MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di dua lokasi yang berbeda yaitu peternakan kambing PE Doa Anak Yatim Farm (DAYF) di Desa Tegal Waru, Kecamatan Ciampea dan peternakan kambing Cordero Farm (CF) di Ciapus, Bogor. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai dengan Mei 2012. Materi Materi penelitian adalah kambing Peranakan Etawah (PE) sebanyak 185 ekor. Kambing yang digunakan adalah kambing yang baru lahir sampai dengan umur 11 bulan (I0), kambing yang sudah dewasa tubuh umur 1,0-1,5 tahun (I1), umur dua tahun (I2), dan umur tiga tahun (I3). Tabel 2 menyajikan rincian kambing PE yang digunakan. Jumlah total kambing PE I0 sebanyak 87 ekor, I1 sebanyak 58 ekor, I2 sebanyak 17 ekor, I3 sebanyak 23 ekor. Kambing PE I2 jantan tidak ditemukan di CF. Jumlah kambing jantan DAYF sebanyak 45 ekor dan CF sebanyak 35 ekor. Jumlah kambing betina DAYF sebanyak 52 ekor dan CF sebanyak 53 ekor. Sampel kambing PE dipilih secara tidak acak (Purposive Sampling). Tabel 2. Jumlah Kambing Peranakan Etawah yang Diamati Kondisi Gigi
Doa Anak Yatim Farm Jantan
Betina
Cordero Farm Jantan
Betina
Total
----------------------------------------(ekor)------------------------------------I0
27
7
25
28
87
I1
10
31
5
12
58
I2
2
9
0
6
17
I3
6
5
5
7
23
Total
45
52
35
53
185
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tongkat ukur, kaliper, pita ukur, digital camera, wearpack, sepatu boot, kalkulator, komputer dan alat-alat tulis serta lembar-lembar tabel untuk mengisi data mentah. Pengolahan data dan penyajian diagram kerumunan dibantu dengan menggunakan peranti lunak statistika ®
MINITAB 15.1.20.0. Gambar 1 menyajikan peralatan yang digunakan pada penelitian.
9
(a). Tongkat Ukur
(b). Kaliper
(c). Kamera Digital Sony Cybershot
(d). Pita Ukur Buterfly Brand
(e). Sepatu Boot AP
(f). Wearpack
(g). Kalkulator Casiofx-350ES
(h). Software statistik Minitab 15
Gambar 1. Peralatan yang Digunakan (a). Tongkat Ukur Prosedur, (b). Kaliper, (c). Kamera Digital Sony Cybershot, (d). Pita Ukur Buterfly Brand, (e). Sepatu Boot AP, (f). Wearpack, (g). Kalkulator Casiofx-350ES, (h). Software statistik Minitab 15
10
Penentuan Umur Kambing Frandson (1993) menyatakan bahwa umur kambing (I0) dilihat dari semua gigi yang belum permanen atau gigi susu masih utuh. Umur kambing (I1) dilihat dari satu pasang gigi susu seri yang tanggal dan berganti menjadi gigi permanen. Umur kambing (I2) dilihat dari dua pasang gigi susu yang tanggal dan diganti menjadi gigi permanen. Umur kambing (I3) dilihat dari tiga pasang gigi susu tanggal dan diganti menjadi gigi permanen. Gambar 2 menyajikan ilustrasi kondisi gigi I0, I1, I2 dan I3. I0
8 Gigi susu
Gigi Anak (di bawah 1 tahun) I1
2 Gigi seri pusat (central)
2 Gigi Dewasa
6 Gigi susu
(1-2 tahun)
I2
2 Gigi seri pusat (central)
4 Gigi Dewasa (2-3 tahun)
2 Gigi seri sisi (lateral) 4 Gigi susu
I3
2 Gigi seri pusat (central)
4 Gigi Dewasa
2 Gigi seri sisi (lateral)
(3-4 tahun)
2 Gigi seri (intermedial) 2 Gigi seri sudut (corner oncisors) Gambar 2. Susunan Gigi Kambing I0, I1, I2, dan I3
Pengukuran Variabel-Variabel Ukuran Linear Permukaan Tubuh Pengukuran variabel-variabel ukuran linear permukaan tubuh (panjang tulang) dilakukan pada penelitian ini. Panjang tulang diwariskan lebih tinggi dibandingkan dengan bobot badan. Menurut Dalton (1981), heritabilitas panjang tulang lebih besar dibandingkan dengan heritabilitas bobot badan. Gizaw et al. (2008) melaporkan bahwa nilai heritabilitas panjang badan dan lingkar dada masingmasing sebesar 0,27 dan 0,31. Prihartini (2000) menyatakan nilai heritibilitas bobot 11
badan lahir kambing PE 0,32. Janssens dan Vandepitte (2003) menyatakan bahwa heritabilitas ukuran tubuh pada domba sebesar 0,26‐0,57 dengan korelasi genetik sangat tinggi terhadap bobot hidup
X7
X9
X1
X3
X6
X2
X8
X4
X5 X10
Keterangan: Tinggi pundak (X1), Tinggi pinggul (X2), Panjang badan (X3), Lebar dada (X4), Dalam dada (X5), Lebar pinggul (X6), Lebar kelangkang (X7), Panjang kelangkang (X8), Lingkar dada (X9), Lingkar kanon (X10).
Gambar 3. Variabel-Variabel Ukuran Linear Permukaan Tubuh Kambing PE yang Diamati Variabel-variabel ukuran linear permukaan tubuh yang diamati meliputi tinggi pundak (X1), tinggi pinggul (X2), panjang badan (X3), lebar dada (X4), dalam dada (X5), lebar pinggul (X6), lebar kelangkang (X7), panjang kelangkang (X8), lingkar dada (X9), lingkar kanon (X10); seperti yang disajikan pada Gambar 3. Berikut ini disajikan prosedur pengukuran variabel-variabel ukuran linear permukaan tubuh pada kambing PE penelitian. Tinggi Pundak. Tinggi pundak (X1) diukur dari jarak tertinggi pundak sampai permukaan tanah. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan tongkat ukur dalam satuan cm. Pengukuran diilustrasikan pada Gambar 4.
12
Tinggi Pinggul. Tinggi pinggul (X2) diukur dari jarak tertinggi pinggul (lumbar vertabrae) yang tegak lurus terhadap permukaan tanah. Pengukuran dilakukan dengan tongkat ukur dalam satuan cm. Pengukuran diilustrasikan pada Gambar 4.
X1
X2 Gambar 4. Pengukuran Tinggi Pundak (X1) dan Tinggi Pinggul (X2) Panjang Badan. Panjang badan (X3) diukur dari jarak garis lurus dari tepi tulang processus spinosus sampai os ischium. Pengukuran dilakukan dengan tongkat ukur dalam satuan cm. Pengukuran diilustrasikan pada Gambar 5.
X3
X4
Gambar 5. Pengukuran Panjang Badan (X3) dan Lebar Dada (X4) Lebar Dada. Lebar dada (X4) diukur dari jarak antara penonjolan sendi bahu os scapula bagian kanan dan kiri. Pengukuran dilakukan dengan kaliper dalam satuan cm. Pengukuran diilustrasikan pada Gambar 5. Dalam Dada. Dalam dada (X5) diukur dengan cara menarik garis lurus dari puncak tertinggi pundak sampai tepi bagian bawah dada mengikuti garis lurus. Pengukuran dilakukan dengan tongkat ukur dalam satuan cm. Pengukuran diilustrasikan pada Gambar 6.
13
X5
X6
Gambar 6. Pengukuran Dalam Dada (X5) dan Lebar Pinggul (X6) Lebar Pinggul. Lebar pinggul (X6) diukur pada sendi pinggul (penonjolan tulang femur bagian atas) antara sebelah kanan dan sebelah kiri. Pengukuran dilakukan dengan kaliper dalam satuan cm. Pengukuran diilustrasikan pada Gambar 6. Lebar Kelangkang. Lebar kelangkangan (X7) diukur pada jarak antara sisi luar sudut pangkal paha (ox coxae) sebelah kanan dan sebelah kiri. Pengukuran dilakukan dengan kaliper dalam satuan cm. Pengukuran diilustrasikan pada Gambar 7.
X7
X8
Gambar 7. Pengukuran Lebar Kelangkang (X7) dan Panjang Kelangkang (X8) Panjang Kelangkang. Pengukuran pangkal kelangkangan (X8) diukur dari jarak antara pangkal paha sampai os ischium. Pengukuran dilakukan dengan pita ukur dalam satuan cm. Pengukuran diilustrasikan pada Gambar 7. Lingkar Dada. Lingkar dada (X9) diukur melingkari rongga dada (body of sternum) di belakang sendi bahu. Pengukuran dilakukan dengan pita ukur dalam satuan cm. Pengukuran diilustrasikan pada Gambar 8. Lingkar Kanon. Lingkar kanon (X10) diukur secara melingkar di tengah-tengah tulang metacarpal kaki depan sebelah kiri. Pengukuran dilakukan dengan pita ukur dalam satuan cm. Pengukuran diilustrasikan pada Gambar 8.
14
X9
X10
Gambar 8. Pengukuran Lingkar Dada (X9) dan Lingkar Kanon (X10) Rancangan dan Analisis Data Statistik Deskriptif Data yang diperoleh kemudian diolah secara deskriptif. Nilai rataan, simpangan baku dan koefsien keragaman pada variabel-variabel ukuran linear permukaan tubuh kambing PE, dihitung berdasarkan Mattjik dan Sumertajaya (2002). ̅
∑ ∑ √
̅)
̅ Keterangan: ̅ Xi n KK
= Rataan = Data ke-i = Banyak data sampel = Simpangan baku = Koefisien keragaman
Statistik T2-Hotelling Gaspersz (1992) menyatakan bahwa untuk menguji perbedaan vektor nilai rata-rata ukuran-ukuran tubuh diantara dua populasi, dapat menggunakan statistik T2-Hotelling. Pengujian tersebut dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut:
15
Ho : U1 = U2, artinya vektor nilai rata-rata ukuran tubuh kambing PE di Doa Anak Yatim Farm sama dengan ukuran tubuh kambing PE di Cordero Farm. H1 : U1 ≠ U2, artinya kedua vektor nilai rata-rata ukuran tubuh kambing PE berbeda. Statistik T2-Hotelling dirumuskan sebagai berikut: (
(
)
)
Selanjutnya besaran:
F=
)
T2
akan berdistribusi F dengan derajat bebas
dan
Keterangan: T2 = Nilai T2-Hotelling F = Nilai hitung untuk T2-Hotelling n1 = Jumlah data pengamatan di Doa Anan Yatim Farm n2 = Jumlah data pengamatan Cordero Farm = Vektor nilai rata-rata variabel acak dari Doa Anak Yatim Farm = Vektor nilai rata-rata variabel acak dari Cordero Farm p = Banyaknya variabel yang diukur Pada penelitian ini bila diperoleh perbedaan variabel-variabel ukuran linear permukaan tubuh kambing PE diantara lokasi pengamatan maka persamaan Analisis Komponen Utama dapat dibentuk pada masing-masing lokasi populasi kambing PE. Bila perbedaan tidak diperoleh, maka Analisis Komponen Utama dapat dibentuk pada gabungan dua lokasi yang dinyatakan sama. Analisis Komponen Utama Analisis Komponen Utama (AKU) digunakan untuk membentuk kerumunan data kambing PE pada masing-masing peternakan, berdasarkan skor ukuran dan skor bentuk. Gaspersz (1992) menerangkan struktur ragam peragam melalui kombinasi linear dari variabel-variabel. Secara umum Analisis Komponen Utama bertujuan untuk mereduksi data dan menginterpretasikannya.
16
Gaspersz (1992) menyatakan model statistik Analisis Komponen Utama sebagai berikut:
Keterangan: Yp
= Komponen utama ke-P (P = 1, 2, 3, ...10)
X1-p
= Variabel ke-P (P=1, 2, 3, ... 10)
a1p-app
= Vektor ciri atau vektor Eigen ke-P untuk P = 1, 2, ... 10 dengan komponen utama ke-P Nishida et al. (1982) dan Everitt dan Dunn (1998) menyatakan bahwa
komponen utama pertama disetarakan dengan ukuran, sedangkan komponen utama kedua disetarakan dengan bentuk. Everitt dan Dunn (1998) menyatakan bahwa bentuk merupakan hal yang lebih diminati para ahli taksonomi karena bentuk secara genetis lebih diwariskan. Berikut ini disajikan rumus persamaan ukuran berdasarkan rumus Gaspersz (1992) yang dimodifikasi sebagai berikut:
Keterangan: Y1
= Skor ukuran (Komponen utama pertama)
X1
= Tinggi pundak
X2
= Tinggi pinggul
X3
= Panjang badan
X4
= Lebar dada
X5
= Dalam dada
X6
= Lebar pinggul
X7
= Lebar kelangkang
X8
= Panjang kelangkang
X9
= Lingkar dada
X10
= Lingkar kanon
a11-a101= Vektor ciri atau vektor Eigen ke-P untuk P = 1, 2, ... , 10 Berikut ini disajikan rumus persamaan bentuk berdasarkan rumus Gaspersz (1992) sebagai berikut:
17
Keterangan: Y2
= Skor bentuk (Komponen utama kedua)
X1
= Tinggi pundak
X2
= Tinggi pinggul
X3
= Panjang badan
X4
= Lebar dada
X5
= Dalam dada
X6
= Lebar pinggul
X7
= Lebar kelangkang
X8
= Panjang kelangkang
X9
= Lingkar dada
X10
= Lingkar kanon
a12-a102 = Vektor ciri atau vektor Eigen ke-P untuk P = 1, 2, ... , 10 Penciri ukuran ditentukan dari nilai vektor eigen tertinggi pada persamaan ukuran. Penciri bentuk ditentukan dari nilai vektor eigen tertinggi pada persamaan bentuk. Pembuatan Diagram Kerumunan Diagram kerumunan dibuat berdasarkan sumbu X sebagai skor ukuran dan sumbu Y sebagai skor bentuk yang diperoleh berdasarkan persamaan ukuran dan bentuk. Setiap plot pada diagram kerumunan mencerminkan data setiap individu. Perbedaan pengelompokan data individu-individu pada diagram kerumunan diamati dan diperbandingkan. Pengolahan Data Pengolahan data untuk uji T2-Hotelling dan Analisis Komponen Utama ®
dibantu dengan peranti lunak statistik MINITAB 15.1.20.0. Penyajian diagram kerumunan juga menggunakan peranti lunak statistik yang sama.
18