Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
PENGARUH FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PROYEK TERHADAP PENYELESAIAN REPARASI KAPAL DI PT. DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA (PERSERO) Dheni Bagus Kusuma1) dan Putu Artama Wiguna2) Bidang Keahlian Manajemen Proyek, Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Cokroaminoto 12A, Surabaya, 60264, Indonesia e-mail:
[email protected]),
[email protected]) ABSTRAK Banyaknya keterlambatan penyelesaian reparasi kapal oleh galangan di Indonesia menyebabkan kuota kebutuhan reparasi kapal nasional tidak dapat terpenuhi seluruhnya. PT. Dok dan Perkapalan Surabaya sebagai galangan nasional juga mengalami hal serupa yaitu keterlambatan penyelesaian pada proyek-proyek reparasi kapal, sehingga banyak target reparasi yang tidak dapat terpenuhi. Tujuan penelitian ini untuk menganalisa faktor dominan dan mengetahui besarnya pengaruh penyebab keterlambatan proyek terhadap penyelesaian reparasi kapal. Sebanyak 9 faktor keterlambatan proyek sebagai variabel independen (X), didapatkan berdasarkan penelitian sebelumnya dan dokumen proyek. Sedangkan variabel dependen (Y) adalah penyelesaian reparasi kapal yang mengalami keterlambatan atau tidak. Seluruh populasi diambil pada penelitian ini sehingga responden yang digunakan sebanyak 40 orang pada divisi pimpro (project coordinator). Metode analisa statistik yang digunakan adalah regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 3 faktor keterlambatan proyek yang berpengaruh dominan, yaitu Metode proyek dengan besarnya peluang keterlambatan penyelesaian reparasi kapal apabila terjadi pada proyek sebesar 58,6%, kemudian faktor Personal dengan besarnya peluang keterlambatan penyelesaian reparasi kapal apabila terjadi pada proyek adalah 61%, dan faktor dominan yang terakhir adalah faktor utilitas dengan besarnya peluang keterlambatan penyelesaian reparasi kapal apabila terjadi pada proyek sebesar 65,8%. Kata kunci: Keterlambatan Proyek, Reparasi Kapal, Regresi Logistik, Variabel Binary, Keterlambatan Dominan, Peluang Keterlambatan.
PENDAHULUAN Permasalahan keterlambatan pada proyek konstruksi merupakan permasalahan global di berbagai negara. Di Saudi Arabia, Assaf dan Heiji (2006) menemukan bahwa keterlambatan penyelesaian proyek yang terjadi sebesar 30% dengan penambahan waktu penyelesaian antara 10%-30%. Di India, Hemanta et al. (2011) menemukan bahwa proyek konstruksi India mengalami keterlambatan secara luas sehingga terjadi pergeseran secara daramatis dalam kapasitas dan volume proyek-proyek di India. Di mesir, Marzouk dan Tarek (2012) menemukan bahwa keterlambatan adalah permasalahan utama pada proyek sipil di Mesir, mengakibatkan masalah pada terjadinya sengketa dan hukum/pengadilan. Di Malaysia, Murali dan Yau wen (2007) juga menemukan bahwa banyak proyek konstruksi di Malaysia penyelesaiannya tidak tepat waktu. Secara keseluruhan dari jurnal penelitian sebelumnya yang dilakukan pada berbagai negara, hampir seluruhnya mengalami keterlambatan proyek. ISBN : 978-602-97491-7-5 B-21-1
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
Reparasi kapal merupakan sebuah proyek bersifat kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas dan dengan sasaran (waktu) yang telah digariskan dengan jelas. Kekhawatiran untuk penundaan atau keterlambatan penyelesaian proyek konstruksi terjadi secara umum termasuk pada proyek reparasi kapal. Kompleksitas reparasi dapat menyebabkan penundaan penyelesaian proyek karena beberapa alasan dan dalam beberapa kasus dampak yang dihasilkan secara signifikan merugikan. Kebutuhan kapasitas reparasi nasional mencapai 17 juta dead weight tonnage (DWT) setiap tahunnya namun hanya sebesar 10 juta DWT yang terealisasi (Kementrian Perhubungan, 2012). Dengan demikian bahwa keterlambatan penyelesaian reparasi kapal sangatlah besar. Keterlambatan tersebut banyak dialami oleh perusahaan galangan nasional, salah satunya adalah PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (PT. DPS), Pada pengerjaan reparasi kapal tahun 2012 di PT. DPS telah dilaksanakan sebanyak 89 unit kapal, namun lebih dari 40% penyelesaiannya mengalami keterlambatan. Beberapa temuan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya, baik yang berfokus pada teori dan pelaku proyek, maka posisi pada penelitian ini adalah menganalisa faktor dominan penyebab keterlambatan proyek sebagai variabel independen dan pengaruh terlambat atau tidak terhadap penyelesaian kapal sebagai variabel dependen. Area pada penelitian sebelumnya banyak dilakukan pada proyek konstruksi namun pada penelitian ini dilakukan pada area reparasi kapal. Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisa faktor penyebab keterlambatan yang paling dominan dalam mempengaruhi penyelesaian reparasi kapal dan mengetahui besarnya probabilitas peluang faktor keterlambatan dominan yang terjadi terhadap penyelesaian reparasi kapal. METODE PENELITIAN Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui data primer yaitu metode angket (kuisioner) dan data sekunder yang berasal dari literatur keterlambatan proyek dan dokumen terkait reparasi kapal. kuisioner ini didistribusikan kepada divisi proyek terkait yaitu PIMPRO (project coordinator) sebanyak 40 orang. Focus group discussion kepada para ahli / pakar dilakukan sebelum kuisioner didistribusikan, hal ini dilakukan agar para pakar / ahli memberikan komentar dan tanggapan terhadap kuesioner yang akan disebarkan ke responden dengan tujuan untuk mereduksi variabel yang menurut para ahli tidak terkait dengan masalah penelitian dan menyisakan hanya variabel-variabel yang dominan dan mempunyai dampak besar dalam mempengaruhi penyelesaian reparasi kapal Kuisioner terbagi menjadi 3 bagian. Bagian pertama kuisioner berisikan latar belakang dan informasi responden. Sedangkan bagian kedua responden dimintai respon tanggapan terhadap ketepatan waktu penyelesaian reparasi kapal yang pernah ditangani (terlambat atau tidak). Dan bagian ketiga pada kuisioner ini fokus terhadap faktor penyebab keterlambatan proyek, responden diminta dalam memberikan respon faktor keterlambatan yang berpengaruh pada penyelesaian reparasi kapal. sebanyak 9 faktor keterlambatan dengan 52 indikatornya diidentifikasikan berdasarkan studi literatur dan dokumen proyek reparasi kapal. Pengukuran variabel dalam kuisioner penelitian ini menggunakan skala Likers Summated Ratings (LSR) pada variabel independen (X) dengan penggunaan pilihan kriteria nilai 1 yang berarti sangat tidak setuju sampai dengan nilai 5 yaitu sangat setuju. Sedangkan Pada variabel dependen (Y) pengukuran menggunakan skala variabel binary dengan menilai keterlambatan penyelesaian reparasi kapal yaitu terlambat diberikan nilai 1 atau tidak terlambat diberikan nilai 0. Pengujian validitas dan reliabilitas dilakukan pada instrumen
ISBN : 978-602-97491-7-5 B-21-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
kuisioner ini sebagai upaya memaksimalkan alat ukur, agar kecenderungan terjadinya kekeliruan dalam pengukuran bisa diminimalkan. Analisa deskriptif diterapkan dalam memberikan nilai rata-rata responden terhadap variabel bebas dan dengan metode statistik yang digunakan dalam penelitian ini akan mendeskripsikan dan memberikan kemudahan dalam mencari pola hubungan guna mendapatkan informasi penelitian yang diperlukan. Sedangkan untuk mengetahui pengaruh dari faktor penyebab keterlambatan proyek terhadap penyelesaian reparasi kapal, maka analisis statistik yang sesuai adalah Analisis regresi logistik. Digunakan untuk memprediksi probabilitas kejadian suatu peristiwa, karena memiliki skala data nominal (dummy variable) berdasarkan faktor penyebab keterlambatan proyek terhadap penyelesaian reparasi kapal. HASIL ANALISA Profil responden dan penyelesaian reparasi kapal Hasil pengumpulan data kusioner utama, diperoleh informasi bahwa responden penelitian sebagian besar adalah yang memiliki jabatan sebagai pimpinan proyek sebanyak 28 orang (70%), memiliki pendidikan terakhir strata satu (S1) sebanyak 20 orang (50%), sedangkan usia sebagian besar responden antara 41 hingga 50 tahun sebanyak 16 orang (40%) dan memiliki pengalaman bekerja selama 11 hingga 20 tahun sebanyak 14 orang (35%). Sedangkan pada profil Penyelesaian reparasi kapal di PT Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero) memang mengalami keterlambatan dalam penyelesaiannya. Hal ini terbukti bahwa sebanyak 24 proyek kapal (60%), sedangkan 16 proyek sisa (40%) dapat diselesaikan tepat waktu. Uji validitas dan Reliabiltas Instrument Kuisioner Pengujian validitas pada 50 faktor penyebab keterlambatan proyek menghasilkan nilai koefisien korelasi atau r (product moment pearson) > r tabel (n=40) yaitu lebih besar dari 0,312. Hal ini dapat disimpulkan bahwa semua indikator yang digunakan untuk mengukur masing-masing faktor personal, proses proyek, metode proyek, material, utilitas, financial, legal, lingkungan dan sosial/politik telah valid. Hasil pengujian reliabilitas pada sembilan faktor penelitian didapatkan bahwa besarnya Cronbach Alpha lebih besar dari 0,6. Hal ini berarti faktor penelitian tersebut telah reliabel. Maka jawaban responden telah konsisten dari waktu ke waktu. Analisa Nilai Rata-Rata Responden Pada Setiap Faktor Penyebab Keterlambatan Dari data tanggapan responden yang telah terkumpul dilakukan olah data dari hasil untuk mendapatkan nilai rata-rata setiap faktor dan nilai indikatornya. Berdasarkan kategori penilaian dengan menggunakan nilai 0,8 yang didapatkan dari jarak interval kelas pada masing-masing kategori maka kategori penilainannya dapat ditulis sebagai berikut: Tabel 1 Kategori Penilaian
Interval 1,00 < X ≤ 1,80 1,81 < X ≤ 2,60 2,61 <X ≤ 3,40 3,41 <X ≤ 4,20 4,21 < X ≤ 5,00
Penilaian Faktor Sangat tidak setuju Tidak setuju Cukup setuju Setuju Sangat setuju
ISBN : 978-602-97491-7-5 B-21-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
Sehingga dari standart penilaian tersebut akan didapatkan deskripsi tanggapan keseluruhan responden terhadap faktor penyebab keterlambatan sebagai berikut: Tabel 2 Ringkasan Deskripsi Tanggapan Responden
Variabel Penelitian Personal Proses Proyek Metode Proyek Material Utilitas Financial Legal Lingkungan Sosial/Politik
Nilai Deskripsi 3,19 3,02 3,03 3,18 3,28 3,45 3,00 2,96 3,02
Interval Nilai Keterangan 2,61 <X ≤ 3,40 Cukup setuju 2,61 <X ≤ 3,40 Cukup setuju 2,61 <X ≤ 3,40 Cukup setuju 2,61 <X ≤ 3,40 Cukup setuju 2,61 <X ≤ 3,40 Cukup setuju 3,41 <X ≤ 4,20 Setuju 2,61 <X ≤ 3,40 Cukup setuju 2,61 <X ≤ 3,40 Cukup setuju 2,61 <X ≤ 3,40 Cukup setuju
Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa sebagian besar responden cukup setuju terhadap kesembilan faktor tersebut berpengaruh terhadap penyelesaian reparasi kapal. pada tahap ini responden juga menilai indikator yang berkontribusi dominan pada setiap faktor, diantaranya adalah: - Personal dengan indikator yang paling berpengaruh adalah keterbatasan jumlah tenaga kerja dan lambannya pengambilan keputusan dan rekomendasi. - Proses proyek indikator yang paling berpengaruh adalah penambahan dalam item dan volume pekerjaan dan Lamanya menunggu antrian docking space. - Metode proyek indikator yang paling berpengaruh adalah ketidakefektifan pemberlakuan hukuman bagi sub-kontraktor karena keterlambatan pekerjaan dan sistem penawaran terendah yang menang. - Material indikator yang paling berpengaruh adalah keterlambatan pengiriman material dan keterlambatan material supply owner. - Utilitas indikator yang paling berpengaruh adalah kurangnya penggunaan peralatan dengan teknologi yang lebih baik dan rusaknya peralatan serta perlengkapan. - Finansial indikator yang paling berpengaruh adalah kendala finansial kontraktor dan kesalahan penghitungan estimasi biaya. - Legal indikator yang paling berpengaruh adalah ketidakjelasan jenis proyek dan kurangnya pemahaman kontrak kerja. - Lingkungan indikator yang paling berpengaruh adalah pengaruh alam (cuaca dan pasang surut air laut) pada aktifitas proyek. - Sosial / politik indikator yang paling berpengaruh adalah birokrasi yang berbelit (kesulitan perijinan) dan situasi perekonomian nasional/fluktuasi nilai tukar rupiah. Analisa Pengaruh Faktor Keterlambatan Terhadap Penyelesaian Reaparasi Kapal a. Menguji Korelasi Perhitungan koefisien korelasi, digunakan untuk menunjukkan bahwa antar variabel independen yang dipergunakan di dalam model regresi logistik tidak saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Pada penelitian ini korelasi yang terjadi masih lebih kecil dari 0,9. Dengan demikian maka asumsi non multikolinieritas telah dipenuhi dan model logistik yang dihasilkan merupakan model yang terbaik.
ISBN : 978-602-97491-7-5 B-21-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
b. Menilai Model Fit Model fit digunakan untuk menguji keseluruhan model apakah model yang dihasilkan adalah model fit dengan baik sebelum maupun sesudah variabel independen dimasukkan kedalam model. Nilai -2 Log Likelihood yang dihasilkan dari perhitungan mengalami pengurangan dari model awal menjadi model akhir, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi logistik telah fit dengan data, setelah itu dilakukan pemeriksaan nilai koefisien determinasi model regresi logistik dari Nagelkerke’s R Square yang menghasilkan nilai 0,723. Hal ini menunjukkan variasi dan pengaruh dari keterlambatan penyelesaian proyek reparasi kapal di PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero) dapat dijelaskan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi keterlambatan adalah sebesar 72,3%. Selain memeriksa koefisien determinasi, dilakukan pengujian kelayakan model regresi logistik dengan menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Diketahui bahwa nilai signifikan yang diperoleh yaitu 0,514, dimana nilai tersebut lebih besar dari 0,05 sehingga model regresi yang digunakan tersebut telah layak untuk dianalisis selanjutnya. c. Estimasi Parameter dan Pengujian Hipotesis Pada estimasi parameter akan dilakukan pengujian hipotesis untuk menjawab tujuan dari penelitian, yaitu dari 9 faktor penyebab keterlambatan mempunyai pengaruh terhadap penyelesaian proyek reparasi kapal di PT Dok dan Perkapalan Surabaya. Estimasi parameter dari model regresi logistik dengan menggunakan metode Backward Wald dimana variabel yang tidak signifikan mempengaruhi keterlambatan proyek akan dikeluarkan dari model. Tabel 3 Estimasi Parameter Regresi Logistik Variabel Konstanta Metode Proyek Personal Utilitas
Koefisien (B)
S.E
Wald
df
Sig
Exp (B)
-32,834 0,351 0,444 0,655
13,419 0,160 0,206 0,323
4,832 4,621 4,113
1 1 1
0,028 0,032 0,043
1,420 1,559 1,925
Berdasarkan pada Tabel 3 diketahui nilai-nilai koefisien setiap variabel dalam model regresi logistik, nilai wald dan nilai signifikan. Pada pengujian hipotesis untuk mencari pengaruh, nilai signifikan dijadikan sebagai acuan. Dimana variabel independen dikatakan berpengaruh terhadap variabel dependen jika nilai signifikan lebih kecil dari tingkat kesalahan penelitian (0,05), demikian sebaliknya. Hasil dari analisis menunjukkan bahwa faktor metode proyek, personal, dan utilitas berpengaruh secara signifikan terhadap keterlambatan penyelesaian proyek reparasi kapal. Sehingga didapatkan model regresi logistik penelitian ini sebagai berikut: Ln
p = -32,834 + 0,444 X1 + 0,351 X3 + 0,655 X5 1 p
p = Exp (-32,834 +0,444 X1 + 0,351 X3 + 0,655 X5) 1 p Sedangkan untuk mengetahui besarnya probabilitas peluang faktor keterlambatan dominan yang terjadi terhadap penyelesaian reparasi kapal dilihat dari hasil nilai exp(B) yang didapatkan sebagai berikut:
ISBN : 978-602-97491-7-5 B-21-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
Pengaruh Faktor Metode Proyek terhadap Keterlambatan Nilai exp(B) faktor metode proyek sebesar 1,420. Hal ini dapat diartikan jika faktor pada metode proyek sering terjadi dalam proyek maka peluang proyek akan terlambat, adalah sebesar 1,420 kali dibandingkan apabila hal-hal tersebut jarang terjadi. Dengan mengetahui nilai peluang tersebut akan dapat diketahui terlambat atau tidaknya waktu penyelesaian reparasi kapal dengan perhitungan yang dimasukkan dalam model regresi logistik. Maka peluang yang terjadi pada tahun 2012 sebanyak 89 kapal adalah sebagai berikut: Maka: p + (1- p) = 89 Dimana: p = jumlah kapal terlambat p = 89 – (1- p) (1 – p) = jumlah kapal tepat waktu p / 1- p = 1,420 (89 – (1- p)) / (1- p) = 1,420 89 – (1- p) = 1,420 x (1- p) 89 = 2,420 (1- p) 1 – p = 89 / 2,420 = 36,77 kapal p = 89 – 36,77 p = 52,22 kapal Didapatkan: Peluang terlambat adalah = 52,22 / 89 = 0,586 dan peluang tidak terlambat adalah 1 – 0,586 = 0,414 sehingga dari rumus perhitungan diatas bila faktor metode proyek terjadi pada penyelesaian kapal akan menyebabkan peluang terlambat sebesar 58,6% dan peluang tidak terlambat sebesar 41,4% Pengaruh Faktor Personal terhadap Keterlambatan Nilai exp(B) faktor personal sebesar 1,559. Hal ini dapat diartikan jika faktor pada variabel personal sering terjadi maka peluang proyek akan terlambat, adalah sebesar 1,559 kali dibandingkan apabila hal-hal tersebut jarang terjadi. Dengan nilai peluang kejadian tersebut akan dapat diketahui terlambat atau tidaknya waktu penyelesaian reparasi kapal dengan perhitungan yang dimasukkan dalam model regresi logistik. Peluang yang terjadi pada tahun 2012 sebanyak 89 kapal dari perhitungan rumus sebelumnya didapatkan peluang kapal akan terlambat adalah 61% dan peluang tidak terlambat adalah 39% Pengaruh Faktor Utilitas terhadap Keterlambatan Nilai exp(B) faktor utilitas sebesar 1,925. Hal ini dapat diartikan jika faktor pada utilitas sering terjadi maka peluang proyek akan terlambat, adalah sebesar 1,925 kali dibandingkan apabila hal-hal tersebut jarang terjadi. Dengan nilai peluang kejadian tersebut akan dapat diketahui terlambat atau tidaknya waktu penyelesaian reparasi kapal dengan perhitungan yang dimasukkan dalam model regresi logistik. Peluang yang terjadi pada tahun 2012 sebanyak 89 kapal dari perhitungan rumus sebelumnya didapatkan peluang kapal akan terlambat adalah 65,8% dan peluang tidak terlambat adalah 34,2%. PEMBAHASAN Dari hasil analisa sebelumnya didapatkan suatu bentuk model regresi logistik yang menghasilkan tiga faktor keterlambatan proyek dalam mendominasi waktu penyelesaian reparasi kapal, yaitu: 1. Metode Proyek
ISBN : 978-602-97491-7-5 B-21-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
Pada faktor metode proyek indikator dominannya adalah ketidakefektifan hukuman keterlambatan penyelesaian pekerjaan oleh sub-kontraktor (X28) dan sistem penawaran terendah yang menang (X29) berdasarkan pada penilaian responden. Ketidakefektifan hukuman keterlambatan penyelesaian pekerjaan oleh sub-kontraktor di PT. DPS mengakibatkan banyaknya sub-kontraktor yang kurang professional dalam menyelesaikan proyek reparasi kapal. ketidakefektifan hukuman yang diterapkan oleh PT. DPS disebabkan karena memakai sistem penawaran terendah yang menang dalam pekerjaan. Dengan adanya sistem pemenang dengan harga terendah maka sub-kontraktor yang melakukan pekerjaan tidak dapat dituntut dalam menyelesaikan reparasi kapal sesuai dengan kontrak, sehingga seringkali dalam penyelesaiannya tidak sesuai dengan target waktu karena hukuman keterlambatan penyelesaian tidak dapat diterapkan. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Assaf dan Hejji (2005) yaitu adanya faktor ketidakefektifan hukuman sebagai penyebab keterlambatan proyek. Sedangkan keterlambatan proyek akibat adanya system penawaran terendah yang menang sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Khalil dan Ghafly (1999) di Saudi Arabia. 2. Personal Pada faktor personal indikator dominannya adalah keterbatasan jumlah tenaga kerja (X5) dan lambannya pengambilan keputusan dan rekomendasi (X1) berdasarkan pada penilaian responden yang sebagian besar responden setuju bahwa keduanya berkontribusi besar terhadap faktor personal. Faktor keterbatasan jumlah tenaga kerja seringkali terjadi pada PT. DPS yang mengakibatkan keterlambatan penyelesaian kapal. alokasi tenaga kerja yang kurang ini dipicu karena pengerjaan sub-kontraktor yang lebih dari satu kapal namun tidak menambah jumlah tenaga kerja yang disesuaikan porsinya sehingga banyak pekerjaan yang terlambat dalam penyelesaiannya. Hal ini terjadi juga karena harga pekerjaan yang ditawarkan oleh PT. DPS rendah sehingga untuk mendapatkan keuntungan sub-kontraktor harus melaksanakan beberapa proyek secara bersama tanpa menambah jumlah tenaga kerja. Pada faktor lambannya keputusan dan rekomendasi di PT. DPS disebabkan karena tidak adanya wewenang penuh yang diberikan oleh personal dalam menentukan keputusan atau rekomendasi tertentu, sehingga dibutuhkan keputusan atau rekomendasi bersama dan bila itu terjadi maka pengerjaan akan mengalami kemunduran penyelesian karena harus menunggu. Indikator keterbatasan jumlah tenaga kerja sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Murali dan Yau wen (2007) serta penelitian Marzouk dan Tarek (2012). Sedangkan yang dilakukan oleh Hemanta, Anil, Iyer dan Sameer (2011) mengidentifikasikan dampak terbesar keterlambatan adalah adanya indikator lemahnya keputusan dan rekomendasi terutama dari pihak owner. 3. Utilitas Pada faktor utilitas indikator dominannya adalah adalah faktor kurangnya penggunaan peralatan dengan teknologi yang kurang baik (X38) dan faktor rusaknya peralatan dan perlengkapan (X37) berdasarkan pada penilaian responden. Faktor kurangnya penggunaan peralatan dengan teknologi yang kurang baik (secara manual) dapat memperpanjang waktu pengerjaan sehingga efisiensi waktu tidak dapat tercapai dengan baik. Keterbatasan dan kurangnya penggunaan peralatan tersebut seringkali terjadi pada penyelesaian reparasi kapal di PT. DPS. Sebagai contoh adalah pada proses pengelasan dan pemotongan pelat baja yang masih banyak menggunakan mesin manual, sehingga tingkat presisi pekerjaan menjadi rendah yang berakibat dalam penambahan waktu dalam proses fit-up dan assembly, selain itu keterbatasan pada operator mesin dan biaya dalam penggunaan teknologi yang lebih baik juga menjadi kendala dalam aplikasinya, sehingga banyak bagian pekerjaan yang seharusnya dapat dikerjakan secara ISBN : 978-602-97491-7-5 B-21-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
efisien waktu tidak dapat dilakukan. Faktor kedua yang turut berkontribusi pada variabel ini yaitu rusaknya peralatan dan perlengkapan. Kenyataan yang terjadi pada pelaksanaan proyek reparasi adalah peralatan yang dimiliki kurang dalam perawatan. Bila terjadi kerusakan pada peralatan tersebut, tidak ada peralatan pengganti dalam proses kerja, sehingga akan membutuhkan waktu dalam proses perbaikannya. Penelitian yang dilakukan oleh Marzouk dan Tarek (2012) menyebutkan faktor utilitas dengan indikator rusaknya peralatan memiliki kontribusi yang kecil, namun tetap diperhitungkan sebagai faktor yang mempengaruhi keterlambatan. Demikian pula penelitian yang dilakukan Murali dan Yau wen (2007) bahwa indikator rusaknya alat juga sebagai penyebab keterlambatan pada proyek di Malaysia. Sedangkan penelitian Assaf dan Hejji (2006) menyebutkan bahwa rendahnya teknologi peralatan berkontribusi terhadap keterlambatan walaupun tidak dominan. KESIMPULAN DAN SARAN Hasil penelitian ini menjelaskan adanya pengaruh faktor keterlambatan proyek terhadap penyelesaian reparasi kapal di PT. Dok dan Perkapalan Surabaya dengan tiga faktor dominanannya adalah: 1. Metode proyek dengan besarnya prosentase peluang terlambat bila faktor tesebut terjadi adalah 58,6%. 2. Personal dengan besarnya prosentase peluang terlambat bila faktor tesebut terjadi adalah 61%. 3. Utilitas dengan besarnya prosentase peluang terlambat bila faktor tesebut terjadi adalah 65,8%. Konstanta perhitungan ketiganya menunjukkan nilai yang positif, hal ini mengindikasikan bahwa dengan adanya ketiga faktor tersebut pada proyek akan menyebabkan penyelesaian reparasi kapal menjadi terlambat, demikian sebaliknya. Beberapa saran guna mendapatkan kesempurnaan dalam penelitian selanjutnya, yaitu pengembangan variabel independen dari indikator keterlambatan proyek terutama pada keterlambatan proyek-proyek kapal dan variabel dependen, yaitu pada proyek-proyek bangunan kapal baru dengan melalui pendekatan dari kinerja biaya serta waktu proyek. DAFTAR PUSTAKA Al Khalil, M, dan Al Ghafly, M. (1999), “Delay in Public Utility Projects in Saudi Arabia”, International Journal of Project Management, Vol. 17, No. 2, hal 101-106. Assaf S.A, Al Heiji .S. (2006), “Causes of Delay in Large Construction Projects”, International Journal of Project Management, Vol 24, hal 349-357. Hemanta, D. Anil, S. Iyer, K.C. Sameer, R, (2011), Analysing Factors Affecting Delays in Indian Construction Project, International Journal of Project Management. Marzouk, M. Anil, Tareek, I, (2012), Analysing Delay Causes in Egyptian Construction Projects, Journal of Advanced Research, Structural Engineering Department, Cairo University. Murali, S. Yau Wen, S, (2007), Causes and Effects of Delays in Malaysian Construction Industry, International Journal of Project Management. Vol 25, hal 517-526.
ISBN : 978-602-97491-7-5 B-21-8