I. 1.1.
PENDAHULUAN LATAR BELAKANG
Misi yang diemban oleh Perguruan Tinggi (PT) pada dasarnya adalah menghimpun, memelihara, dan menstransfer budaya, nilai-nilai (values) serta pengetahuan umat manusia dari generasi ke generasi (DP2M–Dirjen Dikti, 2009), yang dituangkan ke dalam konsep Tri Dharma Perguruan Tinggi yang terdiri atas Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian, serta Pengabdian kepada Masyarakat. Berdasarkan Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No. 20 Pasal 20 tahun 2003, Perguruan Tinggi tidak saja dituntut untuk mentransfer pengetahuan melalui proses pendidikan dan pengajaran, akan tetapi dituntut pula untuk mampu menghimpun dan menggali pengetahuan baru melalui Penelitian dan Pengembangan (Research and Development, R&D). Kegiatan penelitian dan pengembangan pun akan turut menentukan kualitas akademik suatu Perguruan Tinggi yang tidak lain guna kepentingan para stakeholders dan peningkatan kualitas akademik perguruan tinggi bersangkutan. Sesuai dengan yang dicanangkan Mendiknas perioda 2009 – 2014 bahwasanya PT khususnya UNIKOM ke depan harus mewujudkan visi penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) untuk mengejar ketertinggalan kiprah iptek bangsa Indonesia dari bangsabangsa lain di dunia. Penelitian harus menjadi roh PT ke depan, karena dari dunia penelitian itulah suatu PT dapat menunjukkan eksistensinya. Dari hasil evaluasi berdasarkan dana penelitian yang masuk ke PT disebutkan bahwa selama puluhan tahun penelitian yang dikembangkan kalangan PT lebih banyak bersifat penelitian dasar dan pemula dan belum mesuk ke dalam ranah sustainable research. Yakni penelitian berkelanjutan yang merupakan kerja kolektif-lintas stakeholders sehingga hasil penelitian membawa dampak signifikan, tidak hanya kepada kemajuan dan perkembangan teori-teori aktual, pro-lingkungan, akan tetapi dapat menjawab persoalan krusial bangsa Indonesia.
1.2.
SEKILAS TENTANG PENELITIAN
Secara arti kata penelitian merupakan kegiatan studi yang terorganisasi yang meliputi kegiatan investigasi atas sesuatu dengan tujuan mengungkap suatu fakta, melakukan pemantapan atau revisi atas suatu teori, atau mengembangkan suatu rencana tindakan atas suatu fakta temuan. Namun seringkali istilah penelitian dimengerti secara keliru, penggunaan istilah bersangkutan untuk keseharian sangat berbeda dengan makna strict scientific. Sebagai contoh apabila kita melakukan internet research atau researching in the library, maka secara gramatikal bahwasanya kita benar melakukan penelitian, akan tetapi secara keilmuan yang kita lakukan adalah literature review (Shuttleworth, 2008). Keberhasilan penelitian dalam suatu bidang ilmu harus disertai pemahan atas metodologi sesuai dengan penelitian yang dilakukan, serta kewaspadaan terhadap ketaatannya terhadap kode etik penelitian. Ilmu pengetahuan telah mengembangkan ketentuan ini dalam jangka waktu yang cukup lama sebagai benchmark (tolok ukur) untuk pengukuran validitas hasil suatu penelitian. Kekeliruan dalam mengikuti ketentuan dan mentaati kode etik penelitian akan mengakibatkan tidak diakui dan/ atau penolakan atas hasil suatu penelitian. Ketentuan dan kode etik suatu penelitian dapat bervariasi antara satu disiplin ilmu dengan disiplin ilmu lainnya, namun pada dasarnya memiliki struktur dasar yang sama. Tahapan yang harus dilalui dalam suatu proses kegiatan ilmiah adalah sebagai berikut:
Halaman 1 dari 48
Menentukan Objektif
Penelitian dalam segala disiplin ilmu dan subjek, tidak hanya sains, harus dimulai dengan penentuan objektif atau goal. Hal ini biasanya, bukan merupakan keharusan, diawali dengan sebuah hipotesa (dugaan). Sebagai contoh, studi antropologi bisa jadi tidak memiliki hipotesa yang spesifik atau mendasar, akan tetapi memiliki goal yang spesifik pada saat melakukan studi tentang budaya sebuah suku bangsa dan mencoba mengerti dan menginterpretasikan perilaku mereka. Keseluruhan studi didesain berada diseputar objektif yang telah ditentukan, dan sebaiknya dikemukakan isu-isu unik, yang dibangun berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya dan dasar-dasar keilmuan yang dapat diterima. Pada saat kebenaran di dalam keilmuan tidak dapat dicapai, maka dapat dilakukan asumsi dasar di setiap tahapan di sepanjang penelitian, yang dibangun berdasarkan ilmu pengetahuan yang dapat diterima secara luas.
Melakukan Interpretasi atas Hasil
Setiap kegiatan penelitian memerlukan beberapa interpretasi dan ekstrapolasi atas hasil-hasilnya. Dalam penelitian ilmiah, senantiasa terdapat beragam hubungan antara data (himpunan informasi) dan mengapa para ilmuwan memandang data seperti apa adanya. Seringkali peneliti mengamati data seperti apa adanya dan sampai kepada konklusi mengapa data nampak seperti yang teramati, sebagai contoh sebuah paper sejarah yang hanya sekedar mengenali fakta dan tidak memberikan komentar apapun terhadap suatu hasil, maka kegiatan tersebut hanyalah review. Dengan pemikiran sama, seseorang yang menulis buku teks bukan melakukan penelitian dan tidak menawarkan persepsi baru. Mereka hanya sekedar mendokumentasikan pre-existing data menjadi sebuah format baru. Apabila penulis yang sama melakukan interupsi melalui opini pribadinya dan mencoba untuk menyetujui atau tidak menyetujui hipotesanya, maka berarti mereka mulai bergerak menuju penelitian yang sesungguhnya. Sains cenderung menggunakan eksperimentasi untuk mempelajari dan menginterpretasikan suatu hipotesa atau pertanyaan spesifik, hal ini memungkinkan untuk dilakukan akumulasi pengetahuan yang secara perlahan akan menjadi asumsi dasar. Pengulangan atau Reproduksi dan Akumulasi secara Gradual Studi apa pun harus memiliki prosedur yang jelas sedemikian rupa, sehingga eksperimen dapat diulang atau direproduksi dan hasil-hasilnya dapat diverifikasi. Namun demikian masih saja terdapat grey area untuk observation-based research, seperti ditemukan dalam bidang-bidang antropolgi, biologi perilaku dan ilmu-ilmu sosial, namun demikian masih tetap dapat mengikuti kriteria-kriteria lainnya. Merencanakan dan merancang metoda eksperimen merupakan bagian penting dalam suatu projek penelitian dan sebaiknya berkisar di sekitar menjawab prediksi-prediksi dan pertanyaan-pertanyaan spesifik. Hal ini memungkinkan untuk pengulangan dan verifikasi yang dilakukan oleh para peneliti independen, dan menjamin bahwa hasil yang diperoleh dapat diterima sebagai hasil yang valid. Eksperimentasi secara gradual atas bagian-bagian projek memungkinkan timbulnya pertanyaan-pertanyaan lebih besar guna didekati dan dijawab, merinci permasalahan yang besar dan rumit menjadi bagian-bagian yang lebih manageable. Peneliti sejati tidak pernah memberikan jawaban yang definitif akan tetapi memacu terjadinya kegiatan penelitian lain ke arah yang berbeda. Bahkan apabila sebuah hipotesa tidak terbukti berarti tetap memberikan sebuah jawaban dan memacu ide-ide baru sebagai perbaikan dan pengembangan. Kegiatan penelitian bersifat siklik dengan beragam hasil yang mengarah kepada area-area penelitian baru atau perbaikan pada proses penelitian sebelumnya. Halaman 2 dari 48
II. 2.1.
KEBIJAKAN DASAR PENELITIAN DASAR PENYUSUNAN
2.2.
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No. 20 tahun 2003. Statuta Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM). Rencana Strategis (Renstra) UNIKOM, tahun 2005 – 2010. Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden/ Peraturan Presiden, dan Peraturan lain yang berhubungan dengan kegiatan penelitian. Buku-buku Panduan Penelitian Program-program Penelitian Ditjen Dikti. Akreditasi BAN PT Progaram Studi dan Institusi, serta Akreditasi dari badan independen lain baik nasional maupun internasional, khususnya yang berhubungan dengan World Class University Rankings.
ARAH DAN FOKUS PENELITIAN UNIKOM ARAH PENELITIAN UNIKOM
EXISTING CONDITION Piranti Piranti Lunak Keras Tri Dharma PT
Pendidikan dan Pengajaran Penelitian
►
RESEARCH
DEVELOPMENT
Piranti Piranti Lunak Keras Tri Dharma PT
Piranti Piranti Lunak Keras Tri Dharma PT
Pendidikan dan Pengajaran Penelitian
►
GOALS
► Pendidikan dan Pengajaran Penelitian
TERAKREDITASI BAN PT
TUGAS POKOK UNIKOM
RESEARCH AND DEVELOPMENT SYSTEM
Quality is Our Tradition Center of Excellent of IT Education The Campus of Champions International Class THE-QS World University Rankings Parameter
MR
(ULTIMATE ACHIEVEMENT)
▲
BENCHMARKING (MINIMUM REQUIREMENTS) Akreditasi BAN PT–Program Studi. Akreditasi BAN PT–Institusi. ABET (Accreditation Board for Engineering and Technology) dan badan akreditasi lain. Penjaminan Mutu PT ISO 9000:2001/ 2008 Diagram 2.1. Research and Development System.
Halaman 3 dari 48
Seperti yang telah disampaikan pada pengantar, dengan semakin terbatasnya sumber daya alam khususnya yang terbarukan serta semakin terbukanya batas antara negara-negara dunia (borderless) sebagai akibat perkembangan pesat Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), tentunya akan sangat mempengaruhi arah pembangunan ekonomi di Indonesia yang sedikit banyak bergeser dari resource-based economy menuju knowledge-based economy. Guna partisipasi di dalam bangsa yang tengah meningkatkan citra menjadi negara yang kompetitif, maka arah penelitian di UNIKOM akan tertuju pada kegiatan-kegiatan knowledge based yang diterjemahkan sebagai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dengan mengandalkan seluruh potensi yang dimiliki TIK. IPTEK di sini dilihat dalam pengertian luas yang mencakup ilmu-ilmu pengetahuan alam, ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan, teknologi, manajemen, serta seni dan desain. Hal-hal tersebut merupakan faktor pendorong yang sangat penting dalam pembangunan dan pemandirian bangsa. Ketika arah pengembangan IPTEK dapat diselaraskan dengan arah-arah kegiatan pembangunan di berbagai sektor, performa proses pembangunan lebih efektif dan capaian pembangunan (output, outcome, dan dampak) terjamin keberlanjutannya. Sebaliknya, ketika kegiatan pembangunan tidak ditopang oleh IPTEK, dapat terjadi gejala pembangunan berbiaya tinggi, kebergantungan kepada bantuan luar negeri, dan tidak berkelanjutan (Prakoso Bhairawa Putera, 2009) Selain berbasiskan IPTEK kegiatan penelitian UNIKOM akan ditetapkan dan dipetakan sedemikian rupa sehingga hasil-hasilnya dapat dieksploitasi untuk pengembangan UNIKOM. Namun demikian substansi penelitian tidak dibatasi hanya pada substansi yang bermanfaat bagi pengembangan institusi, akan tetapi secara keseluruhan kegiatan penelitian dapat meningkatkan angka indeks penelitian khususnya di UNIKOM dan di Indonesia secara umum. Adapun kedudukan, masukan dan keluaran pada kegiatan penelitian UNIKOM dapat digambarkan secara diagramatis seperti yang tertera pada Diagram 2.1. Research and Development System. Guna kelancaran penelitian UNIKOM, kegiatan-kegiatan penelitian akan direpresentasikan melalui pembentukan pusat-pusat kajian yang relevan dengan arah dan fokus penelitian UNIKOM.
FOKUS PENELITIAN UNIKOM Fokus penelitian Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) disusun berdasarkan berbagai pertimbangan sedemikian rupa, sehingga hasil penelitian dapat dimanfaatkan guna pengembangan ilmu pengetahuan, lembaga, dan guna partisipasi dalam meningkatkan daya saing bangsa dan negara. Disamping itu berdasarkan tujuan pembangunan dan prioritas pembangunan IPTEK yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 20042009, dan Kebijakan Strategis Pembangunan Nasional (Jakstranas) Iptek 20052009 dengan ke 6 fokus penelitian IPTEK sebagai berikut: (1) (2) (3) (4) (5) (6)
Ketahanan Pangan; Energi Baru dan Terbarukan; Teknologi dan Manajemen Transportasi; Teknologi Informasi dan Komunikasi; Teknologi Pertahanan dan Keamanan; dan Teknologi Kesehatan dan Obat-Obatan.
Halaman 4 dari 48
Fokus penelitian UNIKOM akan berdasarkan bidang-bidang di atas beserta turunannya yang jejaringnya dapat dilihat pada diagram di bawah ini:
Diagram 2.2. Fokus Area Pembangunan Nasional IPTEK 2006 – 2009. Sumber: Agenda Riset Nasional (ARN) 2006 – 2009.
Berdasarkan prinsip di atas, penelitian di UNIKOM akan difokuskan pada bidangbidang: Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Lingkungan, Energi, dan Pembangunan Berkelanjutan. Rekayasa, Perencanaan, dan Perancangan. Sosial dan Ekonomi. Humaniora. Fokus Teknologi Informasi dan Komunikasi Sejalan dengan salah satu misi UNIKOM yang akan menjadikan lembaga sebagai ICT–based Campus, maka Fokus Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan salah satu fokus terpilih yang tepat mengingat demikian banyak permasalahan di segala bidang kehidupan, khususnya pendidikan, yang memerlukan akselerasi guna penyelesaiannya melalui potensi TIK. Kekuatan UNIKOM yang dapat mendukung fokus penelitian ini adalah keberadaan jurusan/ program studi dan unit-unit kerja seperti Teknik Informatika, Manajemen Informatika, Teknik Komputer, Komputerisasi Akuntansi, Desain Komunikasi Visual (DKV), Direktorat ICT dan Multimedia, Laboratorium Komputer, serta Perpustakaan baik pusat maupun jurusan.. Lingkungan, Energi, dan Pembangunan Berkelanjutan Penurunan kualitas lingkungan khususnya semakin terbatasnya sumber daya energi terbarukan (renewable energy resources) dan peningkatan kemiskinan dunia telah mengharuskan seluruh masyarakat dunia untuk melakukan perubahan paradigma pembangunannya menjadi Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development). Fokus Lingkungan, Energi, dan Pembangunan Berkelanjutan telah Halaman 5 dari 48
menjadi isu global, oleh karenanya penelitian yang berfokus pada penemuan sumber daya energi alternatif (baca: non migas) sebagai pengganti sumber daya energi tidak terbarukan (migas) menjadi sangat penting. Pembangunan berkelanjutan di segala bidang yang diartikan secara lugas sebagai pembangunan yang menggunakan seluruh sumber daya termasuk energi sedemikian rupa, sehingga tidak mengancam keberlangsungan kehidupan generasi di masa yang akan datang karena keterbatasan sumber daya. Penghematan energi bersumber daya tidak terbarukan dalam bentuk penelitian-penelitian yang berhubungan dengan perencanaan wilayah dan kota serta perencanaan, perancangan, dan pembangunan gedung hemat energi serta manajemen energi. Kekuatan UNIKOM yang dapat mendukung fokus penelitian ini adalah keberadaan jurusan/ program studi dan unit-unit kerja seperti Perencanaan Wilayah dan Kota, Teknik Sipil, Teknik Arsitektur, Teknik Elektro, Teknik Industri, Ilmu Pemerintahan, Hubungan Internasional, Direktorat ICT dan Multimedia, Laboratorium Komputer, serta Perpustakaan baik pusat maupun jurusan. Rekayasa, Perencanaan, dan Perancangan. Fokus penelitian Rekayasa, Perencanaan, dan Perancangan ini sedikit banyak tidak terlepas dari paradigma fokus penelitian sebelumnya, meskipun fokus ini lebih cenderung kepada penyelesaian permasalahan secara teknis. Fokus penelitian ini pun diarahkan menuju manajemen kualitas industri dan instansi serta perbaikan kualitas desain, proses, dan produk, selain diarahkan pula menuju keandalan sarana dan prasarana fisik. Kekuatan UNIKOM yang dapat mendukung fokus penelitian ini adalah keberadaan jurusan/ program studi dan unit-unit kerja seperti Perencanaan Wilayah dan Kota, Teknik Sipil, Teknik Arsitektur, Teknik Elektro, Teknik Industri, Desain Interior, Direktorat ICT dan Multimedia, Laboratorium Komputer, serta Perpustakaan baik pusat maupun jurusan. Sosial dan Ekonomi. Fokus penelitian Sosial dan Ekonomi ini meliputi peningkatan kesejahtaeraan masyarakat dengan memprioritaskan hasil-hasil penelitian yang ditujukan untuk pemberdayaan masyarakat baik secara sosial maupun ekonomi dalam rangka peningkatan kesejahteraannya. Kekuatan UNIKOM yang dapat mendukung fokus penelitian ini adalah keberadaan jurusan/ program studi dan unit-unit kerja seperti Manajemen, Akuntansi, Ilmu Pemerintahan, Ilmu Komunikasi, Public Relation, Sekretaris Eksekutif, Direktorat ICT dan Multimedia, Laboratorium Komputer, serta Perpustakaan baik pusat maupun jurusan. Humaniora Fokus penelitian Humaniora, yang memiliki arti ilmu-ilmu pengetahuan yang dianggap bertujuan membuat manusia lebih manusiawi dalam arti membuat manusia lebih berbudaya (KBBI, 1988), meliputi di antaranya Ilmu Hukum, Linguistik, dan Kesusasteraan, sesuai dengan kekuatan UNIKOM yang dapat mendukung fokus penelitian ini. Kekuatan tersebut berada pada keberadaan jurusan/ program studi dan unit-unit kerja seperti Ilmu Hukum, Ilmu Komunikasi, Sastra Inggris, Sastra Jepang, Public Relation, Sekretaris Eksekutif, Direktorat ICT dan Multimedia, Laboratorium Komputer, serta Perpustakaan baik pusat maupun jurusan. Seluruh fokus penelitian di atas tentunya hanya akan dapat terlaksana dengan baik apabila didukung oleh seluruh Sivitas Akademika, Staf Administrasi, dan Karyawan, serta seluruh sarana dan prasarana selain yang telah disebutkan di atas yang telah Halaman 6 dari 48
dimiliki UNIKOM. Secara khas kurikulum di seluruh Jurusan/ Program Studi memiliki mata kuliah-mata kuliah TIK baik sebagai muatan inti maupun lokal, yang terdapat di seluruh semester serta keberadaan prasarana pendukungnya seperti Pusat Computer Softwares.
Halaman 7 dari 48
III. 3.1.
JENIS PENELITIAN PROGRAM PENELITIAN DP2M
Sampai saat ini riset yang didanai oleh Program Penelitian dan Hibah yang dirancang oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DP2M), Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Penelitian Dosen Muda dan Studi Kajian Wanita (sejak Tahun Anggaran 2010 ditadakann) Penelitian Fundamental Penelitian Hibah Bersaing Hibah Pekerti (Penelitian Kerjasama Antar Perguruan Tinggi) Hibah Penelitian Tim Pasca Sarjana RAPID (Riset Andalan Perguruan Tinggi dan Industri)
PENELITIAN DOSEN MUDA DAN STUDI KAJIAN WANITA (SKW) Tujuan
:
Tema : Pengusul :
Biaya
:
Waktu Proposal
: :
Memberikan pembinaan bagi peneliti muda sekaligus memberikan pelatihan cara membuat proposal dan melakukan penelitian secara baik Bebas (disarankan ada relevansi dengan mata kuliah yang diampu) - Doktor dan Lektor Kepala tidak boleh mengajukan, kecuali SKW dengan ketentuan bukan dari bidang kajian wanita. - Seorang peneliti hanya diperbolehkan sebagai ketua dan sebagai anggota di judul penelitian lain atau sebagai anggota di 2 penelitian. - Susunan tim peneliti maksimum 2 anggota. - Maksimum Rp. 10 juta per tahun - Tidak ada honorarium peneliti Maksimum 1 tahun Selambat-lambatnya tiap akhir bulan Maret.
PENELITIAN FUNDAMENTAL Tujuan
:
Tema : Pengusul :
Biaya Waktu Proposal
: : :
Memperkaya khasanah ilmu pengetahuan sebagai jawaban atas pertanyaan mengapa (why) Bebas (ada unsur kebaruan) - S3 atau Lektor Kepala ke atas - Track record penelitian dari pengusul - Susunan tim maksimum terdiri atas 3 peneliti Maksimum Rp. 40 juta per tahun Maksimum 2 tahun Selambat-lambatnya tiap akhir bulan Maret
PENELITIAN HIBAH BERSAING Tujuan : Tema : Pengusul :
Biaya Waktu Proposal
: : :
Inovasi dan invensi dalam bidang IPTEKS Bebas (ada unsur kebaruan) - Minimum S2 - Track record penelitian dari pengusul - Tim maksimum terdiri atas 4 peneliti, diutamakan multidisiplin - Hanya boleh mengusulkan 1 proposal pada tahun yang sama Maksimum Rp. 50 juta per tahun Maksimum 2 periode, tiap periode untuk multi tahun (maks 3 tahun). Selambat-lambatnya tiap akhir bulan Maret Halaman 8 dari 48
HIBAH PEKERTI Tujuan
:
Tema
:
Pengusul :
Biaya Waktu Proposal
: : :
- Menggalang kerjasama penelitian antara TPP (Tim Peneliti Pengusul) dan TPM (Tim Pengusul Mitra) baik dalam/luar negeri - Menggalang kerjasama secara institusional - Meningkatkan mutu peneliti TPP melalui pemagangan - Bebas (ada unsur kebaruan) - Topik disepakati dan hasil kreasi TPP dan TPM - TPP adalah kelompok peneliti yang memerlukan pemagangan dari pihak lain. TPM adalah kelompok peneliti yang mampu memberikan bimbingan dan bantuan teknis kepada TPP. - TPP terdiri atas ketua dan maksimum 2 anggota, maksimum S2 - TPM terdiri atas ketua dan 1 anggota, harus bergelar Doktor (S3) - TPP dan TPM tidak berasal dari PT yang sama Maksimum Rp. 75 juta per tahun Maksimum 2 periode, tiap periode untuk multi tahun (maks 3 tahun) Selambat-lambatnya tiap akhir bulan Maret
HIBAH PASCA SARJANA Tujuan
:
Tema
:
Pengusul :
Biaya Waktu Proposal
: : :
- Meningkatkan mutu pendidikan pasca sarjana melalui peningkatan mutu penelitian yang berkualitas internasional - Terobosan baru dalam IPTEKS bagi masa depan - Ada unsur kebaruan, orisinalitas - Lingkup penelitian disesuaikan dengan thesis/ disertasi mahasiswa pasca sarjana terkait dengan penelitian yang diusulkan - Tim peneliti terdiri atas ketua, maksimum 2 anggota yang juga bertindak sebagai dosen pembimbing mahasiswa pasca sarjana - Dosen yang mempunyai bimbingan Doktor dan/ atau Magister - Seluruh PT di Indonesia yang memiliki program pasca sarjana pada bidang penelitian yang diusulkan Maksimum Rp. 90 juta per tahun Maksimum 2 periode, tiap periode untuk multi tahun (maksimum 3 tahun) Selambat-lambatnya tiap akhir bulan September
RAPID (RISET ANDALAN PERGURUAN TINGGI DAN INDUSTRI) Tujuan
:
Tema
:
Pengusul :
Biaya
:
Waktu Proposal
: :
- Mengkomersialisasikan hasil penelitian dan pengabdian kepada masyarakat - Terbentuknya suatu kerjasama yang saling menguntungkan antara dunia industri dengan PT - Tema ditetapkan berdasarkan permintaan (top down) - Ada unsur kebaruan dalam IPTEK - Berdasarkan permintaan atau kebutuhan daru dunia usaha/ industri - Berpendidikan Doktor (S3) - Mempunyai pengalaman memadai dalam Penelitian dan P2M - Tim pelaksana maksimum 5 orang - Memiliki networking dengan dunia industri yang relevan - Maksimum Rp. 300 juta pertahun - Mitra industri minimum 25 % terhadap nilai nominal kontrak, PT sebesar 15 % dari nilai nominal (tidak termasuk in kind) Sesuai TOR/ kebutuhan Berdasarkan permintaan dalam TOR Halaman 9 dari 48
3.2.
PROGRAM PENELITIAN KEMENTRIAN NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI
Jika program riset Ditbinlitabmas, DP2M, Ditjen Dikti, Depdiknas hanya mengijinkan dosen perguruan tinggi yang berpartisipasi aktif, maka dana KMNRT disamping perguruan tinggi dapat digunakan pula oleh LPND, Litbang Departemen, LD dapat turut bersaing memperebutkan biaya riset yang dialokasikan. Kementrian Negara Riset dan Teknologi (KMNRT) memiliki program riset berskala nasional yang tergabung ke dalam Program Insentif, yaitu: 1. Insentif Riset Dasar, lama riset antara satu (1) sampai dengan tiga (3) Tahun, mitra perusahaan tidak wajib namun diperbolehkan. 2. Insentif Riset Terapan, lama riset antara satu (1) sampai dengan tiga (3) Tahun, mitra perusahaan tidak wajib namun diperbolehkan. 3. Insentif Peningkatan Kapasitas Iptek Sistem Produksi, lama riset/ kegiatan satu (1) Tahun, boleh diperpanjang, wajib bermitra dengan perusahaan. 4. Insentif Percepatan Difusi dan Pemanfaatan Iptek, lama kegiatan hanya satu (1) Tahun, bermitra dengan perusahaan akan diutamakan. Keempat Program Insentif di atas harus memiliki topik yang sesuai dengan keenam Fokus Program (sementara 2005 – 2009) Pencapaian IPTEK yang ditetapkan KMNRT yaitu: 1. Teknologi Ketahanan Pangan dan Pertanian 2. Teknologi Energi : Energi Alternatif dan Terbarukan 3. Teknologi Transportasi 4. Teknologi Informasi dan Komunikasi 5. Teknologi Kesehatan dan Obat-Obatan 6. Teknologi Pertahanan
3.3.
PROGRAM HIBAH RISET LUAR NEGERI
Hibah riset yang berasal dari luar negeri seperti Asahi Glass Foundation, Toray Foundation, Toyota Foundation, Sumitomo Foundation, dan lain-lain melengkapi sumber dana riset yang telah diuraikan sebelumnya. Riset semacam ini pada umumnya terbatas, dan keterbatasan tersebut pada umumnya diterapkan pada bidang-bidang ilmu tertentu sehingga kelompok peneliti yang eligible untuk berpartisipasi juga terbatas.
3.4.
PROGRAM PENELITIAN UNIKOM
Terdapat beberapa jenis penelitian di Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) yang dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) bagian besar yaitu Penelitian untuk Pengembangan Keilmuan secara langsung dan penelitian selain untuk pengembangan keilmuan juga untuk pengembangan UNIKOM sebagai sebuah institusi pendidikan tinggi. Paradigma penelitian di UNIKOM untuk Pengembangan Keilmuan diselaraskan dengan program-program penelitian DP2M dan Kementrian RISTEK, selain sebagai rintisan menuju keikutsertaan para peneliti UNIKOM dalam program-program kedua lembaga tersebut hasilhasilnya pun diharapkan dapat ditindaklanjuti dengan implementasi guna kepentingan industri dan masyarakat, mengingat program-program yang disusun oleh pemerintah memang telah didasari atas kebutuhan-kebutuhan guna perkembangan penelitian di Indonesia dan perkembangan bangsa dan Negara umumnya. A.
PENELITIAN UNTUK PENGEMBANGAN KEILMUAN
PENELITIAN BAGI PENELITI PEMULA PENELITIAN PENINGKATAN KHASANAH IPKTEK PENELITIAN INVENSI DAN INOVASI BIDANG IPTEK PENELITIAN BERKUALITAS INTERNASIONAL PENELITIAN INTERDISIPLIN Halaman 10 dari 48
PENELITIAN BERORIENTASI INDUSTRI PENELITIAN SOSIAL DAN KEMASYARAKATAN
Demikian pula halnya penelitian di UNIKOM guna pengembangan UNIKOM akan dipetakan sesuai dengan nature dari Direktorat Research and Development yang akan mengeksploitasi hasil-hasil penelitian guna pengembangan. Saat ini UNIKOM sedang dalam proses pembangunan yang berkelanjutan alih-alih berkesinambungan, oleh karenanya perlu dipetakan terlebih dahulu melalui Research Road Map Pengembangan UNIKOM yang meliputi Piranti Lunak dan Piranti Keras UNIKOM sebagai sebuah lembaga pendidikan tinggi. B.
PENELITIAN GUNA PENGEMBANGAN UNIKOM
C.
PENELITIAN BERORIENTASI AKREDITASI BAN PT PROGRAM STUDI PENELITIAN BERORIENTASI AKREDITASI BAN PT INSTITUSI PENELITIAN BERORIENTASI WORLD CLASS UNIVERSITY
KETENTUAN PENELITIAN UNIKOM
Ketentuan bagi setiap penelitian disesuaikan dengan ketentuan penelitian-penelitian DP2M dan Kementrian RISTEK dengan penyesuaian-penyesuaian sebagai berikut: PENELITIAN BAGI PENELITI PEMULA Tujuan
:
Tema : Pengusul :
Biaya Waktu
: :
Memberikan pembinaan bagi peneliti muda sekaligus memberikan pelatihan cara membuat proposal dan melakukan penelitian secara baik Bebas (disarankan ada relevansi dengan mata kuliah yang diampu) - Doktor dan Lektor Kepala tidak boleh mengajukan, kecuali SKW dengan ketentuan bukan dari bidang kajian wanita. - Seorang peneliti hanya diperbolehkan sebagai ketua dan sebagai anggota di judul penelitian lain atau sebagai anggota di 2 penelitian. - Susunan tim peneliti maksimum 2 anggota. Rp. 1.000.000,00 per peneliti per tahun Maksimum 1 tahun
PENELITIAN PENINGKATAN KHASANAH IPTEK Tujuan
:
Tema : Pengusul :
Biaya Waktu
: :
Memperkaya khasanah ilmu pengetahuan sebagai jawaban atas pertanyaan mengapa (why) Bebas (ada unsur kebaruan) - S3 atau Lektor Kepala ke atas - Track record penelitian dari pengusul - Susunan tim maksimum terdiri atas 3 peneliti Rp. 1.000.000,00 per peneliti per tahun Maksimum 2 tahun
PENELITIAN INOVASI DAN INVENSI BIDANG IPTEK Tujuan : Tema : Pengusul :
Biaya Waktu
: :
Inovasi dan invensi dalam bidang IPTEKS Bebas (ada unsur kebaruan) - Minimum S2 - Track record penelitian dari pengusul - Tim maksimum terdiri atas 4 peneliti, diutamakan multidisiplin - Hanya boleh mengusulkan 1 proposal pada tahun yang sama Rp. 1.000.000,00 per peneliti per tahun Maksimum 2 tahun. Halaman 11 dari 48
PENELITIAN BERKUALITAS INERNASIONAL Tujuan
:
Tema
:
Pengusul :
Biaya Waktu
: :
- Meningkatkan mutu pendidikan pasca sarjana melalui peningkatan mutu penelitian yang berkualitas internasional - Terobosan baru dalam IPTEKS bagi masa depan - Ada unsur kebaruan, orisinalitas - Lingkup penelitian disesuaikan dengan thesis/ disertasi - Tim peneliti terdiri atas ketua, maksimum 2 anggota yang juga bertindak sebagai dosen pembimbing mahasiswa pasca sarjana - Dosen yang mempunyai bimbingan Doktor dan/ atau Magister Rp. 1.000.000,00 per peneliti per tahun Maksimum 2 tahun.
PENELITIAN INTERDISIPLIN Tujuan
:
Tema : Pengusul :
Biaya Waktu
: :
- Riset pada bidang-bidang yang diunggulkan, serta melakukan kerjasama antar disiplin ilmu, dan dilakukan dengan sarana yang sudah tersedia. - Tema berdasarkan bidang-bidang unggulan. - S3 atau Lektor Kepala ke atas - Track record penelitian dari pengusul - Susunan tim maksimum terdiri atas 3 peneliti Rp. 1.000.000,00 per peneliti per tahun Maksimum 2 tahun.
PENELITIAN BERORIENTASI INDUSTRI Tujuan
:
Tema
:
Pengusul :
Biaya
:
Waktu
:
- Mengkomersialisasikan hasil penelitian dan pengabdian kepada masyarakat - Terbentuknya suatu kerjasama yang saling menguntungkan antara dunia industri dengan PT - Tema ditetapkan berdasarkan permintaan (top down) - Ada unsur kebaruan dalam IPTEK - Berdasarkan permintaan atau kebutuhan daru dunia usaha/ industri - Berpendidikan Doktor (S3) - Mempunyai pengalaman memadai dalam Penelitian dan P2M - Tim pelaksana maksimum 5 orang - Memiliki networking dengan dunia industri yang relevan - Sesuai kebutuhan - Mitra industri minimum 25 % terhadap nilai nominal kontrak, PT sebesar 15 % dari nilai nominal (tidak termasuk in kind) Sesuai kebutuhan.
PENELITIAN SOSIAL DAN KEMASYARAKATAN Tujuan
:
Tema : Pengusul :
Biaya Waktu
: :
- Riset pada bidang-bidang sosial dan kemasyarakatan, serta melakukan kerjasama antar disiplin ilmu, dan dilakukan dengan sarana yang sudah tersedia. - Tema berdasarkan bidang-bidang unggulan. - S3 atau Lektor Kepala ke atas - Track record penelitian dari pengusul - Susunan tim maksimum terdiri atas 3 peneliti Rp. 1.000.000,00 per peneliti per tahun Maksimum 2 tahun.
Halaman 12 dari 48
IV. 4.1.
PELAKSANAAN PENELITIAN ALUR PELAKSANAAN PENELITIAN INTERNAL UNIKOM Persiapan Penelitian
A
Sosialisasi Penelitian
Eksekusi Penelitian
Pengajuan Proposal
Pengumpulan Progress/ Interim Report
Seleksi Administrasi
Monev Tahap I
LOLOS
T
REVISI
T
Revisi
Perbaikan Interim Report
Y
Y Seleksi Substansi
Monev Tahap II
Pengumpulan Final Report LAYAK
T
Y
Revisi
REVISI
T
Perbaikan Final Report
Penyerahan Proposal Y Penentuan Pemenang
Pencairan Dana Penelitian Tahap II
Penandatanganan SK Penelitian
Penyerahan Final Report
Pencairan Dana Penelitian Tahap I
Selesai
A
Diagram IV.1. Alur Penelitian Internal UNIKOM
Halaman 13 dari 48
4.2.
URAIAN DIAGRAM PELAKSANAAN PENELITIAN INTERNAL UNIKOM Berikut adalah uraian Diagram Alur Penelitian Internal UNIKOM seperti yang tertera pada Diagram IV.1. Alur Penelitian Internal UNMIKOM: 1.
2.
3.
4. 5.
6.
7.
8.
9.
10.
11. 12.
13.
4.3.
Persiapan Penelitian, dilakukan oleh Direktorat R&D berupa segala hal yang berhubungan dengan dokumen persiapan penelitian seperti research road map, pengumuman, surat menyurat, dan konsultasi. Sosialisasi Penelitian, dilakukan oleh Direktorat R&D sesuai dengan jadual yang sudah ditentukan oleh pihak pengelola dana. Di dalam sosialisasi ini diinformasikan semua jenis kegiatan penelitian dengan dana internal. Pengajuan Proposal, pengajuan proposal ditujukan kepada pihak pengelola dana atau yang mewakili (Direktorat R&D) sesuai dengan jadual yang telah ditetapkan. Seleksi Proposal, seleksi proposal dilakukan dalam dua tahap yaitu seleksi administrasi dan substansi yang difasilitasi oleh pihak pengelola dana. Penyerahan proposal resmi, setelah proses seleksi proposal selesai peneliti harus menyerahkan proposal resmi yang merupakan perbaikan dari pengajuan proposal awal setelah mendapatkan masukan dari Dewan Pembahas Penelitian (DPP). Penentuan Pemenang, penentuan pemenang dengan persetujuan pendanaan penelitian sepenuhnya menjadi tanggung jawab penuh dari pihak pengelola dana berdasarkan pertimbangan dari DPP. Penandatanganan Surat Perjanjian Kerja (SPK) Penelitian, penandatanganan kontrak ini bertujuan agar peneliti dapat mempertanggung jawabkan dana penelitian yang didapatkan dan dapat menyelesaikan penelitian sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Eksekusi penelitian, ketua peneliti bersama anggota bertanggungjawab untuk melaksanakan penelitian sesuai dengan proposal, dan wajib mengikuti ketentuan yang tertuang didalam SPK penelitian. Pencairan dana penelitian tahap I, dana penelitian tahap I akan diairkan sebesar 70% (tujuh puluh prosen) dari total dana penelitian sesuai dengan yang tertulis dalam SPK Penelitian. Monitoring Tahap I, Monev tahap I dilakukan setelah pengumpulan laporan kemajuan (Progress/ Interim Report) dan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Monitoring Tahap II, Monev tahap II dilakukan setelah perbaikan Progress/ Interim Report dan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pencairan dana penelitian tahap II, dana penelitian tahap II akan diairkan sebesar 30% (tiga puluh prosen) dari total dana penelitian sesuai dengan yang tertulis dalam SPK Penelitian. Penyerahan Laporan Akhir, penyerahan Laporan Akhir (Final Report) dilakukan sesuai dengan yang ditetapkan pada Jadual yang terlampir pada SPK, dengan ketentuan seperti yang diuraikan pada halaman berikut.
KETENTUAN PENELITIAN INTERNAL UNIKOM 1. 2. 3.
Peneliti adalah dosen/ tenaga akademik dan pegawai non akademik Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Setiap peneliti yang akan melakukan penelitian harus mengajukan proposal penelitian sebanyak 2 (dua) rangkap. Penelitian dapat bersifat mandiri atau bersatu (embedded) dengan tugas akhir bagi mahasiswa Strata 1 (S1) atau thesis bagi mahasiswa Strata 2 (S2). Halaman 14 dari 48
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11. 12.
4.4.
Topik penelitian yang diajukan mendukung fokus-fokus penelitian UNIKOM dengan pendekatan multidisipliner dan mengandung aspek orisinalitas serta kabaruan/ kekinian. Apabila peneliti akan bekerjasama dengan institusi di luar UNIKOM (institusi mitra), maka perlu dilampirkan dokumen pendukung pada tahap pengajuan proposal. Dokumen pendukung tersebut adalah profil mitra, contact person, perjanjian kerja formal (jika ada), dan data-data lain yang terkait dengan institusi mitra. Pengajuan anggaran dan jenis penelitian disesuaikan dengan kebutuhan penelitian dan ketentuan yang berlaku serta kemampuan pengelola dana penelitian (UNIKOM). Perhitungan beban SKS penelitian ditentukan oleh pengelola dana penelitian (Program Studi/ Jurusan/ Fakultas/ Universitas) dengan memperhatikan proposal penelitian dan masukan dari Dewan Penilai Proposal (DPP) pada saat presentasi proposal penelitian. Untuk penelitian dana internal, pembebanan SKS merupakan penyetaraan dari jam kerja penelitian yang digunakan. Setiap penelitian akan melalui dua tahap Monev yaitu Monev kemajuan penelitian (Progress/ Interim Report) dan Monev (Progress/ Final Report) di akhir penelitian. Peneliti wajib membuat buku catatan harian penelitian (Logbook) dan mempublikasikan hasil penelitiannya dalam rangka pengelolaan terhadap Hak [Atas] Kekayaan Intelektual (H[A]KI). Pada akhir penelitian, peneliti wajib menyerahkan: 2 rangkap hardcopy Laporan Akhir Soft Cover (1 eksemplar untuk Rektorat dan 1 eksemplar untuk Perpustakaan) dan 1 CD Laporan Akhir dalam format pdf (untuk Drektorat R&D) 1 Laporan Keuangan 1 Draft Artikel Ilmiah Soft Copy dalam format Microsoft Word, dan 1 Logbook penelitian. UNIKOM melalui Direktorat R&D berhak mempublikasikan Laporan Penelitian dalam bentuk elektronik dan/ atau hardcopy. Format penulisan Proposal Penelitian, Laporan Kemajuan, Laporan Akhir, Laporan Keuangan dan Logbook mengikuti ketentuan yang berlaku (lihat Lampiran).
SELEKSI PROPOSAL PENELITIAN INTERNAL UNIKOM Penentuan pendanaan proposal program penelitian internal UNIKOM dilakukan melalui dua tahap sebagai berikut: 1. 2.
Seleksi Administratif – Seleksi dilakukan dengan cara memeriksa seluruh kelengkapan administrasi proposal sesuai ketentuan yang berlaku. Seleksi Substansial – Seleksi dilakukan untuk melihat kelayakan dan ketajaman proposal penelitian, baik dari segi isi (content) laporan, jadual pelaksanaan, maupun kewajaran biaya.
Mekanisme tahapan seleksi proposal secara keseluruhan adalah sebagai berikut : 1. Tim Peneliti, ketua beserta anggota, mengajukan proposal penelitian rangkap 2 (dua) dengan sepengetahuan Ketua Program Studi/ Jurusan/ Dekan/ Ketua Pusat Studi yang terkait dengan jenis penelitian yang diajukan. 2. Program Studi/ Jurusan/ Fakultas/ Direktorat R&D melakukan seleksi administratif terhadap proposal penelitian yang diajukan oleh peneliti atau tim peneliti tersebut pada butir 1. Halaman 15 dari 48
3.
4.
5.
6.
7.
4.4.
Program Studi/ Jurusan/ Fakultas/ Direktorat R&D menetapkan Dewan Penilai Proposal (DPP) yang terdiri atas dua dosen UNIKOM atau dapat mengundang dosen luar UNIKOM apabila tidak ditemukan bidang keahlian di UNIKOM yang relevan dengan topik penelitian yang diusulkan. Program Studi/ Jurusan/ Fakultas/ Direktorat R&D mengirimkan berkas proposal kepada DPP bersamaan dengan lembar penilaian yang sudah dibuat oleh Direktorat R&D. Ketua bersama anggota peneliti mempresentasikan proposal penelitian dalam suatu seminar/ pertemuan ilmiah yang diselenggarakan oleh pengelola dana penelitian atau yang mewakili dalam hal ini Direktorat R&D. Presentasi wajib dihadiri oleh DPP untuk memberikan masukan guna perbaikan dan penyempurnaan proposal dan sifatnya terbuka bagi dosen dan mahasiswa UNIKOM. DPP memberikan penilaian secara substantif dari proposal penelitian yang diajukan peneliti kepada pihak pengelola dana penelitian atau yang mewakilinya.. Berdasarkan pertimbangan hasil penilaian dari DPP, jadual, dan anggaran yang tersedia, Program Studi/ Jurusan/ Fakultas/ Direktorat R&D memberi rekomendasi kepada pemberi dana penelitian untuk memutuskan persetujuan pendanaan penelitian.
PENDANAAN PENELITIAN INTERNAL UNIKOM
Sumber dana penelitian yang berasal dari internal UNIKOM ditentukan sebagai berikut. Pendanaan internal dibagi menjadi 3 kategori berdasarkan besaran dan alokasi dana, yaitu : 1.
Penelitian Pemula Dana penelitian ini berada di tingkat program studi/ jurusan dengan usulan dana berkisar antara Rp. 1.000.000,00 juta/ tahun. Penelitian ini diprioritaskan bagi dosen yang belum pernah melakukan penelitian. Bagi peneliti yang sudah mendapatkan dana penelitian ini sebanyak dua kali, maka disarankan untuk tidak mengajukan dana penelitian ini.
2.
Penelitian Madya Dana penelitian ini berada di tingkat fakultas dengan usulan dana berkisar antara Rp. 1.000.000,00 juta/ tahun. Penelitian ini diperuntukkan bagi dosen yang sudah pernah melakukan penelitian pemula atau minimum mempunyai jabatan akademik Lektor. Penelitian ini lebih diprioritaskan pada penelitian yang sifatnya multidispliner.
3.
Penelitian Unggulan Dana penelitian ini berada di tingkat universitas melalui Direktorat R&D dengan usulan dana berkisar antara Rp. 1.000.000,00 juta/ tahun. Penelitian ini sifatnya multidisipliner dan diperuntukkan bagi dosen yang mempunyai jabatan akademik minimum Lektor. Seleksi dan pengelolaan dana penelitian diserahkan sepenuhnya pada program studi/ jurusan/ fakultas/ universitas sesuai dengan keberadaan lokasi dana penelitian. Komponen rincian biaya penelitian disesuaikan dengan keperluan penelitian. Petunjuk umum jenis/ pos anggaran kegiatan penelitian (Tabel IV.1.).
Halaman 16 dari 48
Tabel IV.1. Komponen Biaya Penelitian NO. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
KOMPONEN Honor Peneliti Honor Surveyor Honor Teknisi/ Laboran/ Mahasiswa/ Pembantu Peneliti Biaya Bahan Habis Pakai Biaya Peralatan Biaya Perjalanan Lain-lain (penggandaan laporan/ publikasi/ biaya training)
BESARAN DANA (LUMP SUM/ %) 50% Rp. 5.000,00/ kuesioner Rp. 5.000,00/ jam Maksimum 40% Maksimum 40% Maksimum 30% Maksimum 30%
Catatan : Honorarium peneliti dan biaya perjalanan mengikuti aturan yang berlaku. Biaya-biaya tersebut diatas harus sudah mempertimbangkan pajak (PPn, PPh 21, 22, dan
23) Tabel IV.2. Honorarium Peneliti/ Jam
4.4.
NO.
JABATAN AKADEMIK
1. 2. 3. 4.
Guru Besar Lektor Kepala Lektor Asisten Ahli/ Non Jabatan
HONOR/ JAM (RUPIAH) 50.000,00 40.000,00 30.000,00 15.000,00
PELAKSANAAN PENELITIAN EKSTERNAL
Untuk penelitian bersumber dana eksternal dari luar UNIKOM, para peneliti agar mengikuti ketentuan yang ditetapkan oleh pihak pemberi dana penelitian seperti DP2M, Ditjen Dikti, Kementrian RISTEK, dan pemberi dana penelitian lembaga-lembaga Asing seperti Asahi Glass Foundation, Toray Foundation, Toyota Foundation, Sumitomo Foundation, dan lain-lain. Namun demikian Direktorat R&D akan memfasilitasi proses pemeriksaan proposal penelitian secara administratif dan menyiapkan DPP untuk memberi masukan guna penyempurnaan proposal sebelum dikirim ke pihak pemberi dana. Ketentuan umum pelaksanaan Penelitian Eksternal adalah sebagai berikut: 1.
2. 3. 4.
Pendanaan penelitian proposal berasal dari luar UNIKOM seperti yang telah disebutkan sebelumnya pada umumnya diperoleh berdasarkan kompetisi. Research Grant/ Sponsorship eksternal ini sangat diharapkan dapat diraih oleh para dosen/ peneliti UNIKOM. Topik penelitian dapat berasal dari UNIKOM atau disesuaikan dengan permintaan/ kebutuhan pemberi dana. Panduan dan aturan pemberi dana harus diikuti peneliti sebagai seleksi administratif dari pemberi dana. Dalam pengajuan anggaran, ditambahkan (eksplisit atau implisit) institutional fee sebesar 10% dari nilai kontrak (kotor) yang akan diberikan kepada universitas sebagai kompensasi penggunaan nama/ bendera UNIKOM dan penerbitan faktur pajak. Halaman 17 dari 48
5.
6.
7.
8.
9.
Penelitian yang dilakukan dengan mendapat dukungan sarana dan prasarana UNIKOM seperti laboratorium komputer atau studio UNIKOM wajib memberikan kompensasi tertentu, contohnya: membayar sewa pemakaian alat laboratorium, menghibahkan bahan/ alat hasil penelitian kepada laboratorium dan bentuk-bentuk lainnya sesuai dengan kesepakatan sebelumnya. Secara berkala Direktorat R&D melakukan proses Monev sejalan dan disesuaikan dengan Monev pemberi dana, hal ini guina menjaga kualitas penelitian dan kredibiitas UNIKOM. Direktorat R&D akan melakukan fungsi intermediasi dalam pemberian informasi pemberi dana penelitian maupun penyampaian proposal kepada pemberi dana penelitian. Setiap peneliti yang mendapatkan dana penelitian eksternal berhak mendapatkan beban tugas penelitian dalam bentuk SKS sebagai bentuk penghargaan UNIKOM kepada peneliti untuk membangkitkan semangat penelitian dan menghidupkan atmosfir penelitian di UNIKOM. Beban total SKS maksimal 4 SKS per bulan selama satu semester per topik penelitian. Pembagian SKS diantara ketua dan anggota peneliti umumnya adalah 60% untuk ketua dan total 40% atau berdasarkan kesepakatan diantara tim peneliti sendiri. Peneliti yang berstatus pegawai non akademik akan memperoleh penyetaraan SKS dalam rupiah. Adapun jumlah SKS ditetapkan dengan ketentuan sebagai berikut : a. Jika peneliti tunggal (jumlah peneliti 1 orang), jumlah SKS yang dibebankan sebesar 2 SKS/ bulan/ semester. b. Jika peneliti ≥ 2 orang, jumlah total SKS yang dibebankan sebesar 4 SKS/ bulan/ semester.
Halaman 18 dari 48
V. V.1.
MONITORING DAN EVALUASI PENELITIAN MONITORING DAN EVALUASI PENELITIAN
Salah satu alat Penjaminan Mutu Penelitian adalah dilakukannya monitoring dan evaluasi (Monev). Melalui monitoring akan diketahui efektifitas proses pelaksanaan suatu penelitian, dan melalui evaluasi akan diketahui pencapaian target dan kualitas hasil suatu penelitian. Monitoring dan Evaluasi (M&E) atau Monev merupakan instrument-instrumen kunci untuk memacu on-going learning guna perbaikan intervensi-intervensi pengembangan. Manfaat melaksanakan Monev yang baik meliputi pengembangan dalam manajemen dan kinerja dalam konteks efektifitas, efisiensi, dan nilai (uang), serta meningkatkan akuntabilitas dan transparansi. Dalam manajemen penelitian, Monev dilaksanakan di sepanjang proses penelitian dan dapat terjadi pada bagian pertengahan atau akhir dari proses penelitian, namun pada umumnya dilakukan setelah proses penelitian telah berjalan setidaknya setengah waktu yang telah dijadualkan. Dari seluruh aspek yang tergolong ke dalam manajemen penelitian, Monev adalah aspek yang belum terimplementasikan dengan baik, tepat, dan berkesinambungan. Disamping indikator kinerja yang diperlukan sukar ditemukan, seandainya ditemukan pun sukar untuk diukur, dibebani pula oleh ketidakcukupan dana pendukung sehingga Monev seringkali tidak dilaksanakan secara disiplin dan konsekuen. Faktor lain yang turut mereduksi nilai pelaksanaan Monev adalah tumpang tindihnya berbagai program penelitian di Indonesia. Selain program penelitian berskala nasional dari Ditbinlitabmas, DP2M, Ditjen Dikti, Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi, KMNRT pun memiliki program penelitian berskala nasional seperti Penelitian Unggulan Terpadu (RUT), Penelitian Unggulan Kemitraan (RUK) Penelitian Unggulan Kemasyarakatan dan Kemanusiaan (RUKK) dan Penelitian Pembinaan Iptek Kedokteran (Risbiniptekdok). Jika program penelitian Ditbinlitabmas hanya mengijinkan dosen perguruan tinggi (PT) yang berpartisipasi aktif, maka KMNRT disamping PT mengijinkan LPND, Litbang Departemen, LD untuk turut bersaing memperebutkan dana penelitian yang dialokasikan. Hibah penelitian yang berasal dari luar negeri seperti Asahi Glass Foundation, Toray Foundation, Toyota Foundation, Sumitomo Foundation, dan lainlain akan melengkapi daftar sumber dana lembaga-lembaga penelitian di atas. Penelitian semacam ini pada umumnya terbatas, karena diterapkan pada bidang-bidang ilmu tertentu sehingga kelompok peneliti yang eligible untuk berpartisipasi juga terbatas. Sementara itu, setiap perguruan tinggi pun mengalokasikan sejumlah dana penelitian bagi dosen-dosennya namun pada umumnya jumlahnya terbatas dan guna menciptakan nuansa dan adaptasi penelitian bagi dosen mudanya. Industri pun meskipun dalam skala yang masih kecil telah berperan serta dalam program penelitian perguruan tinggi. Berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh KMNRT dan Ditjen Dikti bahwasanya Monev masih berlangsung secara sentralistik karena institusi pelaksana lebih mengandalkan institusi penyandang dana untuk melakukan Monev, selain tim pemantau yang diharapkan bertindak pula sebagai peer reviewer tidak efektif karena substansi seringkali tidak sesuai dengan kepakaran tim yang jumlahnya pun terbatas. Akibatnya dana Monev yang tersedia hanya memungkinkan menyentuh sisi administrasi namun belum pada sisi substansi, manfaat, dan dampak penelitian karena hanya dengan mengandalkan sumber dana Ditjen Dikti dan KMNRT implementasi Monev tidak dapat optimal. Kegiatan penelitian di banyak lembaga tidak hanya memanfaatkan kedua sumber dana tersebut, melainkan juga dari departemen teknis atau non departemen, oleh karenanya perlu dirumuskan kebijakan yang berkaitan dengan peningkatan produktivitas, efisiensi, dan mekanisme Monev lembaga penelitian serta melaksanakan evaluasi kinerja di lembaga yang dinilai mempunyai posisi Halaman 19 dari 48
strategis dalam mencapai efisiensi tinggi dan nilai yang diperoleh dari Monev penelitian di Indonesia.
V.2.
PENGERTIAN-PENGERTIAN
Unit Penelitian adalah unit tempat sekelompok peneliti melakukan penelitiannya dan memiliki 4 (empat) kriteria sebagai berikut: (1) melakukan manajemen penelitian, (2) mempunyai sumber daya penelitian, (3) mempunyai kebijakan penelitian atau mengaplikasikan temuannya, dan (4) mempunyai program penelitian. Di dalam unit penelitian terdapat seorang ketua sedangkan selebihnya adalah anggota. Sebagai contoh unit penelitian antara lain: laboratorium, Kelompok Bidang Keahlian (KBK), Unit Pelaksana Teknis (UPT), Balai Penelitian, Pusat Penelitian (Puslit), Pusat Antar Universitas (PAU), bidang dan sejenisnya. Monitoring adalah suatu kegiatan observasi yang berlangsung terus menerus untuk memastikan dan mengendalikan keserasian pelaksanaan program penelitian dengan perencanaan yang telah ditetapkan. Evaluasi adalah suatu teknik penilaian kualitas program penelitian yang dilakukan secara berkala melalui metode yang tepat. Evaluasi sangat berperan dalam upaya meningkatkan kualitas operasional suatu program penelitian. Dengan menyusun, mendesain evaluasi yang baik dan menganalisis hasilnya dengan tajam, kegiatan evaluasi dapat memberi gambaran tentang bagaimana kualitas operasional program penelitian, kekuatan dan kelemahan yang ada, efektivitas biaya, dan arah produktif potensial. Dengan menyediakan informasi yang relevan untuk pembuat kebijakan, evaluasi dapat membantu menata seperangkat prioritas, mengarahkan alokasi sumber dana, memfasilitasi modifikasi dan penajaman struktur program penelitian dan aktivitas serta memberi sinyal akan kebijakan penataan ulang personil dan sumber daya yang dimiliki.
V.3.
ORGANISASI PELAKSANA
Kegiatan Monev berada di bawah tanggung jawab Direktur Research and Development yang pelaksanaannya berkoordinasi dengan para kepala pusat studi. Untuk kelancaranan pelaksanaan Monev dapat dibentuk Tim Pelaksana Monev yang keanggotaannya dapat terdiri atas para kepala pusat dan dosen UNIKOM yang telah memenuhi syarat. Adapun pembiayaan kegiatan Monevi Penelitian yang dilakukan Direktorat Research and Development dibebankan pada anggaran penelitian pada tahun berjalan, sedangkan kegiatan Monev dilakukan setelah kegiatan pengumpulan data selesai (Laporan Awal/ Inception Report).
V.4.
MEKANISME MONITORING DAN EVALUASI (MONEV) a.
b.
Persiapan dilakukan melalui kegiatan-kegiatan: 1. Penyusunan jadual Monev 2. Penentuan Tim beserta Personalia Monev 3. Pemberitahuan kepada para peneliti tentang jadual dan tim Monev 4. Penyiapan instrumen Monev 5. Konfirmasi kesediaan waktu dan tempat Monev 6. Penyiapan administrasi diperlukan selama proses Monev Pelaksanaan dilakukan melalui kegiatan-kegiatan: 1. Penyediaan tempat Monev 2. Wawancara/ pemantauan pelaksanaan penelitian dengan menggunakan instrument Monev 3. Penyusunan laporan hasil Monev Halaman 20 dari 48
c.
V.5.
Tindak Lanjut berupa: 1. Penafsiran hasil Monev 2. Pemberian rekomendasi untuk tindak lanjut penelitian
MONITORING DAN EVALUASI (MONEV) PELAKSANAAN PENELITIAN INTERNAL UNIKOM
Proses kegiatan Monev program penelitian internal UNIKOM yang meliputi dana dan substansi dilakukan oleh Program Studi/ Fakutas/ Direktorat Research and Development, (R&D) sedangkan Monev program penelitian eksternal dilakukan oleh R&D. Monev dilakukan dalam dua tahap sebagai berikut: TAHAP 1 – (Progress/ Interim Report) 1. 2.
3.
4.
Proses Monev ini dilakukan setelah peneliti membuat laporan kemajuan tengah (Progress/ Interim Report) penelitian sampai pada bagian metode penelitian. R&D atau pengelola dana penelitian menunjuk dua orang pembahas/ reviewer untuk memberikan masukan dan penilaian terhadap kemajuan penelitian. Pembahas dapat berasal dari dalam atau luar UNIKOM yang memiliki bidang keahlian yang relevan dengan topik penelitian. Apabila memungkinkan personil pembahas sama dengan yang menilai proposal penelitian topik tersebut. Monev tahap 1 dilakukan dalam bentuk presentasi di hadapan tim pembahas untuk memberikan masukan guna penyempurnaan penelitian dan sifatnya terbuka bagi dosen dan mahasiswa UNIKOM. Hasil Monev dari tim pembahas disampaikan kepada R&D atau pengelola dana.
TAHAP 2 – (Progress/ Final Report) 1.
2.
3.
4.
Proses Monev ini dilakukan setelah peneliti membuat laporan kemajuan akhir (Progress/ Final Report) penelitian sejumlah 2 (dua) rangkap hardcopy dan 1 softcopy CD (Compact Disc). R&D atau pengelola dana penelitian menunjuk dua orang pembahas/ reviewer untuk memberikan masukan dan penilaian terhadap hasil akhir penelitian. Pembahas dapat berasal dari dalam atau luar UNIKOM yang memiliki bidang keahlian yang relevan dengan topik penelitian. Apabila memungkinkan personil pembahas sama dengan yang menilai proposal penelitian topik tersebut. Monev tahap 1 dilakukan dalam bentuk presentasi di hadapan tim pembahas untuk memberikan masukan guna penyempurnaan penelitian dan sifatnya terbuka bagi dosen dan mahasiswa UNIKOM. Hasil Monev dari tim pembahas disampaikan kepada R&D atau pengelola dana.
INSTRUMEN MONEV Instrumen Monev dapat dilihat pada bagian Lampiran: Instrumen Monitoring dan Evaluasi pada bagian akhir buku Panduan Penelitian UNIKOM ini.
Halaman 21 dari 48
VI
HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL (H[A]KI)
Kekayaan Intelektual adalah pengakuan hukum yang memberikan pemegang Hak (atas) Kekayaan Iintelektual (H[A]KI) untuk mengatur penggunaan gagasan-gagasan dan ekspresi yang diciptakannya untuk jangka waktu tertentu. Istilah kekayaan intelektual mencerminkan bahwa hal tersebut merupakan hasil pikiran atau intelektualitas, dan bahwa hak kekayaan intelektual dapat dilindungi oleh hukum sebagaimana bentuk hak milik lainnya. Hukum yang mengatur kekayaan intelektual biasanya bersifat teritorial, pendaftaran ataupun penegakan hak kekayaan intelektual harus dilakukan secara terpisah di masing-masing yurisdiksi bersangkutan. Namun, hukum yang berbeda-beda tersebut semakin diselaraskan dengan diberlakukannya perjanjian-perjanjian internasional seperti persetujuan tentang Aspek-aspek Dagang Hak Kekayaan Intelektual Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), sementara perjanjian-perjanjian lain memungkinkan pendaftaran kekayaan intelektual pada lebih dari satu yurisdiksi sekaligus.
VI.1
DASAR PENYUSUNAN 1. Undang-undang Republik Indonesia nomor 30 tahun 2000 tentang Rahasia Dagang; 2. Undang-undang Republik Indonesia nomor 31 tehun 2000 tentang Desain Industri; 3. Undang-undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2001 tentang Paten; 4. Undang-undang Republik Indonesia nomor 15 tahun 2001 tentang Merek; dan 5. Undang-undang Republik Indonesia nomor 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta.
VI.2.
PENGERTIAN Secara umum Hak atas Kekayaan Intelektual (HAKI) terbagi ke dalam dua kategori yaitu: Hak Cipta dan Hak Kekayaan Industri, sedangkan Hak Kekayaan Industri sendiri meliputi Paten, Merek, Desain Industri, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu, Rahasia Dagang dan Perlindungan Varietas Tanaman. A. HAK CIPTA Hak Cipta adalah suatu hak khusus untuk mengumumkan atau memberi izin untuk memperbanyak ciptaannya tanpa mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundangan yang berlaku. PEROLEHAN HAK CIPTA Setiap negara menerapkan persyaratan yang berbeda untuk menentukan bagaimana dan bilamana suatu karya berhak mendapatkan hak cipta. Di Inggris misalnya, suatu ciptaan harus mengandung faktor keahlian, keaslian, dan usaha. Pada sistem yang juga berlaku berdasarkan Konvensi Bern, suatu hak cipta atas suatu ciptaan diperoleh tanpa perlu melalui pendaftaran resmi terlebih dahulu apabila gagasan ciptaan sudah terwujud dalam bentuk tertentu, misalnya pada medium tertentu seperti lukisan, partitur lagu, foto, pita video, atau surat, dan pemegang hak cipta sudah berhak atas hak cipta tersebut. Namun demikian, walaupun suatu ciptaan tidak perlu didaftarkan dulu untuk melaksanakan hak cipta, pendaftaran ciptaan (sesuai dengan yang dimungkinkan oleh hukum yang berlaku pada yurisdiksi bersangkutan) memiliki keuntungan, yaitu sebagai bukti hak cipta yang sah. Halaman 22 dari 48
Pemegang hak cipta bisa jadi adalah orang yang memperkerjakan pencipta dan bukan pencipta itu sendiri bila ciptaan tersebut dibuat dalam kaitannya dengan hubungan dinas. Prinsip ini umum berlaku; misalnya dalam hukum Inggris (Copyright Designs and Patents Act 1988) dan Indonesia (UU 19/ 2002 pasal 8). Dalam undang-undang yang berlaku di Indonesia, terdapat perbedaan penerapan prinsip tersebut antara lembaga pemerintah dan lembaga swasta. CIPTAAN YANG DAPAT DILINDUNGI Ciptaan yang dilindungi hak cipta di Indonesia dapat mencakup misalnya buku, program komputer, pamflet, perwajahan (lay out) karya tulis yang diterbitkan, ceramah, kuliah, pidato, alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan, lagu atau musik dengan atau tanpa teks, drama, drama musikal, tari, koreografi, pewayangan, pantomim, seni rupa dalam segala bentuk (seperti seni lukis, gambar, seni ukir, seni kaligrafi, seni pahat, seni patung, kolase, dan seni terapan), arsitektur, peta, seni batik (dan karya tradisional lainnya seperti seni songket dan seni ikat), fotografi, sinematografi, dan tidak termasuk desain industri (yang dilindungi sebagai kekayaan intelektual tersendiri). Ciptaan hasil pengalihwujudan seperti terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai (misalnya buku yang berisi kumpulan karya tulis, himpunan lagu yang direkam dalam satu media, serta komposisi berbagai karya tari pilihan), dan database dilindungi sebagai ciptaan tersendiri tanpa mengurangi hak cipta atas ciptaan asli (UU 19/2002 pasal 12). PENANDA HAK CIPTA Dalam yurisdiksi tertentu, agar suatu ciptaan seperti buku atau film mendapatkan hak cipta pada saat diciptakan, ciptaan tersebut harus memuat suatu "pemberitahuan hak cipta" (copyright notice). Pemberitahuan atau pesan tersebut terdiri atas sebuah huruf c di dalam lingkaran (yaitu lambang hak cipta, ©), atau kata "copyright", yang diikuti dengan tahun hak cipta dan nama pemegang hak cipta. Jika ciptaan tersebut telah dimodifikasi (misalnya dengan terbitnya edisi baru) dan hak ciptanya didaftarkan ulang, akan tertulis beberapa angka tahun. Bentuk pesan lain diperbolehkan bagi jenis ciptaan tertentu. Pemberitahuan hak cipta tersebut bertujuan untuk memberi tahu (calon) pengguna ciptaan bahwa ciptaan tersebut berhak cipta. Pada perkembangannya, persyaratan tersebut kini umumnya tidak diwajibkan lagi, terutama bagi negara-negara anggota Konvensi Bern. Dengan perkecualian pada sejumlah kecil negara tertentu, persyaratan tersebut kini secara umum bersifat manasuka kecuali bagi ciptaan yang diciptakan sebelum negara bersangkutan menjadi anggota Konvensi Bern. Lambang © merupakan lambang Unicode 00A9 dalam heksadesimal, dan dapat diketikkan dalam (X)HTML sebagai ©, ©, atau © JANGKA WAKTU PERLINDUNGAN HAK CIPTA Hak cipta berlaku dalam jangka waktu berbeda-beda dalam yurisdiksi yang berbeda untuk setiap jenis ciptaan yang berbeda. Masa berlaku tersebut juga dapat bergantung pada apakah ciptaan tersebut diterbitkan atau tidak diterbitkan. Di Amerika Serikat misalnya, masa berlaku hak cipta semua buku dan ciptaan lain yang diterbitkan sebelum tahun 1923 telah kadaluwarsa. Di kebanyakan negara di dunia, jangka waktu berlakunya hak cipta biasanya sepanjang hidup penciptanya ditambah 50 tahun, atau sepanjang hidup penciptanya ditambah 70 tahun. Secara Halaman 23 dari 48
umum, hak cipta tepat mulai habis masa berlakunya pada akhir tahun bersangkutan, dan bukan pada tanggal meninggalnya pencipta. Di Indonesia, jangka waktu perlindungan hak cipta secara umum adalah sepanjang hidup penciptanya ditambah 50 tahun atau 50 tahun setelah pertama kali diumumkan atau dipublikasikan atau dibuat, kecuali 20 tahun setelah pertama kali disiarkan untuk karya siaran, atau tanpa batas waktu untuk hak moral pencantuman nama pencipta pada ciptaan dan untuk hak cipta yang dipegang oleh Negara atas folklor dan hasil kebudayaan rakyat yang menjadi milik bersama (UU 19/ 2002 bab III dan pasal 50). PENEGAKAN HUKUM ATAS HAK CIPTA Penegakan hukum atas hak cipta biasanya dilakukan oleh pemegang hak cipta dalam hukum perdata, namun ada pula sisi hukum pidana. Sanksi pidana secara umum dikenakan kepada aktivitas pemalsuan yang serius, namun kini semakin lazim pada perkara-perkara lain. Sanksi pidana atas pelanggaran hak cipta di Indonesia secara umum diancam hukuman penjara paling singkat satu bulan dan paling lama tujuh tahun yang dapat disertai maupun tidak disertai denda sejumlah paling sedikit satu juta rupiah dan paling banyak lima miliar rupiah, sementara ciptaan atau barang yang merupakan hasil tindak pidana hak cipta serta alat-alat yang digunakan untuk melakukan tindak pidana tersebut dirampas oleh Negara untuk dimusnahkan (UU 19/ 2002 bab XIII). PERKECUALIAN DAN BATASAN HAK CIPTA Perkecualian hak cipta dalam hal ini berarti tidak berlakunya hak eksklusif yang diatur dalam hukum tentang hak cipta. Contoh perkecualian hak cipta adalah doktrin fair use atau fair dealing yang diterapkan pada beberapa negara yang memungkinkan perbanyakan ciptaan tanpa dianggap melanggar hak cipta. Dalam Undang-undang Hak Cipta yang berlaku di Indonesia, beberapa hal diatur sebagai dianggap tidak melanggar hak cipta (pasal 14–18). Pemakaian ciptaan tidak dianggap sebagai pelanggaran hak cipta apabila sumbernya disebut atau dicantumkan dengan jelas dan hal itu dilakukan terbatas untuk kegiatan yang bersifat non komersial termasuk untuk kegiatan sosial, misalnya, kegiatan dalam lingkup pendidikan dan ilmu pengetahuan, kegiatan penelitian dan pengembangan, dengan ketentuan tidak merugikan kepentingan yang wajar dari penciptanya. Kepentingan yang wajar dalam hal ini adalah "kepentingan yang didasarkan pada keseimbangan dalam menikmati manfaat ekonomi atas suatu ciptaan". Termasuk dalam pengertian ini adalah pengambilan ciptaan untuk pertunjukan atau pementasan yang tidak dikenakan bayaran. Khusus untuk pengutipan karya tulis, penyebutan atau pencantuman sumber ciptaan yang dikutip harus dilakukan secara lengkap. Artinya, dengan mencantumkan sekurang-kurangnya nama pencipta, judul atau nama ciptaan, dan nama penerbit jika ada. Selain itu, seorang pemilik (bukan pemegang hak cipta) program komputer dibolehkan membuat salinan atas program komputer yang dimilikinya, untuk dijadikan cadangan semata-mata untuk digunakan sendiri. Hak cipta foto umumnya dipegang fotografer, namun foto potret seseorang (atau beberapa orang) dilarang disebarluaskan bila bertentangan dengan kepentingan yang wajar dari orang yang dipotret. UU Hak Cipta Indonesia secara khusus mengatur hak cipta atas potret dalam pasal 19–23. Selain itu, Undang-undang Hak Cipta juga mengatur hak pemerintah Indonesia untuk memanfaatkan atau mewajibkan pihak tertentu memperbanyak ciptaan berhak cipta demi kepentingan Halaman 24 dari 48
umum atau kepentingan nasional (pasal 16 dan 18), ataupun melarang penyebaran ciptaan "yang apabila diumumkan dapat merendahkan nilai-nilai keagamaan, ataupun menimbulkan masalah kesukuan atau ras, dapat menimbulkan gangguan atau bahaya terhadap pertahanan keamanan negara, bertentangan dengan norma kesusilaan umum yang berlaku dalam masyarakat, dan ketertiban umum" (pasal 17). Menurut UU No.19 Tahun 2002 pasal 13, tidak ada hak cipta atas hasil rapat terbuka lembaga-lembaga Negara, peraturan perundang-undangan, pidato kenegaraan atau pidato pejabat Pemerintah, putusan pengadilan atau penetapan hakim, ataupun keputusan badan arbitrase atau keputusan badan-badan sejenis lainnya (misalnya keputusan-keputusan yang memutuskan suatu sengketa). Di Amerika Serikat, semua dokumen pemerintah, tidak peduli tanggalnya, berada dalam domain umum, yaitu tidak berhak cipta. Pasal 14 Undang-undang Hak Cipta mengatur bahwa penggunaan atau perbanyakan lambang Negara dan lagu kebangsaan menurut sifatnya yang asli tidaklah melanggar hak cipta. Demikian pula halnya dengan pengambilan berita aktual baik seluruhnya maupun sebagian dari kantor berita, lembaga penyiaran, dan surat kabar atau sumber sejenis lain, dengan ketentuan sumbernya harus disebutkan secara lengkap. PENDAFTARAN HAK CIPTA DI INDONESIA Di Indonesia, pendaftaran ciptaan bukan merupakan suatu keharusan bagi pencipta atau pemegang hak cipta, dan timbulnya perlindungan suatu ciptaan dimulai sejak ciptaan itu ada atau terwujud dan bukan karena pendaftaran. Namun demikian, surat pendaftaran ciptaan dapat dijadikan sebagai alat bukti awal di pengadilan apabila timbul sengketa di kemudian hari terhadap ciptaan. Sesuai yang diatur pada bab IV Undang-undang Hak Cipta, pendaftaran hak cipta diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (Ditjen HKI), yang kini berada di bawah Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia. Pencipta atau pemilik hak cipta dapat mendaftarkan langsung ciptaannya maupun melalui konsultan HKI. Permohonan pendaftaran hak cipta dikenakan biaya (UU 19/2002 pasal 37 ayat 2). Penjelasan prosedur dan formulir pendaftaran hak cipta dapat diperoleh di kantor maupun situs web Ditjen HKI. "Daftar Umum Ciptaan" yang mencatat ciptaan-ciptaan terdaftar dikelola oleh Ditjen HKI dan dapat dilihat oleh setiap orang tanpa dikenai biaya. KRITIK ATAS KONSEP HAK CIPTA Kritikan-kritikan terhadap hak cipta secara umum dapat dibedakan menjadi dua sisi, yaitu sisi yang berpendapat bahwa konsep hak cipta tidak pernah menguntungkan masyarakat serta selalu memperkaya beberapa pihak dengan mengorbankan kreativitas, dan sisi yang berpendapat bahwa konsep hak cipta sekarang harus diperbaiki agar sesuai dengan kondisi sekarang, yaitu adanya masyarakat informasi baru. Keberhasilan proyek perangkat lunak bebas seperti Linux, Mozilla Firefox, dan Server HTTP Apache telah menunjukkan bahwa ciptaan bermutu dapat dibuat tanpa adanya sistem sewa bersifat monopoli berlandaskan hak cipta. Produkproduk tersebut menggunakan hak cipta untuk memperkuat persyaratan lisensinya, yang dirancang untuk memastikan kebebasan ciptaan dan tidak menerapkan hak eksklusif yang bermotif uang; lisensi semacam itu disebut copyleft atau lisensi perangkat lunak bebas. Copyleft, lisensi untuk memastikan kebebasan ciptaan. Halaman 25 dari 48
B. HAK KEKAYAAN INDUSTRI 1. PATEN Kata paten, berasal dari bahasa Inggris patent, yang awalnya berasal dari kata patere yang berarti membuka diri (untuk pemeriksaan publik), dan juga berasal dari istilah letters patent, yaitu surat keputusan yang dikeluarkan kerajaan yang memberikan hak eksklusif kepada individu dan pelaku bisnis tertentu. Dari definisi kata paten itu sendiri, konsep paten mendorong inventor untuk membuka pengetahuan demi kemajuan masyarakat dan sebagai gantinya, inventor mendapat hak eksklusif selama periode tertentu. Mengingat pemberian paten tidak mengatur siapa yang harus melakukan invensi yang dipatenkan, sistem paten tidak dianggap sebagai hak monopoli. Menurut undang-undang nomor 14 tahun 2001 tentang Paten, Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada Inventor atas hasil Invensinya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri Invensinya tersebut atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakan hak tersebut. (UU No. 14 tahun 2001 tentang Paten, Pasal 1 Angka 1); HUKUM YANG MENGATUR Saat ini terdapat beberapa perjanjian internasional yang mengatur tentang hukum paten. Antara lain, WTO, dan Perjanjian TRIPs yang diikuti hampir semua negara. Pemberian hak paten bersifat teritorial, yaitu mengikat hanya dalam lokasi tertentu. Dengan demikian, untuk mendapatkan perlindungan paten di beberapa negara atau wilayah, seseorang harus mengajukan aplikasi paten di masing-masing negara atau wilayah tersebut. Untuk wilayah Eropa, seseorang dapat mengajukan satu aplikasi paten ke Kantor Paten Eropa, yang jika sukses, sang pengaju aplikasi akan mendapatkan multiple patent (hingga 36 paten, masing-masing untuk setiap negara di Eropa), bukannya satu paten yang berlaku di seluruh wilayah Eropa. SUBJEK YANG DAPAT DIPATENKAN Secara umum, ada tiga kategori besar subjek yang dapat dipatenkan yaitu: proses, mesin, dan barang yang diproduksi dan digunakan. Proses mencakup algoritma, metode bisnis, sebagian besar perangkat lunak (software), teknik medis, teknik olahraga dan semacamnya. Mesin mencakup alat dan aparatus. Barang yang diproduksi mencakup perangkat mekanik, perangkat elektronik dan komposisi materi seperti kimia, obat-obatan, DNA, RNA, dan sebagainya. Kebenaran matematika termasuk yang tidak dapat dipatenkan. Software yang menerapkan algoritma juga tidak dapat dipatenkan kecuali terdapat aplikasi praktis (di Amerika Serikat) atau efek tekniknya (di Eropa). Saat ini masalah paten perangkat lunak (dan juga metode bisnis) masih merupakan subjek yang sangat kontroversial. Di Amerika Serikat beberapa kasus hukum di sana mengijinkan paten untuk software dan metode bisnis, sementara di Eropa software dianggap tidak bisa dipatenkan, meski beberapa invensi yang menggunakan software dapat dipatenkan. Paten yang berhubungan dengan zat alamiah (zat yang ditemukan di hutan rimba) dan juga obat-obatan, teknik penanganan medis dan juga sekuens genetik, termasuk subjek yang kontroversial. Di berbagai negara terdapat perbedaan dalam menangani subjek yang berkaitan dengan hal ini, di Amerika Serikat, metode bedah dapat dipatenkan, namun hak paten ini tidak dapat dipraktekkan. Halaman 26 dari 48
Di Indonesia, syarat hasil temuan yang akan dipatenkan adalah baru (belum pernah diungkapkan sebelumnya), mengandung langkah inventif (tidak dapat diduga sebelumnya), dan dapat diterapkan dalam industri. Jangka waktu perlindungan untuk paten „biasa‟ adalah 20 tahun, sementara paten „sederhana‟ adalah 10 tahun. Paten tidak dapat diperpanjang. Untuk memastikan teknologi yang diteliti belum dipatenkan oleh pihak lain dan layak dipatenkan, dapat dilakukan penelusuran dokumen paten. Ada beberapa kasus khusus penemuan yang tidak diperkenankan mendapat perlindungan paten, yaitu proses/ produk yang pelaksanaannya bertentangan dengan undang-undang, moralitas agama, ketertiban umum atau kesusilaan; metode pemeriksaan, perawatan, pengobatan dan/ atau pembedahan yang diterapkan terhadap manusia dan/ atau hewan; serta teori dan metode di bidang matematika dan ilmu pengetahuan, yakni semua makhluk hidup, kecuali jasad renik, dan proses biologis penting untuk produksi tanaman atau hewan, kecuali proses non-biologis atau proses mikro-biologis. 2. MEREK ATAU MEREK DAGANG Merek atau merek dagang adalah nama atau simbol yang diasosiasikan dengan produk/ jasa dan menimbulkan arti psikologis/ asosiasi. Berbeda dengan produk sebagai sesuatu yg dibuat di pabrik, merek dipercaya menjadi motif pendorong konsumen memilih suatu produk, karena merk bukan hanya apa yg tercetak di dalam produk (kemasannya), tetapi merek termasuk apa yg ada di benak konsumen dan bagaimana konsumen mengasosiasikannya. Menurut David A. Aaker, merek adalah nama atau simbol yang bersifat membedakan (baik berupa logo,cap/ kemasan) untuk mengidentifikasikan barang/ jasa dari seorang penjual/ kelompok penjual tertentu. Tanda pembeda yang digunakan suatu badan usaha sebagai penanda identitasnya dan produk barang atau jasa yang dihasilkannya kepada konsumen, dan untuk membedakan usaha tersebut maupun barang atau jasa yang dihasilkannya dari badan usaha lain. Merek merupakan kekayaan industri yang termasuk kekayaan intelektual. Secara konvensional, merek dapat berupa nama, kata, frasa, logo, lambang, desain, gambar, atau kombinasi dua atau lebih unsur tersebut. Di Indonesia, hak merek dilindungi melalui Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001. Jangka waktu perlindungan untuk merek/ indikasi geografis adalah sepuluh tahun dan dapat diperpanjang, selama merek tetap digunakan dalam perdagangan. 3. DESAIN INDUSTRI Desain industri (industrial design) adalah seni terapan yang bersifat menyempurnakn estetika dan usability (kemudahan menggunakan suatu barang). Desain industri menghasilkan kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau komposisi garis atau warna atau garis dan warna atau gabungannya, yang berbentuk 3 atau 2 dimensi, yang memberi kesan estetis, dapat dipakai untuk menghasilkan produk, barang, komoditas industri atau kerajinan tangan. Sebuah karya desain dianggap sebagai kekayaan intelektual karena merupakan hasil buah pikiran dan kreatifitas dari pendesainnya, sehingga dilindungi hak ciptanya oleh pemerintah melalui Undang-Undang No. 31 tahun 2000 tentang Desain Industri. Kriteria desain industri adalah baru dan tidak melanggar agama, peraturan perundangan, susila, dan ketertiban umum. Jangka waktu perlindungan untuk desain industri adalah 10 tahun.
Halaman 27 dari 48
4. DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU Sirkuit terpadu (Integrated Circuit atau IC) adalah komponen dasar yang terdiri atas resistor, transistor dan lain-lain. IC adalah komponen yang dipakai sebagai otak peralatan elektronika. Pada komputer, IC yang dipakai adalah mikroprosesor. Dalam sebuah mikroprosesor Intel Pentium 4 dengan frekuensi 1,8 trilyun getaran per detik terdapat 16 juta transistor, belum termasuk komponen lain. Desain Tata Letak Sirkuit terpadu merupakan rancangan peletakan tiga dimensi dari beragam elemen yang setidaknya satu di antara elemen tersebut aktif, dimana interkoneksi rancangan tiga dimensi dan interkoneksi tersebut bermaksud menciptakan sirkuit terpadu. Syarat pengajuan desain sirkuit adalah orisinalitas desain. Jangka waktu perlindungan untuk desain tata letak adalah sepuluh tahun. 5. RAHASIA DAGANG Rahasia dagang adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum di bidang teknologi dan/ atau bisnis yang mempunyai nilai ekonomis karena berguna dalam kegiatan usaha, dan dijaga kerahasiaannya oleh pemilik rahasia dagang. Lingkup perlindungan rahasia dagang meliputi metode produksi, metode pengolahan, metode penjualan, atau informasi lain di bidang teknologi dan/ atau bisnis yang memiliki nilai ekonomi dan tidak diketahui oleh masyarakat umum. Rahasia dagang mendapat perlindungan apabila informasi itu: Bersifat rahasia hanya diketahui oleh pihak tertentu bukan secara umum oleh masyarakat, Memiliki nilai ekonomi apabila dapat digunakan untuk menjalankan kegiatan yang bersifat komersial atau dapat meningkatkan keuntungan ekonomi. Dijaga kerahasiaannya apabila pemilik atau para pihak yang menguasainya telah melakukan langkah-langkah yang layak dan patut. Pemilik rahasia dagang dapat memberikan lisensi bagi pihak lain. Yang dimaksud dengan lisensi adalah izin yang diberikan kepada pihak lain melalui suatu perjanjian berdasarkan pada pemberian hak (bukan pengalihan hak) untuk menikmati manfaat ekonomi dari suatu rahasia dagang yang diberikan perlindungan pada jangka waktu tertentu dan syarat tertentu. Tidak dianggap sebagai pelanggaran rahasia dagang apabila: Mengungkap untuk kepentingan hankam, kesehatan, atau keselamatan masyarakat, Rekayasa ulang atas produk yang dihasilkan oleh penggunaan rahasia dagang milik orang lain yang dilakukan semata-mata untuk kepentingan pengembangan lebih lanjut produk yang bersangkutan. Rahasia Dagang di Indonesia diatur dalam UU No 30 tahun 2000 tentang Rahasia Dagang, perlindungan berlangsung otomatis dan masa perlindungan tanpa batas. 6. HAK PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN Hak Perlindungan Varietas Tanaman (PVT) adalah hak yang diberikan kepada pemulia dan/ atau pemegang hak PVT untuk menggunakan sendiri varietas hasil pemuliaannya atau memberi persetujuan kepada orang atau badan hukum lain untuk menggunakannya selama waktu tertentu (Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas Tanaman). Dengan demikian perlindungan diberikan terhadap varietas tanaman yang dihasilkan oleh pemulia tanaman melalui kegiatan pemuliaan tanaman. PVT ini merupakan jawaban dari alternatif perlindungan terhadap tanaman yang diberikan oleh Trade Related Aspect of Intellectual Property Rights (TRIPs). Halaman 28 dari 48
VII VII.1.
PENCEGAHAN DAN PENANGANAN PLAGIASI PLAGIARISME
Plagiarisme seperti yang didefinisikan pada Random House Compact Unabridged Dictionary pada tahun 1995 adalah tindakan seseorang berupa penggunaan atau meniru suatu ungkapan atau pemikiran seseorang dan menganggapnya sebagai hasil karya asli miliknya sendiri. Di dalam dunia akademik, plagiarisme yang dilakukan oleh para mahasiswa, profesor, atau para peneliti dianggap sebagai academic dishonesty (ketidakjujuran akademik) atau academic fraud (kejahatan akademik) dan para pelakunya akan dianggap melakukan penghinaan akademik sedemikian rupa sehingga dapat dilakukan pemecatan kepada yang bersangkutan. Sedangkan di dalam dunia jurnalistik plagiarisme dianggap sebagai pengkhianatan terhadap etika jurnalistik, dan reporter yang tertangkap melakukan plagiasi secara tipikal akan dihadapkan kepada skorsing hingga pemecatan. Seringkali pihak-pihak yang tertangkap melakukan plagiasi baik dalam konteks akademik maupun jurnalistik mengklaim melakukannya tanpa kesengajaan karena khilaf melakukan kuotasi atau sitasi dengan tepat. Sementara plagiarisme dalam penelitian dan jurnalisme telah berlangsung selama berabad-abad, perkembangan internet yang telah mengubah artikel menjadi teksteks elektronik justru semakin mempermudah seseorang mengambil pekerjaan-pekerjaan pihak lain. Plagiarisme tidak sama dengan copyright infringement (pelanggaran hak cipta), meskipun keduanya dapat terjadi pada hal yang sama namun pada dasarnya keduanya merupakan pelanggaran yang berbeda. Pelanggaran hak cipta merupakan kejahatan terhadap hak-hak pemegang hak cipta pada saat material yang dilindungi oleh hak cipta digunakan tanpa persetujuan terlebih dahulu, adapun plagiarisme berurusan dengan pengurangan pendapatan bagi reputasi pengarang yang karyanya diplagiasi karena klaim authorship yang keliru.
VII.2.
MENCEGAH DAN MENGHINDARI PLAGIASI PETIKAN SURAT HIMBAUAN DIRJEN DIKTI, DEPDIKNAS, TAHUN 1999. Sesuai himbauan dari Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional tahun 1999: Perihal Nomor
: :
Upaya Pencegahan Tindakan Plagiat 3298/D/T/99
Kepada Yth. Rektor Universitas/ Institut Negeri, Ketua Sekolah Tinggi Negeri, Direktur Politeknik Negeri, Koordinator Kopertis Wilayah I s/d XII. Menyikapi maraknya kegiatan plagiat akhir-akhir ini baik yang telah terungkap melalui media massa maupun yang masih diketahui secara terbatas, maka kami mohon dengan hormat perhatian para pimpinan perguruan tinggi terhadap beberapa hal sebagai berikut : 1.
Proses pembelajaran hendaknya mengarah kepada kualitas, tidak hanya kepada kuantitas. Akhir-akhir ini terjadi kecenderungan bahwa kuantitas lebih diutamakan daripada kualitas. Halaman 29 dari 48
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Proses pembelajaran tidak dapat dipercepat, dipadatkan atau dimodifikasi hanya sekedar untuk mencari legalitas. Pada saat ini ada kecenderungan mempersingkat masa pendidikan secara berlebihan yang pada akhirnya mengorbankan proses pembelajaran yang wajar. Bahkan terjadi kecenderungan lebih mementingkan jumlah lulusan dengan tidak mengindahkan proses pembelajaran yang benar. Hal ini bukan tidak mungkin berakibat kepada modus penjualan gelar yang semakin marak akhir-akhir ini. Proses promosi atau kenaikan jabatan akademik dosen di perguruan tinggi hendaknya terjadi secara normal dan rasional sesuai kemampuan dan integritas dosen bersangkutan, tidak dipaksakan atau dipercepat dengan mengorbankan norma akademik serta hanya mencari legalitas. Dengan melihat kecenderungan tersebut di atas, maka banyak upaya mencari jalan pintas untuk memperoleh gelar diantaranya dengan melakukan kegiatan plagiat. Untuk mencegah meluasnya kegiatan plagiat, maka setiap perguruan tinggi harus melakukan pengawasan yang ketat secara ilmiah terhadap proses pembelajaran yang diselenggarakan, dengan mengaktifkan berbagai komisi atau panitia penilai yang kompeten, mempunyai integritas dan berdedikasi tinggi. Salah satu indikator kecermatan pengawasan mutu adalah intensitas penilaian dan penelaahan terhadap karya seseorang, apakah mahasiswa yang dinilai skripsi/ tesis/ disertasi-nya maupun dosen yang dinilai karya ilmiahnya/ prestasi mengajarnya dan sebagainya. Untuk dapat memenuhi norma kewajaran proses pembelajaran di perguruan tinggi, maka perlu ada pedoman beban kerja seseorang dosen yang melakukan tugasnya secara penuh waktu (sesuai lampiran surat ini). Pedoman tersebut hendaknya dapat digunakan untuk mengendalikan mutu pendidikan. Apabila seseorang dosen dapat berkarya melebihi yang tercantum dalam pedoman tersebut berarti dosen tersebut mempunyai kemampuan khusus/ luar biasa atau sebaliknya perlu diwaspadai adanya penyimpangan norma karena hanya mengejar kuantitas. Demikian agar diketahui adanya dan kami mengharapkan agar citra pendidikan tinggi Indonesia dapat terus ditegakkan. Atas perhatian yang diberikan kami sampaikan terima kasih.
Jakarta, 29 Desember 1999 Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Satryo Soemantri Brodjonegoro Sumber: http://www.dikti.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=42&Itemid=10 MENGHINDARI PLAGIARISME Lembaga pendidikan pada umumnya memberikan panduan untuk membantu mahasiswanya menghindari plagiarisme dalam bidang ilmu yang ditekuninya. Untuk tugas akademik tertentu, seperti skripsi, tesis atau disertasi, mahasiswa diharuskan membuat pernyataan formal bahwa karya tulis yang dikumpulkannya adalah murni hasil karyanya sendiri dan bukan hasil plagiarisme. Cara ini adalah salah satu instrumen yang bisa dipergunakan untuk mencegah terjadinya tindakan plagiat. Namun demikian, ada pengetahuan atau teknik-teknik tertentu yang dapat dilakukan mahasiswa agar terhindar plagiarisme. Pengetahuan atau teknik ini antara lain dalam bentuk tata cara mengutip, melakukan parafrase, dan menggunakan referensi. Memberikan pengakuan kepada sumber yang dikutip dan kemampuan Halaman 30 dari 48
untuk mengutip secara akurat sumber tersebut merupakan hal yang sangat penting untuk dikuasai. A.
MENGUTIP
Ketika mengamati literatur riset, terutama ketika mengkopi atau membuat catatan, kita mungkin mengambil sebagian dari sumber secara harafiah dengan tujuan bahwa bagian dari sumber yang diambil itu akan dimasukkan ke dalam laporan akhir tulisan. Meskipun dalam tahap awal pengumpulan informasi, pada umumnya diperbolehkan untuk mengakumulasi sebanyak mungkin kutipan yang cocok untuk dipilih, kita harus tetap menyeleksi kutipan yang dipergunakan dalam laporan akhir tulisan secara bijaksana dan hemat. Kutipan yang berlebih-lebihan seringkali dapat disamakan dengan ”argumen yang tidak terintegrasi dengan baik”. Kriteria seleksi yang penting sangat relevan, sementara dasar pertimbangan mekanisnya adalah panjang kutipan. Kutipan yang panjang jarang bisa dibenarkan dan seringkali menyebabkan pembaca tidak bisa mengingat gagasan siapa yang sedang dibicarakan. Kemampuan mengutip karya orang lain secara tepat merupakan indikator utama dari tulisan kesarjanaan. Bagian ini akan mendiskusikan kapan dan apa yang dapat dikutip, dan akan menguraikan secara agak rinci kebiasaan yang harus diikuti dalam mengutip karya atau gagasan orang lain. BILAMANA MENGUTIP Meskipun keputusan akhir tentang bilamana kita mengutip akan bergantung pada masalah yang sedang diteliti dan pada pertimbangan peneliti bersangkutan, sejumlah panduan dapat membantu dalam membuat pertimbangan bilamana sebaiknya mengutip: 1. Kutipan langsung hanya digunakan pada saat kata-kata asli pengarang diungkapkan secara ringkas dan sangat meyakinkan, sehingga tidak mungkin untuk diperbaiki. Dengan demikian, kata-kata dalam kutipan semakin memperkuat, atau bahkan memberikan tekanan, pada tesis atau tulisan. 2. Kutipan langsung dapat digunakan untuk mendokumentasikan argumen utama ketika catatan kaki (footnote) dianggap tidak mencukupi. Dalam kasus ini, panjang kutipan harus dibatasi, dan hanya terdiri atas bagian yang memang sangat penting. 3. Kutipan langsung dapat digunakan ketika kita ingin mengomentari, atau membantah, atau menganalisis gagasan penulis lain. 4. Kutipan langsung dapat digunakan ketika perubahan yang dilakukan melalui parafrase dapat menimbulkan kesalahpahaman atau kesalahpenafsiran, misalnya dalam mengutip kata-kata dalam hukum atau perundang-undangan, menyatakan asumsi-asumsi yang ada di balik prosedur statistik, atau mengutip ekstrak dari perdebatan parlemen, atau dari publikasi pemerintah yang lain. 5. Kutipan langsung harus digunakan ketika menyitir rumus matematika, ilmu alam, atau yang lain. 6. Untuk materi yang tidak diterbitkan (unpublished material), tidak ada kewajiban untuk mendapatkan ijin dalam mengutip. Namun, jika sebuah tesis atau skripsi diterbitkan, masalah hak cipta bisa saja muncul, dan dalam praktek biasanya memang dianjurkan untuk terlebih dahulu meminta ijin dari penerbit atau pengarangnya.
Halaman 31 dari 48
ATURAN MENGUTIP Meskipun terdapat fleksibilitas dalam memutuskan kapan mengutip, konvensi yang lebih ketat berlaku untuk aturan mengutip. 1. Kata-kata secara apa adanya (the exact words) dari pengarang atau dari publikasi resmi harus dikutip. Exact berarti menggunakan kata-kata yang sama (the same words), tanda baca yang sama (the same punctuation), ejaan yang sama (the same spelling), huruf besar yang sama (the same capitalization). Dalam mereproduksi kutipan secara apa adanya (exact), disarankan agar melakukannya dengan sangat cermat. Tingkat akurasi yang sangat tinggi merupakan hal yang sangat esensial. 2. Jika keterangan waktu (tenses) dari sebuah kutipan tidak sesuai dengan konteks ketika kutipan itu dipergunakan, jika tidak ada ucapan (lafal) khusus yang harus dipergunakan, atau dalam kejadian tertentu sangat dibutuhkan, sisipan (interpolation) dapat dipergunakan dalam materi kutipan. Akan tetapi, semua sisipan hendaknya disertakan dalam dua tanda kurung persegi [...], bukan parentheses (...), untuk menunjukkan bahwa kata-kata dalam dokumen asli telah diubah atau bahwa kata-kata tersebut telah ditambahkan. 3. Ketika kutipan terlalu panjang, atau hanya ingin menggunakan bagian tertentu maka diperbolehkan untuk menghilangkan bagian tertentu dari dokumen asli. Prosedur ini dinamakan elipsis (pembuangan kata) dan harus dipergunakan dengan cara yang sangat cermat (extra care), sehingga nada, makna dan tujuan dari ekstrak yang asli tidak berubah. Untuk menunjukkan elipsis, tiga titik ketukan harus disisipkan. BAGAIMANA MENGUTIP Jurusan atau Fakultas yang berbeda mungkin mengadopsi kesepakatan yang berbeda tentang bagaimana mengutip, namun ketika tidak ada aturan khusus yang berlawanan, ada prosedur umum yang harus diikuti ketika mengutip. Bentuk dasar sebuah kutipan ditentukan oleh panjang-pendeknya. a.
Kutipan Pendek Vs Kutipan Panjang
Kutipan Pendek (hingga sekitar tiga baris) - Pada kutipan pendek tidak ada aturan pasti tetapi panjangnya kira-kira hingga tiga baris sudah menjadi sesuatu yang umum untuk memasukkan kutipan ke dalam kerangka kalimat atau paragraf tanpa menganggu alur teks. Gunakan tanda kutipan ganda pada awal dan akhir kutipan, dan tempatkan spasi yang sama sebagaimana teks yang lain (yaitu, garis spasi satu setengah atau ganda) contoh: Jelas bahwa masyarakat dewasa ini sangat bergantung pada teknologi komputer dan akan semakin bergantung pada teknologi komputer ini. Sebagaimana dicatat oleh pimpinan utama sebuah perusahaan pesawat terbang bahwa ”melalui bits dan bytes, dunia telah terkomputerisasikan selama limapuluh tahun terakhir”. Ada kemungkinan untuk menyatakan kutipan di atas dalam sejumlah cara. Salah satu cara adalah dengan menempatkan ”penomeran kecil ke atas” (superscript) pada akhir kutipan: ...”melalui bits dan bytes, dunia telah terkomputerisasikan selama limapuluh tahun terakhir”.1 Sumber kutipan, karena itu, diberikan dalam catatan kaki (footnote) (pelajari referensi/ dokumentasi yang membahas konvensi footnote). Perlu dicatat bahwa tidak ada spasi di antara titik dan nomer catatan kaki. Cara kedua untuk menyatakan kutipan adalah dengan menempatkan penomeran dalam dua tanda kurung persegi [...] di belakang katakata atau kalimat yang dikutip, dan kemudian membuat daftar sumber dalam susunan referensi sesuai dengan nomer kutipan: ...”melalui bits dan bytes, dunia telah terkomputerisasikan selama limapuluh tahun terakhir”.[1]. Ketiga, metode Halaman 32 dari 48
yang lebih luas dipergunakan dan lebih langsung dalam menyatakan kutipan adalah dengan menggunakan teknik pengutipan (citation) dalam teks yang langsung menunjuk pada daftar referensi: ...”melalui bits dan bytes, dunia telah terkomputerisasikan selama limapuluh tahun terakhir” (Ferguson 1991, p. 69). Para pembaca akan merujuk pada daftar referensi, yang tersusun secara alfabetik pada akhir sebuah karya tulis untuk menemukan kutipan. Perlu dicatat bahwa kutipan (citation) disertakan dalam parenthesis (dua tanda kurung bulat) setelah tanda titik, sehingga menghubungkan kutipan dengan kalimat yang menjadi bagiannya. Tidak ada tanda baca (punctuation) antara nama, tahun, halaman referensi, dan koma setelah tahun. Singkatan untuk halaman (p.) dipergunakan, atau jika kutipan lebih dari dua halaman, singkatan untuk halaman menjadi (pp.). Metode ketiga tentang cara menyatakan kutipan ini disebut sebagai sistem penanggalan pengarang (author-date system, dan kadangkala disebut sebagai sistem Harvard, menurut Universitas Harvard ketika sistem tersebut menjadi terkenal pada tahun 1930an). Karena sistem Harvard semakin banyak dipergunakan dalam tulisan kesarjanaan, contoh lain diberikan dalam menggunakan sistem ini untuk mengutip karya tulis orang lain. Jika merujuk pada volume khusus dari sebuah karya tulis yang menggunakan sistem kutipan Harvard, volume dan juga nomer halaman jika diperlukan, harus dimasukkan ke dalam parentheses: Ferguson (1990, Vol. 2, p. 67). Namun, cara lain untuk menyatakan kutipan di atas, juga termasuk dalam sistem Harvard, adalah dengan menempatkan nama pengarang dalam teks yang diikuti oleh tahun (dan nomer halaman secara benar) dalam dua tanda kurung. Sebagaimana Ferguson (1990, p. 67), pimpinan utama salah satu perusahaan pesawat terbang dunia mencatat, ”melalui bits dan bytes, dunia telah terkomputerisasikan selama limapuluh tahun terakhir” Ketika merujuk pada karya seorang pengarang, tetapi bukan pada halaman atau volume khusus, nama pengarang langsung diikuti dengan tahun. Alternatif dalam sistem Harvard adalah sebagai berikut: (Ferguson 1990) atau Ferguson (1990), jika ada lebih dari satu pengarang, semuanya dimasukkan dalam kutipan: (Ferguson and Clark 1990) atau Ferguson and Clark (1990). Karena akan sangat menyulitkan untuk membuat daftar semua nama dari banyak pengarang, praktek yang biasa dilakukan dengan empat atau lebih nama pengarang adalah dengan menggunakan singkatan dan lainnya (et al.): (Ferguson et al. 1990) atau Ferguson et al. (1990). Kadangkala referensi dibuat untuk karya tulis yang berbeda. Kutipan lalu menjadi: (Ferguson 1990; Clark 1990) (Ferguson 1990; Ferguson 1991), atau Ferguson (1990) and Clark (1990) Ferguson (1990, 1991) Jika referensi adalah untuk karya tulis oleh pengarang yang sama dan diterbitkan dalam tahun yang sama, karya tulis yang berbeda dibedakan oleh huruf a, b, c…setelah tahun: (Ferguson 1990a; Ferguson 1990b). Dalam kasus tertentu, pengarang mungkin tidak disebutkan. Jika karya tulis merupakan sebuah buku, judul karya tulis menggantikan nama pengarang; jika karya tulis merupakan sebuah artikel surat kabar, nama surat kabar menggantikan nama pengarang. Politics in Fiji (2006) adalah sebuah ... Dilaporkan (Australian 8 Juni 1993, p. 24) ... Kutipan Panjang (biasanya empat baris atau lebih) Sistem Harvard atau sistem penanggalan pengarang dalam menyatakan kutipan berlaku untuk kutipan yang panjang, seperti halnya yang juga berlaku untuk kutipan yang pendek. Akan tetapi, perlu dicatat pokok berikut ini: Halaman 33 dari 48
Jangan pergunakan tanda kutipan pada awal dan akhir kutipan. Pergunakan satu spasi (spasi rangkap) untuk kutipan dan pergunakan indentasi (biasanya 1 cm) dari margin kiri. Beri pendahuluan kutipan secara benar. Titik dua (:) seringkali ditambahkan setelah kata-kata pendahuluan: Tanggapan orang tua terhadap eksperimen tersebut sangat menarik. Pertama-tama, semuanya menginginkan anak-anak mereka dilibatkan. Guru kelas merekam apa yang terjadi ketika para murid membawa lagi komputer laptop mereka ke rumah: Sangatlah menarik mendengarkan tanggapan para murid ketika mereka pertama kali membawa sebuah unit komputer ke rumah. Salah satu masalah terbesar adalah mencari waktu untuk mengerjakan pekerjaan rumah karena setiap orang ingin bermain dengan komputer. Apa yang pada awalnya sebagai keingintahuan telah menjadi bonus tambahan, yaitu bahwa para orang tua dan keluarga menunjukkan minat pada apa yang sedang dilakukan anak-anak mereka dengan unit komputer mereka dan seringkali menjadi terlibat lebih langsung dalam perkembangan anak-anak mereka sebagai penulis. (Cooke 1986, p. 12)
Perlu dicatat bahwa kutipan tahun pengarang dalam dua tanda kurung (parentheses) menyusul tanda titik akhir (.) karena di sini menunjuk kepada kutipan keseluruhan, bukan hanya kalimat akhir. b.
Elipsis
Untuk menghindari kutipan panjang yang sama sekali tidak relevan, atau untuk menyarikan bagian yang penting dari sebuah ekstrak yang lebih panjang, diperkenankan untuk menghilangkan bagian dari kutipan: Banyak orang tua mendorong lingkungan belajar di rumah ... dan iklan-iklan dari perusahaan komputer, seringkali ditujukan pada para orang tua, secara tegas mengklaim kesempatan yang lebih baik dan prestasi nilai yang lebih tinggi bagi para murid yang memiliki komputer sendiri. (Hancock 1991, pp. 44-45). Kata-kata yang dihilangkan ditunjukkan dengan elipsis (tiga titik). Elipsis dapat terjadi setiap saat dalam kutipan teks. Jika kata-kata dihilangkan pada akhir kalimat, praktek yang moderen adalah dengan menunjukkan elipsis sekali lagi dengan tiga titik. Spesifikasi dari bahasa pemrogaraman komputer yang sederhana terdiri atas ketentuan tiga komponen: a) rangkaian dasar ... b) rangkaian flow-chart umum; dan c) proses komputasi ... (Barr 1990, p. 7). Jika elipsis dipergunakan, penting untuk tidak mengubah makna dari teks yang asli dengan cara apapun. Penghilangan kata tidak, misalnya, dengan menyisipkan ... yang sangat tidak pasti disekitar panjang dan pendek dari materi yang dihilangkan, sama sekali telah mengubah makna yang dimaksud oleh pengarangnya. Ada etika tertentu tentang cara mengutip dan cara menghilangkan kata-kata semacam itu secara serius dianggap melanggar etika ini. c.
Interpolasi
Jika dianggap perlu untuk menyisipkan penjelasan atau koreksi ke dalam sebuah kutipan, konvensi mensyaratkan bahwa setiap perubahan editorial semacam itu harus ditempatkan dalam dua tanda kurung persegi [...], bukan parentheses. Sic - Interpolasi yang umum dilakukan adalah dengan memasukkan sic setelah kesalahan dalam sebuah kutipan. Dengan cara ini mengindikasikan bahwa apa yang mungkin dianggap kesalahan dalam mereproduksi kutipan sebenarnya merupakan bagian integral dari teks yang asli. The theory of ferroelectric domains Halaman 34 dari 48
as not been worked out but the theory of ferromagnetic domains is well understood, although modification to provide for charge neutralisation and high electromachanical [sic] coupling is required before it could be applied to ferroelectrics. (Kautsky 1987, p. 26). Di sini, sisipan sic menunjukkan bahwa disadari jika kata electromachanical adalah salah eja, dan seharusnya adalah electromechanical. Komentar - Jika komentar diperlukan dalam sebuah kutipan untuk menjelaskan pokok pengertian tertentu, interpolasi mungkin juga diperlukan: Cobalt, an hexagonal crystal, exemplifies anisotropy energy. The direction of the hexagonal axis is the direction of easy magnetisation [at room temperature], while all directions in the basal plane, normal to the axis, are hard directions. (Robertson 1992, p. 223). Fungsi interpolasi di sini adalah untuk menentukan kondisi temperatur dan untuk menghindari ketidak-akuratan atau kesalahan dalam interpretasi. Menambahkan Antesenden - Ketika muncul ganti yang tidak tertentu dalam sebuah kutipan, boleh dijelaskan masalahnya dengan menyisipkan kata atau katakata yang tepat dalam dua tanda kurung persegi [...]. He [William Shakespeare] was undoubtedly the greatest dramatist to date. No other dramatist has rivalled his ability to portray characters with such liveliness and colour. (Snewin 1992, p. 276). d.
Kutipan Khusus
Dalam sejumlah disiplin ilmu pengetahuan, masalah khusus dalam pengutipan bisa muncul. Sejumlah petunjuk di bawah ini adalah panduan untuk mengembangkan pola yang konsisten dalam mengutip materi tulisan. Kutipan dalam kutipan - Jika kutipan terjadi dalam ekstrak pendek yang dikutip, prosedur yang umum adalah menyertakan seluruh kutipan dalam ”tanda kutip ganda” dan kutipan internal dalam ”tanda kutip tunggal”: Hogard (1983) has depicted vividly the stereotypes attributed to the upper-class by the lower-class in terms of “the ideas of the group, „acting posh‟, „giving y‟self airs‟, „getting above y‟self…” Akan tetapi, jika kutipan sangat panjang sudah menjadi kebiasaan untuk membuat garis masuk (indent) kutipan dengan cara yang normal tanpa menggunakan tanda pengutipan dan menggunakan tanda kutip ganda untuk setiap kutipan internal: Dalam mendiskusikan peralatan yang dibutuhkan oleh Agen Penyelidik, Keeves (1993, p. 54) mencatat bahwa: Peralatan publikasi desktop dewasa ini sangat mudah dipergunakan, sehingga staf yang terampil dapat menyiapkan kopi “kamera terpasang” secara relatif mudah. Selain itu, fasilitas sekarang ini tersedia untuk menggambar dengan kualitas yang tinggi dan menguraikan diagram dengan menggunakan komputer desktop, sejauh sang staf telah memiliki ketrampilan yang diperlukan. Mengutip Puisi - Metoda yang dipergunakan untuk mengutip puisi bergantung pada panjang-pendek kutipan: kutipan pendek (baris atau bagian dari sebuah baris) disertakan dalam tanda kutipan ganda dan dimasukkan ke dalam teks: It is easy to feel the mystique of the songs of Ireland through the sound of “thrush, linnet, stare, and wren”. Jika dua baris dikutip, tanda garis miring/ slash (/) dapat dipergunakan untuk memisahkan baris: Synge sensed the inevitability of death when he said, “There‟ll come a season when you‟ll stretch/ Black boards to cover me”. Dalam kutipan puisi yang lebih panjang, tanda kutipan tidak diperlukan: baris harus berspasi rangkap dan dibuat alenia masuk (indented). Di antara stanza, ada spasi rangkap: Something of this power can be felt in Synge‟s “A Question” where he says: I asked if I got sick and died, would you With my black funeral go walking too, Halaman 35 dari 48
if you‟d stand close to hear them talk or pray While I‟m let down in that steep bank of clay. Mengutip Pidato/ Ucapan - Dalam kasus tertentu, boleh jadi ada kebutuhan untuk mengutip kata-kata dari seorang pembicara atau dari hasil wawancara pribadi. Kehati-hatian yang sangat tinggi harus dimiliki untuk menghindari ketidakakuratan atau kemungkinan salah interpretasi (misinterpretation) atau salah menyajikan (misrepresentation). Jika dimungkinkan, ekstrak pidato/ ucapan harus diberikan terlebih dahulu kepada pengarangnya untuk mendapatkan persetujuan. Professor Olim, dalam pidato pengukuhan yang diberikan di Charles Sturt University, April 1992, menyatakan, “Hanya ada sedikit keraguan bahwa masyarakat moderen dikekang oleh usaha teknologi dan ilmiah yang berkembang pesat” Metode pengutipan pidato/ ucapan langsung lainnya adalah dengan pengakuaan terhadap sumber: Tuntutan yang semakin meningkat untuk tenaga kerja terlatih secara keilmuan terkait dengan perkembangan masyarakat, sebagaimana digambarkan oleh pernyataan berikut ini: “Hanya ada sedikit keraguan bahwa masyarakat modern dikekang oleh usaha teknologi dan ilmiah yang berkembang pesat”1 _____________ 1 Professor J. Olim dari Charles Sturt University , dalam pidato pengukuhan, April, 1992. Ijin untuk mengutip diberikan. Kutipan dalam Catatan Kaki - Ketika sebuah kutipan dilakukan dalam catatan kaki (footnote), entah kutipan tersebut dimasukkan ke dalam sebuah kalimat atau dibuat alenia masuk (indented), dan disajikan dalam tubuh catatan kaki, tanda kutipan ganda selalu dipergunakan: _____________ 1 Metode ini juga dipergunakan oleh Garibaldi yang mengatakan ”Apa artinya hidup tanpa mengutamakan pengorbanan?” B.
MELAKUKAN PARAFRASE PARAFRASE
Secara umum melakukan parafrase berarti mengambil ide atau gagasan orang lain dan kemudian mengungkapkannya dengan kalimat atau kata-kata sendiri. Secara khusus parafrase mengandung tiga pengertian: Mengungkapkan ide atau informasi esensial orang lain dan menyajikannya dalam bentuk baru. Salah satu cara yang absah (ketika disertai dengan dokumentasi yang akurat) untuk meminjam dari atau menggunakan sebuah sumber. Sebuah pernyataan kembali yang lebih rinci dibandingkan dengan rangkuman, dengan memusatkan perhatian pada ide atau gagasan tunggal yang penting secara ringkas. Kemampuan melakukan parafrase merupakan keterampilan yang sangat penting karena parafrase lebih baik daripada mengutip informasi dari penggalan kalimat yang tidak terlalu istimewa, disamping membantu mengontrol kecenderungan untuk terlalu banyak mengutip serta membantu dalam menata proses mental dalam melakukannya. TEKNIK PARAFRASE Secara umum ada sejumlah tahap yang dapat diikuti untuk melakukan parafrase secara efektif: Halaman 36 dari 48
Baca kembali bagian kalimat dari sumber asli yang hendak dikutip agar anda sungguh-sungguh memahami artinya. Kesampingkan bagian kalimat dari sumber asli di atas, dan tulislah kalimat atau kata-kata sendiri dalam sebuah kartu catatan. Buatlah catatan ringkas di bawah parafrase yang anda buat untuk mengingatkan anda kelak bagaimana anda telah membayangkan materi yang anda pergunakan sebagai bahan untuk dikutip. Di atas kartu catatan tulislah kata-kata kunci atau prase untuk menunjukkan pokok masalah dari parafrase anda. Periksa kembali susunan kalimat yang dibuat dengan susunan kalimat aslinya untuk memastikan bahwa versi dari susunan kalimat yang dibuat secara akurat mengungkapkan semua informasi penting dalam sebuah bentuk yang baru. Pergunakan tanda kutipan untuk mengidentifikasi istilah atau ungkapan yang unik yang sudah dipinjam atau diambil secara persis dari sumber tersebut. Jangan lupa mencatat asal sumber (termasuk halaman) dalam kartu catatan sehingga dapat menyebutkannya secara mudah jika memutuskan untuk memasukkannya ke dalam tulisan kita.
Jadi melakukan parafrase akan melibatkan kemampuan untuk menunjukkan pemahaman mahasiswa sendiri dari materi yang dibacanya dengan mengungkapkannya dengan kata-kata sendiri. Melakukan parafrase karena itu lebih dari sekedar merangkum (summary) gagasan atau ide dari penulis lain. Mengubah beberapa kata adalah melakukan editing, bukan melakukan parafrase. Sejumlah cara sering dimanfaatkan sebagai teknik untuk parafrase dan merupakan contoh ketrampilan bahasa yang perlu dikuasai1 mengubah penghubung kalimat (misalnya, penggunaan ‟tetapi‟, ‟di pihak lain‟, ‟sementara‟, ‟sama halnya‟, ‟seperti halnya‟, ‟baik..maupun‟ dsb) yang terdiri dari dua frasa yang mengungkapkan perbandingan atau kontras. mengubah bentuk kata kerja pasif ke aktif atau sebaliknya; melakukan perubahan terhadap bentuk kata (dalam bahasa inggris misalnya, kata kerja: to succeed bisa diubah menjadi kata benda success, kata sifat successful dan kata keterangan succesfully); mengubah kalimat melalui penggunaan sinonim atau persamaan kata CONTOH PLAGIARISME AKIBAT KESALAHAN PARAFRASE Materi asli: Hakikat ketidakpuasan kerja industri atau klerikal tidak lagi diperselisihkan. Banyak karyawan dewasa ini lebih menyukai tingkat keterlibatan yang lebih besar dalam pekerjaan mereka daripada yang diduga sebelumnya. Banyak dari mereka yang semakin menginginkan pengaturan diri sendiri dan kesempatan untuk memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap organisasi. (Schuler, Dowling & Smart, 1988, p. 17). Materi berikut ini adalah plagiarisme: Misalnya diputuskan untuk memasukkan gagasan berikut ini dalam sebuah esai atau tulisan. Jika kita menulis berikut ini tanpa memberikan pengakuan, maka anda melakukan plagiarisme: Hakikat kerja industri/ klerikal tidak memuaskan. Karyawan menginginkan lebih banyak keterlibatan dalam pekerjaan mereka, lebih banyak mengatur diri sendiri, dan kesempatan untuk memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap organisasi mereka.
1
penjelasan secara lebih rinci tentang ketrampilan teknis ini terutama dalam bahasa Inggris dan contoh latihannya lihat dalam buku Martin L. Arnaudet dan Mary Ellen Barret, 1984: 42-45, 73-74, 93-95 Halaman 37 dari 48
Teks tersebut adalah plagiarisme karena menggunakan gagasan dan banyak katakata dari penulis lain tanpa menyebut sumbernya. Dengan melakukan hal ini, kita menyatakan secara tidak langsung bahwa gagasan dan kata-kata tersebut adalah milik kita. Salah satu cara untuk menghindarinya adalah dengan mengutip keseluruhan kata dengan menyebutkan sumbernya secara benar. Namun perlu dicatat bahwa sebuah esai atau skripsi yang mengandung sebagian besar kutipan dianggap bukan tulisan yang baik, karena tidak mendemonstrasikan pemahaman anda sendiri mengenai topik. Solusi lain adalah dengan melakukan parafrase dari bagian yang dikutip dan menyebutkan sumber rujukan. Parafrase melibatkan kemampuan dalam membuktikan pemahaman terhadap materi dengan mengungkapkannya dalam kata-kata sendiri. Membuat parafrase lebih dari sekadar membuat rangkuman dari gagasan penulis lain. Mengubah sebagian kata adalah melakukan editing, bukan melakukan parafrase. Contoh berikut ini merupakan percobaan yang baik dalam membuat parafrase karena memasukkan gagasan utama dari materi asli dan memberikan bukti tentang pemahaman: Menurut Schuler, Dowling dan Smart, (1988), dewasa ini pada umumnya diterima bahwa hakikat sebagian pekerjaan yang rutin, terutama kerja industrial dan klerikal, adalah tidak memuaskan. Sesungguhnya disarankan bahwa pekerja menginginkan lebih banyak partisipasi dan pengaturan diri sendiri dalam rangka memberikan kontribusi yang lebih signifikan terhadap organisasi. Parafrase yang Tidak Diperbolehkan Meskipun kutipan berikut ini memberikan pengakuan terhadap sumber atau menyebutkan sumber yang dikutip, namun hampir identik dengan sumber aslinya, sehingga bukan merupakan sebuah gaya parafrase yang dapat diterima. Tidak lagi diperselisihkan bahwa hakikat kerja industrial atau klerikal adalah tidak memuaskan. Karyawan menginginkan lebih banyak keterlibatan, lebih mengharapkan mengatur diri sendiri, dan kesempatan untuk memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap organisasi mereka. (Schuler, Dowling & Smart, 1988, p. 17) Parafrase yang Dipadukan dengan Kutipan Bisa saja kita memilih untuk menggunakan perpaduan atau gabungan antara kutipan dan parafrase untuk memasukkan gagasan pengarang lain dalam tulisan. Contoh: Schuler, Dowling dan Smart (1988 p. 17) menegaskan bahwa ”hakikat ketidakpuasaan kerja industri atau klerikal tidak lagi diperselisihkan”. Para buruh, menurut mereka, menginginkan partisipasi yang lebih besar dan pengaturan diri sendiri dalam rangka memberikan kontribusi yang lebih signifikan terhadap organisasi. Penting dicatat bahwa dalam melakukan atau membuat parafrase, boleh saja memasukkan kata-kata kunci dari sumber asli misalnya, ketidakpuasan (dissatisfying), pengaturan diri sendiri (self control), kontribusi (contribution) dan organisasi (organisation), sepanjang sumber dari gagasan tersebut dicantumkan. Referensi: Schuler R., Dowling R. & Smart S. (1988). Personnel/ Human Resource Management in Australia, Sydney, Harper & Row. Untuk menghindari plagiarisme karena parafrase, yang harus dilakukan adalah: Tunjukkan dengan menggunakan tanda kutip dan/ atau identasi ketika anda mengutip sumbernya secara langsung, serta sebutkan sumbernya. Lakukan parafrase dengan menggunakan kata-kata anda sendiri, tunjukkan bahwa anda memahami konsep yang terkait serta sebutkan sumbernya.
Halaman 38 dari 48
VII. 3. PENANGANAN PLAGIASI AKADEMIK Dalam dunia akademik plagiarisme yang dilakukan oleh para siswa dan mahasiswa merupakan tindakan yang sangat serius yang dapat mengakibatkan pengenaan hukuman seperti penangguhan kenaikan kelas (untuk sekolah menengah atas) dan penangguhan kelulusan mata kuliah tertentu (untuk PT). Untuk kasus-kasus pengulangan plagiarisme, atau kasus-kasus tindakan plagiarisme berat seperti mengkopi penggalan tulisan dan mengakuinya sebagai karyanya sendiri, seorang siswa atau mahasiswa dapat diskors atau dipecat. or for cases in which a student commits severe plagiarism (e.g., submitting a copied piece of writing as original work), a student may be suspended or expelled. Di banyak PT, gelar akademik atau penghargaan dapat dibatalkan sebagai hukuman atas kejahatan plagiarisme. Bagi para profesor dan peneliti, hukuman terhadap plagiarisme berupa sanksi yang berada dalam rentang penangguhan hingga pemecatan sekaligus kehilangan kredibilitas dan integritas. Dakwaan atas plagiarisme terhadap para mahasiswa dan profesor secara tipikal akan ditangani oleh internal disciplinary committees (komisi disiplin internal) yang sebelumnya telah disetujui untuk ditaati oleh para mahasiswa dan profesor bersangkutan. JURNALISME Keperdulian utama jurnalisme adalah kepercayaan publik (public trust), kesalahan seorang reporter dengan mengakui secara jujur sumber-sumber beritanya mengurangi integritas berita dan tayangan sebuah surat kabar atau televisi dan akan menurunkan kredibilitasnya. Jurnalis yang dituduh melakukan plagiarisme seringkali diberhentikan sementara dari pekerjaannya sebagai reporter pada saat tuduhannya diinvestigasi oleh suatu organisasi pemberitaan.
Halaman 39 dari 48
VIII
PEMANFAATAN HASIL PENELITIAN, KEMITRAAN DAN KERJASAMA
Menghadapi paradigm shifting dari source-based economy menjadi knowledgebased economy, seluruh Perguruan Tinggi (PT) dituntut untuk dapat melakukan transformasi dari PT yang hanya berbasis pendidikan dan pengajaran, menjadi PT yang selain berbasis pendidikan dan pengajaran juga berbasis penelitian dan pengembangan ke arah technopreneur. Pemanfaatan hasil penelitian (research utilization) yang secara filosofis memiliki arti pergerakan dari tahapan inovasi menuju tahapan praktis, apabila dikelola secara benar sedikit banyak akan memacu semangat penelitian khususnya di PT karena penelitian menjadi lebih memiliki arah dan tidak dibiarkan begitu saja hasilnya menjadi setumpukan artifak. Prinsip stakeholders pun tampaknya sedikit banyak dapat terpenuhi, karena dengan PT yang memiliki kemampuan tidak hanya dalam bidang pendidikan dan pengajaran saja akan tetapi juga dapat menghasilkan Ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) sedemikian rupa, sehingga dapat diimplementasikan untuk pengembangan baik untuk kepentingan masyarakat, industri, bahkan kepentingan ilmu pengetahuan dan teknologi itu sendiri yang akan bermanfaat pula bagi PT bersangkutan.
VIII.1. PENERAPAN HAKI DAN PENANGANAN PLAGIASI Selain hal-hal di atas sebagai pemacu dan meningkatkan kegairahan dalam kegiatan penelitian ada hal-hal lain yang tidak kurang pentingnya yang membutuhkan political will dari pengambil kebijakan yaitu penerapan Hak-hak [Atas] Kekayaan Intelektual (H[A]KI) serta penanganan Plagiasi dengan segala pranata dan law enforcement-nya. Penelitian-penelitian yang inovatif dan inventif yang dilakukan oleh komunitas akademik dalam suatu PT selain akan meningkatkan kualitas PT bersangkutan khususnya dalam bidang penelitian juga akan mengangkat citra PT, terlebih apabila hasilnya workabale sedemikian rupa sehingga dapat diimplementasikan sebagai action research dengan sasaran para stakeholders. Hasil-hasil penelitian seperti ini harus mendapatkan perlindungan hukum agar tidak menurunkan semangat dan menimbulkan kekecewaan yang mendalam para peneliti apabila hak-haknya tidak dilindungi secara tepat dan benar. Oleh karena itu, perlu diterapkan sistem (H[A]KI) dan penanganan Plagiasi baik secara institusional maupun perorangan agar dapat menghasilkan penelitian-penelitian yang selain dapat diimplementasikan juga berorientasi paten serta hak-hak lain yang termasuk ke dalam sistem H[A]KI.Uraian terinci tentang H[A]KI dan penanganan Plagiasi dapat disimak pada bab-bab lain pada buku Panduan Penelitian UNIKOM ini.
VIII.2. PUBLIKASI PENELITIAN Dapat kita yakini bahwa telah begitu banyak penelitian yang telah dihasilkan oleh lembaga-lembaga penelitian baik di PT maupun lembaga-lembaga pemerintahan dan swasta yang berupaya menjawab berbagai permasalahan yang merupakan tanggungjawab PT untuk membantu menyelesaikannya. Selama ini sebagian besar dari hasil penelitian hanya berbentuk laporan-laopran baik yang dipublikasikan maupun tidak dipublikasikan, padahal penelitian yang baik sekurangkurangnya memiliki (Wikipedia Ensiklopedi Bebas, 2009): 1. Produk atau inovasi baru yang dapat langsung dipakai oleh industri (bukan hanya sebatas purwarupa) yang lebih jauh dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Halaman 40 dari 48
2. Paten 3. Publikasi di Jurnal Internasional Di antara produk penelitian yang inovatif dan produk berorientasi paten, publikasi merupakan kriteria penelitian baik yang paling banyak dilakukan oleh para peneliti meskipun masih lebih banyak berupa publikasi lokal dan nasional baik berupa buku maupun jurnal serta majalah ilmiah. Publikasi Akademik menjelaskan sistem yang diperlukan para akademisi untuk melakukan peer review atas hasil penelitian dan menjadikannya available bagi audiens yang lebih luas. Sistem yang boleh jadi cukup tidak teroganisir untuk menilai judul-judul penelitian, bidangbidang yang sangat beragam, serta senantiasa berubah dan seringkali secara perlahan. Hampir semua pekerjaan akademik dipublikasikan dalam bentuk jurnal atau buku. Dalam dunia publikasi dikenal istilah STM yang merupakan kependekan dari publikasi akademik dalam Science, Technology, and Medicine. Bidang-bidang akademik yang telah mapan pada umumnya memiliki jurnal sendiri dan outlet-outlet lain untuk keperluan publikasinya, meskipun masih banyak jurnal akademik yang bersifat interdisiplin dan mempublikasikan hasil-hasil pekerjaan atau penelitian dari bidang-bidang serta sub-sub bidang yang sangat berbeda. Jenis-jenis publikasi yang diterima sebagai sumbangan kepada ilmu pengetahuan dan penelitian sangat beragam, mulai dari format cetak sampai dengan format elektronik. Model-model bisnis sangat berbeda dalam lingkungan elektronik, karena sejak 1990-an melakukan lisensi pada sumbersumber elektronik sudah menjadi hal yang sangat umum. Saat ini kecenderungan besar yang terjadi hubungannya dengan jurnal-jurnal akademik adalah open access. Terdapat dua bentuk utama open access: Publikasi open access, merupakan publikasi jurnal yang artikel keseluruhannya bebas diperoleh sejak saat diterbitkan. Publikasi self-archiving, publikasi yang pemiliknya membuat salinan pekerjaannya sendiri dan dapat diperoleh secara bebas dari web.
VIII.3. KEMITRAAN DAN KERJASAMA Kemitraan dan kerjasama yang dimaksud meliputi 2 katagori sebagai berikut:
Kemitraan dengan PT lain dan lembaga baik departemen maupun non departemen dalam konteks kegiatan penelitian yang didanai oleh Kementrian RISTEK dan lembaga penyandang dana penelitian lain yang memperkenankan bentuk kemitraan sejenis. Kemitraan dengan industri baik untuk kegiatan penelitian itu sendiri maupun pemanfaatan hasil penelitian UNIKOM oleh industri.
Perkembangan kemampuan penelitian para dosen UNIKOM yang semakin terasah diharapkan dapat membantu dunia industri dalam mengatasi permasalahan di masyarakat, sehingga terjadi umpan balik yang pada akhirnya akan memperkuat sinergi antara PT, Industri, dengan Stakeholder. Dalam hal kemitraan dengan industri, dengan pengertian hasil penelitian para dosen UNIKOM dibeli hak ciptanya oleh industri maka UNIKOM mengenakan Institutional Fee sebesar 10% dari jumlah total rupiah yang diterima oleh dosen peneliti bersangkutan. Hal-hal rinci lain yang berhubungan dengan kemitraan dan kerjasama dapat merujuk kepada ketentuan yang dikeluarkan oleh Pembantu Rektor III bidang kemahasiswaan dan kerjasama.
Halaman 41 dari 48
IX.
REKAM JEJAK PENELITIAN
Rekam jejak hasil kegiatan penelitian memiliki peranan yang sangat penting. Selain dapat diketahuinya track record seorang peneliti, substansi penelitian apa saja yang telah diteliti oleh seorang peneliti atau bahkan di seluruh institusi, apakah memerlukan tindak lanjut penelitian ataukah dapat langsung dilakukan action research guna implementasinya, dapat diketahui pula apakah suatu kegiatan penelitian dilakukan secara efektif dan efisien berdasarkan suatu perencanaan yang matang, serta informasi lain yang dapat diperoleh dan seluruhnya untuk dapat dimanfaatkan dalam berbagai kegiatan yang memerlukan rekam jejak bersangkutan. Rekam jejak hasil kegiatan penelitian di UNIKOM didasarkan pada information fields yang yang diperlukan guna benchmarking dengan aspek yang sama pada Akreditasi Badan Akreditasi Nasional – Perguruan Tinggi (BAN-PT) baik untuk Program Studi maupun Institusi serta benchmarking kegiatan penelitian dengan akreditasi atau parameters World Class University salah satu yang bergengsi adalah Times Higher Education – Quacquarelli Symonds (THE – QS) World University Rankings. 9.1.
PANGKALAN/ BASIS DATA
Dengan begitu beragamnya program-program seperti akreditasi PT baik di dalam maupun luar negeri, penjaminan mutu, world university rankings, dan program-program penelitian itu sendiri dari DP2M atau Kementrian RISTEK, yang masing-masing memiliki parameters dan salah satunya adalah rekam jejak kegiatan penelitian yang tidak selamanya diminta dalam format yang sama. Berdasarkan pertimbangan hal-hal di atas rekam jejak dikelola menggunakan Program Pangkalan/ Basis Data dengan segala potensi fleksibilitasnya dan yang dapat tergabung ke dalam Sistem Pangkalan Data UNIKOM sedemikian rupa, sehingga data penelitian yang ada selain dapat dimutakhirkan sendiri oleh para dosen peneliti bersangkutan dapat memenuhi beragam bentuk format yang diminta oleh lembaga-lembaga pengelola program penelitian atau penyandang dana penelitian seperti DP2M, Kementrian RISTEK, dan lain-lain. Rekam Jejak Penelitian berdasarkan Borang Akreditasi BAN PT untuk Program Studi dan Institusi adalah sebagai berikut: FORMAT TABEL – AKTIVITAS DOSEN TETAP
NO.
NAMA DOSEN TE TA P
(1 )
(2)
S KS PENGAJARAN PADA PS LAIN PS PT PT SENDIRI LAIN SENDIRI (3) (4) (5)
S KS MANAJEMEN**
S KS PENELITIAN
S KS PENGABDIAN K E PA D A MASYARAKAT
PT SENDIRI
PT LAIN
(6)
(7)
(8)
(9)
JUMLAH S KS
Jumlah Rata-rata*
Halaman 42 dari 48
(10)
FORMAT TABEL – UPAYA PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA NO.
NAMA DOSEN
JENIS KEGIATAN*
T E M PA T
WAKTU
(1)
(2)
(3)
(4)
SEBAGAI PENYAJI PESERTA (5) (6)
Kegiatan dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan PS dalam seminar ilmiah/ lokakarya/ penataran/ workshop/ pagelaran/ pameran/ peragaan yang tidak hanya melibatkan dosen PT sendiri. * Jenis kegiatan : Seminar Ilmiah, Lokakarya, Penataran/ Pelatihan, Workshop, Pagelaran, Pameran, Peragaan dll. FORMAT TABEL – PRESTASI/ REPUTASI DOSEN NO.
NAMA DOSEN
PRESTASI YANG DICAPAI*
WAKTU PENCAPAIAN
TINGKAT (LOKAL, NASIONAL, INTERNASIONAL)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Sebutkan pencapaian prestasi/ reputasi dosen (misalnya prestasi dalam pendidikan, penelitian dan pelayanan/ pengabdian kepada masyarakat). TAHUN
JUDUL PENELITIAN
SUMBER DAN JENIS DANA
(1)
(2)
(3)
JUMLAH DANA* (DALAM JUTA RUPIAH) (4)
JUMLAH
Tuliskan dana untuk kegiatan penelitian pada tiga tahun terakhir yang melibatkan dosen yang bidang keahliannya sesuai dengan program studi. * Di luar dana penelitian/penulisan skripsi, tesis, dan disertasi sebagai bagian dari studi lanjut. FORMAT TABEL – PENELITIAN SUMBER PEMBIAYAAN (1) Pembiayaan sendiri oleh peneliti PT yang bersangkutan Depdiknas Institusi dalam negeri di luar Depdiknas Institusi luar negeri
TS-2 (2)
TS-1 (3)
TS (4)
Tuliskan jumlah judul penelitian* yang sesuai dengan bidang keilmuan PS, yang dilakukan oleh dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan PS selama tiga tahun terakhir dengan mengikuti format tabel berikut: Catatan: (*) sediakan data pendukung pada saat visitasi. Halaman 43 dari 48
NO.
JUDUL
(1)
(2)
NAMANAMA DOSEN (3)
DIHASILKAN/ DIPUBLIKASIKAN PA D A (4)
TAHUN PENYAJIAN/ PUBLIKASI (5)
TINGKAT* LOKAL
NASIONAL
INT’L
(6)
(7)
(8)
Tuliskan judul artikel ilmiah/karya ilmiah/karya seni/buku yang dihasilkan selama tiga tahun terakhir oleh dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan PS dengan mengikuti format tabel. Catatan: * = beri tanda √ pada kolom yang sesuai. NO.
KARYA*
(1)
(2)
1 2 Dst. Sebutkan karya dosen dan atau mahasiswa Program Studi yang telah memperoleh/sedang memproses perlindungan Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) selama tiga tahun terakhir. Catatan: * Lampirkan surat paten HaKI atau keterangan sejenis. 9.2.
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Basis data rekam jejak kegiatan penelitian di atas akan tergabung dengan Sistem Pangkalan Data Pusat, dan di masa depan Data Penelitian, dengan format-format di atas, akan linked dengan data-data lain yang berhubungan dengan Tridharma Perguruan Tinggi lain yaitu Pendidikan dan Pengajaran serta Pengabdian kepada Masyarakat di dalam sebuah Sistem Informasi Manajemen Perguruan Tinggi.
Halaman 44 dari 48
X 10.1.
PUSAT STUDI LATAR BELAKANG
Berdasarkan Research Road Map UNIKOM serta didorong pula oleh hasil penelitian para dosen UNIKOM yang diharapkan lebih terarah, serta kecenderungan yang masih melakukan studi dan penelitian guna peningkatan jabatan fungsional semata, maka diperlukan suatu wadah yang dapat meminimasi kekurangan tersebut di atas bahkan menghilangkannya sama sekali. Kondisi studi dan penelitian seperti di atas akan mengakibatkan kurang optimalnya hasil yang dicapai, karena tidak ada kelanjutannya dan seolah-olah merupkan studi dan penelitian yang saling terlepas satu sama lain. Terlepasnya studi dan penelitian akan mengakibatkan terhentinya serta tidak berkembangnya kegiatan-kegiatan bersangkutan sedemikian rupa, sehingga hasil-hasil studi dan penelitian hanya akan menjadi sekumpulan artifak yang akan memenuhi perpustakaan sebagai koleksi yang kurang bermanfaat dan tidak memberi sumbangan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan. Bertolak dari kondisi di atas maka wadah yang diperlukan adalah yang dapat mengorganisasikan studi dan penelitian yang memungkinkan terjadinya komunikasi antar pakar suatu bidang ilmu dan mengarahkan kegiatan-kegiatan studi dan penelitian para dosen UNIKOM. Wadah berupa organisasi yang dapat dibentuk merupakan kelompok studi (research group) dalam suatu bidang ilmu, yang selanjutnya kelompok studi yang telah established dapat membentuk Pusat Studi (Research Center). Pusat-pusat studi ini merupakan tulang punggung pengembangan UNIKOM dan diharapkan pula mampu memberikan sumbangan nyata kepada masyarakat dan pemerintah. Pusat studi dibentuk sesuai dengan kebutuhan masyarakat baik non profit maupun profit oriented. Dalam hal ini Direktorat Research and Development akan mendorong dan mendukung pembentukan pusat-pusat studi dengan mengusulkan ketentuan pembentukannya.
10.2.
TUJUAN PEMBENTUKAN
Tujuan pembentukan kelompok studi untuk kemudian dapat dikembangkan menjadi pusat studi, selain tujuan seperti yang telah disinggung di atas adalah: 1. Meningkatkan penciptaan atmosfir akademik di antara para dosen dan mahasiswa dalam bentuk studi dan penelitian bersama yang bermuara pada pengerjaan penelitian, tugas akhir, dan publikasi bersama. 2. Menjadi sarana bagi Program Studi/ Jurusan/ Fakultas untuk mempertajam arah pengembangan suatu bidang ilmu yang dijadikan warna. 3. Mengarahkan hasil-hasil studi dan/ atau penelitian sebagai umpan balik untuk memperkaya bahan pengajaran (institutional development). 4. Menjamin ketersediaan paper-paper/ research report hasil studi dan penelitian untuk diterbitkan di jurnal-jurnal yang diterbitkan Jurusan/ Fakultas dan/ atau sebagai laporan penelitian Program Studi/ Jurusan. 5. Dalam jangka panjang kelompok dan pusat studi ini diharapkan dapat memberikan kontribusi keilmuan bagi UNIKOM yang tidak lain untuk kepentingan para stakeholders dan masyarakat pada umumnya serta Negara. 6. Menjadi sarana untuk melatih/ mengembangkan kemampuan penelitian, sehingga mampu berkompetisi untuk mendapatkan Research Grants baik dari sponsor nasional maupun internasional.
Halaman 45 dari 48
10.3.
PENGERTIAN-PENGERTIAN KELOMPOK STUDI
Kelompok Studi (Kelompok Kajian/ Research Group) merupakan kelompok minat, yaitu kelompok pelaku studi dan peneliti yang memiliki minat yang sama terhadap suatu bidang ilmu. Dalam suatu kelompok studi, dosen dan mahasiswa, bersama-sama berperan aktif mengembangkan ilmu yang diminati, membentuk jaringan kerja, melakukan koordinasi serta hubungan sinergis di antara anggotanya. Diharapkan setiap kelompok studi mampu menyumbangkan arah dan fokus penelitian pada bidang ilmu yang digeluti dan memberikan kontribusi positif bagi pengembangan pengajaran pada Program Studi/ Jurusan/ Fakultas. Kelompok studi adalah kelompok-kelompok informal yang diakui keberadaannya oleh Program Studi/ Jurusan/ Fakultas. Kelompok ini dibentuk sesuai dengan arah pengembangan keilmuan yang menjadi penekanan atau warna suatu Program Studi/ Jurusan/ Fakultas. Kelompok studi dibina dan dimonitor oleh Program Studi/ Jurusan/ Fakultas dan dianggarkan oleh Universitas, dan setiap kegiatan studinya dicatat oleh Direktorat Research and Development. Jurusan menyediakan sarana dan prasarana eksisting guna menunjang kegiatan kelompok studi tersebut salah satunya dengan memanfaatkan laboratorium yang ada pada Jurusan. Kelompok studi bisa pula dibentuk apabila ada kebutuhan dari Pimpinan UNIKOM akan suatu studi dan penelitian bidang tertentu, kemudian menugaskan Jurusan/ Fakultas tertentu untuk menunjuk dosen yang berkompeten untuk menyiapkan proposal pembentukan Kelompok Studi. Tidak tertutup kemungkinan kebutuhan dapat berasal dari Jurusan/ Fakultas, kemudian Jurusan/ Fakultas menugaskan dosen untuk menyiapkan terbentuknya Kelompok Studi tertentu. Kelompok studi idealnya tumbuh dan berkembang di masingmasing Jurusan asal kelompok studi bersangkutan sebagai sarana pengembangan atmosfir akademik dan peningkatan hubungan akademik antara dosen-mahasiswa. PUSAT STUDI Pusat Studi (Pusat Kajian atau Research Center/ Center of Study) merupakan kelompok peneliti suatu bidang ilmu yang bersifat multi disiplin mencakup beberapa Jurusan/ Fakultas), sehingga di dalam studinya dapat menghasilkan studi dan penelitian yang komprehensif. Pusat studi dibentuk sesuai dengan kebutuhan masyarakat baik komersial maupun non komersial, pusat studi akan berperan penting dalam penentuan arah dan fokus penelitian melalui penyusunan prioritas studi, seleksi proposal penelitian, dan pengembangan laboratorium. Pusat studi mempunyai kebebasan memperoleh dana studi dan penelitian dari luar universitas selama masih berada di dalam rambu-rambu aturan UNIKOM. Kesempatan bekerjasama dan mengembangkan diri akan lebih terbuka, dana dapat dianggarkan secara lebih fleksibel sesuai dengan kebutuhan. Penerimaan pun dapat diperbanyak dari luar dalam bentuk sponsorship, research grant, atau hasil penjualan jasa/ produk ilmiah (konsultasi, desain, survey, dan sebaginya). Pusat Studi dapat berada dalam lingkup Fakultas yang dibentuk dari beberapa dosen suatu Fakultas yang sama, dan yang berada dalam lingkup Universitas yang dibentuk dari dosendosen lintas Fakultas. Pusat Studi dapat pula dibentuk dari sinergi beberapa Kelompok Studi sejenis yang dinilai telah memiliki kematangan. Pusat Studi Universitas dibina, dianggarkan, dan dimonitor oleh Direktorat Research and Development dan dilaporkan kepada Jurusan, Fakultas dan Rektor. Pusat Studi Fakultas dibina, dimonitor dan dianggarkan oleh Fakultas, serta dilaporkan kepada Jurusan, Direktorat Research and Development, serta Rektor. Secara teknis Pusat Studi didukung oleh Jurusan, Fakultas, dan laboratorium terkait. Pusat Halaman 46 dari 48
Studi lingkup fakultas dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Fakultas terkait, adapun Pusat Studi lingkup Universitas dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Rektor.
10.4.
KEGIATAN KELOMPOK STUDI/ PUSAT STUDI
Kelompok Studi/ Pusat Studi merepresentasikan kegiatan-kegiatan program studi/ jurusan dalam rangka meningkatkan kegiatan studi dan penelitian yang lebih jauh dapat menghasilkan dasar-dasar untuk penekanan atau warna bagi program studi/ jurusan bersangkutan. Berikut adalah uraian tentang gambaraan ringkas kegiatan-kegiatan yang pada umumnya dilakukan oleh suatu Kelompok Studi/ Pusat Studi. Kegiatan Persiapan 1.
2. 3. 4.
5.
Merumuskan arah bidang keilmuan yang akan menjadi fokus studi dan penelitian melalui orientasi studi (pengembangan teori/ pengembangan aplikasi/ penyusunan standar, dll). Membuat daftar prioritas studi dan penelitian. Mendata usulan-usulan topik studi dan penelitian dalam bidang keilmuan yang menjadi fokus studi. Menentukan skala prioritas pembahasan topik-topik studi dan penelitian, dan membuat rencana studi dan penelitian dalam wujud proposal studi dan penelitian dengan topik spesifik. Membentuk group diskusi elektronik dan membangun website sebagai informasi keberadaan Kelompok Studi/ Pusat Studi.
Kegiatan Periodik 1.
2.
3.
4.
5.
6.
Melakukan diskusi periodik setiap bulan komunitas Kelompok Studi/ Pusat Studi, membahas permasalahan teknis bidang keilmuan dan/ atau permasalahan aktual yang terjadi di masyarakat yang memerlukan pemecahan secepatnya. Melakukan kegiatan studi dan penelitian berdasarkan topik-topik yang terarah yang sudah disepakati dan disesuaikan dengan research road map baik bersifat internal UNIKOM maupun eksternal. Mengumpulkan data, informasi bahkan pengetahuan yang berhubungan dengan bidang Kelompok Studi/ Pusat Studi dan disimpan baik dalam bentuk hardcopy maupun softcopy dalam sistem diseminasi elektronik (Website). Melakukan diskusi elektronik serta menjalin kerjasama dengan rekan-rekan membentuk jejaring dengan pihak-pihak yang memiliki minat yang sama bagi masingmasing Kelompok Studi/ Pusat Studi. Menyelenggarakan kegiatan publikasi hasil studi dan penelitian seperti: menulis di media masa, majalah ilmiah, jurnal, menyajikan papers pada seminar/ konferensi, penulisan paper sebagai book chapters, penulisan buku, dan sebagainya. Menyelenggarakan Seminar/ Conference untuk umum (bila memungkinkan 2 tahun sekali) atau Pelatihan/ Workshop pada bidang keilmuan Kelompok Studi/ Pusat Studi.
10.5.
DUKUNGAN DIREKTORAT RESEARCH AND DEVELOPMENT
Keberadaan Kelompok Studi/ Pusat Studi sangat membantu peningkatan kegiatankegiatan studi dan penelitian, sudah sepatutnya didorong dan didukung oleh semua pihak terkait salah satunya Direktorat Reasearch and Development yaitu sebagai berikut: 1. Melakukan sosialisasi berupa penjelasan kepada para dosen dalam rapat Jurusan/ Fakultas tentang pentingnya Kelompok Studi untuk pengembangan Jurusan/ Fakultas. 2. Menyediakan Web Space di server Direktorat Research and Development sebagai media informasi dan komunikasi Kelompok Studi/ Pusat Studi. Halaman 47 dari 48
3.
4. 5. 6. 8. 9.
Melakukan pendataan yang dapat digabungkan dengan pangkalan data pusat setiap kegiatan studi dan penelitian yang telah dilakukan baik oleh kelompok studi maupun pusat studi. Mengupayakan tempat pertemuan untuk kegiatan-kagiatan pendukung studi dan penelitian seperti seminar, workshop, dan lain sebagainya. Melakukan intermediasi dengan pihak luar apabila dibutuhkan. Promosi jasa/ produk ilmiah yang telah dihasilkan dan memungkinkan untuk dijual. Menyediakan berbagai informasi kerjasama, research grants, sponsorships yang tersedia dari pihak eksternal. Apabila dibutuhkan, Direktorat Research and Development akan melakukan intermediasi proses pengurusan Hak Kekayaan Intelektual (H[A]KI) untuk produk ilmiah yang bernilai ekonomis.
10.6.
PENDANAAN DAN FOKUS KELOMPOK STUDI/ PUSAT STUDI
Untuk pendanaan studi dan penelitian, Kelompok Studi/ Pusat Studi mengajukan proposal sesuai dengan jenis penelitian dan sumber alokasi dana. Proposal penelitian yang berasal dari Kelompok Studi diajukan kepada Jurusan/ Fakultas kemudian ke Direktorat Research and Development sesuai dengan lingkup Kelompok Studi, sedangkan Proposal Penelitian yang berasal dari Pusat Studi diajukan kepada Fakultas kemudian Direktorat Research and Development dengan lingkup Pusat Studi. Dan selanjutnya mengikuti ketentuan tentang pendanaan penelitian yang berada pada bab lain dalam buku Panduan Penelitian UNIKOM ini. Setiap proposal studi dan penelitian dari Kelompok Studi/ Pusat Studi agar mendukung 6 fokus penelitian UNIKOM. Para peneliti yang akan melakukan penelitian yang berhubungan dengan peminatan dari Kelompok Studi/ Pusat Studi dapat melihat research road map yang sudah digariskan oleh masing masing Direktorat Research and Development yang berdasarkan kepada masukan dari setiap Kelompok Studi/ Pusat Studi. Selain itu mahasiswa harus lebih banyak dilibatkan dengan munculnya judul-judul yang dapat dijadikan topik tugas akhir yang dihasilkan oleh Kelompok Studi/ Pusat Studi ini, dengan demikian diharapkan kualitas studi dan penelitian, publikasi ilmiah, dan juga tugas akhir mahasiswa yang dihasilkan akan menjadi lebih baik.
10.7.
PUSAT STUDI DI UNIKOM
Beberapa Pusat Studi di UNIKOM yang telah dan akan dikukuhkan adalah sebagai berikut: Pusat Kajian Lingkungan Binaan Pusat Studi Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development) Pusat Studi Pemerintahan dan Pembangunan Regional Pusat Studi SDM, Hukum, dan Ekonomi Pusat Studi Pengembangan SDM dan Ekonomi Bisnis Pusat Studi Teknologi Informasi dan Komputer Pusat Studi Teknologi dan Manajemen Industri Pusat Studi Sistem Informasi dan Informatika Pusat-pusat Studi di atas masih dapat berubah dalam artian bertambah atau berkurang karena masih harus disesuaikan dengan kebutuhan serta dipertimbangkan berdasarkan frekuensi aktivitas, efektifitas, serta manfaat dari keberadaan pusat-pusat studi bersangkutan.
Halaman 48 dari 48