuan. Penulis minta maaf jika dalam penyusunan skripsi ini terdapat kekurang-sempurnaan. Penulis mengharapkan saran dan kritik dari para pembac?. Terima kasih.
Surabaya, Desember 1987. Penulis.
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ............................. ........
i
DAFTAR IS I ...........................................
ii
DAFTAR TABEL ........................................
v
DAFTAR GAMBAR ............................. ..........
vii
BAB ; I. PENDAHULUAN ......................................
1
1. Pandangan Umum . .............................
1
2. Penjelasan Judul .............................
7
3. Alasan Pemilihan Judul ......................
9
4. Tujuan Penyusunan ............................
10
5. Sistematika Skripsi ..........................
11
6. Metodologi ....................................
13
6.1. Permasalahan ............................
13
6.2. Hipotesa Kerja ..... 0 *..................
13
6.3* Scope Analisa ,..........................
14
6 .4 . Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data ........ .............................
15
II. LANDASAN T E O R I ..................................
17
1. Pengertian Proyek ..........................
17
2. Pembentukan Network Planning ...............
18
2.1. Jadwal Pemecahan Pekerjaan ...........
19
2.2. Rangkaian Event dan Kegiatan .........
20
2.3. Waktu Penyelesaian Suatu Kegiatan ....
22
2.4. Waktu Tercepat yang Diharapkan dan Wak tu Paling Lambat yang Diperkenankan
23
ii SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB ;
Halaman 2„5. Pembentukan Network Planning dan Penghitungan Waktu Luang (Float) . „ .
26
2.6. Feedah Utama Mempergunakan Network Planning ............................. ..... 31 3. Penyusunan Time Schedule ................. ..... 32 4. Hubungan Biaya dengan Jangka Waktu Proyek nya .............................................. 36 4.1. Elemen-elemen Biaya Proyek ............... 36 4.2. Sifat Biaya Proyek Terhadap Waktu Penyelesaiannya ...................... ..... 37 5. Mempercepat Penyelesaian Siiatu Proyek ...
37
5.1. Pengertian Dasar Critical Path Me thod .................................. ..... 37 5.2. Prosedur Mempercepat Penyelesaian Proyek ..................................... 39 III. GAMBAR AN UMUM PERUSAHAAN ................... ..... 52 1. Sejarah Singkat P.T. Dok dan Perkapalan Surabaya .................................. ..... 52 2. Struktur Organisasi ..................... ..... 53 3. Bidang Usaha ............................. ..... 57 4. Fasllltas Produksi ...................... ..... 58 4.1. Lokasi dan Area .................... ..... 58 4.2. Fasilltas Produksi di Darat ............ 59 4.3. Fasilltas Produksi di Atas Air ....
60
5. Perkembangan Tenaga Kerja .... ............... 60 6 . Proses Produksi Pembuatan Bangunan Baru Kapal ..................................... ..... 62
6.1. Perencanaan dan Perancangan ............ 62 6.2. Persiapan Produksi .......... ...... ..... 63 iii SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB ;
Halaman 6.3. Pelaksanaan dan Pengawasan ........
63
6.4. Sea Trial dan Penyerahan Kapal ....
65
7. Perencanaan dan Penjadwalan Terhadap Ke giatan, Waktu, dan Biaya Proyek, serta Bagaimana Mengendalikannya .............
65
7.1. Perencanaan Kegiatan dan Penjadwalan Waktu ............................
66
7.2. Perencanaan Biaya ..................
74
7.3. Pengendalian Kegiatan, Waktu, dan Biaya ................................
74
IV. PEMBAHASAN ....................................
77
1. Analisa Permasalahan......................
77
1.1. Permasalahan di P.T. Dok dan Perka * palah Surabaya ......................
77
1.2. Latar Belakang Permasalahan ........
80
2. Pemecahan Masalah dan Pengujien Hipotesa
91
2.1. Pembuatan Network Planning yang Le bih Diperinci ........................
91
2.2. Pembuatan Time Schedule dan Pengguna annya .................................
103
2.3. Memperbaiki Network Planning .......
106
2.4. Mempercepat Penyelesaian Sub-proyek dengan Cara Critical Path Method (CPM) .................................
113
V. KESIMPULAN DAM SARAN ..........................
137
1. Kesimpulan ..................................
137
2 . Saran . .......................................
141
DAFTAH KEPUSTAKAAN LAMPIRAN 'iv
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR TABEL Nomor 1.
Halaman Perkiraan Kebutuhan Kapal Baru di Indone sia ...........................................
5
2.
Contoh Daftar Aktivitas dengan Event Permulaan dan Akhir ............................ ..
21
3.
Contoh Daftar Kegiatan, Logika Ketergantung an, dan Waktu Penyelesaian Suatu Proyek ...
26
4.
Hasil Perhitungan Waktu-waktu Luang Untuk Menentukan Jalur Kritis Network Planning Gambar 4 .....................................
30
Daftar Aktivitas, Waktu, dan Biaya Untuk Rencana Normal dan Cepat Bagi Suatu Network Planning .....................................
40
Contoh Jumlah Biaya Untuk Seluruh Tindakan Mempercepat Sampai dengan Percepatan Aktivi, tas 4-6 ......................................
44
7.
Hasil Tindakan Tidak Mempercepat Aktivitasaktivitas Non-kritis Gambar 13 .......'.....
46
8*
Jumlah Tenaga Kerja Th.1982 s/d Th 1985 ...
61
9.
Daftar Uraian Pekerjaan Network Planning 1500 Dwt Self Propelled Oil Barge ......... '
67
10.
Budget Pembuatan Bangunan Baru Kapal Oil Barge "Puah" 1500 Dwt ................
75
11.
Daftar Proyek Pembuatan Bangunan Baru Kapal Oleh P.T. Dok dan Perkapalan Surabaya Sela ma Tahun 1984-1985 ................. 78
12.
Daftar Kegiatan, Logika Ketergantungan, dan Waktu Penyelesaian Proyek Kapal Oil Barge "Puah" 1500 Dwt ..............................
«
5.
6.
13*
14.
95
Hasil Perhitungan Waktu-waktu Luang Untuk Menentukan Jalur Kritis Network Planning Gambar 25 .. e«. .. 0...........................
101
Hasil Inventarisasi Kegiatan yang Belum Da pat Diselesaikan Pada Akhir Minggu ke 42 .,
109
v SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Nomor 15.
Halaman Daftar Perkiraan Waktu dan Biaya Langsung Untuk Mengerjakan Kegiatan Pada Proyek Kapal Oil Barge "Puah" 1500 Dwt ___ .......
117
16.
Daftar Perkiraan Waktu dan Biaya Langsung Untuk Menyelesaikan Kegiatan Sub-proyek ...
118
17.
Jumlah Biaya Langsung Untuk Tindakan Mem percepat Sampai dengan Percepatan Kegiatan AI ...................... ............... 125
18.
Daftar Biaya Tidak Langsung Untuk Menyele saikan Proyek Kapal Oil Barge "Puah" 1500 Dwt .....................................
130
Daftar Perhitungan Total Biaya Untuk Menye lesaikan Sub-proyek .........................
132
19*
vi
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR GAMBAR Nomor
Halaman
1,
Jadwal Pemecahan Pekerjaan Untuk Membangun Rumah ........................................
20
2.
Contoh Jaringan Pekerjaan Menurut Daftar Tabel 2 ......................................
22
3-
Contoh Rangkaian Event-Aktivitas Untuk Meng hitung Waktu Berdasarkan Aktivitas ........
24
4c
Contoh Network Planning Berdasarkan Pada Tabel 3 ......... ............................
27
Network Planning Setelah Penghitungan Waktu Luang Tabel 4 ................................
31
Network Planning Dari Kegiatan "Changing A Motor Car Wheel" ..........................
34
7*
Bar Chart Dari Network Planning Gambar 6 ..
35
8.
Hubungan Antara Biaya dengan Jangka Waktu Suatu Proyek .......... ............ .........
37
9.
Network Planning Dari Tabel 5 Keadaan Nor mal ...........................................
41
10.
Network Planning Dari Tabel 5 Keadaan Serba Cepat (Semua Aktivitas Dipercepat) ........
41
11.
Network Planning Setelah Mempercepat Aktivi tas 3-4 ......................................
42
Network Planning Setelah Mempercepat Aktivi tas 1-3 ........ ............................. T
43
Network Planning Setelah Mempercepat Aktivi tas 4-6 ........... ......................... .
44
Network Planning Setelah Tindakan Tidak Mempercepat Aktivitas-aktivitas Non-kritis Gambar 13 ....................................
47
15.
Kurva Biaya dan Jangka Waktu yang Diperlu kan Untuk Menyelesaikan Proyek ............
48
16.
Network Planning Pada Perencanaan Biaya yang Optimum ........... ....... .............
50 •
5« 6.
12. 13. 14.
vii SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Nomor
Halaman
17.
Struktur Organisasi P.T. Dok dan Perkapalan Surabaya .....................................
54
18.
Network Planning 1500 Dwt Self Propelled Oil Barge ....................................
68
19.
Bar Chart Pembangunan 1500 Dwt Self Prope lied Oil Barge ..............................
69
20.
Time Schedule Pembangunan 1500 Dwt Self Pro pelled Oil Barge ............................
70
21.
Time Schedule Pembangunan 1500 Dwt Self Pro pelled Oil Barge (lanjutan) ........ „..... .
71
22.
Time Schedule Pembangunan 1500 Dwt Self Pro pelled Oil Barge (Lanjutan) ................
72
23.
Time Schedule Pembangunan 1500 Dwt Self Pro pelled Oil Barge (Lanjutan) ................
73
24.
Jadwal Pemecahan Pekerjaan Proyek Kapal Oil Barge "Puah" 1500 Dwt ..................
93
25.
Network Planning Dari Tabel 12 Untuk Waktu Normal ........ ...............................
99
26.
Network Planning Gambar 25 Disertai Jalur Kritisnya ................................... .
102
27.
Time Schedule Dari Network Planning Gambar 26 ............................................
105
28.
Rangkaian Kegiatan yang Belum Diselesaikan Berdasarkan Tabel 14 ........................
111
29.
Network Planning dengan Waktu Normal Untuk Menyelesaikan Sisa Kegiatan Proyek Kapal Oil Barge "Puah" 1500 Dwt ■................
112
30o
Network Planning dengan Waktu Serba Cepat Untuk Menyelesaikan Sub-proyek ............
120
31u
Network Planning Sub-proyek Setelah Memper cepat Kegiatan AJ ...........................
122
32.
Network Planning Sub-proyek Setelah Memper cepat Kegiatan AI ...........................
124
viii SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
i GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Halaman
Nomor 33.
Network Planning Sub-proyek Setelah Memperlambat Alternatip I .........................
127
34.
Network Planning Sub-proyek Setelah Memperlambat Alternatip II ........................
128
35.
Kurva Biaya dan Waktu Penyelesaian Dari Sub-proyek ...................................
133
36.
Time Schedule Dari Network Planning Sub-pro 136
ix
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR LAMPIRAN
1.
Lay out P.T. Dok dan Perkapalan Surabaya.
2.
Kompensasi dan Fasilitas Kesejahteraan Lainnya yang Diberikan Kepada Karyawan P.T. Dok dan Perkapalan Surabaya.
3.
Gambar General Arrangement Kapal Oil Barge "PUAH" 1500 DWT.
4-.
Cara Pembayaran Kontrak Pembangunan Kapal Antara P.T. Dok dan Perkapalan Surabaya dengan Pertamina.
5.
Penyusutan Fiskal Tahun 1985 (Straight Line Method)
6.
Tarip Upah Perjam Kerja Biasa Di P.T. Dok dan Perka palan Surabaya.
M 1 LI K. pkrpustakaan * wniversitas ai rlanooa -
S U R
a
B AY A
i
X
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB I PENDAHULUAN
1 • Pandangan Umum Geografie negara Indonesia yang berbentuk kepulau an dan adanya hubungan terbuka dengan negara lain, menye babkan lalu lintas laut di perairan Indonesia tetap dibu tuhkan sampai sekarang dan masa mendatang. Dalam hai ini peranan kapal laut, untuk selanjutnya penulis menyebut kan dengan istilah "kapal" saja, mutlak diperlukan seba gai alat pengangkutan untuk menghubungkan diantara pulau atau daratan tersebut. Kegunaan kapal yang pada mulanya sekedar memindahkan penduduk dan hasil bumi, saat ini me ngalami perkembangan sesuai dengan tuntutan keinginan rna nusia. Berbagai type dan ukuran kapal dibangun menurut kegunaan masing-masing, antara lain kapal penumpang, ka pal barang/cargo, kapal tangki (tanker dan barge), kapal perang, kapal explorasi dan exploatasi bahan tambang la ut, dan lain-lain. Semakin besar ukuran kapal, akan sema kin jauh daya jelajah pelayarannya. Sehingga terdapat pe layaran lokal, antar pulau/interinsuler, dan pelayaran samudera yang menghubungkan antar negara. Dibandingkan dengan angkutan udara oleh pesawat terbang, maka kapal masih kajah dalam kecepatannya. Namun ongkos angkutan la ut relatif lebih murah dan lebih besar kapasitas muatan1 SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2
n y a . Bahsn dasar untuk membangun kapal pun mengalami per ubahan. Selain maeih ada yang mempergunakan kayu, pada umumnya kapal dibangun dengan bahan besi baja oleh ga langan/pabrik kapal melalui peralatan dan teknologi yang relatif modern. Terutama dalam bidang perancangan design, pemotongan pelat baja, pengelasan, dan pengujian. Industri perkapalan modern di Indonesia dirintis mulai tahun 1890, yaitu pada saat mendirikan Proogdock Meatscappij Tandjoeng Priok oleh Belanda. Galangan ini lebih banyak digunakan untuk merawat dan memperbaiki ka pal (docking) daripada membuat kapal baru, sebab pada ma sa itu proses pembuatan kapal dilakukan di E r opa. Demiki en juga sewaktu mendirikan galangan sejenis di Surabaya, pada tahun 1912, keadaan tetap tidak berubah, Barulah se telah pengambil alihan galangan milik Belanda pada tahun 1957-1960, mulai dirintis pembuatan kapal baja modern di Indonesia. Jumlah galangan kapal baja juga meningkat, se hingga pada tahun 1982 berjumlah sekitar 75 buah yang tersebar di wilayah Nusantara. Pada dasarnya galangan ka pal mempunyai bidang kerja berupa : 1. Pembangunan kapal baru (Shipbuilding). 2. Perawatan dan perbaikan kapal (Docking). 3. Usaha pengangkatan kapal karam (Salvage). Terhadap industri perkapalan di Indonesia ini, pemerin tah telah mencanangkan harapannya untuk mencapai dua macam tujuan nantinya, yaitu tujuan umum dan khusus. Pada
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
1 ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
3
penerbitan Bulletin Ekonomi Bapindo Nomer 5, Mei 1977 di sebutkan tujuan umumnya adalah membawa bangsa Indonesia kembali pada jaman keemasan bahari sesuai dengan keadaan geografis Indonesia. Sedangkan tujuan khusus berupa : 1. Mengurangi ketergantungan armada nasional dari galang an luar negeri. 2. Membuka lapangan kerja. 3. Meningkatkan keterampilan pekerja. 4. Menggali sumber pendapatan nasional melalui pajaknya. 5. Menunjang industri yang terkalt, yaitu industri baja, alat las, motor kapal, perlengkapan, dan lain-lain. Untuk mencapai tujuan yang telah digariskan terse but, maka selama Pelita I sampai dengan III, Pemerintah mengambil kebijaksanaan yang banyak membantu galangan ka pal di Indonesia. Kebijaksanaan tersebut meliputi antara lain ; Penghapusan bea masuk dan pajak penjualan materi al kapal, Rehabilitaai dan modernisasi fasilitas galang an, Penghapusan pajak penjualan untuk pembangunan kapal baru, Aktivitas Bapindo menangani pembiayaan bidang kema ritiman, dan sebagainya. Di dalam perkembangan selanjut nya, beberapa kemudahan yang diperoleh galangan secara bertahap dihapuskan oleh Pemerintah. Tetapi kebijaksanaan baru telah ditetapkan untuk mengatur laik tidaknya ka pal yang ada dalam pelayaran, yaitu Surat Keputusan Menteri Perhubungan No,KM 57/Hk 404/Phb 84 pada tahun 1984. Surat Keputusan ini berisikan tentang larangan berlayar
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
4
terhadap kapal niaga Indonesia yang berumur lebih dari 25 tahun dan 30 tahun, masing-masing berlaku mulai tang gal 1 Januari 1985 dan 1 Mei 1984. Sebagai akibatnya, ka pal yang terkena larangan berlayar harus di-scrappin^, yaitu diklasifikasikan sebagai barang rongsokan/besi tua begitu saja. Sehingga perusahaan yang menjadi pemiliknya akan menghadapi pilihan untuk membeli kapal baru sebagai pengganti. Apabila ukuran kapal yang dipesan tidak melebihi 15.000 DWT, proses pembangunannya harus dilakukan di dalam negeri. Keadaan ini menciptakan peluang pasar bagi galangan kapal Indonesia, yaitu kesempatan memperoleh order untuk membangun kapal baru'. Program pemerintah tentang larangan berlayar tersebut sudah disiapkan bebe rapa tahun sebelum menjadi keputusan. Berikut ini, penu lis memperjelas keadaan pasar kapal baru di dalam negeri periode tahun 1980-1990 berdasarkan Bulletin Ekonomi Bapindo Nomer 7, Juli 1982 ; 1. Perkiraan tonase Armada nasional tahun 1980 adalah 2.947.000 DWT. 2. Scrapping kapal selama tahun 1980-1990 adalah ; a. Kapal niaga samudera sejumlah 629*000 DWT. b. Kapal niaga nusantara sejumlah 329.000 DWT. 3. Kapasitas terpasang seluruh galangan nasional adalah sekitar 60.000 DWT pertahun. 4. Kebutuhan kapal baru selama tahun 1980-1990 terdiri dari scrapping kapal ditambah dengan pertumbhan arma
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
5
da pelayaran lokal, kapal tangki pantai, kapal ikan, ferry, dan sebagainya. Perkiraan kebutuhan kapal baru ini terdapat pada Tabel 1. TABEL 1 PERKIRAAN KEBUTUHAN KAPAL BARU DI INDONESIA Tahun 1980 1981 1982 1983 1984 1985
Kebutuhan kapal Tahun Kebutuhan kapal = £:i=t:= =:= = = s = = = = K;a:== =CS4C== == j== = = = = e =:=sr== = = = = = s:= 61,000 82.000 86.000 90.000 91.000 94.000
DWT DWT DWT DWT DWT DWT
1986 1987 1988 1989 1990
130.000 134.000 139.000 144.000 150.000
DWT DWT DWT DWT DWT
Sumber ; Bulletin Ekonomi Bapindo Nomer 7, Juli 1982. Membandingkan antara kapasitas terpasang dengan kebutuhran kapal baru setiap tahunnya, sekilas memperlihatkan ke sempatan besar bagi galangan dalam negeri untuk memperoleh order kapal baru. Sampai sekarang ini, pemesan kapal di Indonesia terdiri dari perusahaan pelayaran samudera, pelayaran nu santara, PERTAMINA, kapal negara, pelayaran lokal, dan sebagainya. Untuk membeli kapal baru, selain harus melalui prosedur tertentu di P.T, PANN dan memerlukan biaya mahal, juga bersifat slow yielding project, Jadi merupakan proyek yang memerlukan waktu relatif lama untuk menu tup/mengembalikan biaya investasinya. Apabila hal ini di. kaitkan dengan scrapping kBpal, maka pemilik kapal akan mempertimbangkan banyak hal sebelum membeli kapal baru.
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
6
Sehingga persaingan usaha bangunan baru kapal tetap ter-r jadi diantara galangan dalam negeri. Demikian pula yang dialami oleh P.T. DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA (P.T. DPS) tempat penulis mengadakan survei untuk bahan skripsi. Pe saing datang dari sesama galangan berstatus Badan Umum Milik Negara ( B U M ) , antara lain : Dok Tanjung Priok, Pe lita Bahari, Koja (semuanya di Jakarta), dan galangan swasta Dumas di Surabaya. P.T. PAL dikecualikan, karena mempunyai kedudukan sebagai agent of development, yaitu serr.acam proyek percontohan dan percobaan untuk galangan lainnya. Persaingan usaha memperebutkan order kapal baru menyebabkan galangan harus memenangkan tender, menyele saikan proyek tepat pada waktunya, dan sesuai dengan bes tek (spesifikasi). Setelah menang tender dan ditunjuk menjadi kontraktor, kemudian mempersiapkan dan melaksana kan pembuatan bangunan kapal sampai dengan penyerahannya sesuai dengan spesifikasi dan tepat pada waktunya. Persi apan
proyek umumnya terdiri dari perancangan/design dan
pengaturan kegiatan, waktu, dan sumber daya galangan. Pe laksanaan produksi proyek ini banyak didominasi oleh pengelasan pelat dan profil, kemudian outfitting pipa, ka yu, pengecatan, pemasangan motor-motor, instalasi per8 latan listrik dan navigasi, pengujian, dan penyerahan. Pemeriksaan kerja dilakukan setiap seat, agar dapat dike tahui. sampai dimana kemajuan fisik suatu pekerjaan.
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
7
Hasil pemeriksaan ini sangat penting, selain berkaitan dengan termin pembayaran kontrak nantinya, juga dipergu nakan sebagai umpan balik terhadap perencanaan sebelum nya. Sehingga pimpinan proyek (pimpro) akan mengetahui kegiatan apa saja yang telah diselesaikan, dan sesuaikah waktunya dengan yang direncanakan. Apakah tidak mengalami keterlambatan? Kegiatan mana yang terlambat? Berapa hari atau berapa minggu terlambat? Beberapa pertanyaan tersebut harus selalu muncul dan dicarikan jawabannya pa da diri pimpro. Selain pihak owner, keterlambatan juga merugikan pihak galangan sebagai kontraktor, sebab : 1. Terkena denda. 2. Biaya produksi naik dengan sia-sia. 3. Mengurangi kepercayaan pada tender lainnya. 4. Dapat memperlambat penyelesaian order yang lain.
2. Pen.jelasan Judul Penulis mengerjakan skripsi ini dengan memberikan judul "MENGATASI KETERLAMBATAN PADA PENYELESAIAN PROYEK PEMBUATAN BANGUNAN KAPAL DI P.T. DOK DAN PERKAPALAN SURA BAYA" yang mempunyai pengertian sebagai berikut : 1. Mengatasi. Artinya adalah melakukan upaya untuk mence gah terjadinya keadaan yang merugikan galangan, yaitu dengan cara memperbaiki perencanaan dan pengendalian proyek. 2. Keterlambatan. Mempunyai arti penyerahan kapal dari
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
8
pihak galangan kepada owner melebihi batas waktu yang sudah ditetapkan dalam kontrak, disebabkan oleh jelek nya perencanaan dan pengendalian proyek. 3. Penyelesaian. Maksudnya adalah galangan melakukan pe kerjaan dari proyek pembuatan bangunan kapal, sehing ga nanti kapal tersebut dapet diserah-terimakan. 4. Proyek. Maksudnya adalah pesanan yang diterima galang an untuk membuat kapal, berdasarkan kontrak perjanjiannya dengan pihak owner. 5. Pembuatan. Merupakan rangkaian proses mulai dari mempersiapkan, melakukan kerja bengkel, pengujian, dan mengendalikan proyek bangunan kapal, sampai dengan pe nyerahannya. 6. Bangunan kapal. Maksudnya adalah kapal dengan bahan utama pelat baja yang sudah siap dipergunakan untuk berlayar, dan menjadi salah satu produk di galangan. 7. P.T. Dok dan Perkapalan Surabaya. Merupakan sebuah na ma galangan kapal yang disetujui oleh pihak owner, un tuk menjadi kontraktor dalam mengerjakan proyek pembu atan bangunan kapal pesanannya. Secara ringkas, judul skripsi ini mempunyai pengertian i
sebagai berikut : Penyelesaian proyek pembuatan bangunan kapal di P.T. Dok dan Perkapalan Surabaya mengalami keterlambatan, disebab kan oleh jeleknya perencanaan dan pengendalian proyek. Penulis berusaha mengatasi keterlambatan tersebut dengan
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
9
care memperbaiki perencanaan kegiatan, waktu, dan biaya proyek berdasarkan Network planning dan Critical path me thofl. Sehingga lebih mudah dalam melakukan pengendalian proyek, dan dapat mempercepat penyelesaian proyek dengan biaya yang optimal.
3. Alasan Pemilihan Judul Ada beberapa pertimbangan yang menaasari penulis memilih judul skripsi "MENGATASI KETERLAMBATAN PADA PE NYELESAIAN PROYEK PEMBUATAN BANGUNAN KAPAL DI P.T. DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA", yaitu ; 1. Mengatasi keterlambatan pada penyelesaian proyek sa ngat diperlukan oleh kontraktor, sebab keterlambatan akan menimbulkan beberapa kerugian bagi kontraktor. Berdasarkan data yang penulis dapatkan, penyebab ke terlambatan adalah perencanaan dan pengendalian pro yek tidak dilakukan dengan balks' Menghadapi keadaan ini, penulis mempergunakan Network planning, Time schedule, dan Critical path method untuk mengatasinya. Penulis berharap, metode ini dapat dipergunakan untuk menangani proyek-secara luas dan baik di Indonesia. 2. Meskipun proyek pembuatan bangunan kapal sering membu tuhkan peralatan kerja dan teknologi tinggi, tetapi masih membutuhkan banyak tenaga kerja operasionil. Perpaduan ini dapat menghasilkan produk sesuai dengan spesifikasinya, dan sekaligus memberikan lapangan ker
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
10
ja bagi masyarakat. 3. Peranan kapal sebagai alat angkutan di perairan Indo nesia dan internasional masih sangat dibutuhkan. Sela in kebijaksanaan pemerintah dan letak geografisnya, juga karena Indonesia banyak menyimpan kekayaan laut yang perlu didaya-gunakan menjadi barang berharga dan diekspor. Kebutuhan terhadap kapal tadi, akan mendo rong dunia usaha industri perkapalan untuk tetap hi dup dan berkembang. 4* P.T. Dok dan Perkapalan Surabaya merupakan galangan kapal berumur relatif tua dan mempunyai kapasitas pro duksi besar, yang masih mampu berproduksi hingga saat sekarang. Selain itu, galangan tersebut ikut memhantu masyarakatdan pemerintah melalui : kerja praktek dan penulisan skripsi untuk pelajar dan mahasiswa, penyediaan lapangan kerja, saling menunjang dengan indus tri yang terkait, dan sebagainya.
4. Tujuan Penyusunan Selain untuk memenuhi persyaratan dalam mempero leh gelar Sarjana Ekonomi, penyusunan skripsi ini diha rapkan memberi manfaat kepada penulis, P.T. Dok dan Per kapalan Surabaya, Fakultas Ekonomi UNAIR, dan para pemb£ ca lainnya. Penulis ingin mengetahui sejauh mana dasar teoritis yang terdapat di perkuliahan, dapat menganalisa dan memecahkan permasalahan yang sedang terjadi di P.T.
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
11
DPS, sehingga skripsi ini diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif untuk menemukan dan mengatasi permasalah an yang sebenarnya. Kepada pihak fakultas dan pembaca la innya, penulis mengharapkan penyusunan ini akan menjadi bahan bacaan untuk memperluas wawasan pengetahuan, demi kemajuan bangsa Indonesia nantinya.
5• Sistematika Skripsi Agar semua pembaca dapat mengerti dengan mudah dan cepat tentang isi skripsi, penulis menjelaskan secara ringkas dan sistematis materi yang dikandung pada masing-masing bab. BAB I ; PENDAHULUAN. Mengungkapkan beberapa pertimbangan yang menye babkan penulis memilih topik tentang bidang usa ha pembuatan kapal. Kemudian juga memperlihatkan permasalahan yang terjadi di P.T. DPS, dan langkah persiapan dari penulis untuk memcahkan perma salahan itu. BAB II : LANDASAN TEORI. Penulis menyadur beberapa dasar teoritis dari textbook yang dipergunakan dalam perkuliahan se lama ini, yaitu : pembentukan network planning, time schedule, pengertian Critical Path Method (CPM), biaya proyek, cara mempercepat penyele saian proyek, dan sebagainya. Penulis mempergu-
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
12
nakannya sebagai dasar alat analisa untuk memecahkan permasalahan. BAB III ; GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Bab ini menjelaskan keadaan P.T. DPS sekarang dan peristiwa yang pernah dialami, yaitu : sejarah perkembangannya, peralatan dan faailitas galangan yang dimiliki, bidang kerjanya, serta proses perencanaan dan pengendalian proyek ba ngunan kapal yang dikerjakannya. BAB IV ; PEMBAHASAN MASALAH. Bab ini menjelaskan langkah penulis mengenai : (1) analisa dan latar belakang permasalahan, (2) pengujian hipotesa dengan mempergunakan cara-cara pembuatan network planning, time schedu le, perencanaan biaya proyek, dan mempercepat penyelesaian proyek secara Critical Path Method. BAB V ; KESIMPULAN DAN SARAN. Sub-bab Kesimpulan berisi hasil pengujian hipote sa dan beberapa kesimpulan dari seluruh materi skripsi, kecuali bab Pendahuluan. Sub-bab Saran berisi langkah-langkah dan petunjuk nyata berda sarkan kesimpulan sebelumnya, sehingga semua pi hak yang berkepentingan dengan skripsi ini dapat memanfaatkannya.
m
T lT E
p e rp u sta k a a n -u n iv e rsita s
m rla n o o a -
su K A B A Y a _ SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
13
6. Metodologi. 6.1. Permasalahan, Persaingan usaha dalam industri bangunan kapal, menyebabkan P.T. DPS harus dapat memenangkan tender da ri proyek pembuatan kapal, dan kemudian menyelesaikan tepat pada waktunya. Selama ini, perencanaan dan pengen dalian terhadap waktu dan kegiatan proyek
dilakukan de
ngan mempergunakan network planning, bar chart, dan ti me schedule. Mereka berharap dapat menyelesaikan proyek sesuai dengan kontrak. Tapi kenyataannya, P.T, DPS meng alami kegagalan, yaitu (1) Tidak dapat mengendalikan waktu dan kegiatan proyek,
(2) Keterlambatan pada penga
daan motor kapal, (5) Gagal dalam mengadakan kerja lembur, sehingga penyelesaian proyek mengalami keterlambat an dan didenda. Keterlambatan. ini terjadi pada beberapa proyek, salah satunya adalah proyek membuat kapal Oil barge "PUAH" 1500 DWT milik PJLRTAMINA. Menurut kontrak harus selesai dalam waktu 12 bulan, tapi akhirnya terlambat menjadi 14 bulan lebih 3 minggu. Hal ini berakibat bia ya proyek meningkat lebih mahal, dan P.T. DPS harus mem bayar denda kepada pemberi order. 6.2. Hipotesa kerja, Sebelum menjelaskan hipotesa kerja skripsi ini, perlu diketahui lebih dahulu faktor yang menyebabkan
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
14
proyek mengalami keterlambatan, yaitu ; 1. Pembuatan network planning kurang diperinci. 2. Pembuatan time schedule tidak berdasarkan network planning, sehingga sulit mengadakan pengendalian ter hadap waktu dan kegiatan proyek. 3* Beberapa kegiatan terlambat diselesaikan, tetapi pro ses mempercepat penyelesaiannya tidak berdasarkan Cri tical Path Method, sehingga keterlambatan masih terus berlangsung. Setelah mengetahui sebab permasalahan, hipotesa kerja un tuk mengatasinya adalah :"Dengan mempergunakan time sche dule yang dibentuk berdasarkan network planning terperin ci untuk mengendalikan waktu dan kegiatan proyek, serta mempercepat penyelesaian sisa proyek secara Critical Path Method (CPM), maka proyek dapat direncanakan sele sal tanpa kena denda". 6.3. Scope analisa. Ruang lingkup analisa yang membatasi skripsi ini berkaitan erat dengan judul, metodologi permasalahan, #
dan hipotesa kerjanya. Survei data lebih ditekankan pada Bagian Perancangan, Bagian Persiapan dan Pengawasan Pe nyelesaian Produksi (PPC), Bagian Kalkulasi Analiss Beaya (Kalbea), dan beberapa bengkel produksi. Scope anali sa yang menjadi pembatasan dalam membahas skripsi ini adalah :
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
15
1. Untuk membuat network planning, tidak perlu mengada kan perhitungan waktu secara Program Evaluation Re view Technique (PERT)* Sebab P.T. DPS sudah pernah membuat bangunan kapal sebelumnya. 2* Mengadakan perhitungan dan perincian biaya-biaya yang berhubungan dengan proyek, tetapi tidak membahas.meto de dan proses alokasi biaya proyek tersebut, sebab da ta biaya sudah tersedia di P.T. DPS. 3. Mempercepat penyelesaian proyek dengan mempergunakan CPM, sebab metode ini mudah dan dapat dipertanggung jawabkan ketelitiannya, sehingga memperjelas rencana pengaturan kerja lembur. 4* Sumber keuangan untuk membiayai proyek sudah tersedia, apalagi setiap order selalu disertai uang pembayaran dimuka (persekot). 5, Peralatan dan fasilitas kerja untuk mengerjakan pro,yek sudah tersedia di P.T, DPS. 6.4. Prosedur pengumpulan dan pengolahan data. Sumber informasi skripsi ini berasal dari data primer dan data sekunder. Penulis memperoleh data primer dari P.T. DPS langsung, sedangkan data sekunder berasal dari Perpustakaan UNAIR dan bahan bacaan lainnya. Pemguni pulan data primer dilakukan dengan cara : 1* Mengadakan wawancara dengan bapak direktur, manager, kepala bagian, kepala seksi, dan tukang-tukang di ga-
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
16
langan P . 3?. DPS. 2. Menyadur langsung data primer mengenai kalkulasi biaya, network planning, bar chart, dan time schedule yang dipergunakan oleh P.T. DPS. 3. Mengamati langsung proses produksi, peralatan dan fasilitas kerja, aerta suasana kerjanya. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara menyadur dasar teoritis dari textbook. Informasi pendukung lain nya diambil dari majalah, bulletin, dan klipping. Setelah semua data dikumpulkan sesuai dengan rancangan, kemudian diolah melalui tahapan prosedur : 1. Memilih (eeleksi) data yang valid dan berhubungan erat dengan pembahasan, terutama mengenai
kalkulasi
fencana biaya, cara merencanakan kegiatan dan waktu proyek, cara meng.endalikannya, dan hasil penyelesaian proyek yang sebenarnya. i
2 . Menyusutkan (memeras) pengertian dari data yang eudah diseleksi, kemudian mengelompokkannya menurut kerangka skripsi. 3. Menerapkan dasar teoritis tentang perencanaan dan pengendalian proyek, cara mempercepat penyelesaian pro yek, sehingga dengan dukungan data primer dapat diper gunakan untuk menguji hipotesa kerja.
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB II LANDASAN TEORI
1. Pengertian Pro.yek BerdasarJcan proses kegiatannya, R.L. Martino da lam sebuah buku terjemahan Applied Operational Panning berpendapat bahwa, proyek dapat dibedakan menjadi 2 ma cam, yaitu proyek kontinyu dan proyek statis. Maksud pro yek kontinyu adalah suatu siklus produksi yang berlang sung terus menerus, misalkan pabrik assembling mobil dan pabrik kimia. Sedangkan proyek statis diberi pengertian sebagai berikut ; Suatu proyek statis adalah pada dasarnya suatu pro yek yang mempunyai suatu titik permulaan dan akhir yang dapat ditentukan. ...terdiri dari sejumlah kegi atan yang saling berhubungan dan bergantung yang..." semuanya menggunakan sumber-sumber dan penggunaan tersebut dikenakan syarat-syarat dari dalam dan luar. ...tujuan akhirnya yaitu mencapai sasaran untuk mana proyek tersebut telah direncanakan.1 Proyek statis dimisalkan pada pembangunan pabrik baru, konstruksi jembatan, dan pembukaan pada pertunjukkan san diwara di Broadway. Selanjutnya dalam buku yang sama, di jelaskan bahwa proyek statis mengandung tiga unsur pokok yang harus dipertimbangkan dalam merencanakan analisa ja ringan pekerjaan, yaitu : 1. Operasi, adalah kegiatan yang dilakukan berurutan un-
1R.L. Martino, Applied Operational Planning, terjemahan S, Binol, Yayasan Kanisius," Yogyakarta, T y 7 4 , halaman 15. 17 SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
18
tuk mencapai sasaran proyek, Juga termasuk di dalam nya adalah menentukan metode, perkiraan waktu, M a y a untuk melakukan masing-masing kegiatan. 2. Sumber dana dan daya, yaitu hal-hal yang kita pakai atau digunakan oleh orang lain. Meliputi tenaga kerja, bahan, uang, mesin, dan waktu. 3. Syarat-syarat yang harus dipenuhi atau batasan, diantaranya adalah pengiriman design, bahan, mesin, dan semacamnya oleh pihak luar perusahaan.
2. Pembentukan Network Planning Penyusunan dasar teoritis mengenai network plann ing banyak bersumber dari Program Evaluation Review Tech nique (PERT). Tapi penulis hanya menyadur bahan-bahan pembentukan network planning yang paling diperlukan, bukan teori PERT keseluruhan. Terutama yang dapat menun
-
jang penggunaan Critical Path Method (CPM) secara efek tif, sebab PERT mempunyai hubungan erat dengan CPM, seba_ gaimana pendapat berikut : Dalam bab-bab mengenai PERT ini terdapat banyak ba han yang harus dikuasai sebagai syarat mutlak untuk dapat mengerti CPM. Sekali PERT telah dapat dikuasai, maka CPM dapat pula dimengerti dengan cepat dan tan pa kesukaran yang berarti.2
2
Richard I. Levin dan Charles A. Kirkpatrick, Planning and Control with PERT/CPM. Cetakan kedua, terje mahan Magdalena Adiwardana Jamin, LPPM - Balai Aksara, Jakarta, 1981, halaman 7.
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
19
2.1. Jadwal pemecahan pekerjaan. Permulaan membentuk network planning secara tepat, dapat dilakukan dengan cara menjadwal pemecahan pekerja an. Misalkan pada proyek membangun rumah. Penjadwalan ini dimulai dari tujuan utama proyek, yaitu tersedia se buah rumah atau rumah selesai dibangun. Kemudian mengura ikan tujuan utama menjadi beberapa tujuan pendukung, yai tu berupa pekerjaan yang mendahuluinya, dilakukan secara bertahap menurut tingkatan. Kalau tingkat 1 adalah tuju an utama "Rumah", maka salah satu tingkat 2 dapat dimi salkan "Penembokan". Kemudian penembokan diuraikan lebih lanjut menjadi tingkat 3» misalkan "Fondamen" harus dise lesaikan lebih dulu. Proses penjadwalan ini dapat dilanjutkan terus, sehingga dlperoleh sejumlah pekerjaan yang masing-masing dapat dlkendaiikan dengan baik oleh pimpin an proyek. Contohnya terdapat pada Gambar 1. Garis berli ku-liku pada tingkat 2 dan 3 mempunyai arti, bahwa sela in "Penembokan" dan "Fondamen", masih ada tujuan pendu kung lainnya yang tidak dicantumkan karena keterbatasan tempat. Perbedaan tingkat memberikan arti, bahwa tingkat an lebih atas membutuhkan tujuan pendukung dari tingkatan dibawahnya. Perlu diketahui, uraian ini belum memba has unsur waktu, melainkan untuk mengetahui jumlah dan jenis kegiatan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pr oy e k .
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
20 GAMBAR 1 JADWAL PEMECAHAN PEKERJAAN UNTUK MEMBANGUN RUMAH
Sumber : Richard I.Levin dan Charles A.Kirkpatrick, Planning and Control with PERT/CPM. Cetakan kedua, ierj emahan Magcialena Adiwardana Jamin, kpfcfo-Balai Aksara, Jakarta, 1981, hal. 31. 2.2. Rangkaian event dan kegiatan. Setelah menginventarisasi kegiatan/aktivitas/pe * kerjaan, dilanjutkan dengan merangkaikan event dan kegi atan menurut logika ketergantungannya. Pengertian dari event dan kegiatan adalah : Suatu event dalam PERT adalah suatu keadaan yang ter jadi seketika itu juga pada titik waktu tertentu, te tapi keadaan itu sendiri tidak membutuhkan waktu ~ atau sumber-sumber. Suatu aktivitas adalah bagian tertentu dari suatu proyek kerja, yang membutuhkan waktu dan sumber untuk menyelesaikannya.3 Sedangkan logika ketergantungan dapat diketahui dengan cara menjawab pertanyaan-pertanyaan ; (1) Aktivitas mana kah yang langsung melanjutkan aktivitas ini? (2) Aktivi-
^Ibld, halaman 19-20. SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
21 tas manakah yang langsung mendahului aktivitas ini? dan (3) Aktivitas manakah yang dap8t dikerjakan bersamaan de ngan aktivitas ini? Dengan menyusun daftar aktivitas, event, dan logi ka ketergantungannya, hal ini dapat dipergunakan untuk membuat rangkaian event-ektivitas.yang berbentuk suatu jaringan. Contoh daftar tersebut pada Tabel 2, dimana ko lom "Aktivitas" secara implisit sudah mengandung logika ketergantungan. Kemudian berdasarkan Tabel 2 itu, dibuat TABEL 2 CONTOH DAFTAR AKTIVITAS DENGAN EVENT PERMULAAN DAN AKHIR sectceeESSS&SBE£K£ES Event Permulaan
Aktivitas 1 - 2 1 - 3 3-4 2-4 1 - 4 4-5 4 - 6 4 - 7 5 - 7 6-7 2-53 - 6 e
,
c s .
-
a ! ! e s .
g
-
S
S
-
S
5
-
-
S
-
;
Event Akhir^
2 1 1 3 4 3 2 4 1 4 5 4 6 4 7 4 7 5 7 6 2 5 6 3 :c:r:cc::tc=st:£csccc = ^ = = = = = = = = = = = = :
Sumber : Richard I.Levin dan Charles A.Kirkpatrick, Planning and Control with PERT/CPM. Cetakan kedua, terjemahan Magdalena" Adrwardana Jamln, I/PPM-Balai Aksara, Jakarta, 1931, hal. 27. suatu jaringan pekerjaan. Event diberi simbol sebuah lingkaran, dan kegiatan/pekerjaan diberi simbol tanda pa nah yang mengarah ke kanan, Hal ini tampak pada Gambar 2.
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
22
GAMBAR 2 CONTOH JARINGAN PEKERJAAN MENURUT TABEL 2
Planning and Control with PERT/CPM. Cetakan ke dua, terjemahan Magdalena Adiwardana“JamTn; LPPM-Balai Aksara, Jakarta, 1981, hal. 27. 2.3. Waktu penyelesaian suatu kegiatan. Selain event, aktivitas, dan logika ke.tergantungannya , unsur dasar network planning adalah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu kegiatan. Dalam PERT, waktu tersebut menjadi dasar ukuran untuk mengetahui waktu keseluruhan yang dibutuhkan suatu proyek, ber£ pa lama kita terlambat atau lebih cepat dari rencana semula pada titik tertentu, dan pekerjaan apa yang terdap*-* pat dalam suatu tingkat atau aktivitas sebuah proyek. Satuan waktu dinyatakan dalam minggu, sebab PERT cende rung dipergunakan pada proyek besar yang membutuhkan wak tu lama, misalkan 10 bulan ataupun 2 tahun. Apabila di nyatakan dalam satuan jam, angka untuk setiap aktivitas menjadi terlalu besar dan menyulitkan penghitungan, sertakurang praktis untuk analisa keterlambatan. Kalau di -
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
23
nyatakan dalam satuan bulan atau tahun, akan lebih ba
-
nyak memunculkan angka pecahan yang akhirnya juga kurang menguntungkan. Perlu diingat, unsur waktu di dalam PERT adalah suatu perkiraan untuk memberi patokan. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan aktivi tas dalam mingguan, dihitung berdasarkan 2 hal. Pertama diperkirakan jumlah hari kerja yang dibutuhkan, kemudian yang kedua menyangkut jumlah hari kerja dalam eatu ming gu sebagai standar. Perhitungan ini dirumuskan :
Waktu dalam minggu atau jumlah minggu
Jumlah hari kerja yang dibutuhkan --------------------------------------Jumlah hari kerja dalam satu ming gu .4
Misalkan suatu aktivitas diharapkan selesai dalam 10 ha ri kerja, sedangkan dalam satu minggu terdapat 5 hari kerja normal. Maka pada network planning nantinya, kebu tuhan waktu tersebut dinyatakan 2 minggu. Selain itu, apabila dari pembagian menghasilkan angka pecahan, maka hasil akhir dinyatakan hingga satu angka di belakang koma, misalkan 7,3 minggu. 2,4. Waktu tercepat yang diharapkan dan waktu paling lambat yang diperkenankan. Untuk membentuk network planning, dibutuhkan 2 pe doman yang berfungsi merangkaikan waktu penyelesaian seluruh kegiatan proyek, yaitu waktu tercepat yang dihara£
^Ibid, halaman 34
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
24
kan dan waktu paling lambat yang diperkenankan. Sebelum mempergunakan pedoman tersebut, harus mengerti lebih dulu tentang penghitungan waktu berdasarkan aktivitas, ya^i tu yang didefinisikan berikut : Berdasarkan activity, maka waktu-waktu yang dihitung adalah : 1. Waktu paling pagi dimana suatu kegiatan dapat dimulai atau earliest start time (EST). 2. Waktu paling pagi dimana kegiatan tersebut dapat diselesaikan atau earliest finish time (EFT). 3. Waktu paling lambat dimana suatu kegiatan masih boleh dimulai atau latest start time (LST). 4. Waktu paling lambat dimana suatTTYegiatan harus segera diselesaikan atau latest finish time (LFT),5 Untuk memperjelas pengertiannya, dipergunakan contoh se* buah rangkaian event dan kegiatan Gambar 3* Dengan mem GAMBAR 3 CONTOH RANGKAIAN EVENT-AKTIVITAS UNTUK MENGHITUNG WAKTU BERDASARKAN AKTIVITAS
Sumber : The Management Centre, Network Planning (RN.04), Yayasan Management Jawa Timur, Surabaya, (tT-fch;, halaman 14. perhatikan gambar ini, jika satuan waktu dinyatakan da lam minggu, maka aktivitas Q mempunyai pengertian : 1. Aktivitas Q membutuhkan waktu penyelesaian 20 minggu. 2. Aktivitas Q paling pagi dimulai pada minggu ke 10.
5 The Management Centre, Network Planning (RN.04), Yayasan Management Jawa Timur, Surabaya", (t.th)", halaman 13.
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
25
3. Aktivitas Q masih boleh dimulai paling lambat pada minggu ke 15. 4. Aktivitas Q dapat diselesaikan paling pagi pada ming gu ke 30. 5. Aktivitas Q harus sudah selesai paling lambat pada minggu ke 35. Sekarang mempergunakan 2 pedoman terdahulu untuk merangkaikan waktu penyelesaian seluruh kegiatan proyek, sehingga nantinya diketahui EST, EFT, LST, dan LFT dari setiap kegiatan. Pertama, waktu tercepat yang diharapkan, adalah dalam arti diharapkan untuk terjadinya event. Hal ini dilakukan dengan car8 menghitung jalur terpanjang yang terdapat diantara event awal sampai dengan event yang bersangkutan, termasuk event akhir. Penghitungan ini menghasilkan EST dan EFT setiap kegiatan. K e dua, wak tu paling lambat yang diperkenankan atu event. Pedoman ini
untuk terjadinya su
dilakukan dengan cara menghitung
jalur terpanjang diantara event akhir dengan event yang bersangkutan, termasuk event awal, melalui proses pengurangan dimulai dari event akhir. Sehingga menghasilkan LST dan LFT setiap kegiatan. Dengan mempergunakan 2 pedo man tersebut, maka jaringan pekerjaan semacam Gambar 2 yang masih "kosong", dapat disempurnakan menjadi network planning yang sebenarnya. Contoh untuk memperjelas hal ini akan disajikan pada pembahasan berikutnya, yaitu sekaligua dengan membentuk network planning suatu proyek.
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
26
2.5. Pembentukan network planning dan penghitungan waktu luang (float). Setelah semua unsur dasar network planning diketa hui, yaitu berupa eusunan event, kegiatan, waktu penyele saian, dan logika ketergantungannya, maka dapat dibentuk suatu network planning. Untuk memperjelas pengertian, su sunan tersebut dimisalkan Tabel 3. Maksud ketergantungan TABEL 3 CONTOH DAFTAR KEGIATAN, LOGIKA KETERGANTUNGAN, DAN WAKTU PENYELESAIAN SUATU PROYEK teBctcs:i:ssssB&:
Activi ty
A B C D E F G H I J K
Ketergantungan (dependency)
-
F dan D B * .
A B G K E G dan J
Waktu penyele saian (duratl on) 4 8 3 6 7 15 12 10 5 9 11
hari hari hari hari hari hari hari hari hari hari hari
s :=J = S ==== SSSSZS&CSSSBSSeteSSB
Keterangan
act. awal act. awal act. akhir -
act. awal -
act. akhir act. akhir • :sss£ss&se£s&ss£
Sumber : The Management Centre, Network Planning Yayasan Management Jawa Timur, Surabaya, (if. th) halaman 17. WF dan D" adalah aktivitas C dapat dikerjakan setelah ak tivitas F dan D selesai. Kalau tidak mempunyai ketergan tungan, misalkan A, berarti sebagai aktivitas awal. Kemu dian mempergunakan pedoman waktu tercepat yang diharap kan dan waktu paling lambat yang diperkenankan, untuk
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
27 membentuk network planning seperti yang tampak pada Gambar 4. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa proyek itu akan selesai pada akhir hari ke 36 (T£ = 3 6 ) . Aktivitas GAMBAR 4 CONTOH NETWORK PLANNING BERDASARKAN TABEL 3
yang menghubungkan event 5 dengan 6 adalah
aktivitas
semu (dummy), yaitu sekedar tanda bahwa K dapat dimulai setelah G diselesaikan secara simultan dengan J, jadi ti dak membutuhkan waktu. Agar network planning dapat berfungsi dengan baikf harus ditentukan kegiatan apa saja yang boleh terlambat dalam bataa tertentu, maupun yang harus selesai tepat pa da waktunya. Untuk itu, diperlukan penghitungan waktu lu ang setiap kegiatan. Waktu luang(float) dibedakan menja-
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
28
di 2 macam, yaitu total float dan free float yang diberi pengertian sebagai berikut : 1 * Total flo81, adalah waktu luang yang dipunyai sualTu activity dimana activity tersebut dapat dimulai atau diakhiri tanpa mengakibatkan kelambatan seluruh proyek; atau total float adalah perbedaan antara LST dengan EST atau LFT dengan EFT suatu activity. 2* Free float, adalah waktu luang yang dipunyai sua tu activity dimana untuk penyelesaian activity tersebut mempunyai kelonggaran waktu sampai acti vity berikutnya dapat dimulai paling pagi; jadi free float adalah perbedaan waktu antara EFT sua tu activity dengan EST dari activity berikutnya.6 Misalkan aktivitas D, diketahui EST^ « hari ke 8 ratau EST jj =
« 14, LST^ * 27,
= 33, maka aktivi -
tas D mempunyai total float 19 hari. Artinya penyelesai an D boleh terlambat 19 hari tanpa menyebabkan keterlambatan seluruh proyek, tapi dengan resiko C baru dapat di mulai pada hari ke 33. Kemudian diketahui ESTC = 19, ma ka D mempunyai free float 5 hari. Artinya penyelesaian D hanya boleh terlambat 5 hari, jika ingin segera mulai me ngerjakan C paling pagi. Berbeda dengan kegiatan yang mempunyai float, ada suatu kegiatan yang harus dimulai dan diakhiri tepat pa da waktunya, yaitu yang tidak mempunyai float sama sekali atau nol. Kegiatan ini disebut kegiatan kritis, dan rangkaian dari mereka ini disebut jalur kritis (critical path), yaitu rangkaian paling panjang dalam menentukan waktu tercepat yang diharapkan untuk mencapai event
Ibid, halaman 15. — ----- CTfCffc
SKRIPSI
'^ 'w S SU lTU ^ B i iv — l —J
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
\
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
29 akhir. Salah satu dari kegiatan kritis mengalami keter lambatan, maka waktu penyelesaian seluruh proyek menjadi terlambat. Mengenai kegiatan kritis ini, R.L, Martino memberikan pengertian berikut ; ... it is evident that two conditions determine whe ther a job is critical ; 1. The value of £ and L are identical at the tail and at the head of that narrow. 2. The difference between the numbers at the tail and head of the narrow must equal the duration of the job. The procedure for determining whether a job is criti cal, therefore, is as follows : 1. Consider jobs whose values of E and L are the sa me at the tail and at the head. For instance, for job (i, j ), Ei = Li ’E j “ 2. Find the difference. 3. If the difference equals the duration, the job is critical. Otherwise, the job not critical. This can be proved algebraically as follows : A job is critical if the total float is zero. Ringkasnya, suatu kegiatan termasuk kritis, jika mempu nyai EST = LST dan EFT « LFT, serta selisih EST dengan EFT adalah sebesar durationnya, sehingga total floatnya sama dengan nol. Contoh penghitungan
waktu luang untuk
network planning Gambar 4, diperlihatkan pada Tabel 4. Dari penghitungan ini dapat ditentukan bahwa kegiatan B, G, I, dan K adalah kegiatan kritis. Kemudian memasukkan kegiatan ini ke dalam network planning semula, yaitu de ngan memberi simbol tanda panah yang lebih tebal daripa da kegiatan non-kritis. Hasilnya tampak pada Gambar 5, dimana rangkaian B-G-K-I merupakan jalur kritis. 7R.L.Martino, Critical Path Networks. Reprinted* Management Development Institute, USA, November, 19o9» hal. 100. SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
(0 0> •p CD
5 g E
>—< 5w E 2; <3 £> c!> O C!> S3 £5 s
•H U (0
-p (0
rH CO *P
si o
iH
o
G
CO •H -P •H u
03 ♦H -P •H U CO •H 1 1 ■P C c •H 0 o h c c M
CO ■H -P ■H u to •H t 4-> C kH
o
C
CO •H -P •H u
C0 •H -P 1 c •H o u G X
<*J != Hi fcHPM •3- !*J <£4 2s « w *P TO < E Bh * w •< s eh
CO
as m <$ t-i o H fe « t) « BH M cd SM* <J S PM ^3
o
EH
o
■ «* r*
o
r-
Lf\ o
CT\ r- T“
O
VO o
O
It
^t* O i—
VD o
O
Ii
o
»-q
CO CO VO fA y— tA o v£) VO o <— TtA fA T- fA C\J fA tA OJ tA
II II
Eh CO Hi
<1—
CO 00 VO t— T“ O C\J rA T“ CM r-
II II
CO CM "t c^ cr» o o vo VD T— t— C\J tA tA T— tA CNJ
II II
-~S 0) •H U CO
EH
co TJ CO Ph
W Eh CO W
I
<0 G
I *"■ ''>
3h,C^ h
o
O
C6 H
o
o o
tA r(A CM
O'* CO T—
o
03 O OJ
t— tA
t**- O
CM
ttcO^^h^ c M Oi n c n r
P -Pw
I •H +5 f>j +J O 'H < >
<JWORWP6ic5IUHt-jM
+> Jh M od)j-h3 2e -p C H 2 (D cd E
£ *CD £2
SKRIPSI
I! II i! II n II
EH
«: h D fc
M CO <
<0 ■H ■P *H k id t c
'
W
h
CO •H -p •H U ii 1 c
CO •H 1 •P C •H O fH o c c
.
h
h
CO •H -P •H
O O ^ w O ^ M i n h i ^ v o
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
H »
: THE MANAGEMENT CENTRE, Network Planning (RN. 0 4 ) , Yayasan ment Jawa Timur, S u r a b a y a , ft". thX, halaman 19.
I
Sumber
c (0
Manage
30
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
31
GAMBAR 5 NETWORK PLANNING SETELAH PENGHITUNGAN WAKTU LUANG TABEL 4
halaman 18. 2.6. Paedah utama mempergunakan network planning. Ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh, jika mempergunakan network planning untuk perencanaan dan pengendalian proyek. Hal ini dikemukakan oleh Soetomo Ka jatno sebagai berikut : Faedah utama dari "Network Planning1' adalah : 1. Dengan harus digambarkannya "logica" ketergantung an dari tiap kegiatan (activity; dalam sebuah "Network" memaksa kita untuk merencanakan suatu proyek sampai mendetail sebelumnya. Dengan memperhitungkan dan mengetahui waktu terja dinya tiap-tiap kejadian (event) yang ditimbulkan oleh satu atau beberapa kegiatan (activity), maka kita dapat mengetahui dengan pasti kesukaran-kesu karan yang timbul jauh sebelum terjadinya, sehing ga kita segera dapat mengadakan tindakan-tindakan pencegahan yang diperlukan.
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
32
2. Dalam "Network" ditunjukkan dengan jelas, dimana hal-hal yang waktu penyelesaiannya sangat kritis dan dimana tidak, sehingga memungkinkan kita un tuk mengatur pembagian usaha dan perhatian terhadap hal-hal tersebut. 3. "Network Planning" memberikan kepada kita bantuan yang sangat berharga dalam komunikasi. 4. Memungkinkan dapat dicapainya pelaksanaan proyek yang lebih ekonomis dipandang dari sudut "biaya langsung"- (direct cost); ketidak ragu-raguan da lam penggunaan sumber-sumber tenaga, biaya, dan lain-lain.8
3. Penyusunan
Time Schedule
Berdasarkan network planning yang sudah mempunyai jalur kritis, maka disusun time schedule untuk mengeta hui target pekerjaan yang harus diselesaikan pada aaat tertentu, dan adanya waktu luang suatu kegiatan. penyu sunan time schedule hampir sama caranya dengan membuat bar chart "modern", yaitu menurut network planning-nya. (Penulis memberikan istilah "modern" sebagai kebalikan dari "traditional" yang dibuat oleh P.J.Burinan dalam buku Precedence Networks for Project Planning and Control). Hanya pada time schedule, masih ditambahkan keterangan tanggal, bulan, dan tahun untuk semua kegiatan. Beberapa i
kelemahan bar chart tradisional dan cara mengatasinya, dijelaskan oleh P.J.Burrnan : Disadventages of traditional bar charting methods in project management include : (a) it is not easy to show the interdependence of ac tivities (particularly in a project consisting of a large number of activities]. (b) the amount of spare time on each activity is not shown for activities which are not critical, i.e, ®Soetomo Kajatno, Uraian Lengkap Methode Network Planning. Cetakan ketujuh, Badan Penerbit Pekerjaan Umum, Jakarta^ 1977, halaman 4. SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
33
the amount of "float", is not shown. On the other hand, if a network is constructed and analysed, then from the information obtained in cal culations it is possible to draw up bar charts with out the difficulties of simultaneous scheduling and sequensing required by the "traditional" bar chart ing methods.9 Jadi, karena bar chart tradisional disusun tidak berda sarkan network planning, maka tidak dapat memperlihatkan urutan pekerjaan dan waktu luang dengan jelas. Semua ke giatan tampak kritis dan terlepas satu sama lainnya. Kelemahan ini diatasi dengan cara menyusun bar chart "mo dern" berdasarkan network planning. Untuk memperjelas proses penyusunan time schedule ini, penulis mempergunakan dasar teoritis penyusunan-bar chert modern.dari buku karangan P.J.Burrnan itu juga, yai tu dimulai dari network planning-nya pada Gambar 6. Contoh ini tidak berbeda prinsip dengan network planning se belumnya, karena simbol 2 bulatan seperti kaps'ul adalah event awal dan akhir, sedangkan kotak adalah ; activity c o d e ----- -
/---- earliest finish # latest «" finish
-• activity earliest start description -9 latest start — ....f : : ..... total f l o a t ------/ • \-- --- -free float duration ------ 1 Berdasarkan network planning ini, kemudian disusun bar chart Gambar 7. Posisi kegiatan dan gambar waktunya (ber bentuk bar/batang) disusun menurut network planning, se hingga memperjelas urutan pekerjaan.
^P.J.Burrnan, Precedence N etworks for Project Plan ning and Control, McGraw Hill Book Company“(UK) Limited^ England, 1972, helaman 137. SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LH 1-1 HW
fri =
eh M Wg: M H
8
,
» v6 V it 05 0
ii*
f t.
u
0 $ 0 0 0 •s
UN
0
0 0 O § 3 cs Nfi O' r> =* CS ■s* SO. ■? 0 0 tL & 0 <2f ^ ft 0 £ fc l/v
f t
J 4
f t
P1 tf*. O €L V t £ 0 3" % =T
T
j
CO
GATOT WIDODO MENGATASI KETERLAMBATAN PADA... SKRIPSI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
in tA
2
O
>
VO
eh#
w
fc CP b—* <
K o P o
r ^
EH M « &
Ohl <3
CKI PP
<*G c •. •HT3 c Q) CJ 4J ra •H <—! s a •H ■p —N o• CD •r-jP O P. P>J
G u ra
0
a o
C •H
AI
S’ 3 £ H (0 > (0 a>
co
c
OJ
AJ X 3
3
-P
•H
Xi
CD
A!
3
3 rH
ra
C
t*0
"
«M
rH
(D O
-P
S’ >5
•P
CD
U
s ra
ra
II
> ?ra
COo <3 ra A! •H u aj 03 o o CO o (D -p « rH 0) {25 H « (D r—1t— >j
o s: ft c Q> J • ra rH 3 QJ U ra ■P O O XJ AJ ra a> o U2 Ph •«. C\J c*~ I! •»rH a> C O T— CO C +3 •s *H c 'O 3 o £ I ra «• o rH t-3 -tf M • P C Ph ra f-H Q) ,0
C/5
GATOT WIDODO MENGATASI KETERLAMBATAN PADA... SKRIPSI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
26
4. Hubungan Biaya dengan Jangka Waktu Proyeknya 4.1. Elemen-elemen biaya proyek. Untuk jangka waktu penyelesaian proyek secara nor mal, yaitu sesuai dengan ketentuan kontrak, pada aasarnya biaya proyek terdiri dari biaya langsung dan biaya tidak langsung, Tetapi, jika jangka waktunya melebihi ataupun di perpendek dari normal, harus mempertimbangkan adanya utili ty costs. Tiga elemen biaya proyek tersebut mempunyai pe ngertian sebagai berikut ; i
Seluruh biaya proyek adalah jumlah dua biaya yang tersendiri - biaya langsung yang dipakai dalam melaksanakan pekerjaan clan" biaya tak langsung yang ada hubungan nya dengan pengawasan atau pengarahan pekerjaan itu biaya overhead, produksi yang hilang, dan sebagainya. Biaya langsung untuk membangun sebuah pabrik baru adal a n s e l u r u h jumlah yang dibayarkan untuk biaya perenca naan, upah, bahan-bahan, peralatan, honorarium-honorarium, biaya kontraktor, dan sebagainya. Akan tetapi, biaya tidak langsung termasuk ongkos-ongkos yang ada hubungannya dengan overhead, pengawasan, dan keuntungan yang hilang termasuk hilangnya pasaran jika konku ren mendahului dengan mulai lebih dahulu. 10 Biaya tidak langsung adalah pengeluaran untuk membayar sewa a1at-a1a t , biaya tetap yang harus dikeluarkan un tuk membayar gaji para pengawas, biaya untuk membayar bunga dan angsuran obligasi dari proyek-pro'yek, dan la in-lain biaya semacam itu. Utility costs biasanya terbatas pada bonus yang diterima atau- denda yang diderita sebagai akibat selesai lebih dahulu ataupun lebih lambat daripada rencana semula.
10K,L.Martino, op cit, halaman 42. 11Richard I.Levin dan Charles A.Kirkpatrick, op cit, halaman 157.
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
37
4.2. Sifat biaya proyek terhadap waktu penyelesaiannya. Di dalam setiap proyek, selalu terdapat hubungan antara jumlah biaya dengan jangka waktu keseluruhannya. Hal ini dapat diproyeksikan pada Gambar 8. Jika suatu proyek terus berjalan tanpa batas, maka biayanya akan GAMBAR 8 HUBUNGAN ANTARA BIAYA DENGAN JANGKA WAKTU SUATU PROYEK
y, o> >5
o u p
-
(0 >3 CO •H to
rH e
Biaya mening kat jika pro yek dipercepat
I Di dalam jangka waktu tertentu biaya dibuat se kecil*kecilnya“
Biaya meningkat jika pro yek diperpanjang
^5
Jangka waktu proyek Sumber : R.L,Martino, Applied Operational Planning, terjemahan S.Binol,~Yayesan Kanislus,~ % g y a karta, 1974^ halaman 41* meningkat. Demikian pula biaya akan meningkat bilamana suatu prcyek dipercepat. Tentu saja yang menjadi perhati an utama, adalah mencapai jangka waktu yang mempertahankan seluruh biaya proyek pada tingkat minimum. 5. Mempercepat Penyelesaian Suatu Proyek 5 . 1.
Pengertian dasar Critical Path Method. Selain PERT, masih ada metode lain untuk merenca-
nakan dan mengendalikan proyek, yaitu Critical Path Me -
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
38
thod (CPM) yang juga banyak dipergunakan sebagai sistem berprinsip pembentukan jaringan, Di dalam prineip dan pengertiannya, CPM mempunyai beberapa perbedaan terha dap PERT, seperti berikut ini : Perbedaan pokok antara CPM dengan PERT ialah bahwa CPM memaaukkan konsep biaya dalam proses perencanaan dan pengendalian* Perbedaan penting lain antara CPM dengan PERT terle tak pada metode untuk menentukan perkiraan waktu. Para pemakai CPM dianggap mempunyai dasar yang le bih kuat sebagai landasan untuk memperkirakan waktu yang dibutuhkan uhtuk melaksanakan setiap aktivitas. Jika waktu dapat diperkirakan dengan cukup tepat dan biaya-biaya dapat dihitung sejak semula . ma ka lebih menguntungkan jika dipergunakan CPM ....11 Dalam sistem CPM ditentukan dua buah perkiraan wak tu dan biaya untuk setiap aktivitas yang terdapat dalam jaringan. ... adalah perkiraan normal (normal estimate) dan perkiraan cepat (crash estimate). Per kiraan waktu normal kira-kira sama dengan ... yang" paling mungkin dalam PERT. Biaya normal ... biaya yang diperlukan ... dalam waktu normal. Perkiraan waktu cepat adalah ... jika biaya yang dikeluarkan tidak jadi soal dalam usaha mempersingkat waktu bagi proyek tersebut. Jadi biaya mempercepat adalah biaya ... suatu pekerjaan yang dipercepat selesai nya, dengan tujuan untuk mempercepat waktu selesainya sedapat mungkin ,12 Pendek kata, CPM mempunyai unsur-unsur pengertian : pem bentukan jaringan mirip PERT, terdapat data masa lampau tentang perkiraan waktu dan biaya untuk aktivitas nor mal msupun dipercepat, serta dapat memperhitungkan lang kah percepatan jalur kritis yang paling menguntungkan.
1^Ibid, halaman 133-135
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
39
5.2. Prosedur mempercepat penyelesaian proyek. Disini penulis ingin memperlihatkan bagaimana pe ranan CPM dalam mempercepat penyelesaian proyek, yaitu berpedoman pada kombinasi antara pemendekan waktu de
-
ngan pertambahan biaya minimal. Di samping prosedur mem percepatnya, disertakan juga beberapa contoh untuk memperjelas proses tersebut, Menurut R.I,Levin dan C,A. Kirkpatrick, prosedur mempercepat adalah ; Kita mulai ... menentukan jalur kritisnya serta ak tivitas mana pada jalur kritis tersebut yang dapat dipercepat dengan biaya yang paling ringan, Kemudian kita percepat ... sampai pada waktu cepatnya. Tindakan ini menciptakan suatu jalur kritis baru de ngan aktivitas yang dapat dipercepat dengan biaya paling ringan yang baru pula. Tindakan tersebut ki ta lanjutkan terus hingga akhirnya tercipta suatu jalur kritis yang waktunya tidak dapat dikurangi la gi ... Kemudian kita teruskan dengan prosedur yang sebaliknya, yaitu dengan cara memperhatikan aktivi tas yang tidak terletak pada jalur kritis dan tidak mempercepat aktivitas ini, mulai dari aktivitas yang membutuhkan biaya paling besar untuk diperce pat hingga pada aktivitas yang biayanya paling ri ngan. Masing-masing aktivitas tersebut tidak kita percepat sejauh hal ini dimungkinkan oleh jalur kri^ tisnya, yaitu ... hingga waktu normalnya masing-masiiig tergantung jalur mana yang lebih pendek .13 Jadi, langkah awal dalajn mempercepat adalah menentukan jalur kritis dari network planning keadaan normal. Seba gai contoh, daftar perincian dari aktivitas, waktu, dan biayanya dicantumkan pada Tabel 5. Biaya untuk memperce pat perminggu dihitung berdasarkan rumus :
^Ibid, halaman 155.
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
40
TABEL 5 DAFTAR AKTIVITAS, WAKTU, DAN BIAYA UNTUK RENCANA NORMAL DAN CEPAT BAGI NETWORK PLANNING
Aktivi tas
1 - 2 1 - 3 2-4 3 - 4 4 - 6 5 - 6 3 - 5 5 - 7 6-7
Waktu (minggu) Normal Cepat
6 ■ 8 7 12 3 5 7 11 10
2 3 4 8 1 2 3 5 6
Biaya (*) Normal Cepat
4,000 3,000 2,800 9,000 10,000 4,900 1,800 6,600 4,000
12,000 6,000 4,000 11,000 13,000 7,000 5,000 12,000 8,400
46,100
78,400
Biaya untuk mempercepat per m i n g g u ($ 2,000 600 400 500 1,500 700 800 900 1,100
s=s==ess- s==scs=e setefcstessai Sumber : Richard I.Levin dan Charles A.Kirkpatrick, Planning and Control with PERT/CPM. Cetakan Ke dua, terjemahan Magdalena Adiwardana Jamin", XPPM-Balai Aksara, 1981, halaman 147. . , Biaya untuk memper = cepat per minggu
biaya mempercepat - biaya normal •J r . waktu normal - waktu cepat
Misalkan pada aktivitas 1-2, biaya untuk mempercepat , , , 12.000 - 4,000 „ per minggu adalah ■1- g -^g*---- - * $* 2,000. Sedangkan network planning dari perincian Tabel 5 diper lihatkan pada Gambar 9 untuk keadaan normal, disertai Gambar 10 untuk serba cepat. Kedua gambar ini bersurnber dari textbook yang sama, tetapi cara menuliskan angka EST, EFT, LST, LFT nya disesuaikan eeperti Gambar 5
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
41
GAMBAR 9 NETWORK PLANNING DARI TABEL 5 KEADAAN NORMAL
GAMBAR 10 NETWORK PLANNING DARI TABEL 5 KEADAAN SERBA CEPAT (SEMUA AKTIVITAS DIPERCEPAT)
Sumber ; Richard I.Levin dan Charles A.Kirkpatrick, Planning and Control with PERT/CPM. Cetakan ke d u a , ter.jemahan Magdalena AdlwardanaJamin, LPPM-Balai Aksara, Jakarta, 1981, hal. 148. agar lebih ringkas. Gambar 10 diperlukan untuk memberi kan perkiraan waktu, bahwa proses mempercepat nantinya akan berakhir pada waktu tercepat yang diharapkan '(TE ) sekitar minggu ke 18. Kembali pada langkah awal, jalur kritis yang terjadi pada Gambar 9 adalah terdiri dsri
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
42
event 1-3-4—6-7. Langkah selanjutnya adalah mempercepat aktivitas kritis dengan biaya percepatan paling ringan, yaitu aktivitas 3-4. Percepatan ini memperpendek waktu tercepat yang diharapkan (T£ ) menjadi 30 minggu, tetapi harus dikenai biaya sebesar 4 x $ 500 = $ 2,000. Tindak an ini nienyebabkan perubahan jalur kritis lama menjadi jalur toritis 1-3-5-6—7 seperti Gambar 11. Kemudian diadakan percepatan pada aktivitas kritis yang paling ringan biayanya, yaitu aktivitas 1-3. Sehingga Tg menjaGAMBAR 11 NETWORK PLANNING SETELAH MEMPERCEPAT AKTIVITAS 3-4
Sumber : Richard I.Levin dan Charles A.Kirkpatrick, -----Planning and Control with PERT/CPM. Cetakan ke dua', terj emahan Magdalena Adiwardana JamTn, IPfM-Balai Aksara, Jakarta, 1981, hal. 149di 26 minggu dengan biaya percepatan sebesar 5 x $ 600 * § 3,000. Network planning hasil percepatan ini tampak pa da Gambar 12, dimana jalur kritis yang baru adalah
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
43
jalur 1-2-4-6-7. Pada jalur ini terdapat aktivitas kri tis 2-4 yang mempunyai biaya percepatan paling ringan GAMBAR 12 NETWORK PLANNING SETELAH MEMPERCEPAT AKTIVITAS 1-3
Sumber ; Richard I.Levin dan Charles A.Kirkpatrick, Planning and Control with PERT/CPM. Cetakan ke d u e , terjemahan^Magdalena Adiwardana Jamin, LPPM-Balai Aksara, Jakarta, 1981, hal. 150. diantara aktivitas kritis lainnya. untuk ketiga kalinya diadakan lagi percepatan, sekarang giliran aktivitas kritis 2-4. Dengan cara yang sama, tindakan mempercepat dilakukan terus menerus hingga akhirnya terbentuk jalur kritis yang waktunya tidak dapat dikurangi lagi. Untuk menghemat penulisan, maka penulis langsung menuju pada network planning hasil percepatan paling akhir. Hal ini tampak pada Gambar 13, yaitu hasil mempercepat aktivi tas 4-6. Demikian pula perhitungan biaya percepatan un tuk seluruh tindakan mempercepat, dapat dilihat pada Tabel 6. Sampai dengan langkah tersebut di atas, sudah
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
44
GAMBAR 13 NETWORK PLANNING SETELAH MEMPERCEPAT AKTIVITAS 4-6
Sumber : Richard I.Levin dan Charles Kirkpatrick, Planning and Control with PERT/CPM. Cetakan Ke S u a ,~ter.1emahan Magdalena Adiwardana" JamlrT, EPPM-Balai Aksara, Jakarta, 1981, hal. 152. TABEL 6 JUMLAH BIAYA UNTUK SELURUH TINDAKAN MEMPERCEPAT SAMPAI DENGAN PERCEPATAN AKTIVITAS 4-6
Biaya mula-mula untuk proyek serba normal
$ 46,100
minggu minggu minggu minggu minggu minggu minggu
2,000 3.000
Mempercepat Mempercepat Mempercepat Mempercepat Mempercepat Mempercepat Mempercepat
aktivitas aktivitas aktivitas aktivitas aktivitas aktivitas aktivitas
3-4 1*3 2-4 5-6 6-7 3-5 4-6
hingga hingga hingga hingga hingga hingga hingga
8 3 4 2 6 3 1
Jumlah biaya untuk jaringan dipercepat
1,200 2 r 100
4,400 3,200 3.000
$ 65,000
:— a e c m n — s = = = ss a s s a ss * ss rt = ss ss — = a = s s ss s s s s .s s « ss sca ts s a » 6 S m m » » m m m
Sumber ; Richard I.Levin dan Charles A.Kirkpatrick, planning and Control with PERT/CPM. Cetakan_Ke dua, ter j emahan Magdalena Adiwerclana" Jamin, IFFM-Balai Aksara, Jakarta, 1981, hal. 153.
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
45
dapat diperkirakan bahwa biaya penyelesaian proyek ada lah $ 65,000 dalam waktu 18 minggu. Memang lebih mahal dibandingkan keadaan normal (= $ 46,100), tapi waktunya lebih cepat. Juga masih lebih murah dibandingkan keada an serba cepat (* $ 78,400), walaupun T£ nya sama besar, yaitu 18 minggu. Tindakan selanjutnya untuk lebih memperkecil bia ya adalah : tidak mempercepat aktivitas non-kritis yang terdapat pada network planning hasil percepatan paling akhir. Kembali pada Gambar 13, aktivitas non-kritis ada lah aktivitas 1-2, 2-4, 3-5, 5-6, 5-7* Tidak semuanya tidak dipercepat, melainkan hanya terhadap aktivitas yang mempunyai duration dibawah waktu normalnya, Urutan tindakan ini dimulai dari aktivitas yang mempunyai bia ya percepatan paling besar, selanjutnya hingga yang pa ling ringan, Dalam proses nantinya tidak boleh mengakibatkan terbentuknya jalur kritis baru atau yang lebih panjang. Oleh karena itu, tindakan tidak mempercepat tersebut dilakukan maksimal sampai waktu normal masingmasing aktivitas. Hasilnye dapat dilihat pada Tabel 7. Dengan selesainya langkah ini, biaya penyelesaian pro yek menjadi lebih kecil dari % 65,000
dan TE tetap se-
lama 18 minggu. Network planning setelah tidak memperce pat aktivitas non-kritis tersebut, diperlihatkan pada Gambar 14.
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
ii
II
1
p
(0
»
II II
• H -H 3 £ T 3 CO -P *H CD
bn co P -H 3 Q> o (OH W P >5 cO
II II II
t CO
c
Eh
Eh r n
{£ Eh < 3
<
PQ
PM £ « 3 O O «
« CO PM H
A w m <
£ W
EH H
s o :
w
Eh P
o
M & EH CO
25 < < JE H
^
H
<J > P H ?5JEh H
«
EH <
(0|
CO
3
AJ
(0 rH •H
II II il 11
bO
P
(0
|,
>5
il
p CO AJ CO T3
II
P •H
Ii II II II II
Eh
11 II II
CO
<
II H
ii n
II il Ii II
II II
*
tA
AJ CD TJ
1 ••P
3 <0 tiD ft
1
•» -H 3 *P
fciOAJ t^O CD P •h AJ
*H
-H
O) 3 ft bO’ H bpTJ p
P CD AJ m P ■H •H AJ *3 5P cO P ■H
g
•o 3 p e 0) Q>
e e
MAJ * P CD -P
CO T J 3 •rs*H t d P -P C CO CO ftC^* H U 1 V v O X 0>H H f t r H f t 0) r f t 1 *H • H - H - H - H f t 1 X3 f t CD • H >^-X> ^3 *h m • H *H T3 s e i ^ 3 T J (0 . 5 ^ G •H -H P P P W P Ai - P AJ -P 3 ^ CO 3 P 03 3 Jh (0 -P H flj«P 3 ' H ^ CD -P 3 T 3 - P T ) - P AJ H P AJ E -P AJ H G *H CO CO CD • H (0 * H CD CO CO CO (0 Eh ft£n f t ^ T 5 - n ? i n > P ft
3
•P CD
ft
O O UCD CO ft*H e +»
4) * H E M AJ AJ co u
TJ 3
•H r H ■P CO •r?
G
CO <0 M *j CO 03 n ft p •h AJ * P CO
•p • H <1) f-i r H CO
T3
k TJ
d» - H - P -P
•H t3 *50 G
UD CO
P >>
h-5 H
CD |
tiO U P 0) ft -P -P £ e 3 +2 • • P ••xj *«p «*• co i n G 3 <0 3 to 3 ^ •H f t <0 f t CD * H P TJ H CD '*"3 W • n ' O *H 1 aj AJ CO CO •ra g (0 X I CO X I *r* ft*H ft-H P G G U Q) O C O P ( 0 X > 4) 3
P
m
OJ
TJ AJ CD *0
Ii Ii II Ii II II II II II II It II II
r— »
oo
P
o o
o o
o o
o o
0
II
to
0
!! S’
II II
P AJ
CD <0
co
AJ P 3 CO co bfl'O f t
> » tfl'H 0) p P-P o *H •H ^ (0 e cd cu r H U M ft
*H a> *h *H
£3
ftf-5T 3
CO > > co CD
o
o
o
o
o>
CO
o
•t
o
o
O O
t-
CVJ
O O
•
C
P
CD ‘ H
bO > G
*H -P -P AJ
4
3
<&
A! CD •p
AJ (0 OJ *HT3 CO
•P 3 *H •H rH -P CO
> Cfl *H
•H -ra tiD-P -P p -H
C\J
i
t> i in
in
I to
VO
I
in
•dI C\J
(0 >aj
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
£ •H tl) > H -H E -P
3 AJ
►*> CD
Sumber
II
: Richard I.Levin dan Charles A.Kirkpatrick, Planning and Control with P E R T / C P M . Cetakan K e d u a , terjemahan Magdalena Adiwardana Jamin” I^PM-Balai Aiesara, Jakarta, 1981, halaman 154.
46
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
47
GAMBAR 14 NETWORK PLANNING SETELAH TINDAKAN TIDAK MEMPERCEPAT AKTIVITAS-AKTIVITAS NON-KRITIS GAMBAR 13
Sumber : Richard I.Levin dan Charles A.Kirkpatrick, Planning and Control with PERT/CPM. Cetakan ke flua^ terjemaharTMagdalena AdiwardanaJamin, UPPM-Balai Aksara, Jakarta, 1981, hal. 155. Biaya penyelesaian proyek menjadi $ 65,000 dikurangi $ 3,300 sama dertgan $ 61,700. Sedangkan semua jalur net work planning-nya berada dalam keadaan kritis. Sehingga biaya proyek tidak dapat ditekan lagi apabila ingin me nyelesaikannya dalam waktu 18 minggu. Semua contoh yang telah penulis berikan tadi, me-3 sih membicarakan biaya langsung dari proyek, belum -mem pertimbangkan biaya lainnya. Sekarang bagaimana pengaruh biaya tidak langsung dan utility coast dalam perhitungan mempercepat penyelesaian proyek? Sebagai contoh adalah ; biaya tidak langsung sebesar $ 1,000 perminggu dan utili ty cost berupa denda $ 1,500 perminggu jika proyek sele sai melebihi 20 minggu. Contoh ini masih berkaitan de ngan network planning dan penjelasan contoh sebelumnya.
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
48
Untuk menemukan pengaruh interaksi biaya tidak langsung dan utility cost terhadap penyelesaian proyek, dapat diperjelas dengan menggambar kurva
biaya dan jangka waktu
nya seperti pada Gambar 15. Sumbu horisontal menunjukkan GAMBAR 15 KURVA BIAYA DAN JANGKA WAKTU YANG DIPERLUKAN URTTUK MENYELESAIKAN PROYEK
Waktu (dalam minggu)
Sumber ; Richard I.Levin dan Charles A.Kirkpatrick, Planning and Control with PERT/CPM. Cetakan Ke dua, terjemahan Magdalena Adiwardana Jamin, IFFM-Balai Aksara, Jakarta, 1981, hal. 158. SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
49
beberapa jangka waktu penyelesaian dalam satuan minggu, sumbu vertikal menunjukkan biaya proyek dalam 3atuan $. Apabila perencanaan biaya yang optimum hanya berdasarkan biaya langsung, maksud ini tidak akan tercapai, Sebab bi aya terendah terjadi pada keadaan normal, yaitu % 46,100 pada 33 minggu, lebih riuirah dibandingkan mempercepat. Tetapi dengan mempertimbangkan biaya tidak langsung dan utility cost, biaya optimum dapat dicapai melalui proses percepatan sekitar
20 minggu. Disebut demikian, karena
bukti yang lebih akurat harus dilakukan dengan perhitung an melalui jaringan, Kita kembali pada Gambar 14. Pada Tg = 18 minggu, maka biaya langsung « $ 61,700 dan biaya tidak langsung « $ 18,000, sehingga total £ 79,700. Pada Li
* 19 minggu, selisih 1 minggu harus ditambahkan pada
aktivitas 4-6, sebab merupakan aktivitas terakhir yang dipercepat. Perpanjangan waktu duration ini,sekaligus me lakukan tindakan tidak mempercepat aktivitas 4-6 selama 1 minggu untuk penghematan. Tindakan ini persis sama de ngan cara-cara sebelumnya, dilakukan hingga semua jalur menjadi kritis. Akhirnya pada T£ ini, biaya langsung = $ 61,700 - 1,500 - 800 = # 59,400 dan biaya tidak lang sung » $ 19,000, sehingga total $ 78,400. Dengan cara yang sama, dilakukan perhitungan terhadap TE 20 minggu dan seterusnya. Tetapi, mulai TE 21 minggu harus memperhitungkan denda $ 1,500 perminggu. Haail .akhir perhitung
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
50
an biaya total proyek adalah sebagai berikut ; Tg 20 minggu sebesar £ 77,100 ; T^ 21 minggu sebesar $ 78,300 ;
22 minggu sebesar $ 80,300 ; sedangkan kea
daan normal atau Tg 33 minggu membutuhkan $ 98*600. Berdasarkan perhitungan tersebut, maka perencanaan biaya yang optimum dicapai pada jangka waktu 20 minggu. Sedang kan network planning paling akhir setelah mempertimbangkan semua biaya secara optimum, terlihat pada Gambar 16. GAMBAR 16 NETWORK PLANNING PADA PERENCANAAN BIAYA PROYEK YANG OPTIMUM
Sumber : Richard I,Levin dan Charles A.Kirkpatrick, Planning and Control with PERT/CPM. Cetakan ke iiua. terjemahan Magdalena Adiwardana- Jamin. IPPM-Balai Aksara, Jakarta, 1981, hal. 160. Dengan selesainya seluruh proses perhitungan mempercepat tersebut, maka pekerjaan proyek yang bersangkutan dapat segera dimulai. Kalaupun nanti terjadi keterlambatan
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
51
pads waktu mengerjakan proyek, proses perencanaan dapat dilakukan lagi. Hal ini dapat diulang beberapa kali, se lama terjadi perubahan-perubahan waktu yang dapat mempe ngaruhi waktu selesai proyek.
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
1. Se.jarah Singkat P . T . D o k dan Perkapalan Surabaya P*T. Dok dan Perkapalan Surabaya (P.T. DPS) sebe narnya sudah berusia relatif tua, karena cikal bakalnya telah ada sejak tahun 1910 sewaktu masih dijajah Belanda. Berikut ini perjalanan sejarah P.T. DPS mulai aval sampai dengan keadaan sekarang.: 1. Didirikan pada tanggal 22 September 1910 oleh pengua sa Belanda dihadapan Notaris J.P.SMITS di Amsterdam, dengan nama N.V.DR00GD0K MAATSCHAPPIJ SOERABAIA. 2. Dikuasai oleh penjajah Jepang selama tahun 1942-1945 dan namanya diubah menjadi HARIMA 20SEN. 3. Ketika Indonesia merdeka tanggal 17 Agustus 1945, pe rusahaan menjadi milik pemerintah RI. 4. Tapi selama tahun 1945-1957 perusahaan dikuasai kembali oleh N.V.DR00GD0K MAATSCHAPPIJ SOERABAIA. 5. Akibat konfrontaei Belanda dengan Indonesia, yaitu peristiwa TRIKORA, N.V.DROOGDOK MAATSCHAPPIJ SOERABA IA diambil alih oleh pemerintah RI berdasarkan Peraturan Pemerintah NO.23 Tahun 1958. Xemudian perusaha an ditempatka’ n di bawah B.P.U. Maritim. 6. Pada 1 Januari 1961 diresmikan menjadi P.N.DOK DAN PERKAPALAN SURABAJA berdasarkan Peraturan Pemerintah
52
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
53 No.109 Tahun 1961 tanggal 17 April 1961. 7. Atas Keputusan Menteri pada tahun 1963, P.M.DOK DAN PERKAPALAN SURABAJA bergabung dengan P.T.GALANGAN KA PAL "SUMBER BHAITA" menjadi P.N.DOK "SURABAJA" 8. P.N.DOK "SURABAJA" berubah status dan nama berdasar kan Peraturan Pemerintah No.24 tahun 1975 menjadi P.T.DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA berstatus Badan Usaha Milik Negara (BUKN) di bawah pembinaan departemen Perhubungan. Peresmiannya dilakukan oleh Menteri Perhubungan RI, Bapak Prof.Dr.H.Emil Salim. 9. Perubahan terakhir terjadi pada awal tahun 1985, ya_i tu pembinaannya tidak lagi dilakukan oleh departemen Perhubungan, tetapi dioperkan pada departemen Perindustrian sampai sekarang.
2. Struktur Organisasi Untuk memperjelas posisi dan tanggung jawab para pekerja dalam melakukan tugas masing-masing, P.T. DPS menyusun struktur organisasi yang sesuai dengan kondisi dan tujuannya. Karena mengikuti perkembangan keadaan, penyusunan ini mengalami beberapa kali usaha penyempurnaan. Demikian pula halnya dengan uraian tugas (job dis cription) setiap jabatan. Setelah mempergunakan SK 107/ Kpts/8/81, kemudian disempurnakan dengan SK 13 a/Kpts/ 2/83 tertanggal 7 Pebruari 1983 sampai sekarang ini. Struktur organisasi terbaru tampak pada Gambar 17.
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
% •H
w ■ H r, S!
*3
£ 0) > 0)
£ O X
CO W
rtl UO
p
I 1 1 1 I 1 1 ? 1 1 1 ! I I 1 1I
f2
%
-P t3
J
•P Q) h
P
CO
•H
a?
tU ■P
a;
co
M /*} yt 'd O
•H 10 T3 O u p^ o
H
■H W a t\j
•p
«
3 o M
j
L
r
•
(0 fl) M •p m •p ’ H £ Q> •H M e rr1 <»! P
U •H CO •p o> M
'd
0
•H w
Pi H cy •p CU .M CO Q> ro M F •H 0) P p-<
J
71
- j
d nl t>f) d nl d a; W cl n) X)
r
•H (0
M
3 'U 0 U P~< 00 1 t: QJ
-p 0> •H 0) CO
rt tvl rH •rH v{ ^ ^ ui a; > •p <JJ 0.) -a £-1 ,_3 0 S./< •p fO ,
;-l m
•H > •H « •H (0 0) -SI iH 'J (0 •a Pi 0 0) f-i ^ 0.
(0 •M M (U 0) ci
§ E
tiO o D to qj a)
(0 co c u e !
ctt bf) K3 m a 03
SP4'd U (U 'jO oi C Cll r * i
Oito hii c 04 W CU u OJ C M > >
nj f-t •o .i<4 n; Of) C! U CD •H -fj Cl 10 03 nl Q) "H S S M
U cy (1? r-l »»r m o, Ul 0.) <» P' ».
CU P<
U Cl) bO (\) c! O p -i
r: nn UJ rJ •H *4) f! (U U c\J OJ O X 0) bO -H C cj CU f-1 •H f-J tip cq a.> a> fr-t P i C-1 ftl
TSBJC!VStUT'»PV
BixeuosJ0d wnum Tsu&q.utorv
V
ueSuwuQJi i t p .t
uep
f).n q n g
u b I?u b -[R9 ueyuoqw9Su9ci jo q
© CasDf uei.exBJS^ UB^.GA\r?.T9/3(ra:,is t t ; U T S 0 IJJ
uep isexn^sui ofeq uou u c e C j r w ^ j ' m i v
IBXOcI
aunqwrj;
.TJt i t k I r
Ul?p
uep
5 G rJ
TS^npCKTd
u e t e s o x e ^ u n (T u e p u3se/-\e5?ua
TS^npojd uecTpfc ja
7. ,rori inj
ST??07
Tsexnif
GST[15UV
uep
ue«xesHui0f| an^e,»|
autjeui u o n djtj ']f;fj uep UTijnj^l
r . ... X ■ rj p: D c: a> E r-V :j •p c
nj
<0 -p <0 ,D
(0 >5
X CU r -i tn) <\> f. ' O 01
J
10 •H rj O
£ (0 U CJ fU p
-p
CO
Ph
p
C-H Pt f4 a> -P a •h
CD rO e
GATOT WIDODO MENGATASI KETERLAMBATAN PADA... SKRIPSI
di ? T . BPS.
diroktorat termasuk
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
55
Mengenai job description, penulis menjelaskan se cara singkat saja dan hanya pada jabatan yang terutama berkepentingan langsung dengan topik penulisan, 1. Direktur U t a m a ,(Dirut). Memimpin para direktorat dalam rangka membuat kepu tusan strategis, misalkan pengesahan kontrak dan Berita Acara serah terima proyek* Juga mengontrol lang sung Bagian Gudang, karena barang-barang kapal terma suk sensitif dan mahal harganya. 2. Direktur Produksi* Menjadi pimpinan dalam mengkoordinasl kegiatan mulai persiapan dan pelaksanaan produksi, sampai dengan terwujudnya pesanan dari owner. Bertanggung jawab k e L pada Dirut atas keberhasilan bidang produksi. 3. Kepela Divisi Produksi. Berhubungan dengan pihak owner, Biro Klasifikasi In donesia, dan owner surveyor selama mengerjakan pro. yek. Mempersiapkan Berita Acara serah terima dan pengedokan (docking). 4. Assisten-a.ssisten Produksi (assprod). Ditugaskan sebagai; pimpinan proyek (pimpro) yang ber tanggung jawab atas kelancaran pekerjaan proyek. Ber kuasa dalam menentukan waktu dimulainya proyek. 5. Manager Perancangan Teknik Engineering. Bertanggung jawab atas pembuatan gambar rancang, per hitungan, dan bestek dari proyek. Hal ini meliputi
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
bagian lambung, mesin, dan instalasi listrik kapal, serta pekerjaan non-marine (misalkan pabrik gula). 6 . Manager PPG.
Membuet capacity planning tentang tenaga kerja dan produktivitas, serta merencanakan pendapatan perusahasn untuk tahun mendatang. Mengeluarkan/mengesahkan Surat Perintah Kerja (SPK) di bidang produksi. Menye lenggarakan Rapat Arrival Conference dan Negosiasi dengan owner, assprod, dan unit-unit divisi produksi. 7. Manager Bangunan Kapal. Bertanggung jawab atas kelancaran pekerjaan di bengkel dan building berth, sejak dari penentuan waktu mulai sampai dengan pengaturan pekerjaannyaB 8 . Kepala Bagian (Kabag) Kalkulasi dan Analisa,
Berdasarkan perhitungan dan bestek dari Biro Peran cangan, Kabag ini menganalisa tarip/harga : jam ker ja orang, bahan, mesin, perlengkapan, docking kebutu han proyek. Kemudian menentukan harga jual suatu pesanan sebelum pelaksanaan tender. 9. Kabag persiapan Produksi. Membuat network planning, bar chart, dan time sche dule berdasarkan spesifikasi dari Bagian Kalkulasi, selanjutnya dipergunakan oleh Assprod sebagai pedo man kerja. Juga mempersipkan SPK produksi untuk di sahkan oleh Manager PPC yang kemudian dipergunakan oleh Manager Bangunan Kapal. Serta mengatur pembagi-
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
57
an pekerjaan (balancing the work load) dari semua or der, agar koordinasi berjalan lancar untuk mencapai optimalisasi hasil kerja* 10. Kepala Bagian Pengawasan dan Penyelesaian Produksi. Menangani administrasi pabrik tentang jam kerja bia sa dan lembur, membuat laporan statistik absensi dan kegiatan perusahaan. Mengadakan pengawasan langsung dan tak langsung terhadap ; kegiatan dan waktunya, penggunaan bahan, penggunaan peralatan. Kemudian mem buat satisfaction note perkembangan pekerjaan untuk pihak owner.
3. Bidan# Usaha Pada saat sekarang ini, P.T. DPS melakukan usaha yang lebih bervariasi dibandingkan waktu silam. Selain reparasi dan pembuatan kapal, dewasa ini sudah menanga ni produksi non-marine dan non-kapal. Lebih lengkapnya, P.T. DPS mempunyai bidang usaha : 1. Reparasi dan perawatan kapal samudera maupun pantai, dengan ukuran maksimum 4000 BRT segala type. 2. Pembuatan bangunan baru kapsl baja dan kapal kayu, ukuran terbesar selama ini adalah 1500 DWT. 3. Pembuatan bangunan lepas pantai (offshore), misalkan living quarter untuk 136 orang. 4. Pembuatan dan reparasi mesin-mesin pabrik, misalkan pabrik gula.
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
58
5. Pembuatan dan reparasi peralatan/fasilitas produksi milik perusahaan sendiri, misalkan membuat dok apung ukuran 6000 T I C .
4. Pasilitas Produksi 4 .1 . Lokasi dan a r e a .
P.T. DPS beralamat di jalan Tanjung Perak Barat No. 433-435 Surabaya, mempunyai batas-batas wilayah se bagai berikut ; a. Sebelah Selatan dibatasi tanah persil milik Departemen Perhubungan Laut. b. Sebelah Barat dibatasi oleh laut bebas. c. Sebelah Utara dibatasi oleh bangunan Surabaya Veem. a.
Sebelah Timur dibatasi jalan Tanjung Perak Barat. 2
Luas tanah yang ditempati adalah 69.100 m , mempunyai status sebagai tanah yang disewakan oleh Port Ad ministration Surabaya. Area tanah itu dipergunakan un 2
tuk : bengkel seluas 18.400 m , gudang 4.200 m , perkan p
2
toran 1.700 m , jalan beraspal 3.400 m , dock house 0 2 380 m , dan lain-lain 41.020 m . Hubungan dengan laut bebas dapat dilakukan raelalui 2 alur, yaitu alur Barat dan alur Timur. Bagian Pengerukan Port Administration Surabaya telah memperkirakan kedalaman air alur terse but : alur Barat = 8 m IWS dengan panjang 23 mil, alur Timur = 4,5 m LWS dengan panjang 23 mil. Lay out galang an P.T. DPS terdapat pada Lampiran.
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
59 4.2. Pasilitas produksi di darat. Maksud fasilitas produksi adalah semua alat dan bangunan untuk kegiatan produksi, tanpa memperinci je nis mesin dan peralatan yang dipergunakan. Kisalkan ke giatan pengelasan, cukup dikelompokkan dalam bengkel pelat dan las, tanpa memperinci mesin yang dipergunakan. Pasilitas produksi di P.T* DPS mempunyai usia sangat / bervariasi, mulai yang sudah ada sejak tahun 19 1 0 sam pai dengan meain-mesin terbaru keluaran tahun 1980-an. fasilitas produksi di darat meliputi : 1. Building berth sebanyak 2 buah dengan kapasitas 1000 DV/T dan 1500 DWT. Kapasitas ini masih dapat diperbesar. 2. Portal crane dengan kapasitas 3 Ton (2 buah), kapasi tas 5 Ton (1 buah), kapasitas 10 Ton (3 buah), kapa sitas 15 Ton (1 buah). 3 . Tower travelling crane berkapasitas 12 Ton (1 buah).
4. Bengkel dilengkapi dengan overhead crane kapasitas 3-15 Ton : bengkel pelat dan las, b.mesin, b.bubut, b.kayu-cat, b.kikir, b.cor-model. 5. Bengkel tanpa overhad crane : bengkel pipa, b.lis trik, b*perkakas, b.tembaga-blek 6. Forklift berkapasitas 3 Ton sebanyak 4 unit. 7. Electric power berkekuatan 1.500 KVA (AC, DC, AC/DC.). 8'. Emergency generating sets : 440 KVA (1 buah), dan
300 KVA (2 buah).
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
60
4.3. Fasilitas produksi di atas air, Kegiatan usaha pembuatan bangunan kapal, lebih se dikit menggunakan jasa fasilitas produksi di atas air dibandingkan usaha reparasi kapal,(Hal yang sebaliknya terjadi pada fasilitaa produksi di daratJ- Perlu diketa hui, fasilitas ini mencakup ; 1. Dok apung (floating dock) sebanyak 4 buah dengan kapasitas 2000 TLC (1 buah), 2500 TLC (2 buah)f dan 6000 TLC (1 buah). 2. Sebuah floating crane kapasitas 75 Ton/29,5 m. 3. Kapal tunda (Tug boat) sebanyak 4 buah dengan kapasi tas 350 PK (2 buah), 125 PK, dan 275 PK. 4. Dua buah tongkang air kapasitaa 11 Ton dan 480 Ton. 5. Sebuah slipway-transverse kapasitas 600 TLC. 6 . Tiga buah tambatan/kade masing-masing berukuran pan-
jang dan kedalaman air ; 181 m dan 7 m, 115 m dan 6 .m, 181 m dan 5 m.
5. Perkembangan Tenaga Kerja Sebagaimana galangan kapal umuinnya, P.T. DPS mem pekerjakan personil dalam jumlah relatif besar, terutama untuk bagian produksi. Dibandingkan jumlah seluruh tenaga kerja perusahaan, maka bagian produksi menyerap sekitar 75 % nya. Tenaga kerja P.T. DPS diklasifikasi kan dalam 3 macam, yaitu : 1. Organik, adalah tenaga kerja- yang eudah resmi diang-
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
•61
kat menjadi pekerja tetap, dengan mssa kerja sampai usia pensiun. Organik dibagi menjadi tenaga langsung dan tenaga tak langsung. 2. Kontrak kerja, adalah tenaga kerja tidak tetap'yang bekerja berdasarkan kontrak dengan P.T. UPS selarna waktu tertentu, tidak terbatas pada sebuah proyek. 3. Sub kontraktor, adalah tenaga kerja tidak tetap dari suatu perusahaan yang ditentukan langsung oleh P.T, DPS ataupun atas permintaan pihak owner sendiri, un tuk mengerjakan bagian proyek .tertentu* Jiunlah tenaga kerja P.T, DPS selama tahun 1982 sampai dengan 1985, dapat dilihat pada Tabel 8 . TABEL 8 JUMLAH TENAGA KERJA TH.1982 S/D TH.1985 sbsc&£
T
Klasifikasi tenaga kerja Cr&anik a. Tenaga langsung b, Tenaga tak langsung Kontrak kerja Sub kontraktor Jumlah 5=
=t5fc = = =
1982
1983
1984
1985
516
568
331 362 350
532 337 274 325
331 192 300
779 343 ------
1559
1468
1391
1422
300
s t : s s t c s s s s=&t*
Sumber : intern P.T. DPS.
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
62
Klasifikasi tenaga kerja berkaitan dengan bidang peker jaan di P.T. DPS. Bidang proyek pembuatan bangunan baru kapal dikerjakan sepenuhnya oleh pekerja organik. Semen tara itu, tenaga kerja dari kontrak kerja dan sub kon traktor hanya dipekerjakan pada bidang reparasi kapal dan bangunan non-kapal, disampingi pekerja organik itu sendiri. Tarip upah pekerja dibedakan menurut kelompok bengkelnya, yaitu klasifikasi A , B, dan C. Sebagai stan dar adalah klasifikasi A, kemudian B diperhitungkan se~ besar 95% A, dan C sebesar 90% A* Untuk pekerjaan lem bur, diberikan tarip yang lebih tinggi, minimal sebesar kali tarip biasa perjam.
6 . Proses Produksi Pembuatan Bangunan Baru Kapal
Untuk memperjelas skripsi ini, sesuai dengan judulnya, maka penulis memhataei proses produksi hanya pa da proyek pembuatan bangunan baru kapal, Tidak menjelas kan proses produksi reparasi kapal maupun proyek non-ma rine. Pada dasarnya, semua bidang uasaha itu mempunyai proses produksi yang sama, hanya saja untuk bangunan ba ru kapal terdapat kegiatan sea trial. Pembuatan bangun an baru kapal mempunyai 4 tahap proses produksi, yaitu: 6.1. Perencanaan dan perancangan. Setelah P.T. DPS (diwakili oleh Kabag Pemasaran dan Kabag Kalkulasi) memenangkan tender dan menendata -
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
63
ngani Kontrak Pembangunan proyek pembuatan bangunan ba ru kapal, Bagian Perancangan segera melengkapi gambar detail dan bestek dari badan kapal, mesin, listrik, dan pipa. Kemudian Bagian Kalkulasi memperinci biaya bahan, jam kerja orang, mesin, dan fasilitas lainnya untuk dipergunakan Bagian PPC. 6.2. Persiapan produksi. Berdasarkan petunjuk informasi dari Bahian Kalku Iasi dan Perancangan sebelumnya, maka Bagian PPC membuat network planning, bar chart, dan time schedule, serta mengatur pembagian pekerjaan, rencana pengadaan mate rial dan perlengkapan kapal. Semua tugss itu dilakukan setelah mengadakan konsultasi dengan Assprod selaku pim ronya, terutama mengenai waktu dimulainya pelaksanaan proyek, agar kegiatan produksi diantara beberapa proyek tidak akan berbenturan karena keterbatasan fasilitas galangan. Langkah terakhir sebelum melaksanakan pekerja an adalah membuat Surat Perintah Kerja (SPK) kepada se mua bengkel produksi untuk pedoman menyelesaikan tugas* 6.3. Pelaksanaan dan pengawasan. Berdasarkan SPK yang telah diterima, setiap beng %
kel dapat dan harus melaksanakan pekerjaan masing-ma
-
sing. Untuk mengawasi pelaksanaan kerja, Bagian Penga ■ wasan dan Penyelesaian Produksi mengamati dan mencatat adanya : penyimpangan dan tambahan pekerjaan di luar
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
64
schedule berdasarkan SPK, penggunaan bahan secara kuantites dan kualitas, penggunaan peralatan kerja, penggunaan jam kerja orang (j.o.), perkembangan pekerjaan (physical progress). Hasil pengawasan tersebut dilaporkan kepada atasan langsung dan Kabag dari bengkel/bagian yang berkepentingan. Pada umumnya, pelaksanaan kerja membuat bangun an baru kapal meliputi ; 1. Pengadaan pelat, profil, pipa, motor induk, motor ban tu, pompa, kompresor, alat navigasi, dan lain-lain yang dilakukan oleh Bagian Import/Logistic. 2. Pengemalan, penandaan (marking), dan pe.motongan terhadap pelat, profil, dan pipa di dalam bengkel. 3 . Menyambung pelat dan profil dengan pengelasan untuk
membentuk seksi-seksi, kemudian di-sand blast supaya bersih, dan segera dilapisi cat dasar untuk mencegah terkena karat. 4. Peletakan lunas (keel laying) dan erection, yaitu me nyambung seksi-seksi menjadi badan kapal dengan pengelasan. Pekerjaan ini dilakukan di building berth. 5. Pengecatan badan kapal, kemudian memasang instalasi pi. pa, motor/mesin kapal, pompa, kompresor, propelar, daun kemudi, dan lain-lain pekerjaan di bawah garis air. b. Pemeriksaan San penyempurnaan badan kapal. 7 « persiapan dan peluncurannya ke air (launching). 8 * Pekerjaan ventilasi, instala 3 i listrik, pemasangan
alat navigasi, interior kayu, dan lain-lain pekerjaan
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
65
di atas garis air dan geladak. 9. Basin trial di tambatan untuk menguji berfungsi tidak nya peralatan kapal dan mengadakan penyempurnaan. 6.4- Sea trial dan penyerahan kapal. Tahap akhir dari proses produksi ini lebih banyak menghadirkan dan berhubungan dengan pihak luar galangan, selain pihak owner dan BKI, yaitu ditambah pihak syah bandar dan petugas dari pabrik pembuat motor induk kapal atau perwakilannya. Mereka diperlukan untuk menyaksikan sea trial, yaitu menguji kemampuan kapal dalam menempuh kecepatan dan manuver tertentu di perairan lepas. Kemudi an BKI menyelesaikan Sertifikat Klaa, dan digabungkan dengan laporan teknis dan nautis dari syah bandar, untuk mengurus CVD. Selain itu, syah bandar juga menyelesaikan Surat Keterangan Radio (SKR). Hal ini diperlukan untuk menyelesaikan Sertifikat Kebangsaan dan Port Clearence, sebagai syarat sebuah kapal boleh berlayar. Apabila persyaratan sudah lengkap dan kapal laik laut, maka diada kan penyerahan dan penandatanganan Berita Acara Serah Te rima oleh P.T. DPS dengan pihak owner.
7. Perencanaan dan Pen.jadwalan Terhadap Kegiatan, Waktu, dan Bia.va Proyek, serta Bagaimana Mengendalikannya. Materi sub-bab ini sudah disinggung secara singkat pada penjelasan Proses produksi* Tapi, karena banyak ber-
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
66
kaitan dengan topik permasalahan, maka diperinci dalam 3 bagian : Perencanaan kegiatan dan penjadwalan waktu; Perencanaan biaya; Pengendalian keigatan, waktu, dan bia ya* 7.1. Perencanaan kegiatan dan penjadwalan waktu, Sebelum melaksanakan kerja bengkel, Bagian PPC membuat network planning, bar chart, time schedule untuk merencanakan kegiatan dan waktunye. Pembuatan network planning dan bar chart dipergunakan terutama untuk memenuhi peesyaratan administrasi tender, dan tidak sepenuhnya dipergunakan operas! sehari-hari. Keduanya lebih ber peran menjalin komunikaei antara P.T. DPS dengan owner, untuk mengetahui perkembangan waktu penyelesaian proyek secara global/berkala. Sebaliknya, yang dipergunakan sepenuhnya dalam sehari-hari adalah time schedule, untuk membantu Bagian PPC dalam memantau pekerjaan di bengkel dan bagian lainnya.di P.T. DPS. Proses membuat network planning dan bar chart se karang ini, dilakukan dengan cara meniru dari proyek masa lalu, terutama yang sejenis. Pada umumnya, jumlah dan jenis kegiatan dibuat sama atau hampir sama, sedangkan waktu penyelesaian setiap kegiatan di3esuaikan dengan perjanjian kontrak. Pembuatan bar chart tidak memperhati kan network planning sepenuhnya- Hanye satuan waktu dibu at sama, yaitu dalam bulan. Sedangkan pada time schedule,
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
67 jumlah dan jenis kegiatan dibuat lebih banyak, dan mem pergunakan satuan waktu minggu. Pembuatan time schedule lebih banyak memperhatikan bar chart, sebab bentuknya hampir sama, sehingga lebih mudah membuatnya. Contoh net work planning, bar chart, dan time schedule diambil dari proyek pembuatan kapal Oil barge "PUAH" 1500 DWT, yaitu yang terdapat pada Gambar 18 sampai dengan 23 dan ditambah Tabel 9* TABEL 9 DAFTAR URAIAN PEKERJAAN NETWORK PLANNING 1500 DWT SELF PROPELLED OIL BARGE
kerjaan 1 - 2 1-3 1 - 4 2 2 3 4 5 6
-5 -6 - 7 — 12 - 6 - 8
7-12 8 - 9 8-10 10-11 10-4 10 - 15 11-14 12 - 13 13-14 14 - 16
Uralan P e* er^
n
Design,/ gambar-2 pengadaan pipa-2 dan pelat Pengadaan motor pokok/bantu,pompa-2,kompressor, dan peralatan listrik (MSB,Radio(dll) Lanjutan gambar-2 Mould loft dan rambu-2 Pengemalan pipa-2 Persiapan peluncuran dan peluncuran Mould loft dan rambu-2 Fabrikasi hull bag. bawah/termasuk sand blast ing Pemasangan pipa-2 Fabrikasi bangunan atas termasuk sand blasting Erection hull bagian bawah Erection hull bagian atas Penyempurnaan hull daerah after body Pengecatan Pekerjaan yentilasi,inatalasi listrik dan kayu Pemasangan motor pokok/b^ntu.pompa-2,kompres sor, dan peralatan listrik Basin trial dan penyempurnaan Sea trial,pengurusan surat-2, dan penyerahan
Sumber ; intern P.T. DPS.
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Sumber
: intern
NETWORK
P.T.
DPS.
P L A CI N G
1500 DVJT (DALAM
SELF PROPELLED BULAN)
OIL
BARGE
68
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
cn vO
M O
«
H O
8
Hi Hi w Ph O « P4
CO
a W
6h
P
O o in
s <*j a S3 C5 S5
S
Ph
SKRIPSI
P.T.
s
: intern
&h ttS < ffi O
5
Sumber
DPS
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
70
o
CM
« FQ
Sumber
: intern
P.T. DPS.
O
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Sumber
TIME
: intern
P.T.
SCHEDULE
DPS
PEMBANGUNAN
1500
DWT
SELF
PROPELLED
OIL
BARGE
(LANJUTAN)
71
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SELF DWT TIME
intern
SCHEDULE
P.T.
DPS
PEMBANGUNAN
1500
GAMBAR
22
PROPELLED
OIL
BARGE
(LANJUTAN)
72
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
73
Sujnber
TIME
: intern
SCHEDULE
P.T. DPS
PEMBANGUNAN
1500
DWT
SELF
PROPELLED
OIL
BARGE
(LANJUATAN)
CM
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
74 7.2. Perencanaan biaya. Bagian Kalbee merencanakan biaya proyek berdasar kan kebutuhan bestek dari Bagian Perancangan, kemudian diperkalikan dengan tarip/harga untuk tiap satuan upah pekerja, material, mesin, dan fasilitas galangan yang la in. Dimasukkan juga ongkos kerja pengawasan, pemeriksaan, premi asuransi, laba yang diinginkan, pajak, dan sebagai nya. Secara garis besar, perencanaan biaya ini meliputi pengeluaran uang untuk membiayai : (1) Material, yaitu Hull part, Machinery part, Electronic, Spare parts and tools, Material's Handling Cost (2) Jasa-jasa atau ong kos kerja (3) Biaya umum (4) Laba dan pajak/PPN 10%. Contoh perencanaan biaya proyek terdapat pada Tabel 10, yaitu pembangunan kapal Oil Barge "PUAH" 1500 DWT. 7.5. Pengendalian kegiatan, waktu, dan biaya. Pengendalian terhadap kegiatan proyek dilakukan oleh Bagian PPC dan pimpro, dengan jalan mengamati dan mencatat penyimpangan dan tambahan pekerjaan di luar ren cana semula menurut kartu kerjanya.
Kemudian mencatat
pekerjaan yang sudah selesai, sehingga diketahui perkembangan pekerjaannya (physical progress) berdasarkan time schedule. Demikian juga pada pengendalian waktu, dilaku kan dengan jalan mencatat jumlah penggunaan jam kerja orang perbengkel dan regu dari sebuah proyek. Apabila terjadi keterlambatan, segera dibuatkan reschedule time
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TA131SL 10 BUDGET PEMBUATAN BANGUNAN BAKU KAPAL OIL BAUGE "PUAIl" 1500 DWT (Dalam Rp .000)
K B B S K a B .
Jenis Biaya Proyek
Uraian/item
T o ta l.
Biaya Langsung
REsacescscscasuKtzctsszsssctsis&csR'-sss CSKtSSKUS&S&SSS : f S n s B a s B c o B : :
Biaya Tak Langsung sscBssscascasss
BIAYA PEMBUATAN' BANGUNAN KAPAL A. MATERIAL : 1. Hull pert ; a . Steel plate & profile b, Hull piping o . Joiner works & carpenter d . Deck covering &painting e . Life saving, safety equ ipment, & inventories Miscellaneous Jumlah .......... 2. Machinery part : a. Main engine b. Access, for main engine c. Auxiliaries engine d. Compressors e. Pumps Jumlah .......... 3. Electric part : a. Distribution equipment b. Lighting eq. & cables c. Navigation equipment d. Radio equipment e. Electric's spare part
B
161.500
45.500 VS.2S1 68.084
161.500 45 *500 78.281 68.084
35.264 3.500
35.264 3.500
392.129
392.129
385.555 37.831 95.250 25.500 43.650
385.555 37.831 95.250 25.500 43.650
_
587.786
587.786
_
21.500 17.750 o .s . * o .s . * 2,200
21.500 17.750
_
41.450
41.4-50
Jumlah Biaya Material ....... 1 .021 .365
1.021.365
DIRECT LABOR : 1. Perancangan 2. Pekerjaan bengkel 3 . Peluncuran 4 . J a a a Tr i a I e Jumlah Biaya Direct Labor ... BIAYA OVERHEAD ; 1 . Pengawasan 2. Jaaa Biro Klas (BKI) 3. Premi Asuransi 4. Biaya Penyerahan Kapol 5. Depreaiasi Bengkel 6. Material's Handling Cost Jumlah Biaya Overhead .......
_ _
— -
2,200
-
2.040 50.840 2,010 5.000
2.040 50.840 2.010 5.000
-
59.090
59.890
_
33.000
-
15.000
90.000 4.000 61.172 20.000
223.172
D. BIAYA OPEFtASI : 35.000 1. Administrasi & Manajernen 15.781 2. Pekerja kantor 6.000 3. Biaya Sertifikat Kapal Jumlah Biaya Operasi ........ _ 56.781 Jumlah Biaya Pembuatan Bangunan Kapal ............................ 1 ,3C i*208 BIAYA GAHANSI SELAMA SETAHUN
•»
4 .0 0 0
-
-
4 .0 0 0
-
33.000 15.000
90.000 61.172 20.000
219,172 35.000 15.781
6.000 6 .0 0 0
50.781
1,091.255 -1 269.953
35.236 1 .'396 4 4 4 69 .822 1 .4 66 .2b6 146 .62fa
LABA YANG DIINGINKAN PAJAK (PPN 10*)
.892 1.612.892 Harga Kapal K e s e l u r u h a n ........ ,1.612 B a s s a s B e s s B B B S i a e a a s s s s s s E s a B C S s a s B B s a B a i e a B B t t b r B B e s B a c B s s s c B B s e B a * !
Sumber ; P.T. DPS dan diolah. Keterangan ; *0.S. = Owner Supply atau disediakan oleh pihak owner.
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
76
untuk kegiatan selanjutnya tanpa mengubah dan memperba iki network planning, Sedangkan pengendalian terhadap bi^ aya dilakukan oleh ^Internal Control, pimpro, dan Manager Biro PPC dengan jalan mengawasi kuantitas dan kualitas penggunaan material, efisien tidaknya penggunaan alat kerja, penggunaan jam orang, dan pengendalian akuntansi untuk mencegah pemborosan. Hasil pemeriksaa.n Internal Control dilaporkan langsung kepada Dirut. Pimpro dan pi hak PPC bertanggung jawab terhadap pemakaian personil, material, dan peralatan kerja.
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB IV PEMBAHASAK
1. Analisa Permasalahan 1,1. Permasalahan di P.T, Dok dan Perkapalan Surabaya. Sesuai dengan judul' skripsi "MENGATASI KETERLAtf 3ATAN PADA PROYEK PEMBUATAN BANGUNAN KAPAL DI P.T. DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA", penulis hanya membahas permasa lahan pada proyek pembuatan bangunan kapal di P.T. DPS, bukan reparasi kapal ataupun proyek non kapalnya. Permasalahannya adalah P.T. DPS mengalami keterlambatan untuk menyelesaikan proyek bangunan kapal milik pihak lain. Keterlambatan ini terjadi beberapa kali, dimana selama tahun 1984-1985 sebanyak 4 proyek terlambat, sebagaimana dicantumkan pada Tabel 11. Sebagai bahan untuk membahas skripsi, penulis me ngambil dari proyek pembuatan bangunan kapal Oil barge "PUAH" 1500 DWT. Secara garis besar, isi perjan.jian Kontrak Pembangunan proyek tersebut adalah ; 1. Nomer kontratc : SPB-57/G .0000/84 . 2. Nama proyek : Pembangunan dan Penyerahan 1 buah kapal jenis Oil barge self propelled "PUAH" 1500 DWT. 3. Nama pemillk : PERTANINA 4. Jangka waktu proyeft ; Penyerahan di pelabuhan Cilacap harus sudah dilakukan se3arnbat-lambatnya 12 bulan se telah Kontrak Pembangunan berlaku efektif, atau mulai 77
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
78
c
1 *p (0 ,o
CO
S ’ CO
13 cq <*iOS ro tD CO Z3 in < a co is < cr> b
P w cq
p
r-
o c l Z Ph <4 < CO a: rS W c ph a e*i ^ a d <5 3 C Q P
EH
§w c PhO S 3
p
fctf
P
w »w >-» E CO o • h
CE P h P4
K 3 co UO H b j'j 3 C X ) -H
ft
CD J>>
3
QJ
P
■p
rH
<0
EH
&
*0) HP0>
3 C M ( 0 t»D rH 3 -H
P
P
E
P CO H 3 P
3 «aD U£i G *H
r -
tn
E
f= T t-
W
'^• t ~ CM
CQ
? (0 id bO P
CO
CD c
c CO
CO
rH
o C 0) a ;
3 P
irf 0)
o
.CO rH •H
CO
H 3
CM
1 o o o
1 o o o»
• in in 00 •
OJ c—
ft
c CO
H 3 p
CM
ft
’H
V.
in
CO <**-
o o o • ft «
a
CO rH
3
P
CM
T“
1 fc o O O • o o o • o in
m
O O O
•
CM ON
00• CM M3
•
ft
tt!
ft PS
DPS
>H
CO CO -P
6 co to
I
P4
§ < * p
&J < p
>ii}H 0 *H *H £ ft E-O o fn te O
SKRIPSI
c 3 CO <J <0< o I5 a) jzs r H VC p PSS W << t*Q E h h e-h o <$ hi ttfPQ m kCOP£ S §< CM P £ j ^ r- W <J g£<s ■5“M • JO O S<3 EPhS a? S', eh •H K • k ro < Eh fn Eh O 13 o to • r•HH in co PQ 1*1 O O • co P^H O X <5Ph O t- sC^H'*-> 3 O Eh pH O LTV P< gCM'-' CM rO = W 2 oW ^
-P C O ^ *
I pH
CO K> SC
w =^ tiD & < doiss
in
UD
OA
in
in
in
a
SS2S
CM
CM
CM
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
O m in
a
Sumber
eh o
P .T .
Ph
C CO rH 3 ,Q
Q) d> Eh n 3
CO I na -p p <0 0 P *d
: intern
<
e ( 0 CO rH'C* ?H c
P
0> >5 o u
P
<0
E rH T3 0u) cQ) EHTJ CO ( 0
a> -p w
1 •P
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
79
tanggal 1 September 1984. 5. Nilai proyek : Rp 1.612.892.000,- harga tetap 6. Denda : Jika penyerahan kapal terlambat lebih dari 30 hari-kalender berturut-turut, harga kapal dikurangi sebesar Rp 800.000,- untuk setiap kelebihan hari ke terlambatan, dengan aturan jumlah denda tidak lebih 5 persen dari nilai proyek. Jika keterlambatan lebih dari 90 hari-kalender berturut-turi.it, pihak owner ber hak membatalkan Kontrak Pembangunan tersebut. Jadi, khusus mengenai pengaturan denda, pihak galangan akan dikenai denda tersebut apabila mengalami keterlam batan lebih dari 30 hari. Terlambat 30 hari atau kurang, masih mendapat toleransi bebas denda. Pada proyek "PUAH" ini, meskipun sudah mengadakan kerja lembur, penyerahan baru dilaksanakan pada tanggal 23 Nopember 1985, sehingga terlambat selama 82 hari. Akibatnya, selain biaya operasi proyek naik untuk membia yai pekerjaan lembur, P.T. DPS dikenai denda sebesar Rp 65.600.000,-«dengan penghitungan ; JumlBh denda = 82 x Rp 800.000,- = Rp 65.600.000,Pada akhirnya, uang pembayaran kontrak yang diterima ber kurang menjadi : Nilai proyek semula Jumlah denda
Rp 1.612.892.000,65.600.000,-
Uang pembayaran yang diterima Rp 1.547.292.000,-
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
80 1.2. La tar belakang permasalahan. Penulis sudah menjelaskan permasalahan yang diha.dapi oleh P.T. DPS dan semua akibat dari keterlambatan yang merugikannya. Sekarang, diuraikan tentang situasi dan kondisi yang menyebabkan P.T. DPS mengalami keterlam batan dalam menyelesaikan proyek. Pada dasarnya, latar belakang dari permasalahan tersebut adalah : (1) Ketidakmampuan mengendalikan waktu dan kegiatan proyek dengan baik dan benar, '.(2) Keterlambatan pada pengadaan import motor kapal, (3) Kegagalan dalam mempercepat penyelesai an proyek melalui kerja lembur. 1.2.1. Ketidak mampuan mengendalikan waktu dan kegiatan proyek dengan baik dan benar. Fungsi perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian selama mengerjakan proyek adalah penting, dan ketiga.nya berhubungan erat setu' sama lain. Perencanaan terhadap waktu dan kegiatan proyek di P.T. DPS dilakukan dengan mempergunakan network planning, bar chard, dan time sche dule. Dengan harapan agar pelaksanaan kegiatan dapat sesuai dengan yang direncanakan, maka dilakukan pengendali an berdasarkan network planning, bar chart, dan time schedule itu. Tetapi bagaimana hasilnya? Ternyate pengen dalian terhadap waktu dan kegiatan tidak dapat dilakukan dengan baik dan benar. Hal ini terbukti dari keterlambat an yang dialami dalam menyelesaikan beberapa order pro -
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
81
yek. Mengapa hal ini sampai terjadi ? Jawaban dari pertanyaan ini terdapat di dalam alat perencanaan dsn pengendsa lian itu sendiri. Untuk lebih jelasnya, berikut ini penu lis menguraikan beberapa kelernahan dari network planning, bar chart, dan time schedule yang dipergunakan pada pro yek penbuatan bangunan kapal Oil barge "PUAH" 1500 DWT mi lik PERTAMINA di P.T. DPS. Pertama, network planning dibuat ter3alu sederhana dan tidak diperinci, bahkan kadangkala kurang memperhatikan logika ketergantungan antar kegiatannya. Kelernahan ini dapat dilihat dengan jelas, apabila network planning diperbandingkan atau dikonfirmasikan terhadap time sche dulenya. Di dalam prakteknya sehari-hari, time schedule lebih diutamakan dan berperan penggunaannya dibandingkan network planning itu sendiri. Sehingga time schedule da pat menjadi tolok ukur untuk menilai, bahwa network plann ing tidak memperinci kegiatan dan waktu penyelesaian seti_ ap kegiatannya. Beberapa contoh berikut dapat memberikan penjelsean tentang kelernahan itu : 1. Kegiatan "Fabrikasi hull bagian bawah/termasuk sand blasting" dikerjakan selama 2,5 bulan menurut network planning. Ternyata di dalam prakteknya menurut time schedule, kegiatan tersebut meliputi antara lain : Marking pelat dan profil (3 minggu), Cutting pelat dan profil (3 minggu), Fitting seksi-seksi hull bagian bawah (4 rninggu), Pengelasan seksi-seksi hull bagian ba-
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
82
wah disertai sand blasting dan cat dasar (3 minggu), dan sebagainya. 2. Kegiatan "Pemasangan pipa-pipa" membutuhkan waktu 3 bu lan menurut network planning. Ternyata masih perlu diu raikan menjadi ; Pemasangan pipa air (4 minggu), Pema sangan pipa minyak dan oli (4 minggu), Pemasangan pipa uap (3 minggu), dan Pemasangan pipa cargo (7 minggu)* 3. Kegiatan "Pengecatan" membutuhkan waktu 3 bulan menu rut network planning. Ternyata masih perlu diuraikan menjadi ; Pengecatan hull, tangki, cargo (7 minggu), Pengecatan pipa-pipa (3 minggu), Pengecatan luar hull atau geladak dan interior (3 minggu). 4. Usn lain-lain.
'
Walaupun jumlah masing-masing kegiatan jauh berbeda, dim£ na network planning mempunyai 19 kegiatan dan time sche dule sebanyak 37 kegiatan, jumlah keseluruhan waktu untuk menyelesaikan proyek tidak ada perbedaan. Sebab beberapa kegiatan pada time schedule dilakukan secara serentak/ber samaan waktunya, baik
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
83
masih diuraikan lagi, tetapi pada dasarnya Pemasangan ter eebut harus sudah diselesaikan sebelum Persiapan pejuncur an, tidak sebaliknya. Sebab pertimbangan seoara teknis me mang mengharuskan demikianKedua, pembuatan bar chart tidak sepenuhnya memper hatikan network planning, serta tidak mernperinci kegiatan dan waktu penyelesaianuya sebagaimana pads time schedule, Dengan mengamati bar chart dan network planning yang ada, tampak bahwa diantara keduanya terdapat perbedaan tentang jumlah kegiatan, jenis kegiatan/pekerjaan, dan waktu pe nyelesaiannya, yaitu ; 1. Jumlah kegiatan pada bar chart adalah 17 buah, sedangkan network planning mempuhyai 19 buah. 2. Misalkan, kegiatan "Keel laying" (Peletakan lunas ka pal) pada bar chart lebih menyerupai suatu event/peris tiwa daripada sebuah kegiatan, karena waktu penyelesai. annya sangat singkat hanya beberapa jam. Sehingga pada bar chart digambarkan sebagai titik atau noktah, bukan sebuah garis atau balok* Tetapi pada network planning, "Keel laying" tidak tampak sebagai kegiatan nyata, kai
i
rena merupakan bagian kecil dari kegiatan "Fabrikasi hull bagian bawah/termasuk send blasting". 3. Misalkan, kegiatan "Mould loft dan rambu" pads bar chart membutuhkan waktu 2 bulan. Padahal pada network planning membutuhkan 1,5 bulan, karena kegiatan itu me mang dikerjakan secara bersamaan waktunya.
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
84
Kemudian untuk menilai bahwa bar chart tidak memperinci kegiatan dan waktu penyelesaiannya, penulis mengadakan perbandingan dengan time schedule. Hanya saja, karena pen jelasan dan contoh penilaian ini same dengan yang sudah penulis lakukan terhadap network planning pada halaman 81 nebelumnya, maka penilaian tidak diulang kembali. Berikut ini dijelaskan beberapa akibat dari kelemahan bar chart yang dipergunakan oleh P.T. DPS tadi ; 1.. Tidak dapat langsung dan segera mengetahui kegiatan apa yang seherusnya akan dikerjakan, dan berapa minggu waktu yang dibutuhkan, karena "kegiatan" menurut bar chart tersebut sebagian besar merupakan gabungan dari beberapa kegiatan pada time schedule. 2. Tidak dapat mengetahui waktu untuk menyelesaikan suatu kegiatan secara persis, terutama pada kegiatan yang ke dua ujung atau salah satu ujung gambar baloknya, tidak tepat menyentuh garis vertikal pada kolom waktu. Juga pads kegiatan yang diberi gambar noktah/titik, tetapi letaknya tidak tepat pada garis. Salah satu contoh ad£ lah kegiatan "Keel laying',1. 3. Tidak dapat langsung mengetahui urutan kegiatan,: kare na logika ketergantungan antara kegiatan satu dengan lainnya tidak jelas. Contohnya pada kegiatan "Outfitt ing and accomodation", dimana tidak tampak jelas kegi atan apa yang harus diselesaikan sebelumnya, dan kegi atan apa pula yang harus dimulai sesudehnya.
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
85
4. Tidak dapat memperlihatkan suatu kegiatan yang boleh terlambat diselesaikan dalam batas waktu tertentu, tan pa menyebabkan keterlambatan pada penyelesaian seluruh proyek. Hal ini tampak pada kegiatan "Pengemalan pipa" yang membutuhkan waktu 3 bulan. Apabila kegiatan ini dapat dimulai tepat pada awal bulan ke 3, maka boleh diselesaikan selama 4 bulan, dengan syarst kegiatan se lanjutnya/"Pemasangan pipa" harus dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Ketiga, pembuatan time schedule tidak berdasarkan pada network planning yang benar, melainkan banyak berpegang pada bar chartnya meski kadangkala kurang cermat. Hal ini dilakukan oleh mereka dengan pertimbangan, bahwa cara menyusun kegiatan dan waktu penyelesaiannya dari bar chart dan time schedule hampir sama, sehingga lebih mudah membuatnya. Tetapi ada satu perbedaan menyolok, yaitu jum lah kegiatan time schedule lebih banyak dan terperinci, serta waktu penyelesaian setiap kegiatan diperinci dalam satuan minggu. Sedangkan network planning dan bar chart mempergunakan eatuan bulan. Juga time schedule lebih ba nyak dipergunakan dan berperan di dalam fungsi perencana an dan pengendalian proyek yang sebenarnya. Sehingga pem buatan Surat Perintah Kerja (SPK) berdasarkan langsung pa da susunan kegiatan dan waktu menurut time schedule. Baik untuk proyek paling' sederhana yang membutuhkan waktu eeki tar empat bulan dan sedikit kegiatan, maupun yang paling
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
86
rumit dengan waktu di atas delapan bulan dan banyak kegi atan. Kenyataannya, P.T. DPS lebih mempu :i;eng'endalikan proyek sederhana dibandingkan yang lebih rurrit. Dalam arti kata, kalau toh masih mengalami keterlambatan, hal itu dapat ditolerir oleh pihak peinilik, karena keterlambatan tidak lebih dari satu minggu umpamanya. Sedangkan pada proyek yang rumit, salah satu diantaranya adalah kapal Oil barge "PUAH" 1500 DWT dengan 48 kegiatan menurut time schedule, beberapa kali mengalami keterlambatan di luar batas toleransi, sehingga dikenai denda. Dengan memperhatikan cara penyusunan dan contoh time schedule yang diper gunakan oleh P.T. DPS, penulis menemukan beberapa kelemah annya, yaitu ; 1. Tidak dapat langsung memperlihatkan urutan. kegiatan, karena logika ketergantungan antara satu kegiatan de ngan lainnya tidak jelas. Hal ini sangat terasa pada waktu adanya suatu kegiatan yang terlambat diselesai kan, sehingga mempengaruhi jadwal kegiatan selanjutnya baik langsung maupun tidak langsung, 2, Tidak dapat langsung memperlihatkan suatu kegiatan yang boleh terlambat diselesaikan dalam batas waktu tertentu, tanpa menyebabkan keterlambatan pada penyele saian seluruh proyek. Contohnya pada kegiatan "Pembuat an dan peletakan lunas" membutuhkan waktu 2 minggu. Ji ka kegiatan ini dapat dimulai tepat pada awal minggu ke 15, maka boleh diselesaikan selama 7 minggu, asal -
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
87
kan kegiatan "Fitting hull bagian bawah" nantinya dapat diselesaikan tanpa keterlambatan, 3. Kurang praktis, karena jumlah lembaran kertas time sche dule terlalu banyak. Sehingga membutuhkan banyak waktu untuk menemukan jadwal kegiatan yang terpisah lembaran kertasnya. Mestinya cukup satu lembar kertas saja. 1.2.2. Keterlambatan pada pengadaan import motor-motor un tuk kapal. Diantara semua kegiatan dalam proyek pembangunan ka pal di P.T. DPS, pengadaan motor untuk kapal merupakan ke giatan paling sulit dikendalikan oleh perusahaan, sebab pembeliannya dilakukan secara import, Biasanya didatangkan dari Jepang ataupun Jerman Barat, tergantung permintaan pi hak pemilik. Motor yang dipergunakan kapal Oil barge"PUAH" berasal dari perusahaan Motoren-Werke Mannheim (MWW) AG di Jerman Barat. Seben&rnya, pengendalian terhadap barang im port tersebut meliputi : jumlah, merk dan jenis , cara men jalenkan, ukuran ruang, ukuran PK, dan bentuk motor ; peru sahaan supplier dan pabriknya ; harga keseluruhan ; dan waktu yang dibutuhkan mulai pemesarian sampai dengan motor tiba di gudang P.T. DPS.
Akan tetapi, penulis membatasi
pada pengendalian waktunya saja, karena hal ini paling ber kaitan dengan permasalahan skripsi. Bagaimana sampai terjadi keterlambatan itu : Inilah yang penulis ursikan supaya jelas. Pengadaan motor inrtuk
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
88
dan motor bantu kapal Oil barge "PUAH" dilakukan menurut perencanaan yang dibuat pada network planning. Disana, pengadaan motor digabungkan dengan pengadaan po/npa-pompa, kompresor, dan peralatan listrik yang pembeliannya dapat dilakukan langsung di dalam negeri dalam waktu lebih singkat. Bar chart dan time schedule
tidak mencantumkan
kegiatan ini, karena mereka menganggap tidak perlu menja barkan kegiatan yang bersifat menunggu saja. Apa yang di alami P.T. DPS eelama ini menunjukkan bahwa pengadaan tersebut membutuhkan waktu antara 5 sampai dengan 10 bulan. Tingkat kesenjangan waktu sangat tinggi, yaitu sam pai 5 bulan, dan selama itu pula peruaahaan tidak dapat berbuat apa-apa kecuali menunggu. Posisi perusahaan me mang sulit dan lemah* Selain karena motor tersebut diang kut lewat laut yang otomatis makan banyak waktu, juga ti^ dak mungkin mempercepatnya, karena biaya untuk itu terla lu mahal. Padahal biaya pengadaan itu sendiri (harga mo tor dan ongkosnya) memang eudah mahal, yaitu rata-rata 30% dari nilai proyek. Sehingga menurut penulis, pengada an motor kapal secara import merupakan kegiatan yang wak tu penyelesaiannya paling sulit dikendalikan. Walaupun pengadaan motor mempunyai karakteristik waktu yang tidak menguntungkan, P.T. DPS tidak mungkin menghindar dari kenyataan ini. Motor menjadi salah satu bagian utama sebuah kapal, apalagi pembeliannya harus ee suai dengan keinginan pihak owner. Sedangkan pihak peru-
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
89
sahaan membutuhkan proyek untuk mencari keuntungan, atau paling tidak untuk kontinuitas usaha. Sehingga mereka ha rus tetap menghadapi dan melakukan kegiaten yang sulit dikendalikan itu. Pada proyek Oil barge "PUAH" 1500 DWT, pengadaan motor direncanakan membutuhkan waktu 8 bulan, ternyata motor tiba di gudang mereka 2 bulan kemudian. Keterlambatan ini menyebabkan kegiatan lain yang mengi kutinya menjadi tertunda dimulai. Sehingga bereamaan dengan beberapa kelemahan network planning, bar chart, dan time schedule yang dipergunakan. P.T. DPS, keterlambatan pengadaan motor tersebut ikut menyebabkan tertundanya pe nyelesaian proyek keseluruhan. 1*2.3- Kegagalan dalam mempercepat penyelesaian proyek melalui kerja lembur. Menghadapi keterlambatan yang terjadi pada bebera pa kegiatan proyeknya, P.T. DPS berusaha untuk mengatasi agar penyelesaian proyek dapat tepat sesuai rencana. IJsa ha yang dilakukan adalah mengendalikan kegiatan dan wak tu berdasarkan time schedulenya, kemudian setiap akhir bulan mengadakan rescheduling atau penjadwalan kembali# ' Sehingga mereka dapat mengetahui kegiatan mana yang be lum diselesaikan dan terlambat, walaupun urutan kegiatan masih tetap tidak jelas. Apalagi network planningnya ti dak ikut direvisi sedikitpun. Selama ini, jika suatu ke giatan mengalami keterlambatan, tidak langsung mengada kan kerja lembur untuk mempercepat penyelesaiannya. Mela
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
90
inkan dikerjakan terue sampai selesai dengan mempergunakan jam kerja normal. Perkara kegiatan selanjutnya menga lami penundaan, mereka tidak mempedulikan,sebab lebih me nekanfcan perhatian pada target kemajuan fisik pekerjaan. Demikian juga halnya dengan proyek Oil barge 11PUAH" . Setelah target tadi mencapai
atau sudah memasuki kegi
atan Peluncuran, dan rasa-rasanya sisa waktu terlalu sem pit untuk menyeleaaikan .kegiatan selanjutnya, maka mere ka mengadakan kerja lembur. Tetapi sda beberapa kegiatan yang tidak dapat dipercepat penyelesaiannya, yaitu : Basin trial, Sea trial, Pengurusan surat-surat dan Penye rahan kapal. Sedangkan yang dikerjakan lembur meliputi pekerjaan finishing lainnya, yaitu : Pengecatan, Outfitt ing pipa, Outfitting kayu dan interior, Pemesangan alat komunikasi dan nayigasi, Pemasangan alat keselamatan dan inventory ABK. Bagaimana hasil kerja lembur tersebut ? Penulis » telah menjelaskan sebelumnya, ternyata penyelesaian pro yek: tetap mengalami keterlambatan dan didenda. Penulis menyimpulkan bahwa, kegagalan P.T. DPS dalam mempercepat penyelesaian proyek Oil barge "PUAH" melalui kerja lern bur.disebabkan oleh tidak dipergunakannya Critical Path Method (PPM) sebagai pedoman untuk proses mempercepat. Hal ini dapat dilihat berdaaarkan fakta berikut ini : 1 „ Pekerjaan lembur tidak direncanakan secara matang, me lainkan hanya menurut target kemajuan fisik pekerjaan dan sisa waktu .vane masih ada. Kalau proyek sudah men
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
91
capai sekian pereen dan slsa waktu rasa-rasanya tidak mencukupi, saat itulah diadakan kerja lembur. 2 . Hanya mengadakan rescheduling setiap akhir bulan, da -
lam keadaan terlambat atau tidak, tanpa memperhatikan dan memperbaiki network planning. Maka urutan kegiatan yang akan dikerjakan lembur tetap tidak jelas.
2. Femecahan Masalah dan Pen^ujian Hipotesa Dalam skripsi ini, hipotesa kerja yang diperguna kan adalah : "Dengan mempergunakan time schedule yang dibentuk berdasarkan network planning terperinci untuk me ngendalikan waktu waktu dan kegiatan proyek, serta memper cepat penyelesaian sisa proyek secara Critical Path Method (CPM), maka proyek dapat direncanakan selesai tan pa kena denda". Untuk pengujian hipotesa ini, diperguna kan langkah-langkah konkret pemecahan masalah sebagai berikut ; (1) Membuat network planning yang lebih diperinci (2) Membuat time schedule berdasarkan network planning dan siap dipergunakan, (3) Memperbaiki network planning, (4) M'empercepat penyelesaian sisa proyek secara Critical Path Method. 2.1. Pembuatan network planning yang lebih diperinci. Maksud langkah ini adalah membuat network planning untuk perencanaan dan pengendallan proyek kapal Oil Barge
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
92
''PUAH", diroana jcnis kegiatan dan waktu penyelesaiannya lebih diperinci daripada network planning yang dibuat» se larna i n i , Perincian tersebut dan logika ketergantungan antar kegiatannya, diperoleh berdasarkan time schedule dan network planning yang ada, serta keterangan tambahan dari beberapa kepala tukang dan kepala seksi di bengkelbengkel, gudang, dan bagian lainnya. Tahap permulaan mem buat network planning adalah menyusun jadwal pemecahan peker.jaan proyek, sehingga gambaran rencana kerja keselu ruhan proyek dapat dilihat dengan mudah. Hesil penyusunan jadwal ini terdapat pada Gambar 24* Pen^elasannya ada lah sebagai berikut : 1. Tingkat 1 merupakan tujuan akhir dan utama dari pro yek, yaitu tersedianya "Bangunan kapal" yang siap dipergunakan sesuai dengan permintaan pihak pemilik. i
2. Untuk mewujudkan "Bangunan kapal", dipc-rlukan bebera pa tujuan pendukung berupa Tingkat 2, yaitu "Mempersj. apkan produksi", "Membangun badan kapal", "Melakukan outfitting", "Menguji dan menyerahkan". 3. Penjelasan tentang Tingkat 3, 4, 5 adalah sama, dalam arti tingkatan yang lebih tinggi membutuhkan dukungsn tujuan dari tingkatan dibawahnya. Tingkat 5 merupakan pemecahan pekerjaan yang paling detail stau terperinci, dimana mssing-masing pekerjaan atau kegiatan itu secars terpisah dapat memungkinkan diurus dengan baik sampai selesai.
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
93
&AKBAH
24
JADV.’AL PZLvECAHAl" PEKERJAAI\ PH0Y2K KAPAI C IL 3ARGE "PUAH” 1 5 0 0 DVT
Kapal
^ring-iia t
Tingkat 2
T in g k a t 4
Tinsrkat
K e t e r a n g a r . norr.er sa& a T in g k a t 5 : • C\J
P engaaaan pelat, profil, las. v' pipa. 11 cat. 11 motor kapal. 11 poinpa & konpresor. " peralatan listrik. - 11 navigasi-komunika si • " alatwkeselamatan dan inventory. 9 * Gambar/design I. no. Gantbar/design II. -> i . M o u l d loft I. 12. M o u l d loft II. M a r k i n g pelat dan profil.
14 15
v j-
17 18 19
UA
tr\
16
vjj L'-. (0
SKRIPSI
Sumter
: P*T. DPS dan diolah.
20
21 , 22 23 24.
25
2£. Pitting/las bridge deck, mast, cerobong. 2 n . Persiapan dan launching. 2 E . Pemasangan fondasi motor induk. 29- Shaft aligment motor induk. 3C. Pemasangan motor induk, poros propelar, propelar.. 31 Pemasangan fondasi motor bantu dan motornya. 32 Pemasangan pompa dan kompresor. 33 Pe.nasangan alat keselamatan dan inventory. 34 Pengecatan hull, tangki, cargo. 35. 11 pipa. 36. " akomodasi/luar hull. MENGATASI KETERLAMBATAN PADA... 37 Outfitting kayu/interior.
Cutting pelat dan prcfil. Bending pelat dan profil. Pitting seksi-seksi bav/ah. Pitting seksi-seksi atss. Las seksi bawah/sand blasting. Las seksi stas/sana blasting. Persianan-dan keel laying. Pitting hull bawah. las bull bawah. Completion daerah after-body^. Pitting/las fender, main deck, railing, bollard. Pitting/las cabin deck, r ’cie deck, tangga-tangga.
1$. Pemasangan interior; akomoaasi. 39. Pengemalan dan cutting pipa. 40. Pemasangan pipa air. 41. pipa m i n y a k / o l i . 42. pipa uap/gas. 43. pipa saluran cargo, 44. instalasi dan pera latan listrik. 45. n navigasi-komunikasi 46. Basin trial. 47. Sea trial. 48. Pengurusan surat-surat dan penyerahan. GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
94
4 * Sehingga kegiatan di Tingkat 1? menjadi bagian terbe sar dari jenis kegiatan untuk membuat network plann ing nantinya. Sedangkan logika ketergantungan antar kegiatan dan perincian waktu penyelesaiannya, masih belum dapat diperlihatkan secara jelas. Setelah jadwal pemecahan pekerjaan dibentuk, maka dilanjutkan dengan : menyusun daftar Jenis kegiatan; men cari logika ketergantungan antar kegiatan; dan memperinci waktu penyelesaian setiap kegiatan. Daftar jenis kegi a tan diperoleh dari Jadwal Pemecahan Pekerjaan Tingkat 5 pada Gambar 24? dan keterangan tambahan dari bengkelbengkel yang inenyangkut cara pengerjaan khusus sebanyak 22 buah kegiatan. Sehingga jumlah keseluruhan menjadi 70 buah, dimana 20 buah diantaranya tidak memerlukan wak tu penyelesaian. Hasil penyusunan ini tidak dibuat ter sendiri, melainkan dijadikan satu dengan dua tahap lain nya pada Tabel 12, agar lebih praktis penggunaannya. Sedangkan logika ketergantungan antar kegiatan di peroleh dengan cara mencari jawaban atas pertanyaan seba gai berikut : Kegiatan apakah yang dapat dikerjakan pada awal proyek ? Setelah suatu kegiatan selesai dikerjakan, *
kegiatan apakah yang harus dan dapat dikerjakan selanjut nya ? Sebelum memulai suatu kegiatan, maka kegiatan apa kah yang harus diselesaikan lebih dulu ? Untuk memudah kan jawaban, setiap kegiatan diberi kode berupa huruf ka pital/besar yang berurutan. Pembuatan kode ini tidak ada
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Vb
TABEL '12 DAFTAR KEGIATAN, LOGIKA KETERGANTUNGAN DAN WAKTU PENYELESAIAN PRUYEK KAPAL OIL BARGE "PUAH,f 1500 DWT r" ••-rrm :SBBaBaas:riB.-Jft56.= yst. = «■=&:: 'r r:- a;~ ~ ~ T-^ r ;•-
■ *r=;' Nomer
-.. . —
K e g i a t a n ..... .
.
... . — ---- — .... _—
Uraian kegiatan
--- — Kode
Gambar/design I A Gambar/design .TI B Mould loft I C Mnnl H 1 rift II D E Pengadaan pelat, profii, bahan las. mur. dll. '\t Mar,r1''g pelat dan profii Menunggu marking pelat dan profii seleaei dalam jumlah tertentu G Cutting pelat dan profii II 8. Menunggu cutting pelat dan profii selesai dalam 9. I jumlah tertentu Bending; pelat dan profii J JJ>Pembuatan dan peletakan lunas (Keel laying) 11. K. Ii Pitting seksi hull bawah 12. 13. Las seksi hull bawah, sand blasting, meni r Fitting hull bawah 14. i\ Las hull bawah 0 1516. Completion daerah after-body, test X-ray p Fitting seksi hull atas 17. Q 18. Las seksi hull atas, sand blasting, meni R Fitting dan las fender, main deck, railing 19S 20. Fitting dan las cabin deck, f c l e deck, tangga T 21 . Fitting dan las bridge deck, mast, cerobong U 22. Pengadaan pipa V Pengemalan dan cutting pipa 23. v: Pengecatan pipa 24. , X -25. . Pemasatucan pipa air Y 26. Pemasangan pipa minyak dan oli Z 27. Pemasangan pipa uap dan gas AA 28. Pemasangan pipa aaluran cargo AB Pengadaan cat AC 29. Pengecatan hull, tantfki. car^o 30. AD Pengeontan akomodas.i/luar hull 31. A 15 Pengadaan motor, porou propeWjr, utorn l.ubo , A l-' 32. Pemaaangan fondaai motor induk d?m lulio AC 33. AD Shaft aligment 34Pemasangan fondaai motor bantu dan motorn.ya AI Pemasangan motor* induk, poros propeiar, propelar A,) 36. Pengadaan pompa dan kompresor AK 37. . AL Pemasangan pompa dan kompresor 38. An Persiapan dan peluncuran. (Launching) /9AM Peneadsan,peralatan listrik _40,.... .. A0 Pemasangan peralatan dan instalasi lintrik 41. AP Outfitting kayu-kayu dan interior 42. Pemasangan/finishing kayu-kayu dan interior AIJ 43AR Pengadaan alat navigasi dan komunikasi 44. AS Pemasangan alat navigasi dan komunikasi 45. AT Pengadaan alat keseiamatan dan inventory 46. AU Pemasangan alat keseiamatan dan inventory 47. AY Basin trial 48. AW Sea trial 49AX Pengurusan surat-surat dan penyerahan 50. 1. 2. 3. Ai• 5. 6. 7.
2= = = = : = ? 5; = „
8= = s a = «
Waktu penyelesaian (dalam
Logika ketergantungan
ff. e 8 s s s a « & s r ssa. « 5= a = « , * . = !r a .sr « . s= = * =
kegiatan awal A a B kegiatan awal 0- 1) C-D | G nU I F-H H-J L K-M N 0 H-J Q ' 0-R S ~TF .... . 1 kegiatan awal V W-AC 0-',r o-x o-x S-Y-Z-AA kegiatan ewal 0-AC AD l<<7 '.in 1,/ui nwn 1 P-AP AG . JP-AF A H-AI kegiatan awal AK-AI-AK AD-AJ . kegiatan awal I’ -AH kegiatan awal U-AP kegiatan awal U-AR kegiatan awal AS-AT AL-AM-AO AB-AU-AV-AG AW t f t s a s K a a a f c s s B B S f t a *
Normal
Cepn t
4 5 7 2 d 4
j*
A 4•t5 j * 3
1 3
0. v/t5J 2
1 ? 2 4 3 8 4 2 3 ✓ 4T j 2 1 8 10 3✓ 4 Ar 3 7 4i 7 3 1 11 '-5 +\ . _ t
J
fA
J .
2 Cm
8 4T ?Cm
6 3 8 3 6 3 5 3 3 3✓ 2 ^
^
0. 5> ^ »■ •\ 1 ».5-S •3/ 2 6 ■ ■ IIItm% 4 . 11 1 S P^ tJ^ 1 tcj; i .0 .5 6 1 S 3 p
Sj
N
M *s C'.) 4 tr ------- J > 3 ^ ■ H ** J? •t i #
_
2 •H
2 ■K p
2 ■ ?( K
-
Keterangan : * Tidak perlu dipercepat. ** Tidak dapal dipercepat. Sumber :
SKRIPSI
P.T. DPS dan diolah.
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
96
hubungan dengan nomer urut Tinglcat 5 pada Gambar 24. Khu sus kegiatan yang tidak memerlukan waktu, tidak diberi kode tersebut, agar bentuk network planning nantinya lebih jelas* Susunan logika ketergantungan antar kegiatan ini terdapat pada label 12. Contoh pada kegiatan X- atau "Fitting hull bawah" mempunyai logika ketergantungan W dan U, karena
kegiatan X dapat dikerjakan apabila kegi
atan W dan U sudah selesai. Perincian waktu untuk menyelesaikan kegiatan dila kukan sampai batas satuan waktu min^^u, dimana perencana an dan pengendalian proyek melalui time schedule yang be nar-benar dipergunakan selama ini adalah menurut satuan tersebut. Pada dasarnya, mereka mampu mengerjakan proyek i dengan baik tanpa keterlambatan yang berarti, apabila proyek itu relatif sederhana dan sedikit jumlah kegiatan nya. (Hal ini sudah dijelaskan pada sub-bab Pemecahan Maselah,' dimana kegagalan proyek semacam Oil barge "PUAH" lebih
disebabkan oleh tidak jelasnya urutan kegiatan).
Selain itu, jika mempergunakan satuan bulan, akan banyak menimbulkan angka pecahan yang dapat menyesatkan pada pe n^endalian nantinya. Sebaliknya dengan satuan hari, akan menimbulkan angka bulat terlalu besar yang kurang prak tis penggunaannya. Apalagi dengan satuan .jam. Berdasar ■ * kan pertimbangan inilah, maka.dipergunakan satuan waktu minggu. Selanjutnya, waktu yang dibutuhkan untuk menyele i
sSikan kegiatan dibagi menjadi dua macam, yaitu waktu
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
97
normal dan waktu cepat. Waktu normal merupakan
waktu
yang paling tnungkin dan sering dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu kegiatan, berdasarkan jam kerja normal perhari di P.T. DPS.
Dalam satu minggu, mereka bekerja pe-
,nuh 7 jam perhari selama 6 hari, mulai Senin sampai de ngan Sabtu. Waktu cepat merupakan waktu yang dibutuhkan ;untuk mempercepat penyelesaian kegiatan melalui jam ker ja lembur, sehingga mereka bekerja selama jam kerja nor mal ditambah dengan jam kerja lembur 4 jam perhari dan 7 jam pada hari Minggu, Karena jumlah jam kerja dalam sa tu minggu meningkat, dan mempertimbangkan kemampuan personil dan prasarana galangan, maka penyelesaian kegiatan dalam satuan minggu akan lebih cepat daripada waktu nor mal. Perincian waktu normal dan cepat terdapat pada Ta bel 12 • Ada beberapa kegiatan tidak mempunyai waktu ce pat, baik karena tidak dapat dipercepat maupun memang ti dak perlu dipercepat, yaitu ; semua kegiatan Pengadaan, Basin trial, Sea trial, Pengurusan surat-surat dan penye rahan kapal. Kecuali Pengadaan motor kapal dan.perleng kapannya, kegiatan pengadaan lainnya tidak perlu diperce pat, sebab selisih waktu antara saat kedatangan dengan awal pemakaiannya sangat besar. Dan selama ini memang ti dak pernah mengalami keterlambatan. Pembuatan gambar/bagan network planning dilakukan menurut Tabel 12 sebelumnya. Untuk menggambarnya diperlu kan beberapa simbol yang umum dipergunakan, baik oleh ka
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
98
langan perusahaan kontraktor maupun pada dasar-dasar teo ritis, yaitu mengenai ; kegiatan yang harus dikerjakan, event/kejadian yang harus dicap&i, dan kegjatan dummy atau semu. Network planning untuk pembahasan skripsi ini mempergunakan simbol sebagai berikut- ; 1. Tanda panah atau --------^ menggambarkan kegiatan yang harus dikerjakan. 2. Tanda lingkaran atau kejadian yang harus
/
__ j
menggambarkan event/ dicapai, terdiri atas no
mer event dan keterangan waktunya. 3. Tanda panah terputus-putus atau-- ------ > menggambar * kan kegiatan semu. Tahap awal menggambar network planning adalah membuat rangkaian kegiatan-kegiatan dengan simbol tersebut, se hingga membentuk suatu .iarlngan/network. Agar lebih prak tis, gambar network ini tidak dibuat tersendiri, melainkan dijadikan satu dengan Gambar 25, yaitu setelah memasukkan perincian waktu. Untuk itu dipergunakan dua pedom an yang berfungsi merangkaikan waktu penyelesaian semua kegiatan, yaitu pertama adalah waktu tercepat yang diharapkan untuk terjadinya suatu event, dan kedua adalah * waktu paling, lambat yang diperkenankan untuk terjadinya suatu event. Network planning pada Gambar 2b belum dapat diper gunakan untuk merencanakan dan mengendalikan dengan baik, karena belum dapat memperlihatkan kegiatan dan jalur ke-
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
c0> r>
SKRIPSI
e>
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
100
giatan yang mempunyai waktu kritis. Hal ini sangat perlu, karena keterlambatan untuk menyelesaikan kegiatan yang terletak pada jalur kritis, akan menyebabkan keterlambat an pada penyelesaian proyek keseluruhan. Kritis tidaknya suatu kegiatan, ditentukan dengan cara menghitung waktu waktu luang/float pada network planning Gambar 25. Apabi la suatu kegiatan mempunyai total float
dan free float
sebesar nol, maka termasuk kegiatan kritis. Hasil perhi tungan waktu-waktu luang itu terdapat pada Tabel 1 3 . Kemudian, berdasarkan keterangan Tabel 13
digambar kemba
li network planning Gambar 25 yang sudah dapat memperli hatkan kegiatan d a n j a l u r yang kritis. Penulis memperguna kan simbol tanda panah bergaris tebal atau untuk menggambarkan kegiatan kritis. Network planning de ngan jalur kritis tersebut pada Gambar 26* Disini terda £at beberapa rangkaian jalur kritis, antara lain : 1. A-B-D-F-L-M-N-O-P-AG-AH-AJ-AM-AV-AW-AX. 2. A-B-D-G-H-L-M-N-Q-P-AG-AH-AJ-AM-AV-AY/-AX. 3. A-B-D-G-I-J-I-M-N-O-P-AG-AH-AL-AV-AW-AX. 4 . A-C-G-I-J-L-M-N-0-P~AG-AH-AL-AV-AW-AX.
5. Ban sebagainya. Y/alaupun mempunyai jalur kritis yang berbeda-beda, semua ialur tersebut menunjukkan satu persamaan, yaitu memberii kan keterangan bahwa keseluruhan proyek harus sudah selesai pada akhir minggu ke 52.
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
101 TABEL I? I1A3IL PlfilMITUmUN Y)AK'i'U-WAKTU LUANG UNTUK MJ3NENTUKAN JALUR KRITIS NETWORK PLANNING GAMRAR 25
Event Kegiatan Awal
Akhir
A B 0 1) E F G
5 6 7 8 _2_
4 4 6 6 8 7 9
a
i
.r
K L H N 0 V Q, R S JL U V
11
10
11
10 1-1
12
14 17 13 15 16 18 19 27 29 30 31 32 33 42 28 35
12
14 9 13 15 16. 18 1 27 20 3H 30 30 33 1 34 35
1 20
20 21 22
i
24 23
22
1 3
5
.
26 42 42 43 <\A
1
26 41 42 13
10
EST
Iobal
4 9
0 4 4 9 0 11 ■ 11 12 1? 13
11 14 12
1 *? rs 15 17 10
30 •34 36 18
18
22
o 8 in 34 34 ■ */!.
11
0 4 4 Q 6 11 11
11 11
1S 19 2? 30 34 15
0
34
F l o a t ilTi-ng£u)_
( Pada
34 37
X V X AA AP AO AD, AE AF AG AH AL AJ AIC AJj AM AH AU AF AQ AU AS. AT AU AV AW AX
36 37 38 38 40 39 41 41
1
2 4 ■ I 8 4
w
IT
36 37 36 38 1 39 40
Waktu penyelesaian "normal" (minggu)
22
37 39 40 8 18 i 3H — 5^3" 37 t'5 •1
0
37 36 40 o 40 42
0 39 0 40 0 40 o 43 44 ■ 17 '50
J1
44 34 37 40 ZL 42 G 44 44 6 42 *8 43
46 47 50 52
12
12 n iy 15 1:
11 11
0 0 0 0
11
JL
JL
15
12
15 13 15 T2" 19 22
30 34 36 31 35 38
22
20 34 15 31 35 38 40 0 23 j 36 36 36 40 0 -25... 42 0 36 37 -26_ 4'.' o 40 42 0 41 0 41 0 41 0 44 4417 50
3
Free
0 0 0 0
4 9
J L
1 I 23 33 m. .ILL 40 40 47 33 AZ 50 36 37 40 JU_ 42 40 44 44 -41 44 41 44 41 -11 41 47 47 50 52
0 0 0 0 0 5 0 0 0 0 0 13 15 1 _J 1 15 15 15 -2.
Keterangan
0 0 0 0 0 5 0 0 0 0 0 0
kritis kritis lu.’ .i tin kvitin kritis kritis itri tis ■ ;r\i t;j o kritis krj tis -U'j tis «rjtip kritis kri tis
12
0 JJ 0 0 0 V) 0 0 c
1 6 2 0 0 .1 0 32 0 0 3JL 2 33 1 35 39 1 0 0 0
0 _a Ju i.tis kritis o 32 0 0
Id'i t.ir, kritia kiitia
11 0 32 0 34 _JL 38 1 0 0 0
kvj tir> ^ ritia kri fcjn
Keterangan : 1. EST EFT LST LFT
« s =
Earliest start time, Earliest finish time. Latest start time. Lateot finish time.
2. Rumus untuk menghitting (minalkan kegiatan A) ; Total float = Free float
- est
~ ^ ^ A ~ waktu penyelesaian A B
- EFT A
3. Termasuk kegiatan kritis, apabila Total float dan Free float-nya sebesar nol.
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
o
OJ
CXJ
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
cd
§
SKRIPSI
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
1UZ
Untuk menjadikan network planning eebagsi alat pengendalian proyek di P.T. Dok dan Perkapalan Surabaya, perlu dipenuhi beberapa persyaratan, dimana pengendalian proyek dapat berjalan balk. Persyaratan tersebut : 1. Network planning harue mempunyai informasi lengkap ten tang ; kegiatan, waktu, dan sumberdaya lainnya. Infor masi ini didisain sederaikian rupa, sehingga selalu siap dipakai menurut kebutuhan. 2. Network planning harus cocok dengan jenis/bentuk pro yek yang akan dikerjakan. Dalam hal ini, proyek di P.T< DPS adalah berupa pembuatan bangunan kapal, bukan proyek reparaei kapal. 3. Mempergunakan asumsi yang tepat, dengan mempertimbangkan kondisi galangannya. 4. Sikap pelaksana yang terlibat dalam proyek harus mendu kung penyelenggaraan proyek, 5. Koordinator proyek, Penyusun network planning, dan pa ra Pimpinan tingkat atas dan bawah, harus mempunyai ke ahlian dan pengetahuan tentang : a. Sifat-eifat peker jaan secara umum, b. Tujuan utama dari proyek, c. Pe ngetahuan mendalam tentang proyek dan network planning 6. Memindahkan gambar network planning menjadi bentuk time schedule.
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
103 2.2. Pembuatan time schedule dan penggunaannya. Sebelum pekerjaan bengkel dimulai, time schedule menjadi alat perencanaan dan pengendalian waktu dan keg_i f atan proyek yang dibentuk paling akhir. Petun.juk praktis membuat time schedule proyek "PUAH" adalah : 1. Berdasarkan network planning Gambar 26. 2. Digambar pada selembar kertas, agar mudah melihatnya. 3. Dibuat kolom-kolom horisontal dan vertikal. Kolcm horisontal untuk menyusun daftar kegiatan dan keterang an waktunya. Xolom vertikal untuk memberi batas waktu berupa tahun, bulan, tanggal, dan jumlah minggu setiap kegiatan. Tanggal yang ditulis adalah saat heri kerja pertama setiap minggu di P.T. DPS, yaitu Senin. 4. Memberi simbol untuk waktu penyelesaian : a. Gambar balok adalah waktu yang dibutuhkan untuk me nyelesaikan setiap kegiatan, yaitu " W K m m m m a m 11 b. Gambar titik adalah waktu luang, yaitu " ....... c. Waktu kritis ditunjukkan oleh gambar balok tanpa disertai gambar titik. 5. Sedapat mungkin, semua waktu kritis disusun berdekatan dan urut, agar rangkaiannya mudah dilihat. Sehing ga pengendalian dapat lebih dikonsentrasikan pada rangkaian kegiatan tersebut. 6. Terhadap kegiatan non-kritis, daftar kegiatan dan jad wal waktunya disusun menurut bentuk rangkaiannya pada network planning, sehingga lebih mudah melihat urutan
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
104
kegiatan dan waktu yang dibutuhkan. Setiap rangkeian tersebut (juga yang kritis) diberi kode tertentu, misalkan dengan abjad kapital. 7. Agar time schedule mempunyai kegunaan yang maksimal, maka _ penyusunan gambar balok setiap kegiatan non-kri tis harus mempertimbangkan (1) Pengeluaran uang untuk pengadaan material (2) Termin pembayaran uang kontrak (3) Biaya penyimpanan material/holding cost (4) Libur hari raya dsn tutup tahun (5) Dan lain-lain, sehingga penggunaan time ..schedule sangat menguntungkan. Hasil penyusunan ini terdapat pada Gambar 27. Berdasarkan time schedule, pimpinan proyek dapat mengeluarkan Surat Perintah Kerja (SPK) kepada semua ba gian dan bengkel yang berkepentingan. Kebutuhan waktu untuk menyelesaikan kegiatan yang dicantumkan dalam SPK, harus tepat sama dengan gambar balok, artinya mengabai kan waktu luang. Sehingga setiap bagian dan bengkel, ti dak mempunyai pikiran untuk bekerja santai dan seenaknya yang dapat menyebabkan keterlambatan. Kemudian, selama dilaksanakan pekerjaan proyek, Bagian PPC mengadakan pengawasan untuk mengendalikan kegiatan dan waktu melalui time schedule. Kegiatan pada jalur kritis diberi porsi pengendalian yang lebih ketat daripada lainnya, agar ti dak mengalami keterlambatan. Dengan pengendalian yang de mikian, proyek kapal "PUAH" direncanakan dapat aelesai tepat pada waktunya, yaitu tanggal 2 September 1985.
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Keteransan
SKRIPSI
; SMHHI ««•«•
Wakrtu Waktu
yang dibutuhkan suatu kegiatan. luang suatu kegiatan.
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
106
2.3* Memperbaiki network planning. Meskipun time schedule sudah dapat dipergunakan dengan baik untuk mengendalikan waktu dan kegiatan pro yek, masih ada sebuah kegiatan yang tampaknya sulit di kendalikan, yaitu pengadaan import motor kapal. Sesuai dengan kenyataan, kegiatan ini dianggap tetap mengalami keterlambatan. Diperkirakan membutuhkan waktu 8 bulan, ternyata datangnya terlambat 2 bulan, sehingga kegiatan berikutnya mengalami keterlambatan dan baru dapat dimu lai pada akhir minggu ke 42. Dengan memperhatikan net
-
work planning dan time schedule Gambar 26-27, pengaruh keterlambatan ini terhadap keseluruhan proyek dapat dije laskan berikut : 1. Waktu yang dibutuhkan oleh kegiatan AF berubah dari 34 minggu menjadi 42 minggu, sehingga mengubah ESTA£ dan ESTA j dari minggu ke 36 menjadi minggu ke 42. 2. Karena jalur kegiatan AG-AH-AJ-AM-AV-AW-AX maupun AG-AH-AL-AV-AW-AX merupakan jalur kritis dengan jum lah waktu 16 minggu, maka T£ proyek berubah dari Tg = 52 menjadi Tg = 58. Hal ini berarti penyelesaian proyek dengan waktu normal akan mengalami keterlambatan selama 6 minggu, dimana pro yek baru berakhir pada akhir minggu ke 58. Sehingga berdasarkan perjanjian Kontraknya, P.T. DPS akan dikenai denda sebesar + 6 x 7 x Rp 800.000,- atau sekitar Rp 33.600.000,-.
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
107
Untuk mengatasi "rencans" keterlambatan plus denda tersebut, dapat dilakukan cara mempercepat penyelesai an
sub-proyek melalui kerja lembur. (Penulis memberi is
tilah
sub-proyek, karena sekarang h a n y a .membahas penye
lesaian sisa proyek, yaitu semua kegiatan yang belum da pat diselesaikan sampai dengan akhir minggu ke 42). Kare na cara yang dipergunakan untuk mempercepat penyelesaian nantinya adalah Critical Path Method (CPM), maka lebih dulu harus menyusun kemball atau memperbaiki network planning.Gambar 2 6 . Hal ini dilakukan pada saat sudah ada kepastian tentang waktu kedatangan motor kapal sebelumnya, sehingga ada kesempatan untuk memperbaiki net
-
work planning dan time schedule, mengatur kerja lembur, dan menjadwal kembali pemakaian sumber daya perusahaan. Cara memperbaiki network planning adalah : 1. Berdasarkan network planning dan time schedule pada Gambar 26-27. 2. Selama proses memperbaiki network planning, pekerjaan proyek tetap dilaksanakan menurut rencana semula. 3. Menginventarisasi kegiatan yang dipastikan belum sele V
sai pada akhir minggu ke 42, saat mans pengadaan mo tor kapal dan perlengkapannya sudah selesai.(Sehingga sudah tidak ada kegiatan proyek yang relatip sulit di kendalikan oleh P.T. DPS). Untuk memperoleh keterang an tentang kegiatan yang termesuk sub-proyek ini, selain berasal dari pemeriksaan langsung ke bengkel
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
108
bengkel, juga mempergunakan time schedule Gambar 27. 4. Menginventarisasi kegiatan sub-proyek dapat dilakukan melalui time schedule, karena semua kegiatan proyek dapat dikendalikan dengan baik, kecuali pengadaan mo tor kapal dan perlengkapannya. Cara menginventarisasi adalah memperhatikan garis lurus vertikal pada kolom akhir minggu ke 42. Garis ini menjadi batas pemisah antara kegiatan yang sudah diselesaikan dengan yang belum, Misalkan kegiatan nomer 7, berarti mempunyai sisa kegiatan selama 4 minggu, Pengecualiannya, batas tersebut tidak berlaku terhadap rangkaian kegiatan yang mengikuti langsung pengadaan motor, .yaitu kegiat an nomer 28, 29, 30, 31, 33, 34, 35, 36, 37, karena memang belum dikerjakan sama sekali. 5. Menghitung waktu normal dan waktu cepat kegiatan sub*proyek, terutama nomer 7, 44, 46, dan 48. Karena yang lain belum sempat dikerjakan, keterangan waktunya diambil dari Tabel 12. 6. Untuk melengkapi inventarisasi ini, dicari kembali ko de kegiatan dan logika ketergantungan antar kegiatan sub-proyek dari Tabel 12. Hasil menginventarisasi k e giatan sub-proyek terdapat pada Tabel 14. 7. Membuat network planning baru berdasarkan Tabel 14. Langkah pertama adalah menggambarkan logika ketergan tungan dalam bentuk jaringan, dengan pedoman network planning Gambar 26. Kemudian memberi sirnbol garis le-
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
109 &
3 *P W) • P CO CO G
ft G)*H _ <1>*H E > O O'—'
* sfc jfc
in
in
in
c m cm
o \ m
t-*
t-tnt-«\mooo
tn
C M rtf* C M t A K ” \ CM
♦ * * in
in in
*
“
*>
oo
C\J
3
&0 a* •H e
CO H
t-q p
M <5
CO
SC
a> to
tn
tn i
\ i
t— K\
m
I CNJ
C M CM
cn cM^cMtnmcMm
tnm
I
I
I
I
I
co m
•P
(0
3|
oE> nJ
tn
COM
i c CO (0 t*0G k
tiO-P G Q 4) d ^ -P
a> T? O
& < EH < M Ci3 H W
bd
<
*< I t o p I <J
fo c i)
<*<<
M
I
OH 3 uod'o fc.G G CO
*H
O U co u G
CO •P CO •H
tJO a>
G 3 O (0 H
-P
o 3 -H 6 H CO flj <0*H to *d co O (0
o >
< 'e4 <J H 14 I I? < J H < S S I D < J S <J »
I tC I P I I W I PM PM
fflW C52J ^ <j <j <J r H *j
M
<$
II O
bi^2>SXO <; <sj<2 <j «aj<; <j
t >
O'CO <; <j
G 3
•P
G CD .O
o o
o o CO Q> o u ft ft E O
•p
E
*H CO CO
CO
CO
.G
<0M
G
co
>S-P 3 G CO ? 5 0 ) * H CO
Gjd CO O G •H hTJ <0
•H
JD <j G (0
to 13 CO
^ -H *d >} G «H (0
•H
"G
£h <J I CO <
pm
3
ftH M
G -p 3 co E E 0 CO H
M
G G W) £0 to G
1 cu •H CO
cO •PH co
co M
T J - P *H &
tO (1)
<
Ph h CO co W) CO (0 -H •H -P O © ftpl CO E ' D 'd •P On O G Q> - P G ft E H u G (>0HCO 3 > ft TJH .-p E G G G G G G G G W)G G G G to CO co to G *H co b CD »C0 G *H H co co to CO to M-P W h H MO g) pH W) CO ^ CO (0 G ft-p -H S ’ SPS G 03 G to o COH CO CO ^ CO CO ‘H CO CO-P co Q> to to -p co E n Q) W -H C -p CO W b CO CO G co co a> CO <0 Q) to W) co co CO f t CO 03 ‘H E E -p E E > f-4 to C O EG EG cC EG Eo E
p
P 4 ^ P h 'OCOP h *OA< f t p i ^ PP co PM pH pH -h
G
« tn
co •H CO
a}a)Gtoa}^a}a}(o
SKRIPSI
K>
in
<£>
c— 00 (7> O t - cm m
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
D
PM PM *H
* Waktu sisa = waktu. semula - waktu selesai ** = kegiatan tidak dapat dipercepat
H
o G 3
0>l r H *H
vM<>
:
« w w PQ D O 5 CD 5; pH (H * s <{ cd C-t H
co e
to
Keterangan
TABEL
14
< % P™
CO •H CO
in
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
110
bih tebal pada lingkaran event dan tanda panah kegiat an yang belum dapat diselesaikan pada akhir minggu ke 42. Langkah ini menghasilkan jaringan Gambar 28. 8. Selanjutnya menyempurnakan -jaringan tersebut, karena masih mempunyai kelemahan pokok untuk disebut network planning, yaitu : (1) Belum mempunyai sebuah event awal (2) Terdapat kegiatan lepas/loose-end seperti AB, AE, Ali, AO, AQ, AS, AU (2) Masih mencantumkan ke giatan dan event yang sudah selesai, padahal tidak di butuhkan dalam CPM (4) Belum mencantumkan EST, LST, EFT, LET, dan waktu penyelesaiannya. Cara menyempurna kan adalah dengan menghapus semua event dan kegiatan yang sudah selesai, kemudian membentuk sebuah event yang artinya "Semua kegiatan pengadaan dan yang menda hului AB, AE, AG, AI, AO, AQ, AS selesai dikerjakan pada akhir minggu ke 42". Event ini diberi nomer 36, sedangkan lainnya tetap seperti semula. Event awal da . ri AL diubah menjadi event nomer 38, agar tidak terle pas. 9. Mencantumkan EST, EFT, LST, LPT semua kegiatan berda* sarkan Tabel 14f sehingga terbentuk network planning Gambar 29 .untuk waktu .normal- Jalur kritis tidak beru bah, yaitu melewati AG, AH, AJ, AL, AM, A V , AW, AX. Untuk selanjutnya, network planning ini dipergunakan da lam merencanakan kerja lembur melalui CPM.
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
RAKGKAIAK IvEGIaIaL -A^G 3E1UI' DISELESAIK/I" EERDASAPJCA:' CA2EL U
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
CM
<} CO
H CO
Ss EH
n§
CP
d?
W
PM
tD
<
w O O w IA hi
£
Eh g
EH
£>
h-q <; PM
o
§ O 52! H
CT\ Hi <5 CM
5
I c!>
O
o w S3 >H W
PM
P Od O
fc83 <5 EH >1* <3
^ £W o £
k:
/ OD ifv
K / ^in
CO IA
\ 1
\
5t- /
1^ UD IA
tA
GATOT WIDODO MENGATASI KETERLAMBATAN PADA... SKRIPSI
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
113
2.4. Mempercepat penyelesaian sub-proyek dengan cara Critical Path Method (CPM). Menurut network planning Gambar 29, sub-proyek "PUAH" mempunyai T^ = 58, artinys penyelesaian dengan waktu normal akan membutuhkan waktu 58 minggu, sehingga terlambat dan didenda. Sesuai dengan perjanjian dalam Kontrak, denda akan
diperhitungkan/dibebankan kepada
P.T. DPS mulai hari keterlambatan ke 31 dari batas waktu proyek, yaitu akhir minggu ke 52. Maka untuk menghindari denda, sub-proyek harus selesai paling lambat sekitar akhir minggu ke 56. Penyelesaian sub-proyek memang herus dipercepat, sebab pengaruh denda Kp 800.000,- perhari cu kup besar artinya bagi P.T. DPS, minimal akan kehilangan uang sebesar 31 x Rp 800.000,- «= Rp 24.800.000,-. Misal dibandingkan dengan rencana laba Rp 69.822.000,-, denda sudah minta bagian 35%-nya. Untuk mempercepat penyelesaian sub-proyek, kondisi galangan P.T. DPS dan spesifikasi teknis pekerjaan ha nya memungkinkan adanya kerja lembur, yaitu menambah jam kerja di luar pemakaian jam kerja normal. Sehingga jum lah jam kerja raasih sama dengan semula, tetapi jumlah ha ri kerja menjadi berkurang. Hal ini sudah dijelaskan pa da proses menyusun daftar kegiatan dan waktu penyelesai an kegiatan proyek Tabel 12. Penyelesaian sub-proyek melalui pekerjaan lembur harus direncanakan dengan baik, sebab hal ini akan menyebabkan kenaikan biaya upah dan
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
114
material tertentu. Nantinya, perencanaan tersebut harus dapat menekan kenaikan biaya mempercepat, dan menentukan kegiatan yang perlu dikerjakan lembur. Untuk itu dipergu nakan cara Critical Path Method (CPM), dimana data waktu dan biaya setiap kegiatan audah tersedia di P.T. DPS, tinggal menyusunnya. Prosedur mempergunakan CPM adalah ; (1) Menyusun perincian waktu dan biaya langsung setiap kegiatan sub-proyek (2) Merencanakan pemakaian waktu ce pat terhadap kegiatan kritis secara bertahap (3) Merenca nakan perlambatan terhadap kegiatan non-kritis secara bertahap (4) Memperhitungkan biaya tidak langsung dan biaya denda terhadap beberapa alternatip batas waktu
2.4.1. Menyusun perincian waktu dan biaya langsung seti ap kegiatan sub-proyek. Pada langkah pertama ini, perincian waktu yang di butuhkan untuk menyelesaikan kegiatan sub-proyek diambil dari Tabel 14, baik waktu normal maupun waktu cepat. Mengenai waktu normal, yang dibutuhkan dalam penyusunan ini hanyalah waktu sisa-nya, yaitu terdapat pada kolom "sisa11 Tabel 14. Sedangkan perincian biaya langsung ber-* sumber dari budget Tabel 10, kemudian diperinci lebih lanjut secara bertahap. Pertama, menyusun perkiraan bia ya langsung setiap kegiatan proyek keseluruhan. (Sebenar nya, penyusunan ini harus diselesaikan sebelum melaksana
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
115
kan proyek. Tetapi karena pembahasan biaya proyek lebih diutamakan untuk melengkapi dan mendukung penerapan CPM dalam menyelesaikan sub-proyek, maka baru dibahas seka range Jadi semata-mata karena pertimbangan redaksional saja). Pada dasarnya, biaya langsung mempunyai 2 ciri khas : (1) Semakin luas skala setiap kegiatan, semakin mahal biaya langsung yang dibutuhkan
(2) Jika suatu ke*
giatan dikerjakan lembur (dipercepat), biaya ini cende rung meningkat. Pada proyek "PUAH", bagian utama dari bi aya langsung adalah upah pekerja dan biaya material. Upah peker.ja diberikan kepada tenaga kerja lang' sung dalam proyek, yaitu Kepala seksi (kasi), Tukang X, Tukang II, Tukang III/kuli. Upah diperhitungkan dengan tarip perjam kerja yang berlainan, tergantung klasifikasi bengkel dan tingkat jabatannya. Kemudian tarip upah diperkalikan dengan jumlah jam kerja masing-masing kegi atan, sehingga diketahui biaya langsung tenaga kerja* Perkecualian pada Pengadaan material, dimana kegiatan ini dikerjakan oleh pihak manajemen dan pekerja tidak langsung lainnya, Sedangkan biaya material, ditentukan dengan cara memperkalikan kebutuhan material setiap kegi atan dengan harga satuannya. Tetapi, agar mempertajam
*
analisa penerapan CPM nantinya, sebagian material dikelu arkan dari biaya langsung. Penyebabnya adalah kebutuhan material ini tidak berubah walaupun kegiatannya dipercepat, yaitu meliputi kebutuhan motor, pompa, kompresor,
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
116
inventory (TV, kulkas, dll.), alat keseiamatan, dan pera latan listrik. Termasuk biaya langsung adalah kebutuhan pelat, pipa, cat, bahan las, rnur, lem, paku, kayu, kabel, dan sejenianya. Untuk menghindari penghitungan ganda yang menyesatkan, kebutuhan material dihitung pada saat pertama kali keluar dari gudangnya. Hasil penyusunan wak tu dan biaya langsung untuk menyelesaikan proyek "PUAH" dengan waktu normal, terdapat pada Tabel 15. Kedua, menyusun perkiraan biaya langsung untuk sub-proyek, baik untuk waktu normal (disebut biaya nor mal) maupun waktu cepat (disebut biaya cepat). Semua per kiraan biaya normal diambil dari Tabel 15, hanya untuk kegiatan AB, AO, AQ, AS jumlahnya berkurang, karena seba gian kegiatannya sudah dikerjakan, Dengan asumsi biaya langsung perminggu setiap kegiatan adalah sama, maka si sa biaya normal A kegiatan itu dapat dihitung dengan ca ra berikut (misal kegiatan AB) ; Sisa biaya normal AB . v/alctu aisa AB x J
waktu normal AB
.
. (7 - 3) x - 2 ^ 2 2 ^ ° ^ = Rp 1.331.000,- (peinbulatan). Sedangkan perkiraan b iaya cep a t lebih mahal daripada bia ya normalnya. Menurut ltebi jaksanaan P.T. DPS selama inif tsrip upoh lembur per jam kerja rneningkat minimal 50?6 da ri semula, dan kebutuhan material naik aekitar 10#. Peru bahan kebutuhan material ini, berkaitan dengan adanya ke
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
117
TABEL 15
DAFTAR PERKIRAAN FORMAL VAKTU DAN EIAYA LANGSUNG UNTUK. MENGERJAKAN KLGXATAN PADA PROYEK KAPAL OIL BARGE "PUAH" 1500 DWT No- Kode Waktu r*iff mer kegi (mi V111*■ ataTi gu7
6
3 8 3 6 3
A Q
AR AS AT AU AV AW AX
e s c » a t x B
5
3 3 3
2
8s
100 125 200 175 _ 161.500 4 .000 100
c s s s —
n »
3 8 4 2 3 4 3 2 1 8 10 3 4 4 3 7 4 7 3 34 1 3 3 2 8 4 2
390 488 904 258 861 658 ■262 664 4.188 1.767 5.998 1.344 287 891 2.357 1.881 1*134 601 5.620 566 771 771 578 1.850 2.647 1 .146 702 1.930 1.033 950 1 .860 2.010 1 .812 1 .041 773 831 924 562 960 598 54.890 m
4 5 7 2 4 4 1 '3 1 2 2 4
Material
ii
‘r J •
A B C D E P G H I J K L M N 0 P Q R S T U V W X y z AA AB AC AD AE AP AG AH AI AJ AK AL AM AN AO AP
Upah
it 11 11 ti
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11 . 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29* 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44* 45. 46. 47. 1t* 48. Tu *
]3iaya langsung (Rp .000)
4.792 3.450
26.454 2.300 10.736 1 .479 2.300 17.887 4.578 2.089 2.013 45.500 5.584 479 479 479 479 25.000 16.500 500 100 318 158 191 881 566 14.000 591 491 ** 291 100 500
4.000 361.465 ==========
Lain-lain _
_ -
1
— — 1.400 3.000 6.000 10.400
Jumlah 490 613 1 .104 433 162.361 4.658 _ 362 5.456 7.638 28.221 8.298 12.080 1 .766 3.191 20.244 6.459 3.223 2.614 51.120 6.152 1 .250 1.250 1 .057 2.329 27.647 17.646 1.202 2.050 1.351 1.108 ■ * 2.051 2.891 2.378 15.041 1.364 1.322 j Ajr 1 .215 2.062 4 .460 10.598 426,755
:= = = = = = = = = = = = £ = = = = = = * = = =
Sumber ; P.T, DPS dan diolah.
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
118
mungkinsn pekerja dan alat kerjanya mengalami kelelahan ,’
mengganti dengan material baru. (J)iberi asumsi demi-
kian adalah material berupa pelat, profii, pipa, cat, ba han las, kayu, baut, mur, film X-ray, lem, paku, pasir kuarsa, dan lain-lain yang sejenis. Sedangkan motor, pom pa, radio, alat* navigasi, dan semacamnya dikecualikan da ri asumai tersebut). Hasil penyusunan waktu dan biaya langsung kegiatan sub-proyek terdapat pada Tabel 16. TABEL 16 DAFTAR PERKIRAAN WAKTU & BIAYA LANGSUNG UNTUK MENYELESAI KAN KEGIATAN SUB-PROYEK N 0 m e r k.
Waktu (minggu)
Kode kegi atan
Normal Cepat
B
S tS E5 S
1. AB 4 2. AE ■ 3 1 3. AG AH 3 4. 5. AI 3 2 6. AJ 7. AL 4 2 8. AM ■1 9. AO 1 10. AO 1 11. AS 12. AU 3 3 13. AV * AW * 14 3 2 15. AX * seluruhan Jumlah ke i i i i
t
i
*
=
ss =
Normal
Cepat
£ 5 SS '
2,5 Rp 1.331 2 17.646 1 .202 0,5 2.050 2 1 .351 1.5 1.108 1 2.051 3 1 . 2.891 0,5 793 . 455 0,5 441 0,5 2 1.215 2.062 3 4.460 3 10.598 2 biaya Rp 49.654
s= e:ass a
Biaya cepat per minggu (ribu)
Biaya langsung (ribu)
s s s s s a
Rp
1.874 Rp 362 19.209 1.563 1.588 772 3.033 983 1.897 364 491 1.599 3.004 953 1,111 4.002 658 1.122 318 614 390 636 1.692 477 2.062 4.460 10,598_-
+
.
.
Rp 5 7 . 5 9 0
:sssss:ss£se
Keterangan ; * = kegiatan tidak dapat dipercepat.
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
119
Berdasarkan Tabel 16, dapat diketahui biaya lang sung untuk menyelesaikan sub-proyek dengan waktu normal (Tjg = 58) adalah Rp 49.654.000,-. Jika diselesaikan de ngan waktu serba cepat, yaitu semua kegiatan dikerjakan lembur sehingga
= 55i, akan membutuhkan biaya lang
-
sung Rp 57.390.000,-. Network planning untuk sub-proyek dengan waktu serba cepat tampak pada Gambar 30, Nantinya Te = 55i menjadi batas waktu minimal yang dibutuhkan un tuk menyelesaikan sub-proyek. Mengenei biaya cepat per minggu dihitung dengan rumus (misal kegiatan AB) : Biaya cepat per minggu AB
^ Biaya cepat AB - Biaya normal AB E ----------------------------------- ------ Waktu normal AB - Waktu cepat AB 1.874.000 - 1.331.000 4
- 2,5
= Rp 362.000,Biaya cepat perminggu (disingkat bcp) merupakan biaya tambahan, yaitu harus ditambahkan pada jumlah keseluruhan biaya normal, jika mengerjakan suatu kegiatan dengan waktu cepatnya. 2.4.2. Merencanakan pemakaian waktu cepat terhadap kegi atan kritis secara bertahap. Langkah kedua yang dilakukan secara bertahap ini, maksudnya merencanakan percepatan (pemakaian waktu c e pat) untuk menyelesaikan sub-proyek, dimulal dari kegiatan kritis yang mempunyai bcp paling murah pada network plan
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA CM
o
\K.AAN 1|NIV>
SKRIPSI
-
>
.i
k l a
N O O A *
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
121
rung setiap tindakan mempercepat. Karena akan memperpendek waktu penyelesaian sub-proyek dari Tg = 58, maka net work planning yang menjadi pedoman awal adalah Gambar 29. Disini terdapat 2 jalur kritis, yaitu AG-AH-AL-AV-AW-AX dan AG-AH-AJ-AM-AV-AW-AX. Menurut Tabel 16, kegiatan kri tis yang mempunyai bcp termurah adalah AJ, yaitu sebesar Rp 491*000,-. Kegiatan AJ dipercepat dari 2 menjadi 1 minggu, sehingga membentuk network planning Gambar 31. Ternyata
= 58, tetap seperti semula, sebab AJ paralel
dengan kegiatan kritis AL. Jalur kritis baru adalah AGAH-AL-AV-AW-AX, dan biaya cepat yang diperhitungken ada lah 1 x Rp 491-000,- = Rp 491.000,-. Jumlah biaya ini bersifat sementara, sebab proses merencanakan percepatan masih dilanjutkan sampai mencapai
= 55i.
Pada jalur kritis AG-AH-AL-AV-AW-AX network plan ning Gambar 31, yang mempunyai bcp termurah adalah AG, yaitu Rp 772.000,-. Kegiatan AG dipercepat dari 1 menjadi i minggu, sehingga membentuk network planning dengan T«= 574- (Untuk menghemat tempat, network planning hasil hi mempercepat AG dan selanjutnya, tidak begitu penting un tuk dicantumkan, kecuali nanti setelah proses merencana kan percepatan terakhir). Jalur kritis tidak berubah, dan biaya cepatnya = i x Rp 772.000,>- = Rp 386.000,Proses selanjutnya setelah mempercepat AG dijelaskan se cara ringkas berikut ini : 1. Pada jalur kritis AG-AH-AL-AV-AW-AX yang mempunyai
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
CM CM
tn
§
fQ
o
SKRIPSI
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
123
bcp termurah adalah AL, yaitu Rp 953.000,-, AL dipercepat dari 4 menjadi 3 minggu, sehingga
= 56J.
Jalur kritis baru adalah AG-AH-AL-AV-AW-AX dan AG-AHAJ-AM-AV-AW-AX, dan biaya,cepatnya = 1 x Rp 953.000,= Rp 953.000,-. 2. Pada jalur kritis baru tersebut, yang mempunyai bcp termurah adalah AH, yaitu Rp 983.000,-. Kegiatan AH dipercepat dari 3 menjadi 2 minggu, sehingga
= 56.
Te hanya berkurang i minggu, karena AH (dan AG) paralel dengan AI, sehingga hanya membutuhkan setengah minggu untuk membuat AI sebagai kegiatan kritis. Jalur kritis baru adalah AI-AL-AV-AW-AX dan AI-AJ-A.MAV-AW-AX, dan biaya cepatnya = 1 x Rp 983.000,3. Pada jalur kritis baru hasil percepatan AH, yang mem punyai bcp termurah adalah AI, yaitu Rp 364.000,-. Kegiatan AI dipercepat dari 3 menjadi hingga
minggu, se -
= 55i* Selain T-g ini sudah menjadi batas
waktu percepatan, juga disebabkan oleh posisi paralel AI terhadap AG dan AH, sehingga Tg hanya berkurang i minggu. Biaya cepat yang diperhitungkan adalah x Rp 364.000,- = Rp 546.000,-. Karena sudah mencapai Tg = 5 5 maka proses merencanakan percepatan dihentikan. Network planning hasil mempercepat AI terda pat pada Gambar 32, dengan jalur kritis AG-AH-AL-AVAW-AX dan AG-AH-AJ-AM-AV-AW-AX. Jumlah biaya langsung untuk menyelesaikan sub-proyek de-
|
MILIK perpu sta k a a n
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
JN IV E R S1T A S A IR L A N O G A '
!
S U H AGATOT B A WIDODO V A ___
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
CM
47,5
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
125
ngan cara mempercepat AG, AH, AI, AJ, AL tersebut tempak pada Tabel 17. TABEL 17 JUMLAH BIAYA LANGSUNG UNTUK TINDAKAN MEMPERCEPAT SAMPAI DENGAN PERCEPATAN KEGIATAN AI Biaya normal seluruh sub-proyek Biaya Biaya Biaya Biaya Biaya
cepat cepat cepat cepat cepat
untuk untuk untuk untuk untuk
mempercepat mempercepat mempercepat mempercepat mempercepat
AJ AG AL AH AI
Rp 49.654.000,491.000 386.000 953.000 983.000 546.000
Jumlah biaya langsung seluruh sub-proyek Rp 53.013.000,*
2.4.3. Merencanakan perlambatan terhadap kegiatan nonkritis secara bertahap. Setelah merencanakan percepatan, dilanjutkan de ngan merencanakan perlambatan secara bertahap, yaitu mem perlambat kegiatan non-kritis yang dlmulai dari kegiatan dengan bcp paling m e hal. Hal ini dimaksudkan untuk mengu rangi atau bahkan menghapus biaya cepat yang diperhitung kan pada Tabel 17. Syaratnya, perlambatan ini tidak mele bihi waktu normal masing-masing kegiatan. Diantara kegi atan non-kritis AB, AE, AI, AO, AQ, AS, AU pada network planning Gambar 32, hanya AI yang masih dapat diperlam bat, sebab lainnya sudah mencapai waktu normal. Karena bates maksimal bebas dende adalah
= 56, maka merenca
nakan perlambatan ini mempunyai 2 pilihan, yaitu diper lambat pada T£ = 554 ataukah memperbesar T£ = 56.
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
126
Alternatip pertama adalah memperlam bat AI dengan c 5 5 4 , yaitu memperpanjang waktu penyelesaian AI dari 1 £ menjadi 2i minggu, sehingga membentuk network planning
Gambar 33. Semua kegiatan non-kritis sudah mencapai waktu normalnya, maka proses perlambatan dihentikan. Biaya cepat AI yang dikurangi atau dihemat = (2i - 1-J) (bcp) = Rp 364.000,- sehingga jumlah biaya langsung untuk me nyelesaikan sub-proyek berkurang menjadi : Rp 53.013*000,- - Rp 364-000,- = Rp 52.649-000,Alternatip kedua adalah memperlambat kegiatan non kritis dengan memperbesar
network planning Gambar 32
menjadi
berubah, tapi jalur kritis
= 5 6 , Meskipun
lama AG-AH-AL-AV-AW-AX dan AG-AH-AJ-AM-AV-AW-AX tetap menjadi jalur pembentuk waktu yang terpanjang. Kegiatan yang masih dapat diperlambat adalah AG, AH, AI, AJ, AL, Karena AH mempunyai bcp termahal, yaitu Rp 983.000,- ma ka AH diperlambat dari 2 menjadi
minggu, sehingga mem
bentuk jalur kritis AG-AH-AL-AV-AW-AX dan AG-AH-AJ-AM-AV AW-AX. Penghematan biaya cepat AH adalah J x Rp 983.000,* Rp 491-500,-. Proses perlambatan dilanjutkan dengan memperlambat AI dari H
menjadi 3 minggu, sehingga mem -
bentuk 4 jalur kritis baru seperti t8mpak pada network planning Gambar 34. Penghematan biaya cepat AI adalah 13 - x bcp = M
x Rp 364.000,- = Rp 546.000,-. Proses'me -
rencanakan perlambatan tidak dapat dilanjutkan lagi, ka-
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
c00
H
t<"\ Hi
la\ //LTV« •> ^ irv lT\ , in iTv ^^ y /
X JtM <1 /in A' / • uV\ ' K> K> I ITS LO
*25
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
co
<M
*25!
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
129
rena semua kegiatan non-kritis sudah mencapai v/aktu normalnya. Jumlah biaya langsung untuk menyelesaikan sub
-
proyek dengan T^ « 56 adalah ; Biaya langsung sebelumnya (Tabel 17) ..- Rp 53.013.000,Penghematan 1 (memperlambat AH) ........ Penghematan 2 (memperlambat AI) ........ Biaya langsung untuk menyelesaikan sub proyek dengan T£ = 56 ...................
'
491-500 546.000^
Rp 51.975.500,-
2.4.4. Memperhitungkan biaya tidak langsung dan denda terhadap beberapa alternatip batas waktu penyele saian sub-proyek. Sesuai dengan data biaya proyek dan perjanjian #
Kontrak yang mengikat P.T. DPS, penerapan CPM harus mem perhitungkan seluruh biaya proyek, baik biaya langsung, biaya tidak langsung, maupun denda. Alternatip batas wak tu penyelesaian sub-proyek sudah diketahui selama membahas kebutuhan biaya langsung, yaitu ; 1. Tindakan dengan waktu normal (Tg = 58). 2. Tindakan serba cepat (Tg »
554).
3. Tindakan percepatan terbatas (T^ = 554). 4. Tindakan percepatan-perlambatan alternatip 5. Tindakan
"
"
"
I
(T£ =
II
554)
56).
Kalau hanya memperhitungkan biaya langsung, alternatip 1 adalah paling murah, Rp 49.654.000,-. Padahal dengan T - 5 8 , sudah berarti terlambat dan didenda sekian juts E
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
130
rupiah. Belum lagi beban biaya tidak langsungnya. Maka 3 macam biaya tersebut harus diperhitungkan dalam mene rapkan CPM. Biaya langsung sudah dibahas, sekarang memba has pengaruh biaya tidak langsung dan denda terhadap beberapa alternatip batas waktu tadi. Maksud biaya tidak lan^sunp; disini, adalah pengeluaran sejumlah uang untuk membiayai pengawasant pemerik saan/test, administrasi, gaji manajemen dan pekerja ti dak langsung lainnya, depresiasi bengkel, premi asuransi, dan material's handling cost. Semua biaya ini dibutuhkan untuk memperlancar dan menyempurnakan pekerjaan selama proyek berlangsung, baik karena perjanjian dengan pihak luar (owner, BKI, perusahaan asuransi) maupun perhitungan P.T. DPS sendiri. Semakin lama batas waktu penyelesai_ an proyek, biaya tidak langsung semakin besar. Perincian biaya ini terdapat pada Tabel 18. Kemudian menghitung TABEL 18 DAFTAR BIAYA TIDAK LANGSUNG UNTUK MENYELESAIKAN PROYEK KAPAL OIL BARGE "PUAH" 1500 DWT 1. Pengawasan oleh Bagian PPC 2. Pengawasan oleh pihak owner 3. Pemeriksaan/test oleh BKI 4. Administrasi & Manajemen 5. Pekerja tidak langsung lainnya 6. Depresiasi bengkel 7. Premi asuransi 8. Material’ s handling cost Jumlah biaya tidak langsung selema setahun pekerjaan proyek .........
Rp
25.000.000,8 . 000.000 1 5 .000.000 35.000.000 15.781.000 6 1 .172.000 9 0 . 0 0 0 .0 0 0
Rp 269.953.000
Sumber : P.T. DPS dan diolah.
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
131
biaya tidak langsung perminggu (disingkat btlp), dimana dalam setahun diperhitungkan sebanyak 52 minggu. Sehing ga btlp *
Rp 269.933.000,- = Rp 5.191.000,- (pembulat52 an). Tarip btlp ini dianggap konstan, baik selama seta hun pekerjaan proyek maupun sesudahnya saat mengalami ke terlambatan. Pengertian mengenai denda sudah dijelaskan pada sub-bab Pemecahan Masalah halaman 79. dimana denda perha ri Rp 800.000,- akan dibebankan kepada P.T. DPS mulai ha ri-keterlambatan ke 31• Sekarang dibahas pengaruh denda terhadap batas waktu penyelesaian proyek, terutama cara memperlakukan denda dalam penerapan CPM. Sebenarnya, per janjian kontrak memperlakukan denda untuk mengurangi uang pembayaran yang dterima P.T. DPS. Tapi untuk sementara waktu, sekarang menambahkan denda pada biaya lang sung dan biaya tidak langsung untuk menentukan total bia ya sub-proyek. Hal ini tidak menjadi perbedaan/maselah, sebab keduanya akan mengurangi nilai uang pembayaran kon trak yang diterima P.T. DPS. Untuk menentukan total biaya sub-proyek, karena biaya langsung diperhitungkan mulai akhir minggu ke 42 ( awal sub-proyek), maka diasumsikan : pekerjaan proyek yang sudah selesai pada akhir minggu ke 42, berarti su dah menyerap biaya tidak langsung selama 42 minggu atau 42 x Rp 5.191.000,' = Rp 218.022.000,-
sehingga biaya
tidak langsung pada awal sub-proyek adalah nol. Sedang -
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
132
tan denda tetap diperhitungkan sesuai kontrak, karena awal sub-proyek belum meleweti akhir minggu ke 52, saat 3enda mulai dihitung. Perhitungan total biaya sub-proyek terdapat pada Tabel 19.
Untuk memperjelas hubungan biaya TABEL 19
DAFTAR PERHITUNGAN TOTAL BIAYA UNTUK MENYELESAIKAN SUB-PROYEK Tindakan penyelesaian (minggu)
Biaya (dalam Rp .000,-)
1. Waktu normal (58) 2. Serba cepat (554) 3. Percepatan terbatas (554) 4. Percepatan-perlam batan alt.I (5547 5. Percepatan-perlam batan alt.II (567
B.l.
B.t.l.
Denda
49.654 57.390
83.056 70.079
33.600 20.000*
166.310 , 127.469
53-013
70.079
20.=000*
123.092
52.649
70.079
20.000*
122.728
51.976
72.674
22.400*
124.650
Total biaya
Keterangan : a). Tindakan 1 * menyelesaikan network planning Gambar 29 it Gambar 30 b). Tindakan 2 = n it n Gambar 32 c ). Tindakan 3 = ti it Gambar 33 d ;. Tindakan 4 «= 1! n ii Gambar 34 e). Tindakan 5 *= f). B . l . = Biaya langsung g). B.t.l. = Biaya tidak langsung h). * = denda tidak diperhitungkan dalam total biaya, karena keterlambatannya belum melebihi 30 hari. i). Contoh menghitung B.t.l. (misal Tindakan 1) : B.t.l. = (58-42) x Rp 5-191-000,- = Rp 83.056.000,j). Contoh menghitung denda (misal Tindakan 2) : Denda = (554-52)(7 hari) x Rp 800.000,= 25 x Rp 800.000,= Rp 20.000.000,ii
ii
ii
dengan alternatip batas waktu sub-proyeknya, dibuat kurva
berdasarkan Tabel 19. Sumbu vertikal mewakili biaya,
sumbu horisontal mewakili waktu, hasilnya Gambar 35.
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
133 GAMBAR 35
Jumlah
biaya
(Rp
.000.000,
KURVA BIAYA DAN WAKTU PENYELESAIAN SUB-PROYEK
42
52
Keterangan
55i 56 56J Waktu penyelesaian (minggu)
58
---- = denda belum diperhitungkan dalam total biaya. ______^ i
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
SU * * B *
GATOT WIDODO
^
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
134
Pada sumbu horisontal, keterangan waktu ditulis dengan 2 engka, misalkan 14 dan 56, artinya ; waktu yang dibutuh kan sub-proyek adalah 14 minggu, dan batas waktu penyele saian sub-proyek (sekaligus proyek keseluruhan) adalah akhir minggu ke 56. Kecuali angka 52 dan 564 yang dipergu nakan untuk memperjelas kurva perhitungan denda. Berdaearkan Tabel 19 dan kurva pada Gambar 35, da pat diketahui ; 1. Total Biaya penyelesaian sub-proyek paling murah ada lah Rp 122.728.000,- dicapai dengan tindakan Percepatan-perlambatan alternatip I. 2* Denda termurah yang diperhitungkan adalah Rp 24,8 juta mulai akhir minggu ke 564. 3. Dalam batas tertentu, pertambahan Total Biaya makin lama makin terjal, sebab B.t.l* dan denda makin besar. 4. Setelah minggu ke 58, Biaya Langsung tidak mungkin le bih murah daripada kebutuhan normal, maka dianggap kon stan pada Rp 49*654.000,-. Sekarang dihitung jumlah Biaya Pembuatan kapal (tanpa laba dan pajak) sehubungan dengan tindakan Perce patan-perlambatan alternatip I, yaitu (dalam Rp .000) : Jumlah semula (lihat Tabel 10) ........ Rp 1.361.208 Pertambahan ongkos kerja : B.l. = Rp 52.649 - Rp 49.654 ........ 2,995 B.t.l. * (554 - 52) x Rp 5*191 ........ .... _ 18-168,_5^+ Jmnlah Biaya Pembuatan kapal menjadi .. Rp 1.382.371,5 ■ ■ a i a s a s s B a a B s
atau sebesar Rp 1.382.371.500,-.
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
135
Sebagai perbandingan, dengan cara yang eama dihitung B i a ya Pembuatan kapal untuk waktu normal (bataa waktu pada akhir minggu ke 58), tapi harus ditambah denda aebesar Rp 33.600.000,- sehingga jumlahnya menjadi Rp 1.425.954.000,-. Dibandingkan tindakan Percepatan-perlambatan 1 tadi, tindakan tanpa mempercepat kegiatan ini akan lebih mahal Rp 43*582.500,-. Selain itu, karena tindakan Percepatan-perlambatan alternatip 1 menjadi pilihan terbaik dalam merencanakan penye lesaian sub-proyek, maka network planning Gambar 33 diper gunakan untuk membuat time schedule baru atau mengadakan rescheduling. Penjadwalan waktu dalam rescheduling ini dengan mempertimbangkan fungsi pengawasan kerja, sehingga dilakukan lebih merata dan konsentrasi. Kecuali pada kegi atan lanjutan, kegiatan lain yang mempunyai waktu luang dikerjakan selambat mungkin. Hal ini untuk mengimbangi beban pengawasan pada kegiatan dipercepat (lembur), yang dikerjakan pada awal sub-proyek. Hasil rescheduling tampak pada Gambar 36, selanjutnya dipergunakan untuk dasar pembuatan SPK kepada bengkel-bengkel, baik SPK biasa maupun lembur. Sehingga P.T. DPS dapat mengendalikan kegiat an dan waktu penyelesaian sub-proyek dengan balk, nanti nya penyerahan kapal dapat dilakukan tepat pada akhir minggu ke 55i.
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
GAMBAR
33
136
G to CO
•H HO 0) 3 P
CO
NETWORK
3
03
3 c
4J
DARI
s c jo to E
SCHEDULE
GAMBAR
36
PLANNING
p>
3 P P
TIME
(0 Ph
CO
•H bo
3 P •H TJ
S ’ (0 >s 3 P
tio c (0 3 3
P M M CO CO 5 >
I
C CO
c (0 fH Q> P 0)
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB
V
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan 1.1. Dengan mempergunakan time schedule yang; dibentuk ber dasarkan network planning terperinci, maka kegiatan dan waktu penyelesaian proyek dapat dikendalikan de ngan baik. Tetapi, Pengadaan import motor kapal ma sih sulit dikendalikan, sehingga tetap terlambat 2 bulan. Setelah memperbaiki network planning, diketahui bahwa seluruh proyek akan selesai pada akhir minggu ke 58, sehingga terlambat dan didenda. Untuk menghindarinya, beberapa kegiatan sisa proyek (sub proyek) dikerjakan dengan waktu cepat secara Criti cal Path Method (CPM) mulai akhir minggu ke 42. Hasilnya menunjukkan, dengan total biaya untuk mem percepat yang paling murah, proyek akan dapat disele saikan pada akhir minggu ke 55i. Meskipun penyelesai annya terlambat, tetapi bebas dari denda, sebab den da mulai diperhitungkan dalam total biaya pada ming gu ke 564. Berdasarkan kesimpulan ini, maka pengujian hipotesa membuktikan bahwa hipotesa kerja yang di_ pergunakan adalah benar. 1.2. Dasar teoritis yang menggambarkan kurva Biaya tak langsung pada Gambar 15, dapat menyesatkan/menggang137 SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
138
gu pengertian biaya total. Sebab grafik tersebut disediakan untuk membentuk kurva biaya-biaya dsri seti ap paket tindakan menyelesaikan proyek, bukan untuk setiap satu minggu. Sehingga menimbulkan kejanggalan, yaitu mulai minggu ke nol sampai dengan minggu ke 18 terdapat kurva biaya tidak langsung, tetepi kurva bia. ya langsung dan biaya total tidak ada. Kalau memang penggambaran kurva itu dibenarkan, apakah selama wak tu itu hanya biaya tidak langsung saja yang harus di^ bayar oleh kontraktor? Tentunya tidak. 1.3- Cara membuat time schedule tidak berbeda jauh dari pembuatan bar chart modern, yaitu sepenuhnya berda sarkan network planning. Kemudian sama-sama mempergu nakan kolom vertikal untuk mencantumkan kegiatan, dan kolom horisontal untuk keterangan waktu. Hanya saja time schedule lebih memperinci keterangan waktu nya, yaitu mencantumkan tanggal, bulan, dan tahun. 1.4. Kenyataan yang terjadi pada P.T. D P S , pembuatan bar chart dan time schedule tidak sepenuhnya berdasarkan network planning. Sedangkan network planning itu sen diri kurang terperinci pembuatannya, dimana jumlah kegiatannya jauh lebih sedikit dibanding time sche dule yang dipergunakan dalam perencanaan dan pengendalian proyek sehari-hari. Network planning dan bar chart dipergunakan sekedar memenuhi persyaratan adm_i nistrasi tender, dan untuk menjelaskan kepada owner
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
139 tentang.pekerjaan proyek yang selesai secare global, Pekerjaan bengkel dikendalikan melalui time schedule. 1.5. Data biaya yang diperlukan untuk penerapan Critical Path Method (CPM) sudah tersedia di P.T. DPS, tetapi maeih harus diolah dan diperinci lebih lanjut, terutaraa Biaya langsung untuk setiap kegiatan. Pengolahan data ini bersumber pada Budget pembsngunan suatu proyek, kebutuhan material dan jam kerja orang di da lam bestek, harga satuan material, dan tarip upah pe kerja. 1.6- Selama periode tahun 1984-1985, penyelesaian 4 buah proyek kapal di P.T. DPS mengalaroi keterlambatan, di mana 3 buah diantaranya harus didenda. Salah satunya adalah proyek kapal Oil barge "Puah" 1500 DWT. Sete lah dianalisa lebih mendalam, keterlambatan tersebut berkaitan. dengan ;
(1) ketidak mampuan mengendali -
kan waktu dan kegiatan proyek dengan baik dan benar, (2) keterlambatan pada pengadaan import motor kapal, (3) gagal dalam mempercepat penyelesaian proyek mela lui kerja lembur. 1.7. Fertama, ketidak mampuan mengendalikan waktu dan ke giatan proyek itu, banyak disebabkan oleh kesalahan . dalam membuat dan mempergunakan network planning (ma upun bar chart) dan time schedule sebagai alat penen canaan dan pengendalian proyek. Kedua, Pengadaan im
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
140
port motor kapal memang sulit dikendalikan, karena pengangkutannya lewat laut dan selama itu P.T. DPS hanya mampu menunggu saja. Ketlga, gagal dalam mem percepat penyelesaian karena pekerjaan lembur tidak direncanakan dengan baik. Sehingga fungsi pengawasan dan urutan kegiatan tetap tidak jelas. 1.8. Dalam pengujlan hipotesa, time schedule dibuat berda sarkan network planning terperinci, sehingga dapat mengendalikan waktu dan kegiatan proyek dengan baik. Proyek direncanakan selesai pada akhir minggu ke 52, dengan Biaya Pembuatan Rp 1.361.208.000,-. Tetapi, karena Pengadaan motor kapal terlambat, maka penyele saian sisa proyek (sub-proyek) dengan waktu normal akan menyebabkan keseluruhan proyek selesai pada akhir minggu ke 58. Biaya Pembuatan kapal menjadi Rp 1.425.954.000,- akibat terlambat dan didenda. Untuk menghindari keterlambatan i n i , beberapa kegiat an sub-proyek dipercepat dengan cara CPM. Hasilnya, proyek diperkirakan selesai pada akhir minggu ke 55£ dengan Total Biaya eub-proyek yang paling murah, yaitu Rp 122.728.000,-. Sehingga Biaya Pembuatan ka pal hanya naik menjadi Rp 1.382.371.500,- karena da pat menghindari denda. Akhirnya, kegiatan yang diren canakan untuk lembur adalah kegiatan AG, AH, AI, AJ, dan AL.
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
141
2. Saran 2.1. Agar dapat mengendalikan waktu dan kegiatan proyek dengan baik, maka harus memperbaiki cara pembentukan dan penggunaan alat untuk mengendalikan itu sendiri. Yang pasti, untuk perencanaan dan pengendalian ini cukup mempergunakan network planning terperinci dan time schedule. Network planning dibentu'k berdasarkan jadwal pemecahan pekerjaan dan hubungan ketergantung an antar kegiatannya, sedangkan time schedule berda sarkan network planning tadi. Dalam penggunaan, seba iknya komunikasi ekstern antara P.T. DPS dengan pi hak owner tetap mempergunakan network planning saja, tetapi komunikasi intern berupa pengendalian terha dap pekerjaan bengkel-bengkel sebaiknya memperguna kan network planning dan time schedule. 2.2. Karena waktu penyelesaian dari Pengadaan import mo tor kapal sulit dikendalikan, sebaiknya P.T. DPS mengusulkan negosdasi baru dengan owner, agar keterlam batan pengadaan tersebut dapat dikategorikan akibat force majeur. Sehingga keterlambatan ini dapat dimak lumi oleh owner, dan mengurangi kemungkinan didenda. 2.3. Sebelum mengadakan pekerjaan lembur, sebaiknya hal itu direncanakan secara Critical Path Method (CPM). Sehingga biaya lembur dapat ditekan serendah mungkin
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
142
dan mengetahui dengan jelas kegiatan apa saja yang harus dipercepat (dikerjakan lembur). Sebab untuk memperpendek waktu penyelesaian proyek, seringkali tidak perlu mengerjakan lembur semua kegiatan. Misalkan proyek kapel Oil Barge "PUAH" 1500 DWT, diantara 15 kegiatan yang tersisa, cukup mengerjakan lembur 5 kegiatan, yaitu AG, AH, AI, AJ, dan AL, 2.4. Sedangkan kurva Biaya Tak Langsung yang digambarkan pada Gambar 15' eebaiknya diperbaiki, yaitu memberi perbedaan antara kurva Biaya Tak Langsung sebelum minggu ke 18 dengan kurva yang dimulai pada minggu ke 1 8 . Sehingga kurva pertama dapat diartikan Biaya Tak Langsung belum diperhitungkan dalam Biaya Total, dan kurva kedua berarti Biaya Tak X.angsung diperhi tungkan dalam Biaya Total. Atau lebih amannya, hanya menggambar kurva kedua, yaitu yang dimulai pada ming gu ke 18. 2.5. P.T. DPS sebaiknya mengadakan training terhadap petu gas Bagian PPC dan pirapinan bengkel-bengkel, menge nai cara membuat dan mempergunakan network planning yang baik dalam penyelenggaraan proyek di galangan. 2.6. Mengadakan time recording, yaitu menyediakan alat pencatat waktu dan time keeper-nya untuk mencatat waktu yang dibutuhkan setiap kegiatan proyek di bengkel-bengkel.
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Battersby, Albert, Network Analysis for Planning and Scheduling, Reprinted, MacMillan a n d C o Limi tecT, London, 1971. Burman, P.J., Precedence Networks for Project Planning and Control, McGraw Hiir Book Company (UK) Limited, EngIanH7*T57 2. Iperindo, "Pembangunan Industri Kapal di Indonesia", Bulletin Ekonomi Bapindo V I I , Juli 1982. Levin, Richard I. dan Charles A,Kirkpatrick, Planning and Control with PERT/CPM. Cetakan kedua, terjemahan Mag dalena Adiwardana Jamin, £alai Aksara, Jakarta, 1981. Lock, Denis, Project Management, terjemahan Magdalena Adiwardana Jamin, Penerbit Airlangga, Jakarta, 1981. Martino, R.L., Applied Operational Planning, terjemahan S.Binol, Yayasan Kanisius,' Yogyakarta, 1974. , Critical Path Networks* Reprinted, Management Developmen^insti^ulje,~USA7_ November, 1969. Matz, Adolf and Milton F. Usry, Cost Accounting Planning and Control. Sixth edition, South-Western Publishing Co., USA,”1 9 7 ^ Siswojo, Pokok-pokok Project Management PERT/CPM - Sistem Engineering, Fenerbit~£^l^ngga7^JalcartaV T9^"~ Soetomo Kajatno, Uraian Lengkap Methode Network Planning. Cetakan ketujuh, Yayasan Penerbit Pekerjaan Umum", Jakarta, 1977, Volume I-II-III. The Management Centre, Network Planning- (RN. 0 4 ) , Yayasan Management Jawa Timur, Surabaya, f t . t F T Tubagus Haedar All, Prlnsip-prlnsip Network Planning, P.T. Gramedia, Jakarta, 1986.
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
r.T. D O *
SiTi: ____
fe|. •SKRIPSI ,V'f
PAN
PI'.RriAPALAM 3 U K A A A T A
____________ ________ : 3 K A ’ _ A
VWVt:.*U
1 MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
••
P l l l . t v l
i
]** : ‘ -
l a y
ni/; GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lamplran 2„ KQMPKNSASI YANG DIDERIKAN KEPADA KARYAVJAN DAN FAStLITAS KRS&fAIITIJKAAH t.AIIl’lYA KAHYAWAN P .T . DOK D;>;j PERJLAPArJWJ fJUUAPAVA
Kotnponaaui yang d ib o rik a n kepada Karyawan : a.
Upah
s dongan memporgunakan u iutim jo b o v a l u a t i o n h a o i l study Management C e n te r FaX ultaa Ekonomi U n iv e r a it a s Gajah Mada.
b.
Dioamping upah d ib e r ik a n p u la tu njangan kelu arg a/ tu n jan g an Peruaahaan.
c.
Kopada p a ra p e j a b a t Kepala Bengkel k o a t a s dan buberapa karyawan t o r t e n t u ( ju r u b ayar/ K aair) d ib o rik a n tu njangan J a b a t a n .
d.
Tunjangan Ila ri P a y a ‘dan Tunjangan A khir Tahun d ib o r ik a n s e t i a p inunjcilamj Ila ri Haya dun A khir Tahun.
e.
Karyawan yang lembur d ib e r ik a n upah lotnbur minimal l*a x uiiah / jam.
F a u i l i t a s la ln n y a yang d ib o r ik a n kopada karyawan i& lah : a.
P akaian k e r j a
j
2 (dua) s t e l p e r tahun.
b.
Nakan s la n g
:
t i^ p h a r i Senon u/d Jum&t - 1 k a l i .
c.
A l a t - a l a t pengaman k e r j a (sabuJ: pengaiiun, aupatu, kacam ata, s.iruny tan gan, holm) d ib o r ik a n kopada karyawan uuuuai dengan tugoanyn,
d.
Ponggantian aeluruiinya d a r i beaya DokLor, pengobatan dun k acam ata.
Jaminan h a r i tua t A ). Ponsiun d ib o rik a n s e k a lig u e borupa uang pcuangon uouuai P.M .P. No. 9 tahun 19G4. B ) . Kary.*u'an d i Asuranslkan pada : a).
P .T . Aauranai S o a i a l Tenaga K e r ja (ASTfcK) untuk program -
K ecalakaan . Kumatian Tabungan Hari Tua
Premi yang ditanggung o le h karyawan o e b e a a r It, uudangkan juialaJi premi selu ru h n ya 4%. » b ) . P . T . A suranai -Uwa Cfaya untuk program ; -
SKRIPSI
Kemabian H ari Tua.
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LampIran 2. a.
- 2
Udijt K,Ji,,iwan y a tuj m e n d a p a t tugas k e l u a r k o t a K M n d a p a t u a n g transp o r t / u a n y p o r j a l a n a n din&u. P e n i n g k a t a n p e n g e t a h u a n k a r y a w o n d a n g a n c a r a p e n d i d i k a n inturn ( d i d a l a m pcrusahaan) d a n p o n d i d i k a n e x t e r n (diluar perusahaun) bah):an tatnpai k o l u a r negeri. T u n d i d i k a n rohani b e r u p a c a r a m a h - 2 A g a m a b a i k I s l a m m a u p u n K r i s t e n - Katholik. a. Perui:ialian
: K a r e n a t e r b a t a s n y a f a u ilitaa m a k a p e r u n a h a n hanya diborikan kepada karyavan2 tortentu sohubungan d c n g a n j a b a t a n n y a di poruuahaan.
b. Mod s
i diadakan khusus
l'asilitaa h i b u x a n
untuk kadc*r2 p e r u a a h a a n .
:
a. Perkuinpulan k o o e n i a n ; V o l k s o n g Group/i>eni d r & n a b. D a r m a w i a a t a
j
Fasilitas olah raga
;
1. 2. 3.
Tiap bulan dan antar Bcngkol2 dicolenggarakan D a r m a w i a a t a ke o b y e k 2 v i s a t a di Jawa. Bola Volly Badminton Lapangan Tunis
(dalain pemban g u n a n ) .
Cabang-2 oiah raga yang diadakan : -
Tunis Volly Badminton S e n a m pagi
-
- -C a t u r Tenis meja * Bridge Indonesia
F a a i l i t a u p e r i b a d a t a n : M u s h o l a y a n g b i a a dipftkai juga untuk S h o l a t Juin 'at.
1 \ T .
SKRIPSI
DOK
kAN PERKAPALAN
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
SUR/tDAVA.
GATOT WIDODO
to
l/M tt < _l D U H ££ < a.
< a. <j z q:
CL
K o
OC a. o x
o z Ui J
c J
s z 1Q < Ui
oc m
I
fcjk
UJ
Ui
©
0
HilcA
0>
©■
i'
©l G>!
If I r’ ^ 1 ©.
t
« fl I, ■ R \
a'
•
► .j
<5
■0
1(i) ♦
■€)
r~\ ? f-r-P*
i* I . •a !<■ >
-
'J. •1 \ ii s:$
r
u
Q
'Ol UI
0
LuaJ Q
2 <
GATOT WIDODO MENGATASI KETERLAMBATAN PADA... SKRIPSI
Lampiran ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lampiran 4 .
CARA PEMBAYARAN KONTRAK PEMBANGUNAN KAPAL ANTARA P.T. DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA DENGAN PERTAMINA. Termin 1 ; Pembayaran uang muka sebesar 20% dari nilai proyek, dilakukan setelah Kontrak mulai ber laku efektif.
-
Termin 2 : Pembayaran angsuran pertama sebesar 1596 dari nilai proyek dikurangj pengembalian 15% uang muka, dilakukan setelah Peletakan lunas kapal dan prestasi pekerjaan mencapai 15% berdasar kan Berita Acera yang ditandatangani oleh kedua belah pitiak. Termin 3 : Pembayaran angsuran kedua sebesar 20% dari nilai proyek dikurangj pengembalian 20% uang muka, dilakukan setelah Peluncuran kapal atau prestasi pekerjaan mencapai 35% berdasarkan Berita Acara. Termin 4 ; Pembayaran angsuran ketiga sebesar 20% dari nilai proyek dikurangj pengembalian 20% uang muka, dilakukan setelah Outfitting kapal atau prestasi pekerjaan mencapai 55% berdasarkan Berita Acara. Termin 5 : Pembayaran angsuran keempat sebesar 15% dari nilai proyek dikurangj pengembalian 15% uang muka, dilakukan setelah Testing & Trials atau prestasi pekerjaan mencapai 70% berdasar kan Berita Acara. Termin 6 ; Pembayaran angsuran kelima sebesar 25% dari nilai proyek dikurangj pengembalian 30% uang muka, dilakukan seTelah Serah Terima kapal di tempat yang sudah ditentukan dan prestasi pekerjaan mencapai 100% berdasarkan Berita A cara. Termin 7 ; Pembayaran angsuran keenam sebagai angsuran terakhir sebesar 5% dari nilai proyek, dilaku kan setelah Masa garansi 3 bulan berakhir de • ngan baik berdasarkan Berita Acara.
Sumber : intern P.T. DPS
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO
SKRIPSI *
1 a m a n ; Instalasi penerangan Tangki air tawar Pengerasan jalan Kabel dalam tanah
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
Sumber ; intern P.T. DPS.
53. Kendaraan bermotor 54. Inventaris Jumlah
Alat-alet apung ; 4 9. Kcrar< apung 50. Kapal tunda/tug boat 51. Perahu air 52. Ponton
Mesin dan perkakaa : 28 Bengkel pelat 29. Ber^rel las 30. Bengkel kikir dalam 31. Bengkel bubut kecil 32. Bengkel bubut besar 33. Bengkel motor 34. Bengkel listrik 35- Bengkel perkakas 36. Bengkel tembaga/blek 37. Bengkel tuangan/modal 38. Bengkel kayu I 39- Bengkel kayu II 40. Bengkel cat/^atu 41 . Bagian Pendidikan 42. Bagian dok 43. Bagian gudang 44. Listrik sentral 45. Keron-keran/crane 46. Keron-keran AID 47. Building berth 48. Pengembangan
H q 24. 25* 26. 27.
Dok dan Helling : 22. D o k 23. H e l l i n g
Gedung dan rumeh dinas 1. Gedung* kan tor gudang,poxi . 2. K a n t o r 3. Bengkel pipa bag.timur 4. Bengkel kayu bag.mesi.n/layar Bengkel model & cor L a n g g a r 7. Gudang enterpot 8 . Bengkel kayu gedung penddk. 9. Bengkel penggergajian kayu 10 . Bengkel pipa bag.barat 11. Gedung sub-kontraktor 1 2 . Bengkel mesin alat lietrik 1 3 Rumah kompresor 14. Bengkel pelat las 15. Sentral listr.ik; dok master 16. Rumah generator 17. Gudang proiil 18. Kantin dan koperasi 19. Tempat sepeda bag.penjagaan 2 0 . Gedung gelangan selatan 21 . Rum8h-rumGh dinas
Kelompok Aktiva
25.000
161 .850 63.898 147.467 228.089 601.304
51 .870.000 188.043.500 36.865.000 63.324.980 340.103.480 128.517.000 75.556.910 14.243.406.574
2-593.500 11.995.668 1.843.248 3.166.248 21 .231.886 15.510.000 9.752.675 702.701.169
216.125 999.639 153.604 263.854 1.633.222 1.292.500 812.723 58.422.329
302.937 .200 30.293.712 2.524.476 332.828 .700 45.061.164 3.755.097 75.482 .850 2.555.388 212.949 142.691 .800 14 .281.824 1.190.152 169.770 .775 14.276.604 1.189.717 11.044.428 110.444 .250 920.369 62.938 .800 6.256.824 521.402 243.450 .270 24.999.456 2.083.288 34.921 .125 2.867.340 238.945 43.256 .750 4.143.324 345.277 22.477 .000 1.928.184 160.682 1 .760.940 20.527 .500 146.745 1.473*168 17-311 .750 122.764 518.700 5-495..750 43.225 21 .575. 089 3.762.360 313.530 30.696. 400 3.069.636 255.803 117.800. 310 6.373.116 531.093 424 -772. 783 22.468.511 1 .872.376 670.449. 4 00 35.143.056 2.928.588 14 .673. 725 1.239.012 103.251 1.540. 000 153.996 12.833 2,866.042.219 233.670.744 19.472.562
1.942.200 766.776 1,769.604 2.737.068 7.213.648
32.383.753
388.605.036 9.711.000 10.954.000 44.240.000 68.426.780 133.331.780
31.843.628 540.125
382.123.536 6.481.500
9.553.088.600 259.259.760 9.812.348.360
34.666 331 .824 518^505 2.226.265
4.221
1.099-080 376.200 710.328 419.028 1.876.020 114.000 3.786.744 273.780 352.800 536.244 50.652 415.992 3.981.888 6.222.060 26.715.180
91 -950 31.350 59.194 34.919 156.335 9.500 315.562 22.815 29.400 44.687
23.000
300.000
3 6 . 636.000 12.540.000 23.677.500 13.967.800 62.534.000 3.800.000 126.224.700 9.126.080 11.760.000 17.875.000 1 .688.500 13.866.275 132.729.540 207.402.010 890.506.825
1 0 .0 0 0 .0 0 0
90.811
78.720 224.692 21.897 77.577
(Rp)
Penyusutan 1 bulan
944.640 2.696.304 262.764 930.924 1.089.732 276.000
(Rp)
(Rp)
31.488.000 89.877.000 8.758.750 31.031.000 36.324.750 9.200.000
Penyusutan 1 tahun
Harga Beli
PENYUSUTAN PISKAL TAHUN 1985 (STRAIGHT LINE METHOD)
52K1V803 50XB803
54DP803 54DP803 54DP803 54DF803
55PD802 55PD802 57MD802 57MB802 57MB802 57MM802 57ME802 57MP802 560P802 58RT802 560K802 560M802 560L802 50XL802. 54DU802 52GH802 57ME802 54DK802 54DK802 55DU802 50XE802
51X11804 51XH804 51XH804 51XH804
54DA801 54DA801
52GB800 50XB800 560P800 560K800 58RT800 53XK800 52GB800 560R800 560M800 560P800 51XB800 57MU800 53TU800 55PU800 53TL800 53TL800 520P800 53XK800 51XP800 55PU800 51XNCOO
Rekg. Nomer
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
GATOT WIDODO
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lampiran 6 .
TARIP UPAH PERJAM KERJA BIASA SI P.T, DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA PERIODE TAHUN 1983-1986,
Klasifikasi bengkel
Tarip perjam kerja biasa* menurut jabatan Kepala seksi Tukang I Tukang II Tukang III
Klas. A
Rp 675,-
Rp 550,- Rp 450,-
Rp 400,-
Klas0 B
Rp 640,-
Rp 525,- Rp 430,-
Rp 380,-
Klas. C
Rp 610,-
Rp 500, - Rp 410,-
Rp 360,: S S C S = S B S 3 S 3 S
Sumber ; intern P.T. DPS. Keterangan : a). * * tarip perjam kerja untuk menyelesaikan kegiatan dengan waktu normal. b). Klasifikasi A (tarip 100%) meliputi : bengkel Pelat las, Listrik, Perancangan, Kikir motor, Kikir dalam, Kikir luar, Bubut-perkakas. c). Klasifikasi B (tarip rata-rata 95% dari klasifika si1 A) meliputi : bengkel Pipa, Tembaga, Pemeliharaan, Limbung, Cor/Tuangan. d). Klasifikasi C (tarip rata-rata 90% dari klasifikasi A) meliputi : bengkel Kayu, Cat/Batu, Layar, Ketel, Kompresor, Central listrik.
SKRIPSI
MENGATASI KETERLAMBATAN PADA...
GATOT WIDODO