PERFORMA PEMIJAHAN BAWAL BINTANG (Trachinotus blochii) DENGAN
PERBEDAAN PERBANDINGAN JANTAN DAN BETINA Oleh :
Sarwono *), Taufan Haryono**), dan M. Imron ***) Abstrak Pemijahan bawal bintang dapat dilakukan secara alami dan dengan rangsangan hormonal (hormon HCG) yang diberikan mealalui ijeksi dengan dosis 250 IU/kg. Dari Pemijahan yang telah dilakukan, telur yang dihasilkan masih fluktuatif baik dari jumlah maupun kualitasnya. Pada waktu pemijahan induk, perbandingan antara jantan dan betina juga mempengaruhi kuantitas dan kualitas telur yang dihasilkan. Dengan melihat kondisi yang ada, maka perlu adanya kajian terhadap komposisi induk Jantan – Betina untuk melihat performa pemijahan bawal bintang (Trachinotus blochii). Kegiatan dilakukan pada bulan Pebruari 2012-Juni 2014 di Balai Budidaya Laut Lombok, Sekotong, Lombok Barat. Setelah induk jantan dan betina disuntik 2 kali dikumpulkan pada bak pemijahan (kapasitas 8-10 m3) pemijahan biasanya terjadi pada waktu malam hari (antara jam 19.00-21.00 WIB). Pengaturan komposisi jantan dan betina saat pemijahan,sebagai berikut : jantan dan betina : 1 : 1 jantan dan betina : 1,5 : 1 jantan dan betina : 2 : 1 Jantan dan betina : 2,5 : 1 Pemijahan ikan bawal bintang dengan perbandingan jantan dan betina yang berbeda menunjukkan perbandingan yang terbaik pada komposisi 2,5 : 1 dengan derajat pembuahan 93,33%, perbandingan 2 : 1 dengan derajat pembuahan 85,71%, perbandingan 1,5 : 1 dengan derajat pembuahan 47,17% dan hasil terendah pada perbandingan 1: 1 dengan derajat pembuahan 21,63%. Selama pemijahan fekunditas induk bawal bintang 65.714196.000 butir/ekor. Keyword : bawal bintang, pemijahan, proporsi induk jantan-betina, derajat pembuahan, fekunditas *) Perekayasa pada Balai Budidaya Laut Lombok. **) Litkayasa ***) Litkayasa
1
SPAWNING PERFORMANCE OF SILVER POMPANO (Trachinotus blochii) AT DIFFERENT SEX RATIO by : Sarwono *), Taufan Haryono**), dan M. Imron ***) ABSTRACT Spawning of silver pompano (Trachinotus blochii) can be done by natural or hormonal stimulation through HCG hormone injection with the dose of 250 IU/kg. Egg produced in hormonal stimulation were varied both in quantity and quality. When broodstock mated, the quantity and quality of egg released were influenced by the ratio of male and female. Based on this condition, therefore it was required to investigate sex ratio in relation with spawning performance of silver pompano. The trials were conducted within several spawning cycles on February 2012-June 2014 at Lombok Marine Aquaculture Development Center, Sekotong, West Lombok. As soon as the broodstock injected 2 3 times, they were then gathered in spawning tank (capacity of 8 - 10 m ). Spawning process usually occured at the night (between 07.00-09.00 PM). The ratio of male and female involved in the were as follows : - male : female : 1 : 1 - male : female : 1,5 : 1 - male : female : 2 : 1 - male : female : 2,5 : 1 Spawning at different sex ratio showed the best result was at the composition of 2,5 male : 1 female with fertilization rate of 93,33%, following by 2 male : 1 female with fertilization rate of 85,71%, and 1,5 male : 1 female with fertilization rate of 47,17%. The lowest result was on ratio 1 male : 1 female with fertilization rate of 21,63%. During spawning period, fecundity of silver pompano’s broodstock was around 111.583-196.000 eggs/fish. Keywords: silver pompano, spawning, sex ratio of broodstock, fertilization rate, fecundity.
*) Perekayasa pada Balai Budidaya Laut Lombok. **) Litkayasa ***) Litkayasa
2
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Bawal Bintang
merupakan
ikan introduksi dari Taiwan dan merupakan
salah satu jenis ikan yang mempunyai prospek pemasaran yang cukup baik dengan harga pemasaraan yang cukup ekonomis dengan harga pasaran 60.000-70.000/kg (kondisi hidup) dan segar dengan kisaran harga 45.000-50.000/kg . Dengan meningkatnya permintaan pasar mendorong berkembangnya kegiatan budidaya di Karamba Jaring Apung sehingga ketersediaan benih siap tebar dalam jumlah yang cukup harus tetap tersedia dari kegiatan pembenihan. Didalam kegiatan pembenihan ketersediaan telur yang berkualitas sangat dibutuhkan dan harus kontinyu sehingga dapat mendukung ketersediaan benih untuk kegiatan pembesaran. Pemijahan bawal bintang dapat dilakukan secara alami dan dengan rangsangan hormonal (hormon HCG) yang diberikan dengan ijeksi dengan dosis 250 IU/kg. Dari Pemijahan yang telah dilakukan telur yang dihasilkan masih fluktuatif baik dari jumlah maupun kualitasnya setiap kali melakukan pemijahan. Upaya untuk memperbaiki kualitas telur yang dihasilkan perbaikan pakan yang diberikan dan pemberian multivitamin secara kontinyu. Pada waktu pemijahan jumlah induk, perbandingan antara jantan dan betina juga mempengaruhi kuantitas dan kualitas telur yang dihasilkan. Dengan melihat kendala – kendala yang ada, maka perlu adanya perekayasaan
performa pemijahan bawal bintang (Trachinotus blochii)
dengan perbedaan komposisi antara jantan dan betina. 1.2
Tujuan Mengetahui perbandingan antara jantan dan betina yang ideal pada pemijahan induk bawal bintang.
1.3
Sasaran Sasaran yang hendak dicapai diantaranya mendapatkan tingkat pembuahan > 50 % dari total telur bawal bintang yang dihasilkan.
3
II.
METODOLOGI
2.1 Waktu dan Tempat Kegiatan perekayasaan dilakukan pada bulan Februari 2012 -Juni Tahun 2014 di Balai Budidaya Laut Lombok, Sekotong, Lombok Barat. 2.2 Alat dan Bahan Peralatan yang digunakan dalam kegiatan perekayasaan adalah sebagai berikut : -
Bak beton dengan volume 10-15 m3 sebanyak 4 buah.
-
Karamba Jaring Apung HDPE dan Jaring untuk pemeliharaan induk dan pematangan gonad
-
Kolektor telur.
-
Selang kanulasi
-
Spuit
-
Peralatan kerja : ember, gayung, keranjang, scopnet,sikat dll Bahan yang digunakan untuk kegiatan perekayasaan, sebagai berikut :
-
Induk bawal bintang Ukuran 1,2-2,8 kg sebanyak 80 ekor.
-
Ikan segar dan Cumi-cumi
-
Multivitamin
-
Hormon HCG
-
Minyak cengkeh/ethyline glikol
-
Vitamin C
-
Kaporit
-
Bahan-bahan lainya.
2.3 Penanganan Induk dan Pemijahan a. Persiapan Bak Pemijahan Sebelum digunakan terlebih dahulu bak dan peralatan yang dipakai seperti selang aerasi, batu aerasi, timah pemberat dan peralatan lainnya direndam dengan kaporit kemudian dicuci sampai bersih. Hal ini dilakukan untuk mensterilkan semua peralatan supaya bebas dari penyakit seperti bakteri dan jamur. b. Seleksi Tingkat Kematangan Gonad Seleksi tingkat kematangan gonad dengan tujuan untuk memilih induk yang siap untuk dipijahkan, seleksi dilakukan dengan selang kanulasi. Sebelum induk diseleksi terlebih dahulu di bius dengan menggunakan minyak cengkeh dengan dosis 0,05 ml/liter diaduk sampai merata selama 2-3 menit. Setelah induk lemah/tidak agresif 4
seleksi dilakukan dengan cara memasukan selang kanula kedalam lubang urogenetalnya 2-3 cm kemudian selang dihisap dan ditarik secara perlahan-lahan, apabila ada cairan putih kental berarti induk tersebut jantan dan siap dipijahkan, sedangkan untuk induk betina yang matang gonad : berwarna bening/ kekuningan berbentuk butiran dan sudah terpisah. c. Penyuntikan hormon Setelah mendapatkan jumlah induk yang matang gonad sesuai yang diinginkan induk dilakukan penyuntikan pertama dengan menggunakan hormon HCG dengan dosis 250 IU/kg pada bagian punggung sebelah kanan, dan dilakukan penyuntikan yang kedua pada besok pagi ( 23-24 jam) pada punggung bagian kiri atau sebalikanya bergantian dengan penyuntikan pertama dengan dosis yang sama 250 IU/kg. Kemudian induk di masukan kedalam bak pemijahan. d. Pemijahan Setelah induk jantan dan betina disuntik dikumpulkan pada bak pemijahan (kapasitas 8 m3) dan dapat diisi 3-5 pasang induk dengan sex rasio 1 :1 pemijahan biasanya terjadi pada waktu malam hari (antara jam 18.00-24.00 WIB). Secara norma induk tersebut akan memijah setelah 12-41 jam dari penyuntikan terakhir (Ditjenkan Budidaya, 2008).
e. Pengaturan komposisi jantan dan betina saat pemijahan. Pada perekayasan komposisi pemijahan ikan bawal bintang antara jantan dan betina sebagai berikut : -
Komposisi jantan dan betina : 1 banding 1
-
Komposisi jantan dan betina : 1,5 banding 1
-
Komposisi jantan dan betina : 2 banding 1
-
Komposisi jantan dan betina : 2,5 banding 1
2.4 Pengumpulan Data a) Perhitungan telur Telur hasil pemijahan akan terkumpul pada kolektor telur di bak penampungan telur, telur dipanen pada pagi hari atau 10-11 jam setelah pemijahan dan dikumpulkan diakuarium dan dilakukan perhitungan jumlahnya :
=
Jumlahtelursampel 1000ml X Xvolume bak/akuarium. Banyaknyasampel volsampel( ml) 5
b) Derajat Fertilisasi telur Setelah dilakukan perhitungan telur kemudian telur diseleksi, telur yang bagus : terapung atau melayang berwarna transparan sedangkan telur yang jelek berwarna putih dan mengendap pada dasar, perhitungan telur yang bagus/fertil sebagai berikut : =
Jumlahtelurbagus X100 % Jumlahtotaltelur
III.
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Pemijahan Induk dan Kualitas Telur Dari hasil kegiatan pemijahan induk bawal bintang dengan perbandingan jantan dan betina yang berbeda dihasilkan data seperti tercantum pada Tabel 1. Tabel 1 : Data hasil pemijahan bawal bintang dengan perbandingan jantan dan betina yang berbeda. No
Perbandingan Komposisi Jantan dan betina
jantan
betina
Jumlah telur
bagus
tidak bagus
1
A (1 :1)
6
6
710.000
230.000
480.000
118.333
32,39 10,87
rata-rata fekunditas telur/ekor
Fertilisasi telur (%)
A (1 :1)
7
7
460.000
50.000
410.000
65.714
B (1,5 : 1)
9
6
485.000
60.000
425.000
80.833
12,37
B (1,5 : 1)
9
6
854.000
700.000
154.000
142.333
81,97
3
C (2 : 1)
10
5
980.000
840.000
140.000
196.000
85,71
4
D (2,5 : 1)
13
5
925.000
856.000
69.000
185.000
92,54
58.000
126.000
90,79
20.000
193.333
96,55
2
D (2,5 : 1) D (2,5 : 1) Rata-rata
13 7
5 3
630.000 580.000
572.000 560.000
62,90
Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa setiap pemijahan ikan bawal bintang dengan perbandingan jantan dan betina yang berbeda menunjukkan perbandingan yang terbaik pada komposisi jantan dan betina 2,5 : 1 dengan hasilkan rata-rata telur 715.000 butir dengan derajat pembuahan 93,33 % dengan rata-rata fekunditas telur 168.111 butir/ekor . Pada perbandingan jantan banding betina 2 : 1 dihasilkan telur 980.000 butir dengan derajat pembuahan sebesar 85,71 % dengan rata-rata fekunditas telur 196.000 butir/ekor. Perbandingan antara jantan dan betina 1,5 : 1 menghasilkan telur 669.500 butir dengan rata-rata fekunditas telur 111.583 butir/ekor dengan rata-rata derajat pembuahan 47,17 %. Hasil terendah diperoleh pada perbandingan jantan dan betina 1 : 1 dengan jumlah rata-rata tekur 585.000 butir dengan rata-rata fekunditas telur 21,63 % 6
dari dua kali pemijahan. Dari delapan kali pemijahan yang dilakukan, rata-rata derajat pembuahan induk bawal bintang 62,90 %. 1,200,000 1,000,000 800,000 jml
600,000
bagus 400,000
jelek
200,000 A (1 :1)
A (1 :1) B (1,5 : 1) B (1,5 : 1) C (2 : 1) D (2,5 : 1) D (2,5 : 1) D (2,5 : 1)
Gambar 1 : Jumlah telur bawal bintang (Trachinotus blochii) pada pemijahan perbedaan komposisi jantan dan betina. Derajat pembuahan (%) 120.00 100.00
81.97
85.71
92.54
90.79
96.55
80.00 60.00 32.39
40.00
10.87
20.00
12.37
A (1 :1)
A (1 :1)
B (1,5 : 1) B (1,5 : 1)
C (2 : 1)
D (2,5 : 1) D (2,5 : 1) D (2,5 : 1)
Gambar 2 : Derajat pembuahan bawal bintang ( Trachinotus blochii) pada pemijahan perbedaan komposisi jantan dan betina. rata-rata fekunditas telur/ekor 250,000
196,000
200,000 150,000
142,333
118,333
100,000
65,714
193,333
185,000 126,000
80,833
50,000 A (1 :1)
A (1 :1)
B (1,5 : 1) B (1,5 : 1)
C (2 : 1)
D (2,5 : 1) D (2,5 : 1) D (2,5 : 1)
Gambar 3 : Rata-rata jumlah fekunditas telur/ekor bawal bintang (Trachinotus blochii) pada pemijahan perbedaan komposisi jantan dan betina
7
Dari Gambar 1 dan 2 dapat dilihat perbandingan antara jantan dan betina 2,5 : 1 menunjukan yang terbaik dari jumlah telur yang dihasilkan, derajat pembuahan dan rata-rata fekunditas telur dari jumlah betina yang dipijahkan, diikuti dengan 2 banding 1 ; 1,5 banding 1 dan yang terakhir 1 banding 1. Dengan jumlah jantan dua setengah kali jumlah betina menyebabkan induk betina mendapatkan rangsangan/lawan pemijahan lebih banyak dari lawan jenisnya sehingga jumlah sperma yang dikeluarkan oleh jantan lebih banyak, sehingga derajat pembuahan yang di hasilkan lebih baik, karena secara umum berat induk jantan lebih kecil dibandingkan induk betina, dengan kisaran berat induk jantang 1,2-1,6 kg/ekor dan induk betina 1,4-2,8 kg/ekor. Dari Gambar 3 dapat dilihat fekunditas telur yang dihasilkan setiap ekornya masih fluktuatif hal ini disebabkan dari musim pemijahan (Maret- Oktober) dan rangsangan induk jantan pada saat pemijahan sehingga dapat merangsang induk betina lebih banyak mengeluarkan telur pada saat pemijahan. 3.2 Kualitas Air Media Pemijahan Induk Selama pemijahan, air terus mengalir/flowtrhough dengan menggunakan pipa goyang untuk mengatur ketinggian air pada bak pemijahan, dengan debet air ≥ 1,38 liter/detik. Dari pengukuran kualitas air, diperoleh hasil bahwa kualitas air masih bagus dan layak untuk kegiatan pemeliharaan ikan. Hasil pengukuran kualitas air dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Parameter kualitas air selama pemijahan induk bawal bintang Parameter Suhu pH Salinitas Oksigen terlarut (DO) Sumber : Lab Keskanling, 2012
Kisaran 27-30,5 °C 7,9-8,1 33-35 ppt 5,1-6,0 mg/liter
8
IV.
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan induk bawal bintang dengan komposisi jantan dan betina berbeda dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Perbandingan antara jantan dan betina yang terbaik pada pemijahan bawal bintang
dengan
perbandingan
2,5
banding
1
dengan
derajat
pembuahan/Fertilisasi telur 93,33 % dengan rata-rata fekunditas telur 168.111 butir/ekor. 2. Dengan jumlah jantan lebih banyak dari betina dapat memberikan rangsangan kepada betina untuk memijah dan mengeluarkan telur lebih banyak pada waktu pemijahan. 3. Tingkat pembuahan rata-rata yang dicapai 62,90 % dari target 50%. 4.2 Saran
Disarankan perbandingan jantan dan betina 2,5 : 1 bila berat (ukuran) induk jantan lebih kecil dari betina.
DAFTAR PUSTAKA Aquaculture Asia Magazine, April-Juni 2008, Breeding and seed production of silver pompano (Trachinotus blochii, Lacepede) at the Mariculture Development Center of Batam. page 47. Ditjenkan Budidaya, 2008 . Teknik Pembenihan Ikan Bawal Bintang, BBL-Batam. 83 halaman Hartanto, N; Tinggal Hermawan, Juniyanto NW dan Fernando 2009. Teknik Budidaya Ikan Bawal Bintang , BBL-Batam .
9