Lama bunting
19-21 hari
Kawin sesudah beranak
1-24 jam
Umur sapih
21 hari
Umur dewasa kelamin
35 hari
Umur dikawinkan
8 minggu (jantan dan betina)
Siklus kelamin poliestrus (birahi)
4-5 hari
Lama estrus
12-24 jam
Saat perkawinan
Waktu estrus
Berat lahir
0,5 – 1 g
Berat dewasa
20-40 g jantan dan 18-35 betina
Jumlah anak perkelahiran
Rata-rata 6 ekor, bisa sampai 15 ekor
Kecepatan pertumbuhan
1 gram/hari
METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Sampel limbah green coke diperoleh dari Dumai, Riau. Sedangkan analisis laboratorium dilakukan di dua tempat yaitu Departemen Biokimia Jurusan Kimia FMIPA Institut Pertanian Bogor dan Laboratorium Terpadu IPB yang berlokasi di
jalan Sancang Bogor. Penelitian dilakukan selama 4 bulan dari bulan Mei 2007 sampai Agustus 2007
Bahan dan Alat Penelitian Bahan Penelitian a). Sampel Limbah Sampel limbah yang diteliti berupa serbuk dan bongkahan green coke yang merupakan residu (fraksi berat) dari proses penyulingan pada kilang minyak. Ada dua jenis sampel green coke yang diambil. Sampel green coke 2459 yang berasal dari truk pengangkut, dan sampel green coke 2460 yang berasal dari kapal tanker pengangkut green coke. b). Hewan Uji
Hewan uji yang digunakan adalah mencit dengan umur rata-rata 6-8 minggu dengan berat ± 21 – 24 gram
Variasi berat badan hewan uji mencit tidak boleh lebih dari 20% berat badan rata-rata dan berasal dari satu keturunan
Hewan uji mencit diperoleh dari Departemen Biokimia FMIPA IPB Bogor
c). Bahan Kimia Bahan kimia yang dipergunakan meliputi, akuades, formalin 5%, larutan kanji 2%, alkohol 96% , eter, dan bahan bahan kimia untuk pembuatan preparat histologis d) Alat Penelitian Peralatan yang digunakan meliputi timbangan (Fisher Scientific), timbangan analitik, disposable syringe 1ml (jarum cekok), plate, cawan, blender, botol minum, gunting dan pisau bedah, gelas ukur 10 ml, 25 ml dan 50 ml, labu takar 50 ml dan 100 ml, tabung, pipet, kaca penutup dan kandang mencit serta alat alat yang biasan digunakan untuk pembuatan preparat histologis (alat dan bahan bisa dilihat pada data Lampiran)
Pelaksanaan Penelitian Rancangan Percobaan Metode uji toksisitas mengacu pada LD50 test Metode OECD/OCDE, Metode perhitungan (UK Formula) dan Peraturan Pemerintah Nomor 85 tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah B3. Untuk uji total konsentrasi logam berat menggunakan metode spektroskopi serapan atom (AAS) yang mengacu pada USEPA (1992). Uji reproduksi pada mencit dilakukan berdasarkan metode Watanabe (1991) Penelitian uji toksisitas menggunakan metode statistik Rancangan Acak Lengkap (RAL) karena unit percobaan yang digunakan mencit yang bersifat homogen dan perlakuan dilakukan secara acak terhadap unit-unit percobaan tersebut.
Pemeliharaan Hewan Uji Mencit
Hewan uji mencit yang sehat diaklimatisasi atau diadaptasikan pada kodisi laboratorium dalam suatu kandang minimal selama 5 (lima) hari dan diberi makan dengan takaran pakan yang diberikan adalah 5 gram/ekor/hari serta di beri minum secara ad-libitum.
Hewan uji mencit jantan disimpan dalam kandang yang sesuai dengan dilengkapi alat makan dan minum. Satu kandang untuk satu ekor mencit dengan ukuran ± 30 x 20 cm2. Setiap hari kandang dibersihkan dan dilakukan desinfeksi sekali dalam seminggu. Sirkulasi udara diatur sedemikian rupa sehingga kelembaban, suhu, dan cahaya tidak terlalu berfluktuasi.
Penentuan Dosis Dalam penelitian ini dosis limbah green coke yang digunakan adalah sebanyak 5 seri dosis ditambah 1 kelompok kontrol setiap percobaan. Biasanya penentuan dosis dilakukan dengan mencari batas atas dan batas bawah dosis (LD100 dan LD0) namun dalam penelitian ini penentuan dosis langsung mengacu pada Peraturan Pemerintah RI Nomor 85 Tahun 1999 tentang Pengelolan Limbah B3 yang menyatakan bahwa “jika suatu limbah memiliki nilai LD50 akut secara
oral lebih kecil dari 50 mg/kg berat badan, maka limbah tersebut merupakan limbah B3”. Uji toksisitas akut untuk menentukan apakah limbah tersebut termasuk limbah B3 atau bukan, maka seri dosis yang digunakan pada pengujian ini adalah 5 mg/kg BB; 50 mg/kg BB; 300 mg/kg BB; 2000 mg/kg BB, 5000 mg/kg BB, dan 15000 mg/kg BB. Karena berat badan tikus bervariasi antara 21 sampai 24 gram, maka pemberian dosis didasarkan pada berat rata-rata tikus per kelompok perlakuan. Pembuatan larutan untuk masing-masing dosis dilakukan dengan menggerus limbah green coke sampai halus, disaring, kemudian ditimbang masing-masing 0,002 gr;0,02 gr; 0,12 gr; 0,8 gr; dan 2 gr dan masing-masing disuspensikan dalam 10 ml larutan kanji 2%
Uji Tokisisitas Akut (Penentuan LD50) Pengujian toksisitas akut dilakukan melalui dua percobaan. Pertama uji pendahuluan untuk mengetahui apakah limbah slag tersebut termasuk limbah B3 atau bukan berdasarkan dosis yang sesuai dengan baku mutu PP 85 Tahun 1999 tentang Pengelolaan limbah B3 yaitu 50 mg/kg BB. Kedua, uji lanjutan untuk menentukan nilai numerik aktual dari LD50 green coke, dengan masing-masing tahap pengujian sebagai berikut : 1. Mencit dibagi dalam bentuk kelompok berdasarkan dosis dengan rincian seperti pada tabel 4 dibawah ini 2. Pengelompokan dilakukan secara acak, kemudian diberi tanda/nomor pengenalnya untuk setiap kelompok tingkat dosis. 3. Masing-masing dosis diberikan kepada 5 ekor mencit jantan dengan pencekokan masing-masing sebanyak 0,4 – 0,5 ml (tergantung bobot badan mencit) 4. Pemberian limbah dilakukan secara oral dengan menggunakan syringe khusus 5. Sebelum perlakuan mencit dipuasakan dahulu selama minimal 4 jam 6. Mencit kontrol hanya diberi akuades sebanyak 0,5 ml 7. Pemberian perlakuan/pencekokan dilakukan 1 kali, yaitu pada hari pertama
8. Pengamatan dilakukan selama interval waktu 24 jam, 48 jam dan seterusnya sampai 14 hari. Persentase kematian untuk tiap dosis (apabila ada) dicatat pada tabel. 9. Mencit yang mati pada interval waktu pengamatan dibedah, kemudian diambil hati, ginjal dan limpanya untuk ditimbang dan dibuat preparat histologisnya. 10. Mencit yang masih hidup berat badannya terus ditimbang selama interval waktu 24 jam, 48 jam dan seterusnya sampai 14 hari. 11. Pada akhir pengamatan, dua ekor mencit dari tiap dosis perlakuan dibunuh, kemudian diambil hati, ginjal dan limpanya untuk dibuat preparat histopatologinya dan bobotnya ditimbang. 12. Analisa data dilakukan secara statistik, berdasarkan laju peningkatan berat badan rata-rata mencit dan jumlah kematian mencit untuk masing-masing dosis. Untuk mengetahui nilai LD50 dilakukan dengan metode analisis probit dengan interval kepercayaan 95%. Tabel 5. Rincian Seri Dosis untuk Uji Tosisitas Akut Kelompok Dosis
Jumlah mencit (ekor) Dosis per kelompok (mg/kg BB mencit) 5 50 300 2000 -
1
kontrol 5
5000 -
2
-
5
-
-
-
-
3
-
-
5
-
-
-
4
-
-
-
5
-
-
5
-
-
-
-
5
-
6
-
-
-
-
-
5
Uji Toksisitas Kronis (Metode Perhitungan dengan UK Formula) Metode pengujian toksisitas (nilai LD50) kronis dilakukan dengan melakukan uji konsentrasi total logam berat yang terkandung dalam green coke tanpa melakukan uji LD50
terhadap hewan uji mencit, kemudian dilakukan
metode perhitungan (UK Formula) Yaitu dengan melakukan perhitungan nilai LD50 suatu limbah melalui pendekatan konservatif atas nilai LD50 rujukan komponen kandungan bahan pencemar yang terendah (data rujukan Sax & CHRIS
dalam Lewis 2000) dan hasil analisa total konsentrasi logam berat. Nilai-nilai LD50 dari komponen kandungan bahan tercemar tersebut kemudian dijumlahkan dan selanjutnya dibandingkan dengan standar nilai LD50 dari referensi internasional. Model perhitungan penentuan LD50 menggunakan persamaan sebagai berikut : 100/LD50waste+[sum]Cx/LD50x(1)100/LD50waste + C1/LD501 + C2/LD502+… + Cn/LD50n(2) Dimana : LD50waste adalah nilai LD50 limbah slag yang ditentukan (mg/kg) LD50 x adalah nilai LD50 rujukan bahan pencemar yang digunakan (mg/kg) Cx
adalah kadar bahan pencemar yang ada dalam limbah (% berat)
100 adalah faktor konversi dari mg/kg ke % berat Persamaan nomor (2) kemudian dapat disederhanakan lebih lanjut menjadi persamaan sebagai berikut : LD50waste = 100/ (C1/LD50 1 + C2 /LD50 2 + ….. + Cn / LD50 n )(3) Uji Reproduksi Uji reproduksi dilakukan untuk melihat pengaruh pemberian limbah green coke terhadap sistem reproduksi mencit. Disediakan 5 ekor mencit jantan dan 5 ekor mencit betina. Setelah mencit diadaptasi, satu ekor mencit jantan dan satu ekor mencit betina dimasukkan ke dalam satu kandang. Tiga hari sebelum pencampuran, mencit-mencit tersebut diberi pakan perlakuan yang mengandung green coke dengan dosis disesuaikan setelah didapatkan dosis LD50 ( setelah uji toksisitas akut). Setelah itu, baru mencit dicampurkan ke dalam satu kandang. Jika mencit betina telah menunjukkan tanda-tanda kehamilan, maka mencit betina tersebut dipisahkan dari jantannya. Bayi mencit yang dilahirkan ditimbang, kemudian diamati gejala kelainan fisik yang mungkin tampak.
Penentuan Kandungan Logam Berat Penentuan kandungan logam-logam berat pada sampel green coke dilakukan dengan menggunakan metode uji TCLP (Testing Characteristic Leaching Procedure) yang mengacu pada US EPA (1992). Pada uji TCLP ini, sampel green coke digerus sampai ukuran ± 9,5 mm, kemudian dilarutkan dalam larutan pengestrak (asam lemah dengan pH 4,9 ± 0,05 ) , dengan perbandingan campuran cairan : padatan 20:1 kemudian diaduk dalam rotari ekstraktor pada kecepatan 30 rpm dan
22±2°C
selama
18±2 jam. Setelah diaduk, sampel
disaring . Filtrat yang diperoleh, yang disebut dengan ekstrak TCLP, kemudian dianalisis kandungan logam beratnya dengan menggunakan metode AAS.
HASIL DAN PEMBAHASAN