Tatap muka ke 13 & 14 PokokBahasan :
SINKRONISASI / INDUKSI BIRAHI DAN WAKTU IB
1. Tujuan Intruksional Umum
Mengerti tujuan sinkronisasi / induksi birahi
Mengerti cara- cara melakuakn sinkronisasi birahi/induksi birahi
Mengerti gejala - gejala birahi
Mengetahui waktu IB yang tepat
2. Tujuan Intruksional Khusus
Mampu menjelaskan tujuan sinkronisasi/induksi birahi
Mampu melakukan induksi birahi
Mampu mendeteksi ternak yang sedang birahi
Mampu melakukan IB pada sat yang tepat
3. Uraian materi Sinkronisasi estrus Pada prinsipnya siklus estrus dapat dilakukan karena dalam siklus estrus ada dua fase, yaitu fase folikuler dan fase luteal yang sangat berbeda secara hormonal. Fase luteal memerlukan waktu yang lebih panjang dari fasefolikuler. Sinkronisasi estrus dapat dilakukan dengan memanipulasi siklus birahi, Yaitu:
Menghilangkan fungsi korpus luteum (corpus lutewri)
Menekan perkembangan folikel selama fase luteal
Keuntungan siklus estrus pada ternak adalah sebagai berikut:
Memudahkan dan efisiensi deteksi birahi
Memudahkan dalam pelaksanaan kawin buatan
Memudahkan tatalaksana pemberian pakan temak bunting
Memudahkan tatalaksana kelahiran dan pemeliharaan anak
Memudahkan tatalaksana penggemukan anak jantan
Memudahkan tatalaksana pembibitan
Memudahkan pemasaran
Universitas Gadjah Mada
Induksi estrus pada ternak sapi, kerbau, domba ,kambing, babi dan kuda dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
Inukleasi korpus luteum melalui rektum (sapi,kerbau, kuda)
Dengan preparat estrogen
Dengan progesteron atau progestagen
Prostaglandin F2 alfa (PGF2a)
Sinkronisasi estrus pada sapi dapat dilakukan beberapa cara:
1. Menghilangkan corpus luteum (CL) atau enukleasi luteal
Perusakan fisik pada CL dengan menggunakan jari melalui rektum, pada saat CL dalam keadaan berfungsi (masak)
Perlu tenaga yang professional
50 - 60% dari sekelompok sapi yang peka -> 4 hari kemudian akan birahi
Resiko: hemorhagia, perlekatan fimbria
2. Penyuntikan progesteron
penyuntikan selama 18-20 hari (50mg/hari)
menghambat fase luteal melalui umpan balik negative
kelemahannya: injeksi memerlukan waktu dan tenaga, timbulnya birahi bervariasi kurang lebih 5 hari, fertilitas menurun/rendah
3. Pemberian progestagen aktif per oral (mulut)
mengatasi kesulitan ke 2(diatas 0, dan lebih tepat untuk kelompok ternak yang besar dikandangkan dan terprogram pemberian pakannya
progestagen
sintetik
yaitu
Melengestrol
Asetat(MGA)
dan
Medroxiprogesteron (MPA), namun demikian kebatan MGA seratus kali MPA
Pemberian lewat pakan selama 15-18 hari dan birahi terjadi 3-5 hari kemudian setelah penghentian perlakuan
Fertilitas rendah (42%) dan menjadi 82% pada estrus berikutnya
Pemberian estrogen dan gonadotrophin menghambat MGA -> fertilitas tetap rendah
Universitas Gadjah Mada
4. Implan silastik
Implan silastik yang mengadung MGA ditanam dibawah fculit leher
atau
dibawah kulit luar telinga selama 22-64 hari
36-72 jam setelah penghentian perlakuan terjadi birahi 64%
5. Spon intravagina
progestagen juga dapat dimasukkan kedalam vagina dengan memakai spons, diharapkan dapat menghasilkan estrus yang lebih baik
pemasangan spons selama 18-21 hari, dan birahi akan tarnpak 24-72 jam setelah pengambilan spons dari vagina
Kelemahan: spons sering berabah tempat, kerusakan mukosa vagina dan infeksi
Progesterone-releasing intra vaginal device (PRID) adalah alat intravagina pelepas progesteron dengan speculum-> pada bagian vagina anterior
Dengan penyuntikan PMSG (750-2000 IU) sebelum dan sesudah pengeluaran spons -> dapat meningkatkan birahi dan fertilitas
6. Progestagen dalam waktu singkat
Untuk meningkatkan fertilitas progestagen diberikan 9-12 hari saja
Sebelumnya disuntikkan 5-7,5 mg EB dan 50-250 mg progesteron dan setelah penghentian perlakuan, maka 56 jam kemudian birahi dan di IB
7. Injeksi prostaglandin F2alfa (PGF2α)
Publikasi I mengenai terapi prostaglandin baru muncul tahun 1970 dan terus berkembang sejalan ditemukannya analog prostaglandin
Lebih sederhana dan mencegah menurunnya fertilitas
Penyuntikan intra muskuler tunggal -> fase luteal, dan ganda (10-12 hari ) untuk yang heterogen fasenya . IB dilakukan 48-72 jam atau 72 dan 96 jam(IB ganda)
Contoh PGF2alfa analog: ICI 80996, ICI 81008, Reprodin, Penyuntikan tunggal yang mengandung 500g kloprostenol yang diberikan pada fase luteal menyebabkan estrus 48-72 jam kemudian, atau pemberian reprodin yang mengandung 3mg/ml sebanyak 5 ml pada fase luteal. Bila dosis ganda dengankisaran waktu 10-12 hari maka birahi dapat terjadi serentak
Universitas Gadjah Mada
90-95%
Pengulangan inseminasi 24 jam kemudian, dapat memberikan hasil yang lebih baik
Sinkronisasi birahi pada domba dan kambing Usaha
penyerentakan birahi dengan
progesteron dengan penyuntikan, oral
menggunakan
hormone
bersama pakan maupun
dengan
impalan dibawah kulit telah terbukti baik untuk mengatur siklus birahi. Namun demikian untuk skala besar komersial tetap tidak menarik seperti halnya pada sapi, terutama karena rendahnya fasilitas setelah perlakuan (30-50%). Beberapa cara sinkronisasi birahi pada domba adalah: 1. Spans intravagina
Robinson pada tahun 1965 pertama kali berhasil menggunakan spons intravagiana poliuretan(progestagen sintetik Cronolone atau SC 9880 ), 30-45 mg-> 14-16 hari
24 -72 jam setelah perlakuan kemudian akan birahi, pemeberian PMSG 350-750IU dapat memperbaiki fertilitas dan mempercepat birahi
Pemberian progestagen dapat merubah pola kotraksi uterus dan dapat menurunkan daya hidup spermatozoa sementara keadaan tersebut diatasi dengan dosis 250 juta/ 0,2 ml semen diluted
2. Prostaglandin F2alfa Prostaglandin F2alfa analog (misalnya reprodin) sering digunakan untuk sinkronisasi estrus pada ternak kambing dan domba, dengan dosis 1,25 ml/ ekor. Untuk memperoleh hasil sinkronisasi yang hampir seragam sebaiknya dilakukan injeksi ganda (intramuskuler) dengan jarak waktu antara 8 sampai 10 hari pada domba serta 9 sampai 12 hari pada kambing. Birahi akan muncul 36 sampai 72 jam setelah injeksi. Inseminasi ganda dengan jarak waktu 18 sampai 24 jam dapat meningkatkan angka kebuntingan (conception rate). Angka konsepsi mulai dapat diamati pada umur kebuntingan 50-60 hari dengan menggunakan UPD (Ultrasound pregnancy detector) dengan tingkat ketelitian antara 85 - 95%. Siklusbirahi dan lama birahipada ternak bervariasi, berbeda-beda menurut jenis dan bangsa ternak (label 3). Pada prinsipnya perkawinan
Universitas Gadjah Mada
hendaknya
dilakukan sebelum atau menjelang terjadinya ovulasi. Hasil perkawinan setelah sinkronisasi birahi biasanya mempunyai angka konsepsi yang lebih rendahjika dibanding dengan angka konsepsi pada siklus berikutnya. Pemberian hormon PMSGatau kombinasi antara PMSG dengan HCG saat pengambilan spons dapat meningkatkan angka konsepsi.
Tabel 3 . Siklus estrus, lama estrus dan ovulasi pada berbagai ternak Sapi
Domba
Babi
Kuda
Kambing
Siklus estrus (hari)
21
17
20
22
20
Metestrus(hari)
3-4
2-3
2-3
2-3
-
Diestrus (hari)
10-14
10-12
11-13
10-12
-
3-4
2-3
3-4
2-3
2-3
Estrus (jam)
12-18
24-36
48-72
4-8 hari
34-38
Ovulation
10-12*
Akhir
Mid estrus
1-2**
Akhir
Proestrus (hari)
estrus
estrus
Sumber: Bearden and Fuquay, (1980); * = jam sesudah estrus; ** = hari sesudah estrus berakhir
4. Latihan - latihan a. Apa tujuan melakukan induksi birahi / sinkronisasi pada ternak ? b. Bagaimana cara melakukan induksi birahi ? c. Bagaimana gejala-gejala birahi pada ternak ? d. Kapan IB harus dilakukan untuk mendapatkan hasil yang baik ? 5. Rangkuman singkat Induksi estras perlu dilakukan pada ternak bertujuan agar ternak mengalami estrus dalamwaktu yang lebih singkat ataucepat, estrus dapat terjadi pada waktuyang hampir bersamaan dalam sekelompok ternak yang kita induksi estrus. Oleh karena itu pelaksanaan perkawinan atau IB dapat dilakukan lebih efisien dan tatalaksana pemberianpakan, kelahiran, kesehatan dan pemasaran kelak lebih mudah dan ekonomis.
Universitas Gadjah Mada