MEMBANGUN APLIKASI SIMULATOR ISEST BERBASIS SISTEM OPERASI ANDROID
NASKAH PUBLIKASI
diajukan oleh Tri Kurnia Adi 09.11.2765
Kepada JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2014
ii
BUILDING APPLICATIONS SIMULATOR ISEST ANDROID OPERATING SYSTEM BASED MEMBANGUN APLIKASI SIMULATOR ISEST BERBASIS SISTEM OPERASI ANDROID
Tri Kurnia Adi M. Rudyanto Arief Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
ABSTRACT The development of mobile-based applications are very dynamic increase of both types, segmentation and objectives. The development framework is the development of both operating systems, programming and application development provides plenty of options and an alternative presentation of business solutions and mobile-based communities. Android is a mobile operating system that grows in the middle of other operating systems developed today. Other operating systems like Windows Mobile, I-Phone OS, Symbian, and many more that also offers a wealth of content and to optimally hadware runs on top of existing devices. Android offers a different environment for development. ISEST Simulations for Android is an application that’s develop on the Android Operating Systems, This application has the features needed for a simulation for ISEST test, such as set of ISEST listening test, and also the theory test, not only that this application also comes with the set theory of the english grammar and usage, tenses formula, a to z list of regular and irregular verbs and many other features, that can help you if you want to learn or improve your English knowledge before taking ISEST Test. This application was made for those of you who want to do ISEST Test so you have a good preparation when facing ISEST Test.
Keywords: Android, Mobile applications, ISEST, Simulator
iii
1. Pendahuluan 1.1
Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi semakin pesat dan cepat, khususnya teknologi
informasi dan komunikasi. Hal ini membuat manusia bagaikan tak terpisah oleh jarak ruang dan waktu. Dengan perkembangan teknologi yang kian maju, manusia dapat membuat berbagai macam peralatan sebagai alat bantu dalam menjalankan berbagai aktivitas untuk mendukung produktifitas. Dengan
segala
aktifitas
yang
kian
padat
menjadikan sebagian orang memiliki tingkat mobilitas yang tinggi.Terkadang hal yang ingin dilakukan menjadi terus terbengkalai karena faktor jarak dan waktu.Salah satunya ISEST yang sulit untuk dilakukan.Salah satu faktor penyebabnya adalah terbatasnya informasi, jarak dan waktu. Misalkan ketika seorang mahasiswa tingakt akhir di amikom ingin melaksanakan latihan atau test ISEST yang berada di suatu tempat atau daerah yang mana tempatnya terletak didaerah yang jauh dari tepat dia tinggal, hal itu menyulitkan jika kita ingin melaksanakan latihan atau test ISEST. Seiring dengan tingkat mobilitas yang tinggi, beberapa tahun terakhir tengah marak perangkat bergerak atau mobile device. Salah satu perangkat mobile yang paling pesat adalah Handphone dimana hampir setiap orang memilikinya. Dari berbagai data yang ada dari kurang lebih 7 miliar jumlah penduduk dunia 6 miliar diantaranya memiliki 1
Handphone , Handphone yang sedianya sebagai alat komunikasi, saat ini sudah lebih dari fungsi dasarnya. Berbagai macam fitur telah ditanamkan, seperti pengolah gambar dan video, pengolah dokumen dan lain sebagainya.Hal ini tak lepas dari penggunaan Sistem Operasi pada Handphone.Layaknya pada komputer, Handphone pun dapat di instal berbagai macam aplikasi yang diinginkan. Android sebagai Sistem Operasi berbasis linux yang dapat digunakan di berbagai perangkat mobile.Android memiliki tujuan utama untuk memajukan inovasi piranti telepon 1
http://www.merdeka.com/teknologi/pelanggan-ponsel-dunia-capai-6-miliar.html di akses pada 11 jan 2014
1
bergerak agar pengguna mampu mengeksplorasi kemampuan dan menambah pengalaman lebih dibandingkan dengan platform mobile lainnya.Hingga saat ini Android terus berkembang, baik secara sistem maupun aplikasinya. ISEST merupakan serangkaian tes untuk menguji kemampuan bahasa inggris seseorang layaknya tes TOEFL yang di selenggarakan oleh ALC (amikom language center) dan untuk saat ini semua tesnya masih di lakukan secara manual Maka dari itu dengan adanya sistem dalam bentuk aplikasi android mobile diharapkanmenjadi lebih baik dari sistem manual agar dapat berjalan efektif dan efisien serta mempermudah kita jika ingin melakukan sesuatu. Oleh karena itu penulis mengambil judul “Membangun Aplikasi Simulasi ISEST berbasis sistem operasi Android Menggunakan App Inventor”, sehingga memberikan alternatif pilihan untuk mencari suatu referensi pelatihan ISEST melalui gadget android yang bisa diakses dimana saja dan kapan saja
1.2
Rumusan Masalah Melihat
latar
belakang
permasalahan
diatas,
maka
dapat
dirumuskan
permasalahan yang ada yaitu : Bagaimana membangun aplikasi Simulasi ISEST berbasis Android yang dapat dipergunakan sebagai media pembelajaran sebelum mengikuti ujian ISEST 1.3
Batasan Masalah Dalam penyusunan skripsi ini, penulis akan membangun sebuah aplikasi
“Simulasi ujian ISEST” yang berbasis Android dengan menggunakan MIT App Inventor dengan beberapa batasan, antara lain : 1. Merancang aplikasi android yang dapat memberikan simulasi test ISEST dalam ruang lingkup STMIK AMIKOM Yogyakarta 2. Simulasi ISEST ini berbasiskan pada Paper-Based ISEST Test yang terdiri dari 3 sesi, antara lain sesi listening, sesi structure& writen Expresion, dan Reading Comprehension.
2
sesi
3. Penekanan program aplikasi ada pada pengolahan data test berupa pengolahan soal, dan scoring 4. Sistem yang dianalisis dan dirancang berbasis Android 5. Aplikasi yang digunakan dalam proses pembuatan aplikasi ini adalah :
a. Program Editor :MIT.appinventor
1.4
b. Java Version
:Java 6 Update 16
c.
: App Inventor Emulator
Emulator Platform
TujuanPenelitian Tujuan penelitian tugas akhir ini adalah : 1. Sebagai syarat untuk menyelesaikan pendidikan program Strata 1 Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer “AMIKOM” Yogyakarta. 2. Menciptakan sebuah aplikasi yang dapat dipergunakan sebagai sarana belajar. 3. Menerapkan ilmu yang telah didapat selama diperkuliahan pada kehidupan sebenarnya.
1.5 Manfaat Penelitian Secara garis besar, manfaat yag dapat diperoleh dari penelitian dan perancangan aplikasi ini adalah:
Sebagai lingkungan pembelajaran mahasiswa dengan mempraktikan ilmu yang telah di dapat selama di bangku kuliah . sehingga di harapkan agar mahasiswa memiliki beka yang cukup untuk mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari
Agar dalam pengembangannya, aplikasi ini dapat digunakan sebagai acuan dalam perancangan sistem baru yang hampir serupa
Sebagai media pembelajaran sebelum mengikuti ujuan ISEST yang sebenarnya
3
1.6
Metode Penelitian Metode yang digunakan oleh penulis dalam membangun aplikasi ini ialah
menggunakan metode System Development Life Cycle (SDLC). SDLC meliputi fase-fase sebagai berikut : 1. Identifikasi a. Metode pengumpulan data 2. Inisialisasi dan perencanaan proyek 3. Analisis 4. Design a. Design Logikal b. Design Fisikal 5. Implementasi 6. Pemeliharaan. 1.6.1
Metode pengumpulan data Sedangkan untuk metode pengumpulan data yang digunakan oleh penulis :
1. Metode Observasi Metode observasi ini merupakan suatu cara pengumpulan data dengan pengamatan secara langsung maupun pengamatan tidak langsung terhadap obyek yang diteliti.
2. Metode Kepustakaan Metode ini dilakukan untuk mendapatkan konsep-konsep teoritis dengan cara menganalisa data pada literatur (pustaka) dan media lain yang dapat membantu dalam pemecahan masalah.
4
1.7 Sistematika Penulisan Secara garis besar sistematika penulisan skripsi terbagi atas lima bab, yaitu: BAB I
:
PENDAHULUAN
BAB II
:
LANDASAN TEORI
BAB III
:
ANALISIS DAN PERANCANGAN
BAB IV
:
IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN
BAB V
:
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
2. Landasan Teori 2.1 System devlopment Live Cycle (SDLC) Jogiyanto (2002), siklus hidup sistem (system life cycle), atau yang disingkat SLC adalah “proses evolusi yang diikuti dalam menetapkan sistem dan sub sistem informasi berbasis komputer”. SLC terdiri dari serangkaian tugas yang erat mengikuti langkah-langkah pendekatan sistem, karena tugas-tugas tersebut mengikuti sebuah pola yang teratur dan dilakukan secara topdown, SLC sering disebut sebagai pendekatan air terjun (waterfall approach) bagi pengembangan dan penggunaan sistem. Sedangkan System Development Life Cycle atau yang disingkat SDLC (Jogiyanto, 2002) adalah “metoda tradisional yang digunakan untuk membangun, memelihara dan mengganti suatu sistem informasi”. SDLC ini terdiri dari tujuh fase, diantaranya adalah 1. Identifikasi 2. Inisialisasi dan perencanaan proyek 3. Analisis 4. Disain Logikal 5. Disain Fisikal 6. Implementasi 7. Pemeliharaan
2.2. ISEST ISEST (Internationally Standardized English Skill Test)) adalah tes untuk menguji kemampuan atau kompetensi seseorang dalam bahasa Inggris layaknya seperti tes TOEFL yang di selenggarakan oleh ALC (amikom language center) sebagai salah satu persyaratan untuk mengikuti wisuda di STMIK AMIKOM yogyakarta. ALC membantu memastikan tes ini adalah ukuran valid yang
1
bisa digunakan untuk mencerminkan kemampuan bahasa inggris sebagai tren dan metodologi dewasa ini. 2.3 Pengenalan Android Android adalah sebuah sistem operasi untuk perangkat mobile berbasis linux yang mencakup sistem operasi, middleware dan aplikasi. Android menyediakan platform terbuka bagi para pengembang untuk menciptakan aplikasi mereka. Awalnya, Google Inc. membeli Android Inc. yang merupakan pendatang baru yang membuat peranti lunak untuk ponsel/smartphone. Kemudian untuk mengembangkan Android, dibentuklah Open Handset Alliance, konsorsium dari 34 perusahaan peranti keras, peranti lunak, dan telekomunikasi, termasuk Google, HTC, Intel, Motorolla, Qualcomm, T-Mobile, dan Nvidia. Pada saat perilisan perdana Android 5 November 2007, Android bersama Open Handset Alliance menyatakan mendukung pengembangan open source pada perangkat mobile.
2
2.4 Software yang digunakan 2.4.1 MIT App Inventor MIT App Inventor adalah sebuah aplikasi web-based yang memungkinkan pengguna untuk membuat sebuah aplikasi perangkat lunak untuk OS Android, MIT App Inventor mengunakan graphical interface, hampir mirip dengan graphical interface milik Scratch dan StarLogo TNG, yang memungkinkan pengguna untuk drag and drop objek visual untuk membuat aplikasi yang berjalan pada sistem Android yang sudah banyak digunakan diperangkat mobile. Aplikasi ini dibuat berdasarkan banyaknya permintaan untuk membuat developer tools untuk OS Android, dan aplikasi ini dirilis pada tanggal 15 Desember 2010 Ada dua bagian utama untuk MIT App Inventor ini : sebuah browser-based design screen dan sebuah java-based blocks editor (yang dijalankan dengan jendela terpisah dengan mengklik tombol “Open Blocks Editor”). Ada juga sebuah “Ekstra” aplikasi untuk mendownload dan menginstall yang berisi item atau data seperti sebuah emulator ponsel Android. Didalam Browser-Based MIT App Inventor untuk Android berisi daftar berbagai macam komponen seperti : tombol, suara, video, TinyDatabase, komponen jejaring sosial, sensor, text-to-
2
Nazruddin Safaat H, 2012. Android Pemrograman Aplikasi Mobile Smartphone dan Tablet PC Berbasis Android, hal 1-2
6
speech dan masih banyak lagi, pada dasarnya Browser-based interface ini menyediakan bahan untuk membangun sebuah Blocks untuk membuat suatu aplikasi. Untuk mulai membangun fungsi didalam program Android disediakan Java-based blocks editor.Blocks editor ini adalah built-in item yang tersedia untuk setiap aplikasi secara default. Disini, terdapat beberapa fungsi seperti : fungsi matematika, logika, lists, warna. Semua fungsi tersebut dihubungkan satu dengan yang lainnya untuk menciptakan sebuah “action”, seperti membuat aksi ketika tombol play diklik maka akan muncul suara. Blocks editor juga memiliki tombol yang berfungsi untuk menghubungkan ponsel Android yang telah terhubung ke komputer agar bisa digunakan untuk menjalankan program aplikasi tanpa harus menggunakan emulator.
2.4.2 Kawa Language Framework Kawa adalah bahasa pemprograman untuk platform java, kawa merupakan implementasi dari Scheme, Kawa memiliki banyak fitur yang berguna termusuk integrasi yang mudah terhadap Java, kawa dapat digunakan sebagai bahasa script dan juga bahasa visual, karena kawa sudah memiliki compiler sendiri, sehingga bahasa pemprograman kawa bisa seefisien Java, kawa juga merupakan kerangka kerja yang berguna untuk menerapkan bahasa pemprograman lain pada platform Java. Salah satu tool development yang menerapkan Kawa framework adalah App Inventor.
2.4.3 Java Java merupakan bahasa berorientasi objek (OOP) yaitu cara ampuh dalam pengorganisasian dan pengembangan perangkat lunak. Pada OOP, program komputer sebagai kelompok objek yang saling berinteraksi. Deskripsi ringkas OOP adalah mengorganisasikan program sebagai kumpulan komponen, disebut objek. Objek-objek ini ada secara independen, mempunyai aturan-aturan berkomunikasi dengan objek lain dan untuk memerintahkan objek lain guna meminta informasi tertentu atau meminta objek lain mengerjakan sesuatu. Kelas bertindak sebagai modul sekaligus tipe. Sebagai tipe maka pada saat jalan, program menciptakan objek-objek yang merupakan instan-instan kelas. Kelas dapat mewarisi kelas lain. Java tidak mengijinkan pewarisan jamak namun menyelesaikan kebutuhan pewarisan jamak dengan fasilitas antarmuka yang lebih elegan. Seluruh objek diprogram harus dideklarasikan lebih dulu sebelum digunakan. Ini merupakan
7
keunggulan Java yaitu Statically Typed. Pemaksaan ini memungkinkan
kompilator
Java
menentukan dan melaporkan terjadinya pertentangan (ketidak kompatibelan) tipe yang merupakan barikade awal untuk mencegah kesalahan yang tidak perlu (seperti mengurangkan variabel bertipe integer dengan variabel bertipe string). Pencegahan sedini mungkin diharapkan menghasilkan program yang bersih. Kebaikan lain fitur ini adalah kode program lebih dapat dioptimasi untuk menghasilkan program berkinerja tinggi. Java menggunakan model pengamanan tiga lapis (threelayer security model) untuk melindungi sistem dari untrusted Java code. Pertama, bytecode verifier membaca bytecode sebelum dijalankan dan menjamin bytecode memenuhi aturan-aturan dasar bahasa Java. Kedua, class loader menangani pemuatan kelas Java keruntime interpreter. Ketiga, manajer
keamanan menangani
keamanan tingkat
aplikasi
dengan
mengendalikan
apakah
program berhak mengakses sumber daya seperti sistem file, port jaringan, proses eksternal dan sistem window(Didik, 2007, h. 1).
3. Analisis Dan Perancangan Sistem 3.1 Analisis Sistem Analisis dilakukan untuk mengetahui kebutuhan yang diperlukan oleh sistem untuk mengembangkan aplikasi. Analisis dilakukan dengan mencari dan menentukan beberapa kebutuhan seperti data masukan, fungsi-fungsi yang dibutuhkan, data hasil proses sistem dan desain antar muka sistem. Konsep dasar i-SIM ini merupakan aplikasi simulasi soal-soal mendekati tes ISEEST yang berjalan di handset yang memiliki sistem operasi Android i-SIM merupakan perangkat lunak simulasi ISEEST berbasiskan teknologi android. User bisa menggunakan aplikasi ini jika mempunyai perangkat yang memiliki handset bersistem operasikan android. Didalam aplikasi ini user bisa melakukan simulasi tes ISEEST dengan menggunakan handset Android, ketika user awal masuk,user bisa langsung memilih untuk melakukan simulasi tes ISEEST yang terdiri dari tes listening dan tes teori, setelah user melakukan tes, hasil dari simulasi yang telah dilakukan oleh user akan muncul perhitungan hasil atau skor ISEEST ini didasarkan kepada penilaian paper based testISEEST.
8
3.1.1
Analisis Kebutuhan Sistem i-SIM Analisi kebutuhan sistem adalah untuk mengetahui kebutuhan-kebutuhan apa saja yang
diperlukan untuk merealisasikan sistem yang akan di bangun, dalam bagian ini akan di bagi menjadi dua bagian yaitu kebutuhan fungsional dan kebutuhan non fungsional 3.1.1.1 kebutuhan fungsional Analisis kebutuhan fungsional adalah paparan mengenai fitur-fitur yang akan di masukkan kedalam aplikasi yang akan dibuat. Fitur- fitur tersebut antara lain sebagai berikut: 1. Fitur Simulasi ujian ISEST 2. Sistem dapat mengkalkulasi skor dari simulasi ISEST 3. Sistem mampu menampilkan menu lain seperti help, dan about 4. Sistem mampu memberikan teori-teori pendukung ketika pengguna menjawab pertanyaan 3.1.1.2 Kebutuhan Non Fungsional Analisis kebutuhan non fungsional adalah analisis mengenai bagian yang akan mendukung proses pembuatan aplikasi Adabul Yaumiyah. Analisis kebutuhan non fungsional meliputi analisis kebutuhan perangkat keras untuk membuat aplikasi dan perangkat keras untuk menjalankan aplikasi. 3.1.2 Analisis Kelayakan Sistem Analisis ini digunakan untuk menentukan kemungkinan adanya
pengembangan terhadap
aplikasi ini. Analisis ini dilakukan agar sistem baru tersebut benar-benar dapat bermanfaat atau tidak. Berdasarkan pengamatan, aplikasi yang diusulkan layak karena. 1.) Perangkat lunak yang digunakan untuk menjalankan aplikasi mudah diperoleh di pasaran. 2.) Materi dalam aplikasi yang akan dibuat tidak melanggar hukum atau undang-undang yang berlaku. 3.) Perangkat yang digunakaan legal.
3.2 Perancangan Sistem Perancangan sistem dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara umum mengenai sistem yang akan dibuat.
9
3.2.1 Use Case Diagram Use case merupakan gambaran skenario dari interaksi antara user dengan sistem. Sebuah diagram use case menggambarkan hubungan antara aktor (pengguna) dan kegiatan yang dapat dilakukannya terhadap aplikasi. Berikut ini adalah use case diagram yang memperlihatkan peranan aktor dalam interaksinya dengan sistem.
Gambar 3 1Rancangan Use Case Diagram
3.2.2 Class
Diagram
Class diagram merupakan diagram yang digunakan untuk menampilkan beberapa kelas serta paket-paket yang ada dalam sistem atau perangkat lunak yang akan dibuat. Class diagram memberikan gambaran statis tentang sistem atau perangkat lunak yang kompleks
10
Gambar 3 2 Class Diagram I-SIM
3.2.3 Sequence Diagram Sequence diagram menjelaskan secara detail urutan proses yang dilakukan dalam sistem untuk mencapai tujuan daru use case. Interaksi yang terjadi antar class, operasi apa saja yang terlibat, urutan antar operasi, dan informasi yang diperlukan oleh masing-masing operasi
11
Gambar 3 3Sequence Diagram aplikasi i-SIM
3.2.4 Activity Diagram Activity diagram adalah teknik untuk menggambarkan logika prosedural, proses bisnis dan jalur kerja(Fowler, 2004, h. 163). Berikut ini adalah Activity Diagram aplikasi I-SIM dalam hal ini penulis hanya mencontohkan salah satu menu yang ada dalam menu aplikasi I-SIM
Gambar 3 4
activity Diagram menu teori
12
3.3 Rancangan Antar Muka Perancangan tampilan aplikasi ini menjelaskan bagaimana suatu aplikasi tertampil pada layar beserta tata letak menu dan materi yang ditampilkan sehingga terlihat menarik bagi penggunanya. Dan berikut adalah perancangan tampilan yang terdapat pada aplikasi I-SIM
3.3.1 Rancangan halaman menu utama Form ini adalah merupakan halaman awal untuk aplikasi i-SIM ini. Rancangan tampilannya seperti ditunjukan pada gambar dibawah ini.
Gambar 3 5 Rancangan Tampilan Home
4. Implemantasi dan Pembahasan 4.1 Implementasi Implementasi merupakan tindak lanjut dari hasil analisis dan perancangan sistem yang akan dibangun. Dan berdasarkan hasil dari analisis dan perancangan sistem yang sebelumnya. Tahap pembuatan aplikasi I-SIM ini adalah sebagai berikut:
4.1.1 Penerapan rancangan sistem Dalam pembahasan ini akan dijelaskan bagaimana cara membuat tampilan-tampilan yang ada pada aplikasi Simulator ISEST, juga bagaimana memanggil suatu tampilan dari tampilan yang lain 4.1.2 Uji coba Sistem Uji coba sistem bertujuan untuk mengetahui apakah sistem sudah dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan atau belum.
13
4.1.3 Manual Program Manual program berisi cara kerja aplikasi I-SIM, menjelaskan apa yang harus pengguna lakukan ketikan berada pada suatu tampilan dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai halaman yang diinginkan. 4.1.4 Manual instalasi Untuk bisa menggunakan aplikasi I-SIM pada smarthpone terlebih dahulu user perlu melakukan instalasi. Setelah proses instalasi berhasil kemudian pilih open apabila ingin membuka aplikasi yang baru saja selesai terinstal. Dan akan menampilkan halaman utama dari Aplikasi I-SIM sebagai berikut:
4.1.5 Pemeliharaan Sistem Untuk pemeliharaan
Gambar 4 1Halaman Utama
sistem pada aplikasi simulator
ISEST ini tergolong sederhana, karena memang aplikasi ini tidak menggunakan database makaUser tidak perlu khawatir akan adanya database yang hilang karena memang aplikasi ini tidak menggunakan database dalam pembuatanya. Dengan cara mem-back-up file aplikasi ini disuatu tempat pada komputer atau hand phone milik User maka system akan aman. Kemudian User bisa juga menginstall anti virus untuk mencegah komputer atau hand phone terkena virus yang bisa mengakibatkan aplikasi menjadi terganggu atau hilang
5. Penutup 5.1 Kesimpulan Setelah melalui beberapa tahapan dalam menyelesaikan Aplikasi Simulasi ISEST berbasis Android menggunakan App Inventor, dapat disimpulkan bahwa :
14
1. Aplikasi i-SIM dapat membantu persiapan sebelum melaksanakan tes ISEST yang sebenarnya 2. Simulasi ISEST menjadi lebih mudah karena menggunakan handphone atau handset yang mudah dibawa kemana-mana sehingga dapat diakses kapanpun dan dimanapun 3. Dengan aplikasi i-SIM ini pengenalan tentang ISEST ini menjadi lebih mudah 4. Performance aplikasi ini sudah tergolong cukup bagus karena dapat di jalankan dengan lancar pada heandset dengan spesifikasi rendah. 5. Aplikasi i-SIM ini bisa dijadikan sarana alternatif pengenalan ISEST 6. Dapat menghemat alokasi sumber daya listrik, karena penggunaannya hanya menggunakan handphone yang menggunakan sumber daya listrik yang kecil
5.2 Saran Pada penulisan skripsi ini tentu masih terdapat kekurangan yang dapat disempurnakan lagi pada pengembangan sistem berikutnya. Agar aplikasi ini dapat menjadi lebih baik terdapat beberapa saran yang dapat dipergunakan diantaranya : 1. Menambahkan fitur upload data dan hapus data, baik data soal, jawaban, suara, gambar dan lain lain 2. Menambahkan fitur simpan skor hasil simulasi, yang mana fitur ini bisa digunakan untuk menjadi patokan perkembangan user. 3. Menambahkan fitur pilihan bahasa Indonesia, dan bahasa yang lain. 4. Desain aplikasi i-SIM ini lebih dipercantik agar user tidak merasa bosan dengan interface aplikasi ini. Aplikasi i-SIM ini dikembangkan lagi dengan mengupdate data-data, baik data soal, jawaban, suara, gambar dan lain lain, agar pengguna aplikasi ini tidak merasa jenuh
15
Daftar pustaka Fowler, M. 2005.UML Distilled. Boston: Pearson Education Magnuson B. 2009. Building Blocks for Mobile Games: A Multiplayer Framework for App Inventor for Android. Massachusetts: Massachusettes Institute of Techology Mulyadi.2010. Membuat Aplikasi untuk Android. Yogyakarta: Multimedia Center Publishing Munawar.2005. Pemodelan Visual dengan UML. Yogyakarta: Graha Ilmu Prasetyo, D. 2007. 150 RAHASIA Pemrograman Java. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Priyonggo, A dan Fanani, A. 2004. Cara Mudah Menguasai TOEFL. Yogyakarta: Diglossia Media st
Riyanto, S. 2007. The 1 Student’s Choice TOEFL [Test of English as a Foreign Language]. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Sholiq. 2006. Pemodelan sistem Informasi Berorientasi Objek dengan UML. Yogyakarta: Graha Ilmu Stephanus, B.R. 2011.Mudah Membuat Aplikasi Android. Yogyakarta: C.V Andi Offset Wolber, D., dkk. 2011. App Inventor Create Your Own Android Apps. Canada: O’Reilly Media Inc
16